MODUL INDIKATOR TARGET
PUSDIKLAT APARATUR Modul BADAN5: PPSDM Indikator KESEHATAN Target 1 KEMENTERIAN KESEHATAN 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................
i
A. Deskripsi Singkat.............................................................
1
B. Tujuan Pembelajaran.......................................................
1
C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan.......................
2
D. Metode.............................................................................
2
E. Alat Bantu dan Media.......................................................
2
F. Langkah-Langkah Pembelajaran.....................................
2
G. Bahan Pembelajaran........................................................
4
Pokok Bahasan 1 Pengertian, manfaat, danmacam-macam indikator.........
4
Pokok Bahasan 2 Indikator Target 1.
Sekretariat Jenderal .................................................. a. Biro Perencanaan dan Anggaran ....................... b. Biro Kepegawaian.............................................. c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara ........... d. Biro Hukum dan Organisasi................................ e. Biro Umum......................................................... f. Pusat Data dan Informasi.................................... g. Pusat Kerjasama Luar Negeri............................. h. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan........... i. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan...... j. Pusat Komunikasi Publik..................................... k. Pusat Promosi Kesehatan.................................. l. Pusat Inteligensia Kesehatan.............................. m. Pusat Kesehatan Haji..........................................
10 14 20 21 21 21 22 30 30 32 33 39 40 41
2.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.............
42
3.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan...........................................
47
4.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
56
Modul Indikator Target
i
Dan Anak.................................................................. 5.
ii
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.................................................................
61
6.
Inspektorat Jenderal..................................................
70
7.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan....
75
8.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan........................................ a. Sekretariat Badan............................................... b. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan..................... c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur.......... d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan........................................................... e. Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan...........................................................
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
85 85 86 88 88
89
MODUL MI.05 INDIKATOR TARGET
A.
Dekripsi Singkat Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan diperlukan pegawai negeri yang berintegritas dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan tugas pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik, diperlukan seorang pegawai negeri sipil yang dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama Pegawai Negeri Sipil. Pemahaman terhadap etika dalam berorganisasi, bermasyarakat, terhadap diri sendiri dan sesama Pegawai Negeri Sipil akan mendorong seseorang akan melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan penuh tanggungjawab, profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; serta semangat jiwa korps, semangat nasionalisme dan mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Untuk itu, sebagai upaya memperoleh pegawai negeri sipil yang mampu mengenal lingkungan kerja dengan baik dan pada gilirannya mampu mengembangkan kompetensinya, maka perlu dilakukan upaya pengenalan Indikator Target Kementerian Kesehatan.
B. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Indikator Target/Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Modul Indikator Target
1
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a. Memahami Indikator
Pengertian,
Manfaat
dan
Macam-macam
b. Memahami Indikator Target/Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1.
Pengertian, Manfaat dan Macam-Macam Indikator
2.
Indikator Target/Indikator Kementerian Kesehatan RI.
Kinerja
di
Lingkungan
D. Metode -
-
Curah pendapat Ceramah Tanya Jawab (CTJ) Tugas baca
E. Alat Bantu dan Media
-
Slide Komputer LCD
F. Langkah-langkah Pembelajaran Sesi 1 : Pengertian, manfaat, dan macam-macam Indikator Target Langkah-langkah Pembelajaran: 1
2
Fasilitator menyapa peserta dengan ramah. Apabila belum berkenalan mulai dengan perkenalan. Sampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang. Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2
Fasilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan pengertian, manfaat, dan macam- macam indikator. Tuliskan kata kunci pendapat mereka pada kertas flipchart atau meta plan.
3
Fasilitator menyampaikan paparan tentang manfaat, dan macam- macam indikator
4
Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan melakukan tanya jawab
5
Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
pengertian,
Sesi 2: Pembahasan tentang Indikator/Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Fasilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait dengan Indikator/Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Tuliskan kata kunci pendapat mereka pada kertas flipchart atau meta plan. 2. Fasilitator menyampaikan paparan tentang Indikator/Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 3. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya dan melakukan tanya jawab 4. Kaitkan pemaparan dengan pendapat/pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
Modul Indikator Target
3
G. Bahan Pembelajaran POKOK BAHASAN 1: PENGERTIAN, MANFAAT DAN MACAM- MACAM INDIKATOR
1. Pengertian indikator
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dan suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).
Indikator adalah statistik dan hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting suatu masyarakat (Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969).
Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (G Green, 1992).
Indikator pada umumnya bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Indikator yang mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat untuk memantau perubahan dari waktu ke waktu serta dalam membandingkan suatu wilayah dengan wilayah lain. Indikator merupakan variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi
4
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.
2. Manfaat penetapan indikator Manfaat dari ditetapkannya indikator kinerja bagi setiap organisasi adalah: a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. c.
Memperjelas tentang apa, berapa dan bagairnana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan organisasi.
d. Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam rnenilai kinerjanya terrnasuk kinerja organisasi instansi pemerintah yang melaksanakannya. e. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi/unit kerja. f.
Untuk mengenalkan dan memotivasi pelaksana program dalam pencapaian hasil.
g. Untuk mengkomunikasikan dan melaporkan hasil yang telah dicapai kepada stakeholders.
Modul Indikator Target
5
3. Macam – macam indikator a. Indikator Kinerja Input Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan atau gambaran mengenai sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas, dan kehematan). Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana stratejik yang ditetapkan. Contoh: Jumlah dana yang dibutuhkan, tenaga yang terlibat, peralatan yang digunakan, jumlah bahan yang digunakan. b. Indikator Kinerja Proses Gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal, dan ketaatan terhadap ketentuan/standar). c.
Indikator Kinerja Output Dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi.
6
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Contoh: Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
Jumlah orang yang diimunisasi/vaksinasi Jumlah permohonan yang diselesaikan Jumlah pelatihan/peserta pelatihan Jumlah jam latihan dalam sebulan
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
Jumlah pupuk/obat/bibit yang dibeli Jumlah komputer yang dibeli Jumlah gedung/jembatan yang dibangun Panjang jalan yang dibangun/perbaiki
d. Indikator Kinerja Outcome Pengukuran indikator hasil seringkali pengukuran indikator keluaran.
rancu
dengan
Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan outcome indikator instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat. Contoh: Jumlah % hasil langsung dari kegiatan
Tingkat pemahaman pelatihan
peserta
terhadap
materi
Modul Indikator Target
7
Tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer) Kemenangan tim dalam setiap pertandingan
Peningkatan langsung hal-hal yang positif
Kenaikan prestasi kelulusan siswa Peningkatan daya tahan bangunan Penambahan daya tampung siswa
Penurunan langsung hal – hal yang negatif
Penurunan tingkat kemacetan Penurunan tingkat pelanggaran lalu lintas
e. Indikator Kinerja Benefit Indikator kinerja ini menggambarkan diperoleh dari indikator hasil/outcome.
manfaat
yang
Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat waktu, lokasi, dana dll) Contoh: Peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah dan jangka panjang Persentase kenaikan lapangan kerja Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat Penurunan hal yang negatif dalam jangka panjang Penurunan tingkat penyakit TBC Penurunan tingkat kriminalitas Penurunan tingkat kecelakaan lalu lintas
8
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
f.
Indikator Kinerja Dampak Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional. Contoh: Peningkatan yang yang positif dalam jangka panjang Persentase kenaikan pendapatan perkapita masyarakat Peningkatan cadangan pangan Peningkatan PDRB sektor tertentu Penurunan hal yang negatif dalam jangka panjang Penurunan Tingkat kemiskinan Penurunan Tingkat Kematian
Modul Indikator Target
9
POKOK BAHASAN 2: INDIKATOR TARGET
1. Sekretariat Jenderal Sasaran Strategis Program
Indikator Kinerja
Meningkatnya koordinasi 1. Persentase produk administrasi pelaksanaan tugas serta kepegawaian yang dikelola melalui pembinaan dan pemberian sistem layanan kepegawaian dukungan manajemen (elektronik) Kementerian Kesehatan. 2. Persentase pengadaan menggunakan e_procurement 3. Persentase Provinsi dan Kab/Kota yang memiliki bank data kesehatan 4. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana 5. Jumlah pos kesehatan desa (Poskesdes) beroperasi 6. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK Seluruh Kab/Kota Persentase Kab/Kota yang telah melaksanakan Standar menganggarkan APBD bidang kesehatan Pelayanan Minimal (SPM) minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM Meningkatnya penyediaan Persentase penduduk yang mempunyai anggaran publik untuk jaminan kesehatan kesehatan dalam rangka mengurangi risiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin
10
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Sasaran Strategis Program
Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga
Indikator Kinerja
Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
Sasaran strategis kegiatan dan indikator: a. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Indikator: 1) persentase desa siaga aktif 2) Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan 3) Jumlah kebijakan teknis promosi kesehatan yang terintegrasi dalam upaya pencapaian tujuan pembagunan kesehatan 4) Jumlah kabupaten/kota yang menetapkan kebijakan yang berwawasan kesehatan b. Terumuskannya kebijakan pemeliharaan kesehatan.
pembiayaan
jaminan
Indikator: 1) Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan 2) Tersediannya data NHA setiap tahun c.
