ANALISIS DESKRIPTIF EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG TAHUN 2015
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh: Indah Wulandari Priyana 1112053100019
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ABSTRAK
Nama NIM Judul
: Indah Wulandari Priyana : 1112053100019 :Analisis Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja,atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Dalam evaluasi program penyelenggaraan pelatihan manasik ini, terlihat dari profil calon jamaah haji yang sangat beragam dan pengetahuan tentang manasil yang terbatas secara materi bimbingan dan waktu pertemuan yang hanya sedikit menjadi masalah yang kerap terjadi dalam pelatihan manasik. Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang sebagai pemerintah yang bertanggung jawab atas pemberian pelatihan manasik haji terhadap calon jamaah haji yang dilakukan meliputi, pengenalan kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji, bimbingan perjalanan haji, bimbingan teknis pelayana kesehatan, keselamatan penerbangan dan hikmah-hikmah haji. Pemberian pelatihan manasik ini adalah sebuah bentuk latihan untuk meningkatkan keterampilan para calon jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji, setelah sebelumnya telah memahami teori dari buku-buku tentang haji. Penellitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan evaluasi input berdasarkan peserta pelatihan manasik haji, staff (pemateri), dan materi dalam pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan manasik haji, hingga evaluasi penyelenggaraan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini memiliki ciri khas penyajian datanya dalam bentuk narasi, cerita mendalam atau rinci dari para responden wawancara atau observasi, responden dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang yaitu Kepala seksi penyelenggaraanhaji dan umrah Kemenag Kota Tangerang, staff pembinaan haji dan umrah, dan pemateri. Berdasarkan hasil penelitian, Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang dalam memberikan pelayanan pelatihan manasik haji calon jamaah haji elah sesuai dengan prosedur dan sudah cukup baik. Dari 1.460 jamaah berdasarkan dari latar belakang usia, pendidikan, dan profesi hampir 85% mengikuti pelatihan manasik haji. Dari segi kualitas, pemateri yang memberikan materi manasik haji sudah memnuhi standar dan menguasai materi yang disampaikan oleh peserta pelatihan manasik haji. Dan dari segi materi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang telah memberikan materi sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Penyelenggaran Haji dan Umrah. . Kata Kunci : Evaluasi, Pelatihan dan Manasik Haji
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, tidak pula shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi besar Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Analisi Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015”. Penyusunan skripsi ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun, sangat saya harapkan untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu sebagai rasa syukur perkenankan saya mengucapkan rasa terimakasih kepada: 1. Kedua Orang tua yaitu ayah H.Anjar Priyana (Alm) dan mama Hj. Lili Dahlia serta kakak M. Sholeh dan adik- adikku Dessy Nuramaliah, Bella Nurfitriah, Faqih Arifin yang telah memberikan motivasi dan semangat baik moril maupun material, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. 2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 3. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
v
4. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam perkuliahan. 5. Bapak Drs. Sugiharto, MA , selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Hasanuddin Ibnu Hiban, MA, selaku Dosen Penasehat Akademik Program Studi Manajemen Haji dan Umrah. 7. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA, selaku Dosen Pembimbing yang memberikan motivasi, arahan serta pendapat atas penulisan skripsi ini. 8. Drs. Study Rizal Lk. M,A dan H. Ahmad Kartono. M,Si selaku penguji skripsi penulis dan TIM penguji skripsi yang telah memberikan pengarahan perbaikan kepada skripsi penulis. 9. Para Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Dakwah Haji dan Umrah yang telah berbagi ilmu dan pengalaman yang berharga bagi kami. 10. Kawan- kawan Manajemen Haji dan Umrah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 yang setia menemani dan memberikan dukungan atas penyusunan skripsi ini. 11. Bapak H.Nahrowi, selaku Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kota Tangerang yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini. 12. Staff Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Tangerang yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.
Demikianlah, mudah- mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya selaku penyusun dan pembaca pada umunya. Semoga Allah SWT meridhoi dan memberkahi usaha saya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Aamiin
Jakarta, 30 Mei 2016
Penyusun Indah Wulandari Priyana
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK.................................................................................................................. iv KATA PENGANTAR................................................................................................ v DAFTAR ISI............................................................................................................. vii DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 5 D. Metodologi Penelitian................................................................... 7 E. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 10 F.
BAB II
Sistematika Penulisan...................................................................12
TINJAUAN TEORIS A. Evaluasi 1.
Pengertian Evaluasi .................................................................... 15
2.
Jenis- jenis Evaluasi................................................................... 17
3.
Tujuan Evaluasi.......................................................................... 20
4.
Langkah- langkah Evaluasi........................................................ 21
5.
Kriteria Keberhasilan Evaluasi................................................... 23
B. Pelatihan 1.
Pengertian Pelatihan.................................................................... 24
2.
Penyusun Program Pelatihan....................................................... 26
3.
Prinsip- prinsip Penyusun Program Pelatihan............................. 27
vii
C. Manasik Haji
BAB III
1.
Pengertian Manasik Haji................................................................... 28
2.
Tujuan dan Fungsi Manasik Haji...................................................... 30
3.
Metode Bimbingan Manasik Haji..................................................... 31
GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG A. Sejarah Kementerian Agama Kota Tangerang.................................. 35 B. Visi Misi dan Program 1. Visi Kantor Kemenag Kota Tangerang......................................... 37 2. Misi Kantor Kemenag Kota Tangerang........................................ 37 3. Program Kemenang Kota Tangerang............................................ 39 C. Struktur Organisasi Kantor Kemenag Kota Tangerang..................... 40 D. Struktur PPIH Kementerian Kota Tangerang Tahun 2015................ 41 E. Tugas dan Fungsi PPIH Kemenang Kota Tangerang Tahun 2015.... 43
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji) ................................................ 43 1. Calon Jamaah Berdasarkan Usia................................................... 43 2. Calon Jamaah Berdasarkan Pendidikan........................................ 46 3. Calon Jamaah Berdasarkan Profesi............................................... 48 B. Evaluasi Staff (Pemateri).................................................................... 50 1. Pemateri Berdasarkan Pekerjaan................................................... 51 C. Evaluasi Program (Materi)................................................................ 52
BAB V
PENUTUP A.
Kesimpulan ..................................................................................... 56
B.
Saran ............................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Usia ................................. 44
Tabel 4.2
Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Pendidikan....................... 46
Tabel 4.3
Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Profesi.............................. 48
Tabel 4.4
Tabel Jurnal Pemateri Pelatihan Manasik Haji.......................... 51
ix
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji.1 Allah berfirman dalam Surat Al-Imran ayat 97 berfirman: َعنِ الْعَالَمِين َ ٌغنِّي َ َسبِيّلًا وَ َمنْ كَفَرَ فَإِّنَ الّلَه َ ِستَطَاعَ إَِليْه ْ وَلِّلَهِ عَّلَى النَاسِ حِّجُ ا ْل َبيْتِ َمنِ ا Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. Secara etimologi, haji berarti “pergi atau berkunjung kesuatu tempat”. Sedangkan menurut istilah fiqih, ziarah berarti berkunjung ke Baitullah, Ka’bah, untuk melaksanakan ibadah dengan syarat dan rukun tertentu yang dilaksanakan pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah sampai terbit fajar hari kesepuluh dalam waktu dan tempat tertentu. 2
