1
PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Gorontalo)
PENDAHULUAN Self assessment system mengharuskan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pepajakanya sendiri yaitu, pendaftaran NPWP, mengisi, menghitung dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak. Kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan system tersebut (Puji Lestari,2010) atau dengan kata lain, sistem ini memberi wewenang, kepercayaan, dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besaran pajak yang harus dibayar (Waluyo dan Ilyas 2000:10) Upaya peningkatan kesadaran dan kepedulian harus menjadi perhatian yang utama. Salah satu wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak adalah dengan cara mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan membayar pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada, apabila memperoleh atau menerima penghasilan. Oleh karena itu pengetahuan pajakpenting dalam meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006:89). Terutama bagi masyarakat secara umum dan wajib pajak khususnya untuk memiliki pengetahuan mengenai sistem perpajakan. Mengingat saat ini pajak sudah merupakan salah satu bagian dari kehidupan bermasyarakat yang sulit
1
2
untuk dihindari misalnya untuk mendapatkan barang/jasa maka akan dikenakan pajak. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan dan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakn, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, (Mardiasmo,2006:20). Wajib pajak terbagi menjadi tiga macam yaitu, wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan, dan wajib pajak pemungut atau pemotong pajak (bendaharawan). Wajib pajak orang pribadi menjadi objek yang dijadikan bahan penelitian ini dikarenakan wajib pajak orang pribadi merupakan wajib pajak dengan jumlah yang sangat banyak namun memiliki tingkat ketidakpatuhan yang tinggi pula. KAJIAN TEORI Pengetahuan
adalah
sesuatu
yang
diketahui
berkaitan
dengan
proses
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Menurut Pusat Bahasa (2011: 1377) pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui yang menyangkut kepandaian dan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Ini berarti pengetahuan perpajakan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan perpajakan yang didapat dari proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh motivasi dan faktor dari luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Kepatuhan dalam Kamus Bahasa Indonesia (Moeliono,1991:737) yaitu sifat patuh atau ketaatan. Kepatuhan dalam hal perpajakan berarti merupakan
3
suatu ketaatan untuk melakukan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak menurut Undangundang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umun Cara Perpajakan pasal 1, ayat (2) yang merupakan perubahan yang terakhir Undang-undang No.6 tahun 1983 yang sebelumnya diubah dengan Undang-undang No.16 tahun 2000 adalah sebagai berikut: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak
merupakan subjek pajak yang memiliki objek pajak sehingga mempunyai kewajiban dibidang perpajakan”. Hipotesis Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Menurut Sugiyono (2011:64) mengemukakan bahwa hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalaha penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara variabel X (pengetahuan perpajakan) terhadap variabel Y (kepatuhan wajib pajak orang pribadi).
