Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA PTP. NUSANTARA VI KAYU ARO KERINCI, JAMBI Oleh: Rr. Indah Mustikawati1 Randi Maipan2
[email protected] [email protected] FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Aktivitas atas fungsi poduksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro, 2) Efektivitas fungsi produksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro, dan 3) Memberikan saran atau rekomendasi untuk peningkatan efektivitas fungsi produksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro di masa yang akan datang. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang membuat analisis sistem, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan cara membandingkan antara teori dengan kenyataan yang ada pada perusahaan. Analisis data yaitu Kondisi, Kriteria, Penyebab, dan Akibat.Hasil penelitian ini adalah: 1) Aktivitas fungsi produksi mulai dari jadwal induk produksi, perolehan bahan baku, tingkat produk cacat, perawatan peralatan
dan fasilitas produksi, pengembangan angkatan kerja, pengendalian kualitas, dan aktivitas pengepakan dan penyimpanan produk jadi secara umum telah dilaksanakan dengan baik, 2) Secara umum aktivitas fungsi produksi telah efektif namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan pada aktivitas jadwal induk produksi dan aktivitas perolehan bahan baku yang disebabkan oleh ketidaktercapaian perolehan bahan baku, 3) Adapun saran atau rekomendasi yang diberikan adalah pertimbangkan dengan matang atas kebijakan replanting dan pemangkasan dengan meminta pertimbangan dari para ahli pertanian yang ada di perusahaan. Selain itu, pencapaian positif yang dicapai perusahaan harus dipertahankan dan ditingkatkan. Kata Kunci: Audit Manajemen, Fungsi Produksi, PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci
65
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berla-
A. Pendahuluan
Perkembangan zaman yang pesat membuat
ku untuk keseluruhan proses produksi. Untuk men-
dunia persaingan bisnis semakin hari semakin
gidentifikasi dan mengetahui kekurangan, kelema-
ketat. Keadaan ini kian menjadi ancaman yang
han, dan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan
berisiko bagi setiap perusahaan yang ikut serta di
atas temuan dari proses produksi yang dil-
dalamnya, dibutuhkan cara dan kemampuan khusus
aksanakan, maka diperlukan audit manajemen.
agar perusahaan mampu bertahan dan berhasil me-
Audit manajemen bertujuan untuk mengidenti-
menangi persaingan. Kemampuan perusahaan da-
fikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih
lam
dan
memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomen-
efisiensi dalam proses produksinya menjadi salah
dasi yang diberikan nantinya akan dicapai perbai-
satu cara bagi perusahaan untuk bisa memperoleh
kan atas pengelolaan berbagai program dan aktivi-
konsumen
meningkatkan
tas pada perusahaan tersebut. Audit manajemen
profitabilitas, dan memenangi persaingan yang ada.
adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai
Upaya meningkatkan profitabilitas dan me-
efisiensi dan efektifitas kegiatan suatu organisasi
menangi persaingan tak lepas dari dukungan se-
dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
buah fungsi yang penting dalam perusahaan, yaitu
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
fungsi produksi. Fungsi produksi dalam sebuah pe-
ditetapkan (Bayangkara, 2008:2).
berinovasi,
menerapkan
efektivitas,
sebanyak-banyaknya,
rusahaan tidak hanya terbatas pada fungsi da-
Masalah umum
sebuah perusahaan dalam
sarnya, berupa menambah atau menciptakan
pengelolaan proses produksinya adalah rendahnya
kegunaan nilai tambah dan memanfaatkan sum-
tingkat pengawasan fungsi produksi dan rendahnya
berdaya yang ada dan tersedia. Namun, secara
pengawasan atas standar dan target yang ditetap-
umum berfungsi untuk mentransformasikan input
kan, sehingga proses produksi tidak berjalan
menjadi output dengan ketetapan kualitas yang te-
dengan maksimal dan target awal yang ditetapkan
lah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan.
perusahaan tidak dapat tercapai dengan baik.
Penetapan standar dan target produksi dalam
Pada penelitian ini, audit manajemen atau
suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai pem-
dikenal dengan istilah pemeriksaan manajemen
banding dengan hasil akhir yang diperoleh. Oleh
difokuskan pada fungsi produksi di PTP. Nusantara
karena itu, dalam proses produksi diperlukan
VI
kegiatan evaluasi dengan mencocokkan target awal
dengan istilah PTPN VI Kayu Aro Kerinci dan se-
dengan hasil akhir. Kegiatan ini dinamakan dengan
lanjutnya disebut PTP. Nusantara VI Kayu Aro
audit operasional.
yang kegiatannya adalah memproduksi teh basah
unit Kayu Aro Kerinci atau yang dikenal
Audit produksi dan operasional adalah suatu
menjadi teh kering jenis teh hitam Ortodox dan
penilaian secara komprehensif terhadap kese-
CTC. PTP. Nusantara VI adalah sebuah Badan
luruhan fungsi produksi dan operasi untuk menen-
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam
tukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan
pengolahan hasil perkebunan berupa kelapa sawit,
memuaskan
efektif)
karet, dan teh. PTP. Nusantara VI terbagi atas be-
(Bayangkara, 2008:107). Audit ini dilakukan tidak
berapa unit usaha yang tersebar di beberapa wila-
(ekonomis,
efisien,
dan
66
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
yah di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Di
tu yaitu audit manajemen atas fungsi produksi.
Provinsi Jambi, PTP. Nusantara VI tersebar di be-
Mengingat besarnya pengaruh audit produksi
berapa wilayah diantaranya di Batang Hari, Bunut,
dalam meningkatkan pencapaian target produksi
Durian Luncuk, Pinang Tinggi, Rimbo Bujang,
perusahaan, maka penerapan audit produksi harus
Tanjung Lebar, dan Kayu Aro Kerinci, sedangkan
dilakukan dengan tepat sesuai dengan standar dan
di Provinsi Sumatera Barat unit usaha PTP. Nusan-
norma yang berlaku. Berkaitan dengan penjabaran
tara VI tersebar di beberapa wilayah yaitu, Ophir,
dan pemikiran di atas, maka penulis menetapkan
Pangkalan Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan
judul “AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI
Danau Kembar. PTP. Nusantara VI Kayu Aro
PRODUKSI PADA PTP. NUSANTARA VI
mempunyai target produksi tahunan, hal ini dil-
KAYU ARO KERINCI, JAMBI”.
akukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pen-
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk
capaian produksi di akhir tahun bersangkutan. Na-
mengetahui aktivitas fungsi produksi di PTP.
mun, dalam pelaksanaannya terjadi ketidaksesuaian
Nusantara VI Kayu Aro, (2) Untuk mengetahui
antara target yang ditetapkan dengan hasil akhir
efektivitas aktivitas fungsi produksi di PTP. Nusan-
yang didapatkan. Pada tahun 2011 target produksi
tara VI Kayu Aro, (3) Untuk memberikan saran
teh
atau rekomendasi yang dapat diberikan atas
basah
yang
ditetapkan
adalah
sebesar
25.750.000 kg namun, pencapaian di akhir tahun
berbagai
hanya sebesar 18.893.836 kg. Pada tahun 2010 tar-
penelitian ini diharapkan dapat memberikan ma-
get produksi teh basah adalah sebesar 25.911.000
sukan bagi dunia akademis bidang audit mana-
kg namun, pencapaian diakhir tahun hanya sebesar
jemen dan dapat digunakan sebagai bahan pertim-
23.871.210 kg. Produksi teh basah pada tahun 2011
bangan kebijakan manajemen atas fungsi produksi
sebesar 18.893.836 kg mengalami penurunan
pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro untuk perbaikan
dibandingkan dengan produksi pada tahun 2010
dimasa yang akan datang.
yaitu sebesar 23.871.210 kg. Kesenjangan target
kelemahan
yang
ditemukan.
