Alasan Siswa MIA SMA Negeri Mengikuti Bimbingan Belajar di Luar Sekolah Se-kecamatan Telanaipura Kota Jambi Alwan1), Menza Hendri2), dan Darmaji3) 1) Mahasiswa SI Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2.3) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi Email:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui alasan siswa MIA SMA Negeri mengikuti bimbingan belajar di luar Sekolah Se-Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di tiga SMA pada jurusan MIA Se-kecamatan Telanaipura Kota pada Maret 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan siswa MIA SMA Negeri mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah Se-kecamatan Telanaipura Kota Jambi yaitu subjektif 4,19 dalam kriteria setuju, lembaga 3,55 dalam kriteria setuju, sekolah 3,14 dalam kriteria ragu-ragu dan keluarga 3,13 dalam kriteria ragu-ragu. Termasuk alasan subjektif adalah merasa penguasaan kompetensi belajar kurang dari standar kelulusan, ingin mendapat nilai lebih bagus dan ingin masuk perguruan tinggi favorit. Alasan yang termasuk kedalam lembaga adalah lembaga memberikan paket belajar sesuai kebutuhan, literatur yang memadai dan kredibilitas lembaga yang baik. Alasan karena Sekolah adalah waktu belajar di sekolah terbatas dan sarana prasarana belajar kurang memadai. Dan alasan karena keluarga adalah waktu belajar di rumah kurang dan kemampuan finansial. Hasil penelitian ini, disarankan bahwa sekolah dan keluarga bersinergi dalam mengoptimalkan perannya dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan siswa serta lembaga bimbel dapat menambah paket belajar lain yang sesuai kebutuhan siswa. Kata kunci: alasan, bimbingan belajar.
Pendahuluan Pendidikan
merupakan
usaha
untuk menyadari bahwa semua pihak
dilakukukan
oleh
bertanggung jawab dalam proses
keluarga, masyarakat dan pemerintah
mengubah tingkah laku anak didik
melalui
agar menjadi manusia dewasa yang
sadar
yang
kegiatan
pengajaran,
dan
bimbingan, latihan
yang
mampu
hidup
mandiri.
Pada
berlangsung di sekolah maupun luar
lingkungan keluarga peran orang tua
sekolah
sangat
(Sagala,
2014).
Penting
v
dibutuhkan
dalam
memberikan
bimbingan
dan
mempunyai masalah, menciptakan
memenuhi segala kebutuhan belajar
iklim kelas yang kondusif bagi
anaknya. Lingkungan keluarga dan
kelancaran belajar siswa, membantu
masyarakat diupayakan agar dapat
siswa yang mengalami kesulitan
menciptakan suasana yang kondusif
belajar, bekerjasama dengan guru
bagi
pembimbing
keberlangsungan
kegiatan
dalam
belajar. Di lingkungan sekolah, anak
membantu
belajar ilmu pengetahuan, melatih
informasi
keterampilan
pelajaran dengan bidang kerja yang
dan
memperkokoh
siswa,
rangka
tentang
sikap yang baik yang telah dibentuk
diminati
dalam
perkembangan
keluarga.
Karena
begitu
memberikan kaitan
siswa,
mata
memahami
dunia
industri,
pentingnya lembaga sekolah maka
menampilkan pribadi yang matang,
peran guru sebagai pendidik tidak
memberikan informasi tentang cara-
bisa bekerja sembarangan.
cara mempelajari mata pelajaran
Menurut
Undang-Undang
yang efektif. Jadi guru merupakan
Republik Indonesia No.14 tahun
faktor penting dalam keberhasilan di
2005
tentang
guru
dan
dosen
dunia pendidikan. Pada dasarnya
guru
adalah
setiap siswa memiliki daya tangkap
pendidik profesional yang berada
yang berbeda-beda terhadap setiap
pada jalur pendidikan formal selain
pembelajaran. Ada siswa yang cerdas
dengan tugas utama mendidik dan
yang perlu diarahkan sebagai upaya
mengajar juga harus membimbing
akselerasi,
dan mengarahkan peserta didik. Guru
berkemapuan rara-rata sebagai upaya
merupakan faktor penting dalam
pengembangan, dan bagi siswa yang
keberhasilan di dunia pendidikan.