Meningkatnya produk hukum dan organisasi yang akan mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan. Indikator: 1) Jumlah produk hukum bidang kesehatan yang diselesaikan: RUU, Rancangan Peraturan Presiden/Kepres, Peraturan Menteri/Kepmen 2) Jumlah kasus-kasus hukum bidang kesehatan yang tertangani Modul Indikator Target
11
3) Jumlah organisasi dan tatalaksana serta klasifikasi yang tertata di lingkungan Kementerian Kesehatan termasuk UPT d. Meningkatnya dukungan kebijakan kesehatan dalam kerjasama luar negeri.
pembangunan
Indikator: 1) Naskah kerjasama international e. Meningkatnya penyelenggaraan komunikasi dan publikasi kesehatan Indikator: 1) Jumlah informasi kesehatan yang disebarluaskan kepada publik 2) Persentase opini publik tenang kesehatan yang positif f.
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan Indikator: 1) Jumlah dokumen perencanaan, anggaran, kebijakan dan evaluasi pembangunan kesehatan
g. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian Indikator: 1) persentase pemenuhan SDM aparatur (PNS dan PTT, dan penugasan khusus) 2) persentase penyelesaian administrasi kepegawaian tepat waktu h. Meningkatnya kualitas pengelolaan/manajemen pembayaran gaji PNS, CPNS dan PTT tepat jumlah, waktu dan sasaran Indikator: 1) Persentase pengelolaan pembayaran gaji PNS, CPNS dan PTT tepat jumlah, waktu dan sasaran
12
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
i.
Meningkatnya kualitas pengelolaan anggaran dan BMN Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan Indikator: 1) Tersusunnya laporan keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahun anggaran sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian (WTP)
j.
Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan sebelum, saat pelaksanaan dan pasca haji Indikator: 1) angka kematian calon jemaah haji (per 1000 calon jemaah) 2) persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji sesuai standar
k.
Meningkatnya kesehatan intelegensia secara optimal Indikator: 1) jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh pusat intelegensia kesehatan 2) jumlah pelaksanaan penilaian intelegensia pejabat pusat dan daerah (orang) 3) jumlah kabupaten/kota yang melakukan pemeliharaan, peningkatan kemampuan dan penanggulangan masalah intelegensia kesehatan
l.
Terselenggaranya registrasi, pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan pelanggaran dugaan kode etik dokter dan dokter gigi Indikator: 1) jumlah surat tanda registrasi (STR) dokter dan dokter gigi
Modul Indikator Target
13
Sekretariat Jenderal membawahi 14 setingkat eselon II, yang terdiri dari 5 (lima) Biro, 8 (delapan) Pusat dan 1 (satu) Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia. a. Biro Perencanaan dan Anggaran; PERSONAL QUALITY 1)
Leadership Kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan mengembangkan orang lain dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal.
2)
Interpersonal relationship Kemampuan mengembangkan sensitivitas, sikap, minat dan perasaan dalam berinteraksi dengan pihak lain
3)
Analytical thinking Kemampuan mengidentifikasi masalah dengan mengaitkan dan membandingkan berbagai data atau informasi secara sistematis
4)
Integrity Menjaga pelaksanaan tugas sesuai dengan aturan, memiliki konsistensi dalam melaksanakan prosedur kerja yang telah ditetapkan; memiliki ketahanan pribadi untuk tidak terpengaruh pada hal-hal yang menghambat penyelesaian tugas; memiliki komitmen terhadap tugas
5)
Learning Ability Kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian baru untuk mengembangkan kompetensi diri sesuai dengan tuntutan organisasi
6)
Conceptual thinking Kemampuan memahami situasi atau masalah dan melihatnya secara terintegrasi dengan menghubungkan bagian-bagian yang terkait secara komprehensif sehingga bisa dihasilkan suatu model yang bisa dimanfaatkan untuk
14
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
penyelesaian masalah ataupun penanganan situasi serupa yang mungkin terjadi di kemudian hari 7)
Decision Making Kemampuan mengambil keputusan dengan cara mengevaluasi berbagai alternatif solusi serta melakukan analisa resiko untuk memilih alternatif terbaik sesuai dengan tuntutan situasi.
8)
Tolerance for stress Kemampuan untuk bertahan dalam situasi dan kondisi yang penuh tekanan serta tetap mampu bekerja secara profesional dan efektif untuk memberikan kinerja dan kontribusi yang optimal.
9)
Negotiation Skill Kemampuan untuk berkomunikasi & berinteraksi serta meyakinkan pihak lain untuk mencapai kesepakatan.
10) Self development Memiliki kemauan dan upaya untuk mengembangkan diri secara terstruktur baik wawasan pengetahuan maupun keahlian yang dibutuhkan visi organisasi. 11) Self confidence Memiliki kemampuan dan upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas. 12) Initiative Memiliki, bersedia untuk mengambil tindakan pada awal kegiatan berdasarkan pertimbangan logis dan mampu dipertanggungjawabkan; berani mengambil tindakan yang mengandung kemungkinan peluang berhasil atau pun gagal. 13) Risk Taking Kemampuan dan keberanian untuk mengambil tindakan yang mengandung risiko dengan terlebih dahulu memperhitungkan dan menerima segala dampak yang bisa terjadi. Modul Indikator Target
15
14) Research Ability Kemampuan dalam melaksanakan bermanfaat bagi organisasi.
penelitian
yang
15) Business awareness Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap laba, rugi, Return Of Investment (ROI) dan rasio analisis keuangan.
GENERAL COMPETENCY: 1) Computer Skill Kemampuan menggunakan teknologi komputer dalam menyelesaikan pekerjaan. 2) Bahasa Inggris Kemampuan menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi lisan dan tulisan dalam menyelesaikan pekerjaan. 3) Disiplin Kemampuan mematuhi peraturan, standar, budaya yang berlaku di tempat kerja dan masyarakat. 4) Kerahasiaan Kemampuan untuk menjaga informasi yang penting dan strategis agar tidak diketahui dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan. 5) Team Work Kemampuan memberikan kontribusi yang efektif dalam pencapaian tujuan Tim. 6) Communication Skill Kemampuan mengelola informasi secara efektif, baik melalui lisan maupun tulisan.
16
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
7) Coordination Kemampuan menciptakan dan mendorong serta memelihara hubungan yang kuat dengan berbagai kalangan yang terkait untuk mencapai tujuan organisasi. 8) Product knowledge Kemampuan mengenal produk/layanan Biro Perencanaan dan Anggaran. 9) Quality Management Kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengelola proses, mutu produk dan perbaikan yang berkesinambungan untuk memenuhi keinginan pelanggan (internal dan eksternal). 10) Service Excellent. Kemampuan melayani pelanggan (internal dan eksternal) melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan. 11) Performance Management Kemampuan untuk menetapkan indikator performansi, mengukur, mengevaluasi dan meningkatkan performansi secara sistematis dan terintegrasi untuk meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi. HARD SKILL (Executive Competency) 1) Visioner Kemampuan merancang, menerjemahkan, mengintegrasikan, serta melakukan pengembangan organisasi sesuai dengan kebijakan shareholder, dan lingkungan organisasi. 2) Empowering Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan potensi dan kompetensi staf dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.
Modul Indikator Target
17
3) Staffing and Delegation Kemampuan untuk melakukan penugasan, pengaturan staf dan pelimpahan kewenangan berdasarkan kompetensi dan fungsi sesuai dengan misi dan strategi Biro Perencanaan dan Anggaran. 4) Strategic Negotiation Kemampuan untuk menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi skenario negosiasi sesuai dengan tujuan organisasi dalam upaya membangun dan mengembangkan kerjasama baik internal maupun eksternal. 5) Alignment Management Kemampuan untuk membangun dan mengembangkan aliansi (kerjasama) dengan pihak eksternal berdasarkan prinsip manfaat bersama (win-win solution) sesuai dengan tujuan Biro Perencanaan dan Anggaran. 6) Management Strategic Kemampuan untuk membuat, mengimplementasikan dan melakukan evaluasi strategi dalam mencapai tujuan Biro Perencanaan dan Anggaran. 7) Strategi pemasaran Kemampuan untuk menyusun, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan-tujuan Biro Perencanaan dan Anggaran. 8) Analisa Finansial dan Investasi Kemampuan untuk melakukan analisis terhadap laporanlaporan keuangan dan investasi. 9) Human Resource Strategic Kemampuan untuk merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi pengelolaan SDM sehingga selaras dengan strategi bisnis Biro Perencanaan dan Anggaran.