Hasil
1. Auditing
dengan pencapaian dalam proses produksi di PTP.
Audit adalah suatu proses sistematik dan objektif
Nusantara VI Kayu Aro menimbulkan masalah
dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang
berupa tidak tercapainya target produksi yang telah
berkenaan dengan pernyataan (assertion) tentang
direncanakan sehingga produksi teh kering men-
kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan
galami penurunan. Ketidaktercapaian target bahan
derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan
baku juga menyebabkan mesin produksi bekerja di
tersebut dengan kriteria yang ada serta mengkomu-
bawah standar kerja maksimum. Masalah lain yang
nikasikan hasil yang diperoleh tersebut kepada
ditimbulkan adalah biaya perawatan peralatan dan
pihak-pihak yang berkepentingan (Indra Bastian,
fasilitas produksi yang tidak sebanding dengan
2007:2-3)
waktu kinerja mesin. Agar target produksi dapat
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk
dicapai dan penyebab kegagalan dalam mencapai
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhub-
target produksi dapat diketahui, maka pihak mana-
ungan dengan asersi tetang tindakan-tindakan dan
jemen fungsi produksi memerlukan suatu alat ban67
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk
kan bahwa audit adalah suatu proses sistematis
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi terse-
pengevaluasian terhadap bukti-bukti dan tindakan
but dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
ekonomi yang dilakukan oleh pihak independen
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
untuk memastikan kesesuaian antara kriteria yang
yang berkepentingan (Haryono Yusuf, 2001:11).
telah ditetapkan dengan realita dan kenyataan di
Menurut The Report of the Committee on Basic
lapangan untuk kemudian dikomunikasikan kepada
Auditing Concepts the American Accounting Asso-
pihak-pihak yang berkepentingan.
ciation, auditing adalah:
2. Audit Manajemen
A systematic process of objectively obtaining
Audit manajemen (management audit) adalah pen-
and evaluating ovidence regarding assertion about
gevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas
economic actions and events to ascertain the de-
operasi perusahaan (Bayangkara, 2008:2).
gree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the
Audit manajemen adalah pengkajian (review) atas
results to interested users (Boyton dan Johnson,
setiap bagian dari prosedur dan metode yang dit-
2006:6).
erapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil rekomen-
Menurut Arens dan Loebbecke auditing ada-
dasi suatu audit manajemen biasanya berupa rek-
lah: proses yang ditempuh oleh seseorang yang
omendasi kepada manajemen untuk perbaikan
kompeten dan independen agar dapat menghimpun
operasi (Haryono Yusuf, 2001:16).
dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi
Alejendro P. Gorospel (2000) memberikan definisi
yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk
tentang audit manajemen :
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kes-
Audit manajemen adalah suatu teknik yang secara
esuaian dari informasi yang terukur tersebut
teratur dan sistematis digunakan untuk menilai
dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens dan
efektivitas
Loebbecke, 1998:1).
unit
atau pekerjaan dibandingkan
dengan standar-standar perusahaan dan industri,
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Con-
dengan mengunakan petugas yang bukan ahli da-
cepst) medifinisikan auditing sebagai:
lam lingkup objek yang dianalisis, untuk meya-
Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
kinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan,
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai
dan
asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadi-
keadaan
yang
membutuhkan
perbaikan
ditemukan (Alejendro P Gorospel dalam Amin
an ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
Widjaya Tunggal, 2000:2).
antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
Menurut Allan J. Sayle:
telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepa-
“Manajemen audit adalah pengujian yang inde-
da para pemakai yang berkepentingan (ASOBAC
penden atas bukti yang objektif, yang dilakukan
dalam Abdul Halim, 2003:1).
oleh para personil yang kompeten” (Allan J. Sayle
Berdasarkan beberapa pengertian tentang audit
dalam Amin Widjaya Tunggal, 2000:3).
yang berasal dari berbagai sumber, dapat disimpul-
Berdasarkan publikasi Institute of Internal Au68
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
ditor (IAA), audit operasional atau audit mana-
produksi tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan
jemen didefinisikan sebagai berikut:
yang akan membentuk suatu sistem produksi.
Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi, dan
4. Audit Manajemen Fungsi Produksi dan
ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah
Operasi
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada
Audit produksi dan operasi melakukan
orang yang tepat hasil penilaian beserta rekomen-
penilaian secara komprehensif keseluruhan fungsi
dasi untuk perbaikan (IIA dalam Amin Widjaya
produksi dan operasi untuk menentukan apakah
Tunggal, 2000:4).
fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
(ekonomis, efektif, dan efisien). Audit ini dil-
disimpulkan bahwa audit manajemen adalah audit
akukan tidak hanya terbatas pada unit produksi
yang dilakukan untuk pengevaluasian terhadap
tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses
efisiensi dan efektivitas dari operasi yang dil-
produksi dan operasi. Audit ini juga berperan
aksanakan oleh suatu perusahaan, melaporkan hasil
melengkapi fungsi pengendalian kualitas.
dari penilaian yang dilakukan dan memberikan rek-
Beberapa alasan yang mendasari perlu dil-
omendasi untuk perbaikan apabila ditemukan
akukannya audit ini, antara lain: 1) Proses produksi
berbagai kelemahan dan kekurangan dalam pengel-
dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur
olaan perusahaan.
yang telah ditetapkan, 2) Kekurangan atau kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga dapat
3. Fungsi Produksi
diperbaiki, 3) Konsistensi berjalannya proses harus
Untuk menghasilkan barang dan jasa, semua
diungkapkan, 4) Pendekatan proaktif harus men-
organisasi menjalankan tiga fungsi. Fungsi-fungsi
jadi dasar dalam peningkatan proses, 5) Ber-
ini merupakan hal yang penting, bukan hanya un-
jalannya
tuk proses produksi, tetapi juga demi kelangsun-
tindakan
korektif
harus
mendapat
dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang
gan hidup sebuah organisasi. Fungsi-fungsi ini ada-
terkait (Bayangkara, 2008:177).
lah: 1) Pemasaran, yang menghasilkan permintaan, atau paling tidak menerima pemesanan untuk se-
B. Metodologi Penelitian
buah barang atau jasa (tidak ada aktivitas yang tid-
Penelitian
ak ada penjualan), 2) Produksi/Operasi, yang
menggunakan metode
menghasilkan produk, 3) Keuangan/Akuntansi,
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang mengawasi sehat atau tidaknya sebuah organ-
yang telah terjadi kemudian merunut kebelakang
isasi, membayar tagihan, dan mengumpulkan uang
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat men-
(Heizer dan Render, 2006:5).
imbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2001:7).
ini
merupakan
penelitian
Ex Post
Facto
yang yaitu
Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kejadian
fungsi organisasi perusahaan bertanggung jawab
yang telah terjadi di fungsi produksi pada PTP.
terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi
Nusantara VI Kayu Aro dan menemukan penyebab
jadi yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi
kejadian tersebut. Penelitian ini juga termasuk da69
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
lam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
a.
