BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan Secara historis, perkembangan Pusdiklat Aparatur sejak didirikan tahun 1975 sampai sekarang, mengalami beberapa kali perubahan nama organisasi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pada masanya. Pada awal didirikannya (tahun
1975)
Departemen
Kesehatan
(Depkes)
memberi
nama
Biro
V/Pendidikan. Kemudian dalam rangka pengembangan pegawai, pada tahun 1978 Depkes membentuk Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat). Seiring dengan perkembangan beban kerja, pada tahun 1985 Pusdiklat dikembangkan menjadi Pusdiknakes dan Pusdiklat Pegawai yang pada waktu itu berada di bawah Setjen Depkes. Dengan adanya perubahan organisasi Depkes menjadi Depkes dan Kesos, pada tahun 1984 Pusdiklat Pegawai ditetapkan menjadi Pusdiklat Kesos dan berada di bawah Badan PPSDM Kesehatan. Pada tahun 2002 Depkes dan Kesos berubah nama menjadi Depkes dan Pusdiklat Kesos menjadi Pusdiklat Kesehatan. Dengan semakin beratnya beban pembangunan kesehatan maka Pusdiklat Kesehatan diperluas sasaran diklatnya menjadi Pusdiklat SDM Kesehatan. Pada tahun 2010 reformasi birokrasi mengubah nama Depkes, menjadi Kemenkes dan Pusdiklat SDM Kesehatan menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Aparatur.
48
49
Pusdiklat penyusunan
Aparatur
kebijakan
mempunyai
teknis
dan
tugas
melaksanakan
pelaksanaan
penyiapan
pengembangan
dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur. 4.1.2 Visi dan Misi Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan 1) Visi : Aparatur kesehatan kompeten dan profesional dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia. 2) Misi : a)
Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
yang
bermutu untuk
menghasilkan aparatur kesehatan yang kompeten dan profesional dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di Indonesia. b) Meningkatkan pembinaan dan pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan yang profesional, yang ditujukan bagi institusi pendidikan dan pelatihan, tenaga pelatih dan kependidikan dan latihan, maupun pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan. c) Mengembangkan sumberdaya pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan yang memadai jumlah dan jenisnya, teralokasi dengan benar, dan termanfaatkan secara optimal guba menjamin penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan yang berkualitas. d) Mengembangkan pendidikan dan pelatihan aparatur sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan jejaring
50
pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan antar berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan. 4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan 1. Tugas Pokok Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas :
Melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur.
2. Fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai fungsi :
Menyiapkan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang
perencanaan,
pengembangan
dan
pengendalian
mutu,
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan.
Melaksanakan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan, pengembangan dan pengendalian mutu, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan
Memantau, evaluasi dan penyusunan laporan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan,
51
pengembangan dan pengendalian mutu, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan 4.1.4
Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. Struktur Organisasi Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan
Struktur Organiasasi Pusdiklat Aparatur Kementerian Kesehatan :45
Ketua Pusat Ka.Bag Tata Usaha
Ka Bid. Pengembangan dan Pengendalian Mutu
Ka Bid. Manajemen Kepemimpinan dan Manajemen Kesehatan
Ka Sub Bid. Pengembangan
Ka Sub Bid. Diklat Kepemimpinan
Ka Sub Bid. Diklat Teknis
Ka Sub Bid. Pengendalian Mutu
Ka Sub Bid. Manajemen Kesehatan
Ka Sub Bid. Fungsional Kesehatan
Tenaga Fungsional ( Widyaswara)
45
Ka Bid. Teknis dan Fungsional Kesehatan
Staf Kepegawaian Pusdiklat Aparatur Kementerian Kesehatan
52
4.1.5 Arti Logo Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan
Arti Lambang : 1. Palang Hijau terletak di dalam bunga wijayakusuma dengan lima daun mahkota makna Pancakarsa Husada
yang
melambangkan tujuan
pembangunan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional 2. Bunga Wijayakesuma ditopang oleh lima kelompok daun berwarna hijau melambangkan Pancakarya Husada pada hakikatnya adalah penjabaran makna pembangunan kesehatan 3. Bunga Wijayakesuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan kelopak daun berwarna hijau mempunyai makna melambangkan pengabdian luhur 4. Palang Hijau melambangkan pelayanan kesehatan 5. Logo yang bertulliskan ”BAKTI HUSADA” adalah pengabdian dalam upaya kesehatan paripurna 6. Bentuk Garis bulat telur melambangkan kebulatan tekad, keterpaduan dengan berbagai unsur dalam masyarakat.
