BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia
mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi pasar di Indonesia dan Internasional serta pergeseran selera atau gaya hidup masyarakat akan kebutuhan barang – barang mewah. Bisnis properti yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan keramik seperti ubin, keramik saniter, keramik hiasan, dan table ware (perangkat makan) ikut meningkat, sedangkan pergeseran gaya hidup masyarakat menyebabkan meningkatnya permintaan barang – barang keramik. Hal – hal lain yang mempengaruhi perkembangan industri keramik di Indonesia adalah tersedianya bahan baku dari alam Indonesia yang selalu memenuhi kebutuhan produksi keramik. PT. Indo Keramik Inti Widya ( PT. IKIW ) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keramik perangkat meja makan dari bahan Porselen dan Translusen (Bodi Baru). Produk yang dihasilkan kurang lebih ada 500 jenis perangkat meja makan, antara lain : piring, mangkuk, cangkir, teko, tempat garam, tempat merica, dan lain – lain. Pada dasarnya aktivitas produksi pada PT. IKIW berdasarkan pesanan (job order). Produksi dilakukan berdasarkan pesanan yang datang dari pihak sales. Ada dua macam pesanan, yaitu pesanan regular dan pesanan spesial. Pesanan
2
regular secara kontinu di produksi, sedangkan untuk pesanan spesial, perusahaan mengirimkan sampel produk untuk konsumen, selanjutnya konsumen bebas memilih jenis produk yang ingin dipesan. Sampai saat ini produksi yang dilakukan oleh PT. IKIW sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri dengan persentase 70 %, sedangkan untuk lokal hanya sekitar 30 % saja. Permintaan yang terus – menerus meningkat menyebabkan, kadang PT. IKIW tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu PT. IKIW merencanakan untuk terus meningkatkan kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan peningkatan ekspor dan kebutuhan dalam negeri. Kapasitas produksi yang ada sekarang sekitar 750.000 buah per bulan. Kapasitas produksi ini merupakan berdasarkan kapasitas kiln (tempat pembakaran) yang optimal, sebab kapasitas kiln merupakan kapasitas yang paling kecil bila dibandingkan dengan kapasitas mesin lainnya. Dengan keinginan untuk meningkatkan kapasitas produksinya, perusahaan merencanakan untuk mengadakan evaluasi untuk tata letak lantai produksi guna untuk meminimasi biaya pengeluaran produksi. Hal ini berguna untuk, apabila peningkatan kapasitas produksi berlangsung, maka biaya produksi masih berada di batas angka normal, sesuai dengan persentase peningkatan kapasitas produksi yang sudah direncanakan. Adapun, untuk menyiasati biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi untuk tetap berada dibatas angka normal, perihal peningkatan produksi, masih ada
3
cara lain yang dapat ditempuh perusahaan selain dengan menaikan harga produksi, salah satunya yaitu dengan meminimasi biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari perpindahan material selama kegiatan produksi yang dikenal dengan penanganan biaya material handling.
1.2.
INDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Dari hasil pengamatan pada lantai produksi PT. Indo Keramik Inti Widya
dapat diindentifikasikan beberapa masalah yang sedang terjadi di sana, salah satu masalah terbesar yaitu terdapat pada tata letak lantai produksinya. Hal ini di akibatkan karena tata letak tersebut tidak optimal dalam meningkatkan aktivitas proses yang meliputi segi biaya, jarak dan waktu pada lantai produksi PT. Indo Keramik Inti Widya. Contoh penyusunan tata letak yang tidak optimal dalam meningkatkan aktivitas prosesnya dari segi biaya, jarak, waktu, yaitu keberadaan kantor yang terletak di depan lantai produksi, letak departemen QC (Quality Control) yang berada di tengah sebelah kanan, dan lain – lain Dalam mendukung kegiatan proses produksinya, perusahaan menyusun fasilitasnya berdasarkan Process Layout. Hal ini terlihat dari penyusunan mesin yang mempunyai sifat yang sama dikelompokan dalam satu departemen. Dengan pemilihan layout seperti ini menyebabkan adanya aktivitas pemindahan bahan (material handling) yang cukup tinggi. Aktivitas pemindahan bahan yang cukup tinggi juga disebabkan oleh penyusunan tata letak yang tidak optimal, salah satunya
4
barang setengah jadi yang berserakan di lantai produksi menyebabkan proses pemindahan bahan antar departemen menjadi lama. Hal ini disebabkan banyaknya mesin yang digunakan harus disesuaikan dengan lahan yang ada. Sedangkan penambahan mesin tidak perlu disertai dengan penambahan lahan. Oleh karena itu, rumusan permasalahan yang dipilih untuk skripsi ini adalah : 1. Bagaimana merancang ulang tata letak pada areal lantai produksi dengan memanfaatkan luas tanah yang tersedia, sehingga terdapat tata letak (layout) yang baik. 2. Bagaimana merancang tata letak yang dapat meminimasi biaya material handling sehingga dengan demikian dapat mengurangai biaya yang dikeluarkan serta menunjang kelancaran proses produksi.
