JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.1, Juni 2016, 92 - 116 E-ISSN: 2528-0163
92
Persepsi Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dwiyatmoko Pujiwidodo 1,* 1
Program Studi Manajemen Perpajakan; Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta; Jln. Dewi Sartika No. 289 Cawang Jakarta Timur, telp/fax 021-8010836/8010820; e-mail:
[email protected]
. * Korespondensi: e-mail:
[email protected] Diterima: 18 April 2016 ; Review: 25 April 2016 ; Disetujui: 25 Mei 2016 Cara sitasi: Pujiwidodo D. 2016. Persepsi Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Online Insan Akuntan. 1 (1): 92 – 116.
Abstrak: Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah sanksi perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan seberapa besar pengaruh yang diberikan dari sanksi pajak itu sendiri. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Tigaraksa. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan slovin. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 400 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yaitu analisis kuantitatif. Pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 22.0. Pengujian data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, koefisien determinasi, uji hipotesis dan uji analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, dan besarnya pengaruh yang dihasilkan oleh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebesar 0,36% Kata kunci: kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sanksi perpajakan Abstract: One of the factors that influence taxpayer compliance is tax penalties. This study aims to determine whether tax penalties affect the compliance of individual taxpayers and how much influence given of sanctions the tax itself. Population of this study are all individual taxpayer on KPP Pratama Tigaraksa. The sampling technique using slovin approach. Data collection method used was a questionnaire. The sample used in this study was 400 respondents. Data collection techniques used are observation, questionnaire and documentary study. Data analysis method is quantitative analysis. Data processing using SPSS version 22.0. Testing data used are validity, reliability test, normality test, the coefficient of determination, hypothesis testing and simple linear regression analysis test. Results of this study indicate tax penalties affect the compliance of individual taxpayers, and the influence generated by the tax penalty against an individual taxpayer compliance of 0.36%. Keywords: individual tax payer compliance, sanctions tax
Pemerintah melalui Direktorat Jendral
1. Pendahuluan Penerimaan sumber
utama
pembangunan
pajak
merupakan
pembiayaan nasional
dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pajak (DJP) telah menetapkan pajak sebagai
komponen
perencanaan berlanjut,
strategis
pembangunan menghimpun
agar tetap
penerimaan
Copyright@2016. P2M AAK BINA INSANI
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 pajak dalam negeri dari sektor pajak
denda akibat tindakan ilegal dalam
yang mampu menunjang kemandirian
usahanya menyelundupkan pajak.
pembiayaan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
pemerintah
Undang-Undang
berdasarkan
perpajakan
dengan
tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
rumusan masalah yang dibuat adalah : 1. Apakah Persepsi sanksi perpajakan berpengaruh
Sistem pemungutan pajak yang
terhadap
kepatuhan
wajib pajak orang pribadi?
digunakan di Indonesia adalah Self
2. Seberapa kuat pengaruh persepsi
Assesment, dimana wajib pajak diberi
sanksi perpajakan terhadap kepatuhan
wewenang untuk menghitung, menyetor
wajib pajak orang pribadi?
dan melaporkan besarnya pajak yang
Hipotesis yang dibuat adalah sebagai
terutang sesuai dengan jangka waktu
berikut:
yang telah ditentukan dalam peraturan
H1
perundang-undangan perpajakan. Salah
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
satu wajib pajak yang diminta untuk
pajak orang pribadi.
menghitung, menyetor dan melaporkan
H2
besarnya pajak terutang adalah wajib
terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pajak orang pribadi.
pribadi memiliki pengaruh yang kuat.
Pelaksanaan sanksi pajak dapat
:
Persepsi
sanksi
perpajakan
: Persepsi sanksi perpajakan
1.1. Pengertian Persepsi
menyebabkan terpenuhinya kewajiban
Istilah persepsi sering disebut
perpajakan oleh wajib pajak, sehingga
juga dengan pandangan, gambaran atau
wajib pajak akan patuh karena mereka
anggapan. Sebab dalam persepsi terdapat
memikirkan adanya sanksi berat berupa
tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Menurut Slameto (2010:102)
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
93
94
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
“Persepsi
adalah
menyangkut
Proses
masuknya
pesan
yang
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2009,
atau
sanksi pajak dikenakan apabila wajib
informasi kedalam otak manusia, melalui
pajak
persepsi
menerus
Pemberitahuan (SPT) tepat waktu sesuai
dengan
dengan jangka waktu penyampaian SPT
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
atau batas waktu perpanjangan surat
lewat
manusia
mengadakan
terus
hubungan
inderanya
pengelihatan,
menyampaikan
Surat
yaitu
indera
pemberitahuan, dimana jangka waktu
pendengaran,
peraba,
tersebut adalah sesuai dengan pasal 3
perasa dan penciuman”.
ayat 3 dan pasal 3 ayat 4 Undang-
Kehidupan manusia sehari-hari selalu
tidak
berhadapan
dengan
berbagai
Undang Ketentuan Umum Perpajakan No. 16 Tahun 2009 yang berbunyi:
macam rangsangan (stimulus), baik yang
1. Untuk surat pemberitahuan Masa,
menyangkut diri sendiri sebagai mahluk
paling lama 20 (dua puluh) hari
hidup ataupun sebagai mahluk sosial.
setelah akhir Masa pajak.
