BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian ini didasari atas beberapa penelitian sebelumnya yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Usman Daud, Umer Farooq dan Faiza Anwar, (2011) Lahore business school
Judul Impact of Advertisement on the Life Style of Pakistani Youth
Teori -Advertising -Life Style -S-O-R -Mass Media
Dariush Mozaffarian, (2011) National Institutes of Health and by the Searle Scholars Program
Changes in Diet -Life style and Lifestyle -Mass-media and Long-Term Weight Gain in Women and Men
Victoria Florida P. Dopo, (2012) BINUS University
Pengaruh Serial Tv "Cinta Cenat Cenut" Terhadap Gaya Hidup Hedonisme Dikalangan Pelajar SMAN 65 Jakarta Barat
-Mass Media -Life Style -Program TV
Ria Rezeki, (2013) BINUS University
Pengaruh Tayangan Program Acara Televisi Paranoia Di O Channel Tv
-Mass Media -Life Style -Program TV -Komunikasi Massa
7
Metodologi -Kuantitatif Regresi Sederhana dengan jenis penelitian asosiatif dan pendekatan survey. -Kuantitatif Regresi berganda dengan metode penelitian kuantitatif dan pendekatan asosiatif. -Kuantitatif Korelasi dan Regresi dengan metode penelitian asosiatif dan pendekatan survey. -Kuantitatif Korelasi dan regresi dengan pendekatan asosiatif
Hasil Iklan yang muncul dari sebuah media massa secara signifikan mampu mempengaruhi gaya hidup remaja dengan tingkat signifikansi <0.05
Respon dari masyarakat atas perubahan gaya hidup dapat terjadi dikarenakan kuantitas atau frekuensi menyaksikan televisi dengan nilai P < 0.001 Pengaruh sinetron Cinta Cenat Cenut yang ditayangkan di Trans TV memiliki pengaruh yang kuat sebesar 0,800 terhadap gaya hidup siswi SMUN 65, Jakarta Barat Terdapat pengaruh dari tayangan program acara televisi Paranoia di O Channel TV
8
Ali Hassan, Muhammad Daniyal (2013) Islamia University of Bahawalpur
Terhadap Perilaku Gaya Hidup Remaja (Studi pada SMA Bakti Mulya 400 Jakarta) (Periode: Maret - Mei 2013) Impact Of Television Programs And Advertisements On School Going Adolescents: A Case Study Of Bahawalpur City, Pakistan
-Advertising -Remaja -Media Massa
dan metode kuantitatif
memiliki pengaruh sebesar 0,469 terhadap perilaku gaya hidup remaja SMA Bakti Mulya 400 Jakarta
-Kuantitatif -Structural Equation Model (SEM) dengan pendekatan asosiatif dan metode survey.
Ditemukan simpulan bahwa masa remaja sangat mudah untuk terpengaruh dari program acara televise dengan nilai P-value sebesar .000.
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini dimana objek penelitian untuk mengetahui pengaruh program acara dengan gaya berpakaian adalah remaja atau mahasiswi. Selanjutnya, metode yang digunakan mayoritas sama yaitu metode korelasi dan regresi. Namun terdapat beberapa perbedaan seperti pada penelitian yang dijalankan oleh Victoria Florida P. Dopo, (2012) dan Ali Hassan, Muhammad Daniyal (2013) lebih terfokus pada anak SMA sedangkan penelitian ini lebih terfokus pada mahasiswa dan mahasiswi. Selain itu, subjek penelitian ini adalah program acara Fashion dan berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang telah dirangkum di atas.
2.2.
LANDASAN TEORI Teori umum dalam penelitian ini akan menjelaskan teori-teori umum dan
khusus yang digunakan menyangkut penelitian ini seperti komunikasi massa dan media massa.
