ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI ACEH BUSRA Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe
ABSTRACT
This research conducted by 23 town sub-province in Aceh. This Research aim to know about analyse factor influence poverty in Provinsi Aceh, this research is conducted during five of year from 2007-2010. This research use panel data ( data pooling) compose 5 data of time series and 23 data of cross section, with amount of abservasi counted 115 observation . This Research use linear regresi in the form of linear logarithm of data analysis and model use model effect fixed ( FEM) to see influence of variable Result of this research find that two variable that is PDRB and of Un_Empl have influence which significant to poverty , where value of t-statistic bigger than value of t-tabel that is 1,657,at degree of freedom equal to 5 %. Meanwhile from this test show that all variable by together have an effect on significant to poverty in Aceh Keyword: Data Panel, PDRB, Education, unemployment, linear model.
PENDAHULUAN
kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah dapat
Latar Belakang Penelitian
mewujudkan cita-cita yang diinginkan. Perencanaan adalah upaya yang dilakukan
Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
merupakan
satu
upaya
untuk mengantisipasi
untuk
ketidakseimbangan yang
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
bersifat komulatif, artinya memanage semua
Semua
permasalahan
kebijakan
dan
berbagai
kegiatan
yang
ada
agar
memiliki
pembangunan diarahkan pada upaya mencapai
keseimbangan yang baik.
kemakmuran tersebut. Pencapaian pembangunan
adalah tolok ukur proses pembangunan yang
yang diarahkan untuk mewujudkan masyarakat
dilaksankan. Pembangunan yang dilakukan oleh
yang makmur haruslah dilakukan dengan terarah
pemerintah haruslah dilakukan secara terpadu,
terencana
sistematis serta berkesinambungan. pembangunan
dan
sistematis,
sehingga
semua
Standar pencapaian
itu sendiri adalah upaya yang dilakukan oleh 1
pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan
tidak akan bermanfaat secara optimal jika tidak
pemerataan baik secara nasional maupun daerah.
disertai dengan pemerataan pendapatan tersebut.
Pembangunan yang dilakukan baik pembagunan jangka panjang maupun pembangunan
Pemerintah
jangka
selama ini telah berupaya
dalam melaksanakan program pembangunan dan
pendek semua bertujuan untuk mengurangi laju
berbagai
pertumbuhan penduduk miskin.
kebijakan
untuk
penanggulangan
kemiskinan, akan tetapi, akar permasalahan
Pembangunan daerah dilakukan seacara
kemiskinan masih belum terpecahkan, kebijakan
terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan
dan program yang dijalankan masih belum
perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan
memberikan
dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing
masih menjadi permasalahan serius di banyak
daerah.
daerah dan.
Salah satu tolok ukur keberhasilan
pembangunan
daerah
adalah
kemampuan
hasil yang optimal.
Masih terdapat gap antara rencana
dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan
pemerintah daerah dalam mengurangi angka
program
kemiskinan. Oleh karena itu perlu satu strategi
berorientasi pada program sektoral.
dan instrument pembangunan yang tepat yang
ada
ini akan menjadi salah satu kriteria pemilihan manjadi
titik
berat
ini
tidak
secara
masih
tingkat
nasional,
yaitu
persoalan Oleh
karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah
Para ahli ekonomi menilai pertumbuhan saat
di
kemiskinan yang masih relatif tinggi.
dalam
pembangunan atau pemilihan sektor andalan.
ekonomi
kemiskinan
Aceh tidak jauh beda dengan permasalahan yang
kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran. Hal
yang
penanggulangan
Permasalah strategis yang ada di provinsi
diarahkan pada efektivitas upaya pengurangan
sektor
Kemiskinan
pusat,sebagai penyangga dalam proses perbaikan
signifikan
taraf kehidupan maasyarakat miskin. Pemerintah
menurunkan angka kemiskinan. banyak negara
memiliki tanggungjawab mencari jalan keluar
yang sedang berkembang ekonominya tumbuh
dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam
dengan baik, tetapi kemiskinan tetap saja tinggi
rangka pengetasan kemiskinan
dan pengangguran justru meningkat. oleh karena
Tabel 1
itu muncul teori baru seperti teori pertumbuhan
Jumlah penduduk miskin di proivinsi Aceh tahun 2007-2011
dan pemerataan dan distribusi New-keynesian. Secara umum berpendapat bahwa pertumbuhan
No 2
Tahun
Jumlah Penduduk
1 2 3 4 5
Sumber :BPS 2011
Miskin (000) 1083,7 959,7 892,86 861,85 900,19 Sumber :BPS 2011
2007 2008 2009 2010 2011
Pertumbuhan
pendapatan
memberikan peluang kepada pemerintah daerah untuk
menjalankan
program
yang
telah
direncanakan dengan baik. Seperti program pendidikan.