18
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
10) Performance Management Kemampuan untuk menetapkan indikator performansi, mengukur, mengevaluasi dan meningkatkan performansi secara sistematis dan terintegrasi untuk meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi. 11) Business Proces Reengenering Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, merancang, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan mengintegrasikan proses-proses yang ada di Biro Perencanaan dan Anggaran. 12) Intrapreneurship/Kewirausahaan Internal Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menangkap peluang bisnis ke dalam suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk meningkatkan utilitas aset dan keuntungan Biro Perencanaan dan Anggaran. 13) Good Corporate Governance Kemampuan untuk melakukan pengelolaan organisasi berdasarkan kriteria: partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesertaan, daya tanggap, wawasan ke depan, akuntabilitas, efisien dan profesionalisme untuk mencapai visi, misi organisasi. 14) Internal Audit Kemampuan untuk memonitor, menganalisa, mengembangkan dan mengevaluasi sistem audit untuk menjamin kesesuaian antara standar dan implementasi sistem audit internal.
Modul Indikator Target
19
b. Biro Kepegawaian; Perencanaan Indikator dan Target Kinerja Program Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian
Sasaran
Indikator
Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian
1 Presentase . pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur (CPNS dan PTT) 2 Presentase . produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian 3 Jumlah tenaga . kesehatan yang di dayagunakan dan diberi insentif di DTPK dan DBK *) 4 Jumlah residen yang . didayagunakan dan diberikan insentif *)
Target 2010
2011
2012
2013
2014
70
75
80
85
90
30
40
50
60
70
1.20 0
2.44 5
3.82 0
5.32 0
7.02 0
700
1.24 5 1.55 0
1.37 5 2.55 0 1.00 0
1.50 0 3.65 0 1.10 0
1.70 0 4.85 0 1.20 0
850
*) Sumber: dokumen renstra 2010-2014. target kumulatif dan pertahun
20
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara;
Sasaran
Indikator
Meningkatny a kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan
1 Tersusunnya laporan Keuangan Kementerian Kesehatan setiap tahun anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian 2 Persentase pengadaan menggunakan eprocurement
Target 2010 2
2011 2
2012 2
2013 2
2014 2
50
65
75
85
90
d. Biro Hukum dan Organisasi; 1) 2) 3) 4)
Program dan Rencana Kerja Bulanan Program dan Rencana Kerja Semester Program dan Rencana Kerja Tahunan Sasaran Kinerja Pegawai (baru uji coba tahun 2013)
e. Biro Umum. Presentase pengelolaan dan pembayaran gaji PNS, CPNS dan PTT tepat jumlah, waktu dan sasaran
Modul Indikator Target
21
f.
Pusat Data dan Informasi Sasaran dan indikator kinerja Pusat Data dan Informasi seperti yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:021/Menkes/SK/I/2011 tentang rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010–2014 untuk Pusat Data dan Informasi adalah sebagai berikut:
Target Indikator Kinerja Pusat Data dan Informasi Tahun 2010-2014 Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
Pengelolaan Data dan Informasi
Outcome/ Output
Indikator
Meningkatn ya pengemban gan sistem informasi kesehatan
Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional, provinsi dan Kab/Kota per tahun
Target 2010 60
2011 70
2012 80
2013 90
Persentase 40 45 50 55 provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data kesehatan Persentase 70 80 90 provinsi dan kab/kota yang menyelenggarak an sistem informasi kesehatan terintegrasi Sumber: Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
22
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2014 100
60
100
Adapun pengertian dan definisi operasional, cara perhitungan/rumus, dan cara pengambilan data Pusat Data dan Informasi Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Pengertian dan Definisi Operasional, Cara Perhitungan/Rumus, Dan Cara Pengambilan Data Indikator Renstra Pusat Data dan Informasi Tahun 2010-2014
No 1
Indikator
Pengertian dan Definisi Operasional
Persentase Pengertian: ketersediaan o Profil kesehatan yaitu profil paket penyajian kesehatan data/informasi yang berisi nasional, data tentang derajat provinsi, dan kesehatan, upaya kab/kota per kesehatan, dan sumber tahun daya kesehatan dan data terkait lainnya o Parameter: suatu paket profil yang memiliki data sekurang-kurangnya sama dengan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kab/Kota yang diterbitkan Pusdatin (79 tabel profil)
Definisi Operasional: o Kab/kota, provinsi, nasional yang telah menyusun profil kesehatan
Cara Perhitungan/Rumus A=Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional per tahun B=Persentase ketersediaan profil kesehatan provinsi per tahun:
Cara Pengambilan Data - Laporan rutin - Pertemuan - Kunjungan daerah
Jumlah provinsi yang menyusun profil kesehatan selama 1 tahun X 100% Jumlah provinsi yang ada pada tahun yang sama C=Persentase ketersediaan profil kesehatan kab/kota per tahun: Jumlah kab/kota yang menyusun profil kesehatan selama 1 tahun X 100% Jumlah kab/kota yang ada pada tahun yang sama Modul Indikator Target
23
No
Indikator
Pengertian dan Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Cara Pengambilan Data
Y = Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota: Y = (A+B+C) 3 2.
Persentase Pengertian: provinsi dan o Bank data kesehatan kab/kota yang adalah suatu tempat atau memiliki bank wadah yang digunakan data untuk menyimpan dan kesehatan menghimpun berbagai data kesehatan dan yang terkait, yang dapat digunakan setiap saat diperlukan. Bank data kesehatan menampung berbagai database terkait indikator-indikator kesehatan yang dihasilkan dari sistem pencatatan dan pelaporan yang ada. Bentuk fisik bank data kesehatan adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk menampung dan mengelola berbagai database kesehatan. o Parameter = sebuah aplikasi bank data yang memiliki menu dan fitur
24
A= Persentase provinsi yang memiliki bank data kesehatan: Jumlah provinsi yang memiliki bank data kes dalam 1 tahun X 100% Jumlah provinsi yang ada pada tahun yang sama B= Persentase kab/kota yang memiliki bank data kesehatan: Jumlah kab/kota yang memiliki bank data kes dalam 1 tahun X 100% Jumlah kab/kota yang ada pada tahun yang sama Y = Persentase provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data kesehatan Y=( A x bobot A ) + ( B x bobot B )
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Evaluasi tahunan
No
Indikator
Pengertian dan Definisi Operasional sekurang-kurangnya sama dengan template bank data
Cara Perhitungan/Rumus
Cara Pengambilan Data
Bobot A = 0,5 Bobot B = 0,5
Definisi Operasional: o Persentase provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data kesehatan terhadap seluruh provinsi dan kab/kota yang ada di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu. o Provinsi dan kabupaten/kota dapat dikategorikan memiliki bank data kesehatan adalah provinsi dan kabupaten/kota tersebut memiliki sebuah aplikasi bank data yang memiliki menu dan fitur sekurangkurangnya sama dengan standar template bank data 3
Persentase Pengertian: provinsi dan o Sistem informasi kab/kota kesehatan terintegrasi yang adalah sistem informasi menyelengkesehatan yang garakan menyediakan mekanisme sistem saling hubung antar sub informasi sistem informasi dengan kesehatan berbagai cara yang
A = Persentase provinsi yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi:
Evaluasi tahunan
Jumlah provinsi yang Modul Indikator Target
25
No
Indikator terintegrasi
Pengertian dan Definisi Operasional sesuai dengan keperluannya, sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain. Aliran informasi di antara sistem sangat bermanfaat bila data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi sistem lainnya. Bentuk fisik dari sistem informasi kesehatan terintegrasi adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi puskesmas, sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya) sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. o Parameter = sebuah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang dihubungkan dengan aplikasi sistem informasi
26
Cara Perhitungan/Rumus menyelenggarakan SIK terintegrasi dalam 1 thn X 100% Jumlah provinsi yang ada pada tahun yang sama B = Persentase kab/kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi: Jumlah kab/kota yang menyelenggarakan SIK terintegrasi dalam 1 thn X 100% Jumlah kab/kota yang ada pada tahun yang sama Y = Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi: Y= ( A x bobot A ) + ( B x bobot B ) Bobot A = 0,5 Bobot B = 0,5
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Cara Pengambilan Data
No
Indikator
Pengertian dan Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Cara Pengambilan Data
puskesmas dan sistem informasi rumah sakit. Definisi Operasional: o Persentase provinsi dan kab/kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi terhadap seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang ada di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu.
