i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYALURAN KREDIT INVESTASI BANK UMUM
DIAN NUR AMALIA
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016 Dian Nur Amalia NIM H14110108
ABSTRAK DIAN NUR AMALIA. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit investasi Bank Umum. Dibimbing oleh LUKYTAWATI ANGGRAENI. Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang termasuk Indonesia umumnya masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang dipengaruhi oleh beberapa indikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang memengaruhi penyaluran kredit investasi pada bank umum. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda atau ordinary least square (OLS). Data yang diambil adalah data dalam kurun waktu Januari 2010 β Desember 2014. Hasil estimasi menunjukan bahwa variabel DPK, SBK, dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi. Sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi. Bank Umum perlu melakukan pengawasan terhadap tingkat non performig loan (NPL) karena berdasarkan hasil uji estimasi nilai NPL berpengaruh dalam menurunkan penyaluran kredit investasi. Kata Kunci: Penyaluran kredit, DPK, CAR, ROA, NPL, SBK, BOPO.
ABSTRACT DIAN NUR AMALIA. Analysis of Factors Affecting Investment Loan Distribution of Commercial Banks, Supervised by LUKYTAWATI ANGGRAENI. The main source of investment financing in developing countries, including Indonesia is generally still dominated by banking loans distribution which is influenced by several indicators. The aim of this study is to identify the variables affecting investment loans distribution in commercial banks. The underlying analysis method is multiple linear regression method or Ordinary Least Squares (OLS). The data is collected in from period of January 2010 to December 2014. The estimation results indicate that DPK variable, SBK, and CAR are positively influenced and impacting significantly on investment loans. Meanwhile, NPL and ROA variables significantly affect negatively towards the investment loan. Commercial Bank is necessary to monitor the level of Nonperforming Loan (NPL), as based on the result test of estimated value, NPL effects in declining the investment loans. Keywords: investment loans, DPK, CAR, ROA, NPL, SBK, BOPO.
iv
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYALURAN KREDIT INVESTASI BANK UMUM
DIAN NUR AMALIA
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
vi
PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul βAnalisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umumβ, ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit investasi bank umum. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Cecep Sumedi dan Ibu Endang Werdiningsih serta kakak tercinta dari penulis, Ratih Pranita dan Kartika Handayani atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Lukytawati Anggrraeni S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Syamsul Hidayat Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji utama dan Heni Hasanah, SE., M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis. 4. Teman satu bimbingan, Agung, Yusuf, Yulya, Dini, Dina dan Maya yang telah memberikan masukan dan doa. 5. Teman-teman OMDA SMANSA BOGOR Riri, Ina, Rendy, Sauqi, Regi, Salma, Sarah dan Silmi yang selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabat penulis COCO, Tia, Alin, Nadila, Vita, Ulin, dan Fajrina yang selalu memberi dukukungan dan doa kepada penulis. 7. Dody Sutrio Darmawan yang selalu memberi dukungan, doa serta membantu dalam proses pembuatan skripsi ini. 8. Sahabat The Real One, Tyra, Aya, dan Mirza yang selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016 Dian Nur Amalia
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
5
TINJAUAN PUSTAKA
6
Pengertian Kredit
6
Fungsi dan Tujuan Kredit
6
Jenis-Jenis Kredit
7
Unsur-Unsur Kredit
9
Teori Credit Supply
9
Pengertian DPK, ROA, CAR, BOPO, SBK, NPL
10
Penelitian Terdahulu
11
Kerangka pemikiran
12
Hipotesis
13
METODE PENELITIAN
14
Jenis dan Sumber Data
14
Variabel dan Definisi Operasional
14
Metode Analisis
15
Uji Asumsi Klasik
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi
18
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
19
viii
Pertumbuhan Return On Asset (ROA)
20
Pertumbuhan Suku bunga kredit investasi
20
Perktumbuhan Non Performing Loan (NPL)
21
Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio (CAR)
22
Pertumbuhan Biaya Operasional (BOPO)
22
Pemilihan Model Terbaik
23
Hasil Pengujian Uji Asumsi Klasik
23
Pengujian Kriteria Statistik
24
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi
25
Hasil Estimasi Variabel yang Memengaruhi
25
Uji Statistik
25
SIMPULAN DAN SARAN
27
Simpulan
27
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Perkembangan Aset Perbankan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan Data Dan Sumber Data Yang Digunakan Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Hasil Estimasi
1 2 14 18 19 25
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertumbuhan Ekonomi Kurva Credit Supply Kerangka Pemikiran Perkembangan Return On Asset (ROA) Perkembangan Suku bunga kredit investasi Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Perkembangan Capital Adequacy Ratio(CAR) Perkembangan Biaya Operasional
4 9 13 20 21 21 22 23
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Hasil estimasi model penyaluran kredit investasi Hasil uji normalitas Hasil uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Autokolerasi Variabel Data Time Series
31 31 32 32 32 33
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan suatu ekonomi biasanya sangat dipengaruhi oleh aktivitas perbankan. Jika sektor perbankan suatu negara mengalami penurunan maka kegiatan ekonomi juga mengalami penurunan atau terganggu, begitu pula sebaliknya jika sektor perbankan suatu negara mengalami peningkatan maka kegiatan ekonomi juga meningkat (Kiryanto 2007). Peranan perbankan sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara. Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank tidak hanya mencari keuntungan saja namun diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia. Secara umum, pada tahun 2014 kinerja perbankan nasional mulai membaik, yang ditunjukkan oleh kenaikan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit (Otoritas Jasa Keuangan 2014). Kinerja perbankan sebagai fungsi intermediasi dapat dilihat dari rasio total terhadap volume kredit dana pihak ketiga (DPK), yakni total dana masyarakat yang dihimpun oleh bank dan disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat. Tabel 1 Perkembangan aset perbankan (triliun rupiah) Bulan
2010
2011
2012
2013
2014
Januari
2,502.1
2,990.7
3,598.7
4,211.3
4,880.4
Februari
2,517.1
2,993.1
3,628.1
4,237.1
4,888.7
Maret
2,563.6
3,065.8
3,708.7
4,313.8
4,932.9
April
2,576.2
3,069.1
3,745.7
4,367.7
5,008.1
Mei
2,603.3
3,136.4
3,827.4
4,418.6
5,097.4
Juni
2,678.2
3,195.1
3,891.1
4,461.7
5,198.1
July
2,683.4
3,216.8
3,902.5
4,510.2
5,131.1
Agustus
2,700.1
3,252.6
3,923.7
4,581.1
5,218.9
September
2,758.1
3,371.4
4,009.3
4,737.3
5,418.8
Oktober
2,796.4
3,407.5
4,028.7
4,716.8
5,445.6
November
2,856.2
3,471.4
4,103.4
4,817.7
5,511.1
Desember
3,008.8
3,362.8
4,262.5
4,954.4
5,615.1
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah) Tabel 1 menunjukan bahwa pada tahun 2010 hingga 2014 perkembangan aset perbankan terus meningkat. Adanya peningkatan aset perbankan tersebut menunjukan peran perbankan yang kian signifikan. Karena aset perbankan adalah hak yang dapat digunakan dalam operasi perbankan itu sendiri. Misal : kas, deposito bank, surat berharga, dll.
