BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia relatif belum lama dan baru dirintis menjelang Pelita III. Namun demikian, dalam waktu yang pendek itu Indonesia telah banyak berbuat untuk mulai mengelola lingkungan hidupnya. Hasil utama pengembangan lingkungan hidup ini nampak pada munculnya kesadaran dan kepedulian di kalangan masyarakat. Antara lain dalam peningkatan upaya swadaya masyarakat seperti tercermin dalam kegiatan nyata dan keterlibatan masyarakat umum dalam memecahkan masalah pencemaran di daerah. Padahal 20 tahun sebelumnya, istilah lingkungan hidup itu sendiri belum begitu dikenal. Konsep dan kebijakan lingkungan hidup selama Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Pertama mengalami perkembangan yang sangat berarti. Selama Pelita III bidang lingkungan hidup ditangani oleh Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan prioritas pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa merusak”, dengan tujuan agar lingkungan dan pembangunan tidak saling dipertentangkan. Pada Pelita IV, bidang lingkungan hidup berada di bawah Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Men-KLH), dengan prioritas pada keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup. Pada Pelita V
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
kebijaksanaan
lingkungan
hidup
sebelumnya
disempurnakan
dengan
mempertimbangkan keterkaitan tiga unsur, antara kependudukan, lingkungan hidup dan pembangunan guna mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan hanya terlanjutkan dari generasi ke generasi apabila kebijaksanaan dalam menangani tiga bidang tersebut selalu dilakukan secara serasi menuju satu tujuan. Bila lingkungan dan sumber daya alam tidak mendukung penduduk dan menunjang sumber daya manusia atau sebaliknya, maka pembangunan mungkin saja dapat berjalan, namun dengan risiko timbulnya ancaman pada kualitas dan daya dukung lingkungan. Kebijaksanaan dasar yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan ini akan tetap menjadi pegangan dalam pengelolaan lingkungan hidup pada Pelita VI dan pelita-pelita selanjutnya. Pada pelita VI, bidang lingkungan hidup secara kelembagaan terpisah dari bidang kependudukan dan berada di bawah Menteri Negara Lingkungan Hidup (Men-LH). Lingkungan hidup dirasakan perlu ditangani secara lebih fokus sehubungan dengan semakin luas, dalam dan kompleksnya tantangan pada era industrialisasi dan era informasi dalam PJP Kedua (yang dimulai pada Pelita VI). Lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia diuraikan menjadi tiga babak, yakni masa tumbuhnya Arus Global 1972, munculnya Komitmen Internasional, dan Komitmen Nasional dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, serta Pasca Reformasi. Pada masa Pemerintahan Presiden Jokowi Kementrian Kehutanan digabungkan dengan Kementrian Lingkungan Hidup menjadi Kementrian
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berikut nama Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebelum di gabung: Kementrian Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kemeneg PPLH, 178-183) Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kemeneg KLH, 1983-1993) Kementrian Negara Lingkungan Hidup (Kemeneg LH, 1993-2005) Kementrian Lingkugan Hidup (Kemen LH,2005-2014) Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Pertanian (sampai dengan tahun 1983) Departemen Kehutanan (1983-1998) Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1998) Departemen Kehutanan (1998-2005) Kementrian Kehutanan (2005-2014) 4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Kerja Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Visi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan “Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif, serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
Misi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau; 2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan; 3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup; 4. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi. Budaya Kerja Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1. Awareness Stage 2. Understanding Stage 3. Buy-In Stage 4. Sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya kerja secara masif kepada seluruh ASN Kementerian LHK maupun masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
4.1.3 Filosofi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
1. Lingkaran luar berwarna coklat melambangkan pembangunan yang tidak mengenal kata akhir untuk mewujudkan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. 2. Lingkaran berwarna biru melambangkan alam semesta. 3. Batang, cabang pohon berwarna hijau dan akar pohon berwarna emas, gambaran utuh Kalpataru yang memiliki arti tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang serta melambangkan hutan, tanah, air udara dan makhluk hidup. 4. Pohon hijau melambangkan hutan yang subur yang berfungsi dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. 5. Pohon dan akar berwarna hitam melambangkan hutan sebagai sarana pendukung pembangunan nasional perlu dikelola secara produktif dan lestari. 6. Warna dasar coklat di dalam lingkaran melambangkan tanah yang subur berkat usaha penghijauan, reboisasi dan konservasi tanah, serta usaha lainnya yang dilakukan terus menerus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
