BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut masih sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia Provinsi Gorontalo sebelumnya dikisaran 7,7-8,2% (y.o.y). Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh tingginya konsumsi baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi rumah tangga termasuk pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba. Kinerja konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan kenaikan belanja barang dan jasa sedangkan konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh imbas dari liburan sekolah dan penyelenggaraan beberapa event pemerintah pada triwulan laporan. Di sisi penawaran, pertumbuhan sektoral didorong oleh kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini sangat terkait dengan pelaksanaan beberapa event di Gorontalo, terutama Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional) VI pada bulan Juni 2013. Volume penerbangan serta tingkat hunian hotel meningkat tajam seiring dengan kedatangan para kontingen dari berbagai daerah. Sektor pengolahan industri juga termasuk salah satu sektor dengan pertumbuhan tertinggi disebabkan kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil serta industri manufaktur besar dan sedang. Sementara itu, sektor pertanian mengalami sedikit penurunan disebabkan musibah banjir yang menghambat panen serta faktor musim panen yang telah mencapai puncaknya pada triwulan I-2013 lalu.
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
1
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.1
SISI PERMINTAAN Kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor menunjukkan perkembangan yang
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang cukup tinggi berasal dari konsumsi lembaga swasta nirlaba antara lain terkait dengan meningkatnya belanja sosial untuk bantuan terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah Provinsi Gorontalo. Sementara itu, kinerja investasi lebih digerakkan sektor swasta sementara investasi yang bersumber dari pembiayaan pemerintah relatif belum optimal. Perkembangan ekspor masih relatif lambat tetapi lebih baik dari triwulan sebelumnya sedangkan impor mencatat pertumbuhan tertinggi terutama impor kebutuhan pokok untuk menghadapi hari raya keagamaan seperti puasa dan lebaran. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
2012 I 931,154 568,365 8,858 353,931 274,486 (113,913) 103,586 368,581 826,734
II 956,972 576,142 8,621 372,208 294,183 (150,269) 107,238 369,962 838,162
III 970,220 591,459 9,012 369,749 300,172 (133,837) 105,929 380,808 861,676
IV 997,601 595,727 9,130 392,744 304,361 (169,045) 109,667 385,537 857,047
2012 (% y.o.y) I
II 8.93 6.13 10.13 13.70 5.83 19.79 11.27 5.47 8.39
III 8.95 5.84 3.15 14.30 10.14 32.61 14.98 5.27 8.29
3,855,945.95 2,331,693.24 35,619.54 1,488,633.17 1,173,202.63 (567,063.03) 426,421.45 1,504,887.18 3,383,619.83 2012
IV 7.47 6.12 3.48 9.79 8.35 27.83 8.97 4.51 6.64
2012
6.55 5.35 6.77 8.41 3.37 1.23 8.72 4.80 7.57
7.94 5.86 5.82 11.43 6.85 18.11 10.92 5.01 7.71
2013 I 966,624 601,948 9,554 355,122 276,941 (27,114) 66,995 393,626 889,819
II 1,025,180 612,100 9,722 403,357 299,793 (92,334) 76,639 406,253 903,026
2013 I 3.81 5.91 7.87 0.34 0.89 (76.20) (35.32) 6.80 7.63
II 7.13 6.24 12.78 8.37 1.91 (38.55) (28.53) 9.81 7.74
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan II-2013 kinerja konsumsi secara keseluruhan tumbuh 7,13% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,81% (y.o.y). Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh beberapa aspek yaitu: kegiatan liburan sekolah, penyelenggaraan event pemerintah, bantuan terhadap bencana, serta kenaikan belanja pemerintah. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 6,24% (y.o.y) pada triwulan laporan, meningkat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,91% (y.o.y). Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah yang tumbuh 8,37% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan I-2013 sebesar 0,34% (y.o.y). Sementara itu,konsumsi lembaga
2
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
n
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
