BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitan Sebelumnya (State of the art) Dalam sebuah penelitian umumnya dibutuhkan hasil penelitian sebelumnya sebagai suatu referensi atau perbandingan untuk penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian lainnya dirangkum dalam bentuk tabel yang akan menunjukkan judul, peneliti, metodologi, masalah peneliti dan hasil penelitian.
Tabel 2.1 State of The Art N o 1
Judul
Peneliti
Peranan
Aryanti
Management
Puspokusum
Public Relations
o
Metodologi Kualitatif
dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Perhotelan: pada Re-Opening Hotel Mandarin Oriental, Jakarta (2011)
7
Hasil Penelitian Sebuah perusahaan hotel tentu saja memiliki Public Relations dalam mempertahankan citra positif perusahaan tersebut di mata publik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran Public Relations dalam membangun citra Hotel Mandarin Oriental setelah re-opening; (2) untuk mengetahui kegiatan kegiatan promosi apa saja yang dilakukan oleh Public Relations untuk mendukung re-opening Hotel Mandarin Oriental; (3) untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui selama kegiatan promosi Public Relations untuk mendukung reopening Hotel Mandarin
8
N o
Judul
Peneliti
Metodologi
Hasil Penelitian Oriental.
2
Aktivitas Public
Sylvia
Deskriptif
Relations Mal
Monani
Kualitatif
Ciputra Seraya Pekanbaru dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan (2014)
Berdasarkan hasil penelitian, PR Mal Ciputra berperan sebagai teknisi dan manajer. Peran teknisi dilihat mulai dari publikasi dan pembuatan event mal. Peran PR sebagai manajer terlihat dari penanganan kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di Mal Ciputra. Public Relations Mal Ciputra juga memiliki fungsi sebagai communicator yaitu sebagai komunikator yang mewakili perusahaan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi kepada publiknya. Aktivitas yang telah dilakukan oleh public relations Mal Ciputra dalam upaya meningkatkan citra perusahaan adalah : a) Internal Relations, b) Eksternal Relations, c) Relationship Marketing, d) Media Relations, e) Promotions and Special Events, f) Publisitas, g) Sponsorship, h) Manajemen Krisis dan Manajemen Isu, dan i) Community Relations.
9
N o
Judul
Peneliti
Metodologi
Hasil Penelitian Pelaksanaan aktivitas public relations Mal Ciputra Seraya Pekanbaru tersebut didukung oleh faktor-faktor yaitu adanya manajemen pengelolaan yang baik, pemanfaatan perkembangan IPTEK, SDM yang kreatif dan inovatif. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya yaitu masih adanya tenant nakal dan terbatasnya fasilitas lokasi parkir, sewa dan pesaing.
3
Peranan Public
Dinda Rizlani Deskriptif
Relations Dalam
Kualitatif
Public Relations mengutamakan dalam
Meningkatkan
menjaga hubungan dengan
Citra Perusahaan
publiknya yang tujuannya
pada PT Mitra
agar hubungan yang baik
Garuda Lestari
dapat memberikan
(2011)
kontribusi pada pandangan publik mengenai citra perusahaan.
4
From image management to
Macmillan
Deskripstif
Public Relations tidak
Kulitatif
hanya membangun dan
relationship
memelihara hubungan
building: A
dengan pelanggan yang
public relations
menjadi fokus utama
approach to
pemasaran tetapi juga
nation branding
melakukan pendekatan
10
N o
Judul
Peneliti
Metodologi
(2010)
Hasil Penelitian kepada para stakeholders meskipun tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan perusahaan.
5
Return of Reputation (2011)
Knowlton
Deskriptif
Penelitian Hill & Knowlton
Kualitatif
mencoba memahami bahwa citra perusahaan berperan secara signifikan dalam pengambilan seorang analis investasi ketika menilai kinerja perusahaan. Hasilnya sangat mencolok, yaitu citra merupakan faktor penentu yang penting pada skala global.