Rangsangan ini dapat berupa rangsangan
2. Untuk Surat Pemberitahuan tahunan
fisik maupun rangsangan non fisik.
Pajak Penghasilan wajib pajak orang
Reaksi
pribadi, paling lama 3 bulan setelah
terhadap
berbeda-beda
suatu
antara
rangsangan
satu
manusia
dengan manusia yang lain. Hal ini disebabkan individu memberikan
karena
manusia
berbeda, reaksi
akhir tahun pajak. 3. Sanksi perpajakan juga merupakan
secara
pemberian sanksi bagi wajib pajak
jadi
manusia
yang tidak memenuhi kewajibannya
yang
berbeda
sesuai dengan ketentuan peraturan
terhadap suatu rangsangan yang sama.
perundang-undangan perpajakan yang
1.2. Sanksi Perpajakan
berlaku.
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
Dalam
Undang-Undang
95
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 perpajakan dikenal dua macam sanksi
meliputi : Bunga karena pembetulan
yaitu : sanksi Administrasi dan sanksi
SPT,
pidana.
penundaan
Mardiasmo
(2013,47)
mengatakan bahwa Sanksi Administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa bunga dan kenaikan. Berdasarkan UndangUndang Ketentuan Umum Perpajakan No. 16 Tahun 2009, terdapat 3 macam
karena
angsuran
pembayaran,
/
Bunga
karena terlambat membayar, Bunga karena
ada
sebenarnya
selisih
antara
pajak
terutang
dan
pajak
sementara 2) Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang tidak dilakukan
dalam
batas
waktu
pembayaran dengan menggunakan
sanksi administrasi yaitu : a. Denda Administrasi yaitu sanksi pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak yang melanggara ketentuan perundang-
surat tagihan berupa STP, SKPKB atau SKPKBT. 3) Bunga ketetapan yaitu bunga yang
undangan perpajakan b. Sanksi Administrasi berupa bunga,
dimasukkan
dalam
surat
ketetapan pajak tambahan pokok pajak. Bunga ketetapan dikenakan
meliputi : 1) Bunga pembayaran yaitu bunga karena melakukan pembayaran pajak tidak pada waktunya, dan pembayaran tersebut
Bunga
dilakukan
sendiri
tanpa
adanya surat tagihan STP, SKPKB dan SKPKBT. Bunga dibayar dengan menggunakan SSP. Sanksi bunga ini
maksimum 24 bulan c. Sanksi Administrasi Kenaikan adalah sanksi yang paling ditakuti oleh wajib pajak.
Hal
ini
dikarenakan
bila
dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan pada
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
96
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
dasarnya
dihitung
dengan
angka
melakukan
tindak
pidana
yang
presentase tertentu dari jumlah pajak
bersifat pelanggaran maupun bersifat
yang tidak kurang bayar. Jika dilihat dari
kejahatan
penyebabnya, sanksi kenaikan biasanya
b. Pidana kurungan yaitu Pidana yang
dikenakan kepada wajib pajak yang tidak
ditujukan kepada wajib pajak atau
memberikan informasi-informasi yang
pihak ketiga karena melakukan tindak
dibutuhkan dalam menghitung jumlah
pidana yang bersifat pelanggaran.
pajak terutang
Ketentuannya sama dengan yang
Resmi
(2014,73)
mengatakan
bahwa sanksi administrasi berupa denda dikenakan
saat
menyampaikan
wajib SPT
pajak
diancamkan dengan denda pidana. c. Pidana Penjara
yaitu Pidana yang
tidak
ditujukan kepada pejabat dan kepada
(surat
wajib pajak karena melakukan tindak
pemberitahuan) dalam jangka waktu
pidana yang bersifat kejahatan.
yang telah ditetapkan, denda sebesar Rp.
1.3. Kepatuhan Wajib Pajak
100.000 bagi wajib pajak yang telat
Pasal 1 UU No 16 Tahun 2009 tentang
menyampaikan SPT Masa atau bagi
Ketentuan
wajib pajak orang pribadi yang tidak
Perpajakan menyatakan bahwa wajib
menyampaikan
pajak merupakan orang pribadi atau
SPT
tahunan.
Umum
Tata
pembayaran
Cara
Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan
badan,
Umum Perpajakan No. 16 Tahun 2009,
pemotong pajak dan pemungut pajak
terdapat 3 macam sanksi administrasi
yang mempunyai hak dan kewajiban
yaitu :
perpajakan sesuai dengan ketentuan
a. Denda pidana yaitu denda yang
peraturan
dikenakan kepada wajib pajak karena
meliputi
dan
pajak,
perundang-undangan
perpajakan. Muliari dan Setiawan dalam
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Winerungan (2013:964) mendefinisikan
Penelitian
kepatuhan pajak sebagai suatu keadaan
penelitian yang menunjukkan pengaruh
dimana Wajib Pajak memenuhi semua
antara variabel bebas dengan variabel
kewajiban perpajakan dan melaksanakan
terikat.
hak perpajakannya. Chaizi Nasucha
persepsi sanksi perpajakan terhadap
dalam Rahayu (2010:139) mengatakan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi
bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak
pada KPP Pratama Tigaraksa.
dapat dilihat dari :
2. Populasi dan Sampel
1. Kepatuhan
wajib
pajak
dalam
mendaftarkan diri 2. Kepatuhan
kausalitas
Peneliti
merupakan
menguji
pengaruh
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel oleh peneliti adalah
untuk
menyetorkan
kembali
pendekatan
Slovin,
pendekatan
ini
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan
n=N (1 + N.e2)
pembayaran pajak terutang 4. Kepatuhan
dalam
pembayaran
tunggakan 5. Hasil tahunan
Keterangan: N = Jumlah sampel
perbandingan PPh
jumlah
yang
SPT
disampaikan
dengan jumlah wajib pajak terdaftar.
