ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME KELOMPOK TANI MINA MAKMUR, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU H34104128
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 iii
RINGKASAN DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SITI JAHROH). Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang menjadi mayoritas di Indonesia, sehingga aktivitasnya sangat berperan dalam menyokong perekonomian bangsa. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian lebih baik dari pemerintah maupun masyarakat, agar dapat berkembang dan lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Pembesaran gurame merupakan salah satu usaha budidaya perikanan yang memiliki potensi dalam menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah. Usaha pembesaran gurame dinilai sebagai salah satu usaha yang sangat prospektif, mengingat tingginya permintaan pasar terhadap gurame konsumsi. Hal ini juga terkait dengan peningkatan perekonomian masyarakat yang berakibat pada peningkatan konsumsi protein, yang salah satunya bersumber dari daging ikan. Fenomena ini terlihat terutama di kota-kota besar yang ditandai dengan semakin banyaknya pusat-pusat kuliner berbahan dasar ikan. Berdasarkan persentase produksi ikan gurame, sampai saat ini tercatat lima provinsi penghasil ikan gurame terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat (34,04%), Jawa Tengah (18,67%), Sumatera Barat (15,44%), Jawa Timur (14,98%), dan Nusa Tenggara Barat (2,7%) (Khairuman, 2011). Desa Petir Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ikan gurame di provinsi Jawa Barat. Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat yang didukung dengan adanya program germani (gemar makan ikan) merupakan peluang bagi Kelompok Tani Mina Makmur sebagai salah satu kelompok pembudidaya ikan gurame. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi peluang tersebut Kelompok Tani Mina Makmur berencana untuk menambah skala usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengembangan usaha ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak atau tidak untuk dijalankan. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis kelayakan usaha dengan mengkaji dua aspek yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial lingkungan yang dilakukan secara kualitatif.Sedangkan aspek finansial dilihat dari kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) serta menganalisis tingkat switching value terhadap variabel output maupun variabel input yang dilakukan dengan metode kuantitatif dan dipaparkan secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga Desember 2012. Berdasarkan analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek pasar maka dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan, karena produk yang ditawarkan merupakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, harga yang ditawarkan juga harga yang dapat dijangkau oleh konsumen, kontinuitas produk yang dapat dijaga untuk memenuhi i
permintaan konsumen, dan saluran tata niaga yang tidak terlalu panjang sehingga dapat menjaga keuntungan pemilik usaha. Berdasarkan analisis kelayakan usaha aspek teknis dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan karena lokasi usaha dekat dengan sumber bahan baku dan pasar, sarana dan prasarana yang mendukung, serta peralatan yang memadai. Berdasarkan analisis kelayakan usaha aspek manajemen dan hukum dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan karena terpenuhinya empat fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Sedangkan dari aspek hukum, Kelompok Tani Mina Makmur sudah memiliki kekuatan hukum yang akan memberikan jaminan untuk memperlancar kegiatan bisnis. Berdasarkan analisis kelayakan usaha aspek sosial lingkungan dapat disimpulkan bahwa usaha Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan karena tidak menimbulkan limbah yang dapat menganggu masyarakat sekitar perusahaan dan mendukung pendapatan rumah tangga karena telah mempekerjakan orang-orang yang berasal dari sekitar perusahaan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik usaha. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan dua kondisi. Kondisi pertama merupakan kondisi tanpa pengembangan yaitu dimana usaha belum mengalami penambahan kapasitas produksi dan kondisi kedua merupakan kondisi dimana usaha mengalami peningkatan kapasitas produksi. Analisis kelayakan finansial usaha ikan gurame tanpa pengembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesar Rp 40.458.531 yang dihasilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 1,63 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 18 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan (5,25 persen), dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu delapan tahun. Sedangkan analisis kelayakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur dengan pengembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesarRp 451.876.066 yang dihasilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 34,7 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 28 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan (5,25 persen), dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu satu tahun. Analisis switching value menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur tanpa pengembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan dari pada penurunan produksi, dimana switching value kenaikan harga pakan sebesar 2,35 persen dan penurunan produksi sebesar 8 persen. Sedangkan untuk usaha pembesaran ikan gurame dengan pengembangan relatif sama dengan sebelum pengembangan, yaitu lebih peka terhadap peningkatan harga pakan dari pada penurunan produksi, dimana switching value menunjukkan kenaikan harga pakan sebesar 22,21 persen dan penurunan produksi sebesar 9,05 persen. Incremental Net Benefit (manfaat bersih) yang diperoleh dari hasil pengurangan manfaat bersih (net benefit) tanpa pengembangan dari manfaat bersih dengan pengembangan yakni sebesar Rp 248.656.024 menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dikembangkan.
ii
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME KELOMPOK TANI MINA MAKMUR, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR
DERITA WATI VERA WAKINA BR SITEPU H34104128
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 iii
Analisis Judul Skripsi Kelayakan: Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Nama
: Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu
NIM
: H34104128
Disetujui, Pembimbing
Siti Jahroh, Ph.D NIP. 19771126 200812 2001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1002
Tanggal Lulus : iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum
pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2013
Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu
H34104128
v
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Namurih, Sumatera Utara pada tanggal 06 Mei 1986. Penulis adalah anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak M. Laris Sitepu dan Nursiah Br. Ginting.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No.028303 Kotamadya Binjai (1992-1998), kemudian melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SLTP Negeri 10 Kotamadya Binjai (1998-2001). Jenjang pendidikan sekolah menengah atas ditempuh oleh penulis di SMA Taman Siswa Kotamadya Binjai (2001-2004).
Penulis diterima sebagai Mahasiswi di Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis (2006-2009). Penulis meneruskan pendidikan program sarjana Ahli Jenis pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (2010-2013).
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha baik dari segi non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen dan aspek sosial lingkungan) dan segi finansial terhadap Kelompok Tani Mina Makmur. Diharapkan hasil kajian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi Kelompok Tani Mina Makmur dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Maret 2013
Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya penelitian ini dapat terselesaikan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran mulai dari persiapan penelitian sampai penulisan selesai. 2. Dr. Ir. Suharno, MAdev selaku dosen penguji utama dan Arief Karyadi Uswandi, SP selaku penguji akademis pada sidang penulis yang bersedia memberikan waktu memeriksa skripsi ini dan memberikan kritik serta saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Tintin Sarianti, Sp, MM selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang sudah memberikan masukan, arahan serta saran dalam persiapan penelitian. 4. Pihak Kelompok Tani Mina Makmur yang telah memberikan data-data yang penulis butuhkan untuk kelancaran penulisan skripsi. 5. Orang tua, keluarga dan calon suami yang selalu ada memberikan cinta, doa, semangat yang tiada henti kepada penulis. 6. Sahabat seperjuangan Ibu Shinta, Sherly Marcelina, Nanda, Ani, Naya, Imel, fince, Wilma, Dewinta dan Deo yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian penelitian ini. 7. Teman-teman Agribisnis Angkatan 7 dan Ahlijenis 1 atas dukungan, semangat, saran dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, Maret 2013
Derita Wati Vera Wakina Br Sitepu
viii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
I
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang ............................................................................ Perumusan Masalah .................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Manfaat Penelitian ......................................................................
1 5 8 8
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
9
2.1. Agribisnis Perikanan Budidaya Gurame .................................... 2.2. Karakteristik Ikan Gurame ......................................................... 2.3. Pembesaran Ikan Gurame ........................................................... 2.3.1. Sistem Pembesaran Gurame .................................... 2.3.2. Pangaturan Kepadatan Ikan ..................................... 2.3.3. Pemberian Pakan ...................................................... 2.4. Studi Kelayakan Budidaya Ikan Gurame ...................................
9 9 11 11 12 12 12
III KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................
17
II
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Teori Investasi ............................................................................ Teori Biaya dan Manfaat ............................................................ Studi Kelayakan Bisnis ............................................................... Kriteria Kelayakan Bisnis ........................................................... 3.4.1 Aspek Non Finansial ................................................ 3.4.2 Aspek Finansial ........................................................ 3.5. Kerangka Pemikiran Operasional ...............................................
17 18 19 20 21 23 26
IV METODE PENELITIAN..................................................................
29
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 4.3. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 4.4.1 Aspek Non Finansial .................................................................. 4.4.1.1 Aspek Pasar .......................................................... 4.4.1.2 Aspek Teknis ........................................................ 4.4.1.3 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ................... 4.4.1.4 Aspek Manajemen dan Hukum ............................ 4.4.1.5 Aspek Lingkungan ............................................... 4.4.2 Aspek Finansial .......................................................................... 4.5. Asumsi Dasar ..............................................................................
29 29 29 30 30 30 31 31 31 32 32 36 ix
Halaman
V
DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PETANI .................................
39
5.1. Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya .................................. 5.2. Gambaran Umum Lokasi Perusahaan ........................................ 5.2.1 Letak dan Keadaan Umum....................................... 5.2.2 Kependudukan ......................................................... 5.2.3 Sarana dan Prasarana ...............................................
39 39 39 40 42
VI ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL ..............................
43
6.1. Analisis Aspek Teknis ................................................................ 6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Usaha Ikan Gurame............................................................. 6.1.2. Fasilitas Penunjang Usaha Ikan Gurame ................. 6.1.3. Teknik Pengembangan Pembesaran Ikan Gurame .. 6.2. Analisis Aspek Pasar .................................................................. 6.3. Aspek Organisasi, Manajemen dan Hukum ............................... 6.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ........................... 6.5. Analisis Aspek Lingkungan........................................................
43 43 43 44 47 50 51 52
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL ..............................................
54
7.1. Analisis Finansial “Tanpa Pengembangan Usaha” .................... 7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) ........................................ 7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) .................................... 7.1.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur .................................... 7.1.4. Analisis Laba Rugi ................................................... 7.1.5. Analisis Switching Value ......................................... 7.2. Analisis Finansial “Dengan Pengembangan Usaha” .................. 7.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) ........................................ 7.2.2. Arus Pengeluaran (Outflow) .................................... 7.2.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur ............................................ 7.2.4. Analisis Laba Rugi ................................................... 7.2.5. Analisis Switching Value ......................................... 7.3. Manfaat Bersih Tambahan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan”dibandingkan dengan Usaha “Tanpa Pengembangan” ............................................................. 7.4. Incremental Net Benefit Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan”Dibandingkan dengan“Tanpa Pengembangan” ..........................................................................
54 54 56
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
70
8.1. Kesimpulan ................................................................................. 8.2. Saran ...........................................................................................
70 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
72
LAMPIRAN ...............................................................................................
74
58 60 60 61 61 63 65 67 67
68
69
x
DAFTAR TABEL Nomor 1.
Halaman Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2011 (miliar rupiah) .............................................................................................
1
2.
Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tahun 2008-2010 (dalam satuan ton) ....................................................................................... 3
3.
Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011 (dalam satuan ton)..............................................
4
Permintaan Ikan Gurame pada Beberapa Rumah Makan atau Restoran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2012 ............................
6
Jumlah Penduduk Desa Petirberdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 ......................................................................................
41
6.
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011 ..........
41
7.
Sarana dan Prasarana Desa Petir Tahun 2011 .................................
42
8.
Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi Kabupaten Bogor .........
48
9.
Kriteria Kelayakan Aspek Non Finansial ........................................
53
10. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Tanpa Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun ..........................
55
11. Biaya Tetap Kelompok Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha” .......................................................
57
12. Biaya Variabel Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”......
58
4. 5.
13. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha” ....................................................... 60 14. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun........................
62
15. Biaya Tetap Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ........
64
16. Biaya Variabel Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ..
65
17. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”..................................................... 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
28
2.
Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur .......................
51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Produksi Perikanan per Komoditas di Kolam Air Tenang 2011.....
75
2. Kuesioner ........................................................................................
77
3. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”....................................................................
81
4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”....................................................................
81
5. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan”
81
6. Switching Value Penurunan Produksi 8 Persen Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”...............................
81
7. Switching Value Kenaikan Pakan 2,35 Persen Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha”............................... 8.
80
Investasi Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”....................................................................
81
9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”....................................................................
82
10. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan” 83 11. Switching Value Penurunan Produksi 9,05 Persen Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ...........................
84
12. Switching Value Kenaikan Pakan 22,21Persen Kelompok Tani Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” ............................
85
13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur “Tanpa dan Dengan Pengembangan Usaha” ...............................................
86
14. Incremental Net Benefit “Tanpa dan Dengan Pengembangan Usaha”....................................................................
87
15. Perbandingan Incremental Net Benefit “Tanpa dan Dengan Pengembangan Usaha” ......................................................
88
16. Jadwal Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Gurame .........................
89
xiii
I 1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang terus tumbuh dan
memiliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian masyarakat Indonesia. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan ekonomi dapat dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku penunjang agroindustri, peningkatan devisa melalui kegiatan ekspor hasil perikanan, penyedia lapangan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup 1. Peran sektor perikanan terhadap peningkatan devisa negara dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan yang mengalami tren peningkatan dibandingkan dengan sektor lainnya yang terdapat pada Tabel 1. Tabel 1.
Produk Domestik Bruto Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2011 (miliar rupiah)
Lapangan Usaha Pertanian
985.448,8
1.093,466
Perkembangan (%) 11,095
Peternakan
119.371,7
129.578,3
0,085
Perikanan
199.383,4
227.761,2
0,143
Kehutanan
48.289,8
51.638,1
0,069
2010*
2011**
Sumber :Badan Pusat Statistik (2012) Keterangan: * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Tabel 1 menunjukkan bahwa usaha pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari perkembangan kontribusi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, perkembanganjumlah unit pertanian yang terus meningkat dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik, perkembangan kontribusi bidang perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) periode tahun 2010 hingga 2011 sebesar 0,143 persen terbesar kedua 1
http://www.dkp.go.id. Trend Pasar Ikan Dunia. Diakses tanggal 11 Agustus 2012
setelah bidang pertanian sebesar 11,095 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha di bidang perikanan mengalami tren peningkatan dan akan memiliki pengaruh positif dalam kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut juga didukung kondisi geografis Indonesia yang sesuai untuk usaha di bidang perikanan dan sumber daya Indonesia yang melimpah dan berpotensi untuk dikembangkan. Peranan sektor perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi perikanan nasional yang diimbangi dengan perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui visi tahun 2010 menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015. Proyeksi peningkatan volume produksi perikanan yang sedang dibangun pemerintah tersebut turut ditopang dengan adanya program Gerakan Gemar Makan Ikan (Germani). Program ini telah dicanangkan sejak tahun 1996 dengan tujuan mendekatkan masyarakat terhadap produk-produk perikanan dan mengenal manfaat yang terkandung di dalamnya, Selain itu untuk meningkatkankesadaran masyarakat terhadap produk makanan yang lebih sehat, yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang pada akhirnya turut meningkatkan produksi hasil kelautan dan perikanan. Program gerakan gemar makan ikan dalam beberapa tahun terakhir telah memberi hasil yang efektif. Menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010, gerakan gemar makan ikan berkontribusi positif dalam peningkatan konsumsi ikan secara nasional. Rata-rata konsumsi ikan nasional dalam sepuluh tahun terakhir telah mencapai 82,29 persen dari target konsumsi ikan nasional sebesar 31,00 kg per kapita per tahun atau realisasi tingkat konsumsi rata-rata nasional sebesar 25,51 kg per kapita per tahun. Pada akhir 2011 tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg per kapita per tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011). Pencapaian tersebut telah memenuhi standar konsumsi ikan suatu negara yang ditetapkan Food and Agriculture Organization (FAO) sebesar 30 kg per kapita per tahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia berupaya meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk perbaikan gizi masyarakat
2
Indonesia, yaitu berpengaruh terhadap perkembangan tingkat kecerdasan masyarakat serta kesejahteraan dan pendapatan pembudidaya ikan. Produk perikanan di Indonesia diperoleh melalui dua cara yaitu dengan cara penangkapan dan budidaya. Perikanan budidaya juga dapat dihasilkan melalui berbagai media, seperti yang dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Tahun 2008-2010 (dalam satuan ton) Tahun 2008 2009 2010
Tangkap 63.882,75 80.527,01 120.287,57
Produksi Perikanan Budidaya 147.941 158.871 244.764
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011)
Budidaya menggunakan kolam air tawar merupakan suatu cara memproduksi ikan dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara lainnya berdasarkan informasi pada Tabel 2. Budidaya air tawar cenderung lebih mudah jika dibandingkan dengan menggunakan media lainnya. Oleh karena itu, produksi budidaya ikan menggunakan kolam air tawar sangat berpeluang untuk meningkatkan produksi ikan, mengingat proses pembuatannya yang terbilang mudah dengan lahan yang tersedia. Selain itu, budidaya ikan dengan menggunakan kolam air tawar ini cenderung lebih digemari oleh masyarakat Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi perikanan air tawar adalah Provinsi Jawa Barat. Komoditas yang menjadi unggulan dari budidaya air tawar di Jawa Barat adalah ikan gurame, nila, mas, lele, patin dan bawal. Adanya program gemar makan ikan yang dicanangkan oleh pemerintah berpengaruh terhadap tingkat konsumsi hasil perikanan yang semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan konsumen, maka kegiatan produksi perikanan mulai menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi ikan konsumsi di Jawa Barat yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada Tabel 3.
3
Tabel 3. Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011 (dalam satuan ton). Tahun 2009 2010 2011
Ikan Mas 36.503 43.596 59.724
Lele 47.200 89.529 110.527
Jenis Ikan Nila 33.239 49.536 62.929
Nilem 11.413 18.613 19.334
Gurame 9.894 12.186 12.974
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011)
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa produksi ikan gurame di Jawa Barat masih rendah dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya. Oleh karena itu peluang budidaya ikan gurame masih terbuka untuk memenuhi kebutuhan ikan konsumsi di pasar. Bogor merupakan salah satu sentra budidaya ikan air tawar di Provinsi Jawa Barat yang memiliki sumberdaya alam maupun manusia yang potensial untuk kegiatan budidaya tersebut. Selain itu, sesuai dengan tujuan pemerintah Bogor untuk menjadikan Kabupaten Bogor sebagai sentra budidaya ikan gurame, maka peluang untuk membudidayakan ikan guramedi Kabupaten Bogor masih dapat dimanfaatkan bagi produsen ikan air tawar. Salah satu daerah sentra budidaya ikan gurame di Kabupaten Bogor adalah di Desa Petir yaitu Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan Dramaga. Hal ini dapat dilihat dari luas wilayah Desa Petir yang memiliki luas 448,25 ha yang terdiri dari persawahan 210 ha, pekarangan 20 ha, empang 20 ha, perumahan 190 ha, dan lainnya 8,25 ha (Data Potensi Desa Petir, 2011). Dengan adanya lahan kosong yang belum terpakai pengembangan pembesaran ikan gurame masih dapat dilakukan di Desa Petir. Hal ini membuat kegiatan investasi pada pengembangan usaha pembesaran ikan gurame perlu diyakinkan oleh suatu alat analisis yang dapat menilai kelayakan usaha serta tingkat pengembalian terhadap investasi. Alat analisis tersebut berupa analisis Studi Kelayakan Bisnis guna mengetahui kelayakan dan besarnya keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan gurame di Kelompok Tani Mina Makmur.
