AUDIT OPERASIOANL ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA PT. PROTONINDO CITRA Elita, Stefanus Ariyanto Binus University, Jl.K.H.Syahdan, 085289503769,
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk melaksanakan audit pada fungsi produksi dalam menguji efektivitas dan efisiensi pada PT Protonindo Citra. Metode yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara, observasi dan kuesioner pada PT Protonindo Citra. PT Protonindo Citra merupakan perusahaan merakit speaker puluhan tahun namun perusahaan ini belum memiliki departmen internal audit dan pengendalian fungsi produksi masih ternilai kurang. Peneliti diharapkan dapat mengidentifikasi masalah utama yang terjadi pada Protonindo Citra. Peneliti menemukan perusahaan sering tidak mencapai target produktivitas, tingginya produk retur dari pelanggan dan masalah pengiriman produk tepat waktu. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, perusahaan harus meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberian penghargaan. Perusahaan juga disarankan memberikan pelatihan kepada karyawan bagian produksi dan karyawan pendukung bagian produksi untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas dalam mendukung proses produksi. Perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan pengendalian atasan pada masing-masing bagian department dan kepala bagian PPIC untuk memantau kinerja PPIC. Perusahaan juga diharapakan untuk melakukan perawatan mesin setiap hari. EL Kata Kunci : audit, produksi, operasional
ASTRACT The purpose of this research is to examine the effectiveness dan efficiency production function at PT Protonindo Citra. This research used qualitative descriptive by interview, observation at PT. Protonindo Citra. PT. Protonindo Citra works at speaker sparepart industry for decades but they don’t have internal auditor department. Company hopes researcher could find the main root cause at company operational. Researcher
found company often failed to reach their productivity target, high product return by client dan unable to delivery goods on time. To increase the effectiveness dan efficiency, company must increase employee performance by giving reward and training relates with production function. Monitor by each head of department especially PPIC is important too. Besides that, management must see handling machine as daily tasks. EL Keywords : audit, production, operational
Pendahuluan PT Protonindo Citra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi speaker lebih dari 20 tahun. Perusahaan yang hanya mengkhususkan diri dalam bidang produksi speaker sangat sedikit, sehingga efektif dan efisiensi dalam fungsi produksi sangat penting dalam perusahaan manufaktur ini. Perusahaan ini tergolong perusahaan berukuran kecil dan masih belum memiliki bagian audit internal untuk melakukan pengawasan periodik terhadap bagian produksi. Perusahaan mengharapkan melalui penelitian, penulis bisa memberikan rekomendasi yang bisa membantu untuk temuan-temuan yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Adelita Suhandra (2013) dengan judul Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Pada PT Laser Metal Mandiri Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas memiliki beberapa tujuan yakni untuk mengetahui pengendalian internal perusahaan dan efektifitas fungsi produksi, serta memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan atas temuan yang dikemukakan. Secara keseluruhan, Adelita memberikan beberapa saran untuk fungsi produksi pada PT Laser Metal Mandiri yakni: Memberikan pelatihan untuk bagian pembelian agar bisa lebih cepat dalam pengoperasian komputer. Meningkatkan fungsi Quality Control, jika ada meeting maka bagian Quality Control harus memastikan semua job telah selesai. Memberikan pembekalan kepada drafter, meminimalkan kesalahan gambar yang bisa terjadi untuk drafter baru. Instalasi autocad sehingga bisa melihat gambar di lapangan lebih jelas dan akurat.Penyerahan form setiap ganti shift untuk meminimalkan redundant work. Bagian PPIC dan purchasing harus meningkatkan komunikasi untuk menghindari keterlambatan material. Sebaiknya perusahaan menerapkan system job mass production dimana perusahaan membuat suatu produk yang standarnya telah ditentukan oleh perusahaan sendiri dan memproduksinya dalam jumlah yang sangat besar. Ynag kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Rr. Indah Mustikawati dan Randi Maipan (2012) dengan judul Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi Pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci, Jambi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui aktivitas dan efektivitas fungsi produksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro, serta memberikan saran atau rekomendasi untuk peningkatan efektivitas fungsi produksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro di masa yang akan datang. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan sumber data primer. Hasil penelitian ini adalah: Aktivitas fungsi produksi mulai dari jadwal induk produksi, perolehan bahan baku, tingkat produk cacat, perawatan peralatan dan fasilitas produksi, pemgembangan angkatan kerja, pengendalian kualitas, dan aktivitas pengepakan dan penyimpanan produk jadi secara umum telah dilaksanakan dengan baik. Secara umum aktivitas fungsi produksi telah efektif
