EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA PEMBESARAN IKAN GURAME Osphronemus gouramy DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR
WILSON PANE
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
i
ABSTRAK WILSON PANE. Efisiensi Penggunaan Input Produksi Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Osphronemus gouramy di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh Iis Diatin dan Yani Hadiroseyani. Kabupaten Bogor, terutama di Kecamatan Dramaga memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan ikan gurame. Namun belum optimal terutama yang menyangkut faktor-faktor produksi seperti pakan, benih, daun sente, pupuk, kapur dan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penggunaan input produksi agar lebih efisien dan menganalisis kelayakan finansial usaha pembesaran ikan gurame. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis finansial. Penggunaan input produksi yang digunakan memperlihatkan inefisiensi. Menurut analisis fungsi produksi Cobb-Douglas input produksi yang optimal adalah 7 ekor/m2 untuk benih, 2,2851 kg/m2 untuk pelet, 37,2989 kg/m2 untuk sente, 6,6470 kg/m2 untuk pupuk, 4,1502 jam/m2 untuk tenaga kerja persiapan, 8,2186 jam/m2 untuk tenaga kerja pemeliharaan. Analisis usaha pembesaran ikan gurame pada kondisi optimal adalah R/C 1,20, Pay Back Period 3,2 tahun, dan Break Even Point sebesar 820 kg. Analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sendiri paling baik dengan nilai NPV sebesar Rp 139.159.687, Net B/C 3,48 dan IRR sebesar 56%. Analisis sensitivitas pada kondisi optimal sampai perubahan harga pakan sebesar 16% menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame masih layak untuk dijalankan. Kata Kunci : Optimalisasi Input, Usaha Pembesaran Ikan Gurame, Analisis Finansial --------------ABSTRACT WILSON PANE, Efficiency of production input in gouramy rearing at Dramaga District, Bogor Regency. Supervised by Iis Diatin and Yani Hadiroseyani. Bogor Regency especially Dramaga Disrict has a big potencial in gouramy rearing. Unfortunatilly, production factor sach as seed density, feed, sente leaves, manure, and labor were used in no oftimal pattern. Purposive sampling was used in this research which was analized by Cobb Douglas production function method and financial feasibility in gouramy rearing activity. The showed that optimal input were 7 fish/m2 to stock, 2,2851 kg/m2 for pellets, 37,2989 kg/ m2 for sente, 6,6470 kg/ m2 fertilizer, 4,1502 hours/ m2 poud preparation, 8,2186 hours/m2 for maintenance. Analisis gouramy rearing business at optimal conditions reach R/C 1,20, Payback Period 3,2 years, and Break Even Point of 820 kg. Invesment criteria analysis with best scenario is owning land with value a NPV of Rp 517.669.132, Net B/C 3,48 and IRR of 56%. analysis Sensitivity with change Nprice of feed at 16 % indicating that effort still be competent to be run. Key Word : Optimization input, Business gouramy rearing, Financial Analysis
viii
EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME Osprounemus gouramy DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR
WILSON PANE
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME Osphronemus gouramy DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis yang telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 19 September
Wilson Pane C14063421
ii
© Hak cipta milik Wilson Pane, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya
iii
Judul Skripsi
: Efisiensi Input Produksi pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Osphronemus goramy di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Nama Mahasiswa
: Wilson Pane
Nomor Pokok
: C14063421
Disetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Iis Diatin, MM
Ir. Yani Hadiroseyani, MM
NIP : 19630908 199902 2 001
NIP : 196001311986032002
Diketahui, Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc NIP : 19591222 198601 1 001
v
KATA PENGANTAR
Sungguh luar biasa berkat dan karunia Tuhan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efisiensi Input pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Osphronemus gouramy di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor”, tanpa tuntunan-Nya niscaya penulis tidak akan bisa mengerjakannya dengan baik. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli hingga Agustus 2010 bertempat di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Disamping itu juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Ir. Iis Diatin, MM selaku dosen pembimbing I yang selalu rendah hati untuk memberikan arahan dan tuntutan didalam menyelesaikan Skripsi ini dan kepada Ibu Ir. Yani Hadiroseyani, MM selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan spirit bagi penuli. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak M. Pane, dan Ibu E.Situmorang beserta adik-adik yaitu Febri, Herlina, Saut dan Desi yang selalu memberikan spirit disetiap langkah aktivitas penulis sehari-har. Rekan-rekan BPC GMKI Bogor Masa Bakti 2010-2011. Rekan-rekan Penghuni PKM yakni Herbet, Welmar, Sudianto, Kurnia, Riko, Alex. Kepada Ibu Hj Meilani Leimena (Wkl Ketua MPR RI), Bpk Martin Hutabarat (Anggota DPR RI), dan Mindo Sianipar (Anggota DPR RI) yang mengingatkan Penulis perlunya aktivis berjiwa besar dalam kuliah maupun di dalam pelayanan. Bpk Prof.Dr.Ir Bungaran Saragih. Msc (Mantan Menteri Pertanian Era Gusdur) yang selalu menanyakan kapan penulis lulus. Kepada dr.Bona Simanungkali, dan Bang Jhony Allen Marbun (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat) dan Abang-abang yang lainnya beserta rekan-rekan BDP 43.
Bogor, 19 September 2011
Wilson Pane
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Wilson Pane. Penulis lahir di Sibiobio pada tanggal 04 Pebruari 1988 dari pasangan Suami Istri Bapak M. Pane dan Ibu E. Situmorang. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah SMA N I Doloksanggul dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya melalui program mayor-minor IPB. Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) sejak tahun 2007 – 2009, Persekutuan Mahasiswa Kristen Indonesa (PMK), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan dipercaya menjadi Ketua Cabang GMKI Bogor masa bakti 2010-2011. Penulis melakukan penelitian dengan judul “Efisiensi Input Produksi pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Osphronemus gourame di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor”. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis dibimbing oleh Ibu Ir. Iis Diatin, MM selaku dosen pembimbing I dan Ir. Yani Hadiroseyani, MM selaku dosen pembimbing II.
vii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
Halaman i
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..............
ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….............
iii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… ………… iv
I.
PENDAHULUAN ………………………………………………….............
1
II.
BAHAN DAN METODE …………………………………………............. 3 2.1 Waktu dan Tempat …………………………......................................... 3 2.2 Metode Penelitian .................................................................................. 3 2.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 3 2.4 Metode Pengambilan Sampel ................................................................ 4 2.5 Analisis Data .......................................................................................... 4 2.5.1 Analisis Fungsi Produksi .............................................................. 4 2.5.2 Analisis Finansial .......................................................................... 8 2.5.3 Analisis Sensitivitas ...................................................................... 12 2.6 Batasan dan Pengukuran ........................................................................ 12
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 3.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian ......................................................... 3.2 Gambaran Umum Pembudidaya ............................................................ 3.3 Kegiatan budidaya ................................................................................. 3.4 Hubungan diantara Faktor Produksi………………………………… 3.5 Faktor Produksi Usaha Pembesaran Ikan Gurame………………......... 3.6 Analisisis Pendugaan Fungsi Produksi………………………………... 3.7 Analisis Efisiensi Penggunaan Input………………………………….. 3.8 Analisis Usaha………………………………………………………… 3.9 Sensitivitas……………………………………………………. ………
14 14 14 15 18 32 33 36 50
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 4.2 Saran ......................................................................................................
53 53 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54 LAMPIRAN ...........................................................................................................
ix
55
DAFTAR TABEL 1. 2.
Distribusi tingkat pendidikan Pembudidaya Ikan Gurame ..................... Ukuran Benih ikan gurame .......................................................................
3.
Rata-rata Input Produksi dan Output per Musim Tanam dari Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Aktual di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011.................. …………………………………………………. 32 Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode KuadraT Terkecil pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga .............. 33 Nilai VIF dan Nilai Toleransi untuk Setiap Variabel Input....................... 36
4. 5. 6.
7. 8.
14 23
Nilai NPM, Input dan Output yang Efisien, serta Nilai Rasio NPM dan Pxi pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Darmaga Tahun 2011……………………………………………………………… 37 Komponen Biaya Investasi Pada Kondisi Aktual dengan Luas Lahan 550 m2 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga..................................................................................................... 42 Biaya Tetap Pada Kondisi Aktual dan Optimal Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 …………………… 43
Biaya Variabel Pada Kondisi Aktual dengan Luas Lahan 550 m2 Usaha 44 Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011............ 10. Total Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaganper tahun pada kondisi Aktual dan Optimal………………………………………………………………….. 45 9.
11. Analisis Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga per tahun pada Kondisi Aktual dan Optimal…………………. 12. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 1 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Drama, Tahun 2011 ............................................. 13. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 2 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011…………………………. 14. Nilai NPV,NET B/C, dan IRR Pada Kondisi Lahan Milik Sendiri yang diikuti dengan kenaikan harga pakan 16% Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011…………………………...
x
47 49 50
52
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3.
Alur produksi ikan gurame di Kecamatan Dramaga............................... Hubungan luas lahan dengan jumlah pemberian pemberian kapur...... Hubungan luas lahan dengan jumlah pupuk yang digunakan yang diberikan………………………………………………………………. 4. Hubungan luas lahan dengan padat tebar ikan gurame ikan gurame..... 5. Kolam yang sudah ditebar ikan gurame ................................................. 6. Pakan tipe 781......................................................................................... 7. Pohon sente yang ditaman di sekitar pematang ..................................... 8. Sisa tulang daun sente yang telah dimakan ikan gurame ....................... 9. Hubungan antara jumlah benih dengan jumlah pakan yang diberikan.... 10. Hubungan antara luas lahan dengan jam kerja........................................ 11 Pembentangan jaring…………………………………………………... 12. Penangkapan ikan……………………………………………................
xi
16 19 20 24 24 26 26 27 28 29 30 32
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Karakteristik Responden Pembudidaya Ikan Gurame di Kecamatan Darmaga Tahun 2011................................................................................ Data Produksi Benih, Pelet, Daun sente, pupuk dan kapur Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011………………………………………………….............. Data Faktor Produksi Tenaga Persiapan, Tenaga Pemeliharaan, Tenaga Kerja Panen dan Lahan Sewa Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011……………………………………………………………………… Harga Faktor Produksi Benih, Pelet, Daun sente, pupuk dan kapur Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011……………………………………................ Harga Faktor Produksi Tk Kerja Persiapan,Tk Pemeliharaan, Tk Panen, dan Lahan Sewa Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 , Tahun 2011….............................. Data harga Out Put, Total Biaya, Pemasukanm Keuntangan dan R/C Ratio Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga Dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011……………………………………… Hasil Pendugaan Fungsi Produksi dengan Metode Kuadrat Terkecil Anova………………………………………………………………......... Residual Plots for Output...........................................................................
54
55
56
57
58
59 60
61 Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha ikan gurame dalam Kondisi Aktual di Desa Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 Tahun 2011………………………………………………………... 62 10. Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Ikan gurame dalam Kondisi Optimal di Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 Tahun 201............................................................................................. 63 11. Sistem Produksi…………………………………………………………. 64 12. Harga pakan 5 tahun sebelumnya.............................................................. 65 13. Kuisioner.................................................................................................... 66 14. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Asumsi Lahan Milik sendiri…………………………. 67 15. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan asumsi lahan sewa…………………………………... 68 16. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan asumsi lahan sendiri dan terjadi kenaikan harga pakan 69 sebesar 16%............................................................................................... 17. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7ekor/m2 B dengan asumsi lahan sewa dan terjadi kenaikan harga pakan sebesar 16%............................................................................................... 70 9.
xii
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut FAO (2001), produksi ikan dunia pada tahun 1999 mencapai 125,2 juta ton. Ikan yang digunakan untuk konsumsi meningkat 2,1 juta ton dari 90, 7 juta ton yang diproduksi pada tahun 1996. Berdasarkan statistik tahunan FAO yang dilaporkan Infofish Fishing Technology Digest For Asia Pasifik, edisi Juli-september 2004 mengatakan bahwa Indonesia menempati urutan ke 5 dari 25 negara penghasil ikan. Total produksi produksi perikanan Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut BPS (2008) total produksi perikanan Indonesia pada tahun 2008 sebesar 8.707.810 ton Sektor perikanan merupakan salah satu bagian sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan negara. Total penerimaan negara pada tahun 2010 dari sektor ini sebesar 2,5 % atau 27,5 triliun dari seluruh total penerimaan negara (BPS 2010). Jika dilihat dari kurva ekonomi, sektor ini selalu mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Hal ini bisa diakibatkan oleh daya hasil produk olahan yang sudah kompetitip dan sistem produksi yang telah terintegrasi.
Untuk meningkatan nilai perdagangan, KKP telah menetapkan beberapa komoditas unggulan, salah satunya adalah ikan gurame. Ikan Gurame merupakan salah satu komoditas budidaya yang memiliki nilai produksi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut ini merupakan produksi ikan Gurame pada tahun 2004 sebesar 23.758 ton, tahun 2005 sebesar 25.442 ton, tahun 2006 sebesar 28.710 ton, tahun 2007 sebesar 35.707 ton, dan pada tahun 2008 sebesar 37.100 ton, tahun 2009 sebesar 38.500 ton, tahun 2010 sebesar 40.300 dengan peningkatan per tahunnya sebesar 12,05 %. Target produksi gurame pada tahun 2011 sebesar 42.300 (KKP, 2010) Kabupaten Bogor termasuk salah satu sentra produksi ikan gurame. Produksi ikan gurame di Kabupaten Bogor selalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Produksi pembesaran ikan gurame di Kabupaten Bogor pada tahun 2008 sebesar 1.854,82 ton, tahun 2009 sebesar 1.946,43 ton dengan peningkatan per tahunnya 4,94% (Disnaken Kab Bogor, 2009). Untuk
2
meningkatkan produksi ikan gurame terdapat beberapa kendala yang dihadapi pembudidaya menyangkut pemahaman aspek teknologi maupun penggunaan input produksi yang belum efisien. Penggunaan teknologi didalam pemeliharaan masih tergolong tradisional hal ini bisa dilihat dari cara budidaya budidaya yang diterapkan, terutama yang menyangkut penggunaan teknologi pada saat produksi. Wilayah sentra produksi ikan gurame di Kabupaten Bogor salah satunya di Kecamatan Dramaga yang tersebar di Desa Sukawening dan Desa Petir. Daerah ini sudah di canangkan sebagai kawasan untuk pengembangan ikan gurame. Jika dilihat dari persentasi pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga, peningkatan pembudidaya tidak terjadi secara siknifikaan. Padahal jika dilihat dari kelayakan lokasi, daerah ini termasuk kawasan subur dan memiliki sumber air yang cukup. Ada beberapa kendala yang dihadapi pembudidaya didalam meningkatkan produktivitas ikan gurame di Kecamatan Dramaga diantaranya kurang efisiennya beberapa faktor produksi seperti pakan, benih, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja.
I.2. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan input produksi agar lebih efisien dan menganilisis kelayakan finansial usaha pembesaran ikan gurame
di
pembudidaya.
Kecamatan
Dramaga
sehingga
meningkatkan
produktivitas
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2010 di Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
2.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dapat menggambarkan kondisi secara umum tentang subjek yang dianalisis. Latar belakang penggunaan metode ini melihat kondisi daerah penelitian yang perlu dikaji dari beberapa aspek yang mempengaruhi seperti aspek ekonomi dan sosial. Menurut Soeratno dan Arsyad (1999), metode penelitian dengan menggunakan studi kasus, menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dalam lingkup yang terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Studi kasus digunakan sebagai metode dalam penelitian ini, karena metode ini paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah penelitian. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembudidaya yang melakukan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
2.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data image dan text. Menurut Fauzi (2001), data image adalah data yang ditampilkan dalam bentuk foto, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu, sedangkan data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alfabet dan angka numerik. Data text pada penelitian ini terdiri dari faktor produksi, biaya investasi, dan jumlah produksi yang dihasilkan. Data image yang digunakan berupa gambar dan foto selama penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung di lapangan dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner, sedangkan data sekunder data yang diperoleh melalui instansi tertentu yang
4
biasanya digunakan sebagai data penunjang penelitian. Data primer pada penelitian ini meliputi
meliputi karakteristik pembudidaya gurame, teknis
pemeliharaan, faktor produksi input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder meliputi informasi yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bogor
2.4 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari pertimbangan peneliti. Sampel yang diambil berjumlah 27. Dimana sampel yang dilakukan diambil dari 2 desa yaitu Desa Petir dan Desa Sukawening. Jumlah sampel yang diambil dari desa Sukawening sebanyak 7 pembudidaya dari 15 orang pembudidaya. Sedangkan dari Desa petir jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 orang dari 35 pembudidaya di Kecamatan Dramaga. Sampel yang dipilih merupakan individu yang dianggap memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Pembudidaya yang memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran minimal 2 tahun. 2. Pembudidaya yang masih aktif melakukan kegiatan budidaya pembesaran
2.5 Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Data dan informasi yang telah terkumpul ditabulasikan untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis fungsi produksi model Cobb-Douglas dan Analisis finansial.
