PAJAK DAN RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURABAYA Faizatullailah Yustica Catur Mirzadiani Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Components of revenue (PAD) is expected to increase revenue (PAD) that Surabaya city in taxes and local retribution. As for the types of local taxes and levies that are interesting to study taxes and parking fees. This study aimed to determine: (1) How much influence does the parking tax revenue (PAD) in Surabaya, (2) How much influence does the parking levy revenue (PAD) in Surabaya, and (3) Is the parking tax and parking levy simultaneously affect the revenue (PAD) in Surabaya. The research used a quantitative approach that is ex post facto that is studying the facts are already there. Describe a process by way of interpreting the data that has been processed. The data used in this study is time series data (time series) during 2005 to 2012 include data: parking tax, parking fees, and revenue of Surabaya. The analysis used is multiple linear regression analysis. Results of multiple linear regression showed that the count of 205 132 F is also supported with a significance level of 0.000 the value is less than 0.05 or 5%, thus H0 is rejected and Ha accepted. This means that the parking tax (X1) and parking fees (X2) has a significant effect simultaneously to local revenues or PAD (Y). Based on the study, the researchers suggested that the withdrawal of taxes and levies penerikannya supervised parking for more leverage and increase the amount of labor because it can help the process of withdrawal and a wide range of areas. Keyword : Tax , Road Pricing , District Own Source Revenue
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Pendahuluan Desentralisasi
suatu
Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan
istilah yang mulai popular di Indonesia
Daerah sebagai dasar penyelenggaraan
sejak adanya ketetapan MPR, yaitu Tap
otonomi daerah.
MPR
Nomor
merupakan
XV/MPR/1998
“penyelenggaraan
otonomi
tentang
daerah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
;
Daerah mengisyaratkan bahwa dalam
pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
rangka pelaksanaan otonomi daerah dan
sumber daya nasional yang berkeadilan
desentralisasi fiskal, pemerintah daerah
serta perimbangan keuangan pusat dan
diberi keleluasaan untuk mengelola dan
daerah dalam kerangka negara republik
memanfaatkan sumber penerimaan daerah
Indonesia “ yang merupakan landasan
yang dimilikinya sesuai dengan aspirasi
hukum bagi dikeluarkannya UU No. 22
masyarakat daerah. Untuk melaksanakan
tahun 1999 tentang otonomi daerah (yang
dan menyelenggarakan otonomi daerah
kemudian diperbaharui dengan UU No. 32
secara luas, nyata, dan bertanggung jawab
tahun 2004), dan Undang-Undang Nomor
diperlukan kewenangan dan kemampuan 1
daerah untuk menggali sumber-sumber
serius dari pemerintah daerah baik secara
keuangan sendiri yang didukung oleh
intensifikasi atau ekstensifikasi dengan
perimbangan keuangan antara pemerintah
maksud
pusat dan pemerintah daerah. Dengan
menggantungkan/mengandalkan
demikian,
pemerintah
daerah
harus
pada pemerintah tingkat atas tetapi harus
mampu
menggali
sumber-sumber
mampu mandiri sesuai cita-cita otonomi
keuangan
sendiri
agar
dapat
yang
agar
nyata
daerah
dan
tidak
terlalu harapan
bertanggung jawab.
melaksanakan fungsinya secara efektif dan
Semakin besar penerimaan PAD suatu
efisien, yakni dalam bidang pemerintahan
daerah maka semakin rendah tingkat
dan pelayanan umum kepada masyarakat.
ketergantungan pemerintah daerah tersebut
Beranjak dari kenyataan diatas, untuk dapat
melaksanakan
yang
semakin rendah penerimaan PAD suatu
berhubungan dengan pelaksanaan otonomi
daerah maka semakin tinggi tingkat
daerah
ketergantungan pemerintah daerah tersebut
serta
kegiatan
terhadap pemerintah pusat. Sebaliknya,
untuk
memperlancar
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
terhadap
pemerintah
pembangunan daerah, perlu ditingkatakan
dikarenakan
kemandirian keuangan pemerintah daerah.
penerimaan daerah yang berasal dari
Salah satu upaya yang dilakukan untuk
dalam daerah itu sendiri.
PAD
pusat.
merupakan
Hal
ini
sumber
membiayai pembangunan di daerah dalam
Kota Surabaya merupakan salah satu
rangka mengatur dan mengurus rumah
kota yang memiliki Pendapatan Asli
tangga
dengan
Daerah (PAD) yang cukup tinggi, bahkan
yang
mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
menjadi kontribusi bagi pendapatan daerah.
Walaupun demikian, terkadang realisasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah
Tahun
Perimbangan
tersebut tidak mencapai target yang telah
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
dianggarkan. Berikut penjelasan anggaran
Pemerintah Daerah, sumber penerimaan
dan realisasi dari pendapatan asli daerah
daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah
kota Surabaya dalam lima tahun terakhir.
daerah
meningkatkan
2004
adalah
sumber-sumber
tentang
(PAD), Dana perimbangan; dan Lain-lain
Dijelaskan bahwa dari lima tahun
pendapatan daerah yang sah.
terakhir, hanya tahun 2008 saja yang
Diantara berbagai jenis pendapatan daerah
yang
daya
lainnya tidak dapat mencapai target yang
sepenuhnya dapat dikelola oleh daerah
telah ditetapkan. Misalkan pada tahun
adalah dari pendapatan asli daerah (PAD),
2009 saja dari target yang ditetapkan
oleh
sebesar
karena
menjadi
itu
upaya
sumber
melampaui target, sedangkan empat tahun
peningkatan
Rp678.556.380.278,00
hanya
penerimaan dari pendapatan asli daerah
terealisasi Rp 641.782.230.867,00 saja,
(PAD) perlu mendapat perhatian yang
berarti terdapat Rp 36.774.149.411,00 2
yang tidak terealisasi. Pada tahun 2010
yang
dari Rp 809.783.507.860,00 saja atau
penyelenggaraan
91,75 persen. Apalagi pada tahun 2011,
pembangunan daerah. Adapun jenis pajak
terjadi penurunan, yaitu hanya dapat
daerah dan restribusi daerah yang menarik
tercapai sebesar 85,73 persen atau Rp
untuk diteliti adalah pajak dan restribusi
1.008.647.775.730,37
parkir.
dari
Rp
1.159.891.415.590,71 yang ditargetkan.
dialami
mengalami mengelola
setiap
otonomi
daerah daerah
pendapatan asli
untuk
membiayai
pemerintahan
dan
Pajak dan retribusi parkir dianggap
Hal ini yang menjadi permasalahan yang
penting
dapat memberikan kontribusi terhadap
yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
dalam
Surabaya, dikarenakan mempunyai potensi
daerahnya
serta
prospek
yang
cerah
melihat
karena pemerintah daerah belum dapat
perkembangan kendaraan bermotor yang
mengoptimalkan pendapat asli daerahnya.
semakin meningkat dan perluasan lahan
Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
parkir.