1.3.
RUANG LINGKUP Dengan mempertimbangkan kondisi dan keefektifan penelitian tugas akhir ini,
maka ruang lingkup yang akan yang diambil untuk membahas masalah pada penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Perencanaan layout hanya dibuat untuk lantai produksi, meliputi gudang barang setengah jadi (White Body) dan kantor. 2. Pergerakan material hanya difokuskan pada proses produksi Forming dan Autocup yang dilakukan didalam lantai produksi.
5
3. Luas tiap departemen diperoleh dari hasil pengukuran secara langsung di pabrik dan bersifat tetap 4. Masalah yang berkaitan dengan biaya – biaya produksi dan pengubahan tata letak diabaikan kecuali biaya penanganan material. 5. Jumlah pergerakan aliran material berdasarkan data pengamatan kegiatan produksi yang berlangsung dari tanggal 1 Juni – 30 Juni 2007. 6. Layout yang ditampilkan merupakan Block Layout. 7. Layout yang diusulkan hanya berupa layout yang lebih baik, bukan yang terbaik. 8. Jarak yang dihitung merupakan jarak rectiliear berdasarkan titik pusat departemen.
Jadi
tidak
memperhatikan
tempat
penerimaan
dan
pengeluaran material antar departemen. 9. Layout yang diusulkan hanya memperhatikan luas dan tata letak departemen yang ada, jadi tidak mengatur tata letak mesinnya secara satu per – satu. 10. Metode CRAFT dibatasi hingga 5 (lima) iterasi, CORELAP sebanyak 1 iterasi.
6
1.4.
TUJUAN DAN MANFAAT Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara lain : 1. Menganalisis tata letak lantai produksi saat ini dalam hal biaya material handling - nya 2. Menentukan metode terbaik dalam penentuan layout lantai produksi. 3. Mengurangai total biaya material handling yang terletak di lantai produksi. 4. Mengurangi atau mempersingkat jarak yang ditempuh material. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara
lain : 1. Bagi penulis, penelitian ini akan memberikan suatu gambaran serta pengalaman bagaimana penyusunan dan penerapan layout yang baik serta dapat diterapkan secara langsung dipabrik. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi ataupun masukan bagi pemilik untuk menambah informasi, terutama mengenai adanya pengeluaran biaya yang tidak disadari. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pembanding dan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan.
7
1.5.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.5.1. Sejarah Perusahaan PT. Indo Keramik Inti Widya (PT. IKIW) merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung Sewu Kencana Group yang dipimpin oleh Bapak Husono. PT. ini pada awalnya bernama PT. Casso Indah yang didirikan pada tanggal 13 November 1979 oleh Bapak Husodo Angkasubroto, yang berlokasi di Jalan Raya Serang KM 8 (Jl. Telesonik) Tangerang. Kantor pusatnya terletak di Jl. Jendral Sudirman Kavling 21 Jakarta. Produk awalnya adalah tegel dan keramik, dan dengan semakin berkembangnya perusahaan ini,maka perusahaan manufaktur ini mulai memproduksi dan memasarkan produk perangkat meja makan (tableware) yang cantik dan kuat karena dibakar pada suhu 1350
pada salah satu proses
pembuatannya. Pada tahun 1985 seluruh saham PT. IKIW dimiliki oleh Gunung Sewu Kencana Group. Sejak saat itu dilakukan diverifikasi produk. Pada pertengahan tahun 1989 ditandatangani kontrak kerjasama antara PT. IKIW dengan perusahaan pecah belah berkualitas tinggi milik Jepang, yaitu Narumi China Coorporation, salah satu cabang perusahaan Sumitomo Group. Narumi Coorporation mampu memberikan pelatihan dan alih pengetahuan yang dibutuhkan oleh PT. IKIW untuk penetrasi pasar asing. Ekspor yang pertama kali yang dilakukan adalah ke Italia pada tahun 1990 dan diikuti dengan ekspor ke Jepang pada tahun 1991, serta ke Amerika sekitar tahun yang sama yaitu tahun 1991.