2.5.1
Analisis Fungsi Produksi Analisis fungsi produksi dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi
produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menduga hubungan antara produksi pembesaran ikan gurame dengan penggunaan
5
faktor-faktor produksinya. Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : u Y = aX1b1 X2b2X 3b3 X4b4 X5b5 X6b6X b7 7 e .............................................................. (1)
Model pendugaan tersebut didasarkan pada kegiatan budidaya selama satu siklus produksi ( 7 bulan). Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas, maka persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut menjadi : LnY = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4+ b5lnX5+ b6lnX6 + b7lnX7 ……..……… (2)
Dimana : Y
= Produksi ikan gurame (ekor/m2)
X1
= Benih gurame gurame (ekor/m2)
X2
= Pelet (kg)
X3
= Daun sente (kg)
X4
= Pupuk (kg)
X5
= Kapur (kg)
X6
= Tk 1 (jam kerja)
X7
= Tk 2 (jam kerja)
X8
= Tk 3 (jam kerja) Ketepatan model yang digunakan sebagai alat analisis diuji dengan
menggunakan uji statistik sebagai berikut : 1) Uji statistik t, digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing faktor produksi (Xi) sebagai variabel bebas mempengaruhi produksi (Y) sebagai variabel tidak bebas. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh) H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) t hitung = (bi – 0)/Sbi Keterangan : Sbi = standard error dari b bi = koefisien regresi
Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima, artinya X1 tidak berpengaruh nyata terhadap Y.
6
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya X1 berpengaruh nyata terhadap Y.
2) Uji statistik f, digunakan untuk mengetahui faktor produksi (X1) secara bersama mempengaruhi output (Y). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh) H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) (
JKR ) k-1
Fhitung = JKD/(n-k) …………………………………...……………………. (3) Keterangan : JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKD = Jumlah Kuadrat Residual n
= Jumlah Sampel
k
= Jumlah Variabel
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, artinya faktor produksi secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, artinya faktor produksi secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi.
Pada analisis fungsi produksi, selain digunakan analisis kriteria statistik juga dilakukan analisis kriteria ekonometrik untuk menguji ketepatan model yang digunakan. Analisis kriteria ekonometrik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, homoskedastisitas, dan autokorelasi. Menurut Santoso (2000), normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi dimana nilai Y (variabel tidak bebas) didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel bebas). Suatu model regresi yang baik harus memenuhi asumsi normalitas ini Menurut Santoso (2000), multikolinearitas adalah problem dalam suatu model regresi yang diakibatkan adanya korelasi antar variabel independent. Beberapa cara untuk mengatasi problem multikolinearitas diantaranya dengan menambah jumlah sampel dan mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi tinggi.
7
Homoskedastisitas adalah asumsi dalam model regresi dimana variasi di sekitar garis regresi seharusnya konstan untuk setiap nilai X (Santoso, 2000). Bila asumsi ini tidak terpenuhi berarti model regresi mengalami problem heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah masalah yang terjadi pada model regresi apabila terjadi asumsi variance error term konstan untuk setiap nilai pada variabel penjelas dilanggar. Masalah heteroskedastisitas ini sering terjadi pada data cross-section. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas ini diantarnya adalah dengan : a) Menggunakan Weight Least Square Regression (nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedastisitas). b) Menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedastisitas. Autokorelasi adalah masalah dalam model regresi linear karena adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini biasanya terjadi pada model regresi yang menggunakan data time series atau berdasarkan waktu berkala (Santoso, 2000). Analisis Return to Scale (RTS) sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan usaha yang sedang diteliti tersebut berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Analisis RTS ini dilakukan dengan menjumlahkan besaran elastisitas (bi). Berdasarkan persamaan 1 maka : 1 < b1 + b 2 + b3 + b4 < 1 ………………………………………………... (4) a. Jika b1 + b2 + b3 + b4 < 1, maka usaha berada dalam keadaan decreasing return to scale. Artinya apabila faktor produksi yang digunakan ditambahkan maka besarnya penambahan output akan lebih kecil dari proporsi penambahan input. b. Jika b1 + b2 + b3 + b 4 = 1, maka usaha berada dalam keadaan constant return to scale, dimana penambahan proporsi input yang digunakan akan sama dengan penambahan proporsi output yang dihasilkan.
8
c. Jika b1 + b2 + b3 + b 4 > 1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang dihasilkan akan lebih besar dari penambahan proporsi input. Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari fungsi keuntungan, yaitu : Π = TR – TC atau Π = PyY – PxiXi ................................................................................................. (5) Keuntungan maksimum pada usaha pembesaran pembesaran ikan gurame yang dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol, yaitu : Π = PyY – PxiXi δπ =0 δ Xi
Py (dy/dxi) = Pxi PyPMxi = Pxi NPMxi = Pxi NPMxi Pxi
2.5.2
=1 …….…………………………………………………………... (6)
Analisis Finansial Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan terhadap suatu proyek,
dimana proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan uangnya dalam proyek maupun yang memiliki kepentingan terhadap jalannya proyek. Analisis finansial ini penting untuk memperhitungkan insentif bagi badan maupun orang-orang yang terlibat di dalam proyek.
2.5.2.1 Analisis Usaha Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis payback period (PP), dan analisis break even point (BEP).
9
a. Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang terlibat di dalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut : Π = Y.Py – ∑ni=0 Xi . Pxi …………...…………………………………...... (7) Dimana : Π
= Pendapatan (Rp per musim)
Y
= Total Produksi (Kg per musim)
Xi
= Jumlah input i yang digunakan (unit)
Py
= Harga persatuan output (Rp)
Pyi
= Harga persatuan input (Rp)
Py.Y
= Penerimaan total (Rp)
Px.ΣXi = Biaya Total (Rp) b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Secara matematis analisis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995) TR
R/C= TC …………………………………………………………............ (8) Dimana : TR = Total Revenue atau Penerimaan total (Rp) TC = Total Cost atau Biaya Total (Rp) Dengan kriteria usaha R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha impas R/C = 1, usaha rugi c. Payback period (PP) Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada suatu usaha (Husnan, 1998). Metode payback period secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut:
10
Payback Period =
Investasi Net Bene it
x 1 tahun
d. Analisis Break Event Point (BEP) Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi Break Event Point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi (Husnan, 1998). Selain itu BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. BEP dapat dihitung dengan persamaan matematis seperti ini:
BEP (Nilai Produksi)
=
Biaya Tetap 1-Biaya variabel/Penerimaan
BEP (Volume Produksi)=
TFC Py-AVC
…...……...…………..(9)
………...…………………………. (10)
Dimana: TFC
= Biaya tetap total (Rp)
AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp) Py
= Harga komoditas (Rp/kg)
2.5.2.2Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria investasi penting dilakukan untuk mengetahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Indikator yang biasa digunakan untuk analisis kriteria investasi diantaranya adalah : a. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan didapatkan pada masa yang akan datang. NPV ini pada dasarnya merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dan present value pengeluaran (Husnan, 1998). Secara matematis NPV dinyatakan dalam rumus berikut : B -C
t t NPV= ∑ni=0 (1+i) t ……………………………………………………........(11)
Dengan kriteria usaha sebagai berikut : -
NPV < 0 , usaha tidak layak
-
NPV = 0 , usaha tersebut memberikan hasil yang sama dengan modal yang digunakan (impas)
11
-
NPV > 0 , usaha layak untuk dijalankan karena akan dapat menghasilkan Keuntungan
Keterangan: Bt
= manfaat unit usaha pada tahun t (Rp)
Ct
= Biaya usaha pada tahun ke t (Rp)
i
= Discount rate (%)
t
= umur proyek (10 tahun)
b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang dari keuntungan bersih pada tahun-tahun yang mana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif (Kadariah et al., 1976). Secara matematis Net B/C dinyatakan dengan rumus : Net B/C=
B t- C t ∑t=10 t t=0 (1+i) C -B ∑t=10 t tt t=0 (1+i)
……………………………………………………...….
(12) Syarat : Bt – Ct > 0 Ct – Bt < 0 Dengan kriteria usaha : -
Net B/C < 1, berarti usaha itu sebaiknya tidak dilaksanakan karena tidak layak
-
Net B/C > 1, berarti usaha itu akan mendatangkan keuntungan, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan
Keterangan : Bt = Benefit sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp) Ct = Biaya sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp) t = Umur Proyek (10 tahun) i = Discount rate (%)
12
c. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama dengan nol (Kadariah et al., 1976). Secara matematis IRR dinyatakan dengan rumus = +
"
− ( − ") …………………………………….... (13)
Dengan kriteria usaha: IRR ≥ i (discount rate), berarti usaha dapat dilaksanakan IRR < i (discount rate), berarti usaha lebih baik tidak dilaksanakan Keterangan : i’
= discount rate yang menghasilkan NPV+ (%)
i”
= discount rate yang menghasilkan NPV- (%)
NPV’ = NPV pada tingkat bunga i’(Rp) NPV” = NPV pada tingkat bunga i”(Rp)
2.5.3
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah suatu unsur kemudian
menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis. Pada usaha pembesaran ikan gurame dengan sistem budidaya tradisional, analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan harga pakan. Pakan merupakan faktor produksi yang utama, sehingga perubahannya akan sangat berpengaruh pada kelangsungan usaha. Pada penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam analisis sensitivitas adalah kenaikan tertinggi harga pakan selama 5 tahun terakhir.
2.6 Batasan dan Pengukuran a) Variabel yang dijelaskan (output) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini adalah ikan gurame ukuran konsumsi b) Variabel yang menjelaskan (input) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini terdiri atas jumlah benih (ekor), pelet (kg) , daun sente (kg), pupuk (kg), kapur (kg), tenaga kerja persiapan (jam kerja), tenaga kerja pemeliharaan (jam kerja), tenaga kerja panen (jam kerja). Variabel input ini dihitung per m2. c) Umur proyek dalam penelitian ini ditetapkan selama 10 tahun.
13
d) Optimalisasi dengan menggunakan metode Cobb-Douglas dan kelayakan usaha dengan analisis kelayakan finansial. e) Analisis sensitivitas dengan menaikan harga pakan sebesar kenaikan harga pakan tertinggi selama 5 tahun terakhir
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kecamatan Dramaga terletak di wilayah Bogor Barat dengan luas wilayah 2.437.636 Ha dimana 972 Ha digunakan untuk sawah, 1145 Ha lahan kering (pemukiman, pekarangan, kebun), 49,79 Ha lahan basah (rawa, danau, tambak, situ), 20,30 Ha lapangan olahraga dan pemakaman umum. Kecamatan Dramaga sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rancabungur, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamansari/Ciomas, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ciampea, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bogor Barat. Curah hujan di Kecamatan Dramaga 1000 – 1500 mm/tahun, dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut. Jarak Kecamatan Dramaga dari ibukota Kabupaten Bogor adalah 12 km, dari ibukota Propinsi Jawa Barat 180 km. Kecamatan Darmaga terdiri dari 10 desa, 24 dusun, 72 RW, 309 RT, dan 20.371 KK (Kepala Keluarga).
3.2 Gambaran umum Pembudidaya Ikan Gurame Budidaya pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga tergolong masih tradisional. Hal ini bisa dilihat dari sistem produksi dan sarana produksi yang belum berjalan dengan baik. Jika dilihat dari segi umur, rata-rata petani ikan gurame memiliki umur 45 tahun, umur terendah 31 tahun, dan tertinggi 61 tahun. Tingkat
pendidikan
penduduk
di
Kecamatan
Dramaga
sangat
memprihatinkan, dimana persentasi jumlah pembudidaya yang berpendidikan SD sebesar 80,48 % sedangkan yang berpendidikan SMP maupun SMA masih sangat sedikit yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Tingkat Pendidikan Pembudidaya Ikan Gurame No 1 2 3
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentasi (%)
SD SMP SMA/STM
22 2 3
81,48 7,41 11,11
Total
27
100,00
Jumlah pembudidaya ikan gurame yang menjadikan perikanan sebagai sebagai pekerjaan utama sebesar 59,26 % dan yang menjadikan sebagai pekerjaan
16
sampingan 40,74 %. Jika melihat konsep budidaya yang diterapkan, budidaya pembesaran ikan gurame yang ada di Kecamatan Dramaga bisa berkembangkan dengan baik. Hal ini didukung oleh tempat budidaya yang memiliki tanah yang subur dan sumberdaya air yang cukup melimpah. Disamping itu juga pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga rata-rata memiliki lahan sendiri. Luas lahan yang dimiliki pembudidaya rata-rata 550 m2 , yang memiliki lahan terkecil 35 m2 dan terluas 4500 m2.
3.3 Kegiatan Budidaya. Ada beberapa tahapan yang dilakukan di dalam kegiatan budidaya. Dimana tahapan-tahapan tersebut yang akan menentukan gagal atau berhasilnya produksi. Tahapan tersebut diantaranya persiapan kolam, penyedian benur, pemeliharan, pemanenan dan pemasaran. Berikut ini merupakan gambar proses produksi pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Tahapan pertama adalah pengeringan kolam selama 10 hari, setelah itu baru dilakukan pengapuran dengan tujuan meningkatkan pH air. Kemudian baru dilakukan pemupupukan dengan tujuan meningkatkan kandungan unsur hara yang ada di kolam. Setelah dipupuk baru dilakukan pengisian air. Kemudian baru dilakukan penebaran benih. Sebelum benih ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimitisasi selama 30 menit dengan tujuan untuk menyamakan suhu tubuh ikan dengan air. Lama pemeliharaan ikan dilakukan selama 7 bulan. Pakan yang digunakan ada dua jenis yakni pakan buatan pabrik berupa pelet dan daun tumbuhan berupa daun sente. Dosis pemberian pakan berupa pelet dengan kandungan 3% biomassa ikan. Pemberian pakan berupa daun sente dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi ikan gurame. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan dua cara yaitu pergantian air total volume kolam dan pergantian 30 % dari volume total. Pergantian total dilakukan ketika ikan gurame di serang oleh penyakit. Sedangkan pergantian sebanyak 30 % dilakukan ketikan ikan berada dalam keadaan sehat. Setelah itu baru dilakukan proses panen setelah ikan berada pada ukuran 500 g/ekor. Hal ini bisa dilahat pada gambar 1.
