perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN SISWASISWI KELAS III SMA N 8 SOLO DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TAHUN 2012 SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FRANCINE ROSELIND G0009088
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Francine Roselind, G0009088, 2012. Pengaruh Bimbingan Belajar di Luar Sekolah terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi Kelas III SMA N 8 Solo dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2012. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Siswa-siswi kelas III SMA dihadapkan pada salah satu masalah yaitu Ujian Nasional (UN). Tidak jarang dalam menghadapi UN, siswa dapat mengalami kecemasan dan memilih untuk mengikuti bimbingan belajar supaya menjadi lebih siap dan mantap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun 2012. Metode Penelitian: Desain penelitian ini cross-sectional dilakukan bulan Maret 2012 pada siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo. Teknik sampling pada penelitian menggunakan purposive random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pembagian kuesioner selama 10-15 menit sebelum jam pulang sekolah kepada siswasiswi kelas III SMA N 8 Solo. Analisis data menggunakan uji t-independent. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan kelompok siswa bimbingan belajar dengan kelompok tidak bimbingan belajar memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kecemasan (p = 0,000). Diperoleh nilai r = 0,668 yang artinya kelompok siswa tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan sebaliknya. Simpulan Penelitian: Hubungan antara tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo dengan keikutsertaan bimbingan belajar secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan nilai r yang menunjukkan korelasi, dapat disimpulkan kelompok bimbingan belajar tidak erat kaitannya dengan tingkat kecemasan. Kata Kunci : bimbingan belajar, kecemasan, ujian Nasional (UN)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Francine Roselind, G0009088, 2012. The Influence of Intensive Course Beyond the School to Decrease Anxiety Degree among Thirth Grade Students of SMA N 8 Solo Who Will Undergo in the National Exam 2012. Mini Thesis, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background: Thirth grade students of SMA N 8 Solo faced one problem that is National Exam. Not infrequently in the face of National Exam, students can experience anxiety and choose to follow the guidance of learning to become wellprepared and steady. This study aims to find out is there any influence of intensive course beyond the school to anxiety degree among thirth grade students of SMA N 8 Solo who will undergo in the National Exam 2012. Methods: This cross sectional study was conducted on March 2012 at the third grade students of SMA N 8 Solo. Sampling techniques to study using purposive random sampling. Data is collected by division questionnaire for 10-15 minutes before the hour after school to thirth grade students of SMA N 8 Solo. Data were analyzed using t-independent test. Results: This study showed intensive course group and no intensive course group have significant real difference to anxiety. Obtained values of r = 0,668, which means the student does not attend intensive course had higher levels of anxiety and vice versa. Conclusion: The relationship between anxiety level of thirth grade students of SMA N 8 Solo with intensive course participation showed a statistically significant result. Based on the value of r indicates correlation, it can be concluded that intensive course groups are not closely related to the level of anxiety. Keywords : intensive course, anxiety, National Exam
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus yang telah memberi ide, inspirasi, kasih karunia, dan penyertaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Bimbingan Belajar di Luar Sekolah terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi Kelas III SMA N 8 Solo dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2012”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan untuk memenuhi kurikulum di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan memenuhi syarat-syarat kesarjanaan pendidikan dokter di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 3. Istar Yuliadi, dr., M. Si, selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. 4. Dr. Diffah Hanim, M. Si, selaku Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. 5. Mardiatmi Susilohati, dr., Sp. KJ (K), selaku Penguji Utama yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Enny Ratna Setyowati, drg., selaku Anggota Penguji yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Kepala Sekolah beserta segenap staf yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dan siswa-siswi SMA Negeri 8 Solo yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 8. Papa, Mama, kakak, dan adik-adik yang telah memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Ruben Stevanus yang telah memberi semangat dan doa demi terselesaikannya skripsi ini. 10. Para sahabat dan teman-teman yang telah membantu dalam pengambilan data dan selalu memberikan motivasi kepada penulis. 11. Seluruh rekan seperjuangan Pendidikan Dokter 2009 dan semua pihak atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga, pengetahuan, dan fasilitas yang dimiliki penulis sehingga dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Surakarta, 2012 commit to user Francine Roselind vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
GLOSSARY ………………………………………………………………… xi BAB I.
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
3
BAB II. LANDASAN TEORI
5
A. Tinjauan Pustaka
5
1.Kecemasan
5
2.Stres
16
3.Bimbingan Belajar luar sekolah……………………………… 17 B. Kerangka Pemikiran
19
C. Hipotesis
20
BAB III. METODE PENELITIAN
21
A. Jenis Penelitian
21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
21
C. Subjek Penelitian
21
D. Teknik Sampling
23
E. Rancangan Penelitian
24
F. Identifikasi Variabel Penelitian
25
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
25
H. Instrumen Penelitian
26
I. Cara Kerja
29
J. Teknik Analisis Data commit to user
30
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL PENELITIAN
31
A. Deskripsi Sampel
31
B. Hasil Distribusi Sampel
31
C. Hasil Analisis Data
33
BAB V. PEMBAHASAN
35
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
39
A. Simpulan
39
B. Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1.
Distribusi Sampel Berdasarkan Identitas
31
Tabel 2.
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
32
Tabel 3.
Analisis Pengaruh
33
Tabel 4.
Hasil Analisis Data Penelitian
58
Gambar 1.
Pengaruh Bimbingan Belajar di Luar Sekolah terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi Kelas III SMA N 8 Solo dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2012…………………………………………………24
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
44
Lampiran 2.
Identitas Sampel dan Informed Consent
45
Lampiran 3.
Kuesioner IPSP
47
Lampiran 4.
Kuesioner L-MMPI
49
Lampiran 5.
Kuesioner TMAS
51
Lampiran 6.
Data Mentah Hasil Penelitian
55
Lampiran 7.
Distribusi Jumlah Sampel Cemas dan Tidak Cemas antara Kelompok Mengikuti Bimbingan Belajar dan
Lampiran 8.