53
4.1.5 Contact Perusahaan Nama Perusahaan
: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementrian Kesehatan
Alamat
: Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No.6015/JKS/GN Jakarta12120
No. Telepon
: (021) 7263082
No. Fax
: (021) 7262977
4.2
Hasil Penelitian Peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
penyebaran kuisioner kepada responden yang berjumlah 107 orang, dimana yang menjadi responden adalah Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan. Kuisioner tersebut terbagi dalam tiga kategori yaitu identitas responden, Komunikasi Atasan dan Bawahan sebagai (variabel X), dan Pelayanan Prima sebagai (variabel Y). Kategori Komunikasi Atasan dan Bawahan sebagai (variabel X) terbagi menjadi 10 pernyataan, dan untuk kategori Pelayanan Prima sebagai (variabel Y) terdapat 18 pernyataan. Dengan hal ini dapat melihat sejauh mana Komunikasi Atasan dan Bawahan sebagai (variabel X) berpengaruh terhadap Pelayanan Prima sebagai (variabel Y). dalam hal ini peneliti menggunakan tabel dalam bentuk presentase.
54
4.2.1
Data Responden Pengumpulan
data
dilakukan
terhadap
107
responden
tersebut
dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2015, setelah melalui proses pengeditan identitas rasponden sebagai berikut: 1. Kategori Jenis Kelamin Table 4.1 Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
1.
Perempuan
58
54 %
2.
Laki-laki
49
46 %
107
100%
Jumlah
Frekuensi
Persentase
Berdasarka data yang dihasilkan / dikumpulkan jenis kelamin perempuan menunjukan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Jumlah perempuan mencapai 58 orang (54%). Sedangkan laki-laki berjumlah 49 orang (46%). 2. Kategori Usia Table 4.2 Kategori Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Frekuensi
Persentase
1.
20-29
20
19%
2.
30-39
31
29%
3.
40-49
35
33%
4.
50>
21
20%
107
100%
Jumlah
55
Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa usia responden yaitu Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan mayoritas usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 35 responden atau 33%, usia 30-39 tahun sebanyak 31 responden atau 29% , usia 50> tahun sebanyak 21 responden atau 20%, dan usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 20 respondem atau 19%, dan 3. Berdasarkan Kategori Pendidikan Terakhir Tabel 4.3 Kategori Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persentase
1
SMA sederajat
14
13%
2
Diploma
12
11%
3
S1 (Strata 1)
39
36%
4
S2 (Magister)
37
35%
5
S3 (Doctor)
5
5%
107
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 107 responden yaitu Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan yang dijadikan sampel penelitian berdasarkan kategori pendidikan terakhir mayoritas pendidikan terakhir adalah sebanyak 36% yang tamatan S1 (Strata 1), 37 responden atau sebanyak 35% yang tamatan S2 (Magister)
56
terdapat 14 responden atau sebanyak 13% adalah tamatan SMA sederajat, 12 responden atau sebanyak 11% responden yang tamatan Diploma, 39 responden dan 5 respoden atau 5 % yang tamatan S3 (Doctor). 4.2.2 Komunikasi Atasan dan Bawahan (Variabel X) Tabel 4.4 Atasan memberikan informasi mengenai
Skor
F
%
kegiatan yang sedang terjadi di perusahaan Sangat Tidak Setuju
1
2
1.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
16
15.0
Setuju
4
47
43.9
Sangat Setuju
5
38
35.5
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 1) Dari data tabel 4.4 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan atasan memberikan informasi mengenai kegiatan yang sedang terjadi di perusahaan hal tersebut dapat dilihat dari 47 orang menjawab Setuju dengan presentase sebanyak 43.9%, sangat Setuju sebanyak 38 responden (35.5 %), kurang Setuju sebanyak 16 responden (15.0%), yang menjawab tidak Setuju 4
57
responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 2 responden (1.9%). Tabel 4.5 Atasan melakukan komunikasi diluar
Skor
F
%
masalah pekerjaan Sangat Tidak Setuju
1
2
1.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
10
9.3
Setuju
4
51
47.7
Sangat Setuju
5
40
37.4
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 2) Dari data tabel 4.5 diatas maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang pernyataan atasan melakukan komunikasi diluar masalah pekerjaan hal tersebut adalah 51 responden dengan presentase sebanyak 47.7%, yang menjawab sangat Setuju sebanyak 40 responden (37.4 yang menjawab kurang Setuju sebanyak 10 responden (9.3%), yang menjawab tidak Setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 2 responden (1.9%).
58
Tabel 4.6 Atasan memberikan solusi ketika terdapat
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
7
6.5
Kurang Setuju
3
20
18.7
Setuju
4
46
43.0
Sangat Setuju
5
33
30.8
kesulitan dalam pekerjaan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 3) Dari data tabel 4.6 diatas dapat maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang pernyataan atasan memberikan solusi ketika terdapat kesulitan dalam pekerjaan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 46 responden dengan
presentase
sebanyak 43.0%,yang menjawab sangat Setuju sebanyak 33 responden (30.8 %), yang menjawab kurang Setuju sebanyak 20 responden (18.7%), yang menjawab tidak Setuju 7 responden (6.5%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
59
Tabel 4.7 Atasan memberikan penilaian terhadap hasil
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
2
1.9
Tidak Setuju
2
6
5.6
Kurang Setuju
3
10
9.3
Setuju
4
46
43.0
Sangat Setuju
5
43
40.2
kerja yang telah dilakukan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 4) Dari data tabel 4.7 diatas dapat maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang pernyataan Atasan memberikan penilaian terhadap hasil kerja yang telah dilakukan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 46 responden dengan presentase sebanyak 43.0%, yang menjawab sangat Setuju sebanyak 43 responden (40.2 %), yang menjawab kurang Setuju sebanyak 10 responden (9.3%), yang menjawab tidak Setuju 6 responden (5.6%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 2 responden (1.9%).
