Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS DAN BUNYI SERTA SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS IV SDN NGEPEH 1 KECAMATAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebgian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Program Studi PGSD
OLEH : KUKUH YAYUK ISTIKOMAH NPM : 12.1.01.10.0109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015/2016
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Halaman persetujuan lengkap TTD (scan)
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Halam Pengesahan Lengkap TTD dan Stempel (Scan)
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS DAN BUNYI SERTA SIFATSIFATNYA PADA SISWA KELAS IV SDN NGEPEH 1 KECAMATAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2015/2016 KUKUH YAYUK ISTIKOMAH 121.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Drs. Yatmin, M. Pd. dan Drs. Bambang Soenarko, M. Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK
: Didukung Media Konkrit Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas
dan Bunyi serta Sifat-sifatnya Kukuh Yayuk Istikomah: Pengaruh Model CTL Pada Siswa Kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Skripsi, PGSD, FKIP UNP Kediri, 2016. Penelitian ini dilatar belakangi pembelajaran IPA di SD masih dominasi pada peran guru dan akibatnya siswa pasif. Sehingga membuat keberhasilan pembelajaran rendah. Permasalahan penelitian ini adalah(1) Apakah model CTL Didukung Media Konkrit berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifatnya Pada Siswa Kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek?(2) Apakah model CTL tanpa Didukung Media Konkrit berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifatnya Pada Siswa Kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek?(3) Apakah ada perbedaan pengaruh antara model CTL Didukung Media Konkrit dibanding model CTL tanpa Didukung Media Konkrit berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifatnya Pada Siswa Kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek? Penelitian ini menggunakan teknik penelitian eksperimen dengan desain Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design dan pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD yang terdiri dari dua kelompok yaitu eksperimen (20 orang) dan kontrol (20 orang). Teknik pengumpulan data berupa tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah soal pretest dan posttest yang dapat dianalisis dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan model CTL Didukung Media Konkrit sangat berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifatnya pada siswa kelas IVA SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, terbukti dengan hasil 𝑡ℎ = 8,596> 𝑡𝑡 1% = 2,831 (dengan ketuntasan sebesar 89,5%); (2) Penggunaan model CTL tanpa Didukung Media Konkrit sangat berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifat-sifatnya pada siswa kelas IVB SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, terbukti dengan hasil 𝑡ℎ = 6,263> 𝑡𝑡 1% = 2,831 (dengan ketuntasan 59%); (3) Ada perbedaan pengaruh antara model CTL Didukung Media Konkrit dibanding model CTL tanpa Didukung Media Konkrit sangat berpengaruh terhadap kemampuan Mendeskripsikan Energi Panas dan Bunyi serta Sifat-sifat-sifatnya pada siswa kelas IVB SDN Ngepeh 1 Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, dengan hasil perhitungan 𝑡ℎ = 3,956> 𝑡𝑡 1% = 2,698 dengan keunggulan pada penggunaan model CTL Didukung Media Konkrit. Hal ini terbukti dari rerata posttest kelompok eksperimen 85,50 lebih besar dibanding rerata posttest kelompok control 75,75.
Kata Kunci
: Model CTL, Media Konkrit, Energi Panas dan Bunyi
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Upaya untuk meningkatkan sumber
daya
manusia
terus
dilakukan agar tidak hanya dapat mengikuti perkembangan teknologi tetapi
juga mampu menciptakan
sendiri teknologi terbaru. Salah satu upaya
tersebut
yakni
melalui
pendidikan dari segala aspek. Sesuai yang
tercantum
dalam
Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Pasal 1 ayat 1 : “pendidikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memeiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketermapilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban, melainkan salah satu aspek yang paling penting dalam menunjang kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia
sekolah
perlu
ditingkatkan
terutama pada tingkat sekolah dasar. Usaha
tersebut
Karena pada tingkat ini seorang
bentuk
individu mulai menerima berbagai
pembelajaran antara pendidik dan
pengetahuan yang dapat diterapkan
peserta didik. Didalam pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari.
