Analisis Kontribusi Retribusi Parkir Dan Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bukitinggi Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Oleh Dotti Hotman1 , Meihendri1, & Herawati2 Email:
[email protected] Abstract The purpose of this study was to improve empirical evidence influence Parking Retribution and market retribution contributions to the original local revenue Bukitinggi City. Observation period used data from 2011 to 2013. The data used are monthly data. In this study, the dependent variable is revenue (PAD) of which the independent variable is the parking fees and levies market. The analytical method used is to use multiple regression models and statistical t-test. Based on the results of hypothesis testing found that the parking fees and levies market significant effect on original local revenue (PAD) Bukitinggi. Keywords
Retribusi Parkir, Retribusi Pasar dan Pendapatan Asli Daerah urusan
PENDAHULUAN 1.1
resmi
daerah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan
berlaku di Indonesia sejak 1 januari 2001
diperlukan efesiensi dan efektifitas serta
sehingga daerah dituntut mencari berbagai
pelayanan kepada masyarakat yang harus
alternatif sumber penerimaan yang dapat
selalu ditingkatkan. Dengan adanya undang-
digunakan untuk membiayai pengeluaran atau
undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak
belanja
daerah dan retribusi daerah maka sesuai
daerah.
era
Haw,Widjaja,
(2014:242)
Latar Belakang Masalah Secara
pemerintahan
otonomi
Pemberian
kewenangan
kepada daerah untuk memungut pajak dan
dengan
retribusi daerah diperlukan adanya dasar
diberi kewenangan untuk
hukum berupa undang-undang pemungutan
(sebelas) jenis pajak, yaitu 4 jenis pajak untuk
pajak daerah dan retribusi daerah, yaitu
tingkat provinsi dan 7 jenis pajak untuk
Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang
tingkat
pajak daerah dan retribusi daerah yang
kabupaten/kota masih diberi kewenangan
berlaku
yang
untuk menerapkan jenis pajak lainya dengan
menyebutkan secara jelas bahwa dalam
syarat memenuhi ketentuan yang ditetapkan
rangka penyelenggaraan pemerintahan setiap
dalam
undang-undang.
daerah yaitu provinsi yang terbagi dari daerah
tersebut
hanya
kebupaten dan kota mempunyai hak dan
dalam menetapkan jenis retribusi yang dapat
kewajiban untuk mengatur dan mengurus
dipungut daerah. Baik provinsi maupun
sejak
1
januari
2010,
Undang-undang
tersebut,
memungut 11
kabupaten/kota.
mengatur
daerah
Namun
Undang-undang prinsip-prinsip
kabupaten/kota diberi kewenangan untuk 1
menetapkan ditetapkan
jenis
retribusi
dalam
peraturan
selain
yang
induk terhadap pendapatan asli daerah
pemerintah.
kota Bukittinggi
Selanjutnya peraturan pemerintah menetapkan lebih rinci ketentuan mengenai objek, subjek, dan dasar pengenaan dari 11(sebelas) jenis
LANDASAN TEORI 2.1
pajak daerah dan menetapkan 27 (dua puluh
Konsep dan pengertian Pendapatan Asli Daerah
tujuh) jenis retribusi yang dapat dipungut oleh
Menurut
Undang-undang
No.33
daerah serta menetapkan tarif yang seragam
Tahun 2004 pasal 1 ayat 18 tentang
terhadap seluruh jenis retribusi daerah.
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dijelaskan
1.2
Perumusan Masalah
bahwa
Berdasarkan fenomena/masalah yang terjadi serta dalam alasan pemilihan judul, maka
dirumuskan
permasalahan
sebagai
berikut :
pendapatan asli daerah adalah
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan
sementara
1. Seberapa besar kontribusi retribusi
itu
perundang-undangan,
Mourin,
(2013:376)
juga
menjelaskan bahwa pendapatan asli daerah
pelayanan parkir di tepi jalan umum
adalah penerimaan dari pungutan pajak
terhadap pendapatan asli daerah kota
daerah,
Bukittinggi.
retribusi
kekayaan
2. Seberapa besar kontribusi retribusi
daerah
daerah, yang
pengelolaan
dipisahkan
dan
pendapatan lain-lain. Tentunya pemerintah
pelayan pasar terhadap pendapatan asli daerah kota Bukittinggi.
