a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Analysis of Semiotics Photojournalistic Rubric Menatap Aceh in daily Serambi Indonesia Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Penelitian berjudul “Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Harian Serambi Indonesia” bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah foto jurnalistik wisata yang diambil dari beberapa kabupaten di Aceh. Peneliti ingin melihat bagaimana fotografer Harian Serambi Indonesia membingkai keindahan alam Aceh dalam wujud foto dengan tidak mengabaikan nilai-nilai jurnalistik sehingga menghasilkan makna semiotika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi serta mitos untuk memahami makna dibalik foto-foto yang dimuat pada Rubrik Menatap Aceh edisi Januari hingga Feburari 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Data primer dikumpulkan melalui arsip koran edisi Januari hingga Februari 2015 dan data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan selama periode tersebut adalah enam foto karena rubrik itu sempat tidak terbit selama dua minggu. Dari enam foto yang dianalisis, semuanya menunjukkan makna denotasi yang jelas. Sedangkan untuk makna konotasi, tidak semua foto memiliki keenam prosedur semiotika Roland Barthes seperti pose karena gambar yang ditampilkan hanya pemandangan saja tanpa ada makhluk hidup yang dapat menjadi cerita. Meskipun Corresponding Author : 212 JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 212-229
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP demikian ada beberapa prosedur yang lebih ditonjolkan seperti trick effect, object, dan photogenia. Semua foto yang dimuat terlihat ada cropping sebagian, objek utama ditonjolkan, cara fotografer mengambil gambar, serta caption foto bersifat mengarah pembaca. Sementara mitos pada foto jurnalistik wisata sulit ditemukan tetapi pada foto kelima menampilkan ekspresi wajah seorang perempuan sedang tersenyum sambil menyenter giok yang menyimbolkan perasaan senang. Kata Kunci : Foto Jurnalistik, Menatap Aceh, Semiotika, Serambi Indonesia ABSTRACT The study entitled "Analysis of Semiotics Photojournalistic Rubric Menatap Aceh in daily Serambi Indonesia" aims to determine the meaning contained in a tour journalism photo taken from several districts in Aceh. The researcher wanted to see how the photographers of daily Serambi Indonesia frame the natural beauty of Aceh in the form of photos without neglecting journalistic values in order to obtain semiotic meaning. In this study, the researcher used semiotic RolandBarthes theory about denotation, connotation and myth in order to understand the meaning behind the photographs posted in the “Rubric Menatap Aceh” edition of January until February 2015. This study used a descriptive qualitative approach which aims to understand the phenomenon of what is experienced by research subjects. The primary data was collected through newspaper archives in the edition of January-February 2015 and the secondary data was collected through library research which has relevance to this study. The sample used in this study during these periods is six photos as a rubric that had not been published for two weeks. From the six photos which were analyzed, all of them showed a clear denotation meaning. Meanwhile, not all photos have a sixth Roland Barthes semiotic procedures for the connotations as the pictures displayed only the scenery without any living creature can be a story. Nevertheless there are some procedures that are more highlighted such as trick effects, objects, and Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
213