8
Pada tahun 1994, PT Indo Keramik Inti Widya meluncurkan merek baru bernama “Zen” untuk menjangkau konsumen kelas menengah ke atas. PT. Indo Keramik Inti Widya sudah memproduksi dan memasarkan lebih dari 500 tipe produk perangkat meja makan (tableware), yang memiliki kualitas tinggi, aman terhadap alat pencuci piring, oven konvensional dan oven microwave. PT. Indo Keramik Inti Widya saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 750.000 pcs per bulan. Didukung oleh 700 tenaga kerja yang terampil, PT. Indo Keramik Inti Widya dapat memproduksi bermacam – macam bentuk produk dan beraneka ragam dekorasi produk yang sangat menarik untuk memenuhi permintaan dan harapan para pelanggan yang didukung oleh 100 mesin yang berkualitas. “Memberikan Produk dan Pelayanan Bermutu untuk Melebihi Kepuasan Pelanggan” adalah komitmen dari PT. Indo Keramik Intik Widya. Hal ini dibuktikannya dengan didapatkannya sertifikat ISO 9002 Yarsley pada bulan Juli 1997.
1.5.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu Perusahaan Visi Menjadi perusahaan 3 terbaik diantara perusahaan produsen perangkat meja makan porcelain di Indonesia dengan produk yang tersedia dan digunakan dikalangan menengah keatas.
9 Dikenal sebagai pemasok pilihan pelanggan karena konsisten dalam segala kebijakan, kualitas dan jadwal pengiriman yang tepat. Memenuhi pangsa pasar lokal dan ekspor dengan proporsi penjualan yang seimbang. Memvariasikan lahan manufaktur yang berhubungan dengan keramik. Misi Merealisasikan target yang telah ditentukan perusahaan sehingga bias meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para karyawan. Memberikan pengembalian investasi yang cukup kepada para pemegang saham. Memasok perangkat makan porcelain yang berkualitas ke segmen pasar menengah keatas dengan harga yang lebih rendah dari harga pesaing, lebih berkualitas baik, memiliki efisiensi dan produktivitas tinggi.
Kebijakan Mutu Di dalam persaingan yang semakin ketat, nilai dan arti kepuasan pelanggan sangtlah penting. PT. Indo Keramik Inti Widya menyadari bahwa faktor utama untuk mempertahankan kepuasan pelanggan adalah dengan menghasilkan produk dengan tingkat mutu yang terkendali . Untuk mencapai tujuan tersebut, maka manajemen dan seluruh staff PT. Indo Keramik Inti Widya menetapkan pernerapan sistem jaminan mutu berdasarkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001/2000.
10
Pada hakekatnya mutu dari produk – produk PT. Indo Keramik Inti Widya adalah tanggung semua karyawan. Untuk itu sistem dan prosedur yang mengatur semua
aspek
kerja
yang
mempengaruhi
mutu
akan
dikembangkan
lalu
dikomunikasikan ke seluruh karyawan dan diikuti terus menerus. Untuk mengatasi tiap – tiap masalah yang berhubungan dengan mutu, perlu dibuatkan ketentuan – ketentuan agar penyelesaiannya dilakukan secepatnya serta mencegah agar masalah – masalah yang sama tidak terulang lagi. Setiap prosedur dan teknik yang berhubungan untuk pencapaian mutu akan di evaluasi secara teratur dan dikembangkan setiap saat apabila dirasakan perlu sesuai dengan prinsip “Perbaikan yang berkesinambuangan” yang telah diterapkan di PT. Indo Keramik Inti Widya. Pencapaian tujuan yang dikandung pada sistem mutu ini yang menuntut komitmen yang kuat serta tekad dan dukungan dari semua karyawan, dan sebagai hasilnya adalah penghargaan atas mutu produk dan pelayanan kita. Merupakan bagian dari rencana kerja di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia PT. Indo Keramik Inti Widya, pendidikan dan pelatihan yang teratur akan dibentuk untuk meningkatkan pengetahuan praktis serta pemahaman yang lebih baik mengenal kebijakan perusahaan sebagai hasilnya seluruh karyawan PT. Indo Keramik Inti Widya akan melihat perusahaannya ini sebagai satu perusahaan yang bisa dibanggakan.
