BAB 1 PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna „berbagi‟ atau „menjadi milik bersama‟ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna1. Jadi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi non verbal. Agar komunikasi bisa berjalan efektif maka antara komunikan dan komunikator harus memiliki tujuan dan memperhatikan komunikasi verbal maupun non verbal dari masing- masing pihak. Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks. Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang
1
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Hlm. 45
1
2
perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul. Eksistensi wanita ditinjau dari segi pembebasan adalah makhluk berperadaban yang merdeka, bebas, independen dan terlepas dari alam materi, dan itu tidak akan terwujud kecuali dalam suatu masyarakat. Wanita ikut dalam kehidupan sosial dan sering kali bersaing dengan kaum laki- laki dari segala bidang kehidupan, baik yang bersifat umum maupun khusus, guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan hidup yang serius dan memberi kemudahan pagi orang- orang sekitarnya. Wanita memiliki keistimewaan dengan emosionalnya dan kasih sayangnya ditambah lagi dengan kelembutan jiwanya.2 Keterlibatan ini tidak ada syaratnya selain beberapa tuntutan dan aturan yang mulia dan sifatnya memelihara bukan menghambat. Wanita terlibat dalam segala bidang sosial, politik, dan profesi sesuai dengan kondisi serta kebutuhan hidup. Dalam bidang sosial, wanita terlibat dalam berbagai bidang seperti kebudayaan, pendidikan, jasa atau pelayanan sosial, dan hiburan3. Dan dalam bidang politik, wanita juga bisa menjadi pemimpin suatu komunitas, kota bahkan negara. Disamping itu wanita juga memiliki rasa perduli terhadap masyarakat secara umum, wanita lebih cenderung tidak memikirkan dirinya sendiri. Wanita juga bisa memiliki peran ganda terhadap keluarga karena tuntutan
ekonomi,
karena
harus
mencari
uang
untuk
membantu
meringankan beban suami atau bahkan menjadi tulang punggung keluarga 2
Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, (Jakarta: Gema Insani, 1998) Hlm. 150 Nawa Al-Sa‟dawi, Dkk, Perempuan Agama Dan Moralitas, (Jakarta: Erlangga, 2002) Hlm. 108 3
3
dan sekaligus menjadi ibu bagi anak- anaknya yang harus memberikan perhatian, mengurusi segala kebutuhan rumah tangga. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah perilaku komunikasi antar manusia.manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Interaksi manusia dengan manusia menunjukan bahwa setiap orang memerlukan bantuan dari orang lain disekitarnya, untuk itu setiap manusia melakukan komunikasi. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensinya terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau sebagian orang menganggap komunikasi intersonal itu cukup mudah, akan tetapi komunikasi interpersonal tidaklah mudah memberikan definisi yang diterima semua pihak. Sebagaimana konsep dalam ilmu sosial lainnya, komunikasi interpersonal juga mempunyai banyak definisi sesuai dengan pendapat para ahli- ahli komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (face to face).sifat komunikasi ini adalah:4 1. Spontan atau informal 2. Saling menerima feedback secara maksimal 3. Partisipan fleksibel Dalam setiap masyarakat, keluarga merupakan pranata sosial yang sangat penting artinya bagi kehidupan sosial. Betapa tidak, para warga
4
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Hlm.3
4
masyarakat seharusnya menghabiskan paling banyak waktu untuk keluarga dari pada ditempat kerja, dan keluarga adalah wadah dimana sejak dini para masyarakat dikondisikan untuk mempersiapkan diri untuk dapat melakukan peran-perannya saat dewasa, keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Jika seorang wanita atau ibu tidak bisa membentuk karakter anak menjadi baik maka pertumbuhan karakter seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan yang cenderung tidak memberikan contoh yang baik bagi anak. Hal ini bisa terjadi karena seorang ibu sibuk untuk bekerja sehingga tidak bisa secara maksimal dalam mengurus anak dan keluarganya. Desa Bambang merupakan Desa di salah satu kota kecil di Lamongan, letaknya yang memang agak terpencil membuat Desa ini terkenal akan nama Bengawan „njero‟5, berpenduduk sekitar 1765, mata pencaharian sepuluh tahun belakangan masyarakat lebih menggeluti dunia pertanian sedangkan memasuki tahun 2000an transisi profesi mulai terasa ini terlihat dimana masyarakat yang mayoritas bertani beralih memasuki dunia perindustrian karena memang pada saat itu diwilayah sekitar berdiri pabrik rokok PT.SAMPOERNA, sehingga para wanita lebih tertarik dan lebih memilih untuk bekerja menjadi buruh pabrik dari pada menjadi petani atau buruh tani, karena bisa dibilang ketika seorang wanita bekerja maka wanita
