ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN DISPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI
Oleh : PATIMAH HUTAPEA NIM. EA1D211004
PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI BULAN AGUSTUS TAHUN 2014
2
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin Diri Siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi Oleh: PATIMAH HUTAPEA NIM. EA1D21104 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: “apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur taraf besaran signifikan Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin Diri Siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi yang meliputi beberapa indikator yakni otoriter, laisez faire, ketaatan, ketertiban dan keteraturan yang meliputi dari beberapa deskriptor. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu berusaha menjelaskan dan menggambarkan tentang apa yang diteliti. Penelitian korelasi ini digunakan untuk melihat hubungan antara pola asuh dengan disiplin belajar siswa yang akan diteliti berdasarkan angket yang diisi oleh responden. Korelasi yang dimaksud untuk mencari hubungan di antara dua variabel. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VII di SMP Negeri 4 Kota Jambi (sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang ). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan pada pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa (rn ≥ rt Ha Diterima). Penelitian ini bersifat korelasional maksudnya adalah mencari hubungan atau saling ketergantungan di antara dua variabel dengan menggunakan teknik analisis pengujian hipotesis melalui analisis statistik “Bivarate Corelation”, yaitu mencari hubungan antara 2 variabel, variabel X (pola asuh orang tua) dengan Variabel Y (disiplin diri siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi). Berdasarkan pengolahan data tentang hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa, berarti r hitung sebesar 0,994 ≥ dari r tabel 0,05 maupun 0,01dengan df 69 sebesar 0,211 dan 0,295, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya hipotesisnya adalah terhadap hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa di SMP 4 Kota Jambi dengan taraf signifikansi adalah 99% korelasi sangat tinggi atau ada hubungan sangat erat. Saran: Kepada lembaga pendidikan. Khusus pada SMP Negeri 4 Kota Jambi dalam penerapan manajemen tenaga kependidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapkan mampu menumbuhkembangkan saling keterkaitan antar satu guru dengan yang lain dalam menunjang proses pembelajaran termasuk masalah pola asuh orang tua. Kepada guru pembimbing dan unsur sekolah lainnya agar tetap meningkatkan kualitas dalam penerapan bimbingan dan konseling terhadap siswa SMP Negeri 4 Kota Jambi serta lebih mempererat kerjasama dengan orang tua siswa serta guru mata pelajaran dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling. Kepada siswa SMP Negeri 4 Kota Jambi agar menghayati, mengamalkan serta mempraktekkan dalam kehidupan seharihari apa-apa yang positif diterapkan oleh orang tua di rumah dan guru pembimbing, sehingga akan terwujudlah proses belajar mengajar yang dinamis, senang, semangat, untuk mencapai cita-cita dan tujuan pendidikan
3
I.