60
Tabel 4.8 Saya merasa puas terhadap komunikasi yang
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
5
4.7
Kurang Setuju
3
13
12.1
Setuju
4
52
48.6
Sangat Setuju
5
36
33.6
dilakukan atasan dengan menggunakan media email/sms/memo/dan media massa
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 5) Dari data tabel 4.8 diatas dapat maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang pernyataan komunikasi yang dilakukan atasan dengan menggunakan media email/sms/memo/dan media massa hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 52 responden dengan presentase sebanyak 48.6%, yang menjawab sangat Setuju sebanyak 36 responden (33.6 %), yang menjawab kurang Setuju sebanyak 13 responden (12.1%), yang menjawab tidak Setuju 5 responden (4.7%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 1 responden (0.9%). .
61
Tabel 4.9 Atasan menyampaikan pesan kepada
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
15
14.0
Setuju
4
57
53.3
Sangat Setuju
5
30
28.0
pegawai dalam bentuk lisan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 6) Dari data tabel 4.9 diatas dapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang pernyataan Atasan menyampaikan pesan kepada pegawai dalam bentuk lisan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 57 responden dengan presentase sebanyak 53.3% ,yang menjawab sangat Setuju sebanyak 30 responden (28.0 %), yang menjawab kurang Setuju sebanyak 15 responden (14.0%), yang menjawab tidak Setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak Setujusebanyak 1 responden (0.9%).
62
Tabel 4.10 Atasan terlalu banyak memberikan informasi
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Tidak Setuju
2
8
7.5
Kurang Setuju
3
20
18.7
Setuju
4
38
35.5
Sangat Setuju
5
41
38.3
terhadap pekerjaan yang harus dilakukan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 7) Berdasarka data tabel 4.10 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab sangat Setuju tentang pernyataan Atasan terlalu banyak memberikan informasi terhadap pekerjaan yang harus dilakukan hal tersebut dapat dilihat yang menjawab sangat Setuju sebanyak 41 responden (38.3 %), yang menjawab Setuju sebanyak 38 responden (35.5%), yang menjawab kurang Setuju sebanyak 20 responden (18.7%), yang menjawab tidak Setuju 8 responden (7.5%), dan yang menjawab sangat tidak Setuju sebanyak 0 responden.
63
Tabel 4.11 Atasan memberikan informasi sesuai
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
25
23.4
Setuju
4
49
45.8
Sangat Setuju
5
28
26.2
dengan kebutuhan pekerjaan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 8) Berdasarka data tabel 4.11 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Atasan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 49 responden dengan presentase sebanyak 45.8%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden (26.2 %), yang menjawab kurang setuju sebanyak 25 responden (23.4%), yang menjawab tidak setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
64
Tabel 4.12 Atasan selalu mempertimbangkan factor waktu yang
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
6
5.6
Kurang Setuju
3
19
17.8
Setuju
4
44
41.1
Sangat Setuju
5
37
34.6
tepat dalam memberikan informasi
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 9) Berdasarka data tabel 4.12 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Atasan selalu mempertimbangkan factor waktu yang tepat dalam memberikan informasi hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 44 presentase sebanyak 41.1%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 responden (34.6%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 19 responden (17.8%), yang menjawab tidak setuju 6 responden (5.6%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
65
Tabel 4.13 Atasan memberikan batasan waktu
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
2
1.9
Kurang Setuju
3
12
11.2
Setuju
4
51
47.7
Sangat Setuju
5
41
38.3
107
100
dalam menyelesaikan pekerjaan
TOTAL
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 10) Dari tabel 4.13 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Atasan memberikan batasan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 51 presentase sebanyak 47.7%, dapat dilihat yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 responden (38.3%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 12 responden (11.2%), yang menjawab tidak setuju 2 responden (1.9%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
66
4.2.3 Pelayanan Prima Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan (Variabel Y) Tabel 4.14 Para pegawai mampu mewujudkan
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
2
1.9
Kurang Setuju
3
15
14.0
Setuju
4
54
50.5
Sangat Setuju
5
35
32.7
pelayanan yang mereka janjikan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 11) Berdasarka data tabel 4.14 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Atasan memberikan batasan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan Para pegawai mampu mewujudkan pelayanan yang mereka janjikan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 54 presentase sebanyak 50.5%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 responden (32.7%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 15 responden (14.0%), yang menjawab tidak setuju 2 responden (1.9%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
67
Tabel 4.15 Dapat mewujudkan kepercayaan
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
18
16.8
Kurang Setuju
3
15
14.0
Setuju
4
31
29.0
Sangat Setuju
5
42
39.3
kepada para peserta pelatihan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 12) Berdasarka data tabel 4.14 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab sangat setuju tentang pernyataan Dapat mewujudkan kepercayaan kepada para peserta pelatihan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 42 presentase sebanyak 39.3%, yang menjawab setuju sebanyak 31 responden (29.0%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 15 responden (14.0%), yang menjawab tidak setuju 18 responden (16.8%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
68
Tabel 4.16 Pegawai sangat sigap dalam
Skor
F
%
membantu peserta pelatihan Sangat Tidak Setuju
1
3
2.8
Tidak Setuju
2
5
4.7
Kurang Setuju
3
18
16.8
Setuju
4
43
40.2
Sangat Setuju
5
Total
38 107
35.5 100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 13) Berdasarka data tabel 4.15 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Pegawai sangat sigap dalam membantu peserta pelatihan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 43 presentase sebanyak 40.2%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 responden (35.5%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 18 responden (16.8%), yang menjawab tidak setuju 5 responden (4.7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (2.8%).
