51
DAFTAR PUSTAKA 1.
Kementrian Kesehatan RI. Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI ; 2014.
2.
Supraptono B. Korelasi antara penurunan sensibilitas kornea dengan retinopati diabetika pada penderita diabetes mellitus. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 1999.
3.
Suyono S, Pandelaki K. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AR, editor. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
4.
McCulloch DK. Diabetic retinopathy : pathogenesis. Netherland: Wolters Kluwer; 2015.
5.
Riordan-Eva P, Wither JP. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. New York: McGrawHill; 2004.
6.
Heinemann B, House L, Hill J, Ox O. Eye essential. Philadelphia: Elsevier; 2008.
7.
Riordan-Eva P. Vaughan & Asbury oftalmologi umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
8.
American Optometric Association. Dry Eye. American Optometric Association. 2015 [updated 2011 Oct 15; cited 2015 Nov 17]. Available from http://www.aoa.org/patients-and-public/eye-and-vision-problems/glossary-of-eye-andvision-conditions/dry-eye
9.
Foster CS. Dry eye syndrome. Medscape. 2015 [updated 2012 Des 14; cited 2015 Des 20]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1210417
10.
Figueroa-Ortiz LC, Jiménez Rodríguez E, García-Ben A, García-Campos J. Study of
52
tear function and the conjunctival surface in diabetic patients. Arch la Soc Española Oftalmol. 2011; 86(4): 107-112. 11.
Achtsidis V, Eleftheriadou I, Kozanidou E, et al. Dry eye syndrome in subjects with diabetes and association with neuropathy. Diabetes care. 2014; 37: 210-211
12.
Rahman A, Yahya K, Ahmed T, Sharif-Ul-Hasan K. Diagnostic Value of Tear Film Test in type 2 diabetes. JMPA. 2007;57:577.
13.
Manaviat, Masoud Reza Rashidi M, Afkhami-Ardekani M, Reza Shoja M. Prevalence of dry eye syndrome and diabetic retinopathy in type 2 diabetic patients. BMC Opthamol. 2008;8..
14.
Fong DS, Aiello L, Gardner TW, et al. Retinopathy in diabetes. Diabetes care. 2004; 27(1): 84-87.
15.
Brownlee M. The pathobiology of diabetic complications a unifying mechanism. Diabetes. 2005; 54(6):1615-1625.
16.
Chew E. Diabetes mellitus a fundamental and clinical text. Philadelphia: Lippincolt William and Willkins; 2000.
17.
Fraser CE, D’Amico DJ. Diabetic retinopaty : classification and clinical features. Netherlands: Wolters Kluwer; 2015.
18.
Ding J, Sullivan DA. Aging and dry eye disease. Exp Gerontol. 2012;47(7):483-490.
19.
Singh S, Moksha L, Sharma N, Titiyal JS, Biswas NR, Velpandian T. Development and evaluation of animal models for sex steroid deficient dry eye. J Pharmacol Toxicol Methods. 2014;70(1):29-34.
20.
Ousler GW, Wilcox KA, Gupta G, Abelson MB, Fink K. An evaluation of the ocular drying effects of 2 systemic antihistamines: loratadine and cetirizine hydrochloride.
53
Ann Allergy, Asthma Immunol. 2004;93(5):460-464. 21.
Hitner H, Nagle B. Pharmacology : An Introcduction. New York: Mc Graw Hill; 2012.
22.
Bowlinh E. Which oral meds cause dry eye. 2011[updated 2012 Nov 14; cited 2015 Des 20]. Available from http://www.reviewofcontactlenses.com/content/d/dry_eye
23.
Fujita M, Igarashi T, Kurai T, Sakane M, Yoshino S, Takahashi H. Correlation between dry eye and rheumatoid arthritis activity. Am J Ophthalmol. 2005;140(5):808813.
24.
Karabulut GO, Kaynak P, Altan C, et al. Corneal biomechanical properties in thyroid eye disease. Kaohsiung J Med Sci. 2014;30(6):299-304.
25.
Lee JH, Kee CW. The Significance of tear film break up time in the diagnosis of dry eye syndrome. Kor. J Ophtalmol. 1988;2:69-71.