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP photogenia. All posted photos seem there is no cropping partially visible, the main object is highlighted, and the way of the photographer taking pictures, as well as the caption of photo is leading the reader. Although the myth of the photojournalism is hard to find but in the fifth photo shows the facial expression of a woman who is smiling while shining the jade that symbolize pleasure feeling. Keywords
: Journalism Photo, Menatap Aceh, Semiotic, Serambi
Indonesia PENDAHULUAN Fotografi sudah dikenal sebagai salah satu alat komunikasi. Sebuah foto yang dihasilkan oleh fotografer mampu merubah pandangan dunia terhadap sebuah permasalahan. Bahkan hasil bidikan foto lebih ampuh daripada gambar maupun lukisan. Foto dapat memvisualisasikan suatu peristiwa yang terjadi dan lebih mudah melekat dibenak manusia dibandingkan kata-kata. Sebagai salah satu media komunikasi, fotografi menyampaikan makna-makna dan pesan yang terekam dalam wujud bingkai foto. Dalam The Photographic Massage disebutkan, fotografi adalah suatu pesan yang dibentuk oleh sumber emisi, saluran transmisi dan titik resepsi. Struktur foto bukanlah sebuah struktur yang terisolasi, karena selalu berada dalam komunikasi dengan struktur lain, yakni teks tertulis, judul, keterangan, artikel, yang selalu mengiringi foto. Dengan demikian pesan keseluruhannya dibentuk oleh dua struktur yang berbeda (Ajidarma, 2003:27). Fotografi juga dikenal sebagai seni dan proses pengambilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa fotografi adalah teknik melukis menggunakan cahaya. Pengertian ini juga mengindikasikan bahwa perbedaan antara fotografi dan seni lukis terletak pada media yang digunakan (Giwanda, 2004:7). Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
214
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Seiring perkembangan zaman, hampir semua jenis media cetak maupun online dituntut untuk menampilkan foto sehingga tulisan yang disajikan lebih kuat. Kehadiran foto pada media massa yang disebut foto jurnalistik mempunyai peran tersendiri untuk merekontruksikan sebuah peristiwa yang terjadi. Editor foto majalah Life, Wilson Hicks (1937-1950), menyebutkan, foto jurnalistik merupakan kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Pada tahap ini, foto jurnalistik telah hadir dengan derajat yang sama dengan tulisan, karena kehadirannya telah menjadi elemen berita itu sendiri bukan hanya sebagai unsur pelengkap semata (Effendy, 1993: 38). Foto jurnalistik juga memiliki arti sebagai komunikasi melalui gambar. Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi (Alwi, 2004 : 4). Ciri-ciri foto jurnalistik adalah memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi suatu berita atau artikel, dan dimuat dalam satu media massa. Menurut kata pepatah, foto dapat “berbicara” melebihi ribuan kata. Foto mampu menggambarkan atau menceritakan kejadian dengan amat baik, sehingga mengundang respons emosional dari pengamatnya. Kelebihan ini dimanfaatkan media cetak yang mengedepankan foto sebagai daya tarik pemikat pembeli. Untuk menciptakan foto jurnalistik yang baik, tidak hanya sekadar fokus secara teknis, namun juga fokus secara cerita. Fokus dengan teknis adalah gambar mengandung tajam dan kekaburan yang beralasan. Ini dalam artian memenuhi syarat secara teknis fotografi. Fokus secara cerita, kesan, pesan dan misi yang akan disampaikan kepada pembaca mudah dimengerti dan dipahami.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
215
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Jurn
wa sis
a
h M ah lmia a lI
