Bab IV Analisis Kelayakan Investasi
4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya
investasi
mencakup
modal
awal
yang
diperlukan
untuk
mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas distrik di satu kawasan. Dalam analisis biaya investasi digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: •
Harga chiller Rp. 2.200.000,00/TR.
•
Harga cooling tower Rp. 100.000,00/TR.
•
Harga pompa Rp. 1.500.000,00/kW.
•
Harga FCU Rp. 1.500.000,00/TR.
•
Harga boiler Rp. 300.000,00/kW.
•
Harga tangki penyimpan Rp. 250.000,00/m3.
•
Harga tangki tekan Rp. 375.000,00/m3.
•
Harga bangunan Rp. 2.000.000,00/m2.
Estimasi biaya investasi dibagi menjadi dua yaitu sistem tata udara distrik dan sistem air panas distrik. Biaya investasi sistem tata udara distrik dapat dilihat pada Tabel 4.1, sedangkan biaya investasi sistem air panas distrik pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Biaya Investasi Sistem Tata Udara Distrik No 1 2 3 4 5 6
Peralatan Chiller Cooling tower Pompa air dingin Pompa primer Pompa air kondensor Pompa sekunder 1 Pompa sekunder 2
Harga satuan (Rp) 4.400.000.000,00 250.000.000,00 55.500.000,00 55.500.000,00 255.000.000,00 255.000.000,00
33
4 4
Harga Total (Rp) 17.600.000.000,00 1.000.000.000,00
5 5 2 2
277.500.000,00 277.500.000,00 510.000.000,00 510.000.000,00
Jumlah
Tabel 4.1 (lanjutan) No 7 8 9 10
Harga satuan (Rp) 270.000.000,00 67.500.000,00 255.000.000,00 532.500.000,00
Peralatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pompa sekunder 3 Pompa sekunder 4 Pompa sekunder 5 Pompa sekunder 6 FCU FCU 1 FCU 2 FCU 3 FCU 4 FCU 5 FCU 6 FCU 7 FCU 8 FCU 9
20 21
Chilled water pipeline Bangunan
735.000,00 870.000,00 1.005.000,00 630.000,00 1.080.000,00 2.340.000,00 2.040.000,00 1.380.000,00 3.180.000,00
400.000.000,00
2 2 2 2
Harga Total (Rp) 540.000.000,00 135.000.000,00 510.000.000,00 1.065.000.000,00
3465 2826 1052 2908 614 524 1811 2190 259
2.546.775.000,00 2.458.620.000,00 1.057.260.000,00 1.832.040.000,00 663.120.000,00 1.226.160.000,00 3.694.440.000,00 3.022.200.000,00 823.620.000,00
1
10.000.000.000,00 400.000.000,00 50.149.235.000,00
Jumlah
Total
Tabel 4.2 Biaya Investasi Sistem Air Panas Distrik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Peralatan Boiler Penukar panas Tangki air panas Tangki tekan 1 Tangki tekan 2 Tangki tekan 3 Tangki tekan 4 Tangki tekan 5 Tangki tekan 6 Tangki tekan 7 Tangki air hangat Tangki air panas Pompa air panas Pompa 1 Pompa 2 Pompa 3
Harga satuan (Rp) 969.000.000,00 7.000.000,00
3 5
Harga Total (Rp) 2.907.000.000,00 35.000.000,00
3.536.250,00 3.300.000,00 2.947.500,00 2.358.750,00 1.492.500,00 3.240.000,00 3.240.000,00 12.753.125,00 12.752.500,00
2 2 2 2 2 2 2 2 2
7.072.500,00 6.600.000,00 5.895.000,00 4.717.500,00 2.985.000,00 6.480.000,00 6.480.000,00 25.506.250,00 25.505.000,00
22.500.000,00 5.550.000,00 5.550.000,00
2 2 2
45.000.000,00 11.100.000,00 11.100.000,00
34
Jumlah
Tabel 4.2 (lanjutan) No
Peralatan
15 16 17 18 19 20 21
Pompa 4 Pompa 5 Pompa 6 Pompa 7 Pompa tangki air hangat Pompa tangki air panas Pompa boiler
Harga satuan (Rp) 5.550.000,00 8.250.000,00 11.250.000,00 11.250.000,00 3.127.500,00 3.127.500,00 2.250.000,00
22 23
Hot water pipeline Bangunan
400.000.000,00
Harga Total (Rp) 11.100.000,00 16.500.000,00 22.500.000,00 22.500.000,00 9.382.500,00 9.382.500,00 4.500.000,00
Jumlah 2 2 2 2 3 3 2
1
Total
6.000.000.000,00 400.000.000,00 9.596.306.250,00
Estimasi biaya investasi pipeline dapat dilihat pada Lampiran B.