2
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk kredit. Semakin meningkat DPK maka semakin meningkat pula penyaluran kredit (Dendawijaya 2005). Kredit bagi negara Indonesia yang merupakan negara berkembang merupakan sumber pembiayaan utama dalam kegiatan usaha. Melihat peranan yang dimiliki kredit bagi Indonesia, data Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit bank umum di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Penyaluran kredit yang disediakan oleh perbankan memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru, dan Santoso 2006). Kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga. Dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain-lain (Retnadi 2006). Salah satu upaya untuk menjaga kestabilan ekonomi makro dan menciptakan perkembangan ekonomi baru bagi perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan adalah dengan cara peningkatan kredit investasi. Melalui peningkatan kegiatan kredit investasi akan menggerakan kegiatan ekonomi mengawal perkembangan yang berkelanjutan. Tetapi perkembangan kredit investasi yang bersifat jangka panjang tumbuh lebih rendah dibandingkan kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Tabel 2 Kredit bank umum berdasarkan jenis penggunaan (triliun rupiah) Tahun
Kredit Persentase Kredit Persentase Modal (%) Investasi (%) Kerja 2010 888,208 50.07 348,518 19.65 2011 1,068,676 48.51 464,262 21.07 2012 1,316,689 48.54 591,425 21.80 2013 1,585,659 48.24 798,157 24.28 2014 1,713,799 46.82 903,194 24.67 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah)
Kredit Persentase Konsumsi (%) 537,118 669,985 804,254 903,338 1,043,666
30.28 30.41 29.65 27.48 28.51
Berdasarkan Tabel 2, penyaluran kredit di Indonesia beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan. Tetapi bisa dilihat bahwa peningkatan kredit investasi masih cenderung rendah dibandingkan kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Linda (2007). kredit investasi memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
3
Dominasi kredit konsumsi yang cukup besar membuat kegiatan perekonomian tidak sehat karena pergerakan perekonomian pada sektor riil cenderung terhambat. Akibatnya, perkembangan ekonomi tidak dipacu oleh investasi yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan ekonomi. Peningkatan kredit konsumsi yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kredit investasi disebabkan oleh perbankan yang lebih cenderung menyukai menyalurkan dana pada kredit konsumsi. Hal ini disebabkan oleh resiko yang lebih kecil daripada menyalurkan dana pada kredit investasi yang bersifat produktif (Kuncoro 2004). Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, perkembangan penyaluran kredit investasi sebesar 28,51 persen pada tahun 2014 masih jauh dari apa yang ditargetkan oleh Bank Indonesia. Lambatnya perkembangan kredit investasi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari sisi perbankan maupun debitur (Wijaya 2007). Oleh karena itu perlu dilakukan kajian dalam rangka menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi di Indonesia. Perumusan Masalah Bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya selalu di bawah pengawasan pemerintah. Hal ini dikarenakan bank merupakan pemegang peran penting dalam perekonomian, yaitu sebagai lembaga intermediasi. Untuk itu melalui perantaraan bank ini, pemerintah berusaha memajukan perekonomian bangsa dengan membuat kebijakan bagi bank umum untuk menyalurkan dana yang dimiliki dalam bentuk kredit. Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut semakin melambat. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, penyaluran kredit investasi hingga November 2014 mencapai Rp881,51 triliun, tumbuh 13,73% dari posisi Rp775,08 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laju kredit investasi terkontraksi pada 2014, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 34,95%. Rendahnya perrtumbuhan kredit investasi ini mungkin disebabkan oleh terjadinya resiko gagal bayar. Tingkat terjadinya kredit bermasalah digambarkan oleh rasio non performing loan (NPL). Oleh karena itu bank umum harus memperhatikan tingkat NPL. Semakin rendah rasio NPL maka semakin rendah pula tingkat resiko kredit. Tingkat NPL yang tinggi menunjukan kesehatan bank yang rendah karena mengindikasikan banyak terjadi masalah dalam kegiatan operasional bank tersebut. Menurut Bappenas (2005), perkembangan kredit investasi yang rendah ini disebabkan oleh : 1) sifat sumber pendanaannya jangka panjang; 2) ketatnya peraturan bank dalam memberikan kredit investasi; 3) perbankan umumnya dalam kondisi konsolidasi; 4) masih tingginya resiko di sektor riil dan adanya assymetric information tentang kondisi perusahaan. Selain itu dari sisi internal atau karakteristik perbankan menurut Agus Murdianto (2011) menyatakan variabel internal yang memengaruhi penyaluran kredit adalah NPL (Non Performing Loan), CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA
4
(Return On Asset), DPK (Dana Pihak Ketiga), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), dan suku bunga kredit investasi (SBK) .
Pertumbuhan Ekonomi 7 6 5 4 3 2 1 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik (Diolah) Gambar 1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2010 β 2014 Berdasarkan Gambar 1, pertumbuhan ekonomi di Indonesia kian melambat terutama pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,12 %, angka ini masih jauh dari apa yang ditargetkan oleh pemerintah untuk perkembangan ekonomi tahun 2014 yaitu sebesar 5,5%. Salah satu melambatnya perkembangan ekonomi disebabkan oleh rendahnya perkembangan kredit terutama kredit investasi (Inggrid 2006) Berdasarkan penelitian yang disarankan oleh Rosdiana (2010), yang menggunakan data periode 2005 hingga 2010 dengan variabel NPL, ROA, CAR, dan LDR (Loan to Deposit Ratio) menyarankan untuk meneliti dengan variabelvariabel lain diluar variabel yang ditelitinya agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif dan lebih akurat. Oleh karena itu, penelitian ini menambahkan beberapa variabel yaitu dana pihak ketiga (DPK), BOPO dan suku bunga kredit investasi. Fakta yang ada mengindikasikan bahwa perkembangan kredit untuk kegiatan produktif seperti kredit investasi yang sifatnya jangka panjang, tumbuh lebih rendah dibandingkan kredit yang bersifat konsumtif. Padahal perkembangan kredit investasi mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan sektor riil yang merupakan tolak ukur bagi perkembangan ekonomi negara. Mengacu pada pemikiran tersebut, penulis bermaksud mengidentifikasi masalah yaitu menganalisis faktor-faktor apakah yang memengaruhi penyaluran kredit investasi pada bank umum dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat memacu peningkatan perkembangan kredit investasi.
5
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi pada bank umum nasional. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. 2.
3.
Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan menambah wawasan mengenai penyaluran kredit investasi. Bagi otoritas moneter, penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan penyaluran kredit investasi yang terjadi di Indonesia. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dengan topik penelitian yang serupa mengenai penyaluran kredit investasi dalam perbankan. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum Nasional dari tahun 2010 hingga 2014. Penelitian ini fokus untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi bank umum serta bagaimana kontribusi kredit investasi terhadap pembangunan sektor ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.