Kelompok Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar
57
Hasil Analisis Data Penelitian
58
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata adolescere (kata Belanda, adolescentia yang berarti remaja), artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock,1999). Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, spasial dan fisik. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat anak mencapai usia matang secara hukum. Menurut Monks (1999), remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Remaja juga didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari transisi antara masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 1998) Menurut definisi World Health Organization (WHO), remaja adalah anak yang berusia antara 10 hingga 19 tahun. Remaja adalah suatu masa di mana individu mengalami perubahan perkembangan psikologik yang ditandai dengan percepatan perkembangan kognitif dan konsolidasi pembentukan kepribadian (Kaplan dan Sadock, 2005). Dari beberapa definisi di atas, penulis menggunakan definisi remaja menurut WHO dikarenakan definisi tersebut merupakan standar internasional yang memudahkan untuk penentuan kriteria. Pada masa remaja inilah, siswa kelas III SMA dihadapkan pada salah satu masalah yaitu Ujian Nasional (UN). Penilaian hasil belajar oleh pemerintah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dalam bentuk Ujian Nasional bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Tidak jarang dalam menghadapi Ujian Nasional, siswa dapat mengalami kecemasan terutama ketika hari menjelang ujian semakin dekat. Hal ini disebabkan hasil Ujian Nasional akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan dan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya seperti diamanatkan Peraturan Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2007 pasal 3 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2007/2008 (PERMENDIKNAS RI, 2007). Setiap menjelang pelaksanaan UN, para siswa mulai mengalami stres yang luar biasa. Tidak hanya karena aktivitas belajar yang meningkat, tetapi yang paling berat adalah beban psikologis mengenai ambisi untuk lulus dari satuan pendidikan tertentu dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekhawatiran ini nampaknya tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga terjadi pada orang tua siswa. Salah satu bentuk respon dari kekhawatiran tersebut adalah dengan mengikutsertakan anak dalam program bimbingan belajar. Dengan mengikuti bimbingan belajar, terkesan bahwa anak menjadi lebih siap dan mantap dalam menghadapi UN. Bagi siswa dari kalangan ekonomi menengah ke atas, hal ini bukan menjadi suatu masalah, tetapi bagi siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, kenyataan tersebut akan menimbulkan kecemasan, bila anak tidak ikut bimbingan belajar, dirinya akan merasa berat untuk menghadapi persaingan dengan lingkungannya. Apalagi ketika anak berada di sekolah unggulan dimana lingkungan sekitarnya rata-rata mengikuti bimbingan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Kecemasan dalam menghadapi UN dapat berdampak besar bagi psikologis siswa, siswa yang penyesuaian dirinya kurang baik terhadap stres akan jatuh ke dalam keadaan cemas patologis. Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan menganggu ketentraman individu. Kecemasan sangat menganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam
cara penyesuaian (Maramis, 2005). Orang dengan
gangguan kecemasan akan susah berkonsentrasi dan bersosialisasi sehingga menjadi kendala dalam menjalankan fungsi sosial, pekerjaan, dan perannya (Ibrahim, 2002). Penelitian mengenai kecemasan ini dilakukan di SMAN 8 Solo karena pada sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan hasil data yang didapatkan dari penelitian bermanfaat serta dapat menjadi referensi informasi dan pengetahuan. B. Perumusan Masalah Adakah pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMAN 8 Solo dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) Tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi Kelas III SMA N 8 Solo dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) Tahun 2012 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris adanya pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA dalam menghadapi Ujian Nasional b. Menambah wawasan psikiatri khususnya tentang pengaruh bimbingan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA dalam menghadapi Ujian Nasional 2. Manfaat Praktis Manfaat Praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Diharapkan dapat digunakan sebagai pembanding atau pustaka bagi para peminat masalah yang berhubungan dengan kecemasan pada siswa-siswi kelas III SMA b. Memberikan manfaat bagi siswa-siswi kelas III SMA sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kecemasan a. Pengertian Istilah anxietas mulai diperbincangkan pada permulaan abad ke20. Kata dasar anxietas dalam bahasa Indo Jerman adalah ”angh” yang dalam bahasa latin berhubungan dengan kata ”angustus, ango, angor,anxius,anxietas, angina”. Kesemuanya mengandung arti ”sempit” atau ”konstriksi” (Idrus, 2006). Kecemasan
atau
anxietas
adalah
status
perasaan
tidak
menyenangkan yang terdiri atas respons-respons patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak riil atau yang terbayangkan, secara nyata disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak diketahui. Penyerta fisiologis mencakup denyut jantung bertambah cepat, kecepatan pernapasan tidak teratur, berkeringat, gemetar, lemas, dan lelah; penyerta psikologis meliputi perasaan-perasaan akan ada bahaya, tidak berdaya, terancam, dan takut (Dorland, 2002). Maramis (2005) mengartikan kecemasan sebagai ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya tidak diketahui. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : kesehatan, relasi sekolah, ujian, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran. Pendapat lain menyatakan bahwa kecemasan merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
manifestasi dari berbagai emosi yang bercampur aduk yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan tekanan batin. Keadaan ini membutuhkan penyelesaian secara tepat dan memuaskan sehingga individu akan merasa aman, namun pada kenyataannya tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan baik oleh individu bahkan ada yang cenderung dihindari oleh individu tersebut. Situasi ini menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan dalam bentuk perasaan gelisah, takut atau merasa bersalah. Keadaan inilah yang biasanya disebut dengan kecemasan (Daradjat, 1998). Pada manusia, kecemasan bisa terlihat seperti perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir, gelisah dan resah) maupun respon-respon fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan adanya kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Durand dan Barlow, 2007). Kecemasan merupakan salah satu bagian dari respon yang penting dalam mempertahankan diri. Kecemasan merupakan suatu sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam sehingga memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan dan Saddock, 2005). Menurut Maramis (2005) kecemasan dapat bersifat normal maupun patologis. Kecemasan normal terjadi ketika seorang individu
mendapatkan suatu stressor, dirinya dapat segera
melakukan penyesuaian diri. Tetapi, terkadang sistem kecemasan individu tidak berfungsi dengan baik atau terlalu berlebihan sehingga terjadilah kecemasan yang patologis. Kecemasan yang patologis menurut DSM-IV dan PPDGJ-III dapat dipahami sebagai : gangguan kecemasan, gangguan kecemasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
akibat gangguan mental lain atau penyakit medis, atau gangguan kecemasan yang berkormobiditas dengan penyakit lain. b. Epidemiologi Prevalensi (angka kesakitan) gangguan kecemasan berkisar 67% dari populasi umum. Rasio perempuan dibandingkan laki-laki untuk gangguan kecemasan seumur hidup adalah 3:2 (Yates, 2007). Kecemasan terjadi pada 40 juta penduduk Amerika berumur 18 tahun dan sekitar 18% pada orangtua (National Institutes of Mental Health USA, 2007). c. Etiologi Etiologi dari gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, namun diduga dua faktor yang berperan terjadi dalam gangguan ini yaitu faktor psikologis dan faktor biologis. Beberapa macam teori penyebab kecemasan, yaitu : 1) Teori Psikologis Sehubungan dengan faktor-faktor psikologis yang berperan dalam terjadinya kecemasan ada tiga teori yang berhubungan dengan hal ini, yaitu : a)
Teori psikoanalitik Stuart
(2006)
mengemukakan
bahwa
penyebab
kecemasan dapat dipahami melalui berbagai teori yaitu teori psikoanalitik kecemasan
dimana adalah
Sigud suatu
Freud sinyal
menyatakan kepada
ego
bahwa yang
memberitahukan adanya suatu dorongan yang tidak dapat diterima dan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam tersebut. Misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konversi, pengalihan, dan regresi. b)
Teori perilaku Teori
perilaku
menyatakan
bahwa
kecemasan
disebabkan oleh stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya (Kaplan dan Sadock, 2005). Kecemasan juga dapat dipengaruhi oleh faktor ”sense of control” atau perasaan mampu mengontrol. Penderita gangguan cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman yang datang. Sense of control pada tiap individu tampaknya berhubungan dengan tindakan orang tua pada masa anak-anak awal (Durand dan Barlow, 2007). c)
Teori eksistensial Teori
eksistensial
berpendapat
bahwa terjadinya
kecemasan adalah akibat tidak adanya rangsang yang dapat diidentifikasi secara spesifik. Ketiadaan ini membuat seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya (Kaplan dan Sadock, 2005). Perasaan ini lebih menganggu
daripada
penerimaan
tentang
kenyataan
kehilangan/kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. 2) Teori Biologis a)
Faktor
biologi
“neurotransmitter”.
yang Tiga
commit to user
berperan
penting
neurotransmiter
utama
adalah yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
berhubungan
dengan
kecemasan
adalah
norepinefrin,
serotonin, dan Gamma-aminobutyric acid (GABA). (1) Norepinefrin Pasien yang menderita gangguan kecemasan mungkin memiliki sistem noradrenergik yang teregulasi secara buruk. Badan sel system noradrenergik terutama berlokasi di lokus sereleus di pons rostral dan aksonnya keluar ke korteks serebral, sistem limbik, batang otak, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukkan bahwa stimulasi lokus sereleus menghasilkan suatu respon ketakutan dan ablasi lokus sereleus menghambat kemampuan binatang untuk membentuk respon ketakutan. Pada pasien dengan gangguan kecemasan, khususnya
gangguan
noradrenergik
panik,
yaitu
memiliki
kadar
metabolit
3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol
(MHPG) yang meninggi dalam cairan serebrospinalis dan urin. (2) Serotonin Badan sel pada sebagian besar neuron serotonergik berlokasi di nukleus raphe di batang otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, dan hipotalamus. Pemberian obat serotonergik pada binatang menyebabkan perilaku yang mengarah pada kecemasan. Beberapa laporan menyatakan obat-obatan
yang
menyebabkan
pelepasan
serotonin,
menyebabkan peningkatan kecemasan pada pasien dengan gangguan kecemasan. (3) Gamma-aminobutyric acid (GABA) Peranan GABA dalam gangguan kecemasan telah dibuktikan oleh manfaat benzodiazepine sebagai salah satu obat beberapa jenis gangguan kecemasan. Benzodiazepine commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
yang bekerja meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA terbukti dapat mengatasi gejala gangguan kecemasan umum bahkan gangguan panik. Beberapa pasien dengan gangguan kecemasan diduga memiliki fungsi reseptor GABA yang abnormal (Kaplan dan Sadock, 2005). b)
Faktor genetik Penelitian genetika semakin menunjukkan banyak bukti bahwa tiap individu mewarisi kecenderungan untuk tegang dan gelisah. Tidak ada sebuah gen tunggal pun yang menjadi
penyebab
kecemasan.