N = Jumlah populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih
dapat
diinginkan.
1. Jenis Penelitian
dalam peneliti ilmu sosial adalah 1%,
penelitian
yang
bersifat
kausalitas.
yang
atau
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk
Presisi
ditolerir
digunakan
5%, 10%. 3. Metode Pengumpulan Data
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
97
98
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
Metode yang digunakan dalam
Skor 1 untuk kategori sangat tidak setuju
penelitian ini adalah kuesioner. Sejumlah
(STS)
pertanyaan
4. Variabel Penelitian
diajukan
dalam
bentuk
kuesioner kemudian responden diminta menjawab
sesuai
dengan
Variabel terikat dalam penelitian
pendapat
ini adalah kepatuhan wajib pajak orang
mereka. Kuesioner dalam penelitian ini
pribadi sedangkan variabel bebas adalah
menggunakan angket tertutup, dimana
sanksi perpajakan.
responden memberikan tanda centang
a. Sanksi Perpajakan (variabel X)
(√) pada kolom yang sesuai. Untuk
Pandangan
tentang
tersebut
mengukur variabel yang akan diteliti
perpajakan
melalui tanggapan responden digunakan
indikator
skala likert. Masing-masing jawaban
Sasmita (2015:8), Tiraada (2013:1004)
pertanyaan kuesioner diberi skor sebagai
serta Muliari dan Setiawan (2011:8-9)
berikut:
yaitu sebagai berikut:
yang
diukur
sanksi dengan
diperkenankan
oleh
Skor 5 untuk kategori sangat setuju (SS) Skor 4 untuk kategori setuju (S) Skor 3 untuk kategori ragu-ragu (RR) Skor 2 untuk kategori tidak setuju (TS), dan Tabel 1. Dimensi Operasional Sanksi Perpajakan (X) Variabel Notasi Indikator Pengukuran Sanksi Sanksi1 Wajib Pajak merasa 5 poin perpajakan bahwa sudah sepantasnya skala likert, 1 poin keterlambatan membayar untuk STS dan 5 pajak tidak diampuni dan poin untuk SS. harus dikenakan bunga Sanksi2 Denda sebesar 2% per bulan adalah wajar
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Sanksi3
Pelaksanaan sanksi denda terhadap Wajib Pajak yang lalai oleh petugas pajak tepat pada waktunya Sanksi4 Perhitungan pelaksanaan sanksi denda bunga terhadap Wajib Pajak yang lalai membayar pajak dilakukan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan Sanksi5 Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi Sanksi6 Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat Sanksi7 Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan Sanksi8 Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak Sanksi9 Pengenaan sanksi atas pelanggar pajak dapat dinegosiasikan Sanksi10 Untuk Surat Pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak
b. Kepatuhan Wajib Pajak (variabel terikat)
indikator
yang
diperkenalkan
oleh
Sasmita (2015:7), Tiraada (2013:1002)
Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian
serta Muliari dan Setiawan (2011:5),
ini
yaitu sebagai berikut :
diukur
dengan
menggunakan
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
99
100
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
Tabel 2. Dimensi Operasional Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) Variabel Notasi Indikator Pengukuran Kepatuhan Patuh1 Secara umum dapat 5 poin Wajib Pajak dikatakan bahwa Wajib skala likert, 1 poin Pajak paham dan untuk STS dan 5 berusaha memahami poin untuk SS. Undang-Undang Perpajakan Patuh2 Wajib Pajak selalu mengisi formulir pajak dengan benar Patuh3 Wajib Pajak selalu menghitung pajak dengan jumlah yang benar Patuh4 Wajib Pajak selalu membayar tepat pada waktunya Patuh5 Wajib pajak selalu melapor tepat pada waktunya Patuh6 Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir Patuh7 Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak Patuh8 Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir Patuh9 Penyampaian SPT Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk Masa pajak dari januari sampai november tidak lebih dari Masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut Patuh10 Wajib pajak tidak pernah mendapat surat teguran (Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
5.