6
TINJAUAN PUSTAKA Kredit Pengertian Kredit Kata kredit berasal dari bahasa Yunani "Credere" yang berarti kepercayaan. Jadi bagian penting dari kredit adalah kepercayaan dari pihak pemberi kredit (kreditur) percaya bahwa pihak penerima (debitur) tentang kesanggupan membayar sesuai ketentuan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Apa yang telah disepakati itu berupa barang, uang maupun jasa. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 (pasal 21 ayat 11) tentang perubahan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Definisi kredit menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) tahun 2001 mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Fungsi dan Tujuan Kredit Tujuan dari kredit adalah untuk memperoleh hasil keuntungan dari pemberian kredit tersebut, membantu usaha nasabah yang memerlukan dana baik dana investasi maupun dana modal kerja, dan membantu pemerintah , karena bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh perbankan berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor (Kasmir 2000) . Fungsi kredit ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumen yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia (Firdaus dan Ariyanti 2009). Firdaus dan Ariyanti (2009) menjabarkan lebih rinci fungsi-fungsi kredit sebagai berikut : 1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa. Jika belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka dengan adanya kredit lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus berlangsung. 2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle. Terjadinya kredit disebabkan oleh adanya golongan yang berlebihan dan golongan yang kekurangan, maka dari golongan yang berlebihan ini akan terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan. Dana yang idle tersebut jika dipindahkan atau lebih tepatnya dipinjamkan kepada golongan yang kekurangan, maka akan berubah menjadi dana efektif.
7
3.
Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru. Dalam hal ini yang dimaksud adalah salah satu jenis kredit yang diberikan oleh Bank Umum (commercial bank), yaitu Kredit Rekening Koran. Dalam kredit R/K, begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat-syarat kredit telah terpenuhi, maka pada dasarnya pada saat itu telah beredar uang giral baru di masyarakat sejumlah kredit R/K tersebut. 4. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Dalam hal ini jika diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar pada masyarakat, maka salah satu caranya ialah dengan mempermudah dan mempermurah pemberian kredit perbankan kepada masyarakat. 5. Kredit dapat meningkatkan manfaat dan kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada. Bantuan permodalan yang berupa kredit, maka seorang pengusaha baik industriawan, petani dan lain sebagainya bisa memproduksi atau meningkatkan produksi dari potensi-potensi yang dimilikinya. Jenis-jenis Kredit Jenis-jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yaitu berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian, agunan, golongan ekonomi, serta penarikan dan pelunasan. Kredit yang diberikan bank umum mengenai jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2010) dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain : Kredit berdasarkan segi kegunaan, yaitu : 1. Kredit modal kerja ialah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini sangat produktif. 2. Kredit investasi adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif, akan tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Kredit ini biasanya diberikan grace period, misalnya kredit bagi perkebunan kelapa sawit dan lain sebagainya. Kredit berdasarkan segi tujuan kredit : 1. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya, kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu yang baik berupa barang maupun jasa. 2. Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang dipakai oleh seseorang atau badan usaha. 3. Kredit Perdagangan. Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
8
Kredit berdasarkan segi jangka waktu, yaitu : 1. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang memiliki jangka waktu paling lama satu tahun saja. 2. Kredit jangka menengah ialah kredit yang memiliki jangka waktu antara satu sampai tiga tahun. 3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari tiga tahun. Kredit berdasarkan sektor perekonomian, yaitu : 1. Kredit pertanian ialah kredit yang pemberiannya kepada perkebunan, peternakan dan perikanan. 2. Kredit perindustrian merupakan kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah dan besar. 3. Kredit pertambangan yaitu kredit yang pemberiannya kepada beraneka macam pertambangan. 4. Kredit ekspor-impor adalah kredit yang diberikan kepada eksportir dan atau importir beraneka barang. 5. Kredit koperasi yaitu kredit yang pemberiannya kepada jenis-jenis koperasi. 6. Kredit profesi ialah kredit yang pemberiannya kepada beraneka macam profesi, seperti dokter dan guru.
Kredit berdasarkan jaminan, yaitu : 1. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya, setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindung senilai jaminan yang diberikan calon debitur. 2. Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur. Kredit berdasarkan golongan ekonomi, yaitu : 1. Golongan ekonomi lemah adalah kredit yang disalurkan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, misalnya KUK (Kredit Usaha Kecil), KUT (Kredit Usaha Tani), dan lain-lain. Dalam hal ini golongan ekonomi lemah yaitu pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar 600 juta, tidak termasuk tanah dan bangunannya. 2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat ialah kredit yang diberikan kepada pengusaha menengah dan besar.
9
Unsur Unsur Kredit Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Firdaus dan Ariyanti 2009) : 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau barang demikian lazim disebut kreditur. Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa. pihak ini lazim disebut debitur. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya, Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga) Teori Credit Supply
Penawaran kredit dapat dijelaskan melalui gambar dan model. Pada sumbu tegak menggambarkan harga dari kredit yaitu suku bunga, Boediono (1985) menjelaskan bahwa suku bunga merupakan biaya dari memegang uang khususnya merupakan biaya imbangan. Sehingga dalam grafik, sumbu tegak menggambarkan suku bunga dalam persen dan sumbu datar menggambarkan kuantitas kredit dalam mata uang berlaku. Suku bunga kredit (r)
Kuantitas kredit (L) Sumber : Mishkin (1995) Gambar 2 Kurva penawaran dan permintaan kredit
10
Menurut Gambar 2, keseimbangan penawaran dan permintaan kredit terjadi pada titik E, dimana penawaran sebesar Sc dan permintaan sebesar Dc. Dengan suku bunga sebesar r0 persen dan kredit sebesar L0 unit mata uang. Pada pasar kredit, tingkat suku bunga merupakan harga dari uang, semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin besar kredit yang ditawarkan oleh perbankan. Selain faktor suku bunga, penawaran kredit perbankan juga di pengaruhi oleh kondisi internal perbankan seperti tingkat permodalan bank, tingkat keuntungan, likuiditas bank dan besarnya kredit bermasalah (Warjiyo 2004).
Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPL mempunyai hubungan negatif dengan penyaluran kredit. Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio NPL adalah sebesar 5%. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut :
πππΏ =
πππ‘ππ πΎπππππ‘ πππππ‘ πππ‘ππ πΎπππππ‘
Γ 100% ........................................................(1)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga atau biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir 2000). Dalam UU Perbankan No. 10, Tahun 1998 dana yang dihimpun bank umum dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). DPK diharapkan berkorelasi positif dengan penyaluran kredit. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang sering digunakan investor dan manajer untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar ROA maka semakin besar pula laba yang dihasilkan oleh bank, dan dan diikuti oleh peningkatan dana yang disalurkan untuk kredit. Oleh karena itu ROA diharapkan berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit Pengukuran ROA sebagai berikut menurut surat edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 :
π
ππ΄ =
πΏπππ ππππ πβ π ππ‘πππβ πππππ πππ‘ππ πππ‘ππ£π
Γ100 % ............................................(2)
11
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kewajiban modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. Apabila persentase CAR terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk bank tidak sehat, namun apabila CAR terlalu besar berarti terdapat dana bank menganggur. (idle fund) (Faisol 2007). CAR diharapkan berkorelasi positif terhadap penyaluran kredit investasi.