dilakukan
sadar dalam
terdapat proses belajar, proses inilah yang
menghasilkan
Dewasa
ini
pendidikan
perubahan-
berkembang sangat pesat oleh sebab
perubahan tersebut. Adapun fungsi
itu, kurikulum dalam pembelajara
pendididkan yang tertuang dalam
sangat penting karenan akan menjadi
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
acuan setiap satuan pendidikan untuk
tentang sistem pendidikan Pasal 3 :
mencapaii
tujuan
pendidikan
sehingga efisiensi dan efektifitas KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pembelajaran meningkat. Menurut
timbal balik antara guru dan siswa.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Siswa diharapkan untuk paham atas
tentang sistem pendidikan Pasal 1
materi, aktif dan kreatif dalam
ayat 19 :
berfikir serta memiliki nilai-nilai
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
karakter bangsa. Sedangkan guru dituntut memliki kreatifitas berfikir dan inovatif dalam mealaksanakan pembelajaran. Untuk itu guru perlu mendapatkan
ilmu
pengetahuan
tentang penggunaan strategi, metode, model dan media pembelajaran yang
Kurikulum
untuk
dapat
wajib
belajar mengajar yang menarik dan
urutan
pemberiannya,
sesuai dengan materi yang akan
indikator-indikator
pemahaman
diajarkan. Menurut Undang-Undang
siswa, dan banyak lagi. Kurikulum
No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
yang digunakan selalu diperbaharui
pendidikan
guna
“pembelajaran
menentukan diberikan,
disusun
materi
yang
menyesuaikan
dengan
digunakan
dalam
Pasal
1
ayat
adalah
20
proses
perkembangan sosial dan teknologi.
interaksi
Menurut
pendidik dan sumber belajar pada
Baharuddin
(2012:240)
“kurikulum yang pernah berlaku selama ini adalah kurikulum 1968, kuurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan mulai tahun ajaran 2006/2007 diberlakukan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Pada 2010 seluruh sekolah harus sudah melaksanakan KTSP.”
kurikulum
ini
penyusunan diharapkan
dapat
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. pembelajaran
Pada
didik
dengan
suatu lingkungan belajar”. Artinya
mengatakan bahwa :
Perubahan
peserta
proses
hakikatnya
merupakan
proses
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
setelah
menguasai
pembelajaran,
guru
materi diharuskan
menguasai model pembelajaran. Jika guru kurang menguasai model dalam pembelajaran, maka penyampaian materi
menjadi
tidak
maksimal,
sehingga hasil belajar siswa rendah Berdasarkan informasi yang telah
peneliti
wawancara
kumpulkan
dengan
beberapa
siswa
Ngepeh
1
kelas
dari
guru
dan
IV
SDN
kecamatan
Tugu
kabupaten Trenggalek, mengatakan simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari”
behwa pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membosaankan bagi siswa, sehingga mereka enggan untuk
mengikuti
Adapun
kelebihan
model
pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
dengan aktif. Siswa merasa materi
menurut Wina Sanjaya (2011:261)
yang disampaikan tidak menarik dan
yang
monoton.
sering
siswa didasarkan atas pengalaman
ceramah,
dan pembelajaran bisa terjadi dimana
pemberian tugas, dan masih bersifat
saja dalam konteks dan setting yang
tekstual. Selain itu, guru juga lebih
sesuai
menekankan
pembelajaran akan lebih efektif jika
Guru
menggunakan
menghafal Kurangnya
lebih
metode
pada
kegiatan
konsep
materi.
pengetahuan
menyatakan
“kemampuan
kebutuhan.”
didukung
media
Selanjutnya
pembelajaran.
guru
Banyak media yang dapat digunakan
menjadi alasan tidak digunakannya
dalam pembelajaran, salah satunya
model, media, dan metode yang
yaitu
sesuai dalam pembelajaran.
Sudjana
Untuk
meningkatkan
media
konkrit.