Sejak dicanangkan
dalam
otonomi daerah,
Tidak ada yang bisa membantah
bahwa pendidikan merupakan pioneer dimasa
provinsi Aceh mendapatkan dana bagi hasil
datang suatu bangsa.
dalam jumlah yang lebih besar. Sejalan dengan
dengan pendidikan karakter dan jati diri sebuah
hal tersebut pandapatan daerah (PDRB) juga
masyarakat.
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
karena mengalami kebodohan dan secara terus
Pemerintah
menerus
daerah
provinsi
Aceh
mampu
Pendidikan menyangkut
Banyak orang menjadi miskin
mengalami
pembodohan
secara
menjalankan program-program strategis yang
sistematis.
menjadi prioritas untuk dilaksanakan.. Dari table
dipahami bahwa kemiskinan bisa menyebabkan
2 di bawah dapat dilihat dari tahun ke tahun
kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan
pendapatan
baik
kemiskinan (Winardi,2010). Tingkat pendidikan
pendapatan migas maupun pendapatan dari non
dapat diukur salah satunya dengan angka melek
migas. Namun jika dilihat kembali table 1 diatas
hurup
angka
pendidikan.
daerah
kemiskinan
terus
juga
meningkat
pada
tahun
2011
atau
Oleh karena itu menjadi mudah
besarnya
alokasi
dana
untuk
meningkat . Berikut ini PDRB provinsi Aceh Rumusan Permasalahan
berdasarkan harga konstan tahun 2000.
Tingginya angka kemiskinan di Aceh
Tabel 2
menunjukan program pembangunan yang selama
PDRB Aceh Tahun 2008-2010 berdasarkan harga konstan 2000 No
Tahun
PDRB
PDRB Non
dengan Migas
Migas
(000.000)
(000.000)
1
2008
34.097.99
26.523.09
2
2009
32.220.88
25.576.59
3
2010
33.071.14
29.042.32
ini
dilaksanakan
oleh
pemerintah
belum
memberikan hasil yang maksimal, terutama program penanggulangan kemiskinan. Padahal pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai macam program baik yang sifatnya jangka pendek mapun jangka panjang. Oleh karena itu dalam penelitian ini menarik untuk melihat 3
permasalahan, yaitu apa saja faktor –faktor yang
Pertumbuhan ekonomi juga dapat diukur
mempengaruhi kemiskinan di Aceh
dengan kenaikan kapasitas produksi suatu Negara atau suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari tiga
TINJAUAN PUSTAKA
hal, Budiono (1999):
Pertumbuhan Ekonomi Daerah 1. Laju pertumbuhan pendapatan perkapita Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian
rill
ekonomi makro adalah pertumbuhan PDB secara rill,
yang
berarti
peningkatan
2. Distribusi angkatan kerja menurut sektor
pendapatan
kegiatan produksi
nasional. Pertumbuhan ekonomi adalah kondisis dimana
produk
mengalami
domestic
peningkatan
regional (Winardi,
3. Pola penyebaran penduduk
bruto Ahli ekonomi sepakat bahwa cara yang
2010).
paling tepat untuk mengejar keterbelakangan
Penyebab utamanya adalah ketersediaan sejumlah
ekonomi adalah dengan
sumber daya dan peningkatan efisisensi dalam
pertumbuhan
penggunaan sumber daya tersebut.
meningkatkan laju
ekonomi
setinggi-tingginya
sehingga dapat melampaui tingkat pertumbuhan Pertumbuhan nasional
tingkat
kenaikan
penduduk.