2.2.1
Teori Komunikasi Massa
2.2.1.1 Definisi Teori Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari
9 sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan
kata
media
of
mass
communication
(media
komunikasi
massa)(Nurudin, 2007:3). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa(Ardianto, dkk, 2007:73). Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007:8) : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikatormassa biasanya organisasi forma seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaha. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah
10 individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor fim, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak biasa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Selain itu, terdapat definisi lain mengenai komunikasi massa. Menurut Josep A. Devito ( Nurudin, 2007: 11 ) menyebutkan bahwa: “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazine, films, books, and tapes”Jika di terjemahkan secara dapat diartikan bahwa “Pertama, komunikasi massa adalah komunkasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya.Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang berupa audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih luas bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapatdiketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya.
11 2.2.1.2 Ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain adalah (Nurudin, 2007:19) : 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga. Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, Komunikatornya bukan orang perorangan seperti wartawan misalnya. Meskipun pemilik modal dalam media massa adalah orang yang sering dan paling berpengaruh dalam menentukan kebijakan media yang bersangkutan, ia pun tidak bisa disebut seorang komunikator dalam komunikasi massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: -
Kumpulan individu Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa.
-
Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat. Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
-
Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen. Penonton televisi beragam pendidikannya, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi.
2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience atau komunikan sebagai berikut (Nurudin, 2007 : 22) : -
Audiencedalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan.
12 -
Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.
-
Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3. Pesannya Bersifat umum Pesan dalam komunikasi massa tidak ditunjukan kepada satu orangatau satu kelompok masyarakattertentu. Akan tetapi pesan dalam komunikasi massa ditujukan pada khalayak luas atau plural. Pesan dalam komunikasi massa tidak boleh pesan-pesan yang bersifat khusus. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah Dalam komunikasi massa, kita hanya dapat melakukan komunikasi satu arah. Satu arah yang dimaksud disini adalah, ketika kitamenonton televisi atau membaca koran, ketika menonton atau membaca tentang suatu topik atau permasalahan yang dibahas kita hanya mendapatkan informasi saja, dan tidak menanggapi berita tersebut, tidak ada feedback. Berbeda dengan ketika kita sedang melakukan komunikasi tatap muka atau dua arah, anda berbincang dengan seorang teman dan pada saat itu juga kitaakan mendapatkan umpan balik ataufeedback. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Komunikasi massa menimbulkan keserempakan adalah, ketika menonton suatu program tertentu tanpa kita sadari, tidak hanya kita saja yang sedang menikmati dan mendapatkan informasi dari tayangan tersebut. Akan tetapi ada banyak, ribuan khalayak yang mendapatkan informasi yang sama dari tayangan yang sama, Karena mereka menonton tayangan yang sama meskipun tempatnya berbeda-beda. Inilah keunggulan dari komunikasi massa, proses penyebaran informasi yang dapat diterima secara serempak dalam waktu yang bersamaan. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Perlengkapan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan yang dimaksud adalah pemancar unutk media elektronik. Televisi dan Radio sebagai media penyalur komunikasi massa sangat bergantung pada pemancar untuk proses penyebaran informasi kepada khalayak.
13 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau penapis informasi adalah orang yang sangat berperan penting dalam penyaluran informasi melalui media massa. Gatekeeper bertugas untuk mengemas pesan agar mudah dipahami khalayak, selain itu ia bertugas untuk memilah materi mentah yang akan ditayangkan. Dalam hal ini Gatekeeper yang dimaksud anatra lain adalah reporter, editor film, editor surat kabar atau buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga sensor film.
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa, berarti kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Komunikasi massa berarti komunikasi melalui media massa. Berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Jadi , tidak akan ada komunikasi massa tanpa ada media massa. Beberapa fungsi komunikasi massa, yaitu (Nurudin, 2007: 66-90) : 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi masa.Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah berita yang disajikan. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, karena masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. 3. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berbentuk informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan di tajuk rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasif. 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya
14 tidak dapat dielakan dan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak terhadap setiap individu. Televisi, sebagai contoh, tidak hanya cermin, tapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan tematema tabu seperti telanjang dan seks, merefleksikan perubahan di dalam strukstur sosial (perubahan dimana televisi bertanggung jawab terhadap semua sebab itu). 5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Media massa mendorong masyarakat untuk bersatu, merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukanlah keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Misalnya, memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Bagi Laswell, dalam (Nurudin, 2007:78) menyebutkan bahwa, Komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.Fungsi pengawasan bisa di bagi dua, yaitu warning or beware
surveillance
atau
pengawasan
peringatan
dan
instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental. 6. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yangmenghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Fungsi ini sangat erat hubungannya dengan peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. 7. Pewaris Sosial Dalam hal ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan ilmu pengetahuan, norma, nilai, pranata, dan etika dari suatu generasi ke generasi.
