AUDIT OPERASIONAL ATAS JASA KONSTRUKSI DI BIDANG ELEKTRIKA DAN MEKANIKA PADA PT. CPE
Hartato Wiryo Santoso Tjhin Tjiap Lung
[email protected]
Abstract Sales and cash receipts is a function in the running of operational activities of the company. In carrying out the activities of the company, then the sales activities and the acceptance of cash should be carried out effectively and efisein. Research conducted PT. CPE is a provider of services in the field of contractor elektrika and mechanical. The methods used are interviews with the parties concerned, the observation, a search of the documents related to the function of sales and cash receipts, making the questionnaire with regard to internal control, and the study of librarianship. Based on the results of the audit of operational research upon the function of sales and cash receipts on PT. CPE activities are done quite well, but there are still some weaknesses include: the client dismiss the complaint against the Company services and products provided by the company, the existence of a window dressing practices conducted in the company, the work was delayed due to the delivery of the ordered goods imported from abroad too late coming, there is the cost of an unexpected large enough over small claims from the employer , The company did not do the study Contracts that discusses specifically the existence of practice lapping the absence of segregation of duties between the billing and cash receipts, less quality policy is communicated by the company. Based on the weaknesses that are obtained, then the author gives suggestions include: the company set a policy and procedures regarding monitoring and client satisfaction measurement (employer) for services that have been provided, in the company's meaning system to help how assess the prevention and discovery of cheating are given reasonable consideration along with the other operational objectives, on guard against the possibility of cheating in the meaning activity of the operations performed by the personnel of the organization including the assessment of managerial abilities of construtive , Implement special assignment related to cheating when requested by members of the Organization to liability, the company seeking the services of a freight forwarder who has credibility and responsibility regarding time. If the budget for the delivery of the goods is big enough, it could use international shipping services which are already known to his credibility, should the company provide the operator can monitor the appliance during the period of retention, the company should conduct a study of Contracts when there is a change request from the employer, the company actually implement what was already written on a job description in each Division, as well as conducting assessment of the performance of each employee , is already in accordance with the roles and functions, the companies must act quickly that internal communication is very important and needs to be held to the professionalism of the work. Keywords: Audit Operational, Sales, Cash Receipt, The System
1
Abstrak Penjualan dan penerimaan kas merupakan fungsi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, maka kegiatan penjualan dan penerimaan kas harus dilakukan secara efektif dan efisein. Penelitian yang dilakukan PT. CPE merupakan penyedia layanan jasa kontraktor di bidang elektrika dan mekanikal. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang terkait, observasi, penelusuran dokumen yang terkait dengan fungsi penjualan dan penerimaan kas, membuat kuesioner yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. CPE kegiatan yang dilakukan cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya: Perusahaan mengabaikan keluhan klien terhadap jasa dan produk yang telah diberikan oleh perusahaan, Adanya praktik window dressing yang dilakukan dalam perusahaan, Pekerjaan tertunda dikarenakan pengiriman barang yang dipesan impor dari Luar Negeri terlambat datang, Terdapat biaya tak terduga yang cukup besar atas klaim kecil dari pemberi kerja, Perusahaan tidak melakukan kajian Ulang Kontrak yang membahas secara spesifik, Adanya praktik lapping karena tidak adanya pemisahan tugas antara bagian penagihan dan penerimaan kas, Kebijakan mutu kurang dikomunikasikan dengan baik oleh perusahaan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang didapat, maka penulis memberikan saran diantaranya: perusahaan menetapkan suatu prosedur dan kebijakan mengenai pemantauan dan pengukuran kepuasan klien (pemberi kerja) atas jasa yang telah perusahaan berikan, Dalam meaning system untuk membantu sejauhmana menilai pencegahan dan penemuan kecurangan diberikan pertimbangan yang wajar bersama dengan tujuan operasional yang lain, Berjaga-jaga terhadap kemungkinan kecurangan dalam meaning aktivitas operasi yang dilakukan oleh personil organisasi termasuk penilaian yang construtive tentang kemampuan manajerial, Melaksanakan penugasan khusus yang berhubungan dengan kecurangan apabila diminta oleh anggota organisasi pertanggungjawaban, perusahaan mencari jasa freight forwarder yang mempunyai kredibilitas tinggi dan bertanggung jawab mengenai waktu. Jika anggaran untuk pengiriman barang cukup besar, bisa menggunakan jasa pengiriman internasional yang sudah diketahui kredibilitasnya, Sebaiknya perusahaan menyediakan operator yang dapat memonitor alat tersebut selama masa retensi, Perusahaan sebaiknya melakukan Kajian Ulang Kontrak apabila terdapat perubahan permintaan dari pemberi kerja, perusahaan benar-benar melaksanakan apa yang sudah tertulis pada job description di tiap-tiap divisi, serta melakukan penilaian terhadap kinerja masing- masing karyawan, apakah sudah sesuai dengan peran dan fungsinya, Perusahaan harus bertindak dengan cepat bahwa komunikasi internal perlu dan sangat penting diselenggarakan untuk profesionalisme kerja. Kata Kunci : Audit Operasional, Penjualan, Penerimaan Kas, Sistem Pengendalian Intern.