(2007:207)
“memperkenalkan
Menurut
menyatakan suatu
unit
penguasaan materi mendeskripsikan
pembelajaran tertentu, proses kerja
energi panas dan bunyi serta sifat-
suatu
sifatnya pada siswa, guru harus
bagian-bagian serta aspek lain yang
berperan sebagai pembimbing dan
diperlukan.” Sedangkan kelebihan
fasilitator. Banyak model yang dapat
media konkrit menurut pendapat
digunakan
Ibrahim dan Syaodih (2010:119)
Salah
dalam
satunya
pembelajaran. yaitu
model
tertentu
atau
“dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata serta melatih keterampilan mereka dengan mengguanakan sebanyak mungkin alat indera.”
sesuai pendapat Sanjaya (2011:225) menyatakan bahwa :
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
studi
menyatakan bahwa :
Contextual Teaching and Learning
“menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi berdasarkan pengalaman secara langsung, mendoronga agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, serta mendorong siswa untuk dapat
objek
Semua benda yang tersedia di sekitar
dapat
pembelajaran
dijadikan
media
yang menarik dan simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sesuai dengan materi bergantung
bahwa daya berpikir kritis siswa
pada tingkat kreatifitas guru dalam
selama pembelajaran dari siklus I
menciptakan
inovasi
dalam
sampai
pembelajaran.
Penggunaan
model
peningkatan.
siklus
II
mengalami
Pada
siklus
I,
Contextual Teaching and Learning
persentase aktivitas siswa selama
didukung media konkrit pada materi
pembelajaran
mendeskripsikan energi panas dan
dengan nilai rata-rata sebesar 59,6
bunyi
bisa
atau 74,5% dengan kategori Cukup.
pemecahan
Pada siklus II, persentase aktivitas
masalah kesulitan belajar siswa.
siswa dan guru selama pembelajaran
Sebab dengan memberikan gambaran
mengalami
peristiwa
6,5% menjadi 81% dengan nilai rata-
serta
dijadikan
sifat-sifatnya
alternatif
pembelajaran
yang
nyata
yang
agar
disampaikan
dari
pengamat
peningkatan
I
sebesar
rata 64.8 dan masuk kategori Baik.
mampu memberi makna dan hasil
Tujuan dari penelitian ini ada
yang baik. Hal ini karena pada model
3 yaitu, pertama untuk mengetahui
dan media pembelajaran ini, dapat
ada
menstimulus siswa lebih aktif, teliti,
Contextual Teaching and Learning
kreatif, dan memiliki rasa tanggung
didukung media konkrit terhadap
jawab terkait materi yang dipelajari.
kemampuan mendeskripsikan energi
tidaknya
pengaruh
model
Berdasarkan uraian di atas,
panas dan bunyi serta sifat-sifatnya
maka peneliti tertarik mengajukan
pada siswa kelas IV SDN Ngepeh 1
penelitian dengan judul “Pengaruh
kecamatan
model Contextual Teaching and
Trenggalek tahun ajaran 2015-2016.
Learning didukung media konkrit
Kedua
terhadap
kemampuan
tidaknya pengaruh model Contextual
mendeskripsikan energi panas dan
Teaching and Learning didukung
bunyi serta sifat-sifatnya pada siswa
media konkrit terhadap kemampuan
kelas IV SDN Ngepeh 1 kecamatan
mendeskripsikan energi panas dan
Tugu kabupaten Trenggalek tahun
bunyi serta sifat-sifatnya pada siswa
ajaran 2015/ 2016.”
kelas IV SDN Ngepeh 1 kecamatan
Hal
ini
sejalan
untuk
Tugu
kabupaten
mengetahui
ada
dengan
Tugu kabupaten Trenggalek tahun
penelitian dari Andika Arif Irwanto
ajaran 2015-2016. Dan yang ketiga
(2014) yang menyatakan setelah
untuk
dilakukan penelitian diperoleh hasil
perbedaan
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
mengetahui
ada
pengaruh
tidaknya antara
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menggunakan
model
Contextual
mendeskripsikan energi panas dan
Teaching and Learning didukung
bunyi serta sifat-sifatnya pada siswa
media
model
kelas IV SDN Ngepeh 1 kecamatan
Contextual Teaching and Learning
Tugu kabupaten Trenggalek tahun
tanpa
ajaran 2015-2016.