memberikan
sumbangan
yang
besar
bagi
kelangsungan
perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat, tentu akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga pekerja karena mendapat 5
„Njero‟ Merupakan Kata Jawa Yang Memiliki Arti Dalam Sehingga Njero Merupakan Bengawan Yang Berada Didalam Bukan Aliran Bengawan Solo
5
tambahan penghasilan dari hasil kerja mereka. Fenomena tersebut menunjukkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah di dalam usaha meningkatkan taraf hidup keluarga. Dewasa ini, untuk mewujudkan harmonisasi dalam keluarga memerlukan suatu hubungan komunikasi yang baik antara anggota- anggota keluarga. Wanita menyandang berbagai peran dan tanggung jawab dalam keluarga, hal ini dirasa akan semakin sulit jika seorang wanita atau ibu menjadi tulang punggung keluarga, dan tidak mempunyai ketrampilan dan ijazah yang tinggi untuk memudahkan seorang wanita dalam mencari nafkah untuk keluarganya, dalam hal ini satu-satunya jalan yang paling banyak ditempuh adalah menjadi buruh pabrik yang terikat kontrak oleh sebuah perusahaan dan terikat oleh banyak aturan dan harus bekerja berjamjam sehingga mengakibatkan waktu yang digunakan untuk berkumpul dengan keluargapun tidak banyak. Menjadi wanita buruh pabrik merupakan fenomena yang sudah lumrah bagi sebagian wanita, dan peran sebagai ibu rumah tanggapun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Berangkat dari fenomena tersebut, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang “Komunikasi Efektif Dalam Keluarga Wanita Buruh Pabrik di Desa Bambang Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan”. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka fokus penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana cara komunikasi wanita buruh pabrik dalam keluarganya?
6
2.
Bagaimana komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling memahami dengan keluarganya?
3.
Bagaimana komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling pengertian dengan keluarganya?
4.
Bagaimana komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling berempati dengan keluarganya?
C. Tujuan Penelitian 1. Ingin memahami dan mendeskripsikan cara komunikasi wanita buruh pabrik dalam keluarganya. 2. Ingin memahami dan mendeskripsikan komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling memahami dengan keluarganya. 3. Ingin memahami dan mendeskripsikan komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling pengertian dengan keluarganya. 4. Ingin memahami dan mendeskripsikan komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik untuk dapat saling berempati dengan keluarganya. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini di harapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dibidang komunikasi interpersonal dan sebagai bahan pertimbangan untuk bacaan atau referensi bagi semua pihak. Khususnya bagi prodi Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi merupakan sumbangan teoritis dalam
7
bidang Komunikasi Wanita buruh pabrik di Desa Bambang Kecamatan Turi, Lamongan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada para wanita buruh pabrik, sekaligus evaluasi dalam menjalankan proses komunikasi kepada keluarga sehingga semakin terciptanya komunikasi yang lebih terbuka dan komunikasi yang efektif dapat terwujud. E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Untuk menjadi bandingan atas penelitian ini, maka peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu: No
Nama Peneliti/ Jenis Karya
1
Makhyatin Khikmah/ Skripsi
2
Khairiyah/ Skripsi
Tahun/ Judul Penelitian 2012/ komunikasi interpersonal wanita buruh pabrik kepada keluarganya (Studi kasus Desa Sugih Waras Kecamatan Candi Sidoarjo)
2008/ Model Komunikasi Wanita Karier Pada Keluarga (Studi Kualitatif Di Kelurahan Sidotopo Surabaya)
Metode Peneli-tian Kualitatif
Kualitatif
Hasil Tujuan Temuan Penelitian Penelitian Jenis bahasa Ingin dimana dalam memaha-mi penelitian ini dan mendespara wanita kripsikan buruh pabrik gaya bahasa rata-rata komuni-kasi mengguna-kan interbahasa jawa personal yang mereka wanita buruh gunakan pabrik pada dalam keluargakomunikasi nya. dengan keluarganya akan tetapi terkadang juga memakai bahasa Indonesia Komunikasi Ingin berlangsung memahami secara tatap model muka maupun komunikasi melalui media wanita karier dalam hal ini di Kelurahan yaitu telepon Sidotopo rumah atau Surabaya telepon terhadap seluler, dengan suami dan memanfaat-kan anaknya.