Dari ketujuh fungsi diatas, penulis memilih 4 fungsi yang berkaitan dengan penelitian ini.Pertama sebagai sumber informasi, dimana informasi menjadi hal yang paling penting untuk mengetahui isi informasi yang disampaikan atau disajikan sebuah program televisi maupun radio.Kedua
15 sebagai hiburan, karena masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan.Dan untuk mengetahui pula apakah tayangan Fashion News disini memberikan hiburan yang tinggi bagi audience yang menyaksikannya. Ketiga adalah persuasi. Dalam hal ini, isi tayangan program FashionNews telah memberikan pengetahuan yang seakan mengajak audience untuk mengetahui fashion lokal maupun Internasional yang mereka sajikan, juga mengajak audience untuk selalu mengikuti perkembangan trend mode dunia fashion pada saat ini. Keempat sebagai transmisi budaya.Tayangan Fashion News telah merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial. Seperti seteleah audience menyaksikan tayangan ini, mereka akan terpengaruh untuk melakukan perubahan kecil pada dirinya, seperti mencari dan membeli koleksi fashion yang sedang trend saat ini untuk menyempurnakan penampilan dan gaya hidup mereka.
2.2.2
Media Massa
2.2.2.1 Pengertian Media Massa Satu kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa (cetak maupun elektronik). Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini. Bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Ketergantungan yang tinggi pada media massa tersebut akan mendudukkan media sebagai alat yang akan ikut membentuk apa dan bagaimana masyarakat. Misalnya bagaimana corak pakaian yang harus dipakai masyarakat atau bagaimana cara berbelanja yang baik dan efisien. Semua itu ditentukan media massa. Oleh karena itu, mengkaji dan mempelajari media massa sebagai salah satu alat dalam komunikasi massa menjadi sangat penting(Nurudin, 2007:33). Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain (Morissan, 2010:1).
16 Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003:134). Akan arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah menyodorkan beberapa asumsi pokok berikut (Nurudin, 2007:34) : 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan instutusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan dan sebagai alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Itulah beberapa asumsi yang dikemukakan oleh Dennis McQuail tentang peran media di tengah kehidupan masyarakat saat ini. Dimana media massa terus menjalankan berbagai macam inovasinya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
17 2.2.3.2 Jenis - Jenis Media Media massa dalam dunia jurnalistik, pada dasarnya dikategorikan ke dalam 3 (tiga) jenis berikut (Syarifudin Yunus, 2010 : 28) : 1. Media cetak, yang terdiri atas surat kabar, tabloid, majalah, bulletin atau jurnal dan sebagainya. 2. Media elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi. 3. Media internet (online), yaitu media internet seperti website, blog dan lain sebagainya.
2.2.3
Televisi
2.2.3.1 Definisi Televisi Televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti jauh dan visio yang berarti penglihatan, namun menurut Onong Uchjana Effendy (2003:174), TV adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton dirumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat gambar- gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film. Televisi merupakan salah satu media massa yang bersifat dapat didengar dan dilihat dalam bentuk gambar yang bergerak (audiovisual). Peranan televisi disini adalah sebagai media massa yang memberikan informasi, hiburan, motivasi pendidikan, serta kontrol sosial kepada khalayak. Televisi merupakan salah satu produk teknologi komunikasi yang besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Selain itu juga, dalam penyampaian informasi atau pesan, televisi mempunyai kelebihan seperti daya penyampaian pesan secara langsung dan serentak ke tempat jauh sekalipun.