7. Warna hitam di atas akar berwarna emas melambangkan lapisan tanah yang subur. 8. Warna biru di bawah pohon melambangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air. 9. Warna putih di bawah pohon melambangkan sumber air untuk kelangsungan kehidupan. 4.1.4
Stuktur
Organisasi
Kementrian
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan
4.1.5
Stuktur Organisasi Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud , Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. koordinasi dan penyusunan rencana, program, kerjasama teknik, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kinerja di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem; 2. koordinasi dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data, dan pengolahan sistem informasi di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem; 3. koordinasi dan pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem; 4. koordinasi dan penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan dan telaahan peraturan perundang-undang, serta pemberian pertimbangan dan advokasi hukum di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem; dan 5. pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Direktorat Jenderal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
4.2
Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan metode pencarian data melalui observasi, penelitian melalui pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh peneliti dan hasil wawancara mendalam dengan key informan atau narasumber Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu Bapak Tachrir Fathoni selaku Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehingga dapat dilihat nantinya program CSR atau Corporate Social Responsibillity Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah berjalan. Wawancara juga dilakukan kepada publik eksternal yang juga ikut serta dalam kegiatan penanaman 100 Pohon Bakau di Taman Wisata Alam. Terdapat empat narasumber, yaitu Ketua Panitia Peringatan Hari Bhakti Rimbawan
(Humas
Kementrian
Lingkungan
Hidup)
Ketua
Bidang
Lingkungan Hidup Kongres Wanita Indonesia yang menjadi pertner dalam kegiatan peringatan Hari Bhakti Rimbawahan ke-33, kepala pengelola Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk sekaligus penduduk disekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk. Dalam
melaksanakan
program
Corporate
Social
Responsibillity,
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan penanaman 100 pohon bakau sekaligus untuk memperingati Hari Bhakti Rimbawan Ke-33 yang bertujuan untuk pengelolan lingkungan hidup dan pelestarian alam demi terjaganya kelestarian alam. Bapak Tachrir Fathoni selaku Dirjen Konservasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
Sumber Daya Alam dan Ekosistem menjelaskan bahwa setiap kegiatan CSR yang dilakukan selalu memiliki tujuan, seperti yang dijelaskan sebagai berikut: “Dalam menentukan suatu program, setiap rencana program-program CSR atau Corporate Social Responsibillity sudah pasti tentu telah menentukan tujuan dan manfaat dilaksanakannya suatu program. Tujuan utama dalam kegiatan ini untuk adanya timbal balik yang positif antara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan khalyak, serta meningkatkan citra positif Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Serta manfaat dan tujuan yang di dapat oleh khalayak atau publik yaitu dengan selalu terjaga pelestarian alam dan lingkungannya dan juga membantu warga dalam bidang ekonomi. Dalam setiap kegiatannya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebisa mungkin menjalankan tujuan program yang berkonsep dan berdampak luas untuk masyarakat dalam jangka panjang.”. Selain itu, Bapak Agus Justianto selaku panitia dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang turut terlibat dalam kegiatan penenaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk menambahkan tujuan dari kegiatan ini bahwa: “Karena Taman Wisata Alam merupakan wilayah perairan yang perlu diperhatikan agar dapat mengurangi tingkat abrasi dan erosi, yang merupakan habitat burung yang di lindungi. Tujuan lainnya yaitu membantu perekonomian warga sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk, karena pohon bakau yang didapat berasal dari petani bakau setempat ( Warga sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk). Selain itu, bertujuan untuk
memelihara Taman
Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dengan biota bawah laut yang tetap terjaga ke indahannya dan meningkatkan ke sadaran warga untuk peduli akan lingkungan sekitar”. Kegiatan CSR kali ini sekaligus untuk
memperingati Hari Bhakti
Rimbawan Ke-33 dengan melakukan penanaman 100 pohon bakau di Taman
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke yang berfokus pada beberapa hal, yang dikelompokan dalam fokus penelitian. 4.2.1 Fact Finding Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem bekerja sama dengan Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melakukan pengumpulan data atau riset. Dengan melihat kondisi warga atau masyarakat Jakarta, khususnya yang bertempat tinggal dan bermukim disekitar perairan serta yang memiliki habitat yang harus dan perlu dilindungi menjadi perhatian khusus bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dapat terus berupaya terhindar dari abrasi atau erosi dan punahnya suatu habitat margasatwa tersebut. Suaka Marga Satwa yang tetap harus dilestarikan, diperhatikan dan tetap terjaga perlindungan dan kebersihannya membutuhkan perhatian yang khusus agar setiap upaya-upaya yang dilakukan semata-mata untuk tetap menjaga dan melindungi suaka marga satwa. Sejalan dengan apa yang di katakan oleh bapak DR. Ir. Tachrir Fathon, M. Sc selaku Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Pertama dari pihak Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosisten meriset dan langsung turun lapangan untuk menganalisis keadaan lingkungan sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk. Setelah menganalisis kita bicarakan kepada team divisi Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam seterusnya ide dan rencana ini disampaikan oleh Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lalu diadakanlah rapat atau meeting anatara Direktorat KSDAE
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
dengan pihak Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membahas renacana program ini. “ Letak Taman Wisata Alam yang strategis bertujuan untuk dapat melakukan pelasatarian alam dan habitat dengan ke indahannya, seperti melidungi biota sekitar agar dapat tetap menjadi salah satu tempat wisata di Jakarta dengan keindahannya. Serta warga juga dapat merasakan manfaat yang cukup besar apabila dapat menjaga dan melestarikan lingkungan dengan baik. Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang mendorong Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan Program Corporate Social Responsibillity terhadap warga atau masyarakat demi meningkatkan perekonomian warga dengan membatu membeli bibit tanaman bakau dari warga atau petani sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk yang manfaatnya juga dapat dirasakan oleh seluruh warga di Taman Wisata Alam apabila dapat melakukan penanaman dan melestarikan tanaman bakau. Selain itu, kondisi lingkungan yang tidak terawat dan banyaknya warga yang seakan tidak perduli akan kebersihan lingkungan yang terjadi akibat pola hidup yang tidak bersih, membuat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ingin melakukan kegiatan yang dapat mengajak dan mengubah pola hidup warga yang tidak perduli sebelumnya akan lingkungan menjadi pola hidup bersih di sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke. Upaya penyelamatan hutan mangrove di Jakarta, menjadikan peluang bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
mulai dari pelajar, masyrakat sekitar wilayah Taman Wisata Alam untuk turut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan alam. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sangat amat peduli dan dibentuk untuk fokus menjaga dan terus memelihara kehidupan marga satwa dan habitatnya, dan karena kondisi warga Jakarta yang semakin menurun tingkat kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan dan alam, maka Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dirasa dapat membantu melestarikan dari program Corporate Social Responsibillity di bidang lingkungan. 4.2.2
Planning and Programming Rencana dan program timbul karena di latar belakangi oleh permasalahan
yang terjadi dari hasil pengumpulan data yang dilakukan. Dari permasalahan yang pertama, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki rencana program untuk melukan penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dengan tujuan untuk melindungi Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dari abrasi dan erosi di daerah sekitar, bertujuan untuk melindungi habitat burung yang memerelukan tempat tinggal dan melindungi biota hidup agar tetap terjaga ke indahannya dan menjadi salah satu tempat wisata di Jakarta. Dengan demikian kegiatan tersebut dapat membantu perekonomian penduduk sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dengan banyaknya wisatawan yang datang apabila lingkungan tetap terjaga, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun juga membatu warga atau petani penjual tanaman bakau. Karena dengan di beli nya tanaman
