PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA JAKARTA KEMBANGAN
Rika Rahmadian, Murtedjo Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone 085715322231
[email protected]
ABSTRACT This study examines the level of compliance of individual by using several independent variables such as awareness of the taxpayer, the service tax authorities and tax sanction. The purpose of this study was to analyze the influence of awareness of the taxpayer, the service tax authorities and tax sanctions against an individual taxpayer.This study used primary data with a survey method using questionnaires media. The population in this study is individual taxpayers listed in KPP Pratama Jakarta Kembangan. Based on data from KPP Pratama Jakarta Kembangan, until the end of 2011 there were 54 087 individual taxpayers were registered in KPP Pratama Jakarta Kembangan. Not all population have been used in this study to the time and cost efficiency. Therefore, carried out the sampling. Sampling was done by simple random sampling method. The number of sample is 100 people. Data analysis techniques used in this study is the technique of multiple regression analysis. Based on the results of the analysis undertaken concluded that awareness of the taxpayer, the service tax authorities and tax sanction have a positive and significant impact on taxpayer compliance. Keywords:
Taxpayer Compliance, Taxpayer Awareness, Service tax authorities, and Tax Sanction.
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan menggunakan beberapa variabel bebas seperti kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survei dengan menggunakan media kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Berdasarkan data dari KPP Pratama Jakarta Kembangan,
hingga akhir tahun 2011 terdapat 54.087 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Tidak semua jumlah tersebut menjadi objek dalam penelitian ini guna efisiensi waktu dan biaya. Oleh karena itu, dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak
PENDAHULUAN Indonesia sebagai Negara berkembang, terus melakukan pembangunan nasional untuk menjadi Negara yang lebih maju, sesuai dengan tujuan nasioanl Negara Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan pembangunan nasional, yaitu kegiatan yang berlangsung secara terus menerus yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi dalam melaksanakan pembangunan nasional, masalah pembiayaan menjadi sangat vital. Pembiayaan ini direalisasikan ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Dalam APBN untuk memenuhi kebutuhan dana, pemerintah mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. Sumber dana luar negeri bergantung kepada pihak luar negeri yang berada diluar kemampuan pemerintah untuk dapat mengontrolnya. Sumber dana dalam negeri seperti migas, nonmigas, serta dengan pajak. Untuk meningkatkan penerimaan pajak, maka pemerintah tidak berhenti melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak. Ekstensifikasi adalah upaya mencari wajib pajak yang tersembunyi, sedangkan intensifikasi adalah upaya untuk meningkatkan pelayanan, pemeriksaan, dan penagihan pajak. Peran pajak semakin strategis terutama pada saat kondisi ekonomi yang melemah seperti saat ini. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Dalam undang – undang perpajakan juga sudah jelas bahwa kewajiban para wajib pajak adalah membayar pajak, jika tidak memenuhi kewajiban tersebut maka wajib pajak dapat dikenakan sanksi. Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Harjanti (2012) menemukan bahwa kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) juga menemukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Denpasar Timur. Penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak terutama kepatuhan formal wajib pajak pribadi ini menggunakan variabel bebas dan sampel. Dalam penelitian Supadmi (2010) disebutkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan fiskus yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Keramah tamahan petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut. Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam Undang–Undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting bagi Wajib Pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian, diharapkan agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam bentuk skripsi dengan judul “ PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG DI KPP PRATAMA JAKARTA KEMBANGAN “.
RUMUSAN MASALAH Adapun masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan? 2. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan? 3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan?
TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. 2. Menganalisis apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. 3. Menganalisis apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan.
METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan. Karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis (kuantitatif). 2. Dimensi waktu risetnya melibatkan banyak waktu tertentu dan banyak sampel. 3. Kedalaman risetnya adalah kurang mendalam akan tetapi tingkat generalisasinya tinggi ( studi statistik). 4. Metode pengumpulan datanya adalah dengan kontak langsung (kuesioner) dan studi kepustakaan. 5. Lingkungan riset adalah lingkungan rill (field research). 6. Unit analisisnya adalah individual. Setiap orang yang terdaftar sebagai wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. 7. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
ANALISIS DAN BAHASAN Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dapat dilihat melalui profil responden. Profil responden pada penelitian ini meliputi kepemilikan NPWP, jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Pada tabel 4.1 dapat dilihat ringkasan dari profil responden. Tabel 4.1. Profil Responden
Data Deskriptif Kepemilikan NPWP Jenis Kelamin
Usia
Jenis Pekerjaan
Tingkat Pendidikan
Keterangan
Jumlah
%
Ya Tidak Laki-Laki Perempuan Antara 25-35 th Antara 36-45 th Antara 46-55 th Diatas 56 th PNS Karyawan Pegawai BUMN Wirausaha SMA S1 S2 Lainnya
92 8 68 32 64 33 2 1 12 81 2 5 23 53 12 12
92% 8% 68% 32% 64% 33% 2% 1% 12% 81% 2% 5% 23% 53% 12% 12%
Sumber :Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkantabel 4.1 maka dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden memiliki NPWP (92%) dan sisanya 8% tidak memiliki NPWP.Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (68%) dan sisanya 32% berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari usianya sebagian besar responden berusia antara 25-35 tahun (64%), sementara itu sebanyak 33% responden berusia antara 36-45 tahun, 2% antara 46-55 tahun dan sisanya yaitu 1% berusia diatas 56 tahun. Dilihat dari jenis pekerjaan, sebagaian besar responden bekerja sebagai karyawan yaitu 81%, sebanyak 12% sebagai PNS, 5% sebagai wirausaha dan sisanya 2% sebagai pegawai BUMN. Berdasarkan tingkat pendidikannya dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 (53%), 23% berpendidikan SMA, 12% berpendidikan S2, dan 12% berpendidikan lain-lain.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data dari masing – masing variabel berupa mean (rata – rata), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kesadaran_wp Pelayanan_fiskus Sanksi_pajak
100 100 100
10 8 8
25 35 30
18.62 22.17 19.08
3.736 4.095 3.722
Kepatuhan_wp
100
10
25
18.01
3.778
Valid N (listwise)
100
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Tabel 4.2 menggambarkan deskripsi variabel – variabel dalam penelitian ini secara statistik.Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah data yang dianalisa sebanyak 100. Variabel kesadaran wajib pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 10 dan nilai maksimum adalah sebesar 25, nilai rata – rata sebesar 18.62 dan standar deviasi sebesar 3.736. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dengan cukup baik. Variabel pelayanan fiskus menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 8 dan nilai maksimum adalah sebesar 35, nilai rata – rata sebesar 22.17 dan standar deviasi sebesar 4.095. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki persepsi yang relatif baik atau positif terhadap pelayanan fiskus yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Variabel sanksi pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 8 dan nilai maksimum adalah sebesar 30, nilai rata – rata sebesar 19.08dan standar deviasi sebesar 3.722. Halini menunjukan bahwa responden setuju terhadapsanksi pajak yang dikenakan kepada wajib pajak yang melalaikan kepatuhan perpajakannya. Variabel kepatuhan wajib pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 10 dan nilai maksimum adalah sebesar 25, nilai rata – rata sebesar 18.01dan standar deviasi sebesar 3.778.Hasil inimenunjukan bahwa responden merupakan wajib pajak yang patuh. Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.Suatu butir pertanyaan dapat dikatakan valid jika nilai rhitung ≥ rtabel.Nilai r tabel product moment dengan signifikansi 5%. Selain itu, pertanyaan dikatakan valid jika korelasi masing – masing indikator pertanyaan terhadap totalskor menunjukkan hasil yang signifikan, sig < 0,05. Berdasarkan tabel r pada lampiran 4, diketahui nilai r tabel product moment untuk 100 responden dengan signifikansi 0,05 yaitu (n – 2) = (100 – 2) = 98 menunjukkan 0,197. Tabel berikut menunjukkan hasiluji validitas dari empat variabel untuk 100 responden tersebut.