69
Tabel 4.17 Mampu memberikan pelayanan
Skor
F
%
yang cepat dan tepat Sangat Tidak Setuju
1
3
2.8
Tidak Setuju
2
6
5.6
Kurang Setuju
3
27
25.2
Setuju
4
36
33.6
Sangat Setuju
5
35
32.7
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 14) Berdasarka data tabel 4.16 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 36 presentase sebanyak 33.6%. yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 responden (32.7%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 27 responden (25.2%), yang menjawab tidak setuju 6 responden (5.6%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (2,8%).
70
Tabel 4.18
Pegawai dapat menangani
Skor
F
%
keluhan public secara baik Sangat Tidak Setuju
1
4
3.7
Tidak Setuju
2
19
17.8
Kurang Setuju
3
24
22.4
Setuju
4
34
31.8
Sangat Setuju
5
26
24.3
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 15) Berdasarka data tabel 4.17 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Pegawai dapat menangani keluhan public secara baik hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 34
presentase sebanyak 31.8%, yang
menjawab sangat setuju sebanyak 26 responden (24.3%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 24 responden (22.4%), yang menjawab tidak setuju 19 responden (17.8%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 responden (3.7%).
71
Tabel 4.19 Memberikan informasi yang
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
9
8.4
Kurang Setuju
3
9
8.4
Setuju
4
42
39.3
Sangat Setuju
5
46
43.0
konsisten dan akurat
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 16) Berdasarka data tabel 4.18 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab sangat setuju tentang pernyataan Memberikan informasi yang konsisten dan akurat hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 46 presentase sebanyak 43.0%, yang menjawab setuju sebanyak 42 responden (39.3%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 9 responden (8.4%), yang menjawab tidak setuju 9 responden (8.4%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
72
Tabel 4.20 Memiliki sikap sopan santun dan
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
23
21.5
Setuju
4
44
41.1
Sangat Setuju
5
35
32.7
bersikap ramah dalam berbicara
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 17) Berdasarka data tabel 4.19 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Memiliki sikap sopan santun dan bersikap ramah dalam berbicara hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 44 presentase sebanyak 41.1%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 responden (32.7%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 23 responden (21.5%), yang menjawab tidak setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
73
Tabel 4.21 Pegawai sangat kredibel dalam
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
2
1.9
Tidak Setuju
2
6
5.6
Kurang Setuju
3
21
19.6
Setuju
4
42
39.3
Sangat Setuju
5
36
33.6
menjawab complain
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 18) Berdasarka data tabel 4.20 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Pegawai sangat kredibel dalam menjawab complain hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 42 presentase sebanyak 39.3%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 36 responden (33.6%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 21 responden (19.6%), yang menjawab tidak setuju 6 responden (5.6%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1.9%).
74
Tabel 4.22 Saya mampu menyampaikan
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
3
2.8
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
15
14.0
Setuju
4
48
44.9
Sangat Setuju
5
37
34.6
pesan dengan baik
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 19) Berdasarka data tabel 4.21 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Saya mampu menyampaikan pesan dengan baik hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 48 responden presentase sebanyak 44.9%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 responden (34.6%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 15 responden (14.0%), yang menjawab tidak setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (2.8%).