PENDAHULUAN Sikap dan prilaku orang tua dari beberapa contoh yang dikemukakan di atas berimplikasi negatif terhadap perkembangan jiwa anak, anak telah belajar banyak hal dari orang tuanya. Anak belum memiliki kemampuan untuk menilai, apakah yang diberikan orang tuanya termasuk sikap dan prilaku yang baik atau tidak, yang penting bagi anak adalah ia telah mengikuti atau meniru banyak hal dari sikap dan prilaku yang didemonstrasikan olah orang tuanya. Efek negatif dari sikap dan prilaku orang tua yang demikian membuat anak memiliki sifat keras hati, keras kepala, manja, pendusta, pemalu, pemalas dan sebagainya. Sikap negatif ini nantinya akan menjadi rintangan bagi pendidikan anak selanjutnya. “Setiap orang tua mengharapkan anaknya kelak menjadi orang yang sukses. Tetapi dalam kenyataan tidak semua orang tua, pendidik, berhasil mencapai tujuan pendidikan.” (Singgih D. Gunarsa, 2002: 82) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah kedisiplinan diri siswa yang diperhatikan oleh penulis pada SMP Negeri 4 Kota Jambi, terungkap masih banyak dijumpai siswa yang menunjukkan gejala disiplin diri yang masih terlihat kurang, sebagian kecil siswa sering mengabaikan masalah kehadiran di sekolah, datang terlambat, membolos, baju tidak rapi, sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung, berbicara keras-keras saat mengerjakan tugas dari guru tanpa menghiraukan pengaruh suaranya dengan konsentrasi teman, berbicara dengan guru tanpa batas norma-norma, mengucapkan kata-kata kotor atau kata-kata yang tidak pantas dalam pergaulan, berpenampilan norak atau tidak wajar sebagai pelajar SMP, merusak model baju yang telah ditentukan sekolah, memakai kendaraan bermotor tanpa mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam mendisiplinkan diri anak, serta penulis jadikan sebagai penelitian yang berjudul: “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin Diri Siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi”.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Pola yang dimaksud di sini adalah strategi atau cara orang tua dalam mendidik anak di rumah. Sedangkan Asuh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memelihara dan mendidik. (Anonim, 2008: 72). Kemudian yang dimaksud dengan orang tua adalah ayah dan ibu. “Pola asuh orang tua terhadap anak perlu mengenalkan dan memberikan pengertian nilai moral kepada anak sebagai landasan dan arah berprilaku teratur berdasarkan tanggung jawab dan konsistensi diri.” (Moh.Sochib, 2010: 21) „Kepercayaan dari orang tua yang dirasakan oleh anak akan C arahan, bimbingan, dan bantuan orang tua yang diberikan pada anak akan “menyatu” dan memudahkan anak untuk menangkap makna dari upaya yang dilakukan.”(Moh.Sochib, 2010: 18) 2. Bentuk Pola Asuh Orang Tua Upaya orang tua untuk menumbuhkan kontrol diri anak yang didasari nilai-nilai moral agama seyogyanya terartikulasi di dalam nilai-nilai moral lainnya (nilai sosial, ekonomi, ilmiah/belajar, demokrasi, kebersihan dan keteraturan). Dengan kata lain, semua nilai moral tersebut sedapat mungkin merupakan cerminan dari nilai-nilai agama karena memberikan arah yang
4
jelas kepada anak dan mencerminkan disiplin diri yang bernuansa agamis. (Moh. Sochib, 2010: 24) a. Pola Asuh Otoriter Pendapat singgih D. Gunarsa (2002: 18), pola asuh otoriter adalah suatu bentk pola yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orangtua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri. Adapun cirri-ciri dari pola asuh otoriter adalah : 1) Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah. 2) Orang tua cenderung mencari keslahan-kesalahn anak dan kemudian menghukumnya. 3) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak. 4) Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, maka anak dianggap pembangkang. 5) Orang tua cenderung memaksakan disiplin. 6) Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksa. 7) Tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak. (http://ratuwithlovelygirl.blogspot.com/2012/03/pola-asuh-orangtuadan-implikasinya.html, didownload tgl. 01 Agustus 2014)