Tabel 4.3 Case Processing Summary N
%
100
100.0
Excluded
0
.0
Total
100
100.0
Valid Cases
a
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Tabel 4.4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance Deleted Item Deleted
if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation Item Deleted
kwp1
74.18
134.977
.586
.916
kwp2
74.12
134.066
.706
.914
kwp3
74.19
133.792
.671
.915
kwp4
74.15
131.583
.733
.913
kwp5
74.14
137.839
.426
.919
pf1
74.31
135.327
.657
.915
pf2
75.00
137.697
.555
.917
pf3
74.66
136.509
.587
.916
pf4
74.66
137.297
.543
.917
pf5
75.09
136.790
.512
.918
pf6
75.15
137.785
.514
.918
pf7
74.12
139.602
.311
.922
sa1
74.26
136.174
.615
.916
sa2
74.64
135.021
.613
.916
sa3
74.62
134.763
.572
.916
sa4
75.00
140.424
.265
.923
sa5
74.91
140.608
.264
.923
sa6
74.77
138.401
.364
.921
kpth1
74.32
135.836
.639
.915
kpth2
74.18
132.634
.756
.913
kpth3
74.22
133.507
.724
.914
kpth4
74.23
132.906
.767
.913
kpth5
74.44
134.451
.671
.915
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) Kwp1 .586 Kwp2 .706 Kwp3 .671 Kwp4 .733 Kwp5 .426 Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
r tabel
Kesimpulan
0.197 0.197 0.197 0.197 0.197
VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.5diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel kesadaran wajib pajak dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pelayanan Fiskus Pertanyaan Pf1 Pf2 Pf3 Pf4 Pf5 Pf6 Pf7
Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) .657 .555 .587 .543 .512 .514 .311
r tabel
Kesimpulan
0.197 0.197 0.197 0.197 0.197 0.197 0.197
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.6diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel pelayanan fiskus dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sanksi Pajak Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) Sa1 .615 Sa2 .613 Sa3 .572 Sa4 .265 Sa5 .264 Sa6 .364 Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
r tabel
Kesimpulan
0.197 0.197 0.197 0.197 0.197 0.197
VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.7diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel sanksi pajak dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) Kpth1 .639 Kpth2 .756 Kpth3 .724 Kpth4 .767 Kpth5 .671 Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
r tabel
Kesimpulan
0.197 0.197 0.197 0.197 0.197
VALID VALID VALID VALID VALID
Berdasarkan tabel 4.8diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk – kontruk pertanyaan yang merupakan indikator suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Croanbach’s Alpha>0,70. Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari lima variabel untuk 100 responden tersebut. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.892
5
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.9 variabel kesadaran wajib pajak terdiri dari lima pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,892, karena 0,892 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diats bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pelayanan Fiskus Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.824
7
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.10 variabel pelayanan fiskus terdiri dari tujuh pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,824, karena 0,824 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat
reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sanksi Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.729
6
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.11 variabel sanksi pajak terdiri dari enam pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,729, karena 0,729 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.953
5
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.12 variabel kepatuhan wajib pajak terdiri dari lima pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,953, karena 0,953> 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah data dalam penelitian ini memiliki distribusi data yang normal.Uji normalitas data dimaksudkan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan baik.Data berdistribusi normal adalah data yang mempunyai angka signifikansi > 0,05. Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
100 0E-7 2.84500934 .109 .109 -.066 1.095 .182
Berdasarkantabel 4.13, terlihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 yaitu 0,182 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas timbul sebagai akibat adanya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih, atau adanya kenyataan bahwa dua variabel penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar model. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala multikolinearitas.Penelitian ini menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam Colinearity Statistics untuk mementukan ada atau tidak adanya gejala multikolinearitas.Hasil VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas. Hasil dari pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Variabel Independen Tolerance Kesadaran Wajib Pajak .654 Pelayanan Fiskus .614 Sanksi Pajak .744 Sumber :Data diolah dengan SPSS 20.00
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas VIF 1.530 1.630 1.345
Keterangan Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing – masing variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanvarian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satupengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik – titik membentuk pola tertentu, maka terjadi heterokedastisitas.Sebaliknya, jika titik – titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka telah terjadi homokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 4.1 diatas menunjukkan penyebaran titik – titik data yaitu titik – titik data menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadiheteroskedastisitas.Karena tidak terjadi heterokedastisitas maka model regresi ganda layak digunakan dalam penelitian ini. Uji Hipotesis Sesuai dengan kaidah dalam melakukan analisis regresi berganda sebagaimana dinyatakan oleh Gujarati (1997) dalam Jatmiko (2006), bahwa suatu persamaan regresi harus memiliki data yang terdistribusi normal, bebas multikolinearitas, dan bebas heterokedastisitas agar diperoleh persamaan regresi yang baik dan tidak bias. Dari hasil uji normalitas data yang telah dilakukan maka diketahui bahwa data yang diguakan dalam persamaan regresi ini terdistribusi secara normal, tidak terdapat multikolinearitas dan tidak terjadi heterokedastisitas sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda dengan baik. Hasil analisis regresi merupakan koefisien untuk masing – masing variabel independen koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Tabel 4.15 Model
Variables Entered/Removeda Variables Entered Variables Removed Sanksi_Pajak, Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskusb
1
.