FISIP Foto yang disajikan surat kabar atau majalah dalam sebuah rubrik atau halaman khusus bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, menceritakan isinya, memberi mutu pada berita, membuat surat kabar atau majalah menjadi lebih menarik. Media massa di Indonesia yang dulunya hanya fokus pada kata-kata kini mulai berubah dengan menyajikan foto lebih banyak. Hal ini terjadi karena positioning, kompetisi dan tuntutan pasar mengharuskan media cetak tampil lewat komunikasi yang lebih memikat. Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal (Bungin, 2006:7). Surat kabar di Aceh sekarang menyajikan foto pada sebuah halaman khusus, salah satunya adalah rubrik “Menatap Aceh” di Harian Serambi Indonesia. Hadir seminggu sekali, rubrik “Menatap Aceh” menyajikan foto-foto menarik mengenai keindahan Aceh terutama objek wisata. Pada rubrik ini, Harian Serambi Indonesia juga memuat tulisan pendek untuk menjelaskan lokasi dan sedikit menceritakan mengenai foto yang ditampilkan. Belakangan ini pariwisata memang menjadi suatu aktivitas yang mendapat perhatian dari khalayak banyak termasuk pemerintah. Secara nasional masyarakat Indonesia juga sudah mulai mengarah pada pentingnya pariwisata baik mereka terlibat langsung maupun yang hanya menjadi supporting element dalam pariwisata. Pemerintah Aceh kini juga sedang gencar-gencanya mempromosikan pariwisata Aceh dan budaya melalui “Visit Aceh”, salah satunya dengan menggunakan surat kabar Harian Serambi Indonesia. Melalui
program
“Visit
Aceh
Year”,
Pemerintah
Aceh
ingin
memperkenalkan provinsi paling ujung barat Indonesia kepada masyarakat nasional maupun internasional dengan pariwisata. Hal itu tidak terlepas karena provinsi berjuluk Serambi Mekkah yang pernah porak-poranda akibat tsunami 2004 silam menyimpan pesona alam yang indah dan kuliner yang lezat. Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
216
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Sangat banyak objek pariwisata di Aceh yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan baik dari mancanegara maupun lokal. Karena itu akan sangat dibutuhkan promosi akan berbagai objek pariwisata yang terdapat di Aceh. Salah satunya cara untuk mempromosikan Aceh adalah dengan cara publikasi melalui media massa, baik berupa bentuk tulisan maupun foto. Media ini merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam memberikan informasi lengkap dunia pariwisata. Harian Serambi Indonesia yang mempunyai pembaca hingga kepelosok pelosok Aceh ikut mengambil bagian untuk mempromosikan Aceh melalui rubrik khusus “Menatap Aceh”. Harian Serambi Indonesia merupakan salah satu koran terbesar di Aceh yang mengutamakan pemberitaan lokal tanpa mengesampingkan berita-berita nasional, internasional, dan yang menarik lainnya. Surat kabar yang terbit sejak tahun 1989 ini menyajikan beragam foto jurnalistik dalam pemberitaannya salah satunya dalam rubrik “Menatap Aceh” (Kahar: 2015). Foto yang ditampilkan Harian Serambi Indonesia tergolong ke dalam foto seri. Alwi (2004:6) menyebutkan, foto seri merupakan foto-foto yang terdiri atas lebih dari satu foto tetapi temanya satu. Foto yang dimuat di rubrik “Menatap Aceh” Harian Serambi Indonesia rata-rata berjumlah enam foto. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai foto jurnalistik yang dimuat pada rubrik “Menatap Aceh” Harian Serambi Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes. Peneliti memiliki objek penelitian pada fotofoto yang dimuat di rubrik “Menatap Aceh” dengan subjek penelitian adalah Harian Serambi Indonesia. Berangkat dari berbagai uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh pada Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
217