tergolong
Jadi peran guru mata pelajaran secara
diberikan sebagai perbaikan (Yusuf
khusus dalam memberikan layanan
dan Nurihsan, 2014). Disinilah guru
bimbingan yang bermutu adalah
sangat dituntut berperan aktif dalam
memahami konsep dasar bimbingan
melaksanakan
dan karakteristik siswa, memahami
yaitu membimbing agar semua siswa
keragaman
siswa,
mampu mencapai hasil belajar yang
diduga
maksimal.
menjelaskan bahwa
menandai
karakteristik siswa
yang
vi
bagi
siswa
dibawah
salahsatu
yang
rata-rata
tugasnya
Disisi
lain,
seiring
Pendidikan yang bermutu adalah
tingkat
pendidikan yang mengintegrasikan
persaingan hidup semakin tinggi
tiga bidang kegiatan utama secara
termasuk dalam dunia pendidikan.
sinergi yaitu bidang administratif dan
Saat ini berdasarkan hasil observasi
kepemimpiman, bidang instruksional
pada
dan
dan kurikuler, dan bidang pembinaan
sekitarnya terdapat banyak lembaga
siswa (bimbingan dan konseling).
pendidikan seperti bimbingan belajar
Jadi tujuan pemberian bimbingan
atau sejenisnya yang bermunculan.
belajar adalah agar siswa mampu
Kemunculan
merencanakan
perkembangan
zaman
daerah
belajar
Kota
Jambi
lembaga
bimbingan
tersebut
bertujuan
dengan
baik,
penyelesaian
studi
mengembangkan
memberikan pilihan kepada siswa
seluruh potensi dan kekuatannya
ataupun orang tua dalam mencapai
seoptimal
hasil
memuaskan.
berbagai hambatan dan kesulitan saat
Berbagai pendekatan dilakukan oleh
belajar, dan menyesuaikan diri baik
lembaga bimbingan belajar supaya
dengan
lingkungan
pendidikan
siswa maupun orang tua siswa
maupun
lingkungan
masyarakat.
tertarik mengikuti program belajar
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2014),
yang
segala
dilihat dari masalah individu ada
kemudahan dan jaminan diberikan
empat bentuk layanan bimbingan
untuk menarik minat siswa untuk
yaitu bimbingan belajar (akademik),
belajar di lembaga bimbingan belajar
bimbingan sosial-pribadi, bimbingan
tersebut. Bimbingan belajar luar
karir dan bimbingan keluarga.
belajar
yang
disediakan.
Bahkan
sekolah merupakan suatu proses pemberian
bantuan
mungkin,
mengatasi
Selanjutnya hasil observasi awal
yang
yang dilakukan pada SMA Negeri 5
diselenggarakan di luar tanggung
Kota Jambi memperlihatkan bahwa
jawab sekolah yang ditujukan kepada
dengan kelas XII jurusan MIA yang
individu atau kelompok siswa agar
terdiri atas 10 kelas terdapat sekitar
dapat mengenali diri serta mampu
30% siswa mengikuti bimbingan
memaksimalkan
kemampuannya
belajar di luar sekolah. Jumlah siswa
dalam mencapai tujuan akhir belajar.
yang tidak sedikit apalagi dengan
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2014)
jumlah siswa sekitar 35 orang per
vii
kelas. Tidak hanya itu, di SMA
(2013)
Negeri 1 Kota jambi juga lebih tinggi
mengikuti
tingkat keikutsertaan siswa terhadap
mempunyai pengaruh positif yang
lembaga bimbingan belajar di luar
signifikan terhadap hasil
sekolah. Begitu besarnya keinginan
siswa. Bahkan siswa yang mengikuti
siswa
bimbingan
tersebut
untuk
mengikuti
menunjukan
siswa
bimbingan
belajar
belajar
belajar
dan
bimbingan belajar. Besar harapan
ekstrakulikuler
mereka untuk mencapai tujuan yang
berpengaruh positif terhadap hasil
diimpikan dengan cara menambah
belajarnya seperti mata pelajaran
biaya pendidikan.
matematika yang biasanya dianggap
Selain
itu,
untuk
mengikuti
di
yang
sekolah
juga
sulit oleh sebagian siswa. Berdasarkan
bimbingan belajar diluar sekolah orang tua siswa harus mengeluarkan
uraian
tersebut
tujuan penelitian ini dilaksanakan
biaya yang tidak sedikit. Orang tua adalah untuk
siswa menurut Undang-undang No.