1
A. Muis, Komunikasi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001),Ce-1,h.
21 2
Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidatayullah Jakarta, 2008), Cet-1.h,185
2
Penyelenggaraan ibadah haji sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan,
dan
perlindungan
dengan
menyediakan
pelayanan
administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan, dan hal- hal lainnya yang diperlukan oleh calon Jamaah haji.3 Untuk pencapaian kualitas dalam penyelenggaraan ibadah haji dibutuhkan sumber daya manusia yang professional dan berdedikasi (mempunyai nulari inovasi, motivasi, proaktif) yang tinggi, adanya sistem dan manajemen yang tersusun rapi serta dibutuhkannya metode pengawasan terhadap institusi terkait yang dilaksanakan secara efektif.4 Karena itu, ibadah haji merupakan kegiatan penting yang memerlukan adanya pengelolaan khusus yang mengurusi masalah kegiatan haji yang menyangkut
pelayanan-pelayanan yang akan
diberikan pada Jamaah calon haji. Salah satunya yaitu, pelayanan bimbingan ibadah haji. Setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan, dibutuhkan sebuah sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebiah proses penilaian, di mana terjadinya sebuah pengukuran terhadap efektifitas rencana dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya akan dijadikan tolak ukur keberhasilan dan
3
Ali Rokhmad, Langkah-Langkah Pembenahan Haji (Jakarta: Ditjen PHU Kementerian Agama RI,2010),h. 6 4 Achmad Nidjam, Manajemen Haji ( Jakarta: Zairul Hakim, 2001), hal. 55
3
dijadikan rancangan atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan yang selanjutnya. Begitu pula dengan sebuah penyelenggaraan harus memiliki senuah sistem evaluasi untuk mencari penyebab dari berbagai masalah yang timbul dan mengatasi semua masalah serta merancang sebuah gagasan atau solusi agar pada saat penyelenggaraan pelatihan manasik selanjutnya bisa berlangsung dengan keadaan yang baik dan ideal, sesuai dengan yang tertera dalam Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pengetauhan tentang haji merupakan hal yang sangat urgens untuk diketauhi dan dipelajari dalam pelaksanaan ibadah haji. Sebaiknya ada bimbingan pendahuluan terhadap seluruh jamaah calon haji yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Kota Tangerang sebagai konsekuensi pemerintah terhadap penyelenggaraan pelatihan manasik haji sekaligus menjadi tolak ukur kualitas pemahaman manasik haji bagi jamaah calon haji dan juga menjadi evaluasi pelayanan pemerintah terhadap jamaah calon haji. Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, penyelenggaraan pelatihan
manasik
haji
mengalami
perubahan
dalam
upaya
meningkatkan pembinaan salah satunya yaitu dalam pemberian pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kota Tangerang. Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada calon jamaah haji
4
dengan memberikan pelayanan yang baik. Pemberian pelatihan manasik haji yang berkualitas menjadi salah satu tanggung jawab yang harus diberikan kepada para calon jamaah haji untuk membekali dalam melaksanakan perjalan ibadah haji. Berdasarkan berbagai uraian di atas yang tertulis, maka penulis telah membuat dan mengkaji sebuah penelitian yang berjudul: “Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada Analiasis Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang. Adapun pemilihan kriteria evaluasi, penulis menggunakan kriteria evaluasi seperti yang dikemukakan oleh Sufflebeam guna mengawasi suatu program secara lebih seksama yaitu: evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Karena keterbatasan penulis, maka penulis membatasinya hanya pada evaluasi hasil (input). Dalam proses evaluasi input ini pun penulis membatasinya hanya kepada calon jamaah, staff, dan materi.
5
2. Perumusan Masalah Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan, maka penulis membuat perumusan masalah agar arah dan tujuan penulisan ini jelas adanya. Adapun perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana evaluasi input dalam hal calon jamaah haji dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015? b.
Bagaimana evaluasi pemateri dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Kota Tangerang Tahun 2015?
c.
Bagaimana evaluasi materi dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Kota Tangerang Tahun 2015?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: a.
Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal calon jamaah haji dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015.
6
b.
Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal pemateri dalam kegiatan penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015.
c.
Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal materi yang terjadi dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kementerian
Agama
Kota
Tangerang
dalam
usaha
menyelenggarakan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan dalam Manajemen Dakwah dalam ruang limgkup Manajemen Haji oleh Kementerian Agama Kota Tangerang dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah. c. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan gambaran
kepada
masyarakat,
khususnya
mahasiswa-
mahasiswi Manajemen Haji dan Umrah, bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota Tangerang dalam aspek pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji tahun 2015.
7
D.
Metodologi Penelitian 1.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantatif (pengukuran). Menurut Imam Gunawan dalam bukunya penelitian kulaitatif
adalah
salah
satu
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.5 Penulis berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala hal yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang dihasilkan
berupa
kata-
kata
melalui
wawancara
dan
pengamatan. 2. Sumber Data a. Data Primer Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah dari mana data dapat diperoleh langsung oleh pengumpul data dari
5
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teoti & Praktik (Jakrta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 82
8
objek risetnya.6 Informan dalam data primer ini adalah Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Pemateri , dan calon jamaah haji. b. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. Merupakan data tambahan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Berupa beberapa dokumen-dokumen, surat kabar, jurnal, buku-buku perpustakaan serta buku-buku koleksi penulis. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan
adalah
menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah: a. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap
objek
penelitian
melalui
pemilihan
data,
pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh gambaran yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa faktual yang terjadi. b. Wawancara, yaitu mencari data-data melalui percakapan berkaitan dengan objek penelitian
7
melalui wawancara
ditunjukkan kepada Kepala Seksi penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Staff
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),hal. 157 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,h. 186
9
Pembinaan Ibadah Haji, dan calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang. c. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal- hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Penulis
mengumpulkan,
membaca,
dan
mempelajari berbagai bentuk data tertulis yang ada di lapangan serta data-data lain yang dapat dijadikan sebagai bahan analisa dalam penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh dan terkumpul melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, serta informasi dan keterangan yang ditemukan
dalam
penelitian
ini
akan
dianalisis
dengan
menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data di mana penulis memaparkan semua data yang diperoleh
dari
hasil
temuan
secara
sistematis,
lalu
mengklasifikasikan untuk kemudian menganalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah. 5. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di
Kantor
Kemeterian Agama Kota Tangerang Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Jl. A.Yani No. 8 Kota TangerangBanten 15112. Dan untuk waktu penelitian skripsi ini dilakukan dari tanggal 25 Januari 2016 – 9 Mei 2016.
10
6.
Pedoman Penulisan Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penuls mengacu kepada pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA UIN Jakarta Tahun 2007.8
E. Tinjauan Pustaka Untuk penyusunan karya ilmiah ini, penulis membaca beberapa skripsi terdahulu untuk memahami dan mendalami materi serta menentukan poin perbedaan hasil karya penulis dengan karya tulis yang lain. Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang hampir sama diantaraya: 1.
Skripsi ini berjudul “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012” yang disusun oleh Sri Rezeki,9 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena sama- sama membahas tentang evaluasi manasik haji, hanya yang membedakan dengan
8
Hamid Nasuhi,dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta: CeQDA UIN Jakarta, 2007),h. 2 9 Sri Rezeki, “ Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2014)
11
penelitian yang penulis lakukan adalah evaluasi yang dilakukan dari segi penyelenggaraan pelatihan oleh Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan skripsi yang disusun oleh Sri Rezeki evaluasi yang hanya terfokus pada program manasiknya saja di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2012. 2.
Skripsi ini berjudul “Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik (Bimsik) Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M” yang disusun oleh Noprian,10 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena samasama
membahas
tentang
manasik
haji,
hanya
yang
membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah evaluasi penyelenggaraan oleh Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan skripsi yang disusun oleh Noprian memfokuskan pada Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik pada KBIH Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015. 3.
Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Tahun 2013 Pada Kementerian Agama Jakarta Timur” yang disusun
10
Noprian, “Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik (Bimsik) Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M ” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2015)
12
oleh Wasilaturrohmah, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena samasama membahas tentang evaluasi manasik haji, hanya yang membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah evaluasi penyelenggaraan pelatihan oleh Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan skripsi yang disusun oleh Wasilaturrohmah memfokuskan pada evaluasi pelayanan bimbingan manasik tahun 2013 Kementerian Agama Jakarta Timur. Perbedaan juga terdapat pada tempat penelitian. 11
F. Sistematika Penulisan Untuk lebih terarah dalam pembahasan dan gambaran sederhana agar memudahkan penulisan skripsi ini maka penulis membuat sistematika penulisan yang tersusun dalam lima (5) bab yang masingmasing memiliki sub- sub dengan susunan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Penulis mengurai beberapa hal
yang berkaitan dengan
peneilitian ini, pada bagian awal diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam menggumpulkan 11
Wasilaturohmah, “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Tahun 2013 Pada Kementerian Agama Jakarta Timur” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2014)
13
data, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan uraian tentang sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori Membahas tentang definisi- definisi judul penelitian mengenai pengertian dan teori evaluasi, pengertian dan teori pelatihan, serta pengertian dan teori manasik haji. BAB III: Gambaran Umum Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum mengenai sejarah berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Visi, Misi, dan Program Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Struktur, Tugas dan Fungsi PPIH Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang. BAB IV: Analisis Evaluasi Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015 Bab ini merupakan bab inti dari penelitian itu sendiri. Yang mana berisi tentang analisis data- data yang telah terkumpul dan tersaji dalam bab III, Di dalamnya berisi tentang evaluasi input penyelengaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
14
BAB V: Penutup Merupakan bab akhir, dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya, dan kemudian penulis mengemukakan saran.