17
Pengeringan
Pengapuran
Pemupukan
Pengisian air
Penebaran benih
Pemeliharaan
Pemanenan Gambar 1. Alur produksi ikan gurame di Kecamatan Dramaga
3.3.1 Persiapan Kolam. Ada beberapa tahapan yang dilakukan didalam persiapan kolam diantaranya pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan penebaran benur. 1. Pengeringan Sebelum melakukan pengeringan terlebih dahulu dilakukan pengeluaran air dari wadah budidaya melalui saluran outlet menuju saluran pembuangan. Air dari wadah budidaya diusahakan agar tidak mengalir ke kolam lain sehingga tidak berdampak negatif bagi kondisi fisiologis ikan. Pengolahan air kembali tidak dilakukan hal ini disebabkan sumber air yang tersedia di Kecamatan Dramaga tergolong melimpah. Disamping itu juga pemahaman pembudidaya tentang cara pengolahan air sangat minim. Saluran outlet yang digunakan terbuat dari pipa ukuran D 25. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari wadah budidaya ukuran kolam 150 m2 selama 3 jam. Setelah air terbuang semuanya dari
18
wadah, dilakukan pemerataan kolam dengan membuang lumpur halus menuju saluran outlet menggunakan cangkul. Tujuan pembuangan lumpur halus yaitu untuk mengurangi keberadaan bahan-bahan toksik berupa H2S, nitrit, amonia, ion besi dan metana. Selain itu juga lumpur keras sebagian dipindahkan ke pematang kolam dengan tujuan untuk menutupi pematang yang bocor akibat dari organisme tertentu. Pengeringan dilakukan selama 10 hari. Menurut Boyd (1979) dua minggu setelah pengeringan, kecepatan dekomposisi sangat berkurang. Karena itu pada masa pengeringan sebelum benih ditebar, alangkah baiknya mengairi kolam untuk membasahi dasar kolam, dan mengeringkan kembali. Pembilasan dan pengeringan yang berulang-ulang juga mempercepat oksidasi ammonia yang terperangkap dalam lapisan tanah kolam. Proses pengeringan merupakan salah satu aspek pada tahap persiapan yang sangat mempengaruhi keberhasilan di dalam budidaya. Tujuan dari pengeringan wadah budidaya diantaranya aerasi sedimen permukaan untuk pengoksidasian senyawa-senyawa tereduksi seperti H2S, nitrit, ammonia, ion besi, metana, dekomposisi dan mineralisasi bahan organik oleh mikrooganisme tanah, reduksi BOD (biochemical oxygen demand), serta membunuh telur, larva dan stadia dewasa predator. Pengeringan yang berlebihan akan berpengaruh buruk terhadap proses
dekomposisi
bahan
organik.
Dekomposisi
bahan
organik
oleh
mikroorganisme tanah akan berkurang selama pengeringan tanah melampaui titik kandungan kelembaban optimum. 2. Pengapuran Sebelum dilakukan penebaran benih terlebih dahulu pembudidaya melakukan proses pengapuran. Hal ini dilakukan untuk menaikkan pH menjadi pH netral pada kisaran 7-8. Jenis kapur yang digunakan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga yaitu kapur pertanian (CaCO3) dengan dosis sebanyak 250 g/m2. Penggunaan kapur pertanian di dalam meningkatkan pH tidak terlalu drastis sehingga aman bagi biota yang dipelihara. Pembudidaya biasanya membeli kapur dari pasar Dramaga dengan harga Rp 2500/kg. Waktu pengapuran dilakukan pada sore hari. Sebelum melakukan pengapuran, pembudidaya ikan gurame biasanya melakukan pemilihan kapur yang ukurannya partikelnya lebih kecil. Pembudidaya beranggapan bahwa kapur yang ukurannya
19
lebih halus memiliki luas permukaanya yang lebih besar yang bereaksi. Cara pemberian kapur dilakukan dengan terlebih dahulu melarutkan kapur di dalam ember setelah itu pembudidaya baru menyebarkan kapur pada setiap permukaan kolam dengan frekuensi pengapuran hanya dilakukan satu kali. Waktu yang dibutuhkan pembudidaya untuk melakukan pengapuran kolam dengan ukuran 150 m2 selama 1,5 jam. Proses pengapuran yang dilakukan di Kecamatan Dramaga setelah dilakukan pengeringan selama 10 hari. Setelah itu dilakukan pengapuran maka pembudidaya biasanya mengistirahatkan kolam selama 2 hari kemudian dilakukan proses pengisian air. Konsentrasi kalsium dan magnesium akan meningkat setelah pengapuran. Peningkatan kandungan kalsium akan memberikan dampak positif bagi plankton. Plankton memerlukan 5 mg/l Ca2+ dan 2 mg/l Mg2+ untuk pertumbuhan maksimum. Disamping itu juga setelah pengapuran maka akan meningkatkan kandungan fosfor yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankto. Aktivitas respirasi plankton akan menghasilkan CO2, semakin banyak CO2 yang dihasilkan maka akan mengakibatkan pH air turun. Oleh karena itu pengapuran pada sore hari sangat baik untuk dilakukan. Dengan pengapuran maka karbonat akan bertambah yang berarti kamampuan mengikat CO2 di dalam air juga akan semakin besar sehingga banyak ion OH- yang dilepaskan ke air yang bisa menaikkan pH, dan CO2 yang berbentuk kembali pada reaksi tersebut bisa digunakan pada aktivitas fotosintesis plankton pada siang harinya, sehingga keberadaan plankton bisa dipertahankan. Pengapuran kolam juga akan mempengaruhi kondisi fisiologis ikan. Ikan gurame memerlukan kadar tertentu ion kalsium dan magnesium. Jika kebutuhan ikan akan kandungan kalsium dan magnesium tidak terpenuhi dengan cukup, maka akan mengganggu pertumbuhan ikan. Menurut Boyd (1979) ikan tidak tumbuh normal dalam air dengan kesadahan air kurang dari 5 mg/l. Pengapuran akan mengurangi pewarnaan air oleh humus dan mengurangi kekeruhan yang disebabkan oleh partikel liat koloida (Boyd, 1979). Luas lahan budidaya ikan gurame yang ada di Kecamatan Dramaga memiliki perbedaan di antara setiap pembudidaya. Oleh karena itu kebutuhan kapur bagi pembudidaya akan berbeda-beda. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 2.
20
1200
Kapur (g/m2)
1000
800
600
400
200
0 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
Luas lahan (m2)
Gambar 2. Hubungan luas lahan dengan jumlah pemberian kapur Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa luas kolam mempengaruhi jumlah kapur yang dibutuhkan. Semakin luas lahan kolam maka jumlah kapur yang dibutuhkan semakin banyak. Penggunaan kapur terendah sebesar
9 kg
dengan luas lahan 35 m2 sedangkan yang paling banyak sebesar 1.125 kg dengan luas lahan
4.500 m2 dalam satu siklus produksi. Rata-rata kebutuhan kapur
dengan luas lahan 550 m2 di Kecamatan Dramaga sebesar 136 kg dalam satu siklus produksi. Dosis kapur yang digunakan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 250 g/m2. Berdasarkan SNI 01-7241 (2006) dosis kapur yang baik pada kisaran 200 g/m2. Kelebihan penggunaan kapur yang dilakukan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga akan memiliki dampak negatif bagi ikan. Kapur yang berlebih akan mengendap di dasar kolam dan akan bereaksi dengan CO2 yang dilepaskan dari dekomposisi bahan organik. Jika reaksi CO2 dengan kapur terlalu tinggi maka akan mengganggu pertumbuhan fitoplankton yang sangat membutuhkan CO2 untuk proses fotosintesis. Disamping itu juga kelebihan penggunaan kapur akan menambah biaya produksi yang seharusnya bisa digunakan pembudidaya untuk biaya kebutuhan produksi yang lainnya. Penyebab penggunaan kapur yang berlebih yang dilakukan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga diakibatkan oleh kurangnya pemahaman pembudidaya mengenai aspek lingkungan.
21
3. Pemupukan Untuk menjaga kesuburan kolam, pembudidaya Kecamatan Dramaga mengharuskan dilakukannya pemupukan. Pupuk yang digunakan pembudidaya berupa pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam dengan dosis 0,2 kg/m2. Sumber pupuk yang berasal dari kotoran ayam diperoleh dari peternak ayam yang ada di Kecamatan Dramaga. Biaya tranportasi pupuk biasanya ditanggung oleh para peternak ayam sampai pupuk berada pada areal budidaya. Pupuk yang berasal dari kotoran ayam biasanya dibuat di dalam wadah berupa karung dengan berat 30 kg/karung. Tingkat harga pupuk yang diberikan peternak ayam kepada pembudidaya pada umumnya sama. Harga kotoran ayam dengan berat 30 kg/karung sebesar Rp 25000. Kebutuhan akan pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam berbeda-beda di antara pembudidaya ikan gurame. Jumlah kotoran ayam yang diperlukan untuk proses pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga memiliki perbedaan diantara setiap pembudidaya. Hal ini berhubungan erat dengan luas lahan yang yang dimiliki pembudidaya. Untuk melihat perbedaan tersebut bisa dilihat pada Gambar 3. 1,400 Pupuk (g/m2)
1,200 1,000 800 600 400 200 -
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
Luas lahan (m2)
Gambar 3. Hubungan luas lahan dengan jumlah pupuk yang digunakan Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan pupuk berupa kotoran ayam yang dilakukan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga menunjukkan bahwa semakin luas lahan budidaya maka jumlah pakan yang dibutuhkan semakin besar. Penggunaan pupuk terendah sebesar 30 kg dengan luas lahan 48 m2 sedangkan penggunaan pupuk tertinggi sebesar 1.200 kg dengan luas lahan 4.500 m2 per satu siklus. Kebutuhan pupuk rata-rata dari pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Drama sebesar 201 kg per satu siklus pembesaran ikan
22
gurame. Sedangkan kebutuhan total pupuk organik dari 27 pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 5.440 kg. Waktu pembayaran pupuk biasa dilakukan pembudidaya setelah pupuk sudah berada pada areal budidaya. Pembudidaya melakukan pemupukan pada pagi atau sore hari. Pemberian pupuk dilakukan dengan menebar kotoran ayam tersebut langsung ke wadah pemeliharaan. Ada beberapa kendala yang dihadapi pembudidaya jika memakai pupuk organik sebagai sumber pupuk utama diantaranya pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah banyak, sering sekali pengadaannya sulit dilakukan dan kandungan haranya tidak begitu banyak dan sulit untuk menentukan takaran yang optimal. Selain penggunaan pupuk organik ada juga yang menggunakan pupuk anorganik berupa Urea, TSP, KCl, dan NPK. Pemberian pupuk urea dapat langsung ditebar merata di pelataran kolam. Daniels (1991) mengatakan bahwa penggunaan urea 0,72 kg N/150 m2 pada kolam, secara nyata dapat menurunkan bahan organik di dasar kolam. Proses penguraian bahan organik memiliki hubungan yang erat antara unsur C dan N. Penguraian bahan organik oleh mikorganisme disamping membutuhkan karbohidrat (berasal dari C) yang digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses perkembangannya, juga membutuhkan N untuk diasimilasikan menjadi penyusun tubuhnya. Pemupukan pada saat persiapan kolam diperlukan sebagai sumber nutrien berupa nitrogen, fosfor dan kalium untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanah agar tetap subur adalah fospor, nitrogen dan kalium sedangkan unsur hara sekunder kalsium, magnesium dan sulfur. Biasa setelah keberadaan unsur hara tersebut akan berkurang setelah proses pembesaran ikan gurame dilakukan. Oleh karena pemupukan yang dilakukan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga akan menyuburkan tanah sehingga kebutuhan pakan alami maupun unsur-unsur lain akan tersedia
baik. Dari
beberapa unsur utama yang dibutuhkan tanah, kandungan fospor yang ada didalam air akan diserap oleh bakteri, fitoplankton, dan makrofita. Pada saat setelah pemupukan akan tersejadi persaingan untuk merebut fosfor. Sedangkan fosfor yang tidak diserap oleh tumbuhan akan diserap oleh tanah. Fitzgerald (1966) menyatakan bahwa 0,4 g lumpur dapat menyerap 0,05 mg fosfor dalam
23
waktu kurang dari 30 menit. Lumpur secara cepat dapat menyerap fosfor. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lampur yang sangat asam. 4.Pengisian Air Areal budidaya perikanan yang ada di Kecamatan Dramaga memiliki sumber air yang cukup melimpah. Sumber air yang digunakan pembudidaya berasal dari sungai yang dialirkan melalui saluran air berupa beton. Air yang berasal dari sungai disaring terlebih dahulu di bak penyaringan. Tujuan dari penyaringan ini adalah untuk memperbaiki kualitas air yang masuk ke wadah budidaya. Setelah itu dialirkan ke kolam. Pengisian air dilakukan pada pagi dan sore hari. Lama pengisian air tegantung pada luasan dan tinggi permukaan kolam. Untuk mengisi kolam dengan luasan 150 m2 dibutuhkan waktu 8 jam. Rata-rata tinggi kolam berkisar antara 1m2 m dan sangat ideal untuk budidaya ikan gurame. 5. Penebaran Benih Salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat produksi adalah kualitas benih. Kualitas benih yang bagus mempunyai ciri-ciri warna tubuh agak kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuning-kuningan dengan bentuk menyerupai ikan dewasa. Disamping itu juga terlihat sangat responsif terhadap adanya rangsangan dari luar dan sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara. Ukuran benih yang biasanya pembudidaya gurame tebar adalah ukuran 12 cm-15 cm atau yang sering disebut ukuran korek api yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Ukuran Benih ikan gurame Panjang (cm) 0,25 -0.5 0,5 -1 1 -2,5 2,5 -4 4-6 12-15
Umur (hari)
Bobot (g)
1-12 12-30 30-60 90 120
0,5-25 2,5-5 5-10 50
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari dengan pertimbangan suhu pada pagi dan sore tidak terlalu tinggi. Sebelum benih ikan ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi selama 30 menit. Tujuan aklimatisasi adalah untuk
24
mencegah terjadinya shock pada suatu organisme bila dipindahkan dari sesuatu lingkungan ke dalam lingkungan lain yang berbeda sifatnya (Suyanto dan Takarina, 2009). Kepadatan ikan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Jika terlalu padat maka pertumbuhan ikan akan lebih lambat. Ikan gurame termasuk salah satu jenis ikan yang bersifat teritori sehingga kepadatannya tidak boleh terlalu tinggi. Menurut Shang (1975) menyatakan semakin tinggi padat penebaran, hasil metabolisme meningkat, sehingga nilai oksigen dalam kolam sangat rendah, sehingga pertumbuhan ikan akan terhambat. Menurut SNI 01-7241 (2006) kepadatan ikan gurame yang baik pada kisaran 5-7 ekor/m2. Kepadatan gurame ukuran benih 12 cm-15 cm atau ukuran korek api berbeda-beda yakni 2 ekor/m2, 3 ekor/ m2, 4 ekor/ m2 , 5 ekor/m2, 7 ekor/ m2, dan rata-rata kapadatan gurame untuk ukuran 12 cm-15 cm yaitu 5 ekor/m2. Menurut SNI 01-7241 (2006) kepadatan ikan gurame yang baik pada kisaran 5-7 ekor/m2. Padat tebar ikan gurame yang dilakukan pembudidaya
di Kecamatan
Dramaga tidak memiliki hubungan dengan luas lahan. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 4. 9 Padat tebar (ekor/m2)
8 7 6 5 4 3 2 1 -
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
Luas lahan (m2)
Gambar 4. Hubungan luas lahan dengan padat tebar ikan gurame Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa luasan lahan tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada padat tebar ikan gurame. Berdasarkan keadaan aktual padat tebar yang dilakukan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 5 ekor/m2. Sedangkan pada kondisi optimal sebesar 7 ekor/m2. Kepadatan ikan gurame terendah sebesar 3 ekor/m2,
25
sedangkan kepadatan tertinggi sebesar 8 ekor/m2. Menurut SNI 01-7241 (2006) padat tebar yang baik pada kisaran 5-7 ekor/ m2. Kepadatan ikan gurame 8 ekor/m2 akan memberikan dampak negatif pada kondisi fisologis ikan. Hal ini dipengaruhi oleh terjadinya persaingan baik dalam hal memperoleh oksigen, persaingan dalam memperoleh ruang gerak maupun persaingan dalam memperoleh makanan. Akibatnya pertumbuhan ikan gurame akan semakin lambat. Persaingan di dalam memperoleh oksigen merupakan hal sangat berbahaya bagi ikan. Kebutuhan oksigen yang baru saja makan akan lebih banyak bila dibandingkan pada saat puasa. Nilai konsumsi oksigen setelah makan sebesar 520 mg/kg per jam sedangkan pada saat puasa sebesar 380 mg/kg per jam (Andrews and matsuda, 1975). Sesuai dengan dengan pernyataan Boyd (1979) air dengan kandungan oksigen terlarut di atas 5 mg/L, ikan dapat hidup dan tumbuh secara normal. Ikan gurame sering kelihatan menyembulkan mulutnya yang menyongsong di permukaan air. Oksigen yang terisap akan diikat olehnya dengan labirin. Dengan cara ini ikan gurame dapat hidup dalam perairan kondisi oksigen terlarut sangat rendah. Labirin adalah alat pernapasan tambahan pada ikan gurame. Labirin memiliki pembuluh darah kapiler yang mampu mengambil oksigen langsung dari udara. Udara ditampung di rongga labirin saat akan muncul di permukaan air. Akibat dari hal ini maka ikan gurame dapat hidup pada pH rendah. Peningkatan pada tebar dari kondisi aktual 5 ekor/m2 menjadi 7 ekor/m2 akan memberikan dampak perubahan baik dalam hal aspek faktor produksi berupa pakan dan pengelolaan lingkungan sehingga pertumbuhan ikan gurame tetap berada pada kondisi normal. Disamping itu juga peningkatan pada tebar akan memberikan penambahan biaya produksi sehingga kemampuan pembudidaya
akan mempengaruhi
ikan gurame di Kecamatan Dramaga untuk
menerapkan peningkatan kepadatan ikan gurame. 3.3.2 Pemeliharaan Ikan Gurame Proses pemeliharaan gurame membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ikan gurame relatif lambat. Jika benih yang ditebar ukuran 12 cm-15 cm maka waktu yang dibutuhkan sampai pada ukuran konsumsi adalah selama 7 bulan.