PENDAHULUAN Di zaman yang sudah berkembang ini, banyak perusahaan yang saling bersaing dalam mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Persaingan yang terjadi sangat menentukan apakah perusahaan dapat bertahan atau tidak sehingga perusahaan yang tidak mengetahui cara untuk berkompetisi serta tidak mengetahui perkembangan pasar akan gagal bersaing. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kemampuan manajemen yang baik dengan menjalankan kegiatan operasional secara efektif dan efisien yang dapat bertahan. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi bertahannya suatu perusahaan adalah tingkat penerimaan kas, dimana penerimaan kas merupakan suatu kegiatan utama yang dilaksanakan perusahaan sehingga perlu mendapat perhatian yang cukup besar serta pengelolaan yang sebaik mungkin. Kegiatan penjualan akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Laba baru didapat dengan menghitung pendapatan perusahaan dikurangi oleh beban-beban operasional yang ada di perusahaan. Semakin besar penjualan yang dibuat, semakin besar pula laba yang diterima oleh perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam melakukan penjualan didukung oleh pengendalian yang efektif dan efisien atas semua kegiatan yang terjadi pada perusahaan.. Jika perusahaan tidak memiliki pengendalian yang efektif dan efisien, maka perusahaan tidak dapat mengetahui apakah tingkat penjualan perusahaan sudah berjalan sesuai target. Untuk memastikan kegiatan penjualan berjalan dengan efektif dan efisien, maka dibutuhkan adanya upaya dalam mengawasi kegiatan penjualan perusahaan agar berjalan sesuai prosedur yang telah dibuat. Oleh karena itu dibutuhkan audit operasional sebagai alat untuk mengevaluasi suatu kegiatan penjualan yang terjadi pada suatu perusahaan. Audit operasional dapat menentukan sistem perencanaan dan pengendalian pada perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan 2
tujuan perusahaan. Selain itu, audit operasional bermanfaat untuk menunjang kelancaran agar pelaksanaan operasional perusahaan dapat berlangsungan terus menerus hingga masa yang akan datang. Dalam Penulisan Skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. CPE yang bergerak pada bidang trading yang berada di Taman Cosmos Blok C No 39, Jakarta Barat. Penulis akan melakukan audit operasional dengan tujuan menilai dan memeriksa terhadap prosedur penjualan dan pengendalian internal dalam pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Dengan adanya penilitian ini dapat membantu pihak manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada kegiatan penjualan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: ”Audit Operasional Atas Jasa Kontraktor Elektrikal & Mekanikal Pada PT. CPE. Perumusan Masalah Berdasarkan tinjauan yang ada maupun ruang lingkup yang akan diteliti, maka penulis melakukan identifikasi masalah-masalah berkaitan sebagai berikut: 1. Apakah kegiatan operasional atas fungsi penjualan & penerimaan kas yang dilakukan oleh PT. CPE telah dilakukan secara efektif dan efisien. 2. Apakah terdapat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada kegiatan operasional atas fungsi penjualan & penerimaan kas PT. CPE. Ruang Lingkup Penelitian Dikarenakan pembahasan mengenai audit operasional cukup luas, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan berfokus pada: 1. Pelaksanaan tahap-tahap audit operasional pada aktivitas penjualan & penerimaan kas PT. CPE. 2. Mencari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada aktivitas penjualan, & penerimaan kas PT. CPE.