15
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi Menurut bahasa evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penaksiran. Secara istilah evaluasi merupakan proses menghitung, mengukur, dan menilai atas proses dan hasil yang telah dicapai dari rencana aksi yang telah dilakukan. Materi yang di evaluasi anatar lain masukan (input), keluaran (output), hasil (income), manfaat (benefit) dan dampak (impact).1 Dalam bukunya, Suharsimi memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Evaluasi juga merupakan kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk, mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.2
1
Ali Rokhmad, Startegi Pencitraan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433 H/2012 M (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, 2012).h. 52-53 2 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),Cet-5, hal.1-2
16
Sedangkan menurut Sukardi, evaluasi merupakan proses sistematis
pengumpulan
dan
penganalisisan
data
untuk
pengambilan keputusan. Dan dari aspek program, evaluasi dapat diartikan suatu kegiatan pengevaluasian yang dilakukan secara berkesinambungan dan ada dalam suatu organisasi. Program juga dapat diartikan menjadi dua hal, yaitu rencana dan juga sebagai kesatuan kegiatan pengelolaan.3 Secara umum evaluasi dikenal menjadi dua tipe, yaitu evaluasi terus- menerus (on-going evalution) dan evaluasi akhir (ex- post evaluation). Tipe yang pertama dilaksanakan pada interval periode waktu tertentu, misalnya per tri wulan atau per semester selama proses implementasi (biasanya pada akhir phase atau tahap suatu rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasanya lebih difokuskan pada pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.4 Mengenai definisi evaluasi menurut Rusdiana Basri Hasan dalam
bukunya
“Manajemen
Pendidikan
dan
Pelatihan”
mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran,
3
Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hal. 7-8 4
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),hal.119
17
pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.5 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Hasil evaluasi kemudian dapat digunakan sebagai bahan laporan sekaligus pertanggung jawaban kinerja. Evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan, secara bulanan, tri wulan,semesteran dan tahunan. Hasil evaluasi dapat menjadi bahan masukan dan informasi pimpinan dalam menetapkan kebijakan di masa datang.6 2.
Jenis- jenis Evaluasi Jenis- jenis evaluasi yang dapat dilakukan dikelompokan sesuai dengan fokus penilaian suatu program, Sufflebeam membagi empat evaluasi yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto
dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan, yaitu antara lain: a. Evaluasi konteks
5
Basri Hasan, Rusdiana, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015),hal.74 6 Ali Rokhmad, Strategi Pencitraan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (Jakarta: Depag RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,2012),hal.53
18
Evaluasi konteks adalah evaluasi membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program. b.
Evaluasi masukan Evaluasi masukan adalah evaluasi yang mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Terdapat tiga unsur variabel utama dalam evaluasi masukan yaitu: 1) klien (peserta), meliputi: usia, jenjang pendidikan dan pekerjaan. 2) staff (pelaksana), meliputi: aspek demografi, seperti latar belakang pendidikan pemateri. 3) Program,
meliputi:
lama
waktu
pemberikan
pelatihan, dan materi program. c.
Evaluasi proses Evaluasi proses adalah diarahkan sampai sejauh mana rencana telah dilaksanakan yang sesuai dengan rencana. Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktifitas program yang melibatkan interkasi langsung kepada klien dan staf pelaksana. Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.
d.
Evaluasi hasil
19
Evaluasi hasil ini merupakan hasil akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketetapan tindakan yang diberikan dan tampak dari program.7 Sedangkan menurut model evaluasi yang dikembangkan oleh Krikpatrick mencakup empat level evaluasi, yaitu: a)
Evaluasi reaksi (Reaction Evaluation) yaitu evaluasi terhasip reaksi peserta training berarti mengukur kepuasan peserta.
b)
Evaluasi belajar (Learning Evaluation) yaitu didefiniskan sebagai perubahan sikap, perbaikan pengetahuan dan kenaikan keterampilan peserta setelah mengikuti program.
c)
Evaluasi perilaku (Behavior Evaluation) yaitu evaluasi yang difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal.
d)
Evaluasi hasil (Result Evalution) yaitu evaluasi yang difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program.8
7
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,2014),hal.45-47 8 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),hal.173
20
3. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi berbeda- beda tergantung pengertian seseorang tentang evaluasi. Konsep seseorang tentang evaluasi dipengaruhi oleh pandangan filosofi seseorang tentang posisi evaluasi sebagai suatu bidang kajian dan sebagai suatu profesi. Terkadang tujuan tersebut tercantum jelas dalam definisi yang dikemukakan tetapi terkadang tidak tercantum dalam definisi. Menurut Hamid Hasan, secara mendasar tujuan evaluasi dikelompokkan sebagai berikut: a.
Menyediakan
informasi
mengenai
pelaksanaan
pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan keputusan. b.
Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktor- faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
c.
Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum
d.
Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan suatu kurikulum.9
Sedangkan menurut Rusdiana dalam bukunya “Manajemen Pendidikan dan Pelatihan” evaluasi pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk:
9
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),hal.42
21
a.
Mendapatkan dan menganalisis informasi untuk mengetahui pencapaian jangka panjang dan jangka pendek.
b.
Mengetahui pengaruh program pendidikan dan pelatihan terhadap efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas instansi peserta.10
4. Langkah- langkah Evaluasi Dalam mengevaluasi suatu kegiatan, para pelaku evaluasi (evaluator) pastinya melakukan langkah-langkah evaluasi, adapun langkah- langkah evaluasi sebagai berikut: a.
Perencanaan Evaluasi Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Perencanaan akan mempengaruhi langkah- langkah selanjutnya, bahkan akan mempengaruhi
keefektifan
prosedur
evaluasi
secara
menyeluruh. b. Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi artinya, bagaimana cara melakukan sesuatu
evaluasi
sesuai
dengan
perencanaan
evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.11 10
Hasan Basri, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Bandung: CV Pustaka Setia,2015),hal.75 11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012),hal.88
22
c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Tujuan dari monitoring pelaksanaan evaluasi adalah untuk mencengah
hal-
hal
yang
negatif
dan
meningkatkan
pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama untuk melihat relevansi pelaksanaan dengan perencanaan evaluasi. Kedua untuk melihat hal- hal yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.12 d.
Pengolahan data hasil evalusi Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut: 1) Menskor, yakni memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh pihak bersangkutan. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi. 2) Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu. 3) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hal.88
23
4) Melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda.
e. Pelaporan Hasil Evaluasi Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti pengurus- pengurus program, aktifis dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar proses pelaksanaan pemprograman diketahui oleh berbagai pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap yang objektif dan mengambil langkah- langkah yang pasti sebagai tindak lanjut dalam laporan tersebut.13 f.
Laporan Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pemprograman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Kriteria Keberhasilan Adapun kriteria keberhasilan evaluasi adalah: a.
Berorientasi
pada
program
dan
pelayanan,
kriteria
keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan atau hasil dari suatu program.
13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hal.90
24
b.
Berdasarkan
pada
jamaah
yang
pada
umumnya
dikembangkan berdasarkan perilaku jamaah atau respon jamaah. c.
Berorientasi pada kinerja pekerja atau karyawan dalam melayani jamaah atau konsumen.14
B. Pelatihan 1.
Pengertian Pelatihan Dalam kamus Bahasa Indonesia pelatihan diartikan sebagai pelajaran
untuk
membiasakan
atau
memperoleh
sesuatu
keterampilan. Istilah pelatihan dalam terjemahaan bahasa Inggris dari kata “training”. Secara harfiah akar kata “training” adalah “tran”, yang berarti: (1) memberi pelajaran dan praktik (give teaching and praction), (2) menjadikan berkembang dalam arah yang dikehendaki, (3) persiapan, dan (4) praktik. Pengertian ini mengandung
arti
bahwa
keterampilan
individu
pelatihan
untuk
erat
kaitannya
membiasakan
diri
di
dengan dalam
mengerjakan sesuatu.15 Menurut Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upaya transfer keterampilan dan 14
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Tangerang ,Tangerang 28 Januari 2016 15 Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) Cet-1,h. 80
25
pengetauhan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa, sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.16 Sedangkan menurut Adrew E. Sikula yang dikutip oleh Anwar Prabu dalam bukunya yang berjudul “ Perencanaan dan Pengembangana Sumber Daya Manusia”, pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetauhan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.17 Dalam bukunya Eko Suparno yang berjudul “Manajeman Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia”
Oemar
Hamalik
mengemukakan bahwa pelatihan dapat diberikan dalam bentuk bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu lingkungan belajar yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk melaksankan sendiri kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya sendiri sehingga dia mampu membantu dirinya sendiri.18 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa pelatihan adalah kegiatan belajar mengajar
16
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta:PT Rineka Cipta,2004),hal.29 17 Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Refika Aditama,2011),hal.50 18 Suparno Eko Widodo ,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2015).hal. 83
26
dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya. 2.
Penyusun Program Pelatihan Program tidak hanya memberikan acuan, melainkan juga menjadi patokan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pelatihan. Menurut Moekijat dalam bukunya “Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”, merancang program pelatihan adalah mendesain dan merencanakan suatu program pelatihan yang dilakukan oleh ahli di bidangnya dan bertitik tolak dari kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan yang berwenang dalam bidang ketenagakerjaan.19 Program pelatihan perlu disiapkan secara matang oleh tenaga yang berwenang dengan bantuan tenaga ahli dalam bidangnya. Ada 7 (tujuh) faktor yang dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetapkan isi program pelatihan: a) Kebutuhan pelatihan: Berdasarkan penjajagan kebutuhan dapat
ditentukan
jenis
dan
jumlah
pelatihan
yang
diperlukan. b) Cara
penyelenggaraan
pelatihan:
Cara
memberikan
pelatihan diserasikan dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan. 19
Moekijat, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: CV Mandar Maju, 1991),hal.