daerah harus mampu memaksimalkan semua potensi yang dapat digali untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan
Pendapatan
gambaran
umum
dan
konsep perumusan masalah yang
ini adalah untuk menguji secara empiris tentang: seberapa
besar
pengaruhi retribusi parkir ditepi jalan umu terhadap pendapatan asli daerah kota Bukittinggi 2. Untuk
mengetahui
(PAD)
merupakan semua penerimaan daerah yang
terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
mengetahui
Daerah
bersumber dari ekonomi asli daerah, yang
telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian
1. Untuk
Asli
Warsito
dkk,
(2008)
dalam
Muhamad dan Didik, (2012). Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 157, terdiri dari: Hasil Pajak Daerah, Hasil
seberapa
besar
Retribusi Daerah, laba dari badan usaha milik
pengaruhi retribusi pelayanan pasar 2
daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah
produk/barang atau jasa dengan uang sebagai
lainya yang sah.
alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang
2.1.2 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
bertransaksi. Retribusi pelayanan pasar menurut
Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan pemerintah daerah. Karena jalan menyangkut kepentingan umum, penetapan jalan umum sebagai tempat parkir mengacu kepada ketentuan peraturan
Undang-undang
2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah juga menjelaskan bahawa objek Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2009.
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah adalah penyediaan
fasilitas
pasar
tradisional
/
sederhana , berupa pelataran, los, kios, yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.
perundang-undangan yang berlaku.Siahaan, (2005:439).Undang-undang No. 28 Tahun
No. 28 Tahun
Sunarto, (2005) juga mengemukakan dalam Arjanggi dan Herniwati, (2013) bahwa retribusi
pasar
adalah
pungutan
yang
dikenakan pada pedagang oleh pemerintah daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempat berupa toko / kios, counter / los,
dasaran, dan halaman pasar
disediakan
didalam
pasar
daerah
yang atau
pedagang lain yang berada disekitar pasar
Tarif, dan cara perhitungan retribusijasa umum menurut Marihot, (2005:450) Tarif Retribusi jasa umum ditetapkan berdasarkan
daerah lainnya yang berada disekitar pasar daerah sampai dengan radius 200 meter dari pasar tersebut.
kebijakan daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
2.1.4
kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan. Penetapan tarif retribusi jasa umum pada dasarnya disesuaikan dengan perundangundangan yang berlaku mengenai jenis-jenis retribusi
yang
berhubungan
dengan
kepentingan nasional . Tarif Retribusi Parkir 2.1.3
Retribusi Pelayanan Pasar Pada umumnya pasar adalah suatu
tempat transaksi jual beli yang melibatkan
Konsep dan Pengertian Otonomi Daerah Berdasarkan undang-undang No. 32
Tahun
2004
pasal
1
ayat
5,
tentang
pemerintahan daerah menjelaskan bahwa pengertian otonomi daerah adalah, hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.Suparmoko,
(2002:61)
juga 3
menjelaskan bahwa otonomi daerah adalah
Nariana,dkk
kewenangan daerah otonom untuk mengatur
retribusi
dan
masyarakat
memberi kontribusi terhadap PAD. Hasil
sendiri
penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi
mengurus
setempat
kepentingan
menurut
prakarsa
berdasarkan aspirasi masyarakat.
(2012)
parkir
yang
sebagai
menggunakan variabel
bebas
yang diberikan oleh retribusi parkir dapat
Untuk melihat bahwa suatu daerah
meningkatkan penerimaan pendapatan asli
otonom mampu berotonomi dapat dilihat dari
daerah kota Palembang. Berdasarkan uraian
kemampuan
tersebut, maka hipotensis yang akan diuji
keuangan
daerah
untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan
dalam penelitian ini adalah:
daerahnya dengan tingkat ketergantungan
H1
kepada pemerintah pusat yang mempunyai
Retribusi parkir berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
proporsi semakin kecil. Oleh karena itu, diharapkan pendapatan asli daerah dapat
2.2.2 Pengaruh Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menjadi bagian terbesar dalam memobilisasi dana penyelenggaraan pemerintah daerah
Suryani,
(2009).