πΆπ΄π
=
πππππ πππ‘π+πππππ πππππππππ π΄πππ
Γ 100% ......................................(3)
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas 2005). Oleh karena itu BOPO diharapkan berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit, BOPO dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
πΆπ΄π
=
πππππ πππ‘π+πππππ πππππππππ π΄πππ
Γx 100% ....................................(4)
Suku bunga kredit investasi Menurut Karl dan Fair (2001) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Suku bunga merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah memperoleh pinjaman). Suku bunga kredit investasi diharapkan berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Penelitian Terdahulu Pranita (2008) menemukan bahwa suku bunga kredit investasi, LDR, dan ROA berpengaruh nyata dan negatif terhadap penawaran kredit investasi, sedangkan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit investasi dan Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit investasi. Penelitian tersebut menggunakan metode two stage least square (TSLS). Nuryakin dan Warjiyo (2006) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis secara spesifik penawaran kredit di indonesia pada pasar oligopoli menemukan bahwa suku bunga kredit, NPL, dan DPK berpengaruh positif dan
12
signifikan, sedangkan BOPO dan SBI berpengaruh negatif dan signifikan. Penelitian tersebut menggunakan metode two stage least square (TSLS). Meydianawati (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa DPK, CAR, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi, sedangkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi. Penelitian tersebut menggunakan metode ordinary least square (OLS). Arisandi (2007) menemukan bahwa DPK, CAR, ROA mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit, sedangkan NPL mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Penelitian tersebut menggunakan metode ordinary least square (OLS). Subegti (2010) menemukan bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi penyaluran kredit adalah CAR, ROA, dan SBI. Sedangkan variabel yang tidak signifikan mempengaruhi penyaluran kredit adalah NPL, BOPO, DPK, dan market share. Penelitian tersebur menggunakan metode analisis regresi berganda. Murdiyanto (2011) menemukan bahwa DPK mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran kredit, sedangkan NPL dan CAR mempunyai hubungan negatif terhadap penyaluran kredit. Penelitian tersebut menggunakan metode ordinary least square (OLS). Kerangka Pemikiran Salah satu variabel yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yaitu besarnya kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum maupun BPR. Semakin besar kredit investasi yang disalurkan maka semakin besar pula investasi yang direalisasikan sehingga dapat meningkatkan output yang pada akhirnya akan mendorong perkembangan ekonomi. Mengacu kepada tujuan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, DPK, NPL, ROA, dan suku bunga kredit investasi. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Setelah dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi bank umum nasional, diharapkan ada output yang dapat dijadikan sebagai saran atau rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kredit investasi yang ditawarkan oleh bank umum.
13
Kredit investasi memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia Rendahnya kredit investasi yang disalurkan Faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi
CAR
BOPO
DPK
NPL
ROA
SBK
Rekomendasi kebijakan dan saran penyaluran kredit investasi bank umum nasional Gambar 3 Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut : 1. BOPO berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit investasi. 2. DPK berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit investasi. 3. NPL berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit investasi. 4. ROA berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit investasi. 5. Suku bunga kredit invesrasi berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit investasi. 6. CAR berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit investasi.
14
Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diambil merupakan data time series dalam frekuensi bulanan yang dimbil dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data yang digunakan meliputi DPK, NPL, ROA, BOPO, CAR dan Suku bunga kredit investasi. Sumber data dapat diakses melalui Bank Indonesia (BI), dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang merupakan data bank umum di Indonesia. Berikut ini adalah data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3 Data dan sumber data yang digunakan Data Yang Digunakan
Sumber Data
Biaya operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Return on asset (ROA) Dana pihak ketiga (DPK) Non performing loan (NPL) Suku bunga kredit investasi Capital Adequacy Ratio (CAR)
SPI SPI SPI SPI BI SPI
Variabel dan Definisi Operasional 1. Penyaluran kredit investasi Penyaluran kredit investasi, yakni dana untuk kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum kepada pihak ketiga. Dalam penelitian ini variabel penyaluran kredit investasi bank umum memiliki satuan triliun rupiah. 2. CAR (Capital Adequacy Ratio) Capital adequacy ratio adalah modal minimal yang dimiliki oleh bank. Dalam penelitian ini variabel CAR dinyatakan dalam satuan persen. 3. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) Biaya operasional pendapatan operasional merupakan hal saling bekaitan dimana jika pendapatan lebih besar dari biaya operasional, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam penelitian ini variabel BOPO dinyatakan dalam satuan persen. 4. DPK (Dana Pihak Ketiga) Dana pihak ketiga, dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifkat deposito tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu (Kasmir 2000). Dalam penelitian ini variabel DPK dinyatakan dalam satuan triliun rupiah.
15
5. NPL (Non Performing Loan) Non performing loan, merupakan presentase kredit yang bermasalah atau kredit yang kesulitan dalam pelunasannya. Dalam penelitian ini variabel NPL dinyatakan dalam satuan persen. 6. ROA (Return on Asset) Return on asset adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.. Dalam penelitian ini variabel ROA dinyatakan dalam satuan persen. 7. Suku bunga kredit investasi (SBK) Suku bunga kredit investasi adalah balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang melakukan transaksi kredit investasi. Dalam penelitian ini SBK dinyatakan dalam satuan persen.
Metode Analisis Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan model data Regresi Linear Berganda dengan Ordianary Least Square. Semakin dekat jarak antara data dengan titik yang terletak pada garis regresi, berarti prediksi kita semakin baik. Jarak antara data sesungguhnya dengan garis regresi dengan di kuadratkan dan di jumlahkan. Itulah sebabnya analisis regresi juga di kenal dengan analisis Ordinary Least Square (OLS) atau metode analisis kuadrat terkecil. Adapun fungsi estimasinya sebagai berikut : π = π(X1 , X2 )......................................................................................................................................................(5) Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : πΏππ = πΌ + π½1 π1 + π½2 π2 + π½3 π3 + π½4 π4 + π½5 π5 + π½6 π6 + Β΅ ......................(6) Keterangan : Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 Ξ²1 Ξ²2 Ξ²3 Ξ²4 Ξ²5 Ξ²6 Ξ± Β΅
= = = = = = = = = =
Jumlah penyaluran kredit investasi (triliun rupiah) Tingkat CAR (%) Tingkat BOPO (%) Tingkat DPK (triliun rupiah) Tingkat NPL (%) Tingkat ROA (%) Suku bunga kredit investasi (%) Koefisien regresi Intercept Term of error
16
Uji F (Uji Keseluruhan) Uji F-statistik digunakan untuk mengukur goodness of fit dari persamaan regresi atau untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat dalam persamaan secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen (Gujarati 2003).
