ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN 04 GUNUNG TULEH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS
Oleh FITRIANI NPM. 1110013411451
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN 04 GUNUNG TULEH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS
Disusun Oleh FITRIANI NPM. 1110013411451
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi
Pembimbing I
Padang, Agustus 2014 Pembimbing II
Drs. Nurharmi, M.Si.
Dra. Niniwati, M.Pd.
.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN 04 GUNUNG TULEH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS Fitriani1,Nurharmi2, Niniwati3. 1 Pogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaraanganegaraan 3 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta. E-mail:
[email protected] Abstrak This research of background by lowering of result learn student in study of PKN in class of IV SDN 04 Gunung Tuleh Sub-Province of Pasaman West. One of the way of to overcome the the problem is by using study of type co-operative of TGT with four step approach of study namely 1) Class Peresentase 2) Learn group 3) a games ( tournaments 4) Appreciation of group. this Research type is research of class action with approach qualitative and is quantitative. Result of research show the existence of the make-up of result learn cycle student of I meeting of I with aspect mean learn 75%, student aspect 68,75%, cognate aspect 54,30%, afektif 58,80% and psikomotor 62,20%, Cycle of I meeting of II with aspect mean learn 80%, student aspect 75%,afektif 65,7% and psikomotor 67,8%, cycle of II meeting 1, aspect learn 81,25%, student aspect 81,25 is%, complete of cognate value 85,33%, value of afektif 75,1%, value of psikomotor 83,1%. Cycle of II meeting of II with aspect mean learn 90%, student aspect 90%, value of afektif 89,96%, value of psikomotor 90,63%. Thereby can be concluded that by using approach of study of co-operative of TGT can improve result learn student at study of PKN Keyword: PKN, TGT, Result of Learning Pembelajaran
PENDAHULUAN
PKn
merupakan
Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
salah satu mata pelajaran wajib disekolah
merupakan pondasi yang pertama untuk
dasar (SD) mulai dari kelas I sampai kelas
mencapai
pendidikan
VI. Pembelajaran PKn memiliki peranan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan tujuan
yang sangat penting dalam meningkatkan
pendidikan
dalam
kualitas pendidikan serta memfokuskan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 pasal 3
pada berfikir secara kritis, dan dapat
yaitu
berkembang secara positif dan demokratis
suksesnya SD
yang
“Pendidikan
terdapat dasar
bertujuan
memberikan bakat kepada siswa untuk
untuk
membentuk
diri
berdasarkan
mengembangkan kemampuan dasar agar
karakter masyarakat Indonesia agar dapat
dapat mengikuti pendidikan menengah”.
hidup bersama dengan bangsa lain. 1
Mata pelajaran PKn di Sekolah
adalah
model
yang
menggunakan
Dasar (SD) merupakan mata pelajaran
tournaments akademik seperti: kuis-kuis,
yang memfokuskan pada pembentukan
sistem skor untuk kemajuan individual
warga negara yang memahami dan mampu
siswa
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
mendapatkan
untuk menjadi warga negara Indonesia
2008:163).
yaitu
siswa skor
berlomba tertinggi
untuk (Slavin,
yang cerdas, terampil, dan berkarakter
Berdasarkan wawancara, dengan
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
guru kelas IV ibu Yurisna dan pengalaman
1945.
di tempat peneliti mengajar yaitu SDN 04 Model
learning
tipe
Tournaments)
pembelajaran TGT
kooperatif
(Teams
yaitu
Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat,
Games
hal ini sangat bertolak belakang dengan
pendekatan
proses pembelajaran yang semestinya yang
pembelajaran yang berbentuk kelompok.
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran.
Model ini merupakan salah satu model
Guru lebih mendominasi jalanya
pembelajaran yang sangat baik bagi siswa,
pembelajaran dengan cara berceramah
karena model pembelajarannya berbentuk
didepan kelas dan mencatatkan hal-hal
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
yang dianggap penting dalam materi
siswa
pelajaran yang dibahas. Siswa bersifat
yang
heterogen
dengan
melaksanakan permainan (tournaments). Dengan
model
pasif dalam belajar serta pengalaman
pembelajaran
belajar tidak terbentuk dalam diri siswa,
tersebut siswa akan termotivasi dengan
sehingga siswa cepat lupa tentang materi
adanya penghargaan yang diberikan oleh
yang sedang dibahas.
guru setelah belajar kelompok. Selain itu
Hal ini mengakibatkan rata-rata
unsur-unsur psikologis siswa menjadi lebih
nilai ulangan PKn pada siswa kelas IV
terangsang dan menjadi lebih aktif, lebih
SDN
semangat
mengemukakan
Pasaman Barat menjadi rendah. Masih
pendapat serta dapat meningkatkan kerja
banyak siswa yang mendapatkan nilai di
sama siswa, lebih giat dan termotivasi
bawah tingkat ketuntasan dalam belajar
sehingga meningkatkan pencapaian hasil
yaitu di bawah 70. Padahal seorang siswa
belajar sesuai dengan yang diharapkan.
dikatakan tuntas dalam belajar harus
dan
berani
04
Gunung
Tuleh
Kabupaten
Model kooperatif learning tipe
mendapatkan nilai 70, sesuai dengan
Teams Games Tournaments (TGT) ini
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 2
yang ditetapkan oleh
SDN 04 Gunung
diubah kedalam bentuk angka-angka, maka
Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Dengan
tentu menggunakan analisis kualitatif,
data hasil nilai PKn siswa kelas IV SDN
sedangkan jika data yang dilampirkan
04 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman
dikategorikan atau diubah dalam bentuk
Barat.
angka-angka, analisisnya adalah analisis Rendahnya nilai pembelajaran PKn
data kuantitatif.
pada siswa kelas IV di SDN 04 Gunung
Penelitian ini dilaksanakan di SD
Tuleh, maka upaya yang dapat dilakukan
Negeri 04 Gunung Tuleh Kabupaten
dalam mengatasi permasalahan tersebut
Pasaman Barat. Subjek dalam penelitian
dengan menggunakan model pembelajaran
ini adalah peserta didik kelas IV di SD
kooperatif tipe Teams Games Tournaments
Negeri 04 Gunung Tuleh Kabupaten
(TGT), karena model pembelajaran ini
Pasaman Barat, dengan jumlah siswa 30
membawa siswa belajar lebih aktif, rileks
orang yang terdiri dari 16 orang anak laki-
dan menyenangkan, sehingga dengan tanpa
laki dan 14 orang anak perempuan.
disadari siswa sudah menghafal materi
Penelitian dilaksanakan di kelas IV pada
pelajaran tanpa merasa terpaksa untuk
semester II tahun ajaran 2012-2013 di
menghafal materi
Sekolah Dasar. Penelitian ini terhitung dari
dianggap
sulit.
sebelumnya Selain
itu,
yang model
waktu
perencanaan
sampai
penulisan
pembelajaran Kooperatif tipe TGT juga
laporan hasil penelitian. Penelitian ini
belum pernah digunakan di sekolah tempat
terdiri dari tiga siklus dan masing masing
peneliti melakukan penelitian.
siklus terdiri pula dari tiga kali pertemuan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
dan diakhir siklus dilaksanakan tes akhir.
mengetahui peningkatan hasil belajar PKn
Arikunto, dkk (2006:104), merinci
siswa kelas IV SDN 04 Gunung Tuleh
metode atau langkah-langkah pelaksanaan
melalui model pembelajaran kooperatif
penelitian tindakan kelas ke dalam empat
tipe teams games tournaments.
tahapan, yaitu: “a) Perencanaan (planning),
METODOLOGI PENELITIAN
b) pelaksanaan atau tindakan (acting), c)
Jenis
penelitian
yang
peneliti
lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif dan
pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting)”. Indikator
keberhasilan
kuantitatif. Jika data yang diperoleh hanya
proses pembelajaran di
sedikit dan bersifat uraian yang tidak bisa
menggunakan
Kriteria
dalam
ukur dengan Ketuntasan 3
Minimum (KKM). Adapaun indikator
pembelajaran
keberhasilan pada penelitian ini adalah
diamati oleh observer.
kemampuan hasil belajar setelah tindakan mencapai nilai di atas KKM yaitu 80 %.
3.
berlangsung
yang
Lembar Tes Digunakan untuk memperkuat data
Data penelitian ini berupa hasil
observasi yang terjadi dalam kelas
pengamatan dari setiap tindakan perbaikan
terutama pada butir penguasaan materi
pada
pembelajarandari unsur siswa.
pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan model kooperatif learning
Rochiati (2007:135), menyatakan
tipe TGT pada kelas IV SD Negeri 04
bahwa “Analisis yang dilakukan peneliti
Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat.
berupa membuat
Sumber
data
penelitian
adalah
keputusan
mengenai
bagaimana menampilkan data dalam tabel,
proses pembelajaran pada mata pelajaran
matriks,
PKn
analisis data penelitian tindakan kelas yang
dengan
menggunakan
model
atau
bentuk
cerita”.
Dalam
kooperatif tipe Teams Games Tournaments
peneliti
(TGT) di kelas IV SDN 04 Gunung Tuleh
menampilkan data dalam bentuk cerita.
Kabupaten Pasaman Barat yang meliputi
Data yang diperoleh dalam penelitian
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dianalisis dengan menggunakan analisis
pembelajaran, kegiatan penilaian, perilaku
data kualitatif dan kuantitatif. Seperti yang
guru
dikatakan
dan
peserta
didik
sewaktu
berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk mengukur hasil tindakan
lakukan
ini
secara
umum
oleh Miles (dalam Rochiati,
2007:18) yakni “analisis data kualitatif dimulai
dengan
menelaah
sejak
yang diberikan penulis menggunakan:
pengumpulan data sampai seluruh data
1.
terkumpul.
Lembar pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran guru Dilakukan
untuk
berlangsungya
proses
Analisis data dilakukan terhadap mengamati
data yang telah direduksi baik data
pembelajaran
perencanaan, pelaksanaan, maupun data penilaian. Analisis data dilakukan terpisah-
PKn. 2.
Lembar observasi penerapan model
pisah dimaksudkan agar dapat ditemukan
TGT dari aspek peneliti dan siswa
berbagai informasi yang spesifik dan
digunakan
terfokus kepada berbagai informasi yang
mengetahui
kualifikasi
peneliti dan siswa selama proses
mendukung
dan
menghambat
pembelajaran. 4
Hasil
penelitian
ini
berbentuk
angka dan bilangan karena penelitian ini
yang diamati keterlibatan antara siswa dengan peneliti pada pembelajaran.
menganalisa dan mengolah data yang
Pengamatan
pelaksanaan
berupa skor hasil tes atau hasil belajar yang
pembelajaran
siklus
di peroleh siswa setiap siklusnya. Jadi,
pengamatan
pada
pengolahan datanya digunakan analisis
berlangsung dalam pembelajaran PKn
data kuantitatif.
dengan
I
pertemuan saat
I,
tindakan
menggunakan
pendekatan
Nilai hasil belajar yang dimaksud
pembelajaran kooperatif tipe TGT yang
dari pendapat ahli di atas adalah nilai hasil
dilakukan bersama dengan pelaksanaan
belajar yang mencakup tiga ranah, yaitu
tindakan. Hal ini dilakukan secara intensif,
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
objebtif
dianalisis dengan menggunakan Model
dilakukan oleh guru
dan teman sejawat
Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif,
mulai
pertama,
selain itu bertujuan untuk meningkatkan
mengamati
proses pembelajaran, penelitian ini juga
pembelajaran.
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
sanakan
peserta didik.
menggunakan
HASIL PENELITIAN DAN
kegiatan yang diisi dengan memberi tanda
PEMBAHASAN
ceklis. Berikut ini akan dipaparkan
1. Siklus I
hasil pengamatan tentang aktivitas guru
dan dari
sistematik. siklus
kegiatan Obsever
tugasnya
Pengamatan bertugas
siswa
dalam
dalam
melak-
dibantu
lembaran
dengan
pengamatan (1)
Pada saat proses pembelajaran
dalam pelaksanaan pembelajaran dan (2)
berlangsung pengamat mengamati setiap
hasil pengamatan tentang aktivitas siswa
kegiatan yang tampak, baik kegiatan siswa
dalam pembelajaran, dan (3) hasil belajar.
maupun kegiatan guru kedalam lembar
2. Aktivitas
observasi.
dalam
Kegiatan
Pembelajaran
1. Perencanaan Pembelajaran Observer
Guru
mengamati
Aktivitas
guru
selama
proses
perilaku
pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 secara
peneliti dan perilaku siswa selama proses
umum berlangsung sesuai dengan apa yang
pembelajaran
telah
berlangsung
dengan
menggunakan lembar observasi, aspek
direncanakan
dan
yang
telah
dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan guru dalam
pembelajaran
diamati
dengan 5
menggunakan lembar pengamatan. Dalam lembar
pengamatan
diketahui
bahwa
persentase kelas memperoleh nilai cukup dan materi yang dijelaskan tidak sesuai
c. Dalam kelompok siswa memperoleh nilai
sangat
baik,
karena
empat
deskriptor sudah tampak. d. Kesimpulan
dan
tindak
lanjut
dengan uraian RPP. Pada pembagian siswa
pembelajaran 3 deskriptor yang tidak
dalam kelompok memperoleh nilai baik,
tampak
meskipun pada awalnya siswa agak ribut
mendengarkan kesimpulan pelajaran,
karena baru belajar kelompok.
(b) Siswa tidak mencatat kesimpulan
Berdasarkan
hasil
lembar
pengamatan tentang aktivitas guru skor yang diperoleh peresentase ketuntasan 75% dengan kualifikasi baik. Dengan
4. Pengamatan
Pembelajaran
Hasil pembelajaran yang diperoleh
3. Aktivitas
penggunaan
pada
pelaksanaan model
tindakan
pembelajaran
kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran
pembelajaran Aktivitas
Hasil
Siklus I Pertemuan I siswa
kegiatan
tidak
akhir.
dikategorikan dengan kualifikasi baik. dalam
Siswa
pelajaran, (d) Tidak mengambil nilai
demikian, maka untuk aktivitas guru dapat siswa
yaitu(a),
siswa
juga
diamati
dengan menggunakan lembar pengamatan. Aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan 1
PKn siklus 1 masih kurang memuaskan. a. Aspek kognitif Diperoleh gambaran bahwa dari 30
masih ada yang belum terlaksana.
orang siswa, 14 orang yang mampu
a. Dimulai dari kegiatan awal diperoleh
menuntaskan materi pelajaran, sedangkan
kualifikasi baik dimana 3 deskriptor
16orang siswa belum tuntas. sedangkan
tampak,
dalam
peresentase ketuntasan yang diharapkan
keadaan rapi dan tertib, (b) Siswa
adalah 70%. Untuk lebih jelasnya dilihat
berdo’a dengan hikmah, (d) Siswa
pada tabel aspek penilaian kognitif
menjawab
b. Aspek afektif
(a)
Siswa
duduk
pertanyaan
yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
Diperoleh gambaran bahwa hasil
b. Kegiatan inti dimulai dari peresentase
penilaian afektif rata-rata siswa 58,80%
kelas yang mendapat nilai cukup,
dan berada pada taraf keberhasilan dengan
karena ada satu deskriptor yang tidak
kategori cukup.
tampak
yaitu
(c)
Siswa
tidak
menjelaskan pertanyaan guru. 6
c. Aspek psikomotor
Hasil pembelajaran yang diperoleh
Diperoleh gambaran bahwa hasil
siswa
pada
pelaksanaan
tindakan
penilaian psikomotor siswa pada siklus 1
penggunaan
pertemuan 1 adalah 62,20%, jadi rata-rata
kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran
penilaian
PKn siklus 1I sudah memuaskan, hal
psikomotor
pada
siklus
1
model
pertemuan 1 ini berada pada tahap
tersebut pertemuan
keberhasilan dengan kategori cukup.
penilaian sebagai berikut:
2. Siklus II
a. Aspek kognitif
pembelajaran
dibuktikan dengan
Indikator pembelajaran dirumuskan
Diperoleh gambaran bahwa dari
dengan jelas dan logis, media dan sumber
siswa 30 hanya 28 orang siswa yang
belajar yang digunakan sesuai dengan
mampu menuntaskan materi pelajaran.
materi dan model pembelajaran yang
Selain itu peresentase ketuntasan
digunakan. Skenario pembelajaran sesuai
belajar tersebut dengan rata-rata 85,33%.
dengan indikator pembelajaran, bahan
b. Aspek afektif
yang diajarkan berpusat Skenario
pembelajaran
pada siswa.
Diperoleh gambaran bahwa hasil
mencantumkan
penilaian afektif rata-rata siswa adalah
kegiatan siswa dengan jelas. 1. Aktivitas
guru
hasil
75,1%, berada pada taraf keberhasilan
dalam
kegiatan
Pembelajaran
dengan kategori sangat baik. c. Aspek Psikomotor
Dilihat dari keseluruhan skor yang
Diperoleh gambaran bahwa hasil
diperoleh 13 dari skor maksimal 16 kriteria
penilaian psikomotor siswa pada siklus II
keberhasilan terhadap penilaian aspek guru
pertemuan I adalah 83,1%, jadi rata-rata
pada siklus II pertemuanI ini adalah
penilaian
81,25%.
I1pertemuan I ini berada pada tahap
2. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran
keberhasilan dengan kategori sangat baik.
Dari
keseluruhan
skor
yang
diperoleh 13 dari skor maksimal 16 kriteria
psikomotor
pada
siklus
Pembahasan Pada
penilaian
pendekatan
keberhasilan terhadap penilaian aspek
kooperatif tipe TGT dilakukan dengan
siswa pada siklus II pertemuan I ini adalah
memberikan tes tertulis yang dilakukan
81,25%.
secara individual oleh guru. Tes tersebut
3. Pengamatan hasil Pembelajaran
soalnya lembaran
diberikan soal,
oleh
guru
masing-masing
berupa siswa 7
Jadi dari
memiliki secara individu dan dijawab hasil
pelaksanaan
pembelajaran yang diperoleh siswa pada
dalam kertas satu lembar. Dari
hasil
diskusi
peneliti
tindakan
penggunaan
pendekatan
memperoleh hal-hal sebagai berikut:
pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam
a. Penyajian materi dengan menggunakan
pembelajaran PKn siklus II berjalan jauh
pendekatan pembelajaran kooperatif
lebih baik dari siklus I. Dimana siswa yang
tipe TGT sesuai dengan rencana.
sebelumnya
Walaupun ada langkah-langkah yang
ketuntasan minimal dengan rata-rata masih
tidak berurutan dan tidak terlaksana
di bawah 70, pada siklus ini mampu
dengan baik.
mencapai standar dan bahkan melebihi
b. Pada saat belajar kelompok guru
belum
mencapai
standar
rata-rata 70.
kurang menjelaskan cara mengerjakan
Peningkatan ini didukung oleh
LDK dan guru kurang membimbing
bimbingan dari guru kepada siswa. Dalam
siswa dalam mengerjakan LDK.
melakukan kegiatan dan tugas
Dari hasil penelitian pada siklus I
mereka
mengingatkan
untuk
agar berpikir
pertemuan I hasil belajar dari aspek
bersama, berinteraksi dan menyamakan
kognitif dengan rata-rata kelas 54,30,
persepsi. Kegiatan ini merupakan hal yang
jumlah siswa yang tuntas 14 siswa dan
penting pada aktivitas siswa, sehingga
yang belum tuntas 16 siswa
kriteria aktivitas siswa sangat baik dan
peresentase
ketuntasan
belajar
dengan siswa
dampak
positifnya
adalah
untuk
adalah 54,30%, hasil belajar siswa dari
meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana
aspek afektif dengan rata-rata kelas 58,80,
hasil belajar siswapun meningkat pada
jumlah siswa yang tuntas
siklus
adalah 6 dan
yang belum tuntas 24 siswa, dengan peresentase
ketuntasan
belajar
II
sesuai
dengan
apa
yang
diharapkan.
siswa
68,9%, dan hasil belajar siswa dari aspek
KESIMPULAN DAN SARAN
psikomotor dengan rata-rata kelas 62,20
Kesimpulan
jumlah siswa yang tuntas adalah 9 siswa
Berdasarkan hasil penellitian dan
dan yang belum tuntas 21 siswa dengan
pembahasan, maka peneliti menyimpulkan;
peresentase
1. Pelaksanaan
ketuntasan
adalah 62,20%.
belajar
siswa
dengan
proses
menggunakan
pembelajaran pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe TGT, 8
dilakukan dengan penilaian kognitif,
nanti bermanfaat setelah peneliti turun
apektif dengan penilaian sikap selama
ke lapangan.
siswa
melakukan
kegiatan,
dan
penilaian psikomotor diperoleh melalui
DAFTAR RUJUKAN
skor perkembangan yang diperoleh E. Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning. Bandung Alfabeta
siswa. 2. Hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dicantumkan
di
atas,
maka
Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
peneliti
mengajukan saran untuk pertimbangan: 1. Untuk kepala sekolah, dapat berupaya untuk
meningkatkan
prasarana
yang
sarana
dan
menunjang
keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Untuk
guru,
dalam
melaksanakan
pembelajaran agar dapat menggunakan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai serta bervariasi dengan tujuan
agar
siswa
tertarik
untuk
mengikuti pelajaran yang diberikan. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
karena
dengan
model
pembelajaran yang dilakukan ini akan lebih menyenangkan. 3. Bagi peneliti selaku mahasiswa, untuk dapat menambah pengetahuan yang 9