http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
ANALISIS RENTABILITAS EKONOMI DAN ECONOMIC VALUE ADDED - EVA - PADA PT CIPUTRA DEVELOPMENT TBK Eko Adi Widyanto
(Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rentabilitas dan Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added/EVA) pada PT Ciputra Development. Alat analisis yang digunakan menggunakan rasio keuangan rentabilitas (profit margin, turnover operating assets, earning power) dan EVA (NOPAT, Invested Capital, Weight Average Cost of Capital, Capital Charges). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan tingkat rentabilitas ekonomi dan berada pada batasan dibawah 10% sehingga perusahaan kurang efisien ditinjau dari aspek rentabilitas. Sedangkan EVA pada PT Ciputra Development Tbk periode 2007 sampai dengan 2009 menghasilkan nilai negatif, sehingga EVA berada dibawah standar kinerja. Sehingga hipotesis pada penelitian ini ditolak Kata Kunci : Economic Value Added, NOPAT, Invested Capital, WACC, Capital Charge)
PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah bertujuan tidak lain untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, diantaranya diwujudkan melalui kebijakan deregulasi di berbagai bidang usaha. Dalam era deregulasi ini, pemerintah mengurangi campur tangan secara langsung untuk mengatur dan mengendalikan perekonomian, sifat dan dinamika dunia usaha bersumber pada inisiatif dan kreativitas dunia usaha sendiri. Peranan mekanisme pasar di dalam kegiatan ekonomi semakin besar, sehingga kalangan dunia usaha dituntut untuk berpacu dalam memenangkan pasar melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas. Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut tidak hanya diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif dan efisien serta produktif terhadap semua bagian yang ada di dalam perusahaan namun juga harus ditunjang oleh suatu tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang mengganggu terhadap kinerja perusahaan. Efisiensi perusahaan
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
berperan penting terhadap keberhasilan perusahaan, salah satunya ditandai dengan adanya laju pertumbuhan penjualan yang meningkat. Dalam dunia usaha, probabilita timbulnya resiko pada suatu perusahaan akan selalu ada. Untuk itu Perusahaan dituntut untuk dapat mengantisipasi segala risiko yang mungkin terjadi salah satunya dengan cara penguasaan informasi melalui suatu analisis tertentu, misalnya analisis atas tingkat kesehatan dan kinerja laporan keuangan. Pada umumnya alat yang digunakan untuk menganalisis dan menilai kesehatan dan kinerja keuangan pada perusahaan adalah analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas (rentabilitas). Diantara rasio tersebut yang berkaitan erat dengan pengukuran langsung terhadap nilai keuangan adalah rasio rentabilitas. Rentabilitas ekonomi merupakan salah satu alat pengukur untuk menilai apakah modal usaha yang digunakan oleh perusahaan tersebut produktif atau tidak, oleh karena itu rentabilitas ekonomi
Riset / 1850
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (profit). Menurut Riyanto (2001:36), Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas ekonomi dalam literatur Anglosax pada umumnya digunakan istilah Earning Power. Earning Power atau rentabilitas ekonomi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rentabilitas itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rentabilitas tersebut adalah Profit margin dan Operating Asset Turnover atau perputaran aktiva Rentabilitas merupakan alat analisis yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modalnya. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok dengan kekayaan atau asset serta modal yang digunakan untuk menghasilkan keuntangan. Dengan bermacam cara penilai nilai rentabilitas suatu perusahaan tersebut, maka rentabilitas yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi, yaitu menilai kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba dengan modal yang digunakan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen perusahaan. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Dari deskripsi rasio rentabilitas diatas kita dapat menilai kemampuan laba dalam mengahasilkan laba dari modal yang dimiliki namun tidak dari aspek ekonomis. Sedangkan aspek ekonomis adalah aspek yang penting dari sebuah perusahaan disamping kemampuannya dalam menghasilkan laba. Dalam pembahasan metode penelitian mengenai kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dibuat dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan (salah satunya rentabilitas). Penggunaan analisis keuangan dengan operating cash flow memiliki kendala yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi entitas dengan mengabaikan adanya biaya modal (cost of capital), sehingga sulit untuk mengetahui apakah
Riset / 1851