πΉ= F R2 n k
πΈππ/(πΎβ1) π
ππ/(πβπ)
=
π
2/(πβ1) (1βπ
2 )/(πβπ)
......................................................................(7)
= Signifikansi hubungan kedua variabel = Koefisien determinasi = Banyaknya pengamatan = Jumlah variabel yang diamati
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F-statistik dengan Ftabel dengan tingkat signifikansi tertentu. Uji F-Statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah . Hipotesis dari uji ini adalah : π»0 βΆ Ξ²1 = Ξ²2 = Ξ²3 = Ξ²4 = Ξ²5 = Ξ²6 = 0 Semua variabel bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel bebasnya.
bebas
secara
π»1 βΆ πππππππ πππ π ππ‘π’ Ξ²π β 0 atau setidaknya ada satu variabel bebas yang memengaruhi variabel tidak bebas. Kriteria Pengujian : H0 tidak ditolak karena F-stat < F tabel H0 ditolak jika F-stat > F tabel Dengan demikian hasil uji F yang signifikan akan menunjukan bahwa minimal satu dari variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel bebasnya. Uji t (Uji Parsial) Menurut Ghozali (2011), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Kriterian pengambilang keputusan : H0 diterima (t* < t tabel) artinya variabel independen secara H0 : Ξ² = 0 parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : Ξ² β 0 Ha diterima (t* > t tabel) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
17
Koefisien Determinasi (R2) Untuk mengukur besa rnya sumbangan variabel X1,X2,X3,X4,X5 dan X6 terhadap variasi (naik turunnya) Y digunakan koefisien determinasi. Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 ( 0
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penyaluran Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar (Bank Mandiri 2015). Melalui kredit investasi suatu negara dapat menjaga kestabilan ekonomi makro dan menciptakan perkembangan ekonomi baru bagi perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan. Tabel 4 Perkembangan penyaluran kredit investasi (triliun rupiah) Bulan
2010
%
2011
%
2012
%
2013
%
2014
%
Januari
289,8
7.55
342,1
7.02
472,6
7.44
592,9
7.18
799,1
7.84
Februari
301,1
7.84
357,0
7.32
475,7
7.49
596,6
7.23
805,1
7.90
Maret
296,4
7.72
375,8
7.71
490,8
7.72
604,6
7.32
814,0
7.99
April
307,2
8.00
383,4
7.86
493,6
7.77
610,5
7.39
830,1
8.15
Mei
305,6
7.96
394,3
8.09
509,9
8.02
626,8
7.59
846,1
8.30
Juni
336,8
8.77
407,1
8.35
525,3
8.27
700,6
8.49
857,9
8.42
July
339,2
8.83
413,4
8.48
535,9
8.43
715,6
8.67
852,7
8.37
Agustus
325,7
8.48
423,8
8.69
550,3
8.66
729,4
8.83
857,8
8.42
September
327,6
8.53
429,4
8.81
559,7
8.81
749,4
9.08
872,3
8.56
Oktober
332,9
8.67
436,4
8.95
568,7
8.95
756,3
9.16
869.,3
8.53
November
330,0
8.59
448,9
9.21
581,3
9.15
775,0
9.39
881,5
8.65
Desember
348,5
9.07
464,2
9.52
591,4
9.31
798,1
9.67
903.1
8.86
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah) Berdasarkan Tabel 4 yang menunjukkan fluktuasi penyaluran kredit investasi bank umum Indonesia selama periode 2010 sampai dengan 2014, dapat dilihat bahwa penyaluran kredit investasi tertinggi yaitu pada bulan Desember tahun 2014 sebesar 903,1 triliun rupiah, sedangkan terendah yaitu pada bulan Januari tahun 2010 sebesar 289,8 triliun rupiah. Hal itu disebabkan karena tahun 2010 Indonesia masih di dalam proses pemulihan akibat krisis global.
19
Dana Pihak Ketiga (DPK) Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat guna meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank merupakan sumber dana terbesar bagi bank untuk membiayai aktivitas/kegiatan bank seharihari serta usaha bank untuk melakukan aktivitas penyaluran kredit. Kredit merupakan alokasi dana terbesar bagi bank yang bisa memberikan keuntungan/pendapatan bagi bank. Dalam suatu bank jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam menawarkan kredit. Tabel 5 Perkembangan dana pihak ketiga (triliun rupiah) Bulan Januari
2010 1,948,8
% 7.79
2011 2,302,5
% 2012 7.78 2,742,3
% 7.72
2013 % 2014 3,205,0 7.86 3,594,6
% 7.82
Februari
1,931,6
7.72
2,287,8
7.73 2,763,9
7.79
3,207,3 7.86 3,603,6
7.84
Maret
1,982,2
7.93
2,350,1
7.94 2,825,9
7.96
3,243,1 7.95 3,663,9
7.97
April
1,980,4
7.92
2,340,2
7.91 2,841,3
8.00
3,299,3 8.09 3,694,7
8.04
Mei
2,013,2
8.05
2,397,1
8.10 2,908,9
8.19
3,349,6 8.21 3,763,4
8.19
Juni
2,096,0
8.38
2,438,0
8.24 2,995,8
8.44
3,374,2 8.27 3,834,5
8.34
July
2,096,0
8.38
2,464,0
8.32 2,961,4
8.34
3,392,9 8.32 3,787,0
8.24
Agustus
2,092,7
8.37
2,459,8
8.31 2,984,0
8.41
3,440,2 8.43 3,855,8
8.39
September 2,144,0
8.57
2,544,8
8.60 3,049,9
8.59
3,526,1 8.65 3,995,8
8.69
Oktober
2,173,0
8.69
2,587,2
8.74 3,070,6
8.65
3,520,8 8.63 4,011,3
8.73
November 2,212,5
8.85
2,644,6
8.93 3,130,5
8.82
3,563,3 8.74 4,054,6
8.82
Desember 2,338,8
9.35
2,785,0
9.41 3,225,1
9.09
3,663,9 8.98 4,114,4
8.95
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah) Tabel 5 menunjukkan perkembangan dana pihak ketiga selama periode 2010 sampai dengan 2014. Dana pihak ketiga tertinggi yaitu pada bulan Desember tahun 2014 sebesar 4,144,4 triliun rupiah , sedangkan terendah yaitu pada bulan Februari tahun 2010 sebesar 1,931,6 triliun rupiah. Berdasarkan grafik diatas, pergerakan DPK terus meningkat, hal ini disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin kuat sehingga sehingga petumbuhan dana dari nasabah yang terus meningkat.
20
Return on Asset (ROA)
4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
. Tingkat ROA Feb-10 Mei-10 Agust-10 Okt-10 Des-10 Februari - 11 Mei - 11 Agustus -11 Oktober - 11 Desember -11 Januari - 12 Maret - 12 Juni - 12 Sep-12 Desember - 12 Januari - 13 Maret - 13 Juni -13 Sep-13 Desember - 13 Januari - 14 Maret - 14 Juni - 14 01-Sep Desember - 14
Persen
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelolah investasinya. Di samping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah) Gambar 4 Pergerakan return on asset periode 2010-2014 Gambar 4 menunjukkan fluktuasi ROA selama periode 2010 sampai dengan 2014. ROA tertinggi yaitu pada bulan Maret dan Desember tahun 2014 yaitu sebesar 3,8%, sedangkan terendah yaitu pada bulan Februari dan Desember tahun 2010 yaitu sebesar 3%. Dapat dilihat bahwa bank umum memiliki ROA yang cukup besar jika mengacu pada standar ROA dari Bank Indonesia yaitu minimal sebesar 1,5%. %. Semakin tinggi ROA yang dimiliki bank maka semakin besar laba atau yang didapat oleh bank tersebut serta semakin bagus pula posisi bank dari segi penggunaan asset yang biasanya akan meningkatkan saham dari bank tersebut (Wild, Subramanyam, dan Hasley 2005). Suku bunga kredit investasi (SBK) Suku Bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yangg diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Jadi suku bunga kredit investasi adalah pembayaran bunga dari peminjaman dan kredit investasi.