11
Dan dengan rasa bangga dan bahagia, kebijakan mutu PT. Indo Keramik Inti Widya dinyatakan dalam Motto : “ PRODUK DAN PELAYANAN BERMUTU UNTUK MELEBIHI KEPUASAN PELANGGAN ”
1.5.3. Produk yang Dihasilkan Adapun produk – produk yang dihasilkan oleh PT. IKIW antara lain : 1. Golongan peralatan makan yang dibuat untuk pasaran umum dengan dekorasi umum, antara lain : piring sup (diameter 6” – 9”), piring ceper (diameter 6,5” – 12”), mangkuk (diameter 6” – 8”), cangkir dengan lepek standar teh, teko teh. 2. Golongan peralatan makan untuk hotel dan restoran, antara lain : piring ceper (diameter 8” – 10”), piring makan (diameter 9”), mangkuk (diameter 7,5”), piring oval (diameter 12”), cangkir teh / kopi standar. Biasanya pesanan untuk golongan ini dalam bentuk putih polos (white body). 3. Golongan lain yang tidak termasuk dalam golongan diatas, antara lain : souvenir / tanda kenang – kenangan, tempat kue, tempat bunga, dll. Adapun produk – produk yang telah dihasilkan oleh PT. Indo Keramik Inti Widya sampai saat ini kira – kira berkisar 500 jenis variasi keramik.
12
1.5.4. Komponen Bahan / Material Jenis keramik yang diproduksi oleh PT. Indo Keramik Inti Widya terdapat 2 macam, keduanya memiliki kandungan material yang berbeda yaitu : •
Transclucent Keramik transclucent memiliki kualitas jauh lebih baik dan tahan lama dibandingkan dengan porcelain, ciri-cirinya warna keramiknya lebih putih, harga penjualannya lebih mahal, dan proses produksinya pun berbeda. Bahan baku transclucent kebanyakan didatangkan dari luar negeri. Bahan baku transclucent diolah dalam mesin ball mill body. Ball mill body ini berfungsi untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan dasar untuk forming, untuk mengolahnya membutuhkan waktu selama 6-8 jam.
•
Porcelain Proses untuk membuat bahan dasar porcelain tak jauh berbeda dengan proses pembuatan bahan dasar transclucent. Bahan mentah yang telah siap lalu diolah ke dalam mesin ball mill body, untuk mengolah bahan dasar ini membutuhkan waktu selama 19 jam. Kualitasnya di bawah transclucent, dapat kita lihat warna berwarna abu-abu gelap, percelain ini biasanya dijual lebih murah dan jarang untuk di ekspor.
13
Material yang di pakai pada umumnya dalam pembuatan produk keramik ini adalah : •
Feldspar / fluks sebagai bahan pelebur Bahan baku ini didatangkan dari Purbalingga, selain itu juga diimport dari India.
•
Al2 O3, Silica sebagai bahan pengisi.
•
Ball clay sebagai bahan elastis (workability) Sejenis tanah liat yang didatangkan local dari Kalimantan dan Bangka (clay parit) Jenis kualitas clay itu sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu : o SSP (Super Standart Porcelain) o N T Kaoline o SS (Super Standart) o Kaoline ML
•
Bentonite
•
Kaoline
•
Flint
•
ZnO
•
Ball Stone
•
Wolastonite
•
Plasterof paris (Gypsum)
14
3.1.2 Persiapan bahan dasar glaze Material untuk membuat cairan glaze antara lain : •
Talk
•
Dolomite
•
Alumina oxide
•
Kaoline
•
Feldspar potashium
•
Zinc Oxide (ZnO)
•
Silica 200 #
•
Air 40% dari total bahan baku Jika bahan mentah sudah siap lalu bahan mentah ini dimasukkan dan
diolah ke dalam mesin yang bernama ball mill glaze. Ball mill glaze ini berfungsi mengolah cairan glaze yang akan digunakan pada proses mengglasir keramik. Mesin ini berputar selama 48-56 jam, mesin ini memiliki kapasitas 2.500 kg.