Criteria
menjelaskan gambaran secara fakta dan aktual ter-
Standar atau norma yang menjadi pedoman
hadap fenomena yang diteliti yaitu bidang audit
bagaimana seharusnya pihak-pihak dalam perus-
manajemen yang difokuskan pada penerapan
ahaan melakukan aktivitasnya sebagai pertanggung
penilaian kinerja pada fungsi produksi.
jawaban atas wewenang yang dilimpahkan dan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
menjadi tolok ukur kinerja perusahaan,sehingga
penelitian studi kasus dikarenakan menggunakan
dengan adanya criteria dapat ditentukan apakah
data perusahaan periode yang telah lalu dengan
suatu kondisi menyimpang atau tidak atau apakah
memusatkan objek penelitian tertentu yaitu audit
sudah sesuai dengan standar apa tidak.
manajemen atas fungsi produksi, penelitian ini dil-
b.
akukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
Causes atau penyebab merupakan seluruh tindakan
Causes
manajerial ataupun operasional dari pengelola or-
1. Tahap survey pendahuluan (preliminary sur-
ganisasi yang menimbulkan terjadinya penyimpan-
vey)
gan antara rencana dengan realisasi. Semua aktivi-
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi
tas atau tindakan tersebut akan diperbandingkan
diPTP. Nusantara VI Kayu Aro, melakukan wa-
dengan criteria sehingga dapat diketahui apakah
wancara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
criteria yang ada telah tercapai atau dijalankan apa
organisasi yaitu mulai dari profil organisasi perus-
belum. Causes juga termasuk suatu kondisi yang
ahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organ-
tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya
isasi, lokasi dan kebijakan organisasi, dan hal-hal
dilakukan (menyimpang dari criteria).
yang berkaitan dengan aktivitas yaitu pelaksanaan
c.
aktivitas produksi.
Effect
Effect merupakandampak yang timbul akibat dilaksanakannya causes
2. Tahap Review
yang juga hasil per-
bandingan antara criteria dan causes. Effect dapat
Pada tahap ini peneliti melakukan review
bersifat positif dan negatif. Effect positif yaitu aki-
apakah sistem pegendalian yang dimiliki PTP.
bat yang bersifat ekonomis, efisien, dan efektif,
Nusantara VI Kayu Aro menjadi pedoman yang
sedangkan effect negatif yaitu akibat yang bersifat
digunakan oleh para pimpinan dan karyawan bagi-
tidak efisien(inefficient), tidak efektif(ineffective)
an produksi dalam mengendalikan proses yang ber-
dan tidak ekonomis.
jalan agar tidak keluar dari ketentuan dan standar yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pelaporan Pada tahap ini peneliti menyimpulkan hasil
3. Tahap Audit Terinci
penelitian berdasarkan hasil analisis atas kriteria,
Pada tahap ini peneliti menetapkan tiga elemen
sebab, dan akibat pada aktivitas fungsi produksi,
pokok untuk menguji apakah pengendalian mana-
kemudian memberikan saran serta rekomendasi
jemen telah sesuai dengan tujuan perusahaan atau
perbaikan guna peningkatan efektivitas fungsi
belum. Tiga elemen pokok tersebut adalah:
produksi dimasa yang akan datang. 70
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
formasi yang jelas bagaimana keadaan perusahaan
5. Tahap Tindak Lanjut/Rekomendasi
Pada tahap ini, auditor tidak mempunyai
sebenarnya dan masalah apa saja yang dihadapi
andil. Segala keputusan berada di tangan mana-
perusahaan.
jemen PTP. Nusantara VI Kayu Aro, apakah akan
Teknik analisis data yang digunakan dalam
mengimplementasikan rekomendasi yang telah ada
penelitian ini adalah menggunakan metode analisis
atau mengabaikan rekomendasi yang diberikan atas
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif
kelemahan yang ditemukan.
adalah analisis data dengan cara mengumpulkan
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala
dan menjelaskan data non angka (kualitatif), yang
pabrik, asisten kepala pabrik, mandor pabrik, dan
kemudian dibandingkan dengan teori yang ber-
karyawan bagian produksi di PTP. Nusantara VI
sangkutan untuk memperoleh kejelasan hasil yang
Kayu Aro. Objek penelitian adalah lingkungan
dijadikan sebagai kesimpulan dan saran.
produksi, strategi produksi, organisasi produksi, sistem produksi serta catatan dan dokumen yang C. Pembahasan dan Hasil
berhubungan dengan fungsi produksi PTP. Nusan-
Laporan Audit Manajemen Atas Fungsi
tara VI Kayu Aro.
Produksi pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro KerMetode pengumpulan data yang digunakan da-
inci, Jambi periode Februari-Maret 2012 adalah
lam penelitian Audit Manajemen atas Fungsi
sebagai berikut:
Produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro adalah: 1.
Wawancara (Interview)
1. Jadwal Induk Produksi
Wawancara adalah sebuah metode pengum-
a. Kondisi (Condition)
pulan data dengan proses tanya jawab langsung
Jadwal induk produksi di PTP. Nusantara VI Kayu
kepada narasumber untuk mendapatkan data-data
Aro Kerinci telah berjalan dan dilaksanakan
atau keterangan mengenai objek yang diteliti, da-
dengan baik. Unit bisnis mulai dari pemetikan ba-
lam hal ini data yang ingin diperoleh atau dik-
han baku (pucuk teh) di lapangan/kebun, pengi-
umpulkan adalah data-data internal perusahaan. 2.
riman bahan baku ke pabrik, perawatan dan
Dokumentasi
penggunaan peralatan telah terintegrasi dengan
Metode ini dilakukan dengan cara mem-
baik. Jadwal produksi di seluruh unit bisnis telah
peroleh atau mendapatkan data-data perusahaan
terdokumentasi secara tertulis dan pelaksanaannya
berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan, cata-
telah sesuai dengan ketentuan yang ada. Namun,
tan-catatan yang terdapat diperusahaan, struktur
terdapat permasalahan di bagian peralatan dan
organisasi
fasilitas produksi. Kemampuan maksimal peralatan
dan lainnya khususnya dokumen-
dokumen atau data terkait fungsi produksi.
dan fasilitas produksi mengolah bahan baku men-
3.
Observasi
jadi teh kering di tahun 2011 sebesar 25.750.000
Metode observasi adalah metode pengum-
kg hanya terealisasi sebesar 18.893.836 kg. Biaya
pulan data dengan cara mendatangi langsung objek
perawatan peralatan dan fasilitas produksi tetap
yang diteliti sehingga diperoleh gambaran dan in-
sama walaupun kapasitas produksinya jauh di 71
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
bawah target yang ditetapkan.
sis borongan, target bahan baku yang harus di-
b. Kriteria (Criteria)
peroleh karyawan, harga premi kelebihan target
Jadwal jam kerja bagian pengolahan. Jam
petik, spesifikasi bahan baku, dan dispensasi yang
kerja bagian pengolahan dilakukan Selasa sampai
diberikan kepada karyawan tertentu telah terdoku-
Minggu. Jam kerja bagian pengolahan dimulai dari
mentasi dengan baik di dalam surat edaran yang
jam 7 pagi hingga jam 11 malam. Hari Senin di
dikeluarkan oleh direksi. Namun, perusahaan men-
tiap minggunya tidak ada kegiatan pengolahan/
galami permasalahan untuk memenuhi target bahan
produksi dikarenakan tidak ada kegiatan pemetikan
baku yang telah direncanakan. Perolehan bahan
pucuk teh di hari Minggu (libur). Jadwal jam kerja
baku teh di akhir tahun jauh di bawah target yang
bagian pengolahan ada di lampiran.
ditetapkan sehingga, berdampak pada penurunan
c. Penyebab (Causes)
produksi teh kering (Ortodox dan CTC).