21
13,5 13 Persen
12,5 12 11,5 Tingkat SBK
11 10,5
Feb-10 Mei-10 Agust-10 Okt-10 Des-10 Feb-11 Mei - 11 Aug -11 Okt-11 Des-11 Jan-12 Mar-12 Juni - 12 Sep-12 Des-12 Jan-13 Mar-13 Juni -13 Sep-13 Des-13 Jan-14 Mar-14 Juni - 14 01-Sep Des-14
10
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (Diolah) Gambar 5 Pergerakan suku bunga kredit investasi periode 2010-2014 Gambar 5 menunjukkan fluktuasi suku bunga kredit investasi selama periode 2010 sampai dengan 2014. Suku bunga kredit investasi tertinggi yaitu pada bulan Februari tahun 2010 yaitu sebesar 13,2%, sedangkan terendah yaitu pada bulan Maret 2013 sebesar 11.2%. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Prof Dr Soedradjad Djiwandono mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan turunnya suku bunga kredit di Indonesia. Selain karena mekanisme pasar, turunnya suku bunga juga dapat didorong dari intervensi BI. Sedangkan penyebab kenaikan suku bunga kredit adalah meningkatnya biaya dana yang disebabkan karena kenaikan suku bunga acuan BI. Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Jika NPL meningkat maka semakin sedikit kredit yang disalurkan oleh bank.
Persen
4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Feb-10 Mei-10 Agust-10 Okt-10 Des-10 Feb-11 Mei - 11 Aug -11 Okt-11 Des-11 Jan-12 Mar-12 Juni - 12 Sep-12 Des-12 Jan-13 Mar-13 Juni -13 Sep-13 Des-13 Jan-14 Mar-14 Juni - 14 01-Sep Des-14
Tingkat NPL
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (Diolah) Gambar 6 Pergerakan non performing loan periode 2010 - 2014
22
Gambar 6 menunjukkan fluktuasi NPL selama periode 2010 sampai dengan 2014. NPL tertinggi yaitu pada, Januari 2010 yaitu sebesar 3,7% dan NPL terendah yaitu pada Desember 2012 dan 2013 yaitu sebesar 1,7%. NPL yang tinggi pada tahun 2010 disebabkan oleh perlambatan ekonomi dan depresiasi nilai tukar yang memeengaruhi kinerja perusahaan, sehingga resiko kredit macet semakin meningkat karena kinerja perusahaan menurun. Capital Adequacy Ratio (CAR) Kecukupan modal (CAR) merupakan masalah penting perbankan, bank yang memiliki tingkat kecukupan modal baik menandakan bank tersebut sehat. Siamat (2005) menyatakan fungsi modal bank salah satunya untuk memenuhi kebutuhan modal minimum, tingkat kecukupan modal sangat penting bagi bank untuk menyalurkan pembiayaan. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka bank memiliki cukup dana untuk menyalurkan kredit. 25
Persen
20 15 10 Tingkat CAR 0
Feb-10 Mei-10 Agust-10 Okt-10 Des-10 Februariβ¦ Mei - 11 Agustusβ¦ Oktoberβ¦ Desembβ¦ Januariβ¦ Maret -β¦ Juni - 12 Sep-12 Desembβ¦ Januariβ¦ Maret -β¦ Juni -13 Sep-13 Desembβ¦ Januariβ¦ Maret -β¦ Juni - 14 01-Sep Desembβ¦
5
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (Diolah) Gambar 7 Pergerakan capital adequacy ratio periode 2010 β 2014 Gambar 7 menunjukkan fluktuasi CAR selama periode 2010 sampai dengan 2014. CAR tertinggi yaitu pada Januari dan Februari 2014 sebesar 19,9 % , sedangkan CAR terendah yaitu pada Desember 2011 yaitu sebesar 16,5 % . Bank Indonesia menetapkan perkembangan CAR minimal di 8%. Menurut grafik diatas, perkembangan CAR cenderung meningkat dan tidak ada yang dibawah 8%. Hal tersebut menunjukan semakin kuatnya struktur modal yang dimiliki oleh bank sehingga likuiditasnya semakin baik. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Nasional (BOPO) BOPO termasuk rasio rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono 2005).
23
100
Persen
80 60 40 20
Tingkat BOPO
Feb-10 Mei-10 Agust-10 Okt-10 Des-10 Februari - 11 Mei - 11 Agustus -11 Oktober - 11 Desember -11 Januari - 12 Maret - 12 Juni - 12 Sep-12 Desember - 12 Januari - 13 Maret - 13 Juni -13 Sep-13 Desember - 13 Januari - 14 Maret - 14 Juni - 14 01-Sep Desember - 14
0
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (Diolah) Gambar 8 Pergerakan BOPO periode 2010 β 2014 Gambar 8 menunjukan fluktuasi BOPO selama periode 2010 sampai dengan 2014. BOPO tertinggi yaitu pada Januari 2010 sebesar 93.8 %, sedangkan BOPO terendah yaitu pada Desember 2012 sebesar 74.1 %. Menurut ketentuan Bank Indonesia, batas maksimal BOPO adalah 90% untuk menunjukan tingkat efisiensi bank yang baik. Bisa dilihat dari grafik diatas bahwa perkembangan BOPO cenderung menurun. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan operasionalnya. Pemilihan Model Terbaik Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi, salah satunya adalah OLS (Ordinary Linear Square). OLS merupakan metode estimasi fungsi regresi yang paling sering digunakan. Kriteria OLS adalah "Line of Best Fit" atau dengan kata lain jumlah kuadrat dari deviasi antara titiktitik observasi dengan garis regresi adalah minimum. Dalam model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang BLUE, yaitu : Homoscedastic, nomulticollinearity dan no-autocorrelation. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dengan melihat nilai probabilitas Jarque Bera. Hasil estimasi dapat dilihat pada lampiran, menunjukan nilai probabilitas penyaluran kredit sebesar 0.530991 yang artinya error term sudah terdistribusi secara normal dalam model karena Jarque Bera lebih besar dari taraf nyata 5%. 2. Uji Multikolinearitas Multikolineritas disebabkan oleh nilai R2 tinggi namun variabel independennya hanya sedikit yang signifikan. Model diatas bebas dari masalah multikolinearitas dengan uji Variance Inflation Factors (VIF). Pada model penyaluran kredit investasi bank umum nilai centered VIF
24
semua dibawah 10 yang artinya terbebas dari masalah multikolinearitas .Terdapat 5 variabel independen yang signifikan dan 1 variabel independen tidak signifikan. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan F-Statistik pada heterostkedasticity test glesjer. Model diatas bebas dari masalah heteroskedastisitas dengan melihat niai F-Statistik lebih kecil dari taraf nyata 5%. Hasil menunjukan model penyaluran kredit investasi bebas dari masalah heteroskedastisitas karena sebesarF-Statistik sebesar 0.0895%. 4. Uji Autokolerasi Dalam uji asumsi ini dugunakan nilai Durbin Watson (DW) untu melihat ada atau tidaknya masalah autokorelasi. Hasil regresi dengan metode OLS untuk model penyaluran kredit investasi menunjukan nilai DW-stat sebesar 1.557431. Dari tabel DW dengan taraf nyata 5% n=60 k=6 maka didapatkan DL sebesar 1.4083 dan DU sebesar 1.7671. Model yang terbebas dari masalah autokorelasi harus memiliki nilai DU
25
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum Faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran kredit investasi bank umum di Indonesia dengan taraf nyata 5% adalah DPK, CAR, NPL, SBK, dan BOPO. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil regresi linear berganda dengan menggunakan metode OLS ditunjukan oleh Tabel 7. Tabel 6 Hasil estimasi variabel yang memengaruhi kredit investasi Variabel NPLP LNDPK CAR ROA BOPO SBK C
Koefisien -0.551 0.186 0.119 -0.020 -0.013 0.319 6.754