Dengan
cara
demikian
maka
pendapatan perkapita akan meningkat sehingga
sedangkan untuk tingkat daerah diukur dengan
secara otomatis tingkat kemakmuran masyarakat
peningkatan PDRB.
akan meningkat, maka akan mengurangi jumlah
tidak
dengan
pada
PDB,
tersebut
diukur
ekonomi
Pada dasarnya kedua hal
berbeda,
hanya
saja
skala
penduduk miskin.
perhitungan yang mencakup daerah atau nasional. Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi juga berarti peningkatan kapasitas ekonomi di suatu daerah dalam waktu tertentu. Winardi (2010) pertumbuhan
ekonomi
Kemiskinan merupakan persoalan yang
mengatakan bahwa adalah
sangat serius disemua daerah.
peningkatan
sendiri
merupakan
kondisi
Kemiskinan itu ketidakmampuan
produksi suatu negara atau pendapatan perkapita.
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Peningkatan pendapatan tersebut dihitung dengan
karena tidak tersedianya asset. Berbagai konsep
gross nasional produk. Pertumbuhan pendapatan
tentang kemiskinan dikemukakan oleh para ahli,
dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu
diantaranya Winardi (2010) yang berpendapat
pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran
bahwa kemiskinan memiliki dua dimensi yaitu
dan pendekatan pendapatan (Sukirno 2005).
dimensi pendapatan dan dimensi non pendapatan. 4
Kemiskinan
dalam
dimensi
pendapatan
sumberdaya
yang
cukup
untuk
memenuhi
didefinisikan sebagai kemiskinan yang diderita
kebutuhan dasar. Mereka hidup dibawah standar
akibat rendahnya pendapatan yang diterima,
kebutuhan rill minimum tertentu, atau dapat
sedangkan kemiskinan dimensi nonpendapatan
dikatakan hidup dibawah garis kemiskinan.
dicirikan
Kemiskinan relatif lebih dikarenakan distribusi
dengan
adanya
ketidakmampuan,
katiadaan harapan, dan katidakterwakilan serta
pendapatan yang kurang marata.
tidak adanya kebebabasan.
Kemiskinan dalam
relatif merupakan ukuran kesenjangan dalam
pendapatan lebih mudah diukur dan dapat
distribusi pendapatan, biasanya terkait dengan
dibedakan
ukuran dibawah tingkat
menjadi
kemiskinan
relatif
dan
kemiskinan absolut.
Kemiskinan
rata-rata distribusi
pendapatan nasional. (Todaro dan Smith 2006).
Kemiskinan absolut adalah sejumlah
Definisi
kemiskinan
di
Indonesia
didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik (2011)
penduduk yang tidak mampu mendapatkan adalah kemiskinan sebagai kondisi seseorang
makanan dan non makanan yang bersifat sangat
yang hanya mampu memenuhi makannya
dasar.
kurang dari 2100 kalori perkapita perhari atau
Banyak ahli mendalami kemiskinan,
setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di
membagi ukuran
daerah pedesaan atau 420 kg/kapita/tahun
kemiskinan tidak hanya
berdasarkan tingkat kedalamam kemiskinan dan
didaerah perkotaan. Garis kemiskinan juga
tingkat keparahan kemiskinan, tetapi juga
berbeda untuk setiap daerah, tergantung dari
berdasarkan pada tipe kemiskinan.
besarnya biaya hidup minimum masing-masing
Tipe
kemiskinan menurut Arsyad, lincolin (2004)
daerah .
tipe kemiskinan dapat dibedakan dua jenis yaitu Metode penghitungan penduduk miskin
chronic
poverty
dan
transient
poverty.
yang dilakukan oleh BPS sejak pertama kali
Kemiskinan kronis (chronic poverty)
hingga saat tidaklah berbeda, yaitu pendekatan
diartikan
kebutuhan dasar. Dengan demikian kemiskinan
tergolong miskin pada suatu waktu, dan terus
diidentikkan
meningkat
dengan
ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan dasar. dipandang masyarakat
sebagai untuk
Kemiskinan
dan
dimana
berada
suatu
pada
individu
tingkat
kesejahteraan yang sangat rendah dalam jangka
ketidak-mampuan
memenuhi
kondisi
dapat
panjang.
kebutuhan
Kemiskinan
sementara
(transient
poverty) adalah kemiskinan yang terjadi pada suatu individu yang hanya bersifat sementara 5
saja, ini terjadi karena penurunan standar hidup dalam jangka pendek.