Konsep Dasar Perhitungan Penulis menggunakan beberapa
sebaliknya
rhitung < rtabel maka item
tersebut tidak valid.
pengujian yang dibantu oleh program
Uji reliabilitas digunakan untuk
SPSS versi 22. Pengujian dilakukan
mengukur
bahwa
sebagai berikut :
digunakan
benar-benar
a.
kesalahan, sehingga diharapkan dapat
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk
digunakan
instrumen
dengan
yang
bebas
aman
dari
karena
mengukur sejauh mana instrumen yang
instrumen yang reliabel akan akurat,
digunakan benar-benar mengukur apa
dapat bekerja dengan baik pada waktu
yang seharusnya diukur. Uji validitas
yang berbeda-beda dan dalam kondisi
dilakukan untuk mengukur sah atau
yang
valid tidaknya suatu kuesioner mampu
dilakukan
dengan
mengungkapkan sesuatu yang diukur
koefisien
cronbach
kuesioner tersebut. Sebelum dibagikan
bantuan SPSS, jika nilai cronbach alpha
kepada responden, peneliti terlebih
lebih besar dari 0,6 maka instrumen
dahulu melakukan uji pendahuluan
dinyatakan
(pilot test). Untuk melihat validitas dari
keandalan kurang dari 0,40 dianggap
masing-masing digunakan
berbeda-beda
pula.
Uji
menggunakan alpha
reliabel.
ini
Secara
dengan
umum,
item
kuesioner
buruk, keandalan dalam kisaran 0,40-
corrected
item-total
0,60 sedang (cukup) dan lebih dari 0,60
correlation yang terdapat dalam print
adalah baik, Arikunto (2010:319).
out SPSS versi 22.0. Jika rhitung > rtabel
b. Uji Normalitas
maka dapat dikatakan valid tapi jika
Priyanto mengungkapkan
(2011:277) Uji
normalitas
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
101
102
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
digunakan untuk mengetahui apakah
R2 berkisar antara 0 sampai 1 atau 0
dalam model regresi kedua variabel
sampai -1. Jika nilai R2 semakin
yang ada yaitu variabel bebas dan
mendekati satu maka model yang
terikat mempunyai distribusi data yang
diusulkan
normal atau mendekati normal. Alat
semakin
yang digunakan dalam uji ini adalah
dependen (Y) yang dapat dijelaskan
Kolmogorov-Smirnov.
ini
oleh variabel independen (X). Untuk
digunakan untuk memberikan angka-
mengetahui besar pengaruh variabel
angka
independen
yang
lebih
Alat
uji
detail
untuk
dikatakan tinggi
(X)
baik
variasi
terhadap
karena variabel
variabel
menguatkan apakah terjadi normalitas
dependen (Y) dapat diketahui dari nilai
atau
yang
R-square (R2) yang terdapat dalam tabel
digunakan. Normalitas terjadi apabila
model summary hasil dari analisa data
hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov lebih
SPSS.
dari 0,05.
determinasi adalah sebagai berikut:
c. Uji Koefisien Determinasi
KD = R2 x 100%
tidak
dari
data-data
Menurut Arikunto (2010:221)
Persamaan
untuk
Keterangan:
uji koefisien determinasi mencerminkan
KD = Koefisien Determinasi
besarnya pengaruh perubahan variabel
R
independen (X) dalam menjalankan
koefisien
= Koefisien Korelasi Dasar pengambilan keputusan
perubahan pada variabel dependen (Y)
adalah sebagai berikut :
secara bersama-sama, dengan tujuan
Apabila nilai R2 > 0,50 artinya tidak ada
untuk
hubungan antara variabel bebas (X)
mengukur
kebenaran
dan
kebaikan hubungan antar variabel dalam
terhadap variabel terikat (Y).
model yang digunakan. Besarnya nilai
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Apabila nilai R2 < 0,50
artinya ada
untuk mengetahui bagaimana hubungan
hubungan antara variabel bebas (X)
antara variabel independent (X) dan
terhadap variabel terikat (Y).
variabel dependent (Y), dari persamaan
d. Uji Hipotesis (Uji t)
tersebut
Uji
statistik
t-test
diketahui
besarnya
dasarnya
kontribusi variabel X terhadap variabel
menunjukkan seberapa jauh pengaruh
Y yang ditunjukkan oleh hubungan
satu variabel penjelas secara individual
yang
dalam menerangkan variasi variabel
persamaan
terikat.
mempunyai hubungan fungsional antara
Jika, thitung > ttabel maka H0 ditolak
kedua variabel tersebut. Persamaan
artinya ada hubungan yang signifikan
umum regresi linear sederhana adalah
antara
sebagai berikut:
variabel
pada
dapat
bebas
(X) dengan
dinyatakan
matematika
variabel terikat (Y).
Y = a + bX
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima yang
Keterangan :
artinya
Y = Variabel Terikat
tidak
ada
hubungan
yang
signifikan antara variabel bebas (X)
a = Konstanta
dengan variabel terikat (Y).
b
Dengan
tingkat
kepercayaan
untuk pengujian hipotesis adalah 95%
Uji
Analisis
Koefisien
regresi
bentuk yang
yang
menunjukkan besarnya pengaruh X terhadap Y
atau (α) = 0,05. e.
