95
Bab V. Kesimpulan dan Saran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian adsorbsi Pb menggunakan adsorben akar wangi adalah : 1. Pada proses batch, peningkatan konsentrasi tidak berpengaruh secara linier terhadap penurunan efisiensi penyisihan. Demikian juga jika ditinjau dari penggunaan ukuran dan massa adsorben yang bervariasi, efisiensi penyisihan yang dihasilkan tidak berbeda jauh. Hal ini didukung dengan perolehan hasil penelitian secara batch sebagai berikut : 9 Kondisi optimum proses adsorbsi Pb adalah pada konsentrasi larutan Pb 5
mg/l dengan adsorben yang lolos ayakan no. 16 dan tertahan pada ayakan no. 30 (0,59 – 1,18 mm) untuk massa adsorben 2 gram dalam 400 ml larutan. 9 Efisiensi penyisihan Pb yang dapat dicapai pada kondisi optimum untuk
konsentrasi larutan Pb awal 5 mg/l, 10 mg/l dan 20 mg/l masing – masing adalah 80,19% ; 76,93% dan 79,31%. 9 Kapasitas maksimum adsorben akar wangi dalam menyerap Pb pada kondisi
optimum adalah 0,01432 mg adsorbat/mg adsorben. 9 Proses adsorbsi yang terjadi untuk proses adsorbsi Pb menggunakan adsorben
akar wangi lebih cenderung pada persamaan isoterm langmuir, sehingga adsorbsi
yang
terjadi
adalah
x 4,769.10 −3 x (0,1886 C ) = M 1 + (0,1886 C )
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
adsorbsi
kimia
dengan
persamaan
Bab V. Kesimpulan dan Saran
2. Pada proses kontinyu, peningkatan konsentrasi tidak berpengaruh secara linier terhadap penurunan efisiensi penyisihan. Demikian juga jika ditinjau dari penggunaan ketinggian adsorben yang bervariasi, efisiensi penyisihan awal yang dihasilkan tidak berbeda jauh. Hal ini didukung dengan perolehan hasil penelitian secara kontinyu sebagai berikut : 9 Kondisi optimum untuk proses adsorbsi Pb adalah pada konsentrasi larutan
Pb 5 mg/l dengan ketinggian adsorben 15 cm. 9 Efisiensi penyisihan Pb yang dapat dicapai dengan ketinggian adsorben akar
wangi 15 cm pada penyisihan awal untuk konsentrasi larutan Pb awal 5 mg/l, 10 mg/l dan 20 mg/l masing – masing adalah 93,81% ; 83,58% dan 79,90%. 9 Kapasitas maksimum (qo) adsorben akar wangi dalam menyerap Pb untuk
kondisi optimum adalah 0,0255 mg adsorbat/mg adsorben dengan konstanta kinetika (K1) sebesar 0,0301 lt/j-mg. 9 Waktu operasi kolom adsorbsi untuk proses adsorbsi Pb menggunakan
adsorben akar wangi berkisar antara 3,7 – 8,6 jam. 3. Kriteria desain yang dapat digunakan untuk mendesain kolom adsorbsi dengan dimensi kolom yang lebih besar melalui pendekatan scale up adalah sebagai berikut : 9 Kapasitas Air yang Diolah (Qb) = 1,73 BV / jam 9 Densitas Adsorben = 254,76 kg/m3 9 Air Terolah per Massa Adsorben (Vb’) = 120 liter/kg 5.2. Saran
Dari hasil penelitian ini juga dapat diberikan saran sebagai berikut :
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
96
Bab V. Kesimpulan dan Saran
1. Karena pada penelitian kontinyu, debit yang digunakan diambil dari kriteria desain, maka disarankan untuk penelitian kontinyu berikutnya menggunakan debit yang ditentukan dari waktu detensi yang sama pada proses batch. 2. Karena kurva breakthrough yang terjadi tidak seperti pada kondisi ideal, maka perlu diteliti faktor – faktor yang mempengaruhi bentuk kurva. 3. Karena pada penelitian ini adsorben akar wangi yang digunakan tidak diaktivasi, maka perlu dilakukan penelitian pembanding dengan adsorben akar wangi yang diaktivasi.