Kemiskinan secara sederhana dapat
Dibutuhkan kebijakan
dibedakan dalam tiga jenis, Kuncoro (2003) yaitu:
yang berbeda untuk menangani dua tipe kemiskinan ini. Kemiskinan kronis dapat diatasi salah
satunya
dengan
cara
1. Kemiskinan absolut, yaitu orang yang
meningkatkan
memiliki pendapatan perkapita berada
investasi jangka panjang bagi orang miskin
dibawah garis kemiskinan dan tidak
yang diarahkan bagi peningkatan modal fisik
cukup untuk mencukupi kebutuhan dasar
dan non fisik atau modal manusia. Sementara
hidupnya sehari-hari, seperti makanan,
kemiskinan temporer lebih mudah ditangani
pakaian,
dengan berbagai skema asuransi dan skema
dan
perumahan.
Kesulitan
dalam menetukan kemiskinan absolut
stabilitas pendapatan yang mampu memproteksi
terletak pada menentukan kebutuhan
rumahtangga dari economic shock.
minimum tersebut, karena kebutuhan minimum selain ditentukan oleh faktor
2. ekonomi tetapi juga dipengaruhi oleh
Pengangguran seperti yang didefinisikan
adat-istiadat
dalam standar internasional adalah seseorang
3. Kebutuhan relatif, yaitu seseorang yang telah
dapat
memenuhi
yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja
kebutuhan
namum
tidak
memiliki
diinginkan
dibandingkan masyarakat disekitarnya.
Pengangguran biasanya disebabkan oleh tiga
Berdasarkan
faktor, Sukirno (2005) yaitu:
ini,
garis
kemiskinan akan berubah sepanjang
1. Pengangguran
perubahan standar hidup masyarakat
masyarakat
tertentu.
friksional,
yaitu
tindakan seorang pekerja untuk mencari
4. Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan disebabkan
upah
pengangguran yang disebabkan oleh
berubah.
yang
tingkat
yang
dasarnya tetapi relatif lebih rendah
konsep
pada
perkerjaan
pekerjaan
sekelompok
yang lebih
baik
dengan
meninggalkan pekerjaan awalnya
yang tidak mau berusaha
2. Pengangguran
memperbaiki kehidupannya meskipun
struktural,
yaitu
pengangguran yang disebabkan oleh
ada pihak lain yang berusaha untuk
adanya
memperbaiki tarap hidupnya
perubahan
perekonomian
Pendidikan dan Pengangguran 6
struktural
dalam
3. Pengangguran
konjungtur,
yaitu
yang bekerja part-time atau bahkan tidak
pengangguran yang disebabkan oleh
memiliki
kelebihan pengangguran alamiah dan
kelompok yang rentan.
berlaku
akibat
pengurangan
dalam
pengangguran
kemiskinan,
Arsyad (2004) membagi dalam
beberapa
berada
dalam
banyak orang miskin karena
mengalami kebodohan.
bentuk
Karena itu penting
untuk dipahami oleh pengambil kebijakan
pengangguran.
bahwa
kebodohan
kemiskinan.
1. Pengangguran terbuka, adalah mereka
penyebab
yang mampu dan sangat ingin bekerja tetapi
selalu
Pendidikan juga memiliki andil dalam
permintaan agregat. Sementara
pekerjaan
akan
menyebabkan
Untuk memutus mata rantai kemiskina
maka
pendidikan
merupakan salah satu solusi yang harus
tidak tersedia pekerjaan yang
dilakukan oleh pemerintah.
cocok 2. Setengah pengangguran adalah pekerja
Todaro dan Smith (2006) menyatakan
yang secara nominal bekerja penuh
bahwa selama bertahun-tahun, penelitian bidang
namun produktifitas
ekonomi
mereka rendah
menitikberatkan
penelitiannya
sehingga tidak sebanding dengan hasil
dibidang pendidikan, dan melihat keterkaitan
yang didapat jika dibandingkan dengan
antara pendidikan dengan produktifitas kerja
jam kerja
serta
dikarenakan
Terdapat kaitan yang erat antara tingkat
perekonomian
pengangguran dengan luasnya kemiskinan dan distribusi
pendapatan,
bagi
menyatakan
yang
adalah
titikberat
Hal
ini
persoalan
tingkat pertumbuhan
bahwa
pendidikan
merupakan
tujuan pembangunan yang sangat mendasar.
maka tidak ada pendapatan yang diperolah, masyarakat
karena
dihasilkan.
