ARTIKEL ILMIAH
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING DI SMP NEGERI I MUARO JAMBI
OLEH : ENI MAHLIZA EAID 209029
PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAMBI FEBRUARI 2013
ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING DI SMP NEGERI I MUARO JAMBI Oleh
ENI MAHLIZA PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNIVERSITAS JAMBI
ABSTRAK Persepsi merupakan suatu pengamatan terhadap objek dan peristiwa dari suatu perbuatan sosial yang diterima oleh panca indera melalui rangsangan benda, peristiwa dan kenyataan sosial lainnya. Persepsi merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri setiap orang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap kenyataan sosial lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi para siswa – siswi di SMP Negeri I Muaro Jambi terhadap layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.. Subjek penelitian ini adalah siswa – siswi di SMP Negeri I Muaro Jambi sebanyak 63 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan adanya persepsi siswa yang masih sedang terhadap layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi 50.71% dan Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal personal pada tingkat sedang 50.53 %. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal profesional pada tingkat sedang 51.27 %. Peneliti menyarankan agar jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan lebih bervariasi dan lebih melihat kepada kebutuhan siswa – siswi di SMP Negeri 1 Muaro Jambi.
I.
PENDAHULUAN Persepsi siswa kepada layanan bimbingan dan konseling haruslah yang dapat mengerti dan dapat mengkomunikasikan pengertian itu kepada mereka sehingga membuat siswa merasa diterima dan siswa ingin menceritakan permasalahannya kepada guru pembimbingnya. Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi setiap stimulus yang datang pada dirinya. Dalam hal ini siswa SMP Negeri I Muaro Jambi juga mempunyai pandangan sendiri-sendiri tentang bimbingan dan konseling mereka. Berdasarkan latar belakang masalah diatas sehingga penulis berminat mendeskripsikan tentang “ Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Konseling di SMP Negeri I Muaro Jambi. II. TINJAUAN PUSTAKA Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi Persepsi Siswa Terhadap Karakteristik Pribadi Guru Bk Disekolah Sampai saat ini guru BK masih dianggap menakutkan. Pandangan tentang Guru BK sebagai guru khusus untuk siswa bermasalah masih tetap melekat di sebagian besar sekolah. Anggapan bahwa siswa yang berhubungan dengan guru BK adalah siswa yang bermasalah pun masih melekat dalam ranah pikiran sebagian besar siswa dan orang tuanya. Sehingga gambaran menakutkan tentang guru BK sebagai polisinya sekolah telah menumbuhkan keengganan sebagian besar siswa untuk berhubungan dengan guru BK. Walaupun sebenarnya para siswa itu sangat ingin berhubungan dengan guru BK tetapi mereka lebih takut dicap kawan-kawannya sebagai siswa bermasalah. Pandangan itu tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan Guru BK dalam malakukan peran besarnya di sekolah. Oleh karenanya, hari-hari ini sudah mulai banyak Guru BK yang memulai melakukan pencitraan atas profesinya untuk mengubah pandangan menakutkan tersebut menjadi menyenangkan. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah memberi bimbingan kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Prayitno menyatakan bahwa bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan dan interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Layanan Konseling Individu Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus III. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendiskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskripsi bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan rumus presentase ( % ) maka Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Konseling di SMP Negeri I Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel berikut : 1. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Tabel 1: Deskripsi Hasil Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Konseling di SMP Negeri I Muaro Jambi Penilaian Penilaian NO NO Ya Tidak Ya Tidak F % F % F % F % 1 35 55.56 28 44.44 21 36 57.14 27 42.86 2 32 50.79 31 49.21 22 35 55.56 28 44.44 3 36 57.14 27 42.86 23 28 44.44 35 55.56 4 33 52.38 30 47.62 24 29 46.03 34 53.97 5 32 50.79 31 49.21 25 26 41.27 37 58.73 6 31 49.21 32 50.79 26 32 50.79 31 49.21 7 30 47.62 33 52.38 27 31 49.21 32 50.79 8 33 52.38 30 47.62 28 30 47.62 33 52.38 9 28 44.44 35 55.56 29 26 41.27 37 58.73 10 29 46.03 34 53.97 30 33 52.38 30 47.62 11 35 55.56 28 44.44 31 30 47.62 33 52.38 12 36 57.14 27 42.86 32 35 55.56 28 44.44 13 29 46.03 34 53.97 33 38 60.32 25 39.68 14 26 41.27 37 58.73 34 39 61.9 24 38.1 15 32 50.79 31 49.21 35 36 57.14 27 42.86 16 30 47.62 33 52.38 36 33 52.38 30 47.62 17 39 61.9 24 38.1 37 29 46.03 34 53.97 18 36 57.14 27 42.86 38 26 41.27 37 58.73 19 33 52.38 30 47.62 39 28 44.44 35 55.56 20 34 53.97 29 46.03 40 29 46.03 34 53.97 Jumlah 1278 2029 1242 1971 Rata-rata 50.71 49.29 Bila dilihat secara keseluruhan dari indikator pertama yaitu persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dengan hasil rata – rata sedang, ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi perlu ditingkatkan lagi.