1
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA GORONTALO SITI SYUKRIANI PANEO1, SAHMIN NOHOLO2, MAHDALENA3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo Sri Syukriani Paneo. 921 410 051. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Gorontalo. Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Sahmin Noholo, SE.,MM dan Ibu Mahdalena, SE.,M.Si Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama. Populasi dalam penelitian sebanyak 75.442 orang wajib pajak, kemudian pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Sehingga sampel yang dijadikan objek penelitian adalah 100 orang. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Gorontalo. Dapat pula dilihat bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat cukup baik dengan nilai koefisien determinasi 26,8%.
Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak
1
Siti Syukriani Paneo. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Sahmin Noholo, SE., MM, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Mahdalena, SE.,M.Si, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
2
PENDAHULUAN Pemungutan pajak dalam ketentuan khusus perundang undangan No.6 tahun 1983 sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir dengan undangundang No.28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. PKP atau Pengusaha Kena Pajak sebanyak 139 (Perusahaan kecil yang omsetnya belum melewati batas maka perusahaan tersebut belum dikenakan PKP. Apabila perusahaan tersebut omsetnya sudah melewati batasan pengusaha kecil, pengusaha tersebut wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. Menurut Ritongga dalam Thia Dwi Utami (2011) kesadaran adalah perilaku atau sikap terhadap suatu objek yang melibatkan anggapan dan perasaan serta kecenderungan untuk bertindak sesuai objek tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan, dan penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai peraturan yang diberikan oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut. Idealnya menurut Jatmiko (2006) bahwa kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Masyarakat harus sadar akan kesadarannya sebagai warga negara yang selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara. Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan lingkungan wajib pajak berada secara persial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Sawahan Surabaya. Dengan berdasarkan data sebelumnya (tabel 2) dan penelitian diatas, maka peneliti menetapkan judul yaitu Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Gorontalo.
3
KAJIAN TEORI Menurut falsafah hukum ada beberapa teori yang termasuk dalam asasasas pemungutan pajak yang dipakai Negara menjadi dasar memiliki kewenangan dalam melakukan pemungutan pajak (Soemarso, 2007). Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Penilaian positif wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak (cindy jotopurnomo dkk, 2013). Kepatuhan pajak adalah keadaan saat wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Yenni Magoting dkk, 2013). Kepatuhan adalah ketaatan atau berdisiplin, dalam hal ini kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan dalam menjalankan semua peraturan perpajakan Rizky dkk (2014). Wajib pajak menurut Soemitro, (2004 : 59) adalah subjek pajak yang memenuhi syarat-syarat objektif, jadi memenuhi Tatbestand yang ditentukan oleh undang-undang, yaitu dalam rangka UU PPh 1984, menerima atau memperoleh penghasilan kena pajak, yaitu penghasilan yang melebihi Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP, lihat di belakang) bagi wajib pajak dalam negeri. Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Rahman, 2011). Subjek pajak adalah orang atau badan yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Subjek pajak penghasilan meliputi : 1) orang pribadi, 2) warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak, 3) badan, dan 4) bentuk usaha tetap (BUT). Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan. Jatmiko (2006) dalam Zulaikha (2012) menjelaskan bahwa kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti. Irianto (2005) dalam widayati dan Nurlis (2010) sebagaimana yang dikutip oleh Zulaikha (2012) menguraikan
4
beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Gorontalo yaitu sebanyak 75,442 orang sesuai data terakhir tanggal 24 Februari 2015. Tidak semua wajib pajak yang terdaftar ini menjadi obyek dalam penelitian ini karena jumlahnya sangat besar dan guna efisiensi waktu dan biaya. Oleh sebab itu dilakukan pengambilan sampel. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling dengan pendekatan claster random sampling dimana sebelum dilakukan penarikan sampel populasi terlebih dahulu dikelompokkan kedalam suatu wilayah (Sugiyono, 2011:65) Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo, hingga tanggal 24 Februari 2015 tercatat sebanyak 75.442 wajib pajak orang pribadi yang merupakan wajib pajak terdaftar. Maka jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of eror sebesar 10% adalah: n =