Penyebab terjadinya permasalahan di bagian pengolahan di PTP. Nusantara VI adalah ketid-
b) Kriteria (Criteria)
akmampuan perusahaan dalam mencukupi kebu-
1) Standard Operational Procedure (SOP). SOP
tuhan bahan baku maksimal yang bisa diproduksi
terlampir di lampiran.
oleh bagian pengolahan. Terbatasnya ketersediaan
2) Surat Edaran No.06.07/3E/08/2010. Surat
bahan baku di PTP. Nusantara VI Kayu Aro
edaran ini merupakan penyempurnaan dari
disebabkan oleh beberapa faktor seperti replanting,
standar aktivitas perolehan bahan baku sebe-
pemangkasan, pengaruh cuaca dan hama, dan usia
lumnya. Surat ini berisikan semua kebijakan
teh yang sudah sangat tua dan kurang produktif
dan standar perolehan bahan baku. Kebijakan
dalam menghasilkan bahan baku.
perolehan bahan baku ditetapkan perusahaan
d. Akibat (Effect)
bagi setiap pekerja pemetik yang diatur ber-
Peralatan dan fasilitas produksi yang tidak berproduksi
secara
maksimal
dasarkan jenis, kualitas pucuk teh dan cara
menyebabkan
petik yang dilakukan. Pemetikan manual
peralatan banyak menganggur namun demikian
dengan tangan ditetapkan sebesar 37 kg/orang,
biaya yang dikeluarkan untuk perawatan peralatan
pemetikan menggunakan gunting sebesar 47
dan fasilitas produksi tetap sama sehingga bisa me-
kg/orang, dan pemetikan menggunakan mesin
nyebabkan penurunan keuntungan perusahaan.
sebesar 200 kg/orang. Surat edaran terlampir di lampiran.
2. Aktivitas Perolehan Bahan Baku a) Kondisi (Condition)
c) Penyebab (Causes)
Aktivitas perolehan bahan baku berupa pucuk
Kelancaran perolehan bahan baku merupakan
teh basah di PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah
tonggak bagi perusahaan untuk bisa melakukan
berjalan dengan baik. Semua ketentuan yang
proses produksi dengan baik, sehingga target
berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku
produksi yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai
mulai dari jadwal pemetikan pucuk teh di lapan-
dengan baik. Sebaliknya, apabila bahan baku tidak
gan, jadwal pengiriman bahan baku ke pabrik, ba-
terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan 72
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
maka kuantitas produk akhir akan mengalami
menjadi salah satu penyebab penurunan kuantitas
penurunan, sehingga pendapatan perusahaan juga
bahan baku. Tanaman yang ditanam sejak tahun
akan menurun dan bisa menyebabkan kerugian.
1929 tidak berproduksi secara efektif lagi.
Dalam dekade terakhir terjadi ketidaktercapaian target perolehan bahan baku di PTP. Nusantara VI
d. Akibat (Effect)
Kayu Aro yang disebabkan hal-hal sebagai berikut:
Ketersediaan bahan baku dalam proses
1) Replanting
produksi menjadi suatu keharusan yang bertujuan
Replanting atau dikenal dengan istilah pena-
untuk menghasilkan produk akhir sesuai dengan
naman ulang lahan lama dengan tanaman baru ada-
target yang telah ditetapkan. Apabila bahan baku
lah salah satu langkah yang dilakukan oleh perus-
tidak terpenuhi, maka secara otomatis jumlah
ahaan untuk meningkatkan perolahan bahan baku
produk akhir yang diperoleh akan menurun dari
namun, dalam pelaksanaanya, cara ini membutuh-
target awal. Langkah yang dilakukan oleh PTP.
kan waktu yang lama, durasi pembibitan sampai
Nusantara VI Kayu Aro seperti replanting dan
panen perdana membutuhkan waktu selama empat
pemangkasan menyebabkan pohon teh tidak dapat
tahun yang selama periode itu bahan baku tidak
berproduksi dalam rentang waktu yang lama, se-
dihasilkan dari lahan tersebut.
hingga perolehan bahan baku akan menurun. An-
2) Pemangkasan
caman alami seperti pengaruh cuaca, hama tana-
Pemangkasan adalah cara yang dilakukan
man, dan usia tanaman juga menyebabkan tanaman
perusahaan untuk memunculkan tunas muda yang
teh tidak dapat berproduksi secara maksimal yang
lebih bagus dengan memangkas tanaman lama
pada akhirnya akan menurunkan perolehan bahan
yang sudah kurang produktif dalam menghasilkan
baku, sehingga produksi teh jadi (Ortodox dan
pucuk teh. Durasi pemangkasan sampai bisa dipet-
CTC) tidak sesuai dengan target yang direncana-
ik ulang membutuhkan waktu selama tiga bulan
kan.
yang artinya tanaman yang dipangkas tidak
2. Aktivitas Perolehan Bahan Baku
menghasilkan pucuk teh selama masa pertumbuhan
a) Kondisi (Condition)
tersebut sehingga, produksi bahan baku mengalami
Aktivitas perolehan bahan baku berupa pucuk
penurunan.
teh basah di PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah
3) Pengaruh Cuaca dan Hama Tanaman
berjalan dengan baik. Semua ketentuan yang
Penurunan kuantitas bahan baku juga di
berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku
sebabkan oleh pengaruh cuaca dan gangguan hama
mulai dari jadwal pemetikan pucuk teh di lapan-
tanaman teh. Curah hujan yang tinggi menyebab-
gan, jadwal pengiriman bahan baku ke pabrik, ba-
kan pucuk teh yang muncul sedikit. Selain itu,
sis borongan, target bahan baku yang harus di-
gangguan hama tanaman teh juga menyebabkan
peroleh karyawan, harga premi kelebihan target
banyak pucuk teh yang rusak dan tidak dapat
petik, spesifikasi bahan baku, dan dispensasi yang
digunakan sebagai bahan baku.
diberikan kepada karyawan tertentu telah terdoku-
4) Usia Tanaman
mentasi dengan baik di dalam surat edaran yang
Usia tanaman yang sudah sangat tua juga 73
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
dikeluarkan oleh direksi. Namun, perusahaan men-
Kayu Aro yang disebabkan hal-hal sebagai berikut:
galami permasalahan untuk memenuhi target bahan
1) Replanting
baku yang telah direncanakan. Perolehan bahan
Replanting atau dikenal dengan istilah pena-
baku teh di akhir tahun jauh di bawah target yang
naman ulang lahan lama dengan tanaman baru
ditetapkan sehingga, berdampak pada penurunan
adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh
produksi teh kering (Ortodox dan CTC).
perusahaan untuk meningkatkan perolahan bahan baku namun, dalam pelaksanaanya, cara ini
b) Kriteria (Criteria)
membutuhkan waktu yang lama, durasi pem-
1) Standard Operational Procedure (SOP). SOP
bibitan sampai panen perdana membutuhkan
terlampir di lampiran.
waktu selama empat tahun yang selama periode
2) Surat Edaran No.06.07/3E/08/2010. Surat
itu bahan baku tidak dihasilkan dari lahan terse-
edaran ini merupakan penyempurnaan dari
but.
standar aktivitas perolehan bahan baku sebe-
2) Pemangkasan
lumnya. Surat ini berisikan semua kebijakan
Pemangkasan adalah cara yang dilakukan pe-
dan standar perolehan bahan baku. Kebijakan
rusahaan untuk memunculkan tunas muda yang
perolehan bahan baku ditetapkan perusahaan
lebih bagus dengan memangkas tanaman lama
bagi setiap pekerja pemetik yang diatur ber-
yang
dasarkan jenis, kualitas pucuk teh dan cara
menghasilkan pucuk teh. Durasi pemangkasan
petik yang dilakukan. Pemetikan manual
sampai bisa dipetik ulang membutuhkan waktu
dengan tangan ditetapkan sebesar 37 kg/orang,
selama tiga bulan yang artinya tanaman yang
pemetikan menggunakan gunting sebesar 47
dipangkas tidak menghasilkan pucuk teh sela-
kg/orang, dan pemetikan menggunakan mesin
ma masa pertumbuhan tersebut sehingga,
sebesar 200 kg/orang. Surat edaran terlampir di
produksi bahan baku mengalami penurunan.