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hasil jawaban responden pada Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal personal dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal personal Penilaian Penilaian NO Ya Tidak Ya Tidak F % F % F % F % 35 55.56 28 44.44 16 30 47.62 33 52.38 32 50.79 31 49.21 17 39 61.9 24 38.1 36 57.14 27 42.86 18 36 57.14 27 42.86 33 52.38 30 47.62 19 33 52.38 30 47.62 32 50.79 31 49.21 20 34 53.97 29 46.03 31 49.21 32 50.79 21 36 57.14 27 42.86 30 47.62 33 52.38 22 35 55.56 28 44.44 33 52.38 30 47.62 23 28 44.44 35 55.56 28 44.44 35 55.56 24 29 46.03 34 53.97 29 46.03 34 53.97 25 26 41.27 37 58.73 35 55.56 28 44.44 26 32 50.79 31 49.21 36 57.14 27 42.86 27 31 49.21 32 50.79 29 46.03 34 53.97 28 30 47.62 33 52.38 26 41.27 37 58.73 29 26 41.27 37 58.73 32 50.79 31 49.21 30 33 52.38 30 47.62 Jumlah 955 1516 935 1484 Rata-rata 50.53 49.47 Dari tabel 2 terungkap bahwa Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal personal rata – rata presentase skor yaitu berada pada tingkat sedang 50.53 % dan 49.47% siswa yang menyatakan tidak dalam hal ini guru harus mampu menciptakan suasana yang nyaman dan harus berwawasan luas, sabar dan menyayangi anak – anak. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal profesional dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal profesional Penilaian NO
Ya F 30 35 38 39 36 33 29 26 28 29 323
Tidak
% F % 31 47.61905 33 52.38095 32 55.55556 28 44.44444 33 60.31746 25 39.68254 34 61.90476 24 38.09524 35 57.14286 27 42.85714 36 52.38095 30 47.61905 37 46.03175 34 53.96825 38 41.26984 37 58.73016 39 44.44444 35 55.55556 40 46.03175 34 53.96825 Jumlah 513 307 487 Rata-rata 51.27 48.73 Dari tabel 3 terungkap bahwa Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal profesional rata – rata presentase skor yaitu berada pada tingkat sedang 51.27 % dan 48.73 % yang menyatakan tidak dalam hal ini modal professional mencakup kemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal personal dengan sebaik mungkin yang disajikan pada tabel 6 diatas hasilnya dapat dikatogorikan dalam tingkatan sedang. Hal ini dapat terungkap berdasarkan jawaban responden dalam pernyataan keseluruhan dengan jumlah presentase rata – rata 50.71 %. Berdasarkan analisa secara umum ada beberapa hal yang hasil presentasenya 55.56 % senang sekali ketika melaksanakan konseling individu karena guru pembimbingnya enak diajak bicara. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal profesional. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal profesional melaksanakan konseling individu karena guru pembimbing memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi disajikan pada tabel 7 diatas dikatogorikan pada tingkat sedang 47.61 % , hal ini dapat terungkap berdasarkan jawaban hasil rata- rata responden dalam pernyataan keseluruhan dengan jumlah presentase dalam tingkat sedang 51.27%. V. KESIMPULAN
Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi ditinjau dari modal personal berada pada tingkat sedang (50.53%). Hal ini terungkap bahwa apabila seorang guru tidak mempunyai modal personal yang baik tidak akan bisa memasuki dunia remaja sekarang ini karena remaja sekarang ini lebih senang kepada guru yang mempunyai wawasan, baik hati, sabar dan bijaksana dalam menghadapi murid, tekun dan cepat tanggap apabila guru tidak mempunyai modal personal yang disukai siswa maka guru tersebut akan dijauhi oleh siswa. Persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi dari segi modal profesional berada pada tingkat sedang (51.27 %) dalam artian Modal profesional mencakup kemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal professional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya dan kode etik profesionalnya. Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap layanan konseling individu di SMP Negeri 1 Muaro Jambi 50.71 % yang menjawab iya menunjukkan bahwa siswa di SMP Negeri 1 Muaro Jambi sudah bisa membuka diri dengan guru pembimbingnya ini dikarenakan guru pembimbing terlebih dulu yang harus mengerti murid sehingga guru pembimbing jauh lebih mudah untuk mendekatkan diri kepada siswa supaya terjadinya saling keterbukaan, dan yang menjawab tidak ada 49,29 % ini menunjukkan bahwa siswa tidak ingin guru pembimbing hanya sebagai polisi sekolah, memberi hukuman jika siswa berbuat kesalahan, menggantikan guru yang tidak masuk dan tidak sok tahu akan permasalahan siswanya. VI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1989. Prosedur Pendekatan. Suatu Pendekatan Praktis.Bina Aksara. Jakarta. ……... 1992. Prosedur Pendekatan. Suatu Pendekatan Praktis.Bina Aksara. Jakarta. Atkinson dan Hilgard.1991. dalam Setiabudi Tinjauan Pustaka. Diakses melaluihttp://google.com/kebudayaan dalam-komunikasi-sosial Prayitno (2004) Seri Layanan Konseling : FKIP UNP Padang Prayitno (2006) Pelayanan Konseling disekolah ( kegiatan pengembangan diri) : Tim Pendidikan Profesi Konselor UNP Padang.