BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori
1.
Bank Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya meghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Kemudian menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun pengertian Bank menurut Global Association of Risk Profesionals (GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR;2005:A3) Bank adalah suatu lembaga yang telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan utama menerima deposito, memberikan pinjaman, menerima dan menerbitkan cek. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat yang kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana yang disimpan di bank atau masyarakat yang memiliki dana dan akan digunakan untuk investasi di bank lalu disalurkan
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk modal sebuah usaha. Jika dilihat dari segi cara menentukan harga, bank terbagi menjadi dua kelompok, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Saat ini mayoritas bank yang ada di Indonesia menggunakan prinsip konvensional, meskipun bank syariah sekarang juga sudah mulai berkembang. Bank dengan prinsip konvensional mencari keuntungan dari selisih bunga yang didapatkan dari peminjam (bunga kredit) dengan bunga yang harus dibayarkan kepada para deposan (bunga simpanan) dan sumber pendapatan tersebut dikenal dengan istilah “Spread Based Income”. Selain itu karena bank yang juga memberikan jasa transaksi keuangan seperti jasa transfer, penerbitan bank garansi, LC dan lain sebagainya maka bank juga mendapatkan keuntungan dari biaya-biaya atas transaksi tersebut, dan sumber pendapatan tersebut dikenal dengan istilah“Fee Based Income”. Jika dilihat dari segi fungsinya bank dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1.
Bank Sentral Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang ada di dunia perbankan dan lembaga keuangan di suatu negara.Di setiap negara hanya terdapat satu bank sentral, dan di Indonesia sendiri fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia. Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah
dengan menetapkan dan melaksanakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
kebijakan-kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system devisa. Ada semacam keharusan bagi setiap negara untuk menentukan hubungan dan kerja sama yang sebaik-baiknya bagi antara pemerintah dan bank sentral. Sejauh mana pemerintah mengambil peran dalam menentukan kebijakan moneter, serta bagaimana bank sentral membina dan mengawasi bank-bank, baik milik pemerintah, swasta, asing, maupun campuran, tercermin dalam struktur perbankan sebagaimana diatur dalam perundangundangan yang berlaku. (Ketut Rindjin, 2008:79) Dan meski dulu Bank Indonesia juga bertugas untuk mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan di lembaga keuangan, tapi setelah adanya Otoriasasi Jasa Keuangan (OJK) yang mengambil tugas untuk mengatur dan mengawasi lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, tugas Bank Indonesia menjadi berkurang dan saat ini Bank Indonesia sendiri lebih terfokus bidang-bidang keuangan lainnya seperti permasalahan moneter. 2.
Bank Umum Bank Umum merupakan bank yang bertugas untuk memberikan jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum disebut juga bank komersil dan dikelompokan menjadi 2 (dua) jenis yaitu bank umum devisa yaitu bank yang bisa memberikan transaksi keuangan dalam valuta asing dan bank umum non devisa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
3.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan.BPR berasal dari bank desa, bank pasar, bank lumbung desa, bank pegawai dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi BPR.BPR lebih dikenal sebagai bank yang memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat-mayarakat dipedesaan, dan jenis produk yang ditawarkan oleh BPR juga lebih sempit tidak seperti pemberian jasa yang diberikan oleh bank umum dan BPR juga tidak bisa mengikuti kliring.
2.