4.1.2 Biaya Operasional dan Beban Listrik Perangkat peralatan penunjang sistem ini beroperasi dengan menggunakan pasokan listrik dari PLN. Daya listrik yang dipasang disesuaikan dengan kebutuhan perangkat sistem, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kebutuhan Daya Listrik Sistem Energi Distrik Sistem Tata Udara Distrik No
Peralatan
1 2 3
Chiller Cooling tower Pompa primer Pompa air kondensor Pompa sekunder 1 Pompa sekunder 2 Pompa sekunder 3 Pompa sekunder 4 Pompa sekunder 5 Pompa sekunder 6
4 5 6 7 8 9 10
Kebutuhan daya listrik
Sistem Air Panas Distrik No
Peralatan
1 2 3
Pompa 1 Pompa 2 Pompa 3
Daya (kW) 15 3,7 3,7
148
4
Pompa 4
3,7
170 170 180 45 170 355
5 6 7 8 9 10
Pompa 5 Pompa 6 Pompa 7 Pompa air hangat Pompa air panas Pompa boiler
5,5 7,5 7,5 4,17 4,17 1,5
Daya (kW) 3870 134 148
5390
Kebutuhan daya listrik
Total daya terpasang (kVA)
5446,44
35
56,44
Dari Tabel 4.3 didapat daya yang terpasang sebesar 5446,44 kW, maka dikenakan golongan tarif I-3/TM dengan biaya beban Rp. 31.300 per bulan[7], sehingga biaya beban listrik per tahun untuk masing-masing sistem adalah: •
Sistem tata udara distrik
:
5390kVA x Rp.31.300,00/kVA/bulan x 12 bulan •
Sistem air panas distrik
= Rp. 2.024.484.000,00
:
54,44 kVA x Rp.31.300,00/kVA/bulan x 12 bulan = Rp. 21.198.864,00
Pemakaian listrik dibagi atas dua zona waktu yaitu waktu beban puncak pada pukul 17.00-22.00 dan luar waktu beban puncak.. Pada waktu beban puncak, harga listrik ditetapkan dua kali lipat dari harga listrik di luar waktu beban puncak. Pada sistem tata udara distrik, chiller, pompa primer dan pompa air kondensor beroperasi sesuai dengan beban pendinginan yang harus diatasi. Perhitungan konsumsi listrik per tahun ketiga peralatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran B. Sementara itu, cooling tower dan pompa sekunder beroperasi sesuai dengan daya masing-masing selama 24 jam. Hasil perhitungan biaya operasional sistem tata udara distrik dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Biaya Operasional Listrik Sistem Tata Udara Distrik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Peralatan Chiller Cooling tower Pompa primer Pompa air kondensor Pompa sekunder 1 Pompa sekunder 2 Pompa sekunder 3 Pompa sekunder 4 Pompa sekunder 5 Pompa sekunder 6
Konsumsi Listrik LWBP WBP (kWh) (kWh) 16278004,94 4397610,13 929290 244550 906056 7548
Biaya Listrik (Rp) LWBP WBP Rp.439,00/kWh Rp.878,00/kWh 7.146.044.167,68 3.861.101.695,70 407.958.310,00 214.714.900,00 397.758.584,00 6.627.144,00
906056
7548
397.758.584,00
6.627.144,00
1178950 1178950 1248300 312075 1178950 2461925
310250 310250 328500 82125 310250 647875
517.559.050,00 517.559.050,00 548.003.700,00 137.000.925,00 517.559.050,00 1.080.785.075,00 11.667.986.495,68
272.399.500,00 272.399.500,00 288.423.000,00 72.105.750,00 272.399.500,00 568.834.250,00 5.835.632.383,70 17.503.618.879,38
Jumlah Biaya operasional listrik per tahun
