BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan yang terbaik penjualannya, baik untuk penjualan kendaraan yang impor (CBU; Completed Built Up) maupun rakitan dalam negeri (CKD; Completed Knocked Down). Begitu juga dengan kegiatan ekspor komponen (CKD) dan CBU buatan Karawang-Indonesia. PT. TAM pada awalnya merupakan bisnis terpadu di bidang otomotif, meliputi pabrikasi body panel, mesin, perakitan dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) TOYOTA baik kendaraan maupun komponen service part serta accessories. Sejak tahun 2003, PT. TAM terbagi dua perusahaan. PT. TMMIN sebagai manufaktur Toyota di Indonesia. dan PT. TAM sebagai distributor di pasar domestik Indonesia. Kiprahnya dalam membuat dan menjual kendaraan niaga di pasar domestic maupun ekspor mulai berkembang dengan pesat pada tahun 2000-an. Pada masa tersebut, PT. TMMIN lebih banyak meng ekspor part – part kendaraan ke negara – negara Asia dan Timur tengah, sera Australia dan Amerika latin.
1
Dengan pengalaman yang semakin baik, serta kualitas dan produksi dalam negeri yang meningkat, maka PT. TIMMIN pun mulai membuat mobil niaga dalam bentuk CBU untuk di ekspor ke negara – negara Asia, Australia, Timur tengah, serta Amerika latin. Dengan semakin meningkatnya produksi PT. TMMIN untuk tujuan ekspor ini, maka PT. TMMIN mencanakan program “Global Quality Product” dimana semua produk PT. TMMIN adalah produk dengan kualitas internasional, hal ini juga belaku untuk produk yang akan di pasarkan di dalam negeri atau pasar domestic. Adapun project pembuatan mobil yang sudah menganut konsep Global Quality Product adalah poject IMV (International Multipurpose Vehicle) yang terdiri dari : 1. IMV 1 (Kijang Pick Up single cabin) 2. IMV 3 (Kijang Pick Up double cabin) 3. IMV 4 (Toyota Fortuner) 4. IMV 5 (Kijang Inova) Untuk IMV 1 (Kijang Pick Up single cabin) pusat produksinya adalah negara Malaysia dan Vietnam, IMV 3 (Kijang Pick Up double cabin) Pusat Produksinya adalah negara Thailand dan Kuozui (Taiwan), IMV 4 (Fortuner ) pusat produksinya adalah negara Thailand dan Indonesia, dan IMV 5 (Kijang Inova) pusat produksinya adalah Indonesia. Dengan demikian konsekuensinya adalah hanya part – part yang berkulitas yang akan di gunakan dalam pembuatan dan perakitan mobil dengan merek TOYOTA, namun harga jualnya bisa bersaing dengan pabrikan mobil lain yang bermain di pasar Indonesia. Dengan terjualnya 1,000,000 unit kijang di tahun 2005 (dari sejak berdirinya TOYOTA di Indonesia tahun 1987) membuktikan bahwa mobil TOYOTA merupakan pemegang pangsa pasar terbesar di Indonesia, pertumbuhan konsumsi kendaraan roda
2
empat antara tahun 2004 dan tahun 2005 mampu mencapai angka pertumbuhan lebih dari 10% atau kurang lebih 530 ribu unit (total kendaraan yang dijual di Indonesia, lebih dari 30% adalah mobil keluaran Toyota), hal ini menunjukan bahwa TOYOTA sangat serius dalam membuat mobil yang berkualitas internasional dan memuaskan para pelanggannya. Melihat kondisi pasar dunia yang kurang kondusif dimana harga – harga kebutuhan pokok produksi semakin meningkat seperti harga minyak dunia dan harga steel yang terus naik diikuti oleh kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika tidak stabil, maka PT. TMMIN harus melakukan bebrapa terobosan untuk mengatasi hal tersebut, tentu saja aktifitas penurunan biaya (cost reduction) merupakan target yang harus di capai tanpa harus mengurangi kualitas. Melihat kondisi yang ada sekarang maka PT. TMMIN lebih serius mencermati dan menjadikan cost reduction sebagai salah satu strategi yang tepat sasaran dan bijaksana untuk menyiasati kondisi yang ada sekarang. Demi mempertahankan kualitas mobil TOYOTA maka PT. TMMIN melakukan kebijakan meng – Import beberapa part, hal ini dilakukan karena salah satu penyebabnya adalah supplier dalam negeri menaikan harga yang cukup tinggi akibat harga – harga pokok melonjak, terutama setelah kenaikan harga BBM, jika harga yang di ajukan oleh supplier tidak ada perubahan, maka bisa di pastikan kualitasnya akan berkurang (spec down), oleh karena itulah PT. TMMIN harus tetap berkomitmen guna kepuasa pelanggannya di Indonesia terhadap kualitas mobil produk dari TOYOTA.