Modul Indikator Target
27
Perencanaan tahun awal Renstra dan dan tahun akhir pencapaian target per indikator dapat dilihat pada berikut: Perencanaan Tahun Awal dan Rencana Stretegis dan Pencapaian Akhir Tahun Target
Sasaran Strategis Meningkatnya pengembangan sistem informasi kesehatan
Indikator Persentase ketersediaan profil kesehatan nasional, provinsi dan Kab/Kota per tahun Persentase provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data kesehatan Persentase provinsi dan kab/kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi
Target 2010 2014 60 100
40
60
-
100
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 Indikator persentase provinsi dan kab/kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi merupakan indikator yang direvisi pada perubahan Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2011. Berdasarkan pencapaian target pada tahun 2011 dimana indikator provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data telah mencapai target tahun 2014 dan indikator provinsi dan kab/kota yang menyelenggarakan sistem informasi terintegrasi masih dibawah target yang yang ingin dicapai, maka pada awal tahun 2012 Pusat Data dan Informasi mengusulkan revisi target seperti di bawah ini:
28
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Program/ Kegiatan Pengelolaan Data dan Informasi
Rencana Revisi Target Pusat Data dan Informasi Tahun 2010-2014 Outcome/ Indikator Target Output 2010 2011 2012 2013 Meningkatnya Persentase 60 70 80 90 pengembang- ketersediaan an sistem profil kesehatan informasi nasional, kesehatan provinsi dan Kab/Kota per tahun Persentase 60 65 70 75 provinsi dan kab/kota yang memiliki bank data kesehatan Persentase 25 30 35 provinsi dan kab/kota yang menyelenggarak an sistem informasi kesehatan terintegrasi
2014 100
85
40
Pada tabel diatas diperlihatkan besaran target untuk tiap indikator renstra. Namun sebenarnya ketiga indikator tersebut memiliki perbedaan dalam cara penghitungannya. Pada indikator persentase ketersediaan profil nasional, provinsi, dan Kabupaten/Kota per tahun, target indikator yang dimaksud merupakan persentase capaian tahun berjalan. Sedangkan dalam indikator Persentase Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki bank data kesehatan dan indikator Persentase Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan sistem informasi kesehatan terintegrasi, target indikatornya merupakan kenaikan 5% dari target indikator sebelumnya. Misalkan pada tahun 2010 Modul Indikator Target
29
terdapat 60% atau sebanyak 300 Kabupaten/Kota yang telah memiliki bank data kesehatan, maka target pada tahun 2011 ialah terdapat kenaikan sebanyak 5% dari tahun sebelumnya sebanyak 315 Kabupaten/Kota telah memiliki bank data kesehatan. Hal ini melihat kepada disparitas Kabupaten/Kota dalam hal kemajuan teknologi dan informasi, sumber daya manusia, serta anggaran di daerah.
g. Pusat Kerjasama Luar Negeri Sasaran
Indikator
Meningkatnya peran dan posisi Indonesia dalam kerjasama luar negeri di bidang kesehatan
Jumlah Naskah Kerjasama Internasional
Target 2010
2011
2012
2013
2014
22
23
27
28
30
h. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Berdasarkan Rencana Strategis (renstra) Kementerian Kesehatan 2010 – 2014, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan melaksanakan kegiatan penanggulangan krisis kesehatan yang termasuk dalam program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Output dari kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan yaitu meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat, yang akan dicapai dalam 5 tahun (sampai dengan 2014) dengan indikator kinerja keluaran dan target adalah “300 Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana”.
30
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran, PPKK telah menetapkan indikator yaitu jumlah Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana. Capaian Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan s.d Tahun 2011 Indikator Kinerja Target Capaian % (Kumulatif) (Kumulatif) Jumlah kab/kota yang mempunyai kemampuan 150 150 100 tanggap darurat dalam penanganan bencana
Indikator yang tertera merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu sebanyak 105 kab/kota pada tahun 2010, 45 kab/kota di tahun 2011 dan 50 kab/kota di tahun 2012.
Gambar 3. Jumlah Capaian Target Kumulatif Indikator PPKK Indikator yang tertera merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu sebanyak 105 kab/kota pada tahun 2010 dan 45 kab/kota tambahan di tahun 2011. Kabupaten/Kota dianggap mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana apabila: Kab/Kota memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis penanggulangan krisis kesehatan Modul Indikator Target
31
Tabel 5 Peningkatan SDM Kabupaten/Kota NO 1 2 3 4 5
KEGIATAN Petugas Terlatih Dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan Petugas Terlatih Dalam TRC Dan Rapid Health Assessment (RHA) di Daerah Rawan Bencana Petugas Terlatih Dalam Pengelola Data dan Informasi untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Petugas Terlatih Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Bencana untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Petugas Terlatih Dalam Teknis Penyusunan Rencana Kontinjensi
Kab/Kota memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan Tabel 6 Sarana Kesiapsiagaan
i.
NO
KEGIATAN
1
45 Kab/Kota memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan No. 1.
2.
32
Indikator
Target
Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
67,5%
68,82%
101,9%
1
1
100%
Tersedianya data NHA setiap tahun
Realisasi
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Capaian
j.
Pusat Komunikasi Publik RENCANA AKSI PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010-2014
Program: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Unit : Pusat Komunikasi Publik Setjen Kemenkes NO. I.
KEGIATAN Pengelolaan Komunikasi Publik
OUTPUT Meningkatnya pengelolaan komunikasi publik
INDIKATOR 1.
2.
3.
Jumlah informasi kesehatan yang disebarluaskan kepada publik Persentase opini publik tentang kesehatan yang positif Persentase pelayanan informasi publik yang telah diselesaikan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
UNIT PELAKSANA
800
780
880
960
4.480
80
80
80
80
80
Bidang Media Massa dan Opini Publik
70
75
75
80
90
Bidang Pelayanan Informasi Publik
Modul Indikator Target
Bidang Pelayanan Informasi Publik
33
II.
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Tersedianya pelayanan publik yang sesuai standar
1.
Jumlah koleksi buku di Perpustakaan
2.
Persentase tingkat kepuasan pelayanan di Unit Pelayanan Terpadu Persentase pengaduan masyarakat melalui PTRC yang ditindaklanjuti Jumlah peliputan dan pendampingan pers pada kegiatan sektor kesehatan
3.
III.
34
Peliputan dan Pendampingan Pers Kegiatan Sektor Kesehatan
Tersedianya dokumentasi dan terinformasikan nya kegiatan sektor kesehatan
1.
7.000
7.300
8.000
9.000
41.300
Bidang Pelayanan Informasi Publik
75
80
80
85
90
Bidang Pelayanan Informasi Publik
70
75
80
80
90
Bidang Pelayanan Informasi Publik
312
315
325
330
1.617
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Bidang Media Massa dan Opini Publik
2.
IV.
Pelaksanaan Koordinasi Dengan Pemangku Kepentingan (Linsek/Linpro)
Meningkatnya pemahaman para pemangku kepentingan akan peran dan fungsi Kemenkes
1.
2.
Jumlah peliputan dan dukungan penyelenggaraan pelantikan pejabat Kemenkes Jumlah pertemuan dengan media massa (press conf., press brief., press tour) Jumlah pertemuan forum komunikasi dengan LSM, Organisasi Masyarakat dan Public Opinion Leader
5
8
8
8
37
65
65
65
65
325
15
15
20
20
92
Modul Indikator Target
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Bidang Media Massa dan Opini Publik
Bidang Hubungan Antar Lembaga
35
3.
4.
5.
6.
36
Jumlah pembinaan teknis dan pertemuan koordinasi Kehumasan dan Perpustakaan internal dan eksternal Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan lintas program/lintas sektor di dalam dan luar negeri Jumlah Raker dan RDP dengan Lembaga Tinggi Negara yang terfasilitasi Persentase hasil kunjungan kerja DPR/DPD RI ke daerah yang
20
20
30
32
134
Bidang Pelayanan Informasi Publik
27
25
30
32
147
Bagian Tata Usaha
30
30
33
35
163
Bidang Hubungan Antar Lembaga
100
100
100
100
100
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
ditindaklanjuti V.
Penyusunan Buku/Pedoman/D okumen Lainnya
Tersedianya buku/pedoman acuan pelaksanaan kegiatan
1.
Jumlah buku informasi koleksi bahan pustaka
1.500
1.500
2.000
2.000
9.500
Bidang Pelayanan Informasi Publik
2.
Jumlah buku direktori pejabat Kemenkes Jumlah buku saku kebijakan/progra m pembangunan kesehatan Jumlah dokumen bahan sambutan dan rapat pimpinan yang terselesaikan tepat waktu Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran
1.000
1.000
1.500
1.500
6.500
5.000
5.000
6.000
6.600
29.800
Bidang Hubungan Antar Lembaga Bagian Tata Usaha
240
245
260
270
1.295
5
5
5
5
26
3.
4.
VI.
Pelaksanaan Administrasi Perencanaan, Pelaporan, Keuangan dan Kepegawaian
Meningkatnya dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
1.
Modul Indikator Target
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Bagian Tata Usaha
37
2.
3.
4.