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
bakau, warga tidak hanya di bantu dari segi perekonomian tapi juga manfaat terhadap manfaat lingkungan yang dirasakan. Pada permasalahan kedua, yaitu kurangnya kesadaran warga untuk melakukan pola hidup bersih, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupaya untuk bisa mengajak dan memberikan kesempatan bagi warga untuk dapat mengubah pola hidup menjadi pola hidup bersih dan menjaga lingkungan dari kegiatan Corporate Social Responsibillity ini. Seperti
yang
di
uraikan
oleh
Ibu
Sri
Sumiati
dalam
upaya
mengapresiasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas kegiatan penanaman mangrove tersebut, Sri Sumiati menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan Flatform KOWANI di bidang Lingkungan Hidup berupa Sosialisasi pengendalian kerusakan lingkungan, pencegahan bencana lingkungan, sadar dampak perubahan iklim (global warming), dan penanaman budaya tanam dan pelihara. “Hari ini sebuah upaya kecil dengan komitmen besar dimulai untuk kelestarian alam dan lingkungan”, Sri Sumiati. 4.2.3 Communication Action Implementasi yang dilakukan pada tahap ini dengan mengkomunikasikan program-program
Corporate
Social
Responsibillity
(CSR)
Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada organisasi yang ikut terlibat dalam kegiatan ini yaitu Kongres Wanita Indonesia, warga dan stakeholders sesuai dengan bentuk komunikasinya, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
a. Personal Communication Pada tahap ini, komunikasi yang dilakukan oleh Bapak Tachrir Fathoni selaku Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam melakukan komunikasi personal atau pribadi atas rencana program Corporate Social Responsibillity kepada Bapak Agus Justianto selaku Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk
dapat merealisasikan program CSR yang meruapkan agenda rutin
tahunan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Komunikasi personal juga dilakukan oleh pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Bapak Agus Justianto yang juga selaku panitia dalam kegiatan penanaman pohon bakau kepada warga di sekitar Taman Wisata Alam Angke Kapuk. b. Group Communication Komunikasi yang biasa dilakukan dalam suatu lingkup organisasi ini dilakukan pada saat diskusi kelompok, yaitu pada saat melakukan perencanaan program CSR diantara Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dengan Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan kepada Kongres Wanita Indonesia selakuk Organisasi yang turut terlibat dalam kegiatan ini serta sesama panitia dari kegiatan CSR ini demi terlaksananya program yang direncanakan. Selain itu, group communication juga terjadi pada saat Direktorat Sumber Daya Alam dan Konsistem mengkomunikasikan rencana program CSR ini kepada stakeholders.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
Group Communication juga dilakukan pada saat memberikan arahan, briefing ataupun saat melakukan meeting poin antara panitia Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kongres Wanita Indonesia. c. Mass Communication Kegiatan Komunikasi yang bersifat massa ini dilakukan oleh pihak Kementrian Lingkungn Hidup dan Kehutanan melalui media poster, banner, dan mouth –to-mouth kepada warga atau masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Angke Kapuk terhadap yang perduli terhadap keadaan lingkungan yang berada di Taman Wisata Alam untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Angke Kapuk atas program, tujuan, dan manfaat dari kegiatan CSR Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 4.2.4 Evalution Evaluasi dilakukan seperti yang di jelaskan oleh bapak Agus Justianto selaku panitia kegiatan Peringatan Hari Bhakti Rimbawaan di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke. Dengan melakukan diskusi bersama semua Stakeholders internal maupun eksternal. Evaluasi dilakukan pada tahap akhir program ini berjalan. Dari kegiatan yang pertama, yaitu penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Angke, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan evaluasi langsung kepada penduduk di sekitar Taman Wisata Alam mengenai besarnya manfaat dari pohon bakau tersebut. Ternyata ada banyak warga yang antusias untuk penanaman pohon bakau ini dan dapat selalu menjaga dan melindungi
pohon
bakau
demi
meningkatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kualitas
kehidupan
dan
54