Risiko Perbankan Risiko menurut Bank Indonesia adalah potensi kerugian akibat terjadinya
suatu peristiwa (events) tertentu.Sedangkan risiko menurut para ahli seperti yang dikemukakan oleh A. Abas Salim mengatakan Risiko adalah ketidak pastian (Uncertainly) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Menurut Gallati (2003:7) risiko dedifinisikan sebagai “a condition in which there exist an exposure to adversity” Dan menurut Bessis (2002:11) mendefinisikan risiko sebagai “Risk are uncertainties resulting in adverse variations of probability or in losses”. Dan berdasarkan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (2005:A.4) risiko didefinisikan sebagai “Chance of a bad outcome”yaitu suatu kemungkinan hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan semestinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan risiko adalah kerugian yang terjadi akibat adanya suatu peristiwa dari suatu kondisi yang tidak pasti yang menyebabkan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.Namun sesuai dengan istilah yang menyebutkan high risk, high return semakin besar risiko yang berani diambil, semakin besar pula kesempatan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi maka jika suatu perusahaan dapat mengelola risiko dengan sebaik-baiknya, maka risiko tersebut akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang menyebutkan bahwa setiap bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara self assessment dengan menggunakan pendekatan Risk-based Bank Rating dengan cakupan penilaian adalah Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan Permodalan (capital).Dan penelitian ini melihat pengaruh Profil Risiko dan Pemodalan terhadap Kinerja Keuangan yang dilihat dari Rentabilitas. Dalam pasal 7 Peraturan Bank Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 bahwa penilaian terhadap profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8 risiko, dan dalam penelitian ini menggunakan 3 diantara 8 risko tersebut sebagai variabel independent yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Risiko inharen adalah risiko yang ada pada kegiatan bisnis bank baik yang dikuantifikasikan maupun tidak dan dapat mempengaruhi posisi keuangan bank. Penilaian risiko inharen bisa dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. Untuk melihat risiko yang menjadi variabel penelitian ini maka penilaian risiko menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitungnya berdasarkan rasio keuangan. Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut(Slamet Riyadi,2006 :155) Analisis rasio akan memberikan hasil terbaik jika digunakan dalam suatu kombinasi untuk menunjukkan suatu perbankan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama periode tertentu, lebih lanjut dapat memberikan gambaran suatu trend dan pola perubahan, yang pada akhirnya bias memberikan indikasi adanya resiko dan peluang bisnis (Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Pada umumnya rasio keuangan perbankan yang digunakan untuk mengukur risiko perbankan diantaranya ada Non Performing Loan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
menggambarkan risiko kredit,risiko likuiditas yang digambarkan dengan Loan To Deposit Ratio, dan risiko pasar yang digambarkan dengan Posisi Devisa Netto.
2.1 Risiko Kredit Menurut PBI Nomor: 13/6/DPNP yang dimaksud dengan risiko kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko Kredit mencakup Risiko Kredit akibat kegagalan debitur, Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) dan Risiko Kredit akibat kegagalan setelmen (settlement risk). Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana (borrower). Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Berdasarkan counterparty , risiko kredit dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1.
Risiko kredit pemerintah (Sovereign Credit Risk)
2.
Risiko kredit korporat (Corporate Credit Risk)
3.
Risiko kredit konsumen (Retail Consumer Credit Risk) Berdasarkan
Kondifikasi
Peraturan Bank
Indonesia
Kelembagaan
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (2012:5) dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; (ii) kualitas penyediaan dana dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
kecukupan pencadangan; (iii) strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana; dan (iv) faktor eksternal. Risiko kredit dapat dilihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross.NPL Gross adalah perbandingan antara jumlah Kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan Total Kredit yang diberikan oleh bank. Tingkatan kolektibilitas itu adalah: 1.
Kolektibilitas 1 adalah kredit dengan kualitas Lancar
2.
Kolektibilitas 2 adalah kredit dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus
3.
Kolektibilitas 3 adalah kredit dengan kualitas Kurang Lancar
4.
Kolektibilitas 4 adalah kredit dengan kualitas Diragukan
5.
Kolektibilitas 5 adalah kredit dengan kualitas Macet Semakin besar tingkat NPL ini menunjukan bahwa bank tersebut tidak
professional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.( Slamet Riyadi, 2006:161) Untuk meminimalisir risiko kerugian yang ditimbulkan oleh risiko kredit, maka sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia menetapkan Cadangan Umum Minimal dengan nilai yang berbeda untuk masing-masing tingkat kolektibiltas diantaranya: -
Cadangan umum minimal 1% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar.
-
Cadangan umum minimal 5% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas Dalam Perhatian Khusus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
-
Cadangan umum minimal 15% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas Kurang Lancar.
-
Cadangan umum minimal 50% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas Diragukan.