Surabaya tidak mencapai target, maka
berpotensi adalah objek parkir untuk
tentu
mal-mal, faktori-faktori outlet, dan parkir
pembangunan
yang
telah
Lahan
paling
tepi
Salah satu cara mengatasi permasalahan
mendatangkan
tersebut, pemerintah kota Surabaya harus
pajak dan restibusi parkir bila semua
sumber
–sumber
umum
yang
direncanakan pun akan terhambat pula.
meningkatakan
jalan
parkir
kendaraan
sehingga
pendapatan
dapat
besar
terpungut.
bagi
Dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari segala
ditingkatkannya
sektor. Halim (2004: 125) mengemukakan
diharapkan hasil yang diperoleh dari pajak
bahwa “Sumber Pendapatan Asli Daerah
dan retribusi dalam pelaksanaan parkir
merupakan sumber keuangan daerah yang
dapat
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak
Daerah (PAD) pula.
daerah,
hasil
pengelolaan
retribusi keuangan
daerah,
hasil
daerah
yang
pungutan
meningkatkan
tersebut
Pendapatan
Asli
Berdasar hasil penelitian pendahuluan yang
peneliti
lakukan
pada
Dinas
dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli
Pendapatan Daerah (DISPENDA) kota
Daerah (PAD) yang sah”.
Surabaya diperoleh data penerimaan pajak
Kompenen – kompenen Pendapatan
parkir selama kurun waktu 5 tahun sebagai
Asli Daerah (PAD) yang diharapkan
berikut.
mampu meningkatakan Pendapatan Asli
Dijelaskan penerimaan
sektor pajak dan restribusi daerah. Sesuai
2008-2012 mengalami pertumbuhan yang
yang dikemukakan oleh Sidiq (2008)
fluktuatif. Penurunan realisasi penerimaan
bahwa
daerah
terjadi pada tahun 2008 sampai tahun 2011
merupakan sumber pendapatan daerah
dan kenaikan realisasi penerimaan terjadi
dan
restribusi
3
parkir
realisasi
Daerah (PAD) kota Surabaya yaitu dari
pajak
pajak
bahwa dari
tahun
pada
tahun
2011
ke
tahun
2012.
Dijelaskan
bahwa
realisasi
Penurunan realisasi penerimaan diawali
penerimaan retribusi parkir dari tahun
pada tahun 2009 dari penerimaan tahun
2008-2012 tidak ada yang memenuhi
2008 sebesar Rp. 14.094.153.870 menjadi
target. Selama lima tahun terjadi dua kali
Rp 15.926.341.660 pada tahun 2009,
penurunan penetapan target penerimaan,
demikian pada tahun 2010 dan 2011
terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009 dan
Hal ini menarik untuk diteliti, dengan
2011 ke 2012. Penurunan target pada
terus bertambahnya jumlah kendaraan,
tahun 2008 dari penetapan target sebesar
banyak berdiri mal dan faktori outlet yang
Rp.
berpotensi besar menambah penerimaan
13.927.549.647 pada tahun 2009 dan
dari sektor pajak parkir. Akan tetapi dalam
tahun 2011 dengan penetapan target
kenyataanya penerimaan pajak parkir kota
sebesar Rp. 21.812.866.839 menjadi Rp.
Surabaya
15.111.362.500 di tahun 2012.
tidak sesuai dengan yang
14.074.657.502
menjadi
Rp.
ditargetkan. Terlihat pada tabel 1.2 selama
Kajian mengenai potensi retribusi
kurun waktu 5 tahun hanya pada tahun
parkir juga dilakukan oleh beberapa pihak
2012 yang memenuhi target dengan target
swasta , yang menyebutkan potensi parkir
penerimaan sebesar Rp. 26.000.000.000
dihitung dengan asumsi hanya 30 persen
terealisasi
Rp.27.286.574.344,
dari jumlah kendaraan tercatat dan dalam
atau mengalami kenaikan penerimaan
sehari hanya parkir. maka, penerimaan
sebesar 104,95 persen.
retribusi parkir tiap mencapai Rp 162,1
sebesar
Apabila penetapan target telah sesuai dengan
potensi
yang
juta per hari. Jika diasumsikan terjadi
sesungguhnya
kebocoran
hingga
55
persen,
maka
kemudian terjadi penurunan penerimaan
penerimaan per hari mencapai Rp 73 juta
atau tidak terealisasinya penerimaan, maka
(sekira Rp 26, 2 miliar per tahun).
hal tersebut dapat diakibatkan oleh kurang
Berdasarkan uji petik secara acak, di
giat atau kurang optimalnya pemungutan.
dalam kajian itu, potensi jalan di Kota
Kemungkinan
Surabaya
lainnya
kebocoran-kebocoran
terjadinya
dalam
sistem
baru
57
persen
yang
termanfaatkan. Pengujian yang dilakukan
pemungutan pajak parkir ditenggarahi
pada
menjadi penyebab tidak terealisasinya
penerimaan rata-rata per hari mencapai
penerimaan.
akan
angka Rp 54,8 juta. Kajian tersebut
berdampak pada pendapatan dari restribusi
menyimpulkan, prediksi kasar penerimaan
parkir
retribusi parkir dengan memperhatikan
Hal
Surabaya.
tersebut
Berikut
juga
penjelasan
139
didapatkan
potensi
restribusi parkir
kendaraan mempunyai kisaran peluang
lima tahun terakhir.
jalan
jalan,
anggaran dan realisasi dari pendapatan kota Surabaya dalam
ruas
ruas
maupun
jumlah
terkecil sebesar Rp 15,5 miliar per tahun dan peluang terbesarnya mencapai Rp 26,2 4
miliar
per
tahun.