11 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan bagian terpenting karena komunikasi dilakukan manusia dalam rangka memperoleh informasi dan pengetahuan. Komunikasi dilakukan manusia baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Pengertian komunikasi menurut beberapa tokoh: 1. Dalam fungsi public relations komunikasi merupakan alat yang penting. Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Manajemen Public Relation & Media Komunikasi Rosady Ruslan (2006) yaitu berasal dari perkataan bahasa latin : Communicatio yang berarti ”pemberitahuan” atau ”pertukaran Pikiran”. Secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu petukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Prosesnya sendiri dapat diartikan
sebagai
”transfer
informasi”
atau
pesan-pesan
(messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. 2. Menurut Rosady Ruslan (2006) proses komunikasi adalah satusatunya cara mengelola aktivitas yang ada di dalam organisasi. 3. Para ahli komunikasi menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah
pemahaman
bersama
antara
orang-orang
yang
menyampaikan pesan dan orang yang menerima pesan. Bahkan fakta yang ada menunjukan bahwa kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communias yang artinya “bersama”. Komunikasi berusaha mencari “kebersamaan” dengan si penerima pesan. Karena itu dapat didefinisikan sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol bersama dari satu orang atau kelompok ke yang lainnya. Romli (2014) Dalam sebuah organisasi seperti rapat dan briefing komunikasi akan sering terjadi di antara para anggota yang terlibat di dalamnya. Maka berdasarkan definisi komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pemahaman bersama antara orang-orang yang menyampaikan pesan dan
12 orang yang menerima pesan.Oleh sebab itu, komunikasi diperlukan agar pesan dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
2.2.2
Tujuan Komunikasi Menurut William I. Gorden, dalam Deddy Mulyana (2005) dalam
mengklasifikasikan tujuan serta fungsinya komunikasi dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsinya untuk mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting. Tujuannya untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan hubungan orang lain. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui perasaan-perasaan non-verbal.Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara ekspresif lewat perilaku non-verbal. 3. Sebagai komunikasi ritual Fungsinya sebagai suatu komunitas sering melakukan upacaraupacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antroprolog sebagai rites of passage, tujuannya untuk upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan,
mengajar,
mendorong,
mengubah
sikap,
menggerakkan tindakan dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
13 membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Menurut Gibson, dalam komunikasi perlu dilakukan tindakantindakan dalam melakukan komunikasiberikut ,tujuannya adalah agar Ulbert (2007) : 1. Mendorong saling mempercayai Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan antara komunikator dan komunikan.Tujuannya jika tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi 2. Meningkatkan umpan balik Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator memerlukan adanya mekanisme umpan balik sehingga mereka tahu apakah pesannya sudah dipahami oleh komunikan. 3. Mengatur arus informasi Mengatur arus informasi agar tidak memberikan beban informasi kepada pihak komunikan.Hanya informasi penting dan yang diperlukan oleh komunikan yang disampaikan. Komunikasi diatur mutunya, jumlahnyadan cara penyampaiannya. Tujuannya agar informasi yang disampaikan sistematis,ringkas dan memilki bobot kepentingan yang cukup. 4. Pengulangan Pengulangan
membantu
komunikan
dengan
tujuan
untuk
mengintepretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dapat dipahami pada saat pertama kali didengar.Bagi seorang manajer, permasalahan-permasalahan penting yang tidak disampaikan kepada bawahan dapat diulangi paling tidak dua tiga kali.
14 5. Menggunakan bahasa yang sederhana Bahasa
yang
kompleks,
istilah-istilah
teknis
dan
jaringan
menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh komunikan.Hampir setiap gagasan dapat disampaikan dalam bahasa yang sederhana, tujuannya agar setiap orang dapat memahaminya. 6. Penetapan waktu Suatu permasalahan dalam komunikasi dimana komunikator mulai menyampaikan pesan pada saat penerima belum siap untuk mendengarkannya. Jadi, beberapa orang menjumpai bahwa pesan yang disampaikan terkadang tidak sistematis sehingga mereka tidak dapat menghubungkan satu topik dengan topik yang lain secara sistematis. Oleh karenanya,cara yang tepat adalah dengan mengelola waktu untuk berkomunikasi dengan tujuan agar pesan yang disampaikan tersusun dengan baik,ringkas dan mudah dipahami.