Metodologi Pengumpulan Data Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam. 2. Observasi Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik 3. Wawancara Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti. 4. Dokumen Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.
3
Hasil dan Pembahasan 1.
Perusahaan mengabaikan keluhan klien terhadap jasa dan produk yang telah diberikan oleh perusahaan. Karena manfaat dari analisa tersebut dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur evaluasi kinerja perusahaan (knowledge management). Selain itu, hasil dari pemantauan dan pengukuran dapat dijadikan sebagai STPK (Surat Tanda Penghargaan Kerja) yang disahkan oleh klien (pemberi kerja) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan baik dan memenuhi harapan. Perusahaan menganggap Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 100% sudah mencukupi sebagai suatu pengukuran & pemantauan kepuasan klien. 2. Adanya praktik window dressing yang dilakukan dalam perusahaan. Terdapat kondisi bahwa adanya penghapusan beberapa dokumen penjualan yang tidak menguntungkan perusahaan sehingga memunculkan adanya praktik window dressing yang dilakukan dalam perusahaan yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan para pemegang saham ( shareholder) dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena: a. Insentif atau tekanan untuk melakukan window dressing. Manajer Keuangan mendapat tekanan dari direktur utama untuk mengubah kerugian laporan keuangan yang dibuat. boleh Tekanan tersebut muncul karena direktur utama ingin menjaga kepercayaan dari para pemegang saham dalam perusahaan. b. Peluang untuk melakukan window dressing Tidak adanya pengendalian internal menyebabkan manajemen perusahaan melakukan penghapusan dokumen penjualan. c. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan window dressing Direktur utama membenarkan tindakannya dengan alasan jika melakukan “window dressing” maka akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan. Akibat dari perusahaan melakukan penghapusan dokumen kerugian penjualan sehingga memunculkan praktik window dressing dalam perusahaan yang mengakibatkan kerugian penjualan dalam perusahaan sebesar 120 juta rupiah. 3. Pekerjaan tertunda dikarenakan pengiriman barang yang dipesan impor dari Luar Negeri terlambat datang. Berdasarkan hasil pemeriksaan, keterlambatan terjadi karena perusahaan jasa pengiriman (freight forwarder) melakukan sub barang pengiriman kepada perusahaan jasa lainnya. Selain itu, keterlambatan barang terjadi karena pihak perusahaan kontraktor telat melakukan pembayaran kepada jasa pengiriman. Atas kejadian ini, walaupun tidak ada denda financial dari pihak pemberi kerja, namun perusahaan kontraktor tetap mengalami kerugian dalam hal waktu. 4. Terdapat biaya tak terduga yang cukup besar atas klaim kecil dari pemberi kerja. Klaim terjadi karena produk yang telah dikerjakan tidak dapat mengirimkan data-data yang dibutuhkan pemberi kerja sehingga perusahaan harus mengirimkan teknisi ke lokasi proyek untuk melakukan perbaikan secara langsung. Klaim tersebut hanyalah masalah baterai atau kosongnya pulsa sehingga tidak dapat mengirimkan data. Lokasi proyek tidaklah berada dekat dengan lingkungan perusahaan, melainkan jauh dari perusahaan seperti Sulawesi, Jawa Tengah, Kalimantan, dan lain sebagainya. Karena mengirimkan teknisi tadi, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya transport dan biaya perbaikan sehingga hal tersebut merugikan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan klaim yang diajukan. 5. Perusahaan tidak melakukan kajian Ulang Kontrak yang membahas secara spesifik. Perusahaan seharusnya menetapkan dan memelihara prosedur untuk kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak agar segala sesuatu menjadi jelas dan dimengerti oleh kedua belah pihak apabila terdapat perubahan atas permintaan dari pemberi kerja. Akan terjadi kesalahpahaman diantara keduanya yang mana apabila terjadi perselisihan menyangkut kontrak khususnya cara pembayaran dan waktu penyelesaian. 6. Adanya praktik lapping karena tidak adanya pemisahan tugas antara bagian penagihan dan penerimaan kas. Terdapat jabatan yang merangkap tugas dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan kurang menyadari pentingnya job description yang sudah dituangkan secara tertulis. Job description hanya dianggap sebagai formalitas pada saat karyawan mulai bekerja. Jika dibiarkan, akan terjadi kekeliruan dalam pelaksanaan tugas serta adanya pelimpahan tugas yang dibebankan pada karyawan tertentu, sehingga tidak ada batasan tanggungjawab yang jelas, yang pada akhirnya menimbulkan rasa iri hati diantara para karyawan dan berlanjut pada tindak kecurangan.
