MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : Siti Khodijah Nurfizri 1111053100021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
MANAJEMEN PELATIHAN SERTFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh : Siti Khodijah Nurfizri Nim : 1111053100021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
ABSTRAK Siti Khodijah Nurfizri, NIM : 1111053100021, Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, dibimbing oleh Drs. Study Rizal, LK, MA. Salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya dalam hal pelaksanaan rangkaian manasik haji adalah adanya pembimbing manasik haji yang mumpuni dari segi ilmu dan keahlian. Dalam melaksanakan tugas bimbinganya, pembimbing harus bertindak profesional dalam segala keadaan, dengan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini, peserta pelatihan diarahkan untuk meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji agar mampu melakukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional guna mewujudkan jamaah haji yang mandiri dalam ibadah dan perjalanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari perencanaan (penetapan tujuan, programing, penjadwalan, dan penganggaran), pengorganisasian, penggerakan (pembimbingan, dan penjalin hubungan), serta pengawasan yang diterapkan oleh pihak penyelenggara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna dalam hal ini mengenai gambaran manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang menyatakan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut dengan penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Hasil dari penelitian manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yaitu Kanwil Kemenag DKI telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik mulai dari perencanaan (penetapan tujuan, programing, penjadwalan, dan penganggaran), penorganisasian, penggerakan (pembimbingan dan penjalin hubungan), dan pengawasan sesuai dengan teori-teori manajemen yang terdapat dalam literature pustaka. Meskipun masih ada yang perlu diperbaiki dan dimaksimalkan kinerjanya guna mencapai target yang diharapkan dalam mewujudkan pembimbing manasik haji yang profesional. Kata kunci : Pembimbing Manasik, Manajemen Pelatihan
i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan bermacam-macam kenikmatan yang tak dapat terhitung oleh akal manusia sekalipun. Shalawat seiring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda besar kita Nabi Muhammad SAW. Sang pencerah yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman globalisasi seperti saat ini yang tauladannya selalu menjadi sandaran umat manusia. Berkat karunia dan rahmat-Nyaalh amdulillah penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta”. Penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat Akhir program SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Manajemen Haji danUmroh. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Sulit rasanya untuk menyelsaikan skripsi ini tanpa bantuan semua pihak yang terkait dikarenakan penulis hanyalah manusia biasa yang masih haus akan ilmu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan tanda terimakasih kepada : 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
ii
3. Mulkanasir, BA, SPd, MM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah. 4. Drs. Study Rizal, LK, MA selaku pembimbing Skripsi yang selalu memberikan masukan, kritikan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. 5. Seluruh staff Kanwil Kemenag DKI Bidang Pembinaan dan Pelayanan Haji dan Umroh yang telah bersedia memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan. 6. Abi Safri dan Umi Titin yang terus memberikan carger ruhiyah, doa, nasihat, dan motivasi yang terus menerus kepada ananda dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Keluarga tercinta teteh, aa, nenek, sepupu yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan nasihat yang luar biasa. 8. Seluruh sahabat seperjuangan Manajemen Haji dan Umroh angkatan 2011 yang telah memberikan semangat dan masukan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. 9. Kelompok liqo Tarbiyah Dzatiyah yang terus memotivasi agar skripsi ini dapat dengan segera terlesaikan. 10. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang penulis butuhkan selama kuliah dan penulisan skripsi.
iii
11. Seluruh anggota LDK 18 UIN Jakarta dan IMM Cabang Ciputat yang telah mewarnai perjalanan selama kuliah ini, yang telah menularkan semngat juangnya untuk selalu bermanfaat dimanapun dan dalam konsdisi apapun. 12. Seluruh pengurus LTQ Syahid UIN Jakarta yang terus mendoakan agar penulis bisa dengan lancar menyelsaikan skripsi ini, serta masih banyak lagi yang lainya yang tidak bisa penulis sebutkan. Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa, dan harapan kita semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis sangat menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, penulis memohon maaf jika ada kekurangan serta ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu masukan dan saran sangat terbuka sebagai bahan penyempuraan untuk selanjutnya. Semoga bermanfaat.Aamiin. Wassalamu’alaikumWr.Wb Jakarta, Juli 2015 M Ramadhan 1436 H
Siti Khodijah Nurfizri 1111053100021
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………. KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………... DAFTAR TABEL ………………………………………………………… DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
i ii v vii viii ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………… C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… D. Metode Penelitian ………………………………………………… E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. F. Sistematika Penulisan ……………………………………………..
1 5 6 8 14 15
BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI A. Konsep Manajemen Pelatihan …………………………………… 1. Pengertian Manajemen Pelatihan ……………………………. 2. Fungsi-fungsi Manajemen …………………………………… 3. Tujuan Pelatihan dan Langkah-langkah Manajemen Pelatihan ……………………………………………………... a. Analisis Kebutuhan ……………………………………… b. Penentuan Tujuan Pelatihan ……………………………... c. Pemilihan Metode Pelatihan …………………………….. d. Evaluasi Pelatihan .……………………………………… B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik ……………………….. 1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing…………………………... 2. Pengertian Manasik Haji ……………………………………..
16 21 26 26 28 29 29 34 37 37 38
BAB III : GAMBARAN UMUM KANWIL KEMENAG DKI JAKARTA A. B. C. D.
Sejarah Berdirinya Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………… Visi dan Misi kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………………. Susunan Organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta …………….. Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………………………………………
v
41 43 45 46
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI A. Manajemen Pelatihan …………………………………………… 1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji .….................................................................................... 2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………………………………………………... 3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………………………………………………………..... 4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji …..................................................................................... B. Analisis ………………………………………………………….. BAB V
49 49 69 75 82 89
: PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………….. B. Saran-Saran …………………………………………………..
93 94
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………….
x xii
vi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel Tabel Tabel Tabel
4.2 4.3 4.4 4.5
Tabel 4.6 Tabel 4.7
Struktur Pengurus Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………... Struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh …………………... Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ……..………………………………………………………. Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………. Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji... Daftar Asesor Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik……... Daftar Narasumber Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ……………………………………………………………... Hasil Penilaian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………………………………………………………………….. Persentasi Kelulusan Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ……………………………………………………
vii
45 46 59 63 70 72 73 84 87
DAFTAR SINGKATAN
TPIHI TPHI TKHI Kanwil Kemenag DKI Kabag DPHU RI UU Kepmen MAS MAN MTsN MTsS KUA KBIH
: Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia : Tim Pemandu Haji Indonesia : Tim Kesehatan Haji Indonesia : Kantor Wilayah : Kementerian Agama : Daerah Khusus Ibukota : Kepala Bagian : Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh : Republik Indonesia : Undang-undang : Keputusan Menteri : Madrasah Aliyah Swasta : Madrasah Aliyah Negeri : Madrasah Tsanawiyah Negeri : Madrasah Tsanawiyah Swasta : Kantor Urusan Agama : Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10
: Surat Bimbingan Skripsi : Surat Penelitian Skripsi : Surat Keterangan Hasil Penelitian : Hasil Wawancara : SK Peserta Sertifikasi : SK Panitia Sertifikasi : SK Narasumber Sertifikasi : Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi : PMA No. 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji : Dokumentasi Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Pelatihan berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik, alasan dilakukanya pelatihan adalah karyawan yang direkrut belum dapat melakukan pekerjaan dengan baik, adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja, untuk meningkatkan produktivitas, dan menyesuaikan dengan peraturan.1 Dalam era globalisasi masa kini, lembaga atau perusahaan harus dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah dengan ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat mempengaruhi lembaga atau perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan dari segi manapun. Dalam penyelenggaraan ibadah haji banyak pihak yang dilibatkan, mulai dari TPIHI, TPHI, TKHI, dan masih banyak lagi petugas-petugas lainya, petugas dalam penyelenggaraan ibadah haji salah satunya adalah Pembimbing manasik haji, yaitu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji, dimana
1
Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Grasindo, 2002), h, 190
1
2
pembimbing manasik haji adalah petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada jamaah haji dalam hal
bimbingan ibadah, pembimbing manasik juga
merupakan penyambung lidah dari pemerintah terkait kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan dalam penyelenggaraan ibadah haji tersebut, karena setiap tahunya kebijakan penyelenggaraan ibadah haji terus berubah, maka disinilah peran pembimbing selain sebagai pembimbing manasik juga sebagai penyampai informasi atau kebijakan ter update untuk kemudian oleh calon jamaah harus ditaati. Upaya pemerintah untuk mendapatkan petugas pembimbing manasik haji yang faham dan sevisi dengan pemerintah adalah melalui sertifikasi, dengan adanya pembimbing manasik yang tersertifikasi maka akan mewujudkan petugas haji yang profesional, yang mampu meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji. Pemerintah dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan baru kepada para jamaah haji salah satunya melalui pembimbing manasik haji, untuk itu maka perlu adanya sertifikasi pembimbing manasik haji, dimana proses mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji harus melalui berbagai tahapan, salah satunya melalui pelatihan pembimbing manasik haji yang di dalamnya diberikan berbagai materimateri mengenai berbagai kebijakan penyelenggaraan ibadah Haji dan materi-materi penunjang lainya, sehingga dengan penguatan materi-materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut dapat membentuk petugas pembimbing manasik haji yang profesional dan mumpuni dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaran ibadah haji dan tentunya dalam hal prosesi manasik haji.