TERHADAP
PENDAPATAN
ASLI
DAERAH KOTA SURABAYA.”
(http://handrihandriansyah.wordpress.com ) Hasil kajian ini berbeda jauh dengan
Pajak parkir
capaian retribusi parkir Pemkot Surabaya
Pengertian pajak menurut Mardiasmo
selama ini yang ditunjukan pada table 1.3.
(2002: 1) mendefinisikan bahwa pajak
Target
ialah “ iuran rakyat kepada kas Negara
yang
ternyata,
ditetapkan
jauh
sesungguhnya. penerimaan
di
pemerintah,
bawah
potensi
Bahkan,
retribusi
berdasarkan undang – undang (yang dapat
realisasi
parkir
di
dipaksakan)
Kota
yang
langsung
dapat
ditunjukkan pada dana yang digunakan
Surabaya juga tidak dapat mencapai target
untuk membayar pengeluaran umum.”
yang telah ditetapkan.
Siahaan( 2010: 07) mendefinisikan
Berdasar uraian di atas tentang kajian
pengertian pajak yaitu “ pajak adalah
pajak parkir dan retribusi parkir secara
pungutan dari masyarakat oleh Negara
mendalam merupakan hal yang menarik,
(pemerintah) berdasarkan undang-undang
terutama potensi pajak dan retibusi parkir
yang
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
terutang bagi wajib membayarnya dengan
Apabila dari permasalahan-permasalahan
tidak
dalam
(kontra
pemungutan
parkir
dapat
bersifat
dapat
mendapatkan
dipaksakan
prestasi
prestasi/balas
dan
kembali
jasa)
secara
dioptimalkan, kemungkinan pendapatan
langsung, yang hasilnya digubakan untuk
dari pajak dan retribusi parkir dapat
membiayai pengeluaran Negara dalam
terealisasi
penyelenggaraan
memenuhi
ditetapkan.
target
tersebut
pembangunan.
menimbulkan pertanyaan atau anggapan
Berdasar
peneliti
Fenomena
yang
bahwa
dengan
terealisasinya
pengertian
pemerintahan
pengertian
pajak
parkir
dapat
dan
dan
didefinisikan
pendapatan dari pajak dan retibusi parkir,
pengertian pajak parkir sebagai berikut :
apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pajak
juga
dikenakan atas penyelenggaraan tempat
akan
terealisasi
sesuai
yang
ditargetkan?. Dari
parkiran
adalah
pajak
yang
parkiran diluar badan jalan oleh orang permasalahan-permasalahan
pribadi atau badan, baik yang disediakan
yang ada, peneliti ingin mengetahui
berkaitan dengan pokok usaha maupun
seberapa besar pengaruh pajak dan retibusi
yang disedikan sebagai suatu usaha,
parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah
termasuk penyediaan tempat penitipan
(PAD). Dari berbagai penjelasan di atas,
kendaraan
penyusun tertarik untuk meneliti lebih
bayaran. Pengenaan pajak parkiran tidak
lanjut mengenai “PENGARUH PAJAK
mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten
DAN
RESTRIBUSI
PARKIR 5
bermotor
yang
memungut
atau kota yang ada di Indonesia.
sah. Sumbernya berasal dari sumber
Retribusi Parkir
ekonomi asli daerah sehingga disebut
Pengertian restribusi menurut Elmi (2002:
49)
ialah
“
pungutan
dengan Pendapatan Asli Daerah”.
yang
Dari
definisi
atau
pengertian
dikenakan kepada pemakai jasa tertentu
mengenai pendapatan daerah seperti yang
yang disediakan oleh pemerintah daerah”.
telah
Selanjutnya menurut Sutedi (2008: 7)
pendapatan
restribusi adalah pungutan daerah sebagai
pendapatan yang berasal dari potensi
pembayaran jasa atau pemberian ijin
sumber-sumber keuangan milik daerah
tertentu atas jasa atau pemberian iji
yang
tertentu yang khusus diberikan oleh
membiayai kegiatan baik rutin maupun
pemerintah daerah untuk kepentingan
pembangunan
pribadi atau golongan.
tanggung
Pendapat
lain
dikemukakan
oleh
dikemukakan asli
digali
diatas,
daerah
dan
maka
merupakan
dihimpun
yang
jawabnya.
untuk
menjadi Jadi
tugas
pengertian
Pendapatan Asli Daerah di sini merupakan
Munawir dalam Kaho (2005: 170) bahwa
sumber
“ restribusi merupakan iuran kepada
sumbangan atau bantuan dari pemerintah
pemerinatah yang dapat dipaksakan atas
pusat, bagi hasil pajak dan bukan pajak
jasa balik secara langsung dapat ditunjuk,
dan penerimaan lain-lain.
paksaan disini bersifat ekonomis karena
Penelitian Terdahulu
siapa saja yang tidak merasakan jasa dari
pengertian
pengertian
parkir
pengertian
restribusi
restibusi
dapat
di
luar
dan retribusi parkir terhadap Pendapatan dan
Asli
didefisikan
parkir
daerah
Penelitian mengenai pengaruh pajak
pemerintah tidak dikenakan iuran itu. Dari
penerimaan
Daerah
(PAD),
telah
banyak
dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh
adalah
Djohan Banza dengan judul penelitian
pungutan daerah sebagai pembayaran atas
Peranan Retribusi Dan Pajak Parkir
jasa parkir pada tempat atau lahan parkir
Terhadap PAD Kota Kendari, Murlan
yang khusus disediakan dan atau diberikan
Suyanto dengan judul penelitian Pengaruh
oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
retribusi parkir terhadap Pendapatan asli
orang pribadi atau badan.
daerah Kabupaten sidoarjo , dan H. Mat
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan
Asli
Daerah
Juri dengan judul penelitian Analisis (PAD)
kontribusi pajak daerah dan retribusi
menurut Halim (2004: 67) adalah “Semua
Daerah terhadap pendapatan asli daerah
penerimaan daerah yang berasal dari
(pad) kota Samarinda.
sumber ekonomi asli daerah. “Pendapatan
Dari berbagai penelitian terdahulu
asli daerah merupakan sumber penerimaan
yang telah dilakukan peneliti terdahulu,
selain dana perimbangan, pinjaman daerah
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dan lain-lain pendapatan yang dianggap
yang signifikan antara pajak parkir dan 6
retribusi parkir terhadap pendapatan asli
Dalam penentuan jumlah sampel
daerah baik secara parsial ataupun secara
digunakan
metode
penetapan
sampel
simultan.