dalam
memilih
alasan
siswa MIA SMA Negeri mengikuti
20 Tahun 2003, berhak berperan serta
mengetahui
satuan
bimbingan belajar di luar Sekolah
pendidikan untuk anaknya yang tidak Se-Kecamatan
hanya selain pendidikan formal,
Telanaipura
Kota
Jambi.
pendidikan nonformal dan informal juga diperlukan sebagai pengganti, penambah ataupun pelengkap. Siswa
Metodologi Penelitian
yang mengikuti bimbingan belajar (bimbel)
diharapkan
Jenis Penelitian
mampu Penelitian
membantu mengatasi kelemahannya terutama
dalam
mencapai
penelitian
hasil
belajar yang baik. Orang tua yang
ini
termasuk
deskriftif
kuantitatif.
Menurut Arikunto (2013), penelitian
memberi izin anaknya mengikuti deskriftif merupakan penelitan yang
bimbingan belajar di luar sekolah
dimaksudkan untuk mengumpulkan
seperti ada rasa ketidakpercayaan terhadap perkembangan anaknya di sekolah.
Hasil
penelitian
informasi mengenai status suatu
Karim gejala yang ada, keadaan gejala viii
menurut
apa
penelitian
adanya
dilakukan.
pada
saat
Selain
itu
penelitian
ini
pendekatan
kuantitatif
semester
genap
tahun
ajaran
2016/2017.
menggunakan Populasi dan Sampel dengan Populasi
harapan
hasil
informasi
adalah
wilayah
yang generalisasi
yang
terdiri
atas
didapatkan dapat diberlakukan secara obyek/subyek umum
yakni
untuk
yang
mempunyai
populasi kualitas dan karakteristik tertentu
penelitian (Sugiyono, 2009). Jadi yang ditetapkan oleh peneliti untuk penelitian
deskriptif
kuantitatif dipelajari
dan
kemudian
ditarik
merupakan suatu kegiatan untuk kesimpulannya
(Sugiyono, 2009).
mengumpulkan informasi secara luas Keadaan populasi dalam penelitian mengenai
suatu
peristiwa
atau ini relatif homogen. Dikatakan relatif
keadaan suatu variabel dengan apa homogen karena semua siswa ditiap adanya. tingkatan sama-sama berada pada Tempat dan Waktu Penelitian
kelas yang sama pada jurusan MIA
Penelitian dilakukan pada SMA
(matematika
ilmu
pengetahuan
Negeri Se-Kecamatan Telanaipura
alam). Menurut Arikunto (2013),
Kota Jambi. Adapun yang termasuk
sampel adalah sebagian atau wakil
SMAN Se-Kecamatan Telanaipura
dari populasi yang akan diteliti. Bila
Kota Jambi yaitu SMAN 1 Kota
populasi besar dan peneliti tidak
Jambi, SMAN 5 Kota Jambi dan
memungkinkan mempelajari semua
SMAN 10 Kota Jambi. Waktu
yang ada pada populasi karena
penelitian akan dilaksanakan pada
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
ix
sampel dari data yang diambil dari
populasi
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Nama Jumlah Populasi Sekolah Siswa Penelitian SMAN 1 760 355 Kota Jambi SMAN 5 1.066 217 Kota Jambi SMAN 10 412 20 Kota Jambi Jumlah 2.238 592 Sumber: Hasil Observasi Siswa MIA SMAN Se-Kecamatan Telanaipura Tahun 2017
Selain
itu itu,
(Sugiyono, teknik
ini
2009). termasuk
kedalam teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang
sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel supaya hasil informasi yang diperoleh dari sampel dapat diberlakukan untuk populasi.
Teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian
ini
Menurut
yaitu
Arikunto
(2013),
jika
Disproportionate Stratified Random
subjek dalam penelitian terdapat
Sampling. Menurut Sugiyono (2009),
beberapa
Disproportionate Stratified Random
penelitian dapat diambil berkisar
Sampling adalah teknik pengambilan
25%-30% dari jumlah total populasi
sampel bila populasi berstrata tetapi
tersebut. Menurut Sugiyono (2009),
kurang
Penggunaan
semakin besar jumlah sampel yang
teknik ini digunakan untuk keadaan
diambil maka akan semakin kecil
jika terdapat beberapa kelompok
peluang
dalam
Namun,
proporsional.
populasi
penelitian
yang
ratus
maka
kesalahan
sampel
generalisasi.