3
Anggito Abimanyu dalam sambutanya di Aula IAIN Walisongo Semarang mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak dipahami oleh para calon Jemaah haji sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon Jemaah haji dengan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah. Masalah kebijakan perhajian tidak banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon Jemaah haji memerlukan informasi agar dalam menjalankan ibadah merasa tenang dan tidak dilingkupi prasangka negatitif terhadap pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji. 2
Suroso yang dikutip dalam Jurnal Haji mengemukakan juga tentang pendapatnya mengenai sertifikasi pembimbing manasik , Para pembimbing manasik haji harus memiliki kompetensi yang memadai, baik kompetensi subtansi, bahasa, maupun kompetensi social budaya. Semua kompetensi itu harus dimiliki oleh setiap pembimbing ibadah haji untuk memberikan layanan ibadah haji yang memadai sesuai standar. Sertifikasi ini bukan sekedar tuntutan profesionalitas, tapi untuk memeberikan jaminan mutu bagi para jamaah dalam memperoleh layanan yang memadai sesuai standar. Sehingga pembimbing dapat mengarahkan calon jamaah haji memperoleh pengetahuan manasik haji secara komperhensif sehingga dapat mengantarkan haji yang mabrur.3 Muhammad Zen anggota komisi E DPRD Jawa Tengah berpendapat bahwa Jika pembimbing memiliki kompetensi sertifikasi, maka pelayanan haji dapat ditingkatkan sesuai standar. Dengan sertifikasi itu, kompetensi pembimbing dapat memadai untuk pelayanan yang baik bagi para jamaah haji. Profesionalisme para petugas, termasuk pembimbing haji, merupakan syarat mutlak kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji. Namun, sertifikiasi pembimbing haji jangan diartikan sebagai tuntutan profesionalisme semata. Pemberian jaminan mutu, merupakam tujuan sertifikasi tersebut.4 Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi pembimbing manasik haji ini berdasarkan atas UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
2
Anggito Abimanyu, dalam sambutanya yang disampaikan pada saat pembukaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di IAIN Walisongo Semarang, diakses langsung dari situs resmi Kemenag RI, www.kemenagRI.go.id diakses pada tanggal 26 Desember 2014. 3 Suroso, Jurnal Haji “Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang Profesional” diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 15 September 2014 4 Muhammad Zen, Anggota Komisi E DPRD Jateng mengenai harusnya petugas haji tersertifikasi salah satunya adalah pembimbing manasik haji, diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 26 Desember 2014.
4
Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.5 Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk mencetak tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional, pelatihan ini dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk memenuhi tuntutan perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi pada peningkatan kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik terdiri dari pegawai Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kantor Urusan Agama, Guru, Penyuluh dan para pembimbing di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. Tujuan dari sertifikasi ini diantaranya adalah untuk mewujudkan tenaga pembimbing manasik yang amanah, profesional, serta supaya antara kelompok pembimbing di KBIH dan pemerintah punya kemampuan yang sama, yakni kompetensi dalam hal ilmu manasik, dan kompetensi pedagogi.6 Untuk merealisasikan program sertifikasi pembimbing manasik haji di atas, maka harus ada upaya peningkatan SDM (Pembimbing
manasik haji) dengan
dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan-pelatihan, dimana pelatihan adalah upaya
5
www.kemenag.go.id, diakses pada tanggal 3 Juli 2015 pukul 08.15 http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=218255, diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.52 wib 6
5
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang pelatih kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Mengelola proses sertifikasi yang baik, maka dibutuhkan manajemen yang baik, karena menghimpun dan menyamaratakan keahlian manajerial pembimbing bukan hal mudah, banyak proses dan tahapan yang harus dilalui, harus ada proses manajemen untuk menjalankan proses sertifikasi pembimbing manasik haji, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis menuangkan sebuah karya ilmiah “Skripsi” dengan judul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membatasinya pada Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2014 pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengenai Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran), Pengorganisasian, Penggerakan (Pembimbingan, dan Penjalin Hubungan), dan yang terakhir adalah Pengawasan.
6
2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam skripsi ini dirumusakan dalam rangka menjawab permasalahan tentang Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta tahun 2014, sebagai berikut : a. Bagaimana Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran) Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? b. Bagaimana Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? c. Bagaimana Penggerakan (Pembimbingan dan Penjalin Hubungan) Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? d. Bagaimana Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang di inginkan penulis dalam penelitian skripsi ini secara garis besarnya adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, sedangkan secara lebih rincinya adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
7
b. Untuk
mengetahui
bagaimana
pengorganisasian
pelatihan
yang
dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. c. Untuk mengetahui bagaimana penggerakan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. d. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis 1) Bagi Penulis Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan kualitas pembimbing manasik haji khususnya melalui pelatihan dan sertifikasi pembimbing manasik haji. 2) Kanwil Kemenag DKI Jakarta Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Kementerian Agama secara umum, menangani masalah ini secara khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal. b. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis di lakukanya penelitian ini adalah untuk menerapkan pemahaman teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan praktik yang ada di lapangan.
8
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Pada penyususnan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang di amati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Loxy Moleong, yang mendefinisikan
metodelogi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis, atau produksi.8 2. Subjek dan Objek Penelitian Sebjek penelitian ini adalah Bapak Fudhloli selaku Ketua Panitia Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, orang yang dapat 7
h. 4
8
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik (Bandung : PT. Rosdakarya, 2002), h. 24
9
memberikan informasi tentang Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji yang diteliti oleh penulis. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 3. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mambatasi waktu penelitian pada bulan Januari April 2015. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta. 4. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan : a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri observasi dilapangan maupun di laboraturium.9 Pelaksanaanya dapat berupa survey dengan mewawancarai
panitia
pelaksana
program
pelatihan
sertifikasi
pembimbing manasik haji.
9
Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 200), h. 16
10
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumendokumen, yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah bukubuku, jurnal, makalah,website, dan sumber informasi lainya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan : a. Observasi atau Pengamatan Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, observasi secara langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan obyek observasi, dan kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing berada diluar obyek atau peran yang sedang di identifikasi, bisa dari jarak dekat atau jarak jauh, artinya pihak observer hanya mengamati dan mencatat
11
fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu.10 Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian non partisipan terhadap proses kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dari beberapa sumber dan pencatatan yang kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara juga merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk di diskusiakan secara bebas.11
10
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62 11
Elvinari Ardianto, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2010), Cet ke-1, h. 61
12
Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan ketua dan sekertaris Bidang Pelayanaan Jamaah Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. c. Dokumen Dokumen adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen seperti data-data, arsip-arsip, dan gambar-gambar ataupun bentuk lainya.12 Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah bersumber dari Bagian Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Bidang Pelayanana Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dan situs resmi Kemanag RI. Dokumen ini penulis jadikan referensi atau sumber data dalam penulisan di Bab III mengenai gambaran umum Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 6. Teknik Analisa Data Teknik analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.13
12
Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), h. 57 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), cet ke-9, h. 11
13
Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulanya dapat ditarik dan diverifikasi. b. Penyajian data, setelah data mengenai manajemen diperoleh, maka data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks, bagan, tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab. c. Penyimpulan data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat, sehingga dapat mengambil kesimpulan mengenai Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji di Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta. 7. Pedoman Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini, penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.” yang diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, cet. Ke-2.
