ANALISIS KELAYAKAN KREDIT INVESTASI UNTUK SEKTOR PERHOTELAN PADA BANK BUKOPIN Merina Mayasari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected] ABSTRAKSI Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit merupakan sumber utama penghasilan bagi Bank, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Dalam menyalurkan dananya, pihak perbankan atau kreditur memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum pinjaman atau kredit diberikan. Bank terlebih dahulu menganalisis apakah calon debitur tersebut layak atau tidak untuk diberikan kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui oleh Bank dan menganalisis kelayakan kredit investasi pada calon debitur apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit investasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan 5C dapat disimpulkan bahwa calon debitur layak diberikan kredit investasi untuk pengembangan usahanya. Kata Kunci : Analisis kelayakan kredit investasi untuk sektor perhotelan. FEASIBILITY ANALYSIS OF INVESTMENT CREDITS FOR THE HOTELS SECTOR IN THE BANK BUKOPIN ABSTRACT Bank is a business entity which collects funds from the public in the form of savings and channel them to the public in the form of credit and or other forms in order to improve the living standard of the people. Credit is a major source of income for banks, as well as the largest source of risk business operations. Most of the operational funds of commercial banks in the form of credits played. In distributing the funds, the bank or lender has specific requirements that must be met before the loan or credit granted. Bank first analyze whether the debtor is feasible or not to be given credit. This study aims to determine the loan application process until the loan is approved by the Bank and analyzing investment credit worthiness of borrowers whether it is appropriate or not for a given investment credit. The analytical tool used in this study using the 5C Character, Capacity, Capital, Collateral, and Conditions of Economy. Based on the analysis using the 5C it can be concluded that the prospective borrower is given credit worthy investments for their business development. Keyword : feasibility analysis of investment credits for the hotels sector
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam fungsinya sebagai perantara keuangan terdapat hubungan antara bank dan nasabahnya, yang didasarkan pada dua unsur, yaitu hukum dan kepercayaan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisasi dana dari masyarakat untuk ditempatkan di banknya dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit serta jasa-jasa perbankan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara profesional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank, karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perbankan yang tinggi pula. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui? 2. Bagaimanakah analisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin? Batasan Masalah Dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah mengenai analisa kelayakan kredit investasi dengan analisa 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy pada PT. Sukses Pratama Hotelindo yaitu Hotel Value. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui. 2. Untuk menganalisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin.
LANDASAN TEORI Pengertian Bank Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir , 2006 : 3) Jenis-jenis bank dilihat dari fungsinya adalah sebagai berikut ( Gatot Supramono , 2009 : 13) :
1. Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu.
Pengertian Kredit Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut ”credere”, artinya kepercayaan pihak bank (kreditur) kepada nasabah (debitur), di mana bank percaya nasabah akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan juga bahwa debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk mempergunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut ( Hasibuan, 2008 : 87) “ Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh si peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.”
Tujuan Kredit Adapun tujuan utama dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008 :100) : 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah Yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah sebagai berikut : - penerimaaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh dari nasabah. - membuka kesempatan kerja, dalam hal ini kredit dalam pembangunan. - usaha baru atau perluasan usaha yang nantinya akan membutuhkan tenaga kerja baru. - meningkatkan jumlah barang dan jasa. Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C. Dalam melakukan analisis dalam pemberian kredit ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain (Kasmir, 2006 : 117) :
Analisis kredit berdasarkan prinsip 5C Dalam metode 5 C ini terdiri atas 5 bagian yaitu : a. Character Merupakan analisis untuk mengetahui sifat atau watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya. Watak atau sifat ini dapat dilihat dari latarbelakang nasabah melalui pengamatan, pengalaman dan riwayat hidup. b. Capacity Merupakan analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari hal ini terlihat kemampuan nasabah dalam megelola bisnis . kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya,sehingga dapat terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak,dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja yang ada sekarang ini sedang dijalankan. d. Collateral Merupakan analisis terhadap jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukan. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap kredit yang dibiayai. e. Condition Merupakan analisis untuk menilai kondisi umum saat ini dan yang akan datang, kondisi yang akan dinilai terutama kondisi saat ini, apakah layak untuk membiayai kredit sektor tertentu.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti adalah calon debitur Bank Bukopin. Dalam penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian yaitu PT. Sukses Pratama Hotelindo. Data penelitian Data penelitian yang digunakan adalah dokumen perusahaan, laporan keuangan dalam 2 periode yaitu tahun 2010 dan 2011 serta informasi- informasi mengenai PT. Sukses Pratama Hotelindo. Metode Pengumpulan Data Pada penulisan ini menggunakan metode penelitian, yaitu studi pustaka atau disebut juga dengan riset kepustakaan (library research). Dalam pengumpulan data penelitian ini lebih memperkuat teori yang akan digunakan. maka dilakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan menelaah literatur-literatur, sumber- sumber bacaan dan jurnal – jurnal yang relevan dengan topik yang telah dipilih. Selain itu dilakukan Wawancara yaitu teknik tanya jawab untuk mencari informasi dari sumber yang bersangkutan, dalam hal ini melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang akan diteliti .