Std. Error 0.071 0.059 0.018 0.128 0.003 0.075 1.222
t-Statistic -7.686 3.144 6.533 0.157 -4.377 4.262 5.526
Prob 0.000* 0.002 0.000* 0.875* 0.000* 0.000* 0.000
Sumber : Output regresi berganda data time series eviews 6 Tanda (*) menunjukan signifikan pada taraf nyata 5% NPL memengaruhi penyaluran kredit investasi secara nyata dan signifikan di nilai koefisien variabel sebesar -0.551. Artinya jika NPL meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan penyaluran kredit investasi sebesar 0.551%. Hasil ini didukung oleh penelitian Saryadi (2013). Hubungan negatif antara penyaluran kredit investasi dan NPL terjadi karena semakin tinggi NPL maka semakin tinggi pula risiko kredit yang harus ditanggung oleh bank dan akan mendorong bank untuk menurunkan jumlah kredit yang disalurkan. Berdasarkan hasil estimasi yang terdapat dalam Tabel 7, dapat ditunjukan bahwa DPK memengaruhi penyaluran kredit investasi secara nyata dan signifikan denga nilai koefisien variabel sebesar 0.186 yang menyatakan bahwa ketika DPK meningkat sebesar 1% maka akan menaikan penyaluran kredit investasi sebesar 0.186%. Hasil ini didukung oleh penelitian Murdiyanto (2012). Hubungan positif antara penyaluran kredit investasi dan DPK terjadi karena semakin tinggi DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan, akan mendorong peningkatan jumlah kredit yang disalurkan. DPK merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penyaluran kredit perbankan. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan fungsi perantara keuangan (financial intermediary), DPK merupakan sumber pendanaan yang utama. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya 2005). Berdasarkan hasil estimasi yang terdapat pada Tabel 7 menunjukan bahwa CAR memiliki pengaruh yang nyata terhadap penyaluran kredit investasi. Nilai koefisien variabel sebesar 0.119 menyatakan bahwa ketika meningkat sebesar 1% maka akaan menaikan penyaluran kredit investasi sebesar 0.119%. Hasil ini didukung oleh penelitiann Oktaviani (2012). Hubungan positif antara penyaluran kredit investasi dan CAR terjadi karena semakin tinggi CAR maka semakin tinggi
26
pula kemampuan bank dalah hal finansial bank termasuk mengantisipasi kerugian yang timbul dari aktivitas penyaluran kredit perbankan dan sekaligus akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kreditnya. BOPO memengaruhi penyaluran kredit investasi secara nyata dan signifikan dengan nilai koefisien variabel sebesar -0.013. Jika BOPO meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan penyaluran kredit investasi sebesar 0.013%. Hasil ini didukung oleh penelitian Yulhasnita (2013). Hubungan negatif antara penyaluran kredit investasi dan BOPO terjadi karena semakin kecil rasio BOPO suatu bank berarti semakin efisien biaya operasional bank yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank tersebut dalam kondisi yang bermasalah semakin kecil dan semakin banyak kredit yang ditawarkan. Suku bunga kredit investasi memengaruhi penyaluran kredit investasi secara nyata dan signifikan. Nilai koefisien variabel sebesar 0.319 menyatakan bahwa ketika SBK mengalami peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan penyaluran kredit investasi sebesar 0.319%. Hasil ini didukung oleh penelitian Farauk (2010). Jika suku bunga kredit meningkat, maka penyaluran kredit juga meningkat. Hal ini disebabkan suku bunga adalah imbal jasa yang diterima oleh bank dalam meminjamkan uangnya kepada nasabah, semakin tinggi suku bunga kredit maka semakin tinggi pula imbal jasa atau keuntungan yang diterima oleh bank, yang menyebabkan bank lebih banyak menyalurkan kreditnya kepada masyarakat guna memperoleh keuntungan yang lebih.
27
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Variabel internal perbankan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi adalah DPK, CAR, dan SBK. Sedangkan variabel internal perbankan yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit investasi adalah NPL dan BOPO. Saran 1.
2. 3.
Bank Umum perlu melakukan pengawasan terhadap tingkat non performig loan (NPL) karena berdasarkan hasil uji estimasi nilai NPL berpengaruh dalam menurunkan penyaluran kredit investasi. Bank umum perlu menungkatkan dana pihak ketiga (DPK) agar penyaluran kredit investasi semakin meningkat. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel internal lainnya seperti tingkat suku bunga kredit, loan to deposit ratio (LDR), dan variabel eksternal seperti tingkat inflasi.. Selain itu dapat juga dengan memperluas cakupan objek penelitian.
28
DAFTAR PUSTAKA Agenor, P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. 2000. The Credit Crunch in East Asia : What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us? NBER, Inc., Cambridge. Working Paper 7951. Almilia dan Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbsnkan. Jurnal Akutansi dan Keuangan. Jakarta (ID). Arisandi, Desi. 2007. Analisis Faktor Penawaran Kredit Pada Bank Umum Di Indonesia [jurnal]. Jakarta: Universitas Gunadarma. Bank Mandiri. 2015. Pengertian Kredit Investasi. [diunduh pada 10 Oktober 2015] Tersedia Pada : http://www.bankmandiri.co.id/article/. [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2005. Fungsi Intermediasi Perbankan. [BI] Bank Indonesia. 2010 β 2014. Laporan Tahunan Bank Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta. Boediono. 1985. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Perkembangan Ekonomi Melambat Sejak 5 Tahun Terakhir. [diunduh pada 12 Oktober 2015]. Tersedia Pada http://www.bps.go.id. Dendawijaya L. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor (ID). Ghalia Indonesia Faisol, Ahmad. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Bisnis Manajemen, 3(2): 1411-9366. Farauk, Umar. 2010. Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Kredit Konsumtif dengan Volume Penyaluran Kredit Konsumtif Bank Swasta Nasional [jurnal]. ISSN: 0854-8986. Firdaus, H.R & Ariyanti, M. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum [jurnal]. ALFABETA. Bandung. Freixas dan Rochet. 2008. Microeconomics Of Banking. Second Edition. London: The MIT Press. Ghazaly, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang. Gujarati D. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 2. Jakarta (ID) : Salemba Empat. Inggrid. 2006. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan Kausalitas Dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM)., Harmanta dan Ekananda. 2005. Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit [jurnal]. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Hasibuan, M.S.P. 2007. Dasar Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jacobs, Peter. 2014. Inflasi Stabil Dan BI Rate Tetap 7,75%. [diunduh pada 15 Desember 2015]. Tersedia Pada http://www.cnnindonesia.com Juanda, Bambang. 2012. Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: IPB Press.