36
Pada sistem air panas distrik, semua pompa beroperasi selama tiga jam pada waktu beban puncak dan tiga jam pada luar waktu beban puncak, kecuali pompa air panas yang beroperasi masing-masing 45 menit pada waktu beban puncak dan luar beban puncak. Biaya operasional listrik sistem air panas distrik dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Biaya Operasional Listrik Sistem Air Panas Distrik Konsumsi Listrik No Peralatan LWBP WBP (kWh) (kWh) 1 Pompa 1 16425 16425 2 Pompa 2 4051,5 4051,5 3 Pompa 3 4051,5 4051,5 4 Pompa 4 4051,5 4051,5 5 Pompa 5 6022,5 6022,5 6 Pompa 6 8212,5 8212,5 7 Pompa 7 8212,5 8212,5 8 Pompa air hangat 4566,15 4566,15 9 Pompa air panas 1141,5375 1141,5375 10 Pompa boiler 1642,5 1642,5 Jumlah Biaya operasional listrik per tahun
Biaya Listrik (Rp) LWBP WBP Rp.439,00/kWh Rp.878,00/kWh 7.210.575,00 14.421.150,00 1.778.608,50 3.557.217,00 1.778.608,50 3.557.217,00 1.778.608,50 3.557.217,00 2.643.877,50 5.287.755,00 3.605.287,50 7.210.575,00 3.605.287,50 7.210.575,00 2.004.539,85 4.009.079,70 501.134,96 1.002.269,93 721.057,50 1.442.115,00 25.627.585,31 51.255.170,63 76.882.755,94
4.1.3 Biaya Operasional Bahan Bakar Boiler Boiler yang digunakan dalam sistem ini merupakan boiler dengan bahan bakar gas alam. Perhitungan konsumsi bahan bakar boiler untuk satu kali mandi adalah sebagai berikut: •
LHV gas alam
= 14642 kkal/kg = 58070,172 Btu/kg
•
Harga gas alam[8]
= US$4,5/MMBtu = Rp. 42.750,00/MMBtu
•
Harga gas alam per kg
= 58070,172 Btu / kg ×
Rp.54150,00 10 6 Btu
= Rp.2482,50 •
Kapasitas pemanasan boiler = 5814 kW = 5002485,66 kkal/h
•
Kebutuhan bahan bakar
=
1389,58kkal / h = 341,65kg / h 14642kkal / kg
37
•
Biaya bahan bakar
= 341,65kg / h × 3 jam × Rp.3144,50 / kg
= Rp. 5.088.923,61 •
Biaya bahan bakar boiler per tahun adalah: Rp. 6.445.969,91 x 2 x 365 = Rp. 1.857.457.117,42
4.1.4 Biaya Perawatan
Biaya perawatan dibutuhkan untuk mempertahankan performa peralatan agar tetap beroperasi dengan baik. Asumsi biaya perawatan per tahun sebesar 2% dari biaya investasi, maka: •
Sistem tata udara distrik
= 2% x Rp. 50.149.235.000,00 = Rp. 1.002.984.700,00
•
Sistem air panas distrik
= 2% x Rp. 9.596.306.250,00 = Rp. 191.926.125,00
4.1.5 Biaya Penyusutan
Metode yang digunakan dalam menentukan besarnya biaya penyusutan per tahun adalah metode garis lurus, yaitu membagi biaya penyusutan secara merata per umur aset. Umumnya sistem energi distrik berumur 20 hingga 30 tahun. Dalam perhitungan, digunakan asumsi sistem berumur 20 tahun, sehingga biaya penyusutan per tahun adalah: •
Sistem tata udara distrik
= Rp. 50.149.235.000,00 / 20 = Rp. 2.507.461.750,00
•
Sistem air panas distrik
= Rp. 9.596.306.250,00 / 20 = Rp. 479.815.312,50
4.1.6 Biaya Personil
Dengan pengaplikasian sistem energi distrik maka dibutuhkan tenaga kerja untuk mengoperasikan kegiatan. Perkiraan biaya personil yang dibutuhkan dalam sistem energi distrik dapat dilihat pada Tabel 4.6.