perekonomian mereka. Namun, tidak sedikit pula warga yang tidak perduli akan hal itu. Selain itu, faktor alam juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena selain tangan-tangan jahil manusia, faktor alam lah yang tidak dapat dihindari. Faktor alam seperti ombak, pasang surutnya air pantai membuat tanaman bakau tidak menutup kemungkinan untuk terkikis dalam jangka waktu satu sampai dua tahun berjalan. Dalam hal ini, setelah melakukan diskusi bersama kepada seluruh Stakeholders untuk melakukan evaluasi, dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan yang berdampak baik bagi setiap warga dapat diterima dengan baik pula, namun kegiatan ini tetap berjalan berkat kerjasama yang tercipta sesama partisipan dalam kegiatan ini. Ibu Irma selaku Kepala Pengelola Taman Wisata Alam Angke Kapuk : “Meskipun banyak warga yang memang tidak peduli,namun dari beberapa warga yang peduli akan lingkungan dan beberapa pihak yang mendorongnya untuk terus berupaya untuk dapat melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk”. Dalam kegiatan peringatan Hari Bhakti Rimbawaan yaitu penanaman 100 pohon bakau Ibu Sri Sumiati selaku Ketua Bidang Lingkungan Hidup dari Kongres Wanita Indonesia menjelaskan manfaat yang di dapat dari kegiatan ini sebagai berikut. “Banyak dampak positif yang didapat dari kegiatan ini, contohnya hal ini dapat membuat mereka terbiasa untuk menjaga lingkungan serta menjagaa alam dan habitatnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa menjadi contoh dalam pelestarian lingkungan dengan hal kecil seperti melakukan penanaman pohon, tindakan kecil berpengaruh besar nantinya”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
55
Selain itu, dalam kegiatan penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, peneliti mewawancarai warga sekitaran kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk yaitu Bapak Teguh: “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Banyak sekali manfaat yang didapat dari kegiatan penanaman pohon bakau ini, salah satunya kami dapat mencegah terjadinya abrasi di sekitar pinggiran laut, kami selaku warga berterima kasih sekali atas adanya program kegiatan ini kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pihak-pihak yang terlibat akan kegiatan ini”. 4.3
Pembahasan Dalam Program Corporate Sosial Responsibillity (CSR), yaitu dalam
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup oleh Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, peneliti akan menjabarkan pembahasan secara lengkap mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu melalui program Peringatan Hari Bhakti Rimbawan Ke-33 dengan penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai sumber, maka selanjutnya adalah analisis data yang menghubungkan antara hasil penelitian sebagai kondisi rill (praktis) dengan teori-teori sebagai acuan ideal (teoritis). Perbandingan antara kedua hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah peran Corporate Sosial Responsibillty yang dilakukan oleh Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang dilakukan sesuai dengan teori-teori ataukah tidak. Jika terdapat kesesuaian maka hal ini berarti ada kesamaan antara kondisi praktis dengan teoritis(ideal),
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
56
namun jika tidak terdapat kesesuain maka ada batasan antara kondisi ideal dengan yang sesungguhnya. Dalam hal ini, peran Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan ekosistem serta Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menjalankan sebagaimana mestinya rencana program dijalankan. Karena setiap program Hubungan Masyarakat (Humas) harus selalu melalui empat tahap atau langkah, yaitu fact finding, planning and programming, communication action, dan evaluation. Dimana tahap-tahap tersebut merupakan tahap mendasar yang palingan dibentukan pada saat menjalani suatu program PR. 1. Fact Finding Tahap awal yang dilakukannya Program PR adalah dengan fact finding yang memang harus dilalui dari ke empat tahap atau langkah program PR. Fact finding dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data, mengetahui latar belakang dan permasalahan mengapa program PR atau Humas perlu dijalani. Dalam melakukan salah satu kegiatan CSR Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,yaitu dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melihat kondisi warga atau masyarakat Jakarta, khusunya bertapat tinggal dan bermukim di sekitar perairan serta memiliki habitat yang harus dan perlu dilindungi menjadi perhatian khusus bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk terus berupaya terhidar dari abrasi atau erosi. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
57