1.5.5. Proses Produksi 1. Pembuatan Mal Mal dibuat berdasarkan gambar kerja yang sudah diperbesar sesuai hitungan penyusutan, mal ini digunakan sebagai patokan ukuran untuk membuat model dan
15
juga roll head. Material yang digunakan untuk membuat mal adalah plat alumunium dengan ketebalan 1 mm.
2. Pembuatan Model Model adalah bentuk desain awal secara 3 dimensi. Material yang dipakai untuk membuat model yaitu plaster of paris (gypsum). Alat yang biasa digunakan dalam proses membuat model yaitu mesin putar untuk membubut, macam-macam jenis pisau, dan amplas.
3. Pembuatan Mould Mould adalah cetakan yang fungsinya untuk mencetak dari clay menjadi greenware. Greenware adalah clay yang telah dicetak pertama kali dan masih basah. Mould merupakan bentuk negatif dari model, bentuk negatif ini dihasilkan dari pengecoran gypsum pada model. Material yang dipakai untuk membuat mould berbeda-beda. Untuk mould yang menggunakan proses jigger dan auto cup menggunakan material prestia roller dicampur air dengan perbandingan 1 kg :58 ons. Berbeda dengan proses casting, material yang dipakai pada umumnya menggunakan prestia ceracas berwarna putih dengan perbandingan 1 kg:75 ons. Namun terkadang untuk hasil yang lebih optimal biasanya menggunakan kerampink bewarna merah muda dengan perbandingan 1 kg : 7 ons. Untuk proses casting alangkah lebih baik jika
16
dinding mould dibuat lebih tebal dibanding proses jigger dan ram press, hal ini berguna untuk menyerap air lebih banyak.
4. Pembuatan Case Mould Case mould adalah cetakan untuk membuat mould, biasanya case mould ini dibuat untuk memperbanyak mould agar waktu produksi lebih cepat. Material yang dipakai untuk membuat case mould adalah prestia case bewarna kuning, bahan ini dicampur air dengan perbandingan 1 kg : 35 ons. Pada hasil akhir case mould sifatnya lebih kuat, lebih padat, lebih keras dan berat dibandingkan dengan mould.
5. Forming 1) Proses casting Komposisi bahan dasar dalam proses casting ini lebih encer dibandingkan dengan bahan dasar untuk proses jigger dan ram press, bahan dasar casting ini biasanya disebut slip. Penyusutan pada proses casting sebesar 13%. Presentase penyusutan pada proses ini lebih besar dibandingkan pada proses jigger dan ram press, disebabkan air yang terkandung dalam slip lebih banyak. Oleh karena itu, perancangan produk-produk keramik yang diproduksi melalui proses casting harus diperbesar 13%
dari dimensi yang
17
diinginkan / dimensi akhir. Proses casting merupakan salah satu proses produksi pembuatan keramik. Ada 3 macam proses casting yaitu : •
Casting manual Yaitu proses casting yang dilakukan oleh operator secara manual, biasanya casting manual ini untuk memproduksi egg cup, handle, spoon, dll. Untuk proses casting manual ini cukup 1 operator saja yang melakukan aktivitas tersebut.
•
Casting rotary Yaitu proses casting yang sudah semi masinal. Casting manual ini menggunakan bantuan alat yang bernama mesin rotary, waktu produksi yang dibutuhkan pun lebih cepat dibandingkan dengan proses casting lainnya. Produk yang biasa diproduksi yaitu teapot, creamer, flower vase, dll. Biasanya untuk mengoperasikan mesin ini cukup 1-2 orang.
•
Casting press Yaitu proses casting dimana prosesnya menggunakan bantuan tekanan udara yang dialirkan dari bawah dan dipress dari atas. Biasanya proses casting press ini memproduksi jenis ouval plate. Operator untuk proses casting press ini biasanya 3 orang.