namun masih terdapat permasalahan pada aktivitas jadwal induk produksi dan aktivitas perolehan bahan baku yang disebabkan oleh ketidaktercapaian perolehan bahan baku. Saran atau rekomendasi yang diberikan adalah pertimbangkan dengan matang replanting dan pemangkasan dengan meminta pertimbangan dari para ahli pertanian yang ada di perusahaan. Selain itu, pencapaian positif yang dicapai perusahaan harus dipertahankan dan ditingkatkan. Masalah yang menjadi dasar permasalahan dari penelitian ini adalah: Bagaimana proses pengendalian internal atas fungsi produksi yang dilakukan oleh PT. PROTONINDO CITRA, apakah terdapat kelemahan-kelemahan didalamnya? Apakah kebijakan dan prosedur pada fungsi produksi telah berjalan dengan efisien dan efektif? Apakah target produktivitas produksi perusahaan selalu tercapai? Apakah perusahaan dapat mengirim produk dengan tepat waktu? Bagaimanakah penolakan produk oleh pelanggan dapat terjadi dalam perusahaan? Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat mengetahui apakah pengendalian internal terhadap fungsi produksi di PT. PROTONINDO CITRA telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan atau tidak. Untuk mengetahui apakah kebijakan dan prosedur pada fungsi produksi di PT. PROTONINDO CITRA telah sesuai dengan prinsip efisien dan berefektif. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pengendalian perusahaan dalam pelaksanaan fungsi produksi di PT. PROTONINDO CITRA. Untuk mengetahui apakah perusahaan dapat mencapai target produktivitas yang ditetapkan. Untuk mengetahui apakah penolakan produk oleh pelanggan dalam perusahaan dapat terjadi dan penyebabnya. Untuk mengetahui apakah perusahaan dapat mengirimkan produk dengan tepat waktu. Memberikan saran atau rekomendasi yang dapat memperbaiki temuan-temuan atau kelemahan-kelemahan kinerjanya atas fungsi produksi di PT. PROTONINDO CITRA.
Metode Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan data primer. Untuk menganalisis data yang didapatkan, metode
yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, metode deskriptif merupakan cara
merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara umum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik wawancara dan teknik observasi, teknik wawancara yaitu dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan khususnya bagian yang berkaitan langsung dengan penelitian. Sedangkan teknik observasi, yaitu merupakan salah satu teknik pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung. Pengamatan dilakukan pada kantor PT Protonindo Citra.
Hasil Dan Bahasan Pelaksanaan audit operasional pada obyek penelitian dibagi menjadi 4 tahap: 1.
Survei Pendahuluan
Penulis melakukan survei pendahuluan untuk mendapatkan informasi latar belakang objek penelitian yakni PT Protonindo Citra, aktivitas operasional yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi untuk mengidentifikasi kelemahan yang mungkin terjadi pada produksi objek penelitian. 2.
Evaluasi Pengendalian Manajemen atas Fungsi Produksi pada PT. Protonindo Citra Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan sistem pengendalian internal perusahaan. Pada tahap ini menggunakan Internal Control Questionaire untuk melakukan evaluasi pada perusahaan.
3.
Audit Terinci Pada tahap ini peneliti mengumpulkan bukti yang cukup dan kompeten atas kelemahan yang ditemukan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan setiap temuan dalam menguji permasalahan terkait.
4.
Pelaporan Pada tahap ini, peneliti menyimpulkan hasil peneitian berdasarkan hasil analisis atas kriteria, sebab, akibat pada aktivitas prosedur produksi, kemudian memberikan saran dan rekomendasi perbaikan atas kelemahan operasional yang ditemukan. Adapun perencanaan audit atas fungsi produksi adalah dengan membuat perencanaan waktu berupa jadwal audit yang dimulai dari: 1. Diperoleh latar belakang, struktur organisasi dan kegiatan umum perusahaan. 2. Kegiatan wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.