4
1.2.
Perumusan Masalah Pengusahaan ikan gurame di Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk
dikembangkan, hal tersebut didukung kondisi iklim dan geografis Kabupaten Bogor yang sesuai untuk budidaya ikan terutama ikan air tawar. Salah satu kelompok tani usaha budidaya ikan air tawar di Bogor adalah Kelompok Tani Mina Makmur di Kecamatan Dramaga. Kelompok Tani Mina Makmur berpotensi untuk mengembangkan usahanya terutama untuk budidaya ikan gurame karena selain memiliki sumberdaya yang melimpah, apabila dilihat dari sisi permintaan gurame di Kabupaten Bogor juga memiliki peluang pasar yang menguntungkan bagi petani. Pada umumnya petani ikan di Kabupaten Bogor menjual ikan hasil budidayanya melalui tengkulak atau pengumpul. Hal tersebut dikarenakan petani lebih mudah dalam memasarkan produk melalui tengkulak karena memperoleh jaminan pasar untuk produk yang dihasilkan. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata permintaan tengkulak di Kecamatan Dramaga terhadap ikan gurame mencapai 600 kg per bulan sedangkan jumlah yang dapat dipenuhi oleh Kelompok Tani Mina Makmur baru mencapai 280 kg per bulan2. Selisih antara permintaan dengan jumlah ikan yang dihasilkan tersebut dapat menjadi peluang bagi petani ikan gurame terutama Kelompok Tani Mina Makmur untuk memenuhi kekurangan permintaan tersebut. Permintaan tengkulak tersebut akan terus meningkat melihat adanya peluang Bogor menjadi sentra budidaya gurame dan permintaan konsumen yang terus meningkat. Bogor sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Barat memiliki banyak restoran yang menyediakan hidangan dari hasil produk ikan yang ramai dikunjungi pada saat akhir pekan maupun libur panjang. Selain itu, adanya program pemerintah Bogor untuk menjadikan Bogor sebagai sentra budidaya gurame juga berpengaruh terhadap permintaan ikan gurame dan peningkatan kegiatan investasi budidaya gurame. Potensi sumberdaya alam dan manusia yang mendukung kegiatan budidaya gurame juga menjadi modal bagi pengembangan usaha budidaya ikan air tawar khususnya gurame.
2
Wawancara dengan tengkulak Desa Petir, Kecamatan Dramaga.padatanggal 22 Februari 2013
5
Adanya permintaan pasar yang terus meningkat terhadap ikan gurame dapat dilihat dari data permintaan konsumen terhadap ikan gurame di beberapa restoran di Kabupaten Bogor. Permintaan ikan gurame di beberapa restoran di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Permintaan Ikan Gurame pada Beberapa Rumah Makan atau Restoran di Kabupaten Bogor Tahun 2011-2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Restoran /RM.Makan Kedai Sunda Cipayung R.M Ma’Pinah gurame Bakar Saung Melayang Saung Kuring Sinar Alam 2 Rindu Alam Sinar Alam 1 Bumi Nini R.M Lembur Kuring Parung Restoran Rafles R.M Kedai Sunda 1 R.M Warung Gumati Restoran MM Juice R.M Kedai Sunda 2 Rest.Food Court Cilengsi Jumlah Rata-rata
Permintaan gurame (Kg)/Thn 2011 12.150 12.150 3.960 27.000 2.700 13.500 21.600 6.480 25.350 23.430 13.200 5.100 2.800 13.200 10.000
2012 14.200 13.100 4.150 32.150 2.750 15.250 23.700 7.570 28.400 25.150 15.500 5.300 3.120 13.750 12.500
Perkembangan* (%) 12,14 12,14 3,95 26,99 2,69 13,49 21,59 6,47 25,34 23,42 13,19 5,09 2,79 13,19 9,99 192,60 12,84
Sumber: Hasil wawancara dengan pemilik rumah makan di Kabupaten Bogor(Desember2012) Keterangan : * Perkembangan dari tahun 2011 sampai tahun 2012
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa permintaan atas ikan gurame di restoran yang ada di Kabupaten Bogor dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan, yaitu dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar 12,84 persen. Hal ini menunjukan bahwa pengusaha ikan gurame yang ada di Kabupaten Bogor khususnya Kelompok Tani Mina Makmur memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan usahanya. Kelompok Tani Mina Makmur merupakan salah satu pelaku usaha budidaya ikan air tawar dengan komoditi unggulan ikan gurame. Anggota Kelompok Tani Mina Makmur telah memiliki pengalaman dalam hal budidaya
6
ikan air tawar dan hal tersebut merupakan modal dalam pengembangan usaha. Di samping itu, lokasi Desa Petir memiliki iklim yang sesuai untuk budidaya ikan air tawar, infrastruktur yang memadai dan memiliki potensi sumberdaya alam maupun manusia yang mendukung. Kondisi iklim yang mendukung serta tersedianya sumberdaya menjadikan usaha budidaya ikan gurame memiliki peluang untuk dikembangkan oleh anggota Kelompok Tani Mina Makmur. Selain itu, meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat dengan adanya program germani (gemar makan ikan) merupakan peluang bagi Kelompok Tani Mina Makmur, sehingga untuk memenuhi peluang tersebut Kelompok Tani Mina Makmur berencana akan mengembangkan usaha dengan menambah skala usaha. Mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk upaya perluasan skala usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau tidak, dengan mengefisiensikan modal yang akan di investasikan. Aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan usaha milik Kelompok Tani Mina Makmur meliputi aspek non finansial yang terdiri dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek pasar. Kemudian juga dilakukan analisis dari aspek finansial untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha ikan gurame milik Kelompok Tani Mina Makmur. Dalam kegiatan sehari-hari terdapat faktor ketidakpastian, hal yang sama juga berlaku dalam kegiatan usaha budidaya perikanan. Untuk itu perlu dilakukan analisis switching value guna menilai apa yang akan terjadi terhadap analisis kelayakan usaha milik Kelompok Tani Mina Makmur apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya dan manfaat. Perubahan ini didasarkan pada kejadian sebelumnya yang pernah terjadi dalam kegiatan usaha budidaya gurame milik Kelompok Tani Mina Makmur, seperti kenaikan harga input utama atau penurunan harga jual ikan gurame yang akan mempengaruhi penerimaan sehingga akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui tingkat perubahan penurunan produksi yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur, serta adanya kenaikan harga pakan berupa pelet, sehingga keuntungan lebih besar dari nol atau sama dengan nol.
7
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu: 1.
Layakkah Kelompok Tani Mina Makmur mengembangkan usahanya jika ditinjau dari aspek finansial maupun non finansial?
2.
Perubahan apa saja yang akan mempengaruhi kelayakan usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menganalisis kelayakan pengembangan usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur ditinjau dari aspek finansial dan non finansial.
2.
Mengetahui perubahan-perubahan yang akan mempengaruhi kelayakan usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, serta
masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Dapat memberikan masukan bagi Kelompok Tani Mina Makmur sebagai pertimbangan dalam melakukan peningkatan kapasitas produksi 2. Sebagai media belajar dan referensi bagi mahasiswa akademik untuk melakukan penelitian lanjutan 3. Pemerintah Kabupaten Bogor memperoleh informasi mengenai analisis kelayakan pembudidayaan gurame sehubungan dengan adanya program pemerintah Kabupaten Bogor menjadikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu sentra produksi gurame.
8
II 2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Agribisnis Perikanan Budidaya Gurame Agribisnis merupakan salah satu sektor dalam kegiatan perekonomian
berbasis kekayaan alam yang dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha berorientasi keuntungan (Ramadya, 2012). Agribisnis meliputi berbagai bidang, antara lain agribisnis pertanian, agribisnis peternakan dan agribisnis perikanan. Bidang-bidang tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kegiatan usaha dan komoditas usaha. Menurut Silvy (2012), perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan manusia dalam membudidayakan hewan dan tumbuhan air. Budidaya perikanan di Indonesia merupakan salah satu komponen yang penting di sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja, serta sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan. Salah satu bidang usaha agribisnis perikanan yang memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia adalah usaha budidaya ikan gurame (Saparinto,2011). Hal ini didukung dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat akan protein hewani serta masih tersedianya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap konsumsi ikan yang diperkirakan terus meningkat merupakan suatu peluang bagi usaha budidaya ikan gurame. Para petani dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan profit usaha dan secara tidak langsung dapat menciptakan lapangan kerja. 2.2.
Karakteristik Ikan Gurame Gurame merupakan ikan air tawar yang memiliki pertumbuhan agak
lambat dibandingkan ikan air tawar yang lain, Namun ikan gurame merupakan salah satu jenis ikan yang digemari masyarakat. Kebutuhan ikan gurame selalu meningkat dalam setiap tahunnya, Meskipun pertumbuhan badan gurame relatif lama, pasarnya cukup besar, oleh sebab itu gurame masih terus dikenalkan dan dikembangkan oleh masyarakat, Seperti umumnya ikan, bentuk tubuh gurame terlihat pipih hampir oval.Tubuh gurame muda ditutupi sisik berwarna biru
kehitaman, sedangkan bagian perutnya berwarna keputihan. Menjelang dewasa, warna badan akan berubah menjadi merah kecoklatan, punggungnya menjadi merah sawo tua (kecoklatan), sedangkan perutnya berwarna keperak-perakan atau kekuningan. Sisik badan berukuran relatif lebih besar dan semakin mendekati kepala ukurannya semakin mengecil, dan tepi sisik kepala semakin kasar. Habitat atau lingkungan ikan gurame adalah air tawar.Gurame dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis maupun subtropis.Seperti sungai yang alirannya air tidak terlalu deras atau perairan yang tenang misalnya danau, waduk, rawa serta genangan-genangan kecil (kolam). Gurame termasuk golongan ikan Labyrinthici, yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernapasan berupa insang dan insang tambahan (Labirin). Labirin adalah alat pernapasan selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama.Pada selaput ini terdapat pembuluh darah kapiler sehingga memungkinkan gurame untuk mengambil oksigen langsung dari udara (Saparinto, 2011). Dalam pengusahaaan ikan gurame perlu juga diperhatikan keadaan suhu air dan tingkat keasamaan air (pH) yang berkisar 7-8. Gurame dapat hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian antara 50–600 m dpl dengan suhu optimal habitat hidup gurame berkisar 24–28OC. Kepekaan gurame yang rendah terhadap senyawa-senyawa beracun di dalam air sangat menguntungkan. Kebanyakan ikan air tawar akan mati pada kadar karbondioksida (CO2) terlarut sebesar 15 ppm. Gurame masih mampu bertahan hidup meskipun kadar karbondioksidanya mencapai 100 ppm. Kehidupan gurame juga tidak terganggu dengan adanya bahan beracun dalam air seperti nitrogen dalam bentuk amoniak (NH3) atau ammonium (NH4) maupun sulfide dalam bentuk asam sulfida (H2S). Gurame merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Larva gurame yang masih kecil memakan binatang renik (rotifera, infusoria, moina, daphnia) yang hidup sebagai perifiton (melayang dalam kolom air), Namun benih gurame lebih menyenangi larva serangga, crustaceae, zooplankton, dan cacing sutra. Setelah besar, gurame cenderung menjadi pemakan dedaunan dari tumbuhan air. Pakan dan kebiasaan makan gurame bisa berubah sesuai dengan keadaan lingkungan hidupnya.
10
2.3.
Pembesaran Ikan Gurame Usaha pemebesaran ikan gurame mengandung risiko yang lebih kecil
dibanding tingkat usaha lain, kerena tingkat mortalitas ikan yang dibudidayakan rendah. Ada tiga faktor penting yang harus di perhatikan dalam usaha pembesaran ikan gurame yaitu kualitas benih, kualitas pakan yang diberikan, dan kualitas air (Kurniawan, 2011). 2.3.1. Sistem Pembesaran Gurame Budidaya pembesaran gurame dapat dilakukan dalam dua sistem pembesaran, yaitu monokultur dan polikultur. Sistem pembesaran monokultur merupakan usaha budidaya untuk satu jenis ikan tanpa ada campuran ikan lain. Dengan sistem monokultur, budidaya dapat lebih terkonsentrasi hanya pada satu ikan saja sehingga padat penebaran lebih optimal dan pertumbuhan gurame tidak terganggu oleh ikan lain. Sistem pembesaran polikultur merupakan usaha budidaya dengan jenis ikan lebih dari satu dengan harapan semua jenis ikan memberikan kontribusi ekonomis yang sama atau sebagai hasil sampingan. Dengan sistem polikultur, satu kolam ikan menghasilkan jenis ikan yang bervariasi. Pemilihan jenis ikan disesuaikan dengan tingkah laku makannya sehingga pembudidaya dapat memanfaatkan pakan seefisien mungkin sehingga meminimalkan pakan yang tersisa di dalam kolam. Jenis ikan yang dapat dibudidayakan bersama gurame diantaranya ikan mas, nilam, tambakan, koan, mola, mujair, lele, nila, dan lobster air tawar. Sistem pembesaran longyam atau mina ayam merupakan usaha budidaya ikan gurame bersama ayam, baik ayam petelur maupun pedaging. Pada sistem ini ayam dipelihara di dalam kandang yang ditempatkan di atas kolam budidaya ikan gurame. Ciri khas sistem budidaya ini adalah memanfaatkan kotoran ayam dan pakan yang tercecer sebagai pupuk organik kolam dan pakan ikan. Dengan begitu penggunaan pupuk pada waktu pengelolaan lahan dan pupuk penyelang dapat dikurangi. Takaran pemberian pakan pun juga lebih hemat karena memanfaatkan pakan dari sisa pakan ayam.
11
2.3.2. Pangaturan Kepadatan Ikan Kepadatan atau kerapatan ikan yang dibudidayakan harus sesuai dengan standar atau tingkatan budidaya. Peningkatan kepadatan akan menyebabkan daya dukung kehidupan ikan perindividu menjadi menurun. Tingkat kepadatan ikan yang terlalu tinggi (overstocking) akan meningkatkan kompetisi pakan dalam kolam/media, ikan menjadi mudah stress dan akhirnya akan menurunkan kecepatan pertumbuhan. Kepadatan ikan yang dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA) sebanyak 3-5 kg/m2, sedangkan di kolam air tenang antara 10-15 kg/m2 (Kurniawan, 2011). 2.3.3. Pemberian Pakan Ikan gurame termasuk dalam golongan ikan omnivora atau pemakan segala.Pakan yang digunakan dalam budidaya ikan gurame ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan.Pakan alami ikan gurame berupa jasad-jasad renik, kutu air, cacing, jentik-jentik serangga, dan sebagainya, Sedangkan pakan alternatif yang dapat diberikan adalah berupa dedaunan seperti daun talas, daun papaya, daun kangkung, daun ubi, dan daun sente. Hal yang perlu dicermati dalam pemberian pakan alternatif ini adalah pakan tersebut pada dasarnya merupakan reservoir parasit atau mikro organisme, sehingga pemanfaataan makanan tersebut akan melengkapi siklus hidup beberapa parasit ikan yang dapat meningkatkan risiko kematian ikan gurame. Oleh karena itu pemberian pakan altenatif, terutama yang kualitasnya rendah sejauh mungkin dihindari. Pakan buatan merupakan pakan yang diproduksi oleh pabrik pembuat pakan. Kebersihan pakan, cara pemberian dan penyimpanannya perlu diperhatikan secara benar agar transmisi parasit dan penyakit tidak terjadi pada hewan budidaya. Pemberian pakan buatan harus diperhatikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, karena hampir 50 persen dari biaya produksi merupakan biaya pakan (Kurniawan, 2011). 2.4.
Studi Kelayakan Budidaya Ikan Gurame Penelitian
mengenai
budidaya
ikan
air
tawar
telah
banyak
dilakukansebelumnya, diantaranya adalah Istikharoh (2008) meneliti Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk, Propingsi Jawa Timur.