Retribusi
pasar
berpengaruh postif terhadap pendapatan asli
Ana, (2010).
daerah (PAD) Hal ini menjelaskan bahwa retribusi
2.2
Pengembangan Hipotesis
2.2.1
Pengaruh Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pasar
sangat
berpotensi
bagi
pendapatan asli daerah. Hasil yang sama juga diperoleh oleh
Arjanggi dan Herniwati
(2009) menemukan bahwa proporsi retribusi
Feisly Kesek,(2013) Retribusi parkir
pasar tidak berpengaruh terhadap pendapatan
tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli
asli daerah (PAD). Hal ini berdasarkan hasil
daerah (PAD) Hal ini karena secara umum
penelitian pada tahun 2006-2009 rata-rata
rata-rata sebesar 1,65% yang berarti masih
penerimaan retribusi pasr di kabupaten demak
kurang. Meskipun demikian, secara persentasi
tidak efektif (0,59%) tetapi efisien (0,05%).
masih kecil kontribusinya terhadap PAD,
Kriteria
namun
menujukan
Arjanggi (2009) adalah sebagai berikut: (1)
peningkatan yang signifikan terutama pada
efektifitas yang tinggi akan tampak jika hasil
tahun 2011 dan 2012.
dari penerimaan retribusi diatas 60% dari
secara
nominal
menurut
Devas
(1998)
dalam
seluruh potensinya. (2) efisiensi dikatakan Penelitian Syaharman, (2012) Menguji
rendah
apabilalebih
dari
40%
hasil
variabel retribusi parkir berpengaruh secara
pemungutan retribus terpakai untuk biaya
signifikan dengan arah koefesien positif
pemungutan. Berdasarkan uraian tersebut,
terhadap pendapatan asli daerah (PAD). 4
maka hipotensis yang akan diuji dalam
umum dan retribusi pelayanan pasardari tahun
penelitian ini adalah:
2011-2013.
H2
Retribusi pasar berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
3.2
Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian
Metodologi Penelitian 3.1
ini adalah data sekunder secara berkala (time
Populasi dan Sampel
series), data sekunder yaitu data yang telah
Populasi merupakan kumpulan dari
dikumpulkan oleh para peneliti, dan telah
seluruh komponen yang menjadi objek pada
diterbitkan
penelitian, maksud dari elemen
lainnya,dan juga informasi yang tersedia dari
ini yaitu
dalam
jurnal
statistik
dan
orang, kelompok dan perusahaan. Populasi
sumber publikasi atau nonpublikasi
dari penelitian ini adalah pemerintah daerah
didalam atau diluar organisasi,semua yang
Kota Bukittinggi, dalam hal ini adalah Dinas
dapat
Pengelolaan
(2011:79)
Keuangan
Aset
Daerah
berguna
bagi
peneliti,
entah
Sekaran,
(DPKAD) kota Bukittinggi dari tahun 20113.3
2013. Sampel beberapa
adalah
bagian
Sugiyono,
dari
sekelompok suatu
(2002).
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
atau Variabel-variabel yang akan diukur
populasi
Berdasarkan
karakteristiknya yang dipakai sebagai sampel adalah laporan realisasi pendapatan asli daerah melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dan retribusi pelayanan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1
Variabel Independen Variabel independen (variabel bebas)
yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen Sekaran, (2011:72)
pasar.Dengan demikian maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan yang menjadi sampelnya
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
ketentuan data tersedia dari tahun 2011-
juga menjelaskan bahawa objek Retribusi
2013.Data realisasi penerimaan pendapatan
pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah
asli daerah (PAD)kota Bukittinggi dari Dinas
penyediaan pelayan parkir di tepi jalan umum
Pengelolaan
Daerah
yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah
khususnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Keuangan kota
populasi
Undang-undang No. 28 Tahun 2009
dengan
(DPKAD)
keseluruhan
1. Retribusi Pelayanan Parkir
Aset
Bukittinggi,
laporan realisasi pendapatan asli daerah
undangan. (dalam Rp).
melalui retribusi pelayanan parkir di tepi jalan
5
nilai rata-rata, dan nilai deviasi standar dari
2. Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi pelayanan pasar menurut Undang-undang
No.