swasta nirlaba tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu tumbuh 12,78% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,87% (y.o.y). Meningkatnya kinerja konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi belanja APBD belanja barang / jasa yang tumbuh lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu realisasi belanja pegawai tercatat lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Grafik 1.2 Perkembangan Belanja Barang/Jasa
Grafik 1.4 Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Pegawai
Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo
Optimisme masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi masih cukup tinggi. Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level 148,8 meningkat dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 142,37. Kondisi tersebut diikuti oleh tingkat ekspektasi konsumsi yang terus menunjukkan peningkatan. Selain itu, Indeks Tendensi Konsumen BPS turut menunjukkan peningkatan pada triwulan laporan. Kenaikan tendensi konsumsi terkait rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan serta peningkatan pendapatan rumah tangga. Meningkatnya konsumsi masyarakat Gorontalo selama triwulan laporan ditunjukkan oleh perkembangan beberapa prompt indicators. Di sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit konsumsi terus menunjukkan peningkatan dalam rangka pemenuhan kegiatan konsumsi masyarakat selama triwulan laporan. Sementara itu, penghimpunan tabungan dan deposito masih tumbuh relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
3
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani
1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan II-2013 meningkat. Investasi tumbuh 1,91% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 0,89% (y.o.y). Peningkatan investasi pada triwulan laporan didorong oleh sektor swasta serta investasi pemerintah seiring dengan perkembangan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya. Meningkatnya investasi swasta ditunjukkan oleh perkembangan kredit investasi perbankan. Walaupun masih terkontraksi 9,57% (y.o.y), tetapi realisasi tersebut masih relatif lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga 23,42% (y.o.y). Indikator 4
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
peningkatan tersebut ditunjukkan pula oleh realisasi penjualan semen yang tumbuh hingga 6,36%.
Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.12 Perkembangan Penjualan Semen
Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal APBD
Grafik 1.14 Perkembangan Kredit Konstruksi
1.1.3 EKSPOR – IMPOR Kinerja ekspor Gorontalo mulai menunjukkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 dengan negara tujuan ekspor utama yaitu China dan Korea Selatan. Komoditas ekspor Gorontalo didorong oleh kopra serta kayu atau barang dari kayu. Kenaikan harga kopra internasional yang cukup baik selama triwulan laporan mendorong peningkatan ekspor luar negeri. Sementara itu impor luar negeri mengalami penurunan daripada triwulan sebelumnya. Kebutuhan akan bahan bakar mineral untuk rumah tangga dan industri mendorong impor komoditas tersebut ke Gorontalo. Peningkatan ekspor tidak hanya terdapat untuk pengiriman luar negeri tetapi juga ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 1,9 juta atau tumbuh signifikan dikarenakan pada triwulan sebelumnya Gorontalo tidak melakukan ekspor. Sementara kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan peningkatan. Walaupun masih tumbuh melambat akan tetapi volume muat barang menunjukkan perkembangan yaitu terkontrasi 8,47% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga 61,42% (y.o.y).
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
5
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.16 Perkembangan Muat Barang
Grafik 1.17 Perkembangan Impor Luar Negeri
Grafik 1.18 Perkembangan Muat Barang
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Kopra
Grafik 1.20 Perkembangan Harga Jagung
Perkembangan ekspor kopra didorong oleh semakin membaiknya harga kopra. Sementara itu komoditas jagung belum menunjukkan perkembangan ekspor baik luar negeri maupun domestik. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya harga jagung internasional hingga US$ 6,67/bushel. Menurunnya luas panen jagung setelah mengalami masa panen pada triwulan I-2013 juga ikut mempengaruhi rendahnya produksi jagung pada triwulan II-2013.
