1
BAB I A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United States Agency for International Development (USAID) selama lima tahun (2012-2016) dalam rangka mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan bayi baru lahir. Program EMAS mendukung pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, dalam berjejaring dengan organisasi masyarakat sipil, fasilitas kesehatan publik, swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi dan sektor swasta dan lain-lain. Program ini akan berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir sebesar 25 % di Indonesia. EMAS bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi/Esensial Komprehensif (PONEK) yang merupakan pelayanan untuk menanggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetrik neonatal (Departemen Kesehatan,2013). Tujuan utama EMAS mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau provinsi. Untuk memastikan intervensi medis prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan kematian yang diterapkan di rumah sakit dan puskesmas. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem rujukan antara puskesmas atau balai kesehatan
1
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
2
masyarakat dan rumah sakit. Penguatan sistem rujukan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan pemerintah daerah, serta meningkatkan akses masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan (Departemen Kesehatan, 2013). Selain EMAS adapula program untuk menurunkan AKI yaitu program Gerakan Sayang Ibu (GSI) pada tanggal 22 Desember 1996, bertepatan dengan hari ibu, GSI dicanangkan oleh presiden. GSI sebagai wadah kemitraan antara pemerintah dan masyarakat di semua tingkat pemerintahan dari pusat sampai pedesaan dengan tujuan percepatan penurunan AKI. GSI Kabupaten memberikan dukungan/kebijakan politisi dengan keterlibatan lintas sektor terkait, sedangkan GSI kecamatan dan pedesaan melakukan operasionalisasi bantuan penanganan masalah sosial, seperti biaya dan transportasi dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. Bersamaan dengan GSI telah dikembangkan Rumah Sakit Sayang Ibu (RSSI) dan Bayi (Prawirohardjo, 2010: 26). Program EMAS dan GSI adalah program untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkanfokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini menghindari resiko kesehatan padaibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan Kegawatdaruratan obstetri dan Neonatal dasar tingkat Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Kegawatdaruratan obstetri dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
3
Neonatal Komprehensif di rumah Sakit (PONEK) (Profil Kesehatan Indonesia 2013:h.83). Dinas Kabupaten Banyumas menyatakan ada 39
Puskesmas
yang tersebar diseluruh kabupaten dari 39 Puskesmas ini terdapat 22 puskesmas yang sudah dilengkapi fasilitas rawat inap persalinan, dan ada beberapa puskesmas yang telah dipercaya untuk menjadi si jari EMAS
tersebut
antara
lain
Puskesmas
Banyumas,
Somagede,
Kemranjen II, Sumpiuh II dan Sokaraja I (RSUD BANYUMAS, 2015). dengan hal ini saya ingin melakukan Asuhan Komprehensif di puskesmas Banyumas, dengan Atas dasar itu maka upaya untuk meningkatkan kesehatan maternal dan neonatal menjadi sangat strategis bagi upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Asuhan komprehensif merupakan salah satu tujuan EMAS dan GSI karena melalui pendekatan EMAS usaha tersebut dapat dilihat dari penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir, dan untuk itu penulis ingin melakukan Asuhan Komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai perencanaan keluarga berencana. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan memberikan asuhan komprehensif pada ibu hamil TM I,II,III, Persalinan, Nifas, BBL dan Perencanaan KB. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
4
pada kehamilan, persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Kb pada Ny Y umur 26 tahun G2P1A0 di desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kab Banyumas?”’ C. Tujuan 1. Umum Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil bersalin, nifas, bayi baru lahir dan perencananaan kb sesuai dengan
alur
pikir
managemen
kebidanan
Varney
dan
Pendokumentasian dengan menggunakan Soap 2. Tujuan Khusus a. Mampu
melakukan
pengkajian
data
pada
Ny
Y
secara
keseluruhanmengenai kehamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana b. Mampu mengintrepetasikan data pengkajian yang diperoleh dari Ny Y secara komprehensif c. Mampu mendiagnosa langkah selanjutnya yang akan dilakukan dengan data yang telah diperoleh d. Mampu mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny Y dengan menggunakan asuhan komprehensif e. Mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dengan baik dan benar f.