18
2) Proses Jigger Proses jigger adalah proses produksi keramik dengan cara menempatkan clay di atas mould lalu ditekan dari atas menggunakan roll head. Roller head adalah bagian dari mesin jigger yang akan membentuk bagian bawah greenware. Roller head terbuat dari material besi ancuran. Bentuk dan dimensi roll head bervariasi, tergantung produk yang akan ibuat dan mesin yang akan digunakan. Cara kerja roll head pada mesin jigger diawali roll head berputar pada waktu mencetak clay, roll head turun menekan clay pada saat yang bersamaan mould juga ikut berputar ketika sudah cukup roll head dinaikkan kembali. Setelah itu greenware dimasukkan ke dalam mesin dryer denfan suhu 50-60 0C selama 2 jam lalu dikeluarkan dan disusun kembali. Penyusutan yang terjadi dari greenware menjadi white body pada proses ini sebesar 12%. Mesin yang digunakan dalam proses ini dinamakan mesin jigger. Mesin jigger dipakai untuk memproduksi produk-produk seperti piring dan mangkuk dengan diameter kurang dari 15 cm. 3) Proses Auto Cup Proses auto cup tidak jauh beda dengan proses jigger, hanya saja pada proses auto cup ini sudah semi masinal, sehingga cukup 1 operator saja yang mengoperasikan mesin auto cup ini. Mesin dryer dalam proses auto cup ini menggunakan temperatur max. 600C untuk greenware yang
19
memiliki tangkai seperti mug dan
700C untuk greenware yang tidak
memiliki tangkai seperti mangkuk kecil. Dalam proses auto cup ini greenware mengalami penyusutan sebesar 12%. Mesin auto cup dipakai untuk memproduksi produk-produk seperti mug, cangkir, dan mangkuk dengan diameter kurang dari 15 cm. Kecepatan produksi mesin auto cup lebih cepat dibandingkan mesin jigger. 4) Proses Ram Press Proses ram press merupakan proses pembuatan produk keramik dengan cara menekan clay dari sisi atas dan bawah. Penyusutan yang terjadi dari greenware menjadi white body adalah 13%. Proses ram press biasanya diterapkanpada pembuatan produk-produk seperti piring kotak, bowl, atau produk-produk yang tidak simetris atau tidak bulat. Mould bagian atas akan menekan dan membentuk sisi dalam produk, sedangkan mould bagian bawah akan menekan dan membentuk sisi luar produk. Mesin yang dipakai pada proses ini dinamakan mesin ram press. Mould ram press memiliki suatu sistem saluran uap air didalamnya jadi di dalam mould gypsum terdapat selang untuk mengalirkan uap dari mesin. Mesin ini dioperasikan oleh 2 orang untuk mengatur posisi cetakan dan mengatur susunan greenware yang sudah dicetak.
20
6. Finishing Greenware Clay yang sudah menjadi greenware difinishing terlebih dahulu, finishing yang dilakukan biasanya menghaluskan bagian pinggir atau lekukan-lekukan yang masih tajam, termasuk kaki bawah greenware. Greenware ini dihaluskan menggunakan mesin putar yang bernama pottery wheel untuk mengamplasnya menggunakan busa halus yang mengandung air yang disebut sponge roll. Greenware yang telah selesai difinishing lalu di susun dalam conveyor untuk selanjutnya dibakar dalam kiln.
7. Pembakaran Greenware menjadi Biscuit Tempat pembakaran keramik dalam bentuk greenware disebut kiln. Greenware terlebih dahulu disusun bertumpuk dalam kereta, penyusunannya disesuaikan dengan type dan ukuran keramiknya, kereta greenware yang menggunakan proses casting juga dibedakan dengan kereta greenware hasil dari proses jigger dan auto cup. Greenware ini dibakar selama 20-24 jam pada kiln dengan suhu 800-900 oC. Setelah keluar dari kiln, keramik akan berwarna kemerahan, keramik seperti ini disebut biscuit.