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.2
SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2013 menunjukkan pertumbuhan
yang relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdangangan-hotel-restoran, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor utama seperti pertanian mengalami penurunan di triwulan II-2013. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
2012 I 237,866.28 9,212.82 65,464.67 4,676.63 74,388.82 122,522.55 86,867.51 72,508.35 153,226.44 826,734.07
II 230,559.95 9,340.39 66,523.58 4,821.66 76,954.74 126,486.03 90,391.57 75,445.05 157,639.45 838,162.42
2013 III 241,395.50 9,560.64 67,869.37 4,934.57 79,311.52 130,913.07 94,508.33 77,080.46 156,102.96 861,676.41
IV 225,856.50 9,615.89 68,119.96 5,044.81 80,856.52 133,492.22 96,136.07 78,898.51 159,026.44 857,046.92
I 255,136.77 9,542.22 70,455.64 5,074.77 79,975.95 135,960.95 95,785.47 79,310.04 158,577.49 889,819.31
2012 (% y.o.y) I
II 5.76 11.57 13.31 6.66 11.56 12.56 7.02 7.40 7.00 8.39
2013 III
5.67 7.55 12.20 8.86 9.75 11.71 8.15 10.43 6.41 8.29
II 247,067.94 9,783.12 73,388.81 5,227.64 82,179.97 140,829.55 99,349.37 81,948.41 163,251.41 903,026.23
IV 5.72 2.71 8.15 8.27 6.33 10.11 9.44 9.46 2.17 6.64
I 5.70 5.23 5.13 8.69 10.13 10.29 10.01 9.86 5.44 7.57
II 7.26 3.58 7.62 8.51 7.51 10.97 10.27 9.38 3.49 7.63
7.16 4.74 10.32 8.42 6.79 11.34 9.91 8.62 3.56 7.74
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.2.1 SEKTOR PERTANIAN Kinerja sektor pertanian mengalami sedikit penurunan dimana pada triwulan laporan tercatat sebesar 7,16% (y.o.y) lebih rendah daripada triwulan I-2013 yang tercatat sebesar 7,26% (y.o.y). Pada triwulan laporan, wilayah provinsi Gorontalo memasuki musim tanam setelah mengalami musim panen pada triwulan sebelumnya. Curah hujan yang cukup tinggi hingga menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Gorontalo juga ikut mempengaruhi turunnya produksi pertanian dan perikanan. Pada akhir bulan Juni 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo turun menjadi 101,98 lebih rendah dibandingkan bulan Juni 2012 yang tercatat mencapai 102,57. Sementara kinerja sub sektor tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga jual tanaman perkebunan, terutama kopra dan kakao, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
7
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.21 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian
Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Tukar Petani
Grafik 1.22 Realisasi Panen Pertanian Tabama
Grafik 1.24 Perkembangan Luas Tanam Padi & Jagung
Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi & Jagung
1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2013 menunjukkan kondisi yang relatif stabil walaupun mengalami sedikit penurunan. Pada triwulan II-2013 sektor ini tercatat tumbuh sebesar 9,91% (y.o.y) sementara pada triwulan I-2013 sebesar 10,27% (y.o.y). Pertumbuhan cukup tinggi terjadi pada sub sektor angkutan udara, sementara sub sektor angkutan darat dan air relatif stabil. Sub sektor angkutan udara mengalami peningkatan yang cukup signifikan di akhir triwulan II-2013 disebabkan penyelenggaraan event pemerintah yaitu Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional) VI yang digelar mulai dari tanggal 24 sampai dengan 30 Juni 2013. Bahkan untuk mengantisipasi lonjakan 8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
penumpang, salah satu maskapai penerbangan telah menambah penerbangan khusus untuk para kontingen Pospenas demi kelancaran pengangkutan udara dari dan ke provinsi Gorontalo. Jumlah penumpang pesawat tumbuh 16,36% (y.o.y) pada triwulan laporan lebih tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,89%. Hal itu juga disertai dengan lonjakan bagasi muat pesawat di Bandara Jalaluddin, Gorontalo.