2.2.3.2 Karakteristik Televisi Beberapa karakteristik dari televisi, yaitu (Ardianto, dkk, 2007:137-139): 1. AudioVisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual).Keduanya harus ada keserasian secara harmonis. Apabila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa
18 gambar tentu saja audienceakan merasa kesal. Bahkan mungkin lebih baik membaca surat kabar atau mendengarkan radio. 2. Berpikir dalam Gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran shooting di televisi adalah produser. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (thinks in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan, atau persuasi, sebaiknya ia dapat berpikir dengan gambar. 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan siaran radio, pengoperasian televisi lebih kompleks, dan tentunya lebih banyak melibatkan orang. Artinya semakin banyak tim yang terlibat, semakin banyak pula peralatan yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung. Berdasarkan karakteristik di atas, dapat diketahui bahwa pentingnya media televisi dalam menyampaikan pesan-pesan, karena bersifat efektif.
2.2.3.3 Fungsi Media Televisi Fungsi televisi tidak jauh berbeda dengan fungsi media massa lainnya yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur, serta membujuk. Di masyarakat, televisi
kini
telah
menjadi
suatu
kebutuhan.Melalui
televisi,
masyarakat
mendapatkan informasi tentang kehidupan sosial, informasi yang mendidik, dan menghibur (Ardianto, dkk, 2009:137).
2.2.3.4 Jenis Program Televisi •
AirMagazine Majalah udara atau yang sering disebut air magazinemerupakan bentuk
program yang didalamnya menyajikan informasi yang topik atau temanya hampir mirip seperti majalah cetak.Magazine adalah program yang berisikan informasi ringan namun dibahas secara mendalam, dengan kata lain magazine sejenis feature dengan durasi yang lebih lama sekitar kurang lebih 30 menit (Morissan, 2010). Magazine show adalah format acara TV yang mempunyai format menyerupai majalah (media cetak), yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase aktual dan timeless sesuai dengan minat dan
19 tendensi dari target penontonnya. Maka dari itu, ada beberapa prinsip mengenai jenis program magazine, yaitu (Naratama, 2006) : •
Pilihan sifat informasi: -
Memiliki informasi yang berciri atau khas serta sifat faktual karena jarang ada informasi fiski atau fiktifnya.
•
Tujuan pembuatan program: -
Tujuannya sangat terfokus pada suatu bidang misalnya majalah udara pendidikan, majalah udara lifestyle, majalah udara fashion.
•
Target audiencenya: -
Majalah udara juga dikategorikan sesuai dengan target audiencenya. Misalnya majalah udara anak, majalah udara orang tua, majalah udara wanita, majalah udara remaja.
Dalam penelitian ini, fokus program televisi yang digunakan adalah program magazine dimana Fashion News menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.Hal tersebut dikarenakan program ini memiliki informasi yang khusus dan spesifik serta bersifat faktual mengenai fashion dari selebriti dunia. Selain itu, informasinya yang spesifik maka fokus bidang yang dibahas pun jelas yaitu fashion dan lebih condong masuk dalam kategori audience wanita, karena yang kita ketahui bahwa fashion mayoritas lebih berkaitan dengan wanita.
2.2.3.5 Dimensi Menyaksikan Program Televisi Untuk mengukur pengaruh tayangan televisi juga dapat dilihat dari indikator frekuensi, durasi dan atensi.Menurut Ardiyanto 2007, ketiga pola ini sering dilakukan untuk mengukur pengaruh tayangan televisi, pengukuran frekuensi program mingguan seperti berapa kali dalam sebulan.Sedangkan pengukuran durasi penggunaan media dihitung berapa lama khalayak tergantung pada suatu media, berapa menit khalayak mengikuti program.
20 Kemudian hubungan khalayak dan program berkaitan dengan perhatian atau atensi.Frekuensi, merupakan penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali dalam sebulan seseorang mengkonsumsi tayangan suatu program televisi.Durasi merupakan data berupa berapa lama menyaksikan tayangan televisi serta atensi yaitu seberapa besar perhatian pada tayangan televisi (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007:140).