8. Pembakaran Biscuit menjadi White Body 1) Persiapan Glaze Persiapan yang dilakukan sebelum pencelupan glaze adalah penyemprotan biscuit serta menghaluskan permukaan body menggunakan bulu-bulu lembut
21
agar permukaan body rata dan halus. Penyemprotan ini dimaksudkan untuk membersihkan biscuit dari debu dan kotoran. Selain itu, yang harus dipersiapkan yaitu pigmen warna yang akan dipakai, pigmen warna ini harus lulus uji dari laboratorium setelah itu pigmen warna ini diaduk lalu disaring agar kotorannya tidak masuk dalam larutan glaze. 2) Glazing Glaze adalah cairan / liquid yang dipakai untuk melapisi permukaan keramik, hal ini ditujukan agar dalam penggunaannya keramik mudah dibersihkan dan membuat body keramik mengkilat terlihat lebih estetis. Pelapisan ini dapat dikerjakan dengan cara penyelupan ataupun penyemprotan pada permukaan biscuit. Glaze ini akan kering dengan sendirinya dalam tempo waktu yang cepat. Setelah kering, biscuit dibakar selama kurang lebih 6-7 jam pada suhu 1280-1300 0C agar glaze dapat melapisi permukaan body keramik menjadi sempurna. Hasil akhirnya setelah melalui proses pembakaran dinamakan white body.
9. Dekorasi Penempelan decal Decal adalah lembaran gambar yang berupa motif, ataupun gambar hias lainnya. Sebelumnya decal ini dicetak dan diperbanyak terlebih dahulu oleh divisi printing.
22
Lining Lining ini merupakan kegiatan memberikan motif garis pada pinggir body keramik, biasanya warna yang sering digunakan yaitu warna gold ataupun warna platinum. Alat yang digunakan hanyalah kuas dengan berbagai macam ukuran dan meja putar.
10. Quality Control (QC) Keramik yang telah selesai diproduksi, dilakukan pengecekkan ulang sebelum akhirnya dikemas. Kegiatan ini dinamakan quality control, tugasnya mengecek keadaan pada body keramik, biasanya jika terdapat kerusakan-kerusakan pada body keramik maka diberi kode sesuai dengan kerusakan body tersebut dan jika semakin banyak cacat pada body keramik maka kualitas dan harga keramik tersebut menjadi rendah. Berdasarkan kualitasnya maka keramik ini dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: •
Kualitas 1, yaitu keramik yang memiliki kualitas yang tinggi tanpa cacat pada body, keramik golongan 1 ini biasanya untuk di ekspor namun sangat jarang jumlahnya
•
Kualitas 2, yaitu keramik yang memiliki sedikit cacat yang kurang begitu nampak terlihat oleh kasat mata namun masih dapat digunakan untuk ekspor
23 •
Kualitas 3, yaitu keramik yang memiliki cacat body yang nampak terlihat biasanya untuk kualitas 3 ini untuk sementara waktu disimpan di gudang, jika mendekati waktu hari raya atau hari-hari besar biasanya dibuka bazzar, dimana harga yang dijual lebih rendah daripada biasanya
•
Kualitas 4, yaitu jenis keramik yang tidak layak untuk dipasarkan akibat dari kerusakan yang parah pada body keramik, biasanya keramiknya ini dihancurkan agar tidak keluar terjual.
Berdasarkan besar kecilnya kerusakan pada body keramik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Jenis Defect •
Bintik hitam
•
Bengkok
•
Kotoran saggar
•
Botak
•
Lubang jarum
•
Glaze tidak rata
•
Mentah dan kuning
•
Retak white body
•
Gumpil kaki
•
Gumpil pinggir
•
Kotoran alumina
24 •
Nempel saggar
•
Retak tangkai
•
Mentah
•
Kulit jeruk
•
Pori-pori
•
Bentol
•
Belang
•
Kotoran gips
•
Kotoran kayu
•
Cacat body
•
screath
Jenis Reject •
Retak pinggir
•
Retak bawah
•
Retak kaki
•
Retak melingkar
•
Retak kontaminasi
•
Retak handling
•
Gumpil kaki
•
Gumpil pinggir
25 •
Laminasi
•
Retak atas
•
Kotoran kayu
•
Lubang jarum
•
Retak tangkai
•
Pori-pori
•
Retak body
11. Packing Packing merupakan kegiatan mengemas barang jadi yang siap untuk dipasarkan, namun selain mengemas biasanya dilakukan juga penempelan harga, barcode, dan lainnya. Barang ini dikemas dalam box, ada berbagai macam ukuran box sesuai dengan pemesanannya, antara lain: •
Inner box Box yang hanya memuat min. 1 pcs atau per 1 set keramik.