Sebaliknya,
kontribusi-
kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat tiap individu rentan terhadap kecemasan (Durand dan Barlow, 2006; Tambs dkk, 2009). Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang menderita gangguan (Kaplan dan Sadock, 2005). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Gangguan kecemasan disebabkan oleh adanya interaksi faktorfaktor biopsikososial, termasuk faktor genetik yang berinteraksi dengan situasi, stres, atau trauma yang kemudian menghasilkan gejala-gejala klinis (Yates, 2008). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan adalah sebagai berikut : 1)
Faktor keluarga Orangtua yang menderita gangguan jiwa (neurotik) cenderung akan mewariskan sifat tersebut pada anaknya dengan gejala berupa kecemasan dan keyakinan yang tidak berdasarkan kenyataan
atau
prasangka.
commit to user
Hal
ini
dapat
menghambat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
perkembangan kepribadian anak (Maramis, 2005; Fricchione, 2004). 2)
Pengalaman hidup (life experiences) Ketika seorang anak hidup dalam sebuah lingkungan yang tingkat stresnya tinggi, anak akan tumbuh sebagai individu yang mudah sekali cemas, misalnya kekerasan, kejahatan, kemiskinan, hinaan atau stres (Fricchione, 2004). Faktor sosial yang berperan dalam perkembangan gangguan kecemasan adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama. Hal ini sejalan dengan Maramis (2005) yang menyebutkan bahwa perceraian akan menimbulkan perasaan terasing, gelisah, dan cemas pada anak.
3)
Kepribadian (personality) Kepribadian ini telah terbentuk dari hasil proses belajar yang diterima sejak awal kehidupan dan pengalaman yang membentuk pola kepribadian khas individu (Nevid et al., 2005).
4)
Jenis kelamin Perempuan lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan-tekanan lingkungan daripada laki-laki (James dalam Trismiati, 2004). Perempuan juga lebih cemas, kurang sabar, dan mudah mengeluarkan air mata (Cattel dalam Trismiati, 2004).
5)
Pemakaian obat-obatan Obat simpatomimetik (amfetamin, kokain, kafein), obat serotonergik
(LSD,
MDMA),
kortikosteroid,
obat
herbal
(ginseng), rokok, dan alkohol dapat menyebabkan sindroma kecemasan akut maupun kronis. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa risiko terjadinya kecemasan pada remaja perokok lima kali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
lebih besar daripada yang bukan perokok (Kaplan dan Sadock, 1997; Fricchione, 2004). 6)
Keadaan medis umum Gangguan neurologis, gangguan endokrin, gangguan kardiovaskular dan respirasi, gangguan inflamasi, defisiensi vitamin B12, kondisi toksik karena obat-obatan, keadaan hipoglikemi, serta gangguan psikiatri idiopatik, khususnya depresi seringkali disertai gejala kecemasan (Kaplan dan Sadock, 1997). Menurut
Fricchione
(2004),
gangguan
kecemasan
yang
disebabkan oleh keadaan medis ini biasanya dialami oleh pasien berusia 35 tahun ke atas tanpa adanya riwayat keluarga maupun situasi atau stresor psikologi lain yang memicu kecemasan. 7)
Pasca trauma Perpisahan traumatik selama masa anak-anak dapat mempengaruhi sistem saraf yang sedang berkembang dalam cara tertentu sehingga anak menjadi rentan terhadap kecemasan pada masa dewasanya, misalnya kematian maupun riwayat perpisahan orang tua. Selain itu, kejadian traumatik yang dialami seseorang, seperti peperangan, bencana alam, pemerkosaan, dan kecelakaan serius juga dapat menyebabkan gangguan stres dan gejala kecemasan (Kaplan dan Sadock, 1997).
8)
Faktor lain Selain itu, faktor ekonomi keluarga, pekerjaan, pendidikan, dan sosial budaya semuanya dapat menjadi konflik yang menyebabkan kecemasan (Solomon, 1974).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
e. Gejala Klinik dan Diagnosis Keluhan dan gejala umum yang berkaitan dengan kecemasan dapat dibagi menjadi keluhan somatik (fisik) maupun psikologik dan kognitif serta tanda-tanda objektif kecemasan. 1)
Keluhan Kognitif dan Psikologis a)
Perasaan cemas, khawatir dan was-was.
b)
Ragu-ragu untuk bertindak, atau memutuskan sesuatu, takut salah.
c)
Perasaan takut pada situasi, objek atau keadaan tertentu
d)
Perasaan tidak enak dan gelisah.
e)
Takut mati, takut menjadi gila, pikiran negatif terhadap diri sendiri atau lingkungan sekitar.
f)
Merasa tegang.
g)
Insomnia, sulit untuk memulai jatuh tidur (early insomnia)
h)
Mudah terkejut dan terlalu waspada.
i)
Mudah marah (iritable).
j)
Perasaan cemas tersebut mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan penderita, sehingga fungsi pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilakunya terpengaruhi.
2)
Keluhan fisik a)
Neurologik dan vaskuler : sakit kepala, pusing (dizzines), vertigo, tremor, pandangan kabur, rasa baal atau kesemutan.
b)
Kardiovaskuler : palpitasi dan nyeri dada.
c)
Respirasi : nafas pendek, dipsneu, hiperventilasi.
d)
Gastrointestinal : mulut dan tenggorokan kering, nausea, vomitus dan diare.
e)
Genitourinarius : sering berkemih, nyeri saat berkemih, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
ejakulasi prematur, impotensia. f)
Sistem muskuloskeltal : sakit dan nyeri otot terutama otot leher
g)
Kulit : keringat berlebihan, kulit telapak tangan dan kaki teraba dingin.
3)
Tanda objektif a) Penderita tampak gugup, gelisah, dan tidak dapat duduk santai b) Suara bergetar, gagap c) Palpitasi d) Hiperventilasi e) Berkeringat banyak atau telapak tangan dan kaki lembab (Romadhon, 2002) Diagnosis kecemasan dapat ditegakkan berdasarkan gejala-gejala
yang muncul sesuai dengan kriteria Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi III atau dengan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA), The Taylor Minnesota Anxiety Scale (TMAS) dan instrumen lainnya (Hawari, 2006). f. Patofisiologi kecemasan Kecemasan merupakan respon dari persepsi ancaman yang diterima oleh sistem saraf pusat. Persepsi ini timbul akibat adanya rangsangan dari luar serta dari dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik. Rangsangan tersebut dipersepsi oleh panca indera, diteruskan, dan direspon oleh sistem saraf pusat sesuai pola hidup tiap individu. Di dalam saraf pusat, proses tersebut melibatkan jalur Cortex Cerebri-Limbic System-Reticular Activating System-Hypothalamus yang memberikan impuls kepada kelenjar hipofise untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal, yang kemudian memacu sistem saraf otonom melalui mediator hormonal yang lain commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
(catecolamin).