28
Tahun
2009
masing-masing variabel. Susanto dan Subekti, (2012)
TentangPajak dan Retribusi Daerah adalah penyediaan
fasilitas
pasar
3.4.2
Uji Asumsi Klasik
tradisional/sederhana , berupa pelataran, los,
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
kios, yang dikelola oleh pemerintah daerah
mengetahui dan menguji kelayakan atas
dan khusus
metode
disediakan untuk
pedagang
(dalam Rp)
regresi
penelitian
ini.
dimaksudkan 3.3.2 Varibel Dependen
yang
digunakan
Pengujian
untuk
dalam
ini
juga
memastikan
bahwa
didalam model regresi yang digunakan tidak
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah Menurut Mardiasmo, (2002:132), “pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari
terdapat
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah”. Sedangkan menurut undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18
serta
untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal Ghozali, (2011:105). 3.4.2.1 Uji Normalitas
sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan
heterokedastisitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah
dalam model
variabel
dan
bebas,
memiliki distribusi
regresi,
variabel
normal
dan
terikat tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data
secara
normal
atau
mendekati normal Ghozali, (2011:160).
bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut
PAD
adalah
pendapatan
yang
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
Uji ini bertujuan untuk menguji
peraturan daerah sesuai dengan peraturan
apakah dalam model regresi ditemukan
perundang-undangan”(dalam Rp).
adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, (2011:105).
3.4
Teknik Penggunjian Data
deskriptif
untuk
menganalisis data kuantatif secara deskriftif. Secara khusus, statistik deskriptif digunakan menunjukan
yang
baik
variabel independen. Cara mendeteksi ada apa berfungsi
menggumpulkan, mengolah, menyajikan, dan
untuk
regresi
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik
Model
jumlah
data
dan
tidaknya
gejala
multikolinieritas
dengan
melihat nilai Tolerance dan VIF, jika nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah nilai 10
model
regresi
dinyatakan
bebas
multikolinieritas, dan jika nilai tolerence
menunjukan nilai maksimum, nilai minimum, 6
dibawah 0,10 dan VIF diatas nilai 10 maka
koefisien determinasi, nilai statistik F dan
dikatakan
nilai statistik t.Model analisis mengunakan
model
regresi
terjadi
multikolinieritas.
analisis regresi berganda dengan SPSS versi 15. Model penelitian yang digunakan.
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Y= a+b1X1+b2X2+e
Ghozali, (2011:139). Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data
crossection
heteraskedastisitas
mengandung karena
situasi
data
ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) Ghozali, (2011:139).
Cara
mendeteksi
ada
Dimana: Y
= Pendapatan Asli Daerah
a
= Konstanta
b1,b2, = Koefesien Regresi X1
= Retribusi pelayanan parkir
X2
= Retribusi pelayanan pasar
e
= Variabel penganggu (standar error)
atau
tidaknya heteroskedastisitas memakai Uji
3.5.1.1 Koefisien Determinasi (R2)
Gletser, jika uji gletser menunjukan nilai
Koefisien determinasi yaitu untuk
probabilitas signifikansi lebih dari 0,05, maka
mengukur seberapa jauh kemampuan model
model
dalam
regresi
tidak
mengandung
heteroskedastisitas.
menerangkan
variasi
variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
3.4.2.4 Uji Autokorelasi
kemampuan
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada priode t dengan kesalahan
penggangu
pada
periode
t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada
problem
autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observarsi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, (2011:110). 3.4
Teknik Pengujian Hipotesis
3.5.1
Analisis Regresi Menurut Ghozali,(2011:95), ketepatan
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit, yang secara statistik dapat diukur dari nilai
variabel-variabel
independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk
memprediksi
variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai kofisien determinasi yang tinggi. 3.5.1.2 Uji Statistik F (Model Of Fit) Uji menunjukan
statistik apakah
F
pada
dasarnya
semua
variabel 7
independen atau bebas yang dimasukkan
digunakan
dalam model mempunyai pengaruh secara
multikolinearitas,
bersama-sama terhadap variabel dependen.
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
Ghozali, (2011:98).
dilakukan.