Perbe-daan
Komunikasi dilakukan untuk mengeta-hui gaya dan keterbukaan komuni-kasi wanita buruh pabrik
Komunika-si interper-sonal dilakukan untuk mengetahui model komunikasi wanita karier kepada suami dan anaknya.
8
3
Rizka Wandari Nasution/ Skripsi
2008/ Komunikasi antarpribdi Antara konselor dengan klien dalam pembentukan konsepdiri ODHA melalui konseling Diklinik voluntary Conselling and testing rumah sakit umum Dr. Pirngadi Medan
Kualitatif
pula fasilitas SMS (Short Message Service) untuk mengirim pesan singkat berbentuk teks. Komunikasi Antar pribadai yang terjadi antara konselor dan klien ternyata sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri ODHA Selain mengandung ke lima unsur ; keterbukan atau opennes, empati atau empathy, dukungan atau support, rasa positif atau positivenes dan kesaman atau equality, ternyata komunikasi ini dapat menumbuh-kan lagi rasa percaya diri para klien
Mengeta-hui Komuni-kasi peran antar komunikasi pribadi antar dilakukan pribadi yang oleh di konselor dan lakukan oleh klien konselor ODHA, dalam Konselor pembentukan membuat konsep diri pembentuODHA kan konsep melalui diri untuk konseling para di klinik kliennya Voluntary agar dapat Conselling bersema-ngat And hidup. Tesing rumah sakit umum DR.Pirgan-di Medan
F. Definisi Konsep 1.
Komunikasi Efektif Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah
memberikan
kemudahan
dalam
memahami
pesan
yang
disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap,
9
serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. Tujuan lain dari komunikasi efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi.6 Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana : a. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya. b. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindak lanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim. c. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindak lanjuti pesan yang dikirim. 2.
Keluarga Keluarga merupakan konsep yang bersifat multimedis. Salah satu ilmuan yang mengkaji tentang keluarga adalah George Murdork. Dalam bukunya Sosial Structure, Murdork mengungkapkan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama,
6
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2010) Hlm. 12
10
terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi. 7 Definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu definisi struktural, definisi fungsional dan definisi interaksional. a.
Definisi struktural, Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidak hadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan keturunan (families of procreatif), dan keluarga batih (extended family).
b.
Definisi fungsional, Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhnya tugas- tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsifungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi dengan anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas- tugas yang dilakukan keluarga.
c.
Definisi transaksional, Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita- cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
7
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai Dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga , (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012) Hlm. 3
11
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman bahwa8 : “Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan”. Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa mengemukakan sebagai berikut : “Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan- kebutuhan anak baik dari sudut organis Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan
psikis
seperti
kebutuhan-kebutuhan
akan
perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan asuhan ucapanucapan dan perlakuan”.9 Dari konsep tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran orang tua ini sangat penting sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual bagi anak melalui pendidikan. Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus diberikan kepada anaknya sehingga orang tua ditekankan harus 8
Sigit Muryono, Empati, Penalaran Moral Dan Pola Asuh “Telaah Bimbingan Konseling” (Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta, 2009) Hlm. 33 9 Ibid
12
mengerti akan fungsi keluarga dan tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu berkeinginan untuk melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman anak bisa lebih luas. 3.