Arikunto
(2013)
jika
mengingatkan bahwa pengambilan
kelompok
sampel yang besar harus diimbangi
lainnya, maka kelompok tersebut
dengan ketelitian pada proses analisis
diambil
data. Maka dari itu sampel diambil
jumlahnya
sangat
dibandingkan
dengan
seluruhnya
kecil
mengingat
pentingnya informasi dari kelompok
sebesar
kecil
populasi. Populasi penelitian yang
tersebut
(Eriyanto,
2007).
x
35%
dari
jumlah
total
berjumlah 592, terdapat 207 siswa
kesahihan data yang diperoleh sangat
sebagai sampel penelitian.
ditentukan
oleh
kualitas
atau
validitas instrumen yang digunakan, Instrumen Penelitian Menurut
disamping prosedur pengumpulan
Sugiyono
(2009),
data yang ditempuh. Instrumen yang
instrumen penelitian adalah suatu
digunakan
alat yang digunakan untuk mengukur
berupa
fenomena
sosial.
Berikut kisi-kisi angket yang akan
Instrumen penelitian sangat berperan
memaparkan alasan siswa MIA SMA
penting dalam menentukan kualitas
Negeri mengikuti bimbel di luar
suatu penelitian karena validitas atau
sekolah.
alam
Indikator Subjektif
Keluarga
Sekolah
Lembaga
Menurut
maupun
dalam
angket
Deskriptor 1. Merasa penguasaan kompetensi belajar kurang dari standar kelulusan 2. Ingin mendapat nilai lebih bagus 3. Ingin masuk perguruan tinggi favorit 1. Kemampuan finansial 2. Tidak bisa belajar di rumah dengan baik 3. Waktu belajar di rumah kurang 4. Dorongan orang tua 1. Dorongan guru 2. Sarana prasarana belajar di sekolah kurang memadai 3. Waktu belajar di sekolah terbatas 4. Ajakan teman sekolah 1. Paket belajar sesuai kebutuhan 2. Jaminan pasca pembelajaran 3. Literatur memadai 4. Kredibilitas lembaga yang baik
Sugiyono
(2009)
menunjukkan
penelitian atau
ini
kuesioner.
1
Item 1
2 1 1 2 2 4 3 3 1 2 2 2 2 2
2, 26 3 5 6, 21 7, 22 4, 19, 20, 27 8, 13, 29 9, 16, 28 17 10, 18 11, 30 15, 23 12, 24 14, 25
sejauh
mana
data
instrumen yang berbentuk nontest
terkumpul tidak menyimpang dari
untuk
cukup
gambaran validasi yang dimaksud.
konstruksi
Untuk analisis validasi digunakan
mengukur
memenuhi
sikap
validitas
(construct validity). Validasi angket
vi
rumus korelasi Product Moment
baik.
berikut rumusnya.
dipercaya adalah datanya, bukan
rxy =
Yang
diusahakan
dapat
semata-mata instrumennya.
n( XY)− ( X).( Y) √{n.X2 }−{(x)2 }.{n.Y2 − ( Y)2 }
Untuk mengukur reliabilitas dari
(3.1)
angket alasan siswa MIA SMA Negeri mengikuti bimbingan belajar
Keterangan: n Jumlah Sampel 𝑟𝑥𝑦 = Nilai Koefisien Validasi X = skor item yang diukur validitasnya Y = skor total
di luar sekolah dihitung dengan menggunakan
rumus
Alpha
Cronbach. Menurut Arikunto (2013)
Setelah itu bila korelasi tiap
rumus
Alpha
digunakan
untuk
faktor positif dan besarnya 0,3 keatas
mencari reliabilitas yang skornya
maka faktor tersebut merupakan
merupakan
konstruk yang kuat. Secara sederhan
beberapa nilai. Berikut rumus yang
bila
rhitung rtabel
sebaliknya bila
maka valid dan rhitung rtabel
2 k b r11 1 t2 k 1
maka
Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari
Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0.40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Tinggi 0,80 - 1,000 Sangat tinggi Sumber : Sugiyono (2009)
Arikunto
antara
digunakan:
tidak valid.