38
Tabel 4.6 Biaya Personil per Tahun Jumlah
Gaji/bulan
Total
Personil
(Rp)
(Rp)
General Manager
1
7.500.000,00
7.500.000,00
2
Manager
3
5.000.000,00
15.000.000,00
3
Teknisi Kelistrikan
3
2.000.000,00
6.000.000,00
4
Teknisi Boiler
6
2.000.000,00
12.000.000,00
5
Teknisi AC
9
2.000.000,00
18.000.000,00
6
Administrasi
2
1.500.000,00
3.000.000,00
7
Cleaning Service
10
1.000.000,00
10.000.000,00
No
Posisi
1
Biaya personil/bulan
71.500.000,00
Biaya personil/tahun (termasuk THR)
929.500.000,00
Biaya personil untuk masing-masing sistem adalah: •
Sistem tata udara distrik
: Rp. 503.750.000,00
•
Sistem air panas distrik
: Rp. 425.750.000,00
4.1.7 Biaya Komunikasi dan Administrasi
Biaya komunikasi dan administrasi diperlukan untuk menunjang kelancaran sistem tata udara dan penyediaan air panas distrik. Diasumsikan biaya komunikasi dan administrasi sebesar Rp. 5.000.000,00 per bulan, sehingga biaya per tahun sebesar Rp. 60.000.000,00. Biaya untuk masing-masing sistem sebesar Rp. 30.000.000,00 per tahun.
4.1.8 Biaya Tahunan
Dari estimasi masing-masing komponen biaya pada kedua sistem, didapatkan perhitungan biaya tahunan. Pada sistem tata udara distrik, biaya per tahun dikonversikan menjadi besaran biaya per kapasitas pendinginan agar dapat diperbandingkan dengan sistem konvensional. Kapasitas pendinginan maksimum sistem diketahui sebesar 6000 TR.
39
Perhitungan biaya tahunan sistem tata udara distrik dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Biaya Tahunan Sistem Tata Udara Distrik Biaya per tahun (Rp) 17.503.618.879,38
Biaya per TR (Rp) 443,03
Biaya beban listrik
2.024.484.000,00
38,52
Biaya perawatan
1.002.984.700,00
19,08
Biaya penyusutan
2.507.461.750,00
47,71
503.750.000,00
9,58
30.000.000,00
0,57
23.572.299.329,38
558,49
Komponen biaya Biaya operasional
Biaya personil Biaya komunikasi Total
Dengan asumsi penggunaan efektif sistem tata udara oleh pelanggan selama 18 jam per hari, maka biaya pendinginan per TR per bulan sebesar: Rp. 558,49 x 18 jam/hari x 30 hari = Rp. 301.583,00
Pada sistem air panas distrik, biaya tahunan dikonversikan menjadi biaya pemanasan air per liter. Disebut biaya pemanasan karena komponen biaya tersebut belum memperhitungkan biaya operasional air bersih yang akan dijual. Kebutuhan air per hari untuk satu kawasan sebesar 503.260 liter. Biaya tahunan sistem air panas distrik dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Biaya Tahunan Sistem Air Panas Distrik
Biaya operasional
76.882.755,94
Biaya pemanasan air per liter (Rp) 0,42
Biaya beban listrik
21.198.864,00
0,12
Biaya bahan bakar
1.857.457.117,42
10,11
Biaya perawatan
191.926.125,00
1,04
Biaya penyusutan
479.815.312,50
2,61
Biaya personil
425.750.000,00
2,32
30.000.000,00
0,16
3.083.030.174,86
16,78
Komponen biaya
