BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya PKBM Tunas Harapan PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo didirikan pada tahun 2009 dengan akta notaris No, C 1718, HI thn 2002, tanggal 5 November 2002. PKBM Tunas Harapan didirikan bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam mengakses pendidikan formal, disamping itu PKBM Tunas Harapan juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kepada warga masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan memiliki kecakapan hidup. Program-program yang dijalankan di PKBM Tunas Harapan antara lain Kejar Paket A dan Paket B. 4.1.2 Profil PKBM Tunas Harapan PKBM Tunas Harapan bertempat di Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo dengan ketua pengelola Ardin Laidingo S.Pd. 1). Keadaan Tutor Adapun tutor yang mengajar di PKBM tersebut terdiri dari seorang pembantu pengelola, seorang bendahara dan 7 orang tutor, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Keadaan Tutor di PKBM Tunas Harapan No
Nama
Pendidikan
Jabatan
SLTA
Bendahara
1
Vonistri Mooduto
2
Suryan Hippy S.Pdi
S1
Pembantu Pengelola
3
Hadidjah Daud S.Pdi
S1
Tutor
4
Yusuf Hasan S.Ag
S1
Tutor
5
Yahya Aliyonga S.Pdi
S1
Tutor
6
Usman Hasan
PGA
Tutor
7
Rosita Kadir
PGA
Tutor
8
Yusda Patilima
SMEA
Tutor
9
Olin Noho S.Pdi
S1
Tutor
Sumber data : Data Profil PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2011 Tutor di PKBM Tunas Harapan ini memiliki tupoksi antara lain untuk mengajar, membimbing, dan melatih warga belajar sesuai dengan bidang atau materi yang diajarkan. Adapun proses kegiatan belajar mengajar pada program paket B ini sebagaimana halnya program pendidikan pada umumnya adalah diawali dengan
pembuatan persiapan mengajar yang dilakukan oleh tutor walaupun hanya menggunakan media pembelajaran seperti buku pelajaran karena dalam hal ini mereka belum menggunakan pembelajaran yang bisa dikatakan canggih seperti komputer maupun laptop, sedangkan papan tulis saja masih menggunakan kapur tulis.
2) Keadaan Warga Belajar Jumlah warga belajar yang ikut pada program Paket B ini berjumlah 25 orang. Adapun warga belajar yang ditampung dan dibelajarkan dalam kegiatan program ini berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu yang pekerjaan sehar-harinya sebagai buruh tani dan dapat diprioritaskan mereka yang belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar untuk dapat menunjang dan meningkatkan kualitas hidupnya, namun mereka mempunyai kemauan untuk belajar walaupun begitu jauhnya rumah mereka untuk datang ketempat belajar. Adapun jumlah warga belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Keadaan Warga Belajar di PKBM Tunas Harapan No
Nama
L/P
Tempat Tanggal Lahir
1
Santo Kasim
L
Gorontalo, 18-05-1978
2
Sukardi Dai
L
Gorontalo, 05-03-1975
3
Sarwan Hipi
L
Gorontalo, 06-02-1972
4
Arfan T. Payu
L
Gorontalo, 16-10-1987
5
Pandi H. Tini
L
Gorontalo, 18-03-1983
6
Romin M. Daud
L
Gorontalo, 03-05-1990
7
Warman S. Jawe
L
Gorontalo, 08-02-1988
8
Sarwan W.L. Hipi
L
Gorontalo, 06-03-1975
9
Taufik Laita
L
Gorontalo, 07-01-1992
10
Yansur A. Kadir
L
Gorontalo, 12-04-1982
11
Alpian Mantu
L
Gorontalo, 18-01-1983
12
Intan Harun
P
Gorontalo, 18-07-1995
13
Yanti Dama
P
Gorontalo, 02-10-1974
14
Rivon K. Bakari.