lampiran.
sudah
kurang
produktif
dalam
3) Pengaruh Cuaca dan Hama Tanaman Penurunan kuantitas bahan baku juga di sebabkan oleh pengaruh cuaca dan gangguan hama
c) Penyebab (Causes) Kelancaran perolehan bahan baku merupakan
tanaman teh. Curah hujan yang tinggi me-
tonggak bagi perusahaan untuk bisa melakukan
nyebabkan pucuk teh yang muncul sedikit.
proses produksi dengan baik, sehingga target
Selain itu, gangguan hama tanaman teh juga
produksi yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai
menyebabkan banyak pucuk teh yang rusak dan
dengan baik. Sebaliknya, apabila bahan baku tidak
tidak dapat digunakan sebagai bahan baku.
terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan
4) Usia Tanaman
maka kuantitas produk akhir akan mengalami
Usia tanaman yang sudah sangat tua juga men-
penurunan, sehingga pendapatan perusahaan juga
jadi salah satu penyebab penurunan kuantitas
akan menurun dan bisa menyebabkan kerugian.
bahan baku. Tanaman yang ditanam sejak ta-
Dalam dekade terakhir terjadi ketidaktercapaian
hun 1929 tidak berproduksi secara efektif lagi.
target perolehan bahan baku di PTP. Nusantara VI 74
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
d) Akibat (Effect)
b) Kriteria (Criteria)
Ketersediaan bahan baku dalam proses
1) Standard Operasional Procedure (SOP) pen-
produksi menjadi suatu keharusan yang bertujuan
golahan teh hitam jenis Ortodox dan CTC.
untuk menghasilkan produk akhir sesuai dengan
SOP ini mengatur proses produksi teh secara
target yang telah ditetapkan. Apabila bahan baku
sistematis dan jelas. Alur dan ketentuan pen-
tidak terpenuhi, maka secara otomatis jumlah
golahan teh yang dimulai dari pemetikan ba-
produk akhir yang diperoleh akan menurun dari
han baku dari kebun dan langsung ditimbang
target awal. Langkah yang dilakukan oleh PTP.
dan diangkut ke pabrik yang rentang
Nusantara VI Kayu Aro seperti replanting dan
pemetikan dan pengiriman ke pabrik tidak
pemangkasan menyebabkan pohon teh tidak dapat
lebih dari tiga jam, pelayuan bahan baku
berproduksi dalam rentang waktu yang lama, se-
selama 18 sampai 20 jam, penggulungan,
hingga perolehan bahan baku akan menurun. An-
fermentasi
caman alami seperti pengaruh cuaca, hama tana-
26,7oC, pengeringan sampai kadar air yang
man, dan usia tanaman juga menyebabkan tanaman
tersisa hanya 2,5 sampai 3 persen, sortasi
teh tidak dapat berproduksi secara maksimal yang
berdasarkan jenis dari grade 1 hingga grade
pada akhirnya akan menurunkan perolehan bahan
3, pengepakan, hingga dikirim ke bagian
baku, sehingga produksi teh jadi (Ortodox dan
pemasaran. SOP terlampir di lampiran.
CTC) tidak sesuai dengan target yang direncana-
dengan
temperatur
optimum
c) Penyebab (Causes)
kan.
Sistematika dan langkah produksi yang jelas dapat menghindari perusahaan dari pemborosan,
3. Tingkat Produk Cacat
pengerjaan yang berulang, dan
terjadinya
a) Kondisi (Condition)
produk cacat. Langkah produksi yang telah dia-
Upaya pengendalian terjadinya produk cacat
tur dengan baik jelas membuat PTP. Nusantara
yang dilakukan oleh PTP. Nusatara VI Kayu
VI mampu menghindari pemborosan, pengerjaan
Aro telah berjalan dengan sangat baik dan efek-
berulang, dan menghindari terjadinya produk
tif. Sistematika proses produksi yang jelas dan
cacat. Meski demikian, produk cacat masih tetap
terorganisir mulai dari penanganan bahan baku
ada namun, jumlah dihasilkan sangat sedikit
(pucuk teh basah), pelayuan, penggulungan, fer-
(<1% dari jumlah produksi bulanan) dan sangat
mentasi, pengeringan, sortasi, hingga pengepa-
jarang terjadi dan tidak mesti terjadi pada setiap
kan sudah diatur dengan baik sehingga, produk
bulan.
akhir teh hitam jenis Ortodox dan CTC yang
d) Akibat (Effect)
dihasilkan berkualitas tinggi. Selain itu, perawa-
Langkah produksi sistematis yang disusun oleh
tan mesin secara berkala, petunjuk penggunaan
PTP. Nusantara VI membuat perusahaan mampu
mesin sebelum memproduksi teh yang lengkap,
menghindari dan meminimalkan terjadinya pem-
dan petugas produksi yang kompeten membantu
borosan, pengerjaan berulang, dan menghindari
perusahaan mengatasi kegagalan produk, pem-
terjadinya produk cacat sehingga, teh kering
borosan, dan pengerjaan yang berulang-ulang.
jenis Ortodox dan CTC yang dihasilkan 75
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
berkualitas tinggi dan berhasil menembus pasar
c) Penyebab (Causes)
internasional.
Kondisi peralatan dan fasilitas produksi siap pakai dan terbebas dari kerusakan sebelum kegiatan produksi disebabkan oleh perawatan
4. Aktivitas Perawatan Peralatan dan Fasilitas Produksi
peralatan dan fasilitas produksi yang dilakukan
a) Kondisi (Condition)
setiap hari secara rutin dan berkala. Pembersi-
Aktivitas perawatan peralatan dan fasilitas
han mesin dilakukan setiap hari setelah selesai
produksi sudah dijalankan dengan baik.
beroperasi, pengecekan semua peralatan dan
Sebelum beroperasi setiap peralatan dan
fasilitas
fasilitas produksi dipastikan kelayakannya
aksanakan pada hari senin di setiap minggu.
dan mesin dalam kondisi siap pakai. Pem-
Selain itu, SOP yang mengatur ketentuan
bersihan peralatan produksi dilakukan setiap
perawatan peralatan dan fasilitas produksi te-
hari setelah beroperasi. Perawatan dan pen-
lah dilaksanakan dengan baik dan efektif oleh
gecekan juga dilakukan secara rutin dan
pihak-pihak yang bersangkutan
produksi
secara kesluruhan dil-
berkala. Perawatan dan pengecekan ulang seluruh peralatan dan fasilitas produksi dil-
d) Akibat (Effect)
akukan pada awal minggu (Senin) di setiap
Usaha
perawatan
peralatan
minggunya. Seluruh petunjuk dan langkah
produksi yang dijalankan oleh PTP. Nusantara
perawatan peralatan dan fasilitas produksi
VI membuat proses produksi berjalan dengan
telah terdokumentasi dengan baik dan mudah
baik dan efektif. Masalah kerusakan peralatan
dipahami oleh petugas maintenance.
yang
menyebabkan
dan
terganggunya
fasilitas
proses
produksi bisa diatasi. b) Kriteria (Criteria) Standard Operational Procedure (SOP).
5. Aktivitas Pengembangan Angkatan Kerja
Perawatan seluruh peralatan dan fasilitas
a) Kondisi (Condition)
produksi dilakukan secara rutin dan berkala.