Wanita Buruh pabrik Buruh adalah orang yang bekerja pada orang lain atau suatu badan dengan menerima upah dalam suatu hubungan kerja yang disepakati. Sedangkan wanita buruh pabrik adalah wanita yang bekerja pada suatu pabrik dengan menerima upah dan menandatangani kontrak kerja yang waktu dan tempat kerja telah diatur oleh pemilik pabrik10. Perempuan buruh pada umumnya memiliki tingkat pendidikan rendah, bekerja disektor pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, ketrampilan dan keahlian khusus, serta berupah yang rendah. Salah satu pekerjaan yang dilakukan perempuan adalah sebagai buruh pabrik. Perempuan bekerja sebagai buruh di pabrik didorong oleh kondisi ekonomi keluarga yang terbelenggu dalam kemiskinan dan latar belakang tingkat pendidikan serta ketrampilan dan keahlian yang rendah. Jenis pekerjaan di pabrik tidak memerlukan pendidikan tinggi, ketrampilan dan keahlian khusus dengan upah yang rendah, yaitu sebagai buruh mbatil, nggiling, dan nyontong. Dengan demikian para perempuan buruh pabrik masih menjadi tenaga kerja yang termarginal. Dengan bekerjanya perempuan atau istri di luar rumah berarti perempuan atau istri mempunyai peran ganda yaitu bekerja di sektor domestik sebagai
10
Saptari, Ratna, Brigitte Holzner, Perempuan Kerja Dan Perubahan Sosial , Sebuah Pengantar Studi Perempuan, (Jakarta: Anem Kosong Anem, 1997), Hlm.13
13
pengurus rumah tangga dan di sektor publik sebagai buruh pabrik.11 Peran ganda tersebut akhirnya juga menjadikan mereka harus menyandang beban ganda yang lebih berat dibanding suami mereka. G. Kerangka Pikir Penelitian Komunikasi efektif dalam keluarga memberikan teori suatu struktur untuk menjelaskan sebuah komunikasi yang dipakai wanita buruh pabrik, karena komunikasi efektif akan melukiskan proses komunikasi yang digunakan para wanita buruh pabrik, menunjukan hubungan visual dan juga menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Dapat diketahui bahwa para wanita buruh pabrik memiliki waktu yang terbatas untuk keluarganya, peran sebagai ibu, istri, dan anak juga tidak dapat terlaksana dengan maksimal karena kegiatan yang mereka miliki bukan hanya mengurus keluarga dirumah akan tetapi juga memberikan nafkah untuk memenuhi dan menopang kebutuhan keluarga. Komunikasi efektif yang dilakukan wanita buruh pabrik dengan keluarganya akan menghasilkan sebuah teori yang akan memberikan sebuah jalan keluar untuk memperbaiki sebuah proses komunikasi yang terhambat. Darisinilah sebuah kerangka pikir wanita buruh pabrik dapat jelaskan melalui skema:
11
Jane Cary Peck, Wanita Dan Keluarga “Kepenuhan Jati Diri Dalam Perkawinan Dan Keluarga” (Yogyakarta: Kanisius, 1984) Hlm. 69
14
KELUARGA WANITA BURUH PABRIK
KOMUNIKASI KELUARGA BURUH PABRIK
SELF DISCLOSURE
PENETRASI SOSIAL
KOMUNIKASI EFEKTIF Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Dalam skema yang dijelaskan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa yang ingin peneliti ketahui dari komunikasi efektif dalam keluarga wanita buruh pabrik adalah komunikasi yang digunakan wanita buruh pabrik kepada keluarganya, apakah komunikasi yang digunakan bisa berjalan dengan lancar dengan keterbatasan waktu yang dimiliki wanita buruh pabrik, mengingat bahwa waktu yang dimiliki wanita buruh pabrik akan tersita lebih banyak untuk bekerja di pabrik dari pada harus mengurusi keluarga dirumah. Seorang wanita buruh pabrik akan menjalankan peran ganda sebagai pengayom keluarga dan juga sebagai penopang kehidupan keluarga, jika salah satu fungsi tersebut tidak bisa terlaksana dengan baik maka sebuah keluarga akan mengalami sebuah masalah yang akan menjadi dampak buruk bagi perkembangan anak dan tentunya akan menjadi sebuah masalah pada seluruh anggota keluarga. Dengan adanya fenomena diatas maka teori yang digunakan peneliti adalah teori self disclosure dan teori penetrasi sosial. Dengan adanya fenomena diatas maka teori yang digunakan peneliti adalah teori self disclosure dan teori penetrasi sosial. Self disclosure atau