4
7.
Kebijakan mutu kurang dikomunikasikan dengan baik oleh perusahaan. Sebagian besar bagian penjualan, proyek, operasional dan teknik tidak mengerti atas kebijakan mutu dengan melaksanakan pekerjaannya tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh klien, sehingga membuat klien merasa tidak puas akan hasil kerjanya. Kurangnya komunikasi internal yang diselenggarakan perusahaan untuk membahas kebijakan mutu sehingga bagian-bagian tersebut kurang memahami kebijakan mutu.
Simpulan dan Saran Simpulan Setelah melakukan audit operasional terhadap PT. CPE, diketahui bahwa pelaksanaan kebijakan dan prosedur perusahaan terhadap siklus pendapatan sudah cukup efektif dan efisien, hanya terdapat beberapa kelemahan yang mengurangi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Kemudian dari hasil audit atas siklus pendapatan PT. CPE ditemukan kekuatan dan kelemahan, kekuatan pada siklus pendapatan PT. CPE, antara lain: 1. Perusahaan memiliki kebijakan penilaian kredit pelanggan baru yang dilakukan berdasarkan referensi dan review laporan keuangan. Kebijakan penilaian kredit dilakukan oleh perusahaan untuk menilai apakah pihak klien mampu melakukan pembayaran sesudah perusahaan selesai melaksanakan proyek. Apabila perusahaan tidak memenuhi kebijakan penilaian kredit yang ditetapkan oleh perusahaan, maka perusahaan membatalkan proyek yang dilaksanakan secara sepihak. 2. Bagian penjualan, penagihan, dan penerimaan kas mempunyai prosedur secara tertulis. Kejelasan dalam menjalankan tugas dan sebagai dasar perusahaan untuk melakukan pengecekan apakah prosedur yang berjalan telah sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Perusahaan melakukan survei pekerjaan dan lapangan sebelum mengikuti tender. Hal ini dilakukan untuk menentukan waktu dan biaya yang dicantumkan sebelum perusahaan mengikuti tender. Biaya yang dicantumkan termasuk biaya direct cost antara lain biaya transportasi, biaya tenaga kerja, biaya material dan biaya indirect cost antara lain biaya spesifik lokasi proyek, biaya asuransi, biaya risiko kontrak. 4. Perusahaan mengenakan sanksi atas keterlambatan pembayaran kepada pemberi kerja yang tercantum didalam kontrak. Dengan adanya kebijakan ini, dapat meminimalkan adanya keterlambatan pembayaran oleh pemberi kerja. 5. Penerimaan giro, cek, dan kas langsung disetorkan ke bank pada hari itu juga atau paling lambat keesokan harinya. Perusahaan menyetorkan setiap harinya walaupun tidak mencapai limit yang telah ditentukan atau paling lambat disetorkan keesokan harinya sehingga dapat menghindari terjadinya risiko kehilangan atau penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab 6. Dokumen yang dimiliki perusahaan sudah bernomor urut cetak secara komputerisasi dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang misalkan kwitansi penjualan, investigasi sebelum & sesudah ,activity report,Berita Acara Penyerahan Pekerjaan, Surat Jalan Pengambilan Barang, Surat Jalan Pengiriman Barang, & Test Report. Dengan pengendalian ini, penggunaan nomor urut tercetak ditujukan agar tidak ada dokumen yang hilang karena disobek atau dibuang. Hal ini juga menghindari terjadinya penggandaan atau penyimpangan dalam penggunaan formulir, kesalahan dalam pemberian nomor dan dapat memudahkan dalam pencarian dokumen tersebut apabila sewaktu-waktu diperlukan. 7. Transaksi dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau fungsi. Dengan pengendalian intern ini, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang akan mengakibatkan pekerjaan karyawan satu di check ketelitiannya dan kehandalannya oleh karyawan lain. Sedangkan kelemahan-kelemahan yang tedapat pada siklus pendapatan PT. CPE, antara lain: 8. Perusahaan mengabaikan keluhan klien terhadap jasa dan produk yang telah diberikan oleh perusahaan. Karena manfaat dari analisa tersebut dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur evaluasi kinerja perusahaan (knowledge management). Selain itu, hasil dari pemantauan dan pengukuran dapat dijadikan sebagai STPK (Surat Tanda Penghargaan Kerja) yang disahkan oleh klien (pemberi kerja) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan baik dan memenuhi harapan. Perusahaan menganggap Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 100% sudah mencukupi sebagai suatu pengukuran & pemantauan kepuasan klien.