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
97
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Adamson, A.W. (1990). Physical Chemistry of Surfaces. Fifth Edition. John Wiley & Sons, Inc. Ananta, T.D. (1998). Pemeriksaan Beberapa Logam Berat Pada Minuman Ringan Kaleng, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Airlangga, Surabaya. Anderson, M.A. dan Rubin, A.J. (1981). Adsorption of Inorganics at Solid – Liquid Interfaces. Ann Arbor Science Publishers, Inc. APHA, AWWA, WEF(1998). Standard Methods For The Examination of Water and Waste water 20th edition. Batara, A.T., Rajabia, A.A.S. dan Otolomo, U. (2003). Adsorpsi Ion Pb2+ Menggunakan Serbuk Ijuk. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. P.PL05-1 – PL05-6. Benefield, L.D., Judkins Jr. and J.F. Weand, B.L. (1982). Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment. Prentice Hall Inc. Berlianti, V., Edi, I.W., Hanafi, A.S., Hanafi, M., Komariah, S. Dan Irni, F.A. (2005). Peningkatan Kapasitas Adsorpsi Sorben Serbuk Gergaji Albasia terhadap Zat Warna Anionik dengan Cara Aminasi. Jurnal Kimia Lingkungan. Vol 6, No.2. P.55-64. Cheremisinoff, N.P. and Morresi, A.C. (1974). Carbon Adsorption Applications. Pollution Engineering, Chap. I. Chemical Publishing Co. New York. Cheremisinoff, N.P. and Cheremisinoff, P.N. (1993). Water Treatment and Waste Recovery, Advanced Technology and Applications. PTR Prentice–Hall, Inc. Cooney, D.O. 1999. Adsorption Design for Wastewater Treatment. Lewis Publishers. Darmono (1995). Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI-Press. Jakarta. Darmono (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan toksikologi senyawa logam. UI-Press. Jakarta. Hidayatulloh, S., Pranoto dan Masykur, A. (2002). Alternatif Pemanfaatan Karbon Aktif Bagasse untuk Menurunkan Kadar Ion Pb2+ dan Zat Warna Tekstil. Jurnal Kimia Lingkungan. Vol 4, No.1. P.45-53. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor Kep-51/MENLH/10/1995 lampiran C tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
98
Daftar Pustaka
Kong, X.H., Lin, W.W. and Wang, B.Q. (2003). Study on Vetiver’s Purification for Wastewater from Pig Farm. Proceedings of the third International Conference on Vetiver and Exhibition, Guangzhou, China. Masduqi, A. (2004). Penurunan Senyawa Fosfat dalam Larutan Pb asetat dengan Proses Adsorpsi Menggunakan Tanah Haloisit. Majalah IPTEK, Februari 2004, Vol. 15, No. 1, hal. 47 – 53. Montgomery, J.M. (1985). Water Treatment Principles and Design. John Wiley and Sons. Morrison, S.R. (1990). The Chemical Physics of Surfaces. Second Edition. Plenum Press, New York. Murwanti, S., Soeprijanto, Yossida, V. dan Perdana, R. (2006). Adsorpsi Ion Pb Menggunakan Serbuk Akar Wangi. Prosiding Seminar Nasional Gabungan Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Material dan Proses ke-2, Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-12. hal TR-7 – TR-12. ISBN : 979-95620-3-1 Palar, H. (2004). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Percy, I and Truong, P. (2003). Landfill Leachate Disposal with Irrigated Vetiver Grass. Proceedings of the third International Conference on Vetiver and Exhibition, Guangzhou, China. Razif, M., Moesriati, A., Widjaja, T. dan Agustina, S. (1999). Penelitian Pengolahan Detergen Air Baku IPA Kayun di Surabaya Secara Batch dan Kontinyu dengan Memakai Media Adsorbsi Batubara. Pusat Penelitian KLH, Lembaga Penelitian ITS. Surabaya. Reynold, T.D. (1982). Unit Operations and Processes in Environmental Engineering. Wadsworth, Inc. Belmont. California. Sawyer, Clair N., McCarty, Perry L., Parkin, Gene F. (1994). Chemistry for Environmental Engineering, 4th edition. McGraw-Hill Inc. New York. Shu, W.S. and Xia, H.P. (2003). Integrated Vetiver Technique for Remediation of Heavy Metal Contamination : Potential and Practice. Slamet, A. dan Masduqi, A. (2000). Satuan Proses. DUE-Like Project ITS. Surabaya.
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
99
Daftar Pustaka
Soemirat, J. (2003). Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Supriyanto, G., Handajani, U.S. dan Abdillah, M.J. (2005). Penggunaan Limbah Lumpur Aktif sebagai Adsorben Logam Berat Pb (II) dan Cu (II). Jurnal Kimia Lingkungan, Vol. 7, No. 1, P. 19 – 23. Truong, P. and Hart, B. (2001). Vetiver System for Wastewater Treatment. Pacific Rim Vetiver Network Technical Bulletin, No. 2001/2, Bangkok, Thailand. P.1-26. Xia, H.P., Liu, S.Z., and Ao, H.X. (2002). Study on Purification and Uptake of Vetiver Grass to Garbage Leachate. Proceedings of the second International Conference on Vetiver. Ofiice of the Royal Development Projects Board, Bangkok. P. 393 – 403. Yuniarto, A. (1999). Studi Kemampuan Batubara untuk Menurunkan Konsentrasi Surfactan dalam Larutan Deterjen dengan Proses Adsorbsi. Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan ITS. Surabaya.
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
100
Lampiran
Gambar M-6. Rangkaian Reaktor Kontinyu
Gambar M-7. Bak Penampung Influen 1 (Bagian Bawah) dan 2 (Bagian Atas)
Gambar M-8. Kolom Adsorbsi (dengan Saluran Outlet) dan Pipa Over flow
Gambar M-9. Larutan Pb Asetat Setelah Melewati Kolom
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
L-71
Lampiran
Gambar M-10. Peralatan Vacuum Filter 195B
Gambar M-11. Peralatan Oven 196B
Gambar M-12. Rangkaian Alat ICPS (Inductively Coupled Plasma Spectrometry) 197B
Tesis Magister Teknik Lingkungan-ITS
L-72