26
Ada dua jenis pakan yang diberikan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga pada saat pemeliharaan yakni pakan berupa pelet dan pakan organik berupa daun sente. Ada 2 jenis pelet yang diberikan yaitu pelet tipe 781 dan 789. Tipe 781 ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan 789. Untuk benih gurame ukuran 12 cm-15 cm pakan yang digunakan tipe 781 setelah pemeliharaan 4 bulan dari awal tebar baru diberikan pakan tipe 789 yang ukurannya lebih besar. Pakan ikan gurame jenis tipe 781 bisa dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pakan tipe 781 Pakan berupa daun sente hanya diberikan sebagai pelengkap pakan pelet. Untuk memenuhi ketersedian daun sente maka di pematang kolam ditanami daun sente yang jarak tanamnya telah diatur sedemikian rupa. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Pohon sente yang ditaman di sekitar pematang kolam ikan gurame Penanaman daun sente di sekitar pematang bertujuan untuk mempermudah pembudidaya memperoleh daun sente dan bisa memperkuat pematang. Waktu pemberikan pakan berupa pelet dilakukan pada pukul 20:00 WIB dan pukul 17:00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3% dari bobot biomassa
27
ikan. Cara pemberian pakan yaitu dengan menebarkannya pada setiap permukaan kolam dan memperhatikan daya selera makan ikan. Jika selera makan ikan berkurang maka pembudidaya gurame akan mengurangi pakan dari jumlah awalnya. Disamping itu juga pada musim hujan pakan berupa pelet tidak diberikan. Hal ini dikarenakan bisa mengakibatkan kematian ikan secara massal. Pakan berupa daun sente diberikan pada siang hari. Hal ini dikarenakan selera gurame terhadap daun sente sangat tinggi. Pemberian daun sente diberikan sebanyak 21.41 kg/m2. Sebelum daun sente diberikan terlebih dahulu dilakukan pemotongan batang sente sampai pada ukuran yang lebih kecil. Setelah itu dijemur beberapa jam untuk menghilangkan getah yang ada pada daun sente. Daun sente yang telah dijemur kemudian ditebar ke kolam. Setelah ditebar dalam waktu dekat ikan gurame akan secara bergerombol memakan daun sente tersebut. Jika selera makan ikan dalam keadaan baik, maka daun sente tersebut bisa dihabiskan dalam waktu yang singkat. Berikut ini merupakan gambar daun sente yang telah dimakan ikan gurame (Gambar 7).
Gambar 7. Sisa tulang ulang daun sente yang telah dimakan ikan gurame Pemberian pakan baik itu berupa pakan berupa pelet maupun daun sente diuasahakan seefisien mungkin. Pemberian pakan dalam jumlah kurang akan mengakibatkan kamampuan ikan untuk tumbuh terhambat, sebaliknya pemberian pakan alam jumlah berlebih akan
mengakibatkan pemborosan. Berikut ini
merupakan gambaran mengenai jumlah pakan yang dibutuhkan pembudidaya ikan
28
gurame di Kecamatan Dramaga per satu siklus pembesaran ikan gurame (Gambar 8).
16,000 Jumlah pakan (kg/m2)
14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 -
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
Jumlah benih
Gambar 8. Hubungan jumlah benih ikan gurame dengan jumlah pakan yang diberikan Berdasarkan Gambar 8 menunjukkan bahwa semakin banyak ikan yang dipelihara maka jumlah pakan yang dibutuhkan semakin banyak. Penggunaan pakan terendah sebesar 30 kg per silklus dengan jumlah benih tebar awal sebesar 192 ekor dan nilai FCRnya 1,6. Sedangkan penggunaan pakan tertinggi sebesar 15.000 kg per silklus dengan jumlah benih tebar awal sebesar 26.988 ekor dan nilai FCRnya sebesar 1.3. Rata-rata kebutuhan pakan pada proses pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 1.566 dengan jumlah benih 2.780 kg dan nilai FCRnya sebesar 1,5. Ada beberapa penyakit yang menyerang ikan gurame yang ada di Kecamatan Dramaga yaitu penyakit borok, dan jamuran pada tubuh ikan. Penyakit ini timbul pada saat musim hujan. Penyakit ini timbul akibat serangan Aeromonas hydrophila pada ikan antara lain terdapatnya luka infeksi di bagian tubuh, sisik terkuak, perut busung, lemah, dan sering berada di permukaan air atau dasar kolam. Penyebab Aeromonas hydrophila ini bersifat patogen dan dapat mengakibatkan kematian ikan secara massal. Bakteri ini berbentuk batang pendek bekurukuran 2-3 mikron dan bersifat Gram negatif. Bakteri ini menginfeksi luka dan menyebabkan kematian 80-100% setelah satu minggu ikan gurame terinfeksi.
29
Selain pada luka infeksi, bakteri ini dapat ditemukan pula pada hati dan ginjal gurame. Pengendalian dan pengobatan terhadap gurame yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila dapat dilakukan dengan bahan kimia dan antibiotik melalui perendaman, ditambahkan ke dalam pakan, atau suntikan. Pencegahan penyakit ini dapat juga dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan dengan merendam ikan dalam larutan vaksin A. hydrophila 10 5 sel CFU selama 30 menit. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracyline sebanyak 20 ml/kg pakan. Setelah dilakukan analisa menunjukkan bahwa waktu jam kerja yang dibutuhkan pembudidaya pada saat pemeliharaan ikan gurame di Kecamatan Dramaga memiliki hubungan yang erat dengan luas lahan. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 9. 14,000
Jam kerja (jam/m2)
12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 -
1,000
2,000
3,000
Luas lahan
4,000
5,000
(m2)
Gambar 9. Hubungan luas lahan dengan jam kerja. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa luas lahan kolam mempengaruhi waktu jam kerja yang dibutuhkan pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Semakin luas lahan kolam maka waktu kerja yang dibutuhkan semakin lama. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas lahan kolam maka biaya yang dibutuhkan semakin besar. Waktu jam kerja yang terendah sebesar 99 jam dengan luas lahan 35 m2 sedangkan waktu jam kerja terlama sebesar 12.514 jam dengan luas lahan 4.500 m2 per satu siklus pembesaran . Ratarata jam kerja yang diperlukan pembudidaya pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 1.515 jam dengan luas lahan 550 m2 per satu
30
silklus. pemeliharaan. Jika melihat gambar diatas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luas lahan yang sangat signifikan pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Hal ini bisa dibandingkan dengan luas lahan rata-rata dengan luas lahan terendah. 3.3.3 Panen Setelah ukuran ikan sudah mencapai 500 g/ekor maka panen sudah bisa dilakukan.Waktu panen biasanya dilakukan pada pukul 16 :00-18:00 WIB. Hal ini dikarenakan suhu pada waktu tersebut tidak terlalu tinggi sehingga tidak menyebabkan gangguan fisiologis ikan. Sebelum melakukan panen ada berapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain jaring, wadah penampung, ember, dan timbangan. Setelah alat panen sudah tersedia maka dilakukan pembentangan jaring dari ujung sudut kolam sehingga membentuk segi empat (gambar 10). Tujuannya adalah untuk mengumpul ikan gurame sehingga mempermudah penangkapan. Setelah itu baru dilakukan penyebaran daun pisang pada permukaan kolam. Kemudian baru dilakukan penangkapan menggunakan tangan (Gambar 11). Ikan yang ditangkap kemudian dimasukkan ke wadah penampungan sementara (Gambar 12). Sebelum ikan diangkut ke mobil terlebih dahulu dilakukan penimbangan ikan (Gambar 13).
Gambar 10. Pembentangan jaring
Gambar 11. Penangkapan ikan
31
Gambar 12.Pemasukan ikan ke wadah
Gambar 13. Penimbangan ikan.
Setelah ikan dipanen kemudian diangkut menggunakan mobil pengangkut. Penampilan tubuh gurame sangat mempengaruhi transaksi jual beli. Penampilan gurame banyak dipengaruhi oleh penanganan pasca panennya. Ikan yang baru diangkat memberikan penampilan yang baik. 3.3.4 Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran produk dari titik konsumsi. Sedangkan menurut Kadariah (1976), pemasaran merupakan suatu proses dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menukar produk serta jasa dengan sesamanya. Pemasaran berperan penting didalam menentukan hidup atau matinya usaha budidaya perikanan. Usaha budidaya ikan gurame yang dilakukan pembudidaya gurame di Kecamatan Dramaga belum memperlihatkan sistem pemasaran yang baik. Sistem pemasaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga masih sepenuhnya dipegang oleh tengkulak. Sebelum
ikan
dipanen,
pembudidaya
gurame
terlebih
dahulu
memberitahukan kepada pengepul bahwa akan dilakukan proses panen. Setelah itu pengepul memberitahukan kepada pedagang besar yang ada di Jakarta bahwa akan ada pengiriman ikan dengan jumlah tertentu. Disamping itu juga pasar-pasar yang menjadi tujuan pengepul ikan di Kecamatan Dramaga yaitu Kab/Kota Bogor, Sukabumi, dan Cianjur. Harga gurame ukuran konsumsi dengan berat 500 g/ekor pada tingkat produsen sebesar Rp 27.000/kg. Pembayaran kepada pembudidaya biasanya ada yang bersipat langsung dan tidak langsung.
32
3.5 Faktor Produksi Usaha Pembesaran Ikan Gurame Faktor produksi yang digunakan dalam suatu usaha pembesaran ikan gurame ini terdiri dari benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen. Luas kolam yang digunakan pembudidaya di Kecamatan Dramaga antara 35 m2 sampai 4.500 m2 dengan luas total keseluruhan sebesar 14.681 m2. Jumlah benih yang ditebar dengan luas rata-rata 550 m2 sebanyak 2.750 ekor dengan rata-rata input 5 ekor per m2 sebanyak 23.622 benih per musim tanam, dengan rata-rata input sebanyak 2 ekor per m2. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Input dan Output per Musim Tanam dari Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Aktual di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 Penggunaan Input No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Luas Lahan (m2) Benih (ekor) Pakan (kg) Daun sente (kg) Pupuk (kg) Kapur (kg) Tenaga Kerja Persiapan (jam) Tenaga Kerja Pemeliharaan (jam) Tenaga Kerja Panen (jam) Out put (kg)
Minimum Maksimum 35 150 98 630 30 8,75 5,25 91,88 2 60,48
45000 26988 15000 113350 1200 1125 675 11813 26 11796
Ratarata 550 2780 1566 11639 201 136 82 1427 6 1149
Rata-rata input per m2 luas lahan 1,00 5,00 2,88 21,41 0,37 0,25 0,02 2,85 0,02 2,09
Sumber : Data Primer tahun 2010
Penggunaan pakan komersil pada usaha pembesaran gurame di Kecamatan Dramaga tergolong tinggi. Hal ini bisa dilhat dari rata-rata FCR 1,5. Penggunaan pakan komersil sebaiknya bisa disubtitusi dengan pemberian daun sente dalam jumlah yang lebih banyak sehingga biaya produksi bisa diefisienkan. Persentasi kebutuhan pakan pada setiap pembudidaya ikan gurame di Kecamatan Dramaga memiliki perbedaan yang sangat tinggi. Penggunaan pakan terendah sebesar 98 kg per musim tanam dengan luas lahan budidaya 48 m2 dan yang tertinggi sebesar 15000 kg per musim tanam 4500 m2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas lahan budidaya maka jumlah pakan yang diberikan semakin besar.
33
3.6 Analisis Pendugaan Fungsi Produksi Tujuan dari penggunaan fungsi produksi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Berdasarkan hasil pengamatan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga ada beberapa variabel independen (X) yang disebut dengan faktor produksi yang mempengaruhi variabel dependent antara lain benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen. Model yang digunakan dalam analisis fungsi produksi usaha pembesaran ikan gurame adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh nilai koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan elastisitas produksi. Nilai Elastisitas produksi untuk produksi gurame, yaitu benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen masing-masing adalah 0,5088, 0,24692, 0,09803, 0,0970, -0,0604, 0,1515, 0,3000, dan -0,0758. Dengan t hitung masing-masing 4,25, 2,56, 1,16, 0,6, -0,39, -0,55, 2,39, 1,30 (Tabel 4). Tabel 4. Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Kuadrat Terkecil pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Kecamatan Dramaga No 1 2
Peubah Intercept X1 (Benih)
3 4
X2 (Pelet) X3 (Daun sente)
5
Koefisien Regresi -0,8568 0,5088
t hitung P-Value -1,66 0,114 4,25 0,000
0,24692 0,09803
2,56 1,16
0,020 0,260
X4 (Pupuk)
0,0970
0,65
0,523
6
X5 (Kapur)
-0,0604
-0,39
0,703
7 8 9
X6 (Tenaga Kerja Persiapan) X7 (Tenaga Kerja Pemeliharaan) X8 (Tenaga Kerja Panen)
0,1515 0,3000 -0,0758
1,30 2,39 -0,55
0,211 0,028 0,588
Sumber : Data Primer tahun 2010
Keterangan : R square = 97,2% Adjusted R Square = 95,9% Standard Error = 1,2349 Sehingga persamaan linearnya sebagai berikut :
f hitung t tabel
= =
77,65 5,3269
Y = - 0.857 + 0.509 X1 + 0.2479X2 + 0.0980X3 + 0.097X4 - 0.0609X5 - 0.076X6+ 0.1515X7 + 0.3000X8…………………..(14)
34
Hasil analisis persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa ada delapan variabel berpengaruh
nyata
variabel dependen. Variabel yang mempunyai
pengaruh nyata adalah benih, pelet, daun sente, pupuk, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen. Hasil koefisien regresi yang bertanda positip menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel independen maka akan meningkatkan dependen dan sebaliknya variabel yang bertanda negatif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya variabel independen maka variabel dependen akan semakin berkurang. Berdasarkan persamaan di atas bisa bisa dilihat bahwa koefesien regresi paling tinggi terdapat pada variabel benih, pelet dan tenaga kerja pemeliharaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap output produksi usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Sedangkan variabel produksi yang tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan out produksi yaitu kapur. Hal ini menerangkan bahwa variabel kapur sudah efisien sehingga tidak perlu dilakukan penambahan lagi. Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh tidak terlalu besar yaitu daun sente, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja panen tetapi untuk meningkatkan output produksi perlu dilakukan efisiensi. a) Kriteria Statistik Berdasarkan hasil pendugaan fungsi produksi dengan menggunaan model kuadrat terkecil diperoleh nilai R Square 0,972 yang menunjukkan bahwa variabel input produksi berupa benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen yang digunakan dapat menjelaskan besarnya output sebesar 97,2% sedangkan sisanya yaitu 2,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dihitung. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,959 menunjukkan bahwa dengan memasukkan semakin banyak variabel sebagai variabel penjelas dalam regresi akan mengurangi derajat kebebasan. Nilai standard error yang diperoleh dari hasil analisis model kuadrat terkecil sebesar 1,2349 dan nilai ini merupakan nilai galat baku dari regresi secara keseluruhan. Berdasarkan nilai R Square sebesar 0,972, Adjusted R Square sebesar 0,959, standard error sebesar 1,2349 menunjukkan bahwa input produksi usaha
35
pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga memiliki kevalidan data yang tinggi. Nilai Fhitung yang diperoleh dari hasil analisis fungsi produksi adalah sebesar 77,65 dan Ftabel sebesar 5,3269 . Apabila nilai F hitung ini lebih besar daripada Ftabel maka dapat disimpulkan tolak H0, artinya faktor produksi berupa benih, pelet, daun sente, pupuk, kapur, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, dan tenaga kerja panen berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan. b) Kriteria Ekonometrik Untuk memenuhi kriteria ekonometrik ada empat asumsi yang harus terpenuhi yaitu normalitas, hoteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Syarat normalitas terpenuhi apabila nilai Y (variabel dependen) didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel independen). Untuk memenuhi asumsi tersebut dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot of Regression (Lampiran 5). Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa data seluruhnya menyebar normal pada garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi normalis terpenuhi. Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi terjadi bila terdapat ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menentukan apakah heteroskedastisitas terjadi, dapat dilihat Grafik scatterplot (Lampiran 5). Dari grafik scatterplot dapat dilihat bahwa data menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menerangkan bahwa problem heteroskedastisitas pada data pembesaran gurame tidak terjadi. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas bila mempunyai nilai VIF di sekitar angka satu dan nilai toleransi mendekati angka satu. Dalam uji ekonometrik ini akan diperoleh nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai VIF dan Nilai Toleransi untuk Setiap Variabel Input No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan X1 (Benih) X2 (Pelet) X3 (Daun sente) X4 (Pupuk) X5 (Kapur) X6 (Tenaga Kerja Persiapan) X7 (Tenaga Kerja Pemeliharaan)
Nilai VIF 9,012 3,846 4,874 4,890 9,915 9,286 8,323
36
8
X8 (Tenaga Kerja Panen)
2,224
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan nilai VIV pada tabel di atas dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Hal dikarenakan nilai VIV setiap variabel tidak ada di sekitar angka satu dan tidak ada yang mendekati angka satu. Nilai Durbin-Watson pada hasil analisis ekonometrik sebesar 1.2349 (Lampiran 6) menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem autokorelasi apabila memiliki nilai Durbin-Watson model di antara -2 sampai dengan +2. Apabila suatu model regresi memiliki nilai Durbin-Watson di atas +2 berarti memiliki problem autokorelasi negatif dan jika di bawah -2 berarti memliki problem autokorelasi positif. Autokorelasi ini biasanya terjadi akibat tidak dimasukkannya variabel penting dalam model atau karena data tidak linear. Bila suatu regresi memiliki masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai.