Biaya komunikasi Total
Biaya per tahun (Rp)
40
4.2 Analisis Manfaat 4.2.1 Perbandingan dengan Sistem Pendinginan Konvensional
Untuk memenuhi kriteria kenyamanan yang berkaitan dengan sistem tata udara, biasanya digunakan AC yang dipasang pada tiap ruangan yang hendak dikondisikan. Dengan asumsi AC umum yang beredar di pasaran memiliki coefficient of performance (COP) sebesar 3, maka perhitungan biaya dengan sistem pendinginan konvensional adalah sebagai berikut: COP =
dengan Q
Q Wnet
= output pendinginan yang diinginkan (kW)
Wnet = input daya kerja (kW)
Untuk beban pendinginan sebesar 1 TR maka daya AC yang diperlukan adalah:
1TR × Wnet =
3,517kW 1TR = 1,172kW 3
Dari data beban pendinginan maksimum per ruangan, diketahui bahwa pemasangan daya 1300 VA tidak mencukupi kebutuhan daya apabila semua ruangan hendak dikondisikan dengan AC biasa. Untuk memenuhi keinginan tersebut, paling tidak daya terpasang harus antara 2.200 VA sampai 6.600 VA, yang merupakan golongan tarif R-2/TR, atau di atas 6.600 VA, yaitu golongan tarif R-3/TR[7]. Untuk menganalisis biaya sistem konvensional ini diambil asumsi harga listrik golongan tarif R-2/TR yang lebih murah yaitu Rp. 560,00/kWh. Untuk golongan tarif rumah tangga, tidak ada perbedaan tarif pada waktu beban puncak dan luar waktu beban puncak. Sementara itu, biaya perawatan AC per TR diasumsikan sebesar Rp 75.000,00 per tiga bulan, sehingga biaya perawatan per tahun sebesar Rp. 300.000,00[9] atau Rp.25.000,00 per bulan.
41
Dengan asumsi penggunaan sistem AC efektif selama 18 jam per hari, maka biaya per TR per bulan = 1,172kW x 18 jam/hari x 30hari x Rp. 560,00/kWh + Rp.25.000,00 = Rp.379.412,80
Sebagai pembanding, apabila sistem konvensional diganti dengan sistem tata udara distrik, maka konsumen cukup memasang FCU pada ruangan yang ingin dikondisikan. Penggantian perangkat AC menjadi FCU akan menghemat konsumsi listrik karena untuk kapasitas pendinginan 1 TR, daya yang dibutuhkan FCU hanya sekitar 0,07 kW, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Daya per Kapasitas Pendinginan FCU Daya
Kapasitas
Daya per kapasitas
No.
Tipe
listrik (W)
pendinginan (TR)
pendinginan (kW/TR)
1
MWM007GW
30
0,49
0,06
2
MWM010GW
45
0,58
0,05
3
MWM015GW
45
0,67
0,07
4
MCM007BW
30
0,42
0,07
5
MCM015BW
45
0,72
0,06
6
MCM030DW
90
1,56
0,06
7
MCE025EW
75
1,36
0,06
8
MCK015CW
64
0,92
0,07
9
MCK040AW
105
2,12
0,05
Dengan pemasangan FCU, maka biaya per TR per bulan yang dikeluarkan konsumen untuk biaya listrik adalah: 0,07 kW x 18 jam/hari x 30 hari x Rp. 560,00/kWh = Rp. 21.168,00
Selisih biaya listrik yang dibayar konsumen jika beralih dari sistem konvensional ke sistem tata udara distrik adalah: Rp. 379.412,80 – Rp. 21.168,00 = Rp. 358.244,80
Dari selisih biaya tersebut, dapat ditentukan harga jual energi.