Nonprobability Sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini antara lain : Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
METODE PENELITIAN Sugiyono (2009:8) mendefinisikan
Surabaya
penelitian kuantitatif sebagai berikut :
penelitian
yang
2005-2012
dan
Penerimaan pajak dan retribusi parkir kota
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis
tahun
Surabaya tahun 2005-2012. Jenis dari sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
digunakan
subyek
dokumen,
penelitiannya,
informasi,
berupa
data-data
dinas
Penelitian ini menggunakan pendekatan
pendapatan pengelolaan keuangan dan
kuantitatif yang bersifat ex post facto
asset daerah. Data penerimaan pajak parkir
yakni mempelajari fakta-fakta yang sudah
dari Dinas Pendapatan (DISPENDA) kota
ada. Prosesnya berupa mendiskripsikan
Surabaya,
dengan cara menginterpretasi data yang
parkir dari Dinas Perhubungan (DISHUB)
telah diolah.
kota Surabaya dan data Pendapatan Asli
Adapun desain penelitian tersebut
penerimaan
Retribusi
Daerah (PAD) didapat dari kantor Badan
adalah :
Pusat Statistika (BPS) Surabaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Pajak parkir
(X1)
data
PAD
adalah data kuantitatif dengan tipe time
Surabaya
series. Teknik pengumpulan data yang
(Y)
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Retribusi parkir (X2)
Observasi, dan Dokumentasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang
HASIL PENELITIAN
mempunyai kualitas dan karakteristik
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Kota Surabaya
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Data mengenai target dan realisasi
kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang
pendapatan asli daerah kota Surabaya
menjadi populasi penelitian semua data
diperoleh dari dinas pendapatan daeerah
laporan pendapatan asli daerah kota
(dispenda) kota Surabaya. Berikut data
surabaya tahun 2005 – 2012.
target dan realisasi pendapatan asli daerah kota Surabaya selama delapan tahun, yaitu 7
dari tahun 2005 – 2012. Tabel 4.1 Target dan relisasi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Tahun 2005-2012 dalam (Rp)
Kenaikan cukup
penetapan
sigifikan
sebelumnya
target
dari
yang
tahun-tahun
terlihat pada tahun 2011 ke
2012, dari target tahun 2011 sebesar Rp. 1.159.891.415.590 mencapai target tahun 2012 sebesar Rp 2.139.625.575.460. Pada tahun
2011
penerimaan
pendapatan
sebesar Rp. 1.008.647.675.730 dari Rp. 1.159.891.415.590 belum terlihat kenaikan yang signifikan , akan tetapi pada tahun 2012 penerimaan pendapatan sebesar Rp. 1.887.112.473.639
dari
Rp.
2.139.625.575.460, mengalami kenaikan penerimaan pendapatan yang signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumya. Dari laju pertumbuhan pendapatan
Tabel 4.1 menunjukkan kemampuan pemerintah
kota
merealisasikan ditetapkan.
Surabaya
anggaran
yang
asli daerah (PAD) diatas merupakan suatu
dalam
gambaran bagaimana upaya pemerintah
telah
kota Surabaya dalam hal ini DISPENDA
Realisasi penerimaan PAD
kota Surabaya dalam mempertahankan dan
kota Surabaya beberapa tahun tidak
meningkatkan
mencapai target, namun trend realisasi PAD
kota
Surabaya
mengelola
menunjukkan
ketidak
target yaitu sebesar Rp. 531.029.461.862
sebesar
Kontribusi retribusi parkir terhadap
ditargetkan. Pada tahun 2008 mencapai
PAD dapat dilihat sebagai berikut :
target yang cukup signifikan yaitu sebesar
mengalami
dari
Kontribusi pajak parkir terhadap PAD
1.247.113.711 atau 0,1 persen dari yang
584.742.410.284,
penerimaan
khususnya pada pajak dan retribusi daerah.
Rp.
dari
tercapainya
kompenen – kompenen PAD itu sendiri,
dari Rp. 531.782.348.151 pada tahun 2006,
608.295.586.691
tahunnya.
realisasi penerimaan PAD disebakan dari
penerimaan pendapatan yang mencapai
Rp.
setiap
mengalami fluktuasi. Ketidak tercapaianya
Terlihat pada tahun 2006 dan 2008
kenaikan
PAD
dalam
Walaupun dalam kenyataanya realisasi
peningkatan setiap tahunnya.
mengalami
keberhasilannya
Rp. selisih
penerimaan sebesar Rp. 23.553.176.407 atau 4,03 persen dari yang ditargetkan.