5
9.
Adanya praktik window dressing yang dilakukan dalam perusahaan. Terdapat kondisi bahwa adanya penghapusan beberapa dokumen penjualan yang tidak menguntungkan perusahaan sehingga memunculkan adanya praktik window dressing yang dilakukan dalam perusahaan yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan para pemegang saham ( shareholder) dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena: d. Insentif atau tekanan untuk melakukan window dressing. Manajer Keuangan mendapat tekanan dari direktur utama untuk mengubah kerugian laporan keuangan yang dibuat. boleh Tekanan tersebut muncul karena direktur utama ingin menjaga kepercayaan dari para pemegang saham dalam perusahaan. e. Peluang untuk melakukan window dressing Tidak adanya pengendalian internal menyebabkan manajemen perusahaan melakukan penghapusan dokumen penjualan. f. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan window dressing Direktur utama membenarkan tindakannya dengan alasan jika melakukan “window dressing” maka akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan. Akibat dari perusahaan melakukan penghapusan dokumen kerugian penjualan sehingga memunculkan praktik window dressing dalam perusahaan yang mengakibatkan kerugian penjualan dalam perusahaan sebesar 120 juta rupiah. 10. Pekerjaan tertunda dikarenakan pengiriman barang yang dipesan impor dari Luar Negeri terlambat datang. Berdasarkan hasil pemeriksaan, keterlambatan terjadi karena perusahaan jasa pengiriman (freight forwarder) melakukan sub barang pengiriman kepada perusahaan jasa lainnya. Selain itu, keterlambatan barang terjadi karena pihak perusahaan kontraktor telat melakukan pembayaran kepada jasa pengiriman. Atas kejadian ini, walaupun tidak ada denda financial dari pihak pemberi kerja, namun perusahaan kontraktor tetap mengalami kerugian dalam hal waktu. 11. Terdapat biaya tak terduga yang cukup besar atas klaim kecil dari pemberi kerja. Klaim terjadi karena produk yang telah dikerjakan tidak dapat mengirimkan data-data yang dibutuhkan pemberi kerja sehingga perusahaan harus mengirimkan teknisi ke lokasi proyek untuk melakukan perbaikan secara langsung. Klaim tersebut hanyalah masalah baterai atau kosongnya pulsa sehingga tidak dapat mengirimkan data. Lokasi proyek tidaklah berada dekat dengan lingkungan perusahaan, melainkan jauh dari perusahaan seperti Sulawesi, Jawa Tengah, Kalimantan, dan lain sebagainya. Karena mengirimkan teknisi tadi, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya transport dan biaya perbaikan sehingga hal tersebut merugikan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan klaim yang diajukan. 12. Perusahaan tidak melakukan kajian Ulang Kontrak yang membahas secara spesifik. Perusahaan seharusnya menetapkan dan memelihara prosedur untuk kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak agar segala sesuatu menjadi jelas dan dimengerti oleh kedua belah pihak apabila terdapat perubahan atas permintaan dari pemberi kerja. Akan terjadi kesalahpahaman diantara keduanya yang mana apabila terjadi perselisihan menyangkut kontrak khususnya cara pembayaran dan waktu penyelesaian. 13. Adanya praktik lapping karena tidak adanya pemisahan tugas antara bagian penagihan dan penerimaan kas. Terdapat jabatan yang merangkap tugas dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan kurang menyadari pentingnya job description yang sudah dituangkan secara tertulis. Job description hanya dianggap sebagai formalitas pada saat karyawan mulai bekerja. Jika dibiarkan, akan terjadi kekeliruan dalam pelaksanaan tugas serta adanya pelimpahan tugas yang dibebankan pada karyawan tertentu, sehingga tidak ada batasan tanggungjawab yang jelas, yang pada akhirnya menimbulkan rasa iri hati diantara para karyawan dan berlanjut pada tindak kecurangan. 