12
Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan bahwa kelayakan usaha ikan gurame dan ikan nila salah satunya dapat dilihat dari aspek pasar, dimana usaha tersebut memiliki peluang yang cukup luas. Usaha ikan gurame dan ikan nila ini menggunakan sistem semi intensif dengan umur usaha 10 tahun. Analisis terhadap aspek hukum menunjukkan bahwa usaha hanya mempunyai surat pengakuan terdaftar dari kantor Sub Dinas Perikanan Kabupaten Nganjuk. Sedangkan analisis terhadap aspek sosial ekonomi dan lingkungan menyatakan bahwa usaha ikan gurame dan nila dikatakan layak karena membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Selanjutnya pada analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha sudah layak dijalankan dengan keuntungan bersih (EAT) pengusahaan ikan gurame sebesar Rp 50.109.179 dan ikan nila sekitar Rp 84.888.944. Nilai REC pengusahaaan ikan gurame mencapai 64,03 persen dan 102,87 persen terhadap ikan nila. Sedangkan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan discount rate mencapai 16 persen pertahun, untuk ikan gurame dan ikan nila diperoleh NPV sebesar Rp 287.501.653 dan Rp 510.422.496, Net B/C ratio 5,91 dan 3,5, IRR sebesar 125,71 persen dan 75,73 persen, Payback Period 2,17 tahun dan 4,25 tahun yang lebih kecil dari Payback Period maksimum yakni 6,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan pendapatan maksimum yang dapat diterima usaha sebesar 7 persen. Sedangkan kenaikan biaya operasional maksimum sebesar 10 persen. Perubahan terhadap kombinasi kedua komponen tersebut adalah 4 persen. Perdana (2007) melakukan penelitian tentang “Analisis Kelayakan Usaha secara Partisipasif pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju, Desa Situgede)”. Analisis kelayakan usaha yang dilakukan menunjukkan bahwa usaha keseragaman budidaya pembesaran ikan gurame pada kelompok Tani Tirta Maju layak untuk diimplementasikan, hal ini dapat dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen maupun finansial. Analisis pendapatan usahatani menunjukkan nilai keuntungan sebesar Rp 16.238.500dan R/C sebesar 1,29. Sedangkan dalam analisis penilaian investasi usaha diperoleh nilai NPV, PI, IRR, dan PBP masing-masing sebesar Rp 10.433.512; 1,67; 28,9 persen; dan 2,9 periode. Usaha ini dinilai masih kurang
13
profitable dan kurang menarik bagi bank atau investor untuk menanamkan modalnya.Hal ini dikarenakan keuntungan usaha per bulan selama 5 periode berjalan hanya sebesar Rp 260.838. Selain itu, pendapatan per bulan setiap anggota yang terlibat berdasarkan nilai keuntungan satu periode hanya sebesar Rp 225.535 sementara kebutuhan rumah tangga mencapai Rp 450.000 per bulan. Selanjutnya hasil perhitungan dari analisis sensitivitas menunjukkan bahwa kelayakan usaha Tirta Maju cukup peka terhadap perubahan yang terjadi pada faktor harga jual ikan gurame dan volume produksi.Sementara itu, perubahan pada faktor harga pakan buatan (pelet) tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ini.Namun terjadinya kenaikan harga pelet hingga mencapai 61 persen dapat menyebabkan usaha ini menjadi tidak layak. Soemarmo (2008) mengkaji Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah di Klaten, Jawa Tengah dilihat dari aspek finansial dan non finansial. Dari hasil analisis secara non finansial menunjukkan bahwa kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah layak untuk diusahakan berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen, sosial dan budaya, serta aspek lingkungan. Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial menggunakan indikator NPV, IRR dan Net B/C Ratio. Berdasarkan aspek finansial diperoleh hasil bahwa usaha pembesaran ikan nila merah layak untuk dilaksanakan dengan NPV positif sebesar Rp 29.782.631 IRR sebesar 43,80 persen, dan Net B/C Ratio sebesar 1,40. Sedangkan hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan pendapatan usaha maksimal yang dapat ditoleransi sebesar 7 persen dan kenaikan biaya operasional sebesar 10 persen. Sementara perubahan terhadap kombinasi kedua komponen tersebut adalah 4 persen. Penelitian lain yang terkait dengan kelayakan usaha budidaya komoditas perikanan juga dilakukan oleh Rosmawati (2010) dengan judul “Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Dumbo Kelompok Tani LPPMPU Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi”. Pengusahaan ikan lele dumbo pada kelompok tani LPPMPU dari aspek non finansial yaitu analisis pasar, analisis teknis, analisis manajemen, dan analisis sosial lingkungan layak untuk dilaksanakan.Hal ini terlihat dari analisis parameter masing-masing aspek non finansial yang
14
memenuhi kriteria kelayakan investasi pengusahaan ikan lele dumbo di Kelompok Tani LPPMPU. Selanjutnya analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat kelayakan usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele dapat dilakukan. Dari penelitian Rosmawati (2010) pada pengusahaan pembenihan ikan lele diperoleh nilai NPV Rp 190.564.150, IRR 51 persen, nilai Net B/C Ratio 3,77, dan nilai payback period 1,35 tahun. Sedangkan untuk usaha pembesaran ikan lele dumbo diperoleh nilai NPV sebesar 118.979.694, IRR 25 persen, nilai Net B/C 2,08, dan Payback period 1,40. Berdasarkan kedua skenario tersebut pengusahaan ikan lele layak untuk dilaksanakan baik untuk usaha pembenihan maupun pembesaran ikan lele dumbo. Ervina (2011) melakukan penelitian terkait dengan Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan gurame di Perusahaan Mekar Tambak Sari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Depok. Dari hasil analisisnya diperoleh bahwa kegiatan usaha pembesaran dan pembenihan ikan gurame layak untuk dikembangkan secara non finansial maupun finansial. Sehingga berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap aspek teknis, pasar, manajemen dan hukum, sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan, dapat disimpulkan bahwa pengusahaan pembesaran dan pembenihan ikan gurame di Mekar Tambak Sari layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya secara finansial kegiatan pembesaran dan pembenihan yang dilakukan Mekar Tambak Sari layak untuk diusahakan, hal tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dari kegiatan usaha pembesaran yang menghasilkan kriteria investasi NPV sebesar Rp 17.736.295, Net B/C sebesar 1,3, IRR sebesar 20 persen, dan Payback Period 8,1 tahun. Sedangkan hasil analisis kegiatan pembenihan ikan gurame menghasilkan nilai kriteria investasi NPV Rp 28.775.051, Net B/C sebesar 2,3, IRR sebesar 44 persen dan Payback Period 1,7 tahun. Berdasarkan kriteria investasi, kedua skenario pengusahaan ikan gurame tersebut layak untuk dilaksanakan, namun dari hasil analisis kedua skenario tersebut pengusahaan pembenihan lebih menguntungkan dan lebih layak untuk dijalankan karena mempunyai nilai NPV, Net B/C, dan IRR yang lebih besar,
15
serta tingkat pengembalian investasi yang lebih singkat dibandingkan dengan usaha pembesaran ikan gurame. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan menunjukkan bahwa pengusahaan pembesaran ikan gurame lebih sensitif terhadap penurunan harga jual output produksi sebesar 3,2 persen, sedangkan pembenihan ikan gurame lebih sensitif terhadap penurunan harga jual output sebesar 2,5 persen. Hasil penelitian Pitanto (2012) dengan judul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada Unit Usaha Teaching Farm Institut Pertanian Bogor” menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang dilakukan layak secara finansial maupun non finansial. Berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek ekonomi, sosial dan budaya, aspek manajemen dan aspek lingkungan kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah layak untuk diusahakan. Selanjutnya berdasarkan analisis kriteria investasi yang dilakukan pada kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah diperoleh nilai NPV Rp 320.892.749, nilai IRR 37 persen, Net B/C 3, dan nilai payback period 3 tahun 4 bulan 29 hari yang menunjukkan bahwa pengusahaan pembesaran ikan nila merah pada unit usaha Teaching Farm IPB layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan produksi sebesar 12,9 persen dan peningkatan harga pakan 14,55 persen berpengaruh terhadap kelangsungan usaha pembesaran ikan nila merah. Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan beberapa penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada kriteria analisis kelayakan usaha dengan kriteria investasi antara lain NPV, Net B/C, IRR, Payback period, dan analisis sensitivitas. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terkait dengan jenis komoditas dan tempat penelitian yang akan dikaji.
16
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Teori Investasi Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh
dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Menurut Husnan dan Muhammad (2000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan membayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (cashflow). Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria menggunakan present value (PV) yang telah didiscount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al.1999). Penelitian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan membandingkan antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan. Analisis kelayakan usaha adalah penelitan tentang pengevaluasian apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu usaha dikatakan layak apabila usaha mendatangkan keuntungan (Kadariah et al.1999). Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut : 1) Net Present Value adalah nilai kini dari keuntungan bersih yang diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih dari biaya. 2) Net Benefit-Cost Ratio (rasio manfaat dan biaya) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif denga keuntungan bersih yang bernilai negatif. 3) Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat bunga dimana nilai kini dari total biaya sama dengan nilai kini dari total
penerimaan. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan Cost (Ct) yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. 4) Payback Period (masa pembayaran kembali) digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi investasi yang ditanamkan. Metode payback period merupakan metode yang menghitung seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali, karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan (Husnan dan Muhammad 2000). 3.2.
Teori Biaya dan Manfaat Tujuan analisis dalam suatu usaha harus disertai dengan definisi mengenai
biaya dan manfaat. Biaya adalah sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis usaha adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi dan biaya operasional. Biaya yang diperlukan dalam suatu usaha terdiri dari biaya modal, biaya operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaaan suatu usaha. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunannya bersifat jangka panjang, contohnya tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, biaya-biaya lainnya seperti biaya penelitian. Biaya operasional termasuk dalam modal kerja, karena biaya ini dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan dan didasarkan pada situasi produksi, biasanya dibutuhkan sesuai dengan tahap operasi contohnya biaya bahan mentah, tenaga kerja, biaya perlengkapan serta biaya penunjang.Biaya operasional terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variabel Cost). Usaha pada sektor pertanian atau bisnis, hal yang perlu diperhatikan adalah manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) yaitu manfaat bersihdengan bisnis (Net Benefit With Business) dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis (Net Benefit Without Business). Hal ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai
18
ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut memberikan manfaat (benefit) atau tidak bagi bisnis yang dijalankan. 3.3.
Studi Kelayakan Bisnis Menurut Nurmalina et al.(2010), studi kelayakan bisnis merupakan
penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntut adanya penilaian, sejauhmana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Selain itu studi kelayakan bisnis juga dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis (biasanya merupakan bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan & Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan berbedabeda. Pihak Swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dikatakan berhasil dilihat dari manfaat yang diberikan kepada masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah, dan penghematan devisa. Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala usaha maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial juga akan semakin besar. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analisis). Menurut Husnan dan Muhammad (2000), suatu studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek yaitu : 1) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat finansial, artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko bisnis.
19
2) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara. 3) Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis. Investasi bisnis umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu bisnis yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak alasan yang mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu: (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam
memperkirakan
kontinuitas
bahan
baku,
(4)
kesalahan
dalam
memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan bisnis yang tidak terkendali sehingga biaya pembangunan bisnis menjadi membengkak serta penyelesaian bisnis menjadi tertunda. Tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari semua social cost and benefit. 3.4.
Kriteria Kelayakan Bisnis Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kelayakan bisnis
adalah aspek finansial dan aspek non finansial. Nurmalina et al. (2010) membagi analisis kelayakan menjadi aspek finansial dan non finansial. Aspek non finansial mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya, dan aspek lingkungan. Masing-masing aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam memenuhi krtiteria kelayakan suatu bisnis.
20
3.4.1 Aspek Non Finansial Menurut Nurmalina et al.(2010), dalam tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis perlu dipertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling berkaitan. Aspek non finansial terdiri dari: 1.
Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam
studi kelayakan bisnis. Sebelum melaksanakan bisnis, analisis aspek pasar potensial perlu diketahui agar produk yang dihasilkan perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar potensial yang akan dimasuki. Besar permintaan produk dan kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang juga perlu diperkirakan dengan cermat agar kegiatan bisnis dapat beroperasi dengan efisien. Pemasaran kegiatan bisnis dapat beroperasi dengan sehat ketika produk yang dihasilkan mendapat tempat di pasaran serta mampu menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan. Aspek pasar dan pemasaran perlu menganalisis tentang permintaaan baik secara rinci sesuai daerah, jenis konsumen, dan proyeksi permintaan komoditas dimasa yang akan datang. Aspek penawaran diketahui baik penawaran komoditas dari dalam maupun terhadap produk impor, kebijakan pemerintah, daya saing produk subsitusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran. Analisis harga dalam aspek pasar diperlukan untuk mengetahui perubahan, pola harga dan perbandingan terhadap barang-barang impor, harga barang subsitusi. Program pemasaran juga perlu dirancang terhadap strategi pemasaran, siklus hidup produk dan pada tahap apa produk akan dibuat. Perkiraan penjualan yang mampu dicapai perusahaan juga perlu diketahui perusahaan (Nurmalina et al.2010). 2. Aspek Teknis Penilaian aspek teknis didasarkan pada hal-hal yang bersifat teknis baik pada saat perencanaan maupun pengoperasian budidaya pembesaran ikan gurame. Penilaian tersebut meliputi layoutusaha pengembangan pembesaran ikan gurame pada kelompok tani setelah pengembangan bisnis, skala operasidan alat-alat yang sudah tersedia, serta bagaimana tahapan proses produksi yang akan diterapkan oleh petani setelah adanya rencana peningkatan produksi bisnis tersebut. Secara
21
teknis rencana pengembangan bisnis dalam peningkatan kapasitas produksi pembesaran ikan gurame dapat dilaksanakan apabila kebutuhan bisnis dapat dipenuhi, baik kebutuhan akan bahan-bahan maupun kebutuhan akan fasilitas dan teknologi. Hasil dari aspek teknis akan menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam aspek finansial dan ekonomi sehingga menentukan menguntungkan (layak) atau tidaknya bisnis secara finansial. 3. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran serta mempelajari adanya pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis.Dari aspek ekonomi, suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan (Nurmalina et al.2010). 4. Aspek Organisasi dan Manajemen dan Hukum Aspek organisasi dan manajemen merupakan deskripsi mengenai peranan fungsi manajemen dalam pelaksanaan rencana penelitian tersebut. Deskripsi ini akan menjelaskan tentang perencanaan manajemen organisasi (struktur organisasi dan uraian pekerjaan), perencanaan manajemen sumberdaya manusia (pembagian tugas, perekrutan tenaga kerja, dan pembagian jam kerja untuk setiap bagian pekerjaan),perencanaan manajemen pemasaran, dan perencanaan manajemen keuangan. Sedangkan aspek hukum mempelajari tentang bentuk usaha yang akan digunakan dan mempelajari jaminan-jaminan yang dapat disediakan seperti akta, sertifikat, dan izin usaha bila menggunakan sumber dan berupa pinjaman. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain (Nurmalina et al. 2010)
22
5. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis akan menunjang kelangsungan suatu bisnis, karena tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Pitanto et al. 2012). 3.4.2 Aspek Finansial Aspek finansial akan menguraikan perencanaan biaya dan pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian melalui peningkatan jumlah produksi dan perbaikan sistem manajemen pada penilaian aspek finansial diperlukan untuk menilai kelayakan usaha dari segi finansial. Alat ukur kelayakan usaha yang digunakan antara lain terdiri dari beberapa komponen yaitu Proyeksi Laba Rugi, Proyeksi Cashflow, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), Analisis Switching Value. 1. Laba Rugi Salah satu analisis finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu (Nurmalina et al.2010). Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variable Cost (TVC), laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkandengan pengeluaran–pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa atau penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya–biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu. a. Total Penerimaan Penerimaan perusahaan dapat diperoleh dari total penjualan terhadap produk yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan
23
merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan.Penerimaan dapat diperoleh dari perkalian antara harga produk dengan kuantitas produk yang dihasilkan. b. Biaya Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu usaha terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah seiring dengan jumlah produksi dan besarnya proposional. c. Laba atau Rugi Bersih Laba bersih dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran yang telah dikurangi dengan pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No. 36 Pasal 17 ayat 1 huruf b tahun 2008 mengenai pajak penghasilan badan. 2. Cashflow Menurut Nurmalina et al.(2010), cashflow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Suatu cashflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai tahapan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), Net Benefit (manfaat bersih) dan Incremental Net Benefit (Manfaat Bersih Tambahan). Komponen inflow meliputi nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan), nilai sewa, dan salvagevalue (nilai sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional/produksi, pajak dan debt service (bunga pinjaman). 3. Net Present Value Net Present Value (NPV) suatu bisnis adalah selisih Present Value (PV) dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar, 2005). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu bisnis selama umur bisnis dan tingkat discount rate tertentu.
24
4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Menurut Umar (2005) Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Perhitungan Net B/C digunakan untuk mengetahui berapa nilai manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. 5. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Umar (2005), metode ini digunanakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. 6. Payback Period (PP) Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan aliran kas. Nilai Payback Period berbanding terbalik dengan nilai NPV, jika nilai NPV semakin besar maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu bisnis dikatakan menguntungkan dan layak jika PP lebih kecil dari umur bisnis. 7. Analisis Switching Value Analisis sensitivitas dengan metode perhitungan switching value (nilai pengganti) adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akanterjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger, 1986). Pada bidang pertanian, proyek-proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi. Pada analisis switching value, dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol (NPV=0). NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1 (ceteris paribus). Artinya, sampai tingkat berapa proyek yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan penurunan harga atau jumlah output (Gittinger, 1986).
25
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya. Namun, dalam keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai seberapa persen penuruan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi tidak layak. Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam hal layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi. 3.5.
Kerangka Pemikiran Operasional Permintaan yang tinggi belum mampu dipenuhi oleh Kelompok Tani Mina
Makmur, sehingga produksiyang dihasilkan dalam setiap panen langsung habis diambil oleh tengkulak. Melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penambahan jumlah produksi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen dan mengembangkan usaha Kelompok Tani Mina Makmur. Pengembangan Kelompok Tani Mina Makmur mempunyai prospek yang sangat baik karena didukung oleh beberapa faktor yaitu, (1) terjaminnya kualitas ikan gurame (2) tengkulak yang sudah pasti membeli ikan gurameyang diproduksi setiap panen . Penelitian ini mempunyai tujuan menganalisis kelayakan usaha budidaya pembesaran ikan gurame secara finansial maupun non finansial, untuk melihat sejauh mana usaha ini layak atau tidak untuk diusahakan. Hasil penilaian yang menghasilkan kelayakan usaha kemudianakan dianalisis kembali dengan pembahasan mengenai nilai pengganti (switching value) untuk menghitung sejauh mana usaha ini peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen manfaat dan biaya. Besarnya peranan sektor perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui visi tahun 2010 menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia pada tahun 2015. Proyeksi tersebut didukung dengan kesuksesan gerakan gemar makan ikan yang berhasil meningkatkan konsumsi ikan nasional. Peningkatan konsumsi ikan nasional diprediksikan akan terus terjadi dimana
26
kebutuhan ikan di tahun 2015 meningkat dua kali lipat dari potensi perikanan tangkap Indonesia. Sehingga kebutuhan ikan harus didukung oleh peningkatan pasokan dari hasil usaha budidaya. Perikanan budidaya sebagai subsektor dari perikanan nasional sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ikan gurame sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya sangat potensial dan menguntungkan untuk dikembangkan karena nilai jual yang lebih tinggi diantara ikan konsumsi lainnya.Selain itu salah satu langkah pemerintah Kabupaten Bogor dalam membangun kembali sektor perikanan budidaya di Kabupaten Bogor antara lain adanya program pemberian bantuan benih gurame 2000 ekor kepada setiap petani gurame dengan tujuan untuk menjadikan Kabupaten Bogor sebagai sentra produsen gurame. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai target pemerintah Bogor terhadap pencapaian hasil produksi ikan budidaya unggulan di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor adalah salah satu sentra potensial dalam pengembangan usaha pembesaran ikan gurame di Jawa Barat. Namun, pencapaian tersebut belum mampu menjadikan ikan gurame sebagai komoditas utama di Kabupaten Bogor salah satunya disebabkan oleh keterbatasan modal untuk mendukung terwujudnya usaha pembesaran ikan gurame para pengusaha lokal dalam pengadaan kolam air tenang sebagai media pembesaran ikan gurame. Analisis bisnis dilakukan dengan studi kelayakan bisnis. Penelitian ini menggunakan studi kelayakan bisnis dengan analisis finansial berupa penilaian NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period.Sedangkan analisis non finansial yang digunakan terdiri dari aspek pasar, aspek sosial, ekonomi dan budaya, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum dan aspek lingkungan. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis kembali dengan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada harga beli dan volume penjualan yang akan menghasilkan keuntungan (NPV=0; IRR= tingkat diskonto; dan Net B/C= 1). Adapun kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1.