38
Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian tepat waktu Jumlah SDM yang ditingkatkan kapasitasnya
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
6
6
6
6
30
Bagian Tata Usaha
90
95
100
100
100
Bagian Tata Usaha
55
62
68
74
339
Bagian Tata Usaha
k. Pusat Promosi Kesehatan
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Keseh atan
INDIKATOR
1. Persentase rumah tangga
2010 50
RENCANA TINGKAT CAPAIAN 2011 2012 2013 55 60 65
2014 70
yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS )
2. Persentase Desa Siaga aktif 3. Jumlah Pos Kesehatan Desa
15
25
40
55
70
70.000
72.000
55.500
57.000
58.500
yang Beroperasi
Modul Indikator Target
39
l.
Pusat Intelegensia Kesehatan TARGET INDIKATOR 3
1. Jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan
2. Jumlah pelaksanaan penilaian inteligensia pejabat pusat dan daerah (orang) 3. Jumlah Kab/Kota yang melakukan pemeliha raan, peningkatan kemampuan & penang gulangan masalah inteligensia kesehatan
40
UNIT PELAKSANA (ESELON 3) 2010
2011
2012
2013
2014
4
5
6
7
8
10
16
22
28
36
150
300
450
600
750
8
9
10
11
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
12
9 1. Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Inteligensia Kesehatan. 2. Bidang Penanggulangan Masalah Inteligensia Kesehatan. 3. Bagian Tata Usaha Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Inteligensia Kesehatan. 1. Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Inteligensia Kesehatan. 2. Bidang Penanggulangan Masalah Inteligensia Kesehatan.
m. Pusat Kesehatan Haji Sasaran Strategis Program Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan sebelum, saat pelaksanaan dan pasca haji
Indikator Kinerja 1. Angka kematian calon jemaah haji (per 1000 calon jemaah) 2. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji sesuai standar
Modul 5: Indikator Target
41
2. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
(1)
(2)
(3)
V
Pembinaan Upaya Kesehatan
NO
1
2
Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan Dasar
42
Meningkatkan 1. upaya kesehatan dasar, rujukan, keperawatan dan 2. keteknisian medik, penunjang medik dan sarana kesehatan, dan kesehatan jiwa Meningkatnya 1. pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat 2. Meningkatnya pelayanan
TARGET
INDIKATOR 2010
2011
2012
2013
2014
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class) Jumlah puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk
1
2
3
4
5
76
81
86
91
96
76
81
86
91
96
60
70
80
90
100
8.481
8.608
8.737
8.868
9.000
Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
UNIT ORGANISASI (10) PELAKSAN DitjenABina Upaya Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Dit. Bina Upaya
NO
PROGRAM/ KEGIATAN bagi Masyarakat Miskin (Jamkesmas)
3
4
Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
Pelayanan Kesehatan Rujukan bagi
OUTCOME/ OUTPUT kesehatan dasar bagi penduduk miskin di Puskesmas Meningkatnya pelayanan medik spesialistik kepada masyarakat .
Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan
TARGET
INDIKATOR 2010
2011
2012
2013
2014
1
2
3
4
5
80
85
90
95
100
60
70
80
90
100
14
14
16
17
18
75
80
85
90
95
dasar bagi penduduk miskin di Puskesmas
1.
Jumlah kota yang memiliki RS standar kelas dunia (world class) 2. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK 3. Persentase RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) 4. Jumlah Kab/Kota yang dilayani oleh RS bergerak di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas
Modul Indikator Target
UNIT ORGANISASI Kesehatan PELAKSAN DasarA
Direktorat Bina Upaya kesehatan Rujukan
Dit. Bina Upaya Kesehatan
43
NO
5
6
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Tinggi
bagi penduduk miskin di RS Meningkatnya jumlah rumah sakit yang mendapat sarana dan alat bantu pendidikan Meningkatnya Pembinaan Pelayanan Keperawatan, Kebidanan, dan Keteknisian Medik
Pembinaan Upaya Keperawatan dan Keteknisian Medik
Jumlah RS yang mendapat sarana dan alat bantu pendidikan
1.
2.
3.
44
TARGET
INDIKATOR
Jumlah Puskesmas yang menerapkan pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai standar dan pedoman Jumlah RS yang melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai standar dan pedoman Jumlah RS yang melaksanakan pelayanan keteknisian medik dan keterapian fisik sesuai pedoman
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2010
2011
2012
2013
2014
-
14
19
25
31
212
354
496
638
791
54
220
316
412
508
63
95
126
157
189
UNIT ORGANISASI Rujukan PELAKSAN A Direktorat Bina Upaya kesehatan Rujukan Dit.Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik
NO 7
PROGRAM/ KEGIATAN Pembinaan Upaya Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
OUTCOME/ OUTPUT Meningkatnya pelayanan penunjang medik dan sarana kesehatan sesuai standar
1.
2.
3.
8
Pembinaan Upaya Kesehatan Jiwa
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan jiwa
TARGET
INDIKATOR
1.
2.
Persentase laboratorium kesehatan aktif yang melaksanakan pelayanan sesuai standar Persentase RS yang melaksanakan pelayanan radiologi sesuai standar Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana dan peralatan Persentase RSJ yang memberikan layanan subspesialis utama dan NAPZA Persentase RSU Kab/Kota yang memberikan layanan kesehatan jiwa dasar termasuk NAPZA
2010
2011
2012
2013
2014
34
41
48
56
63
45
50
55
60
65
164
206
269
394
594
10
30
50
70
100
10
20
30
40
50
Modul Indikator Target
UNIT ORGANISASI Dit. Bina PELAKSAN Pelayanan A Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Dit. Bina Kesehatan Jiwa
45
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
2010
2011
2012
2013
2014
Persentase Puskesmas yang memberikan layanan kesehatan jiwa dasar dan kesehatan jiwa masyarakat Jumlah Propinsi yang menyelenggarakan pengawasan RS
5
10
20
30
40
-
5
10
25
33
1.
34
44
44
44
44
50
90
130
170
200
3.
9
10
Peningkatan dan Pengawasan Rumah Sakit Indonesia Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan
46
Terselenggaranya pengawasan rumah sakit Indonesia Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan
TARGET
INDIKATOR
2.
Jumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal yang ditingkatkan sarana dan prasarananya Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang disusun
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
UNIT ORGANISASI PELAKSAN A
Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan No.
Program/Kegiatan
Outcom/Output
1
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Meningkatnya pembinaan di bidang imunisasi dan karantina kesehatan
Target
Indikator 2010
2011
2012
2013
2014
1. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
80
82
85
88
90
2. Persentase desa yang mencapai UCI
80
85
90
95
100
3. Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara 4. Persentase penanggulangan KLB <24 jam 5. Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra 6. Persentase anak usia sekolah dasar yang mendapat imunisasi 7. Penemuan kasus non-polio AFP rate per 100.000 anak <15th 8. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
70
80
100
100
100
68
73
80
90
100
60
65
70
75
80
98
98
98
98
98
>2
>2
>2
>2
70
80
100
100
Unit Organisasi Pelaksana Direktorat Imunisasi dan Karantina
100
Modul Indikator Target
47
No.
2
Program/Kegiatan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Outcom/Output
Indikator
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
9. Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat 10. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina < 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah. 1. Prevalensi HIV pada penduduk kelompok umur 15-49 tahun 2. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 3. Persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan 4. Persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan 5. Jumlah kasus diare per 1.000 penduduk
48
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Target 2010
2011
2012
2013
2014
30
60
100
100
100
100
100
100
100
100
0,2
<0,5
<0,5
<0,5
<0,5
235
231
228
226
224
73
75
80
85
90
85
86
87
87
88
350
330
315
300
285
Unit Organisasi Pelaksana
Direktorat Pengendalian Penyakit Menular
No.
Program/Kegiatan
Outcom/Output
Target
Indikator 2010
2011
2012
2013
2014
6. Persentase ODHA yang mendapatkan ART
30
75
80
85
50
7. Persentase penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIVAIDS 8. Persentase provinsi dengan angka kasus baru TB paru BTA positif/CDR (Case Detection Rate) minimal 70 % 9. Persentase provinsi mencapai angka keberhasilan pengobatan kasus baru TB paru BTA positif/SR (Success Rate) minimal 85% 10. Angka kematian diare (CFR) pada saat KLB
65
75
85
90
95
15
25
35
45
50
80
82
84
86
88
<1
<1
<1
<1
<1
60
70
80
90
100
<5
<5
<5
<5
<5
11. Persentase cakupan penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia Balita 12. Angka penemuan kasus baru (NCDR) kusta per 100.000 penduduk
Modul Indikator Target
Unit Organisasi Pelaksana
49
No.