Hiperaktivitas
sistem
saraf
otonom
menyebabkan
timbulnya kecemasan. Keluhannya sangat beraneka ragam seperti sakit kepala, pusing, serasa mabuk, cenderung untuk pingsan, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, dan lain sebagainya (Mudjadid, 2006). Yates (2008) menyebutkan bahwa di dalam sistem saraf pusat yang merupakan mediator-mediator utama dari gejala-gejala kecemasan ialah norepinephrin dan serotonin. Neurotransmitter dan peptida lain, corticotropin-releasing factor, juga ikut terlibat. Sistem saraf otonom yang berada di perifer, terutama sistem saraf simpatis juga memperantarai banyak gejala kecemasan. g. Skala Penilaian Dalam penelitian ini digunakan instrumen pengukur kecemasan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dari Janet Taylor. Tingkat kecemasan akan diketahui dari tinggi rendahnya skor yang didapatkan. Makin besar skor maka tingkat kecemasan akan semakin tinggi, dan makin kecil skor makan tingkat kecemasan akan semakin rendah. Kuesioner TMAS berisi 50 butir pertanyaan, dengan pilihan “ya” dan “tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya dengan memberi tanda (X) pada kolom jawaban ya atau tidak. Pada pertanyaan favorable jika diisi jawaban ”ya” maka diberi nilai 1, sedangkan pada pertanyaan unfavorable jika diisi jawaban ”tidak” maka diberi nilai 1. TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi, akan tetapi dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam mengisinya (Azwar, 2007). Karena itu peneliti menggunakan tes LMMPI untuk menghindari terjadinya perhitungan hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2. Stres a. Pengertian Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres; konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres; semua sebagai suatu sistem (WHO, 2003). b. Sumber stres Sumber stres atau penyebab stres dikenali sebagai stresor. Antara lain penyebabnya adalah, fisik, psikologis, dan sosial. Stresor fisik berasal dari luar diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan latihan fisik yang terpaksa. Pada stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan (anxiety), rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri, sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungannya. Banyak stresor sosial yang bersifat traumatic yang tak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pensiun, perceraian, masalah keuangan, pindah rumah dan lain-lain. (Nasution, 2007). c. Mekanisme stres Secara fisiologi, situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, stres meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan Corticotropin Releasing Factor (CRF), suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar
hipofisis
selanjutnya
mensekresikan
hormon
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, zat kimia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight (Nasution, 2007). 3. Bimbingan Belajar luar sekolah a. Pengertian Bimbingan tes adalah jalur pendidikan non formal, yang diselenggarakan di luar sekolah, melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikannya bersifat lebih efektif dan efisien untuk bidang-bidang pelajaran tertentu oleh karena program pendidikan dapat spesifik sesuai dengan kebutuhan dan tidak memerlukan syarat-syarat yang ketat (Paidi, 1994) b. Tujuan Bimbingan Tes 1) Mempersiapkan siswa kelas 3 SMA dan lulusannya secara intensif dengan meningkatkan prestasi akademik di sekolah, meningkatkan penguasaan materi dan kemampuan analisis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2) Mempersiapkan strategi yang tepat dan cepat 3) Memperdalam materi-materi yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) 4) Membekali siswa baik dari segi akademis maupun mental spiritual. (Paidi, 1994)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
B. Kerangka Pemikiran
Siswa-Siswi kelas III SMA
STRESOR
Ujian Nasional (UN)
Hipotalamus
BIMBINGAN BELAJAR
Medula Adrenal
Epinefrin
↑ Kesiapan mental
↑ Penguasaan materi
Sistem simpatis Hormon CRF
Norepinefrin Hipofisis
CEMAS
ACTH
1. Usia 2. Faktor keluarga 3. Faktor sosial ekonomi keluarga -----------► : menurunkan 4. Pengalaman hidup (life experiences) ► : memacu/merangsang 5. Tipe kepribadian : mengirim sinyal 6. Jenis kelamin 7. Pemakaian obat-obatan 8. Keadaan medis umum 9. Pasca trauma 10. Faktor sosial budaya 11. Faktor pekerjaan commit to user 12. Faktor pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
C. Hipotesis Ho : Terdapat pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). H1 : Tidak terdapat pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan desain cross sectional dan menggunakan data primer. B. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 8 Solo pada tanggal 24 Maret 2012. C. Subjek penelitian 1. Populasi sumber Siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo pada tahun ajaran 2011/2012. 2. Sampel Sampel yang diteliti terdiri dari siswa siswi kelas III SMA N 8 Solo pada tahun ajaran 2011/2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 3. Besar sampel Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22-25 siswasiswi kelas III SMA N 8 Solo pada tahun ajaran 2011/2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rumus untuk menghitung besar sampel untuk rancangan cross sectional adalah : n= Za2pq / d2 Keterangan: p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi q:1–p Za : nilai statistik Za pada kurve normal standart pada tingkat kemaknaan d : presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi (Taufiqurrahman, 2008) Dari rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
n= (1,96)2(0,06)(0,94) / (0,1)2 = 21,67 = 22 orang Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 22 orang Dari hasil penghitungan di atas, besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22-25 siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo pada tahun ajaran 2011/2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Namun, besar sampel tersebut dimungkinkan memiliki distribusi data tidak normal. Oleh karena itu, penentuan besar sampel pada analisis bivariat yang melibatkan sebuah variabel dependen dan sebuah variabel independen, diambil berdasarkan teori “rule of thumb” menggunakan ukuran sampel sebesar minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010). a.
Kriteria Inklusi 1)
Siswa dan siswi kelas III SMA N 8 Solo
2)
Siswa dengan skor L-MMPI < 10
3)
Siswa atau siswi minimal sudah 3 bulan terakhir mengikuti bimbingan belajar luar sekolah
b.
Kriteria Eksklusi 1)
Siswa dengan pengisian kuesioner tidak lengkap
2)
Siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat
3)
Siswa dengan skor IPSP ≥ 53
4)
Siswa yang kurang sehat
5)
Siswa yang pasca trauma
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
D. Teknik sampling Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak setelah sampel tersebut diseleksi yang memenuhi beberapa kriteria agar tujuan penelitian tercapai dan sampel yang diperoleh valid. Purposive karena pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Arief, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
E. Rancangan Penelitian
Populasi Sumber
Sampel
Mengikuti Bimbingan Belajar luar sekolah
Formulir biodata
IPSP
L-MMPI
Tidak mengikuti Bimbingan Belajar luar sekolah
TMAS
Formulir biodata
IPSP
L-MMPI
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Hasil
Hasil
TMAS
Analisis Statistik uji t-independent
Ada pengaruh/tidak bimbingan belajar di luar sekolah terhadap kecemasan
Gambar 1. Pengaruh bimbingan belajar di luar sekolah terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo dalam menghadapi Ujian Nasional tahun 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
F. Identifikasi variabel 1.
Variabel bebas
: Bimbingan Belajar luar sekolah
2.
Variabel tergantung
: Kecemasan
3.
Variabel perancu a. Terkendali : usia, kondisi fisik b. Tidak terkendali : jenis kelamin, faktor genetik, tipe kepribadian
G. Definisi operasional variabel 1. Variabel Bebas : Bimbingan Belajar luar sekolah a. Definisi Jalur non formal yang dilaksanakan di luar sekolah yaitu di lembaga bimbingan belajar. Proses pelaksanaannya melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. b. Alat Ukur : kuesioner c. Cara pengukuran : Pengisian kuesioner bimbingan belajar diisi sendiri oleh responden. Responden menjawab ya atau tidak sesuai dengan keikutsertaan bimbingan belajar. d. Kategori : Bimbingan belajar dan tidak bimbingan belajar e. Skala : Kategorikal 2. Variabel Terikat : a. Tingkat Kecemasan 1) Definisi Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respons-respons patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak riil atau yang terbayangkan, secara nyata disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak diketahui. Penyerta fisiologis mencakup denyut jantung bertambah cepat, kecepatan pernapasan tidak teratur, berkeringat, gemetar, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
lemas, dan lelah; penyerta psikologis meliputi perasaan-perasaan akan ada bahaya, tidak berdaya, terancam, dan takut. 2) Alat ukur : Kuesioner 3) Cara pengukuran Pengisian TMAS diisi sendiri oleh responden. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya dengan memberi tanda (X) pada kolom jawaban ya atau tidak. Pada pertanyaan favorable jika diisi jawaban ”ya” maka diberi nilai 1, sedangkan pada pertanyaan unfavorable jika diisi jawaban ”tidak” maka diberi nilai 1. Tiap nilai dari masing-masing pertanyaan dijumlah. Sebagai cut off point adalah sebagai berikut : a) Nilai total < 21 berarti tidak cemas, b) Nilai total ≥ 21 menunjukkan cemas 4) Skala : Numerik 3. Variabel Perancu a. Terkendali : usia, kondisi fisik b. Tidak terkendali : jenis kelamin, faktor genetik, tipe kepribadian H. Instrumen penelitian 1. Data diri dan Informed Consent Data diri adalah data yang berisi tentang informasi identitas sampel, meliputi: a. Nama b. Umur c. Tempat dan tgl lahir d. Alamat e. Jenis kelamin f. Kelas g. Asal SMA commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
h. Pernah masuk ranking 10 besar di kelas semasa SMA i. Jumlah saudara j. Jumlah keluarga k. Anak ke-berapa l. Orang tua kandung atau angkat m. Pendidikan terakhir orang tua n. Penghasilan orang tua o. Orang tua bercerai atau tidak p. Tinggal di Solo kost atau rumah q. Mengikuti bimbingan tambahan di luar sekolah Informed consent dalam penelitian ini adalah untuk menyatakan persetujuan responden sebagai sampel penelitian. 2. Kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI) L-MMPI
adalah
skala
validitas
yang
berfungsi
untuk
mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian. Tes ini bertujuan untuk menguji kejujuran responden. Skala L-MMPI berisi 15 butir pernyataan untuk dijawab oleh responden dengan “ya” bila butir pernyataan sesuai dengan perasaan dan “tidak” bila sebaliknya.