Pada tahap pelaporan ditemukan 3 temuan utama pada obyek penelitian, yakni: 1. Terjadinya penolakan produk oleh pelanggan Pada periode bulan April - Mei 2014 melakukan penelitian di perusahaan, ditemukan beberapa kali pelanggan menolak sebagian produk ke perusahaan. Pada penelitian ini juga ditemukan, baru merekrut karyawan PPIC baru yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 bulan, sehingga masih kurang teliti dalam deskripsi produk. Seharusnya untuk produk jadi yang telah melalui pengecekan Quality Control, barang akan dipindahkan ke bagian gudang siap dikirim. Bagian gudang telah meletakkan produk jadi sesuai dengan setiap pesanan untuk mempermudah pengiriman.Untuk setiap pesanan yang diterima, PPIC akan melakukan deskripsi spesifikasi sesuai dengan pesanan. Kondisi dibawah ini mendeskripsikan beberapa situasi terjadinya penolakan produk yang terjadi pada saat penulis berada di perusahaan, antara lain: a. Pada tanggal 23 April, perusahaan mendapat penolakan produk TS PA 13 ukuran 360 x 415 x 180 mm dengan kuantitas 35 unit sebanyak 30 box dan TS PA 15 ukuran 450 x 590 x 300 mm dengan kuantitas 35 unit sebanyak 30 box dari masing-masing pelanggan. Perusahaan juga mendapatkan surat penolakan produk dari pelanggan untuk produk yang tidak sesuai dengan pesanan. Untuk kondisi pertama, penolakan produk ini terjadi karena terjadi kesalahan dalam pengiriman produk. 2 produk tersebut dikirim pada hari yang sama dengan spesifikasi yang mirip.
Penulis menemukan perusahaan tidak memiliki jadwal kerja untuk bagian gudang dan bagian lainnya sehingga mengakibatkanhal seperti ini terjadi. Kebentrokan jadwal dan bagian lain hanya mendukung kerja bagian produksi dan kebentrokan jadwal sering terjadi. Bagian gudang yang mau menerima material namun kekurangan staf karena memiliki pekerjaan lain. Akibatnya, perusahaan harus melakukan pengerjaan ulang untuk produk yang tidak sesuai dengan pesanan. Perusahaan menjadi 2 kali kerja terhadap pesanan yang sama, produktivitas dinilai masih kurang. Untuk produk yang harus dikirim ulang, bagian pengiriman melakukan pengiriman 2 kali jalan untuk 1 pesanan yang seharusnya 1 kali jalan. Perusahaan disarankan menyusun jadwal kerja yang akurat untuk bagian gudang dan Quality Control. Quality Control juga harus memiliki jadwal kapan pemeriksaan harus selesai dan kapan bagian gudang harus memindahkan produk ke gudang. Selain itu, kepala bagian juga disarankan sering melakukan pemantauan langsung dan menetapkan solusi untuk masalah yang terjadi. b. Pada tanggal 16 Mei, penolakan produk YXL 20 ukuran 200 x 325 x 150 mm. Untuk kondisi kedua, penolakan produk tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian spesifikasi produk antara permintaan pelanggan dengan gambar produksi. Namun pada saat menyusun deskripsi produk, karyawan PPIC terdapat kekeliruan spesifikasi warna produk yang dikirim pada tanggal 16 Mei, pelanggan memesan bagian dalam speaker berwarna hitam, namun yang dibuat oleh bagian produksi warna merah. Penulis juga menemukan karyawan PPIC baru juga tidak dapat pengawasan yang ketat dari section head dan konfirmasi balik ke pelanggan. Kesalahan atas kesalahan pengiriman produk dan salah spesifikasi mempengaruhi royalitas pelanggan terhadap perusahaan. Pelanggan menilai perusahaan tidak berprofesional terhadap produk yang dihasilkan. Pelanggan menggunakan produk dari perusahaan karena percaya atas produk perusahaan sehingga kepercayaan perusahaan terpengaruh. Seharusnya perusahaan memberikan pembekalan secara berkala untuk ppic baru. Untuk karywan PPIC baru seharusnya ada pengawasan dan tanda tangan dari section head atau supervisor untuk dalam spesifikasi pesanan sebelum diproses lebih lanjut. Selain itu perusahaan harus mengirim rancangan spesifikasi ke pelanggan dan mendapatkan konfirmasi dari pelanggan bahwa pesanan sudah boleh dilanjutkan. c. Pada periode April – Mei 2014 masih terjadi penolakan produk yang cukup signifikan yang telah