27
c) Biaya pelatihan: Tetapkan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia. d) Hambatan- hambatan: Pertimbangan hambatan/ rintangan yang mungkin terjadi. e) Peserta latihan: Tetapkan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti peltihan, dilihat dari sudut kebutuhan organisasi. f)
Fasilitas latihan: Pertimbangan fasilitas- fasilitas latihan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
g) Pengawasan latihan: Pertimbangkan hal- hal yang perlu mendapat pengawasan.20
3. Prinsip–Prinsip Penyusunan Program Pelatihan
Suatu program pelatihan disusun berdasarkan asumsi, bahwa pelatihan merupakan suatu fungus manajemen, setiap orang memerlukan latihan dan setiap tenaga pemimpin harus mampu dan bersedia bertindak sebagai pelatih.Menurut Anwar Prabu dalam bukunya
“Perencanaan
dan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia” merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut:
a. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
20
Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia: Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan (Jakarta: Bumi Aksara,2005), h. 34
28
b. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. c. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran. d. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta. e. Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.21
C. Manasik Haji
1. Pengertian Manasik Haji
Manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak dari kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibadah haji. 22
Manasik merupakan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai
syariah, dan merupakan hak yang tidak bisa diabaikan bagi seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah haji, dilakukan sebelum perjalanan haji.
Manasik haji menurut Nidjam dan Hanan dalam bukunya “Manajemen Haji” adalah pemberian bantuan dari seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu dalam memecahkan masalah- masalah yang ada dalam melaksanakan ibadah haji agar 21
Anwar Prabu Mangkunegara , Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Refika Aditama,2011),hal.51 22
Dede Imadudin, Mengenal Ibadah Haji ( Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan,2011),hal. 99
29
tercapainya kemampuan untuk menerima diri, menyerahkan diri dan merealisasikannya pada lingkungan sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk dapat menjadi muslim yang baik.23
Sedangkan menurut Yunus pengertian bimbingan manasik haji yaitu memberikan informasi atau memberitahukan sesuatu sambil memberi nasihat, pengarahan dan menuntun kesuatu tujuan dunia dan akhirat dalam melaksanakan ibadah hasi, seperti bimbingan manasik haji.24
Alllah SWT memberikan perintah kepada manusia untuk melaksanakan haji dan umrah dengan sempurna dan sebaikbaiknya, yang dimaksud dengan sempurna yaitu terpenuhinya syarat, rukun, dan wajib haji termasuk dengan biaya haji diperoleh dari harta atau usaha yang halal, berniat karena Allah dengan tulus, menghindari larangan selama haji atau umrah.25
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 196:
وَ أَ تِّمُوْ ا الحَّجَ وَ الْعُّمْ َرةَ ِلّلَه Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” 23
Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim,2003),hal. 17 24 Muzni Muhammad Yunus, Bimbingan Haji dan Umrah (Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,2000),hal. 5 25 Ahmad Kartono, dalam “Modul: Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji” (Jakarta :2015) h. 6
30
Pelatihan manasik haji sangat penting diberikan oleh para jamaah calon haji, karena penyampaian informasi dan pembinaan bimbingan tentang haji kepada masyarakat sangat berguna bagi para jamaah calon haji, supaya pembinaan bimbingan dan informasi nisa membantu jamaah calon haji dalam melaksanakan ibadah haji.
Berdasarkan
definisi
di
atas
penulis
dapat
menarik
kesimpulan mengenai arti manasik haji yaitu merupakan suatu proses penyampaian atau pemberian informasi kepada jamaah calon haji yang membutuhkan dalam memecahkan pemasalahan dalam melaksanakan tata cara ibadah haji, sehingga dapat mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta menjad haji yang mabrur.
2. Fungsi dan Tujuan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji memiliki fungsi dan tujuan. Latief Hasan dan Nidjman Ahmad mengemukakan bahwa fungsi manasik adalah sebagai berikut:
a. Agar semua jamaah mampu memahami secara informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji.
31
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melaksankan ibdah haji, baik secara regu maupun rombongan. c. Agar jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang lain.26
Adapun tujuan dari bimbingan manasik haji adalah agar jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib, dan sah. Aman dalam arti jamaah tidak perlu merasa khawatir dan takut terhadap diri sendiri dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksankan dan memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik.27
Tujuan selanjutnya adalah membentuk sosok jamaah calon haji yang memiliki pengetauhan manasik haji dan tata cara pelaksanaannya dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban sehingga dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketentuan agama Islam.
3. Metode Bimbingan Manasik Haji
Dalam pelatihan manasik seseorang pemateri harus memiliki strategi dan metode dalam memberikan materi kepada 26
Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim,2003),hal. 17 27 Ali Rokhmad, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,2011),h.7
32
peserta pelatihan manasik haji. Agar para peserta atau calon jamaah haji akan lebih mudah memahami ilmu ang diberikan.
Bimbingan manasik haji memiliki bentuk dan metode, di dalam bentuk bimbingan manasik haji, terbagi dalam dua sistem yaitu bentuk kelompok dan bentul massal. Sedangkan metode bimbingan manasik haji ada empat metode yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Diskusi
Diskusi adalah kegiatan saling bertukar pikiran antara pemateri dengan peserta pelatihan dalam memcahkan suatu permasalahan agar mendapat jalan keluar.
Dengan
diskusi
diharapkan
peserta
mampu
mengungkapkan pikiran- pikirannya dan membutuhkan kebersamaan. Bentuk diskusi ada 2 (dua) macam.
a) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan materi yang disajikan oleh panelis. b) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ketua yang ditunjuk oleh peserta dan disampingi oleh narasumber.
33
b. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara.28Metode ini dapat digunakan pada pembelajaran bimbingan secara massal dan materi bersifat informatif. Metode ceramah adalah metode pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing
dihadapkan
peserta
pelatihan.
Dalam
pelaksanaan pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu pembelajaran seperti proyektor, film slide, jenis tempat, dan proses pembelajaran secara metode pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif.29
Metode ceramah ini dapat digunakan apabila:
a) Peserta berjumlah banyak b) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi yang telah tersedia dan telah dipersiapkan sebelumnya. c) Digunakan
apabila
metode
lain
tidak
mungkin
dilakukan mengingat materi dan peserta yang banyak. d) Memberikan arahan, tuntunan, dan pengarahan kepada para jamaah haji untuk mempermudah jamaah haji.
28
M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012),Cet-3,h. 32 29 Ahmad Kartono, dalam “Modul: Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji” (Jakarta : Kementerian Agama RI ,2013) h. 20
34
c. Metode Praktek
Metode praktek dilakukan dengan cara pembimbing menunjukan beberapa jamaah calon haji untuk berperan melakukan amalan- amalan ibadah tertentu, jamaah calon haji melihat
sambil
mendengarkan
petunjuk-
petunjuk
pembimbing.30
d.
Metode Audio Visual
Metode
dilakukan
dengan
cara
pembimbing
memberikan gambaran secara visual atau video tentang tata cara manasik haji dari syarat, wajib, dan rukun haji yang sesuai dengan tuntutan agama Islam. Dengan metode ini membuat para jamaah calon haji lebih tertarik lagi dalam mengikuti pelatihan manasik.31
30
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Basuni, Staff Pembinaan Haji dan Umrah , Tangerang, 9 Mei 2016 31 Ahmad Kartono, dalam “Modul: Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji” (Jakarta : Kementerrian Agama RI ,2013) h. 20
35
BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
Kementerian Agama Kota Tangerang merupakan instansi vertikal yang berada di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.Kementerian Agama Kota Tangerang mempunyai
tujuan
menyelenggarakan
untuk
membantu
sebagian
tugas
Pemerintah
Pemerintah
di
dalam bidang
agama.Pembagian di bidang agama itu sendiri diarahkan kepada upaya memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika.1
Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang dibentuk berdasarkan diresmikan
KMA oleh
No.
250/IX/1994
Walikotamadya
dan
Tangerang
keberadaannya Drs.H.Zakaria
Machmud pada bulan September 1994. Selanjutnya, atas nama Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, Walikota Tangerang melantik Kepala Kantor Departemen Agama Kotamadya Tangerang yang pertama, yaitu Drs.H.M.Suroh,M.Si.