Program/Kegiatan
Outcom/Output
2010
2011
2012
2013
2014
300
400
500
600
700
10000
7000
5000
3000
<1.00 0
1
0,9
0,8
0,7
0,6
1. Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk
55
54
53
52
51
2. Angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk 3. Persentase kasus zoonosis yang ditemukan, ditangani sesuai standar 4. Persentase kasus suspect flu burung yang ditemukan, ditangani sesuai standar 5. Persentase cakupan pengobatan massal filariasis terhadap jumlah penduduk endemis
2
1,75
1,5
1,25
1
70
75
80
85
90
100
100
100
100
100
45
49
55
60
65
13. Jumlah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV 14. Angka penemuan kasus baru frambusia (per 100.000) 15. Angka kecacatan tingkat 2 kusta (per 100.000) 3
Pengendalian Penyakit Berumber Binatang
50
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
Target
Indikator
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Unit Organisasi Pelaksana
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Bintang
No.
4
Program/Kegiatan
Penyehatan Lingkungan
Outcom/Output
Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
Target
Indikator 2010
2011
2012
2013
2014
6. Persentase kabupaten/kota yang melakukan mapping vektor 7. Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ)
30
40
50
60
70
60
70
80
90
>95
8. Persentase KLB malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi
100
100
100
100
100
1. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
62
62,5
63
63,5
67
2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 5. Persentase kabupaten/kota/kawasan yang telah melaksanakan kabupaten/kota/kawasan sehat
85
90
95
100
100
64
67
69
72
75
2,5
5,5
11
16
20
50
70
80
90
100
Modul Indikator Target
Unit Organisasi Pelaksana
Direktorat Penyehatan Lingkungan
51
No.
Program/Kegiatan
Outcom/Output
6. Persentase penduduk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 7. Cakupan daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim 8. Persentase cakupan tempat- tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 10. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan 11. Persentase provinsi yang memfasilitasi penyelenggaraan kota sehat yang sesuai standar sebesar 50%
52
Target
Indikator
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2010
2011
2012
2013
2014
71
78
86
93
100
20
40
60
80
100
76
79
81
83
85
75
75
75
80
85
55
60
65
70
75
12
21
50
70
100
Unit Organisasi Pelaksana
No. 5
Program/Kegiatan
Outcom/Output
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
Target
Indikator 1. Persentase provinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan penanggulang- an penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus) 2. Persentase provinsi yang mempunyai peraturan perundangundangan tentang pencegahan dan penanggulang- an dampak merokok terhadap kesehatan (Surat Edaran/Instruksi/SK/Perat uran Gubernur/PERDA) 3. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus) 4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan IVA dan CBE dari 5% menjadi 25%.
2010
2011
2012
2013
2014
50
70
80
90
100
40
60
80
90
100
10
15
20
25
30
5
10
15
20
25
Modul Indikator Target
Unit Organisasi Pelaksana Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
53
No.
6
Program/Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
54
Outcom/Output
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Target
Indikator 5. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulang- an dampak merokok terhadap kesehatan (Surat Edaran/Instruksi/SK/Perat uran Walikota/Bupati/PERDA) tentang pencegahan dan penanggulang- an dampak merokok terhadap kesehatan 1. Jumlah UPT Vertikal yang diting- katkan sarana dan prasarananya 2. Jumlah rancangan regulasi dan standar yang disusun
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2010
2011
2012
2013
2014
10
15
20
25
30
59
59
59
59
59
21
21
21
21
21
Unit Organisasi Pelaksana
Sekretariat Ditjen P2PL
No.
Target
Program/Kegiatan
Outcom/Output
Indikator 2010
2011
2012
2013
2014
7
Penyelenggaraan PP dan PL di Pintu Gerbang Negara
Terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk melakukan cegah tangkal penyakit di pelabuhan, Bandar Udara dan PLBD (Pos Lintas Batas Darat)
100
100
100
100
100
8
Penyelenggaraan PP dan PL berbasis laboratorium
Terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk melakukan cegah tangkal penyakit di pelabuhan, Bandar Udara dan PLBD (Pos Lintas Batas Darat Terlaksananya Pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya
Jumlah Pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya
60
75
75
80
85
Modul Indikator Target
Unit Organisasi Pelaksana KKP
BBTKL
55
4. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA sebagai unit eselon I yang ada di lingkungan Kementerian Kesehatan, dalam mewujudkan visi dan misinya serta mencapai tujuan dan sasaran kerja yang telah ditetapkan, juga memiliki indikator dan target kegiatan yang akan dibreak down menjadi Rencana Kerja Tahunan yang terdapat dalam RKAKL (Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga) yang ditetapkan selama 1 tahun. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, merupakan bagian yang tak terpisahkan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Berdasarkan tugas dan fungsinya lebih mengarah pada pencapaian target MDG’s terutama penurunan prevalensi gizi kurang, penurunan angka kematian ibu dan kematian anak. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah indikator Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak untuk kurun waktu 2010-2014
56
Pembekalan Kompetensi Bagi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
MATRIK INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK NO
(1) IV
1
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
(2) Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
(3) Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat
(4) 1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh Nakes terlatih (cakupan PN) 2. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 3. Persentase Balita ditimbang berat badannya (jumlah Balita ditimbang/Balita seluruhnya (D/S) 1. Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S) 2. Persentase Balita gizi
Pembinaan Gizi
Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat
TARGET 2011 2012 2013
2014
(6) 86
(7) 88
(8) 89
(9) 90
84
86
88
89
90
65
70
75
80
85
65
70
75
80
85
100
100
100
100
100
201 0 (5) 84
UNIT ORGANISASI PELAKSANA (10) Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktorat Bina Gizi
Modul Indikator Target
57
buruk yang mendapat perawatan 2
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
3
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak
58
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan anak
1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh Nakes terlatih (cakupan PN) 2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan K4) 3. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar 1. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 2. Cakupan pelayanan kesehatan bayi 3. Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
84
86
88
89
90
84
88
90
93
95
10
40
75
90
100
8
86
88
89
90
84
85
86
87
90
78
80
81
83
85
Diektorat Bina Kesehatan Ibu
Diektorat Bina Kesehatan Anak
4
5
Pembinaan , Pengembangan, dan Pengawasan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer
Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
Meningkatnya Pembinaan, Pengawasan, dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer.
Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
4. Cakupan SD/MI melaksanakan penjaringan siswa kelas I
80
90
92
94
95
1. Cakupan Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer. 2. Jumlah RS yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Tradisional yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan Alternatif dan Komplementer
10
20
30
40
50
26
36
46
56
70
1. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan kerja di wilayah industri
288
384
480
576
672
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer
Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga
Modul Indikator Target
59
6
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas
7
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
60
2. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan olahraga Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan dan menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian SPM 1. Persentase satuan kerja yang menyelenggarakan administrasi kepemerintahan sesuai ketentuan 2. Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standar
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
144
176
208
240
264
300
8.608
8.73 7
8.868
9.00 0
Setditjen Bina Gizi dan KIA
80
85
90
95
100
Setditjen Bina Gizi dan KIA
60
70
80
90
100
5. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan NO
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
Meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar terjangkau oleh masyarakat
1
Persentase Ketersediaan obat dan vaksin
Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Meningkatnya ketersediaan Obat Esensial Generik di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
1
Persentase ketersediaan obat dan vaksin
Persentase Tersedianya Obat dan vaksin selama 18 bulan bagi pelayanan kesehatan dasar di sarana pelayanan kesehatan pemerintah Persentase Tersedianya Obat dan vaksin selama 18 bulan bagi pelayanan kesehatan dasar di sarana pelayanan kesehatan pemerintah
2010
TARGET 2011 2012 2013
2014
80
85
90
95
100
80
85
90
95
100
Modul Indikator Target
UNIT KERJA
DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
DEFINISI OPERASIONAL
DITJEN BINFAR DAN ALKES
1
PROGRAM/ KEGIATAN
61
NO
Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
62
OUTCOME/ OUTPUT
Meningkatnya mutu dan keamanan alat kesehatan dan PKRT
INDIKATOR 2
Persentase penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan
3
Persentase instalasi farmasi Kab/Kota sesuai standar
1
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi persyaratan
DEFINISI OPERASIONAL Persentase penggunaan obat generik terhadap penggunaan seluruh obat di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah Persentase Instalasi farmasi Kab/Kota sesuai standar terhadap instalasi farmasi Kab/Kota seluruh Indonesia Persentase sampel produk alkes dan PKRT yang telah diuji coba dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
60
65
70
75
80
60
65
70
75
80
70
80
85
90
95
UNIT KERJA
DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALKES
2
PROGRAM/ KEGIATAN
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
DEFINISI OPERASIONAL
keamanan, mutu dan manfaat
dan manfaat
2
Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi persyaratan cara produksi yang baik
3
Persentase sarana distribusi alat kesehatan yang memenuhi persyaratan distribusi
Persentase sampel sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang dimonitor dan memenuhi syarat cara produksi alat kesehatan yang baik Persentase sampel sarana distribusi alat kesehatan yang dimonitor dan memenuhi syarat cara distribusi alat kesehatan yang baik