=
dalam
sedangkan untuk nilai konstanta Regresi
Linear
Sederhana Menurut Sugiyono (2010:204)
a
dan
b
ditentukan
dengan
menggunakan
persamaan
sebagai
berikut:
Analisis regresi sederhana digunakan
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
103
104
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
a=
(∑Y) (∑X2) – (∑X) (∑XY) n(∑X2) – (∑X)2
b = n(∑XY) - (∑X) (∑Y) n(∑X2) – (∑X)2
orang pribadi. KPP Pratama Tigaraksa meliputi
Balaraja,
Cikupa,
Cisauk,
Cisoka, Curug, Gunung Kaler, Jambe, Jayanti, Kelapa Dua, Kresek, Kronjo,
Keterangan :
Legok,
Y = Variabel Terikat (dependent)
Panongan,
X = Variabel Bebas (independent
Tigaraksa
a = Konstanta yang merupakan nilai Y
Perhitungan jumlah sampel dengan
jika X bernilai nol (0)
batas kesalahan 5% dalam penelitian ini
b = Koefisien arah regresi, berupa
adalah:
penambahan atau pengurangan bagi Y
n=
n = Jumlah data yang digunakan
Mekarbaru, Solear,
Pagedangan,
Sukamulya
dan
48.204 1 + 48.204 (5%)2
n = 48.204 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Data Penelitian
121.51 n = 396.70 dibulatkan menjadi 400
A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
B. Karakteristik Responden
seluruh Wajib Pajak orang pribadi yang
Berdasarkan data yang telah terkumpul
menyetorkan pajak penghasilan pada
maka responden Wajib Pajak Orang
KPP Pratama Tigaraksa pada tahun
Pribadi pada KPP Pratama Tigaraksa
2014 yaitu sebanyak 48.204 wajib pajak
sebagai berikut :
Tabel 3. Karakteristik Responden Data Deskriptif Keterangan 18 – 30 tahun Umur 31 – 40 tahun ≥ 40 tahun jenis kelamin Laki-laki (Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
Jumlah 222 114 64 219
persentase 55,5% 28,5% 16% 54,75%
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Perempuan ≤ Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 - Rp. 4.999.999 Rp. 5.000.000 - Rp. 9.999.999 Rp. 10.000.000 - Rp. 19.999.999 ≥ Rp. 20.000.000 1770 1770-S 1770-SS
Penghasilan
Jenis SPT
181 0 164 161 75 0 75 160 165
45,25% 0% 41% 40,25% 18,75% 0% 18,75% 40% 41,25%
C. Data Hasil Kuesioner Variabel X (Sanksi Perpajakan) Tabel 4. Ringkasan Hasil Kuesioner Variabel X Skor Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Raguragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Sanksi 1 Sanksi 2 Sanksi 3 Sanksi 4 Sanksi 5 Sanksi 6 Sanksi 7 Sanksi 8 Sanksi 9 Sanksi 10
153 98 65 70 201 78 191 84 40 40
164 209 152 157 127 141 141 147 120 176
72 83 139 134 54 137 55 128 157 138
11 10 43 39 16 43 12 41 82 46
1 2 1 1 1 -
400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
D. Data Hasil Kuesioner Variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi) Tabel 5. Ringkasan Hasil Kuesioner Variabel Y Skor Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Raguragu
Tidak Setuju
Sangat Setuju
Patuh 1 Patuh 2 Patuh 3 Patuh 4 Patuh 5 Patuh 6 Patuh 7 Patuh 8 Patuh 9 Patuh 10
92 54 48 64 85 106 71 74 15 110
175 156 150 129 138 165 163 178 121 176
101 112 146 129 112 105 139 115 149 105
30 74 50 74 63 24 27 29 112 4
2 4 6 4 2 4 3 5
Tidak
Jumlah
400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
105
106
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
3.2.
Analisis
Pengaruh
Sanksi
untuk
mengetahui
validitas
dan
Perpajakan (X) Terhadap Kepatuhan
reliabilitas tiap butir pertanyaan
Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
1. Uji Validitas
A. Uji Kualitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur
Penulis telah melakukan pengujian
valid tidaknya suatu kuesioner dalam
kepada
hal
150
responden
untuk
mengungkapkan
sesuatu
yang
mengetahui apakah pertanyaan yang
diukur oleh kuesioner tersebut. rtabel
digunakan
untuk
yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan dalam penelitian. Untuk
adalah sebesar 0,159 (150 responden
melihat validitas dari masing-masing
dengan taraf signifikan 5%). Hasil dari
item
uji validitas untuk variabel Sanksi
kuesioner,
corrected dalam
valid
atau
maka
item-total
print
out
tidak
yang SPSS
digunakan terdapat kemudian
Perpajakan
(X)
yang
menggunakan SPSS versi 22.
hasilnya dibandingkan dengan rtabel Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sanksi Perpajakan (X) Scale Corrected Item-Cronbach's Scale Mean ifVariance ifTotal Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted sanksi 1 34.4667 24.089 .399 .811 sanksi 2 34.6933 24.107 .425 .808 sanksi 3 35.0067 22.195 .579 .792 sanksi 4 35.2333 22.287 .524 .798 sanksi 5 34.5533 22.558 .443 .808 sanksi 6 35.2600 21.845 .549 .795 sanksi 7 34.6200 23.620 .432 .808 sanksi 8 35.2267 21.599 .590 .790 sanksi 9 35.6333 21.469 .603 .789 sanksi 10 35.1667 23.898 .430 .808 Sumber : Hasil Penglohan Data (2015)
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
diolah
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.1, Juni 2016, 92 - 116 E-ISSN: 2528-0163
1
Berdasarkan
tabel
masing-masing
6
item
dapat
dilihat
0,159.