14
E. Tinjauan Pustaka Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat dan yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapaun setelah penulis melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa judul skripsi yang membahas tentang pelatihan, judul-judul tersebut adalah : Skripsi yang ditulis oleh Susilawati mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Dakwah 2010, “Manajemen Pelatihan Dakwah pada Pondok Pesantren Al Hikmah Curug Tangerang”. Pada penelitian skripsi tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, pelatihan dakwah pun berjalan dengan maksimal, sehingga banyak kader dakwah yang terlahir dari Pondok tersebut. Skripsi berikutnya ditulis oleh Irfa Nurina Jati mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Manajemen 2013 “Manajemen Pelatihan dan Pengembangan pada Perum Bulog untuk Peningkatan Kinerja Karyawan” pada penelitian skripsi tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan menerapakan manajemen yang baik
dan langkah-langkah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan para
karyawan Perum Bulog terbukti menghasilkan kinerja karyawan yang maksimal setelah pelatihan tersebut di selenggarakan Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari penelitian sebelumnya. penelitian kali ini menggambarkan bagaimana proses manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Oleh karena itu materi pembahasanyapun berbeda, materi yang penulis
15
bahas tentang “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada karya ilmiah “skripsi” ini terdiri dari lima (5) bab yang memiliki sub-sub bab, dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiranlampiran. Penyusunan bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi
Penelitian,
Tinjauan
Pustaka,
dan
Sistematika
Penulisan.
Bab II : Landasan Teori, bab ini membahas Pengertian Manajemen Pelatihan, Fungsi-fungsi
Manajemen,
Tujuan
dan
Langkah-langkah
Manajemen
Pelatihan,Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Pengertian Manasik Haji. Bab III : Gambaran Umum Tentang Obyek Penelitian, Berisi tentang gambaran umum Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, yang meliputi latar belakang dan sejarah berdirinya, visi dan misi dan tujuan, struktur kepengurusan dan program kerja. Bab IV : Analisis Penelitian, bab ini membahas mengenai hasil analisis penulis yang diteliti dalam skripsi ini, yang meliputi : Perencanaan Pelatihan, Pengorganisasian Pelatihan, Penggerakan Pelatihan, dan Pengawasan Pelatihan. Bab V : Penutup, bab ini berisis tentang kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang dikemukan sebelumnya, bab ini juga berisi saran yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan.
BAB II LANDASAN TEORI MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI
A. Konsep Manajemen Pelatihan 1. Manajemen Pelatihan Manajemen pelatihan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pelatihan. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa latin, yaitu manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managre diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1 Sedangkan dalam Kamus Manajemen, kata manajemen memiliki dua arti yaitu yang pertama,
manajemen adalah proses menggerakan tenaga
manusia, modal dan peralatan lainya, secara terpadu untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu, yang kedua, manajemen adalah pejabat pemimpin
1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan , (Jakarta : Bumi Aksara 2009), cet ke-1, h. 5
16
17
(perusahaan)
yang
bertanggungjawab
atas
jalanya
organisasi
atau
perusahaan.2 Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengertian manajemen, penulis mengemukakan pendapat para pakar mengenai pengertian manajemen, diantaranya sebagai berikut : a. Menurut Geoge R Terry yang dikutip dalam buku Tommy Suprapto, mendefinisikan bahwa : “ Manajemen merupakan sebuah proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya.3 b. Erni Trisnawati Sule mengemukan bahwa “Manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam
menyelesaikan
sesuatu terkait dengan pencapian tujuan.”4 c. Ulber Silalahi dalam bukunya mengemukakan bahwa“ Manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasional secera efektif dan efisien.”5
2
BN. Marbun, Kamus Manajemen (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 155 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Jakarta : Media Press, 2009), cet ke-1, h. 122 4 Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen ( Jakarta : Kencana Pernada Media Group, 2005), cet ke-1, h. 6 5 Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen ( Bandung : Mandar Maju, 2002), cet ke-2, h. 4 3
18
d. Haiman dan Scott mengatakan “Management is a social and technical process which utilizes resources, influence human action, and facilitates changes in order to accomplish or organization goals.”6 Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan
yang bersifat
pengelolaan. Disamping itu juga manajemen berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang di dalamnya terdapat upaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan menggerakan sumberdaya organisasi yang dimiliki. Setelah mendapatkan definisi manajemen, maka selanjutnya mengenai definisi pelatihan. Pemahaman mengenai pelatihan dapat disimak dari penjelasan beberapa ahli, di antaranya : a. Henry Simamora yang mengatakan bahwa “ Program pelatihan merupakan serangkaian yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kinerja individu, kelompok dan seluruh organisasi.”7 b. Raymond Noe, mengatakan “Pelatihan merupakan usaha yang direncanakan oleh perusahaan (organisasi) untuk memfasilitasi
6
Haiman and Scott, Management in the Modern Organization (Boston : Houghton Mifflin Company, 1970), h. 7 7 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1994), h. 49
19
pembelajaran kompetensi karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan. c. Benardin, yang dikutip oleh Sudarmanto mengatakan bahwa : “Pelatihan adalah segala kegiatan untuk meiningkatkan kinerja individu sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegangnya, atau yang berhubungan denga tugas saat ini.8 d. T. Hani Handoko mendefinisikan pelatihan adalah “Proses sistematik pengubahan prilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional”.9 e. Andrew Sakula dan Anwar Prabu, yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara pelatihan adalah : “Suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan non-managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan tekhnis dalam tujuan terbatas.”10 f. Menurut Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson pelatihan adalah “Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.”11
8
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 226 9 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : BPFE, 2000), h. 104 10 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2005), h. 44 11 Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Salemba Empat, 2004), h. 4
20
g. Menurut pendapat Soekidjo Notatmojo, yang dimaksud dengan pelatihan adalah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia”.12 h. Menurut Oemar Hamalik melihat dari segi operasional, pelatihan diartikan sebagai “Suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga professional kepelatihan dalam suatu waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.”13 i. Menurut Abdurahmat Fathoni Pelatihan adalah “suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.”14 Dari beberapa pengertian tentang pelatihan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat suatu proses penyaluran pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang pelatih kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Kemudian dapat penulis simpulkan tentang pengertian manajemen dan pelatihan di atas bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses kerja yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai dengan
12
Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), h. 25 13 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h. 10 14 Abdurahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta 2006), cet ke-I, h. 147
21
mengubah prilaku pegawai dalam satu arah untuk meningkatkan pekerjaanya yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Fungsi-fungsi Manajemen Mengenai fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandanganpandangan yang berbeda satu sama lain dikalangan para ahli tentang perumusanya. Penulis mengambil pandangan dari salah seorang ahli manajemen yang bernama George Terry dalam bukunya Principles of Management sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Urainya adalah sebagai berikut : a. Planning ( Perencanaan) Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.15 Perencanaan ialah perencanaan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan suatu persiapan untuk tindakantindakan kemudian.