b. Pola Asuh Laissez Faire Kata laissez faire berasal dari Bahasa Perancis yang berarti membiarkan (leave alone). Dalam istilah pendidikan, laissez faire adalah suatu system dimana si pendidik menganut kebijaksanaan non interference (tidak ikut campur). Pada pola asuh ini anak dipandang sebagai mahluk hidup berpribadi bebas, anak adalah subjek yang dapat bertindak dan berbuat sesuai dari hati nuraninya. Orang tua membiarkan anaknya mencari dan menemukan sendiri apa yang diinginkannya . kebebasan sepenuhnya diberikan kepada anak. Orang tua seperti ini cenderung kurang perhatian dan acuh-tak acuh terhadap anaknya. (http://ratuwithlovelygirl.blogspot.com/ 2012/03/pola-asuh-orangtua -dan-implikasinya.html, didownload tgl. 01 Agustus 2014)
Ciri-ciri pola asuh Indulgent/Laissez faire (penelantaran) 1) Anak bersifat nakal, lemah, tergantung dan bersifat kekanak-kanakan 2) Acuh tak acuh atau cuek terhadap segala hal yang menyangkut tentang dirinya. Efek dari pola asuh Indulgent/ Laissez faire (penelantaran) 1) Anak dengan pola asuh ini paling potensial terlibat dalam kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba, merokok disusia dini dan tindak criminal lainnya. 2) Impulsive dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi pada suiatu aktivitas atau kegiatan 3) Anak memiliki daya tahan terhadap frustrasi rendah. (http://ratuwithlovelygirl.blogspot.com/2012/03/pola-asuh-orangtua -danimplikasinya.html, didownload tgl. 01 Agustus 2014)
5
c. Pola Asuh Demokratis Pendapat Moh Sochib (2010: 87) Orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan tersendiri dalam hokum untuk menegembangkan kedisiplinan. Pola asuh demokratis dihubungkan dengan tingkah laku anak-anak yang memperlihatkan emosional positif, social, dan pengembangan kognitif. B. Penanaman Nilai-Nilai Disiplin Pada Anak 1. Pengertian Disiplin Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Pendapat Moh.Sochib (2010: 12) disiplin diri merupakan substansi esensial di era global untuk dimiliki dan dikembangkan anak karena dengannya dapat memiliki kontrol internal untuk berprilaku yang senantiasa taat moral. Dengan demikian anak tidak hanyut oleh arus globalisasi, tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan mengakomodasi. Berdasarkan hal di atas, nilai disiplin dapat mengarahkan perilaku siswa, nilai-nilai kedisiplinan diberikan kepada siswa melalui lingkungan pendidikan atau situasi yang mengandung makna pendidikan. Pertama sekali nilai kedisiplinan tersebut dikenalkan dalam lingkungan keluarga (orang tua). Orang tua merealisasikan dengan cara menciptakan situasi dan kondisi yang dihayati oleh anak, agar dalam dirinya tumbuh dasar-dasar untuk mengembangkan disiplin diri 2. Proses Pembentukan Disiplin Diri Proses pembentukan disiplin diri pada anak dalam keluarga pada hakekatnya terdiri dari dua cara yaitu melalui kontrol diri yang bersifat eksternal dan kontrol diri yang bersifat internal. Kontrol diri yang bersifat eksternal atau kontrol diri orang tua tergolong dalam tiga proses berdasarkan pendapat Crow yang dikutip Moh. Sochib dalam bukunya (2010: 21), yaitu: a. Melatih anak untuk dapat menginternalisasi nilai disiplin dari dalam dunia kebersamaan yang edukatif dalam keluarga. b. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan acuan moral yang berlaku dalam tatanan masyarakat. c. Melakukan kontrol terhadap perilaku yang tengah dikembangkan anak. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu berusaha menjelaskan dan menggambarkan tentang apa yang diteliti. Penelitian ini bersifat korelasional maksudnya adalah mencari hubungan atau saling ketergantungan di antara dua variabel. (Sutja, A dkk, 2014: 85). Penelitian korelasional adalah penelitian yang menggunakan angket yang diisi oleh responden di SMP Negeri 4 Kota Jambi.
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi..(Margono, 2005:35). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Jambi yang berjumlah: Tabel 3:1