konkrit
dibanding
didukung
media
terhadap
II.
konkrit
kemampuan
METODE Jenis penelitian ini adalah
Teaching
and
Learning
tanpa
eksperimen dengan menggunakan 2
didukung Media Konkrit. Masing-
kelas, yaitu kelas pertama dengan
masing kelas dengan jumlah siswa
penerapan
Contextual
sebanyak 20. Data diperoleh Teknik
Teaching and Learning didukung
analisis dengan menggunakan uji T
Media Konkrit dan kelas kedua
dan ketuntasan klasikal JP (Jenjang
dengan penerapan model Contextual
Persentil).
model
III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Interprestasi
Hasil
Analisis
bunyi
Hipotesis 1 Berdasarkan dengan
mendeskripsikan energi panas dan
hasil
menggunakan
uji
t
paired
sample test-t didapat thitung (8,596) > ttabel 1% (2,831) dengan df 19, sehingga Ho ditolak Kemudian uji ketuntasan postest menunjukkan
sehingga uji ketuntasan klasikalnya sebesar 89,5%. Dengan disimpulkan
demikian bahwa
dapat model
Contextual Teaching and Learning didukung
media
konkrit
berpengaruh terhadap kemampuan KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
sifat-sifatnya
pada
siswa kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan
Tugu
Kabupaten
Trenggalek
dengan
ketuntasan
klasikal 89,5%. 2. Interprestasi
Hasil
Analisis
Hipotesis 2
presentase siswa yang nilainya dibawah KKM yaitu sebesar 10,5%
serta
Berdasarkan dengan
hasil
menggunakan
uji
t
paired
sample test-t didapat thitung(6,263) > ttabel 1% (2,831) dengan df 19, sehingga Ho ditolak. Kemudian uji ketuntasan postest menunjukkan presentase siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu sebesar 41%
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga uji ketuntasan klasikalnya
rata kelompok eksperimen lebih
sebesar 59%.
besar dari pada kelompok kontrol
Dengan
demikian
disimpulkan
dapat
bahwa
model
Contextual Teaching and Learning tanpa
didukung
media
konkrit
berpengaruh terhadap kemampuan mendeskripsikan energi panas dan bunyi
serta
sifat-sifatnya
pada
siswa kelas IV SDN Ngepeh 1 Kecamatan
Tugu
Kabupaten
Trenggalek
dengan
ketuntasan
klasikal 59%. Hasil
Analisis
Hipotesis 3 Dari
hasil
dapat
analisa
diketahui
data bahwa
tingkat kesalahan 1% dan df 38, harga t hitung 3,956 jauh lebih besar
Dengan disimpulkan
dari t tabel 2,698 maka t-
sangat
Probabilitas
signifikan.
kesalahan
dalam
bahwa
dapat
“Terdapat
pengaruh
model
Contextual Teaching and Learning didukung media konkrit dengan Model Contextual Teaching and Learning tanpa didukung media konkrit
terhadap
kemampuan
mendeskripsikan energi panas dan serta
sifat-sifatnya
pada
siswa kelas IV A SDN Ngepeh 1 di Kecamatan
Tugu
Kabupaten
Trenggalek,
dengan
keunggulan
pada model Contextual Teaching and
Learning
didukung
media
konkrit”. Kesimpulan
hitung (3,956) > t-tabel 1% (2,698) sehingga
demikian
perbedaan
bunyi
3. Interprestasi
diatas
(85,50 > 75,75).