2.3
Teori Hubungan Masyarakat (Humas) 2.3.1 Definisi Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Onong Uchjana Effendy, Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama Kriyantono (2008). Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya Effective Public Relations (2006) menyatakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasidengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Di dalam suatu perusahaan atau organisasi, humas sudah memainkan peran yang sangat penting bagi organisasi tersebut.Kesadaran pentingnya sebuah divisi humasbagi sebuah organisasi sudah semakin banyak disadari.Humas membantu perusahaan dalam menciptakan, membangun serta menjaga citra dan reputasi dimata publik. Dari berbagai pengertian dan definisi humas yang telah dijabarkan diatas, humasadalah suatu fungsi manajemen yang melakukan kegiatan terencana dan terus-menerus dalam
15 mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasikan kebijakan prosedur organisasi, merencanakan dan mengeksekusi program-program untuk penerimaan publik, menjaga relasi antara organisasi, mempengaruhi pendapat publik, serta mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif. Menurut International Public Relations Association (IPRA), dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, menyebutkan berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli atau pakar public relations, walaupun ada perbedaan, tetapi terdapat kesamaan arti, diantaranya Rosady Ruslan (2008) : 1. Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik dari masyarakat. 2. Public Relations merupakan unsur yang cukup penting dalam mendukung manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau lembaga. 3. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga atau organisasi dengan pihak masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai, dan menciptakan citra yang positif. Jadi, humas menurut penulis adalah fungsi manajemen yang menyampaikan pesan kepada publiknya tentang perusahaan atau organisasi baik itu informasi, klarifikasi maupun pembinaan hubungan yang harmonis dengan publik internal maupun publik eksternal dengan tujuan terciptanya image yang baik tentang perusahaan/organisasi.
2.3.2 Peran Hubungan Masyarakat (Humas) Peran humas secara umum adalah : sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili oleh publiknya. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling
menguntungkan
dengan
pihak
publiknya.
Peranan
Back
UpManagement, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. Membentuk corporate image, artinya humas berperan
untuk
berupaya
menciptakan
citra
bagi
organisasi
atau
16 lembaganya.Peran Humas mencakup internal humas dan external humas. Rosady Ruslan (2010) Menurut Dozier dan Broom (1995) dalam Manajemen Public Relations & Media Komunikasi : Konsep dan Aplikasi Rosady Ruslan (2007) peran Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Expert Prescriber : public relations berperan sebagai penasehat ahli, sehingga dituntut untuk mencarikan solusi dalam menyelesaikan masalah dengan publik perusahaan atau organisasi. 2. Communications Facilitator : public relations berperan sebagai fasilitator antara perusahaan dengan publiknya. Dimana Public Relations membantu pihak manajemen sebagai pendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Begitu juga sebaliknya, public relations diharapkan dapat memberikan penjelasan informasi, keinginan, dan harapan organisasi kepada publik. Tujuannya adalah agar tercipta saling mempercayai, menghargai, dan mendukung satu dengan yang lainnya. 3. Problem Solving Process Facilitator : public relations menjadi fasilitator dalam
memecahkan permasalahan. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengan dihadapi secara rasional dan profesional. 4. Communications Technician : peranan ini menjadikan public relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masingmasing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke atasan. Namun dapat dijelaskan secara garis besar perananpublic relations menurut Rosady Ruslan (2010) yaitu : 1. Communicator artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara
langsung
maupun
tidak
langsung,
melalui
media
17 cetak/elektronik dan lisan. Di samping itu, communicator juga bertindak sebagai persuader. 2. Relationship, yaitu kemampuan peran humas membangun hubungan positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal serta, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. 3. Back up Management yaitu, melakukan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi. 4. Good Image Maker, menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya. Dalam menjalankan fungsi, peran, dan tugasnya humas memiliki beberapa sasaran dan kegiatan khusus.Sehingga keberadaan humassemakin lama sudah semakin berkembang disetiap kehidupan.Humas tidak hanya berkembang dalam perusahaan yang berorientasi kepada profit di dalam sebuah organisasi. Jadi kesimpulan yang didapat yaitu, bahwa Humas memiliki peran sebagai orang yang menghubungkan antara manajemen perusahaan terhadap publik untuk menjembatani hubungan komunikasi, sehingga humas dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan kedua belah pihak.
2.3.3
Tugas Hubungan Masyarakat (Humas) Tugas
humasterbagi
dua
yaitu
publik
internal
dan
publik
eksternal.Kedua publik tersebut merupakan sasaran humas untuk dapat membina hubungan yang harmonis dengan melakukan komunikasi. Dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik maka tugas humas pada dasarnya terbagi dua yaitu: 1. Membina hubungan publik internal
18 Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri dan mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan publik eksternal Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jefkins (2003). Tugas humasyang terdapat pada eksternal public relations adalah Rudy May (2005) : a. Hubungan dengan pelanggan (customer relation), dimana hal ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti memberi member informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan prosedur, tata cara, waktu penyelenggaraan acara. b. Hubungan dengan penduduk atau dengan masyarakat (community relations), hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan penduduk atau masyarakat sekurangkurangnya meliputi penduduk disekitar organisasi atau lembaga yang bersangkutan. c. Hubungan dengan pers/media massa (press relation), hal ini mencakup kegiatan membuat kliping serta menganalisa opinion public (opini publik) atau aspirasi kelompokkelompok tertentu. d.