suatu perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai bagi perusahaan atau tidak. Untuk mengatasi kendala tersebut, Economic Value Added (EVA) hadir sebagai benang merah yang menjembatani antara aspek keuangan dan ekonomi dalam memberikan solusi dimana sebuah perusahaan tidak hanya dinilai dari sisi kinerja keuangan (laba) semata namun juga mempertimbangkan aspek ekonomi perusahaan itu sendiri. EVA bertujuan untuk mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya, dimana biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan. EVA adalah salah satu ukuran kinerja keuangan yang berdasarkan nilai dan merupakan ukuran kinerja yang baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan. EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja karena merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen tersebut. EVA juga digunakan sebagai proses implementasi dari sebuah strategi yang berhubungan dengan setiap fungsi utama seperti perencanaan strategis, alokasi modal, anggaran operasional, kompensansi manajemen, komunikasi internal dan ekternal dan yang tidak kalah pentingnya yang harus dimiliki oleh perusahaan yaitu bagaimana mendapatkan sumber dana dan mengunakan secara efektif dan efisien karena kemampuan perusahaan akan teruji jika perusahaan tersebut mampu memenuhi sumber dana dan menggunakan modalnya sebaik mungkin. EVA yang positif menandakan perusahaan yang berhasil meningkatkan nilai bagi perusahaan dan pemilik modal, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya. Perusahaan harus memperhatikan apakah mampu menghasilkan laba dengan menggunakan modal secara produktif dan mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengetahui semua itu dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara analisis rentabilitas ekonomi dan EVA atau nilai tambah ekonomis. PT Ciputra Development Tbk merupakan salah satu perusahaan real estate terkemuka di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1981, PT Ciputra Development Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan perumahan (real estate), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya dan kawasan industri serta mendirikan dan menjalankan usaha-usaha di bidang yang berhubungan dengan perencanaan, pembuatan serta pemeliharaan sarana perumahan, termasuk lapangan golf, club house, restoran dan tempat hiburan lain beserta fasilitas-fasilitasnya
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id pengembangan properti perumahaan dan komersil skala besar. Sebagaimana diketahui bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memberikan informasi kepada manajer keuangan mengenai keadaan keuangan perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal pada periode tertentu beserta laporan laba rugi yang mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu. Untuk itu laporan keuangan PT Ciputra Development Tbk sebagai objek dalam penelitian ini perlu dianalisis dengan maksud memberi informasi atas hasil interpertasi mengenai hasil yang telah dicapai serta keadaan keuangan selama periode tertentu yang pada akhirnya dipakai sebagai bahan evaluasi terhadap tingkat efisiensi kegiatan perusahaan dalam mengelola sumber dana keuangan perusahaan dan nilai tambah ekonominya.
TINJAUAN PUSTAKA Rentabilitas, Menurut Munawir (2002:330), Rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Riyanto (2001:35) mengatakan bahwa Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan menurut Weston dan Bringham (1986:115), Rentabilitas mengukur keberhasilan manajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Rentabilitas Modal Sendiri, Riyanto (2001:44) mendefinisikan Rentabilitas modal sendiri (return on equity or return net worth) sebagai perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Rentabilitas Ekonomi, Riyanto (2001:36), Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
setelah dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) yang diinvetasikan untuk menghasilkan laba tersebut. Sedangkan Kinerja EVA sendiri menurut Young dan O’Byrne (2001:5) adalah untuk mengukur perbedaan dalam pengertian keuangan antara pengembalian atas modal perusahaan. Itu serupa dengan pengukuran keuntungan dalam akuntansi konvensional tetapi dengan satu perbedaan penting EVA mengukur biaya keseluruhan modal. EVA merupakan tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. Perbedaan utama pengukuran laba antara akuntansi dengan EVA adalah laba bersih versi akuntansi hanya memperhitungkan biaya modal dari hutang (cost of debt) dan tidak memperhitungkan biaya modal dari ekuitas (cost of equity). Laba ekonomis memperhitungkan keduaduanya, baik cost of debt maupun cost of equity. Menurut Sawir (2001:48-49) terdapat berbagai cara untuk meningkatkan EVA antara lain: 1. Memperoleh lebih banyak laba tanpa mengunakan lebih banyak modal. Cara populer dalam hal ini adalah memotong biaya-biaya pekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini juga dapat dicapai dengan meningkatkan aktiva yang lebih rendah. 2. Memperoleh pengambilan (return) yang lebih tinggi dari pada biaya modal atas investasi baru. EVA merupakan penyesuaian bagaimana menghitung pendapatan dan modal. Pengukurannya adalah dalam bentuk satuan mata uang bukan dalam persentase tingkat pengembalian (rate of return).