Pengembangan angkatan kerja di PTP. Nusan-
Perawatan dan pengecekan ulang seluruh
tara VI Kayu Aro sudah berjalan dengan baik
peralatan dan fasilitas produksi dilakukan
dan efektif. Pimpinan perusahaan telah mem-
pada
awal
di
setiap
berikan pelatihan dan pengembangan kemam-
digunakan
untuk
puan kerja kepada bawahnnya secara lang-
memproduksi teh kering seluruh mesin dan
sung sesuai dengan tanggung jawab yang
peralatan produksi diperiksa kelayakannya
diembannya. Selain itu, penempatan karya-
agar proses open top roller (OTR), press cup
wan secara efektif dan efisien sesuai dengan
roller (PCR), ayakan, rotor vane (RV) ber-
kemampuan dan potensinya juga sudah dil-
jalan dengan baik. Setelah digunakan untuk
aksanakan dengan baik. Tanggung jawab dan
kegiatan produksi seluruh mesin dibersihkan
wewenang pimpinan perusahaan dalam aktivi-
kembali. SOP terlampir di lampiran.
tas pengembangan angkatan kerja telah
minggunya.
minggu Sebelum
(Senin)
76
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
terdokumentasi di dalam deskripsi kerja unit/
pelatihan kepada karyawan, mengevaluasi dan
kebun.
menilai kinerja karyawan, penempatan karyawan secara efektif dan efisien, dan meningkatkan keterampilan karyawan menghasilkan kar-
b) Kriteria (Criteria) 1) Job Description unit/kebun. Pimpinan pe-
yawan yang kompeten dibidangnya dan sesuai
rusahaan seperti senior manajer, manajer,
dengan posisi yang diembannya.
kepala gudang, dan kepala dinas teknik mempunyai
tanggung
mengembangkan
jawab
kemampuan
untuk
6. Aktivitas Pengendalian Kualitas
sumber
a) Kondisi (Condition)
daya manusia, menempatkan karyawan
Ketentuan
pengendalian
kualitas
hingga
secara efektif dan efisien, dan memberikan
produk jadi telah terdokumentasi dengan jelas
pelatihan langsung kepada bawahannya.
dalam SOP. Bahan baku yang telah dipetik
Job Description unit/kebun terlampir di
langsung ditimbang dan langsung diangkut ke
lampiran.
pabrik yang rentang waktu antara pemetikan
2) Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjan-
dan pengangkutannya tidak boleh lebih dari
jian kerja ini mengatur semua hal yang
tiga jam, pengujian contoh bahan baku sebe-
berkaitan dengan hubungan kerja, jam ker-
lum proses produksi, pengujian organoleptik
ja, hingga pemutusan hubungan kerja yang
untuk produk jadi, hingga proses pembersihan
didalamnya juga diatur pemberian insentif
bahan baku yang tercecer dengan cara menya-
dan penghargaan kepada karyawan yang
punya dengan sapu lidi dan tidak boleh
mempunyai kinerja diatas standar minimal
digunakan kembali telah dilaksanakan dengan
kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
sangat baik dan efektif oleh PTP. Nusantara
PKB terlampir di lampiran.
VI Kayu Aro.
c) Penyebab (Causes)
b) Kriteria (Criteria)
Penempatan karyawan yang sesuai dengan po-
Standard
tensinya
kompeten
Standar ini mengatur seluruh aktivitas pen-
pengembangan
gendalian mutu teh, mulai dari penimbangan
angkatan kerja di PTP. Nusantara VI Kayu Aro
pucuk di lapangan/kebun, pengangkutan dari
yang disusun oleh direksi yang tertuang dalam
kebun ke pabrik yang yang tidak boleh lebih
perjanjian kerja bersama dan deskripsi kerja
dari tiga jam, perlakuan pucuk teh tercecer
unit/kebun telah dilaksanakan dengan baik oleh
dengan cara membersihkannya dengan cara
pimpinan perusahaan.
menyapukan menggunakan sapu lidi, hingga
dan
disebabkan
karyawan
oleh
ketentuan
yang
operational
procedure
(SOP).
pengujian organoleptik pada produk akhir untuk memastikan kualitas teh kering jenis
d) Akibat (Effect) Tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan
Ortodox dan CTC. SOP terlampir di lampiran.
oleh pimpinan perusahaan untuk memberikan 77
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
aksanakan oleh PTP. Nusantara VI dengan
c) Penyebab (Causes)
Aktivitas pengendalian kualitas produk da-
baik dan efektif.
lam sebuah perusahaan merupakan sebuah
b) Kriteria (Criteria)
keharusan bagi perusahaan untuk memastikan
Standard Operational Procedure (SOP).
bahwa out put yang dihasilkan berkualitas
Prosedur ini berisikan Ketentuan seperti ba-
tinggi dan layak digunakan. Pengendalian
han pembungkus dengan standar T2, kan-
yang dilakukan oleh PTP. Nusantara VI dari
dungan kadar air pada bottom pallet sebesar
perlakuan bahan baku di lapangan hingga
20 persen, MC maksimal 4,5 persen,
produk jadi bertujuan untuk memastikan bah-
pengepakan apabila persediaan peti miring
wa produk yang dihasilkan berkualitas tinggi,
110 persen dari jumlah shop, pemeriksaan
layak konsumsi, dan layak edar di masyara-
adjustment alat timbang, pengisian bulker
kat.
hingga seluruh segmen penuh, pemberian identitas/penyablonan bahan pembungkus, paper sack yang ditumpuk dengan posisi
d) Akibat (Effect) Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh
silang, penimbangan ulang, hingga pengi-
PTP. Nusantara VI Kayu Aro menghasilkan
riman ke bagian pemasaran. SOP terlampir
produk teh kering jenis Ortodox dan CTC
di lampiran.
berkualitas prima, terbebas dari zat berbahaya,
c) Penyebab (Causes)
dan berhasil menembus pasaran internasional.
Langkah pengepakan dan penyimpanan barang yang dilakukan oleh PTP. Nusantara VI Kayu Aro bertujuan untuk menjamin
7. Aktivitas Pengepakan dan Penyimpanan Produk Jadi
kualitas produk akhir teh hitam jenis
a) Kondisi (condition)
Ortodox dan CTC tetap dalam keadaan baik
Aktivitas pengepakan dan penyimpanan ba-
dan tidak mengalami kerusakan maupun
rang jadi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro
penurunan
telah berjalan dengan baik dan efektif. Ke-
kepasar sampai diterima oleh konsumen di
tentuan bahan pembungkus dengan standar
dalam maupun di luar negeri.
T2, kandungan kadar air pada bottom pallet
kualitas
hingga
dikirimkan
d) Akibat (Effect)
sebesar 20 persen, MC maksimal 4,5 persen,
Standar dan aturan aktivitas pengepakan dan
pengepakan apabila persediaan peti miring
penyimpanan barang jadi yang ditetapkan
110 persen dari jumlah shop, pemeriksaan
PTP. Nusantara VI Kayu Aro membuat
adjustment alat timbang, pengisian bulker
produk akhir teh kering jenis Ortodox dan
hingga seluruh segmen penuh, pemberian
CTC selalu dalam keadaan prima dan tidak
identitas/penyablonan bahan pembungkus,
mengalami kerusakan maupun penurunan
paper sack yang ditumpuk dengan posisi
kualitas selama proses pengepakan awal,
silang, penimbangan ulang, hingga pengi-
penyimpanan, hingga didistribusikan ke ba-
riman ke bagian pemasaran telah dil-
gian pemasaran dan akhirnya sampai di tan78
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
gan konsumen dalam negeri maupun kon-
mi kendala untuk mencapai kuantitas bahan ba-
sumen luar negeri. Standar pengepakan yang
ku yang diargetkan. Masalah pencapaian bahan
menggunakan paper sack impor berkualitas
baku di bawah target disebabkan oleh bebarapa
tinggi yang kedap udara yang didatangkan
faktor
dari Australia juga berhasil menjaga aroma,
pengaruh cuaca dan hama tanaman, hingga usia
kualitas, dan keharuman teh.
tanaman yang sudah sangat tua dan tidak bisa
seperti,
Replanting,
pemangkasan,
memproduksi bahan baku secara maksimal. SeAdapun hasil audit atas fungsi produksi di PTP.
luruh masalah tersebut menyebabkan produksi
Nusantara VI Kayu Aro adalah sebagai berikut:
bahan baku terganggu dan hasil yang diperoleh
1. Jadwal Induk Produksi
jauh di bawah standar.