Nilai batas skala adalah 10, artinya apabila
jawaban “tidak” responden berjumlah sama atau lebih dari 10, maka data hasil penelitian responden dinyatakan invalid dan tidak diolah atau diikutkan dalam penelitian. 3. Instrumen Penilaian Stresor Psikososial (IPSP) IPSP berisi 36 butir pertanyaan untuk menilai faktor-faktor stresor psikososial yang terjadi dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Penentuan
beratnya
stresor
dengan
mempergunakan
instrumen
mempertimbangkan unsur objektivitas pemeriksa dan unsur penghayatan responden dengan memberi bobot 0 untuk perasaan yang tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
terganggu, 1 untuk perasaan yang terganggu, dan 2 untuk perasaan sangat terganggu. Penilaian secara objektif dilakukan dengan memberi bobot nilai yang berbeda untuk masing-masing daftar peristiwa. Untuk pertanyaan nomor 1-5 bernilai 1, nomor soal 6-10 bernilai 2, nomor soal 11-15 bernilai 3, nomor soal 16-20 bernilai 4, nomor soal 21-30 bernilai 5, dan nomor soal 31-35 bernilai 6. Bila total nilai lebih dari atau sama dengan nilai tengah dari total nilai IPSP subjek penelitian maka responden dinyatakan gugur atau dikeluarkan dari perhitungan sampel. Skor untuk masing – masing butir adalah dengan mengalikan bobot butir dengan bobot perasaan responden atas peristiwa tersebut, dan akhirnya taraf beratnya stres ditentukan dengan menjumlah skor semua butir peristiwa yang ada. Interpretasi dari hasil penjumlahan skor IPSP adalah sebagai berikut : a.
Skor 0
: tidak ada stresor psikososial
b.
Skor 1 - 8
: taraf stresor sedikit
c.
Skor 9 – 16
: taraf stresor ringan
d.
Skor 17 – 24
: taraf stesor sedang
e.
Skor 25 – 32
: taraf stresor berat
f.
Skor 32 – 40
: taraf stresor sangat berat
g.
Skor > 40
: malapetaka
Nilai batas IPSP adalah 16, sehingga respon dikatakan mengalami stresor psikososial tinggi apabila memperoleh skor IPSP lebih dari 16 (Sudiyanto, 1998). 4. Kuesioner Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) Kuesioner T-MAS adalah instrumen pengukur kecemasan. T-MAS berisi 50 butir pernyataan, di mana responden menjawab keadaan “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan dirinya, dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban “ya” atau tanda (X) pada kolom jawaban “tidak”. Kuisioner commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
T-MAS terdiri atas 13 pernyataan unfavorable (pernyataan nomor 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20,25, 29, 38, 43, 44, 50) dan 37 pernyataan favorable (pernyataan nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33,34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49). Setiap jawaban dari pernyataan favorable bernilai 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Pada pernyataan unfavorable bernilai 1 untuk jawaban “tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban “ya”. Sebagai cut off point adalah sebagai berikut : a) Skor < 21 berarti tidak cemas b) Skor ≥ 21 menunjukkan cemas Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut. TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi akan tetapi dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam mengisinya (Azwar, 2007). I. Cara Kerja 1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data kepada Kepala SMA N 8 Solo. 2. Setelah mendapakan izin, peneliti kemudian melakukan pembagian kuesioner IPSP, L-MMPI, T-MAS kepada seluruh siswa kelas III SMA N 8 Solo. 3. Peneliti membagi seluruh siswa tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan bimbingan belajar minimal 3 bulan dan kelompok tanpa bimbingan belajar. 4. Peneliti melakukan restriksi terhadap masing-masing kelompok dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi pada hasil pengisian kuesioner sehingga didapatkan jumlah total akhir sampel yang memenuhi kriteria commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
tersebut. 5. Selanjutnya data derajat kecemasan yang diperoleh pada pengisian kuesioner terakhir akan dianalisis menggunakan teknik analisa data yang telah dipilih. J. Teknik analisis data Ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan bimbingan belajar terhadap tingkat kecemasan siswa/i kelas III SMA dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) akan diuji menggunakan uji t-independen. Alasan dipilihnya uji t-independen
karena
skala variabel bebas dalam penelitian ini
adalah nominal, sedangkan skala variabel terikatnya
numerik,
sehingga akan diperoleh hasil yang pada akhirnya dapat digunakan untuk melihat pengaruh yang bermakna atau tidak bermakna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMA N 8 Solo jurusan IPA pada tahun ajaran 2011/2012. Pada awal penelitian didapatkan sampel sebanyak 94 siswa. Setelah melalui proses restriksi berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi, didapatkan total sampel yang valid adalah 60 siswa sedangkan total sampel yang tidak valid adalah 34 siswa. Dari jumlah sampel yang valid tersebut, sebanyak 30 siswa mengikuti bimbingan belajar dan 30 siswa tidak mengikuti bimbingan belajar. B. Hasil Distribusi Sampel Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan identitas No 1 2 3 4
Variabel Siswa laki-laki Siswi Perempuan Peserta bimbingan belajar Peserta tidak bimbingan belajar
N 14 46 30 30
Persentase (%) 23,3 76,7 50 50
Sumber : Data Primer, 2012 Dari Tabel 1 didapatkan jumlah sampel laki-laki yang lebih sedikit daripada perempuan, dimana laki-laki berjumlah 14 siswa (23,3%) dan perempuan berjumlah 46 siswa (76,7%) dari keseluruhan jumlah sampel sebanyak 60 siswa-siswi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Dari Tabel 1 diketahui bahwa jumlah sampel kelas XII jurusan IPA yang valid adalah sebanyak 60 siswa-siswi. Jumlah sampel yang mengikuti bimbingan belajar sebanyak 30 siswa-siswi (50%), sedangkan sampel yang tidak mengikuti bimbingan belajar berjumlah 30 siswa-siswi (50%). Jumlah sampel ini telah memenuhi kriteria minimal sampel berdasarkan rule of thumb. Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin No Kelompok
Jenis Kelamin L
1 2
Bimbingan Belajar 10 Tidak Bimbingan 4 Belajar
Total
Persentase (%) L P
Total (%)
30 30
16,7 6,7
50 50
P 20 26
33,3 43,3
Sumber : Data Primer, 2012 Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan pada kedua kelompok memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Kelompok bimbingan belajar memiliki jumlah sampel perempuan sebanyak 20 siswi (33,3%) dari 30 siswa-siswi. Pada kelompok tidak bimbingan belajar sampel perempuan berjumlah 26 siswi (43,3%) dari keseluruhan sampel kelompok tidak bimbingan belajar sebanyak 30 siswa-siswi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel 3. Analisis pengaruh No
1 2 3
Variabel
N
Peserta bimbingan belajar Peserta tidak bimbingan belajar Total
CEMAS
TDK CEMAS
27 28 55
3 2 5
p
R
0,000 0,000
0,668 0,668
Sumber: Data primer, 2012 Dari Tabel 3 dapat dilihat, 3 siswa dari total 30 siswa bimbingan belajar (5 %) tidak mengalami cemas, dan 27 siswa (45 %) mengalami cemas. Pada siswa tidak mengikuti bimbingan belajar, ada 2 siswa (3,3 %) tidak mengalami cemas dan 28 siswa (70 %) mengalami cemas. Hal ini berdasarkan kuesioner The Taylor Minnesota Anxiety Scale (T-MAS), dengan skor < 21 menunjukkan tidak cemas dan > 21 menunjukkan cemas. Selain itu, dari Tabel 3 juga dapat dilihat nilai p = 0,000 dan nilai r = 0,668. C. Hasil Analisis Data Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji tindependent yang merupakan uji parametrik. Uji ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu sama lain. Adapun syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2 kelompok).