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
45
45
50
55
60
50
55
60
65
70
Modul Indikator Target
UNIT KERJA
63
NO
Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
64
OUTCOME/ OUTPUT Meningkatnya penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal
INDIKATOR 1
Persentase Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar
2
Persentase Puskesmas perawatan yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
DEFINISI OPERASIONAL Persentase jumlah instalasi farmasi RS pemerintah yang telah melaksanakan pelayanan informasi obat dan konseling terhadap jumlah total instalasi farmasi RS pemerintah pada awal tahun berjalan Persentase jumlah puskesmas perawatan yang telah melaksanakan pemberian informasi obat dan konseling terhadap jumlah total puskesmas perawatan pada
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
25
30
35
40
45
7
7
9
12
15
UNIT KERJA DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN
3
PROGRAM/ KEGIATAN
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
30
40
50
55
60
UNIT KERJA
awal tahun berjalan 3
Persentase penggunaan obat rasional di sarana pelayanan kesehatan dasar pemerintah
Persentase penggunaan antibiotil pada penatalaksanaan kasus ISPA nonpneumonia, diare non-spesifik, penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia, dan rerata item obat per lembar resep di puskesmas terhadap seluruh kasus ISPA nonpneumonia, diare non-spesifik dan myalgia di sarana yang sama
Modul Indikator Target
65
NO
OUTCOME/ OUTPUT
Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian
1. Meningkatnya produksi bahan baku dan obat lokal serta mutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian
66
INDIKATOR 1
Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional produksi di dalam negeri
DEFINISI OPERASIONAL Jumlah bahan awal penyusun sediaan farmasi (obat dan obat tradisional) dapat berupa bahan berkhasiat maupun bahan tambahan, yang merupakan hasil penerapan teknologi maupun berupa bahan alam, yang siap diproduksi, dan/atau dibuat, dan/atau disaintifikasi di Indonesia
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
5
15
25
35
45
UNIT KERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
4
PROGRAM/ KEGIATAN
NO
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT 2. Meningkatnya kualitas produksi dan distribusi kefarmasian 3. Meningkatnya produksi bahan baku obat dan obat tradisional produksi di dalam negeri
INDIKATOR 2
Jumlah standar produk kefarmasian yang disusun dalam rangka pembinaan produksi dan distribusi
DEFINISI OPERASIONAL Standar produk kefarmasian adalah spesifikasi teknis suatu produk kefarmasian, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
2
4
6
8
10
Modul Indikator Target
UNIT KERJA
67
NO
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat
68
OUTCOME/ OUTPUT
Meningkatnya dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat
INDIKATOR
1
2
Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program
DEFINISI OPERASIONAL pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan/atau dirjen sesuai kewenangannya. Persentase jumlah usulan dokumen anggaran yang disetujui Persentase alokasi dekonsentrasi yang dilaksanakan dan dipertanggungjawab kan
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
80
85
90
95
100
60
70
80
90
100
UNIT KERJA
SEKRETARIAT DITJEN BINFAR DAN ALKES
5
PROGRAM/ KEGIATAN
NO
PROGRAM/ KEGIATAN Kesehatan
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
Kesehatan
3
Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Jumlah rancangan regulasi yang disusun
DEFINISI OPERASIONAL
Rancangan regulasi yang penyusunannya diinisiasi oleh Ditjen Binfar dan Alkes
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
7
10
13
16
20
Modul Indikator Target
UNIT KERJA
69
6. Inspektorat Jenderal Dari 12 sasaran strategis Kementerian Kesehatan, sasaran strategis nomor 12 adalah sasaran yang ditujukan untuk Inspektorat Jenderal sebagai Unit Eselon I di Kementerian Kesehatan, yaitu Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan, dengan IKU nya adalah persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel. Untuk mencapai IKU Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan, Unit Eselon I menetapkan indikator dan target kegiatan. Selain itu Pimpinan Unit Eselon I dan II yang terkait menandatangani “Pernyataan Penetapan Kinerja”, yang intinya adalah pernyataan/perjanjian untuk mewujudkan target kinerja tahunan dan target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Hal ini dimaksudkan untuk menwujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel, serta berorientasi pada hasil. Inspektorat Jenderal sebagai unit eselon I yang ada di lingkungan Kementerian Kesehatan, dalam mewujudkan visi dan misinya serta mencapai tujuan dan sasaran kerja yang telah ditetapkan, juga memiliki indikator dan target kegiatan yang akan di-break down menjadi Rencana Kerja Tahunan yang terdapat dalam RKAKL (Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga) yang ditetapkan selama 1 tahun. Dalam Renstra Kementerian Kesehatan, seperti yang telah di bab terdahulu, Kementerian Kesehatan memiliki 12 sasaran strategis Kementerian Kesehatan. Sasaran strategis yang terakhir, yaitu point 12 adalah sasaran strategis Inspektorat Jenderal sebagai Unit Eselon I. Sasaran strategis Itjen tersebut adalah Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan, dengan tujuannya adalah Terselenggaranya Pengawasan secara Komprehensif untuk
70
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Mewujudkan Tata Kelola pemerintahan yang baik, akuntabel, bersih, dan bebas KKN melalui rumusan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dengan efektif dan efisien. 2. Meningkatakan percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. 3. Menyempurnakan kebijakan sistem prosedur pengawasan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, ditetapkanlah indikator dan target kegiatan Inspektorat Jenderal setiap tahun. Berikut ini adalah indikator dan target kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2012: Indikator dan Target kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2014 NO
1
PROGRAM/KGTN
OUTCOME/OUTPUT
INDIKATOR
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur kementerian Kesehatan Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Pembinaan Upaya kesehatan dan Setjen
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian kesehatan
Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel
Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Pembinaan Upaya Kesehatan dan Setjen
1. Jumlah satuan Kerja di Lingkungan Ditjen pembinaan Upaya kesehatan dan Setjen yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang
Modul Indikator Target
TARGET 2012 65
196
80
71
NO
2
3
4
PROGRAM/KGTN
OUTCOME/OUTPUT
Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Itjen
Meningkatnya pengawasan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Itjen
Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen PP&PL dan Balitbangkes
Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Kefarmasian & Alkes dan Badan PPSDMK
72
Meningkatnyapengawas an dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen PP&PL dan Baalitbangkes
Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Ditjen Kefarmasian& Alkes dan Badan PPSDMK
INDIKATOR ditindaklanjuti. 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu& Anak dan itjen yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini WTP 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 1. Jumlah Satuan kerja di lingkungan Ditjen P2PL dan Balitbangkes yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini WTP 2. Persentase temuan laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 1. Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes dan Badan PPSDMK yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian 2. Persentase temuan
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
TARGET 2012 50
80 140
80 114
NO
PROGRAM/KGTN
OUTCOME/OUTPUT
INDIKATOR
TARGET 2012
laporan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 5
6
Pengusutan dan Investigasi kasuskasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Meningkatnya pengusutan dan investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
80 70
1. Persentase Pengusutan dan Investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan 2. Jumlah NSPK tentang pemeriksaan investigasi yang ditetapkan 1. Persentase hasil pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan 2. Persentase unit kerja yang menerapkan SPIP 3. Jumlah rancangan regulasi dan standar yang disusun
2 70
90
10
Indikator dan target kegiatan Inspektorat Jenderal tersebut ditetapkan setiap tahun dan di-break down menjadi rincian kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan seperti yang tertera dalam RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga). Pada tabel diatas, setiap program/kegiatan merupakan program dari masingmasing Inspektorat dan Sekretariat.
Modul Indikator Target
73
Inspektorat Jenderal juga telah membuat draft mengenai Penilaian Kinerja Auditor. Unsur yang dinilai dalam penilaian tersebut terdiri dari Pengetahuan, Keterampilan Audit, Prakarsa dan Kerjasama, Etika dan Kedisipllinan, dan Komunikasi. Berdasarkan Kepmenkes Nomor: 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, Inspektorat Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (Sembilan) program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strastegis kementerian kesehatan thn 210-2014 yaitu Program “Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur kementerian Kesehatan”. Dalam program tersebut ditetapkan sasaran, yang merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Inspektorat Jenderal dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu 1 tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indicator-indikator Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan. Adapun sasaran kegiatan Inspektorat jenderal adalah sbb: 1. Meningkatnya pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan pada masing-masing unit utama. 2. Meningkatnya pengusutan dan investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program peningkatan pengawsan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Untuk mengukur keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran, dan fungsi organisasi maka ditetapkanlah indicator kinerja. Indikator Kinerja terdiri dari Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal adalah Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel. Maksudnya adalah persentase unit kerja yang laporan keuangannya telah di-reviu dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP)-nya memperoleh nilai minimal B.
74
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Sedangkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah indikator kegiatan yang mendukung kegiatan utama. IKK tersebut seperti yang tercantum dalam tabel 1.1 point 1 s.d 6.