P
Gorontalo, 18-07-1993
15
Fatmawati H. Laita
P
Gorontalo, 02-08-1986
16
Erfin I. Ismail
P
Gorontalo, 23-03-1993
17
Ulin Ismail
P
Gorontalo, 11-06-1986
18
Rabia I. Yunus
P
Gorontalo, 18-05-1978
19
Erwin I. Ismail
P
Gorontalo, 15-09-1987
20
Sartin Haliku
P
Gorontalo, 23-01-1982
21
Farida I Kale
P
Gorontalo, 29-12-1983
22
Endang Hubulo
P
Gorontalo, 28-04-1978
23
Kartin Harun
P
Gorontalo, 18-05-1980
24
Yulis U. Harun
P
Gorontalo, 21-05-1980
25
Fatmah M Daud
P
Gorontalo, 18-07-1985
Sumber data : Data Profil PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2011 4.2 Hasil Penelitian Data yang akan dianalisis adalah tentang efektifitas pengelolaan pembelajaran pada pembelajaran Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Efektifitas pengelolaan pembelajaran yang dimaksudkan akan lebih optimal apabila didukung dengan sejumlah sumberdaya yang ada dan fasilitas penunjang yang lebih baik pula. Dalam proses pembelajaran, efektivitas berarti kemampuan sebuah lembaga dalam melaksanakan program pembelajaran yang telah direncanakan serta kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dijaring dari informan melalui wawancara. Agar pembahasan dalam penelitian lebih terarah, maka telah dirumuskan lima indikator yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi. Hasil pengolahan data untuk kelima indikator ini akan dipaparkan sebagai berikut : 4.2.1 Hasil Pengolahan Data Indikator Perencanaan Pembelajaran
Salah satu fungsi pengelolaan adalah perencanaan. Program kegiatan apapun termasuk pendidikan perlu direncanakan dengan baik, sehingga semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Perencanaan harus dibuat dengan sebaik-baiknya. Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana pendidikan terkait, baik manajer dalam hal ini adalah pengelola maupun staf (tutor) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Perencanaan pembelajaran adalah rencana tutor ketika akan mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B yang menjelaskan tentang perencanaan pembelajaran sebagai berikut : “ Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, tutor membuat rencana pembelajaran seperti Silabus, RPP maupun SKH, hal ini dimaksudkan karena kesuksesan seorang tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran
bergantung pada keefektifan rencana pembelajaran (WW.H.D, Maret 2012).”
Senin
9
Dalam pengelolaan pembelajaran, perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pembelajaran. Tanpa perencanaan, pelaksanaan pembelajaran akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang pengelola PKBM Tunas Harapan sebagai berikut : “Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tersusun sesuai prosedur yang telah direncanakan, maka seluruh tutor yang mengajar di Paket B ini harus membuat rencana pembelajaran sebelum memulai proses
pembelajaran. Karena tanpa rencana pembelajaran, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan (WW.A.L, Senin 5 maret 2012).” Dalam menyusun rencana pembelajaran, tutor perlu menyediakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B menjelaskan hal berikut ini : “Dalam menyusun rencana pembelajaran selama ini, tutor belum mampu menyiapkan media pembelajaran seperti alat bantu pembelajaran yang bertekhnologi misalnya laptop, OHP serta alat peraga, namun selama ini tutor Paket B selalu berupaya menyediakan media pembelajaran meskipun hanya seadanya, seperti buku mauun modul. (WW.Y.A, Rabu 5 maret 2012).” Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa selama ini tutor telah berusaha mempersiapkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran meskipun media pembelajaran yang digunakan masih yang sederhana karena ketidakmampuan dari segi ekonomi dalam menyediakan media pembelajaran yang bertekhnologi. Selain media pembelajaran ada komponen lainnya yang perlu diperhatikan oleh tutor pada saat membuat perencanaan pembelajaran. Komponen tersebut adalah metode pembelajaran. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : “ Dalam menyusun rencana pembelajaran, tutor pun menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena metode yang akan diterapkan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar dapat mengoptimalkan penguasaan hasil pembelajaran secara tuntas. Beberapa metode yang sering kami terapkan adalah metode
ceramah, metode diskusi dan metode tanya jawab. Sedangkan untuk metode penugasan hanya sesekali diterapkan mengingat karakteristik warga belajar yang sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari. (WW.R.K, Senin 12 maret 2012).”
Metode pembelajaran merupakan cara tutor dalam menjelaskan suatu pokok bahasan (tema, atau pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus) pada suatu proses pembelajaran.