Berdasarkan hasil analisis dan uji
hipotesis
sebagaimana
dikemukakan pada bab IV, dapat
penelitian p < 0,01 dapat ditemukan
disimpulkan sebagai berikut:
hasil pengujian hipotesis bahwa
1. Model Contextual Teaching and
hipotesis nol (H0) ditolak pada taraf
Learning
didukung
media
signifikan 1% yang berarti hipotesis
Konkrit berpengaruh
terhadap
kerja (Ha) dapat diterima atau
kemampuan
hipotesis
tidak
energi panas dan bunyi serta
terbukti (benar). Selanjutnya hasil
sifat-sifatnya pada siswa kelas
nilai
IVA
yang
rata-rata
diajukan
yaitu
kelompok
eksperimen 85,50 dan kelompok
SDN
Kecamatan
mendeskripsikan
Ngepeh Tugu
1
di
Kabupaten
kontrol 75,75. Sehingga nilai tara-
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Trenggalek dengan ketuntasan
B SDN Ngepeh 1 di Kecamatan
89,5%.
Tugu
Hal
ini
membuktikan
kebenaran teori pada bab II bahwa dalam model Contextual Teaching and Learning didukung media Konkrit
dalam
pembelajaran
membuat siswa lebih aktif, kritis, dan memiliki kreatifitas terhadap materi yang disampaikan guru. Selain itu dalam pembelajaran siswa dituntut untuk bekerjasama dengan kelompok, berfikir kritis, dan memecahkan masalah yang dihadapi
dengan
tepat.
Baik
karena adanya gagasan ataupun konsep dalam penggunaan media konkrit,
sehingga
akan
berpengaruh
terhadap
minat
siswa
dalam
belajar,
mudah
mengingat materi. Apabila minat siswa baik, maka siswa akan mudah menerima pembelajaran. Sehingga siswa
ketuntasan
dalam
klasikal
mendeskripsikan
energi panas dan bunyi serta sifatsifatnya ≥75%.
Kabupaten
Trenggalek
dengan ketuntasan 59%. Hal
ini
membuktikan
kebenaran teori pada bab II bahwa dalam model Contextual Teaching and Learning tanpa didukung media
Konkrit
memiliki
kelemahan
yaitu
saat
pembelajaran,
siswa
kurang
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena guru hanya akan menjelaskan, memberikan masalah lalu disampaikan tanpa didukung media konkrit. Sehingga pembelajaran akan dirasa kurang menarik, tidak efektif dan efisien. Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung siswa merasa bosan dan kurang tertarik. Sehingga siswa
ketuntasan
dalam
klasikal
mendeskripsikan
energi panas dan bunyi serta sifatsifatnya < 75%. 3. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model Contextual Teaching and Learning didukung media Konkrit dibanding dengan
2. Model Contextual Teaching and
model Contextual Teaching and
Learning tanpa didukung media
Learning tanpa didukung media
Konkrit berpengaruh
Konkrit
kemampuan
terhadap
terhadap
kemampuan
mendeskripsikan
mendeskripsikan energi panas
energi panas dan bunyi serta
dan bunyi serta sifat-sifatnya
sifat-sifatnya pada siswa kelas IV
pada
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
siswa
kelas
IV
SDN
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ngepeh 1 di Kecamatan Tugu
akan meningkat. Sehingga siswa
Kabupaten Trenggalek dengan
akan
keunggulan
mengenai
pada
Contextual
model
Teaching
Learning
didukung
and media
Konkrit. Hal
4.
ini
membuktikan
mendapat
pemahaman kemampuan
mendeskripsikan energi panas dan bunyi
serta
sifat-sifatnya.
Sedangkan
penggunaan
model
Contextual
Teaching
and
kebenaran pada bab II yaitu
Learning didukung media Konkrit
penggunaan
yang terjadi kurang sesuai untuk
model
Contextual
Teaching and Learning didukung
siswa,
media Konkrit membuat suasana
mempunyai
belajar
siswa
melaksanakan
akan lebih aktif dan minat belajar
pembelajaran.
menyenangkan,
karena
siswa minat
kurang dalam kegiatan
DAFTAR PUSTAKA Arif
Irwanto,
Andika.
Penerapan
2014.
Contextual
Arsyad,
Azhar.
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Teaching and Learning
Grafindo Persad.
untuk
Arsyad,
Meningkatakan
2007.
Azhar.
2014.
Media
Kemampuan
Cara
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Berpikir
Siswa
Grafindo Persad.