3.7 Analisis Efisiensi Penggunaan Input Untuk mengetahui suatu usaha pembesaran dalam keadaan optimal maka perlu dilakukan penghitungan Nilai Produksi Marginal (NPM), input dan output yang efisien serta rasio NPM dengan harga input. Menurut Soekartawi (1994), penggunaan faktor produksi akan efisien apabila antara NPM dan Pxi sama dengan satu (NPM/Pxi = 1). Apabila rasio ini lebih besar dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) belum efisien dan masih dapat dilakukan penambahan. Apabila rasio ini kurang dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) sudah tidak efisien dan harus dikurangi. Berikut ini merupakan nilai Nilai NPM, Input dan Output yang Efisien, serta Nilai Rasio NPM dan Pxi Kecamatan Dramaga Tahun 2011. Setelah dilakukan analisa Cobb douglas menunjukkan bahwa nilai output pada kondisi optimal sebesar 2,7464 sedangkan pada kondisi aktual sebesar 2,1138 yang dapat dilihat pada Tabel 6.
37
Tabel 6. Nilai NPM, Input dan Output yang Efisien, serta Nilai Rasio NPM dan Pxi pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga Tahun 2011. No Keterangan 1
Output
2 3 4 5 6 7
Benih Pelet (Kg) Daun sente Pupuk Tk 1 Tk 2
bi
Pxi
NPM
27000 0,8568 0,5088 4000 5678,5 0,2469 6167 4892,4 0,0980 150 261,38 0,0970 833 14942,6 0,1515 2083 793212,6 0,0300 2083 6521,7
NPM/ Pxi
1,4196 0,7933 2,6138 17,9383 380,803 3,1309
Optimal (per m2)
Aktual (per m2)
2,7464
2,1138
7,2594 2,2851 37,2989 6,6470 4,1502 8,2186
5,1135 2,8805 21,4054 0,0370 0,0169 2,850
Sumber : Data Primer Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 6, harga rata-rata untuk output (ikan gurame ukuran konsumsi) adalah Rp 27000/kg. Tingkat harga pada kisaran Rp 27000/kg diperoleh dari harga rata-rata yang diperoleh pembudidaya di Kecamatan Dramaga pada tingkat pengepul. Tingkat harga ikan gurame yang diperoleh pembudidaya bisa bertambah jika pemasarannya sampai pada konsumen akhir. Sedangkan tingkat harga pakan berupa pelet komersil sebesar Rp 6167/kg. Tingkat harga pakan yang diperoleh pembudidaya tidak tergolong tinggi hal ini bisa dilihat berdasarkan data harga pakan per karung dengan berat 30/kg ditingkat pasar, pada kisaran Rp 185000/30 kg dan Rp 186000/30kg. Harga rata-rata benih ikan gurame ukuran 12 cm- 15 cm sebesar Rp 4000/ekor. Benih ikan gurame yang diperoleh petani berasal dari wilayah Kecamatan Dramaga yang melakukan usaha pendederan ikan gurame. Rata-rata pembudiya ikan gurame yang melakukan usaha pembesaran tidak melakukan usaha pendederan sekaligus dengan pembesaran dikarenakan menurut pembudidaya, biaya yang dibutuhkan sangat besar dan memiliki resiko yang sangat tinggi. Jika dilihat dari nilai rasio antara NPM dan Pxi maka faktor produksi yang belum optimal yaitu benih, daun sente, pupuk, tenaga kerja persiapan, dan tenaga kerja pemeliharaan. Menurut Soekartawi (1994), Apabila rasio NPM dan Pxi lebih besar dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) belum efisien dan masih dapat dilakukan penambahan. Apabila rasio ini kurang dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) sudah tidak efisien dan harus dikurangi. Agar penggunaan input efisien dan dapat menghasilkan output yang optimal, maka
38
penggunaan benih perlu ditambah dari kondisi aktualnya 5 ekor per m2 menjadi 7 ekor/m2. Peningkatan padat tebar dari 5 ekor/m2 menjadi 7 ekor/m2 masih layak dilakukan. Hal ini sesuai batas standar pada tebar SNI 01-7241 (2006) yang mengatakan bahwa pada tebar ikan gurame yang baik pada kisaran 5 ekor/m2 -7 ekor/m2. Peningkatan padat tebar dari 5 ekor/m2 menjadi 7 m2 akan menambah biaya produksi dan akan mempengaruhi kondisi teknis budidaya yang akan diterapkan. Biaya yang dibutuhkan pada kondisi aktual dengan luas lahan 550 m2 dengan jumlah benih 2.750 sebesar Rp 22.911.205 sedangkan pada kondisi optimal
dengan padat tebar 7 ekor/m2 dengan jumlah benih 3.850 ekor
membutuhkan biaya sebesar Rp 28.694.782. Penggunaan pakan perlu dikurangi dari 2,8805 kg/m2 menjadi 2,2851 kg/m2. Penggunaan pakan berlebih diakibatkan pada saat pemberian pakan harian, pembudidaya kurang memperhatikan nafsu makan ikan sehingga banyak pakan yang tidak habis dimakan. Pengaruh dari sisa pakan yang terkandung di wadah budidaya, menyebabkan kandungan ammonia semakin tinggi. Sehingga pada saat musim hujan sering sekali terjadi kematian massal akibat dari banyaknya ikan gurame yang terserang penyakit. Penggunaan daun sente sebagai pakan tambahan wajib diberikan hal ini terkait dengan aspek fisiologis ikan gurame. Jika dilihat dari tabel di atas kebutuhan daun sente perlu ditambah dari 21,4054 kg/m2 menjadi 37,2989 kg/m2. Hal ini menunjukkan bahwa daun sente memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan produksi. Pada saat harga pakan komersil melambung tinggi sering sekali pembudidaya di Kecamatan Dramaga menjadikan daun sente sebagai pakan utama. Akibatnya waktu pemeliharaan akan bertambah. Kandungan utama daun sente lebih didominasi oleh unsur karbohidrat sehingga kebutuhan protein sebagai penyumbang utama pertumbuhan ikan tidak terpenuhi. Kebutuhan pupuk perlu ditambah dari 0,3705 kg/m2 menjadi 6,6470 kg/m2. Penggunaan pupuk organik berupa kompos akan merangsang pertumbuhan fitoplankton sehingga kesuburan tanah bisa tetap terjaga. Keberadaan fitoplanton akan memberikan pengaruh yang besar bagi petumbuhan ikan gurame. Tenaga kerja persiapan perlu ditambah dari 0,0169 jam/m2 menjadi 4,1502 jam/m2. Jika dilihat dari perbandingan kondisi aktual dan optimal terjadi perbedaan yang sangat signifikan hal ini menunjukkan bahwa waktu yang diberikan pembudidaya
39
terutama pada saat pengolahan lahan kolam kurang efisien. Sedangkan pada variabel tenaga kerja pemeliharaan perlu dilakukan penambahan dari 2,850 jam/m2 menjadi 8,2186 jam/m2 . Perbedaan yang signifikan antara kondisi aktual dan optimal menggambarkan bahwa sistem pemeliharaan ikan gurame perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan output. Waktu pemeliharaan ikan gurame tergolong lama, waktu
pemeliharaaan yang dibutuhkan sampai ikan
gurame sudah sampai ukuran panen selama 7 bulan. Sehingga
manajemen
pemeliharaan sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan output yang dihasilkan. c) Kriteria Ekonomi Kriteria ekonomi berfungsi untuk menentukan variabel produksi yang bisa ditingkatkan dan yang tidak perlu ditingkatkan lagi untuk menambah output. Variabel yang bisa ditingkatkan memiliki nilai positif sedangkan variabel yang tidak bisa ditingkatkan karena akan menyebabkan ketidak efisienan ditunjukkan dengan nilai negatif. Berdasarkan analisis kuadrat terkecil menunjukkan bahwa variabel X1 (Benih), X2 (Pelet), X3 (Daun sente), X4 (Pupuk), X6 (Tenaga kerja persiapan), X7 (Tenaga kerja pemeliharaan) memiliki nilai positif yang menunjukkan bahwa variabel tersebut masih bisa ditingkatkan untuk menambah output sedangkan variabel X5 (Kapur), dan X8 (Tenaga kerja panen) memiliki koefisien yang negatif yang artinya apabila penggunaan variabel ini ditingkatkan justru akan mengurangi output. Jika variabel yang bernilai positif tersebut dibuat dalam bentuk persamaan maka akan memiliki bentuk persamaan seperti di bawah : Ln Y = -0.8568+ 0.5088 Ln X1 + 0.24692 ln X2 + 0.09803Ln X3 + 0.0970 Ln X4 + 0.1515 LnX5 +0.3000 LnX6 ….…... Persamaan di atas merupakan fungsi perhitungan output untuk menghitung jumlah faktor produksi yang dibutuhkan dalam rangka mengefisienkan biaya produksi. d) Elastisitas Produksi Elastisitas produksi adalah nilai yang menunjukkan persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan input. Nilai elastisistas pada variabel X1 (benur) sebesar 0,5088 yang artinya apabila jumlah benih ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap (ceteris paribus),
40
maka output akan bertambah sebesar 0,5088 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X2 (pelet) 0,24692 adalah yang artinya apabila jumlah pakan ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,24692 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X3 (daun sente) adalah 0,09803 yang artinya apabila daun sente ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,09803 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X4 (Pupuk) sebesar 0,0970 yang artinya apabila jumlah pupuk ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,0970 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X5 (Tenaga kerja persiapan) sebesar 0,1515 yang artinya apabila jumlah tenaga kerja panen ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,1515 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X6 (Tenaga kerja pemeliharaan) sebesar 0,3000 yang artinya apabila tenaga kerja pemeliharaan ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,3000 satuan. e) Skala Usaha (Return to Scale) Analisa Return to Scale (RTS) sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan usaha berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Kondisi skala usaha ini dapat diketahui dengan cara menjumlahkan besaran elastisitas pada fungsi produksi. Dalam penelitian ini diketahui bahwa usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga berada dalam kondisi increasing return to scale. Hal ini dapat dilihat dari hasil penjumlahan besaran elastisitas yang terdiri atas variabel X1(0.5088), X2(0.24692), X3(0.09803), X4 (0.0970), X5 (0.1515) dan X6 (0.3000), dan yang hasilnya adalah 1.40225. Kondisi increasing to scale ini menunjukkan bahwa apabila kelima faktor produksi ditingkatkan secara proporsional sebesar satu satuan, maka output yang dihasilkan akan meningkat lebih dari satu satuan.
3.8 Analisis Usaha Kegiatan usaha merupakan kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu kesatuan dengan menggunakan sumberdaya yang
41
dimiliki baik sebagian maupun seluruhnya yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat dimasa depan (Gittinger, 1986). Analisis usaha pada usaha pembesaran ikan gurame meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis Payback Period (PP), dan analisis Break Even Point (BEP). Ada beberapa asumsi yang digunakan berdasarkan kondisi aktual dalam rangka menghitung analisis usaha pembesaran ikan gurama di Kecamatan Dramaga antara lain : 1.Lahan yang digunakan seluas 550 m2 Penggunaan lahan 550 m2 sebagai acuan untuk menghitung analisa usaha dikarenakan pada luasan inilah rata rata pembudidaya ikan gurame berproduksi. Disamping itu juga sudah memperhatikan aspek kepemilikan lahan kolam di Kecamatan Dramaga dan aspek pendukung lainnya. 2.Ukuran benih yang ditebar 12 cm-15 cm dengan kepadatan 5 ekor/m2 3.Lama pemeliharaan 7 bulan 4.Jenis gurame yang digunakan gurame kapas 5.Jumlah ikan yang hidup sebanyak 85 % dari total keselurahan 6.Harga ikan gurame ukuran konsumsi Rp 27000/kg
3.8.1 Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh mamfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi yang digunakan pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dibagi menjadi dua yakni biaya investasi pada kondisi aktual dan biaya investasi pada kondisi optimal dengan luas lahan 550 m2. Investasi pada kondisi aktual dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah.
42
Tabe 7. Komponen Biaya Investasi Pada Kondisi Aktual dengan Luas Lahan 550 m2 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga Keterangan
Kondisi Aktual
Optimal
Satuan
Harga Satuan (Rp) 30,000
16,500,000
550
m2
30,000
16,500,000
1
m2
1500000
1500000
1
kolam
2,500,000
2,500,000
unit
4,500,000
4,500,000
Drum
1
unit
80,000
80,000
3
m
80,000
160,000
Jaring
1
m
125,000
125,000
3
unit
125,000
375,000
Cangkul
1
unit
45,000
45,000
2
unit
45,000
90,000
Hapa
2
unit
90,000
180,000
3
unit
90,000
270,000
Parang
1
unit
35,000
35,000
2
m2
35,000
70,000
Pipa PVC (D5)
1
m2
75,000
75,000
3
unit
40,000
120,000
Drigen
1
unit
25,000
25,000
4
m
150,000
Komponen Biaya Lahan Kolam Pembuatan Kolam
Jumlah 550
Jumlah Biaya (Rp)
Jumlah
Rumah Jaga
Total
18,565,000
Satuan
Harga Per Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
600,000 25,185,000
Biaya investasi total pada kondisi aktual pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar Rp 18.565.000 sedangkan pada kondisi optimal sebesar Rp 25.185.000. Perbedaan biaya investasi pada kedua kondisi diatas disebabkan oleh pada kondisi optimal ada penambahan biaya yaitu pada pembuatan kolam dan rumah jaga. Penambahan biaya pada pembuatan pada kondisi optimal kolam disebabkan oleh adanya perubahan desain kolam, dimana pada sisi pematang dilapisi dengan bambu dengan tujuan untuk mencegah organisme atau hewan-hewan tertentu sehingga
menambah umur ekonomis
kolam.