15
penyingkapan diri merupakan sebuah proses membeberkan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Penyingkapan diri merupakan suatu usaha untuk membiarkan keontentikan memasuki hubungan sosial kita, dan hal ini berkaitan dengan kesehatan mental dan pengembangan konsep diri. Self disclosure merupakan salah satu teori komunikasi interpersonal yang membahas mengenai hubungan antar dua orang dalam berinteraksi. Banyak teori lain yang juga berlatar belakang masalah yang sama.12 Keterbukaan diri (Self Disclosure) telah menjadi salah satu teori penting dalam teori komunikasi akan tetapi teori penetrasi sosial (social penetration
theory)
berupaya mengidentifikasi
proses peningkatan
keterbukaan dan keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Teori yang disusun oleh Irwan Altman dan Dalmas Taylor ini, merupakan suatu karya penting dalam perjalanan panjang penelitian di bidang perkembangan hubungan (relationship development). Dalam teori penetrasi sosial, anggota keluarga dapat mengetahui berbagai jenis informasi mengenai diri orang lain atau bisa mendapatkan informasi detail dan mendalam mengenai satu atau dua aspek dari diri orang lain. Ketika hubungan keluarga berkembang, maka masing- masing keluarga akan mendapatkan lebih banyak informasi yang akan semakin menambah keluasaan dan kedalaman pengetahuan mengenai satu sama lain. Dalam teori pertukaran sosial, interaksi manusia adalah suatu transaksi ekonomi,
keluarga
berupaya
untuk
memaksimalkan
imbalan
dan
meminimalisasikan biaya jika pertukaran sosial ini diterapkan pada penetrasi
12
Morrisan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) Hlm. 199
16
sosial, maka orang akan mengungkapkan informasi mengenai dirinya bila rasio biaya imbalan dapat diterima. Menurut Altman dan Taylor seseorang tidak hanya menilai biaya dan imbalan suatu hubungan pada saat tertentu saja, tetapi mereka juga menggunakan segala informasi yang ada untuk memperkirakan biaya dan imbalan pada waktu yang akan datang. Ketika imbalan yang diterima lambat laun akan semakin besar sedangkan biaya semakin berkurang, maka hubungan di antara pasangan individu akan semakin intim, dan masingmasing individu akan lebih banyak memberikan informasi mengenai masingmasing individu. Setelah sebuah teori self disclosure dan teori penetrasi sosial dapat menjelaskan mengenai komunikasi keluarga wanita buruh pabrik, maka sebuah komunikasi efektif dapat berjalan, komunikasi efektif yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan. Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan. Komunikan dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidak setujuan terhadap pesan, yang terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan dan komunikator memperoleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah dimengerti oleh komunikan. Elemen-elemen komunikasi efektif adalah komunikator, encoding, saluran, decoding, dan komunikannya. Komunikasi akan efektif jika terdapat keselarasan isi pesan dengan elemenelemen lain dari proses komunikasi.