-
Cadangan umum minimal 100% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas Macet. Jika bank tidak dapat mengelola NPLnya dengan baik, maka akan
mengurangi aktiva produktif karena harus dialokasikan sebagai Cadangan Umum Minimal. Sangat penting bagi bank untuk menjaga tingkat NPL untuk menghindari Risiko Kredit. Untuk menghitung NPL Gross menggunakan rumus sebagai berikut:
………..(2.1)
NPL =
2.2
Risiko Likuiditas Menurut Brigham & Houston rasio likuiditas (liquid asset) adalah aktiva
yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.Menurut R.Agus Sartono yang dimaksud dengan rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Risiko likuiditas adalah risiko yang menunjukan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.Dalam beberapa teori mengatakan jika suatu pihak memiliki asset yang cukup namun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
tidak dapat membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo, maka asset tersebut dinyatakan tidak likuid. Berdasarkan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (2012:6) dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Likuiditas, parameter yang digunakan adalah: (i) komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif; (ii) konsentrasi dari aset dan kewajiban; (iii) kerentanan pada kebutuhan pendanaan; dan (iv) akses pada sumber-sumber pendanaan. Dalam penelitian ini Loan To Deposit Ratio dipilih sebagai variabel independen yang menggambarkan risiko kredit. LDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. (Slamet Riyadi., 2006:165). Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibadil M (2013) serta Luh Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini(2013) juga menggunakan LDR sebagai rasio yang mengukur Risiko Likuiditas. Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Perhitungan LDR : LDR =
……………………………(2.2)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.3 Risiko Pasar Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.13/ 24 /DPNP perihal
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menyebutkan bahwa Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Sedangkan menurut Ferry N. Idroes dan Sugiarto (2006:101) Risiko Pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajibam diluar neraca (on-and off balance sheet) yang timbul dari pergerakan harga pasar (market price). Risiko Pasar meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas.Keempat risiko tersebut dikategorikan sebagai risiko pasar umum (general market risk).Risiko pasar umum merupakan suatu risiko dari pergerakan harga pasar yang berlawanan dengan keinginan yang berlaku bagi instrument umum.Pergerakan yang berlawanan dengan keinginan disini maksudnya adalah pergerakan harga yang merugikan bank.(Ferry N. Idroes dan Sugiarto, 2006:101) Berdasarkan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (2012:6) dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) volume dan komposisi portofolio, (ii) kerugian potensial (potential loss) Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in Banking Book-IRRBB) dan (iii) strategi dan kebijakan bisnis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Mengikuti penelitian dari Muhamad Ibadil M (2013) bahwa dalam mengukur risiko pasar bisa menggunakan rasio Posisi Devisa Netto (PDN). PDN digunakan untuk mengendalikan posisi pengelolaan valuta asing, karena dalam manajemen valuta asing, fokus pengelolaannya ada pada pembatasan posisi keseluruhan masing-masing mata uang asing serta memonitor perdagangan valuta asing dalam posisi yang terkendali.(Diana Puspitasari, 2009:27) Menurut Slamet Riyadi, (2006:119) Posisi Devisa Netto (PDN) atau Net Open Position (NOP) adalah selisih bersih antara Aktiva dan Pasiva dalam neraca (On Balance Sheet) untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih Tagihan dan Kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam Rekening Administratif (Off Balance Sheet) untuk setiap valuta asing yang dinyatakan dalam Rupiah (equivalent rupiah untuk setiap valuta asing).Sumber data PDN berasal dari data Neraca yang disebut On Balance Sheet yaitu semua rekening valuta asing yang terdapat dalam neraca atau pembukuan bank, dan data yang berasal dari rekening-rekening administrative yang disebut off balance sheet. Slamet Riyadi (2006:119) juga menjelaskan Posisi Devisa Netto yang dimiliki atau dikelola oleh suatu bank dapat berupa: 1.
Posisi Long, yaitu posisi di mana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih besar dari pasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening Administratif bank.
2.
Posisi Short,yaitu posisi di mana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih kecil dari pasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening Administratif bank.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3.
Posisi Square, yaitu posisi di mana jumlah aset bank dalam valuta asing sama
dengan
jumlah pasiva
bank dalam
valuta
asing setelah
memperhitungkan Rekening Administratif bank. Biasanya bank hanya akan memiliki Posisi Devisa Netto Long atau Short. PDN baik dalam posisi Long atau Short memiliki pengaruh terhadap laba/rugi perusahaan.( Slamet Riyadi, : 2006:126) Dalam peraturan Bank Indonesia besaran PDN yang diperbolehkan setinggi-tingginya sebesar 20%, namun apabila dalam pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk) maka besarnya PDN diperbolehkan setinggi-tingginya sebesar 30%. Bank Indonesia menyadari kendala yang dimiliki oleh bank-bank untuk mentaati Peraturan Bank Indonesia tentang pemeliharaan PDN yang semula melakukan pass-on/mengurangi gap dalam waktu 30 menit untuk menjaga posisi PDN tertinggi 20% atau 30%, karena hal ini akan membuat bank enggan melakukan transaksi valas sehingga volume transaksi pasar valuta asing kecil dan transaksi kurang likuid sehingga mengakibatkan potensi lonjakan nilai tukar akibat pasar yang tipis dan kesulitan korporasi untuk melakukan lindung nilai (hedging). Untuk itu Bank Indonesia menghapus peraturan kewajiban pengelolaan PDN 30 menit, tetapi masih tetap memberlakukan pengelolaan PDN pada akhir hari. Latar belakang ditetapkannya PDN adalah sebagai berikut: 1.