melakukan pelestraian alam dan habitat dengan keindahnnya, seperti melindungi biota di lingkungan sekitar agar dapat tetap menjadi salah satu tempat wisata di Jakarta dengan keindahannya. Serta warga juga dapat merasakan manfaat yang cukup besar apabila dapat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dengan baik. Selain itu, kondisi lingkungan yang minim perawatan dan banyak juga warga atau pengunjung Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke yang minim akan kebersihan lingkungan serta terjadi akibat pola hidup yang tidak bersih, membuat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ingin melakukan kegiatan yang dapat mengajak dan mengubah pola hidup warga yang tidak perduli sebelumnya akan ligkungan menjadi pola hidup bersih di sekitar daerah Muara Angke. Upaya penyelamatan hutan mengrove di Jakarta, menjadikan peluang bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk terus mendukung komunitas pencinta alam dari siswa/si SMA dan Perguruan Tinggi untuk terus tetap menjaga dan melestarikan alam dan suaka marga satwa. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan peduli akan kelestarian alam dan karena kondisi warga Jakarta yang semakin menurun tingkat kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan dan alam, maka hal ini di rasa cukup untuk Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat melakukan program CSR atau PKBL (Program Kerja Bina Lingkungan) 2. Planning and Programing
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
58
Tahap kedua yang dilakukan dalam suatu program PR atau Humas , yaitu rencana dan program yang timbul karena dilatar belakangi oleh permasalahan yang terjadi yang di dapat dari hasil pengumpulan data atau riset. Dari permasalahan yang ada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki program untuk melakukan penanaman 100 pohon bakau sekaligus untuk memperingati Hari Bhakti Rimbawan Ke-33 di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke dengan tujuan untuk melindungi dan memelihara kawasan lingkungan Taman Wisata Alam agar tetap terjaga ke indahannya dan menjadi salah satu tempat favorit wisata di Jakart, dengan demikian kegiatan tersebut dapat membantu perekonomian penduduk di wilayah sekitaran Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke. 3. Communication Action Implementasi yang dilakukan pada tahap ini dengan mengkomunikasikan program-program CSR Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada warga, organisasi yang terlibat dan stakeholders. a.Personal Communication pada tahap ini, komunikasi yang dilakukan oleh Bapak Tachrir Fathoni Pada tahap ini, komunikasi yang dilakukan oleh Bapak Tachrir Fathoni selaku Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam melakukan komunikasi personal atau pribadi atas rencana program Corporate Social Responsibillity kepada Bapak Agus Justianto selaku Staff Humas untuk dapat merealisasikan program CSR yang merupakan agenda rutin tahunan Kementrian Lingkungan Hidup dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
59
Kehutanan. Komunikasi personal juga dilakukan oleh pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Bapak Agus Justianto yang juga selaku ketua panitia dalam kegiatan penanaman pohon bakau kepada warga di sekitar Taman Wisata Alam Angke Kapuk. b. Group Communication komunikasi yang biasa dilakukan dalam suatu lingkup organisasi ini dilakukan pada saat diskusi kelompok, yaitu pada saat melakukan perencanaan program CSR diantara Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dengan Staff Ahli Mentri Lingkungan Hidup sesama panitia dari kegiatan CSR ini demi terlaksananya program yang direncanakan. Selain itu, group communication juga terjadi pada saat Direktorat Sumber Daya Alam dan Ekosistem
mengkomunikasikan
rencana
program
CSR
ini
kepada
stakeholders. Group Communication juga dilakukan pada saat memberikan arahan, briefing ataupun saat melakukan meeting poin antara panitia Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kongres Wanita Indonesia. c. Mass Communication Kegiatan Komunikasi yang bersifat massa ini dilakukan oleh pihak Kementrian Lingkungn Hidup dan Kehutanan oleh warga atau masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk yang perduli terhadap keadaan
lingkungan
yang
berada
di
Taman
Wisata
Alam
untuk
mengkomunikasikan kepada masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
60
Angke Kapuk atas program, tujuan, dan manfaat dari kegiatan CSR Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutnan. 4. Evaluation Evaluasi dilakukan pada tahap akhir program ini berjalan. Dari kegiatannya yaitu penanaman 100 pohon bakau untuk peringatan Hari Bhakti Rimbahwan Ke-33 di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan evaluasi langsung kepada penduduk sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke mengenai besar manfaat dari penanaman pohon bakau tersebut. Ternyata banyak warga yang antusias untuk penaman pohon bakau ini dan dapat selalu menjaga dan melindungi pohon bakau demi meningkatkan kualitas ke hidupan dan perekonomian mereka. Namun, tidak sedikit pula warga yang tidak perduli akan hal itu. Selain itu, faktor alam juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena selain tangan-tangan jahil manusia, faktor alam lah yang tidak dapat dihidari. Faktor alam seperti ombak, pasang surutnya air pantai tidak menutup tanaman bakau untuk terkikis dalam jangka waktu satu sampai dua tahun berjalan. 4.3.1
Peringatan Hari Bhakti Rimbahwan dengan Penanaman 100 Pohon Bakau di
Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk
Muara Angke Peringatan Hari Bhakti Rimbahwan Ke-33 dengan penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
61
Angke cukup strategis mengingat bahwan kawasan Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke adalah Hutan buatan yang diperuntukan untuk penanaman pohon bakau yang dapat dijadikan tempat wisata oleh warga Jakarta maupun luar Jakarta. Kegiatan Peringatan Hari Bhakti Rimbahwan dengan penaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke pada tanggal 6 maret 2016 yang merupakan agenda tahunan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan kegiatan Corporate Social Responsibillity (CSR) atau yang disebut dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk kegiatan peringatan Hari Bhakti Rimbahwan tahun ini dengan penaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke dengan melibatkan 20 orang relawan dari warga sekitar 30 orang perwakilan dari Kongres Wanita Indonesia serta 10 siswa/i sekolah yang ada disekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke dalam penaman pohon bakau. Program ini bertujuan untuk mengurangi tingkat erosi dan abrasi pada wilayah penduduk yang bermukim atau bertempat tinggal di sekitar wilayah Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke. Tujuan lainnya adalah untu meningkatkan perekonomian warga yang membuka usaha (UKM) di kawasan Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke itu sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
62
Selain itu, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga dalam hal mengurangi tingkat erosi dan abrasi wilayah perairan serta membantu perekonomian warga yang mempunyai usaha kecil (UKM). Yang pada akhirnya Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke menjadi salah satu pilhan tempat wisata yang dapat dipertimbangkan oleh wisatawan. Dasar atau latar belakang dilakukannya kegiatan ini karena Kementrian Lingkungan Hidup peduli terhadap ligkungan dan dikarenakan kondisi warga Jakarta yang semakin menurun tingkat kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan dan alam. Menurut salah satu petani bakau yang juga merupakan warga sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Muara Angke. Menurut salah satu warga sekitar yang berada di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk yang juga menjadi nara sumber penelitu, yaitu bapak Teguh menjelaskan manfaat yang di dapat cukup besar bagi warga sekitaran Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dalam kegiatan ini. “Banyak sekali manfaat yang didapat dari penanaman pohon bakau ini, salah satunya kami dapat mencegah terjadinya abrasi disekitar pinggiran laut, kami selaku warga berterima kasih sekali atas adanya program penanaman pohon bakau di wilayah kami kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kongres Wanita Indonesia dan dengan semua pihak yang terlibat”. Penanaman pohon bakau memang sedang digalakan oleh pemerintah, bukan hanya berguna untuk penahan erosi dan abrasi pantai, penanaman pohon bakau ini bisa menjadi ekowisata. Ekowisata merupakan fungsi umum dari sebuah hutan bakau. Banyak hutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
63
bakau yang dimanfaatkan sebagai lokasi ekowisata. Hal ini membuat para wisatawan dan juga turis bisa berekreasi menikmati pemandangan hutan bakau yang alami dan asri, sekaligus menyadari bahwa keberadaan hutan bakau sangatlah penting bagi kehidupan dan juga kepentingan ekosistem. Jadi, sambil berwisata, para turis bisa ikut berpartisipasi dalam program penanaman dan penghijauan pada hutan bakau untuk membantu melestarikan keberadaan dari hutan bakau. Dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dibentuk untuk lebih konsen dan fokus untuk pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup, sebenarnya tanggung jawab ekosistem alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi masyarakat juga harus turut turun tangan untuk pelestarian dan pemeliharaan alam. Dikarenakan Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk adalah yang di tepatkan untuk konservasi tanaman bakau dan sekaligus menjadi salah satu tempat wisata di Jakarta. Ketua panitia dari kegiatan ini Bapak Tachri Fathoni menjelaskan bahwa wilayah di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk sangat luas untuk ditanami pohon bakau. Waktu perkembangan pohon bakau sendiri cukup cepat, dengan waktu kurang lebih 4 bulan sudah dapat dilihat perkembangannya. Bukan hanya pemerintah yang dapat turun ikut menanam pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk, masyarakat umum juga dapat turut andil menanam pohon bakau dengan beberapa prosedur dari pengelola.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
64