6 Perkiraan Populasi penelitian kelas VII SMP Negeri 4 Kota Jambi No.
Kelas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H VII I VII J Jumlah
Populasi 35 36 36 35 36 36 35 37 36 37 359
Sumber : SMP Negeri 4 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013/2014 Sampel adalah wakil repsentatif dari populasi (Arikunto, 2006:54). Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jika jumlah populasi kurang dari 100 populasi maka sebaiknya semua populasi dijadikan sampel atau di sebut juga dengan total sampling, tetapi jika subyek lebih dari 100 dapat di ambil 10%-15% atau 20%75% dari populasi. Peneliti mengambil 20% dari masing-masing kelas yang menjadi populasi, sehingga sampelnya adalah 70 orang. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran angket dalam menentukan hubungan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar. Sedangkan sumber datanya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013/2014 yang dijadikan sampel penelitian. D. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan angket dalam mengumpulkan data yang telah di isi oleh responden. Angket yang disebarkan pada responden terlebih dahulu dianalisa oleh tim ahli untuk beri penilaian layak atau tidak untuk disebarkan pada responden, setelah diperiksa oleh tim ahli, selanjutnya barulah disebarkan pada responden. Berikut kisi-kisi angket dapat di lihat pada berikut: Tabel 3:3 Kisi-kisi Angket Penelitian Variabel
1. Komunikasi 2. Kontrol Diri 3. Pembinaan
Item Pertanyaan 1–4 5–8 9 - 10
2. Laisez Faire
1. Komunikasi 2. Kontrol Diri 3. Pembinaan
11 – 13 14 – 16 17 - 20
3 3 4
3. Demokratis
1. Komunikasi 2. Kontrol Diri 3. Pembinaan
21 - 24 25 – 28 29 - 32
4 4 4
33 – 36 37 – 40 41 – 44
4 4 4
Indikator POLA ASUH 1. Otoriter
Hubungan Pola Asuh Orang tua Dengan Disiplin Diri Siswa
Deskriptor
DISIPLIN DIRI 1. Tepat waktu 2. KBM SISWA 3. Tugas belajar 4. Ketaatan
Jumlah 4 4 2
7
Variabel
Item Pertanyaan
Jumlah
1. Cara berpakaian 2. Melatih diri
45 – 47 48 - 51
3 4
1. Bimbingan 2. Menghargai pribadi dan orang lain
52 – 55 56 – 59
4 4
Indikator
5. Ketertiban
6. Keteraturan
Deskriptor
Jumlah
59
E. Teknik Analisis Data Data yang diperlukan dari hasil jawaban responden diterima melalui angket, langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi data, menganalisa data dan memaparkan hasil belajar kemudian diinterprestasikan. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui analisis statistik “Bivarate Corelation”, yaitu mencari hubungan antara 2 variabel, variabel X (pola asuh orang tua) dengan Variabel Y (disiplin diri siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi). Ada beberapa langkah yang di gunakan untuk menganalisa data adalah sebagai berikut: 1. Uji Liniearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi. Uji liniearitas ini dapat dilihat pada lampiran 1 dengan interprestasi sebagi berikut: Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linear. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linear. 2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji chi kuadrat dengan rumus: χ² = artinya distribusi data normal Jika distribusi data tidak normal.
Jika artinya
3.
Refresentatif Sampel
4.
Perkiraan sampel refresentatif untuk ilmu sosial dan kependidikan dengan tingkat kepercayaan 90%. Uji Hipotesis Rumus yang digunakan adalah :
rxy
n. XY - ( X)( Y)
(n. X 2 ( X ) 2 )(n.. Y 2 ( Y ) 2 )
Keterangan rumus : rxy = Korelasi yang dicari n = Jumlah Data (number of cases) X = Jumlah skor yang diperoleh Variabel X Y = Jumlah skor yang diperoleh Variabel Y 2 X = Jumlah kuadrat setiap skor Variabel X Y2 = Jumlah kuadrat setiap skor Variabel Y XY = Perkalian antara X dan Y 1. Memberikan Interpretasi rxy dengan prosedur kerja sebagai berikut:
8
a. Merumuskan terlebih dahulu Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihilnya (Ho). b. Membandingkan hasil temuan dengan cara membandingkan besarnya rxy dengan tabel Pearson Product Moment, dengan terlebih dahulu menetapkan df (degress of freedom) atau db (derajat kebebasan) yang dapat diperoleh dengan rumus df = N – 1. c. Melakukan perbandingan antara rxy dengan tabel perarson product moment dengan patokan: Jika rxy lebih besar atau sama dengan perarson product moment maka Hipotesa Nihil diterima atau disetujui; sebaliknya Hipotesa alternatif ditolak. Berarti antara kedua variabel yang sedang diteliti perbedaannya secara signifikan memang terdapat perbedaan. 