Menurut
rentangan
b2 = jumlah varians butir 12 = varians total k
= banyaknya butir pertanyaan
Untuk
mencari
varians
(2013), digunakan rumus :
reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
t2
digunakan sebagai alat pengumpul Keterangan:
data karena instrumen tersebut sudah
vi
Xi
2
Xi2 N N
total
t2
angka kemudian dijumlahkan atau
= varians total
Xi 2 = jumlah data yang dikuadratkan
Xi2 = jumlah kuadrat data
dikelompokan sesuai dengan bentuk
N
instrumen yang digunakan.
= banyak data
Dengan
kriteria
untuk
indeks
Bentuk
reliabilitas adalah:
instrumen
yang
digunakan menggunakan skala likert.
Kisaran nilai Penjelasan 0,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat rendah 0,21 ≤ r11≤ 0,40 Rendah 0.41 ≤ r11≤ 0,60 Sedang 0,61 ≤ r11≤ 0,80 Tinggi 0,81 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi Sumber : Sugiyono (2009)
Bentuk penyajian skalanya yaitu sangat setuju (5), setuju (4), raguragu (3), tidak setuju (3), dan sangat tidak setuju (1). Angka tersebut
Analisis Data
merupakan nilai (skor) dan simbol
Analisis data dapat dilakukan
untuk mempermudah dalam proses
dengan berbagai macam teknik yaitu
analisis data. Menurut Sugiyono
dengan
Microsoft
(2011) untuk skala likert bentuk data
Excel dan juga menghitung secara
yang dihasilkan adalah data interval.
manual menggunakan rumus-rumus.
Sepanjang
Pada teknik analisis data, angket
didasarkan pada penjumlahan skor
yang akan dianalisis menggunakan
untuk setiap item maka skor yang
statistik deskriptif. Menurut Arikunto
terkumpul
(2013), analisis data untuk penelitian
berskala interval (Irianto, 2015).
deskriptif adalah setelah datanya
Skor jawaban yang semua sampel
terkumpul,
diklasifikasikan
secara sederhana dapat menggunakan
menjadi kelompok data kuantitatif
rumus Mean dari Sujarweni dan
dan
Endrayanto (2012):
menggunakan
lalu
kualitatif
(jika
ada).
Data
kuantitatif yang berbentuk angka-
analisis
dapat
Me
vii
data
di
tersebut
kategorikan
x1 x2 x3 ...... n
=5–1 5 = 0,8
Keterangan: Me = Mean (rata-rata) x1 nilai data pertama x 2 nilai data kedua x3 nilai data ketiga n jumlah sampel
Tabel Kriteria Klasifikasi Sikap Skor Jawaban Klasifikasi Sikap >4,2 s/d 5,0 Sangat Setuju > 3,4 s/d 4,2 Setuju >2,6 s/d 3,4 Ragu-ragu/Netral >1,8 s/d 2,6 Tidak Setuju 1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Setuju Sumber: Widoyoko (2014)
Untuk menentukan Mean skor tersebut termasuk klasifikasi setuju
Selanjutnya hasil rata-rata setiap
atau tidak setuju maka terlebih dahulu disusun tabel klasifikasi sikap
item
sampel. Terlebih dahulu ditentukan
klasifikasi sikap agar dapat diketahui
jarak interval antara jenjang sikap
tingkat persetujuan sampel terhadap
yang dikemukakan oleh Widoyoko
setiap
(2014).
kontinum dapat digambarkan seperti
Jarak interval = skor tertinggi – skor terendah jumlah kelas interval
berikut:
STS
1,0
TS
1,8
pernyataan
item
RG
2,6
3,4
diarahkan
pernyataan.
pada
Secara
ST
SS
4,2
5,0
Hasil dan pembahasan Tabel Pengelompokan Indikator yang termasuk Alasan Siswa Subjektif Keluarga Sekolah
Indikator
Lembaga
Deskriptor
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Rata-rata
3,86
4,39
4,32
3,63
2,24
3,5
2,84
3,29
3,46
3,7
2,11
3,87
2,75
3,74
3,83
Kriteria
S
SS
SS
S
TS
S
RR
RR
S
S
TS
S
RR
S
S
Rata-rata
4,19
3,13
Kriteria
S
RR
3,14
3,55
RR S 2. Tidak bisa belajar di rumah dengan baik 3. Waktu belajar di rumah kurang 4. Dorongan orang tua Sekolah 1. Dorongan guru 2. Sarana prasarana belajar di sekolah kurang memadai 3. Waktu belajar di sekolah terbatas 4. Ajakan teman sekolah
Keterangan: Subjektif 1. Merasa penguasaan kompetensi belajar kurang dari standar kelulusan 2. Ingin mendapat nilai lebih bagus 3. Ingin masuk perguruan tinggi favorit Keluarga 1. Kemampuan finansial
viii
Lembaga 1. Paket belajar sesuai kebutuhan 2. Jaminan pasca pembelajaran 3. Literatur memadai 4. Kredibilitas lembaga yang baik
mempengaruhi
siswa
untuk
mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.