26.
Sweeney DF, Millar TJ, Raju SR. Tear film stability: a review. Exp Eye Res. 2013;117:28-38.
27.
Lan W, Lin L, Xiao Y, Yu M. Automatic noninvasive tear break up time (TBUT) and conventional fluorescent TBUT. Optom Vis Sci. 2014;91(12):1412-1418.
28.
Murphy PJ. Noninvasive assessment of corneal sensitivity in young and elderly diabetic and nondiabetic subjects. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2004;45(6):1737-1742.
29.`
Kim JH, Kim JH, Nam WH, et al. Oral alcohol administration disturbs tear film and ocular surface. Ophthalmology. 2012;119(5):965-971.
30.
Mengher LS, Pandher KS, Bron AJ. Non-invasive tear film break-uptime: sensitivity and specificity. Acta Ophthalmol. 1986;64(4):441-444.
54
31.
Massoud Reza Manaviat, Maryam Rashidi, Mohammad Afkhami-Ardekani, Mohammad Reza Shoja. Prevalence of dry eye syndrome and diabetic retinopathy in type 2 diabetic patients. BMC Opthalmology.2008;8:10
32.
Hasan IN, Anggarwal P, Gurav A, Patel N. Assessment of dry eye status in type 2 diabetic patients in tertiary health care hospital, India. IOSR J Dent Med Sci. 2014;13(8):06-11.
33.
Chibis GW. Fundamentals and Principles of Ophthalmology, Basic & Clinical Science Course: Leo Publisher
34.
Kaiserman I, Kaiserman N, Nakar S, Vinker S; Dry eye in diabetic patients; Am J Ophthalmol. 2005 Mar; 139 (3): 498-503.
35.
Kahn HA, Bradley RF. Prevalence of diabetic retinopathy Age, sex, and duration of diabetes. Brit F Opthal. 1975;59(345).
36.
Lee AJ, Lee J, Saw S-M, et al. Prevalence and risk factors associated with dry eye symptoms: a population based study in Indonesia. Br J Ophtamol. 2002;86:13471351.
37.
Gilbar JP. Human tear film electrolyte concentrations in health and dry-eye disease. int OpthamolClin. 1994;(3427):36.
38.
Tanushree V, HV Gowda. Corelation of dry eye status with severity of diabetic retinopathy. Retin J Evol Med Dent Sci. 2014;3(66):14323-14329
39.
Kaur K. Menopause Hormone Replacement Therapy. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/276104-overview#a6. Published 2016.
40.
M Ozdemir,H Temizdemir. Age and gender related tear function changes in normal population. Eye. 2010;24:79-83
55
41.
Dogru M, Katamami C, Inoue M. Tear function and ocular surface changes in noninsulin-dependent diabetes mellitus. Ophtalmology. 2001;108:586-592.
42.
Citirik M, Berker N, Haksever H, Elgin U, Ustun H. Conjunctival impression cytology in non-proliferative and proliferative diabetic retinopathy. Int J Ophthamol. 2014;7(2).
43.
Najafi L,Malek M, Valojerdi AE,Aghili E,Khamseh ME,Fallah AE. Dry eye and its correlation to diabetes microvascular complications in people with type 2 diabetes mellitus. J Diabetes Complicat. 2013;27(5):459-462.