2. Menarik kesimpulan hasil penelitian berdasarkan korelasi yang diperoleh dari penjumlahan dan analisis data. (Sutja, A, 2014: 138-141). IV. HASIL PENELITIAN Analisis data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, maka perlu diuji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa berdistribusi normal, karena hasil yang diperoleh pada pengolahan data (terlampir) didapat: a. Membandingkan dengan pada taraf signifikan 5% dan degress of freedom (df) = n - 2 = 70 - 2 = 68, maka jika dikorelasikan dengan tabel distribusi Chi Kuadrat (X2) df 68 pada tabel χ² 1 % = 88,38 dan pada taraf signifikan 5% = 79,08 Jika artinya distribusi data normal Jika artinya distribusi data tidak normal Maka, 52,643 < 88,38 = distribusi data normal 52,643 < 79,08 = distribusi data normal Berarti distribusi data variabel X (Pola Asuh) normal b. Membandingkan dengan pada taraf signifikan 5% dan degress of freedom (df) = n - 2 = 70 - 2 = 68, maka jika dikorelasikan dengan tabel distribusi Chi Kuadrat (X2) df 68 pada tabel χ² 1 % = 88,38 dan pada taraf signifikan 5% = 79,08 Jika artinya distribusi data tidak normal Maka, 52,099 < 88,38 = distribusi data normal 52,099 < 79,08 = distribusi data normal Berarti distribusi data variabel Y (Disiplin Diri) normal Lebih jelasnya lihat uji normalitas pada lampiran 2. 2. Uji Linearitas Sebelumya telah melakukan Uji Normalitas. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Berdasarkan hasil dalam uji linearitas adalah:
9
Berdasarkan nilai signifikansi: dari output tabel hasil olahan SPSS, diperoleh nilai signifikansi = 0,612 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Pola Asuh Orang Tua (X) dengan variabel Disiplin Diri Siswa (Y). Nilai probabilitas (signifikan) 0,612 > 0,05, maka hubungan antara variabel X (pola asuh orang tua) dengan Y (disiplin diri siswa) adalah linear. Hal ini dapat dilihat dari Uji Linearitas Data dengan SPSS (terlampir). 3. Representative Sampel Berdasarkan data pada tabel Bab III sampel yang peneliti ambil dari 359 jumlah populasi yang ada. Pada tabel tersebut berada pada skala populasi 281 – 600 orang, dengan bentuk populasi yang homogen maka sampel yang peneliti tentukan sebanyak 70 orang sudah tergolong refresentatif. Penerapan tabel ukuran sampel yang dijadikan sampel ukuran tersebut menggunakan perbadingan negative yakni: semakin besar populasi, semakin kecil persentasenya, sebaliknya semakin kecil populasinya semakin besar populasinya. 4. Uji Hipotesis Mengharapkan disiplin diri siswa yang optimal dari proses pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh siswa, tetapi juga oleh minat belajar dan pola asuh orang tua siswa terhadap mata pelajaran yang akan dipelajarinya. Langkah selanjutnya memasukkan data hasil temuan ke dalam rumus korelasi, yakni melalui langkah berikut: n. XY - ( X)( Y) rxy (n. X 2 ( X ) 2 )(n.. Y 2 ( Y ) 2 ) rxy
rxy
70 (321135) (58) (80) (70(238732) (58)2 ) (70 (459750) (80)2 ) 22479450 4640 (16711240 3364) (32182500) (6400)
rxy
22474810 (16707876) (32176100)
rxy
22474810 22474810 537594288963600 23186079,6
Rxy
= 0,9693
1. Memberikan Interpretasi terhadap rxy Langkah berikutnya adalah memberikan interpretasi terhadap korelasi variabel X dan variabel Y (rxy) dengan terlebih dahulu memperhitungkan degrees of freedom (df) dengan rumus : df = N – 1 = 70 - 1 = 69 yang mana 0,05 adalah 0,211 dan 0,01 adalah 0,295. berarti diberoleh data sebagai berikut: 0,9693 ≥ 0,211 dan ≥ 0,295 sehingga hipotesis alternative (Ha) diterima. Berdasarkan pengolahan data di atas, berarti r hitung sebesar 0,9693 ≥ dari r tabel 0,05 maupun 0,01dengan df 69 sebesar 0,211 dan 0,295, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya hipotesisnya adalah terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa di SMP 4 Kota Jambi dengan taraf signifikansi adalah 99% korelasi sangat tinggi atau ada hubungan sangat erat. Taraf signifakansi ini diperoleh berdasarkan dengan tabel kriteria penafsiran: Tabel 4:4 Kriteria Penafsiran Korelasi (Sutja, 2014: 115)
10
No. 1 2 3 4 5
Korelasi 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,91 – 1,00
Penafsiran Korelasi Kecil, hubungan hamper dapat diabaikan Korelasi Rendah, hubungan jelas tapi kecil Korelasi Sedang, hubungan memadai Korelasi Tinggi, hubungan besar Korelasi sangat tinggi, hubungan sangat erat