75.442
= 99,99
1 + 75.442 (10%)2 Dibulatkan menjadi 100 sampel Sugiyono (2009 : 267), mengungkapkan bahwa instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan uji kolmogorov smirnov (uji K-S). Jika tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 maka distribusi normal. Jika nilai siknivikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal Untuk pengujian ini di gunakan softwata dengan program SPSS versi 19. Analisis regresi dalam hal ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh kesaaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada
5
KPP pratama gorontalo. Analisis regresi linier sederhana ini dinyatakan dalam bentuk persamaan: Ŷ = α +βX+ᵋ
(Sugiyono, 1999:204)
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan fariabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antara variabel dalam model yang di gunakan. HASIL PENELITIAN Hasil analisis deskriptif untuk setiap variabel dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut: 1. Variabel Kesadaran Wajib Pajak Hasil analisis deskriptif untuk variabel Kesadaran Wajib Pajak daerah adalah sebagai berikut: Tabel 4.3: Hasil Deskriptif Variabel Kesadaran Wajib Pajak Alternatif Jawaban Skor 1 2 3 4 5 Aktual 1 0 0 24 49 27 403 2 0 0 22 57 21 399 3 0 0 27 55 18 391 4 0 0 28 61 11 383 5 0 0 31 57 12 381 6 0 0 28 55 17 389 T_Variabel 0 0 160 334 106 2346 Sumber: Pengolahan data Excel, 2015 Pernyataan
Skor Ideal 500 500 500 500 500 500 3000
%
Kriteria
80,6% 79,8% 78,2% 76,6% 76,2% 77,8% 78,2%
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 terlihat bahwa secara keseluruhan persentase skor capaian untuk variabel Kesadaran Wajib Pajak adalah sebesar 78,2% dengan total skor sebanyak 2.346 yang berada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa para Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo merasakan hal yang baik atas pemungutan pajak sehingga menimbulkan rasa sadar atas kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi oleh pihak wajib pajak dalam rangka pembayaran untuk belanja pembangunan negara. Namun jika dilihat tiap item pernyataan, dapat dilihat bahwa masih ada hal-hal yang harus dibenahi terkait dengan item 5, dimana pada item tersebut terdapat 31 orang yang menjawab ragu-ragu. 6
2. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi `Hasil analisis deskriptif untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4: Hasil Jawaban Kusioner Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Indikator
Pernyataan
1 0 2
Alternatif Jawaban 2 3 4 5 13 21 35 31 14 17 38 29
1 2 Waktu T_Indikator 3 2 17 Tidak 4 0 19 Menunggak T_Indikator 5 1 22 Belum 6 2 13 Kena T_Indikator T_Variabel 7 98 Sanksi Sumber: Pengolahan data Excel, 2015 Tepat
Skor Aktual 384 378 762 17 36 28 371 23 29 29 368 739 19 33 25 359 23 31 31 376 735 120 202 173 2236
Skor Ideal 500 500 1.000 500 500 1.000 500 500 1.000 3000
% 76,8% 75,6% 76,2% 74,2% 73,6% 73,9% 71,8% 75,2% 73,5% 74,5%
Atas dasar data dan perhitungan di atas, maka kriteria dari setiap persentase butir-butir pernyataan variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi ditampilkan pada tabel 4.5 sebagai berikut ini: Tabel 4.5: Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Indikator Tepat Waktu Tidak Menunggak Belum Kena Sanksi
Pernyataan
Presentase
Kriteria
1 2 Total Indikator 3 4 Total Indikator 5 6 Total Indikator Total Variabel
76,8% 75,6% 76,2% 74,2% 73,6% 73,9% 71,8% 75,2% 73,5% 74,5%
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber: Olahan, 2015 Berdasarkan tabel 4.5 tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan persentase skor capaian untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebesar 74,5% dengan total skor 2.236 yang berada pada kategori yang baik. Hal ini menunjukan bahwa para responden yang merupakan wajib pajak pada KPP Pratama Gorontalo telah memilki sikap patuh dalam hal pembayaran
7
pajak serta pelaporan SPT. Meskipun demikian, masih ada item yang harus diperhatikan oleh pihak KPP Pratama Gorontalo karena dalam hal ini item tersebut 22 responden yang menjawab tidak setuju. Sehingga pernyataan tersebut manjadi pernyataan yang paling rendah skornya yakni pada item 5. Hal ini semestinya menjadi sebuah perhatian karena beberapa orang tidak setuju bahwa wajib pajak tersebut tidak penah menjawab sanksi pidana atas pembayaran pajak, sehingga dapat diartikan bahwa responden tersebut mengamini bahwa mereka telah
pernah
dijatuhi
hukuman
pembayaran
pajak.