dari
sanksi
seluruh item pernyataan yang digunakan
perpajakan diketahui nilai corrected
Dapat
disimpulkan
bahwa
dalam penelitian ini adalah valid.
item-Total Correlation lebih besar dari
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) Scale Mean if ItemScale Variance ifCorrected Item-Cronbach's Alpha Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted patuh 1 34.1200 35.771 .505 .878 patuh 2 34.0733 33.612 .781 .857 patuh 3 34.2133 33.645 .747 .859 patuh 4 34.0533 32.950 .767 .857 patuh 5 33.9267 33.773 .749 .859 patuh 6 33.8133 35.629 .679 .866 patuh 7 34.0067 36.181 .577 .872 patuh 8 34.0467 36.058 .480 .880 patuh 9 34.4533 37.270 .493 .877 patuh 10 33.9733 37.449 .368 .888 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat
Uji
reabilitas
masing-masing item dari Kepatuhan
mengukur
Wajib Pajak Orang Pribadi diketahui
bahwa
indikator
digunakan
yang
untuk
digunakan
nilai corrected item-Total Correlation
benar-benar bebas dari kesalahan. Sama
lebih
ini
seperti pengujian validitas, pada uji
menjelaskan seluruh item pernyataan
reliabilitas ini juga menggunakan uji
yang digunakan dalam penelitian ini
coba sampel sebanyak 150 responden.
adalah valid. Kesimpulan menunjukkan
Uji
seluruh indikator yang digunakan dalam
koefisien cronbach’s alpha dengan
penelitian
bantuan SPSS versi 22, jika nilai
besar
dari
ini
digunakan.
0,159.
valid
Hal
dan
dapat
ini
dilakukan
menggunakan
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6
2. Uji Reabilitas
Copyright@2016. P2M AAK BINA INSANI
108
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
maka
indikator
yang
digunakan
dinyatakan reliabel.
Tabel 8 : Hasil Uji Reabilitas Cronbach's Variabel Keterangan Alpha X .817 Reliabel Y .881 Reliabel
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
bahwa nilai cronbach’s alpha dari
nilai variabel penggangu terdistribusi
variabel sanksi perpajakan (X) adalah
normal atau mendekati normal dengan
0,817 dan kepatuhan wajib pajak orang
statistik kolmogorov-smirnov. Distribusi
pribadi (Y) adalah 0,881. Dengan
data dinyatakan normal apabila nilai p
demikian diketahui
(Assymp.Sig)
nilai cronbach’s
dari
One
Sample
alpha semua variabel lebih besar dari
Kolmogorov-Smirnov Test > 0,05 dan
0,60,
disimpulkan
sebaliknya apabila nilai p (Assymp.Sig)
indikator variabel sanksi perpajakan (X)
dari One Sample Kolmogorov-Smirnov
dan kepatuhan wajib pajak (Y) semua
Test < 0,05 maka distribusi data tidak
dinyatakan handal atau dapat dipercaya
normal. Berikut ini dapat dilihat hasil
sebagai alat ukur variabel
uji normalitas Kolmogorov-Smirnov:
sehingga
dapat
B. Uji Normalitas Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N 400 a,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 5.62370003 Most Extreme Differences Absolute .039 Positive .027 Negative -.039 Test Statistic .039 Asymp. Sig. (2-tailed) .158c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. (Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
Hasil
uji
menunjukkan
nilai
dari
ini berdistribusi normal. Sedangkan
koefisien Asymp. Sig (2-tailed) adalah
hasil uji P-plot dapat dilihat pada
0,158 lebih besar dari pada nilai
gambar 1 berikut ini :
signifikan 0,05 sehingga data penelitian
Gambar 1 : Hasil Uji Normalitas P-plot Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat
Uji
bahwa
mengetahui
distribusi
mengikuti
data
menyebar
Determinasi
digunakan
seberapa
kuat
untuk persepsi
garis diagonal, sehingga
sanksi perpajakan (X) mempengaruhi
dapat disimpulkan bahwa model regresi
kepatuhan wajib pajak orang pribadi
yang
(Y). Dalam Uji Koefisien Determinasi
digunakan
regresi
yang
perpajakan
untuk
persamaan
mengukur
(Independent
sanksi variable)
ini
penulis
menentukan
hipotesis
sebagai berikut:
terhadap Kepatuhan wajib pajak orang
Ho : Tidak ada hubungan antara
pribadi (Dependent variable) dalam
Persepsi sanksi perpajakan terhadap
penelitian ini memiliki distribusi data
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
yang normal
Ha :Ada hubungan antara Persepsi
C. Uji Koefisien Determinasi
sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
109
110
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
Apabila nilai R2 > 0,50 maka Ho
Berdasarkan hipotesis diatas, maka
2.
untuk mengetahui kuat atau lemahnya
diterima dan Ha ditolak
pengaruh yang dimiliki persepsi sanksi
Berdasarkan
perpajakan terhadap kepatuhan wajib
menggunakan SPSS versi 22, maka
pajak orang pribadi maka penulis
hasil uji koefisien determinasi dapat
membuat kriteria sebagai berikut :
dilihat pada tabel berikut :
1.