Membatasi transaksi spekulasi bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.
Menghindari risiko kurs
3.
Manajemen terhadap forex bank
4.
Agar terjadi keseimbangan antara Sumber Dana (Sources of Fund) dan penggunaan (Uses of Funds) atau sebaliknya.
5.
Memberikan fleksibilitas kepada bank dalam pengelolaan dananya, dengan tetap menjaga kesehatan dan daya tahan usahanya. PDN berfungsi untuk membatasi gap antara aset dan kewajiban per mata
uang asing yang dimiliki bank, sehingga risiko akibat pergerakan mata uang menjadi terkendali. Penetapan besarnya maksimal PDN yang dapat dikelola oleh suatu bank dimaksudkan agar tidak terjadi spekulasi, hal ini disebabkan karena risiko pasar mungkin timbul sebagai akibat dari bank yang dengan sengaja mengambil posisi spekulatif atau berasal dari kegiatan market making yang dilakukan oleh bank. Dari pengertian PDN tersebut dan dari pengertian Risiko Pasar yang telah dijelaskan diatas, maka risiko pasar bisa tercermin dalam PDN karena PDN menunjukan pengelolaan valuta asing yang dimiliki oleh bank pada posisi neraca setiap akhir hari untuk meminimalisir dampak risiko pasar karena pergerakan pasar yang berfluktuasi. Rumus perhitungan PDN:
PDN =
x 100 %…(2.3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan
usaha bisnis dan menampung resiko kerugian.Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya,
dan
dapat
mempengaruhi
tingkat
kepercayaan
masyarakat
(khususnya untuk masyarakat peminjam) terhadap kinerja bank (Diana Puspitasari, 2009:22) Dalam Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (2012:11) penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi
terhadap
kecukupan
Permodalan
dan
kecukupan
pengelolaan
Permodalan.Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum.Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank.Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut. Menurut Slamet Riyadi, (2006) Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Besarnya CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS).Dan saat ini besarnya minimum CAR yang berlaku adala 8%. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
misalnya kredit yang diberikan.Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.(Diana Puspitasari, SE , 2009) Rumus perhitungan CAR adalah sebagai berikut:
CAR =
4.
X 100% …..…………………………………(2.4)
Return On Assets (ROA) Menurut R. Agus Sartono rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
baik
dalam
hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Rasio Profitabilitas menunjukan kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan aktivaaktiva perusahaan.Rasio Profitabilitas biasa dilihat dari Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA). Sejalan dengan pendapat dari Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien
dalam
menggunakan
aktivanya
dalam
kegiatan
operasi
untuk
menghasilkan keuntungan. Oleh sebab itu pada penelitian ini penulis memilih menggunakan Return On Assets sebagai variabel dependent penelitian. Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Jadi secara sederhana return on asset adalah rasio yang menggambarkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola seluruh asset yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan.Dan menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%. Rumus Perhitungan ROA: ROA =
B.
……………..…...(2.5)
Penelitian Terdahulu
Dibawah ini ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang analisis pengaruh rasio keuangan (NPL, LDR, dan PDN) sebagai proksi dari risiko bank dan kecukupan modal (CAR) terhadap kinerja bank (ROA). Penelitianpenelitian tersebut menjadi sumber referensi dan pembanding bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Muhamad Ibadil M (2013) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi, Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Pendekatan Beberapa Komponen Metode Risk Based Bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Rating Sebi 13/24/DPNP/2011) (Studi Kasus Pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012).”Metode penelitian yang dilakukan oleh Ibadil menggunakan analisis regresi linier berganda yang menunjukan bahwa: 1.
Variabel bebas NPL, NIM dan CAR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA).
2.