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Koran Harian Serambi Indonesia”. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Semiotika Roland Barthes. Teori semiotika muncul sebagai bidang penyelidikan ilmiah sebelum perang dunia. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri (Littlejohn, 2009 : 53). Dalam penelitian media massa, teori semiotika yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes. Barthes menerapkan teori tanda dasar, pada analisis berbagai jenis tontonan media dan genre, dan menunjukkan bagaimana hal ini bisa menampilkan makna-makna implisit yang tertanama di dalamnya (Danesi, 2010:27). Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya (Kriyantono, 2007 : 268). Menurut Roland Barthes seperti yang dikutip oleh John Fiske (2012:140) menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan signified (petanda) di dalam tanda dan antara tanda dengan objek yang diwakilinya dalam realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna yang teramati dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda pada signifikasi tahap kedua. Hal tersebut menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca dan nilai-nilai dalam kebudayaan mereka.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
218
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Jurn
wa sis
a
h M ah lmia a lI
FISIP Konotasi
mempunyai
makna
yang
subjektif
atau
paling
tidak
intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi merupakan apa yang digambarkan tanda terhadap objek, sementara konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Menurut Roland Barthes tuturan mitologis bukan saja berbentuk tuturan oral, tetapi tuturan itu dapat berbentuk tulisan, fotografi, film, laporan ilmiah, olah raga, pertunjukan, iklan, lukisan. Dengan menggunakan analisis mitos, kita dapat mengetahui makna-makna yang tersimpan dalam sebuah bahasa atau benda (gambar). Dalam fotografi makna denotasi merupakan reproduksi mekanis di atas film tentang objek yang ditangkap kamera. Barthes (1977) berpendapat dalam foto perbedaan antara konotasi dan denotasi jelas terlihat. Denotasi merupakan mekanisme reproduksi dalam film terhadap objek yang dituju kamera, sementara konotasi yaitu sisi manusia dalam proses pengambilan gambar: yakni seleksi terhadap apa saja yang diikut sertakan dalam foto, fokusnya, bukaan, sudut kamera, dan lain sebagainya (Fiske, 2012:141). Barthes juga menyebutkan bahwa konotasi dalam foto dapat timbul melalui enam prosedur yang dikategorikan menjadi dua. 1. Rekayasa secara langsung dapat mempengaruhi realitas itu sendiri. Rekayasa ini meliputi:
a.
Trick effect yaitu manipulasi gambar secara artifisial.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
219
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Jurn
wa sis
a
h M ah lmia a lI
FISIP b.
Pose adalah posisi, ekspresi, sikap dan gaya subjek foto.
c.
Objek yakni penentuan point of interest gambar/foto.
2. Rekayasa yang masuk dalam wilayah “estetis” yang terdiri dari:
a) Photogenia yaitu ialah teknik pemotretan dalam pengambilan gambar (misalnya: lighting, exposure, bluring, panning, angle dan lainnya).
b) Aestheticsm yaitu format gambar atau estetika komposisi gambar secara keseluruhan dan dapat menimbulkan makna konotasi.
c) Syntax yaitu rangkaian cerita dari isi foto/ gambar, yang biasanya berada pada caption dalam foto berita dan dapat membatasi serta menimbulkan makna konotasi. Fungsi caption ialah:
Fungsi Penambat/Pembatasan (anchorage) agar pokok pikiran dari pesan dapat dibatasi sesuai dengan maksud penyampaiannya. Fungsi Pemancar/ Percepatan (relay) agar langsung dipahami maksud dari pesan yang disampaikan.
Pada akhirnya, makna konotasi dari beberapa tanda akan menjadi semacam mitos atau mitos petunjuk (dan menekankan makna-makna tersebut). Sehingga konotasi dalam banyak hal merupakan sebuah perwujudan yang sangat berpengaruh (Berger, 2005: 56). METODE PENELITIAN Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
220
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Jurn
wa sis
a
h M ah lmia a lI
FISIP
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (dalam Herdiansyah, 2010:9), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan di harian Serambi Indonesia, sebuah media lokal tertua di Aceh. Alasan peneliti menggunakan
media
ini