METODE PENELITIAN Alat Analisis Teknik Analisis Data Alat analis yang digunakan untuk menganalisa rasio rentabilitas ekonomi menurut Riyanto (2001: 37-38) yaitu :
Rentabilitas ekonomi dalam literatur Anglosax pada umumnya digunakan istilah Earning Power. Hadward dan Upton memberikan pengertian rentabilitas ekonomi (2001:37) ”Earning Power as the ability af given investment to earn to return from it use”. Earning Power atau rentabilitas ekonomi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rentabilitas itu sendiri.
1. Profit margin, yaitu perbandingan antara “net operating income” dengan “net sales”, perbandingan mana yang akan dinyatakan dalam prosentase.
Economic Value Added (EVA), Menurut Tunggal (2001:2), EVA adalah laba yang tertinggal
2. Turnover of Operating Assets (tingkat perputaran aktiva), yaitu kecepatan berputarnya
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Riset / 1852
aktiva dalam satu periode tertentu. Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi “net sales” dengan “operating assets”.
3. Earning Power / Rentabilitas Ekonomi, yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal usaha sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tesebut dan dinyatakan dalam persentase.
b. Pendekatan Keuangan (Finance Approach) Invested Capital = Pinjaman jangka pendek + Pinjaman jangka panjang lain (Interest Bearing Liabilities) + ekuitas pemegang saham c.
Menentukan Capital Cost Rate (CCR) Weighted Average Cost of capital (WACC) yang wajar yaitu dengan rumus: rA = (D/V x rD) + (E/V x rE)
Dimana : Atau Earning Power = Profit Margin x Turnover of Operating Assets Alat analisis yang digunakan untuk menghitung Economic Value Added (EVA) menurut Tunggal (2001: 5-6) : 1. Menghitung NOPAT dengan rumus sebagai berikut :
menggunakan
rA D E V rD rE
= WACC (%) = Hutang (Debt) = Ekuitas (Equity) =D+E = Bunga Pinjaman (Borrowing) = Tingkat pengembalian modal (Expected return)
d. Menghitung Capital Charges / Capital cost sebagai berikut : Capital charges = WACC x Invested Capital
NOPAT = Laba bersih setelah dikurangi pajak + biaya bunga
e. Menghitung EVA 2. Untuk mengidentifikasi Invested capital dapat dilakukan dengan:
EVA = NOPAT – Capital Charges
a. Pendekatan Operating (Operating Approach) Bila EVA > 0, terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja keuangan perusahaan baik. Bila EVA = 0, menunjukkan posisi impas perusahaan. Bila EVA < 0, berarti total biaya modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut kurang baik atau tidak baik.
WCR = (Persediaan + Piutang usaha + Aset pajak tangguhan-bersih) – (Hutang usaha + biaya-biaya masih harus dibayar + uang muka pelanggan) Atau Invested capital = Kas + Working capital requirement + aktiva tetap
HASIL PENELITIAN
Working capital requirement atau kebutuhan modal kerja dihitung: WCR = (Persediaan + Piutang usaha + Aset pajak tangguhan-bersih) – (Hutang usaha + biaya-biaya masih harus dibayar + uang muka pelanggan)
Riset / 1853
Rentabilitas ekonomi dan EVA pada PT Ciputra Developnmet Tbk merupakan pengukuran kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal secara produktif untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rentabilitas ekonomi yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula efesiensi yang dihasilkan perusahaan. Dari laporan keuangan PT Ciputra Development Tbk diperoleh hasil perhitungan rentabilitas ekonomi sebagai berikut :
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Perhitungan Rentabilitas Ekonomi pada PT Ciputra Development Tbk. Keterangan Profit Margin Turnover of Operting Asset Earning Power
Tahun 2007 11,68% 18% 2,10%
Tahun 2008 15,52% 16% 2,49%
Tahun 2009 10,23% 16% 1,59%
maka perusahaan tidak mampu meningkatkan nilai tambah ekonomis entitas dalam periode tertentu. Dari laporan keuangan PT Ciputra Development Tbk diperoleh hasil perhitungan EVA sebagai berikut: Tabel 5.3
Perhitungan EVA pada PT Ciputra Development Tbk.