8
tahunnya. Tabel 4.4 Kontribusi pajak parkir terhadap PAD Tahun 2005-2012 dalam (Rp)
Antara realisasi pajak parkir dan realisasi penerimaan PAD terdapat selisih yang cukup jauh. Jika dilihat trend pajak parkir mengalami ternd yang cenderung fluktuatif pada awal 2005 sampai 2008, sedangkan
realisasi
penerimaan
PAD
mengalami trend positif yang selalu megalami
kenaikan
realisasi
setiap
tahunnya. Akan tetapi 3 tahun terakhir terlihat bahwa realisasi penerimaan pajak parkir
sebanding
penerimaan
PAD,
dengan selalu
realisasi mengalami
kenaikan tiap tahunnya. Kontribusi retribusi parkir terhadap
Berdasarkan tabel 4.4 Terlihat bahwa
PAD
kontribusi pajak parkir tehadap PAD
Kontribusi retribusi parkir terhadap
sangatlah kecil yaitu rata-rata hanya
PAD dapat dilihat sebagai berikut :
berkisar 2,29 persen. Selama delapan
Tabel 4.5 Kontribusi retribusi parkir terhadap PAD Tahun 2005-2012 dalam (Rp)
tahun kontribusi pajak parkir terhadap PAD
berfluktuasi.Pada
merupakan
tahun
tahun
dengan
2006 tingkat
kontribusi yang paling tinggi dibanding dengan tahun lainnya yaitu sebesar 2,71 persen. Sedangkan tahun 2012 merupakan tahun
dimana
pajak
parkir
hanya
memberikan kontribusi sebesar 1,44% terhadap PAD kota Surabaya. Tahun
2006
kontribusi
retribusi
parkir terhadap PAD mengalami kenaikan dari 2.65 persen ditahun 2005 menjadi 2,71 persen ditahun 2006. Namun, ditahun 2007 - 2012 kontribusi retribusi parkir terhadap PAD terus mengalami fluktusi, yaitu masing-masing sebesar 2,29 persen,
Berdasarkan tabel 4.4 Terlihat bahwa
2,31 persen, 2,48 persen, 2,35 persen, 2,16
kontribusi pajak parkir tehadap PAD
persen, dan 1,44 persen dan rata – rata
sangatlah kecil yaitu rata-rata hanya
kontribusi parkir sebesar 2,29 persen tiap 9
berkisar
1,22
2005
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
tingkat
Distribusi normal mengandung arti bahwa
kontribusi yang paling tinggi disbanding
data memusat pada nilai rata-rata dan
dengan tahun lainnya yaitu sebesar 1,57
median.
persen.
distribusi data kita bisa menggunakan
merupakan
persen.
tahun
Tahun
dengan
Sedangkan
tahun
2012
merupakan tahun dimana pajak parkir
Untuk
mengetahui
bentuk
grafik distribusi dan analisis statistik.
hanya memberikan kontribusi sebesar 0,55
Berdasarkan hasil Uji Normalitas
persen terhadap PAD kota Surabaya.
dengan
Kontribusi retribusi parkir terhadap
alat
bantu
komputer
yang
menggunakan bantuan program SPSS. 16
PAD mengalami fluktuasi Setiap tahunnya,
for
akan tetapi nilai kontribusi masih dibawah
Signifikansi dari pajak parkir sebesar
2%
tergolong
diperoleh
bahwa
nilai
sangat
kecil.
0,20 > 0,05, retribusi parkir sebesar
retribusi
parkir
0,064 > 0,05, dan PAD sebesar 0,083 >
terhadap PAD terjadi pada tahun 2010
0,05 maka persamaan model regresi linier
dengan kontribusi sebesar 1,14 % ditahun
berganda memenuhi asumsi normalitas,
2009 menjadi 1.41 persen ditahun 2010.
sehingga
Selanjutnya pada tahun – tahun lainnya
penelitian.
Kenaikan
masih
windows
kontribusi
dapat
digunakan
kontribusi retribusi parkir terhaadap PAD
Uji Multikolinearitas
mengalami penurunan tiap tahunnya.
Berdasarkan
hasil
dalam
Uji
Kontribusi retribusi parkir terhadap
multikolonieritas diperoleh bahwa seluruh
Pendapatan Asli Daerah setiap tahunnya
variabel bebas (X) yang digunakan dalam
sangat
persen,
penelitian ini mempunyai nilai tolerance >
adanya
0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation
perbandingan antara realisasi penerimaan
Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam
retribusi
realisasi
persamaan regresi tidak ditemukan adanya
penerimaan PAD sangatlah jauh. Hal ini
korelasi antar variabel bebas atau bebas
mungkin dikarenakan PAD memperoleh
multikolinieritas,
kontribusi yang lebih besar disektor pajak
variabel
dibandingkan dengan sektor retribusi dan
digunakan dalam penelitian. Dan jika nilai
pemungutan retribusi parkir pun jauh dari
tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF <
potensi yang ada.
10 (Ghozali, 2006:91) maka tidak terjadi
Uji normalitas
multikolinieritas.
kurang
dimungkinkan
parkir
Pengujian
hanya
1,22
karena
dengan
normalitas
adalah
bebas
sehingga (X)
tersebut
seluruh dapat
Uji Heterokedastisitas
pengujian tentang kenormalan distribusi
Pada hasil uji Heteroskedastisitas
data. Penggunaan uji normalitas karena
dalam penelitian ini, gambar atau grafik
pada analisis statistik parametrik, asumsi
menunjukkan tidak ada pola yang jelas
yang harus dimiliki oleh data adalah
serta titik-titik menyebar di atas dan di 10
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak
demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
heteroskedastisitas.
ini berarti bahwa pajak parkir (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan
Uji autokorelasi
secara parsial terhadap pendapatan asli
Model regresi yang baik adalah
daerah atau PAD (Y).
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
Untuk variabel retribusi parkir (X2)
mengetahui ada tidaknya autokorelasi
mempunyai nilai t hitung sebesar -5.589
dapat digunakan uji Dorbin Watson (uji
tidak sesuai syarat pengujian, akan tetapi
D-W).
memilikki tingkat signifikansi sebesar
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan
alat
bantu
komputer
0,001<0,05
yang
persen.
Dengan
ini berarti bahwa variabel retribusi parkir
for windows diperoleh bahwa diketahui
(X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
memilikki durbin Watson sebesar 3.394.
secara parsial terhadap pendapatan asli
Dengan syarat dU < d < 4 - dU , maka
daerah atau PAD (Y).
1,771 < 3,394 < 4 – 1,771, sehingga tidak
Uji F
memenuhi syarat bebas dari autokorelasi. muncul
5
demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
menggunakan bantuan program SPSS. 16
Auotokorelasi
atau
karena
Hipotesis pertama ini diuji dengan
observasi yang berurutan sepanjang waktu
menggunakan
berkaitan satu sama lain. Masalah ini
perhitungan menunjukkan nilai F hitung
timbul
sebesar
karena
residual
(
pengganggu) tidak bebas
kesalahan
uji
205.132
F,
menurut
dengan
hasil
tingkat
dari suatu
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau 5
amatan ke amatan yang lain. Hal ini sering
persen. Untuk syarat pengujian terlebih
ditemukan pada runut waktu / time series
dahulu
karena gangguan pada seorang individu /
sebagai berikut :
kelompok
cenderung
adanya
perumusan
hipotesis
mempengaruhi
H0 : b1,b2 = 0 Secara bersama-sama
gangguan pada individu / kelompok yang
tidak ada pengaruh yang signifikan antara
sama pada periode berikutnya.
variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : b1,b2 ≠ 0 Secara bersama-sama
Uji t Uji t digunakan untuk menguji mengetahui
pengaruh
variabel
ada pengaruh yang signifikan antara
bebas
variabel bebas terhadap variabel terikat.
terhadap variabel terikat secara parsial.