75
Tabel 4.23 Saya memiliki kemampuan untuk
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
13
12.1
Kurang Setuju
3
24
22.4
Setuju
4
41
38.3
Sangat Setuju
5
28
26.2
mengetahui kebutuhan peserta pelatihan
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 20) Berdasarka data tabel 4.22 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Saya memiliki kemampuan untuk
mengetahui kebutuhan peserta
pelatihan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan presentase 41 responden sebanyak 38.3%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden (26.2%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 24 responden (22.4%), yang menjawab tidak setuju 13 responden (12.1%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
76
Tabel 4.24 Perusahaan memiliki ruang
Skor
F
%
tunggu yang nyaman Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
15
14.0
Kurang Setuju
3
26
24.3
Setuju
4
36
33.6
Sangat Setuju
5
29
27.1
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 21) Berdasarka data tabel 4.23 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Perusahaan memiliki ruang tunggu yang nyaman hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 36 dengan presentase sebanyak 33.6%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 29 responden (27.1%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 26 responden (24.3%), yang menjawab tidak setuju 15 responden (14.0%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
77
Tabel 4.25 Perusahaan memiliki lapangan
Skor
F
%
-
-
parkir yang aman Sangat Tidak Setuju
-
Tidak Setuju
2
6
5.6
Kurang Setuju
3
16
15.0
Setuju
4
52
48.6
Sangat Setuju
5
33
30.8
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 22) Berdasarka data tabel 4.24 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Perusahaan memiliki lapangan parkir yang aman hal tersebut dapat dilihat dari perolehan responden 52 presentase dengan sebanyak 48.6%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 33 responden (30.8%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 16 responden (15.0%), yang menjawab tidak setuju 6 responden (5.6%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0 responden.
78
Tabel 4.26 Perusahaan memiliki petunjuk parkir
Skor
F
%
kendaraan yang jelas Sangat Tidak Setuju
1
2
1.9
Tidak Setuju
2
10
9.3
Kurang Setuju
3
11
10.3
Setuju
4
43
40.2
Sangat Setuju
5
41
38.3
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 23) Berdasarka data tabel 4.25 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Perusahaan memiliki petunjuk parkir kendaraan yang jelas hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 43 responden dengan presentase sebanyak 40.2%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 responden (38.3%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 11 responden (10.3%), yang menjawab tidak setuju 10 responden (9.3%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1.9%).
79
Tabel 4.27 Resepsionis dapat bersikap ramah terhadap para
Skor
F
%
pegawai dan para peserta pelatihan Sangat Tidak Setuju
1
3
2.8
Tidak Setuju
2
7
6.5
Kurang Setuju
3
21
19.6
Setuju
4
33
30.8
Sangat Setuju
5
43
40.2
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 24) Berdasarka data tabel 4.26 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Resepsionis dapat bersikap ramah terhadap para pegawai dan para peserta pelatihan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 43 responden dengan presentase sebanyak 40.2%, yang menjawab setuju sebanyak 33 responden (30.8%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 21 responden (19.6%), yang menjawab tidak setuju 7 responden (6.5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (2.8%).
80
Tabel 4.28 Resepsionis dapat bekerjasama
Skor
F
%
Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
4
3.7
Kurang Setuju
3
14
13.1
Setuju
4
57
53.3
Sangat Setuju
5
31
29.0
dengan baik kepada para pegawai
Total
107
100
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 25) Berdasarka data tabel 4.27 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Resepsionis dapat bekerjasama dengan baik kepada para pegawai hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 57 responden dengan presentase sebanyak 53.3%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 31 responden (29.0%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 14 responden (13.1%), yang menjawab tidak setuju 4 responden (3.7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
81
Tabel 4.29 Menyediakan tempat penginapan yang
Skor
F
%
nyaman dan aman kepada peserta pelatihan Sangat Tidak Setuju
1
1
.9
Tidak Setuju
2
9
8.4
Kurang Setuju
3
22
20.6
Setuju
4
40
37.4
Sangat Setuju
5
35
32.7
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 26) Berdasarka data tabel 4.28 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Menyediakan tempat penginapan yang nyaman dan aman kepada peserta pelatihan hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 40 respponden dengan presentase sebanyak 37.4%. yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 responden (32.7%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 22 responden (20.6%), yang menjawab tidak setuju 9 responden (8.4%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 responden (0.9%).
82
Tabel 4.30 Memiliki ruangan pelatihan dengan
Skor
F
%
fasilitas yang lengkap Sangat Tidak Setuju
1
3
2.8
Tidak Setuju
2
14
13.1
Kurang Setuju
3
20
18.7
Setuju
4
42
39.3
Sangat Setuju
5
28
26.2
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 27) Berdasarka data tabel 4.29 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab setuju tentang pernyataan Memiliki ruangan pelatihan dengan fasilitas yang lengkap hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 42 responden dengan presentase sebanyak 39.3%, yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden (26.2%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 20 responden (18.7%), yang menjawab tidak setuju 14 responden (13.1%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (2.8%).
83
Tabel 4.31 Ruangan yang digunakan saat
Skor
F
%
pelatihan sangat nyaman Sangat Tidak Setuju
1
4
3.7
Tidak Setuju
2
7
6.5
Kurang Setuju
3
10
9.3
Setuju
4
32
29.9
Sangat Setuju
5
54
50.5
107
100
Total
(Sumber : pernyataan kuisioner no. 28) Berdasarka data tabel 4.30 diatas maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab sangat setuju tentang pernyataan Ruangan yang digunakan saat pelatihan sangat nyaman hal tersebut dapat dilihat dari perolehan 54 responden dengan presentase sebanyak 50.5%, yang menjawab setuju sebanyak 32 responden (29.9%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 responden (9.3%), yang menjawab tidak setuju 7 responden (6.5%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 responden (3.7%).