17
H. Metode Penelitian 1.
Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode berasal dari bahasa yunani “methodos” yang mempunyai arti jalan atau cara yang teratur dan sistematik untuk pelaksanaan sesuatu.13 Maka metode penelitian adalah cara kerja yang berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi
fakta-
fakta.14
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian untuk menghasilkan data Deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari orangorang atau perilaku yang diamati. Pendekatan ini dipilih untuk mendapatkan data kualitatif yang objektif dan mendalam yang nantinya data hasil penelitian tersebut dapat disajikan secara deskriptif sehingga temuan hasil penelitian tersaji secara urut, detail dan mendalam. Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancarawawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Penelitian melalui metode deskriptif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat predikasi akan tetapi deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel satu demi satu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk:15
13 14
Ahmad Maulana, Dkk, Kamus Ilmiah Lengkap, (Yogyakarta: Absolut, 2000), Hlm. 306 Koentjaraningrat, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1981),
Hlm.16 15
Jalaluddin Rahmad, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Hlm. 25
18
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku c. Membuat perbandingan atau evaluasi d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian, format metode deskriptif lebih tepat apabila digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang mendalam, seperti permasalahan komunikasi yang dilakukan wanita buruh pabrik kepada keluarganya, dengan memusatkan perhatian kepada wanita buruh pabrik dan keluarganya untuk mengetahui efektifitas komunikasi dan masalah yang dihadapi wanita buruh pabrik ketika berkomunikasi dengan keluarganya. 2.
Subyek, Obyek, Dan Lokasi Penelitian a.
Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang
dijadikan
sumber
informasi
yang
dibutuhkan
dalam
pengumpulan data penelitian.16 Subyek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena dalam subyek penelitian itulah data yang akan diamati. Dalam penelitian kali ini, subyek penelitian yang peneliti amati adalah wanita buruh pabrik PT.Sampoerna, dimana 16
Mudjia Rahardjo, “Jenis Dan Metode Penelitian kualitatif“ dalam http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html
19
peneliti akan mencari data kepada informan dengan cara observasi dan juga wawancara b. Obyek Penelitian Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.17 Beberapa persoalan sekiranya perlu dipahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan apa saja yang layak dijadikan obyek penelitian. Dalam penelitian kali ini, peneliti menjadikan komunikasi efektif menjadi obyek penelitian yang akan diteliti. c. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di Desa Bambang Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, karena di Desa Bambang mayoritas para Ibu- ibu bekerja sebagai buruh pabrik di PT.Sampoerna yang memang lokasi pabrik dengan Desa Bambang bisa dijangkau dengan sepeda maupun sepeda motor. Setelah bertahun-tahun menggeluti dunia pertanian, pada 10 tahun belakangan ini para Ibu- Ibu beralih profesi sebagai buruh pabrik setelah pabrik-pabrik disekitar wilayah Turi didirikan. Hal ini menjadi 17
Ibid
angin
segar
bagi
para
Ibu-Ibu
yang selama ini
20
menggantungkan hidupnya disektor pertanian yang selama ini masih tergantung pada cuaca. 3.
Jenis Dan Sumber Data Menurut Sugiyono, pengumpulan data dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data Primer dan Data Sekunder. Menurut Suharsimi Arikunto, yang di maksud sumber data adalah subyek 18
dari mana data-data diperoleh.