29
Karl dan Fair. 2001. Pembayaran Bunga Tahunan Dari Suatu Pinjaman, Dalam Bentuk Persentase Dari Pinjaman Yang Diperoleh. Jogjakarta : YKPN. Kasmir.2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perbankan. Kiryanto, Ryan. 2007. Langkah Terobosan Mendorong Ekspansi Kredit [jurnal]. Economic Review, no. 208. Kuncoro, M. Dan suhardjono. 2005. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Jogjakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Menanti Reformasi Iklim / Investasi Di Indonesia. Mudrajad.com/upload/publications_menanti-iklim-investasi-bisnis.pdf Linda, Maiva. 2007. Responsibitas Kredit Investasi terhadap Variabel Makroekonomi dan Perbankan pada Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Meydianawati, LG. 2007. Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia. Buletin Studi Ekonomi, (12) 2. Mishkin, Frederic S. 1995. The Economics Of Money, Banking, and Financial Market. Edisi keempat. Murdiyanto, Agus. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan [jurnal]. Semarang: Unissula. Myers, R.H. Classical Modern Reggresion With Application. PWS-KENT. Noviyanti, Farisa. 2013. Pengaruh Kebijakan BI Rate Terhadap Kondisi Perekonomian Indonesia. Tangerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Nuryakin & Warjiyo, P. 2006. Penyaluran Kredit Bank di Indonesia: Kasus Pasar Oligopoli Periode Januari 2001-Juli 2015 [jurnal]. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 9(2): 21-55. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2010. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2010.[internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2011. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2011.[internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2012. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2012.[internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2013.[internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2014.[internet]. [diunduh 2015 Juli 26]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id.
30
Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Publik Di Indonesia Periode 2008-2010) [Skripsi]. Semarang: Universitas Dipenogoro. Piter & Suseno. 2003. Fungsi Intermediasi Perbankan Di Daerah: Pengukuran dan Indentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi [jurnal]. BEMP (Maret). Pranita, Ratih. 2008. Analisis Penawaran dan Permintaan Kredit Investasi [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Retnadi, Djoko. 2006. Perilaku Penyaluran Kredit Bank [jurnal]. Jurnal Kajian Ekonomi. Rosdiana, Hana. 2010. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Terhadal Return On Asset (ROA) dan Dampaknya Pada Penyaluran Kredit Investasi Bank Persero [skripsi]. Jakarta: Jurnal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Rustam, Dwiatmanto dan Mira. 2013. Analisis Pengaruh ROA, CAR, NPL, dan LDR Terhadap Perkembangan Kredit Perbankan [jurnal]. 2013. Malang: Universitas Brawijaya. Saputra, M.I. 2005. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Indonesia (SBI) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum di Indonesia Periode 1995 β 2004. Laporan Penelitian. Saryadi. 2013. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Swasta Non Devisa) [jurnal]. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 2, No 1. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan βKebijakan Moneter Dan Perbankanβ [jurnal]. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu. Subegti, RB. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum Indonesia [jurnal]. Malang: Universitas Brawijaya. Susilo, Triandaru, dan Santoso. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain [buku]. Jakarta: Salemba Empat. Undang-undang Republik Indonesia No. 10, Tahun 1998 tentang Perbankan (Perubahan atas Undang-undang No. 7, Tahun 1992). Warjiyo, Perry. 2006. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia [jurnal]. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Wijaya, Tony. 2007. Kontribusi Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Perbankan di Bursa Efek Surabaya [jurnal]. MODUS. Vol 19, No 1. Wild, John J, K. R. Subramanyam, dan Robert F. Hasley. 2005. Financial Statement Analysis. Edisi 8, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Yulhasnita. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) [jurnal]. Pekanbaru : Universitas Riau.
31
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Estimasi Penyaluran Kredit Investasi
Dependent Variable: LNPS Method: Least Squares Date: 01/05/16 Time: 12:51 Sample: 2010M01 2014M12 Included observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPLP LNDPK CAR ROA BOPO SBK C
-0.551593 0.186093 0.119669 0.020319 -0.013622 0.319983 6.754643
0.071758 0.059186 0.018315 0.128681 0.003112 0.075067 1.222256
-7.686896 3.144198 6.533770 0.157898 -4.377004 4.262654 5.526375
0.0000 0.0027 0.0000 0.8751 0.0001 0.0001 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.892269 0.880073 0.125276 0.831790 43.21928 73.16103 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
13.17033 0.361752 -1.207309 -0.962969 -1.111734 1.557431
Lampiran 2 Uji Normalitas 8
Series: Residuals Sample 2010M01 2014M12 Observations 60
7 6 5 4 3 2 1 0 -0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-3.95e-15 -0.014788 0.271533 -0.266162 0.118736 0.295994 2.605084
Jarque-Bera Probability
1.266022 0.530991
32
Lampiran 3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.951190 10.85550 8.550043
Prob. F(6,53) Prob. Chi-Square(6) Prob. Chi-Square(6)
Lampiran 4 Uji Multikolerasi Variance Inflation Factors Date: 01/05/16 Time: 12:59 Sample: 2010M01 2014M12 Included observations: 60
Variable
Coefficient Variance
Uncentered VIF
Centered VIF
NPLP LNDPK CAR ROA BOPO SBK C
0.005149 0.003503 0.000335 0.016559 9.69E-06 0.005635 1.493909
114.1957 2937.317 426.5610 580.5606 247.9663 3085.558 5711.331
5.451013 1.752181 1.358359 1.338806 2.298190 5.549658 NA
LAMPIRAN 5 Uji Autokolerasi L = 1.3719 DU = 1.8082 Durbin Watson = 1.5574 Autokorelasi di daerah tidak memiliki kesimpulan.
0.0895 0.0929 0.2005
33
34
35
36
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Dian Nur Amalia, lahir di Bogor pada tanggal 26 Desember 1992. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Cecep Sumedi dan Ibu Endang Werdiningsih. Penulis menamatkan pendidikannya di SDN Sukadamai 3, SMP Negeri 1 Bogor, dan SMA Negeri 1 Bogor. Kemudian pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif di organisasi, yaitu menjadi ketua divisi publikasi dan dokumentasi Forum for Indonesia (FFI) Bogor. Penulis juga aktif dalam mengikuti beberapa kepanitian yang diselenggarakan oleh BEM KM IPB yaitu Sportakuler dan kepanitiaan yang diselenggarkan Hipotesa yaitu Hipotex-r.