Grafik 1.26 Perkembangan Bagasi Pesawat
Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan
Grafik 1.27 Perkembangan Penumpang Pesawat
Grafik 1.29 Perkembangan Konsumsi BBM
Sementara itu, sub sektor angkutan darat mengalami sedikit peningkatan pada triwulan II-2013 yang antara lain dikonfirmasi oleh meningkatnya sewa kendaraan bermotor untuk mengangkut kontingen peserta Pospenas. Sub sektor pengangkutan laut masih tumbuh relatif stabil pada triwulan laporan. Di sisi lain, perkembangan penggunaan kargo laut baik untuk pengiriman dari/menuju Gorontalo menunjukkan peningkatan. Aktivitas kargo laut cukup meningkat terutama disebabkan oleh impor barang konsumsi untuk memenuhi pasokan kepada masyarakat. Hal tersebut diperkirakan masih akan meningkat disebabkan upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan stok BBM pasca mengalami kenaikan harga.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
9
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut
Grafik 1.31 Perkembangan Kargo Laut
1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan II-2013 tumbuh 11,34% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I2013 sebesar 10,97% (y.o.y). Meningkatnya kinerja sektor ini tidak hanya didorong oleh kinerja sub sektor perdagangan tetapi juga perkembangan kinerja sub sektor hotel dan restoran. Sub sektor perdagangan mengalami peningkatan dengan salah satu faktor pendorong adalah perkembangan harga komoditas internasional untuk kopra dan kakao yang meningkat. Peningkatan kinerja sub sektor perdagangan juga dikonfirmasi oleh peningkatan survei kegiatan usaha perdagangan, peningkatan volume bongkar muat, serta relatif stabilnya realisasi kredit perdagangan. Kegiatan perdagangan masih optimis dibandingkan triwulan sebelumnya dimana peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah serta masa liburan sekolah sangat mempengaruhi kegiatan tersebut.
Grafik 1.32 SKDU Perdagangan
10
Grafik 1.33 Volume Bongkar Muat
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.34 Perkembangan Kredit Perdagangan
Grafik 1.35 Tingkat Penghunian Hotel
Sementara itu kinerja sub sektor perhotelan masih stagnan pada triwulan laporan. Tingkat penghunian hotel (TPK) pada bulan Juni 2013 tercatat sebesar 44,51% relatif stabil dibandingkan bulan Maret 2013 yang mencapai 44,89%. Peningkatan TPK melonjak di bulan Juni 2013 seiring dengan kedatangan kontingen Pospenas VI di Gorontalo dan kegiatan pemerintahan lainnya. 1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan masih menunjukkan perlambatan. Pada triwulan II-2013 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 6,79% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,51 % (y.o.y)
Grafik 1.36 Perkembangan Kredit Konstruksi
Grafik 1.37 Perkembangan Belanja Modal APBD
Melambatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indicators angka kredit konstruksi dan penyerapan belanja modal. Sampai dengan Juni 2013, kredit konstruksi masih terkontraksi 19,8% (y.o.y) sedikit meningkat dibandingkan bulan Maret 2013 yang terkontraksi hingga 21,38% (y.o.y). Sejalan dengan hal tersebut, pembiayaan konstruksi yang berasal dari belanja APBD pemerintah daerah tercatat sebesar 51,94% (y.o.y) menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 394,88% (y.o.y).
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
11
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan melambat 8,62% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,38% (y.o.y). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya beban bunga lembaga keuangan perbankan. Net Interest Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang menurun. Sampai dengan bulan Juni 2013, NIM perbankan mencapai Rp 347 Miliar atau tumbuh 26,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan NIM periode Maret 2013 yang tumbuh hingga 103,29% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh meningkatnya beban bunga perbankan seiring dengan naiknya BI Rate menjadi 6% pada posisi Juni 2013.
Grafik 1.38 Perkembangan NIM Perbankan
Grafik 1.39 Perkembangan Pendapatan/Beban
1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan. Sektor industri pada triwulan II-2013 tumbuh 10,32% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 7,62% (y.o.y). Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, meningkatnya kinerja industri tampak pada hampir seluruh sektor industri. Pertumbuhan ditunjukkan oleh industri makanan dan minuman, pakaian jadi, tekstil, serta kayu dan barang dari kayu. Pada triwulan laporan, meningkatnya industri kayu dan barang dari kayu disertai dengan impor barang tersebut ke luar negeri. Survei kegiatan dunia usaha industri pengolahan juga menunjukkan optimisme dibandingkan triwulan I-2013.