15
Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h. 38
22
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
merumuskan
rencana secara umum adalah : 1) Mendefinisikan persoalan yang direncanakan secara jelas sesuai denga tujuan yang telah ditetapkan. 2) Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kegiatankegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. 3) Melakukan analisis atau informasi yang telah dikumpulkan dan mengklarifikasikanya berdasarkan kepentinganya. 4) Menetapkan batasan-batasan perencanaan. 5) Memilih rencana yang akan digunakan dari sejumlah alternatif yang ada. 6) Menyiapakan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci dan menjadwalkan pelaksanaanya. 7) Melakukan pemeriksaan ulang atas rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.16 Dalam merencanakan sebuah kegiatan, ada beberapa yang harus dilakukan, yaitu : 1) 2) 3) 4) 16
Penetapan tujuan Programing Penjadwalan Penganggaran 17
Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h. 39
23
b. Organizing (Pengorganisasian) Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Organisasi sebagai alat dari manajemen Ialah organisasi sebagai wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk manajemen yang memungkinkan manajemen dapat bergerak. 2) Organisasi sebagai fungsi manajemen Ialah organisasi dalam arti dinamis (bergerak), yaitu organisasi memberi kemungkinan tempat manajemen bergerak dalam batasan-batasan tertentu. Dengan kata lain, dinamis berarti bahwa organisasi
itu
bergerak
dengan
mengadakan
pembagian
pekerjaan.18 Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.19
17
Indo Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006),h. 173 18 Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h. 36 19 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta : Kencana, 2005), Cet ke-1, h. 4
24
Penulis mendefinisikan organisasi sebegai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui kerjasama. c. Actuating (Penggerakan) Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan penggerakan adalah “Keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis.20 Sedangkan menurut George R Terry “Penggerakan merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok.”21 Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawai, memberi penghargaan, memimpin mengembangkan dan memberi kompensasi kepada karyawan. Dalam prekteknya penggerakan mempunyai lima fungsi manajemenen yaitu : 1) Motivator 2) Pembimbing 3) Penjalin hubungan 20
Sondang P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-
21
George R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 198
1, h. 95
25
4) Komunikasi 5) Pemberi dan pelaksana Pembina.22 d. Controling (Pengawasan) Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan. Adapun pengawasan menurut beberapa ahli manajemen adalah sebagai berikut : 1) Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry Simbolon bahwa pengawasan sebagai Suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahanya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.23 2) Menurut J. Miockler yang dikutip Kadarman, Pengawasan adalah suatu upaya sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja actual dengan standar yang ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan telah dipergunakan seefektif mungkin. 24
22
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h. 38 23 Maringan Masri Simbolon, Dasar-Dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), h. 61 24 A.M. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 132
26
3) Menurut Muchtar Efendi, Pengawasan adalah sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan dalam proses kegiatan dapat dicapai dengan cara membuat kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan yang direncanakan.25 4) Menurut T. Handoko, Pengawasan adalah memeberikan dan mengevaluasi penyampaian rencana dan standar serta penilaian hasil pekerjaan dengan memasukan dan mengeluarkan solusi yang di hasilkan.26 Dari beberapa pengertian diatas tentang pengawasan, dapat penulis simpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu upaya dalam mengawal kegiatan, agar kegiatan yang berjalan sesuai dengan rencana dan tidak terjadi penyimpangan. 3. Tujuan dan Langkah-langkah Pelatihan a. Tujuan Pelatihan Kegiatan-kegiatan pelatihan merupakan tanggung jawab bagian SDM dan pimpinan langsung. Pimpinan mempunyai tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program latihan tersebut. Oleh karena itu komitmen pemimpin sangat penting agar latihan berjalan secara efektif, baik secara perencanaan, proses dan tujuan dari pelatihan dapat tercapai. 25
Muchtar Efendi, Psikologi Manajemen dan Adminstrasi, ( Jakarta : Bandung Maju, 1983), Cet ke-3, h. 13 26 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1996), Cet ke-9, h. 360
27
Adapun tujuan pelatihan menurut Henry Simamora yaitu : 1) Memperbaiki kinerja. 2) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. 3) Mengurangi waktu belajar karyawan baru supaya menjadi kompeten . 4) Membantu memecahkan persoalan operasional. 5) Mempersiapkan karyawan baru untuk promosi. 6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi. 7) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. 8) Meningkatakan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.27 Selain itu, menurut Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah mengemukakan bahwa tujuan pelatihan adalah : 1) Meningkatkan kualitas dan produktivitas. 2) Menciptakan
sikap,
loyalitas
dan
kerjasama
yang
lebih
menguntungkan. 3) Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.28
27
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1997),
h. 83-84 28
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineke Citra, 2003), h. 177
28
b. Langkah-langkah Pelatihan Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam manajemen pelatihan pula perlu tahap kegiatan yang memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahap-tahap dalam pelatihan terdiri dari : Analisis Kebutuhan, Penentuan Tujuan Pelatihan, Penentuan Metode Pelatihan, dan Evaluasi Pelatihan.29 1) Analisis Kebutuhan Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi atau yang sering disebut need alaysis atau need assessment adalah penentuan kebutuhan pelatihan yang akan dilakukan. Keputusan menyelenggarakan latihan harus berdasar pada data yang telah dihimpun dengan melakuan suatu penilaian kebutuhankebutuhan. Penilaian kebutuhan mendiagnosis masalah-masalah saat ini dan tantangan di masa yang akan dihadapi. Analisis kebutuhan dilakukan melalui langkah-langkah : a) Analisis kebutuhan organisasi Dalam taraf ini pengungkapan kebutuhan akan latihan akan menyoroti tempat atau organisasi yang sangat membutuhkan latihan dengan analisis organisasi sehingga dalam analisis organisasi harus terjawab pertanyaan-pertanyaan pokok, dimana latihan sangat diperlukan. 29
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineke Citra, 2003), h. 178
29
b) Analisis Kebutuhan tugas Analisis tugas yaitu menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap jabatan yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut, dan informasi analisis jabatan yaitu uraian tugas persyaratan tugas dan standar untuk kerja yang terhimpun dalam informasi sumber daya manusia organisasi. c) Analisis kebutuhan pegawai Analisis kebutuhan pegawai adalah menganalisis mengenai apakah ada pegawai yang kurang dalam kesiapan tugas-tugas atau kurangnya kemampuan keterampilan dan pengetahuan yang dapat diketahui dari penilaian kinerja, observasi kelapangan, dan kuisoner. 2) Penentuan Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan perilaku atau perubahan pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan. Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk pelatihan untuk mencapai tujuan. 3) Pemilihan Metode Pelatihan Dalam pemilihan metode pelatihan, ada dua metode yang digunakan yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang dilakukan. Ada dua kategori pokok program latihan, yaitu :
30
a) Berdasarkan Bentuk, meliputi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Learning in the job Leactures Problem solving Studi curse Konferensi dan seminar Kepanitiaan Rotasi jabatan Keanggotaan dalam asosiasi profesional.30
b) Berdasarkan Jenis Metode yang diberikan 1) On the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal maupun secara informal, Teknik ini merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Latihan dengan menggunakan metode ini dilakukan di tempat kerja. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman. Metode latihan ini sangat ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers dan trainee, tidak perlu menyediakan peralatan dan tempat khusus. Ada beberapa metode pelatihan on the job training, yaitu : a) Pembekalan (Coaching), adalah bentuk pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana, misalnya bagaimana melakukan pekerjaan dan bagaimana memecahkan masalah.
30
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT. Rineke Citra, 2003), h. 180
31
b) Rotasi Jabatan (Job Rotation), adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam begian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah
pengetahuan
mengenai
pekerjaan
dalam
organisasi. c) Latihan Instruksi Jabatan (Job Intruction Training), adalah pelatihan dimana ditentukan seseorang bertindak sebagai pelatih untuk mengintruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. d) Magang
(Apprenticeship),
adalah
pelatihan
yang
mengkombinasikan antara pelajaran dikelas dan praktek dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta, peserta dibawa ke lapangan. e) Penugasan Sementara, penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan. Karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalahmasalah organisai yang nyata.31 2) Off the job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara khusus diluar pekerjaan. Pelatihan dengan menggunakan
31
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 45-56
32
metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari kegiatan atau pekerjaanya. Kemudian mengikuti pendidikan atau pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini yaitu : a) Bimbingan berencana (programed Intruction), adalah metode bimbingan berencana yang terdiri dari serangkaian langkah yeng berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Metode ini meliputi langkah-langkah yang telah diatur terlebih dahulu melalui prosedur yang berhubungan dengan penguasaan keterampilan khusus dan pengetahuan umum.