Hubungan
dengan
instansi-instansi
pemerintah
(governmentrelation), merupakan salah satu peran humas yang mencakup penyelenggaraan hubungan komunikasi dua arah dengan instansi-instansi pemerintah (pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota/kepolisian/perusahaan dan lembaga. Jadi, tugas dari humas dalam sebuah organisasi melingkupi berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan segala hal yang terkait dengan informasi mengenai perusahaan. Tugas humas juga berhubungan dengan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak diluar organisasi yang memiliki
19 pengaruh besar bagi organisasi.humasbertugas untuk menjalin komunikasi yang baik secara internal dan eksternal. Humas juga bertugas dalam membangun citra perusahaan serta mempertahankan reputasi perusahaan, karena keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari apakah humas sudah melakukan tugas nya dengan baik atau tidak.
2.3.4 Tujuan dan Fungsi Hubungan Masyarakat (Humas) Yulianita dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Public Relations” (2005) mengkaji beberapa tujuan humas yang dikutip dari pendapat beberapa ahli, seperti: 1. Humas bertujuan untk meningkatkan citra yang baik dan mengurangi citra yang yang buruk terhadap organisasi yang bersangkutan (Frank Jefkins) 2. Humas berusaha untuk memperoleh atau menambah penilaian yang baik atas suatu organisasi serta berusaha untuk melindungi organisasi dari pendapat masyarakat yang bersifat negatif, bila mendapat serangan yang kurang wajar, padahal organisasi yang bersangkutan tidak bersalah (Dimock Marshall, et al) Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, Yulianita merumuskan tujuan humas
secara
universal
sebagai
berikut,
“Humas
bertujuan
untuk
menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menuru atau rusak.” Kemudian , melihat kepada rumusan di atas, Yulianita menarik empat prinsip utama dalam tujuan humas sebagai berikut: 1. Menciptakan citra yang baik 2. Memeilhara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik 4. Memperbaiki citra jika citra organisasi menurun atau rusak Lalu, Kasali (2006) juga menambahkan bahwa tugas seorang praktisi humas adalah menegakkan citra organisasi yang diwakilinya agar menimbulkan pemahaman yang benar dan meminimalisir kelahiran isu yang dapat merugikan.
20 Sementara itu, Sukatendel dalam Soemirat & Ardianto (2003) menjelaskan bahwa humas dapat dianggap sebagai suatu metode komunikasi yang dapat membentuk suatu citra yang baik dari publik dan rekan organisasi dengan dasar menghormati kepentingan bersama.
2.3.5
Kegiatan Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Fawkess (2012) dalam Theaker dan Yaxley (2013),
terdapat tiga belas kegiatan utama humas yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Komunikasi internal (Internal Communication) 2. Humas perusahaan (Corporate PR) 3. Hubungan dengan media (Media Relations) 4. Komunikasi antar bisnis (Business to Business) 5. Komunikasi urusan publik (Public Affairs) 6. Hubungan dengan komunitas (Community Relations/Corporate Social Responbility) 7. Hubungan dengan investor (Investor Relations) 8. Komunikasi strategis (Strategic Communication) 9. Manajemen isu (Issues Management) 10. Manajemen krisis (Crisis Management) 11. Copywriting 12. Manajemen publikasi (Publication Management) 13. Manajemen acara (Events/Exhibitions Management) Berdasarkan pendapat fawkes di atas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut kegiatan humas manakah yang paling banyak digunakan oleh humas dalam proses pengelolaan citra, khususnya oleh humas PT Besar Satu Indonesia (BIG ONE).
2.4 Teori Citra (Image) 2.4.1 Definisi Citra (Image) Katz dalam Nurjaman dan Umam (2012) mengatakan bahwa citra adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, komite, atau aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.