sebagai
subjek
penelitian
disebabkan
karena
mempertimbangkan bahwa media tersebut merupakan media cetak paling terkenal. Selain itu, hanya media Serambi Indonesia yang mempunyai halaman khusus untuk memuat galeri foto. Sementara yang menjadi objek penelitian adalah foto-foto Menatap Aceh pada harian Serambi Indonesia bulan edisi Januari sampai Februari 2015. Pengambilan data dalam penelitian ini bisa dilaksanakan di Kantor redaksi harian Serambi Indonesia, Jalan Raya Lambaro, KM 4,5 Desa Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Provinsi Aceh, ataupun ditempat lain yang berlangganan harian Serambi Indonesia. Alasan peneliti memilih foto selama dua bulan yaitu Januari dan Februari karena selama kurun waktu tersebut, Menatap Aceh pernah menampilkan beberapa kali galeri foto dengan tema berbeda. Selain itu gambar yang ditampilkan dalam jangka waktu dua bulan tersebut merupakan foto yang dipotret dari beberapa kabupaten di Aceh, sehingga dapat menggambarkan bagaimana keindahan alam provinsi berjuluk Serambi Mekkah melalui bidikan lensa kamera fotografer. Teknik pengumpulan data
dalam
penelitian ini, peneliti
akan
mengidentifikasi tanda-tanda visual dan teks pada foto. Setelah data terkumpul, baru kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan tahapan-tahapan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
221
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika dengan menggunakan tiga tahap signifikasi Roland Barthes. Tiga tahap signifikasi Roland Barthes yaitu: 1. Denotasi Pada denotasi ini yang hendak peneliti teliti yaitu bagaimanamakna sebenarnya dari sebuah foto jurnalistik yang dimuat dalam rubrik “Menatap Aceh”. Teknis analisis detonasi dilakukan untukmencari tahu apa yang ingin disampaikan fotografer melalui foto yang dihasilkannya. 2. Konotasi
Konotasi yaitu hal yang tersirat, mencerminkan nilai-nilai yang terdapat pada tanda. Konotasi merupakan signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan bentuk. Dipakai untuk menjelaskan salah satu cara kerja tanda dalam tatanan penandaan kedua.Dalam konteks fotografi konotasi merupakan bagian manusiawi dari proses ini, mencakup seleksi atas apa yang masukdalam bingkai (frame), fokus, sudut pandang kamera, dan seterusnya (Fiske, 2012:141)Teknik analisis yang dilakukan pada makna konotasi ini yaitu untuk mengatahui bagaimana caranya fotografer harian Serambi Indonesia menghasilkan foto dengan menggunakan rekayasa kamera. Rekayasa yang dimaksud di sini adalah bagaimana mereka mengatur ISO, pencahayaan, ketajaman foto, pemilihan angle, pengaturan speed, aperture dan reciprocity. 3 .Mitos Makna mitos yaitu gabungan dari makna konotasi dan denotasi. Untuk mencari tahu makna mitos tersebut, peneliti akan terlebih dahulu menganalisis makna denotasi dan konotasi. Setelah hasil keduanya didapatkan, maka akan muncul makna mitos dari sebuah foto yang dimuat dalam rubrik Menatap Aceh harian Serambi Indonesia.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
222
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk menganalisis foto adalah dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Dengan menggunakan teori tersebut, peneliti akan mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos yang terkandung di dalam sebuah foto. Pada penelitian ini peneliti memilih sebanyak enam foto jurnalistik yang terbit pada rubrik Menatap Aceh Harian Serambi Indonesia dalam rentan waktu Januari hingga Februari 2015. Foto yang dianalisis pada penelitian ini yaitu foto yang menjadi headline pada rubrik tersebut. Berikut data yang peneliti ambil sebagai bahan penelitian. Sebelum menganalisis, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data dan koleksi foto yang pernah dimuat pada rubrik Menatap Aceh Harian Serambi Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan tepat. Peneliti menggunakan teori Roland Barthes dalam penelitian ini yaitu terdiri dari tiga tahap signifikasi yaitu pada tahap pertama peneliti akan mengulas mengenai tanda-tanda berupa foto yang ada dalam rubrik Menatap Aceh secara tersurat atau biasa disebut dengan makna denotasi atau makna sebenarnya. Pada signifikasi tahap kedua, peneliti akan mengartikan tanda-tanda tersirat yang ada pada foto rubrik Menatap Aceh atau yang disebut dengan makna konotasi. Pada tahap signifikasi ketiga, peneliti akan menjelaskan mitos yang ada dalam foto dan teks tersebut. Mitos di sini merupakan sesuatu yang sudah lazin di dalam masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, peneliti berpendapat bahwa Harian Serambi Indonesia telah memunculkan ideologi mereka yang dapat terlihat dari cara Harian Serambi Indonesia menyajikan rubrik Menatap Aceh. Harian Serambi Indonesia membuat sebuah rubrik khusus yang berisi foto Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
223
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP terutama foto wisata, tidak hanya untuk mengasah kemampuan memotret ataupun menulis para wartawan, tetapi juga para redaktur atau editor foto yang mengelola rubrik tersebut. Fotografer Serambi Indonesia menghadirkan foto yang memiliki nilai semiotika agar pesan dari foto tersebut dapat diterima dengan berbagai macam persepsi. Makna denotasi dalam foto yang dimuat pada rubrik Menatap Aceh dapat dilihat dari gambaran objek secara langsung atau apa yang ada dalam foto tersebut. Pada foto pertama, ada pesan tersembunyi yang ingin diungkapkan fotografer Harian Serambi Indonesia melalui bidikan kameranya. Pada foto berjudul “Taman Gua Jepang Siap Sambut Wisatawan”, fotografer menunjukkan bahwa gua yang dibangun pada masa penjajahan Jepang sekarang sudah dibuka untuk umum sebagai lokasi wisata. Sekilas tanpa melihat keterangan foto, pembaca Harian Serambi Indonesia sudah mengetahui tempat tersebut adalah lokasi wisata karena gambar diambil di bawah plang bertuliskan “Taman Wisata Bukit Goa Jepang”. Namun caption diperlukan agar penikmat foto tidak salah menafsirkan pesan yang ingin disampaikan fotografer. Pada foto kedua, terlihat pegunungan Ketambe yang masih lebat dan sungai yang jernih. Pesan yang ingin disampaikan Harian Serambi Indonesia melalui foto tersebut adalah tentang pentingnya menjaga hutan karena selain dihuni berbagai jenis hewan, di sana juga dapat dijadikan tempat wisata dan sudah diakui sebagai paru-paru dunia. Foto tersebut disajikan dengan hanya menampilkan gunung dan air tanpa ada manusia atau hewan yang menjadi subjek sehingga gambar lebih hidup. Pesan tersembunyi yang ingin fotografer dalam foto berjudul “Indahnya Ketambe, Paru-paru Dunia” ini adalah keindahan Ketambe tidak dibarengi dengan
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
224
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP fasilitas yang mencukupi sehingga wisatawan belum sepenuhnya melirik kawasan tersebut. Keterangan atau tulisan yang menjelaskan isi foto sangat dibutuhkan pada gambar tersebut karena tidak ada suatu tanda yang dapat memberikan penjelasan jika lokasi tersebut ada di Ketambe, Aceh Tenggara. Foto ketiga, harian Serambi Indonesia menampilkan sebuah bukit yang sudah dikeruk dan terdapat sejumlah sepeda motor yang parkir di sana. Hal itu merupakan salah satu sikap terobosan masyarakat yang mencari rezeki baik di gunung, ataupun berbagai tempat lainnya yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Sesuai dengan judul yang diberikan redaktur foto yaitu “Gunong Meueh Senyap, Cempaka Madu Diburu”, foto tersebut sudah sangat mewakili sebagai foto jurnalistik. Ketika pembaca melihat gambar yang ditampilkan, sudah ada gambaran jika di sana ada aktivitas dari warga. Pesan yang disampaikan fotografer bahwa, gunung