Selain
menentukan
metode
pembelajaran,
dalam
membuat
perencanaan pembelajaran, tutor Paket B juga harus menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi belajar. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : “ ketika tutor membuat rencana pembelajaran, maka termasuk didalamnya menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan, seperti menyediakan buku-buku pelajaran, majalah, koran dan buku-buku bacaan (WW.V.M, Senin 12 maret 2012).” Sumber belajar penting ditentukan sebelumnya karena sumber belajar merupakan objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar oleh
adalah siswa
untuk
segala mempelajari
dengan tujuan yang hendak dicapai.
sesuatu bahan
yang dan
dapat
pengalaman
dimanfaatkan belajar
sesuai
Melihat hasil wawancara tersebut ternyata dengan menerapkan perencanaan dalam pengelolaan pembelajaran, maka dalam proses belajar mengajar akan tercipta hal-hal sebagai berikut : 1) Tutor akan menguasai materi yang akan disampaikan kepada warga belajar dengan baik dan cara penyampaiannya, 2) Tutor akan memiliki pengetahuan dalam pemilihan media belajar yang tepat, sehingga memungkinkan warga belajar tertarik terhadap materi yang disampaikan. 3) Tutor akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga materi akan mudah dipahami oleh siswa. 4) Tutor dapat menentukan sumber belajar dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. 5) Tutor
akan
mempunyai
tujuan
pembelajaran
yang
jelas,
sehingga
memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan warga belajar lulus ujian dengan skor yang terbaik. 4.2.2 Hasil Pengolahan Data Indikator Pengorganisasian Pembelajaran Pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana proses pembelajaran itu diatur dan dialokasikan diantara warga belajar sehingga tujuan pembelajaran itu dapat tercapai bersama-sama. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah sebagai berikut :
” Ketika tutor melaksanakan proses pembelajaran, maka tutor berusaha mengorganisasikan materi belajar berdasarkan kemampuan warga belajar agar warga belajar mudah memahami dan tidak mengalami kesulitan untuk menerima dan mengimplementasikan hal-hal yang telah dipelajari (WW.U.H, Jumat 09 Maret 2012).” Selain mengorganisasikan materi belajar berdasarkan kemampuan warga belajar, tutor juga mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang bersifat andragogi. Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B : “ Selama ini tutor melakukan pengorganisasian kegiatan pembelajaran yang bersifat andragogi, karena tutor menyadari bahwa seluruh warga belajar yang ikut pada program pembelajaran Paket B ini terdiri dari masyarakat yang telah berusia dewasa. Sehingga dalam proses pembelajarannya, tutor harus mengorganisasikan kegiatan belajar sesuai dengan karakteristik orang dewasa (WW.Y.A, Rabu 14 Maret 2012).” Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan warga belajar sebagai peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. Oleh karena itu, tutor hendaknya mampu membantu warga belajar untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.
4.2.3 Hasil Pengolahan Data Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi warga belajar untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis warga belajar. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B yang menjelaskan tentang proses pembelajaran yang berlangsung selama ini adalah sebagai berikut : “ Pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh tutor selama ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini karena dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran apabila tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran maka dalam menyusun langkah- langkah pelaksanaan suatu kegiatan tidak terarah pada pencapaian tujuan (WW. O.N, Jumat 09 Maret 2012).” Proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya akan mempengaruhi hasil pembelajaran yang diharapkan. Hal ini terjadi karena bisa saja dalam pelaksanaan pembelajaran tidak menerapkan metode yang telah ditentukan sebelumnya, atau bisa juga karena media belajar yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : “ Minimnya media belajar yang dimiliki oleh program Paket B ini, sering membuat tutor tidak dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Namun tutor selalu memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi efektif. Penentuan media pembelajaran ini
telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu pada pembuatan rencana (WW. S.H, Rabu 14 Maret 2012).”