Hal
ini
tentunya
menggambarkan mereka merupakan responden yang pernah menajdi responden yang tidak patuh. Uji Kualitas Intrumen Uji Validitas Adapun hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X) Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh penerapan Kesadaran Wajib Pajak dalam penelitian ini sebanyak 6 pernyataan. Pengujian validitas pernyataan tersebut sebagai berikut: Tabel 4.6: Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Pernyataan
rHitung
rTabel (n=20)
Kesadaran-1 0,801 Kesadaran-2 0,662 Kesadaran-3 0,844 Kesadaran-4 0,713 Kesadaran-5 0,664 Kesadaran-6 0,623 Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438
Keterangan rHitung > rHitung > rHitung > rHitung > rHitung > rHitung >
rTabel rTabel rTabel rTabel rTabel rTabel
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel rho dimana n=20 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0,4438. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Kesadaran Wajib Pajak, semua pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,4438 sehingga
8
dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. 2. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam penelitian ini sebanyak 6 pernyataan. Hasil pengujian validitas seluruh pernyataan tersebut sebagai berikut: Tabel 4.7: Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pernyataan
rHitung
rTabel (n=20)
Kepatuhan-1 0,714 Kepatuhan-2 0,659 Kepatuhan-3 0,581 Kepatuhan-4 0,610 Kepatuhan-5 0,605 Kepatuhan-6 0,791 Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Keterangan
Stattus
0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438 0,4438
rHitung > Valid rHitung > Valid rrTabel Valid Hitung > rrTabel > Valid Hitung rrTabel > Valid Hitung rrTabel > Valid Hitung rTabel rTabel Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih
besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel dimana n=20 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0,4438. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, semua pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,4438 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Uji Reliabilitas Hasil uji relabilitas untuk variabel-variabel penelitian sebagaimana disajikan dalam tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8: Hasil Pengujian Reliabilitas Cronbach Alpha 1 Kesadaran WP 0.806 2 Kepatuhan WP 0.727 Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015 No.
Variabel
Patokan
Keterangan
0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel
Dalam rangka mengetahui normal tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
9
(K-S test). Jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai alpha (0,05) atau dibawahnya berarti data distribusi tidak normal.
Hasil uji One Sample
Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9: Hasil Pengujian Normalitas
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015 Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai signifikansi pengujian normalitas lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel ini mengikuti distribusi normal. Hasil Normal Probability Plot untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1: Grafik Hasil Pengujian Normal Probability Plot 10
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka disimpulkan bahwa data dalam model regresi ini memenuhi asumsi normalitas data. Pengujian Heterokedastisitas Data Berikut
hasil
pengolahan
data
(Scatterplot)
untuk
menguji
heterokedastisitas:
Gambar 4.2: Hasil Pengujian Heterokedastisitas Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian Hipotesis Hasil analisis dengan bantuan program SPSS ditampilkan pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10: Hasil Analisis Regresi
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
11
Hasil analisis pada tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Kesadaran Wajib Pajak diperoleh sebesar 5,986, sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 =100-1-1= 98 sebesar 1,984 (pengujian dilakukan dengan metode 1 pihak didasarkan pada hipotesis yang dibangun). Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel (5,986>1,984) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Kesadaran Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Adadpun gambaran dari penerimaan dan penolakan hipotesis dapat digambarkan berikut ini:
Ho
Ha
Ha -1,984
0
+1,984
5,986
Gambar 4.3 : Kurva Penolakan dan Penerimaan Ha2 Berdasarkan hasil analisis di atas pula, maka model regresi linear sederhana yang bangun adalah: Ŷ = 10,938 + 0,600X Kepatuhan WP = 10,938 + 0,600 Kesadaran WP Berdasarkan
model
persamaan
regresi
tersebut,
maka
dapat
diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar 10,938 menunjukan Jika tidak terdapat pengaruh dari variabel Kesadaran Wajib Pajak, maka rata-rata nilai dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo adalah sebesar 10,938 satuan.
12
b. Nilai Koefisien Regresi Variabel X (Kesadaran Wajib Pajak), menunjukan setiap perubahan variabel Kesadaran Wajib Pajak sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,600 kali satuan.
Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0%-100%. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11: Koefisien Determinasi
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2015 Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada tabel di atas menunjukkan besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0,268. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 26,8% variabilitas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo dapat dipengaruhi oleh Kesadaran Wajib Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo, sedangkan sisanya sebesar 73,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktorfaktor lain tersebut dapat berupa sanksi perpajakan, pengetahuan pajak serta tingkat penghasilan wajib pajak.
PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian deskriptif ditemukan bahwa kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran terletak pada kriteria yang baik dengan skor sebesar 78,2%. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat yang menjadi responden telah memiliki sikap yang sadar akan kewajibannya sebagai warga negara yakni harus menyetor pajak atas fasilitas publik yang dinikmati serta untuk pembangunan bangsa. Namun, hal perlu dibenahi terkait dengan kesadaran yakni
13
pada item 5, yakni mengenai keinginan besar untuk mengitung dan membayar pajak. Hal ini dapat pula disebut dengan Self Assesment. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya kesadaran wajib pajak akan berdampak pada peningkatan kepatuhan masyarakat sebagai wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak maupun pelaporan SPT. Sebagaimana hasil pengujian deskriptif ditemukan bahwa nilai skor untuk kepatuhan wajib pajak yakni sebesar 74,5%. Nilai ini terletak pada kriteria yang baik. Hal tersebut berarti bahwa masyarakat yang merupakan wajib pajak meyakini bahwa mereka dalam hal perpjakan telah patuh atas aturan-atran perpajakan yang telah ditetapkan. Namun masih harus adanya pembenahan pada item 5 terkait dengan pernahnya pihak responden menerima sanksi perpajakan atas pelanggaran yang dilakukan atau dengan kata lain bahwa masih terdapat wajib pajak yang sering menerima sanksi yang menunjukan masih kurangnya kepatuhan dari wajib pajak.. Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa nila thitung lebih besar dari nilai ttabel sehingga dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 5%) ditemukan bahwa Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Pengaruh positif menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada sikap atau rasa sadar wajib pajak, akan berdampak pada semakin patuhnya responden atau wajib pajak tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahman (2011 yang berjudul Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib pajak. Hasil penelitiannya menemukan bahwa Hipotesis kedua yaitu Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, terbukti kebenarannya. Sehingga dapat dikatakan kesadaran perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Goronta
14
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa hipotesis (H0) yang diuji ditolak, dan sebaliknya hipotesis penelitian (H1) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari nilai t
hitung
yang lebih
besar dari nilai ttabel baik pada taraf signifikan α sebesar 5%. Ini mengindikasikan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor KPP Pratama Gorontalo. Nilai pengaruhnya sebesar 26,8%, hal tersebut terlihat dari koefisien determinasi. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya Kesadaran Wajib Pajak dalam mencapai penerimaan pajak yang diharapkan oleh pemerintah semakin meningkat Saran Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan saran yakni perlunya tindakan konkrit yang dilakukan oleh pihak fiskus yang tidak hanya terkait dengan program-progra ekstensifikasi dan intensifikasi, namun perlunya penanaman hal-hal yang dapat meningkatkan kesadaran perpajakn wajib pajak orang pribadi. Perlunya bagi pihak fiskus dalam menerapkan sanksi perpjakan yang lebih berat yang dapat membuat para wajin pajak jerah atas tindakan-tindakan pelanggaran pajak.
DAFTAR PUSTAKA Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Maret 2011 “Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi”, Cetakan Ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cindy Jotopurnomo, Dkk. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Vol. I, No. I Harjanti Puspa Arum, Zulaikha. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Vol. 1 No. 1 Hilarius Abut. Juli 2001. Perpajakan. Jakarta: Diadit Media.
15
Jatmiko, Nigroho Agus, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesdaran Kesadaran Masyarakat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Mardiasmo.2006.Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta, Andi. Mardiasmo.2011.Perpajakan Edisi Revisi 2009.Yogyakarta, Andi. Moeliono, M Anton. 1991. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, PT (Persero) Penerbit dan Percetakan Balai Pustaka. Pudyatmoko, Sri. 2009. Pengantar Hukum Pajak. Yogyakarta, Andi. Rahman, Desember 2011. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib Pajak. Daya Saing Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. Vol. 12, No. 2 Republik Indonesia, 2000, Undang-undang No.17 Tahun 2000 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor.7 Tahun 1991. Republik Indonesia, 2007, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor .6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Rizky Riyanda Rama Putra, 2014. Pengaruh Sanksi Administrasi Sosialisasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal e-Perpajakan. No.1 Vol.1 Soemarso S. R, 2007. Perpajakan: Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Soemitro, Dewi Kania Sugiharti. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan 1. Bandung: PT Revika Aditama. Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Suyatmin, 2004, Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran PBB Di Semarang. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Thia Dwi Utami, DKK. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu. Jurusan Akuntansi S1. STIE ssMDP.
16