4
METODELOGI PENELITIAN Adapun lingkungan studi ini merupakan studi lapangan pada wajib pajak orang pribadi di lingkungan KPP Pratama Gorontalo. Dan waktu penelitian pada bulan Desember sampai selesai. Desain pada penelitian ini dikemukakan bahwa pengetahuan perpajakanmerupakan variabel X mempunyai pengaruh terhadapa kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai variabel Y sesuai dengan hipotesis penelitian, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain Penelitian
Y
X Keterangan: X = Pengetahuan Perpajakan Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Untuk menguji hipotesis, maka ditetapkan variabel penelitian sebagai berikut:
31
a. Variabel Independen atau variabel bebas (X) adalah Pengetahuan Perpajakan b. Variabel Dependen atau terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Berdasarkan kerangka pemikiran, maka operasional variabel adalah sebagai berikut:
5
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Pengetahuan
Tingkatan
Mengetahui
perpajakan
pengetahuan
perpajakan
(kognitif)
Memahami
perpajakan
perpajakan
(Notoatmodjo,
Menggunakan
2005)
perpajakan
fungsi Ordinal
administrasi Ordinal
fasilitas Ordinal
Menguraikan
sanksi Ordinal
perpajakan Mengevaluasi kewajiban Ordinal perpajakan Kepatuhan
Wajib Surat
Pengisian SPT
Ordinal
Pajak
Pemberitahuan Tepat waktu pelaporan Ordinal
Orang Pribadi
(SPT)
SPT
(Undang-
Pelaksanaan
kewajiban
undang No 28 perpajakan tahun
2007, Ketentuan/Undang-
tentang
KUP undang
pasal 1 ayat 2)
sesuai
6
Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi untuk Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 di kota Gorontalo yang terdaftar dan ada di lingkungan KPP Pratama Gorontalo. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribad untuk PPh Pasal 21 yang pengukuhan sebagai WP kurang dari 2 tahun terakhir.Maka ditentukan sampel dengan rumus menurut Rao (1996, dalam Yuli A, Drs. Saryadi, Sari L 2010: 04). n= n= n=
1+
n (
)
n 1 + 2351 (10%) 47 responden
dimana: n
= jumlah sampel
N
= populasi
moe
= margin of error max yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih ditoleransi ( ditentukan 10%) Berdasarkan hal ini, maka untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
efektif,efisien dan dapat mewakili seluruh populasi maka peneliti menggunakan sampling incidental dari metode nonprobability sampling yaitu siapa saja yang kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai
7
sampel, bila dipandang orang yang ditemui tersebut sesuai dengan kriteria dan cocok sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah kuesioner, yaitu suatu tehnik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan pengukuran yaitu spesifik kepada responden. Kuesioner ini digunakan mendapatkan data primer sebagai bahan analisis dan berbagai data lainnya. Analisis Regresi Logistik Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi dengan angka 0 dan 1. Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, meskipun screening data outliers tetap dapat dilakukan. Gambar 3.2 Regresi Logistik
8
Model yang digunakan pada regresi logistik adalah: Log (P / 1 – p) = β0 + β1X1 + β2X2 + …. + βkXk Dimana: P
= kemungkinan bahwa Y = 1, dan
X1, X2, X3
= variabel independen, dan
β
= koefisien regresi.
Mengingat pada penelitian ini hanya terdiri dari variabel variabel independen (X) dan dependen (Y) maka rumus yang digunakan adalah: =2+
Goodness of fit adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk pengujian kebaikan atau kecocokan model yang dipostulatkan dibandingkan dengan data yang diamati. Pengepasan dikatakan baik jika ada kesesuaian antara model dengan data yang diamati. Metode yang digunakan untuk goodness of fit pada data kaegorik adalah metode Pearson, Deviance dan Hosmer-Lemeshow, dengan hipotesis uji: H0
: Model yang dipostutatkan layak
H1
: Model yang dipostulatkan tidak layak.
Interpretasi
regresi
logistik
menggunakan
odds
ratio
(ψ)
atau
kemungkinan. yang menielaskan berapa lipat kenaikan atau penurunan peluang Y = 1, jika nilai variabel penjelas (X) berubah sebesar nilai tertentu. Nilai odds ratio selalu positif. Hubunganantara odds ratio (ψ) dan parameter model (β) adalah : (
)
9
Jika
adalah odds dengan ratio objek dengan nilai
dengan nilai
= .
Jika β> 0 maka odss-ratio akan
akan > 1
Jika β = 0 maka odss-ratio akan
akan = 1
Jika β< 0 maka odss-ratio akan
akan < 1
=
terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, yang masuk ke dalam sampel, kemudian dilakukan pengujian terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner, maka kita dapat melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0.300 Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,500.