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel diatas diketahui profit margin mengalami peningkatan sebesar 3,06%, yaitu dari 11,68% pada tahun 2007 menjadi 15,52% pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 5,29%, yaitu dari 15,52% pada tahun 2008 menjadi 10,23% pada tahun 2009. Pada rasio turnover of operating asset tahun 2008 menurun sebesar 2% menjadi 16% dari turnover of operating asset tahun 2007 sebesar 18% dan pada tahun 2009 tidak mengalami perubahan baik meningkat atau menurun yaitu tetap sebesar 16%, sama jika dibandingkan dengan turnover of operating asset tahun 2008 sebesar 16% pula. Pada tahun 2008 Earning Power atau rentabilitas ekonomi mengalami peningkatan sebesar 0,39% menjadi 2,49% dibandingkan Earning Power tahun 2007 sebesar 2,10% tetapi tidak mencapai standar rentabilitas ekonomi yaitu sebesar 10%. Pada tahun 2009 menurun sebesar 0,09% menjadi 1,59% dibandingkan Earning Power tahun 2008 sebesar 2,49%. Meningkatnya rentabilitas ekonomi pada PT Ciputra Development Tbk tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 disebabkan oleh meningkatnya profit margin yang dihasilkan perusahaanterutama dilihat dari laba bersih dan penjualan yang dihasilkan meski efektifitas terhadap perputaran aktiva sedikit mengalami penurunan. Menurunnya rentabilitas ekonomi tahun 2009 disebabkan oleh menurunnya profit margin dan turnover of operating asset tidak mengalami kenaikan yang dihasilkan perusahaan. Selain karena laba bersih dan penjualan yang dihasilkan menurun, rentabilitas ekonomi pada PT Ciputra Development Tbk juga dipengaruhi oleh tingkat perputaran aktiva perusahaan. Peningkatan rentabilitas ekonomi yang dihasilkan PT Ciputra Development Tbk tidak mampu mencapai standar rentabilitas ekonomi yang ada yaitu sebesar 10 %. EVA pada PT Ciputra Development Tbk merupakan suatu tolak ukur kinerja keuangan perusahaan yang berbasis nilai. EVA sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan menyatakan bahwa, apabila EVA yang dihasilkan positif maka perusahaan telah mampu meningkatkan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dan sebaliknya, jika hasilnya negatif
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel EVA di atas dapat dianalisis bahwa NOPAT PT Ciputra Development Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp 71.227. 897.003 dari Rp 341.046.114.214,- pada tahun 2007 menjadi Rp 412.274.011.217,- pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 NOPAT yang dihasilkan mengalami penurunan sebesar Rp 175.696.509.998,- yaitu dari 412.274. 011.217,pada tahun 2008 menjadi Rp 236. 577.510.219 pada tahun 2009. Modal yang diinvestasikan atau Invested Capital PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar Rp 496.182. 839.788 menjadi Rp 4.806.152.273.525 dibandingkan dengan invested capital tahun 2007 sebesar Rp 4.309.964.433.737 dan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 104.182.086.023 menjadi Rp 4.710.970.187. 502 dibandingkan invested capital tahun 2008 sebesar Rp 4.806.152.273.525. Weighted Average Cost of capital (WACC) PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2007 sebesar 18,11% mengalami peningkatan sebesar 0,17% menjadi 18,28% pada tahun 2008. WACC dan pada tahun 2008 sebesar 18,28% meningkat sebesar 0,57% menjadi 18,85% pada tahun 2009. Capital charges PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 9.820.921.429.249,- dari tahun 2007 sebesar Rp 78.050.318.215.728,- menjadi Rp 87.871.239.644.977,- pada tahun 2008. Capital charges pada tahun 2008 sebesar Rp 87.871.239.644.977,- meningkat sebesar Rp 766.920.625.960 menjadi Rp 88.638.142.270. 938,pada tahun 2009 EVA yang dihasilkan PT Ciputra development Tbk mengalami peningkatan negatif sebesar Rp 9.749.693.532.246,dari (Rp 77.709.272.101.514,-) pada tahun 2007 menjadi (Rp 87.458.965.633.760,-) pada tahun 2008. Selanjutnya EVA pada tahun 2008 sebesar (Rp
Riset / 1854