Pada
Kritis
Mata
Pelajaran
Baharuddin.
2012.
Pendidikan
Pendidikan Pancasila dan
Humanistik. Jogjakarta: Ar Ruz
Kewarganegaraan
Media.
Pada
Pokok Bahasan Partisipasi
Daryanto,
2010.
dalam Usaha Pembelaan
Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Negara di Kelas VII A
Daryanto,
SMP PGRI Ngadiluwih.
Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
UNP Kediri.
Dermawan, Deni. 2011. Metode
2015.
Media
Media
Arikunto,
Suharsimi.
2013.
Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Prosedur
Penelitian:
Suatu
Rosda.
Pendekatan Praktek. (Edisi
Keempat)
Dimyati dan Mujiono, 2009. Belajar Jakarta:
Rineka Cipta. KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
dan Pembelajaran. Jakarta : Reneka Cipta. simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Djamarah, 2010. Strategi Belajar
Ngalimun.
Mengajar. Jakarta : PT. Rineka
Model Pembelajaran. Banjarmasin.
Cipta.
Scripta Cendekia.
Djamarah,
Strategi
dan
Bahri.2013.
Rositawaty. 2008. Senang Belajara
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
Ilmu Pengetahuan Alam 4
: PT. Rineka Cipta.
Untuk
Eka
Syaiful
2012.
Novita
Sekolah
Sari,
Diah,
2015.
Dasar/Madrasah
Penerapan
Model
CTL
Ibtidaiyah
Kelas
IV.
Didukung Media Visual
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Pada
Departemen
Kegiatan
Pendidikan
Nasional.
Pembelajaran Eksplorasi dan
Rusman. 2012. Model – Model
Keliling Persegi Panjang
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Terhadap
Grafindo Persada.
Mengukur
Lurus
Peningkatan
Kemampuan Menghitung
Sanjaya,
Wina.
2006.
Luas Permukaan Persegi
Pembelajaran
Panjang Kelas IV. UNP
Berorientasi
Kediri.
Proses
Strategi
Standar Pendidikan.
Hamzah. 2012. Belajar dengan
Jakarta: Kencana Prenada
Pendekatan PAILKEM. Bandung:
Media Group.
Bumi Aksara. Herry
Sanjaya,
Hermawan,
Asep.2007.
Wina.
2011.
Strategi
Pembelajaran
Belajar dan Pembelajaran SD.
Berorientasi
Bandung : UPI PRESS.
Proses
Huda, Miftahul. 2013. Model –
Jakarta: Kencana Prenada
Model
Pengajaran
dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Standar Pendidikan.
Media Group. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran
Inovatif
Ibrahim dan Nana Syaodih S. 2010.
dalam Kurikulum 2013.
Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Yogyakarta
Rineka Cipta.
Media.
Majid,
Abdul.
2013.
:
Ar-
Ruzz
Strategi
Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai.
Pembelajaran. Bandung: Remaja
2009. Media Pengajaran.
Rosdakarya. KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Bandung:
Sinar
Baru
Pusat
Algensindo.
Edisi
2011. Media Pengajaran. Sinar
Baru
Algensindo.
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R
&
2009.
Keempat).
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Undang – Undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Depdiknas.
Kamus Bahasa Indonesia (
Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai.
Bandung:
Bahasa
D).
Bandung
Undang – Undang Nasional No.20 Tahun
2003
Tentang
Sistem
Pendidikan.
:
Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sukardi.
2003.
Metodologi
Penelitian Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara Suprijo,Agus.
2009.
Cooperative
Learning Teori & Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto,
Ahmad.
2013.
Teori
Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana. Sutirman. 2013. Media dan ModelModel
Pembelajaran
Inovatif.
Yogyakarta:
Graha Ilmu. Pusat
Bahasa
Depdiknas.
2011.
Kamus Bahasa Indonesia ( Edisi
Keempat).
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
KUKUH YAYUK ISTIKOMAH | 12.1.01.10.0109 FKIP – PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
simki.unpkediri.ac.id || 14||