Banyak sekali faktor – faktor yang bisa di lakukan cost
reduction, dalam tugas akhir ini akan memfokuskan pada import packing cost yang likukan oleh PT. TMMIN.
3
Komposisi Packing cost terhadap total harga jual mobil Margin = 3.18% 5.97% Royalty & TAX 16.50% Proces & FOH 17.20% Local Part
9.83% Forwarding Agent 34.55% Packing Cost 15% Import Duty
53.70%
3.47% FOH & Unpacage 35.78% Inner Material 60.75%
ANALISI AREA
40.62% Import Part
Part Cost (FOB)
Module Cost
Gambar 1.0 : price structure harga jual mobil
Dari gambaran di atas dapat di lihat bahwa sasaran penelitan ini memfokuskan pada efisiensi import part packing yang akan berdampak pada harga jual mobil yang kompetitif. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Salah satu biaya yang menyebabkan harga kurang kompetitif (menjadi mahal) adalah biaya packing cost untuk part – part yang di import dari luar negeri, terutama part - part besar seperti body part dan frame part. Juga beberapa part yang memerlukan packing dengan spesifikasi khusus agar kualitasnya tetap terjaga ketika sampai di Indonesia.
4
Gambar 1.1 : packing untuk body part.
Dengan komitment tinggi pada konsumen untuk tetap mengahasil produk yang berkualitas internasional dengan harga yang bersaing, maka komponen – komponen cost yang menyusun harga jual mobil harus di review kembali, keuntungan ekonomis yang akan dievaluasi sebagai parameter pembanding dirumuskan sebagai tingkat kelayakan investasi, dan perumusan strategi yang patut dipertimbangkan perusahaan dalam pengambilan sikap juga akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisa efisiensi import part packing sehingga bisa dijadikan salah satu aktifitas cost reduction dan akan berdampak pada penjualan harga mobil yang bersaing, sehingga konsumen akan tetap menjadikan mobil Toyota sebagai pilihan utamanya.
5
1.3 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam penelitian in adalah sebagai berikut : 1. Obyek penulisan melibatkan data-data yang tersedia di PT. TMMIN meliputi data import part, packing material, man our unpacking di pabrik serta data-data bersifat informasi mengenai masalah-masalah yang timbul dan penyelesaiannya, sebagai sumber data untuk memberikan rekomendasi dalam melakukan analisa dan di evaluasi. 2. Hal-hal yang terkait dengan rencana - rencana teknis untuk rancangan pembangunan fasilitas (building layout), perlengkapan bangunan, perencanaan tenaga kerja, kapasitas produksi dan penjadwalan produksi dipakai sebagai data penunjang yang dibutuhkan dalam perhitungan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Mengukur perbandingan keuntungan nilai ekonomis terhadap efisiensi packing import PT. TMMIN terhadap harga jual mobil, sebagai kriteria kelayakan harga jual yang kompetitif, serta dalam upaya memaksimalkan laba perusahaan dengan menjadikan efisiensi packing sebagai salah satu aktifitas cost reduction. 2. Menunjukan kepada manajemen mengenai keuntungan finansial yang akan diperoleh perusahaan. 3. Menunjukan analisa TOWS (Threats Oportunity Weakness and Strength) dan SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) yang dapat dipakai sebagai rekomendasi pengambilan keputusan dan bagaimana menyikapinya.