87.458.965.633.760,-) mengalami peningkatan negatif sebesar Rp 942.599.135. 958,- menjadi (Rp 88.410.564.769.719,-) pada tahun 2009. Peningkatan negatif EVA pada tahun 2008 dipengaruhi meningkatnya capital charges tahun 2008 dan laba operasi setelah pajak meningkat namun tidak melebihi peningkatan capital charges dan tahun 2009 EVA yang dihasilkan juga mengalami penigkatan negatif karena NOPAT yang dihasilkan lebih kecil dari tahun sebelumnya yang juga tidak dapat melebihi capital charges yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 NOPAT yang dihasilkan oleh PT Ciputra Development Tbk kurang dari biaya modalnya, sehingga EVA yang dihasilkan Negatif. Kondisi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang terjadi disektor properti dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi secara umum di Indonesia. Faktor tersebut dipengaruhi daya beli masyarakat terhadap produk-produk residensial yang ditawarkan oleh perusahaan. Pada tahun 2007 jumlah karyawan tetap PT Ciputra Development Tbk adalah 1.545 orang, pada tahun 2008 jumlah karyawan tetap adalah 1.562 orang dan pada tahun 2009 jumlah karyawan tetap adalah 1.829 jumlah ini mengalami kenaikan yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya sehubungan dengan bertambahnya jumlah proyek yang dikelola. sehingga beban usaha meningkat yang terutama disebabkan kenaikan beban penjualan dan beban gaji. Beban penjualan (meliputi komisi, iklan dan promosi) meningkat karena adanya kenaikan transaksi penjualan (marketing sales) dan promosi untuk memperkenalkan proyek-proyek baru, seperti Ciputra World Jakarta & Surabaya serta perumahan di Balikpapan dan Palembang. Sementara itu, pembayaran beban gaji pokok dan tunjangan serta kenaikan jumlah karyawan, baik karyawan tetap maupun harian/kontrak. Penjualan bersih dari residensial menurun yang terutama disebabkan pembatasan penjualan kavling tanah di CitraLand Surabaya (dahulu CitraRaya Surabaya). Kondisi ini sejalan dengan kebijakan manajemen yang membatasi penjualan tanah kosong dan mendorong penjualan rumah agar area yang dikembangkan menjadi lebih optimal. Dampaknya mulai terasa sejak pemerintah mulai menaikan harga BBM yang kemudian diturunkan, namun kenaikan biaya kontruksi yang telah terjadi tidak langsung ikut turun. Dampak selanjutnya berupa ketatnya likuiditas perbankan yang menyebabkan bank-bank lebih selektif dalam menyalurkan KPR. Ini semua mengakibatkan sektor properti mangalami situasi yang sulit karena tertekan baik dari sisi supply berupa kenaikkan
Riset / 1855
biaya kontruksi, maupun dari sisi demand dengan melemahnya daya beli konsumen. Peningkatan laba pada tahun 2008 terutama berasal dari kenaikan pendapatan bunga dan laba selisih kurs. Kenaikkan kedua kurs tersebut sebagian besar berkaitan dengan penempatan dana hasil Rights Issue II Ciputra Development dan dana hasil IPO Ciputra Property yang belum digunakan. Jumlah aset meningkat pada tahun 2008 berasal dari kenaikkan Saldo Kas & Setara Kas dan Aset tetap. Saldo Kas meningkat dari hasil operasional, kenaikkan itu juga diperoleh dari pendapatan bunga penyesuian kurs pada akhir tahun. Aset tetap menigkat terutama berasal dari kegiatan kontruksi proyek Ciputra World di Jakarta dan Surabaya. Jumlah kewajiban meningkat terutama disebabkan kenaikan dalam Uang Muka Pelanggan. Uang Muka Pelanggan bertambah besar seiring dengan terjadinya penigkatan transaksi penjualan (marketing sales). Transaksi penjualan ini baru akan diakui sebagai pendapatan bila unit rumah telah selesai dibangun dan diserahkan ke konsumen, yang umumnya berkisar antara 12-14 bulan. Sementara jangka waktu tersebut, uang muka dari pembeli dicatat sebagai uang muka pelanggan. pada tahun 2008 hak minoritas meningkat berasal dari pengakuan laba bersih PT Ciputra Property Tbk, anak perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas. Berdasarkan hasil penilitian dan analisis yang telah dilakukan pada PT Ciputra Development Tbk dapat disimpulkan bahwa tingkat rentabilitas ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 tidak mencapai dari standar Rentabilitas ekonomi yaitu sebesar 10 %. EVA yang dihasilkan adalah EVA negatif Berikut tabel rentabilitas ekonomi dan EVA PT Ciputra Development Tbk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Tabel Rentabilitas Ekonomi pada PT Ciputra Development Tbk Tahun Tahun Tahun Keterangan 2007 2008 2009 Rentabilitas 2,10 % 2,49 % 1,98 % Ekonomi Sumber Data : Hasil Pengolahan Data