14. Kebijakan mutu kurang dikomunikasikan dengan baik oleh perusahaan. Sebagian besar bagian penjualan, proyek, operasional dan teknik tidak mengerti atas kebijakan mutu dengan melaksanakan pekerjaannya tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh klien, sehingga membuat klien merasa tidak puas akan hasil kerjanya. Kurangnya komunikasi internal yang diselenggarakan perusahaan untuk membahas kebijakan mutu sehingga bagian-bagian tersebut kurang memahami kebijakan mutu. Saran Berdasarkan kesimpulan mengenai hasil temuan-temuan yang sudah didapat dari hasil audit operasional pada PT. CPE, masih terdapat beberapa kelemahan atas siklus pendapatan yang dimiliki perusahaan, maka diberikan saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, 6
dan efektivitas operasional perusahaan. Adapun beberapa saran perbaikan yang dapat dipertimbangkan untuk perusahaan sebagai berikut: 1. Sebaiknya perusahaan menetapkan suatu prosedur dan kebijakan mengenai pemantauan dan pengukuran kepuasan klien (pemberi kerja) atas jasa yang telah perusahaan berikan. Pemantauan dan pengukuran dilakukan dengan metode kuesioner yang berisi pertanyaan dari proses pelaksanaan sampai Serah Terima Pekerjaan. Hal tersebut dilakukan pada saat proses pekerjaan 50% dan 100%. Kuesioner terdiri dari tiga jawaban yaitu kurang puas, puas, dan sangat puas, beserta keterangannya dari pemberi kerja. Setelah mendapatkan hasilnya, perusahaan dapat mengadakan analisa bersama divisi lain untuk dilakukan review dan perbaikan berkesinambungan. Jika hasil memuaskan, perusahaan bisa meminta Surat Tanda Penghargaan Kerja yang diterbitkan dan disahkan oleh pemberi kerja atas hasil pekerjaannya. 2. Seharusnya perusahaan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam penelaan system untuk membantu sejauhmana menilai pencegahan dan penemuan kecurangan diberikan pertimbangan yang wajar bersama dengan tujuan operasional yang lain. b. Berjaga-jaga terhadap kemungkinan kecurangan dalam penelaan aktivitas operasi yang dilakukan oleh personil organisasi termasuk penilaian yang kontruktif tentang kemampuan manajerial. c. Melaksanakan penugasan khusus yang berhubungan dengan kecurangan apabila diminta oleh anggota organisasi pertanggungjawaban. Menurut statement on auditing standards (SAS) No 1, pertanggungjawaban dari auditor independent untuk kegagalan mendeteksi kecurangan (yang tanggungjawabnya berbeda dengan seperti klien dari pihak lain) timbul hanya apabila kegagalan tersebut secara jelas berakibat dari ketidaktaatan terhadap standar auditing yang berlaku. Karena litigasi yang meningkat terhadap akuntan dan perhatian auditor eksternal bahwa mungkin terjadi kesalahan dalam pernyataan material sebagai hasil dari kecurangan. Dengan demikian pernyataan ini mensyaratkan auditor khususnya mencari ketidakberesan yang mempunyai suatu pengaruh material atas laporang keuangan. Perubahan penekanan diatas oleh auditor eksternal pada gilirannya membantu membereskan auditor intern dari tanggungjawab langsung terhadap kecurangan dalam organisasi 3. Untuk mengatasi keterlambatan barang yang disebabkan oleh freight forwarder melakukan sub pengiriman barang kepada perusahaan jasa lain dan perusahaan kontraktor telat melakukan pembayaran, sebaiknya perusahaan mencari jasa freight forwarder yang mempunyai kredibilitas tinggi dan bertanggung jawab mengenai waktu. Jika anggaran untuk pengiriman barang cukup besar, bisa menggunakan jasa pengiriman internasional yang sudah diketahui kredibilitasnya. Untuk masalah keterlambatan pembayaran dari pihak perusahaan yang menyebabkan pengiriman barang tertunda, sebaiknya bagian keuangan sudah menyiapkan dan mengkalkulasikan dana untuk membayar supplier, agar pada saat jatuh tempo waktu pembayaran, perusahaan memiliki ketersediaan dana untuk melakukan pembayaran. 