Selanjutnya Todaro dalam buku yang sama juga
tatap atau bahkan tidak mamiliki perkerjaan,
banyak
yang
output total yang dihasilkan oleh suatu negara.
sebahagian
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan
semakin
output
Pendidikan memegang peranan kunci dalam
tidak
membangun ekonomi dan memajukan sebuah
memiliki pekerjaan maka semakin banyak
bangsa,
masyarakat tidak mendapatkan pendapatan,
membantu
teknologi,menciptakan
dengan demikian hanya sebahagian masyarakat
pertumbuhan
pembangunan berkelanjutan.
saja yang menikmati pandapatan. Masyarakat 7
manyerap dan
Metode Analisis Data Dalam
penelitian
Kemiskinan ini,
untuk
merupakan
masalah
konplek yang dipengaruhi oleh banyak faktor,
melihat
beberapa
pengaruh variabel Produk Domestik Regional
aspek
yang
mempengaruhi
kemiskinan suatu daerah adalah, pendapatan
Bruto (PDRB), Pendidikan (Educt) dan variabel
yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah,
tingkat pengangguran (Un Empl)) terhadap
buta hurup, kesempatan kerja yang rendah,
kemiskinan (Poverty) digunakan pendekatan
kesehatan yang buruk, sanitasi, dan buruknya
Fixee Effect Model (FEM) dikerenakan N besar
lingkungan hidup. Kemiskinan saat ini bukan
dan T kecil selain itu bahwa unit cross-section
hanya dipahami sebagai ketidak mampuan
yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil
memenuhi
secara acak maka kita harus menggunakan fixed
ketidak
effect.
kebutuhan mampuan
hidup
tetapi
memenuhi
juga
hak-hak
dasarnya. Memenuhi hak-hak dasar merupakan
Model yang akan digunakan untuk mengetahui
hak setiap manusia, sehingga pemerintah herus
kemiskinan di Provinsi Aceh yaitu:
memfasilitasi kebutuhan tersebut sehingga
Poverty = f (PDRB, Educt, UnEmpl) ………… (1)
setiap orang mampu hidup layak. POVERTYit =
+
PDRBit +
EDUCTit +
Tabel 1. Data Kemiskinan perkabupaten
UnEMPLit+ Eit . ........................................... (2)
Kota dimana: Poverty = persentase kemiskinan PDRB = laju PDRB harga konstan 2000
KAB/KOTA
2007
2008
2009
2010
2011
SIMEULUE
32.26
26.45
24.72
23.65
21.65
ACEH SINGKIL
28.41
23.27
21.06
19.39
19.5
Educt = pendidikan atau angka melek huruf
ACEH SELATAN
24.72
19.4
17.5
15.93
13.93
Un Empl = pengangguran
ACEH
i = cross section.
TENGGARA
21.6
18.51
16.77
16.79
14.79
t = time series.
ACEH TIMUR
28.15
24.05
21.33
18.43
16.43
ACEH TENGAH
24.41
23.36
21.43
20.1
18.1
ACEH BARAT
34.54
29.96
27.09
24.43
22.43
ACEH BESAR
26.69
21.52
20.09
18.8
16.8
PIDIE
35.32
28.11
25.87
23.8
21.8
KAB BIREUEN
27.18
23.27
21.65
19.51
17.51
ACEH UTARA
33.16
27.56
25.29
23.43
23.65
28.63
23.42
21.33
19.94
17.94
= konstanta. ,
,
, = koefisien.
U = error.