84
4.3 Teknik Analisis Data 4.3.1 Uji Korelasi Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variable yang menunjukan seberapa berpengaruh hubungan yang terjadi antara antara dua variable antara komunikasi atasan dan bawahan (X) terhadap pelayanan prima (Y) pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan. Berdasarkan hasil output program SPSS 20 adalah sebagai berikut: Tabel 4.32 Correlations KomunikasiAtasan
Pelayanan
DanBawahan
Prima
Pearson Correlation KomunikasiAtasan DanBawahan
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
PelayananPrima
1
**
.612
.000 107
107
**
1
.612
Sig. (2-tailed)
.000
N
107
107
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa korelasi antara variabel X Komunikasi Atasan dan Bawahan terhadap Pelayanan Prima variable Y adalah 0,612. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa Komunikasi Atasan dan Bawahan berpengaruh signifikan terhadap Pelayanan Prima. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,612 menurut kategori sugiyono berikut ini:
85
Tabel 4.33 Tingkat Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Hubungan antara variabel X (komunikasi atasan dan bawahan) dengan variabel Y (Pelayanan prima) berada dalam level 0,612 terletak pada wilayah antara 0,60 – 0,799 yang berarti ada hubungan kuat dan arah hubungan positif. Karena
koefisien
korelasi
positif,
maka
dapat
ditentukan
arah
hubungannya adalah positif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik komunikasi atasan dan bawahan maka akan semakin dapat meningkatkan pelayanan prima bagi para pegawai di Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan. Untuk menguji tingkat signifikasi hubungan antara variabel (X) komunikasi atasan dan bawahan dengan variable (Y) pelayanan prima, maka penulis membandingkan r
hitung
dengan r
tabel,
yakni r
perhitungan didapatkan r hitungnya lebih besar dari r
hitung
tabel
> r
tabel.
Dari hasil
dengan taraf signifikan
5% (0,612 > 0,19) artinya terdapat hubungan yang signifikan dari variabel X dengan variabel Y.
86
4.3.2 Uji Regresi Linier Sederhana Dalam metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji regresi untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh Komunikasi Atasan dan Bawahan Terhadap Pelayanan Prima Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk mengolah data dengan variabel X (Komunikasi Atasan dan Bawahan) terhadap variabel Y (Pelayanan Prima ) yang secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.34 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted
Std. Error of
R Square the Estimate 1
a
.612
.375
.369
6.698
a. Predictors: (Constant), Variabel_X
Model Summary R (korelasi) adalah 0,612 yang berarti menunjukan hubungan yang kuat antara variabel (X) independen dengan variabel (Y) dependent dengan presentase 61,2%. Besar niai R square adalah sebesar 0,375 atau sebesar 37,5%. Berdasarkan perhitungan tabel diatas dapat dilihat besarnya pengaruh variabel komunikasi atasan dan bawahan (X) terhadap pelayanan prima (Y) adalah sebesar 37,5%. Sedangkan sisanya adalah 62,5% dijelaskan oleh sebab-sebab atau hubungan-hubungan yang lain yang dapat mempengaruhi pelayanan prima. Kemudian, langkah berikutnya adalah uji anova, dipergunakan untuk mengetahui sejauhmana variable independent variable (X) komunikasi atasan dan
87
bawahan secara bersama-sama secara signifikan dapat mempengaruhi variable dependent atau variable terikat (Y) pelayanan prima. Tabel 4.35 a
ANOVA Model
Sum of Squares
1
Df
Mean Square
Regression
2822.105
1
2822.105
Residual
4710.437
105
44.861
Total
7532.542
106
F
Sig.
62.907
b
.000
a. Dependent Variable: Variabel_Y (pelayanan prima) b. Predictors: (Constant), Variabel_X (komunikasi atasan dan bawahan
Dari tabel hasil uji Amova di atas dapat dinyatakan bahwa: Hipotesis dalam penelitian : Ho = Tidak ada Pengaruh Komunikasi Atasan Dan Bawahan Terhadap Pelayanan
Prima
Pegawai
Pusdiklat
Aparatur
Kementrian
Kesehatan. Ha = Ada Pengaruh Komunikasi Atasan Dan Bawahan Terhadap Pelayanan
Prima
Pegawai
Pusdiklat
Aparatur
Kementrian
Kesehatan 1. Penguji Data : Perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel Jika : Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima Jika : Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak 2. Nilai Probabilitas : -
Jika Nilai Probabilitas (sig) < 0,05 ( ) maka H0 ditolak (berpengaruh).