42
4.2.2 Perbandingan dengan Sistem Pemanas Air Konvensional
Sistem pemanas air yang digunakan sebagai pembanding dan umum digunakan adalah pemanas air elektrik (electrical water heater). Dengan perhitungan kasar bahwa sistem tidak mempergunakan pompa, biaya listrik untuk memanaskan satu liter air dari temperatur ruang 25oC hingga temperatur air panas 60oC adalah: •
Massa air
= 1 liter x 1kg/liter = 1 kg
•
Cp air
= 4200 Joule/kgK
•
∆T
= 35oC
•
Efisiensi pemanas air = 95%
•
Energi listrik yang dibutuhkan
= 1 kg x 4200 J/kgK x 35oC / 95% = 154736 Joule = 0,043 kWh
•
Biaya pemanasan air per liter
= 0,043 kWh x Rp. 560,00/kWh = Rp. 24,08
Karena perhitungan yang dilakukan merupakan asumsi terburuk yang belum memperhitungkan komponen penunjang lain, maka biaya pemanasan air panas per liter yang didapat dari hasil perhitungan merupakan biaya minimal yang diperlukan untuk memanaskan satu liter air dengan sistem konvensional.
4.2.3 Penentuan Tarif Jual Energi
Sistem tata udara distrik pada dasarnya menjual energi pendinginan ke tiap ruangan yang dikondisikan oleh FCU. Sistem penjualan yang diterapkan adalah sistem berlangganan FCU dengan bayaran tetap setiap bulannya untuk pemakaian unlimited. Harga berlangganan untuk masing-masing FCU berbeda disesuaikan dengan kapasitas pendinginan FCU tersebut. Dari sub pasal sebelumnya, didapat biaya per TR per bulan untuk sistem tata udara distrik sebesar Rp. 301.583,00, sedangkan penghematan sistem konvensional sebesar Rp. 358.244,80, sehingga harga jual energinya:
Rp. 301.583,00 < harga jual pendinginan < Rp. 358.244,80
43
Ditentukan seandainya tarif jual energi Rp. 330.000,00 per bulan per TR, maka tarif berlangganan untuk masing-masing FCU dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Tarif Berlangganan FCU No.
Tipe FCU
Kapasitas Pendinginan (TR)
Tarif Berlangganan per Bulan (Rp)
1
MWM007GW
0,49
161.700,00
2
MWM010GW
0,58
191.400,00
3
MWM015GW
0,67
221.100,00
4
MCM007BW
0,42
138.600,00
5
MCM015BW
0,72
237.600,00
6
MCM030DW
1,56
514.800,00
7
MCE025EW
1,36
448.800,00
8
MCK015CW
0,92
303.600,00
9
MCK040AW
2,12
699.600,00
Sementara itu, pada sistem air panas distrik, yang dijual adalah air panas per liter. Diasumsikan sistem air panas distrik ini memiliki sistem penyediaan air bersih sendiri sehingga harga air bersih yang digunakan akan sama dengan harga air yang dibeli konsumen dari PDAM yaitu Rp.3,00 per liter atau Rp. 3.000,00 per m3. Dari sub pasal sebelumnya, didapat biaya pemanasan air per liter dengan sistem air panas distrik sebesar Rp. 16,78, sedangkan dengan sistem konvensional minimal Rp. 24,08, sehingga harga jual pemanasan air per liter:
Rp. 16,78 < harga jual pemanasan < Rp. 24,08
Ditentukan seandainya harga jual pemanasan air per liter sebesar Rp. 23,00, maka harga jual air panas per liter adalah:
Rp. 23,00 + Rp. 3,00 = Rp. 26,00
44
4.2.4 Analisis Laba per Tahun
Setelah harga jual ditentukan, besarnya penghasilan per tahun dapat diperhitungkan. Penghasilan tersebut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan sistem, sehingga didapat laba kotor per tahun. Laba kotor ini akan menjadi objek untuk pajak. Besarnya pajak yang dikenakan untuk badan usaha[10] yaitu: •
Rp. 0 s.d Rp. 50.000.000,00 dikenai tarif 10%.
•
Rp.50.000.000,00 s.d Rp. 100.000.000,00 dikenai tarif 15%.
•
Rp. 100.000.000,00 ke atas dikenai tarif 30%.