10
Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor dikotomi digunakan korelasi point biserial (Drs. Safiuddin Azwar, MA ; Reliabilitas & Validitas ; 2001) dengan rumus sebagai berikut :
PB
Xi X p X 1 p
Dimana : X
: Rata-rata test untuk semua orang
Xi
: Rata-rata pada test hanya untuk orang-orang yang menjawab benar pada item ke-I
P
: Proporsi dari orang yang menjawab benar pada item ke-i
1-P
: Proporsi dari orang yang menjawab salah pada item ke-i
X
: Standar deviasi pada test untuk semua orang, Sama halnya seperti pengujian validitas di atas yang berupa skor dikotomi,
maka untuk uji reliabilitas digunakan
koefisien Reliabilitas Kuder dan
Richadson 20 (Kuder & Richardson, 1937) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N S 2 p1 p R = KR 20 = N 1 S2 Dimana : KR 20
: Koefisien KR 20
11
N
: Jumlah item
S2
:Varians skor keseluruhan
p
: Proporsi yang mendapatkan nilai benar untuk setiap item
(1-p)
: Proporsi yang mendapatkan nilai salah untuk setiap item.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk masing-masing variabel dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Pengetahuan Perpajakan Variabel
Pertanyaan
Nilai-r
Pengetahuan Perpajakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Koefisien Reliabilitas KR-20
Sumber: Hasil Olah Data 2013
r-kritis
Kesimpulan
0.638 0.333 0.354 0.476 0.480 0.310 0.356 0.333 0.378 0.423 0.499 0.356 0.431 0.651 0.402 0.528 0.356 0.478 0.384 0.554
0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.801
0.5
Reliabel
12
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa dari segi ketepatan dalam mengukur, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur tingkat pengetahuan perpajakan telah memiliki ketepatan yang baik. Ini terlihat dari besarnya koefisien validitas yang dihasilkan oleh setiap item pertanyaan yang semuanya diatas 0.3. Sedangkan untuk konsistensi jawaban juga sudah sangat baik. Ini dilhat dari koefisien reliabilitas yang cukup tinggi yakni sebesar 0,801. Nilai koefisien reliabilitas ini menunjukkan hasil pengukuran yang dihasilkan oleh instrumen yang digunakan menunjukkan konsistensi yang cukup baik pada setiap responden. Atau dengan kata lain, persepsi responden mengenai pertanyaan yng digunakan sudah homogen. Tabel 4.4 Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Kepatuhan WP Orang Pribadi Variabel
Pertanyaan
1 2 3 4 5 Kepatuhan 6 Wajib Pajak Orang 7 Pribadi 8 9 10 11 12 Koefisien Reliabilitas KR20
Sumber: Hasil Olah Data 2013
Nilai-r
r-kritis
Kesimpulan
0.436 0.551 0.334 0.747 0.575 0.488 0.340 0.746 0.747 0.414 0.414 0.331
0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.749
0.5
Reliabel
13
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa dari segi ketepatan dalam mengukur, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak telah memiliki ketepatan yang baik. Ini terlihat dari besarnya koefisien validitas yang dihasilkan oleh setiap item pertanyaan yang semuanya diatas 0.3. Sedangkan untuk konsistensi jawaban juga sudah sangat baik. Ini dilhat dari koefisien reliabilitas yang cukup tinggi yakni sebesar 0,749. Nilai koefisien reliabilitas ini menunjukkan hasil pengukuran yang dihasilkan oleh instrumen yang digunakan menunjukkan konsistensi yang cukup baik pada setiap responden. Atau dengan kata lain, persepsi responden mengenai pertanyaan yng digunakan sudah homogen. Tabel 4.5 Model Analisis Regresi Logistik Variables in the Equation Step a 1
X(1) Constant
B 4.025 .693
S.E. 1.134 .500
Wald 12.603 1.922
Sig. .000 .166
Exp(B) 56.000 2.000
a. Variable(s) entered on step 1: X.