27
Prospek usaha ikan gurame di Desa Petir -Selisih antara permintaan yang berasal dari tengkulak/pengumpul dengan hasil budidaya gurame di Desa Petir -Peningkatan permintaan ikan gurame dari konsumen langsung maupun tengkulak -Kondisi geografis Desa Petir yang sesuai untuk budidaya ikan gurame dan sumberdaya yang melimpah
Pengembangan usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Kelompok Tani Mina Makmur Makmur
Analisis Kalayakan non Finansial
Aspek Non Finansial Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Aspek Lingkungan
Layak
Analisis Kalayakan Finansial
Aspek Finansial Analisis NPV Analisis IRR Analisis Net B/C Ratio Analisis Payback period
Tidak Layak
Switching Value
Usaha Dijalankan Gambar 1.Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
28
IV METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Mina Makmur di
Kecamatan Dramaga tepatnya terletak di jalan Raya Petir No.1 Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Dramaga merupakan salah satu sentra produksi yang membudidayakan produk perikanan budidaya. Penelitian ini akan dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Agustus 2012 hingga Desember 2012. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga Oktober 2012. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan pemilik usaha ikan gurame, tenaga kerja, masyarakat di sekitar lingkungan usaha, pedagang pengumpul, maupun pedagang pengecer di pasar melalui daftar pertanyaan (kuesioner). Data primer tersebut mencakup karakteristik penggunaan input dan output usaha budidaya gurame, teknik budidaya, luas lahan, dan aspekaspek yang terkait dengan usaha budidaya gurame. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan informasi dari instansiinstansi yang terkait dengan penelitian yaitu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Badan Pusat Statistik. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari buku, jurnal, artikel, internet, dan literatur lain yang terkait dengan topik penelitian. 4.3.
Metode Penentuan Sampel Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel yaitunon probability
samplingmelalui metode purposive sampling. Dimana responden yang dipilih adalah anggota petani pembudidaya ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur yang berjumlah 10 orang.Responden dipilih karena Kelompok Tani Mina Makmur merupakan satu satunya kelompok tani yang melakukan usaha budidaya ikan gurame di Desa Petir.
4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha gurame pada Kelompok Tani Mina Makmur yang dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial dan lingkungan. Analisis kuantitatif dilaksanakan untuk menganalisis kelayakan finansial baik pada saat dilakukan tambahan kapasitas produksi maupun sebelum dilakukan tambahan kapasitas produksi. Dalam analisis kuantitatif dilakukan perhitungan nilai uang dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh pada masa sekarang dengan masa yang akan datang melalui tingkat diskonto tertentu. Untuk memudahkan analisis kuantitatif, maka informasi dan data yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputer. Pengolahan data kuantitatif menggunakan Software Microsoft Excell, kemudian hasilnya diintepretasikan secara deskriptif. Analisis kelayakan finansial menggunakan perhitungan kriteriakriteria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP). Selain itu dilakukan pula analisis switching value untuk melihat kepekaan usaha pengolahan tahu dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan.Pengolahan data tersebut dilakukan berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah di susun. 4.4.1 AspekNon Finansial 4.4.1.1 Aspek Pasar Analisis aspek pasar merupakan aspek utama yang harus dilakukan dalam menganalisis kelayakan suatu proyek. Karena tidak mungkin suatu proyek didirikan dan dijalankan jika tidak ada pasar yang akan menerima produk yang dihasilkan dari proyek tersebut. Dalam aspek pasar, permintaan, penawaran, harga, program pemasaran dan penjualan yang bisa dikuasai perlu diperkirakan secara cermat. Pada dasarnya, aspek pasar perlu dikaji untuk melihat seberapa besar luas pasar, dan pertumbuhan permintaan dari produk yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur.
30
4.4.1.2 Aspek Teknis Aspek teknis bertujuan untuk mengevaluasi terkait dengan input dan output dari barang dan jasa yang akan diproduksi oleh proyek. Aspek teknis sangat mempengaruhi kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah proyek tersebut dapat dilakukan secara teknis. Pada aspek teknis akan membahas lokasi usaha, layout bangunan usaha, pemilihan jenis teknologi dan peralatan, bahan baku dan bahan pembantu, dan tenaga kerja yang ada pada usaha Kelompok Tani Mina Makmur. 4.4.1.3 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Aspek ini melihat biaya dan manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial atau masyarakat secara menyeluruh, karena lingkup dan tujuannya adalah kepentingan sosial masyarakat atau masyarakat yang akan disosialisasikan dengan kepentingan suatu negara.
Aspek sosial, ekonomi, dan budaya
perlu
dipertimbangkan secara cermat untuk menentukan arahan bisnis yang diusulkan sehingga tanggap terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat. Pengkajian meliputi pengaruh proyek terhadap penambahan kesempatan kerja, pengaruh keberadaan proyek terhadap industri lain, dan pengaruh keberadaan proyek terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di lokasi usaha Kelompok Tani Mina Makmur. 4.4.1.4 Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen dan hukum meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek manajemen adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, struktur organisasi yang digunakan dan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan. Aspek manajemen yang dianalisis adalah aktivitasaktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pada Kelompok Tani Mina Makmur. Aspek hukum dilakukan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat Kelompok Tani Mina Makmur menjalin kerjasama dengan pihak lain.
31
4.4.1.5 Aspek Lingkungan Aspek lingkungan digunakan untuk melihat pengaruh usaha pembesaran gurame
terhadap
lingkungan
sekitar.
Pengkajian
aspek
lingkungan
meliputianalisis terhadap pengaruh keberadaan proyek terhadap industri lain, dan pengaruh keberadaan proyek terhadap lingkungan sekitar lokasi Kelompok Tani Mina Makmur. 4.4.2
Aspek Finansial Aspek finansial bertujuan mengetahui tingkat kelayakan dan manfaat dari
suatu perhitungan terhadap pengembangan bisnis yang direncanakan. Dalam menentukan kelayakan finansial dari kegiatan pengembangan bisnis, diperlukan perumusan kriteria-kriteria kelayakan finansial. Kriteria-kriteria kelayakan finansial tersebut terdiri dari komponen yaitu laporan laba/rugi, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), serta analisis switching value. a) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan,apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu. b) Cashflow Cashflow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Cashflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai tahapanbisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), Net Benefit (manfaat bersih) dan IncrementalNet Benefit (manfaat bersih tambahan). Komponen inflow meliputi nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan), nilai sewa, dan salvage value (nilai sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional/ produksi, pajak dan debt service (bunga pinjaman).
32
c)
Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih
(manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulakan oleh investasi menurut Kadariah (1986). Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan : NPV
: Net Present Value (Rp)
Bt
: Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)
Ct
: Biaya pada tahun ke-t(Rp)
n
: Umur Proyek (Tahun)
i
: Discount Rate (%)
t
: Tahun Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah sebagai berikut:
1. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk diteruskan 2. Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk diteruskan 3. Jika NPV =0, nilai perusahaan tetap dimana perusahaan tidak rugi dan tidak untung. Untuk menghitung NPV ini, telah ada software seperti Microsoft Excell yang dapat menghitung nilai NPV secara otomatis dengan dasar nilai Net Benefit dan Discount Rate yang digunakan dalam cashflow. d) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha layak dijalankan. Sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk diusahakan (Kadariah, 1986). Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut:
33
IRR
i1
NPV1 (i2 NPV1 NPV2
i1 )
Keterangan : NPV1 : NPV yang bernilai positif (Rp) NPV2 : NPV yang bernilai negatif (Rp) I1
: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif (%)
I2
: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif (%) Nilai IRR, seperti juga NPV, dapat dihitung secara otomatis dengan
menggunakan Software Microsoft Excell dengan menggunakan Net Benefit dan discount factor pada cashflow. e)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present
value yang dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif menurut Kadariah (1986). Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut: Untuk Bt – Ct >0
(+)
Untuk Bt – Ct < 0
(-)
Net B/C Ratio =
Keterangan : Bt
: Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)
Ct
: Biaya pada tahun ke-t (Rp)
i
: Tingkat suku bunga diskonto (%)
n
: Umur ekonomis proyek (Tahun) Jika Net B/C ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan
karena setiap pengeluaran sebanyak Rp 1 maka akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp 1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.
34
Perhitungan nilai Net B/C juga dapat menggunakan Software Microsoft Excell dengan membagi nilai Present Value (PV) yang positif dengan nilai Present Value (PV) yang negatif. Hasil perhitungannya menggunakan nilai absolute sehingga nilai negatif tidak mempengaruhi. f)
Payback Period (PP) Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka
waktu pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai proyek. Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat dikembalikan menurut Kadariah (1986). Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : PP
:Waktu
yang
diperlukan
untuk
pengembalian
modal
investasi
modal/investasi
sebelum
(tahun/bulan) 1
: Jumlah modal investasi yang diperlukan (Rp)
Ab
: Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun (Rp) Selama
proyek
dapat
mengembalikan
berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan. g) Analisis Switching Value Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada tingkat manfaat dan biaya dapat terjadi sehingga masih memenuhi kriteria kelayakan investasi. Dalam analisis ini, skenario yang digunakan terdiri dari dua yaitu dengan melihat berapa persen peningkatan harga kedelai dan penurunan produksi sehingga nilai kriteria investasi NPV, IRR, dan Net B/C berada pada titik kritis. Analisis switching value dilakukan pada usaha sebelum dilakukan pengembangan dan setelah pengembangan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program Microsoft Excell.
35
h) Break Even Point Break even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan matematik, yaitu : a. Atas dasar unit b. Atas dasar rupiah Rumus break even point adalah sebagai berikut : a. Atas dasar unit P.Q = V.Q + BT PQ – V.Q = BT (P - V) Q = BT Q = Dimana : P
= Harga jual perunit
V = Biaya variabel perunit FC = Biaya tetap total selama setahun Q = Kuantitas penjualan
Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut :
b. Atas dasar rupiah Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P). 4.5. Asumsi Dasar Dalam perhitungan kelayakan terdapat beberapa perkiraan atau asumsi untuk memudahkan perhitungan. Adapun perkiraan yang digunakan pada usaha pembesaran ikan gurame ini adalah sebagai berikut :
36
1. Lahan dan kolam yang digunakan adalah sewa, dimana biaya untuk sewa kolam berjumlah Rp 1.500.000 per kolam. 2. Umur ekonomis usaha ditetapkan 10 tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada pembesaran ikan gurameKelompok Tani Mina Makmur yaitu kolam tanah. 3. Harga yang digunakan diasumsikan konstan. Baik harga input maupun harga output dari kegiatan usaha pembesaran ikan gurame. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kelompok Tani Mina Makmur pada saat penelitian dilakukan. 4. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu : Penyusutan =
–
5. Pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yaitu : Pasal 17 ayat 1b: Wajib pajak.Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 persen. Pasal 17 ayat 2a: Tarif.sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. 6. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga kredit (discount rate) Bank BRI pada bulan Agustus 2012, yaitu sebesar 5,25 persen per tahun. Pemilihan suku bunga kredit pada bank BRI dikarenakan pemilik usaha menggunakan jasa bank ini dalam menyimpan dana usahanya. 7. Luas lahan yang digunakan sebelum pengembangan yaitu, seluas 4000 m2 kolam yang digunakan sebanyak 18 kolam. Sedangkan luas lahan setelah pengembangan seluas 4100 m2 dilakukan penambahan kolam sebanyak 3
37
kolam
sehingga
jumlah
kolam
yang
dipakai
untuk
melakukan
pengembangan berjumlah 21 kolam. 8. Siklus produksi diasumsikan 2 kali dalam setahun untuk pembesaran ikan gurame. Benih yang digunakan pada kegiatan pembesaran berukuran super (berukuran 200 gram per ekor), Lamanya proses pembesaran yaitu 5 bulan. Mortalitas pada kegiatan pembesaran diasumsikan 30 persen. 9. Penyebaran benihpada tahun pertamadilakukan benih ikan yang ditebar sebesar 800 ekor per kolam, berdasarkan jumlah permintaan konsumen yang dilihat dari permintaan terhadap tengkulak dan beberapa restoran atau rumah makan di Kabupaten Bogor, pada tahun kedua penyebaran benih ditingkatkan menjadi 1.000 ekor per kolam. Untuk Pengembangan pada tahun pertama dilakukan benih tebar 1.000 ekor dan pada tahun kedua dilakukan peningkatan padat tebar sebesar 1.200 ekor. 10. Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan ikan gurame dengan ukuran 1-2 ekor per kg. 11. Dalam analisis finansial, digunakan dua kondisi yaitu kondisi pertama analisis finansial awal usaha pembesaran ikan gurame sebelum melakukan pengembangan dan kondisi kedua yaitu analisis finansial usaha pembesaran ikan gurame setelah melakukan pengembangan dengan penambahan 3 kolam. 12. Pada analisis switching value, diasumsikan komponen lain selain harga bahan baku dan volume penjualan tidak berubah (ceteris paribus).
38
V DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PETANI Sejarah Singkat Kelompok Pembudidaya
5.1.
Kelompok Tani Mina Makmur berdiri pada tanggal 25 September 2007 sebagai lembaga yang mengkoordinir para petani pembudidaya ikan air tawar di Desa Petir Kecamatan Darmaga. Kelompok Tani Mina Makmur dikenal sebagai penghasil benih-benih unggulan untuk ikan nila dan bawal. Jumlah anggota yang tergabung dalam kelompok pembudidaya Kelompok Tani Mina Makmur ini berjumlah 10 orang. Umumnya tingkat pendidikan para anggota Kelompok Tani Mina Makmur adalah lulusan SD. Hubungan antara Kelompok Tani Mina Makmur dengan pihak pemerintah kabupaten terjalin dengan sangat baik, sehingga Kelompok Tani Mina Makmur memperoleh perhatian khusus dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan Kabupaten Bogor yaitu dengan memberikan penyuluhan perikanan secara rutin. Para anggota yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ini adalah para petani yang sebagian besar lokasi usahanya berada dalam satu kawasan. Sehingga dalam pertukaran informasi dari petani satu dan petanilainnya dapat langsung tersampaikan, terutama untuk mencapai tujuan bersama yaitu berhasil dalam mengembangkan perikanan air tawar. Adapun latar belakang terbentuknya kelompok pembudidaya ini adalah: 1.
Kurangnya atau terbatasnya pemenuhan akan kebutuhan benih ikan yang baik
2.
Kelompok Tani Mina Makmur mempunyai wadah untuk membudidayakan ikan air tawar, sehingga dengan adanya kelompok tani ini maka penyaluran informasi dari pemerintah lebih mudah tersalurkan.
5.2.
Gambaran Umum Lokasi Perusahaan
5.2.1
Letak dan keadaan Umum Kecamatan Dramaga terletak di wilayah Bogor Barat, Kabupaten Bogor
dengan luas wilayah 2.437.636 ha. Kecamatan Dramaga memiliki 10 Desa diantaranya adalah Desa Cikarawang, Babakan, Dramaga, Ciherang, Petir, Sukawening,
Neglasari,
Purwasari,
Sukadamai,
dan
Sinarsari.
Desa
Petirmerupakan wilayah yang dominan dalam budidaya ikan gurame. Desa Petir
memiliki luas 448,25 ha yang terdiri dari area persawahan 210 ha, Pekarangan 20 ha, Perumahan 190 ha, Empang 16 ha, Makam 4 ha, Lainnya 8,25 ha (Data Potensi Desa Petir, 2011). Tekstur tanah yang terdapat di Desa Petir berupa tanah liat berpasir, kondisi ini sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan gurame. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2006) tekstur tanah merupakan bagian yang perlu umtuk diperhatikan. Jenis tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat berpasir, karena jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar sehingga dapat dibuat pematang atau dinding kolam. Selain itu Desa Petir memiliki ketinggian sekitar 500 meter diatas permukaan air laut, sehingga sangat cocok untuk melakukan budidaya gurame karena menurut Jangkaru (2002) ikan gurame dapat hidup dan tumbuh normal sampai ketinggian 800 meter diatas permukaan air laut. Sumber air yang terdapat di Desa Petir terdiri dari 3 sumber air yaitu berasal dari PAM sebanyak 155 saluran, sumur gali dan sumur dangkal sebanyak 1.182 saluran, dan mata air sebanyak 1.829 saluran. Sehingga sumber air yang paling dominan berasal dari mata air. Adapun suhu di Desa Petir berkisar antara 24-280C dengan pH perairan sekitar 6,5 – 8 (Data Potensi Desa Petir, 2011). 5.2.2
Kependudukan Berdasarkan data potensi dari kelurahan tahun 2011, wilayah Desa Petir
memiliki 43 unit rukun tetangga dan 9 unit rukun warga dengan jumlah tempat tinggal sebanyak 2,638 unit. Panjang jalan yang dimiliki Desa yakni 14 km dengan akses penggunaan alat transportasi berupa motor 700 unit, mobil angkutan 24 unit, truk 2 unit, dan sedan 2 unit. Jumlah penduduk di wilayah Petir sebanyak 12,850 orang yang terdiri dari 6,539 orang laki-laki dan 6,311 orang perempuan. Jumlah penduduk Desa Petir jika dilihat dari tingkat pendidikan terdapat pada Tabel 5.
40
Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Petir Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 No 1 2 3
Pendidikan Belum sekolah Tidak tamat SD/sederajat SD
4 SMP 5 SMA 6 Akademi 7 Universitas/perguruan tinggi Jumlah
Orang 1.510 1.055 4.870
Persentase (%) 11,73 8,20 37,83
3.100 2.320 6 12 12.873
24,08 18,02 0,05 0,09 100,00
Sumber : Data Potensi Desa Petir (2011).
Berdasarkan Tabel 6dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Petir merupakan lulusan sekolah dasar yaitu sebanyak 37,83 persen, diikuti dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama sebesar 24,08 persen. Jenis pekerjaan di wilayah Desa Petir terdiri atas petani, buruh tani, penggali, karyawan perusahaan, buruh pabrik, buruh bangunan, pedagang, supir, tukang ojek, PNS, guru, dan pemangkas rambut. Pekerjaan sebagai buruh baik buruh tani, buruh bangunan, maupun buruh pabrik merupakan pekerjaan yang paling dominan yaitu mencapai 46,18 persen dan 15,43 persen bekerja sebagai petani atau pembudidaya, sisanya untuk pekerjaan yang lain. Secara rinci jenis pekerjaan dari penduduk di wilayah Desa Petir dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Pekerjaan Petani (ikan, palawija,dll) Buruh Penggali Karyawan perusahaan Buruh pabrik Buruh bangunan Pedagang Supir Tukang ojeg PNS Guru Pemangkas rambut Jumlah
Orang 568 1.700 12 360 10 550 240 120 58 41 20 2 3.681
Persentase (%) 14,43 46,18 0,33 9,78 0,27 14,94 6,52 3,26 1,58 1,11 0,54 0,05 100,00
Sumber : Data Potensi Desa Petir(2011).
41
5.2.3
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor pendudukung dari keberhasilan
suatu wilayah. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di wilayah Desa Petir adalah tempat ibadah, pos hansip, pelayanan kesehatan, rumah makan, sarana perekonomian, dan sarana pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Petir Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Sarana dan Prasarana Mesjid Musholla Pos hansip Posyandu Pos KB Rumah makan Toko Sarana pendidikan - TK - RA - SD Negeri - SDIT - SMP Swasta - Pesantren
Jumlah 22 17 30 11 1 2 4 1 1 6 1 1 3
Sumber : Data Potensi Desa Petir (2011)
42
VI ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 6.1.