Dengan tingkat signifikansi atau level
normalitas
of signifikan (α) sebesar 0,05 atau 5 persen,
dapat diketahui bahwa t hitung untuk
jika Sig. F < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
variabel pajak parkir (X1) sebesar 16.546
diterima, artinya variabel bebas (X) secara
didukung pula dengan tingkat signifikansi
bersama-sama mempunyai pengaruh yang
sebesar 0,000 < 0,05 atau 5 persen. Dengan
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Dari
hasil
pengujian
11
Jika Sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,
variabel
bebas
(X)
Dari tabel 4.12 diatas dapat digunakan
secara
untuk menyusun model persamaan regresi
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh
linier berganda sebagai berikut :
yang signifikan terhadap variabel terikat
Y = -3.060E + 118 X1 -102 X2 + e
(Y).
Persamaan regresi dapat menjelaskan Dari hasil pengujian dapat diketahui
bagaimana bentuk pengaruh dari setiap
bahwa F hitung sebesar 205.132 didukung
variabel bebas pada variabel terikat.
pula dengan tingkat signifikansi sebesar
Interpretasi yang dapat dijelaskan dari
0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05
model regresi yang terbentuk di atas
atau 5 persen, dengan demikian H0 ditolak
yaitu :
dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa
Konstanta (a), Ini berarti jika semua
pajak parkir (X1) dan retribusi parkir (X2)
variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka
mempunyai pengaruh yang signifikan
nilai variabel terikat (Beta) sebesar -3.060
secara simultan terhadap pendapatan asli
satuan. Nilai konstanta sebesar -3.060
daerah atau PAD (Y).
satuan dan bertanda negatif menyatakan
Analisis Regresi Linear Berganda
bahwa
Untuk mengetahui pengaruh variabel
variabel bebas, maka besarnya pengaruh
pajak parkir (X1) dan retribusi parkir (X2)
terhadap variabel Y adalah sebesar -3.060
terhadap PAD (Y), maka digunakan teknik
satuan.
analisis
regresi
Perhitungan
data
linier dilakukan
tanpa
adanya
pengaruh
dari
berganda.
Pajak parkir (X1) terhadap beta (Y),
dengan
Nilai koefisien Pajak parkir untuk variabel
menggunakan Statistic Program of Social
X1
sebesar
118
satuan.
Hal
ini
Science (SPSS) 16 for Windows. Hasil uji
mengandung arti bahwa setiap kenaikan
analisis regresi linier berganda dapat dilihat
118 satu satuan maka variabel Beta (Y)
pada tabel di bawah ini:
akan naik sebesar 118 dengan asumsi
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Retribusi parkir (X2) terhadap beta (Y), Nilai koefisien retribusi parkir untuk variabel X2 sebesar -102 satuan dan bertanda negatif, ini menunjukkan bahwa retribusi parkir mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan PAD. Hal ini
mengandung
arti
bahwa
setiap
kenaikan retribusi parkir satu satuan maka variabel Beta (Y) akan turun sebesar -102 satuan dengan asumsi bahwa variabel 12
bebas yang lain dari model regresi adalah
memenuhi
tetap.
pendapatan sebesar Rp. 27.286.574.344
Pembahasan
dari
Pembahasan
pada
penelitian
ini
target,
Rp.
dari
penerimaan
26.000.000.000,
selisih
mengalami
penerimaan
sebesar
didasarkan dengan melihat hasil pengujian
Rp.1.286.574.344 atau 4,95 persen dari
hipotesis dari uji F dan uji t yang dianalisis
yang ditargetkan.
menggunakan
model
regresi
linier
Ketidak tercapainya realisasi pajak
berganda, karena hasil pengujian hipotesis
parkir dimungkinkan disebabkan oleh
dari uji F dan uji t dapat digunakan untuk
berbagai
menarik
wawancara dengan pihak DISPENDA,
kesimpulan
yang
diperoleh
penyebab.
bahwa
Berdasar
penyebab
hasil
setelah melakukan penelitian.
menjelaskan
utama
Kondisi pajak parkir kota Surabaya
terletak pada kurang efektifnya sistem pemungutan pajak parkir di mall – mall
Data mengenai target dan realisasi pendapatan dari sektor pajak parkir kota
besar.
Surabaya diperoleh dari Dinas Pendapatan
pajak parkir pada mall diserahkan pada
Daerah
(DISPENDA)
Surabaya.
pihak ketiga sehingga pemerintah sendiri
Target
dan
penerimaan
tidak tahu pasti berapa potensi parkir taip
pendapatan pajak parkir kota Surabaya
hari tanpa ada pengawasan tersendiri.
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.
Selain itu adanya tunggakan pajak, denda
Selama delapan tahun terakhir realisasi
kehilangan karcis parkir dan valet parking
penerimaan pajak parkir di kota Surabaya
yang
mengalami
Terkadang
penerimaannya dapat juga mengurangi
terkadang
penerimaan potensi penerimaan pajak
mengalami
kota
realiasasi
fluktuasi. kenaikkan
dan
mengalami penurunan. Penurunan terjadi
menjadi
sebesar
belum
pemungutan
diketahui
Kemungkinan
Rp.14.228.718.047
jenis
lainnya
kebocoran-kebocoran
sebesar Rp. 13.349.126.560
pos
terjadinya
dalam
sistem
pemungutan pajak parkir ditenggarahi
pada tahun 2007. Walaupun
kenyataanya
parkir.
