Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
ANALISIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU Oleh
Kusujarwati Anjarini1), Buntoro Heri Prasetyo, MM., Drs., Ak. 2), dan Lia Dahlia Irani, M.Si., SE.3)
ABSTRAK Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui sistem ini perlu diikuti tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijakan perpajakan. Fungsi Pengawasan dalam lingkup perpajakan merupakan salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak yang pada dasarnya meliputi kegiatan penelitian dan pemeriksaan di bidang perpajakan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Survai, yaitu penelitian yang bertujuan mengambarkan suatu fenomena atau melukiskan fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara sistematis, faktual, dan cermat dengan objek penelitian pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu yang berlokasi di Jl. Kartini VIII No.2. Riset dimulai sejak tanggal 17 Oktober 2011 sampai dengan 12 April 2012. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah Pengujian Kualitas Data, Pengujian Asumsi Klasik, Pengujian Hipotesis dengan menggunakan software Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 17. Hasil dari penelitian ini dengan pengujian koefisien determinasi, pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t), pengujian koefisien regresi secara simultan. Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan pemeriksaan pajak berdampak positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Sawah Besar Satu.
Kata kunci: Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Pajak, Self Assesment System, Wajib Pajak, dan SPT
1)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 3) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 2)
1
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
I.
Latar Belakang Penelitian Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku. Dalam prinsip self assesment system, telah mengubah paradigma pajak selama ini sehingga pembayaran pajak tidak lagi dianggap sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan yang harus dilaksanakan. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui sistem ini perlu diikuti tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijakan perpajakan. Pengawasan itu sendiri pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Fungsi Pengawasan dalam lingkup perpajakkan merupakan salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak yang pada dasarnya meliputi kegiatan penelitian dan pemeriksaan di bidang perpajakan. Apabila ditinjau dari segi pelaksanaannya, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang berkaitan satu sama lainnya, terutama dalam hubungannya dengan usaha penegakan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu dapat dilihat dari jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan yang lapor. Berikut ini merupakan Tabel Laporan Pengolahan Data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang dapat memperlihatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tabel 1 Laporan Pengolahan Data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
WPOP Terdaftar 5720 9872 11012 14460 16026
SPT Tahunan Lapor 1934 2345 4879 5740
SPT Tahunan Tidak Lapor 3786 6627 6133 8720
Presentase Tidak Lapor 66,19% 67,13% 55,70% 60,30%
7325
8701
54,29%
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi, KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (data diolah)
Dapat dilihat dari pengolahan data di atas bahwa dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar tidak sepenuhnya dapat direkam karena masih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melaporkan SPT Tahunannya. Presentase tidak lapor pun menunjukkan kenaikan dari tahun 2008 sebesar 55,70% dan tahun 2009 menjadi 60,30%, faktor yang mempengaruhinya karena kepatuhan wajib pajak yang masih kurang dalam melaporkan dan membayar sendiri pajaknya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian ini adalah “Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu”.
2
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
II.
Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pemeriksaan pajak yang dilaksanakan pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu? 2. Bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu? 3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu? Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh penyelesaian atau membahas permasalahan-permasalahan yang telah di identifikasi, yaitu: 1. Untuk mengetahui pemeriksaan pajak yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. 2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. 3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. III. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah Deskriptif Survai, yaitu penelitian yang bertujuan mengambarkan suatu fenomena atau melukiskan fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara sistematis, faktual, dan cermat yang dilakukan pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Metode ini merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit atau individu yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer, didapat melalui: Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menggunakan sumber primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberikan kuesioner. Teknik kuesioner merupakan berkomunikasi dengan responden melalui kuesioner yang langsung diberikan kepada responden, berisi sejumlah pertanyan tertulis untuk mendapatkan informasi tentang sikap atau pandangan responden mengenai variabel yang sedang diteliti. 2. Data Sekunder, Penguumpulan data dapat diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dalam usaha memperoleh landasan teori dari buku-buku dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Statistik kuantitatif, yaitu Uji Hipotesis, yang terdiri dari: a. Uji Regresi Linear Sederhana b. Uji Koefisien Determinasi c. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) d. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)
3
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
IV.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini didapat dari pengujian yang dilakukan untuk mengambil keputusan dari hipotesis penelitian yang didapat dari rumusan masalah. Data-data yang diperoleh penulis kemudian diolah dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0 dengan hasil pengujian meliputi: 1. Uji Regresi Linear Sederhana Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pemeriksaan Pajak OP
Standardized Coefficients
Std. Error
25.173
7.585
.942
.127
t
Beta
.867
Sig.
3.319
.004
7.396
.000
a. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP
Berdasarkan tabel 3 di atas diperoleh perhitungan regresi linier sederhana, dapat diketahui bahwa nilai konstanta (a) sebesar 25.173 , nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,942. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat dibuat model regresi dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + bX Y=25.173+0,942X Keterangan: Y : Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak X : Pemeriksaan Pajak a : Konstanta b : Koefisien Regresi Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa konstanta sebesar 25.173 artinya jika pemeriksaan pajak (X) nilainya adalah 0, maka kepatuhan wajib pajak (Y) nilainya 25.173. Jika variabel pemeriksaan pajak naik (X) sebesar 1%, maka tingkat kepatuhan pajak (Y) naik sebesar 0,942. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pemeriksaan pajak dengan tingkat tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, semakin naik pemeriksaan pajak maka semakin meningkat tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh dari pemeriksaan pajak (X) terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Uji Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
4
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
1
.867
a
.752
.739
2.612
Koefisien determinasi dari hasil perhitungan didapat sebesar 75,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak memberikan pengaruh sebesar 75,2% artinya (sangat berpengaruh) terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, sedangkan sisanya sebesar 24,8% kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. Dari hasil semua perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, ditunjukkan oleh angka hasil korelasi yaitu sebesar 0,867. Meskipun bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, tapi pemeriksaan pajak adalah faktor terkuat dari beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi karena pengaruh yang diberikan oleh pemeriksaan pajak lebih dari 50% yaitu 75,2% sehingga pemeriksaan pajak merupakan faktor utama bila dibandingkan dengan faktor lain. 3. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak (X) terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Adapun hipotesa Uji F ini sebagai berikut: Jika H0: β = 0 Artinya, variabel pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Jika Ha: β ≠ 0 Artinya, variabel pemeriksaan pajak berpengruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Tabel 5 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
373.038
1
373.038
Residual
122.762
18
6.820
Total
495.800
19
F
Sig.