pembelajaran
Minimnya fasilitas pembelajaran yang dimiliki oleh program Paket B ini ternyata berpengaruh dalam penggunaan media pembelajaran selama ini. Namun selain media pembelajaran, sarana belajar pun harus diperhatikan karena pemanfaatn sarana belajar yang telah ditentukan pada saat pembuatan rencana pembelajaran akan berdampak positif terhadap hasil belajar. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B : “ Saat pembelajaran kami memanfaatkan sumber belajar berupa buku, modul, maupun majalah. Penggunaan sumber belajar ini biasanya dengan cara membagikan buku pada kelompok-kelompok diskusi yang telah dibentuk sebelumnya, lalu menjelaskan materi yang dimaksud agar warga belajar bisa mengerti dan lebih memahami materi yang sedang dibahas. Penggunaan sumber belajar seperti buku-buku dan modul ternyata sangat membantu warga belajar untuk memahami materi yang diajarkan. (WW. R.K, Senin 12 Maret 2012)”. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode, media belajar maupun sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik warga belajar dan mata pelajaran yang diajarkan, dapat dilakukan tutor dengan suasana yang edukatif agar warga belajar dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran tutor dalam pelaksanaan pembelajaran ini sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi warga belajar untuk melakukan aktivitas belajar baik itu dilakukan di ruang kelas, di luar kelas maupun di tempat lainnya yang memungkinkan warga belajar melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada
program Paket B di PKBM Tunas Harapan dapat mengoptimalkan kemampuan warga belajar karena dilaksanakan dengan berbasis andragogi dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 4.2.4 Hasil Pengolahan Data Indikator Pengawasan Pembelajaran Seorang tutor hendaknya
melakukan pengawasan terhadap program
pembelajaran yang ditentukan, apakah sudah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya pada saat membuat perencanaan. Jika ada kekeliruan atau ada program yang tidak dapat diselesaikan segera dilakukan perbaikan dalam perencanaannya. Sehingga, tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap secara maksimal dapat dipenuhi. Kaitan dengan warga belajar, tutor perlu untuk memastikan apakah para warga belajar itu melaksanakan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Hal tersebut dipertegas oleh tutor Paket B sebagaimana informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai berikut: “ Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tutor selalu mengawasi warga belajar agar kami dapat mengetahui warga belajar tekun dalam menerima materi yang diajarkan oleh tutor dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan tutor dengan baik. (WW. A.L, Jumat 9 Maret 2012)”. Pengawasan sebagai proses kegiatan monitoring berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan pembelajaran terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi pengawasan dalam
proses pembelajaran, maka konsekuensi logis yang harus ditanggung, tutor harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengawasan pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari Tutor Paket B selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: “ Dalam melaksanakan pengawasan pada proses pembelajaran, tutor berupaya agar warga belajar yang kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar mereka. Hal-hal yang dilakukan tutor untuk meningkatkan motivasi belajar warga belajar seperti dengan cara meningkatkan rasa percaya diri warga belajar, menyesuaikan materi belajar dengan kebutuhan warga belajar, tidak mengajarkan materi yang terlalu sulit untuk dipahami warga belajar (WW,Y.A, Rabu 14 Maret 2012).” Senada dengan informasi di atas, informan lainnya mengungkapkan, bahwa: “Selama ini, kami sebagai tutor selalu berupaya agar motivasi belajar
warga belajar tidak menurun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi warga belajar orang dewasa. Salah satu diantaranya adalah rasa ingin dihargai. Warga belajar yang merasa kurang dihargai, mereka akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi tutor untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus selalu kami awasi dalam proses pembelajaran (WW. U.H, Senin 12 Maret 2012).”
Dalam dunia pendidikan tidak terkecuali pada pembelajaran Paket B, motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa motivasi, seseorang tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran dikatakan baik jika tujuan awal,
umum dan khusus tercapai. Orang dewasa yang mempunyai need to know / kebutuhan akan keingintahuan yang tinggi, mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal psikologis mereka. Motivasi belajar tentu berkaitan dengan psikologis peserta didik orang dewasa. Maka disinilah peran tutor sebagai pendidik dalam mengawasi warga belajar agar terus termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran. 4.2.5 Hasil Pengolahan Data Indikator Evaluasi Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi. Evaluasi dalam sistem pembelajaran menduduki peranan yang sangat penting, karena dengan evaluasi prestasi hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar dapat diketahui setelah menyelesaikan program belajar dalam ukuran waktu tertentu, dapat diketahui ketepatan metode mengajar yang digunakan dalam menyajikan materi pelajaran, serta mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dengan demikian, evaluasi berfungsi sebagai feedback (umpan balik) dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh tutor. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari Tutor Paket B selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: “Selama ini kami selalu melakukan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan tutor dapat berupa penilaian baik melalui tugas individu maupun berkelompok. Dengan melaksanakan penilaian / evaluasi ini kami dapat mengukur sampai dimana tingkat
pengetahuan atau hasil dari kegiatan selama pembelajaran (WW.R.K, Senin 12 Maret 2012)”.