3.8.2 Biaya Produksi Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari komponen utama yakni biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, tenaga kerja panen, pemeliharaan kolam, penyusutan dan Pajak Bumi dan Bangunan. Total biaya tetap yang dikelaurkan pada usaha pembesaran
43
ikan gurame di Kecamatan Dramaga pada kondisi aktual sebesar Rp 6.716.863 sedangkan pada kondisi optimal sebesar Rp 10.180.432 yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Tetap Pada Kondisi Aktual dan Optimal Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No
Struktur Biaya
1 2 3 4 5 6
Aktual
Optimal
Rp/thn
Rp/thn
Tenaga Kerja Persiapan Tenaga kerja pemeliharaan Tenaga kerja panen Pemeliharaan kolam Penyusutan PBB Total Biaya (Rp)
174.972 1.312.290 60.000 100.000 3.428.601 1.641.000 6.716.863
349.944 3.936.870 250.000 100.000 3.902.618 1.641.000 10.180.432
Biaya variabel yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga terdiri dari benih, pelet, daun sente, pupuk, dan kapur. Total biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga pada kondisi aktual sebesar Rp 22.911.205 sedangkan pada kondisi optimal sebesar Rp 28.694.782 yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Variabel Pada Kondisi Aktual dengan Luas Lahan 550m2 Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 Keterangan
Kondisi Aktual
Komponen
Sat
Benih
2.750
ekor
4.000
11.000. 000
3.850
Pelet
1.566
Kg
6.167
9.657.522
Daun sente
Harga Sat (Rp)
Optimal
Keb/thn
Biaya (Rp)
Keb/thn
Sat
Harga Sat (Rp)
Biaya (Rp)
Ekor
4.000
15.400.000
1.243
Kg
6,167
7.662.510
11.639
Kg
150
1.745.850
15.211
Kg
150
2.281.607
Pupuk
201
Kg
833
167.833
3.614
Kg
833
3.010.666
Kapur
136
Kg
2.500
340.000
136
Kg
2.500
340.000
Total biaya
22.911205
28.694.782
3.8.3 Analisis Keuntungan Usaha Analisis usaha digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh
44
pembudidaya
gurame di dalam memproduksi ikan gurame ukuran konsumsi.
Pada analisis usaha, biaya yang harus dikeluarkan dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah total biaya tetap yang harus dikeluarkan pembudidaya pada kondisi aktual sebesar Rp 6.716.863, biaya variabel sebesar Rp 22.911.205. Total biaya keseluruhan yang dibutuhkan dalam satu tahun sebesar Rp 29.628.068. Pada kondisi optimal, jumlah total biaya tetap yang harus dikeluarkan pembudidaya sebesar Rp 10.180.432, biaya variabel Rp 28.694.782. Total biaya keseluruhan yang dibutuhkan dalam satu tahun sebesar Rp 38.875,214 Perbedaan pembiayaan yang lebih signifikan terdapat pada pembiayaan investasi. Pada kondisi aktual total biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 18.565.000, sedangkan pada optimal total biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 25.185.000. Ada beberapa faktor yang menyebabkan antara lain pada kondisi optimal teradi perubahaan bentuk wadah, dimana pada sisi pematang dilapisi dengan bambu sehingga umur ekonomis kolam bisa dinaikkan. Disamping itu juga terjadi peningkatan kebutuhan biaya investasi berupa peralatan produksi yang umur ekonomisnya tidak sampai 10 tahun sehingga perlu pergantian peralatan yang menyebabkan penambahan biaya investasi. Total keuntungan yang diperoleh pada kondisi aktual sebesar Rp 3.784.432 sedangkan pada kondisi optimal sebesar 7.902.286 dalam satu siklus pemeliharaan yang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Analisis Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaganper tahun pada kondisi Aktual dan Optimal No 1 2
Keterangan
3 4
Biaya Investasi Biaya Total a.Biaya Tetap Total b. Biaya Variabel Total Penerimaan Keuntungan
5 6 9
R/C Pay Back Period (Tahun) Break Even Point (kg)
Kondisi Aktual 5 ekor/m2 Optimal 7 ekor/m2 Rp 18.565.000 Rp 25.185.000 Rp 29.628.068 Rp 38.875.214 Rp 6.716.863 Rp 10.180.432 Rp 22911205 Rp 28694782 Rp 33.412.500 Rp 46.777.500 Rp 3.784.432 Rp 7.902.286 1,13 4,9 tahun 650 kg
1,20 3,2 tahun 820 kg
Jika dilihat dari sisi pendapatan, pendapatan pada kondisi aktual dalam satu tahun Rp 33.412.500. Pada kondisi optimal total pendapatan sebesar Rp
45
46.777.500. Sedangkan laba bersih yang diperoleh dalam kondisi aktual dalam satu tahun sebesar Rp 3.784.432, dan laba bersih yang diperoleh dalam kondisi optimal sebesar Rp 7.902.286. Melihat laba bersih yang diperoleh pada kondisi aktual Rp 3.784.432 dan pada kondisi optimal Rp 7.902.286 menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga masih berpeluang besar untuk dikembangkan. Pendapatan pembudidaya akan semakin bertambah jika aspek pemasaran dipegang oleh pembudidaya tanpa melalui tengkulak. Selama ini aspek pemasaran dipegang tengkulak dengan harga ikan gurame sebesar Rp 27000/kg sehingga margin dari produksi yang diperoleh pembudidaya semakin kecil. Penguasaan tengkulak terhadap pemasaran ikan gurame menggambarkan bahwa kekuatan modal pembudidaya dipegang oleh tengkulak. Biaya faktor produksi seperti pakan, biasanya disediakan terlebih dahulu oleh tengkulak. Pengembalian biaya untuk pakan akan diberikan setelah pembudidaya melakukan panen.
3.8.4 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Analisis imbangan penerimaan dan biaya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga selama periode tertentu. Nilai R/C ratio pada kondisi aktual sebesar 1.13 artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran ikan gurame akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,13. Sedangkan pada kondisi optimal nilai R/C Ratio sebesar angka 1,20 yang artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran ikan gurame akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,20.
3.8.5 Analisis Payback Period (PP) Untuk mengetahui jangka waktu investasi yang ditanamkan berada pada titik impas maka perlu dilakukan analisa ekonomi. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh, Payback Period (PP) pada kondisi aktual usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 0,56 tahun yang artinya bahwa
46
modal yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam
0.56 tahun.
Sedangkan pada kondisi optimal Payback Period (PP) menunjukkan angka 0.54 tahun. Artinya bahwa modal yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam 0,54 tahun . Jika dilihat dari Payback Period diantara kondisi aktual dan optimal menunjukkan bahwa pengembalian modal pada saat kondisi optimal lebih cepat bila dibandingkan dengan aktual. 3.8.6 Analisis Break Even Point (BEP) Break even point (BEP) merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi aktual nilai BEP produksi (kg) untuk usaha pembesaran ikan gurame di kecamatan Dramaga sebesar 650 kg. Artinya titik impas pada usaha pembesaran ikan gurami terjadi pada saat total produksi sebesar 650 kg. Sedangkan pada kondisi optimal nilai BEP (kg) sebesar 842 Kg. Artinya titik impas pada usaha pembesaran ikan gurami terjadi pada saat total produksi sebesar Rp 842 kg.
3.8.7 Analisis Kriteria Investasi Beberapa kriteria investasi yang penting untuk dianalisis diantaranya adalah nilai Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR). Analisis kriteria investasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis kriteria investasi pada kondisi aktual dan optimal. Kondisi aktual dihitung dengan analisis tanpa proyek, sedangkan untuk kondisi optimal dihitung menggunakan kondisi dengan proyek. Analisis kriteria investasi dilakukan dengan menggunakan cashflow dari usaha yang dilakukan. Dalam cashflow ini terdapat dua komponen penting yaitu arus kas masuk (inflow) dan arus kas keluar (outflow). Dari hasil penelitian diperoleh nilai arus kas yang masuk tanpa proyek sebesar Rp 33.412.500 Pada kondisi dengan proyek yaitu kondisi optimal 7 ekor/m2, arus kas masuk sebesar Rp 46.777.500. Pada tahun akhir total arus kas yang masuk adalah Rp 44.558.500 Pada analisis kriteria investasi ini, arus kas keluar (outflow) terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi dihitung dari besarnya
47
biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang yang memiliki umur teknis minimal satu tahun. Pada kondisi tanpa proyek, biaya investasi diperoleh dari biaya penyusutan dan sewa lahan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menyusun cashflow dalam penelitian usaha budidaya pembesaran ikan gurame ini diantaranya adalah : 1. Usaha dianalisis berdasarkan dua skenario kondisi usaha, yaitu a. Skenario pertama adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sendiri. b.Skenario kedua adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sewa. Penggunaan padat tebar ikan gurame mengacu kepada referensi yang dianjurkan oleh pemerintah yang tertuang di dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-07241 (2006) yaitu kepadatan 5-7 ekor/m2. 2. Dalam satu tahun terdiri dari 1 kali panen. 3. Umur proyek selama 10 tahun yang didasarkan kepada umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu konstruksi kolam 4. Target berat ukuran panen 500 g/ekor 5. Target SR (survival rate) yang digunakan 90% menurut Hatimah et.al.,(1981) 6. FCR yang digunakan 1,5 (dimana dalam membuat satu kg ikan dibutuhkan 1,5 pakan) 7. Penggunaan pakan dengan kandungan protein 20%-26% berdasarkan SNI 01-2354.4-2006 8. Discont Faktor sebesar 6 % yang menggunakan Bank BRI sebagai acuan pada bulan Mei 2011. Bunga 6 % merupakan bungan pinjaman yang dilakukan untuk program KUR (Kredit Usaha Rakyat ) yang sedang galak dilakukan. 9. Peningkatan teknologi menggunakan pemupukan, pengapuran dan pencegahan hama dan penyakit (Islam dan Alam, 2008) . Berdasarkan kondisi aktual yang terjadi di Kecamatan Dramaga skenario lahan milik sendiri dan lahan pinjaman merupakan skenario yang lebih tepat digunakan.
Hal
ini
berdasarkan
persentasi
jumlah
pembudidaya
yang
48
menggunakan lahan milik sendiri yang tidak berbeda jauh dengan yang menggunakan lahan milik sewa. Persentasi jumlah pembudidaya yang memiliki lahan sendiri sebanyak 14 pembudidaya. Sedangkan jumlah pembudidaya yang menggunakan lahan sewa untuk areal budidaya sebanyak 13 pembudidaya. Kedua skenario di atas akan memberikan gambaran umum mengenai maamfaat secara ekonomi yang lebih menguntungkan bagi pembudidaya di Kecamatan Dramaga. Untuk menguji daya kekuatan usaha pembesaran ikan gurame terhadap variabel faktor produksi maka dilakukan analisis sensitivitas. Faktor produksi yang dijadikan sebagai variabel uji yaitu variabel pakan. Hal ini dikarenakan, dari berbagai variabel yang ada, pakan memberikan pengaruh lebih besar terhadap usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga. Analisis sensitivitas yang akan dilakukan dengan menaikkan harga pakan sebesar 16 %.
a. Skenario 1 (Usaha dijalankan menggunakan lahan milik sendiri ) Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh pembudidaya pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan luas lahan 550 m2 selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discountrate 6 % pertahun. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 1 Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value (NPV) Rp 139.159.687 2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,48 3 Internal Rate Of Return (IRR) 56% Nilai Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif (Kadariah et al., 1976). Nilai Net B/C usaha pembesaran gurame di Kecamatan Dramaga sebesar 3.48 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,48 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama dengan nol (Kadariah et al., 1976). Nilai IRR sebesar 56% % yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 56 % per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek.
49
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menyatakan bahwa nilai NPV >1, Net B/C >1, dan IRR >1. Dengan demikian dapat disimpulkan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan menggunakan lahan milik sendiri layak dikembangkan.
b. Skenario 2 (Usaha dijalankan menggunakan lahan sewa ) Pada kondisi usaha dijalankan menggunakan lahan sewa dengan kepadatan 7 ekor/m2 diperoleh nilai NPV nya sebesar Rp130.997.659. Nilai Net B/C sebesar 3,28 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,28 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. Nilai IRR nya sebesar 53 % yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 53 % per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Nilai Kriteria Investasi Pada Skenario 2 Pada Usaha Pembesaran Ikan Guramae di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value (NPV) Rp 130.997.656 2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,28 3 Internal Rate Of Return (IRR) 53 % Berdasarkan hasil perhitungan diatas menyatakan bahwa nilai NPV >1, Net B/C >1, dan IRR >1. Dengan demikian dapat disimpulkan usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Dramaga dengan menggunakan lahan sewa layak dikembangkan. Pada skenario pertama dan kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal Rate Of Return (IRR) yang tidak teralu siginifikan. Dimana nilai Net Present Value (NPV) pada skenario satu sebesar Rp 139.159.687 sedangkan pada skenario kedua sebesar Rp 130.997.659. Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) pada skenario pertama sebesar 3,48 sedangkan pada skenario kedua nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,28. Nilai Internal Rate Of Return (IRR) pada skenario pertama sebesar 56% sedangkan nilai Internal Rate Of Return (IRR) pada skenario kedua sebesar 53 %. Berdasarkan nilai kriteria investasi tersebut, maka skenario pertama lebih layak untuk dijalankan.
50
3.8.8 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini untuk menilai apa yang akan terjadi dengan analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam analisis kelayakan suatu usaha
umumnya
didasarkan
pada
proyeksi-proyeksi
yang
mengandung
ketidakpstian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang (Kadariah, 1986). Perubahan-perubahan yang bisa terjadi dalam menjalankan usaha umumnya dikarenakan oleh harga, mundurnya waktu implementasi, kenaikan dalam biaya (Cost Over Run) dan hasil produksi. Berikut ini merupakan nilai Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada Kondisi Lahan Milik Sendiri Yang Diikuti dengan Kenaikan Harga Pakan
tertinggi sebesar 16 % (Lampiran 12)
Pada Usaha
Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada Kondisi Lahan Milik Sendiri Yang Diikuti dengan Kenaikan Harga Pakan 16% Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value (NPV) Rp 130.820.803 2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,27 3 Internal Rate Of Return (IRR) 53% Berdasarkan
analisis
menggunakan lahan sendiri
senstivitas
pada
kondisi
usaha
dijalankan
2
dengan kepadatan 7 ekor/m dengan menaikkan
harga pakan sebesar 16% memiliki nilai NPV sebesar Rp 130.820.803. Nilai Net B/C diperoleh nilai 3,27 yang berarti usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,27 bahwa setiap Rp 1,00 selama 10 tahun. Sedangkan nilai IRR nya bernilai 53% yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 53% pertahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun proyek.
Bardasarkan nilai NPV>1, Net B/C >1 dan IRR> 1
menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 16% tidak sensitiv terhadap usaha pembesaran ikan gurame dan usaha tersebut layak dilakukan. Hasil analisis sensitivitas pada usaha menggunakan lahan sewa dengan
51
kenaikan harga pakan sebesar 16 % memiliki nilai NPV sebesar Rp 122.658.772. Nilai Net B/C sebesar 3,03 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 3,03 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. Sedangkan Nilai IRRnya sebesar 50% yang berarti usaha pembesaran gurame memberikan manfaat bersih internal sebesar 50% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek yang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR pada Kondisi Lahan Sewa Yang Diikuti dengan Kenaikan Harga Pakan 16% Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga, Tahun 2011 No keterangan Nilai 1 Net Present Value (NPV) Rp 122.658.772 2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,03 3 Internal Rate Of Return (IRR) 50% Bardasarkan nilai NPV>1, Net B/C >1 dan IRR> 1 menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame dengan menggunakan lahan sewa yang diikuti dengan kenaikan harga pakan sebesar 16% tidak sensitiv terhadap usaha pembesaran ikan gurame dan usaha ini layak dilaksanakan. Berdasarkan kedua skenario di atas menggunakan lahan sendiri lebih menguntungkan untuk dilakukan daripada menggunakan lahan sewa. Hal ini bisa dilihat Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Of Return (IRR). Nilai Net Present Value (NPV) pada lahan sendiri yang diikuti dengan kenaikan harga pakan 16 % sebesar Rp 130.820.803 sedangkan nilai pada lahan sewa sebesar 122.658.772. Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) pada lahan sendiri 3,27 sedangkan pada lahan sewa sebesar 3,03. Nilai Internal Rate Of Return (IRR) pada lahan sendiri sebesar 53% sedangkan pada lahan sewa sebesar 50%.