6
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Dapat di jadikan sebagai pertimbangan bagi perusahaan untuk membuat strategi jangka panjang. 2. Daya beli mobil bagi konsumen menjadi lebih baik karena harga mobil bisa terjangkau. 3. Kesejahteraan karyawan akan bertambah sejalan dengan keuntungan perusahaan yang di sebabkan oleh aktifitas cost reduction 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Lebih jauh tentang PT. TMMIN yang saat ini sebagai manufactur atau pabrik pembuat mobil Toyota, baik untuk kebutuhan dalam negeri dan luar negeri . Pada awalnya PT. TMMIN merupakan paduan dari beberapa divisi plant dan non-plant, yang bergerak dalam hal penyediaan komponen, perakitan kendaraan niaga dan penumpang serta distribusi-nya sampai kepada daelar-daeler utama seperti: Auto2000, Haji Kalla, New Ratna Motor, Agung Automall, dan Hasjrat Abadi. Dengan jumlah karyawan 4952 orang pada Januari 2003, PT. TMMIN memisahkan diri dari Astra group dan memfokuskan pada pembuatan dan perakitan mobil untuk di jual di dalam negeri maupun luar negeri, adapun untuk penjualan di dalam negeri PT. TMMIN bekerja sama dengan PT. TAM (Toyota Astra Motor)
sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang
Merek) untuk memasarkan atau menjual mobil merek Toyota seperti seperti Kijang, sedan Vios, Corolla, Camry, Fortuner dan truk Dyna dengan rata-rata total penjualan 100 ribu unit setiap tahunnya.
7
PT. TMMIN mempunyai 2 plant divisi perakitan di Sunter dan di Karawang, 1 plant produksi dan perakitan mesin, 2 plant stamping di Sunter dan di Karawang, 1 plant Casting, 2 plant welding dan 2 plant painting masing-masing di Sunter dan di Karawang, serta 1 gudang Service Part atau sering di sebut part center. Selain itu PT. TMMIN juga mempunyai fasilitas desain produk yang tergabung dalam divisi engineering. Namun sejak kebijakan pemisahan antara manufaktur dan distribusi menjadi dua bagian yaitu menjadi PT. TMMIN yang sahamnya 95% TMC dan 5% Astra Internasional, dan PT. TAM sendiri sebagai distributor dengan share 51% AI dan 49% TMC sekarang dengan jumlah karyawan kurang lebih 600 orang akan terkosentrasi di lini distribusi produk-produk hasil PT. TMMIN, import CBU (Toyota Global), Service Part, dan accessories. Sejak tahun 2005, pada saat peluncuran TOYOTA Kijang generasi ke – 5 yaitu Kijang Inova, penjualan mobil Kijang tetap memegan pasar domestik dengan market share yang paling tinggi dan menambah varian produksinya seperti Toyota Fortuner, Avanza dan Toyota Yaris. Pada dasarnya pada saat ini PT. TMMIN adalah sebagai pusat produksi untuk Kijang Inova dan Toyota Fortuner, dimana hasil produksinya akan di pasarkan untuk pasar domestic maupun pasar Internasional (Import). Untuk pembuatan mobil Kijang Inova, hamper 70% adalah part – part yang di buat di dalam negeri, sedangkan untuk Toyota Fortuner sebagian besar part nya masih di import dari Thailand dan Jepang.
8
1.6 Struktur Organisasi Struktur organisasi ini adalah struktur organisasi di Packing and Vaning Division P.T Toyota Motor Manufacturing Indonesia, tempat data – data di ambil dan observasi lapangan secara langsung. Packing and Vaning Division adalah salah satu direktorat yang di P.T TMMIN, adapun struktur organisasinya secara garis besar adalah sebagai berikut.
STRUTUR ORGANISASI PACKING and VANING DIVISION
DIVISION HEAD
EXECUTIVE COORDINATOR
Productivitas Dpt.
Produksi Sunter 1 Dpt
Packing EG Dpt.
PQE Section
Quality Internal Section
Produksi Sunter 2 Dpt
Produksi
Produksi
Logistic
Logistic
PSE Section
Gambar 1.2
9
Penelitian banyak di lakukan di Packing Enginering Department, PSE section dimana data perhitungan packing cost di analisis dan Produksi Sunter 2 Department untuk pengambilan data lapangan. Untuk Productivity Department hanya di lakukan tanya jawab saja, karena departemen ini memfokuskan pada activitas packing di packing plant terhadap kelancaran supply barang ke line perakitan mobil.
10