1
Taufik Akbar, Profil Lembaga , (Tangerang: Kementerian Agama Kota Tangerang,2015), h.3
36
Berikut
nama-nama
Kepala
Kantor
Departemen
Agama/Kementerian Agama Kota Tangerang dari masa kemasa:2
1. Drs. H.M.Suroh, M.Si.
Masa Bhakti 1994 - 1998
2. Drs. H.M.Atoullah Ahmad,MA
Masa Bhakti 1998 - 1999
3. Drs. H.Babun Abdullah
Masa Bhakti 1999 - 2002
4. Drs. KH. Saeful Millah,MM,M
Masa Bhakti 2002 - 2003
5. Drs. H. Iskandar Bunyamin,MM
Masa Bhakti 2003 - 2006
6. Drs. H. Zaenal Arifin,MM
Masa Bhakti 2006 - 2013
7. Drs. H. A. Nawawi,M.Si
Masa Bhakti 2013 - 2015
8. Drs. Dedi Mahfudin, M.Si
Masa Bhakti 2015- sekarang.3
Pada awal berdirinya, Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang berkantor (sementara) di rumah dinas Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Tangerang, yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No.8 Kota Tangerang selama kurang lebih satu tahun. Karena mengalami renovasi, maka Departemen Agama Kota Tangerang pada tahun 1995 menempati kantor (sementara) di Jalan Sukasari. Setelah selesai renovasi, maka pindah kembali ke Jalan A.Yani No.8. Pada tahun 2005 Kantor di Jalan A. Yani mengalami rehab total sehingga aktivitas kantor pindah ke Rumah Dinas Sekda Kota Tangerang Jl. Nyimas Melati, Kota Tangerang.4
2
3
Taufik Akbar, Profil Lembaga, h.4
Wawancara Pribadi dengan Bpk.Hasanuddin, Hiumas Kemenag Kota Tangerang ,Tangerang: 13 April 2016 4 Taufik Akbar , Profil Lembaga, h.4-5
37
Selanjutnya pada tahun 2013 Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang berpindah ke Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol menempati Kantor lama Kementerian Agama Kantor Kabupaten Tangerang yang telah berpindah ke Tigaraksa.
Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang yang beralamat di Jl. A.Yani No.8 masih tetap ditempati oleh Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, BAZDA Kota Tangerang, Sekertaris Dharma Wanita, Kelompok Kerja Pengawas, Kelompok Kerja Penyuluh dan Sekertariat IGRA Kota Tangerang, hal ini mengingat terbatasnya luas tanah dan fasilitas ruangan kerja pada kantor yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol.5
B. Visi, Misi, dan Program Kementerian Kota Tangerang
1. Visi: “Terwujudnya Masyarakat Kota Tangerang yang taat beragama berakhlaqul karimah, rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir batin”.
2. Misi:
1) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa
5
Taufik Akbar , Profil Lembaga,h.5
38
2) Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada Madrasah sekolah umum dan Pondok Pesantren, TPQ/TKQ, MDT dan Majelis Taklim. 3) Mewujudkan keluarga sakinah 4) Meningkatkan pelayanan ibadah haji 5) Memberdayakan lembaga keagamaan 6) Memperkokoh kehidupan beragama dengan mengedepankan asas kerukunan antar umat beragama, intern umat beragama.6
3. Program Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
a. Pelayanan Kehidupan Beragama
1. Program Seksi Bimas Islam 2. Program Penyelenggaraan Pembinaan Syariah 3. Program Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah b. Pendidikan Agama Islam7
1. Seksi Pendidikan Madrasah 2. Seksi Pendidikan Agama Islam 3. Seksi Pedidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
6
Taufik Akbar , Profil Lembaga,h.5 Wawancara Pribadi dengan Bpk.Arief Fachruddin, Kepala Tata Usaha Kemenag Kota Tangerang,Tangerang: 13 April 2016 7
39
c. Kerukunan Umat Beragama
1. Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama 2. Tokoh- tokoh Agama 3. Data Rumah Peribadatan di Kota Tangerang8
C.
Struktur Organisasi Kantor Kementerian Kota Tangerang
Kementerian Agama Kota Tangerang merupakan instansi vertikal yang berada di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten. Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang mempunyai tujuan untuk membantu Pemerintah dalam menyelenggarakan sebagian tugas Pemerintah di bidang agama. Pembangunan di bidang agama itu sendiri diarahkan kepada upaya memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang keagamaan Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki susunan struktur organisasi suatu lembaga yang akan mempermudah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015 hingga sekarang di jabat oleh Drs.H. Dedi Mahfudin,
8
Taufik Akbar , Profil Lembaga,h.7
40
M.Si. Dalam melaksanakan program dan tugas, beliau dibantu oleh beberapa kepala seksi diantaranya yaitu: 1. Kepala SUB. Bagian Tata Usaha: Drs.H. Arief Fachruddin, 2. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah: H. Muhidin S.sos,I 3. Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren: Drs. H. Tutun HS, MA 4. Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam: Drs. H. Nurhasan, M.Si 5. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah: Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd 6. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam: Drs. H. Apip Supiani, MH 7. Kepala Penyelenggara Pembinaan Syariah: Drs. H. Arsad, M.Pd9
D. Struktur Organisasi PPIH Kantor Kementeraian Agama Kota Tangerang Tahun 2015
Dalam
pelaksanaaan
ibadah
haji
Kepala
seksi
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah membentuk struktur PPIH (Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji) untuk membantu dan melayani calon jamaah haji dari pemberangkatan, bimbingan manasik, serta pemulangan jamaah haji. Adapun struktur PPIH Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015 yaitu: 9
Taufik Akbar , Profil Lembaga,h.32
41
1. Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji: Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd 2. Bagian Pendaftaran dan Dokumen: Huriyatil Laili dan Uci Sanusi 3. Bagian Pembinaan Haji dan Umrah: H. Basuni.S.pd.I dan Drs. Zakirman. 4. Akomodasi,
Transportasi
dan
Perlengkapan
Haji:
Hj.
Ummuatikah, Hj. Sulha, dan Sofwat Amani,A.Md 5. Pengelolaan Keuangan: Dewi Wahyuni, A.Md dan Ninna Nadra,SE 6. Sistem Informasi Haji: Martyrillah10
E. Tugas
dan
Fungsi
PPIH
Kementerian
Agama
Kota
Tangerang Tahun 2015. Adapun tugas dan PPIH Kementerian Agama Kota Tangerang sebagai berikut: a. Tugas PPIH Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang mempunyai
tugas
menyelenggarakan
operasional
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Kota Tangerang sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
10
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 28 Januari 2016
42
b. Fungsi PPIH Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang adalah melaksanakan tugas tersebut PPIH Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki fungsi, sebagai berikut: 1) Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji. 2) Memberikan pelayanan penerimaan jamaah, transit, dokumen, akomodasi, pembinaan jamaah dan petugas, keamanan, perbekalan, penerbangan, imigrasi, bea cukai, dan kesehatan kepada calon jamaah haji. 3) Mengkoordinasikan
kegiatan
pelayanan
dengan
instansi terkait.11
11
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Tangerang , Tangerang: 9 Mei 2016
43
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA Bedasarkan hasil teman lapangan yan diperoleh tentang evaluasi penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Dalam bab ini analisis data dijelaskan melalui jenis evaluasi input yang hanya meliputi: klient (calon jamaah haji), staff (pemateri), dan program (materi). A. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji) Dari
hasil
penelitian
yang
penulis
lakukan,
informasi
evaluasi
penyelengaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Dalam hal ini analisis data dijelaskan melalui jenis evaluasi input yaitu: klient (calon jamaah haji), staff (pemateri), dan program (materi). Untuk mempermudah pengkajian karakteristik calon jamaah haji yang mengikuti pelatihan manasik haji, maka penulis akan menjelaskan latar belakang dari calon jamaah haji berdasarkan usia, pendidikan, dan profesi (pekerjaan). 1. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Usia Setelah penulis melakukan penelitian di lapangan dan dari data yang penulis dapatkan terdapat 1.460 jamaah calon jamaah haji.1
1
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Uci Sanusi ,Staff Pendaftaran dan Dokumen, Tangerang: 28 Januari 2016
44
Kebanyakan calon jamaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang adalah pada usia sekitar 30 – 50 tahun ke atas. Dapat dilihat pda tabel dan diagram berikut:
Tabel 4.1: Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji Kota Tangerang Dari Segi Usia Tahun 2015 Berdasarkan Usia
No. Kecamatan 0-30
31-40
41-50
50+
Jumlah
4
12
5
26
47
7
10
36
55
18
60
91
176
9
32
61
102
1.
BATUCEPER
2.
BENDA
3.
CIBODAS
4.
CILEDUG
5.
CIPONDOH
7
52
117
153
329
6.
JATIUWUNG
4
13
23
40
4
7.
KARANG
1
6
22
62
91
3
5
29
76
113
TENGAH
7
8.
KARAWACI
9.
LARANGAN
12
23
86
121
10.
NEGLASARI
7
12
44
63
11.
PERUK
2
4
29
22
57
12.
PINANG
4
18
48
88
158
13.