Jadwal induk produksi di setiap unit bisnis telah terintegrasi dan terdokumentasi dengan baik.
3. Tingkat Produk Cacat
Jadwal pemetikan bahan baku dilapangan,
Sistematika proses produksi yang jelas dan
pengiriman bahan baku ke pabrik, perawatan
terorganisir mulai dari penanganan bahan baku,
perlatan dan fasilitas produksi, hingga pengi-
pelayuan, penggulungan, fermentasi, pengerin-
riman barang jadi ke bagian pemasaran yang
gan, sortasi, hingga pengepakan sudah diatur
oleh PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah dijalan-
dengan baik. Sehingga produk akhir teh hitam
kan sesuai standar yang ditetapkan. Namun
jenis Ortodox dan CTC yang dihasilkan
demikian, bagian pengolahan mengalami perma-
berkualitas tinggi. Selain itu, perawatan mesin
salahan berupa kinerja mesin di bawah kinerja
secara berkala, petunjuk penggunaan mesin
maksimal yang disebabkan oleh keterbatasan
sebelum memproduksi teh yang lengkap, dan
perolehan bahan baku sehingga, mesin sering
petugas produksi yang kompeten telah terlaksa-
menganggur pada saat jam kerja.
na dengan baik.
2. Aktivitas Perolehan Bahan Baku
4. Aktivitas Perawatan Peralatan dan Fasilitas
Seluruh ketentuan yang berkaitan dengan aktivi-
Produksi
tas perolehan bahan baku seperti jadwal
Sebelum beroperasi setiap peralatan dan fasilitas
pemetikan bahan baku di lapangan dan rentang
produksi dipastikan kelayakannya dan mesin
waktu pemetikan dengan pengiriman bahan ba-
dalam
ku ke pabrik tidak lebih dari tiga jam, basis bo-
peralatan produksi dilakukan setiap hari setelah
rongan yang dengan ketentuan minimum yang
beroperasi. Perawatan dan pengecekan juga dil-
harus dicapai karyawan, harga premi kelebihan
akukan secara rutin dan berkala. Perawatan dan
petik, spesifikasi bahan baku yang bisa diterima
pengecekan ulang seluruh peralatan dan fasilitas
untuk diolah, dan dispensasi yang diberikan
produksi dilakukan pada awal minggu (Senin)
kepada karyawan tertentu telah dijalankan
di setiap minggunya. Seluruh petunjuk dan
dengan baik oleh manajemen PTP. Nusantara VI
langkah perawatan peralatan dan
Kayu Aro. Namun, perusahaan masih mengala-
produksi telah terdokumentasi dengan baik dan 79
kondisi
siap
pakai.
Pembersihan
fasilitas
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
mudah dipahami oleh petugas maintenance. Se-
kan apabila persediaan peti miring 110 persen
luruh ketentuan perawatan peralatan dan fasili-
dari jumlah shop, pemeriksaan adjustment alat
tas produksi tersebut telah dijalankan oleh PTP.
timbang, pengisian bulker hingga seluruh seg-
Nusantara VI Kayu Aro.
men penuh, pemberian identitas/penyablonan bahan pembungkus, paper sack yang ditumpuk
4. Aktivitas Pengembangan Angkatan Kerja
dengan posisi silang, penimbangan ulang, hing-
Aktivitas Pengembangan angkatan kerja telah
ga pengiriman ke bagian pemasaran telah dil-
diatur dan terdokumentasi dalam deskripsi kerja
aksanakan dengan baik oleh PTP. Nusantara VI.
unit/kebun dimana pimpinan perusahaan bertanggung jawab terhadap penempatan karyawan
8.
Pencapaian
Efektivitas
Aktivitas
Fungsi
secara efektif dan efisien, pemberian pelatihan
Produksi
kepada bawahan, dan peningkatan kemampuan
Pencapaian efektivitas yang tinggi pada aktivitas
kinerja bawahan. Pimpinan perusahaan telah
fungsi produksi dalam sebuah perusahaan meng-
memberikan pelatihan dan pengembangan ke-
gambarkan
mampuan kerja kepada bawahnnya secara lang-
mengelola kegiatan produksinya. Semakin ting-
sung sesuai dengan tanggung jawab yang diem-
gi efektivitas pada aktivitas fungsi produksi
bannya. Selain itu, penempatan karyawan secara
yang
efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan
kesuksesan pengelolaan yang dicapai perus-
dan potensinya sudah dilaksanakan dengan baik.
ahaan dan sebaliknya semakin rendah pen-
keberhasilan
dicapai
maka
perusahaan
semakin
tinggi
dalam
pula
capaian efektivitas maka akan kelihatan bahwa 6. Aktivitas Pengendalian Kualitas
terdapat masalah dalam pengelolaan aktivitas
Standar pengendalian kualitas yang dimulai dari
fungsi produksi tersebut. Pengelolaan aktivitas
pengendalian bahan baku, pengujian contoh ba-
fungsi produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro
han baku sebelum diproduksi, pengujian organo-
secara keseluruhan telah berjalan secara efektif.
pleptik untuk produk jadi, hingga penanganan
Pengelolaan jadwal induk produksi, perolehan
bahan baku yang tercecer dengan cara menya-
bahan baku, tingkat produk cacat, perawatan
punya dengan sapu lidi telah dilaksanakan
peralatan dan fasilitas produksi, pengembangan
dengan baik oleh perusahaan. Kesemua standar
angkatan kerja, pengendalian kualitas, hingga
pengendalian kualitas telah terdokumentasi da-
pengepakan dan penyimpanan barang jadi telah
lam SOP.
dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Namun demikian, perusahaan masih
7. Aktivitas Pengepakan dan Penyimpanan Produk
mengalami kendala dalam memenuhi target
Jadi
kebutuhan bahan baku yang ditetapkan. Masalah
Ketentuan pengepakan dan penyimpanan barang
pemenuhan
jadi seperti pembungkus dengan standar T2,
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ada-
kandungan kadar air pada bottom pallet sebesar
lah replanting, pemangkasan, pengaruh cuaca
20 persen, MC maksimal 4,5 persen, pengepa-
dan hama tanaman, dan usia tanaman teh yang 80
target
kebutuhan
bahan
baku
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
sudah tua yang tidak produktif lagi dalam
sudah sangat tua.
menghasilkan pucuk teh yang digunakan se-
c. Tingkat Produk Cacat
bagai bahan baku. Masalah ini juga berpengaruh
Upaya memininalkan dan menghindari ter-
pada kinerja bagian pengolahan, mesin pen-
jadinya produk cacat telah dijalankan dengan
golahan bekerja di bawah kinerja maksimal.