pengolahan
data
Apabila nilai R2 < 0,50 maka Ho
ditolak dan Ha diterima Tabel 10 : Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 .190a .036 .034 a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan b. Dependent Variable : Kepatuhan WP OP
Std. Error Estimate 5.63076
of
the
Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa
kepatuhan wajib pajak orang pribadi
nilai R2 yang diperoleh adalah sebesar
(Y) memiliki pengaruh yang lemah
R2
yaitu sebesar 0,36%, sedangkan sisanya
0,036,
karena
<
0,05
maka
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
dipengaruhi oleh variabel lain.
diterima yang artinya ada hubungan
D. Uji Hipotesis (Uji t)
antara
terhadap
Uji t bertujuan utuk mengetahui apakah
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
variabel bebas Sanksi Perpajakan (X)
Dari hasil tersebut dapat diperoleh
berpengaruh terhadap variabel terikat
bentuk
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
sanksi
perpajakan
persamaan
Koefisien
Determinasi yaitu : KD = 0,036 x
(Y).
100%. Hal ini menunjukkan bahwa
Penulis menentukan hipotesis dalam uji
persepsi sanksi perpajakan (X) terhadap
t sebagai berikut:
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Ho : Persepsi Sanksi Perpajakan (X)
maka penulis membuat kriteria sebagai
tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
berikut :
Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
1.
Ha : Persepsi Sanksi Perpajakan (X)
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib
2.
Pajak Orang Pribadi (Y)
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hipotesis diatas, untuk
Berdasarkan
mengetahui apakah model regresi yang
menggunakan software SPSS versi 22,
digunakan
maka dapat dilihat hasil sebagai berikut
yaitu
Persepsi
Sanksi
Perpajakan (X) berpengaruh terhadap
Apabila nilai signifikansi < 0,05
Apabila nilai signifikansi > 0,05
pengolahan
data
:
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Tabel 11 : Hasil Uji t Persepsi Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 27.671 2.207 12.540 .000 Sanksi .222 .058 .190 3.854 .000 Perpajakan a. Dependent Variable : Kepatuhan WP.OP Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib
nilai probabilitas 0,000, karena nilai
Pajak Orang Pribadi.
signifikansi < 0,05 maka keputusannya
Berdasarkan hasil dari uji t tabel 11,
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi,
dapat diketahui nilai thitung yang akan
karena Ho ditolak dan Ha diterima
dibandingkan dengan ttabel, maka kriteria
maka kesimpulan yang dapat ditarik
yang dibuat oleh penulis adalah sebagai
adalah
berikut:
Persepsi
Sanksi
Perpajakan
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
111
112
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
1. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak
Perpajakan
dan Ha diterima.
berpengaruh
terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
2. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima
secara signifikan.
dan Ha ditolak.
E. Hasil Regresi Sederhana
Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa
Analisis
nilai thitung sebesar 3,854, sedangkan
persamaan regresi linear sederhana yang
nilai ttabel dengan derajat kebebasan 398
tujuannya
dan tingkat signifikan 0,05 adalah
bagaimana pengaruh antara Persepsi
sebesar 1,965. Karena thitung 3,854 > ttabel
Sanksi
1,965 maka keputusannya adalah Ho
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan
(Y). Berikut dapat dilihat hasil dari
yang dapat
analisis regresi linear sederhana :
hipotesis
ditarik dari
adalah
hasil
Persepsi
uji
ini
menjelaskan
adalah
Perpajakan
untuk
(X)
hasil
melihat
terhadap
Sanksi
Tabel 12 : Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficients
a
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 27.671
Standardized Coefficients
Sig.
Beta 12.54 .000 0
2.207
sanksi .222 .058 perpajakan a. Dependent Variable kepatuhan WP OP
t
.190
3.854 .000
:
Tabel 12 menunjukkan nilai konstanta a
sederhana yaitu : Y = 27,671 + 0,222.
sebesar 27,671 dan nilai koefisien b
Persamaan yang dibentuk dari hasil uji
adalah 0,222, maka dapat diperoleh
regresi
bentuk
menggunakan SPSS versi 22 sama
persamaan
regresi
linear
linear
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
sederhana
dengan
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 dengan persamaan yang didapat oleh
1. Hasil uji normalitas kolmogrov-
penulis berdasarkan perhitungan manual
smirnov pada tabel 9, didapatkan
yang sudah dijelaskan pada penjelasan
nilai Asymp.Sig sebesar 0,158, nilai
sebelumnya. pada persamaan regresi
ini lebih besar dari signifikan 0,05
tersebut
dan berdasarkan uji p-plot pada
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut :
gambar 1 terlihat bahwa distribusi
1. Nilai konstanta a sebesar 27,671
data
menyebar
mengikuti
garis
dapat diartikan jika persepsi sanksi
diagonal. Jadi kesimpulannya adalah
perpajakan (X) nilainya adalah nol
data
(0), maka tingkat kepatuhan wajib
berdistribusi normal.
pajak orang pribadi (Y) adalah sebesar 27,671.
dalam
penelitian
ini
2. Hasil uji koefisien determinasi pada tabel
10
menunjukkan
bahwa
2. Nilai koefisien b sebesar 0,222 dapat
hipotesis yang digunakan yaitu Ho
diartikan jika setiap peningkatan
ditolak dan Ha diterima yang artinya
persepsi
(X)
ada hubungan antara persepsi sanksi
sebesar 1, maka tingkat kepatuhan
perpajakan (X) terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi (Y) akan
wajib pajak orang pribadi (Y).
meningkat sebesar 0,222.