ditampilkan pada tahap audit rinci. Pada audit rinci ditemukan, perusahaan sering dapat sebagian produk yang diretur oleh pelanggan karena produk tidak memiliki kualitas yang baik. Sehingga pelanggan retur ke perusahaan untuk melakukan perbaikan produk. Karena penolakan produk ini, biaya produksi meningkat. Hal ini terjadi karena perusahaan memerlukan biaya 2 kali lipat untuk 1 kali tugas yang sama. Perusahaan juga mengeluarkan biaya lebih dan membuat kegiatan produksi menjadi tidak efektif dan pemborosan sumber daya. Untuk produk cacat yang diretur oleh pelanggan mengakibatkan perusahaan rugi karena perusahaan harus melakukan produksi ulang mulai dari material sampai barang selesai atau dengan memotong pembayaran. Quality Control masih kurang efektif dalam melaksanakan tugasnya. Quality Control harus lebih teliti lagi dalam pengecekan produk karena masing-masing produk sudah memiliki standar kualitasnya. Pengawasan Quality Control dalam produksi harus diperketat dan lebih teliti dengan pemilihan sample yang lebih
mewakili jumlah populasi. Kepala bagian Quality Control disarankan untuk membuat program Quality Control yang lebih efektif dan melakukan pemantauan untuk setiap bagian Quality Control. 2. Masalah On Time Delivery Pada periode penelitian pada perusahaan ini, ditemukan masalah pengiriman produk jadi tepat waktu menjadi masalah penting untuk perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat mengirimkan produk jadi kepada pelanggan sesuai dengan pesanan. Penyebab terjadinya keterlambatan pengiriman produk dikarenakan beberapa alasan berikut: a. Tidak Tercapainya Target Produktivitas. Masalah pada target produktivitas disebabkan oleh kemacetan produksi menghambat kelancaran kegiatan produksi yang menjadi permasalahan penting dalam produksi. Untuk permasalahan target produktivitas akan dibahas lebih rinci pada temuan berikut. b. Material yang terlambat. Keterlambatan pengiriman material dari pemasok. Bagian pembelian sering kelalaian dan tidak melakukan konfirmasi untuk memastikan pemasok telah menerima pesanan dari perusahaan pada hari pengiriman pesanan dan pemasok juga tidak melakukan konfirmasi kepada perusahaan kesiapan material untuk dikirim. Terlambatnya material menghambat kelancaran kegiatan produksi dan mengakibatkan keterlambatan selesainya produk. Sebaiknya kepala bagian pembelian melakukan pengawasan yang ketat melalui pelaporan dari bagian pembelian dan memberikan pelatihan yang diperlukan dalam penanganan pelanggan untuk meningkatkan kinerja bagian pembelian.Perusahaan yakni harus melakukan evaluasi rutin terhadap pemasok mengenai kualitas produk, ketepatan waktu, harga material untuk dibandingkan dengan pemasok. c. Perencanaan Jadwal Produksi. Pada saat menerima pesanan produksi, bagian PPIC tidak mempertimbangkan masalah perubahan pesanan dari pelanggan. Sehingga pada saat menerima penambahan pesanan dari beberapa pelanggan, perusahaan harus mengatur ulang jadwal produksi dan sebagian jadwal produksi menjadi tertunda. Hal ini sangat merugikan pelanggan karena menghambat jadwal kerja pelanggan. Hal ini juga akan mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan. Nama baik perusahaan akan terdampak karena perusahaan tidak bisa mengendali kegiatan produksi dan menghasilkan barang berkualitas secara tepat waktu. Dalam perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal penting seperti : • Pada saat awal perencanaan kegiatan produksi harus memperhitungkan estimasi keterlambatan produk dari rencana produksi. • Kemungkinan terlambatnya material. • Untuk pelanggan yang menambah kuantitas produk, waktu pengiriman produk jadi harus dipertimbangkan apakah perlu diundurkan. 3. Tidak Tercapainya Target Produktivitas Pada saat penelitian ditemukan perusahaan sering tidak mencapai target produktivitas (man hour) perusahaan. Perusahaan menargetkan tingkat produktivitas per satuan jam setiap bulan yang harus dicapai oleh bagian produksi. Dalam proses produksi ditemukan beberapa temuan dibawah ini:
a. Kurangnya Pengendalian terhadap work in process. Proses produksi perusahaan yang selesai pada line I/IV akan diproses ke ruang pengeringan, kemudian akan diproses ke line II/III. Namun bagian produksi tidak memiliki prosedur dalam menangani work in process. Line I/IV tidak melakukan konfirmasi pada line II/III kapan work in process harus diproses diambil oleh line II/III. Berdasarkan pengamatan penulis, pada barang work in process hanya ditempelkan spesifikasi produk tidak menulis waktu petugas harus diambil barang work in process, tidak ada petugas yang bertugas pada barang work in process. Semuanya diambil oleh petugas line II/III jika berdasarkan pengamatan petugas barang tersebut sudah cukup kering atau melalui petugas juga boleh mengambil barang work in process jika diminta oleh supervisor. Akibat perusahaan tidak melakukan pengendalian terhadap barang dalam proses, produkivitas perusahaan mengalami penurunan. Pada saat selesainya produksi dari line I/IV, line II/III tidak mengetahui kapan harus memindahkan produk dari tempat pengeringan ke line II/III. Dengan ini, bisa menimbulkan kemacetan produksi dimana proses di line II/III memerlukan waktu yang lebih panjang dan akan lebih memakan waktu produksi per barang sehingga membuang sumber daya dan waktu, dan akhirnya menghambat produktivitas produksi. Perusahaan dapat meningkatkan pengendalian terhadap bagian produksi melalui: • Melakukan pengendalian work in process dengan membuat papan di bagian pengeringan, untuk setiap kali produk harus mengisi jam pengeringan dan kode produk untuk mempermudah line II/III dalam mengambil produk dan menghindari produk dalam proses yang diambil tidak kering atau baru masuk ke ruang pengeringan. • Untuk tenaga kerja yang sementara terganggu, bisa membantu bagian lain dari pengawasan line leader. b. Kurangnya pemeliharaan terhadap mesin. Mesin yang digunakan oleh bagian produksi sudah berpuluhan tahun dan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan hanya perawatan per bulan. Mesin yang tua dan kurang pemeliharaan mengakibatkan sering membutuhkan perbaikan dadakan dari maintenance. Setiap kali melakukan maintenance, kegiatan produksi pada mesin tertentu pasti berhenti sebentar dan menghambat produktivitas bagian produksi. Setiap kali melakukan maintenance, bagian produksi yang menggunakan mesin yang bersangkutan pasti mengalami penundaan produksi. Tenaga kerja pada bagian produksi yang tidak bisa melakukan tugas telah merugikan perusahaan. Perusahaan disarankan untuk merancang pemeliharaan yang rutin setiap hari kerja untuk mesin produksi dan melakukan pembersihan setelah pemakaian. Mesin yang sudah lama dipakai seringkali mengalami kemacetan mesin maka bagian maintenance diminta untuk melakukan pemeriksaan pada setiap waktu istirahat mesin. Bagian maintenance juga perlu belajar pelatihan teknik perawatan baru untuk meningkatkan kemampuan kerja jika ada. Selain itu, sebaiknya perusahaan bisa memikirkan strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan seperti pemeberian reward untuk meningkatkan semangat kerja karyawan.
Simpulan Dan Saran
Adapun beberapa kelemahan atas fungsi produksi pada PT. Protonindo Citra yang ditemukan selama dilakukannya pemeriksaan operasional, antara lain sebagai berikut : 1. Keterlambatan pengiriman produk kepada pelanggan yang disebabkan oleh kelalaian fungsi pembelian sehingga material yang terlambat dan perancangan jadwal produksi yang kurang memperhatikan jadwal pesanan lain. 2. Penolakan produk oleh pelanggan yang disebabkan oleh bagian gudang yang kurang teliti, fungsi PPIC dan Quality Control yang belum efektif dan efisien dalam tanggung jawabnya sehingga sebagian produk harus melakukan pengerjaan ulang. 3. Tidak tercapainya target produktivitas disebabkan oleh kurangnya pengendalian terhadap produk dalam proses dan pemeliharaan pada mesin produksi sehingga menghalang kegiatan produksi menjadi tidak efisien.