Diri
seorang
siswa
Ada 9 deskriptor dari 4 indikator menentukan
pilihan
akhir
untuk
yang menjadi alasan siswa mengikuti mengambil
sebuah
keputusan.
bimbel. Pada indikator subjektif ada Menurut Yusuf dan Nurihsan (2014), 2 deskriptor yang memiliki nilai tujuan tertinggi
yang
termasuk
diadakannya
layanan
kriteria bimbingan ialah agar individu dapat
sangat setuju (SS) jika dibandingkan merencanakan kegiatan penyelesaian dengan semua deskriptor lainnya studi,
perkembangan
karir
serta
yang hanya criteria setuju (S). Dua kehidupannya di masa yang akan indikator tersebut dari nilai tertinggi datang. Sejalan dengan itu, maka yaitu ingin mendapat nilai lebih alasan siswa ikut bimbingan belajar bagus dan ingin masuk perguruan di
luar
sekolah
karena
merasa
tinggi favorit. Selanjutnya, dari 4 penguasaan kompetensi yang kurang indikator terdapat 2 indikator yang dari termasuk
kriteria
yang
standar
kelulusan,
ingin
menjadi mendapat nilai yang lebih bagus dan
alasan siswa mengikuti bimbingan ingin masuk perguruan tinggi favorit. belajar yaitu subjektif dan lembaga. Jadi Untuk
sekolah
dan
tepat
jika
penyelenggaraan
keluarga lembaga bimbel dapat memfasilitasi
termasuk kriteria ragu-ragu. siswa dalam meraih nilai yang lebih 1.
Alasan Subjektif
bagus dan mempersiapkan menuju
Secara tegas siswa menyatakan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
karena faktor keinginan diri sendiri (subjektif)
yang
2. Alasan karena Lembaga Bimbel
paling vi
Indikator kedua yang menjadi
belum mampu meyakinkan siswa
alasan siswa untuk ikut bimbel
untuk
yanitu karena Lembaga bimbingan
belajar yang tinggi setelah mengikuti
belajar itu sendiri. Lembaga bimbel
bimbel.
memberikan paket belajar sesuai kebutuhan
membuat
para
dapat
menjamin
prestasi
Sebenarnya wajar karena hasil
siswa
belajar yang baik tergantung kepada
tertarik untuk mengikutinya. Banyak
diri
ragam yang ditawarkan oleh lembaga
kenyataannya, tingkat kemampuan
tersebut
akan
yang berbeda membuat hasil yang
yang
diperoleh juga tidak akan sama.
sesuai dengan batas kemampuan
Setelah siswa mengikuti bimbel ada
mereka untuk melanjutkan sekolah
yang mendapat nilai yang lebih
ke perguruan tinggi. Tidak hanya itu,
bagus adapula yang tidak. Ada siswa
proses pembelajarannya dilakukan
yang penguasaan kompetensi belajar
dengan lebih sederhana agar siswa
mencapai standar kelulusan adapula
mampu menguasai pelajaran dan
yang tidak. Fungsi dari lembaga
menjawab soal-soal secara praktis
bimbel diantaranya memaksimalkan
terutama pelajaraan
MIPA
yang
potensi yang dimiliki untuk semua
penuh
rumus-rumus.
tingkatan kemampuan dari tiap siswa
Ketersediaan literatur yang memadai
(Yasa, 2014). Jadi jika lembaga
juga mengoptimalkan dalam proses
memberikan jaminan lulus pada ujian
belajar di lembaga yang mempunyai
tertentu,
tingkat kredibilitas yang sudah tidak
dengan usaha dan tekad yang kuat
diragukan lagi. Namun lembaga ini
dari siswa untuk meraihnya. Jikapun
seperti
direkomendasikan
dengan
jurusan
vii
siswa
itu
maka
sendiri.