mengikuti
proses
Dengan kata lain, evaluasi ditujukan untuk melakukan atau melaksanakan pantauan terhadap kemajuan belajar yang dicapai warga belajar sebagai peserta didik, melaksanakan evaluasi sebagai bagian dari proses penilaian untuk mengukur tingkat kemajuan belajar siswa, serta tindakan refleksi untuk mengukur tingkat keberhasilan keterlaksanaan pembelajaran. Pernyataan yang hampir senada diutarakan pula oleh Hadidjah Daud S.Ag, yang mengemukakan bahwa: “Tutor melaksanakan penilaian atau evaluasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada saat membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan karena dengan melaksanakan evaluasi kami bisa mengukur dan menilai kemampuan warga belajar dalam mencapai sasaran belajar.(WW. H.D, Senin 05 Maret 2012).” Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh Tutor melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar warga belajar. Menurut Ibu Ardin Laidingo S.Pd selaku pengelola Paket B bahwa evaluasi penting dilaksanakan agar tutor dapat mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar dalam menerima materi yang diajarkan saat itu. Hasil wawancara dengan Ibu Ardin Laidingo S.Pd sebagai berikut :
“Evaluasi / penilaian bertujuan untuk mengukur dan menilai kemampuan warga belajar dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam perencanaan pembelajaran. Setelah melakukan evaluasi maka tutor melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil penilaian belajar tersebut dengan harapan agar warga belajar dapat terus termotivasi dan semakin berminat dan lebih giat lagi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (WW.A.L. Jumat, 9 Maret 2012)”. Senada dengan informasi tersebut, hasil wawancara dengan salah seorang tutor Paket B sebagai berikut : “ Tindak lanjut terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh tutor merupakan fungsi penilaian hasil belajar dan pembelajaran. Tindak lanjut tersebut seperti penempatan peserta didik pada tempatnya yang tepat; pemberian umpan balik; penentuan / diagnosis kesulitan belajar; dan penentuan keberhasilan atau kelulusan warga belajar. Tindak lanjut terhadap hasil penilaian belajar tersebut dengan harapan agar menjadi suatu motivasi bagi warga belajar untuk meningkatkan kompetensi mereka. (WW. Y.A, Rabu 14 Maret 2012)”. Berdasarkan informasi di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi berfungsi untuk menilai keberhasilan warga belajar dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi evaluasi dalam proses pembelajaran, maka konsekuensi logis yang harus ditanggung adalah seorang tutor harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 4.3 Pembahasan Pembelajaran
adalah
proses
interaksi peserta
didik (warga
belajar)
dengan pendidik (tutor) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu
dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada warga belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pengelolaan merupakan suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Pengelolaan juga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaanya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan perencanaan pada pengelolaan pembelajaran meliputi kegiatan membuat rencana pembelajaran seperti RPP maupun silabus, serta mempersiapkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran yang sering dimanfaatkan pada proses pembelajaran Paket B di PKBM Tunas Harapan masih minim karena kurangnya fasilitas pembelajaran yang
dimiliki. Media pembelajaran tersebut berupa buku, modul, koran maupun majalah yang biasanya diperoleh dari masyarakat setempat atau sumbangan dari berbagai fihak. Selain media belajar, tutor Paket B pun selalu merencanakan sumber belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran. Selain tutor, lingkungan sekitar seperti persawahan, pekantoran dan tokoh masyarakat pun sering pula dijadikan sebagai sumber belajar pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan pemilihan metode disesuaikan dengan materi yang akan dikaji saat itu. Beberapa metode yang sering diterapkan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah : 1) metode ceramah yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan tutor dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada warga belajar. Metode ini yang paling sering digunakan oleh tutor untuk menerangkan materi secara umum. 2) Metode diskusi, dimana metode pembelajaran ini menghadapkan warga belajar pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan warga belajar, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Warga belajar lebih menyukai metode diskusi ini daripada metode ceramah yang konvensional. 3) Metode tanya jawab, yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari tutor yang harus dijawab oleh warga belajar atau sebaliknya, baik secara lisan maupun tertulis. Setiap pertanyaan yang diajukan tutor Paket B dimaksudkan untuk memotivasi