TANGERANG
1
18
32
57
108
TOTAL
29
172
432
827
1.460
Sumber diolah dari Kementerian Agama Kota Tangerang
45
Diagram 1: Usia Calon Jamaah Haji 1000 800 600 400 200 0 0- 30
31- 40
41-50
50 +
Dari tabel dan diagram di atas tercatat sekitar 29 (dua puluh sembilan) orang dewasa akhir, 172 (seratus tujuh puluh dua) orang lansia awal, 432 (empat ratus tiga puluh dua) orang lansia akhir, dan sisanya termasuk ke dalam usia manula. Pada keterangan tersebut dapat dilihat bahwa jamaah yang berusia orang dewasa (0-30) tahun akan mudah memahami pelatihan manasik yang diberikan penyelenggara, dan metode yang digunakan untuk menyampaikan materi yaitu metode ceramah, diskusi, praktek, dan audio visual. Dan jamaah yang usia lansia awal (31-40) tahun masih mudah untuk menerima dan memahami pemberian manasik haji, dan metode yang digunakan untuk menyampaikan materi yaitu metode ceramah, diskusi, praktek, dan audio visual. Sedangkan jamaah pada usia lansia akhir (41-50) tahun akan mulai sedikit sulit memahami materi manasik yang diberikan, dan metode yang digunakan untuk menyampaikan materi, yaitu metode ceramah, praktek, dan audio visual. Dan jamaah pada usia manula 50 tahun ke
46
atas mulai sulit dalam menerima dan memahami materi yang diberikan para pemateri, dan metode yang digunakan dalam penyampaian materi yaitu metode praktek dan ceramah. Jumlah terbanyak pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki usia yang bisa dikatakan tidak lagi produktif. Hal ini disebabkan baru tercukupnya biaya atau ongkos naik haji pangra jamaah. Kemudian ditambah dengan waiting list atau daftar tunggu sehingga para calon jamaah semakin bertambah tua.2
2. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Pendidikan Dari hasil data yang penulis dapatkan, calon jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri tingkatan pendidikan terbagi ke dalam 5 (lima) tingkat pendidikan, yaitu prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan pendidikan tinggi. Berikut ini adalah gambar data calon jamaah haji berdasarkan latar belakang pendidikan: Tabel 4.2: Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji Kota Tangerang Dari Segi Pendidikan Tahun 2015
2
Pendidikan
Jumlah/Frekuensi
Persentase
SD
265
18,15%
SLTP
150
10,28%
Wawancara Pribadi dengan Bpk.Basuni, Staff Pembinaan Haji dan Umrah, Tangerang:13 April 2016
47
SLTA
474
32,47%
SM
132
9,05%
S1
375
25,68%
S2
60
4,11%
S3
2
0,13%
Lain-lain
2
0,13%
Total Jumlah
1460
100
Sumber diolah dari Kementerian Agama Kota Tangerang
Diagram 2: Pendidikan Calon Jamaah Haji 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% SD
SLTP
SLTA
SMA
S1
S2
S3
Lain-lain
Dilihat dari gambar di atas, bahwa kebanyakan dari calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang adalah berlatar belakang pendidikan SLTA ( Sekolah Lanjut Tingkat Atas) berjumlah 474 (empat ratus tujuh puluh empat) orang dengan persentase 32,47%. Kemudian dengan latar belakang pendidikan (S1) Strata 1 berjumlah 375 orang dengan persentase 25,68%. Kemudian dengan latar belakang pendidikan SD (Sekolah Dasar) berjumlah 265 dengan persentase 18,15%. Sisanya dengan latar belakang pendidikan SLTP berjumlah 150 orang, SMA berjumlah 132 orang, Strata 2
48
berjumlah 60 orang, Strata 3 berjumlah 2 orang, dan lain-lain berjumlah 2 orang.3 Dari hasil persentase tersebut, calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki latar belakang pendidikan yang hampir semua berpendidikan, sehingga dalam hal ini penyampaian materi, terlebih mereka dapat menulis dan membaca. Dan semua metode yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada para calon jamaah haji. Hanya saja, kebanyakan jamaah haji tidak bisa membaca bahasa Arab atau tulisan Arab. 3. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Profesi Tabel 4.3: Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji Kota Tangerang Dari Segi Pendidikan Tahun 2015 No.
Pekerjaan
Frekuensi/ Jumlah
1.
Pegawai Negeri Sipil
292
2.
Petani
6
3.
Pedagang
90
4.
Nelayan
6
5.
Swasta
407
6.
Ibu Rumah Tangga
517
7.
Pelajar
20
8.
BUMN/D
41
9.
Pensiunan
62
10.
TNI
16
11.
Lain – lain
3
TOTAL 3
1.460
Wawancara Pribadi dengan Bpk.Uci Sanusi, Staff Pendaftaran dan Dokumen,Tangerang: 28 Januari 2016
49
Diagram 3: Profesi Calon Jamaah Haji 600 400 200 0
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mendominasi calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang yaitu berjumlah 517 orang memiliki tingkat pemahaman terhadap manasik haji untuk profesi ini juga sangat tinggi karena para calon jamaah haji selalu hadir dalam pelatihan manasik yang diberikan, karena kesibukan yang tidak terlalu mengganggu. Untuk para calon jamaah haji yang memiliki latar belakang profesi Pegawai Negeri Sipil,Pegawai Swasta, TNI, pelajar, dan BUMN/D memiliki tingkat pemahaman terhadap manasik haji juga sangat tinggi karena para jamaah sudah terbiasa dalam mengikuti pelatihanpelatihan. Dan untuk para calon jamaah haji yang memiliki latar belakang profesi petani, pedagang, nelayan, pensiunan, dan lain-lain memiliki tingkat pemahaman terhadap manasik haji sedikit sulit karena para jamaah kurang terbiasa dalam mengikuti pelatihan dan harus memahami ilmu baru yaitu, ilmu manasik dan harus memahani tulisan dan bacaan Bahasa Arab.
50
Dilihat dari profesi para calon jamaah haji yang beragam dan memiliki kesibukan, tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk mengikuti pelatihan manasik haji. Para calon jamaah haji menyambut dengan sangat baik setiap program pelatihan manasik haji dan mengikuti setiap materi yang diberikan oleh para pemateri pada pelatihan manasik yang dilaksanakan Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.
B. Evaluasi Staff ( Pemateri ) Tingkat keberhasilan dalam pelatihan manasik haji dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemateri yang menyampaikan materi atau pelatihan kepada calon jamaah haji. Oleh karena itu, Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang menentukan para pemateri yang sesuai dengan kriteria dan ahli dalam pelaksanaan ibadah haji. Selain itu, faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran itu adalah metode dalam pemberian pelatihan oleh pemateri yang relevan dengan kondisi jamaah, dan kualitas pematerinya. Pemateri pelatihan manasik haji memiliki fungsi, peran, dan tugas yang sangat startegis di bidang penyelenggaraan pelatihan manasik haji, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesional.4 Pemateri yang bermutu dalam rangka mewujudkan jamaah yang mandiri yang berkualitas dalam ibadah haji sehingga mampu menjawab kebingungan calon jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji. Kualitas itu antara lain diindikasikan dengan
4
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 28 Januari 2016
51
penguasaan pemahaman tentang perhajian, ketaqwaan, akhlak mulia, kesehatan, kecerdasan, kreativitas, dan kemandirian. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015 terdapat pemateri- pemateri yang bertugas memberikan materi dan mengisi manasik haji. Dan untuk mempermudah pengkajian karakteristik para pemateri manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang maka penulis akan menjelaskan latar belakang profil pemateri berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang pelaksanaan ibadah haji. 1. Staff (Pemateri) Berdasarkan Pekerjaan Staff atau pemateri yang memberikan pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang ada 6 pemateri yaitu: 5 Tabel 4.4: Tabel Pemateri Pelatihan Manasik Haji Kota Tangerang Dari Segi Pekerjaan Tahun 2015 No.
Nama Pemateri
1.
Drs. H.Agus Salim
2.
Materi
Jabatan
Kebijakan pemerintah
Kepala Kantor Agama
tentang penyelenggaraan
Wilayah Provinsi
ibadah haji
Banten
Drs.H. Dedi Mafuddin Bimbingan perjalanan ibadah haji
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
3.
Dr. Rostiwi.M.Kes
Bimbingan teknis
Kepala Dinas
pelayanan kesehatan
Kesehatan Kota Tangerang
4.
Dedy Irawan
5
Keselamatan
General Manager
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nina, Staff Pengelolaan Keuangan ,Tangerang: 13 April 2016
52
5.
Drs. H. Nahrowi.M,A
Penerbangan
Garuda Indonesia
Tugas ketua regu, ketua
Kepala Seksi Kantor
kelompok dan
Kementerian
pengenalan petuga
Kota Tangerang
Agama
TPIH,TPIHI, dan TKHI 6.