Mampu
melakukan
pendokumentasian
asuhan
kebidanan
komprehensif secara sistematis dan tepat sesuai dengan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
5
keputusan serta melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAPIE D. Manfaat 1. Praktis a. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan di tenaga kesehatan dimanapun, khususnya bidan dalam memberikan asuhan pelayanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan KB, serta dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian
beserta
komplikasi
terhadap
ibu
dan
bayi
serta
meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam mendeteksi, mengkaji asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana. b. Bagi Mahasiswa Dapat menambah ilmu dan mengembangkan pengetauan yang telah diketahui dan didapat pada masa perkuliahan serta dapat memberikan asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan KB pada khusunya. c. Bagi Klien Diharapkan pada klien dengan adanya asuhan yang komprehensif akan lebih sadar tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan Kb.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
6
2. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat menambah kepustakaan sehingga dapat dijadikan referensi untuk bahan acuan dan bacaan para mahasiswa dan dapat dijadikan proses pembelajaran dalam menyikapi dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran serta dapat menambah wawasan terutama yang terkait dengan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalianan, bayi baru lahir, nifas dan Kb. E. Metode Pemerolehan Data 1. Pengambilan data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya. Ada beberapa cara dalam pengambilan data primer : a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpukan data dengan cara mewancarai langsung responden yang teliti, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode ini dapat dilakukan apabila pemeliti ingin mengetahiui hal-hal dari respondensecara mendalam serta jumlah responden sedikit. Dalam metode wawancara ini,
dapat
digunakan instrumen berupa pedoman
wawancara
kemudian daftar periksa atau checklist, jenis wawancara yang sering digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya wawancara mendalam ( in dept interview) dan wawancara terarah (guilded interview) wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti untuk terlibat secara langsung tanpa suatu pedoman ssehingga
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
7
peneliti lebih bebas dan mendalam untuk pengumpulan data. Wawancara terarah dilakukan oleh peneliti secara terarah dengan mengikuti pedoman wawancara, sehingga peneliti tidak secara bebas menggali informasi dari responden (Hidayat, 2014;90). b. Observasi (Pengamatan) Observasi
merupakan
cara
pengumpulan
data
dengan
mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain lembar observasi, panduan pengamatan (observasi), atau lembar checklist, menurut Bungun (2007) bentuk observasi ada tiga, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok. Observasi partisipasi merupakan pengamatan melalui pengindaran dengan penelitinterlibat secara langsung. Observasi tidak terstruktur merupakan observasi yang dilakukan tanpa pedoman observasi. Observasi kelompok merupakan observasi yang dilakukan olek sekelompok tim peneliti ( Hidayat, 2014; 90). c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film dokumenter (Hidayat,2014; 90). d. Jenis Pemeriksaan Fisik 1) Pemeriksaan Inspeksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
8
Definisi inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna, posisi,
ukuran,
tumor
dan
lainnya
daru
tubuh
pasien
(Ambarwati,2011;119). 2) Pemeriksaan Palpasi Definisi Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perbaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, perangkat, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Dengan inspeksi, disampingkan untuk menemukan yang tidak terlihatat (Ambarwati,2011;120). 3) Pemeriksaan Perkusi DefinisiPerkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan
tubuh
dari
bagian
tubuh
yang
diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan gelombang / getaran suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan rasonansi. Karakter bunyi dihasilkan dapat menentukkan bentuk, ukuran dan lokasi serta kepadatan struktur dibawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
9
jaringan, semakin lemah hantaranya dan udara/ gas paling resonan (Ambarwati,2011; 121). 4) Pemeriksaan Auskultasi Definisi auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengakan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengarkan suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus (Ambarwati, 2011; 122). 5) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji laboratorium, pemeriksaan yang terkait meliputi analisis urin rutin, analisis tinja rutin, hemoglobin, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis B virus, antibodi rubela, HIV dan ultrasonografi (Prawiroharjo, 2010; h. 281) 2. Pengumpulan Data Sekunder a. Studi Pustaka Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinana, nifas, bayi baru lahir dan keuarga berencana b. Data Elektronik Dengan membuka situs atau wibesite yang ada kaitannya dengan studi kasus yang dilakukan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016
10
F. Ruang Lingkup 1. Sasaran dari studi ini adalah Ny Y dari Kehamilan sampai dengan perencanaan Kb 2. Tempat Tempat pengambilan studi kasus ini dilaksanakan di BPM Endang Suprapti desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kab Banyumas 3. Waktu a. Pengambilan kasus dilakukan dari bulan September 2015 sampai Juli 2016 b. Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dilakukan dari bulan Febuari sampai Agustus 2016 G. Sistematika Penulisan 1. BAB I berisi latar belakang, tujuan penulisan KTI, manfaat, pembatasan kasus, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan 2. BAB II berisi tinjauan medis (Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas, dan Perencanaan Keluarga Berencana (KB)), tinjauan asuhan kebidanan (Managemen Kebidanan Varney) dan Aspek hukum. 3. BAB III berisi tinjauan kasus 4. BAB IV berisi pembahasan tentang perbandingan antara teori dan praktek. 5. BAB V berisi penutup yaitu kesimpulan dan saran.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016