Bimbingan
berencana
dapat
dilakukan
dengan
mengguanakan buku dan mesin petunjuk pengajaran. b) Metode konferensi, konferensi merupakan suatu pertemuan formal tempat terjadinya diskusi atau konsultasi tentang suatu yang penting. Konferensi menkankan adanya diskusi kelompok kecil, meteri pembelajaran yang terorganisasi dan melibatkan peserta aktif. c) Metode kuliah, kuliah merupakan suatu ceramah yang disamapaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan. d) Studi kasus, adalah uraian tertulis atau lisan tentang masalah yang ada atau keadaan selama waktu tertentu yang nyata maupun secara hipotasis. Pada metode studi kasus, peserta
33
diminta mengidentifikasi masalah-masalah dan merekondisi pemecahan masalahnya.32 e) Vestibule training, training ini dilakukan dalam suatu ruang khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yang akan dikerjakan pada pekerjaan yang sebenernya. f) Seminar, metode seminar ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian dan kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran
yang konstruktif mengenai pendapat orang
(pembawa makalah). Peserta dilatih agar dapat mempersepsi dan mengevaluasi serta memberikan saran-saran, menerima atau menolak pendapat atau usul-usul orang lain. g) Permainan peran (role playing), Petatar memainkan peran tertentu dimana diberikan suatu permasalahan dan bagimana seandainya petatar tersebut menangani permasalahan yang ada. Teknik ini dapat digunakan untuk mengubah sikap petatar. Seperti misalnya menjadi lebih toleran terhadap perbedaan individual dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain.33
32
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 65 33 Mutiata S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rafika Aditama, 2002), h.49
34
h) Teknik di dalam Keranjang. Metode ini digunakan dengan memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain peserta latihan diberi basket atau keranjang yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian peserta latihan diminta untuk memcahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalaman yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.34 4) Evaluasi Pelatihan Implementasi
program
pelatihan
berfungsi
sebagai
proses
transformasi. Para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi karyawankaryawan yang berkemampuan, sehingga dapat diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Untuk menilai program-program tersebut, bagian SDM mengevaluasi kegiatan-kegiatan latihan apakah sudah mencapai hasil yang di inginkan atau tidak. Anwar Parabu Mangkunegara berpendapat bahwa evaluasi pelatihan dapat di dasarkan pada kriteria (pedoman dari ukuran kesuksesan), dan rancangan percobaan. Adapun evaluasi percobaan dapat didasarkan pada : a) Kriteria dalam Evaluasi Pelatihan menurut Anwar Prabu Mangkunegara Ada empat kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman dari ukuran kesuksesan pelatihan, yaitu :
34
Sulsilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : BPFE, 1994), h. 58
35
1) Kriteria Pendapat Kriteria ini didasarkan pada bagaimana pendapat peserta latihan mengenai program pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini dapat diungkap dengan menggunakan kuisioner mengenai pelaksanaan pelatihan. 2) Kriteria Belajar Kriteria belajar dapat diperoleh dengan menggunakan tes pengetahuan, tes keterampilan
yang mengukur
skill, dan
kemampuan peserta. 3) Kriteria Prilaku Kriteria prilaku dapat diperoleh dengan menggunakan tes keterampilan kerja. 4) Kriteria Hasil Kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang diperoleh, seperti meningkatkan produktivitas dan
meningkatnya kualitas
kerja.35 b) Evaluasi menurut Donal L. Krikpatcrik, beliau
mengidentifikasi
empat tingkatan diamana pelatihan dapat dievaluasi meliputi : 1) Reaksi, organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelataihan dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuosioner kepada peserta.
35
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 59
36
2) Pembelajaran, tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi dengan
mengukur
seberapa
baik
peserta
pelatihan
teleh
mempelajari ide, konsep teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi pelatihan
secara
umum
digunakan
untuk
mengevaluasi
pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah pelatihan untuk memebandingkan hasilnya. 3) Prilaku, mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku, berarti mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, serta mengamati kinerja pada pekerjaan. 4) Hasil, para pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, kualitas, waktu, penjualan, dan biaya secara relative konkret, jenis evaluasi ini dapat dilakukan dengan menbandingkan data-data sebelum dan setelah pelatihan.36
36
Robert L. Manthis dan Jhon H. Jackson, Human Resource Management ,( Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 330-331
37
B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik 1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah proses pemerolehan sertifikat pembimbing oleh seseorang yang telah bertugas sebagai pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Ikatan Persaudaraan Ibadah Haji Indonesia (IPHI), atau Pegawai Kementerian Agama (Penyuluh Agama Islam, Petugas KUA, dan Pegawai yang berkompeten pada bidang haji). Sertifikat pembimbing ibadah haji merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada pembimbing ibadah haji sebagai tenaga profesional.37 Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pembimbing manasik melalui pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai penjamin mutu (quality assurance). Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas kemampuan dan keterampilan seseorang untuk melakukan bimbingan manasik haji secara professional.
37
Suroso, Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng Jurnal Haji Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji Yang Berkualitas , diakses pada 15 September 2014
38
2. Pengertian Manasik Haji Manasik berasal dari nuskan-nusukan-mansakan adalah bentuk jamak dari mansaku yang bertarti tata cara ibadah. Maka kata manasik haji artinya tata cara ibadah haji.38 Sedangkan menurut Harahap sumuran menerangkan bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan haji, atau hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji, yaitu : melaksanakan ihram dan miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Mudzalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.39 Ibadah Haji merupakan salah satu rukun islam yang lima, sebagaimana di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang artinya : Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu‟alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 97 : َوَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَ ْيتِ مَهِ اسْ َتطَاعَ إِلَيْ ِه سَبِيالً وَمَه كَفَرَ فَإِنَّ اهلل غَنِيٌّ عَهِ الْعَالَمِيه
38 39
362
Gus Arifin, Fiqih Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2014) h. 377 Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umroh ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2008), h.
39
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkhutbah dan bersabda, yang artinya adalah : “Wahai sekalian manusia, sungguh telah diwajibkan atas kalian berhaji maka berhajilah kalian. Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah wajib setiap tahun wahai Rasulullah?” beliau lalu terdiam. Sampai ketika orang itu bertanya pada kali yang ketiga beliau menjawab, “Seandainya saya katakan „ya‟ maka haji akan menjadi wajib setiap tahunnya dan kalian pasti tidak akan sanggup melakukannya.” (HR. Muslim no. 1337). Keimanan seseorang tidak akan sempurna sebelum ia mengerjakan ibadah haji ke Baitullah. Meskipun begitu ibadah haji hanya ditekankan sekali seumur hidup. Adapun dari rangkaian pengertian manasik haji diatas, maka penulis menguraikan beberapa proses pelaksanaan manasik haji, diantaranya adalah : 1. Ihram Ihram adalah niat memulai mengerjakan ibadah haji/umroh. 2. Thawaf Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali, dimana ka’bah selalu berada disebelah kirinya dimulai dan diakhiri di sudut (rukun) Hajar Aswad.
40
3. Sa’i Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. 4. Wukuf Wukuf adalah keberadaan diri seseorang di Arafah walaupun sejenak dalam waktu antara tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahar). 5. Mabit Mabit adalah bermalam/istirahat. Mabit dibagi dua yaitu mabit di Mudzalifah tanggal 9 Dzulhijjah dan mabit di Mina pada malam menjelang tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. 6. Lontar Jumroh Lontar Jumroh adalah melontar atau melemparkan batu kerikil ke dinding (marma) jumrah (Ula, Wustha, dan Aqobah) pada hari Nahar dan hari Tasyrik 7. Tahalul Tahalul adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibeolehkan) melakukan perbuatan yang sebelemnya dilarang selama berihrom. Tahalul ada 2 yaitu Tahalul Awal dan Tahalul Tsani.40
40
Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umroh (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo 2010), h. 11
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA
A. Sejarah terbentuknya Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious, hal tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Secara historis, benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak abad V masehi, dengan berdirinya kerajaan kutai yang bercorak hindu dii Kalimantan, melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Dan pada masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambing kejayaan agama Budha, kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan bebrapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu, bebrapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum melanjutkan ke India. Dan pada abad ke 7, melalui para pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan Indonesia, tidak lama setelah islam berkembang di Jazirah Arab. Agama islam tersiar secara hampir merata di seluruh Kepulauan Nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam, seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan kerajaan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan
41
42
Cirebon, dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, Tidore Banjar di Kalimantan, dan lain-lain. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang Penjajah Belanda, banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Secara filosofis, sosio politis dan historis, agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para taokoh dan pemuka agama, selalu tampil sebagai pelopor pergerakan perjuangan kemerdekaan, baik melalui partai politik, maupun sarana lainya. Perjuangan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak zaman colonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada perang Dunia ke II. Mr. Muhammad Yamin adalah orang pertama yang mengusulkan dalam siding BPUPKI agar Pemerintah RI membentuk Kementerian Islamiyah. Para tokoh yang mengusulkan agar Kementerian yang mengurusi agama dimasukan ke dalam Kemneterian Dalam Negeri, bahkan ada yang mengusulkan ke Kementerian Pendidikan. Dari 27 anggota PPKI ternyata hanya 6 orang yang menyetuji adanya Kementerian yang menguurusi Agama. Namun pada siding Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNPI) pada tanggal 11 November 1945 mengemukakan kembali usul adanya Kementerian Agama sendiri, usul tersebut dilanjutkan kembali dalam berbagai rapat yang dipelopori oleh berbagai tokoh agama sehingga Presiden Soekarno memberikan isyarat kepada Wapres Moh. Hatta agar ada kementerian khusus mengurusi agama.