Method
Enter
a. Dependent Variable: Kepatuhan_Wp b. All requested variables entered. Sumber :Data diolah dengan SPSS 20.00 Dari tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed) dalam penelitian ini atau dapat dikatakan bahwa seluruh variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi. Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2) Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Tabel berikut menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2) : Tabel 4.16 Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error Estimate
1
.658a
0.433
0.415
2.889
of
the
Durbin-Watson
1.729
a. Predictors:(constant),Sanksi_Pajak,Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskus b. Dependent Variabel: Kepatuhan_Wp Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai R adalah 0,658 yang berarti bahwa hubungan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak dengan kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 65,80% sedangkan untuk nilai adjusted R square adalah sebesar 0,415 yang berarti 41,5% variabel dependen kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh variabel independen yang meliputi kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Sedangkan sisanya 58,5% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menganalisis apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Dengan demikian uji F diperlukan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh antara kesadaranwajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha : Terdapat pengaruh antara kesadaranwajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Tabel 4.17 ANOVAa Sum of Squares df Mean Square
F
Sig.
Regression
611.676
3
203.892
24.427
.000b
Residual
801.314
96
8.347
Total
1412.990
99
Model
1
a. Dependent Variable: Kepatuhan_Wp b. Predictors: (Constant), Sanksi_pajak, Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskus Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 24,427 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan pada tabel F dalam lampiran 5 dengan signifikansi 0,05 diketahui df 1 (jumlah variabel – 1) atau 4 – 1 = 3 dan df 2 (n – k – 1) atau 100 – 3 – 1 = 96, (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen), diperoleh angka sebesar 2,70. Berdasarkan kriteria uji F yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, oleh karena Fhitung> dari Ftabel (24,427>2,70 ) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan katalain bahwa persamaan regresi yang terbentuk dari variabel kesadaran wajib pajak (X1), pelayanan fiskus (X2), dan sanksi pajak (X3)sebagai variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y) sebagai variabel dependen. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada signifikansi 0,05. Berdasarkan tabel t pada lampiran 6 dengan tingkat signifikansi 0,05 / 2 = 0,025 dan derajat kebebasan df = n – k – 1 atau 100 – 3 – 1 = 96 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen), maka diperoleh t tabel = 1,985. Hasil uji t penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
(Constant)
Std. Error 1.881
Beta
1
B 2.302
Kesadaran_wp Pelayanan_fiskus
.329 .152
.096 .091
Sanksi_pajak
.325
.090
a. Dependent Variable: Kepatuhan_wp Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
t
Sig.
1.224
.224
.325 .165
3.420 1.684
.001 .095
.320
3.595
.001
Berdasarkan tabel 4.18, maka dapat dijelaskan bahwa : a. Variabel Kesadaran Wajib Pajak Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajakterhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha1 :Terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 3,420 dengan tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena thitung> dari ttabel (3,420> 1,985) dan tingkat signifikansi< 0,05 (0,001< 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Dengan katalain, terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y). b. Variabel Pelayanan Fiskus Ho2:Tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskusterhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha2:Terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan tabel 4.18,dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 1,684 dengan tingkat signifikansi 0,095. Oleh karena thitung< dari ttabel (1,684< 1,985) dan tingkat signifikansi > 0,05 (0,095> 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Dengan kata lain, tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y). c. Variabel Sanksi Pajak Ho3:Tidak terdapat pengaruh antara sanksi pajakterhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha3:Terdapat pengaruh antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkantabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 3,595 dengan tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena thitung> dari ttabel (3,595> 1,985) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,001< 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh antara sanksi pajak (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y). Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkantable 4.18, maka dapat diketahui persamaan regresi untuk kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai berikut : Y = 2,302 + 0,329X1 + 0,152X2 + 0,325X3 Dimana : Y = Kepatuhan Wajib Pajak = Kesadaran Wajib Pajak X1 X2 = Pelayanan Fiskus X3 = Sanksi Pajak Pada model regresi ini, nilai konstanta sebesar 2,302 yang berarti jika variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, maka variabel independen diluar model tetap akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 2,302 satuan. Variabel kesadaran wajib pajak (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,329, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel kesadaran wajib pajak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,329 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, setiap peningkatan kesadaran wajib pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Variabel pelayanan fiskus (X2) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β2sebesar 