Persamaan
sanksi
perpajakan
koefisien
determinasi
yang diperoleh adalah KD = 0,036 x 4. Kesimpulan
100%, ini berarti persepsi sanksi
Kesimpulan yang dapat diambil dari
perpajakan (X) terhadap kepatuhan
penelitian tentang pengaruh Persepsi
wajib
sanksi perpajakan terhadap kepatuhan
memiliki pengaruh yang lemah yaitu
pajak
orang
pribadi
(Y)
Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebagai berikut : (Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
113
114
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
sebesar 0,36%, sedangkan sisanya
persepsi sanksi perpajakan adalah
dipengaruhi oleh variabel lain.
nol (0) maka kepatuhan wajib pajak
3. Hasil uji t pada tabel 11 variabel persepsi
sanksi
perpajakan
terhadap
kepatuhan
orang pribadi adalah sebesar 27,671.
(X)
Untuk nilai koefisien regresi yaitu
pajak
0,222 artinya apabila persepsi sanksi
orang pribadi (Y), persepsi sanksi
perpajakan mengalami peningkatan 1
perpajakan
satuan maka kepatuhan wajib pajak
wajib
memiliki
nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 maka model
persamaan
regresi
akan meningkat sebesar 0,222.
yang
digunakan dalam penelitian ini dapat
Referensi
diterima. Nilai thitung = 3,854 >
Arikunto
S.
2010.
(Edisi
Revisi).
ttabel 1,965 yaitu Ho ditolak dan Ha
Jakarta. Rineka Cipta. Prosedur
diterima. Maka kesimpulan yang
Penelitian : Suatu Pendekatan
dapat ditarik adalah persepsi sanksi
Praktik. 319
perpajakan terhadap
memiliki kepatuhan
pengaruh
wajib
pajak
orang pribadi pada KPP Pratama Tigaraksa secara signifikan.
Mardiasmo.
2013.
Perpajakan.
Yogyakarta: Andi. 47 Muliari NK. 2011. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan
4. Hasil persamaan persamaan analisis
Kesadaran Wajib Pajak pada
regresi sederhana yang didapat dari
Kepatuhan Pelaporan Wajib
tabel 12 yaitu : Y = 27,671 +
Pajak Orang Pribadi di Kantor
0,222X.
persamaan
Pelayanan
Pajak
Pratama
konstanta
Denpasar
Timur.
Jakarta:
Berdasarkan
diatas
diketahui
adalah
27,671,
nilai artinya
apabila
Jurnal EMBA. Vol. 6, No. 1
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116 Januari
2011.
Diambil
dari:http://ejournal.unpand.ac.i
dari:http://ojs.unud.ac.id/index.
d//index.php/AKS/article/view/
php/jiab/article/view/2641. (29
209. (29 April 2015): 7-8
April 2015): 5-9
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
Priyatno D. 2011. Cetakan Pertama.
Faktor
Yogyakarta: Mediakom. Buku
Mempengaruhinya.
Saku Analisis Data dengan
Rineka Cipta. 102
SPSS. 277
Perpajakan, Teori dan Teknis Perhitungan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu. 139
Jakarta:
Salemba
Empat. 73. SNA.
Tiraada
TAM.
2013.
Perpajakan,
Sanksi
Fiskus
Kepatuhan
Kesadaran Pajak, Terhadap
WPOP
di
Kabupaten Minahasa Selatan. Jakarta: Jurnal EMBA. Vol. 1,
2015.
Pemahaman
Bisnis. Bandung: Alfabeta. 204
Sikap
Resmi S. 2014: Perpajakan Teori dan Kasus.
Jakarta:
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Rahayu SK dan Suhayati, E. 2010.
Sasmita
yang
Pengaruh
Wajib
Pajak,
No. 3 September 2013, Hal. 999-1008.
Diambil
dari:
Pelayanan Fiskus, Kesadaran
http://ejournal.unsrat.ac.id/inde
Wajib Pajak Pemilik Usaha
x.php/emba/article/view/2305/
Kecil
1859. (29 April 2015): 1002-
Menengah
Pelaporan Perpajakan
dalam Kewajiban
di
Semarang.
1004 Undang-Undang Republik
Indonesia
Jakarta: Jurnal EMBA. Vol. 1,
No.16 Tahun 2009 Tentang
No. 1 Febuari 2015. Diambil
Ketentuan Umum Tata Cara
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…
115
116
E-ISSN: 2528-0163; 92 - 116
Perpajakan
(KUP)
sebagaimana
telah
diubah
terakhir. Jakarta. Winerungan
OL.
2013.
Sosialisasi
Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan
Sanksi
Perpajakan
Terhadap Kepatuhan WPOP Di KPP Manado dan KPP Bitung. Jakarta: Jurnal EMBA Vol. 1 No.
3
September
2013.
Diambil dari:http://ejournal.unsrat.ac,id/ index.php/emba/download/230 1/1855. (29 April 2015): 964
(Dwiyatmoko Pujiwidodo) Persepsi Sanksi Perpajakan…