H. Basuni
Hikmah-hikmah Haji
Tokoh
Agama
Kota
Tangerang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa staff (pemateri) pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang memiliki pengalaman yang cukup dan bagus, terlebih para pemateri memiliki peranan yang sangat penting dalam bidangnya masing- masing. Dan para pemateri pun berpengalaman dan ahli dalam bidang pelaksanaan ibadah haji, karena sudah memiliki sertifikasi pembimbing jamaah haji. 6 C. Evaluasi Materi Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Materi adalah sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan kepada calon jamaah haji dalam bimbingan manasik haji karena dengan penyampaian materi, calon jamaah haji lebih mudah dalam melaksanakan ibadah haji. Sebelum materi manasik yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama, para calon jamaah haji sudah diberikan perbekalan materi oleh KUA yang materinya meliputi tentang syarat, rukun, wajib haji di antaranya: ihram, thawaf, sa’i, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, Melontar Jumroh, Wukuf di Arafah, tahallul, tertib.
6
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 28 Januari 2016
53
Setelah tingkat KUA selesai dalam tujuh kali pertemuan para calon jamaah haji selanjutnya diberikan pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang dengan materi- materi sebagai berikut: 1. Kebijakan pemerintah
tentang penyelenggaraan ibadah haji,
meliputi: Landasan Undang- undang tentang penyelenggaraan ibadah haji, Organisasi penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air maupun di Arab Saudi, Dokumen- dokumen haji, Pemondokan, Akomodasi, Pembinaan tentang informasi haji, Penentapan biaya ibadah haji, dan lain-lain.7 2. Bimbingan perjalanan ibadah haji, meliputi: Persiapan calon jamaah haji sebelum berangkat ke Embarkasi, Kegiatan yang dilakukan di Embarkasi, dan Pembinaan kepada calon jamaah haji ketika di Tanah Suci. 3. Bimbingan teknis pelayanan kesehatan, meliputi: Pemeriksaan kesehatan pertama para calon jamaah haji di Puskesmas, Pemeriksaan kedua di Kantor Kesehatan Kota Tangerang dan pemberian suntik vaksin meningitis, dan pengadaan obat- obatan. 4. Keselamatan penerbangan, meliputi: Memberikan pengarahan kepada calon jamaah haji dalam membaca simbol-simbol di pesawat, Kegiatan yang dilakukan selama di pesawat, dan lain-lain. 5. Penjelasan tentang tugas ketua rombongan dan ketua regu, serta memperkenalkan petugas TPIH, TPIHI, dan TKHI. 7
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 28 Januari 2016
54
6. Menjelaskan hikmah- hikmah haji dan pelestarian haji mabrur.8 Materi pelatihan manasik haji yang diberikan oleh pemateri sudah ditentukan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Baik dalam metode, dan pokok bahasannya yang sudah ditetapkan. Yang membedakan yaitu dari metode yang digunakan pemateri dalam menyampaikan materi agar menjadi menarik untuk disimak. Adapun waktu yang digunakan selama pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang selama dua kali pertemuan, dilaksanakan pada hari Sabtu pada tanggal 01 Agustus 2015 dan hari Minggu pada tanggal 02 Agustus 2015. Dengan sekali pemberian satu materi diberikan durasi selama satu jam.9 Dari waktu yang telah ditetapakan yaitu satu materi selama satu jam sudah sangat tepat dan pas. Karena apabila terlalu lama juga dapat membuat para peserta yang mengikuti pelatihan manasik haji merasa bosan dan mengantuk. Dan dari pemberian materi yang diberikan dapat membantu para calon jamaah haji untuk menjadi jamaah yang mandiri dan tercapainya tujuan– tujuan manasik haji seperti dapat mengetahui dan memahami syarat, ruku, dan wajib haji, serta dapat melafadzkan niat ihram dan talbiyah, mempraktikan pelaksanaan thawaf, sai, melontar jumrah, dan tahallul.
8
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 28 Januari 2016 9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nina , Staff Pengelolaan Keuangan ,Tangerang: 13 April 2016
55
Metode yang digunakan dalam penyampaian materi bimbingan manasik haji yang telah ditetapkan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yaitu berupa metode ceramah, diskusi, paraktik, dan audio visual.10 Jika penyampaian manasik haji dengan cara monolog seperti pengajian dan ceramah saja akan sangat sulit difahami oleh peserta pelatihan manasik haji, karena penyampaian materi saja tanpa ditunjang oleh media-media interaktif sangatlah sulit difahami. Padahal materi manasik tersebut harus bisa dipraktekkan ketika jamaah haji menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Oleh karena itu, untuk memudahkan calon jamaah haji dalam menyerap materi- materi manasik perlu disajikan pula media- media penjunjang agar para calon jamaah haji lebih interaktif dan antusias dalam melaksanakan pelatihan manasik haji, seperti: video-video tentang perjalanan ibadah haji, infocuse, sound system, slide atau foto tempat pelaksanaan ibadah haji, dan miniatur Ka’bah.11
10
Wawancara Pribadi dengan Bpk.Basuni, Staff Pembinaan Haji dan Umrah, Tangerang: 9 Mei 2016 11 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,Tangerang: 9 Mei 2016
56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Evaluasi input merupakan kemampuan awal sebuah lembaga dalam menunjang kemampuan sebuah lembaga dalam menyediakan petugas yang tepat dan andal, serta petugas yang berkualitas, dan sebagainya. Evaluasi input ini meliputi: Klient (calon jamaah haji), staff (Pemateri), dan Program (materi) Berdasarkan pembahasan penelitian sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Evaluasi input dalam program pelatihan manasik haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015 berdasarkan dari klinet atau calon jamaah haji memiliki latar belakang usia, pendidikan, dan profesi yang sangat beragam. Kemudian berdasarkan latar belakang usia calon jamaah haji yang terdaftar dan mengikuti pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang kebanyakan para jamaah yang berusia lanjut (manula) yang usianya 50 tahun ke atas yang memiliki tingkat pemahaman yang sulit dalam memahami materi yang diberikan. Untuk jamaah yang berusia dewasa awal dan dewasa akhir memiliki tingkat pemahaman terhadap manasik haji sangat tinggi dan mudah dalam memahami materi yang diberikan, karena masih usia produktif.
57
Selanjutnya
berdasarkan
latar
belakang
pendidikan,
mayoritas calon jamaah haji berpendidikan SLTA. Dengan mayoritas jamaah yang berpendidikan menjadikan calon jamaah haji lebih mudah memahami pelatihan manasik haji yang diberikan oleh pemateri. Dan untuk calon jamaah haji berdasarkan profesi/pekerjaan kebanyakan dari calon jamaah haji yang terdaftar sebagai peserta pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dari 1.460 jamaah yang mengikuti pelatihan manasik sekitar 85% dari jumlah jamaah. Karena dari profesi yang beragam dan kesibukan dari pada masing-masing para peserta pelatihan manasik haji. 2. Untuk mencapai keberhasilan dalam menyampaikan materi dan untuk mencapai yang diharpapkan pada rencana awal Kantor Kemneterian Agama Kota Tangerang menunjuk para staff (pemateri) yang mayoritas berasal dari Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi Banten dan Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang. Dan dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja sudah memenuhi standar. Pemateri yang memberikan materi harus menguasai materi yang akan disampaikan kepada calon jamaah haji dan pemateri merupakan orang-orang yang ahli dalam bidang pelaksanaan ibadah haji.
58
3. Untuk waktu, media dan metode pelatihan manasik haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang sudah memberikan materi sesuai dengan ketentuan. Waktu yang digunakan untuk pelatihan manasik haji selama dua kali pertemuan. Sedangkan terkait dengan metode yang digunakan dalam penyampaian materi oleh pemateri sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan, yaitu berupa metode ceramah, diskusi, praktek, dan audio visual. Dan untuk media yang digunakan untuk menjunjang keberhasilan dalam pemberian manasik haji dan membantu memudahkan para calon jamaah haji dalam memahami materi yang disampaikan disiapkan media sebagi berikut: infocuse, slide, sound system, VCD, dan miniatur Ka’bah. B. Saran- saran Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran yang dapat membangun dan memberikan manfaat bagi pelatihan manasik haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang dan seluruh instansi pemerintah dan pihak yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Adapun saran tersebut adalah: 1. Hendaknya Kementerian Agama Kota Tangerang lebih meningkatkan lagi penyelenggaraan pelatihan manasik haji kepada jamaah calon haji agar masyarakat tetap percaya dan tetap mempertahankan menjadi Kementerian Agama terbaik.