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Dari Tabel 3 dapat dilihat nilai p = 0,000 sehingga disimpulkan antara kelompok bimbingan belajar dengan kelompok tidak bimbingan belajar memiliki perbedaan nyata yang signifikan terhadap kecemasan. Selain itu, dari Tabel 3 diperoleh nilai r = 0,668 artinya kelompok yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok bimbingan belajar tidak erat kaitannya dengan tingkat kecemasan. Dari Tabel 4 dapat dilihat hubungan korelasi yang negatif sebesar -0,56 (56%) tidak cemas pada kelompok bimbingan belajar dibandingkan 44 % untuk cemas pada kelompok tidak bimbingan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2012 dengan menggunakan sampel siswa-siswi kelas III SMA jurusan IPA di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Solo. Pengambilan sampel ini mundur dari jadwal pengambilan yang seharusnya yaitu tanggal 16 Maret 2012. Hal ini dikarenakan adanya jadwal ujian sekolah selama 1 minggu yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut hasil penghitungan dengan rumus cross sectional, seharusnya total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22-25 siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo pada tahun ajaran 2011/2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Namun, sampel tersebut dimungkinkan memiliki distribusi data yang tidak normal. Oleh karena itu, untuk mempermudah penghitungan analisis dan pembahasan, peneliti kemudian menggunakan teori “rule of thumb” dimana ukuran sampel minimal sebesar 30 subjek penelitian. Tabel 2 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin, kelompok bimbingan belajar dan kelompok tidak bimbingan belajar keduanya memiliki sampel perempuan yang lebih banyak. Meskipun berdasarkan penelitian sebelumnya, jenis kelamin perempuan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan kecemasan (Ibrahim, 2002 ; Kaplan dan Sadock, 2005; Sullivan, 2000), tetapi pada penelitian ini, peneliti tidak mengkategorikan jenis kelamin ke dalam variabel luar yang dapat dikendalikan. Hal tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dilakukan dengan tujuan mengantisipasi kekurangan jumlah sampel, mengingat mayoritas siswa di SMA N 8 Solo berjenis kelamin perempuan. Dari Tabel 3 diketahui jumlah sampel cemas dan tidak cemas antara kelompok mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar. Kelompok mengikuti bimbingan belajar memiliki jumlah sampel cemas sebanyak 27 siswa dan tidak cemas sebanyak 3 siswa. Sedangkan, kelompok tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki jumlah sampel cemas sebanyak 28 siswa dan tidak cemas sebanyak 2 siswa. Sesuai dengan analisis perhitungan statistik menggunakan uji t-independent, dapat disimpulkan bahwa pengaruh bimbingan belajar terhadap penurunan tingkat kecemasan antara kelompok siswa bimbingan belajar dan tidak bimbingan belajar signifikan berbeda nyata (p = 0,000). Selain itu, dari Tabel 3 didapatkan nilai r = 0,668 artinya kelompok yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok bimbingan belajar tidak erat kaitannya dengan tingkat kecemasan. Dari Tabel 4 dapat dilihat hubungan korelasi yang negatif sebesar -0,56 (56%) tidak cemas pada kelompok bimbingan belajar dibandingkan 44 % untuk cemas pada kelompok tidak bimbingan belajar. Hasil ini mengartikan bahwa kelompok bimbingan belajar belum tentu tidak mengalami kecemasan, begitu juga kelompok tidak bimbingan belajar belum tentu selalu mengalami commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
kecemasan disebabkan adanya faktor-faktor internal maupun eksternal yang bisa mendukung seseorang mengalami kecemasan. Pada penelitian ini, peneliti tidak meneliti lingkungan sosial dari tiap-tiap siswa-siswi yang menjadi subjek penelitian. Lingkungan sosial meliputi faktor keluarga, faktor sosial budaya, faktor pekerjaan, faktor pendidikan, faktor ekonomi keluarga, pengalaman hidup (life experiences), pemakaian obat-obatan, keadaan medis umum, dan pasca trauma. Padahal lingkungan sosial seseorang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan gangguan kecemasan pada seseorang (Kaplan dan Saddock, 2010). Diperoleh salah satu faktor penting yang mempengaruhi kecemasan adalah dukungan orang tua. Pada siswa-siswi kelas XII IPA SMA N 8 Solo, ada beberapa dari siswa-siswi cenderung mengalami kecemasan dikarenakan adanya masalah di dalam keluarga. Masalah perceraian dan pertengkaran orang tua, menjadi penyebab kecemasan menjelang Ujian Nasional. Walaupun bimbingan belajar yang diikuti memberikan dukungan sepenuhnya kepada siswa-siswi tersebut, namun peran serta orang tua dalam memberi dukungan pada anaknya sangat penting dalam menentukan keadaan mental anak (Dewi, 2007). Selain itu, penelitian ini juga didukung hasil uji korelasi yang dilakukan oleh Zuhdi (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran keluarga dengan tingkat kecemasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Jumlah sampel cemas dan tidak cemas antara kelompok mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar dalam menghadapi UN diharapkan terjadi karena faktor intervensi dari bimbingan belajar. Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jalur pendidikan non formal, yang diselenggarakan di luar sekolah, melalui kegiatan belajarmengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah sampel yang digunakan terbatas pada satu lokasi tertentu dengan jumlah subjek yang terbatas pula yaitu seluruh siswa-siswi kelas XII IPA SMA N 8 Solo sehingga hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian, yaitu SMA N 8 Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hubungan antara tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA N 8 Solo dengan keikutsertaan bimbingan belajar secara statistik signifikan (r = 0,668). B. Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis adalah sebagai berikut : 1.
Dibutuhkan komunikasi dan perhatian yang lebih baik antara pihak sekolah, orang tua dan siswa di dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam rangka menghadapi Ujian Nasional.
2.
Siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional dapat mengikuti bimbingan belajar guna mempersiapkan ujian dengan lebih baik sehingga dapat terhindar dari perasaan cemas yang berlebihan.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh bimbingan belajar terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas III SMA dengan mengendalikan faktor-faktor luar yang turut mempengaruhi, seperti
jenis kelamin, faktor genetik, dan tipe
kepribadian yang belum dapat dikendalikan dalam penelitian ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
DAFTAR PUSTAKA Arief Tq (2009). Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Azwar (2007). Konsep Pengukuran Validitas. Jakarta : Gunadharma Press.
Daradjat Z (1998). Kesehatan Mental Jiwa. Jakarta : CV. Haji Masagung. Dewi ENI (2007). Perbedaan Kecemasan Mennghadapi SPMB antara Siswa Kelas Akselerasi dengan Kelas Reguler. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Skripsi. Dorland WA (2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC. Durand VM, Barlow DH (2007). Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fricchione G, el-Chemali Z, Weilburg JB, Murray GB. Neurology and Microsurgery. Dalam: Wise MG, Rundell JR, (eds). Textbook of Consultation-Liaison Psychiatry, Psychiatry in the Medically Ill. American Psychiatric Publ., Inc, Washington DC, London, England, nd 2 ed., 2004; hal. 679-700. Hawari D (2006). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi, Jakarta : BP FK UI. Hurlock EB (1999). Psikologi Perkembangan: “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarno). Jakarta : Penerbit Erlangga. Ibrahim AS (2002). Menyiasati Gangguan Cemas (1). http://www.pdpersi. co.id/?show=detailnews&kode=902&tbl=artikel- Diakses Februari 2012. Idrus F (2006). Anxietas dan Hipertensi. http://www.akademik.unsri.ac.id/ download/journal/files/medhas/CEMAS%20DAN%20HIPERTENS I%20_faisal%20Idrus_.pdf - Diakses Februari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Isnaeni, YT (2005). Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun 2004/2005. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH419c.dir /doc.pdf - Diakses Juli 2012 Kaplan HI & Saddock BJ (1997). Synopsis of Psychiatry. 7th ed. Lange Medical Publication Maruzen, Co. Ltd., pp: 777-817. Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA (2005). Mood Disorder, Comprehensive Textbook Psychiatry, 8 th Ed. Lippicot Williams & Wilkins. Maramis WF (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga : University Press. Maslim R (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. Mendiknas Republik Indonesia (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2007 Pasal 3. ftp://ftp.unm.ac.id/permendiknas2007/Nomor%2034%20Tahun%202007%20dan%20lampiran.pdf Diakses Februari 2012. Monks FJ & Knoers AMP, Haditono (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mudjaddid E (2006). Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Ed 2. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, pp: 119-120 Nasution IK (2007). Stres Remaja. http://library.usu.ac.id- Diakses Februari 2012. Nevid JS, Rathus SA and Greene B (2003). Abnormal Psychology in a Changing World Third Edition. Prentice-Hall, Inc. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Nevid JS, Rathus SA, & Greene B (2005). Psikologi Abnormal Edisi 5 Jilid 2. Jakarta : Erlangga. National Institutes of Mental Health USA (2007). Anxiety Disorders. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/anxietydisorders/complete-index.shtml- Diakses Februari 2012. Paidi (1994). Cakrawala Pendidikan : Tantangan Keberadaan Lembaga Bimbingan Tes. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta. Romadhon YA (2002). Gambaran Klinik dan Psikofarmaka pada Penderita Gangguan Kecemasan. Cermin Dunia Kedokteran 135:24-26. Santrock JW (1998). Adolescence (7nd ed). Washington, DC : Mc Graw-Hill. Sherwood L (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC. Solomon, Philip & Patch, Vernon D (1974). Handbook of Psychiatry. 3rd ed. Jepang, pp:50-53.\ Stuart (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi Lima. Jakarta : EGC.