52
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Usaha pembesaran ikan gurame dipengaruhi oleh beberapa variabel input. Variabel input yang memberikan pengaruh yang signifikan yaitu yaitu benih, pelet, daun sente, pupuk, tenaga kerja persiapan, dan tenaga kerja pemeliharaan. Sedangkan variabel lainnya yang tidak berpengaruh adalah kapur, dan tenaga kerja panen. Usaha pembesaran ikan gurame akan lebih menguntungkan jika dilakukan peningkatan kepadatan tebar ikan gurame 5 ekor/m2 pada kondisi aktualnya menjadi 7 ekor/m2 pada kondisi optimalnya. Berdasarkan analisis kriteria investasi yang menggunakan 2 skenario yaitu lahan milik sendiri, lahan sewa, mengambarkan bahwa kedua skenario tersebut masih layak digunakan di dalam usaha pembesaran ikan gurame. Dimana nilai Net Present Value (NPV) pada skenario satu sebesar Rp 139.159.687sedangkan pada skenario kedua sebesar Rp 130.997.656. Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) pada skenario pertama sebesar 3,48 sedangkan pada skenario kedua nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3,28. Nilai Internal Rate Of Return (IRR) pada skenario pertama sebesar 56% sedangkan nilai Internal Rate Of Return (IRR) pada skenario kedua sebesar 53 % . Analisis sensitivitas dengan menaikan harga pakan sebesar 30 % menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame pada semua skenario menunjukan usaha masih dapat dilakukan.
4.2 Saran Perlu dilakukan peningkatan kepadatan dari 5 ekor/m2 menjadi 7 ekor/m2 pada usaha pembesaran ikan gurame di Kecamatan Darmaga. Disamping itu perlu dilakukan penyuluhan yang intensif terhadap pembudidaya gurame di Kecamatan Dramaga terutama yang menyangkut tata kelola pemberian pakan yang baik, dan sistem pemeliharaan ikan yang baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, J.W. and Matsuda, Y., 1975. The Infuence of various culture conditions on the oxygen consumption of channel catfish. Trans. Amer. Fish.Soc., 104: 322-327. Boyd, C.E., 1979. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University. Alabama Boyd, C.E., 2003. Bottom Soil and Water Quality Management in Shrimp Ponds. The Haworth Press, Inc. pp. 11-33 Fauzi A., 2001. Prinsip-prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fitzgerald, G.P., 1966. Use of Potassium Permanganate For Control Of Problem Algae. J. Amer. Water Works Assoc. 58. 609-614 Gittinger J.P., 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S dan K Mangiri, penerjemah : Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta. 579 hal. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture Project. http://disnakan.bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id =129&Itemid=135 jam 14:00 Husnan S., 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Buku 1. Yogyakarta BPFE 459hal. Islam, M.J. and Alam, M.J., 2008. Optization of Stoking Rates of Tiger Shrimp Under Modified Improved Culture System. Bangladesh Fisheries Research Institute, Brackishwater Station, Bangladesh. Kadariah, L. Karlina dan C. Gray., 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta. KKP, 2008. DKP Dalam Angka. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. KKP, 2010. Visi dan Misi KKP. DKP.go id [6 Juni 2010] Nazir M., 1998 Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-7241-2006.2006. Produksi Ikan Gurame (Osprhonemus guramy, Lac.). Badan Standarisasi Nasional. Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Shigueno K., 1974. Shrimp Culture in Japan. Association for International Technical Promotion. Tokyo. Japan. Soekartawi, 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo. 258 hlm, Jakarta Soeratno dan L. Arsyad, 1999. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
54
LAMPIRAN
54
Lampiran 1. Karakteristik Responden Pembudidaya Ikan Gurame di Kecamatan Darmaga Tahun 2011 No
Nama
Umur
Pend terakhir
jmlah Istri
Jumlah Tanggungan
Jumlah Kolam
Pekerjaan Utama
Pekerjaan Sampingan
Mengikuti Pelatihan
1
Jalani
48 tahun
SD
Satu
5 orang
4 Petak
Ya
Bertani
Tidak pernah
2
Sapri
56 tahun
SD
Satu
5 orang
3 Petak
Ya
Bertani
Tidak pernah
3
Adin
59 tahun
SD
Satu
5 orang
4 Petak
Ya
Dagang
Tidak pernah
4
Anta
48 tahun
SD
Satu
8 orang
1 Petak
Buruh Bangunan
Ya
Tidak pernah
5
Nedi
53 tahun
SD
Satu
4 orang
3 Petak
Ya
Bangunan
Tidak pernah
6
Anim Wijaya
55 tahun
SD
Satu
11 orang
3 Petak
Buruh
Ya
Tidak Pernah
7
Itang
61 tahun
SD
Satu
7 orang
3 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
8
Sugandi
40 tahun
SD
Satu
3 orang
13 Petak
ya
Dagang
Pernah (9 akali)
9
Adi
42 tahun
SD
Satu
4 orang
3 Petak
ya
Buruh Tani
Pernah (4 kali)
10
Anem
35 tahun
SD
Satu
3 orang
6 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
11
Eman
40 tahun
SD
Satu
4 orang
2 Petak
Buruh Bangunan
Ya
Tidak pernah
12
Armat
57 tahun
SD
Satu
5 orang
2 Petak
Buruh Tani
Ya
Tidak pernah
13
Hj Marsan
40 tahun
SD
Satu
2 orang
5 Petak
ya
Dagang
Tidak pernah
14
Rahmat
28 tahun
STM
Satu
1 orang
1 Petak
Bertani
Ya
Tidak pernah
15
Ali
35 tahun
SMP
Satu
2 orang
1 Petak
Bertani
Ya
Tidak pernah
16
Emat
60 tahun
SD
Satu
6 orang
3 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
17
Rais
30 tahun
SD
Satu
3 orang
1 Petak
Tidak
Bertani
Tidak pernah
18
Sarha
54 tahun
SD
Satu
5 orang
2 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
19
Pepen
50 tahun
SMA
Satu
2 orang
1 Petak
Tidak
Utama
Tidak pernah
20
Nasih
35 tahun
SMP
Satu
2 orang
1 Petak
Bertani
Ya
Tidak pernah
21
Fardi
33 tahun
STM
Satu
2 Orang
3 Petak
Ya
Bertani
Tidak pernah
22
Utih
55 tahun
SD
Satu
5 Orang
2 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
23
Aca
35 tahun
SD
Satu
1 Orang
3 Petak
ya
Dagang
Tidak pernah
24
Empri
51 tahun
SD
Satu
5 Orang
4 Petak
ya
Pengelola Pasar
Tidak pernah
25
Encep
50 tahun
SD
Satu
3 Orang
4 Petak
ya
Bertani
Tidak pernah
26
Deri
20 tahun
SD
Satu
Belum punya
1 Petak
Bertani
ya
Tidak pernah
27
Roni
31 tahun
SD
Satu
2 Orang
2 Petak
Bertani
Ya
Tidak pernah
55
Lampiran 2. Data Produksi Benih, Pelet, Daun sente, pupuk dan kapur Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011 No Luas lahan Benih Pelet Daun sente Pelet Kapur Pupuk m2 Padat tebar(ekor/m2) Jumlah (Ekor) Jumlah (Kg) FCR Jumlah (Kg) Jumlah (Kg) Jumlah (Kg) Jumlah(Kg) 1 35 5.71 200 130 1.50 840 60 9 60 2 48 4.00 192 98 1.62 806 30 12 30 3 50 3.00 150 110 1.55 630 30 13 30 80 4 5.00 400 220 1.37 630 120 20 120 5 90 4.00 360 210 1.49 1512 150 23 150 6 100 5.00 500 320 1.57 2100 150 25 150 7 100 6.00 600 320 1.63 2520 160 25 160 8 120 4.17 500 320 1.40 2100 120 30 120 9 120 4.00 480 350 1.69 2016 120 30 120 10 128 4.00 512 300 1.34 2150 120 35 120 11 150 4.00 600 400 1.52 2520 60 38 60 12 150 5.00 750 550 1.58 3150 120 38 120 13 150 2.67 400 130 1.30 1680 120 38 120 14 240 8.00 1920 1300 1.62 8064 180 60 180 15 240 4.00 960 550 1.54 4032 120 60 120 16 300 5.00 1500 980 1.41 6300 90 75 90 17 300 4.00 1200 650 1.37 5040 180 75 180 18 320 5.00 1600 1345 1.79 6720 210 80 210 19 360 5.83 2100 1100 1.38 8820 210 90 210 20 600 5.00 3000 1555 1.27 12600 240 150 240 21 600 6.77 4060 2350 1.35 17052 240 150 240 22 600 6.67 4000 2300 1.30 16800 240 150 240 23 900 7.00 6300 3500 1.42 26460 120 225 120 24 900 7.22 6500 3200 1.60 27300 270 225 270 25 1100 3.00 3300 2000 1.36 13860 180 275 180 26 2400 2.50 6000 3000 1.25 25200 600 600 600 27 4500 6.00 26988 15000 1.27 113350 1200 1125 1200 Jmh 14681 133 75 42288 39 314252 5440 3673 5440 550 5 2780 1566 1.46 11639 201 136 201 Rata 2 4500 8 26988 15000 1.79 113350 1200 1125 1200 Max 4500 3 150 98 1.25 630 30 9 30 Min 5 2.88 21.4054 2.8805 0.2474 2.8805 Rata-rata Input/Luas
56
Lampiran 3. Data Faktor Produksi Tenaga Persiapan, Tenaga Pemeliharaan, Tenaga Kerja Panen dan Lahan Sewa Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jmh Rata 2 Max Min Rata-rata Input/Luas
Padat Tebar m2
TenagaPersiapan Jam Kerja
35 48 50 80 90 100 100 120 120 128 150 150 150 240 240 300 300 320 360 600 600 600 900 900 1100 2400 4500 14681 550 4500 4500 5
Tenaga Pemeliharaan jam Kerja 5 7 8 12 14 15 15 18 18 19 23 23 23 36 36 45 45 48 54 90 90 90 135 135 165 360 675 2202 82 675 5
0.0169
Tenaga Panen Jam Kerja 92 126 131 210 236 263 263 315 315 336 394 394 394 630 630 788 788 840 945 1575 1575 1575 2363 2363 2888 6300 11813 38538 1427 11813 92
2.85
Lahan Sewa Luas (m2) 2 4 2 8 6 2 4 6 2 8 2 2 2 6 4 4 6 4 6 6 8 8 12 6 10 4 26 160 6 26 2
0.0109
35 48 50 80 90 100 100 120 120 128 150 150 150 240 240 300 300 320 360 600 600 600 900 900 1100 2400 4500 14681 544 4500 35
57
Lampiran 4.Harga Faktor Produksi Benih, Pelet, Daun sente, pupuk dan kapur Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurama Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011 No Padat Tebar Benih Pelet Daun sente Kapur Kapur m2 Harga (Rp/ekor) Nilai beli Harga (Rp/Kg) Nilai Beli Harga (Rp/Kg) Nilai Beli Harga (Rp/Kg) Nilai Beli Harga (Rp/kg) Nilai Beli 1 35 3000 600000 6167 801710 200 168000 833 49980 2500 21875 2 48 3000 576000 6167 604366 200 161280 833 24990 2500 30000 3 50 3000 450000 6167 678370 200 126000 833 24990 2500 31250 4 80 3000 1200000 6167 1356740 200 126000 833 99960 2500 50000 5 90 3000 1080000 6167 1295070 200 302400 833 124950 2500 56250 6 100 3000 1500000 6167 1973440 200 420000 833 124950 2500 62500 7 100 3000 1800000 6167 1973440 200 504000 833 133280 2500 62500 8 120 3000 1500000 6167 1973440 200 420000 833 99960 2500 75000 9 120 3000 1440000 6167 2158450 200 403200 833 99960 2500 75000 10 128 3000 1536000 6167 1850100 200 430080 833 99960 2500 87500 11 150 3000 1800000 6167 2466800 200 504000 833 49980 2500 93750 12 150 3000 2250000 6167 3391850 200 630000 833 99960 2500 93750 13 150 3000 1200000 6167 801710 200 336000 833 99960 2500 93750 14 240 3000 5760000 6167 8017100 200 1612800 833 149940 2500 150000 15 240 3000 2880000 6167 3391850 200 806400 833 99960 2500 150000 16 300 3000 4500000 6167 6043660 200 1260000 833 74970 2500 187500 17 300 3000 3600000 6167 4008550 200 1008000 833 149940 2500 187500 18 320 3000 4800000 6167 8294615 200 1344000 833 174930 2500 200000 19 360 3000 6300000 6167 6783700 200 1764000 833 174930 2500 225000 20 600 3000 9000000 6167 9589685 200 2520000 833 199920 2500 375000 21 600 3000 12180000 6167 14492450 200 3410400 833 199920 2500 375000 22 600 3000 12000000 6167 14184100 200 3360000 833 199920 2500 375000 23 900 3000 18900000 6167 21584500 200 5292000 833 99960 2500 562500 24 900 3000 19500000 6167 19734400 200 5460000 833 224910 2500 562500 25 1100 3000 9900000 6167 12334000 200 2772000 833 149940 2500 687500 26 2400 3000 18000000 6167 18501000 200 5040000 833 499800 2500 1500000 27 4500 3000 80964000 6167 92505000 200 22669920 833 999600 2500 2812500 Jmh 14681 81000 225216000 166509 260790096 5400 62850480 22491 4531520 67500 9183125 Rata 2 550 3000 8341333 6167 9658892 200 2327796 833 167834 2500 340116 Max 4500 3000 80964000 6167 92505000 200 22669920 833 999600 2500 2812500 Min 4500 3000 450000 6167 604366 200 126000 833 24990 2500 21875 Rata-rata Input/Luas 5
58
Lampiran 5. Harga Faktor Produksi Tk Kerja Persiapan,Tk Pemeliharaan, Tk Panen, dan Lahan Sewa Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 , Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jmh Rata 2 Max Min Rata-rata Input/Luas
Padat Tebar m2 35 48 50 80 90 100 100 120 120 128 150 150 150 240 240 300 300 320 360 600 600 600 900 900 1100 2400 4500 14681 544 4500 4500 5
Tk Persiapan Upah (Rp/Jam) Nilai Upah 2083 10936 2083 14998 2083 15623 2083 24996 2083 28121 2083 31245 2083 31245 2083 37494 2083 37494 2083 39994 2083 46868 2083 46868 2083 46868 2083 74988 2083 74988 2083 93735 2083 93735 2083 99984 2083 112482 2083 187470 2083 187470 2083 187470 2083 281205 2083 281205 2083 343695 2083 749880 2083 1406025 56241 4587078 2083 169892 2083 1406025 2083 10936
Tk Pemeliharaan jam Kerja Upah (Rp/Jam) 2083 191376 2083 262458 2083 273394 2083 437430 2083 492109 2083 546788 2083 546788 2083 656145 2083 656145 2083 699888 2083 820181 2083 820181 2083 820181 2083 1312290 2083 1312290 2083 1640363 2083 1640363 2083 1749720 2083 1968435 2083 3280725 2083 3280725 2083 3280725 2083 4921088 2083 4921088 2083 6014663 2083 13122900 2083 24605438 56241 80273873 2083 2973106 2083 24605438 2083 191376
Tk Panen Nilai Upah Jam Kerja 2 2083 4 2083 2 2083 8 2083 6 2083 2 2083 4 2083 6 2083 2 2083 8 2083 2 2083 2 2083 2 2083 6 2083 4 2083 4 2083 6 2083 4 2083 6 2083 6 2083 8 2083 8 2083 12 2083 6 2083 10 2083 4 2083 26 2083 160 56241 6 2083 26 2083 2 2083 0.0109
lahan sewa Luas (m2) Sewa (Rp/m2) 2222 77770 2222 106656 2222 111100 2222 177760 2222 199980 2222 222200 2222 222200 2222 266640 2222 266640 2222 284416 2222 333300 2222 333300 2222 333300 2222 533280 2222 533280 2222 666600 2222 666600 2222 711040 2222 799920 2222 1333200 2222 1333200 2222 1333200 2222 1999800 2222 1999800 2222 2444200 2222 5332800 2222 9999000 59994 31910142 2222 1208192 2222 9999000 2222 77770
59
Lampiran 6. Data harga Out Put, Total Biaya, Pemasukanm Keuntangan dan R/C Ratio Usaha Pembesaran Ikan Gurame di Kecamatan Dramaga Dengan Luas Lahan 550 m2, Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jmh Rata 2 Max Min Rata-rata Input/Luas
Padat Tebar m2 35 48 50 80 90 100 100 120 120 128 150 150 150 240 240 300 300 320 360 600 600 600 900 900 1100 2400 4500 14681 544 4500 4500 5
Jml (ekor) 173 121 142 321 283 407 392 456 415 449 525 696 200 1606 714 1388 950 1503 1590 2441 3473 3550 4929 3999 2952 4797 23593 31033 1149 11796 60 2.1138
Bobot (kg) 87 60 71 161 141 203 196 228 208 225 263 348 100 803 357 694 475 752 795 1220 1737 1775 2465 2000 1476 2399 11796 2197 81 11796 2300 0.1497
Out Put SR (%) Harga (Rp/kg) size 2 87 27000 63 27000 95 27000 80 27000 79 27000 81 27000 65 27000 91 27000 86 27000 88 27000 88 27000 93 27000 50 27000 84 27000 74 27000 93 27000 79 27000 94 27000 76 27000 81 27000 86 27000 89 27000 78 27000 62 27000 89 27000 80 27000 87 27000 2197 729000 81 27000 95 27000 50 27000
Total Biaya Nilai Jual 2336580 1632960 1921320 4337280 3815100 5489100 5285250 6156000 5604552 6065280 7087500 9390938 2700000 21684672 9640944 18739350 12830400 20291040 21466620 32946750 46889955 47930400 66543120 53992575 39849975 64759500 318504280 837891440 31033016 318504280 1632960