Sumber data dalam penelitian ini adalah data Sekunder yaitu data yang didapat secara langsung dari Bank Bukopin, berupa dokumen – dokumen, laporan keuangan.
Alat Analisis yang Digunakan Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis kelayakan dalam keputusan pemberian kredit pada Bank Bukopin adalah dengan menggunakan analisis 5C yaitu : a. Character yaitu analisis mengenai kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan Bank Checking terhadap calon debitur. b. Capacity yaitu merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Dalam penelitian ini penilaian terhadap capacity calon debitur yaitu dengan menggunakan proyeksi cashflow. Analisis ini diaplikasikan dengan menggunakan perkiraan terhadap aliran dana masuk dan aliran dana keluar calon debitur sampai dengan melunasi pinjaman kreditnya terhadap pihak Bank. c. Capital yaitu kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Neraca, Laporan Laba Rugi, struktur permodalan dan rasio keuangan. analisis rasio keuangan yang digunakan yaitu analisis Likuiditas, analisis Solvabilitas, dan analisis Profitabilitas. a. Rasio Likuiditas 1. Rasio lancar (current ratio) Current ratio = Akitva lancar Utang lancar 2. Rasio cepat (quick ratio) Quick ratio =
b. Rasio Solvabilitas 1. Debt to total assets ratio =
2. Debt to Equity Ratio =
c. Rasio Profitabilitas 1. Net Profit margin
=
aktiva lancar - persediaan Hutang lancar
Total kewajiban Total aktiva
X 100
Total kewajiban x 100 Modal sendiri
Laba bersih Penjualan bersih
X
100
2 Return on equity (ROE) =
3. Return on assets (ROA) =
Laba bersih Modal sendiri
Laba bersih Total aktiva
d. Collateral yaitu jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Maka jaminan mengcover untuk fasilitas yang diberikan. e. Condition of Economy, yaitu kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan usaha calon debitur, sesuai dengan kebijakan manajemen Bank pada kondisi saat itu.
PEMBAHASAN Tujuan Permohonan Kredit Tujuan permohonan kredit investasi calon debitur untuk pembangunan Value Hotel Makassar oleh PT. Sukses Pratama Hotelindo yang bertempat di Jalan Pandang Raya Panakkukang Makassar. Proses Persetujuan Kredit Pada Bank Bukopin
Proses Permohonan Kredit Disetujui
Keterangan : 1. Berkas Masuk ke Account Officer (AO) Diantaranya : a. Surat Permohonan kredit dari calon debitur yang minimal berisi jumlah kredit yang dibutuhkan oleh debitur, jangka waktu kredit dan sumber pengembalian kredit. b. Dokumen Legalitas calon debitur yang meliputi Anggaran Dasar perusahaan / yayasan ( Akte pendirian dan Akte perubahan sampai dengan perubahan terakhir ), copy KTP pengurus ( Direksi dan Komisaris ). c. Copy Ijin-ijin usaha (Dari Departemen pariwisata) , NPWP, Keterangan Domisili d. Copy Sertifikat yang akan dijaminkan, IMB & PBB e. Copy Laporan Keuangan 2 tahun terakhir dan Copy Rekening Koran. 2. Berkas yang masuk diberikan kepada service assistant untuk di register,lalu berkas diserahkan kepada AO kembali. 3. AO membuat proposal kredit,lalu menyerahkan kepada kredit support 4. Kredit Support membuat : a. Analisa Yuridis, yaitu analisa mengenai legalitas badan hukum beserta pengurus – pengurusnya, perizinan usaha dan legalitas jaminan kredit. Analisa ini dilakukan oleh Bagian Legal, hasil analisa yuridis ini berupa laporan opini/ analisa yuridis. b. Analisa Bank Checking, yaitu analisa mengenai kondisi kredit calon debitur pada Bank lain yang dilakukan melalui Bank Indonesia ( BI ) secara online dengan menggunakan nomor NPWP anggaran dasar,dan KTP calon debitur. Hasil checking ini berupa data tentang kondisi kredit calon debitur pada Bank lain (Apabila calon debitur mempunyai kredit pada Bank lain) . c. Analisa Jaminan kredit, yaitu analisa mengenai kebenaran jaminan kredit, marketability jaminan, dan nilai dari jaminan kredit. Analisa ini dilakukan