menyimpan berbagai macam potensi salah satunya batu giok. Pada foto keempat, harian Serambi Indonesia menyajikan foto tentang sebuah pulau yang dikelilingi lautan. Pesan tersembunyi yang disampaikan fotografer pada foto tersebut adalah, segala sesuatu hal yang dilihat secara mendalam bukan dari luar saja. Pada foto tersebut, misalnya, jika dilihat dari daratan hanya sebuah pulau biasa namun saat sudah berada di sana, wisatawan akan terpesona dengan keindahan yang ada. Untuk foto kelima, fotografer Serambi Indonesia mengambil gambar sebongkah batu dengan latar belakang seorang wanita tengah tersenyum melihat batu tersebut. Hal ini menandakan adanya sikap kecintaannya terhadap batu giok yang dipamerkan di pameran. Dalam foto tersebut, batu jenis neon menjadi subjek utama dibandingkan dengan seorang wanita. Redaktur foto memberi judul
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
225
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP “Wanita Aceh Senangi Giok” yang menandakan jika deman batu tidak hanya melanda kaum pria tapi juga merambah ke ibu-ibu dan remaja cewek. Sedangkan foto keenam, pesan yang ingin disampaikan yaitu tentang pantai Ujong Pancu yang dapat digunakan sebagai lokasi olahraga air kitesurf (selancar layang-layang). Olahraga tersebut baru dipopulerkan oleh wisatawan luar negeri dan belum dilirik oleh wisatawan lokal. Fotografer mencoba mengajak pembaca untuk menikmati permainan kitesurf melalui gambarnya, walaupun olahgara ini terbilang ekstrim namun memiliki daya tarik untuk dicoba. Makna konotasi dapat terlihat dari proses pengambilan foto mulai dari teknik fotografi seperti lighting, cropping, sampai pada teknik fotografi yang dapat menimbulkan makna pada foto tersebut. Dari enam foto yang peneliti anilisis, tidak semua unsur konotasi terdapat di dalam foto seperti poin tentang pose. Namun unsur-unsur yang ada sudah mewakili sehingga muncul makna konotasi. Foto yang dijepret fotografer dan dimuat dalam rubrik Menatap Aceh ada yang tidak menampilkan makhluk hidup sehingga hanya menampilkan pemandangan alamnya saja. Lalu dari segi objek, benda yang ada di dalam foto menggambarkan tentang sesuatu. Foto pertama “Taman Gua Jepang Siap Sambut Wisatawan” mengkonotasikan ada sebuah tempat wisata baru yang dibangun Pemerintah Kota Lhokseumawe. Foto kedua “Indahnya Ketambe Paru-paru Dunia” konotasi yang terdapat pada foto tersebut adalah hutan yang masih lebat dan udara yang segar. Foto ketiga “Gunong Meueh Senyap, Cempaka Madu Diburu” konotosinya adalah gunung menyimpan sesuatu yang nilai jualnya tinggi. Pada foto keempat “Pulau Reusam Ikon Wisata Aceh Jaya” konotasi yang terdapat pada foto ini adalah sebuah bukit yang dikelilingi lautan disulap menjadi lokasi wisata dan dapat menambah pendapatan daerah. Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
226
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Foto kelima “Wanita Aceh Senangi Giok” konotasi dalam foto ini yaitu
wanita Aceh juga menggemari dan mengkoleksi batu giok yang diperoleh dari sejumlah gunung untuk dijadikan hiasan. Pada foto keenam”Bermain Layanglayang di Ujong Pancu” konotasi yang terdapat dalam foto ini adalah permainan layang-layang biasa dilakukan usai panen padi dengan model layang tradisional dan sebagai hiburan. Tapi kini bermain layang menjadi olahraga air yang dilakukan di pantai kapan saja dengan layang yang sudah lebih modern. Pada mitos dari tanda-tanda yang tersembunyi dalam foto, dapat dilihat dari objek secara langsung, atau apa yang ada dalam foto. Mitos pada foto wisata dan panorama sebenarnya sulit ditemukan, tetapi pada foto yang dimuat dalam rubrik Menatap Aceh, yang terjadi yaitu gesture, dan ekspresi wajah. Seperti pada foto pertama dua orang duduk sambil menikmati matahari tenggelam sebagai simbol rileks. Selain itu keberadaan