Berdasarkan hasil diatas maka model regresi yang dibangun adalah :
Log i 1 i
0, 693 4, 025 X
Interpretasi model regresi diatas adalah : Rata-rata tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak jika seandainya pengaruh dari pengetahuanmengenai perpajakan diabaikan adalah sebesar exp(0,693) = 2,0 kali. Nilai odds ratio yang diatas satu menunjukkan peluang wajib pajak orang pribadi untuk patuh dalam
14
membayar pajak lebih dua kali lebih besar dibandingan dengan peluang mereka untuk tidak patuh. Setiap
peningkatan
pengetahuan
mengenai
perpajakan
akan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar exp(4,025) = 56 kali. Artinya wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakanyang baik akan 20 kali lebih patuh dalam membayar pajak dibandingkan dengan wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan yang rendah. 4.1.4.1 Pengujian Model Regresi Logistik Setelah model didapatkan, langkah selanjutnya adalah menguji model yang kita dapatkan sudah baik atau belum. Artinya, apakah model yang didapatkan bisa dipergunakan untuk memprediksi peluang kawasan atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakan statistik log likelihood yang berdistribusi chisquare dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : 0 1 0 (seluruh koefisien regresi dalam model tidak signifikan/model tidak cocok dengan data) H1 : Minimal satu koefisien regresi signifikan (model cocok dengan data) : 5% Chi-squre (dilambangkan dengan "χ2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai") digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit.
15
Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis chi-square dengan kriteria uji : Tolak Ho jika nilai 2 hitung> 2 tabel atau p-value < dan terima dalam hal lainnya. Dengan menggunakan bantuan SPSS 13.0 diperoleh hasil sebagai berikut ; Tabel 4.6 Pengujian Model Regresi Logistik Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1 Step Block Model
Chi-square 23.818 23.818 23.818
df
1 1 1
Sig. .000 .000 .000
Sumber: Hasil Olah Data 2013 Dari hasil diatas, terlihat nilai Chi-Square hitung sebesar 23,818. Adapun nilai chi-square tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas sebesar 1 (jumlah variabel bebas) adalah sebesar 3,841. Karena nilai chi square hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan chi-square tabel maka Ho ditolak. Atau dengan kata lain model yang diperoleh telah cocok dengan data. Pembahasan Hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dari tingkat pengetahuan mengenai perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak terhadap kepatuhan mereka dalam membayar pajak. Hasil yang diperoleh dari analisis regresi logistik menunjukkan bahwa wajib pajak yang mempunyai pengetahuan perpajakan yang lebih baik cenderung untuk lebih patuh dalam membayar pajak dibandingkan dengan wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan yang rendah. Ini dibuktikan dengan hasil pengujian dengan regresi logistik dimanapengaruh dari pengetahuan mengenai perpajakan
16
diabaikan adalah sebesar exp(0,693) = 2,0 kali. Nilai odds ratio yang diatas satu menunjukkan peluang wajib pajak orang pribadi untuk patuh dalam membayar pajak lebih dua kali lebih besar dibandingan dengan peluang mereka untuk tidak patuh dan peningkatan pengetahuan mengenai perpajakan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar exp(4,025) = 56 kali. Artinya wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakanyang baik akan 20 kali lebih patuh dalam membayar pajak dibandingkan dengan wajib pajak yang memiliki pengetahuan perpajakan yang rendah.Hal ini terlihat pada hasil pertanyaan kuisioner dimana skor (0) untuk tidak patuh pajak lebih besar dibandingkan skor (1) untuk patuh pajak. Sedangkan untuk penguasaan untuk variabel pengetahuan perpajakan nilai Mt = 8,15, ini lebih besar dibandingkan penguasaan untuk variabel kepatuhan wajib pajak yang hanya memiliki nilai Mt = 3,8 (Lampiran 2: Pengujian Validitas dan Reliabilitas). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi serta pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditraik kesimpulan bahwa pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di wilayah Kota Gorontalo, hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis model regresi logistik dengan statistik log likelihood dan uji signifikasi variabel dengan statistik wald yang berdistribusi chi-square, dan pengujian kebaikan model regresi logistik.