Melihat dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan pada masa yang akan datang. Beberapa saran dari penulis antara lain sebagai berikut : 1. Masalah keterlambatan pengiriman produk a. Sebaiknya perusahaan mengadakan pelatihan terhadap fungsi pembelian, untuk meningkatkan kinerja fungsi pembelian dan berharap masalah seperti kelamaan proses pembelian yang dapat diselesaikan dengan cepat serta keterlambatan material dari pemasok dapat ditangani dengan lebih baik lagi melalui cara konfirmasi rutin. b. Sebaiknya pada saat perusahaan merancang jadwal produksi harus memperhatikan beberapa bagian seperti estimasi keterlambatan produksi, kemungkinan keterlambatan material dan kesiapan kondisi pabrik. 2. Masalah penolakan produk a. Sebaiknya untuk peningkatan keakuratan spesifikasi produk dapat ditangani dengan melakukan verifikasi spesifikasi produk kepada pelanggan serta pengawasan dari atasan. b. Quality Control merupakan bagian penting dari perusahaan manufaktur, dari pemilihan kualitas produk, produk dalam proses dan produk jadi. Sebaiknya kepala bagian Quality Control bisa strategi pendeteksian produk cacat yang lebih kompromi untuk menemukan produk yang tidak berkualitas c. Sebaiknya perusahaan menyusun jadwal kerja untuk bagian gudang dalam menetapkan jam atau hari tertentu untuk menerima material atau mengirim produk bahkan menetapkan jam memindah material ke bagian produksi 3. Tidak tercapainya target produktivitas a. Sebaiknya perusahaan menerapkan kebijakan dengan memberi reward yang bisa mengembangkan semangat karyawan dalam bekerja. b. Sebaiknya perusahaan melakukan perawatan mesin yang rutin untuk memastikan mesin dapat berjalan dengan lancar. c. Sebaiknya perusahaan melakukan pengendalian bagian pengeringan yang lebih baik untuk memastikan kualitas produk.
Secara keseluruhan perusahaan masih ada beberapa kelemahan yang harus diatasi. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan dan melakukan evaluasi kepada beberapa kepala bagian yang bersangkutan dengan bagian produksi secara rutin. Kepala bagian produksi untuk mengendali produksi, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan produksi. Sebab masalah bisa diatasi melalui pengendalian dari atasan, masing-masing atasan mengendali bagiannya dengan baik maka proses produksi juga akan berjalan dengan baik.
Referensi Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi keempat. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Agoes, Sukrisno. (2008). Auditing: (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I dan 2. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S. (2010). Auditing and assurance services: An integrated approach (13th ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall. Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta:Erlangga. Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI Bayangkara, IBK. (2011). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. Daryanto. (2012). Manajemen Produksi. Bandung : Satu Nusa Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pernyataan Standar Auditing No. 1, Standar Auditing Seksi 150. Per 31 Maret 2011, Salemba Empat, Jakarta. Kusmayadi ,Dedi. (2009) Pengaruh Audit Operational Terhadap Implementasi Strategi dan Dampaknya pada Laba Operasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.XV, no. 1, Maret 2009:Hal. 55-73 Larry, E., Rittenberg, Karla J., Audrey A. G., Bradley S. (2010). Auditing: A Business Risk Approach (7th ed.). Canada: Nelson Education, Ltd. Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Pangsuri
, Abdul
Aziz, Rika Kharlina.(2013). Peranan Audit Operasional atas Fungsi Produksi Untuk
Mengurangi Produk Cacat Pada Pabrik Genteng Ogan Permata Palembang. Suhayati, Ely & Rahayu, Siti Kurnia (2010). AUDITING, Konsep Dasar dan. Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tunggal, Amin Widjaja. (2012), Pokok-pokok Operasional dan Financial Auditing. Edisi Revisi. Jakarta: HARVARINDO. Tunggal, Amin Widjaja. (2008), Dasar-Dasar Audit Operasional. Edisi Revisi. Jakarta: HARVARINDO.
Riwayat Penulis Elita lahir pada kota Meral Karimun pada tanggal 03 Oktober1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam Fakultas Ekonomi dengan jurusan Akuntansi pada tahun 2014.