2.2.4
Teori Uses And Gratification Uses and Gratification (Kegunaan dan Kepuasan) merupakan pengembangan
dari model jarum hipodermik. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto, dkk, 2007:73). Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratification ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses On Mass Communication: Current Perspectives On Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya.Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007:191). Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratification, yaitu (Ardianto, Komalah, & Karlinah, 2007:74) : 1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana
21 kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Teori Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media.Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media.Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan (Nurudin, 2007:192). Kegunaan teori uses and gratification pada penelitian ini adalah, media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu.Program Fashion News telah memenuhi kebutuhan audiencenya, karena stimulus yang diberikan oleh program ini pastinya sangat berkaitan erat dengan sikap remaja dalam memenuhi kebutuhan fashion. Semakin banyak frekuensi seseorang dalam menonton sebuah progam televisi, besar kemungkinan akan timbul efek kepada penontonnya itu sendiri.
2.2.5
Gaya Hidup Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang mencerminkan
masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam alam pikiran manusia yang cenderung membaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologis manusia. Kemudian, gaya hidup ditunjukan oleh perilaku tertentu sekelompok orang atau individu yang menganut nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama. Gaya hidup yang berkembang di masyarakat dapat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur
22 kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya yang dapat membedakan status dirinya terhadap status dari orang lain melalui simbol atau nilai sosial. Gaya hidup dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu yang sifatnya tidak selalu sama dengan gaya hidup semua orang. Selain itu, gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang dengan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut di dalam masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Gaya hidup juga merupakan suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang.Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman secara tidak langsung teknologi juga akan semakin canggih. Maka semakin berkembang luas juga penerapan yang di lakukan oleh manusia dalam gaya hidup di dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya (Idi Subandy, 2007). “How human lifestyle behaviors can change over time, in which national differences rather than ethnic students can be investigated in relation to lifestyle behaviors”. Bagaimana perilaku gaya hidup manusia dapat berubah seiring waktu, dimana perbedaan nasional daripada etnis siswa dapat diselidiki dalam hubungan dengan perilaku gaya hidup (Schmidt, Manuela. (2012): 1-14). Dewasa ini, gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar para remaja. Apalagi para remaja yang berada di kota Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini.Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memfilter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi mereka sendiri, seperti kurangnya etika dalam berpakaian, etika berbicara, sikap dan pola berpikirnya (Siti Nurhasanah, 2009). Gaya hidup merupakan ekspresi dari suatu situasi individu, pengalaman hidup, nilai, sikap dan harapan dari seseorang. Singkatnya, gaya hidup merupakan bagaimana cara individu hidup. Fungsi dari karakteristik seseorang yang telah dibentuk melalui interaksi sosial dimana individu mengalami siklus hidup. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai atau norma, demografi, kelas sosial, referensi kelompok, keluarga dan juga karakter individu itu sendiri
23 seperti motivasi, emosi, dan personalitas dari dalam dirinya. Perbedaan gaya hidup seseorang akan mempengaruhi kebutuhan mereka (Cathy Neal, 2006:398). Definisi lain tentang gaya hidup, sebagai suatu cara hidup yang dapat di gambarkan dari bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda-beda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa, gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. Gaya hidup akan berkembang pada masing-masing aktivitas, ketertarikan dan opini (Setiadi, 2003:148). Keterkaitan teori gaya hidup dengan penelitian ini yakni sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah media TV broadcastingterhadap audience yang menyaksikan program Fashion News ini. Keberhasilan ini akan membuat audience menjadi lebih konsumtif terhadap minat berbelanja dan akan menimbulkan gaya berpakaian Mahasiswa Esmod.