3.5.1.3 Uji t-statistik
4.1.3
Menurut statistik seberapa
t
Ghozali,2011:98),
pada jauh
dasarnya pengaruh
Uji
menunjukkan satu
telah
terbebas
dari
sehingga
gejala tahapan
Pengujian Heteroskedastistas Berdasarkan
heteroskedastisitas
hasil
penguian
teridentifkasi
bahwa
variabel
masing masing variabel independen yang
penjelas/independen secara individual dalam
telah diregresikan dengan nilai absolute
menerangkan variasi variabel dependen.
residual test telah memiliki nilai signifikan diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
disimpulkan
bahwa
seluruh
variabel
independen yang akan dibentuk kedalam 4.1.1
Pengujian Normalitas
model
Pada tabel hasil pengujian normalitas terlihat bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal,
regresi
terbebas
dari
gejala
heteroskedastisitas. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
masing masing variabel penelitian telah memiliki nilai asymp sg (2-tailed) diatas atau sama
dengan
disimpulkan
0,05 bahwa
sehingga seluruh
4.2.4
dapat variabel
penelitian telah berdistribusi normal. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
Pengujian Autokorelasi Sesuai
autokorelasi
dengan
tahapan
teridentifkasi
pengujian
nilai
Durbin
Watson (DW) yang dihasilkan adalah sebesar 0,872
pada
tahapan
pengolahan
data
menunjukan bahwa nilai Durbin Watson yang dihasilkan telah berada diantara dua kuadran
4.1.2
Pengujian Multikolinearitas Pada
tahapan
yaitu – 2 ≤ 0,872 ≤ 2. Sehingga dapat
pengujian
multikolinearitas yang telah dilakukan terlihat bahwa masing masing variabel independen yang digunakan meliputi realisasi retribusi parkir dan realisasi retribusi pasar telah
disimpulkan
bahwa
seluruh
variabel
independen yang akan dibentuk kedalam model
regresi
terbebas
dari
gejala
autokorelasi, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
memiliki nilai tolerance diatas 0,10 serta nilai variance
influence
factor
(VIF)
berada
dibawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang 8
4.2
Pengujian Hipotesis
signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka
Setelah seluruh variabel penelitian
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
berdistribusi
normal
serta terbebas
dari
diterima sehigga dapat disimpulkan bahwa
masing masing dari gejala asumsi klasik maka
variabel realisasi retribusi parkir dan realisasi
tahapan pengujian hipotesis dapat segera
retribusi pasar memang tepat untuk dijadikan
dilakukan. Pengujian hipotesis dilakukan
sebagai
dengan menggunakan model regresi berganda
meningkatnya pendapatan asli daerah, dengan
dan uji t-statistik. Berdasarkan hasil pengujian
demikian model penelitian diterima, sehingga
yang telah dilakukan diperoleh ringkasan
tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat
hasil terlihat pada Tabel 1 dibawah ini:
segera dilakukan.
variabel
yang akan mendorong
Untuk melakukan tahapan pengujian hipotesis Tabel 1 Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Variabel Independen Sig Regresi (Constanta) Realisasi Retribusi Parkir 0,004 0,049 Realisasi Retribusi Pasar 0,006 0,000 R-Square 0,437 F-sig 0,000 Pada
tahapan
teridentifikasi
bahwa
pengujian
statistik
nilai
koefisien
maka
dilakukan
Pengujian
pengujian
tersebut
t-statistik.
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Secara umum hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada sub bab dibawah ini: 4.2.1
determinasi atau R yang dihasilkan adalah
Pengaruh Realisasi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah
sebesar 0,437. Hasil yang diperoleh tersebut
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
2
mengisyaratkan bahwa variabel penelitian
pertama
dengan
menggunakan
yang terdiri dari realiasi retribusi parkir dan
realisasi
retribusi
parkir
retribusi pasar mampu memberikan kontribusi
koefisien regresi bertanda positif sebesar
untuk mempengaruhi pendapatan asli daerah
0,004
Kota Bukitinggi sebesar 43,70% sedangkan
digunakan signifikan sebesar 0,049. Pada
sisanya 52,30% lagi dijelaskan oleh variabel
tahapan pengolahan data digunakan tingkat
lain yang tidak digunakan didalam penelitian
kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh
saat ini.