Analisis Aspek Teknis Hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan
pengusahaan ikan gurame adalah aspek teknis. Aspek teknis perlu untuk menggambarkan lokasi usaha, tata letak tempat produksi, besarnya skala usaha, dan kriteria pemilihan peralatan yang akan digunakan. Pelaksanaan dari evaluasi aspek teknis ini seringkali tidak dapat memberikan suatu putusan yang benarbenar nyata, oleh karena itupengalaman usaha yang sejenis pada lokasi usaha yang berbeda namun dengan teknik dak teknologi yang sama serlu untuk diperhatikan. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis ditempat lain sangat membantu dalam mengambil keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain tidak dapat ditinggalkan begitu saja (Nurmalina et al. 2010). 6.1.1. Lokasi dan Sumberdaya Produksi Usaha Ikan Gurame Lokasi usahatani ikan gurame ini sudah memenuhi syarat-syarat dalam mengembangkan produksi, dimana lokasi usaha memiliki ketersediaan air yang cukup dan dekat dengan sumber air, dekat dengan ketersediaan bahan baku, dekat dengan petani ikan air tawar, dan dekat dengan jalan sehingga memudahkan dalam pengangkutan atau transportasi. Selain itu lokasi juga tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan, sehingga aman untuk masyarakat sekitar dan limbah yang ditimbulkan juga ramah lingkungan. 6.1.2. Fasilitas Penunjang Usaha Ikan Gurame Fasilitas penunjang yang ada di lokasi usahatani ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur yaitu dekat dengan tempat tinggal petani dan berbagai toko yang menjual kebutuhan sarana produksi perikanan seperti pakan ikan, jaring, ember, drum dan sarana produksi lainnya. Mudahnya akses terhadap lokasi usaha serta sarana transportasi yang mendukung dan memadai, menjadikan proses pengangkutan input dan pemasaran hasil produksi juga akan relatif lebih mudah untuk dilakukan. Sehingga dengan adanya berbagai fasilitas pendukung tersebut, maka pengusahaan ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur memiliki peluang yang cukup besar untuk berkembang. Kelompok Tani Mina Makmur mempunyai
peran yang penting di Desa Petir karena Kelompok Tani Mina Makmur memiliki keunggulan dalam melakukan budidaya pembesaran ikan gurame, dengan adanya pelatihan dan penyuluhan yang di berikan Pemerintah Kabupaten Bogor dan dengan pengalaman di dalam melakukan budidaya ikan gurame membuat Kelompok Tani Mina Makmur memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan gurame yang berkualitas. 6.1.3. Teknik Pengembangan Pembesaran Ikan Gurame Media pembesaran ikan gurame yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur adalah media kolam tanah. Dimana jumlah kolam yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur sebanyak 21 kolam, dengan ukuran rata-rata 200 m2, padat tebaran rata- rata 5 ekor per m2 dan kapasitas benih yang ditebar sekitar 1.000 -1.200 ekor benih per kolam. Kegiatan pembesaran ini dilakukan dua siklus penebaran dalam satu tahun.Untuk lebih jelasnya siklus produksi gurame dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk menghasilkan ikan konsumsi yang berukuran 500-700 gr per ekor, dengan bobot benih yang ditebar 200 gr per ekor (8-10 cm) memerlukan waktu 6 bulan.Tingkat mortalitas ikan yang ditebar relatif kecil yaitu sebesar 30 persen, hal ini dikarenakan ikan sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sehingga lebih tahan terhadap penyakit. Adapun tahapan-tahapan dalam pembesaran ikan gurame yaitu: 1)
Persiapan Kolam Pembesaran Kegiatan persiapan kolam yang dilakukan diawali dengan kegiatan
pengeringan kolam selama empat hari hingga tanah tampak berkerak (retak). Tujuan dari pengeringan adalah untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang ada di dalam kolam tersebut. Selain itu, pengeringan yang dilakukan disetiap kolam yaitu untuk memudahkan pekerjaan memupuk, memperbaiki pematang yang bocor, serta mengolah tanah dasar kolam. Pintu pemasukan kolam dan pengeluaran air kolam diberikan saringan, agar binatang ataupun kotoran yang dapat mengganggu aktifitas ikan gurame tidak masuk kedalam kolam pemeliharaan. Kegiatan pemupukan dilakukan agar mendapatkan kolam yang baik, pemupukan dilakukan dengan menggunakan kotoran ayam yang sudah kering
44
sebanyak 50 kg per kolam, ditambah kapur sebanyak 25 kg dan garam kristal 15 kg per kolam. Proses pemupukan dilakukan selama tiga hari. Banyaknya hari kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan kolam yaitu 24 HOK selama satu tahun. Tenaga kerja yang digunakansebanyak dua orang dengan jumlah jam kerja enamjam per hari. 2)
Pengisian Air Kolam Dalam tahap pengisian airmaka dibutuhkan ketersediaan air yang
cukupdan tidak tercemar, sehingga air perlu dialirkan ke kolam selama 1-3 hari. Hal ini dilakukan agar suhu air tidak terlalu dingin yaitu berkisar antara 25-28OC. Kedalaman air dalam kolam berkisar antara 70-80 cm dengan kondisi air tenang dan tidak banyak mengandung lumpur. Pengisian air dilakukan secara bertahap agar kondisi air sesuai kebutuhan dan pematang tidak rusak. Air yang terdapat pada kolam mini dapat diisi dengan cara mengalirkan air dari kolam ke kolam melalui saluran pemasukan yang tersedia pada kolam. Pada kegiatan pengisian air dan pengontrolan air, membutuhkan hari kerja sebanyak 2 HOK dalam satu tahun dengan penggunaan tenaga kerja satu orang dan dikerjakan dalam waktu 4 jam. 3)
Penebaran Benih Ikan gurame Penebaran benih gurame baru dapat dilakukan setelah persipan kolam
budidaya selesai dan dipastikan kondisi air sudah stabil. Dalam hal ini, Kelompok Tani Mina Makmur menggunakan 21 kolam dengan luasan rata-rata kolam yaitu 200m2. Benih ikan yang akan ditebar pada masing-masing kolam berjumlah 200 kg (1.000-1.200 ekor benih), dengan ukuran benih yang ditebar rata-rata 200 gr per ekor (8-10 cm). Penebaran benih dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, hal ini dilakukan agar menjaga benih ikan gurame yang ditebar tidak mengalami stress. Tingkat mortalitas benih ikan gurame yang telah ditebar pada pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur sebesar 30 persen, Karena pada tahap pembesaran ini, benih yang ditebar sudah dapat beradaptasi langsung dengan lingkungan. Penebaran benih dalam kegiatan pembesaran ini membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 HOK selama setahun, dengan penggunaan tenaga kerja
45
dua orang dan dikerjakan dalam waktu lima jam selama satu hari dalam setiap siklusnya. 4)
Pemberian pakan (pemeliharaan) Pakan yang diberikan pada ikan gurame adalah pakan buatan dan pakan
hijau. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet yang mengandung 30 persen protein, pakan ini diberikan setiap hari sebanyak 2 kg (1 persen dari total bobot benih yang ditebar) untuk pemeliharaan satu sampai empat bulan. Sementara untuk pemeliharaan satu bulan sebelum pemanenan diberikan pakan sebanyak 4 kg per hari. Pemberian pakan pelet dilakukan dua kali pada pagi dan siang hari. Sedangkan pakan hijauan yang diberikan berupa daun sente, daun singkong, dan daun kangkung. Pakan hijauan ini diberikan sebagai pakan tambahan. Pemberian pakan hijauan dilakukan setiap hari pada sore hari. Pakan diberikan sebanyak kurang lebih 1 karung beras (6 kg/karung). Harga untuk pakan hijau di Kelompok Tani Mina Makmur sebesar Rp 15.000/ karung. Waktu pemeliharaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan ikan gurame konsumsi yaitu selama 150 hari per siklus. Kegiatan pengembangan pembesaran ikan gurame tidak terlalu sulit dan risiko kematiannya terhadap benih yang ditebar juga relatif sangat kecil. Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan adalah mengontrol kondisi ikan gurame, agar tidak ada serangan hamadan penyakit yang merugikan. Biasanya jika diketahui ikan gurame yang suka diam dan mulai mengapung diatas kolam, maka hal yang dilakukan untuk pengobatanya yaitu dengan cara memberikan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang di tempelkan pada luka ikan gurame tersebut. 5)
Panen dan Pasca Panen Pemanenan gurame dilakukan sesuai dengan permintaan pasar dan pada
saat ikan sudah mencapai ukuran konsumsi. Lamanya waktu pemeliharaan yang dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur yaitu lima bulan (150 hari) per siklus.Pamanenan ikan gurame dapat dilakukan setelah gurame mencapai ukuran 1 kg dua ekor (500-700 gram per ekor). Proses pemanenan ikan gurame diawali dengan melakukan penangkapan ikan. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan serok besar sebelum air dikeringkan. Pengeringan air kolam dilakukan dengan membuka saluran
46
pengeluaran air, hal ini bertujuan agar ikan dapat dipanen semuanya dan tidak ada yang tertinggal. Selain itu pengeringan juga bertujuan untuk memudahkan dalam mempersiapkan kegiatan pengolahan kolam dan produksi berikutnya. Setelah kegiatan penangkapan ikan gurame selesai dilakukan, maka ikan segera disimpan pada kolam pemberokan untuk dibersihkan dan kemudian siap untuk dipasarkan. Pengemasan ikan gurame menggunakan jerigen dan menggunakan drum, tergantung pada jumlah ikan gurame yang dipanen atau dijual. Kegiatan pengangkutan dilakukan oleh pihak tengkulak yang langsung datang ke kolam pemanenan. Jika jumlah ikan gurame yang terdapat di kolam sedikit, maka pengangkutan dilakukan dengan menggunakan motor. Namun jika jumlah ikan gurame relatif banyak, maka pengangkutan dilakukan dengan menggunakan mobil. Kegiatan penangkapan membutuhkan 2 HOK dalam setahun, dengan penggunaan tenaga kerja dua orang dan dikerjakan dalam waktu 5 jam selama satu hari setiap siklusnya. Berdasarkan aspek teknis yang telah dijelaskan diatas, maka kegiatan pengembangan pembesaran ikan gurame relatif mudah untuk dilakukan. Kondisi lokasi usaha berada dekat dengan aliran sungai yamg memungkinkan pasokan air selalu tersedia dalam kurun waktu yang cukup, dan kemudahan dalam menjangkau kebutuhan input-input produksi lainnya, sehingga secara teknis pengembangan pembesaran ikan gurame dapat dan layak untuk dilakukan. 6.2.
Analisis Aspek Pasar Penilaian aspek pasar dari pengembangan pembesaran ikan gurame
dilakukan dengan melihat potensi pasar dan bauran pemasaran yang ada di Desa Petir. Potensi Kabupaten Bogor sebagai salah satu penghasil ikan air tawar khususnya ikan gurame masih sangat besar, hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan permintaan ikan gurame pada Kelompok Tani Mina Makmur. Perkembangan produksi ikan konsumsi Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 8.
47
Tabel 8. Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi Kabupaten Bogor (dalam satuan ton) Tahun
Air Tawar(ton)
2009 2010 2011
24.072,98 31.167,15 50.277,35
Perkembangan (%)
Pembenihan(to n)
29,47 61,31
847.112,06 920.352,39 1.378.014,50
Perkembangan (%)
8,65 49,73
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bogor(2012)
Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa perkembangan produksi perikanan air tawar di Kabupaten Bogor dari tahun 2009-2011 mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2011 produksi ikan konsumsi mencapai 50.277,35 ton, dimanatahun sebelumnya hanya mencapai 31.167,15 ton, bahkan pada tahun 2009 hanyasekitar 24.072,98 ton, Atau dengan kata lain, produksi ikan konsumsi Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 produksi ikan konsumsi untuk air tawar meningkat sebesar 29,47 persen, bahkan pada tahun 2011 produksi ikan konsumsi mengalami peningkatan sebesar 61,31 persen. Sedangkan untuk pembenihan, terjadi peningkatan sebesar 8,65 persen pada tahun 2010, bahkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 49,73 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar untuk pengembangan pembesaran ikan gurame sangat terbuka lebar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bogor, peningkatan produksi ini disebabkan karena semakin tingginya permintaan yang didorong oleh banyaknya usaha rumah makan ataupun restoran yang ada di Kota Bogor dan sekitarnya selama beberapa periode tertentu. Adanya permintaan pasar yang dihadapi Kelompok Tani Mina Makmur selama menjalankan usahanya menunjukkan adanya potensi pasar yang cukup besar, jika peluang ini dimanfaatkan maka dapat memberikan suatu keuntungan yang besar bagi para petani. Bauran pemasaran yang akan dianalisis dalam kajian ini yaitu terkait dengan produk, harga, promosi dan distribusi. 1)
Produk Produk yang ditawarkan pada pengembangan pembesaran ikan gurame
Kelompok Tani Mina Makmur menggunakan teknik budidaya alami tanpa adanya teknologi baru yang dilakukan. Tingkat kematian (mortalitas) pada pengembangan
48
ikan gurameyaitu sebesar 30 persen. Ikan yang akan di jual dari kolam yang akan dipanen memiliki kualitas yang baik dan segar, agar para tengkulak tetap membeli di kolam Kelompok Tani Mina Makmur. Ukuran yang seragam dari hasil panen di kolam Kelompok Tani Mina makmur yaitu berkisar antara satu kilo dua ekor atau berukuran 500-700 gr per ekor dengan siklus produksi selama 6 bulan. 2)
Harga Kelompok Tani Mina Makmur menetapkan harga jual produk dengan
menghitung jumlah seluruh biaya produksi yang dikeluarkan kemudian ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang di kehendaki oleh usaha ikan gurame. Namun, besarnya harga jual yang ditetapkan tersebut juga memperhatikan harga di pasaran, dalam arti harga tersebut masih terjangkau oleh semua kalangan. Harga ikan gurame yang dijual oleh Kelompok Tani Mina Makmurke tengkulak yaitu sebesar Rp 25.000 per kilogram. Adapun strategi penetapan harga yang akan dilakukan oleh Mina Makmur yaitu menjual ikan gurame dengan harga yang relatif sama dengan harga pasaran, dengan tingkat kualitas yang lebih baik, serta menekankan pada kuantitas penjualan yang besar. 3)
Promosi Promosi dilakukan oleh Kelompok Tani Mina Makmur yaitu melalui
integrasi dan jaringan kerja sama dengan para tengkulak yang disertai adanya sistem langganan dengan tengkulak. Promosi juga dilakukan dengan cara menawarkan langsung ke konsumen sekitar Desa Petir, melalui kelompok tani yang ada di daerah sekitar Desa Petir dari mulut ke mulut. Permintaan ikan gurame yang tinggi belum tercukupi oleh Kelompok Tani Mina Makmur sehingga masih terbuka pasar yang sangat potensial untuk mengembangkan usahanya.Produk yang ditawarkan merupakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, harga yang ditawarkan juga harga yang terjangkau oleh konsumen, kontinuitas produk yang harus dijaga untuk memenuhi permintaan konsumen, dan saluran tata niaga yang tidak terlalu panjang dapat menjaga keuntungan Kelompok Tani Mina Makmur. Berdasarkan aspek pasar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan.
49
4)
Distribusi Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk saluran distribusi yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur adalah saluran distribusi yang sederhana. Kelompok Tani Mina Makmur menjual ikan gurame yang dihasilkannya ke tengkulak yang akan di jual ke beberapa konsumen seperti, restoran, rumah makan dan pedagang pengumpul sedangkan untuk konsumen akhir yang berasal dari sekitar Kelompok Tani Mina Makmur yang membeli ikan gurame dalam jumlah per ekor dapat langsung yang mengambil ke kolam panen. 6.3.
AspekOrganisasi, Manajemen dan Hukum Aspek manajemen yang dianalisis pada pengembangan pembesaran ikan
gurame kolompok Tani Mina Makmur mengikuti manajemen petani sebelumnya yang telah ada, baik pembagian tugas ataupun upah yang diberikan kepada pekerja-perkerjanya. Kelompok Tani Mina Makmur memiliki tenaga kerja upahan yang telah terampil dari mulai pembenihan hingga pembesaran. Dalam hal tenaga kerja, petani gurame tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil dan sudah mengetahui teknik-teknik budidaya pembesaran ikan gurame. Hal ini didukung oleh lingkungan yang banyak mengusahakan ikan gurame di daerah Desa Petir, sehingga dalam menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan guramepara petani saling membantu satu sama lain. Kemampuan para pekerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam memelihara tanpa pengawasan dari pemilik, menunjukkan bahwa aspek manajemen pembesaran ikan gurame ini layak untuk diusahakan. Stuktur organisasi yang dimiliki Kelompok Tani Mina Makmur yaitu terdiri dari ketua, seketaris, bendahara dan ketujuh anggotanya. Dimana di dalam melakukan aktivitas atau pembagian baik dilihat dari melakukan pemeliharaan kolam, pemeliharaan ikan dan pembagian keuntungan yang diperoleh setelah panen semuanya dilakukan dengan kerjasama dan teratur. Stuktur organisasi Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:
50
Ketua Mina Makmur Pak Umar
Sekretaris Pak Uning
Anggota Sai
Anggota Sakri
Bendahara Pak Iyas
Anggota Upen
Anggota Andis
Anggota Madpalah
Anggota H. Ayong
Anggota Ukas
Gambar 2.Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur
Secara hukum status Kelompok Tani Mina Makmur adalah usaha perorangan. Namun dalam menjalankan kegiatan pembesaran ikan gurame kelompok ini hanya membuat surat perijinan yang disahkan oleh pihak Kelurahan di Desa Petir, dikarenakan usaha ini masih berada dalam satu kelompok tani. Kelompok Tani ini hanya membuat legalitas yang berupa perijianan dari pemerintah daerah setempat, sehingga dari segi hukum kegiatan pembesaran ikan gurame ini dapat dijalankan. 6.4.
Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kegiatan usaha dapat memberikan dampak yang baik untuk masyarakat
sekitar Desa Petiryaitu berupa penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur. Selain itu juga kegiatan ini dapat membantu peluang bagi pemilik modal (investor) yang ingin menanamkan modal untuk mendirikan usaha, sehingga hal ini dapat mengurangi jumlah pengangguran serta meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sekitar Desa Petir dan bagi pemerintah. Kelompok TaniMina Makmur memilliki hubungan yang sangat baik dengan masyarakat serta para petani lainnya, mengingat bahwa para petani gurame kelompok Tani Mina Makmur juga merupakan masyarakat Desa Petir sendiri. Hubungan yang saling bersinergi sangat membantu Kelompok Tani Mina
51
Makmur dalam memasarkan gurame, mencari pekerja, penyediaan bahan baku mupun sarana produksi. Sehingga antar petani di Desa Petir memiliki budaya saling membantu satu dengan yang lain. Jika dilihat dari aspek sosial, ekonomi dan budaya maka dapat disimpulkan bahwa Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dijalankan. 6.5.