2.2.5.1 Jenis Gaya Hidup Jenis gaya hidup secara luas dapat dibagi sebagai berikut (Susanto, 2010:11) : 1. Aktivitas Cara hidup yang dapat diidentifikasikan dengan bagaimana cara seseorang mengahabiskan waktunya. 2. Ketertarikan Apa yang akan dianggap penting dalam lingkungannya. 3. Pendapat Apa yang dipikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia di sekitarnya.
2.2.6 Remaja Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-
24 kanak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Kartini Kartono (2005: 148) “masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsifungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja dalam (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 7) adalah suatu masa ketika: a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualsekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaanyang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2.2.6.1 Batasan Usia Remaja
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini Kartono (2005: 36) dibagi tiga yaitu: a. Remaja Awal (12-15 Tahun) Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya.Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
25
b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya. c. Remaja Akhir (18-21 Tahun) Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil.Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian.Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya.Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
Dapat diketahui, pada penelitia ini bahwa Mahasiswa Esmod program fashion and pattern drafting adalah remaja yang masuk dalam kategori remaja akhir.Dimana pada mereka sudah bisa mengenali dirinya sendiri.Mereka sudah memiliki tujuan dan arah hidup yang mereka inginkan. Dalam hal fashion, pastinya mereka bisa menilai sendiri busana atau gaya berpakaian apa yang cocok untuk mereka kenakan. Mereka juga sudah bisa membedakan pada saat kapan mereka akan menggunakan pakaian formal, pakaian pesta, pakaian santai, dan pakaian lainnya yang dapat menunjang gaya hidup mereka, agar mereka lebih terlihat fashionable dan trendy.
26 2.3
Kerangka Pemikiran
Program Fashion News
Gaya Berpakaian Mahasiswa Esmod
Variable X
Variable Y
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
2.4
Model Penelitian Model dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Program Fashion News -Frekuensi -Durasi -Atensi
Gaya Berpakaian Mahasiswa Esmod
-Aktivitas -Ketertarikan -Pendapat
(Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007:137)
(Susanto, 2010:11)
Gambar 2.2. Model Penelitian
2.5
Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2011:58) adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep Variabel Program Acara
Dimensi Frekuensi
Indikator
Skala
-Selalu menonton setiap
Likert
episode program acara Fashion News
(5: Sangat
Fashion
-Lebih memilih untuk
Setuju, 4:
News
menonton program
Setuju, 3:
27 (Variabel X)
acara Fashion News
Durasi
Cukup Setuju,
dibandingkan kegiatan
2: Tidak Setuju,
lain
1: Sangat Tidak
-Selalu menyaksikan
Setuju)
program acara Fashion News awal hingga akhir -Selalu mengingat isi dari program acara Fashion News Atensi
-Sangat serius dalam menyaksikan program acara Fashion News -Menyarankan orang lain untuk menyaksikan program acara Fashion News
Gaya
Aktivitas
-Saya memakai baju-
Likert
Berpakaian
baju yang bermerek
Mahasiswa
semenjak menyaksikan
(5: Sangat
Esmod
program acara Fashion
Setuju, 4:
(Variabel Y)
News
Setuju, 3:
-Saya lebih seing jalanjalan di pusat
2: Tidak Setuju,
perbelanjaan setelah
1: Sangat Tidak
menyaksikan acara
Setuju)
Fashion News -Frekuensi belanja saya meningkat setelah menyaksikan acara Fashion News Ketertarikan
Cukup Setuju,
-Saya sering meniru gaya dari pengisi acara pada program acara
28 Fashion News -Saya selalu mencari informasi mengenai fashion setelah menyaksikan program acara Fashion News -Saya ingin terus mengikuti perkembangan fashion setelah menyaksikan program acara Fashion News Pendapat
-Saya, fashion adalah suatu aspek yang harus untuk terus diikuti -Saya, Fashion News memberikan arahan untuk terus mengikuti perkembangan fashion
2.6
Perumusan Hipotesis Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Program acara Fashion News memiliki hubungan yang signifikan dengan gaya berpakaian mahasiswa Esmod program FashionandPattern Drafting. H2: Program acara Fashion News memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gaya berpakaian mahasiswa Esmod program FashionandPattern Drafting.