Sudiyanto A (1998). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Jiwa Keluarga Terhadap Kekambuhan Penderita Gangguan Afektif Berat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Disertasi Sugiyono (2011). Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ke-19. Bandung : Alfabeta. Sullivan PF, Neale MC, Kendler KS. Genetic Epidemiology of Major Depression: Review and Meta-analysis. Am J Psychiatry 2000; 157 : 1552-62. Tambs K, Czajkowsky N, Røysamb E, Neale MC, Kjennerud TR, Aggen SH, Harris JR, Ørstavik RE, Kendler KS (2009). Structure of Genetic and Environmental Risk Factors for Dimensional Representations of DSM–IV Anxiety Disorders. British Journal Of Psychiatry. 195:301–307.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Taufiqurrahman MA (2008). Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS, pp 130-131. Trismiati (2004). Perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan wanita akseptor kontrasepsi mantap di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. http://www.psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_trismiati.pdfDiakses Februari 2012. Yates
RW (2007). Anxiety Disorders. http://www.emedicine.com /emerg/topic152.htm- Diakses Februari 2012. (2008). Anxiety Disorders. http://www.emedicine.com /emerg/topic152.htm-Diakses Februari 2012.
Zuhdi (2008). Hubungan antara Peran Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan Injecting Drug User (IDU). Fakultas Psikologi. Universitas Airlangga. Skripsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Lampiran 2. Identitas Sampel dan Informed Consent KUESIONER PENELITIAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Pengaruh Bimbingan Belajar di Luar Sekolah terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi Kelas XII SMA N 8 Solo dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun 2012
PETUNJUK PENGISIAN : 1. Isi identitas responden terlebih dahulu, bila tidak menghendaki identitas diketahui, boleh memakai nama inisial. 2. Bacalah semua pertanyaan dengan seksama. 3. Mohon semua pertanyaan dijawab dengan jujur sesuai apa adanya. 4. Kuesioner ini terdiri atas 4 lampiran mohon isi sesuai petunjuk yang tertera. 5. Terima kasih atas kerjasamanya. IDENTITAS RESPONDEN Nama
:……………………………
Umur
: ……Tahun, Kelas: ……
Tempat dan tgl lahir
: …………………………..
Alamat
: …………………………..
…………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Jenis Kelamin
: 1. Laki-laki 2. Perempuan *
Asal SMA
: 1. Negeri
2. Swasta *
Pernah masuk ranking 10 besar di kelas semasa SMA
: Pernah/Tidak *, Ranking : ....
Jumlah saudara
: Kandung : …… ,Tiri : ……... commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Jumlah keluarga
: ………………………………
Anak ke-berapa
: ………………………………
Orang tua kandung/angkat
: ………………………………
Pendidikan terakhir orang tua
: ………………………………
Penghasilan orang tua
: 1. < 1 juta
2. < 2 juta
3. > 3 juta * Orang tua bercerai atau tidak
: ………………………………
Tinggal di Solo kost atau rumah
: 1. Kost
2. Rumah *
Mengikuti bimbingan tambahan di luar sekolah
: 1. Ya
2. Tidak *
: 1.Bimbel
2. Les privat
3. Lain-lain (………………) * : Nama Bimbel : ……………………………….. : Lokasi Bimbel (alamat lengkap) : ………………………………. ………………………………. ……………………………..... : Sudah berapa lama mengikuti Bimbel : ………………………………. Catatan * = lingkari salah satu
LEMBAR PERSETUJUAN Dengan ini saya mengizinkan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS untuk mengolah hasil kuesioner ini Tanda tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Lampiran 3. Kuesioner IPSP
INSTRUMEN PENILAIAN STRESOR PSIKOSOSIAL (IPSP)
PETUNJUK : Berilah tanda silang (x) pada kolom jawaban dan perasaan yang sesuai. Apakah Anda dalam waktu 6 bulan terakhir ini mengalami peristiwa sebagai berikut? Bagaimana perasaan Anda waktu mengalaminya? Jawaban No
Daftar Peristiwa
1
Menghadapi ulangan/tes rutin di sekolah
2
Ketahuan melakukan pelanggaran lalu lintas ringan
3
Tuntutan pengembalian uang pinjaman (sedikit)
4
Mempunyai keingnan atau permintaan yang tidak terpenuhi
5
Menerima perlakuan tidak adil atau menjadi “kambing hitam”
6
Akan mulai/ berhenti sekolah atau pekerjaan
7
Menghadapi ulangan umum atau ujian jabatan
8
Konflik dengan teman sekerja, sahabat atau tetanggga dekat
9
Tekanan/ tuntutan orang tua atau atasan yang sulit dipenuhi
10
Pindah rumah, pekerjaan atau sekolah
11
Alih profesi atau pindah jurusan studi
12
Konflik antar anggota keluarga yang berlarut-larut
13
Hamil/ menghamili, keguguran, atau problem seksual
14
Ketidakharmonisan perkawinan (sendiri atau orang tua)
15
Kelahiran anak atau adik
16
Ada anggota keluarga yang “lari” dari rumah
17
Menghadapi ujian akhir, skripsi atau promosi jabatan
18
Kematian sahabat dekat
commit to user
Ya
Tidak
Perasaan TT
Tg
Stg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
19
Perselingkuhan (diri sendiri atau pasangan hidup)
20
Orang tua menikah lagi atau poligami
21
Kesulitan ekonomi atau biaya hidup sehari-hari
22
Kegagalan pekerjaan (bangkrut) atau sekolah
23
Tuntutan perceraian, pernikahan atau rujuk
24
Menderita sakit atau cedera berat
25
Korban kekerasan, penganiayaan atau perampokan
26
Perceraian (diri sendiri atau orang tua)
27
Kematian pasangan hidup atau anggota keluarga
28
Diperkosa atau menghadapi tuntutan perkosaan
29
Masuk penjara (diri sendiri atau orang tua)
30
Menderita sakit/cedera yang berakibat kelumpuhan, kebutaan atau ketulian
31
Kematian beberapa anggota keluarga (sekaligus atau berturut-turut)
32
Korban perampokan dengan kekerasan (penganiayaan, pembunuhan, perkosaan)
33
Korban penganiayaan berat atau perkosaan berulang kali
34
Tekanan atau siksaan berat di kamp konsentrasi
35
Musibah kecelakaan dengan banyak korban atau bencana alam
36
Peristiwa/ keadaan lain yang menekan perasaan / harga diri (sebutkan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Lampiran 4. Kuesioner L-MMPI
SKALA L-MMPI
PETUNJUK : Berilah tanda (x) pada kolom jawaban (ya) bila anda setuju dengan pernyataan ini, atau bila anda merasa bahwa penyataan ini berlaku bagi atau mengenai anda. Sebaliknya berilah tanda (x) pada kolom jawaban (tidak), bila anda tidak setuju dengan pernyataan ini atau bila anda merasa bahwa pernyataan ini tidak berlaku atau tidak mengenai anda. No
Pernyataan
1.
Sekali-kali saya berpikir hal yang buruk untuk diutarakan
2.
Kadang-kadang saya merasa ingin mengumpat atau mencaci maki
3.
Saya tidak selalu mengatakan yang benar
4.
Saya tidak membaca setiap tajuk rencana surat kabar harian
5.
Saya kadang-kadang marah
6.
Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang-kadang saya tunda sampai besok
7.
Bila saya sedang tidak enak badan, kadang-kadang saya mudah tersinggung
8.
Sopan santun saya di rumah tidak sebaik seperti jika bersama orang lain
9.