Analisis Aspek Lingkungan Keberadaan usaha pengembangan pembesaran ikan gurame Kelompok
Tani Mina Makmur tidak membawa dampak negatif untuk lingkungan sekitar.Hal ini dikarenakan limbah dari kegiatan usaha berasal dari sisa pakan dan sisa metabolisme ikan. Penggunaan bahan alami seperti obat-obatan seperti daun sirih dan pemupukan berupa kotoran ayam dan garam kristal, tidak menimbulkan efek yang negatif terhadap lingkungan. Limbah tersebut dialirkan ke selokan, kemudian didaur menjadi pupuk alami bagi petani sekitar. Berdasarkan uraian di atas dilihat dari aspek non finansial, pertama aspek teknis usaha ini memiliki lokasi yang dekat dengan sumber air, akses yang mudah terhadap sarana input produksi dan tingkat mortalitas ikan relatif kecil. Kedua dari aspek pasar, produksi ikan yang meningkat dari tahun ketahun dan bauran pemasaran yang telah berjalan baik. Ketiga dari aspek sosial ekonomi dan budaya usaha ini memberikan dampak positif bagi masyarakat yaitu dengan menyerap lapangan pekerjaan. Keempat dari aspek organisasi, manajemen dan hukum usaha ini telah melakukan kerjasama dan musyawarah dengan kelurahan maupun kantor pemerintah setempat. Kelima dari aspek lingkungan keberadaan usaha ini tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Kriteria kelayakan non finansial dapat dilihat pada Tabel 9.
52
Tabel 9. Kriteria Kelayakan Aspek Non Finansial No 1
2
Kriteria
4
5
Keterangan
Aspek Teknis Ketersediaan air
Lokasi usaha dekat dengan sumber air
layak
Akses terhadap input produksi
Dekat dengan pasar
layak
Permintaan yang terus meningkat dan bauran pemasaran yang telah berjalan baik
layak
Aspek Pasar (pemasaran) Peluang pemasaran
3
Kelompok Tani Mina Makmur
Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya Memberikan dampak positif bagi masyarakat Aspek Organisasi, Manajemen dan Hukum Kelompok tani yang melakukan kerjasama dan musyawarah Memiliki surat pengakuan dari kantor kelurahan ataupun pemerintah sekitar
Menyediakan lapangan pekerjaan
layak
Melakukan rapat bulanan
layak
Ada
layak
Tidak ada pengaruh buruk terhadap lingkungan
layak
Aspek Lingkungan Keberadaan usaha tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan
53
VII ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk mengukur dana yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha dan jumlah dana yang diperoleh dari hasil usaha. Analisis kelayakan finansial sebelum pengembangan dan sesudah pengembangan pembesaran ikan gurame ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengoperasian kegiatan pembesaran ikan gurame. Selain itu kegiatan analisis finansial juga dilakukan untuk mengetahui apakah pembesaran yang dilakukan sebelum pengembangan dengan sesudah pengembangan ikan gurame yang dilakukan oleh para petani dapat memberikan keuntungan yang maksimal dan layak secara finansial. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan kriteria penilaian investasi dan menggunakan Incremental Net Benefit. Akurasi hasil analisis kelayakan finansial dijelaskan sebagai berikut: Analisis Finansial “Tanpa Pengembangan Usaha”
7.1.
Pada usaha yang sedang berjalan atau tanpa pengembangan usaha, Mina Makmur mengusahakan pembesaran ikan gurame dengan jumlah kolam keseluruhan sebanyak 18 kolam. Pada skenario ini, menunjukkan keadaan usaha ketika belum melakukan pengembangan usaha atau penambahan jumlah kapasitas kolam. 7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan suatu bisnis. Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat cashflow bernilai positif. Arus penerimaan dari usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur terdiri dari nilai benih yang akan ditebar. 1)
Penerimaan dari Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame Penerimaan pengembangan pembesaran ikan gurame diperoleh dari hasil
penjualan ikan gurame. Hasil penjualan ikan gurame diperoleh dari perkalian total produksi yang dihasilkan dengan harga jual yang dirata-ratakan yaitu sebesar Rp 25.000 per kilogram (1-2 per ekor). Harga yang dipakai adalah harga jual yang berlaku Kelompok Tani Mina Makmur bulan Agustus 2012.
Untuk pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu tahun dilakukan 2 kali panen dengan kegiatan produksi setiap 6 bulan sekali. Pada pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu kali produksi, jumlah benih yang ditebar sebanyak 1.000-1.200 ekor per kolam, dengan tingkat kematian sampai panen adalah 30 persen. Sehingga dalam satu kolam akan menghasilkan 1.120 kg untuk siklus tahun pertama, 1.400 kg untuk siklus tahun kedua (ukuran 1-2 ekor per kilogram). Penerimaan total dari penjualan yang diperoleh setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame“Tanpa Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun Tahun
Total Produksi (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.120 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400
Harga (Rp/Kg) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
Penjualan 1 Kolam (Rp/Kg) 28.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 Total
Penerimaan untuk 18 Kolam (Rp) 504.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000 6.174.000.000
Sumber : Hasil Wawancara dengan kelompok Tani Mina Makmur (2012)
2)
Nilai Sisa Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal
investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Investasi yang memberikan nilai sisa pada usaha pembesaran ikan gurame adalah lahan dan peralatan produksi. Barang modal yang digunakan dalam kegiatan operasional akan mengalami penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai barang modal tersebut pada akhir umur ekonomisnya akan memiliki nilai sisa yang dapat dijadikan sebagai komponen penerimaan pada arus kas ketika barang modal tersebut dijual kembali ke pasar. Namun pada pengembangan pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur tidak terdapat nilai sisa,
55
hal ini diakibatkan karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak menjual kembali barang-barang yang telah dipakai. 7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Komponen biaya yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan pada awal tahun usaha atau pada saat usaha telah berlangsung, yaitu untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan agar proses produksi dapat berlangsung. 1)
Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode
proses produksi untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya investasi dari usaha ini adalah sebesar Rp 77.445.000. Biaya investasi ini terdiri dari pembuatan kolam pemeliharaan, serokan besar, jrigen, pisau, cangkul, ember, drum, jaring (15 m) dan timbangan. Kelompok Tani Mina Makmur mengeluarkan biaya reinvestasi untuk aset yang umur ekonomisnya kurang dari umur proyek yaitu selama 10 tahun. Untuk semua aset yang berumur ekonomis hanya dua tahun, maka reinvestasi aset tersebut dilakukan setiap dua tahun.Sedangkan aset perusahaan yang berumur ekonomis selama 5 tahun, maka reinvestasi dilakukan pada tahun ke-lima. Penyusutan adalah nilai harga beli dikurangi nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Nilai sisa Rp 0 dengan jumlah biaya penyusutan per tahunnya yaitu sebesar Rp 6.982.500. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dalam melaksanakan usahanya dapat dilihat pada Lampiran 3. 2)
Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
usaha guna kelangsungan proses produksi. Biaya operasional pada analisis kelayakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur ini terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
56
a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha Kelompok Tani Mina Makmur terdiri dari biaya pemeliharaan kolam, sewa lahan, penyusutan dan biaya abodemen listrik. Adapun rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Tetap Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha” No 1 2 3 4
Keterangan
Biaya Tahun (Rp) Sewa Lahan 27.000.000 Abodemen Listrik 4.320.000 Pemeliharaan 5.400.000 Penyusutan 6.982.500 Total 43.702.500 Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang akan dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dengan kondisi tanpa pengembangan terdiri dari biaya sewa lahan dan biaya abodemen listrik. Total biaya tetap yaitu sebesar Rp 43.702.500. b) Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Dimana semakin besar kuantitas output yang diproduksi, maka semakin besar pula input variabel yang digunakan. Adapun biaya variabel yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Tabel 12.
57
Tabel 12. Biaya Variabel Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha” No 1
Keterangan Biaya Tahun (Rp) Tenaga Kerja Variabel a.Persiapan Kolam 4.680.000 b. Pengisian Air Kolam 2.340.000 c. Penebaran Benih 1.560.000 d. Pemberian Pakan 162.000.000 e. Panen 3.600.000 2 Biaya Pakan 230.791.440 3 Biaya Benih 144.000.000 4 Transportasi 13.860.000 5 Ember 540.000 6 Pisau 100.000 7 Cangkul 440.000 8 Persiapan Produksi 7.794.000 Total 571.705.440 Sumber : Hasil wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa biaya variabel terdiri dari tenaga kerja variabel, biaya pakan, biaya benih dan persiapan produksi Dimana jumlah biaya variabel pembesaran gurame Kelompok Tani Mina Makmur dengan kondisi tanpa pengembangan usaha yaitu sebesar Rp 571.705.440 7.1.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur Analisis aliran dana (cashflow)merupakan analisis arus kas yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP). Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut didanai, perlu diperhitungkan pula perubahan nilai uang terhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang dilakukan untuk menghitung kriteria kelayakan investasi tersebut diproyeksikan hingga jangka waktu yang panjang, dalam proyek ini adalah 10 tahun. Perhitungan kelayakan investasi ini dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun dengan alasan bahwa komponen yang terpenting dalam usaha pembesaran ikan gurame ini adalah kolam pemeliharaan karena tanpa kolam pemeliharaan proses produksi pembesaran ikan gurame tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan 58
informasi yang diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur pada saat wawancara, bahwa umur ekonomis dari kolam pemeliharaan tersebut adalah 10 tahun. Selama umur proyek tersebut, nilai uang akan terus berubah sehingga perlu digunakan metode yang dapat memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu. Dengan teknik tersebut, nilai manfaat dan biaya pada masa mendatang dapat diturunkan menjadi nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang. Perhitungan kriteria kelayakan usaha Kelompok Tani Mina Makmur secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek. Nilai NPV yang diperoleh dari usaha ikan gurameoleh perusahaan adalah sebesar Rp 40.458.531. Dengan nilai NPV lebih besar dari 0, hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan gurame yang dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur akan memberikan keuntungan dengan nilai sekarang (present value) sebesar Rp 40.458.531 selama umur proyek yaitu selama 10 tahun. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat pengembalian modal bagi pemilik perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung. Nilai IRR yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame adalah sebesar 18 persen atau lebih besar dari tingkat discount rate 5,25 persen, sehingga disimpulkan usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan nilai IRR 18 persen dapat dikemukakan bahwa usaha produksi pembesaran ikan gurame juga lebih menguntungkan karena tingkat penghasilan usaha ini, 18 persen lebih besar dari tingkat biaya modal. Metode IRR menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tingkat bunga penghasilan usaha (18 persen) lebih besar daripada discount factor (5,25 persen). Net B/C mengambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat dicapai jika mengeluarkan biaya sebesar Rp 1. Nilai Net B/C yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame pada tingkat diskonto 5,25 persen adalah sebesar 1,63 atau lebih besar dari satu, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memperoleh manfaat bersih sebesar Rp 1,63. Sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback periode) yang berdasarkan nilai sekarang
59
dengan tingkat diskonto 5,25 persen memperlihatkan bahwa untuk memeperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan, diperlukan waktu selama 8 tahun. Hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan gurame ini dapat mengembalikan modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan. Dari hasil analisis finansial yang menggunakan empat kriteria kelayakan usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan. Kriteria kelayakan usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. KriteriaKelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur “Tanpa Pengembangan Usaha” Kriteria Investasi NPV IRR Net B/C Payback Period
Jumlah
Keterangan
Rp 40.458.531 18% 1,63 8 tahun
Layak Layak Layak Layak
7.1.4. Analisis Laba Rugi Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Kelompok Tani Mina Makmur tidak menggunakan bunga, karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak meminjam uang dari lembaga keuangan manapun. Sedangkan hitungan pajak pendapatan yang digunakan yaitu berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen. Perhitungan laba rugi untuk usaha gurame tanpa pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan laba rugi bagian pajak dimasukkan kedalam cashflow sebagai pajak penghasilan atau PPh. 7.1.5. AnalisisSwitching Value Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan berdasarkan berbagai kriteria investasi. Namun keadaan tersebut terjadi apabila tidak terdapat perubahan-perubahan baik dari arus manfaat maupun pada arus biaya. Untuk
60
melihat kembali hasil analisis kelayakan usaha ini apabila terjadi perubahanperubahan dalam perhitungannya, maka dilakukan analisis switching value. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada harga beli dan volume penjualan yang akan menghasilkan keuntungan normal (NPV= 0; IRR= tingkat diskonto; dan Net B/C= 1). Mencari nilai pengganti dilakukan dengan menguji secara coba-coba sampai seberapa persen perubahan harga beli dan volume penjualan dapat terjadi yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi. Berdasarkan simulasi peningkatan harga pakan, diperoleh hasil switching value sebesar 2,35 persen. Sedangkan pada simulasi penurunan produksi diperoleh hasil sebesar 8 persen. Kedua hasil switching value tersebut mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan nilai discount rate-nya, dan Net B/C sama dengan satu. Hal ini menunjukkan bahwa jika peningkatan harga pakan terjadi hingga melebihi 2,35 persen, maka usaha akan menjadi tidak layak. Demikian juga dengan penurunan produksi, jika melebihi 8 persen maka usaha akan menjadi tidak layak. Analisis switching value pada proyeksi arus kas untuk peningkatan harga pakan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan untuk penurunan produksi dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil analisis switching value tersebut, dapat di simpulkan bahwa usaha pengembangan pembesaran ikan gurame tanpa pengembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan pelet dari pada penurunan produksi. 7.2.
Analisis Finansial “Dengan Pengembangan Usaha” Mina Makmur mengusahakan pembesaran ikan gurame dengan jumlah
kolam keseluruhan 21 kolam. Pada skenario ini, menunjukkan keadaan usaha ketika sedang melakukan pengembangan usaha atau penambahan jumlah kapasitas kolam. 7.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan suatu bisnis.Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat cashflow bernilai positif. Arus penerimaan dari usaha pembesaran ikan gurame Mina Makmur terdiri dari nilai benih yang akan ditebar. 61
1)
Penerimaan dari Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame Penerimaan pengembangan pembesaran ikan gurame diperoleh dari hasil
penjualan ikan gurame. Hasil penjualan ikan guramerata-rata yaitu sebesar Rp 25.000 per kilogram (1-2 per ekor). Harga yang dipakai adalah harga jual yang berlaku di Mina Makmurpada bulan Agustus 2012. Untuk pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu tahun dilakukan 2 kali panen dengan kegiatan produksi 6 bulan sekali. Pada pengembangan pembesaran ikan gurame dalam satu kali produksi jumlah benih yang ditebar sebanyak 1.000-1.200 ekor per kolam ditambah jumlah benih 1.000 ekor sebelum pengembangan, dengan tingkat kematian sampai panen adalah 30 persen sehingga dalam satu kolam akan menghasilkan 1.400 kilogram untuk tahun pertama dan untuk tahun kedua 1.680 kilogram (ukuran 1-2 ekor per kilogram). Penerimaan total dari penjualan yang diperoleh setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan Usaha” Selama 10 Tahun Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Produksi (Kg) 1.400 1.680 1.680 1.680 1.680 1.680 1.680 1.680 1.680 1.680
Harga (Rp/Kg) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
Penjualan per Kolam (Rp/Kg) 35.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 Total
Peneriman untuk 21 Kolam (Rp) 735.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 882.000.000 8.673.000.000
Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
2)
Nilai sisa Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal
investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Investasi yang memberikan nilai sisa pada usaha pembesaran ikan gurame adalah lahan, dan peralatan produksi. Barang modal yang digunakan dalam kegiatan operasional akan mengalami penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai barang modal tersebut pada akhir umur ekonomisnya akan memiliki
62
nilai sisa yang dapat dijadikan komponen penerimaan pada arus kas ketika barang modal tersebut dijual kembali ke pasar. Namun pada pengembangan pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur tidak terdapat nilai sisa, hal ini di sebabkan Kelompok Tani Mina Makmur tidak menjual kembali barang-barang yang telah dipakai. 7.2.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Komponen biaya yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan pada awal tahun usaha atau pada saat usaha telah berlangsung untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan agar proses produksi dapat berlangsung. 1)
Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode
proses produksi, untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya investasi dari usaha ini adalah sebesar Rp 117.945.000. Biaya investasi ini terdiri dari perbaikan kolam, pemeliharaan, serokan besar, jrigen, ember, pisau, cangkul, drum, jaring (15m), dan timbangan. Kelompok Tani Mina Makmur mengeluarkan biaya reinvestasi untuk aset yang umur ekonomisnya kurang dari umur proyek yaitu selama 10 tahun. Untuk semua aset yang berumur ekonomis hanya dua tahun, maka reinvestasi aset tersebut dilakukan setiap dua tahun sedangkan aset perusahaan yang berumur ekonomis selama 5 tahun maka reinvestasi dilakukan pada tahun ke-lima. Penyusutan adalah nilai harga beli dikurangi nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan penyusutan yang digunakan yaitu dengan metode garis lurus dan nilai sisanya adalah Rp 0, dengan jumlah biaya penyusutan per tahunnya adalah sebesar Rp 6.982,500. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dalam melaksanakan usahanya dapat dilihat pada Lampiran 8.
63
2)
Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
usaha guna kelangsungan proses produksi. Biaya operasional pada analisis kelayakan finansial Kelompok Tani Mina Makmur ini terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang nilainya tidak terkait langsung dengan produksi dan akan dikeluarkan selama usaha itu berlangsung. Oleh karena itu biaya tetap dalam usaha ini memiliki nilai yang sama setiap bulannya, karena jumlah produksi tidak mempengaruhi nilainya. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha Kelompok Tani Mina Makmur terdiri dari biaya sewa lahan, abodemen listrik, penyusutan dan biaya pemeliharaan kolam.Adapun rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Tetap Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” No 1 2 3 4
Keterangan
Biaya Tahun (Rp) Sewa Lahan 31.500.000 Abodemen Listrik 5.040.000 Pemeliharaan 6.300.000 Penyusutan 6.982.500 Total 49.822.500 Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang akan dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dengan pengembangan usaha terdiri dari biaya sewa lahan, abodemen listrik, penyusutan dan biaya pemeliharaan kolam. Total biaya tetap yaitu sebesar Rp 49.822.500. b) Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Dimana semakin besar kuantitas output yang diproduksi, maka semakin besar pula input variabel yang digunakan. Adapun biaya variabel yang digunakan oleh Kelompok Tani Mina Makmur dapat dilihat pada Tabel 16.