Setelah dipotong pajak, didapat laba bersih yang menentukan aliran kas tahunan dan analisis kelayakan investasi. Perhitungan laba bersih sistem tata udara dan air panas distrik dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Laba Bersih Sistem Tata Udara dan Air Panas Distrik Sistem Tata Udara Distrik Tipe FCU Jumlah Income (Rp) MWM007GW 3465 6.723.486.000,00 MWM010GW 2826 6.490.756.800,00 MWM015GW 1052 2.791.166.400,00 MCM007BW 2908 4.836.585.600,00 MCM015BW 614 1.750.636.800,00 MCM030DW 524 3.237.062.400,00 MCE025EW 1811 9.753.321.600,00 MCK015CW 2190 7.978.608.000,00 MCK040AW 259 2.174.356.800,00 Total income per tahun 45.735.980.400,00 Total biaya per tahun 23.572.299.329,38 Laba kotor per tahun 22.163.681.070,62 Sistem Air Panas Distrik Total income per tahun Total biaya per tahun Laba kotor per tahun
4.224.867.700,00 3.083.030.174,86 1.141.837.525,14
Sistem Tata Udara dan Air Panas Distrik Total laba kotor per tahun Pajak Laba bersih setelah pajak
45
23.305.518.595,76 7.000.405.548,73 16.305.113.017,03
4.3 Analisis Kelayakan Investasi
Dalam analisis kelayakan investasi, digunakan beberapa asumsi yaitu: •
Suku bunga diskonto (BI Rate) sebesar 8,5%.
•
Laju inflasi per tahun sebesar 6,5%.
Dari analisis biaya diperoleh estimasi biaya investasi total untuk sistem tata udara dan air panas distrik sebesar Rp. 60.745.541.250,00. Dengan laba bersih sebesar Rp. 15.909.387.668,45 per tahun dan umur sistem 20 tahun, analisis kelayakan investasinya disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Analisis Kelayakan Investasi Sistem Berumur 20 Tahun Tahun
Arus kas
Sisa investasi
NPV
IRR
PI
0
-59.745.541.250,00
1
16.305.113.017,03
-43.440.428.232,97
-41.214.550.522,81
-73%
0,310
2
17.364.945.363,14
-26.075.482.869,83
-27.619.394.169,21
-31%
0,538
3
18.493.666.811,74
-7.581.816.058,09
-14.274.839.776,03
-6%
0,761
4
19.695.755.154,51
12.113.939.096,42
-1.176.267.952,32
8%
0,980
5
20.975.979.239,55
33.089.918.335,96
11.680.855.542,85
16%
1,196
6
22.339.417.890,12
55.429.336.226,08
24.300.981.369,90
21%
1,407
7
23.791.480.052,98
79.220.816.279,06
36.688.478.149,45
25%
1,614
8
25.337.926.256,42
104.558.742.535,48
48.847.633.974,53
27%
1,818
9
26.984.891.463,09
131.543.633.998,57
60.782.657.895,01
29%
2,017
10
28.738.909.408,19
160.282.543.406,76
72.497.681.374,56
30%
2,213
11
30.606.938.519,72
190.889.481.926,48
83.996.759.720,84
31%
2,406
12
32.596.389.523,50
223.485.871.449,98
95.283.873.489,31
32%
2,595
13
34.715.154.842,53
258.201.026.292,51
106.362.929.861,13
32%
2,780
14
36.971.639.907,29
295.172.666.199,80
117.237.763.995,68
33%
2,962
15
39.374.796.501,27
334.547.462.701,07
127.912.140.358,16
33%
3,141
16
41.934.158.273,85
376.481.620.974,92
138.389.754.022,72
33%
3,316
17
44.659.878.561,65
421.141.499.536,57
148.674.231.951,53
33%
3,488
18
47.562.770.668,16
468.704.270.204,73
158.769.134.250,31
33%
3,657
19
50.654.350.761,59
519.358.620.966,32
168.677.955.400,73
33%
3,823
20
53.946.883.561,09
573.305.504.527,41
178.404.125.470,03
33%
3,986
46
Dengan cara yang sama dengan memperhitungkan biaya penyusutan yang bertambah, analisis kelayakan investasi sistem bila berumur 15 tahun dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan untuk sistem berumur 10 tahun pada Tabel 4.14.