59
2. Hendaklah Kementerain Agama melakukan koordinasi secara berkala dengan jamaah yang sudah melaksanakan ibadah haji, guna
mengeratkan
hubungan
antara
jamaah
dengan
Kementerian Agama Kota Tangerang. 3. Kepada jamaah calon haji yang berdomisili Kota Tangerang agar tetap mengikuti kegiatan pelatihan manasik haji pada Kementerian Agama Kota Tangerang, karena dalam pelatihan manasik haji jamaah akan mendapatkan berbagai ilmu dan mengetahui peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Taufik, Profil Lembaga , (Tangerang: Kementerian Agama Kota Tangerang,2015) Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012) Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),Cet-5. Eko Widodo, Suparno , Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) Cet-1. Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif : Teoti & Praktik (Jakrta: PT. Bumi Aksara, 2013) Hamalik,
Oemar,
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia:
Manajemen
Pelatihan
Ketenagakerjaan (Jakarta: Bumi Aksara,2005) Hasan, Alatif dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim,2003). Hasan,Basri, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015) Hasan, Hamid, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) Imadudin, Dede, Mengenal Ibadah Haji,( Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan,2011) Kartono, Ahmad, dalam “Modul: Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji” (Jakarta : Kementerrian Agama RI ,2013) Moekijat, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: CV Mandar Maju, 1991) Moleong,Lexy.J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007
Muhammad Yunus, Muzni, Bimbingan Haji dan Umrah (Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,2000) Munir,M. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012),Cet-3
Nawawi, Salam, Keputusan Mudzakar Perhajian Indonesia, (Jakarta : Kementerian RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2015) Nidjam, Achmad, Manajemen Haji, ( Jakarta: Zairul Hakim, 2001) Noprian, Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik (Bimsik) Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2004),hal.29 Quraish, Shihab, Haji & Umrah Bersama M, Quraish Shihab: Uraian Manasik, Hukum, Hikmah, & Panduan Meraih Haji Mabrur,(Jakarta: Lentera Hati 2012) Prabu Mangkunegara, Anwar, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Refika Aditama,2011) Rezeki, Sri, Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012. Rokhmad,Ali,
Langkah-Langkah Pembenahan Haji (Jakarta: Ditjen PHU Kementerian
Agama RI,2010) Rokhmad,Ali, Startegi Pencitraan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433 H/2012 M, (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, 2012) Rokhmad, Ali, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,2011) Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) Wasilaturohmah, Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Tahun 2013 Pada Kementerian Agama Jakarta Timur
Widoyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidatayullah Jakarta, 2008)
HASIL PENELITIAN WAWANCARA EVALUASI PELATIHAN MANASIK HAJI TAHUN 2015 PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG
A. Data Wawancara Nama Lengkap
: Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd
Jabatan
: Kepala Seksi Penyelenggeraan Ibadah Haji dan Umrah
Tanggal Wawancara
: 28 Januari 2016 dan 9 Mei 2016
Waktu Wawancara
: 10.00- selesai
B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian: 1. A: Tanggal berapa pelatihan manasik haji Kemenag Kota Tangerang tahun 2015 dilaksanakan? B: Tanggal 01 Agustus 2015 dan 02 Agustus 2015 2. A: Materi apa saja yang diberikan ketika manasik haji di Kantor Kemenag Kota Tangerang? B: Pertemuan I: Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015, Bimbingan perjalanan haji, Bimbingan teknik pelayanan kesehatan haji, dan Keselamatan penerbangan. Pertemuan II: Tugas dan fungsi ketua regu, ketua rombongan dan perkenalan petugas kloter,TPIHI, TPHI, dan TKHI, dan Hikmah haji dan pelestarian haji. 3. A: Dimana tempat pelaksanaan pelatihan manasik haji di Kemenag Kota Tangerang? B: Tempat manasik dilaksanakan di Masjid Al- Ittihad Kota Tangerang. 4. A: Siapa saja yang memberikan materi pelatihan manasik haji?
B: Biasanya pemateri yang telah ditunjuk oleh Kementerian Agama Kota Tangerang yang sudah memenuhi kriteria sebagai pemateri. 5. A: Metode apa saja yang digunakan para pemateri pada pelatihan manasik haji? B: Metode Diskusi, Metode Ceramah, Metode Praktek, dan Metode Audio Visual. 6. A: Apa saja kriteria pemateri manasik haji? B: 1. Memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan. 2. Sudah pernah melaksanakan ibadah haji. 3. Menguasai materi dan memiliki wawasan luas tentang ibadah haji. 4. Dapat menetapkan metode-metode dalam pelatihan. 5. Memiliki kemampuan memotivasi peserta. 7. A: Berapa kali diadakan manasik haji di Kantor Kemenang Kota Tangerang? B: 2 (Dua) kali pertemuan. 8. A: Media apa saja yang digunakan dalam pelatihan manasik haji? B : Soundsystem, Infocuse, VCD, Slide, Miniatur Ka’bah. 9. A: Berapa jumlah jamaah calon haji di Kemenag Kota Tangerang tahun 2015? B: Tahun 2015 jumlah jamaah sebanyak 1.460 jamaah. 10. A: Apakah dengan diadakannya pelatihan manasik haji ini dapat membantu dan memudahkan calon jamaah haji? B: Tentu saja, karena jamaah akan lebih paham, mengerti dan akan lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. 11. A: Tugas dan Fungsi PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Kantor Kemenag Kota Tangerang tahun 2015? B: Tugas PPIH
yaitu menyelenggarakan operasional pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji Kota Tangerang sesuai dengan kebijakan Direktorat Jendral Penyelenggaraan Ibadah haji dan Umrah, sedangkan fungsi PPIH yaitu
merencanakan, melaksanakan,dan mengendalikan pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji, memberikan pelayanan penerimaan jamaah, transit, dokumen akomodasi, pembinaan jamaah dan petugas, keamanan, perbekalan penerbangan, imigrasi, bea cukai, dan kesehatan jamaah calon haji, serta berkoordinasi dengan instansi terkait. 12. A: Apakah ada upaya-upaya perbaikan dalam pelatihan manasik haji tahun 2015 ? B: Tentu saja, kami akan melakukan evaluasi setiap diadakannya pelatihan manasik haji. Jika ada yang kurang dalam pelayanan kami akan tingkatkan dan jika pelayanan sudah bagus akan kami tingkatkan. 13. A: Apa kriteria keberhasilan Kemenag Kota Tangerang kepada calon jamaah haji yag telah mengikuti pelatihan manasik haji? B: Dilihat dari kemandirian dan kesiapan jamaah haji ketika melaksanakan rukun,wajib, dan syarat haji. Dalam melaksanakannya jamaah tidak hanya ikutikutan oleh pembimbingan namun mandiri dalam melaksanakannya. 14. A. Apakah menurut bapak Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang telah memberikan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji dengan baik dan lancar? B: Alhamdulillah, walaupun masih harus kami tingkatkan lagi penyelenggaraan pelatihan manasik haji untuk tahun – tahun depan, tetapi pada tahun 2015 kami Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang terpilih menjadi salah satu penyelengara ibadah haji terbaik. 15. A: Apa saja kriteria keberhasilan evaluasi yang dilakukan Kantor Kemenag Kota Tangerang pada penyelenggaraan pelatihan manasik haji?
B: Berorientasi kepada program pelatihan manasik dan pelayanan, berdasarkan perilaku dan respon jamaah, dan kinerja penyelenggara dalam menyelenggarakan pelatihan manasik haji. 16. A: Bagaimana awal pelaksanaan pelatihan manasik haji di Kemenag Kota Tangerang? B: Pelaksanaan diawali dengan pemberian pelayanan yang sangat baik saat pelatihan manasik haji agar para jamaah mudah dalam menerima materi yang akan disampaikan pemateri. 17. A: Apa yang dilakukan pemateri ketika pertama kali memberikan pelatihan manasik haji? B: Sebagai seorang pemateri sebaiknya memperkenalkan diri, karena dengan saling mengenal kita akan lebih akrab dan mengenal. Dan akan mudah dalam melakukan interaksi dan komunikasi.
Interveiwee
Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Struktur Organisasi Kantor Kementerian Kota Tangerang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
Drs.H. Dedi Mahfudin, M.Si
Kepala SUB. Bagian Tata Usaha Drs.H. Arief Fachruddin, M.pd
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
H. Muhidin S.sos,I
Drs. H. Tutun HS, MA
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Drs. H. Nurhasan, M.Si
Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam
Kepala Penyelenggara Pembinaan Syariah
Drs. H. Apip Supiani, MH
Drs. H. Arsad, M.Pd
Struktur Organisasi Pelayanan Haji Dan Umrah Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015 Kepala Kantor Drs.H. Dedi Mahfudin, M.Si
Kepala Seksi Drs. H. A Nahrowi A, M.Pd
Pendaftaran Dan Dokumen
Pembinaan Haji Dan Umrah
-Huriyatil Laili
-H. Basuni.S.pd.I
-Uci Sanusi
-Drs. Zakirman
Akomodasi, Transportasi & Perlengkapan Haji -Hj. Ummuatikah -Hj. Sulha -Sofwat Amani,A.Md
Pengelolaan Keuangan
-Dewi Wahyuni,
A.Md -Ninna Nadra,SE
Sistem Informasi Haji -Martyrillah