4. Sebaiknya perusahaan menyediakan operator yang dapat memonitor alat tersebut selama masa retensi. Sehingga jika terjadi kerusakan kecil, operator yang berada di lokasi proyek dapat menanganinya sendiri tanpa harus mendatangkan teknisi dari kantor pusat di Jakarta. Operator yang dimaksud adalah warga sekitar yang bersedia untuk dikerjakan sementara selama masa retensi. Selain itu, manfaat dari adanya operator adalah untuk menghindari tindak pencurian. Jika terdapat beberapa bagian alat yang hilang selama masa retensi, maka perusahaan harus menanggung sendiri atas kehilangan alat tersebut. 5. Perusahaan sebaiknya melakukan Kajian Ulang Kontrak apabila terdapat perubahan permintaan dari pemberi kerja. Kajian ulang dapat dilakukan secara praktis dan efisien dengan menyesuaikan jadwal antara perusahaan dan pemberi kerja. Pemberi kerja harus diikutsertakan dalam pembahasan tersebut agar tidak terjadi adanya anggapan bahwa ada hal yang ditutupi perusahaan. Dengan demikian, pemberi kerja dapat mengetahui hal-hal apa saja yang diperbaharui. 6. Sebaiknya perusahaan benar-benar melaksanakan apa yang sudah tertulis pada job description di tiap-tiap divisi, serta melakukan penilaian terhadap kinerja masing- masing karyawan, apakah sudah sesuai dengan peran dan fungsinya. Dengan demikian tidak terjadi tumpang-tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.
7
7.
Perusahaan harus bertindak dengan cepat bahwa komunikasi internal perlu dan sangat penting diselenggarakan untuk profesionalisme kerja. Komunikasi internal yang membahas kebijakan mutu dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali. Komitmen kebijakan mutu yang ditetapkan oleh pimpinan harus dipahami dan dilaksanakan oleh semua jajaran di perusahaan untuk selalu memenuhi ketentuan sistem manajemen mutu dan secara terus menerus memperbaiki keefektifannya demi pencapaian kesejahteraan semua pihak.
REFERENSI Agoes,Soekrisno. (2008). Auditing: Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan publik jilid II (edisi 3). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arens, Alvin A., Elder,Randal J., Beasley,Mark S., Auditing and IssuranceService:An Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentince Hall,2015 Audit Sistem Dan Teknologi Informasi (IAI). (2011). Audit Sistem Dan Teknologi Informasi. ITS Press. Jakarta Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2006). Modern Auditing (8th edition). USA: John Wiley & Sons, Inc Diaz, Priantara. (2014). Fraud Auditng & Investigation. Jakarta : Salemba Empat Hery. (2013). Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta : Grasindo Kenneth A. Merchant. Wim A. Van Der Stede. (2014). Sistem Pengendalian Manajemen (Pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan Insentif) : Salemba Empat. Jakarta Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Jogjakarta : UPP STIM YKPN Mark F. Zimbelman, Conan C. Albrecht, W. Steve Albrecht, Chad o. Albrecht. (2014). Akuntansi Forensik. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi, 2015. Auditing,Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. Nelson Lam. Peter Lau (2014). Akuntansi Keuangan : Intermediate Financing Reporting (Perspektif IFRS) (edisi 2). Jakarta: Salemba Empat NN. (2013). Akuntan Publik Dan Jasa Akuntan Publik. Jakarta : Fokusmedia Richard E. Baker. (2011). Advance Financial Accounting: An Indonesian Perspective. Jakarta : Salemba empat Theodorus M. Tuanakota (2011). Berpikir Kritis Dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat Theodorus M. Tuanakota. (2013). Audit Berbasis ISA ( International Standards on Auditing ). Jakarta: Salemba Empat Tunggal, A. W. (2012). Pengantar Effective Internal Audit. Jakarta : Harvarindo
RIWAYAT PENULIS Hartato Wiryo Santoso lahir di kota Jakarta pada 03 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada tahun 2015.
8