2003582 1895736 1825992 3667310 3791357 5107489 5503985 5307817 5407695 5329018 6452345 8003375 4069235 18156176 9790380 15141760 12033786 18093661 18940885 27831698 36809029 36270279 55665849 54696201 37111028 68087512 246014641 713007816 26407697 246014641 1825992
Pemasukan 2336580 1632960 1921320 4337280 3815100 5489100 5285250 6156000 5604552 6065280 7087500 9390938 2700000 21684672 9640944 18739350 12830400 20291040 21466620 32946750 46889955 47930400 66543120 53992575 39849975 64759500 318504280 837891441 31033016 318504280 1632960
Keuntungan 332998 -262776 95328 669970 23743 381612 -218735 848183 196857 736262 635155 1387563 -1369235 3528496 -149436 3597591 796615 2197379 2525735 5115052 10080926 11660121 10877272 -703626 2738948 -3328012 72489640 124883624 4625319 124883624 -3328012
R/C 1.17 0.86 1.05 1.18 1.01 1.07 0.96 1.16 1.04 1.14 1.10 1.17 0.66 1.19 0.98 1.24 1.07 1.12 1.13 1.18 1.27 1.32 1.20 0.99 1.07 0.95 1.29 29.59 1.10 1.32
60
Lampiran 7. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi dengan Metode Kuadrat Terkecil Anova df Regression Residual Total
Coefficien ts Intercept X Variable 1 X Variable 2 X Variable 3 X Variable 4 X Variable 5 X Variable 6 X Variable 7 X Variable 8
SS MS F Significance F 8 42.6149 5.32686 77.6465 2.26922E-12 18 1.23487 0.0686 26 43.8497
Standard Error
t Stat
Pvalue
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
-0.8568
0.5161
1.6604
0.1142
-1.9410
0.2273
-1.9410
0.2273
0.5088
0.1198
4.2467
0.0005
0.2571
0.7605
0.2571
0.7605
0.2469
0.0965
2.5591
0.0197
0.0442
0.4496
0.0442
0.4496
0.0980
0.0843
1.1632
0.2600
-0.0790
0.2751
-0.0790
0.2751
0.0970
0.1491
0.5235
-0.2162
0.4103
-0.2162
0.4103
-0.0604
0.1556
0.6507 0.3879
0.7027
-0.3873
0.2666
-0.3873
0.2666
0.1515
0.1168
1.2970
0.2110
-0.0939
0.3968
-0.0939
0.3968
0.3000
0.1253
0.0277
0.0368
0.5631
0.0368
0.5631
-0.0758
0.1375
2.3945 0.5514
0.5881
-0.3646
0.2130
-0.3646
0.2130
61
Lampiran 8. Residual Plots for Output Residual Plots for output Normal Probabilit y Plot
Versus Fit s
99
0.50 Residual
Percent
90 50
0.25 0.00 -0.25
10
-0.50
1 -0.50
-0.25
0.00 Residual
0.25
0.50
4
6 Fitted Value
Versus Order
6.0
0.50
4.5
0.25
Residual
Frequency
Histogram
8
3.0
0.00 -0.25
1.5
-0.50
0.0 -0.4
-0.2
0.0 0.2 Residual
0.4
2
4
6
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 Observation Order
62
Lampiran 9. Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha ikan gurame dalam Kondisi Aktual di Desa Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 Tahun 2011 N o
Komponen Biaya
Jumla h
1
Lahan Kolam
2
1
1
Pembuatan Kolam Peralatan Produksi Rumah Jaga
2
Drum
1
3
Jaring
4
Cangkul
1
5
Hapa
2
6
Parang
1
7
Pipa PVC (D5)
1
8
Drigen
1
B
Satua n
Harga Per Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
UE (tahun)
Nilai sisa
Nilai Penyusut an (Rp)
30000
16500000
1500000
1500000
5
75000
285000
80000
80000
4
3200
19200
125000
125000
4
5000
30000
unit
45000
45000
5
2250
8550
unit
90000
180000
4
7200
43200
unit
35000
35000
5
m2
75000
75000
4
3000
18000
unit
25000
25000
3
750
8083
550 m2 kolam
1
Total
unit m
18565000
-
412033
63
Lampiran 10. Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Ikan gurame dalam Kondisi Optimal di Kecamatan Dramaga dengan Luas Lahan 550 m2 Tahun 2011. N o 1
Komponen Biaya
Juml ah
m2 kola m
Harga Per Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
UE (ta hu n)
30000
16500000
5
2500000
2500000
5
4500000
4500000
5
450000
405000
900000
80000
160000
4
6400
38400
96000
125000
375000
4
3000
18000
45000
Nilai sisa
Nilai Penyusut an (Rp)
125000
475000
Nilai Akhir Proyek
1
Lahan Kolam Pembuatan Kolam Peralatan Produksi Rumah Jaga
2
Drum
3
Jaring
4
Cangkul
2
unit
45000
90000
5
0
18000
0
5
Hapa
3
unit
90000
270000
4
1800
10800
27000
6
Parang
2
m2
35000
70000
5
15000
57000
30000
7
Pipa PVC (D5)
40000
120000
4
4800
28800
72000
8
Drigen
150000
600000
3
18000
194000
460000
-
1245000
1880000
2 B
550
Satua n
1
250000 0
unit 3 3
3 4 Total
m unit
unit m
25185000
64
Lampiran 11. Sistem Produksi
Gambar 10.Pemotongan daun sente
Gambar
11.Pengecilan
ukuran
sente
Gambar12.Penjemuran batang sente
Gambar 15. Jaring
Gambar 13. Penjemuran daun sente
Gambar 16. Wadah Penampung
65
Lampiran 12. Harga Pakan lima tahun sebelumnya. Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Harga Pakan/30 kg
Kenaikan (%) 115000 125000 145000 165000 185000
9 16 14 12
66
Lampiran 13. Kuisioner 1. Nama Pembudidaya 2.Jumlah kolam yang dimiliki 3.Termasuk pekerjaan utama atau sampingan 4. Jenis ikan gurame yang dipelihara 5.Ukuran Benih ikan gurame 6.Padat tebar ikan gurame 7. Biomassa Panen 8. Penyakit yang sering menyerang ikan gurame 9.Pencegahan penyakit 10. Lama pengeringan 11.Dosis Kapur yang digunakan 12.Dosis pupuk 13. Dosis pakan 14.Jumlah daun sente yang dibutuhkan 15. Waktu yang dibuhkan untuk memlihara ikan sampai ukuran panen 16. Lama pemeliharaan 17. Nilai sewa lahan 18. Sudah berapa lama memilhara ikan gurame 19. Alat-alat produksi yang digunakan 20.Harga alat-alat produksi 21.Harga pakan 22.Harga daun sente 23.Harga kapur 24.Harga pupuk 25.Harga tenaga kerja harian 26.Harga ikan gurame/kg 27. Pendidikan terakhir pembudidaya 28.Harga rumah jaga 29.Harga benih/ekor 30.Asal benih 31. Harga sewa kolam
67
34.Lama penjemuran daun sente 35.Jenis pakan yang digunaka 36.Usaha sampingan 37. Lama pengisian air 38. Sumber air 39. Persentasi pergantian air
.
68
Lampiran 14. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan asumsi lahan milik sendiri No
Uraian
A
B 1
2
3
Inflow Penjualan Nilai sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Kolam Pembuatan Kolam Rumah Jaga Drum Jaring Cangkul Hapa Parang Pipa PVC (D5) Drigen Jumlah Biaya Tetap Tenaga Kerja Persiapan Tenaga kerja pemeliharaan Tenaga kerja panen Pemeliharaan kolam Penyusutan PBB Jumlah Biaya Variabel Benih Pelet Daun sente Pupuk Kapur Jumlah Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 6% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tanpa Proyek
0
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
16500000
16500000
1500000 0 80000 125000 45000 180000 35000 75000 25000 18565000
2500000 4500000 160000 375000 90000 270000 70000 120000 600000 25185000
160000 375000
10 46777500 1880000 48657500
160000 375000 90000
90000
270000
270000 70000
70000
120000
120000
0
0
0
600000 600000
925000
160000
600000 600000
120000
805000
600000 760000
174972 1312290 60000 100000 3428601 1641000 6716863
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
11000000 9657522 1745850 167833 340000 22911205 48193068 -14780568
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 34972596 11804904 -39965568 1 -39965568 139159687 139159687 -39965568 0.56 3.48
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 34972596 11804904 26585472 1 25080634
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 34972596 11804904 26585472 1 23660975
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35572596 11204904 25985472 1 21817903
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35897596 10879904 25660472 1 20325497
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35132596 11644904 26425472 1 19746650
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35572596 11204904 25985472 1 18318732
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35092596 11684904 26465472 1 17601050
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35777596 10999904 25780472 1 16174987
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 35732596 12924904 27705472 1 16398826
25185000 -25185000
69
Lampiran 15. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan asumsi lahan sewa No
Uraian
A
B 1
2
3
Inflow Penjualan Nilai sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Kolam Pembuatan Kolam Rumah Jaga Drum Jaring Cangkul Hapa Parang Pipa PVC (D5) Drigen Jumlah Biaya Tetap Sewa Kolam Tenaga Kerja Persiapan Tenaga kerja pemeliharaan Tenaga kerja panen Pemeliharaan kolam Penyusutan PBB Jumlah Biaya Variabel Benih Pelet Daun sente Pupuk Kapur Jumlah Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 6% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tanpa Proyek
0
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500 1880000
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
48657500
16500000 1500000 0 80000 125000 45000 180000 35000 75000 25000 18565000
0 2500000 4500000 160000 375000 90000 270000 70000 120000 600000 25185000
174972 1312290 60000 100000 3428601 1641000 6716863 11000000 9657522 1745850 167833 340000 22911205 48193068 -14780568
25185000 -25185000
160000 375000
160000 375000 90000
90000
270000
270000 70000
70000
120000
120000
0
0
0
600000 600000
925000
160000
600000 600000
120000
805000
600000 760000
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36172596 10604904 -39965568 1 -39965568 130997656 130997656 -39965568 0.53 3.28
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36172596 10604904 25385472 1 23948558
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36172596 10604904 25385472 1 22592980
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36772596 10004904 24785472 1 20810360
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 37097596 9679904 24460472 1 19374985
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36332596 10444904 25225472 1 18849940
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36772596 10004904 24785472 1 17472780
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36292596 10484904 25265472 1 16802982
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36977596 9799904 24580472 1 15422092
15400000 7662510 2281607 3010666 340000 28694782 36932596 11724904 26505472 1 15688548
70
Lampiran 16. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan asumsi lahan sendiri dan terjadi kenaikan harga pakan sebesar 16% No
Uraian
A
B 1
2
3
Inflow Penjualan Nilai sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Kolam Pembuatan Kolam Rumah Jaga Drum Jaring Cangkul Hapa Parang Pipa PVC (D5) Drigen Jumlah Biaya Tetap Tenaga Kerja Persiapan Tenaga kerja pemeliharaan Tenaga kerja panen Pemeliharaan kolam Penyusutan PBB Jumlah Biaya Variabel Benih Pelet Daun sente Pupuk Kapur Jumlah Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 6% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tanpa Proyek
0
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10 46777500 1880000 48657500
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
16500000 1500000 0 80000 125000 45000 180000 35000 75000 25000 18565000
16500000 2500000 4500000 160000 375000 90000 270000 70000 120000 600000 25185000
160000 375000
160000 375000 90000
90000
270000
270000 70000
70000
120000
120000
0
0
0
600000 600000
925000
160000
600000 600000
120000
805000
600000 760000
174972 1312290 60000 100000 3428601 1641000 6716863
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
349944 3936870 250000 100000 0 1641000 6277814
11000000 9657522 1745850 167833 340000 22911205 48193068 -14780568
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36198598 10578902 -39965568 1 -39965568 130820803 130820803 -39965568 0.53 3.27
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36198598 10578902 25359471 1 23924029
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36198598 10578902 25359471 1 22569838
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36798598 9978902 24759471 1 20788529
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37123598 9653902 24434471 1 19354389
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36358598 10418902 25199471 1 18830510
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36798598 9978902 24759471 1 17454450
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36318598 10458902 25239471 1 16785689
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37003598 9773902 24554471 1 15405779
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 36958598 11698902 26479471 1 15673158
25185000 -25185000
71
Lampiran 17. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 B dengan asumsi lahan sewa dan terjadi kenaikan harga pakan sebesar 16% No
Uraian
A
B 1
2
3
Inflow Penjualan Nilai sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Kolam Pembuatan Kolam Rumah Jaga Drum Jaring Cangkul Hapa Parang Pipa PVC (D5) Drigen Jumlah Biaya Tetap Sewa Kolam Tenaga Kerja Persiapan Tenaga kerja pemeliharaan Tenaga kerja panen Pemeliharaan kolam Penyusutan PBB Jumlah Biaya Variabel Benih Pelet Daun sente Pupuk Kapur Jumlah Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 6% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tanpa Proyek
0
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10 46777500 1880000 48657500
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
33412500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
46777500
16500000 1500000 0 80000 125000 45000 180000 35000 75000 25000 18565000
0 2500000 4500000 160000 375000 90000 270000 70000 120000 600000 25185000
174972 1312290 60000 100000 3428601 1641000 6716863 11000000 9657522 1745850 167833 340000 22911205 48193068 -14780568
25185000 -25185000
160000 375000
160000 375000 90000
90000
270000
270000 70000
70000
120000
120000
0
0
0
600000 600000
925000
160000
600000 600000
120000
805000
600000 760000
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
1200000 349944 3936870 250000 100000 0 1641000 7477814
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37398598 9378902 -39965568 1 -39965568 122658772 122658772 -39965568 0.50 3.07
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37398598 9378902 24159471 1 22791953
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37398598 9378902 24159471 1 21501843
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37998598 8778902 23559471 1 19780986
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 38323598 8453902 23234471 1 18403877
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37558598 9218902 23999471 1 17933800
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37998598 8778902 23559471 1 16608497
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 37518598 9258902 24039471 1 15987621
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 38203598 8573902 23354471 1 14652884
15400000 8888511 2281607 3010666 340000 29920784 38158598 10498902 25279471 1 14962880