oleh Bagian Credit Investigation , hasil analisa ini berupa laporan hasil taksasi jaminan. 5. Kemudian Berkas diserahkan kepada AO kembali untuk di evaluasi hasil analisa ekonomi dan yuridis. - Analisa Ekonomis ( kelayakan kredit ), yaitu analisa mengenai kelayakan kredit yang merupakan kesimpulan dari analisa yuridis, analisa Jaminan Kredit, , analisa Bank Checking, analisa kebutuhan dana dan analisa Repayment Capacity dalam bentuk Cashlow Projection analysis yang terangkum di dalam proposal kredit. Analisa ini dilakukan oleh Account Officer ( AO ). 6. Sekretaris komite kredit meregister memorandum kredit komite dan membuat surat undangan untuk anggota komite kredit. 7. Rapat Komite Kredit, yaitu rapat untuk membahas kelayakan pemberian kredit. Pada rapat ini AO mempresentasikan hasil analisanya yang tertuang dalam proposal kredit untuk meyakinkan anggota kredit komite yang minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan dua anggota kredit komite yang mempunyai kewenangan untuk menyetujui atau menolak suatu proposal kredit. 8. Apabila disetujui oleh Komite Kredit maka Account Officer akan membuat Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ). Apabila ditolak AO membuat surat penolakan. 9. Apabila kredit diterima SPPK diserahkan kepada Kredit support untuk disiapkan dokumen untuk pengikatan kredit. 10. Pengikatan Kredit, yaitu proses penandatanganan perjanjian kredit, perjanjian pengikatan jaminan, dan perjanjian lainnya yang dibutuhkan antara pihak Bank dengan pihak calon debitur di hadapan Notaris. 11.Memeriksa kembali kebenaran dokumen untuk dropping kemudia membubuhkan fiat dropping. 12. Informasikan rencana dropping kepada treasury lalu fiat memorandum komite kredit. 13. Menyerahkan memorandum komite kredit kepada administrasi kredit. 14. Menyimpan dokumen pengikatan kredit dan jaminan di dalam voult dan memasukkan data fasilitas kredit kedalam rekening debitur/ Dropping kredit.
Analisis Kelayakan Kredit Investasi Character Character yaitu analisis mengenai kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay. Dalam analisis ini Character dinilai dengan melakukan Bank Checking ke Bank Indonesia secara online dan berdasarkan dari Sejarah seluruh fasilitas (Bank Checking) dapat diketahui, bahwa pemilik Group Sulawesi tersebut selalu berada dalam Collectability Lancar mulai dari awal menerima kredit hingga saat ini (termasuk kredit yang telah lunas). Capacity Capacity merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha nya, sejarah Perusahaanyang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar kewajibannya. Pada prakteknya capacity dinilai dari proyeksi cashflow sampai dengan
pinjaman debitur lunas. Dari data yang diperoleh dapat disajikan proyeksi cashflow PT.Sukses Pratama Hotelindo ( Hotel Value) pada Tabel berikut ini : Proyeksi Cashflow Hotel Value tahun 2013-2021
Dari Proyeksi cashflow pada Tabel dapat dilihat bahwa PT.SPH mampu untuk membayar kewajibannya kepada Bank Bukopin dengan hasil akhir yang positif. Capital Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, dan rasio-rasio keuntungan yang diperoleh. Dari kondisi tersebut dapat dinilai apakah calon debitur layak diberikan kredit, dan berapa besar plafon kredit yang layak diberikan. Pada prakteknya penilaian capital diaplikasikan dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki untuk kebutuhan investasi, Ketentuan untuk penilaian capital yaitu nasabah harus memiliki modal sendiri senilai minimal 20 % dari total kebutuhan dana investasi sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) yang dibuat oleh kontraktor berikut ini adalah : Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) PT. Sukses Pratama Hotelindo : Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Electrical Arus Kuat (listrik) Pekerjaan Mechanical (Pipa padat & cair) Pekerjaan Instalasi Air Conditioning (AC) Pekerjaan Instalasi Fire Alarm Pekerjaan Instalasi Sound system & Pabx Pekerjaan Instalasi Matv Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir Pekerjaan site development Fixture,Furniture and kitchen