•
Master box Box yang memuat beberapa puluh pcs keramik. Biasanya jika untuk keperluan ekspor menggunakan master box. Namun tidak jarang jika pengemasannya di dalam master box terdiri dari beberapa inner box.
26
12. Gudang Gudang sebagai tempat penyimpanan barang baik sementara maupun untuk jangka waktu yang lama. Ada beberapa jenis gudang antara lain : •
Gudang bahan baku Gudang yang menyimpan segala bahan baku yang bersangkutan dengan proses produksi
•
Gudang deccal Gudang yang menyimpan serta menyediakan persediaan berbagai macam decal
•
Gudang bahan jadi Gudang yang menyimpan persediaan keramik untuk lokal maupun ekspor.
13. Distribusi Untuk pendistribusian keramik ini berdasarkan tujuannya ada 2 macam, yaitu: •
Lokal Biasanya untuk lokal, pendistribusiannya menggunakan mobil box yang berukuran sedang, mobil box ini biasanya hanya untuk mengantarkan dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Mobil box ini juga hanya bisa mengangkut dalam jumlah kecil
•
Ekspor
27
Untuk ekspor biasanya pendistribusiannya menggunakan container besar yang dapat mengangkut barang dengan jumlah yang sangat besar
Untuk mendistribusikan barang-barang jadi ini ada 2 cara, yaitu: •
Langsung Biasanya langsung diantarkan ke tempat tujuan perusahaan atau lembagalembaga yang memesan misalnya : hotel, restaurant, café, perusahaan, dll
•
Tidak langsung Pendistribusiannya melalui agen-agen jual beli yang sudah lama berhubungan dengan PT. Indo Keramik, lalu agen ini yang mengurus penjualan produk tersebut.
1.5.6 Struktur Organisasi Suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi dan manajemen yang baik, karena dengan adanya struktur organisasi yang baik, setiap perusahaan dapat mengerti dan menentukan tugas dan tanggung jawab-jawab masing-masing karyawan. Melalui struktur organisasi yang baik setiap tugas dapat dikelompokkan sehingga karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara terarah untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan.
28
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indo Keramik Inti Widya
1.5.7 Tata Letak Pabrik Hal yang harus diperhatikan pada setiap pabrik adalah kerja sama antar berbagai komponen dan elemen yang menyusunnya. Termasuk diantaranya adalah alat untuk transportasi barang, pengangkut barang, dan alat penerimaan barang seperti
29
forklift, derek, dan alat-alat lainnya yang berfungsi untuk menyelenggarakan pemindahan barang dari satu proses ke proses berikutnya.
1.5.7.1 Tata Letak Pabrik Bagian Receiving Area Bahan baku datang dengan menggunakan mobil kemudian diterima pada area receiving yang letaknya cukup jauh dengang gudang bahan baku (storage) sehingga proses receiving dapat berlangsung dengan lambat. Storage penyimpanan bahan baku tersebut hanya berupa pallet kayu yang diletakkan pada lantai, dimana bahan baku kemudian disusun secara bertumpuk diatasnya.
1.5.7.2 Tata Letak Pabrik Bagian Lantai Produksi Pada bagian lantai produksi, penempatan atau peletakkan mesin dikelompokkan berdasarkan fungsinya masing-masing, artinya mesin yang memiliki fungsi yang sama diletakkan pada lokasi yang sama dan saling berdekatan. Layout model seperti ini disebut sebagai process layout atau function layout. Menurut pendapat dari pimpinan unit kerja, process layout terlihat sangat logis dan tepat karena beberapa proses sejenis cukup di kontrol oleh seorang kepala produksi saja. Selain dilakukan di lantai satu, proses produksi juga dilakukan di lantai dua, hal ini terjadi karena ukuran pabrik yang terbatas.
30
Kelebihan utama dari process layout atau function layout ini yaitu menjadikan penggunaan area pabrik menjadi lebih efisien karena dengan layout ini maka space kosong menjadi semakin banyak sehingga dapat dijadikan sebagai area penyimpanan sementara. Jadi dengan tata letak seperti ini, maka luas pabrik dapat digunakan secara optimal atau bahkan semaksimal mungkin.