Grafik 1.40 Survei Industri Pengolahan Besar & Sedang
12
Grafik 1.41 SKDU Industri Pengolahan
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2013 tumbuh 8,42% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya 8,51% (y.o.y). Daya tersambung sampai dengan Juni 2013 mencapai 164.386 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2013 yang mencapai 157.253 KVA. Pembangunan fisik PLTU Anggrek yang merupakan bagian dari Fast Track Program (FTP) 10.000MW Tahap I terus dilakukan dan ditargetkan dapat dioperasikan pada 2014. Sementara itu, dengan telah siap beroperasinya PLTU Molotabu, pasokan listrik di Gorontalo diharapkan dapat terpenuhi dengan baik. Sebagai salah satu infrastruktur penting dalam pembangunan daerah, ketersediaan listrik dapat mendorong percepatan investasi di Gorontalo.
. Grafik 1.42 Daya Listrik Tersambung PLN
Grafik 1.43 Realisasi Kredit Jasa-jasa
Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2013 meningkat dibandingkan triwulan I-2013. Sektor ini tumbuh 4,74% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,58% (y.o.y). Sementara itu, kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan II-2013 tumbuh 3,56% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2013 yang tercatat sebesar 3,49% (y.o.y).
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
13
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BOKS 1 : MENUJU KEMANDIRIAN HORTIKULTURA Sejak Oktober 2012 Bank Indonesia melalui program PSBI KPwBI Gorontalo bekerjasama Ulapato
A
dengan
masyarakat
mengembangkan
Desa sektor
hortikultura dan perikanan darat di lahan seluas ±2 Hektar. Program ini bertujuan untuk
memberdayakan
masyarakat
dan
membantu dalam pengentasan kemiskinan yang
pada
akhirnya
dapat
mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah juga sebagai upaya pengendalian inflasi daerah, terutama inflasi bahan makanan. Hasil analisis awal yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa komoditas yang sesuai untuk dikembangkan antara lain : kangkung darat, sawi hijau, timun permata, melon, tomat, terong, jagung manis, ikan nila, dan lele. Hasil nyata pun kian terlihat dan mulai dirasakan masyarakat Desa Ulapato A. Hasil jerih payah masyarakat dalam menanam, merawat, dan membudidayakan berbagai komoditas hortikultura dan komoditas perikanan darat telah membuahkan hasil. Tabel 1.3 Perkembangan Sektor Hortikultura Desa Ulapato A
KOMPONEN
SEBELUM
SESUDAH
1. Pendapatan Petani
Rp 300.000/bulan
Rp 1,5-2 Juta/bulan
2. Sistem produksi
Panen pada periode tertentu
Panen harian dan tanam harian
3. Omzet
Tidak menentu
± Rp 550.000/ hari
4. Komoditas Unggulan
Belum Ada
Kangkung, Sawi, Timun, Terong, Melon
5. Konsumen
Pedagang Keliling (70%) Pasar Tradisional (30%)
Rumah Makan (70%) Pasar Tradisional (24%) Lainnya (6%)
6. Harga Jual
Kangkung Rp 400/ikat Sawi Rp 400/ikat
Kangkung Rp 1.000/ikat Sawi Rp 1.500/ikat
7. Penggunaan Lahan
± 2 hektar
± 6 hektar
14
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Memasuki Triwulan II-2013, dari penggunaan lahan awal seluas ±2 hektar di bulan oktober 2012 telah bertambah menjadi ±8 hektar pada akhir Maret 2013. Dari omzet penjualan harian sebesar ±Rp 100ribu/hari saat pertama kalo dirintis telah bertumbuh mencapai Rp 700ribu – 1juta/hari saat ini. Program ini juga berusaha mengenalkan masyarakat petani miskin dengan industri perbankan, melalui semangat financial inclusion setiap transaksi keuangan dengan konsumen dan mekanisme bagi hasil usaha akan memanfaatkan rekening bank yang selama ini tidak dimiliki petani. Hal ini pun tentu bermanfaat bagi pihak bank di Provinsi Gorontalo untuk kembali menggiatkan masyarakat untuk menabung ke bank agar dapat menekan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 195,11% di akhir triwulan II-2013. Diharapkan dengan adanya program seperti ini dapat mengembangkan pola pikir masyarakat menuju kemandirian di bidang hortikultura.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013
15
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Halaman ini sengaja dikosongkan
16
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA