ARTIKEL ILMIAH KEPERCAYAAN DIRI SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
Oleh: INDRA NOVARESTITA NIM ERA1D08017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2013
1
KEPERCAYAAN DIRI SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : “Indra Novarestita” Mahasiswi Universitas Jambi Fakultas Keguruan (BK)
RINGKASAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kepercayaan diri siswa antara yang satu dengan yang lain bervariasi. Berdasatkan Tanya jawab dengan sebagian siswa, ternyata diperoleh informasi bahwa kepercayaan diri siswa ada yang mengalami peningkatan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Akan tetapi ada juga siswa yang sebelumnya telah memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kemudian mengikuti layanan bimbingan kelompok menjadi semakin tinggi. Hal ini didukung oleh keterangan dari guru pembimbing yang bertugas di SMP Negeri 8 Kota Jambi, bahwa layanan bimbingan kelompok khususnya bidang bimbingan pribadi termasuk salah satunya tentang peningkatan kepercayaan diri siswa telah dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Rumusan masalah pada penelitian ini berbunyi bagaimana peningkatan kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Jambi setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kepercayaan diri siswa kelas VIII setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif, dengan anggota populasi siswa kelas VIII SMP negeri 8 Kota Jambi yang telah mendapatkan layanan bimbingan kelompok pada tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 68 orang. Sampel diambil dengan teknik unit sampling sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui angket dengan skala dikhotomis dan diolah dengan rumus P. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi. Oleh karena itu disarankan agar (1) penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok perlu ditingkatkan dengan mengemas penyelenggaraan layanan dengan labih baik, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun tindak lanjut hasil evaluasi, dan (2) peserta layanan bimbingan kelompok hendaknya lebih berperan aktif dalam penyelenggaraannya, agar kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan dengan lebih baik pula.
I. PENDAHULUAN Kepercayaan diri yang dimiliki seseorang akan sangat berengaruh terhadap perilaku dan hasil suatu usaha yang dilakukannya. Orang-orang yang memiliki potensi, percaya diri dan self-actualized (aktualisasi diri) tidak menggantungkan keputusankeputusannya yang utama kepada lingkungan dan kepada orang lain. Mereka lebih bergantung kepada potensi-potensi mereka sendiri bagi perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya. 2
Kemandirian menjadikan mereka memiliki kadar arah diri yang tinggi. Mereka memandang diri sendiri sebagai agen yang merdeka, aktif, bertanggung jawab, dan sebagai agen yang mendisiplnkan diri dalam menentukan basibnya sendiri. Seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri, di samping mampu untuk mengendalikan dan menjaga keyakinan dirinya, juga akan mampu membuat perubahan di lingkungannya. Menurut Perker (2006:228), “Percaya diri ini ada dua jenis, yaitu percaya diri batin dan percaya diri lahir. Percaya diri batin adalah perasaan atau anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir adalah penampilan dan perilaku yang menunjukkan pada dunia luar bahwa kita yakin pada diri kita. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing (Bimbingan dan Konseling) di SMP Negeri 8 Kota Jambi yang ternyata memiliki data lengkap tentang tingkat kepercayaan diri siswa, diperoleh data seperti tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Kepercayaan Diri di SMP Negeri 8 Kota Jambi No
Perlaku yang Diamati
1 2
Yakin pada kemampuannya sendiri Mengerjakan sesuatu tanpa minta bantuan orang lain Berani tampil di depan kelas/umum Tegas tanpa agresif secara berlebihan Kreatif dan penuh inisiatif
3 4 5
Jumlah Siswa pada Kelas VII VIII IX 56 73 68 63 71 86 72 31 65
69 44 68
87 51 75
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dijelaskan bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa SMP negeri 8 Kota Jambi sangat bervariasi. II. TINJAUAN PUSTAKA Charles dalam Nugroho (2004:6) mendefinisikan percaya diri sebagai totalitas dari apa yang dipercayai seseorang benar pada dirinya dan nilai seseorang itu menempatkan pada kepercayaan-kepercayaan itu secara individual dan kolektif”. Sedangkan pendapat Yorder dan Procor dalam Nugroho (2004:6) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai ekspresi aktif dan efektif dari perasaan bagian dalam dari harga diri (self worth), penghargaan (self-esteem), dan pemahaman diri (selfunderstanding). Menurut Maslow dalam Koeswara (1991:118), “orang-orang yang memiliki potensi, percaya diri dan self-actualized (aktualisasi diri) tidak menggantungkan keputusan-keputusannya yang utama kepada lingkungan dan kepada orang lain. Mereka lebih bergantung kepada potensi-potensi mereka sendiri bagi perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya”. Kemandirian menjadikan mereka memiliki kadar arah diri yang tinggi. Mereka memandang diri sendiri sebagai agen yang merdeka, aktif, bertanggung jawab, dan sebagai agen yang mendisiplinkan diri dalam menentukan nasibnya sendiri. Lebih jauh Koeswara (1991:118) menyatakan bahwa teori Maslow tentang kebutuhan bertingkat, salah satu di antaranya adalah kebutuhan akan rasa harga diri (need for self-esteem) adalah penghormatan atau enghargaan dari diri sendiri yang 3
mencakup hasrat untuk memeroleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi kemandirian dan kebebasan”. Jhon Fereir dalam Agustian (2001:64) mengatakan bahwa,”seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri, di samping mampu untuk mengendalikan dan menjaga keyakinan dirinya, juga akan mampu membuat perubahan di lingkungannya”. Sedangkan Nugroho (2004:6) mengutip pendapat Lindenfild mendefinisikan percaya diri dengan cara membuat daftar tentang unsur-unsur yang khas yang ada pada seseorang yang percaya diri. Hasil analisisnya menyimpulkan bahwa percaya diri ini ada dua jenis, yaitu percaya diri batin dan percaya diri lahir. Percaya diri batin adalah perasaan atau anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir adalah penampilan dan perilaku yang menunjukkan pada dunia luar bahwa kita yakin pada diri kita. Pengertian-pengertian tersebut mengandung maksud bahwa orang yang memiliki rasa percaya diri akan lebih mungkin mendapatkan kualitas yang besar dalam hal harga diri, penghargaan, dan pemahaman diri. Pada intinya kepercayaan diri merupakan suatu tindakan, aksi, atau semangat yang berorientasi pada kualitas. 1. Bentuk-Bentuk Kepercayaan Diri serta Ciri-Ciri Orang yang Memilikinya Seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri, di samping mampu untuk mengendalikan dan menjaga keyakinan dirinya, juga akan mampu membuat perubahan di lingkungannya. Percaya diri ini ada dua jenis, yaitu percaya diri batin dan percaya diri lahir. Percaya diri batin adalah perasaan atau anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir adalah penampilan dan perilaku yang menunjukkan pada dunia luar bahwa kita yakin pada diri kita. Secara lebih jelas, cirri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi menurut Charles dalam Nugroho (2004:6) adalah sebagai berikut: a. Menunjukkan sikap dan perilaku yakin pada kemampuannya sendiri b. Mengerjakan sesuatu tanpa meminta bantuan orang lain c. Berani tampil di depan umum/kelas d. Tegas tanpa agresif secara berlebihan e. Kreatif dan penuh inisiatif 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Individu Kepercayaan diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam diri individu itu sendiri (internal) maupun dari luar diri individu (eksternal). Layanan Bimbingan Kelompok Menurut Prayitno dalam Afri (2009:70), layanan bimbingan kelompok merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling dengan mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Topik-topik umum tersebut dibahas melalui suasana dinamika kelompok intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok (konselor). Sedangkan Tim Devisi Pengembangan BK PPPPTK Penjas dan BK (2008:8), menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan social, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
4
Menurut Prayitno dalam Afri (2009:71), secara umum, tujuan layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Kemampuan komunikasi/sosialisasi seseorang seringkali terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit, dan terkungkung serta tidak efektif. Hal ini menjadikan seseorang kehilangan rasa percaya dirinya. Melalui layanan bimbingan kelompok hal-hal yang mengganggu atau menghimit perasaan dapat diungkapkan, dilontarkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang suntuk, nuntu, atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui berbagai masukan dan tanggapan baru, persepsi dan wawasan yang menyimpanh dan/atau sempit dapat diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan, sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat dan didobrak, kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok Dalam layanan bimbingan kelompok berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok. Asas Layanan Bimbingan Kelompok a. Kerahasiaan b. Kesukarelaan c. Asas-asas lain Pendekatan dan Teknik Layanan Bimbingan Kelompok a. Pembentukan Kelompok b. Tahap Penyelenggaraan c. Isi Layanan d. Teknik dalam Kegiatan Waktu dan Tempat d. Penilaian e. Mitra Pemimpin Kelompok f. Operasionalisasi Layanan Bimbingan Kelompok A. Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam empat bidang bimbingan, yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan belajar, bidang bimbingan sosial dan bidang bimbingan karir. Untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa ini, bimbingan kelompok dilaksanakan dalam bidang bimbingan sosial Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok yang dikemas dengan baik bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dapat dilakukan melalui bidang bimbingan sosial seperti yang telah dikemukakan di atas.
5
III. METODE PENELITIAN 2 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 8 Jambi yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan oleh guru pembimbing di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Adapun jumlah populasi seperti disajikan dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 3.1 Populasi Penelitian N
Kelas
Jumlah
No 1 1 2 3
VII
96
VIII IX Jumlah
144 102 342
1.
Sampel Menurut Arikunto (1993:104) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Karena jumlah anggota populasi besar, yaitu 342 orang, maka jumlah sampel diambil sebesar 20% yaitu sebanyak 68 orang. Untuk penentuan sampel digunakan teknik stratified random sampling sehingga masing-masing anggota populasi dalam setiap tingkat/kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Sebaran sampel penelitian tertera pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Sebaran Sampel Penelitian No Kelas Jumlah Populasi 1 VII 96 2 VIII 144 3 IX 102 Total 342
Jumlah Sampel (10%) 19 29 20 55
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket. Angket ini bersifat tertutup, artinya responden hanya diberikan kesempatan untuk memilih jawaban yang sesuai menurutnya. Angket diberikan kepada siswa di sekolah dan meminta siswa mengerjakan pada saat itu juga. Angket disusun dengan beberapa prosedur. Kisi-kiisi angket tertera pada tabel di bawah ini.
No 1
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penelitian Indikator Deskriptor a. Bertindak dengan Mampu menegakkan keinginannya kehendaknya sendiri/tanpa menunggu instruksi dari orang lain b. Bersikap sesuai dengan keyakinannya c. Mempunyai kehendak yang kuat
6
Nomor Item
2
Menentukan sendiri setiap perbuatannya
3
Mampu mengembangkan diri
4
Tampil sebagai totalitas pribadi yang mantap dan harmonis
a. Mengambil keputusan tanpa tergantung pada orang lain b. Bertanggung jawab d. Mampu mempertahankan prinsip yang dimiliki a. Mampu mengerjakan tugas pribadi b. Menghadapi masalah tanpa emosi berlebihan c. Mengatasi masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain d. Bebas secara emosi dari orang tua a. Puas dengan keputusan sendiri b. Menghargai waktu c. Mampu menghindari pengaruh negatif pergaulan d. Bersikap terbuka e. Mempunyai hubungan baik dengan orang lain f. Perasaan atau tanggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik g. Yakin kepada kemampuan sendiri h. Tindakan atau aksi yang berorientasi pada kualitas
Setelah data terkumpul maka selanjutnya menghitung hasil data tersebut dengan teknik uji-t dengan menggunakan rumus sebagaimana yang di kemukakan Sutja, dkk. (2005 : 65) yaitu :
t X1 X2 S1 S2 n1 n2
= t – hitung yang dicari = Angka rata-rata dari variabel 1 = Angka rata-rata dari variabel 2 = Standar deviasi dari variabel 1 = Standar deviasi dari variabel 2 = jumlah data dari variabel 1 = jumlah data dari variabel 2
7
maka diperoleh hasil sebagai berikut: Berdasarkan lampiran 5, x1 = 31,89
x2= 14,27
s1 = 28,15
s2= 21,95
n1 = 55
n2= 55
maka x1 – x2
t=
√ s 1 + s2 n1-1 + n2-1 t = 31,89 – 14,27 √ 28,15 + 21,95 (55-1) + (55-1) t=
17,62 √ 0,92
=
17,62 0,96
= 18,34
8
Ternyata penghitungan melalui t-test ditemukan hasil 18,34 sedangkan t-tabel dengan derajat kebebasan 108 (110-2) pada tingkat kepercayaan 0,05 maupun 0,1 adalah sebesar 1,658 dan 1,980 maka berarti t-hitung lebih besar dari t-tabel sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dapat diterima. Artinya, dalam hal kepercayaan diri siswa antara sebelum dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi ditemukan perbedaan yang berarti, terjadi peningkatan dengan angka hasil penghitungan sebesar 18,34. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data atas jawaban responden, berikut ini akan dikemukakan pula hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan kepercayaan diri siswa setelah menerima layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi, dan berdasarkan hasil penelitian ini berada dalam tingkatan tinggi (70,99%), meningkat 39,03% dari sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok yang berada pada tingkatan sangat rendah (31,96%). Tabel 8. Hasil Penelitian Berdasarkan Penyebaran Angket Penelitian Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan No. Jawaban Jumlah No. Jawaban Jumlah Item Ya Tidak f % Item Ya Tidak f % f % f % f % f % 1 29 52,73 26 47,27 55 100 24 21 38,18 34 61,82 55 100 2 29 52,73 26 47,27 55 100 25 55 100 0 55 100 0 3 35 63,64 20 36.36 55 100 26 40 72,73 15 27,27 55 100 4 35 63,64 20 36,36 55 100 27 51 92,73 4 7,27 55 100 5 23 41,82 32 58,18 55 100 28 50 90,91 5 9,09 55 100 6 55 100 0 55 100 29 31 56,36 24 43,64 55 100 0 7 31 56,36 24 43,64 55 100 30 28 50,91 27 49,09 55 100 8 22 40 33 55 100 31 47 85,55 8 14,45 55 100 60 9 19 34,55 36 65,45 55 100 32 20 36,36 35 63,64 55 100 10 27 49,09 28 50,91 55 100 33 33 60 22 55 100 40 11 20 36,36 35 63,64 55 100 34 55 100 0 55 100 0 12 33 60 22 55 100 35 55 100 0 55 100 40 0 13 27 49,09 28 50,91 55 100 36 47 65,45 8 34,55 55 100 14 39 70,91 16 29,09 55 100 37 50 90,91 5 9,09 55 100 15 48 87,27 7 12,73 55 100 38 52 94,55 3 5,45 55 100 16 48 87,27 7 12,73 55 100 39 29 52,73 26 47,27 55 100 17 48 87,27 7 12,73 55 100 40 55 100 0 55 100 0 18 51 92,73 4 41 33 60 33 55 100 7,27 55 100 40 19 50 90,91 5 55 100 42 47 85,55 8 9,09 14,45 55 100 20 29 52,73 26 47,27 55 100 43 38 69,09 17 30,91 55 100 21 30 54,55 25 45,45 55 100 44 55 100 0 55 100 0 22 30 54,55 25 45,45 55 100 45 55 100 0 55 100 0 ∑ 23 52 94,55 3 1435 5,45 55 100 x 31,89 70,98 29,02
9
Hasil penelitian menyatakan bahwa peningkatan kepercayaan diri siswa setelah menerima layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi berada dalam tingkatan tinggi (70,99%). Hal ini dapat dikatakan bahwa pada umumnya, pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berbagai indikator penelitian, yaitu mampu menegakkan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya, mampu mengembangkan diri dan tampil sebagai pribadi yang mantap dan harmonis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepercayaan diri siswa antara sebelum dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Melalui penghitungan, ternyata diperoleh t hitung lebih besar dari t-tabel (18,34) yang berarti terdapat peningkatan kepercayaan diri siswa antara sebelum dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Berdasarkan temuan penelitian, maka saran-saran yang perlu disampaikan adalah: Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok perlu ditingkatkan dengan mengemas penyelenggaraan layanan dengan labih baik, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun tindak lanjut hasil evaluasi dan peserta layanan bimbingan kelompok hendaknya lebih berperan aktif dalam penyelenggaraannya, agar kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan dengan lebih baik pula. DAFTAR PUSTAKA Afri, Joni. 2009. Materi Bimbingan dan Konseling. Modul Pendidikan dan Latihan Guru Rayon 8 LPTK Jambi Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Kecerdasan Emosi. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto,Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press B. Simandjuntak & L Pasaribu. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Tarsito Basri, Hasan. 2000. Remaja Berkualitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Semarang: IKIP Semarang Press 10
Friel, John C & Friel, Linda D. 2000. Teens On 7 : 7 Hal Terbaik yang Dilakukan Remaja Top. Bandung: Kaifa Gea, Antonius Atosokhi dkk. 2002. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: ANDI Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: ANDI Koeswara. 1991. Remaja Mandiri dan Masa Depan. . Jakarta: PT Rakasta Samasta Perker. 2006. Membina Kemandirian daqn Kepercayaan Diri Anak. Bandung: Kaifa Lie, Anita & Prasasti, Sarah. 2004. 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo Mukhtar, dkk. 2001. Konsep Diri Remaja Menuju Pribadi Mandiri. Jakarta: PT Rakasta Samasta Nugroho, Andi. 2004. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Prasasti. 2004. Pembinaan Anak Berbakat. Bandung: Pustaka Dla Prasta Prawironoto, Hartati dkk. 1994. Pembentukan Budaya dalam Lingkungan Keluarga di Daerah Jawa Tengah. Jateng: Depdikbud Dirjen Kebudayaan Sujanto, Agus dkk. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru Sudijono, Anas. 2000. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo
Persada
Sunarto dan Agung Nugroho. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grafindo Persada Schiller, Pam & Bryant, Tamera. 2002. 16 Moral Dasar Bagi Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo Sutja, Akmal, dkk. 2005. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Program Ekstensi Bimbingan Konseling Universitas Jambi Tim Devisi Pengembangan BK, 2008. Pengembangan Diri malalui Pelayanan Konseling. Jakarta: PPPPTK Penjas dan BK Depdiknas
11