PEMBAHASAN
ACEH BARAT
1
Kemiskinan
DAYA
8
GAYO LUES
32.21
26.57
24.22
23.91
23.99
semakin cepat pertumbuhan penduduk, jika
ACEH TAMIANG
22.19
22.29
19.96
17.99
15.99
tidak tersedia lapangan pekerjaan yang cukup
NAGAN RAYA
33.61
28.11
26.22
24.07
22.07
ACEH JAYA
29.28
23.86
21.86
20.18
18.18
maka
akan
Tingkat
BENER
meningkatkan
pertumbuhan
pengangguran.
penduduk
akan
26.55
29.21
26.58
27.23
25.23
menghasilkan
30
30.26
29.79
26.08
24.08
Angkatan kerja terdiri dari tenaga kerja yang
6.61
9.56
8.64
9.19
7.19
KOTA SABANG
27.13
25.72
23.89
21.69
19.69
KOTA LANGSA
14.25
17.97
16.2
15.01
13.01
MEURIAH PIDIE JAYA KOTA BANDA
angkatan kerja yang besar.
bekerja dan yang menganggaur.
ACEH
Tingkat
pengangguran yang tinggi akan memperparah kemiskinan, karena semakin banyak masyarakat yang tidak memiliki pendapatan.
KOTA LHOKSEUMAWE
12.75
15.87
15.08
14.07
12.07
SUBULUSSALAM
30.16
28.99
26.8
24.36
25.65
Tabel 2. Jumlah Pengangguran terbuka kabupaten kota di Aceh
Sumber BPS 2011 (diolah) Secara umum dari tabel 1,
tahun 2007-2010
terlihat
PENGANGGURAN
bahwa secara umum setiap kabupaten kota dari KAB/KOTA
2007
2008
2009
2010
2011
SIMEULUE
2527
2627
3941
4084
2639
ACEH SINGKIL
3768
3868
3344
3781
3199
kabupaten kota yang pada tahun 2011 angka
ACEH SELATAN
7318
7418
8133
9337
5902
kemiskinannya
ACEH 5943
6043
8418
7277
5822
15819
15919
9405
9258
12282
ACEH TENGAH
4597
4697
4375
2374
4772
ACEH BARAT
4584
4684
3216
2566
5176
pertumbuhan pdrb maupun jmlah pdrb nya
ACEH BESAR
14538
14638
18011
17462
12802
relatip lebih rendah dari kabupaten lain.
PIDIE
13197
13297
11351
12915
11678
Beberapa kabupaten itu antara lain aceh singkil,
KAB BIREUEN
11620
11720
15250
13476
13460
ACEH UTARA
26532
26632
24080
27417
20132
DAYA
2734
2834
3703
3202
3936
GAYO LUES
1253
1353
2904
1844
2383
11667
11767
10420
8563
7470
NAGAN RAYA
2893
2993
3018
2356
4732
ACEH JAYA
2813
2913
2239
2805
2307
tahun 2007, jumlah penduduk miskin turun setiap tahunnya.
Meskipun ada beberapa
meningkat
dari
tahun
sebelumnya. Kabupaten yang yang mengalami peningkatan penduduk miskin pada umumnya daerah
yang
jika
dilihat
dari
tingkat
gayo lues dan acah utara.
TENGGARA ACEH TIMUR
ACEH BARAT
2. Pengangguran Pengangguran merupkan kondisi dimana seseorang tidak bekerja.
Pengangguran erat
kaitanya dengan laju pertumbuhan penduduk,
ACEH TAMIANG
9
BENER
tingkat
MEURIAH
1829
1929
1540
1447
2849
PIDIE JAYA
4569
4669
3112
3387
4793
pengangguran
terbuka
mengalami
peningkatan UJI KRITERIA STATISTIK
Nilai
Nilai
Nilai t-
variabel
Statistik
tabel
Konstanta
93.016
6,047
1,657
0.0000
PDRB
-6,700
2,727
1,657
0,0211
Educt
-1, 793
0,942
1,657
0,3010
Un_empl
1,2004
1,836
1,656
0,0297
R- Squared
0.780
terikat
0,719
variable yang lain constan atau tetap.
Variabel
Adjusted
R-
Prob
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji Signifikansi parameter individual dilakukan untuk
melihat signifikansi dari
pengaruh variable bebas terhadap variable secara individu, dengan menganggap
Squared F- Statistik
12, 673
Prob (F-
0.0000
Tabel 3 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di provinsi Aceh
Statistik)
Sumber: hasil eviews (diolah)
KOTA BANDA ACEH
11990
12090
10071
10505
8916
KOTA SABANG
1458
1558
1736
1435
874
Berdasarkan nilai pada tabel diatas , dapat
KOTA LANGSA
6177
6277
8657
7977
4880
diperoleh persamaan regresi adalah sebagai
KOTA
beriku:
LHOKSEUMAWE
8342
8442
8228
7848
5649
SUBULUSSALAM
2953
3053
1019
949
2160
Sumber: BPS 2011 (diolah)
Dari tabel 2.