Tabel 4.13 Analisis Kelayakan Sistem Berumur 15 Tahun Tahun
Arus kas
Sisa investasi
NPV
IRR
PI
0
-59.745.541.250,00
1
15.608.081.702,45
-44.137.459.547,55
-41.806.647.458,05
-74%
0,300
2
16.622.607.013,11
-27.514.852.534,45
-28.792.673.810,46
-33%
0,518
3
17.703.076.468,96
-9.811.776.065,49
-16.018.589.078,03
-8%
0,732
4
18.853.776.439,44
9.042.000.373,95
-3.479.971.345,27
6%
0,942
5
20.079.271.908,00
29.121.272.281,96
8.827.519.793,33
14%
1,148
6
21.384.424.582,03
50.505.696.863,98
20.908.144.735,83
20%
1,350
7
22.774.412.179,86
73.280.109.043,84
32.766.085.347,59
23%
1,548
8
24.254.748.971,55
97.534.858.015,39
44.405.446.408,90
26%
1,743
9
25.831.307.654,70
123.366.165.670,09
55.830.257.035,91
27%
1,934
10
27.510.342.652,25
150.876.508.322,34
67.044.472.075,31
29%
2,122
11
29.298.514.924,65
180.175.023.246,99
78.051.973.473,44
30%
2,306
12
31.202.918.394,75
211.377.941.641,74
88.856.571.620,00
30%
2,487
13
33.231.108.090,41
244.609.049.732,15
99.462.006.667,07
31%
2,665
14
35.391.130.116,29
280.000.179.848,44
109.871.949.823,88
31%
2,839
15
37.691.553.573,85
317.691.733.422,29
120.090.004.627,57
32%
3,010
Tabel 4.14 Analisis Kelayakan Sistem Berumur 10 Tahun Tahun
Arus kas
Sisa investasi
NPV
IRR
PI
0
-59.745.541.250,00
1
14.214.019.073,28
-45.531.522.176,72
-42.990.841.328,52
-76%
0,280
2
15.137.930.313,04
-30.393.591.863,67
-31.139.233.092,96
-36%
0,479
3
16.121.895.783,39
-14.271.696.080,28
-19.506.087.682,02
-12%
0,674
4
17.169.819.009,31
2.898.122.929,03
-8.087.378.131,18
2%
0,865
5
18.285.857.244,92
21.183.980.173,95
3.120.848.294,29
11%
1,052
6
19.474.437.965,84
40.658.418.139,79
14.122.471.467,68
16%
1,236
7
20.740.276.433,62
61.398.694.573,40
24.921.299.743,87
20%
1,417
8
22.088.394.401,80
83.487.088.975,21
35.521.071.277,64
23%
1,595
9
23.524.140.037,92
107.011.229.013,13
45.925.455.317,69
24%
1,769
10
25.053.209.140,38
132.064.438.153,51
56.138.053.476,83
26%
1,940
47
Payback period ditandai dengan nilai sisa investasi yang positif, menandakan sisa investasi sudah tertutupi oleh aliran kas tahunan. Sedangkan break even point ditandai dengan nilai NPV positif, IRR di atas suku bunga diskonto, dan PI di atas satu. Perbandingan kelayakan investasi untuk berbagai umur sistem disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Kelayakan Investasi Pada Berbagai Umur Sistem Umur Sistem
NPV (tahun terakhir)
IRR (tahun terakhir)
PI (tahun terakhir)
Payback period
Break even point
20 tahun
Rp. 178.404.125.470,03
33%
3,986
Tahun ke-4
Tahun ke-5
15 tahun
Rp. 120.090.004.627,57
32%
3,010
Tahun ke-4
Tahun ke-5
10 tahun
Rp 56.138.053.476,83
26%
1,940
Tahun ke-4
Tahun ke-5
48