harus
Pada
dibarengi
diberikan jaminan, itupun pasti siswa
diperuntukan untuk kelas XII dalam
tersebut
rangak persiapan UNBK.
mempunyai
penguasaan
belajar
peningkatan pada
setiap
Menurut UU Sisdiknas No. 20
proses pembelajaran.
tahun 2003, siswa maupun orang tua siswa
berhak
memilih
jalur
3. Alasan karena Sekolah pendidikan selain pendidikan formal Indikator ketiga yang berperan yang berada di sekolah, juga bisa adalah sekolah. Sekolah merupakan menambahnya dengan pendidikan lembaga pendidikan formal yang nonformal secara
sistematik
seperti
mengikuti
melaksanakan bimbingan belajar di luar sekolah.
program bimbingan, pengajaran dan Tujuan mengikuti bimbingan belajar latihan
dalam
membantu
siswa bagi siswa yang cerdas diarahkan
mengembangkan potensinya (Yusuf sebagai upaya akselerasi, bagi siswa dan Nurihsan, 2014). Menurut Yasa yang berkemapuan rara-rata sebagai (2014),
semua
guru
memiliki upaya
pengembangan,
dan
bagi
kewajiban memberikan bimbingan siswa yang tergolong dibawah ratabelajar. Ternyata siswa MIA SMA rata bimbingan diberikan sebagai Negeri Se-Kecamatan Telanaipura perbaikan (Yusuf dan Nurihsan, masih tetap mengikuti bimbingan 2014). Alasan siswa yang mengikuti belajar di luar sekolah. Padahal bimbingan belajar di luar sekolah disetiap
sekolah
tersebut
juga karena jumlah waktu belajar yang
memiliki kegiatan les atau belajar terbatas
di
sekolah.
Apalagi
tambahan seperti bimbingan belajar ditambah dengan jumlah siswa yang setelah selesai jam sekolah yang padat
viii
dikelas
membuat
suasana
belajar yang kurang nyaman. Namun
tua bisa dengan menambah biaya
ini tidaklah mengkhawatirkan jika
pendidikan
siswa mampu memahami pelajaran
bimbingan belajar di luar sekolah
dari guru dengan baik.
sangat diperlukan.
seperti
mengikuti
DAFTAR RUJUKAN 4. Alasan karena Keluarga Indikator
terakhir
Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
yang
berpengaruh terhadap alasan siswa Eriany, P., Hernawati, L., Goeritno, H., 2014. Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mengikuti kegiatan bimbingan belajar pada siswa smp di semarang. Psikodimensia, 13(1): 115-130.
untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah adalah lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peranan yang
sangat
mengembangkan
penting
dalam
pribadi
seorang
Eriyanto, 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara
anak. Lingkungan keluarga harus selalu menciptakan suasana rumah
Hikmawati, F., 2014. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
yang harmonis penuh kasih sayang dan perhatian (Willis, 2015). Hal ini
Irianto, A., 2015. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangan. Bandung: PrenaDamedia Group.
senada dengan jawaban siswa yang menyatakan kenyamanan untuk bisa belajar di rumah dengan baik. Selain
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008. Kamus terbaru besar bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.
itu orang tua juga tidak memaksakan kehendaknya. memberikan
Orang tambahan
tua
bisa Kamil, M., 2011. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah
fasilitas
penunjang untuk meraih prestasi belajar yang bagus. Dukungan orang
ix
pembelajaran dari Kominkan di Jepang). Bandung: Alfabeta.
Bandung: Rosdakarya.
Karim, 2013. Pengaruh keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar dan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar matematika. JPM IAIN Antasari, 1(1): 1-8.
PT
Remaja
Syah, M., 2016. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Machmudah, R. A., 2013. Pengaruh intensitas keikutsertaan dalam program pendidikan nonformal terhadap prestasi belajar siswa sma di kota malang. Jurnal Pendidikan Humaniora, 1(2): 169-176.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. 2005.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
Riduwan. 2015. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sagala, S., 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.
Widoyoko, E. P., 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Willis, S. S., 2015. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta. Yasa,
Sujarweni, V. W., Endrayanto, P., 2012. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
G. S., 2014. Bimbingan Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusuf, S., Nurihsan, j. A., 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S., 2013. Metode Penelitian Pendidikan.
x