pada tahun 2006 dengan penerimaan pendapatan
Pada
menjadi penyebab tidak terealisasinya demikian,
realisasi
penerimaan. Selain itu terjadinya banyak
penerimaan pajak parkir juga mengalami
penyimpangan pemungutan pajak parkir,
kenaikan. Kenaikan realisasi penerimaan
misalanya pemungutan parkir dilakukan
yang sigifikan terjadi pada tahun 2011 ke
oleh
tahu 2012, dengan penerimaan pendapatan
kenyataanya
tahun 2011 sebesar Rp. 21.867.038.427
dilakukan oleh oknum-oknum yang bukan
naik menjadi Rp. 27.286.574.344. Untuk
petugas
pencapaian realisasi penerimaan melebihi
diperoleh dari jasa parkir dalam laporan
target hanya pada tahun 2012 yang
hasil atas jasa parkir dalam peleporan 13
petugas
parkir masih
parkir,
ada
sehingga
akan
tetapi
pemugutan
uang
yang
pihak ke tiga pada instansi pemerintah
Ketidak tercapainya realisasi retribusi
DISPENDA kurang transparan padahal
parkir dimungkinkan disebabkan oleh
yang dapat terlihat tempat perbelanjaan
berbagai
setiap
dupeneuhi
wawancara
pengunjung dan terlihat berjejernya parkir
menyurvey
kendaraan baik itu sepeda motor atau
kecurangan-kecurangan
mobil.
dilapangan, seperti tidak adanya karcis
harinya
Kondisi
selalu
retribusi
parkir
penyebab.
Berdasar
dengan
pihak
hasil
DISHUB,
banyak
terjadi yang
terjadi
parkir sebagai bukti telah membayar
kota
retribusi parkir, tarif retribusi parkir yang
Surabaya Data mengenai target dan realisasi
melebihi tarif sebenarnya. Berdasarkan
pendapatan dari retribusi parkir kota
peraturan pemerintah, lamanya parkir
Surabaya
Dinas
yang seringkali tidak dihitung, sehingga
Perhubungan (DISHUB) kota Surabaya.
besarnya retribusi yang harus dibayarkan
Target
oleh wajib retribusi tidak sesuai dengan
diperoleh
dan
dari
realiasasi
penerimaan
penadapatan pajak parkir kota Surabaya
keadaan sebenarnya, dan lain sebagainya.
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.
Tempat parkir didepan toko – toko
Selama delapan tahun terakhir realisasi
misalnya, banyak mobil dan motor yang
penerimaan
sector
bejajar sepanjang hari dengan membayar
retribusi parkir tidak ada yang memenuhi
retribusi sama seperti hanya parkir selama
target, tetapi tiap tahunnya penerimaan
waktu yang telah ditetapkan. Padahal
retribusi parkir terus meningkat kecuali
lamanya parkir maksimal hanya dua jam
tahun 2012. Pada tahun 2012 mengalami
dan jam-jam berikutnya dikenakan tariff
penurunan penerimaan dari penerimaan
yang berbeda. Untuk kendaraan roda
pada
Rp.
empat misalnya tariff Rp 1500 hanya
Rp.
untuk sekali parkir selam dua jam,
penerimaan
sedangkan jam-jam berikutnya dikenakan
tertingi terjadi pada tahun 2009 ke tahun
tariff Rp 1000 untuk setiap jam berikutnya.
2010 dengan penerimaan tahun 2009
Hal
sebesar Rp. 9.188.033.900 menjadi Rp.
diperhatikan oleh juru parkir. Padahal jika
11.458.297.500 pada tahun 2010, yang
dihitung hitung, misalnya satu mobil
juga diimbangi oleh penurunan target
parkrir selama Sembilan jam 07.00-16.00,
penerimaan pada tahun 2008 ke tahun
harusnya
2009. Penurunan target penerimaan dari
Rp.8500. tetapi yang dipungut oleh juru
Rp 14.074.657.502 pada tahun 2008
parkir hanya sebesar tariff normal Rp.
menjadi Rp 13.927.549.647 pada tahun
1500,. Menurut juru parkir berdasarkan
2009.
hasil
pendapatan
tahun
12.332.401.000 10.470.268.500.
2011
dari
sebesar
menjadi Kenaikan
ini
sering
tidak
dipungut
pengamatan
dihitung
retribusi
dilapangan,
dan
sebesar
agak
sungkan untuk memungut lebih, karena 14
biasanya yang parkir sehari penuh adalah
dengan menggunakan alat analisis yang
pemilik took itu sendiri dan sudah setiap
disebutkan pada bab sebelumnya, dapat
hari mereka parkir didepan tokonya itu,
disimpulkan bahwa pajak daerah dan
padahal yang digunakan untuk parkir
retiribusi daerah berpengaruh signifikan
merupakan
wajib
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di
dipungut retribusi parkir sebagaimana
kota Samarinda. Hasil penelitian adalah
mestinya.
sebagai berikut : Penerimaan Daerah dari
Pajak dan retribusi parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
Samarinda terus meningkat dalam periode
Surabaya
tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun
badan
jalan
yang
Pajak dan retribusi parkir sebagai
2010. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
salah satu kompenen pajak dan retribusi
(PAD) kota Samarinda terendah pada
daerah tentu saja juga ikut mempengaruhi
tahun
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
81,404,816,544,- dan tertinggi pada tahun
kota
keduanya
2010 yaitu sebesar Rp. 126.875.101.313,-.
sama-sama mempengaruhi pendapatan asli
Namun jika dilihat dari tingkat efektifitas
daerah, akan tetapi mempunyai pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota
relative kecil. Hal yang menarik dimana
Samarinda berbeda karena yang memiliki
dilihat dari jumlah antara pajak dan
tingkat efektifitas paling baik pada tahun
retribusi parkir, realisasi penerimaan pajak
2007
parkir mempunyai jumlah kontribusi yang
sedangkan
lebih
efektifitas terendah ada pada tahun 2010
Surabaya.
besar
Meskipun
terhadap
realisasi
pendapatan asli dari pada retribusi parkir.
2006
yaitu
yaitu
sebesar yang
sebesar
110,04
memiliki
Rp.
persen, tingkat
yaitu hanya sebesar 84,58 persen.