64
Tabel 16. Biaya Variabel Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” No 1
Keterangan Biaya Tahun (Rp) Tenaga Kerja Variabel a.Persiapan Kolam 7.560.000 b. Pengisian Air Kolam 3.780.000 c. Penebaran Benih 2.940.000 d. Pemberian Pakan 189.000.000 e. Panen 4.200.000 2 Biaya Pakan 361.186.560 3 Biaya Benih 147.000.000 4 Transportasi 16.170.000 5 Ember 540.000 6 Pisau 100.000 7 Cangkul 440.000 8 Persiapan Produksi 7.875.000 Total 740.791.560 Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja variabel, pakan, benih, transportasi, dan biaya persiapan produksi. Dimana jumlah biaya variabel pembesaran gurame Kelompok Tani Mina Makmur dengan pengembangan usaha yaitu sebesar Rp 740.791.560. 7.2.3. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur Analisis aliran dana (cashflow) merupakan analisis arus kas yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan PayBack Periode (PP). Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut didanai, perlu diperhitungkan pula perubahan nilai uang terhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang dilakukan untuk menghitung kriteria kelayakan investasi tersebut diproyeksikan hingga jangka waktu yang panjang, dalam proyek ini adalah 10 tahun. Perhitungan kelayakan investasi ini dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun, dengan alasan bahwa komponen yang terpenting dalam usaha ikan gurame adalah kolam pemeliharaan. Karena tanpa kolam pemeliharaan proses produksi pembesaran ikan gurame tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan informasi yang
65
diperoleh dari Kelompok Tani Mina Makmur pada saat wawancara, bahwa umur ekonomis dari kolam pemeliharaan tersebut adalah 10 tahun. Selama umur proyek tersebut, nilai uang akan terus berubah sehingga perlu digunakan metode yang dapat memperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu tersebut. Dengan teknik tersebut, nilai manfaat dan biaya pada masa mendatang dapat diturunkan menjadi nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang. Perhitungan kriteria kelayakan usaha Kelompok Tani Mina Makmur secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 10. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek. Nilai NPV yang diperoleh dari usaha ikan gurameoleh perusahaan adalah sebesar Rp 451.876.066. Dengan nilai NPV lebih besar dari 0, hal ini berarti bahwa usaha pembesaran ikan gurame yang dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur akan memberikan keuntungan dengan nilai sekarang (present value) yaitu sebesar Rp 451.876.066 selama umur proyek yaitu selama 10 tahun. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat pengembalian modal bagi pemilik perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung. Nilai IRR yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame adalah 28 persen atau lebih besar dari tingkat discount rate 5,25 persen, maka usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan nilai IRR 28 persen dapat dikemukakan bahwa usaha produksi pembesaran ikan gurame juga lebih menguntungkan karena tingkat penghasilan usaha 28 persen lebih besar dari tingkat biaya modal. Metode IRR menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tingkat bunga penghasilan usaha (28 persen) lebih besar daripada discount factor (5,25 persen). Net B/C mengambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat dicapai jika mengeluarkan biaya sebesar Rp1. Nilai Net B/C yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame pada tingkat diskonto 5,25 persen adalah sebesar 34,7 atau lebih besar dari satu, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memperoleh manfaat bersih sebesar Rp 34,7. Sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback periode) yang berdasarkan nilai sekarang
66
dengan tingkat diskonto 5,25 persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame ini dapat mengembalikan modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan. Dari hasil analisis finansial yang menggunakan empat kriteria kelayakan usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan. Kriteria kelayakan usaha pembesaran ikan gurame Mina Makmur dapat dilihat pada Tabel17. Tabel 17. Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha” Kriteria Investasi NPV IRR Net B/C Payback Period
Jumlah Rp 451.876.066 28% 34,7 1 tahun
Keterangan Layak Layak Layak Layak
7.2.4. Analisis Laba Rugi Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak.Kelompok Tani Mina Makmur tidak menggunakan bunga, karena Kelompok Tani Mina Makmur tidak meminjam uang dari lembaga keuangan manapun. Sedangkan hitungan pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25 persen. Perhitungan
laba
rugi
untuk
usaha
pembesaran ikan
gurame
dengan
pengembangan dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil perhitungan laba rugi bagian pajak dimasukkan kedalam cashflow sebagai pajak penghasilan atau PPh. 7.2.5. Analisis Switching Value Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame pada usaha pembesaran ikan gurame Kelompok Tani Mina Makmur layak untuk dilaksanakan berdasarkan berbagai kriteria investasi. Namun, keadaan tersebut terjadi apabila tidak terdapat perubahan-perubahan baik dari arus manfaat
67
maupun pada arus biaya.Untuk melihat kembali hasil analisis kelayakan usaha ini apabila terjadi perubahan-perubahan dalam perhitungannya, maka dilakukan analisis switching value. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada harga beli dan volume penjualan yang akan menghasilkan keuntungan normal (NPV= 0; IRR= tingkat diskonto; dan Net B/C= 1). Mencari nilai pengganti dilakukan dengan menguji secara coba-coba sampai seberapa persen perubahan harga beli dan volume penjualan dapat terjadi yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi. Berdasarkan simulasi peningkatan harga pakan, diperoleh hasil switching value sebesar 22,2 persen. Sedangkan pada simulasi penurunan produksi diperoleh hasil sebesar 9,05 persen. Kedua hasil switching value tersebut mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan nilai discount rate-nya, dan Net B/C sama dengan satu. Hal ini menunjukkan bahwa jika peningkatan harga pakan terjadi hingga melebihi 22,21 persen, maka usaha akan menjadi tidak layak. Demikian juga dengan penurunan produksi, jika melebihi 9,05 persen maka usaha akan menjadi tidak layak. Analisis switching value pada proyeksi arus kas untuk peningkatan harga pakan dapat dilihat pada Lampiran 11 dan untuk penurunan produksi dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan hasil analisis switching value tersebut, dapat di simpulkan bahwa usaha pengembangan pembesaran ikan gurame tanpa pengembangan lebih peka terhadap peningkatan harga pakan pelet dari pada penurunan produksi. 7.3.
Manfaat Bersih Tambahan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan Dibandingkan dengan Usaha Tanpa Pengembangan” Manfaat bersih tambahan diperoleh dari selisih tambahan penerimaan yang
disebabkan karena adanya kegiatan pengembangan usaha dengan tambahan biaya yang dikeluarkan dari pengembangan usaha itu sendiri. Penerimaan yang diperoleh Kelompok Tani Mina Makmur tanpa melakukan pengembangan adalah sebesar Rp 630.000.000 setiap tahunnya. Sedangkan jika dengan melakukan pengembangan, penerimaan yang akan diperoleh Kelompok Tani Mina Makmur setiap tahunnya menjadi Rp 882.000.000. Maka dari itu, penerimaan tambahan
68
yang akan diperoleh
Kelompok Tani
Mina Makmur jika melakukan
pengembangan usaha adalah sebesar Rp 1.512.000.000 setiap tahunnya. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mina Makmur tanpa melakukan pengembangan adalah sebesar Rp 609.770.440 sedangkan biaya yang akan dikeluarkan jika melakukan pengembangan adalah sebesar Rp 784.636.560 Maka dari itu, tambahan biaya yang harus dikeluarkan pada saat pengembangan usaha adalah sebesar 1.394.407.000 setiap tahunnya. Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat bersih tambahan yang diperoleh Mina Makmur adalah sebesar Rp 117.593.000. Perhitungan nilai manfaat bersih tersebut dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 13. 7.4.
Incremental Net Benefit Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan Dibandingkan dengan Usaha Tanpa Pengembangan” Manfaat bersih tanpa pengembangan dan manfaat bersih dengan
pengembangan yang diperoleh dari selisih total penerimaan (benefit) yang disebabkan karena adanya kegiatan pengembangan usaha dengan total biaya (cost) yang dikeluarkan dari pengembangan usaha itu sendiri. Manfaat bersih (Incremental Net Benefit) diperoleh dari hasil pengurangan manfaat bersih (net benefit) tanpa pengembangan dan manfaat bersih dengan pengembangan. Dimana masing-masing net benefit yang diperoleh sebelum pengembangan yaitu sebesar Rp 73.320.688 dan sesudah pengembangan yaitu sebesar dan Rp 816.976.712. Sehingga Incremental Net Benefit yang diperoleh setelah pengurangan manfaat bersih sebelum pengembangan dan sesudah pengembangan selama sepuluh tahun yakni sebesar Rp 816.976.712. Untuk lebih jelasnya, informasi terkait dengan Incremental Net Benefit usaha pembesaran ikan gurame dari tahun pertama hingga tahun ke sepuluh dapat dilihat pada Lampiran 15.
69
VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. 1.
Kesimpulan Berdasarkan analisis kelayakan usaha, aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan, usaha pengembangan pembesaran ikan gurame layak untuk dilaksanakan. Pertama dari aspek teknis usaha ini memiliki lokasi yang dekat dengan sumber air, akses yang mudah terhadap sarana produksi dan tingkat mortalitas ikan relatif kecil. Kedua dari aspek pasar produksi ikan meningkat dari tahun ketahun. Ketiga dari aspek sosial ekonomi dan budaya usaha ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Keempat dari aspek organisasi, manajemen dan hukum usaha ini telah melakukan kerjasama dan musyawarah dengan kelurahan maupun kantor pemerintah setempat. Kelima dari aspek lingkungan, keberadaan usaha ini tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan.
2.
Analisis kelayakan finansial usaha ikan gurame tanpa pengembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesar Rp 40.458.531 yang dihasilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 1,63 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 18 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan, dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu delapan tahun. Sedangkan analisis kelayakan finansial usaha ikan gurame dengan pengembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesar Rp 451.876.066 atau lebih besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 34.7 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 28 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan, dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu satu tahun .
3.
Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame tanpa pengembangan masih tetap layak dijalankan dan mendapatkan keuntungan apabila terjadi peningkatan harga pakan pelet hingga 2,35 persen dimana simulasi penurunan produksi sebesar 8 persen. Sementara untuk hasil analisis switching value usaha pembesaran ikan gurame dengan pengembangan masih tetap layak dijalankan apabila terjadi peningkatan
harga pakan pelet hingga 22,21 persen dimana simulasi penurunan produksi yaitu sebesar 9,05 persen. 8.2.
Saran Berdasarkan analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan, maka
Kelompok Tani Mina Makmur dapat melaksanakan pengembangan usahanya yaitu peningkatan produksi benih dengan menambah kolam pemeliharaan dan beberapa investasi lain guna memenuhi permintaan konsumen yang belum dapat terpenuhi.
71
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Indonesia. Jakarta. Dinas Peternakan dan Perikanan. 2011. Data Perikanan Kabupaten Bogor. Bogor: Pemerintah Kabupaten Bogor, Dinas Peternakan dan Perikanan. Ervina, Silvi. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan gurame (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian.Edisi Ke-2. Sutomo S, K Mangiri. Penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari : Economics Analysis of Agriculture Project. Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Istikharoh N. 2008. Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan gurame (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur [Skripsi]. Fakultas Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya Malang. Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: UI Press. Kurniawan, Mochamad. 2011. Optimalisasi Input Produksi Budidaya dalam Pendederan Ikan gurame Osphronemus gouramy di Desa Petir Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Unit Penerbit Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Perdana A. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipasif Pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju Desa Situ Gede) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pitanto, Andi Budi. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada Unit usaha Teaching Farm Institut Pertanian Bogor
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rosmawati. 2010. Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Dumbo (Kasus: Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saparinto, Cahyo. 2011. Panduan Lengkap gurame. Jakarta: Penebar Swadaya. Soemarmo. 2008. Pengembangan Produk Unggulan Ikan Nila di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Gajah Mada. Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
.
73
LAMPIRAN
Lampiran 3. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha" No
Uraian
Umur Ekonomis (Tahun)
Nilai Sisa (10 %)
3,000,000
18
54,000,000
10
0
0
Jrigen
40,000
17
680,000
2
0
340,000
Serokan Besar
35,000
19
665,000
2
0
332,500
Drum
300,000
36
10,800,000
5
0
2,160,000
Jaring (15 M)
350,000
18
6,300,000
2
0
3,150,000
Timbangan
500,000
10
5,000,000
5
0
1,000,000
1
Pembuatan Kolam
2 3 4 5 6
Total
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Unit)
Nilai Beli (Rp)
77,445,000
Penyusutan = Harga Beli - Nilai sisa/ Umur ekonomis
Penyusutan
6,982,500
Lampiran 4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha"
Keterangan Penerimaan Biaya Biaya Tetap Sewa Lahan Penyusutan Abodemen Listrik Pemeliharaan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Upah Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau Cangkul Transportasi Persiapan produksi Pakan Benih Total Biaya Variabel LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) LABA BERSIH SETELAH PAJAK BIAYA TETAP TOTAL HARGA JUAL/kg BIAYA VARIABEL TOTAL JUMLAH PRODUKSI (kg) BIAYA VARIABEL PER UNIT BREAK EVEN POINT (kg)
TAHUN 5 6 630,000,000 630,000,000
1 504,000,000
2 630,000,000
3 630,000,000
4 630,000,000
7 630,000,000
8 630,000,000
9 630,000,000
10 630,000,000
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
27,000,000 6,982,500 4,320,000 5,400,000 43,702,500
3,744,000 1,872,000 1,248,000 129,600,000 2,880,000 540,000 100,000 440,000 11,088,000 6,235,200 184,633,152 115,200,000 457,580,352 2,717,148 2,717,148
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 13,860,000 7,794,000 230,791,440 144,000,000 571,705,440 14,592,060 3,648,015 10,944,045
43,702,500 25,000 457,580,352 1,120 408,554 114
43,702,500 25,000 571,705,440 1,400 408,361 114
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
43,702,500 25,000 571,705,440 1,920 297,763 160
Lampiran 5. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha" Tahun Ke No 1
2
Uraian Inflow 1. Penjualan 4. Nilai Sisa Total Inflow Outflow a. Biaya Investasi Pembuatan kolam Serokan Besar Jrigen Drum Jaring (15 M) Timbangan Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap Sewa Lahan Abodemen Listrik Pemeliharaan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Pakan Biaya Benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau Cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel Total outflow Net Benefit DF 5,25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV Net BC IRR PP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
504,000,000 504,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000
-
-
-
-
-
-
-
-
54,000,000 665,000 680,000 10,800,000 6,300,000 5,000,000 77,445,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
630,000,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
665,000 680,000 10,800,000 5,000,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
17,145,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
630,000,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
184,633,152 115,200,000 11,088,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
3,744,000 1,872,000 1,248,000 129,600,000 2,880,000 540,000 100,000 440,000 6,235,200 457,580,352 571,745,352 -67,745,352 0.95 -64,366,130 104,824,661 -64,366,130 40,458,531 1.63
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 20,229,560 0.90 18,261,743
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 13,929,560 0.86 11,947,336
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 20,229,560 0.81 16,485,344
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 13,929,560 0.77 10,785,167
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 625,570,440 4,429,560 0.74 3,258,577
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 13,929,560 0.70 9,736,047
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 20,229,560 0.66 13,434,132
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 13,929,560 0.63 8,788,980
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 20,229,560 0.60 12,127,335
18% 8
77.455.000 Total Investasi Net Benefit Ratarata 9.322.069 8
Lampiran 6. Switching Value Penurunan Produksi 8% Kelompok Tani Mina Makmur "Tanpa Pengembangan Usaha" Tahun Ke No 1
2
Uraian Inflow 1. Penjualan 4. Nilai Sisa Total Inflow Outflow a. Biaya Investasi Pembuatan kolam Serokan Besar Jrigen Drum Jaring (15 M) Timbangan Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap Sewa Lahan Abodemen Listrik Pemeliharaan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Pakan Biaya Benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel Total outflow Net Benefit DF 5,25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV Net BC IRR PP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
499,648,928 499,648,928
624,561,160 624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160 624,561,160
624,561,160
54,000,000 665,000 680,000 10,800,000 6,300,000 5,000,000 77,445,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
624,561,160
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
665,000 680,000 10,800,000 5,000,000 17,145,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
624,561,160
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000 36,720,000
184,633,152 115,200,000 11,088,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
230,791,440 144,000,000 13,860,000
3,744,000 1,872,000 1,248,000 129,600,000 2,880,000 540,000 100,000 440,000 6,235,200 457,580,352 571,745,352 -72,096,424 0.95 -68,500,165 69,985,105 -68,500,165 1,484,940 1.02 5.75% 35
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 14,790,720 0.90 13,351,963
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 8,490,720 0.86 7,282,462
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 14,790,720 0.81 12,053,160
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 8,490,720 0.77 6,574,065
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 625,570,440 1,009,280 0.74 742,470
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 8,490,720 0.70 5,934,578
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 14,790,720 0.66 9,822,284
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 616,070,440 8,490,720 0.63 5,357,295
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 571,705,440 609,770,440 14,790,720 0.60 8,866,828
Total Investasi Net Benefit Ratarata
77,445,000 2,203,862 35
Lampiran 7. Switching Value Kenaikan Pakan 2,35% Kelompok Tani Mina Makmur 'Tanpa Pengembangan Usaha" Tahun Ke No 1
2
Uraian Inflow 1. Penjualan 4. Nilai Sisa Total Inflow Outflow a. Biaya Investasi Pembuatan kolam Serokan Besar Jrigen Drum Jaring (15 M) Timbangan Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap Sewa Lahan Abodemen Listrik Pemeliharaan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Pakan Biaya Benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel Total outflow Net Benefit DF 5,25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV Net BC IRR PP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
504,000,000 504,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000 630,000,000
630,000,000
54,000,000 665,000 680,000 10,800,000 6,300,000 5,000,000 77,445,000
665,000 680,000 1,345,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
665,000 680,000 1,345,000
630,000,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
665,000 680,000 10,800,000 5,000,000 17,145,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
665,000 680,000 1,345,000
665,000 680,000 6,300,000 7,645,000
630,000,000
665,000 680,000 1,345,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
27,000,000 4,320,000 5,400,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
36,720,000
188,984,224 115,200,000 11,088,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