21 Definisi lain diungkapkan oleh Ardianto (2013) dalam Hand Book of Public Relations, citra adalah perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa citra merupakan gambaran atau persepsi publik terhadap perusahaan, organisasi, seseorang atau aktivitas, yang dinilai berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Citra itu sendiri merupakan asset penting dari suatu perusahaan atau organisasi, karena dapat menjadi identitas yang melekat.Oleh karena itu, citra diciptakan agar bernilai positif.
2.4.2 Jenis-Jenis Citra (Image) Menurut Ruslan (2005) yang dikutip dari Frank Jefkins (1992) ada beberapa jenis citra. Menurutnya, ada enam jenis citra yang biasanya terkait dengan sebuah organisasi, yakni: 1. Cerminan citra (The Mirror Image) 2. Citra yang sungguhnya (The Current Image) 3. Citra yang diharapkan (The Wish Image) 4. Citra perusahaan (The Corporate Image) 5. Citra berlapis (The Multiple Image) 6. Citra yang baik ataupun buruk (Good or Bad Image)
2.4.3 Pembentukan Citra (Image Development) Melihat kepada tujuan organisasional, Davis (2005) menjelaskan citra sebagai sebuah bentukan persepsi akan suatu perusahaan, produk, maupun jasa dari organisasi itu sendiri. Lebih lanjut lagi, Davis menambahkan bahwa citra merupakan bentukan dari semua kesan yang diterima, baik melalui nama, perilaku, aktivitas yang dihasilkan maupun bukti-bukti lainnya. Nimpoeno dalam Soemirat & Ardianto (2003) menjelaskan proses pembentukan citra melalui model sebagai berikut:
22
Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra Sumber: Soemirat & Ardianto (2003)
Dari model diatas, dapat dijabarkan bahwa proses pembentukan citra dipengaruhi oleh stimulus rangsang yang dikatakan sebagai sebuah input dan menghasilkan output berupa respon atau tanggapan perilaku tertentu.Dengan kata lain, dapat dilihat bahwa dalam model pembentukan citra, respon terhadap
stimulus
yang
masuk
berperan
penting
dalam
proses
pengorganisasian dan pembentukan citra.Selanjutnya, dapat dilihat bahwa pembentukan citra banyak dipegaruhi oleh persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap yang terbentuk.
Berdasarkan penjabaran model di atas, dapat disimpulkan pula bahwa output yang dihasilkan dalam proses pembentukan citra ini berupa sikap, pendapat, tanggapan, ataupun perilaku individu tertentu terhadap organisasi. Kemudian, untuk mendukung moel di atas, Soemirat & Ardianto juga membuat sebuah model komunikasi dalam humas yang berorientasi kepada pembentukan citra. Model komunikasi dalam humas yang dibentuk oleh Soemirat & Ardianto adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Model Komunikasi Humas Sumber: Soemirat & Ardianto (2003)
23 Menurut Kasali (2006), pembentukan citra yang baik dimaksudkan untuk kelangsungan organisasi tersebut dan seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Kasali berpendapat bahwa pembentukan citra ini sangat erat kaitannya dengan persepsi, sikap, dan opini individu dalam publik yang terkait dengan organisasi, khususnya para pemangku kpentingan (stakeholder). Kemudian, Kasali menambahkan bahwa proses pembentukan citra yang baik banyak dipengaruhi oleh pembentukan opini publik. Proses ini dimulai dengan pengumpulan nilainilai individu yang terekam melalui pengalaman masa lalu atau nilai yang berlaku dalam masyarakat. Lalu, nilai-nilai tersebut akan dicocokan dengan informasi baru yang masuk kepada individu dan akan menginfluensi bagaimana seorang bertindak dan membentuk opini.
2.4.4 Kerangka Pemikiran
Komunikasi
Humas
Kegiatan Humas : Membangun Relasi
Mengelola Citra Perusahaan
Komunikasi dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan, karena dengan berkomunikasi kita dapat menyampaikan informasi-informasi penting. Biasanya sebuah komunikasi didalam sebuah perusahaan dinamakan humas (hubungan masyarakat) yang dimana kegiatan utama humas adalah membangun relasi dengan
24 perusahaan lain, membangun kerjasama yang baik antar perusahaan, bahkan menjalin komunikasi antara perusahaan dengan perusahaan maupun perusahaan dengan masyarakat. Selain itu, tugas humas juga mengelola citra perusahaan, bukan hanya itu namun humas juga harus meningkatkan sebuah citra perusahaan.