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
pada
tahapan
variabel
diperoleh
pengolahan
nilai
data
Didalam tahapan pengujian statistik
0,049 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah
diperoleh nilai F-signifikan sebesar 0,000
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
pada tahapan pengolahan data digunakan
disimpulkan bahwa realisasi retribusi parkir
tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
diperoleh
asli daerah kota Bukitinggi.
tersebut
menunjukan
nilai
9
Hasil
yang
diperoleh
tersebut
pemerintah daerah Bukitinggi mengalami
menunjukan bahwa realisasi retribusi parkir
peningkatan,
yang
lainnya meningkat tentu kontribusi realisasi
semakin
meningkatnya
tinggi
mendorong
pendapatan
asli
daerah
ketika
sumber
pendapatan
retribusi pasar akan semakin mendorong
khususnya kota Bukitinggi. Kondisi tersebut
meningkatnya
terjadi karena semakin besar realisasi retribusi
meningkatnya pendapatan asli daerah tentu
parkir tentu sumbangan pendapatan untuk kas
akan membantu pemerintah daerah untuk
daerah semakin besar, ketika nilai realisasi
melaksanakan program pembangunan, gejala
retribusi parkir meningkat serta sektor lain
sosial dan masalah lapangan pekerjaan serta
yang menunjang peningkatan pendapatan
masalah lainnya yang dihadapi pemerintah
daerah terus membesar tentu pendapatan asli
daerah khususnya kota Bukitinggi.
daerah semakin tinggi. Kontribusi realisasi retribusi
parkir
tentu
akan
membuat
pemerintah daerah memiliki cadangan kas
pendapatan
asli
daerah,
PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan
yang semakin tinggi, dan tentunya sangat
hasil pengujian hipotesis maka diajukan
bermanfaat bagi pemerintah daerah khususnya
sejumlah kesimpulan yang merupakan
kota
jawaban dari permasalahan yang dibahas
Bukitinggi
berbagai
untuk
masalah
menanggulangi
masyarakat
seperti
kemiskinan, peningkatan mutu kesehatan masyarakat
serta
pembangunan
daerah
perkotaan khususnya kota Bukitinggi.
didalam penelitian ini yaitu: 1. Realisasi retribusi parkir berpengaruh positif
yang
signifikan
terhadap
pendapatan asli daerah khususnya kota Bukitinggi, hal ini diduga belum
Pengaruh Realisasi Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah
maksimalnya realisasi retribusi parkir
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
ditinjau dari peranya , retribusi parkir
kedua ditemukan bahwa realisasi retribusi
memiliki peran yang tidak terlalu
pasar
besar bagi Pendapatan Asli Daerah
4.2.2
berpengaruh
pendapatan
asli
Bukitinggi. mengisyaratkan realisasi
daerah
Hasil
meningkatkan
yang
yang akan
pendapatan
kota
diperoleh
semakin
pasar
daerah
terhadap
khususnya
bahwa
retribusi
pemerintah
signifikan
asli
setiap tahunya di Kota Bukittinggi,
(PAD)
kota
Bukittinggi,
jika
dibandingkan dengan Pajak Daerah
tinggi
dan Retribusi Daerah lainya namun
diterima
DPRD kota Bukittinggi menilai bahwa
semakin
sebenarnya retribusi parkir
daerah.
berpotensi
terhadap
sangat
pemasukan
Keadaan tersebut terjadi karena realisasi
pendapatan asli daerah jika dikelola
retribusi pasar tentu akan membuat aliran kas
secara maksimal, permainan oknum 10
yang tidak bertanggung jawab di
diterima
pemerintah
lapangan
semakin
meningkatkan
menyebabkan
tidak
tercapainya realisasi retribusi parkir
daerah
akan
pendapatan
asli daerah kota Bukittinggi.
setiap tahunya. Diharapkan kedepanya sinergitas
antara
pemerintah
kota
5.3
Saran
khusunya dinas terkait dan DPRD
Berdasarkan kepada kesimpulan dan
dapat terjalin dengan baik, sehingga
keterbatasan hasil penelitian maka diajukan
target penerimaan dari sektor retribusi
beberapa saran yang tentunya bermanfaat
dapat
bagi:
tercapai
khususnya
secara
retribusi
maksimal
parkir.