Bila saya yakin tidak seorang pun yang melihatnya, mungkin sekali-kali saya akan menyelundup menonton tanpa karcis
10
Saya akan lebih senang menang daripada kalah dalam suatu permainan
11
Saya ingin mengenal orang-orang penting karena dengan demikian saya merasa menjadi orang penting juga
12
Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang saya kenal commit to user
Ya
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
13
Kadang-kadang saya mempergunjingkan orang lain
14
Saya kadang-kadang memilih orang-orang yang tidak saya kenal dalam suatu pemilihan
15
Sekali-kali saya ingin tertawa juga mendengar lelucon porno
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Lampiran 5. Kuesioner TMAS
SKALA TMAS PETUNJUK : Berilah tanda (√) pada kolom jawaban (Ya), bila pernyataan dibawah ini sesuai dengan perasaan atau keadaann anda, dan berilah tanda (√) pada kolom jawaban (Tidak), bila pernyataan di bawah ini, tidak sesuai dengan apa yang anda rasakan atau keadaan anda. Jawablah yang sejujurnya, dan reaksi anda yang pertama pada umumnya adalah yang terbaik. No
Pernyataan
1.
Saya tidak cepat lelah
2.
Saya sering kali mengalami perasaan mual
3.
Saya yakin saya tidak lebih gugup daripada kebanyakan orang lain
4.
Saya jarang sakit kepala
5.
Saya sering merasa tegang pada waktu bekerja
6.
Saya mengalami kesukaran mengadakan konsentrasi mengenai suatu masalah
7.
Saya khawatir kalau memikirkan masalah
8.
Saya seringkali merasa gemetar bila saya mencoba untuk berbuat sesuatu
9.
Kalau terjadi sesuatu pada diri saya, saya tidak mudah tersipu-sipu seperti kebanyakan orang lain.
10. Saya mengalami diare (mencret) satu kali atau lebih dalam sebulan 11. Saya merasa khawatir bila akan terjadi kegagalan atau commit to user
Ya
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
kesialan yang menimpa saya 12. Saya tidak pernah tersipu-sipu bila sesuatu terjadi pada diri saya 13. Saya sering merasa takut kalau-kalau muka saya menjadi merah malu 14. Saya seringkali mengalami mimpi yang menakutkan pada waktu tidur di malam hari 15. Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat 16. Saya mudah berkeringat walaupun hari tidak panas 17. Ketika saya merasa malu, kadang-kadang keringat saya bercucuran, hal ini sangat menjengkelkan saya 18. Saya hampir tidak pernah berdebar-debar dan saya jarang bernafas tersengal-sengal 19. Saya sering merasa lapar terus menerus 20.
Saya jarang terganggu oleh rasa sembelit (sakit perut) karena suka buang air besar
21. Saya sering terganggu oleh sakit perut 22.
Ketika saya mengkhawatirkan sesuatu, seringkali saya tidak dapat tidur
23. Tidur saya sering terganggu dan tidak nyenyak 24. Seringkali saya bermimpi tentang sesuatu yang sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain 25. Saya mudah merasa tegar 26. Saya merasa lebih sensitive atau peka daripada kebanyakan orang lain 27. Saya seringkali mengkhawatirkan diri saya terhadap suatu hal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
28. Saya menginginkan kebahagiaan seperti orang lain yang saya lihat 29. Biasanya saya selalu tenang dan tidak mudah kecewa atau putus asa 30. Saya mudah menangis 31. Saya seringkali mencemaskan terhadap sesuatu hal atau seseorang 32. Saya merasa gembira setiap waktu 33. Menunggu membuat saya gelisah 34. Pada waktu-waktu tertentu, saya merasa tidak tenang, sehingga tidak dapat duduk terlalu lama atau diskusi terlalu lama 35. Kadang- kadang saya merasa gembira sekali sehingga saya sulit tidur 36. Kadang-kadang saya merasa bahwa saya mengalami kesukaran yang bertumpuk-tumpuk 37. Saya mengakui bahwa saya kadang-kadang merasa khawatir tanpa ada suatu alasan tertentu 38. Bila dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain, maka saya tidak sepenakut mereka 39. Saya seringkali merasa khawatir terhadap suatu hal yang saya tahu bahwa hal itu tidak menyakitkan saya 40. Pada suatu saat seringkali saya merasa sebagai orang yang tidak berguna 41. Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian terhadap suatu pekerjaan 42. Saya biasa pemalu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
43. Biasanya saya yakin pada diri saya sendiri 44. Saya seringkali dalam keadaan tenang 45. Hidup ini merupakan beban bagi saya setiap waktu 46. Kadang-kadang saya berpikir bahwa saya tidak punya arti apa-apa 47. Saya benar-benar merasa kuran percaya pada diri sendiri 48. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri saya akan hancur 49. Saya merasa takut akan kesukaran-kesukaran yang saya hadapi dalam keadaan kritis 50. Saya sepenuhnya percaya pada diri saya sendiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Lampiran 6. Data Mentah Hasil Penelitian
1. Kelompok tidak mengikuti bimbingan belajar
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama
Jenis Bimbel Kelamin (Ya/Tdk) SDN L Tdk SBP P Tdk WAP P Tdk EFS P Tdk MP P Tdk KU P Tdk BS P Tdk NAK P Tdk APRK P Tdk SKD P Tdk LAKW P Tdk GR P Tdk
Lama Bimbel -
LMMPI 7 7 3 7 2 7 6 7 7 6 7 9
IPSP
TMAS Keterangan
5 7 16 18 3 13 10 4 40 15 20 4
21 22 22 37 28 31 25 21 31 37 37 13
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
SMD DDE DI SMA FDH S LDS HS PRS EW EE TH WY ES F
P P P P L L P P P P P P P P L
Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
-
5 7 7 7 6 6 9 6 5 4 4 3 6 4 9
22 48 12 8 5 15 13 35 3 21 27 7 18 34 14
29 36 21 25 28 23 27 28 27 24 30 30 27 25 14
28 29 30
WAS YM NOTD
P P P
Tdk Tdk Tdk
-
6 5 5
20 25 45
32 31 30
commit to user
CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS TDK CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS TDK CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
2. Kelompok mengikuti bimbingan belajar
No.
Nama
Jenis Bimbel Kelamin (Ya/Tdk) P Ya
Lama Bimbel <1 thn
LMMPI 5
IPSP
1
ASB
2 3 4 5
GPM EL LL DMP
P P P P
6 7 8 9 10 11 12 13
FAS QDA ME MA FNA KAM NS DINP
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
RP WKW JAN WAHM NNN APP FAA AAA DY DGW AS NSU WMW ARTT M ARS NN
3
20
Ya Ya Ya Ya
<1 thn 4 bln 4 bln 1 thn
8 8 8 4
2 25 2 23
21 33 31 18
P P P L P P P P
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
7 bln 9 bln 9 bln 6 bln 1 thn 3 bln ± 1 thn ± 1 thn
5 4 4 6 7 6 5 4
13 10 5 19 10 34 1 5
29 34 22 28 37 24 24 17
P L L P P L L L P L P P L L P P P
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
1 thn 4 bln 1 thn 1 thn 3 bln < 1 thn 1 thn 1 thn 1 thn 1 thn 1 thn 1 thn 2 thn 2 thn 1,5 thn 1,5 thn 1,5 thn
6 7 6 3 5 4 4 7 7 1 5 2 1 5 5 2 5
42 39 2 12 10 47 10 18 11 31 12 37 16 31 10 45 28
25 30 25 29 27 28 22 28 32 26 35 42 21 24 29 39 35
commit to user
TMAS Keterangan TDK CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS TDK CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS TDK CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS CEMAS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Lampiran 7. Distribusi Jumlah Sampel Cemas dan Tidak Cemas antara Kelompok Mengikuti Bimbingan Belajar dan Kelompok Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar
Keterangan TDK CEMAS kelompok mengikuti bimbingan belajar
Total
Jumlah
CEMAS
Total
27
3
30
% kelompok
90.0%
10.0%
100.0%
% keterangan
49.1%
60.0%
50.0%
% Jumlah
45.0%
5.0%
50.0%
28
2
30
tidak mengikuti
Jumlah
bimbingan belajar
% kelompok
93.3%
6.7%
100.0%
% keterangan
50.9%
40.0%
50.0%
% Jumlah
46.7%
3.3%
50.0%
55
5
60
% kelompok
91.7%
8.3%
100.0%
% keterangan
100.0%
100.0%
100.0%
91.7%
8.3%
100.0%
Jumlah
% Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Lampiran 8 Tabel 4. Hasil analisis data penelitian Paired Samples Correlations N Pair 1
kelompok & skorTMAS
Correlation 60
commit to user
-.056
Sig. .668