Tabel EVA pada PT Ciputra Development Tbk Keteranga n Economic Value Added
Tahun 2007 (Rp)
Tahun 2008 (Rp)
Tahun 2009 (Rp)
-77.709.272.101.514 -87.458.965.633.960 -88.410.564.769.719
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Tabel Standar Kinerja Ekonomi dan EVA Kinerja Keuangan Ekonomi)
keuangan
Perusahaan
Rentabilitas
(Rentabilitas
Tahu n
RE yang dihasilkan PT Ciputra Development Tbk
RE Standa r
Kinerja Perusahaan
2007 2008 2009
2,10 % 2,49 % 1,59 %
10 % 10 % 10 %
Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
Sumber Data Standar : Anthony & Govindrajan (2000:299) Kinerja Keuangan Perusahaan (EVA)
Tahun 2007 2008 2009
EVA yang dihasilkan PT Ciputra Development Tbk (Rp)
EVA Standar
Kinerja Perusahaan
-77.709.272.101.514 -87.458.965.633.960 -88.410.564.769.719
Positif Positif Positif
Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
Sumber Data Standar : Sawir (2005:49) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada PT Ciputra Development Tbk dapat disimpulkan bahwa tingkat rentabilitas ekonomi dan EVA yang dihasilkan tidak mampu mencapai standar sehingga pada tahun 2007 sampai dengan 2009 kinerja keuangan PT Cipurta Development Tbk kurang baik. Kriteria penerimaan hipotesis dalam penelitian ini adalah apabila tingkat rentabilitas ekonomi dan EVA perusahaan terus mengalami peningkatan dari 2007 sampai tahun 2009. Karena tingkat rentabilitas yang dihasilkan oleh PT Ciputra Development Tbk dari tahun 2007 sampai tahun 2009 menghasilkan rentabilitas ekonomi kurang dari 10 % dan menghasilkan EVA negatif, maka hipotesis yang telah diajukan ditolak.
Development Tbk kurang mampu menghasilkan efisiensi perusahaan. 2. Dari tahun 2007 sampai tahun 2009 EVA yang dihasilkan PT Ciputra Development Tbk menghasilkan EVA Negatif, disebabkan NOPAT yang dihasilkan oleh entitas tidak dapat melebihi biaya modalnya (Capital Charges). Iini menunjukkan manajemen PT Ciputra Development Tbk kurang mampu menghasilkan EVA atau nilai tambah ekonomis kedalam entitas yang berarti dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 perusahaan tidak meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. 3. Faktor-Faktor peningkatan dan penurunan pada tahun 2008 dan tahun 2009. - Terjadinya peningkatan laba tahun 2008 karena adanya pendapatan berasal dari kenaikan pendapatan bunga dan laba selisih kurs. Kenaikan kedua kurs tersebut sebagian besar berkaitan dengan penempatan dana hasil Rights Issus II Ciputra Development dan dana hasil IPO Ciputra Property yang belum digunakan dan penjualan kavling tanah yang menambah pendapatan. - Terjadinya penurunan laba tahun 2009 karena pembatasan penjualan kavling tanah di CitraLand Surabaya (dahulu CitraRaya Surabya). Kondisi ini sejalan dengan kebijakan manajemen yang membatasi penjualan tanah kosong dan mendorong penjualan rumah agar area yang dikembangkan menjadi lebih optimal. Pada tahun 2009 jumlah karyawan tetap adalah 1.829 jumlah ini mengalami kenaikan yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya sehubungan dengan bertambahnya jumlah proyek yang dikelola. sehingga beban usaha meningkat yang terutama disebabkan kenaikkan beban penjulan dan beban gaji. SARAN Dari analisis dan kesimpulan yang disajikan, maka saran-saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut :
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta teori yang melandasi teori ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari tahun 2007 sampai tahun 2009 rentabilitas ekonomi yang dihasilkan PT Ciputra Develompment Tbk tidak mampu mencapai standar Rentabilitas ekonomi sebesar 10 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2007 sampai tahun 2009 PT Ciputra