a. Jenis Data 1) Data Primer Data primer merupakan sebuah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli, dalam hal ini sumber yang saya teliti adalah para wanita buruh pabrik yang kebanyakan bekerja di PT. Sampoerna yang sudah berkeluarga, dan sumber lainnya yaitu para keluarga wanita buruh pabrik seperti anak, suami, orang tua, mertua dan saudara. Data yang saya peroleh yaitu dengan cara teknik wawancara dan juga observasi yang saya lakukan kepada para narasumber di Desa Bambang Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. 2) Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan melalui perantara seperti halnya sebuah arsip yang disimpan sebuah perusahaan dan juga 18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Hlm .107
21
buku- buku yang diterbitkan oleh pihak lain, dapat juga melalui sebuah media massa seperti majalah, koran, berita di televisi dll. b. Sumber Data Metode yang digunakan peneliti dalam mencari sumber data yaitu melalui teknik wawancara dan observasi yang mendalam untuk mendapatkan informasi sedetail mungkin ke daerah wanita buruh pabrik PT. Sampoerna di Desa Bambang Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Daftar narasumber yang saya teliti adalah: Daftar Nama Informan Wanita Buruh Pabrik: No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Nama Dewi Asiyah Sholehah Khusnah Mahsunah Zilah Khotim Nur afiyah Ina elfiyana Atik Wati
Umur 35 th 48 th 32 th 41 th 37 th 36 th 31 th 21 th 26 th 24 th
Tabel 1.1 Daftar Nama Informan Wanita Buruh Pabrik
Daftar Informan Keluarga Wanita buruh pabrik: No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
Nama Umur Fathur 40 th Rohman 70 th Rumina 67 th Usman 55 th Sunaryo 18 th Devi 13 th Suhadak 39 th Inul 12 th Pardi 50 th Mahmud 42 th Rika 14 th Yatno 34 th Jono 25 th Hendrik 32 th Munawar 29 th Kusnadi 70 th Tabel 1.2 Daftar Informan Keluaraga Wanita buruh pabrik
22
4.
Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Tahap Pra Lapangan Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pra lapangan adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan pelaksanan penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisa data, rancangan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, dan rancangan pengecekan kebenaran data. Mengurus izin penelitian hendaknya dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu siapa-siapa yang berwenang memberikan ijin. Seperti halnya dalam hal meneliti disuatu desa untuk dokumentasi atau wawancara buruh pabrik di Desa Bambang. Pendekatan yang simpatik sangat perlu baik kepada pemberi ijin di jalur formal maupun informal. Menjajaki lapangan penting artinya selain untuk mengetahui apakah daerah tersebut sesuai untuk penelitian yang ditentukan, juga untuk rnengetahui persiapan yang harus dilakukan peneliti. Secara rinci dapat dikemukakan bahwa penjajakan lapangan ini adalah untuk memahami pandangan hidup dan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat tinggal. Dalam mewawancarai wanita buruh pabrik atau keluarganya, perlu ditentukan bahwa informan adalah orang orang yang tahu tentang situasi dan kondisi keluarganya, daerah penelitian, jujur,
23
terbuka, dan mau memberikan informasi yang benar. Persiapan perlengkapan penelitian berkaitan dengan perijinan, perlengkapan alat tulis, alat perekam, jadwal waktu penelitian, dan perlengkapan lain untuk keperluan akomodasi. b. Tahap Pekerjaan Lapangan Dalam kegiatan pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti harus mudah memahami situasi dan kondisi lapangan penelitiannya. Penampilan fisik serta cara berperilaku hendaknya menyesuaikan dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat setempat. Agar dapat berperilaku yang sesuai dengan daerah yang diteliti, yaitu Desa Bambang yang dikenal sebagai Desa yang tergolong religius dan sangat memperhatikan norma- norma agama, sebaiknya harus memahami betul budaya setempat. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dapat menerapkan teknik pengamatan (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi dengan menggunakan alat bantu seperti tape recorder, foto, slide, dan sebagainya. Dengan mengusahakan hubungan baik dengan para informan agar para informan juga merasa lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ditanyakan peneliti. c. Tahap Analisa Data Analisis data tidak saja dilakukan setelah pengumpulan data, tetapi juga selama pengumpulan data. Selama tahap penarikan simpulan, peneliti selalu merujuk kepada "suara dari lapangan" untuk mendapatkan konfirmabilitas. Analisis selama pengumpulan
24
data
(analysis
menentukan
during pusat
data
collection)
perhatian
dimaksudkan
(focusing),
untuk
mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan analitik dan hipotesis awal, serta memberikan dasar bagi analisis pasca pengumpulan data (analysis after data collection). Dengan demikian analisis data dilakukan secara berulang-ulang (cyclical). Pada setiap akhir pengamatan atau wawancara, dicatat hasilnya ke dalam lembar catatan lapangan (field notes). Lembar catatan lapangan ini berisi: 1) Teknik yang digunakan 2) Waktu pengumpulan data dan pencatatannya 3) Tempat kegiatan atau wawancara 4) Paparan hasil dan catatan 5) Kesan dan komentar. 5.