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Sasaran Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan adalah “Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan.” Dalam mendukung sasaran ini Badan Litbangkes memiliki 9 Kegiatan utama yaitu Riset Operasional Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran; Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan; Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik; Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat; Penelitian dan Pengembangan Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; Desentralisasi dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK); Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional; Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit; dan Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan. Kegiatan-kegiatan diatas memiliki sasaran dan indikator. Indikator disusun sebagai tolok ukur kinerja Badan Litbangkes. Indikator Kinerja Program Litbangkes dan Kegiatannya pada tahun 2013 dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut.
Modul Indikator Target
75
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Badan Litbangkes Tahun 2013
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 1 Riset Operasional Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran 2 Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan Meningkatnya jumlah riset operasional kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
Jumlah penelitian yang diproses dalam HAKI
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan
1. Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang dimuat pada media cetak dan elektronik:
76
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
INDIKATOR
Jumlah riset operasional yang dihasilkan: 1. Riset Kontijensi 2. Riset Pembinaan
TARGET 8
1 70 6
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
3.
3
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
1.
2.
3.
a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan Status Biomedis hasil Riset Kesehatan Nasional Jumlah produk/model/prototipe/sta ndar/formula di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Jumlah publikasi ilmiah di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan Status
TARGET 20 2 34
8
13 2 7
Modul Indikator Target
77
PROGRAM/KEGIATAN
4
78
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
SASARAN
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
INDIKATOR Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah I 1. Jumlah produk/model/prototipe/sta ndar/formula di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional 3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah II
TARGET
11
15 2 7
PROGRAM/KEGIATAN 5
Penelitian dan Pengembangan Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
SASARAN Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
INDIKATOR
TARGET
1. Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional 3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah III
17
20 2 7
Modul Indikator Target
79
PROGRAM/KEGIATAN 6
7
8
80
Desentralisasi dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Penelitian Dan Pengembangan Vektor dan Reservoir
SASARAN
INDIKATOR
TARGET
Meningkatnya kajian Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)
Jumlah kajian Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)
4
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional
1. Jumlah produk/model/prototipe/sta ndar/formula di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 2. Jumlah publikasi Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang dimuat pada media cetak dan elektronik Nasional 3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah IV 1. Jumlah produk/model/prototipe/sta ndar/formula di Bidang
7
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Vektor dan Reservoir Penyakit
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
20
6
3
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
Penyakit
9
Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan
INDIKATOR Vektor dan Reservoir Penyakit 2. Jumlah publikasi ilmiah di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit yang dimuat pada media cetak dan elektronik Nasional 3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah V Hasil Kegiatan: 1. Regulasi Litbangkes 2. Manajemen bidang ilmiah dan etik 3. Manajemen fungsi generik Litbang (perencanaan; umum dan keuangan; hukum, organisasi dan kepegawaian; informasi,
TARGET
5
6
16 2 4
Modul Indikator Target
81
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
TARGET
publikasi; dan diseminasi) 4. Manajemen Riset Kesehatan Nasional
1
Indikator Riset Kesehatan Nasional yang semula merupakan indikator Riset Operasional Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran, mulai tahun 2013 didistribusikan di masing-masing kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan Riskesnas yang akan dilaksanakan tahun 2013 dan dalam mendukung peningkatan kinerja Pusat dan Balai Besar.
82
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan membawahi 5 eselon II yaitu: a. Sekretariat Badan; Indikator Kinerja Sekretariat Badan Litbang Kesehatan Tahun 2013 Sekretariat Badan Litbangkes mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan Litbangkes. Sebagai unit eselon II Badan Litbangkes, Sekretariat mengelola tiga kegiatan yaitu Riset operasional kesehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, Desentralisasi dan daerah bermasalah kesehatan, Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan. Dalam melihat pencapaian output maka dibutuhkan indikator yang digunakan sebagai tolak ukur dalam pencapaian target kinerja 2013. Tabel 2 berikut adalah iIndikator kinerja Sekretariat Badan Litbangkes tahun 2013. Tabel 2. Indikator Kinerja Sekretariat Badan Litbangkes Tahun 2013 KEGIATAN
1.
2.
Riset operasional kesehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran Desentralisas i dan daerah bermasalah kesehatan
OUTPUT
Meningkatnya jumlah riset operasional kesehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran Meningkatnya kajian daerah bermasalah kesehatan
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET 2013
Jumlah riset operasional yang dihasilkan: 1. Riset Kontijensi
1
2. Riset Pembinaan
70
Jumlah kajian daerah bermasalah kesehatan (DBK)
Modul Indikator Target
4
83
3.
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembang an kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembanga n kesehatan
Hasil kegiatan
1. Regulasi litbangkes
16
2. Manajemen bidang ilmiah dan etik
2
3. Manajemen fungsi generik litbang (perencanaan; umum dan keuangan; hukum, organisasi dan kepegawaian; informasi, publikasi dan diseminasi)
4
4. Manajemen Riset Kesehatan Nasional
1
Pada tahun 2013 Indikator Riset Kesehatan Nasional yang semula merupaka n indikator Riset Operasional Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dipecah menjadi 7 indikator baru pada masing-masing kegiatan di Badan Litbangkes termasuk Sekretariat. Sekretariat ditugaskan dalam mengelola manajemen riset kesehatan nasional sehingga pada kegiatan dukungan manajemen yang merupakan tugas utama sekretariat ditambah 1 indikator baru yaitu Manajemen Riset Kesehatan Nasional
84
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
8. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Sasaran hasil program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Indikator tercapainya sasaran hasil pada tahun 2014 adalah: a. Persentase tenaga kesehatan yang profesional dan memenuhi standar kompetensi sebesar 80%; b. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar sebesar 80%; c. Jumlah institusi tenaga kesehatan yang memenuhi standar sebanyak 33 institusi. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan membawahi 5 eselon II yaitu: a. Sekretariat Badan; Indikator kinerja Sekretariat Badan PPSDM mengacu pada indikator Badan PPSDM Kesehatan.
Modul Indikator Target
85
b. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; Luaran: Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan. Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014 adalah: 1) Jumlah Kab/Kota di 33 Provinsi yang telah mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan (FK) sebanyak 250 Kab/Kota; 2) Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan (FK) sebanyak 20 standar; 3) Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di dalam dan di luar negeri (FK) sebanyak 2.880 orang.
NO
INDIKATOR
1.
Jumlah Kab/Kota yang mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan
86
2010
2011
2012
T
R
%
T
R
%
T
R
%
50
50
100
100 (50)
100 (50)
100
150 (30)
136 (36)
91
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
2013 (T)
2014 (T)
200 (70)
250(k) (50)
KET
Kumulatif Usulan: Perubahan target menjadi per tahun
NO
INDIKATOR
2.
3.
2010
2011
2012
T
R
%
T
R
%
T
R
%
Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan
3
3
100
8 (5)
8 (5)
100
13 (5)
13 (5)
100
Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di dalam dan di luar negeri.
1.200
723
60
2.418
1.968
81
2.480 (4.300)
4.556
100
2013 (T)
2014 (T)
18 (5)
20(k) (2)
2.680 2.880 (5.300) (6.800)
Modul Indikator Target
KET Kumulatif Usulan: Perubahan target menjadi per tahun
Per tahun Internsip TKKI Usulan: Perubahan jumlah target
87
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur;
Indikator Kinerja 1. Σ pelatihan bagi aparatur yang terakreditasi 2. Σ lembaga unit pelatihan kesehatan yang terakreditasi 3. Σ aparatur yang telah mengikuti pelatihan penjenjangan, fungsional, dan manajemen kesehatan
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
120
140
150
160
180
4
7
9
10
13
5000
10000
15000
20000
25000
d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; Luaran: Meningkatnya pengelolaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Indikator pencapaian luaran tersebut pada tahun 2014 adalah: 1) Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kemampuannya (FP) sebanyak 13.000 orang; 2) Jumlah tenaga pendidik yang bersertifikat dosen (FK) sebanyak 3.500 orang; 3) Jumlah kurikulum pendidikan yang dikembangkan yang mengacu pada standar nasional pendidikan (FK) sebanyak 20 buah.
88
Orientasi CPNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan
e. Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Program Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan berfokus pada sasaran strategis: Persentase tenaga kesehtan yang professional dan memenuhi standar kompetensi sebesar 40%. Adapun pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2014 dengan indikator sebagai berikut: 1) Jumlah SDM kesehatan di fasilitas kesehatan yang telah ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan termasuk PPDS/PPDGS sebanyak 9.500 orang. 2) Jumlah tenaga kesehatan selain dokter dan dokter gigi yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebanyak 164.600 orang. 3) Persentase profesi tenaga kesehatan yang memiliki standar kompetensi sebesar 90%. 4) Jumlah rancangan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) sebanyak 10 NSPK
Modul Indikator Target
89