56
Lampiran 1. Informed consent JUDUL PENELITIAN
: Perbedaan Tear Film Break Up Time pada Pasien Retinopati Diabetika Nonproliferatif Dibandingkan Retinopati Diabetika Proliferatif
INSTANSI PELAKSANA
: Bagian Mata FK Undip – Mahasiswa Program Studi Strata -1 Kedokteran Umum Fakultas Kedoteran Universitas Diponegoro
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Berikut ini naskah yang akan dibacakan pada responden / ibu responden penelitian: Yth. Bapak/Ibu/Sdr : ............................ Nama saya Michelle Abigail, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNDIP. Saya akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Tear film break up time pada Pasien Retinopati Diabetika Nonproloferatif Dibandingkan Pasien Retinopati Diabetika Proliferatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan tear film break up time pada pasien retinopati diabetika nonproliferatif dan pasien retinopati diabetika proliferatif di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Anda terpilih sebagai peserta penelitian ini. Apabila Bapak/Ibu/Saudara setuju sebagai peserta penelitian maka akan ada beberapa hal yang akan Bapak/IbuSaudara alami, yaitu : 1. Diminta beberapa informasi tentang data diri 2. Pemeriksaan tear film break up time dengan menggunakan fluoroscein strip dan slitlamp Pemeriksaan tear film break up time dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Meletakkan secarik kertas fluoroscein yang sedikit dilembabkan pada konjunctiva(mata) pasien, lalu meminta pasien untuk berkedip 2. Lapisan air mata kemudian diperiksa dengan bantuan filter cobalt pada slitlamp, pasien diminta agar tidak berkedip 3. Mencatat waktu munculnya bintik kering pertama pada lapisan fluoroscein kornea Tidak ada efek samping yang berbahaya pada pemeriksaan ini. Efek samping yang mungkin terjadi adalah terdapat sisa-sisa zat fluoroscein pada mata, dimana efek samping tersebut dapat ditangani. Penanganan pada sisa-sisa zat fluoroscein yaitu dibersihkan dengan menggunakan akuades(air bersih) yang dialirkan pada mata.
57
Keuntungan bagi Bapak/Ibu/Saudara yang bersangkutan ikut dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui tear film break up time dimana hasil tersebut menjadi patokan terjadinya sindroma mata kering yang sering terjadi pada penderita retinopati diabetika.
Saya menjamin bahwa setiap data pemeriksa dan penelitian akan dijamin kerahasiaanya, dan data hanya akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian. Sebagai peserta penelitian keikutsertaan ini bersifat sukarela dan tidak dikenakan biaya penelitian. Apabila ada informasi yang belum jelas atau pertanyaan mengenai penelitian ini Bapak/Ibu/Saudara bisa menghubungi saya Michelle Abigail, manasiswi Program Studi S1 Ilmu Pendidikan Dokter FK UNDIP (085747182653) Terima kasih atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara
Sudah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya menyatakan SETUJU / TIDAK SETUJU untuk ikut sebagai subyek/sampel penelitian ini. Semarang, …………………… 2016. Saksi 1
:
Nama Terang Alamat
: :
Saksi 2
:
Nama Terang : Alamat :
Nama Terang : Alamat :
58
PERBEDAAN TEAR FILM BREAK UP TIME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIKA NONPROLIFERATIF DIBANDINGKAN DENGAN RETINOPATI DIABETIKA PROLIFERATIF
Nama
:.................................................................................................
Usia
:.................................................................................................
Jenis kelamin
: Laki-laki / Perempuan*
Pendidikan
:.................................................................................................
Pekerjaan
:.................................................................................................
Alamat
:.................................................................................................
Lama Menderita DM
: .................................................................................................
59
Lampiran 2. Ethical Clearance
60
Lampiran 3. Surat Izin
61
Lampiran 4. Hasil Penelitian Data pasien RDNP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Usia
Lama DM
TBUT
55 55 51 51 49 49 52 52 46 46 64 64 56 56 60 58 63 54 54 47 47 57 57 52 52
5 5 5 19 19 13 13 5 5 5 5 15 10 10 10 1 18 5 5 2 2 27 27 10 10