Rp. 718.750.000.00 Rp.12.172.463.250.11 Rp. 9.338.864.540.57 Rp. 2.192.639.240.00 Rp. 1.070.210.000.00 Rp. 882.549.500.00 Rp. 138.100.000.00 Rp. 504.710.000.00 Rp. 55.978.900.00 Rp. 34.793.000.00 Rp. 133.111.842.00 Rp. 950.000.000.00
TOTAL
Rp. 28.192.000.000
Self Financing (35%) Pembiayaan Oleh Bank
Rp. 9.861.000.000 Rp. 18.250.000.000
Analisis Keuangan berdasarkan Rasio Keuangan Likiuditas, Solvabilitas, dan profitabilitas adalah sebagai berikut : Rasio Likiuditas 1. Current Ratio
=
Aktiva Lancar Utang lancar
2. Quick Ratio
=
Aktiva Lancar - Persediaan Utang lancar
Berdasarkan Analisa Keuangan yaitu Rasio Likuiditas Current Ratio dan Quick Ratio adalah tidak terhingga karena tidak adanya hutang lancar, bila dilihat dari posisi likuiditas perusahaan saat ini dalam keadaaan yang sangat liquid. Rasio Solvabilitas 1. Debt to total assets Tahun 2010
= Total kewajiban Total aktiva =
X
1.500.000.000
100 X
100
X
100
5.174.680.781 = Tahun 2011
28,9%
=
1.500.000.000 6.664.329.039
= 2. Debt to Equity Ratio
22,5%
=
Total kewajiban x 100 Modal sendiri
Tahun 2010
= =
Tahun 2011
= =
1.500.000.000 3.674.680.781 40,8 % 1.500.000.000 5.164.329.039 29 %
x 100
x 100
Solvabilitas menunjukkan penurunan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Debt to total assets yaitu pada tahun 2010 adalah 28,9% menjadi 22,5% pada tahun 2011, dan Debt to Equity Ratio pada tahun 2010 40,8% menjadi 29% pada tahun 2011 .Penurunan ini dikarenakan kenaikan dari Equity. Dengan terjadi penurunan,solvabilitas debitur bisa dikatakan kondisi perusahaan solvabel.
Rasio Profitabilitas 1. Profit margin
=
Tahun 2010
=
Tahun 2011
= = =
Laba bersih Penjualan bersih 1.774.680.000 5.800.000.000 30,59% 2.064.329.039 6.750.000.000 30,58 %
x 100
X
X
100
100
2. Return on equity (ROE) = Laba bersih Total modal sendiri Tahun 2010
= =
Tahun 2011
x 100
1.774.680.781 3.674.680.781 48,2%
= 2.064.329.039 5.164.329.039 = 39,9 %
3. Return on Assets (ROA)
=
Laba Bersih Total Aktiva
Tahun 2010
=
1.774.680.781 5.174.680.781 34,2 %
= Tahun 2011
= =
2.064.329.039 6.664.329.039 30,9%
Profitabilitas mengalami penurunan pada Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets dari tahun 2010 ke 2011,Namun secara nominal profit nya mengalami Peningkatan . Untuk itu bisa dikatakan selama 2 tahun terakhir calon debitur berada pada kondisi profitabilitas yang cukup baik. Collateral Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan. Jaminan yang diberikan calon debitur kepada pihak bank yaitu berupa 2 sertifikat tanah seluas 1.031 M2. -
SHM No 20943 /Pandang Luas 75 M2 SHGB No. 21328/Pandang Luas 956 M2
Nilai taksasi bangunan dan tanah seluas 1,031 M2 sebagai berikut : - Nilai tanah ( 1.031 M2 @ Rp 5.000.000,- ) Rp 5.155.000.000 - Nilai bangunan (80% dari RAB ) Rp.22.553.000.000 - Nilai pasar Rp 27.708.000.000 Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 1,51( berdasarkan nilai pasar ) -
Nilai Likuidasi (80% dari nilai tanah) Nilai bangunan (80% dari RAB )
Rp. 4.124.000.000 Rp.22.553.000.000 Rp. 26.677.000.000 Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 1,46 (berdasarkan nilai likuidasi)
Condition of Economy Pembiayaan yang diberikan perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur. Pada prakteknya penilaian condition economy didasarkan kepada kebijakan Bank dalam membiayai sektor perhotelan dalam hal ini kebijakan Bank memperbolehkan untuk membiayai sektor perhotelan. Prospek dalam bidang perhotelan pada tahun 2012 sangat positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang semakin membaik,serta arus kunjungan wisatawan yang juga terus meningkat, sehingga perhotelan akan menjadi salah satu industri yang cukup pesat pertumbuhannya dimasa yang akan datang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan analisa untuk kelayakan kredit investasi pada PT. Sukses Pratama Hotelindo maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses permohonan kredit Bukopin adalah sebagai berikut : a. Proses pengumpulan dokumen / Berkas oleh AO b. Proses analisa kredit investasi, meliputi : 1. Analisa Yuridis 2. Analisa Jaminan Kredit 3. Analisa Bank Checking 4. Analisa Ekonomis c. Rapat Komite Kredit d. Penerbitan Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ) apabila kredit disetujui atau surat penolakan kredit apabila usulan kredit ditolak. e. Pengikatan kredit f. Pencairan kredit/ Dropping kredit
2. Dari hasil analisa kredit investasi terhadap PT.Sukses Pratama Hotelindo seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PT.SPH layak untuk diberikan kredit investasi sebesar Rp.18.250.000.000 sesuai dengan analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode 5C adalah sebagai berikut: a. Character Berdasarkan Bank Checking yang dilakukan calon debitur tidak pernah memiliki pinjaman pada Bank lain dan layak dberikan kredit.
b. Capacity Berdasarkan analisa proyeksi cashflow, bahwa calon debitur mempunyai cashflow yang cukup baik dan mampu memenuhi kewajibanya kepada Bank Bukopin dan menghassilkan NPV yang positif sehingga memenuhi kriteria layak untuk diberikan kredit investasi oleh pihak bank. c. Capital, Berdasarkan analisa menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas calon debitur berada dalam posisi yang cukup liquit dan solvabel serta serta peningkatan Laba secara nominal Selama 2 tahun terakhir calon debitur berada dalam kondisi profitabilitas yang cukup baik. d. Collateral, Berdasarkan analisa jaminan kredit calon debitur mempunyai nilai jaminan yang baik yaitu 1 : 1,51 ( nilai pasar) dan 1 : 1,46 dengan( nilai likuidasi), jaminan tersebut sudah cukup untuk mengcover pinjaman kredit jika terjadi kredit macet. e. Condition of Economy, Pada tahun 2012 kebijakan pada Bank Bukopin tidak ada larangan untuk membiayai kredit dalam sektor perhotelan sehingga layak untuk diberikan kredit. Berdasarkan Hasil analisis dengan menggunakan metode 5C maka PT.SPH layak untuk diberikan pinjaman kredit oleh pihak Bank Bukopin. Saran Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya penulis menyarankan yaitu : 1. Sebaiknya Bank menambahkan perhitungan NPV dalam menganalisis kelayakan kredit 2. Sebaiknya Bank menggunakan Feasability Study (FS) dari Perusahaan Independent 3. Sebaiknya Bank Bukopin melakukan analisa Trade Checking tidak hanya Bank Checking perusahaan saja, karena apabila perusahaan tersebut belum pernah meminjam kredit pada bank lain atau perusahaan baru maka bank tidak memperoleh informasi mengenai karakter calon debitur. Tetapi Bank checking terhadap pengurusnya juga. Jika hasil dari Trade Checking menunjukkan hasil yang tidak baik maka sebaiknya proses kredit dihentikan. DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, Lukma. 2005. Manajemen Perbankan, edisi kedua, Ghalia Indonesia, Bogor. Hasibuan,Malayu. 2008. Dasar – Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta. Jusuf, Jopie. 2005. Analisis Kredit untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kasmir . 2006. Dasar – Dasar Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. _______. 2007. Manajemen Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta _______. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada. Jakarta. Prawoto, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM, Yogyakarta.
Sigit, Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Salemba Empat, Jakarta. Suhardjono, Indra Bastian. 2006. Akuntansi Perbankan. Liberty. Jogyakarta. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.
Universitas
Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta : Rineka Cipta Sutarno. 2005. Aspek – Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Bandung. www.Bukopin.co.id