3,744,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 4,680,000 1,872,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 2,340,000 1,248,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 129,600,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 162,000,000 2,880,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 6,235,200 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 7,794,000 461,931,424 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 577,144,280 576,096,424 615,209,280 621,509,280 615,209,280 621,509,280 631,009,280 621,509,280 615,209,280 621,509,280 -72,096,424 14,790,720 8,490,720 14,790,720 8,490,720 1,009,280 8,490,720 14,790,720 8,490,720 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 0.74 0.70 0.66 0.63 -68,500,165 13,351,963 7,282,462 12,053,160 6,574,065 742,470 5,934,578 9,822,284 5,357,295 69,985,105 -68,500,165 1,484,940 1.02 77,445,000 Total Investasi Net Benefit Ratarata 2,203,862 5.75%
4,680,000 2,340,000 1,560,000 162,000,000 3,600,000 540,000 100,000 440,000 7,794,000 577,144,280 615,209,280 14,790,720 0.60 8,866,828
35
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
35
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
236,230,280 144,000,000 13,860,000
Lampiran 8. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha" No
Umur Ekonomis (Tahun)
Nilai Sisa (10 %)
1
Pembuatan 21 kolam
Uraian
3,000,000
21
63,000,000
10
0
2
Perbaikan Kolam Tanah
1,500,000
21
31,500,000
10
0
0
3
Jrigen
40,000
17
680,000
2
0
340,000
4
Serokan Besar
35,000
19
665,000
2
0
332,500
8
Drum
300,000
36
10,800,000
5
0
2,160,000
9
Jaring (15 M)
350,000
18
6,300,000
2
0
3,150,000
10
Timbangan
500,000
10
5,000,000
5
0
1,000,000
Total
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Unit)
Nilai Beli (Rp)
117,945,000
Penyusutan = Harga Beli - Nilai sisa/ Umur ekonomis
Penyusutan 0
6,982,500
Lampiran 9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha"
Keterangan
TAHUN 5 6 882,000,000 882,000,000
1 735,000,000
2 882,000,000
3 882,000,000
4 882,000,000
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
288,949,248 117,600,000 12,936,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
6,048,000 3,024,000 2,352,000 151,200,000 3,360,000 540,000 100,000 440,000 6,300,000 173,364,000 511,813,500
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
511,813,500
461,806,875
BIAYA TETAP TOTAL HARGA JUAL/kg BIAYA VARIABEL TOTAL JUMLAH PRODUKSI (kg) BIAYA VARIABEL PER UNIT BREAK EVEN POINT (kg)
321,300,000 25,000 319,791,640 1,400 228,423 1,579
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
Penerimaan
7 882,000,000
8 882,000,000
9 882,000,000
10 882,000,000
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
31,500,000 6,982,500 5,040,000 6,300,000 49,822,500
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 216,435,000 615,742,500 153,935,625
461,806,875
461,806,875
461,806,875
461,806,875
461,806,875
461,806,875
461,806,875
461,806,875
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
328,455,000 25,000 319,791,640 1,680 190,352 1,986
Biaya Biaya Tetap Sewa Lahan Penyusutan Abodemen Listrik Pemeliharaan kolam Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya pakan Biaya benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau Cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA)
Lampiran 10. Cashflow Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha" No Uraian 1 Inflow 1. Penjualan 4. Nilai Sisa Total Inflow 2 Outflow a. Biaya Investasi Biaya pembuatan kolam Biaya Perbaikan kolam Serokan Besar Jrigen Drum Jaring (15 M) Timbangan Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap Sewa Lahan Pemeliharaan Abodemen Listrik Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya pakan Biaya benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau Cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel Total outflow Net Benefit DF 5.25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV Net BC IRR PP
Tahun Ke 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
735,000,000 735,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000 10,800,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
63,000,000 31,500,000 665,000 340,000 10,800,000 6,300,000 5,000,000 117,605,000
1,005,000
7,305,000
1,005,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
288,949,248 117,600,000 12,936,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
6,048,000 3,024,000 2,352,000 151,200,000 3,360,000 540,000 100,000 440,000 6,300,000 592,849,248 753,294,248 -18,294,248 0.95 -17,381,708 602,598,672 -17,381,708 451,876,066 34.7 28% 1
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 97,363,440 0.90 87,892,476
6,300,000
882,000,000
6,300,000
6,300,000
882,000,000
6,300,000
7,305,000
5,000,000 16,805,000
7,305,000
1,005,000
7,305,000
1,005,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 91,063,440 0.86 78,104,803
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 97,363,440 0.81 79,342,794
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 91,063,440 0.77 70,507,210
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 800,436,560 81,563,440 0.74 60,001,610
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 91,063,440 0.70 63,648,668
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 97,363,440 0.66 64,657,525
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 91,063,440 0.63 57,457,286
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 97,363,440 0.60 58,368,007
Total Investasi Net Benefit Rata-rata
117,945,000 81,697,671
1
Lampiran 11. Switching Value Penurunan Produksi 9.05 % Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha" No 1
2
Uraian Inflow 1. Penjualan 4. Nilai Sisa Total Inflow Outflow a. Biaya Investasi Biaya pembuatan kolam Biaya Perbaikan kolam Serokan Besar Jrigen Drum Jaring (15 M) Timbangan Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap Sewa Lahan Pemeliharaan Abodemen Listrik Total Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya pakan Biaya benih Transportasi Tenaga Kerja a.Persiapan kolam b.Pengisian air kolam c.Penebaran benih d.Pemberian pakan e.Panen Ember Pisau Cangkul Persiapan produksi Total Biaya Variabel Total outflow Net Benefit DF 5.25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV Net BC IRR PP
Tahun Ke 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
670,014,767 670,014,767
804,017,720 804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720 804,017,720
804,017,720
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000 10,800,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
804,017,720
804,017,720
63,000,000 31,500,000 665,000 340,000 10,800,000 6,300,000 5,000,000 117,605,000
1,005,000
7,305,000
1,005,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
288,949,248 117,600,000 12,936,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
6,048,000 3,024,000 2,352,000 151,200,000 3,360,000 540,000 100,000 440,000 6,300,000 592,849,248 753,294,248 -83,279,481 0.95 -79,125,398 20,033,039 -79,125,398 0 1.0 11% 3
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 19,381,160 0.90 17,495,871
6,300,000
6,300,000
6,300,000
6,300,000
7,305,000
5,000,000 16,805,000
7,305,000
1,005,000
7,305,000
1,005,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
361,186,560 147,000,000 16,170,000
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 13,081,160 0.86 11,219,667
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 19,381,160 0.81 15,793,972
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 13,081,160 0.77 10,128,281
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 800,436,560 3,581,160 0.74 2,634,457
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 13,081,160 0.70 9,143,059
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 19,381,160 0.66 12,870,723
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 790,936,560 13,081,160 0.63 8,253,674
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 740,791,560 784,636,560 19,381,160 0.60 11,618,732
Total Investasi Net Benefit Rata-rata
117,945,000 5,015,096 3
Lampiran 12. Switching Value Kenaikan Pakan 22.21 % Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan Pengembangan Usaha" Tahun Ke No Uraian 1 2 3 4 5 1 Inflow 1. Penjualan 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 4. Nilai Sisa Total Inflow 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 2 Outflow a. Biaya Investasi Biaya pembuatan kolam 63,000,000 Biaya Perbaikan kolam 31,500,000 Serokan Besar 665,000 665,000 665,000 665,000 665,000 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000 Jrigen 10,800,000 Drum 6,300,000 6,300,000 6,300,000 Jaring (15 M) 5,000,000 Timbangan 117,605,000 1,005,000 7,305,000 1,005,000 7,305,000 Total Biaya Investasi b. Biaya Operasional Biaya Tetap 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 31,500,000 Sewa Lahan 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 Pemeliharaan Abodemen Listrik 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 5,040,000 Total Biaya Tetap 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 42,840,000 Biaya Variabel Biaya pakan 351,660,727 439,575,909 439,575,909 439,575,909 439,575,909 Biaya benih 117,600,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 147,000,000 Transportasi 12,936,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 16,170,000 Tenaga Kerja a.Persiapan kolam 6,048,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 7,560,000 b.Pengisian air kolam 3,024,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 3,780,000 c.Penebaran benih 2,352,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 2,940,000 d.Pemberian pakan 151,200,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 189,000,000 e.Panen 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 Ember 540,000 540,000 540,000 540,000 540,000 Pisau 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 Cangkul 440,000 440,000 440,000 440,000 440,000 Persiapan produksi 6,300,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 Total Biaya Variabel 655,560,727 819,180,909 819,180,909 819,180,909 819,180,909 Total outflow 816,005,727 863,025,909 869,325,909 863,025,909 869,325,909 Net Benefit -81,005,727 18,974,091 12,674,091 18,974,091 12,674,091 0.95 0.90 0.86 0.81 0.77 DF 5.25% -76,965,061 17,128,399 10,870,525 15,462,246 9,813,102 Present value/Tahun 19,474,675 Present value (+) -76,965,061 Present value (-) 0 NPV 1.0 Net BC 11% 117,945,000 IRR Total Investasi 3 Net Benefit Rata-rata 4,876,110 PP 3
6
7
8
9
10
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000 882,000,000
882,000,000
665,000 340,000 10,800,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
665,000 340,000
6,300,000
882,000,000
6,300,000
5,000,000 16,805,000
7,305,000
1,005,000
7,305,000
1,005,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
31,500,000 6,300,000 5,040,000 42,840,000
439,575,909 147,000,000 16,170,000
439,575,909 147,000,000 16,170,000
439,575,909 147,000,000 16,170,000
439,575,909 147,000,000 16,170,000
439,575,909 147,000,000 16,170,000
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 819,180,909 878,825,909 3,174,091 0.74 2,335,000
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 819,180,909 869,325,909 12,674,091 0.70 8,858,539
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 819,180,909 863,025,909 18,974,091 0.66 12,600,395
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 819,180,909 869,325,909 12,674,091 0.63 7,996,831
7,560,000 3,780,000 2,940,000 189,000,000 4,200,000 540,000 100,000 440,000 7,875,000 819,180,909 863,025,909 18,974,091 0.60 11,374,700
Lampiran 13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha" Tahun Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
INFLOW 1 Tanpa Pengembangan
504,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
630,000,000
2 Dengan Pengembangan
735,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
882,000,000
1,239,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1,512,000,000
1 Tanpa Pengembangan
571,745,352
609,770,440
616,070,440
609,770,440
616,070,440
625,570,440
616,070,440
609,770,440
616,070,440
609,770,440
2 Dengan Pengembangan
753,294,248
784,636,560
790,936,560
784,636,560
790,936,560
800,436,560
790,936,560
784,636,560
790,936,560
784,636,560
1,325,039,600
1,394,407,000
1,407,007,000
1,394,407,000
1,407,007,000
1,426,007,000
1,407,007,000
1,394,407,000
1,407,007,000
1,394,407,000
-86,039,600
117,593,000
104,993,000
117,593,000
104,993,000
85,993,000
104,993,000
117,593,000
104,993,000
117,593,000
PERUBAHAN INFLOW OUTFLOW
PERUBAHAN OUTFLOW NET INFLOW
Lampiran 14. Incremental Net Benefit "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha" Tahun Ke No 1
2
Uraian Inflow 1. Penjualan 2. Nilai Sisa Total Inflow Outflow Total Biaya Investasi Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel Total outflow Incremental net Benefit DF 5,25% Present value/Tahun Present value (+) Present value (-) NPV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
231,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
231,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
252,000,000
40,160,000 6,120,000 135,268,896 181,548,896 49,451,104 0.95 46,984,422 497,774,010 46,984,422 411,417,535
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.90 69,630,733
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.86 66,157,466
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.81 62,857,450
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.77 59,722,043
(340,000) (340,000) 6,120,000 6,120,000 169,086,120 169,086,120 174,866,120 174,866,120 77,133,880 77,133,880 0.74 0.70 56,743,034 53,912,621
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.66 51,223,393
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.63 48,668,307
(340,000) 6,120,000 169,086,120 174,866,120 77,133,880 0.60 46,240,672
Lampiran 15. Perbandingan Incremental Net Benefit "Dengan dan Tanpa Pengembangan Usaha"
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Benefit Sebelum 504,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 630,000,000 6,174,000,000
Sesudah 735,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 882,000,000 8,673,000,000
Cost Sebelum 571,745,352 609,770,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 625,570,440 616,070,440 609,770,440 616,070,440 609,770,440 6,100,679,312
Sesudah 753,294,248 784,636,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 800,436,560 790,936,560 784,636,560 790,936,560 784,636,560 7,856,023,288
Net Benefit Sebelum Sesudah -67,745,352 -18,294,248 20,229,560 97,363,440 13,929,560 91,063,440 20,229,560 97,363,440 13,929,560 91,063,440 4,429,560 81,563,440 13,929,560 91,063,440 20,229,560 97,363,440 13,929,560 91,063,440 20,229,560 97,363,440 73,320,688 816,976,712
Incremental Net Benefit 49,451,104 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 77,133,880 743,656,024
Lampiran 16 . Jadwal Kegiatan Pengusahaan Pembesaran Ikan Gurame Tahun 1 Siklus Produksi Keterangan Kegiatan awal usaha
II
III
Keterangan:
Bulan Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 123 4 1 2 3 4 12 3 4 1234 1 2 3 4 1 2 34 1 23
Perijinan usaha Pemasangan listrik Pembuatan Kolam Pembelian peralatan produksi Pemupukan , pengapuran pengisian air kolam Persiapan penebaran benih pemeliharaan Pemanenan Pemasaran Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih pemeliharaan Panen dan Pemasaran Perijinan Usaha Pendaftaran PLN Pembuatan Kolam Pemeliharaan Pembelian Peralatan Produksi Pemupukan kolam Persiapan Penebaran Benih
Pemeliharaan Benih Pemanenan Pemasaran
Keterangan
Tahun 2 Tahun 3 Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 234 12 3 41 2 3
Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih Pemeliharaan Panen dan Pemasaran Keterangan
Tahun 4 Tahun 5 Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 234 12 3 41 2 3
Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih Pemeliharaan Panen dan Pemasaran Keterangan
Tahun 6 Tahun 7 Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 234 12 3 41 2 3
Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih pemeliharaan Panen dan Pemasaran Keterangan
Tahun 8 Tahun 9 Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 234 12 3 41 2 3
Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih pemeliharaan Panen dan Pemasaran Keterangan Pengeringan kolam Pemupukan kolam Persiapan penebaran benih pemeliharaan Panen dan Pemasaran
Tahun 10 Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Lampiran 1. Produksi Perikanan dengan Komoditas di Kolam Air Tenang 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kecamatan Nanggung Leuwiliang Leuwisadeng Pamijahan Cibungbulang Ciampea Tenjolaya Dramaga Ciomas Tamansari Cijeruk Cigombong Caringin Ciawi Cisarua Megamendung Sukaraja Bbkn Madang Sukamakmur Cariu Tanjungsari Jonggol Cileungsi Klapanunggal Gunung Putri Citeureup Cibinong Bojong Gede Tajurhalang Kemang Rancabungur Parung Ciseeng Gunung Sindur Rumpin Cigudeg
2009 7,50 19,01 13,84 25,54 53,64 74,35 104,53 360,18 46,68 3,24 11,90 9,70 14,80 15,90 3,80 4,50 0,00 0,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00 1,10 1,50 3,30 4,80 24,67 32,10 108,30 106,49 222,47 424,85 192,08 12,14 15,15
Tahun (Ton) 2010 0,00 28,90 2,00 4,00 35,00 60,00 70,00 250,00 47,00 3,00 3,00 5,00 10,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,50 0,00 0,00 0,00 0,00 15,00 55,00 85,00 129,00 24,00 615,00 520,00 14,00 60,00 12,00
2011 46,17 5,71 104,44 67,34 101,14 70,75 120,92 56,01 5,76 6,04 4,80 50,97 15,78 19,76 16,99 14,95 86,98 264,58 35,36 264,89 629,29 294,29 27,88 12,83
75
No 37 38 39 40
Kecamatan Sukajaya Jasinga Tenjo Pr Panjang Jumlah
2009 14,37 0,00 0,00 0,00 1.946,43
Tahun (Ton) 2010 2011 4,21 16,38 0,00 0,00 0,00 2.057,61 2.340,00
76
Lampiran 2. Kuesioner A. Gambaran Umum Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur No
Uraian
1
Sejarah Budidaya Ikan Gurame
2
Lokasi Ikan Gurame di Desa Petir
3
Kegiatan Budidaya Ikan Gurame
B. No 1
Keterangan
Aspek Kelayakan Usaha Pengembangan Produksi Ikan Gurame Kriteria Aspek Kelayakan
Uraian Ikan gurame
AspekPasar:
- Pasar Potensial - Pangsa Pasar - Permintaan - Penawaran Produk:
- Ikan Gurame Harga :
- Harga Ikan Gurame Saluran distribusi/Pemasaran
2
Pesaing/Persaingan Budidaya Ikan Gurame Aspek Teknis: Lokasi Budidaya Fasilitas Transportasi Ketersediaan Benih (ada biaya pengangkutan/tidak) Tenaga Listrik Supply Tenaga Kerja Skala Produksi (Jumlah /hari/Produksi) Mesin/Alat Yang Digunakan (Peralatan dan Perlengkapan) Proses Produksi Jadwal Kerja Layout Lokasi Proyek
77
Luas Lahan Budidaya Ikan Gurame 3
AspekManajemen : Manajemen Budidaya Ikan
- Kapan usaha budidaya ikan dimulai
- Syarat-syarat yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut
- Jenis-jenis pekerjaan (Job Describtion)
- Struktur Organisasi - Penyediaan Tenaga Kerja - Sistem Pembagian Kerja - Sistem Kompensasi 4
Aspek Sosial: Dampak Usaha Mina Makmur Dampak Usaha Masyarakat Dampak Usaha Lingkungan
5
Aspek Finansial: Sumber Modal Harga Tanah dan Bangunan Harga Kendaraan Operasional Produksi Total Biaya Peralatan Biaya Perlengkapan Biaya Tenaga Kerja
78
C. Biaya Investasi Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur No
Umur Ekonomis
Uraian
1
Biaya Pembuatan Kolam
2
Biaya Pembelian Peralatan
3 4
Biaya Pembelian Perlengkapan Biaya Pembelian Kendaraan
5
Biaya Instalasi Listrik
Jumlah
Harga Unit (Rp)
Total (Rp)
TOTAL BIAYA D. Biaya Tetap Usaha Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur No 1 2 3
Umur Ekonomis
Uraian
Jumlah
Harga Unit (Rp)
Total (Rp)
Listrik PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan) Pajak Mobil atau Motor TOTAL BIAYA
E.
Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur
No 1 2 3 4 5 6
Umur Ekonomis
Uraian
Jumlah
Harga Unit (Rp)
Total (Rp)
Benih Ikan gurame (kg) Pakan Ikan (kg): Pakan Alami Pakan Buatan ( Pelet) Pupuk dan Obat-Obatan Oksigen Plastik Karet Gelang TOTAL BIAYA
79
F. Nilai Penyusutan Barang Pada Budidaya Ikan Gurame Mina Makmur No
Uraian
1
Lahan
2
Bangunan
3
Kendaraan Operasional Instalasi Listrik
4
Nilai Beli (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis
Total Penyusutan (Rp)
TOTAL BIAYA
80
Lampiran 3.Investasi Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha Lampiran 4. Laba Rugi Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha Lampiran 5. Casflow Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Lampiran 6.Switching ValuePenurunan Produksi 8% Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha Lampiran 7.Switching Value Kenaikan Pakan 2,35%Kelompok Tani Mina Makmur tanpa Pengembangan Usaha Lampiran 8. Investasi Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha Lampiran 9. Laba rugi Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha Lampiran 10.Casflow Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Lampiran 11.Switcing Value Penurunan Produksi 3,21 % Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha Lampiran 12.Switcing Value Kenaikan Pakan 7,75 % Kelompok Tani Mina Makmur dengan Pengembangan Usaha Lampiran 13. Manfaat Bersih Kelompok Tani Mina Makmur Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha Lampiran 14.Incremental Net Benefit Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha Lampiran 15. Perbandingan Incremental Net Benefit Sebelum dan Sesudah Pengembangan Usaha Lampiran 16. Jadwal Kegiatan Usaha Pembesaran Ikan Gurame
81