Povertyit 93,006 6,700 X it 1,793 X it 1.200 X it ....... Dilihat dari nilai R-Squared, dengan besaran
Rsquared nya
diatas terlihat tingkat
0. 780 maka dapat dikatakan
bahwa 78 persen
penggangguran di kabupaten kota yang ada di
menjelaskan
aceh pada umumya meningkat sampai tahun
dengan
seluruh variabel dapat baik
variabel
bebas
terhadap kemiskinan di provinsi Aceh. Sisanya
2009. Namun angka pengangguran terbuka di
sebanyak 22 persen
seluruh kabupaten kota tergolog cukup tinggi.
dijelaskan oleh faktor
diluar variabel yang dianalisis.
Meskipun demikian ada beberapa kabupaten
Pengaruh
kota yang angka pengangguran terbukanya
variabel bebas ( X 1 , X 2 , X 3 ) Terhadap variabel
semakin berkurang dari tahun ke tahun seperti
terikat yaitu kemiskian terlihat kuat. Hasil
kota banda aceh. Tetapi pada umumnya
estimasi
kabupaten kota yang ada pada tahun 2011
dinterpretaikan sebagai berikut: 10
persamaan
regaresi
diatas
dapat
Uji –t Statistic pada dasarnya dapat
variable
PDRB
member
implikasi,
menunjukan seberapa besar pengaruh variable
semakin besar alokasi pendapatan yang
bebas dalam hal ini adalah PDRB, Educt dan
digunakan
Un _Empl, dari table 5.3 diatas dapat dijelaskan
masyarakat maka tingkat kemiskinan
masing-masing sbb:
akan semakin menurun, dikatakan
1. Variable PDRB memiliki pengaruh yang negatif
dan
signifikan
apabila
terjadi
menurun 2. Variabel
sampai 2011. Pengaruh yang signifikan
memiliki
terlihat dari nilai t-statistik pada degree
pendidikan pengaruh
(Educt) yang
juga
negative
terhadap kemiskinan di provinsi Aceh.
of freedom sebesar 5 persen, dimana
Akan
nilai t- statistic lebih besar dari nilai tsignifikan
dan dapat
maka tingkat kemiskinan akan semakin
kurun waktu penelitian yaitu tahun 2007
(2.727>1.657).
bahwa
kepentingan
kenaikan tingkat pendapatan daerah
terhadap
kemiskinan di provinsi Aceh selama
tabel
untuk
tetapi
variable
pendidikan
memiliki
nya
3. aruh yang tidak signifikan pada degree
4. Variable
peng pengangguran
(Un-Empl).
of freedom sebesar 5 persen, terlihat dari
Variable ini juga memiliki pengaruh
nilai t- statistic
yang positif dan siginifikan pada degree
yang lebih kecil dari
nilai t-tabel. Variable pendidikan atau
of
Educt tidak signifikan diduga karena
signifikanya variable ini terlihat dari
kebanyakan
nilai t-statistik l,836 lebih besar dari
masrakat
Aceh
bekerja di sector pertanian.
masih Pekerja
freedom
nilai t_tabel
sebesar
5
yaitu 1, 657.
yang bekerja di sector pertanian, tingkat
pengangguran
di
pendidikan masih belum menentukan
berkontribusi
dalam
tingkat produktivitas.
angka kemiskinan di Aceh.
Dan
jumlah
persen,
Tingkat
Aceh
sangat
meningkatkan Semakin
angkatan kerja yang berkerja disektor
tinggi jumlah penganguran maka akan
pertanian
semakin tinggi pula jumlah penduduk
juga
berdasarkan
tidak
tingkat
ditentukan pendidikan,
miskin.