54.697
.000
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak OP b. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP
Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai sig 0,000 ≤ 0,05 hal ini menjelaskan bahwa pemeriksaan pajak (X) berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Dalam tabel 5 di atas diperoleh nilai Fhitung pada kolom F sebesar 54,697 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 20-1=19, maka didapat F tabel sebesar 4,381. Kriteria dalam pengujian F yaitu: - Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
5
a
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
-
Ho ditolak bila F hitung > F tabel Dengan kriteria tersebut diperoleh nilai 54,697 > 4,381 atau F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 4. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) Uji T digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi pemeriksaan pajak (X) berpengaruh signifikan terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Kriteria pengujian: -
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pemeriksaan Pajak OP
a
Standardized Coefficients
Std. Error
25.173
7.585
.942
.127
Beta
t
.867
Sig.
3.319
.004
7.396
.000
a.Dependent Variabel: Kepatuhan WPOP Berdasarkan tabel 6 di atas diperoleh t hitung sebesar 7,396 dengan tingkat signifikansi (sig) 0,000, untuk mencari t tabel dicari menggunakan uji 1 (satu) sisi pada tingkat signifikansi yaitu α = 0,05 dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 20-1 = 19 (n adalah jumlah kasus) maka diperoleh t tabel sebesar 2,093. Dengan perhitungan di atas maka dapat diperoleh hasil t hitung ≥ t tabel atau 7,396 ≥ 2,093 maka H0 ditolak yang berarti pemeriksaan pajak (X) secara parsial berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). V.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak yang dilakukan pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, telah dilaksanakan sesuai dengan PMK Nomor 199/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 82/PMK.03/2011 Tentang Tata Cara Pemeriksaan. 2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dari tahun 2006-2010 yaitu, pada Tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 33,81% dan 32,87%, pada Tahun 2008-2009 masing-masing sebesar 44,30% dan 39,70%, kemudian pada tahun 2010 sebesar 45,71%. Secara keseluruhan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi masih rendah, hanya mencapai 32,87% dan masih 67,13% dari 6
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
wajib pajak belum patuh dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan. 3. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu yaitu Uji Koefisien Regresi, Uji Koefisien Determinasi, Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) dan Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji T) maka diperoleh hasil sebagai berikut: Koefisien regresi untuk pemeriksaan pajak (X) diperoleh hasil sebesar 0,942 (Tabel 13) artinya Jika variabel pemeriksaan pajak naik (X) sebesar 1%, maka tingkat kepatuhan pajak (Y) naik sebesar 0,942. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pemeriksaan pajak dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, semakin naik pemeriksaan pajak maka semakin meningkat tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pengujian koefisien determinasi menunjukkan Nilai Adjusted R Square sebesar 75,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak memberikan pengaruh sebesar 75,2% artinya (sangat berpengaruh) terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, sedangkan sisanya sebesar 24,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) dengan kriteria pengujian: H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel, H0 ditolak jika t hitung ≥ t tabel. Berdasarkan uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) diperoleh hasil 7,396 ≥ 2,093 atau t hitung ≥ t tabel (Tabel 16) maka H0 ditolak yang berarti pemeriksaan pajak (X) secara parsial berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y). Selain itu, pengujian koefisien regresi secara simultan yang menunjukkan nilai diperoleh nilai 54,697 > 4,381 atau F hitung > F tabel, yang menjelaskan bahwa ada pengaruh positif antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan pemeriksaan pajak berdampak positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Sawah Besar Satu.
7
Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012
DAFTAR PUSTAKA Alvin A. Arens, dkk. 2011. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Teritegrasi Jilid 1. Alih bahasa: Gina Gania.Erlangga, Jakarta Anang Mury Kurniawan. 2011. Upaya Hukum Terkait dengan Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak. Graha Ilmu, Yogyakarta. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Direktorat Jendral Pajak. 2011. Bahan Ajar Siklus Pemeriksaan Pajak. Pusdiklat Pajak, Jakarta. Duwi Priyatno. 2010. Paham Statistik Data Dengan SPSS. Mediakom, Yogyakarta. Erly Suandy. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta. Hutagaol, John. 2007. Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Graha Ilmu, Yogyakarta. Irwansyah Lubis. 2009. Akuntansi dan Pelaporan Pajak. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pajak. 2010. Susunan dalam Satu Naskah Undang-undang Perpajakan. Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas, Jakarta. Pardiat. 2010. Akuntansi Pajak Edisi 4. Mitra Wacana Media, Jakarta. Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Raih Asa Sukses, Depok. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Widi Widodo, dkk. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Alfabeta, Bandung.
8