aktivitas dan kreativitas warga belajar, serta untuk menemukan sendiri informasi pengetahuan baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sedangkan pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran menyangkut proses bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif. Dalam pengelolaan
pembelajaran
Paket
B
dituntut
kemampuan
tutor
dalam
mengorganisasikan materi yang hendak diajarkan berdasarkan kemampuan warga belajar. Pengorganisasian dalam pengelolaan pembelajaran Paket B ini merupakan suatu proses membuat pola dan bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada warga belajar dan disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik warga belajar sebagai orang dewasa. Terkait dengan pembelajaran berbasis andragogi maka tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan berusaha agar dapat menyesuaikan pembelajaran yang berlangsung dengan karakteristik belajar orang dewasa. Mengenai karakteristik belajar orang dewasa, antara lain sebagai berikut: 1) Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda, 2) Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya, 3) Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan, 4) Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecenderungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik belajar orang dewasa sehingga memudahkan tutor dalam melakukan interaksi kepada warga belajar.
Apabila dikaitkan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan, pengorganisasian ini dapat dibagi menjadi beberapa aspek antara lain: menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personel yang diperlukan dalam rangka penyusunan kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap pelaksanaan ini mencakup proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor dalam ruang belajar. Menurut standar proses yang terdapat pada Permendiknas No.41 tahun 2006, Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik (tutor) setidaknya harus terdiri atas tiga bagian penting yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, halhal yang biasanya dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan warga belajar secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus (rencana pembelajaran). Pada kegiatan inti sering pula disebut sebagai tahap penyajian materi, yaitu tahapan memberikan bahan pembelajaran yang disusun tutor sebelumnya. Langkahlangkah yang dilakukan pada tahap penyajian materi adalah penjelasan materi, memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk terlibat secara efektif, memberi
penguatan, mengorganisir waktu, peserta didik dan fasilitas belajar. Proses pembelajaran ini akan berlangsung dengan sukses apabila perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran dilakukan dengan baik. Pembuatan Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik akan membuat tutor tidak kesulitan mencapai atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Proses pengawasan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan selama ini lebih tertuju pada cara atau sikap yang ditunjukkan oleh tutor dalam upaya meningkatkan warga belajar yang kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Karena motivasi belajar khususnya pada orang dewasa dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut : 1) Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual, 2) Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual, 3) Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya, 4) Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain, 5) Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Dengan memahami adanya perbedaan motivasi belajar tersebut pada setiap warga belajar, maka peran tutor sangatlah diperlukan untuk dapat memberikan solusi maupun saran yang dapat membangkitkan motivasi belajar warga belajar pada kegiatan pembelajaran.
Pada proses evaluasi, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tutor Paket B di PKBM Tunas Harapan, yakni sebagai berikut : 1) Bersama-sama dengan warga belajar dan / atau membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran sendiri; 2) Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; 5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran warga belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif digunakan untuk melihat keberhasilan warga belajar pada setiap kompetensi dasar yang dilaksanakan setiap selesai materi tertentu. Evaluasi ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan setiap akhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan dan indikator pembelajaran. Sedangkan evaluasi sumatif adalah tes yang dilaksanakan oleh tutor Paket B setelah menempuh jangka waktu tertentu bisa berupa ujian tengah semester atau ujian akhir semester. Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat kemajuan dan keberhasilan belajar warga belajar. Dari proses evaluasi ini, tutor dapat memilah mana warga belajar yang memiliki prestasi akademik unggul sehingga tutor dapat menentukan tindak lanjut yang dapat dilakukan terhadap hasil belajar warga belajar.