Variabel bebas LDR, PDN dan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Diana Puspita Sari (2009) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Car,
NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, Dan Suku Bunga SBI Terhadap Roa (Studi Pada Bank Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007).”Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR dan suku bunga SBI sebagai variabel dependen yang mempengaruhivariabel dependen(ROA) yang menggambarkan kinerja keuangan perbankan. Dalam penelitian yang ditemukan oleh Diana dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji hipotesis t-statistik dan F-statistik maka menunjukan bahwa: 1.
PDN dan Suku bunga (SBI) tidak menunjukan pengaruh signifikan terhadap ROA.
2.
CAR, NIM dan LDR berpengaruh signifkan positif terhadap ROA.
3.
NPL dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Ponttie Prasnanugraha P (2007) dengan judul penelitian “Analisis
Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia).”Teknik analisis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
penelitian menggunakan analisis linier berganda dengan menggunakan CAR, BOPO, NIM, NPL, LDR sebagai variabel independen.Sedangkan untuk variabel dependen menggunakan ROA. Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t-statistik dan uji Fstatistik menunjukan bahwa: 1.
Berdasarkan hasil uji F-statistik CAR, BOPO, NIM, NPL dan LDR mempunyai pengaruh yang berarti terhadap Return On Asset (ROA) secara simultan.
2.
Sedangkan berdasarkan hasil uji T-statistik disimpulkan bahwa NPL, NIM dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap Return On Asset (ROA), sementara untuk CAR dan LDR tidak berpengaruh secara parsial. Luh Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini (2013) dengan
judul penelitian “Pengaruh Tingkat Risiko Perbankan Terhadap Profitabilitas Pada Bpr Di Kabupaten Badung”. Teknik analisis penelitian menggunakan analisis jalur dengan menggunakan variabel independen yaitu NPL sebagai proksi risiko kredit, LDR sebagai proksi dari risiko likuiditas, risiko operasional yang dilihat dari BOPO. Dan sebagai variabel dependen menggunakan ROA sebagai rasio profitabilitas. Dan dari hasil penelitian dapat yang dilakukan oleh Luh Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini menunjukan bahwa : 1.
NPL berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
2.
BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
3.
LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Ceria Lisa Rahmi (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Risiko Kredit,
Risiko Likuiditas Dan Risiko Tingkat Bunga Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” penelitian menggunakan analisis regresi bergandadengan menggunakan NPL sebagai proksi yang menunjukan risiko kredit, LDR yang menunjukan risiko likuiditas
serta
SBI
yang
menunjukan
risiko
tingkat
bunga
dan
melihatpengaruuhnya terhadap profitabilitas perbankan (ROA). Dari penelitian Lisa tersebut disimpulkan bahwa: 1.
LDR dan SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan (ROA).
2.
NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan (ROA) Dhanuskodi Rengasamy (2014) dengan judul penelitian “ Impact of Loan
Deposit Ratio (LDR) on Profitability : Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia”. Penelitian yang dilakukan oleh Dhanuskodi menggunakan analisis regresi dengan uji hipotesis t-Statistik terhadap 8 bank. Dan dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1.
Pada bank 1,2,3,4 dan 8 LDR memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA.
2.
Pada bank 5 LDR memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA.
3.
Pada bank 7 LDR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Million Gizaw, Matewos Kebede, dan Sujata (2015) dengan judul penelitian “ The Impact of Credit Risk on Profitabilility Performance of Commercial Bank in Ethiopia”. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu NPL, CAR, LAR, dan LLPR sebagai variabel yang mempengaruhi variabel dependen yaitu ROA dan ROE. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda data panel dan menunjukan bahwa: 1.
NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.
2.
CAR berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE tapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
3.
LPR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA dan ROE. Ali Sulieman Alshatti (2015) dengan judul penelitian “The Effect of Credit
Risk Management on Financial Performance of The Jordanian Commercial Banks.” Metode penelitian menggunakan analisis regresi data panel untuk mencari tahu pengaruh variabel independen (CAR,CI/CF,FL/NF,LR,dan NPL) terhadap variabel dependen (ROA dan ROE). Dari hasil penelitian Ali disimpulkan bahwa: 1.
NPL berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan LR dan FL/NF berpengaruh negatif terhadap ROA. CAR dan CI/CF tidak berpengaruh terhadap ROA.
2.