8.61 8.52 10.00 9.23 9.00 11.20 11.92 9.52 16.00 16.32 8.14 9.43 15.17 14.01 15.60 10.67 14.20 13.30 13.30 14.60 13.90 7.40 8.80 12.20 12.20
62
Data Pasien RDP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Usia
Lama DM
TBUT
58 58 37 52 55 56 54 57 57 58 59 59 62 58 58 46 52 58 58 61 61 55 55 56 56
23 23 3 15 15 6 19 5 5 2 4 4 32 8 8 8 8 25 25 24 24 1 1 11 11
8.76 10.35 7.55 16.20 15.40 9.80 7.40 9.00 6.00 9.00 11.86 11.69 8.35 6.59 9.12 8.14 7.40 9.30 9.70 8.20 9.00 18.20 18.17 11.00 10.70
63
Lampiran 5. Hasil Statistik
Frequency Table
Jenis Kelamin RDNP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
1.00
15
30.0
60.0
60.0
2.00
10
20.0
40.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Jenis Kelamin RDP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
1.00
9
18.0
36.0
36.0
2.00
16
32.0
64.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Kelompok Umur RDNP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
12.0
24.0
24.0
3.00
15
30.0
60.0
84.0
4.00
4
8.0
16.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Valid
Missing Total
64
Kelompok Umur RDP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
1.00
1
2.0
4.0
4.0
2.00
1
2.0
4.0
8.0
3.00
20
40.0
80.0
88.0
4.00
3
6.0
12.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Kelompok DM RDNP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
1.00
12
24.0
48.0
48.0
2.00
5
10.0
20.0
68.0
3.00
3
6.0
12.0
80.0
6.00
5
10.0
20.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Kelompok DM RDP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing Total
1.00
8
16.0
32.0
32.0
2.00
5
10.0
20.0
52.0
3.00
4
8.0
16.0
68.0
6.00
8
16.0
32.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
65
Frequencies Statistics Usia RDP
Lama DM RDP
Usia RDNP
Lama DM RDNP
Valid
25
25
25
25
Missing
25
25
25
25
Mean
55.8400
12.4000
53.8800
10.0400
Median
57.0000
8.0000
54.0000
10.0000
Std. Deviation
5.13712
9.31397
5.28615
7.30571
Minimum
37.00
1.00
46.00
1.00
Maximum
62.00
32.00
64.00
27.00
N
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Jenis Kelamin
.349
50
.000
.636
50
.000
Umur
.131
50
.033
.946
50
.023
Lama Menderita DM
.171
50
.001
.896
50
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Nonparametric Correlations Correlations TBUT Correlation
Jenis Kelamin
1.000
.094
.
.515
50
50
.094
1.000
.515
.
50
50
Coefficient TBUT
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient Jenis Kelamin
Sig. (2-tailed) N
66
Nonparametric Correlations Correlations Umur Correlation Coefficient Umur
Sig. (2-tailed) N
TBUT
1.000
-.232
.
.105
50
50
-.232
1.000
.105
.
50
50
Spearman's rho Correlation Coefficient TBUT
Sig. (2-tailed) N
Nonparametric Correlations
Correlations TBUT
Lama Menderita DM
Correlation Coefficient TBUT
Sig. (2-tailed) N
1.000
-.265
.
.063
50
50
-.265
1.000
.063
.
50
50
Spearman's rho Correlation Coefficient Lama Menderita DM
Sig. (2-tailed) N
67
Frequency Table
Kelompok TBUT RDP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
2.00
16
32.0
64.0
64.0
3.00
9
18.0
36.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Kelompok TBUT RDNP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Missing
2.00
10
20.0
40.0
40.0
3.00
15
30.0
60.0
100.0
Total
25
50.0
100.0
System
25
50.0
50
100.0
Total
Tests of Normality a
Derajat Retinopati
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
RDNP
.147
25
.169
.936
25
.121
RDP
.196
25
.014
.845
25
.001
TBUT a. Lilliefors Significance Correction
68
Mann-Whitney Test
a
Test Statistics
TBUT Mann-Whitney U
211.000
Wilcoxon W
536.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.970 .049
a. Grouping Variable: Derajat Retinopati
69
Lampiran 6. Biodata Mahasiswa Identitas Nama
: Michelle Abigail
NIM
: 22010112130112
Tempat/tanggal lahir : Surabaya / 20 Juni 1995 Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Galang Sewu Raya no 1A Baskoro, Tembalang, Semarang
Nomor HP
: 085747182653
e-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan Formal 1. 2. 3. 4.
SD SMP SMA S1
: SDK Maria Fatima : SMPK Ora et Labora : SMAK Penabur Gading Serpong : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Keanggotaan Organisasi 1. Steering comitte RHEU 2. Ketua Divisi Interna RHEU 3. Anggota Divisi Eksterna
Lulus tahun : 2006 Lulus tahun : 2008 Lulus tahun : 2011 Masuk tahun:2012
Tahun: 2015/2016 Tahun : 2014/2015 Tahun : 2013/2014