Dari
1. Peneliti dimasa mendatang diharapkan
penelitian ini juga diperoleh hasil yang
memperpanjang
periode
observasi
menunjukan bahwa realisasi retribusi
data, hal tersebut penting karena
parkir yang semakin tinggi maka akan
semakin
panjang
mendorong meningkatnya pendapatan
observasi
yang
asli daerah khususnya pendapatan asli
memberikan
daerah kota Bukittinggi.
penelitian yang lebih baik.
jumlah
periode
diteliti
akleban
kontribusi
hasil
2. Retribusi pasar berpengaruh positif
2. Peneliti dimasa mendatang disarankan
yang signifikan terhadap pendapatan
untuk memperluas wilayah penelitian
asli daerah khususnya kota Bukitinggi,
tidak
Hal ini diduga bahwa Retribusi Pasar
Bukitinggi
sebagai salah satu dari retribusi jasa
menggunakan
umum telah memberikan rata-rata
lainnya seperti Payakumbuh, 50 Kota,
nilai retribusi pasar sebesar 7,50
Pariaman,
dengan standar devisiasi sebsesar 9,77
sebagainya, saran tersebut tentu sangat
kepada pemerintah kota Bukittinggi.
penting
Hasil pengujian hipotesis menunjukan
kontribusi
sig sebesar 0,000< alpha 0,05 maka
diperoleh dimasa mendatang menjadi
keputusanya adalah Ho ditolak dan Ha
lebih baik.
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
realisasi
retribusi
pasar
hanya
menggunakan akan
tetapi
daerah
tingkat
Batusangkar
untuk
direalisasikan
hasil
penelitian
kota juga dua
dan
agar yang
3. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk
menambah
minimal
satu
berpengaruh positif yang signifikan
variabel baru yang belum digunakan
terhadap pendaptan asli daerah. Hasil
didalam penelitian ini seperti pajak
yang diperoleh dari penenlitian ini
daerah, hibah, serta pendapatan yang
juga mengisyaratkan bahwa semakin
diperoleh
tinggi realisasi retribusi pasar yang
perdagangan, saran tersebut penting di
dari
sektor
usaha
dan
11
implikasikan dimasa mendatang, agar hasil
penelitian
yang
menjadi lebih tepat dan akurat.
diperoleh
DAFTAR PUSTAKA Ana
Prihatiningsih, 2010. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Surakarta. Debys, Arnovan, 2013.Study tentang Retribusi Pasar di Kabupaten Nunukan. FeislyKesek, 2013. Efektivitas dan Kotribusi Penerimaan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. Jurnal Universitas Sam Ratulangi. Manado FK, Angga, 2008. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Parkir dan Kontribusinya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah di kab.Kudus.
Mohamad, Riduansyah. 2003; Kontribusi pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah dan APBD Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Bogor.jurnal. Universitas Indonesia. Depok. Murlan, 2010; Pengaruh retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah kab. Sidoarjo. Fisip UPN.JawaTimur Peraturan Pemerintah daerah Kota Bukittinggi Nomor : 4 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah. ,Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. 2012;Pengelolaan Keuangan Daerah, Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Kesit
Ismail. 2013. Dasar Dasar Ilmu Perpajakan. Gramedia Pustaka, Jakarta. Keputusan Mahkamah Konstitusi, 2005, Undang – undangNomor. 32 Tentang Otonomi Daerah dan Pilkada, Jakarta : Lima Bintang.
,Undang-UndangNomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Untuk Bisnis). Jakarta : Selemba Empat. Sumadi
Suryabrata, 2003; Metodologi Penelitian, Edisi pertama, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta.
KoswaraE,2001 ;Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat,Yayasan Pariba, Jakarta
Syaharman, 2012. Analisis Potensi Retribusi Parkir Kota medan dan Kontribusinya Terhadap PDRB Kota Medan.
Marihot P.Siahaan, 2005; Pajak daerah dan Retribusi Daerah, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Wilipo. 2011. Dasar Dasar Pengetahuan Perpajakan. Erlangga, Jakarta.
Mardiasmo.2002; Perpajakan Edisi Revisi. ANDI.Yogyakarta
http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak diakses tanggal 14/4/2014. 12
http://bukittinggikota.bps.go.id/webs/publikas i/arc2014/BDA2014/index.html diakses tanggal 13/11/2014 http://posmetropadang.com/index.php?option =com_content&task=terkaittitkparkirilegal.ht mldiakses 25/03/2014. http://m.antarasumbar.com/?dt=3&id=28449 7diakses tanggal15/4/2014 ww.google.com
13