NPL berpengaruh positif tehadap ROE, sedangkan LR dan FL/NF berpengaruh negatif terhadap ROE. CAR dan CI/CF tidak berpengaruh terhadap ROE.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Penulis
Metode
Variabel
Variabel
dan Judul Penelitian
Penelitian
Independen
Dependen
Ibadil : Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi, Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
Analisis Regresi Berganda
-NPL -NIM -CAR -LDR -PDN -GCG
-ROA
Diana : Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA
Analisis Regresi Berganda
-CAR -NPL -PDN -NIM -BOPO -LDR -SBI
-ROA
Hasil
-NPL,NIM,CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA -LDR,PDN, GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA - PDN dan SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA -CAR,NIM,LDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA -NPL dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA
Ponttie : Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank
Analisis Linier Berganda
-CAR -BOPO -NIM -NPL
-ROA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Hasil Uji F menunjukan bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variavel dependen - Hasil Uji FStatistik menunjukan CAR, BOPO,
34
Umum di Indonesia
Eka dan Wiagustini : Pengaruh Tingkat Risiko Perbankan Terhadap Profitabilitas Pada BPR Di Kabupaten Badung
-LDR
Analisis Jalur
-NPL -LDR -BOPO
NIM, NPL dan LDR berpengaruh terhadap ROA
-ROA
-Hasil Uji tStatistik menunjukan NPL,NIM,BOPO berpengaruh terhadap ROA, sedangkan LDR dan CAR tidak. - NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA -LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA
Lisa : Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas Dan Risiko Tingkat Bunga Terhadap Profitabilitas
Dhanuskodi : Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on Profitability : Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi uji hipotesis t-Statistik
-NPL -LDR -SBI
-LDR
-ROA
-ROA
-BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA -NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA -LDR dan SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA -Bank 1,2,3,4,8 LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA -Bank 5 LDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA -Bank 7 LDR berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Million, Matewos, dan Sujata : The Impact of Credit Risk on Profitabilility Performance of Commercial Bank in Ethiopia
Ali : The Effect of Credit Risk Management on Financial Performance of The Jordanian Commercial Banks
Analisis Regresi Berganda dengan Data Panel
-NPL -CAR -LAR -LLPR
-ROA -ROE
positif signifikan terhadap ROA -NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA -CAR berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE
Analisis regresi data panel
-CAR -CI/CF -FL/NF -LR -NPL
-ROA -ROE
-LPR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA dan ROE -NPL berpengaruh positif terhadap ROA, LR dan FL/NF berpengaruh negatif terhadap ROA. CAR dan CI/CF tidak berpengaruh terhadap ROA. -NPL berpengaruh positif tehadap ROE,LR dan FL/NF berpengaruh negatif terhadap ROE. CAR dan CI/CF tidak berpengaruh terhadap ROE.
Sumber : Skripsi, Tesis dan jurnal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diantaranya: 1. Perusahaan Sampel yang digunakan adalah Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan penarikan sampel menggunakan kriteria tertentu 2. Periode penelitian selama 3 tahun terakhir, mulai dari periode 2013 – 2015 dengan menggunakan data triwulan yang di publish melalui situs resmi OJK www.ojk.co.id.
C.
Kerangka Pemikiran Teoritis Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab 1 bahwa
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara faktor risiko dan kecukupan modal yang dimiliki oleh bank terhadap kinerja keuangan perbankan yang dilihat dari profitabilitas. Dan alur berpikir yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penalaran deduktif yang dapat dirumuskan secara hipotesis untuk melihat pengaruh antara variabel, dengan demikian kerangka pemikiran yang digunakan sebagai penelitian ini ditunjukan pada gambar 2.1.
LDR PDN NPL
ROA
CAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Dari gambar kerangka pemikiran tersebut menunjukan bahwa yang menjadi kerangka pemikiran penelitian ini adalah untuk mencari tahu pengaruh dari risiko dan indicator stabilitas moneter sebagai variabel independent yang terdiri dari NPL, LDR,PDN, dan CAR terhadap Kinerja Bank yang dilihat dari Return On Assets. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan adanya pengaruh antara risiko dan kecukupan modal terhadap kinerja keuangan perbankan yang dilihat dari rasio profitabilitas, meskipun masih menunjukan adanya hasil yang berbeda dalam penelitian yang telah dilakukan. Penulis memperkirakan hasil yang berbeda dalam penelitian sebelumnya dikarenakan adanya perbedaan periode dan pengambilan sampel yang menjadi bahan penelitian, Selain itu dalam kinerja keuangan perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor risiko dan kecakupan modal saja, namun juga dipengaruhi oleh biaya opersional dan juga tingkat efisiensi yang dilakukan oleh bank. Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kinerja perbankan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti stabilitas moneter yang bisa dilihat dari kebijakan pemberian suku bunga, nilai tukar rupiah dan keadaan perekonomian ikut mempengaruhi kinerja perbankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
D.