baik dan efektif oleh PTP. Nusantara VI Kayu Aro. Ketentuan dan sistematika proses produksi
D. Penutup
telah dijalankan dengan baik dan efektif sehing-
1) Kesimpulan
ga
Berdasarkan telaah dan pembahasan terhadap
pemborosan,
pengerjaan
berulang,
dan
kemungkinan terjadinya produk cacat bisa diat-
penelitian tentang audit manajemen atas fungsi
asi.
produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci,
d. Aktivitas Perawatan Peralatan dan Fasilitas
Jambi, maka penelitian ini dapat disimpulkan se-
Produksi
bagai berikut:
Aktivitas perawatan peralatan dan fasilitas
1. Aktivitas Fungsi Produksi
produksi telah berjalan secara efektif. Perawatan
a. Jadwal Induk Produksi
berkala, pengecekan mesin sebelum beroperasi,
Jadwal induk produksi antar unit bisnis di
pembersihan mesin setelah digunakan, pen-
PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah terin-
gecekan seluruh peralatan dan dan fasilitas
tegrasi dengan baik dan efektif. Standar-
produksi di setiap awal minggu telah dil-
standar dan jadwal-jadwal kegiatan produksi
aksanakan dengan baik.
di setiap unit bisnis telah terdokumentasi dan
e. Aktivitas Pengembangan Angkatan Kerja
dilaksanakan dengan baik. Namun, masih ter-
Tugas dan tanggung jawab pimpinan perus-
dapat permasalahan seperti kinerja mesin pen-
ahaan seperti senior manajer, manajer, kepala
golahan di bawah kinerja maksimal dikare-
pabrik, kepala gudang, dan kepala dinas teknik
nakan ketidaktercapaian perolehan bahan ba-
untuk meningkatkan kemampuan kinerja, penge-
ku.
tahuan, menempatkan karyawan secara efektif
b. Aktivitas Perolehan Bahan Baku
dan efisien, pemberian pelatihan kepada bawa-
Ketentuan perolehan bahan baku telah
hannya telah dilaksanakan dengan baik dan telah
terdokumentasi dengan jelas dan pelaksanaan-
terdokumentasi dalam deskripsi kerja unit/kebun.
ya pun telah dijalankan dengan baik. Namun,
f. Aktivitas Pengendalian Kualitas
perusahaan masih mengalami permasalahan
Standard Operational Procedure (SOP)
dalam mencapai target kuantitas perolehan
yang lengkap dan ketat
bahan baku, permasalahan tersebut disebab-
perusahaan telah dilaksanakan dengan baik dan
kan
untuk
efektif. Ketentuan perusahaan mengenai bahan
melakukan penanaman ulang pohon teh atau
baku yang harus segera dikirim ke pabrik dalam
replanting, pemangkasan pohon teh yang ku-
rentang waktu maksimal tiga jam, pengujian
rang produktif, pengaruh cuaca dan hama
contoh bahan baku yang layak diproduksi, hing-
tanaman, dan pengaruh usia tanaman teh yang
ga proses penanganan bahan baku yang tercecer
oleh
kebijakan
perusahaan
81
yang ditetapkan oleh
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
telah dilaksanakan secara baik.
relatif singkat.
g. Aktivitas Pengepakan dan Penyimpanan Barang
b. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, terdapat
Jadi
berbagai kekurangan baik dalam tata cara
Ketentuan pengepakan yang ditetapkan pe-
penulisan, pelaporan hasil penelitian, dan
rusahaan seperti standar pembungkus yang harus
kekurangan lainnya. Hal ini disebabkan oleh
berstandar T2, kandungan air pada bottom pallet,
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penimbangan ulang, penyablonan dan identitas
peneliti dalam bidang audit manajemen.
pada pembungkus, penumpukan paper sack secara menyilang, hingga pengiriman ke bagian
3) Saran
pemasaran telah dilaksanakan dengan baik dan
Bagi
efektif. h)
Pencapaian
peneliti
selanjutnya
yang
akan
melakukan penelitian di bidang yang sama Efektivitas
Aktivitas
audit
Fungsi
manajemen
atas
fungsi
produksi
sebaiknya melakukan observasi awal lebih
Produksi
dari sekali hal ini bertujuan untuk mengetahui
Pengelolaan aktivitas fungsi produksi di PTP.
gambaran jelas permasalahan yang ada di pe-
Nusantara VI Kayu Aro secara keseluruhan telah
rusahaan tersebut. Selain itu, untuk mem-
berjalan secara efektif. Namun demikian, perus-
peroleh kesimpulan yang lebih sempurna
ahaan masih mengalami kendala dalam memen-
sebaiknya penelitian dilakukan dalam rentang
uhi target kebutuhan bahan baku yang ditetap-
waktu yang lebih lama.
kan. Masalah pemenuhan target kebutuhan bahan baku disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah replanting, pemangkasan, pengaruh cuaca
E. DAFTAR PUSTAKA
dan hama tanaman, dan usia tanaman teh yang
Abdul Halim.(2003). Auditing. Yogyakarta: Akad-
sudah tua yang tidak produktif lagi dalam
emi Manajemen Perusahaan YKPN.
menghasilkan pucuk teh yang digunakan sebagai
Amin Widjaya Tunggal. (2000). Manajemen Audit
bahan baku.
Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2) Keterbatasan Penelitian Arens, Alvin A., dan Loebbecke, James K. (1995).
Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Jakar-
a. Penelitian ini dilakukan hanya pada bulan
ta: Erlangga.
Februari sampai dengan bulan Maret 2012.
Arman Hakim Nasution dan Yudha Prasetyawan.
Hasil penelitian ini tidak dapat dijadikan ba-
(2008). Perencanaan Pengendalian Produksi.
han acuan penilaian kinerja dan pencapaian
Yogyakarta: Graha Ilmu.
efektivitas
fungsi
produksi
pada
PTP.
Bayangkara, IBK. (2008). Management Audit: Au-
Nusantara VI Kayu Aro untuk jangka waktu
dit Manajemen Prosedur dan Implementasi.
panjang dikarenakan waktu penelitian yang
Jakarta : Salemba Empat. 82
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Cahyati Widasari. (2009). Audit Manajemen atas
Nanang Kurniawan. (2009). Audit Manajemen Un-
Fungsi Produksi pada Perusahaan Manggala
tuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi atas
Glove Kasihan Bantul. Skripsi. Universitas
Fungsi Produksi pada Perusahaan Batik Plen-
Negeri Yogyakarta FISE.
tong Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta FISE.
Haryono Yusuf. (2001). Auditing. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Niki Purwitasari. (2010). Audit Operasional atas
Ekonomi YKPN.
Fungsi Produksi pada PT. Perkasa Primarindo.
Hendra Kusuma. (2004). Manajemen Produksi
Diakses
dari
http://
Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
papers.gunadarma.ac.id/index.php/economy/
Yogyakarta: Andi Offset.
article/viewFile/882/884, pada tanggal 13 September 2011.
Indra Bastian. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta:
PTPN 6. (2012). Teh Hitam. Diakses dari http://
Salemba Empat.
ptpn6.com, pada tanggal 10 Februari 2012.
Indriyo Gitosudarmo. (2007). Manajemen Operasi.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi.
Yogyakarta : BPFE.
Bandung: Alfabeta.
Jay Heizer Dan Barry Render. (2005). Operation
Sukanto Reksohadiprodjo. (2003). Manajemen
Management: Manajemen Produksi. Jakarta:
Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.
Salemba Empat.
Boyton, William C., & Johnson, Raymond N.
Murdifin Haming dan Mahafud Nurjamuddin. (2007).
Manajemen
Produksi
(2006). Modern Auditing: Assurance Services
Modern
Operasi Faktur dan Jasa. Jakarta: Bumi
and the Integrity of
Aksara.
United State of America: John wiley & Sons, Inc.
83
Financial Reporting.