0,152, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pelayanan fiskus tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,152 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan pelayanan fiskus tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Variabel sanksi pajak (X3) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β3sebesar 0,325, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel sanksi pajak akan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,325 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, setiap peningkatan sanksi pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Variabel kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan hasil hipotesis 1 ,menyatakan bahwa pengujian regresi secara parsial ditunjukkan pada tabel 4.18, diketahui nilai thitung > ttabel (3,420 > 1,985) dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < alpha 0,05. Maka Ho1 ditolak, artinya terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Variabel pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan hasil hipotesis 2 ,menyatakan bahwa pengujian regresi secara parsial ditunjukkan pada tabel 4.18, diketahui nilai thitung < ttabel (1,684 < 1,985) dengan nilai signifikansi sebesar 0,095 > alpha 0,05. Maka Ho2 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 3. Variabel sanksi pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan hasil hipotesis 3 ,menyatakan bahwa pengujian regresi secara parsial ditunjukkan pada tabel 4.18, diketahui nilai thitung > ttabel (3,595 > 1,985) dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < alpha 0,05. Maka Ho3 ditolak, artinya terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4. Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel (24,427 > 2,70) dan tingkat signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 5. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa sebesar 41,5% variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat dijelaskan oleh variabel independen yang meliputi kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Sedangkan sisanya sebesar 58,5% dijelaskan oleh variabel diluar persamaan regresi. SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan serta kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan sebagai berikut : 1.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang diteliti Petugas pajak sebaiknya harus lebih giat dalam menerapkan upaya – upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak seperti melakukan penyuluhan dan sosialisasi pajak kepada masyarakat serta memberikan informasi perpajakan kepada wajib pajak agar wajib pajak tersebut lebih sadar dan mengerti dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dalam hal melayani wajib pajak, petugas pajak harus bertindak profesional dan memiliki mental yang siap melayani wajib pajak dengan sebaik – baiknya serta memberikan fasilitas yang memadai kepada wajib pajak agar wajib pajak merasa puas dan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela. Sanksi pajak juga harus disosialisasikan dengan baik kepada wajib pajak agar wajib pajak dapat memahami hal – hal yang berkaitan dengan pelaksanaan sanksi pajak dan penyebab – penyebab dikenakannya sanksi pajak tersebut serta perlu ditingkatkan pengenaan sanksi pajak terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya agar wajib pajak jera dan dapat meningkatkan kepatuhan perpajakannya.
2.
Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali variabel – variabel independen lainnya yang bertujuan untuk mengetahui variabel – variabel lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Peneliti juga diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian.
REFERENSI Devos, Ken (2004) "Penalties and Sanctions for Taxation Offences in Anglo Saxon Countries : Implications for Tax Payer Compliance and Tax Policy," Revenue Law Journal: Vol. 14: Iss. 1, diakses 19 Juni 2013 dari http://epublications.bond.edu.au/rlj/vol14/iss1/5 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hai,Teik., See, Men glim. (2011) “Intention of Tax Non-Compliance-Examine the Gaps”.International Journal Of Business and Social Science, Vol 2 No. 7, diakses 19 Juni 2013 dari http://ijbssnet.com/journals/vol._2_No._7; Hair, F.Joseph et.al. (1998). Multivariate Data Analysis. Prentice Hall. New Jersey. Hj. Mohamad, Bt. Marziana, Ahmad, Bt. Norkhazimah & Sakarnor, Mohmad (2010).“The Relationship Between Perceptions And Level Of Compliance Under Self Assessmenr System”. Journal Of Global Business and Economics, Vol. 1 No. 1, diakses 19 Juni 2013 dari http://globalreserach.com.my/journal/business_v01n01/0016_abstract_PG241-257.pdf Ilyas, Wirawan, B & Burton, Richard. (2008). Hukum Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Semarang)”. Keputusan Menteri Keuangan nomor 235/KMK.04/2003 tentang kriteria Wajib Pajak yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi. Menteri Keuangan .2003. Wajib Pajak yang Ditetapkan Sebagai Kriteria Wajib Pajak Patuh, Keputusan Menteri Keuangan 235/KMK.03/2003 tanggal 3 Juni 2003. Muliari, Setiawan. 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Volume 6. No.1. Mustikasari, E. 2007. “Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusa-haan Industri Pengolahan di Surabaya, Seminar Nasional Akuntansi X”. Makasar Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. John Willey & Son Corp. Jakarta: Salemba Empat. Suandy, Erly.2011.Hukum Pajak, Jakarta :SalembaEmpat. Supadmi, Ni Luh. 2010. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2. Sugiono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta. Trihendradi,C.2012. Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik. Yogyakarta :Andi. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Widayatidan Nurlis. 2010. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
RIWAYAT PENULIS Rika Rahmadian lahir di Jakarta pada 27 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.