Teknik Pengumpulan Data Sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif, peneliti berpartisipasi sungguhan pada situasi real, mendatangi subyek, dan meluangkan waktunya secara partisipatif bersama mereka. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu perlu memahami cara atau teknik pengumpulan data, prosedur perizinan dan mendapatkan izin penelitian. Peneliti bukanlah seorang yang mengetahui segalanya, melainkan seseorang yang sedang datang belajar. Peneliti bukanlah orang yang bertandang ke subyek untuk memberi sumbangsih pemikiran langsung
25
ketika itu, melainkan untuk mendapatkan data, yang kemudian akan menganalisisnya.19 a. Observasi Observasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap subyek dimana seharihari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya20. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling banyak digunakan dalam dunia pendidikan maupun berbagai aktifitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan, sedangkan secara khusus
observasi
adalah
mengamati
dan
mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi dengan cara menginap dirumah salah satu saudara yang bertempat di Desa Bambang Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan agar mempermudah dalam pegumpulan data. Sedangkan yang menjadi obyek observasi dalam penelitian ini adalah wanita buruh pabrik dan juga keluarganya, bagaimana komunikasi efektif yang dipakai oleh wanita buruh pabrik pada keluarganya. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
19 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, Dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidiakn, Dan Humaniora (Bandung: Pustaka Setia, 2002), Hlm. 151-153. 20 Ibid,... Hlm. 83
26
yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.21 Wawancara dilakukan untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara. Selain wanita buruh pabrik yang menjadi obyek wawancara dalam penelitian ini, peneliti juga mencari informasi dari keluarga wanita buruh pabrik. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Sumber- sumber informasi non-manusia ini seringkali diabaikan
dalam
penelitian
kualitatif,
padahal
sumber
ini
kebanyakan sudah tersedia dan siap pakai. Dokumentasi berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Foto merupakan salah satu bahan dokumentasi. Foto bermanfaat sebagai sumber informasi karena foto mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi. Dalam dokumentasi bisa dengan memotret aktifitas kerja para pegawai buruh pabrik, atau bisa juga dengan mendokumentasikan aktifitas komunikasi dengan keluarganya. 6.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang
21
Josep R.Tarigan, Metode Pengumpulan Data, (Yogyakarta: BPFE, 1995) Hlm. 30
27
berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Dalam penelitian ini digunakan metode induktif untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang bisa digeneralisasikan (ditarik kearah kesimpulan umum), maka jelas metode induktif ini untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan lalu dicocokan dengan teoriteori yang ada. 7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.22 Menurut Patton ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :23
22
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011) Hlm. 260 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),Hlm. 100-101. 23
28
a. Triangulasi data yaitu menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. b. Triangulasi Pengamat yaitu adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. Triangulasi Teori yaitu penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. d. Triangulasi metode yaitu penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. I.
Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pemahaman dalam pembahasan lainnya, peneliti dalam menyusun skripsi ini membagi menjadi bebrapa bab yang terdiri dari: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kajian terdahulu, definisi konsep, kajian teori, dan metode penelitian. BAB II : KAJIAN TEORITIS Bab ini menerangkan tentang kajian pustaka dan kajian teori
29
BAB III : PENYAJIAN DATA Bab ini menjelaskan tentang deskriptif subyek yang disertai dengan obyek dan wilayah penelitian, dan deskriptif data penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan tentang temuanpenelitiandan konfirmasi temuan dengan teori. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.