Kemiskinan
seperti
yang
sehingga variable ini tidak signifikan
didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik
dalam mengurangi angka kemiskinan di
adalah kondisi seseorang yang hanya
provinsi Aceh.
mampu memenuhi makanannya kurang 11
dari 2100 kalori perkapita atau setara
Dari hasil uji statistik diperoleh F hitung
dengan 320 kg /kapita/tahun di daerah
sebesar 12,673, dan probabilitas F-Statiatik
pedesaan
sebesar 0,0000, karena nilai F sebesar lebih
atau
420
kg/kapita/tahun
didaerah pedesaan. Pemenuhan diperoleh
oleh
pendapatan
yang
pendapatan
dari
Pendapatan
besar lebih besar dari nilai F table yaitu sebesar kebutuhan
hidup
masyarakat
dari
bersama-sama
diperoleh
dari
signifikan
pekerjaan
2.311, maka seluruh variable bebas secara
mereka.
Aceh.
dari hasil pekerjaan di
memiliki
terhadap
pengaruh
kemiskinan
yang
diprovinsi
Hal ini berarti secara bersama-sama
semua variabel yang di nilai memiliki pengaruh dalam menentukan tingkat kemiskinan di Aceh.
dapat jika mereka tidak menganggur. Jadi kondisi pengangguran memiliki
Uji Koefisien Determinasi
pengaruh yang sangat besar dalam suatu
Koefisien determinasi pada dasarnya digunakan
jika
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
pengangguran meningkat satu persen
suatu model dalam menjelaskan variasi dari
saja maka akan meningkatkan angka
variable terkait.
penduduk miskin sebesar 2,8 persen,
oleh nilai R2 . semakin besar nilai R2maka akan
berarti semakin banyak masyarakat yang
semakin
tidak
informasi
meningkatkan tempat.
Di
kemiskinan
di
provinsi
Aceh,
memiliki
pendapatan
maka
pekerjaan
dan
kemiskinan
akan
Kemampuam itu dijelaskan
baik model menjelaskan semua dalam
memprediksi
variable
dependen. Dari hasil pengujian diperoleh nilai R2 sebesar 0.7806, ini berarti model tersebut
semakin meningkat.
dapat menjelaskan variasi dari model dengan
Uji Simultan (Uji F)
baik sekali. Dari hasil uji koefisien determinasi
Uji simultan (Uji F) digunakan untuk
dapat dilihat bahwa 78 persen model yang
menguji apakah variable PDRB, Educt, dan
dinilai dapat menjelaskan tingkat kemiskinan di
UnEmpl
secara
bersama-sama
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di provinsi Aceh. Aceh dan sebesar 28 persen tingkat kemiskinan
KESIMPULAN DAN SARAN
di tentukan oleh variabel lain. 12
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya
sama
dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
memiliki
pengaruh
terhadap
kemiskinan
1. Dari hasil uji parameter individu (Uji-t)
terhadap
kemiskinan
3. Model
signifikan
di
Aceh.ini
yang
digunakan
dapat
mendekati 1, karena semakin besar nilai
variable PDRB dan Un-Empl, sementara
R2
variable Educt ber pengaruh tetapi tidak
maka
kemampuan
menjelaskan semakin baik
signifikan. simultan
yang
dengan baik, dikarenakan nilai R2
memiliki pengaruh yang signifikan yaitu
uji
diuji
menjelaskan variasi dari variable terikat
digunakan terdapat dua varaibel yang
hasil
yang
lebih besar dari nilai F table.
di
provinsi Aceh. Dari tiga variable yang
2. Dari
variable
ditunjukan oleh nilai F statistic yang
menunjukan semua variable memberikan pengaruh
semua
dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin,(2004), Ekonomi Pembangunan, Penerbit BP STIE YKPN Yogyakarta. Badan Pusat Statistik (2011). Aceh Dalam Angka 2011. BPS Badan Pusat Statistik (2011). PDRB Kabupaten Kota se Indonesia. BPS Jakarta Budiono, (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Penerbit BPFE, Yogyakarta Kuncoro, Mudrajat, (2003), Metode Kuantitatif, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sukirno, Sadono,(2005). Ekonomi Mikro Modern. Penerbit, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Todaro, dan Smith (2006). Development Economic, Printice Hill, New York. Winardi, (2010) Ekonomi Pembangunan, Penerbit Gramedia, Jakarta
13
model