-
Jika Nilai Probabilitas (sig) > 0,05 ( ) maka Ho (tidak berpengaruh).
88
Penelitian ini nilai probabilitas (sig) 0.000 dan nilai signifikan
= 0,05
maka H0 ditolak sehingga koefisien regresi dinyatakan signifikan (berpengaruh). 3. Perbandingan Ftabel dan Fhitung dan Sig dan Hasil : Fhitung = 62.907 > Ftabel = 3.93 maka Ho ditolak Hasil : (sig) 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis menyatakan bahwa Komunikasi Atasan dan Bawahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pelayanan Prima. Kemudian, penghitungan berikutnya adalah menghitung nilai coefficients regresi beta yang dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Tabel 4.36 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B 1
(Constant)
Std. Error
Beta
22.977
6.098
1.183
.149
3.768
.000
7.931
.000
Komunikasi atasan dan bawahan
.612
a. Dependent Variable: Variabel_Y
Dari tabel coefficient di atas dapat diketahui pada kolom B Constanta (a) adalah 22.977, sedangkan nilai komunikasi atasan dan bawahan (b) adalah 1.183. sehingga persamaan regresi dapat dihitung dengan model regresi linier sederhana : Y = a + bx
Y = 22.977 + 1.183 X
89
Besarnya nilai pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelayanan prima pegawai pusdiklat aparatur kementrian kesehatan, dapat dilihat dari hasil uji Coefficient pada bagian ini dikemukakan nilai konstan (a) = 22.977 dan beta = 1.183 Dengan adanya pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelayanan prima, dalam rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Hal ini ditunjukan oleh besarnya kefisien regresi pada kolom B, dimana koefisien constant menggantikan a dan koefisien komunikasi atasan dan bawahan menggantikan b dalam persamaan umum regresi linier sederhana yang berbentuk Y=a+bx. Persamaan tersebut menunjukan bahwa skor pelayanan prima (variabel Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1.183 bila terjadi peningkatan sebesar 1 poin pada komunikasi atasan dan bawahan (variabel X). Selain itu persamaa regresi linier (Y = 22,977 + 1.183X) dapat diinterpretasikan bahwa setiap perubahan satu satuan komunikasi atasan dan bawahan (X) maka akan terjadi peningkatan sebesar 1.183 satuan pelayanan prima (Y) sejalan dengan konstanta sebesar 22,977. 4.3.3 Uji F Pengujian dengan menggunakan uji F juga memberikan simpulan yang sama:46 H0 : β = 0 (tidak terdapat pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelyanan prima) 46
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, 386
90
H1: β ≠0 (terdapat pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelyanan prima) Statistik hitung F adalah 62.907 (berdasarkan tabel anova pada kolom F, baris regression), sedangkan statistik tabel distribusi F dengan a = 5% adalah 3.93. p-value yang diperoleh untuk pengujian ini adalah 0,000 (berdasarkan tabel 4.45 kolom sig., baris variable_X yaitu komunikasi atasan dan bawahan) kriteria penolakan H0 dalam pengujian hipotesis ini adalah : F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, H1 diterima p-value < α maka H0 ditolak, dan H1 diterima Fhitung : 62.907 > Ftabel 3.93 dan pada α = 5 %, keputusannya adalah H0 ditolak, yaitu terdapat pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelayanan prima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari komunikasi atasan dan bawahan terhadap pelayanan prima.
91
4.4 Pembahasan Berdasarkan dengan judul penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu : “Pengaruh Komunikasi Atasan dan Bawahan Terhadap Pelayanan Prima Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan”, peneliti akan membahas data yang telah di kumpulkan dari para responden sebanyak 107 orang. Untuk mengetahui Sejauhmana Pengaruh Komunikasi Atasan dan Bawahan Terhadap Pelayanan Prima Pegawai Pusdiklat Aparatur Kementrian Kesehatan. Setelah penulis memberikan deskripsi interpretasi temuan data penelitian yang terurai dalam setiap tabel tunggal di atas, maka penulis memberikan uraian pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: Manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lainnya sehingga dapat terbentuk kerja sama. Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik, jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan saat bekerja, sehingga tidak terjadinya kesalahan persepsi dalam komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan didalam organisasi. Komunikasi kebawah merupakan komunikasi atau arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan juga komunikasi kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan tugas-tugas. Komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan juga sangat penting di dalam dunia pekerjaan. Pesan tersebut pada umumnya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, perintah, disiplin, pertanyaan
92