43
Maka pada tanggal 3 Januari 1946 lahirlah Kementerian Agama RI dengan H. Rasjidi BA sebagai Meneteri Agama yang pertama. Dalam keputusan Menteri Agama, tentang tata organisasi dan tata kerja Kementerian Agama Provinsi dan Kab/Kota, kedudukan Kantor Wilayah Kemneterian Agama Provinsi DKI Jakarta adalah Institusi vertical Kementerian Agama yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Menterti Agama RI. Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, berdiri satu tahun setelah Kementerian Agama RI didirikan, dengan kepala Kanwil yang pertama adalah R.H.O Hudaya, selanjutnya H.M. Djamil Latief S.H, K.H. Muchtar Natsir, H. Salahudin El Chairi BA, Drs. H. Muhammad, H. Halimi AR, Drs. H. Mubarok, Drs. H. A. Bidawi Zubir, Drs. H. Rusli Wolman,MM, Drs. H. Abdul Chair, Drs. H. Muhaimin RD, H. Ahmad Fauzan Harun, S.H, Drs. Sutami, M.Pd.I, dan H. Muhaimin Luthfie.1
B. Visi dan Misi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Visi-Misi merupakan hal yang cukup penting dalam sebuah organisasi, Karena Visi-Misi merupakan gambaran dari sebuah organisasi, karena tanpa Visi-Misi, sebuah organisasi tidak akan memiliki dasar tujuan jangka panjang yang nantinya akan digunakan dalam menjalankan aktivitas keseharianya.
1
www.kemenagdki.go.id, diakses pada tanggal 10 Januari 2015
44
1. Visi Terwujudnya masyarakat Jakarta yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, bermartabat dan partisipasif. 2. Misi a. Meningkatkan Ketaatan Umat Beragama b. Melestarikan Kerukunan Hidup Umat Beragama c. Meningkatkan Mutu Raudatul Athfal / Paud, Madrasah, Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Bimbingan Haji, Pengembangan Wakaf dan Zakat. e. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih.2
2
Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015
45
C. Susunan Organisasi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Adapun strruktur organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta adalah sebagai berikut : Tabel 3.1
Sedangkan struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta yang memilki kewenangan menjalankan tugas sertifikasi pembimbing manasik haji adalah :
46
Tabel 3.2 Bidang Pelayanan Haji dan Umroh
Seksi Pendaftaran dan Pelayanan Haji
Seksi Pembinaan Haji dan Umroh
Seksi Akomodasi, Transportasi & Perlengkapa
Seksi Pengelolaan Keuangan Haji
Seksi Sistem Informasi
Kelompok Jabatan Fungsional
D. Tugas dan Fungsi Kanwil Berdasarka Peraturan Menteri Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, maka kedudukan, tugas pokok dan fungsdi Kementerian Agama Provinsi adalah sebagai berikut : 1. Kedudukan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
adalah Instansi Vertikal
Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Agama.
47
2. Tugas Pokok
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam Wilayah Provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi; b) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah; c) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan; d) Pembinaan kerukunan umat beragama e) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi; f) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program; dan g) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanan tugas kementerian di provinsi.
Sedangkan Tugas dan Fungsi Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh adalah :
48
a) Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, memiliki tugas melakukan penyiapan pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan di bidang pendaftaran dan dokumen haji. b) Seksi pembinaan haji dan umroh, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan dibidang pembinaan haji dan umroh. c) Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji
d) Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan keuangan haji. e) Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan sistem informasi haji dan umrah.3
3
Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015
BAB IV ANALISIS PENELITIAN MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKSI PEMBIMBING MANASIK HAJI
A. Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji 1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Dalam manajemen fungsi pertama adalah perencanaan, yaitu pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya, apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila sudah dipersiapkan sebelumnya mengenai apa yang akan dilakukan secara matang dan terperinci. Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk mencetak tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional, pelatihan ini dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk memenuhi tuntutan perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi pada peningkatan
49
50
kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci.1 Pembimbing manasik haji sebagai tenaga profesional harus memperoleh penghargaan sehingga memiliki kesempatan untuk membimbing jamaah calon haji sampai ke tanah suci. Sebagai profesional, pembimbing ibadah haji tentu memiliki komitmen tinggi terhadap kewajiban, hak dan etiknya. Selain itu, mereka juga perlu memperoleh pembinaan dan jaminan pengembangan karir pembimbing ibadah haji, perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan bekal pengetahuan dalam pelatihan dan pendidikan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi selama 10 hari, diharapkan seluruh peserta yang lulus dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang baik dan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap seluruh jamaah haji.2 Ahmad Syukri sebagai salah satu panita pelatihan sertifkasi pembimbing manasik haji yang penulis wawancarai mengenai hal ini menuturkan, Sejak awal program ini digulirkan, Dirjen PHU menyakini bahwa program ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji khususnya yang berkaitan dengan rangkaian manasik, karena tolak ukur kemabruran
1
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli selaku ketua pelaksana pelatihan sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal senin, 20 April 2015
51
haji seseorang adalah melaksanakan rangkaian ibadah haji yang tertib dan sempurna, serta program ini merupakan upaya agar terwujudnya petugas haji yang profesional. 3 Dalam merencanakan sebuah kegiatan, penulis mengutip pendapatnya Indo Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ dalam bukunya Pengantar Bisnis dan Manajemen ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti : Gambar 4.1
Penetepan Tujuan
Penganggaran
Perencanaan
Programing
Penjadwalan
a) Penetapan Tujuan Dalam rangka meramalkan tujuan, seorang manajer harus menentukan dengan tegas hasil akhir yang diinginkan, disinilah pentingnya tujuan, dimana tujuan merupakan gambaran megenai hal-hal yang ingin dicapai. Karena pelatihan sertifikasi
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015
52
ini merupakan program dari pusat yaitu Dirjen PHU, namun pelaksanaanya di serahkan kepada Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya dalam hal ini adalah Kanwil Kemenag DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan adalah sasaran atau yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam menentukan tujuan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuan diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing ini adalah : 1) Tujuan Jangka Pendek Tujuan jangka pendek dari dilaksanakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah tidak terlepas dari latar belakang penyelenggaraan ibadah haji, yaitu harus adanya petugas haji yang menyertai jamaah salah satunya adalah pembimbing manasik, dalam penyelengaaraan ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari peran pembimbing manasik. Dimana dengan diselenggarakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini supaya pembimbing manasik tersebut satu visi dan misi dengan pemerintah, khususnya