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas secara meyakinkan dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua siswa telah menunjukkan efektivitasnya yang nyata dalam meningkatkan disiplin diri siswa siswa, dalam arti kata dapat diandalkan sebagai strategi yang baik dalam upaya meningkatkan disiplin diri siswa siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian tentang hubungan pola auh orang tua dengan disiplin diri siswa di SMP Negeri 4 Kota Jambi, maka yang menjadi kesimpulannya yakni: berdasarkan pengolahan data pada pembahasan di Bab IV berarti r hitung sebesar 0,9693 ≥ dari r tabel 0,05 maupun 0,01 dengan df 69 sebesar 0,211 dan 0,295, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya hipotesisnya adalah terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin diri siswa di SMP 4 Kota Jambi dengan taraf signifikansi adalah 99% korelasi sangat tinggi atau ada hubungan sangat erat B. Saran 1. Kepada lembaga pendidikan. Khusus pada SMP Negeri 4 Kota Jambi dalam penerapan manajemen tenaga kependidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapkan mampu menumbuhkembangkan serta benar-benar mampu memotivasi siswa untuk belajar mandiri dalam menunjang proses pembelajaran serta meningkatkan prestasi belajar mereka termasuk masalah layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. 2. Kepada guru pembimbing dan unsur sekolah lainnya agar tetap meningkatkan kualitas dalam penerapan bimbingan dan konseling terhadap siswa SMP Negeri 4 Kota Jambi serta lebih peka terhadap permasalahan siswa terutama masalah sistem pembelajaran mandiri dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling, sehingga akan terwujud layanan BK yang optimal dan menciptakan pribadi siswa yang benar-benar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 3. Kepada siswa SMP Negeri 4 Kota Jambi agar menghayati, mengamalkan serta mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari apa-apa yang diterapkan pada pembelajaran mandiri, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap BK Implikasi hasil penelitian ini terhadap Bimbingan dan konseling tugas dan tanggung jawab utama orang tua adalah melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap siswa dalam upaya mendisiplinkan diri siswa yang mana hal ini bisa direalisasikan oleh guru BK di sekolah dalam mengawasi disiplin diri siswa. Kendati demikian, bukan berarti orang tua sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru pembimbing di sekolah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Perundangan Tentang Anak. Jakarta : Pustaka Yustisia. -----. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher. -----, 2007. Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan pemerintah Tentang Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Agama Islam RI. -----, 2008. Edisi Lengkap Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Reality Publisher. Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta. Ariyani, M. 2012. Hubungan Antara Gaya Mendidik Orang Tua Dengan Disiplin Siswa di SMP Negeri 21 Kota Jambi). Jambi: Program Ekstensi BK Universitas Jambi. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. D.Gunarsa, S. 2002. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Gung Mulia. Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta. http://ratuwithlovelygirl.blogspot.com/2012/03/pola-asuh-orangtua-dan-implikasinya.htm
Indawati, Eva. 2012. Partisipasi Orang Tua Dalam Peningkatan Disiplin Belajar Pada Siswa SMP Negeri 15 Muaro Jambi. Jambi: Program Ekstensi BK Universitas Jambi. Raymond J Wlodkowski & Judith H.Jaynes. 2004. Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka. Novia, Rina. 2010. Super Teacher Super Student (7 Mukjizat Menciptakan Pendidikan Super), Jakarta: Zikrul Hakim. Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Anak dalam Membantu Anak Mengembangkan Potensi Diri (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sutiana. 2012. Bimbingan Orang Tua dalam Membelajarkan Anak di Rumah Melalui Disiplin Diri (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP PGRI 4 Kota Jambi). Jambi: Program Ekstensi BK Universitas Jambi. Sutja, A dkk, 2014. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Program Studi BK FKIP Universitas Jambi. -----. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Program Studi BK FKIP Universitas Jambi. Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Yusuf, Samsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Remaja Rosdakarya.