Menurut panitia sekaligus Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bapak Agus Justianto menyebutkan, permasalahan saat ini sebenarnya tidak hanya pada ekonomi atau anggaran saja untuk bisa melakukan kegiatan penanaman bakau, tetapi ada saja warga yang tidak peduli akan besarnya manfaat yang dirasakan apabila kita dapat menjaga dan melestarikan lingkungan dan habitat suaka marga satwa. Dan bahaya yang didapat sewaktu-waktu musibah datang seperti terjadinya erosi atau abrasi apabila tidak memikirkan keadaan lingkungan dan habitat mulai dari sekarang”. Program Peringatan Hari Bhakti Rimbawan dengan penanaman 100 pohon bakau ini dilakukan selain untuk mengurangi abrasi atau erosi di wilayah perairan juga untuk meingkatkan kepedulian warga terhadap lingkungan, melestarikan alam dan melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya demi terjaganya lingkungan yang layak untuk dihuni dan lingkungan yang layak untuk dikunjungi wisatawan karena ke indahan alam yang dapat dijadikan objek wisata ini menjadi salah satu penghasilan bagi warga sekitar. Hal ini juga karena ingin meningkatkan dan memajukan perekonomian warga sekitar Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk dengan membeli makanan atau minuman yang disediakan warga sekitar. Harapan Bapak Teguh sebagai perwakilan warga sekitar setalah dilakukan penanaman 100 pohon bakau ini adalah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat terus memperhatikan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
65
peduli kepada mereka sebagai warga yang bermukim di wilayah perairan, tidak hanya awalnya kegiatan ini saja, tapi sampai adanya kendala-kendala
yang
mungkin
timbul
dan
terjadi
setalah
dilakukannya kegiatan penanaman pohon bakau ini. 4.3.2
Segmentasi Khalayak Pada segmentasi khalayak peneliti melihat bahwa Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak memilih segmentasi pada Khalayaknya, tetapi dalam menentukan segmentasi khalayaknya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selalu disesuaikan dengan Program kegiatan yang dijalankan oleh Kementrian Lingkungan Hidup sendiri. Seperti dalam kegiatan kali ini, Progam Peringatan
Hari
Bhakti
Rimbawahan
dengan
melakukan
penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk, dimana untuk menentukan siapa yang harus pedulu terhadap lingkungan dan melestarikan alam di mulai dari usia dini dan saat ini juga. Tidak peduli seseorang itu sudah tua, dewasa, remaja, balita sekalipun sudah dapat diajarkan dan dibiasakan untuk hidup dengan pola cinta dan peduli akan lingkungan dan alam. 4.3.3
Tujuan dari Program Corporate Social Responsibillity Dalam
menentukan
suatu
Program
Kegiatan
dan
Kemitraan,
sebelumnya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
66
bekerjasama dengan humasnya yang menjalankan setiap rencana programprogram CSR sudah pasti tentu telah menentukan tujuan dan manfaat dilaksanakannya suatu program. Tujuan utama dalam kegiatan ini untuk adanya timbal balik yang postif antara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan khalayak serta meningkatkan citra positif Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dan manfaat dan tujuan yang didapat oleh khalayak atau publik yaitu dengan selau terjaga pelestraian alam dan lingkungannya juga terbantu secara perekonomian warga. Dalam setiap kegiatannya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedapat mungkin menjalankan program berkonsep berdampak luas untuk masyarakat dan jangka panjang. Dan dengan program kegiatan ini, sudah pasti dampaknya untuk masyarakat luas dan jangka panjang. 4.3.4
Evaluasi Tahap akhir dalam menjalankan suatu program kegiatan adalah tahap
evaluasi. Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil maupun dampak pelaksanannya. Melalu evaluasi, serorang praktisi PR akan mengetahui faktor-faktor yang jadi ke gagalan ataupun keberhasilan suatu program, sehingga dapat dilakukan langka-langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen, yaitu proses penilaian secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau ketetapan suatu berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
67
manajemen itu berupa dengan menjalankan penelitian, perencanaan, dan evaluasi terhadap program-program yang dijalankan. Tahap evaluasi yang diambil oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah sejalan dengan apa yang diharapkan. Disini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan fungsi manajemen untuk menjalankan suatu program kegiatan. Dalam program kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dirancang khusus untuk seluruh lapisan masyarakat yang peduli akan lingkungan dan pelestarian alam dan margasatwa. Dengan dijalankan program kegiatan ini diharapkan masyarakat menjadi lebih dapat meningkatkan tingkat kesadaran untuk peduli dan cinta akan lingkungannya. Yang dilakukan masyarakat setelah terlaksananya program kegiatan ini bisa dilihat dari program kegiatan Peringatan Hari Bhakti Rimbawahan Ke- 33 dengan melakukan penanaman 100 pohon bakau di Taman Wisata Alam Pantai Indah Kapuk, membuat warga semakin termotivasi untuk terus menjaga lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z