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan Non Performin Loan sebagai rasio yang mencerminkan risiko kredit. Semakin kecil NPL menunjukan semakin kecilnya risiko kredit, karena NPL adalah rasio yang mencerminkan kualitas bank dalam mengelola kredit. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Sehingga diperkirakan bahwa NPL memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibdail M, Ceria Lisa Rahmi dan Diana Puspita Sari, SE yang menyatkan bahwa NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. H1-a: NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
2.
Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Menurut Slamet Riyadi, Msi (2006) yang dimaksud dengan Loan To Depsoit Ratio adalah rasio yang menunjukan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. Dari pengertian tersebt maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi LDR maka semakin baik kinerja bank, sehingga diasumsikan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA.Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana Puspita Sari bahwa LDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. H2 - a: LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA 3.
Pengaruh Posisi Devisa Netto (PDN) terhadap Return On Asset (ROA) Posisi Devisa Netto (PDN) atau Net Open Position (NOP) adalah selisih bersih antara Aktiva dan Pasiva dalam neraca (On Balance Sheet) untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih Tagihan dan Kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam Rekening Administratif (Off Balance Sheet) untuk setiap valuta asing yang dinyatakan dalam Rupiah (equivalent rupiah untuk setiap valuta asing). Besarnya PDN maksimal yang bisa dikelola oleh bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia sebesar 20% atau maksimal 30% jika bank tersebut sudah memperhitungkan risiko pasar. Besar/kecilnyaPDN dalam posisi Long/Short memiliki pengaruh terhadap laba/rugi perusahaan, hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
ini tergantung dalam posisi kurs yang berlaku saat itu.sebagai contoh jika rupiah mengalami apresiasi maka dalam posisi Short bank maka bank akan untung namun dalam posisi Long bank akan rugi. Sedangkan jika rupiah mengalama dipresiasi maka dalam posisi Short bank akan rugi dan dalam posisi Long bank akan untung. Meskipun dalam penelitian yang menjadi bahan referensi penulis dalam melakukan penelitian pengaruh PDN terhadap ROA menunjukan bahwa PDN tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank, namun melihat uraian yang telah dijelaskan, maka penulis mengasumsikan bahwa PDN berpengaruh signifikan negatif terhadap Return On Assets. H3-a: PDN berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA 4.
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Modal merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan juga sebagai cadangan risiko yang dimiliki oleh perusahaan, oleh sebab itu bank yang sehat adalah bank yang memiliki modal yang cukup untuk menjalankan kegiatan bisnis dan untuk menanggung risiko yang dimiliki. Sumber modal utama yang dimiliki oleh bank adalah modal yang berasal dari pihak ketiga atau dana yang dihimpun dari masyarakat sebagai deposan dalam bentuk tabungan, maupun deposito untuk kemudian disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Dan dalam rasio keuangan kecukupan modal yang dimiliki oleh perusahaan tercermin CAR. Oleh sebab itu semakin tinggi CAR yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kinerja perusahaan, karena hal itu menunjukan bahwa perusahaan mampu membiayai kegiatan bisnis dan menanggung risiko yang dimiliki. Hal ini sesuai degan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibadil M dan Diana Puspitasari yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. H4-a :CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA 5.
Pengaruh NPL, LDR,PDN dan CAR Secara Bersama Terhadap ROA Dalam penelitian ini hipotesis juga melihat pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. H5-a
: NPL, LDR, PDN dan CAR secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap ROA. Gambaran umum tentang hipotesis penelitian dapat dijelaskan dalam gambar 2.2 Rumusan Hipotesis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
NPL (x1) (X1) LDR (X2) +
ROA
(X2) PDN (X3) -
(Y)
(X3) CAR (X4) +
2.2. Gambar Rumusan Hipotesis Sehingga hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: H1-a : NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA H2-a : LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA H3-a : PDN berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA H4-a: CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA H5-a : NPL, LDR,PDN dan CAR secara bersama (simultan) berpengaruh terhadap ROA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/