gua jepang menggambarkan bahwa gua di sana tidak lagi seram. Foto kedua air mengalir di antara pegunungan sebagai simbol kesejukan. Foto ketiga sejumlah sepeda motor parkir di bawah bukit menjadi simbol adanya aktivitas oleh warga. Foto keempat Pulau Reusam menjadi simbol lokasi wisata. Foto kelima ekspresi wajah wanita sedang ketawa menjadi simbol kesenangan. Dan foto keenam seorang pria sedang menarik layang sebagai simbol olahraga tidak hanya dapat dilakukan didarat. Jadi, berdasarkan hasil pembahasan di atas, peneliti menemukan bahwa teori Roland Barhtes mengenai denotasi, konotasi, dan mitos terdapat dalam setiap foto yang disajikan dalam Rubrik Menatap Aceh harian Serambi Indonesia. Makna konotasi terlihat lebih dominan dalam foto jurnalistik. Penelitian yang peneliti lakukan sama hasilnya dengan penelitian Dawam Syukron yang menemukan adanya makna denotasi, konotasi dan mitos dalam foto yang dimuat Menatap Aceh. Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
227
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Makna denotasi dapat dilihat dari gambaran objek secara langsung atau apa yang ada di foto. Dalam foto jurnalistik yang dimuat dalam rubrik Menatap Aceh harian Serambi Indonesia, menunjukkan makna yang jelas. Pada penelitian ini, peneliti memilih enam foto yang diteliti dan dari keenam gambar tersebut, semuanya mengandung makna denotasi karena merupakan gambaran sesungguhnya yang terjadi dalam foto. Tanpa ada efek tambahan dan editing sehingga foto yang ditampilkan Harian Serambi Indonesia adalah foto alami.
2.
Makna konotasi terlihat dari proses pengambilan foto dan mengacu pada enam prosedur semiotika Roland Barhtes. Keenam prosedur tersebut adalah trick effect, object, pose, photogenia, aestethicsm dan syntax. Dalam memotret, fotografer juga menggunakan teknik-teknik fotografi seperti lighting, cropping sehingga menimpulkan makna konotasi. Dari enam foto yang diteliti, terlihat tiga prosedur yang ditonjolkan dalam beberapa foto Menatap Aceh yaitu trick effect, object dan photogenia. Sedangkan pose hanya terdapat dalam tiga foto.
3.
Mitos terlihat dari makna tersembunyi dari sebuah objek secara langsung atau tanda-tanda yang ada di dalam foto. Menatap Aceh menghadirkan foto tentang keindahan alam Aceh dan sebagaian besar merupakan promosi lokasi wisata. Pada foto yang ditampilkan Menatap Aceh sebenarnya sulit menemukan mitos, tapi pada foto kelima terlihat jelas ekspresi senyum
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
228
a Jurn
wa sis
h M ah lmia a lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 212-229 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP seorang wanita saat melihat bongkahan batu yang bermakna timbul kesenangan dan kecintaan dari dirinya terhadap batu yang sedang digemari.
Adapun beberapa saran saran yang akan peneliti tulis sebagai masukan dan pembelajaran bagi bersama, yaitu: 1.
Bagi para fotografer Harian Serambi Indonesia agar lebih meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan dalam memotret sehingga foto yang dihasilkan dapat menghipnotis penikmat foto dan pesan yang ingin disampaikan tercapai. Foto yang ditampilakn ke depan agar lebih menarik dibandingkan sebelumsebelumnya. 2.
Bagi pembaca harian Serambi Indonesia atau penikmat foto agar lebih kritis
dalam melihat sebuah foto yang disajikan fotografer. 3.
Untuk para peneliti selanjutnya, disarankan agar meningkatkan ketelitian baik
dalam kelengkapan data penelitian, analisis data, maupun data perusahan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, tanpa melupakan nilai keaslian.
Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Rubrik Menatap Aceh Pada Koran Harian Serambi Indonesia (Agus Setyadi, Dr. Hamdani M. Syam, MA Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2.Mei 2017 212-229
229