Besarnya kontribusi retribusi parkir lebih
Sesuai yang dikemukakan oleh Sidiq
kecil dari pada kontribusi pajak parkir ,
(2008) bahwa pajak dan restribusi daerah
dimana
merupakan sumber pendapatan daerah
pajak
parkir
mempunyai
kontribusi rata – rata sebesar 2,29 persen
yang
tiap tahunnya terhadap pendapatan asli
penyelenggaraan
daerah,
parkir
pembangunan daerah. Sebagai salah satu
mempunyai kontribusi hanya sebesar 1,22
kompenen pajak dan retribusi daerah jelas
persen tiap tahunnya terhadap pendapatan
bahwa
asli daerah.
memilikki
sedangkan
retribusi
penting
pajak
untuk
membiayai
pemerintahan
dan
pengaruh
retribusi serta
dan
parkir
kontribusi
H. Mat Juri dengan judul penelitian
terhadap peningkatan PAD kota Surabaya.
analisis kontribusi pajak daerah dan
Pendapat tersebut sesuai dengan UU
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli
Nomor
Daerah (PAD) kota Samarinda. Hasil
Perimbangan
Setelah data diolah, dianalisis dan di bahas
pemerintah Pusat dan Daerah, pendapatan 15
33
Tahun
2004
Keuangan
tentang Antara
asli daerah adalah penerimaan yang
daerah atau PAD (Y). hal tersebut
diperoleh
daerah,
diketahui dari nilai t hitung sebesar -5.589
retribusi daerah, hasil perusahaan milik
tidak sesuai syarat pengujian, akan tetapi
daerah,
memilikki tingkat signifikansi sebesar
dari
hasil
sektor
pajak
pengeloalaan
kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
0,001<0,05 atau 5 persen.
pendapatan asli daerah yang sah.
Hasil dari uji F menunjukna F hitung
Penelitian yang menyatakan bahwa pajak
parkir
parkir
tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan
nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5 persen,
asli daerah (PAD) dilakukan oleh
Dwi
dengan demikian H0 ditolak dan Ha
Pengaruh
diterima. Hal ini berarti bahwa pajak
Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah
parkir (X1) dan retribusi parkir (X2)
terhadap
Pertumbuhan
mempunyai pengaruh yang signifikan
Ekonomi di Kabupaten Ponorogo. Hasil
secara simultan terhadap pendapatan asli
regresi linier berganda menunjukan bahwa
daerah atau PAD (Y).
Kurniawan,
dan
Septian
retribusi
sebesar 205.132 didukung pula dengan
.2010.
Peningkatan
pajak daerah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,90 dan
SIMPULAN DAN SARAN
retribusi
Simpulan
daerah
berpengaruh
positif
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
0,873.
pajak parkir berpengaruh positif terhadap
Dari hasil analisa penelitian yang telah
dilakukan
oleh
penulis
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD),
dapat
meskipun mempunyai pengaruh relative
diperoleh kesimpulan bahwa pajak parkir
kecil
dan
mempunyai jumlah sumbangan lebih besar
retribusi
parkir
mempengaruhi
terhadap
PAD.
Pajak
parkir
peningkatan pendapatan asli daerah. Hal
daripada
tersebut ditunjukkan dari hasil uji F dan
peningkatan pendapatan asli daerah ,
Uji t. Dari hasil uji t atau secara parsial
terlihat
pajak parkir
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap pendapatan asli
retribusi
dari
Hasil dari
parkir
kontribusi
pajak
dalam
parkir
penelitian menunjukkan
daerah atau PAD (Y). Hal tersebut dapat
bahwa retribusi parkir berpengaruh positif
diketahui bahwa nilai t hitung untuk
terhadap peningkatan pendapatan asli
variabel pajak parkir (X1) sebesar 16.546
daerah (PAD). Walaupun pengaruhnya
didukung pula dengan tingkat signifikansi
terhadap peningkatan pendapatan asli
sebesar 0,000 < 0,05 atau 5%. Sedangkan
daerah lebih kecil daripada pajak parkir,
untuk retribusi parkir variabel retribusi
tetapi peran retribusi daerah terhadap
parkir (X2) juga berpengaruh signifikan
jumlah pendapatan asli daerah sangat
secara parsial terhadap pendapatan asli
penting. 16
Secara parsial dan simultan variabel pajak
parkir
dan
retribusi
DAFTAR PUSTAKA
parkir Elmi,
Bachrul. 2002. Keuangan pemerintah daerah otonom di Indonesia. Jakarta : UI-press Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro: Semarang. Gujarati, Damodar N. 2006.(United States Military Academy, West Point). Essentials of Econometrics. Third Edition. McGraw-Hill International Edition. (http//www.Uji Durbin-Watson (DW test) _ Belajar SPSS.com. Diunduh tanggal 13 Mei 2013.) Halim, Abdul . 2004. Akuntansi keuangan daerah. Yoyakarta : Salemba Empat. Kaho, Josef riwu. 2005. Prospek otonomi daerah di Negara republic Indonesia. Jakarta. : PT Raja Grafindo Persada. Sutedi, Adrian 2008. Hukum pajak dan restribusi daerah . Bogor : Ghalia Indonesia Mardiasmo. 2002. Perpajakan. Edisi Revisi 2002. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Siahaan, Mariot P. 2010. Hukum pajak elementer. Konsep perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graham Ilmu Tap MPR Nomor XV/MPR/1998. Tentang “penyelenggaraan otonomi daerah. UU Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004. tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Kota
Surabaya.
Ini
menunjukkan bahwa keduanya sama-sama berperan untuk meningkatkan peningkatan pendapatan asli daerah. Saran Dari hasil analisa beberapa variabel diperoleh dari penelitian tersebut maka penulis memberikan saran bahwa Pajak dan retribusi parkir secara bersama-sama berpengaruh, oleh karena itu pajak dan retribusi
parkir
harus
ditingkatkan.
Peningkatan pajak dan retribusi parkir dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga kerja, hal ini dapat membantu penarikan yang datang langsung kepada wajib pajak dengan sistem door to door. Penambahan tenaga kerja ini dilakukan agar tidak memakan waktu yang banyak, mengingat jangkauan wilayah yang sangat luas. Pajak dan retribusi parkir dapat ditingkatakan dengan memperbaiki sistem penarikan dan pengelolaan, perbaikan sistem dan pengelolaan diharapkan akan mampu menambah jumlah pajak dan retribusi parkir. Perbaikan sistem dan pengelolaan akan meminimalisir adanya korupsi atau kebocoran parkir.
17