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
1. Pihak manajemen PT Ciputra Development Tbk sebaiknya lebih meningkatkan kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar antara lain sebagai berikut: - Dengan lebih mengoptimalkan dana yang ada seperti kas besar dapat diinvestasikan dalam bentuk reksadana, deposito berjangka, efek yang diperdagangkan dan efek yang dimiliki serta penyertaan saham sehingga diperoleh pendapatan dari laba selisih kurs dan dari kenaikkan pendapatan bunga. Dengan demikian memperbesar
Riset / 1856
turnover of operating assets yang berhubungan dengan kebijakan investasi. - Meningkatkan efisiensi untuk meningkatkan profit margin, dengan mengurangi jumlah karyawan dan lebih mengoptimalkan kinerja karyawan yang sudah ada dengan demikian mengurangi beban gaji pokok dan tunjangan karyawan yang harus ditanggung perusahaan sehingga menigkatkan efisiensi yang akan berakibat harga pokok produksi menjadi lebih rendah. Dengan cara ini profit margin akan naik.
Handoko, H. Tani. 2003, Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta: BPFE-UGM.
2. Pihak manajemen PT Ciputra Development Tbk sebaiknya lebih meningkatkan laba operasi dan meminimalkan biaya modal. Dengan meningkatkan nilai NOPAT agar mampu melebihi Capital Charge. - NOPAT ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan yaitu menjual produk dengan segmen pelanggan dari menengah kebawah sampai dengan menegah keatas, dan karakteristik permintaan perumahan dari para pelanggan tersebut sangat dipengaruhi oleh keterjangkauan harga properti dan jenis produk dengan berbagai tipe dan ukuran yang ditawarkan. - Perusahaan harus lebih berinovasi dalam memasarkan produknya dengan promosi yang tepat, baik menggunakan media cetak maupun media elektronik, sehingga konsumen mengetahui tentang keunggulan/ keuntungan dari properti yang akan dibeli. Dengan banyaknya pilihan model, relatif terjangkaunya harga dari produk perumahaan dan promosi yang tepat sehingga produk semakin dikenal konsumen maka akan adanya permintaan yang berkelanjutan.
Prastowo ,Dwi dan Rifka Julianty. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: AMP YKPN.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermedia Accounting. Edisi kedelapan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Bringham, Eugene F. dan Joel F. Houstan. 1986. Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Cetakan keempat. Judul Asli; Managerial Finance,7th Edition. Ahli Bahasa oleh Djoerban Wahid dan Ruchyat Kurasis. Jakarta: Erlangga. Halim, Abdul dan Bambang Supomo. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Keduabelas. Yogyakarta: BPFE.
Riset / 1857
Hunsen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2006. Manajemen Accounting. Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Empat. Jusup, Al. Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntasi. Jilid 2. Edisi Keenam. Yogyakarta: STIE. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. cetakan Ketigabelas. Yogyakarta: Liberty.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Puspita Utama. Tunggal, Amin Wijaya. 1996. Akuntansi Manajemen Untuk Usahawan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Utomo, LL. 1999. Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan Didalam Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Young, S. David dan Stephen F. O’Byrne. 2001. EVA & Manajemen Berdasarkan Nilai. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba. Sumber Internet : Pradhono. Economic Value Added, Residual Income. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas kristern Petra. http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals (diakses 21 Febuari 2010). PT Ciputra Development Tbk: Laporan Keuangan. http://www.idx.co.id (diakses 5 April 2010).
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000