Melihat hasil pembahasan sebelumnya maka peneliti melihat efektivitas pengelolaan pembelajaran Paket B pada elemen masukan (input) mencakup bahan, peralatan dan fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pembelajaran sudah cukup efektif walaupun sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh PKBM Tunas Harapan masih minim. Menurut peneliti ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yakni sebagai berikut :
1) Baik tutor maupun warga belajar dapat memanfaatkan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya. Misalnya gedung pembelajaran meskipun hanya meminjam rumah salah seorang tutor, hal tersebut tidak menjadi kendala karena sebagaimana yang diketahui bahwa pembelajaran orang dewasa dapat dilaksanakan dimana saja. 2) Menggunakan sarana belajar yang tersedia seperti buku, modul ataupun majalah karena sarana belajar yang bertekhnologi masih belum mungkin untuk disediakan. Apabila kebutuhan terhadap buku maupun modul tidak mencukupi maka warga belajar dapat memanfaatkan buku-buku yang Sedangkan efektivitas pengelolaan pembelajaran elemen proses (process) pada Paket B di PKBM Tunas Harapan, peneliti melihat bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi keefektifan pengelolaan pembelajaran pada elemen ini yaitu sebagai berikut : a. Faktor Instrumental, yang mencakup : 1). Materi atau bahan ajar.
Beberapa materi atau bahan ajar yang kurang sesuai dengan kebutuhan warga belajar nyatanya kurang diminati oleh warga belajar sehingga warga belajar menjadi malas untuk mengikuti pembelajaran. Maka hal yang dapat dilakukan oleh tutor adalah membuat materi yang diajarkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipelajari oleh warga belajar.
2). Metode pembelajaran. Mengenai metode pembelajaran selama ini sudah cukup efektif karena selain metode ceramah, tutor menerapkan metode diskusi yang cukup efektif untuk membangkitkan motivasi belajar warga belajar. Selain itu tutor juga menggunakan metode tanya jawab yang dapat memberikan umpan balik terhadap warga belajar. 3) Waktu pembelajaran Waktu pembelajaran memang menjadi kendala utama dalam kelancaran proses pembelajaran. Penetapan jadwal pembelajaran yang sesuai dengan pekerjaan warga belajar menjadi salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh tutor mengingat warga belajar Paket B ini adalah sepenuhnya orang dewasa yang memiliki kesibukan masing-masing baik dalam pekerjaan maupun segala aktivitas yang mereka lakukan. Jadi menurut peneliti, agar tidak menghambat aktivitas warga belajar sebaiknya dalam menentukan waktu pembelajaran tutor melakukan diskusi bersama dengan warga belajar.
4) Sistem evaluasi Sistem evaluasi yang selama ini dilaksanakan oleh tutor Paket B berupa evaluasi formatif dan evaluasi summative sudah cukup efektif. Evaluasi formatif dilakukan secara berkala oleh tutor Paket B pada setiap akhir kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk tanya jawab, pemberian tugas rumahan individu atau tugas kelompok. Sistem evaluasi sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan setelah beberapan materi pokok pelajaran telah diajarkan kepada warga belajar, baik ulangan harian, tengah semester dan ulangan akhir semester. b. Faktor lingkungan 1) Faktor fisik seperti tempat belajar telah dibahas pada elemen input di atas. 2) Faktor sosial seperti teman, keluarga dan masyarakat yang memberi pengaruh terhadap kegiatan belajar warga belajar. 3) Faktor psikologis berupa motivasi belajar yang terlihat dari keaktifan warga belajar yang sering kurang aktif. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar warga belajar dapat dipengaruhi oleh suasana belajar. Selain menciptakan suasana belajar yang kondusif, tutor dapat membangkitkan motivasi belajar warga belajar dengan cara memberikan perhatian kepada warga belajar sesuai karakteristik belajar mereka, memperlakukan mereka sesuai karakteristik mereka sebagai orang dewasa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka terlihat bahwa secara keseluruhan bila dilihat dari elemen masukan (input) dan elemen proses (process) maka dapat dikatakan bahwa pengelolaan pembelajaran pada program Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula yang
mencakup unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi telah berjalan cukup efektif.