dalam
pemahaman
dan
kaitanya
dengan
kebijakan
penyelenggaraan haji baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi, karena setiap tahunya kebijakan tersebut terus up date. Maka dengan adanya pelatihan
53
sertifikasi
pembimbing
manasik
ini
diharapkan
proses
pelaksanaan
penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan baik.4
2) Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka panjang dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuanya sudah tercantum dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, yaitu : a) Meningkatkan kualitas, kreativitas, dan integritas pembimbing manasik haji agar mampu melaukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional guna mewujudkan Jemaah haji yang mandiri dalam ibadah dan perjalanan. b) Memberikan
pengakuan
dan
perlindungan
atas
profesionalitas
pembimbing manasik dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan kewenanganya dalam memberikan bimbingan manasik sesuai dengan ketentuan pemerintah. c) Menstandarisasikan kompetensi pembimbing agar dapat memeberikan jamaninan kualitas pelayanan dibidang bimbingan manasik. d) Menjadi mediasi dari Dirjen PHU dalam mewujudkan penjamin mutu bagi pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah maupun dimasyarakat.5
4
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fudholi selaku Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 11.00 WIB
54
b) Programing Dalam sebuah program perencanaan harus menetapkan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Bapak Fudhloli ketika diminta keterangan lebih lanjut oleh penulis mengenai hal tersebut, beliau menuturkan bahwa dalam hal ini penyelenggara menetapkan kegiatan-kegiatan, hal-hal yang di butuhkan dan perlu dilibatkan dalam penyelenggaran program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, penentuan waktu dan tempat, penentuan syarat peserta, narasumber, asesor dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Penyelenggara dalam hal ini Kanwil Kemenag DKI Jakarta melaksanakan perencanaan dalam programing pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji meliputi : a) Pra Persiapan, meliputi : 1) Penyusunan TOR / Kerangka Acuan / Proposal 2) Pembuatan SK Panitia 3) Pembuatan SK Narasumber dan Moderator 4) Pembuatan SK Peserta 5) Undangan Rapat 6) Pengiriman Undangan Rapat 7) Rapat Pesiapan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. b) Persiapan, meliputi : 5
Haji
Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik
55
1) Undangan Menjadi Peserta 2) Undangan Menjadi Narasumber dan Operator 3) Surat Tugas Peserta dan Panitia 4) Blanko Biodata Peserta 5) Blanko Curiculum Vite Narasumber 6) Seleksi Berkas dan Penetapan Calon Peserta 7) Rapat Pengumuman Peserta dan Penetapan Pelaksana Pelatihan 8) Daftar Hadir Peserta dan Panitia 9) Daftar Hadir Narasumber dan Moderator. Dalam perencanaan ini, pihak Kanwil yang bertanggung jawab atas program ini menetapkan persyaratan yang harus di penuhi oleh Peserta, Narasumber dan Asesor. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini tercantum dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. 1. Peserta a. Persyaratan Umum 1) Mengajukan permohonan dilampiri rekomendasi kepala kantor Kemenag Kabupaten atau Kota. 2) Membuat pernyataan pernah menjadi pembimbing manasik 3) Mengisi formulir pendaftaran dan instrument portofolio, dengan melampirkan : Foto copy ijazah SI atau sederajat, foto copy KTP dan Kartu Keluarga, usia minimal 30 dan
56
maksimal 56 tahun (dihitung mulai berlangsung kegiatan sertifikasi), foto berwarna, latar belakang merah 3 x 4 = 2 lembar, dan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.
b. Persyaratan Khusus 1) Jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia, memiliki dedikasi dan rasa nasionalisme. 2) Pernah menjadi pembimbing manasik minimal 2 tahun, dan 3) Mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan atau bahasa Arab. 2. Narasumber Narasumber adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi keilmuan dan praktik manasik. Persyaratan untuk Narasumber dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah sebagai berikut : a. Tenaga akademik pangkat minimal Lektor atau pendidikan S2 bidang ilmu agama Islam. b. Pejabat / pegawai Kementerian Agama, pangkat minimal Pembina (IV / a) baik pusat maupun daerah. c. Menguasai materi dan pengalaman manasik serta bidang tertentu sesuai mataeri yang diampu. d. Menguasai metode dan pendekatan cara belajar orang dewasa.
57
3. Asesor Asesor adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam melakukan verifikasi persyaratan peserta sertifikasi dan penilaian sebagai dasar menentukan kelulusan peserta pembimbing manasik. Adapun persyaratan Asesor adalah sebagai berikut : a. Dosen aktif pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. b. Pejabat terkait, khususnya pada bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi. c. Pendidikan minimal sarjana S2. d. Memiliki pengetahuan yang memadai dibidang perhajian. e. Memilki kompetensi yang memadai dalam pendampingan kebahasaan, dan pengetahuan teknis perhajian. f. Pembentukanya dilaksanakan di masing-masing provinsi dengan prosedur sesuai ketentuan. Setelah perencanaan programing diatas di setujui dan ditetapkan bersama oleh pihak Kanwil dan berkoordinasi dengan Kemenag Tingkat Kota, kemudian pihak Kanwil melakukan rapat koordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pelaksana dan penanggung jawab dalam hal akademik pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut. Setelah berkoordinasi dengan pihak UIN, kemudian Kanwil Kemenag DKI Jakarta menetapkan Penyelenggaraan sertifikasi meliputi : Persiapan, Pelaksanaan, dan Pelaporan.
58
a) Persiapan sertifikasi meliputi : 1) Penunjukan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Dirjen PHU. 2) Peununjukan penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik haji meliputi : Panitia Pelaksana, Narasumber, dan Asesor oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 3) Penyiapan jadwal kegiatan, membuat undangan Peserta, Narasumber, dan Asesor oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 4) Penyiapan tempat kegiatan dan sarana pendukung lainya. 5) Melaksanakan rapat koordinasi panitia pelaksana dengan Asesor, Narasumber dan pihak yang terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut. 6) Melakukan pemanggilan calon peserta yang telah memenuhi persyaratan adminstratif. Dalam hal ini, bapak Fudhloli menuturkan bahwa peserta yang memenuhi persyaratan administratif kemudian oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta ditetapkan sebagai calon peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut sebanyak 100 orang dari jumlah peserta yang daftar sebanyak 125 orang. Adapaun daftar calon peserta tersebut adalah sebagai berikut :
59
Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertfikasi Pembimbing Manasik Haji yang ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta Tabel 4.1 No 1 2 3 4 5 6
Nama Drs. H. Taufik, MM H. Mugiyono, S.Ag, Mpd.I H. Mursalin, MA H. Sugito, Mpd.I Hj. Soimah, M.Pd.I Drs. H. Muh. Amin Daulay, Mpd.I
7
Drs. Lukman HT,Msi
8
Drs. H. Ramelan IS, MM
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