dan kebijakan umum. Bawahan juga memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui tugas-tugasnya dan mengerti seluruh tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan dan kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh pimpinan dan harus diterima oleh setiap bawahan. Pelayanan prima juga diperlukan perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun produk langsung. Hal ini berkaitan langsung dengan rasa kepuasan pelanggan. Pelayanan prima dapat dilakukan oleh seluruh unsur personil dalam perusahaan, ini tentu tidak lepas dari peran Public Relations itu sendiri dalam melaksanakan pelayanan prima. Jika layanan jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang “ideal” (unggul). Sebaliknya jika layanan jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai pelayanan buruk. Baik dan buruknya kualitas pelayanan jasa tergantung pada kemampuan penyedia layanan suatu jasa dalam upaya untuk memenuhi harapan pelanggan secara konsisten, tepat dan memuaskan Dari hasil penelitian keseluruhan pada kategori responden yang di bagi dalam 3 karakteristik, dapat dilihat bahwa kategori responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas oleh responden berjenis kelamin perempuan dengan presentase 58%. Sedangkan untuk kategori usia, mayoritas dihadiri oleh responden berusia 40 – 49 tahun dengan presentase 33%. Kemudian untuk kategori pendidikan terakhir, mayoritas responden dihadiri oleh tamatan S1 (Strata 1) dengan presentase 36%. Berdasarkan dari hasil
93
diatas, pegawai pusdiklat aparatur kementerian kesehatan menunjukan mayoritas pegawai yang produktif dan komunikasi baik antara atasan dan bawahan sehingga memberikan efek terhadap pelayanan prima, dilihat dari mayoritas diminati oleh kaum perempuan dan penerus – penerus yang masih berusia matang dalam mengembangkan kompetensi dirinya melalui informasi – informasi yang baik sehingga dapat disampaikan oleh para ahli di bidangnya. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner dari 107 responden yang memberikan jawaban dari setiap pernyataan dari setiap variable yang akan dihitung sebagai data penelitian. Penghitungan tersebut digunakan dengan menggunakan skala likert. Teknik pengumpulan sample dalam penelitian ini menggunakan tekhnik stratified random sampling dimana sample di ambil acak pada setiap strata atau divisi, hal ini dilakukan karena melihat populasi di dalam penelitian ini adalah berstrata dimana ada ketua pusat, kasubag, kepbid, kasubid,tenaga fungsional dan para pegawai. Berdasarkan penilaian pernyataan dari variabel bebas (komunikasi atasan dan bawahan),bahwa dari 10 pernyataan di variable bebas (komunikasi atasan dan bawahan) pernyataan yang paling dominan yang terletak di dalam variable bebas (X) berada pada tabel 4.9 dalam questions nomer 6 yaitu atasan menyampaikan pesan kepada pegawai dalam bentuk lisan dengan perolehan 57 responden menjawab setuju dengan presentase 53.3%. sedangkan yang paling kecil adalah di tabel 4.10 dengan pernyataan atasan terlalu banyak memberikan informasi terhadap pekerjaan yang harus dilakukan dengan perolehan 38 responden mengatakan setuju dengan perolehan presentase 35.5%.
94
Kemudian variable terikat (pelayanan prima), bahwa dari 18 pernyataan adalah pernyataan yang paling dominan yang terletak di dalam variable terikat (Y) berada pada tabel 4.28 dalam questions nomer 24 yaitu resepsionis dapat bekerjasama dengan baik kepada para pegawainya dengan perolehan 57 responden menjawab setuju dengan presentase 53.3%. sedangkan yang paling kecil adalah di tabel 4.17 dengan pernyataan pegawai mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan perolehan 27 responden mengatakan kurang setuju dengan perolehan presentase 25.2%. Nilai R (Korelasi) adalah 0,612 yang menunjukan bahwa Komunikasi Atasan dan Bawahan pelayanan
memiliki hubungan yang berhubungan kuat terhadap
prima dengan presentase 0,612% hal itu dapat dilihat dari tabel
interval bahwa 0,612 berada didalam level 0,600-0,799 diamana tingkat hubungannya adalah kuat.. Sedangkan R Square
sebesar 0,375 yang berarti
bahwa besarnya pengaruh Komunikasi Atasan dan Bawahan (X) Terhadap Pelayanan Prima (Y) adalah sebesar 37,5% jadi komunikasi atasan dan bawahan dapat mempengaruhi pelayanan prima sebesar 37,5% yang sisanya 62.5% di pengaruhi adanya factor lain diluar penelitian ini. Yang dimaksud factor lain adalah kinerja pegawai, motivasi kerja dll. Dari hasil analisa statistik uji Koefisien Korelasi Product Moment untuk pengaruh komunikasi atasan dan bawahan diperoleh sebesar 0,612 termasuk kategori kuat. Artinya bahwa adanya pengaruh yang kuat antara komunikasi atasan dan bawahan dengan pelayanan prima. Komunikasi atasan dan bawahan dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan prima kepada peserta pelatihan.
95
Dari hasil perhitungan uji ANOVA atau F-test terdapat nilai F hitung. pvalue < α maka H0 ditolak, dan H1 diterima nilai probabilitasnya (sig) sebesar 0.000 < 62.907 maka Ho ditolak. Berarti bahwa Ho ditolak dan Fhitung : 62.907 > Ftabel 3.93 dan pada α = 5 %, keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis menyatakan bahwa Komunikasi Atasan dan Bawahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pelayanan Prima.