H. Dadi Suryadi, M.Pd.I H. Wirta, M.Si Drs. H. Amir Mahmud, M.Pdi H. Edi Suaedi, S.Sos.I Hj. Fatimah Assuroh, Spd H. Tubagus Mukri Drs. Daloh Abdaloh, M.Kom. I H. Anis Fuad, M.Ag Surya Indrianti H. Mudrimin, MA H. Titik Purwanto, MA H. Masruhin Laut Amal Seto Wigono, SE Drs. H. Sinur Kasyful Anwar, Lc H. Asmar, S.Ag H. Hadi Rosyadi, S.Ag Drs. H. Beben Mubarok Drs. H. Wahyudin Abu Zahid Mahfudz Lukmanul Hakim, Lc Drs. H. Syaifulloh Nasir H. Syaifulloh S.Ag M.Pd Drs. Abdul Kholiq, MM Drs. H. Sulaiman, M.Ag Drs. H. Muhammad Amin, M.Ag H. Amar Hasan, MA
Utusan / Instansi Subag Hukum dan KUB Bidang PAKIS Bidang PAKIS Bidang Penais, Zakat dan Wakaf Bidang Penais, Zakat dan Wakaf Bidang URAIS dan Pembinaan Syariah Bidang URAIS dan Pembinaan Syariah Bidang URAIS dan Pembinaan Syariah Kemenag Jakarta Utara Kemenag Jakarta Utara Kemenag Jakarta Utara KBIH Ekalima Nur Abadi KBIH Al Ikhwan KBIH Safinatunnajah Kemenag Jakarta Utara Kemenag Jakarta Utara KBIH Ar Raudhoh Kemenag Jakarta Utara Kemenag Jakarta Utara Ponpes Al Aqso Kemnag Jakarta Utara KUA Kemayoran Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kemenag Jakarta Pusat Kemenag Jakarta Pusat PW. Persatuan Islam DKI Jakarta PW. Persatuan Islam DKI Jakarta KBIH Al Muddasyiriyah Masjid Jami Yarsi Masjid Jami Yarsi KUA Johar Baru Guru MAN 13 Pengawas Madya Pengawas Madya Kepala KUA Setiabudi
60
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
H. Jubaedi, SH Hj. Riadi Jannah Siregar, MA Hj. Neneng Kamalia, S.Ag Hj. Saidah, MA Achmad Marwadi Hamdani Drs. H. Sadikin, M.Pd Hj. Masripah, S.Pdi H. Asrudin H. Muhammad Zuhri Dra. H. Siti Pahriyah H. Saiful Bahri Drs. KH. Abdurrahman S H. Ahmad Sulaiman Drs. H. Muta’alim, MM H. Zaini, MA H. Andi, S.Ag H. Syarif Hidayat, S.Ag Drs. H. M. Yunus, M.Pd Dra. Hj. Apiyah, MA H. Muhammad Azhar, S.Ag H. Jaenudin, S.Pdi H. Sofwan H. Muhammad Shofwatullah H. Nur Syawaluddin, S. I. Kom Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag Drs. H. Mulyadi H. Marwadi, S.Ag Drs. H. Noer Achpas A, MM Saifullah, S.Ag,MM Drs. H. Tabroni, MA H. Ali Wafly Fakoubun, M.Pdi Muhammad Yusuf, SE H. Ahmad Taufik Hj. Mulyati Irfan Budiman Drs. H. M. Shohib Murtani Amir Ma’mun, Lc Drs. H. M. Chozin Machmud, MM Hj. Nurjanah, S.Pdi H. Dany Rachmany Gani, SH M. Mujtahid Khairul Amri Ahmad Fauzi, S.Ag
Penghulu Madya Guru MAS Penyuluh Agama Ahli Muda Penyuluh Agama Ahli Muda Penyuluh KUA MP Guru MTsN 19 Pelaksana KUA MP Penghulu Kepala KUA Kebayoran Lama Penyuluh Muda Guru MTsN 1 KBIH Al Ihram Kemenag Jakarta Selatan KBIH Al Maka KUA Palmerah KUA Kebon Jeruk KUA Gropet POKJAWAS KBIH Al Ihrom KBIH Minhajut Tholibin POKJAWAS KBIH Shiratu Ar Rohim KBIH Miftahul Huda KBIH Safinatun Najah POKJAWAS MUI KUA Kalideres MTsN 12 KBIH Miftahul Jannah Kemenag ADM Pulau Seribu Kemenag ADM Pulau Seribu KBIH Gobel KBIH Al Bana KBIH Al Bana KBIH Al Wafa KBIH Al Bin KBIH Al Bin KBIH Ar Risalah KBIH Ar Risalah KBIH Azziziyah KBIH Azziziyah KBIH Gobel KBIH Ummahatul Huda
61
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
H. M. Ridwan Yahya, Lc. MA H. M. Mujib H. Dedi Supriyadi Drs. H. Mastur, MM Drs. Sulaiman Drs. Muhammad Yusuf Hj. Yahya Yahroni Hj. Lili Kholilah, S.Ag Hj. Marliana Agustin, SS Nasrullah Jamaludin Drs. H. Ahmad Rafiuddin H. Pahlawan Jurangga Daulay, S.Ag. M.Pd 91 Drs. H. Hasan Yaubun 92 H. Hasbi Yatim, M.Pdi 93 Drs. H. Hayatun 94 Nasrullah, M.Pdi 95 H. Anasti, M.Pdi 96 H. Endang Munawar, S.Ag 97 H. Sayadi, S.Ag 98 H. Anwar Rusli 99 H. Jaelani 100 H. Mudriman, MA
KBIH Nawaitu Ka KUA Duren Sawit KUA Pulo Gadung KUA Pulo Gadung KUA Pulo Gadung KUA Matraman KUA Cakung KUA Cakung KUA Ciracas KUA KUA Duren Sawit KUA Matraman MAN 9 Jakarta MTs Jauharaton MTs Al Wathoniyah KBIH Ummahatul Huda KUA Jatinegara KUA Cakung KUA Matraman BPAH BPAH KBIH
Daftar calon peserta diatas yang telah ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta kemudian dikirim dan di verifikasi ulang oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk ditetapkan sebagai peserta yang berhasil lulus tahap verifikasi berkas yang kemudian berhak mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. b) Pelaksanaan c) Pelaporan
62
c) Penjadwalan Penjadwalan merupakan hal yang cukup penting dalam setiap kegiatan, yang dalam hal ini kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Penjadwalan ini berfungsi baik dalam penentuan lokasi maupun waktu yang dipergunakan. Dalam tahap penjadwalan kegiatan pelatihan sertifikasi ini sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan pihak UIN yang kemudian setelah kedua pihak antara UIN dan Kanwil Kemenag DKI Jakarta sudah deal dalam menentukan jadwal tersebut, maka disusunlah hal tersebut. Lokasi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, adapun time schedule dalam peralisasian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini adalah sebagai berikut : Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tabel 4.2 Hari/tanggal Senin , 21 Mei
Waktu 13.00-15.15 15.15-16.00 16.00-16.30 16.30-18.30 18.30-19.30 19.30-22.00
Agenda Check in dan registrasi peserta Sholat Ashar Pretest dan kontrak belajar Penjelasan program Ishoma Pembukaan : a. Pembacaan kalam Ilahi b. Menyanyikan lagu kebangsaan c. Laporan panitia pelaksana d. Pembukaan acara sekaligus keynote speech : Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia
Narasumber
Muchlas Noor Hidayat, S. Sos.I H. Purwanto, SE.MM
Peserta Peserta H. Saiful Mujab, MA Dr. Anggito Abimanyu
63
Selasa, 13 Mei
04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30
11.30-12.30 12.30-14.00 14.00-15.30 15.30-16.00 16.00-17.30 17.30-19.00 19.00-20.30
Rabu, 14 Mei
20.30-04.30 04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-12.30 12.30-15.30 15.30-16.00 16.00-18.15 18.15-19.00
e. Pembacaan doa f. Penutup dan ramah tamah Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan dan persiapan acara Overview Pemantapan karakter Coffe break Kebijakan penyelenggaraan Haji Arab Saudi Ishoma Kebijakan pembinaan haji Kebijakan pelayanan dan perlindungan haji Coffe break dan sholat ashar Kebijakan pelayanan kesehatan Ishoma Problematika penyelenggaraan Ibadah Haji (diskusi kelompok) Coffe break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara 0verview Tugas dan fungsi pembimbing manasik Coffee break Tugas dan fungsi pembimbing manasik Ishoma Fiqih haji Coffee break dan shalat ashar Teori bimbingan manasik haji Ishoma
Peserta
Peserta Kelompok peserta Panitia Artiriani Puspita, M.Psi Drs. H. Ahda Barori
Dr.H.M. Attamimy, M.Ag H. Saiful Mujab, M.A
dr. Fidiansyah
KBIH
Peserta Kelompok peserta Peserta Panitia H. Purwanto, SE.MM
Dr. H. Ali Rochmat Peserta Prof.Dr. Huzaimah Tahido
Dr. Hasanudin, MA
64
Kamis, Mei
19.00-21.15 21.15-04.30 15 04.50-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-12.30 12.30-15.30 15.30-16.00
Jumat, 16 Mei
16.00-17.30 17.30-19.00 19.00-22.00 22.00-04.30 04.50-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30
09.30-10.00 10.00-11.30
11.30-14.00 14.00-15.30 15.30-16.00 16.00-17.30 17.30-19.00 19.00-20.30
Teori bimbingan ziarah Cofee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Bimbingan manasik bagi wanita Coffee break Bimbingan manasik bagi wanita Ishoma Manajemen perhajian Indonesia Coffe break dan sholat ashar Hikmah haji Ishoma Manajemen manasik haji Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Perjalanan haji dan penegnalan situs islam dan sirah nabawiyah Coffee break Perjalanan haji dan penegnalan situs islam dan sirah nabawiyah Ishoma Tradisi dan kultur social budaya Arab Coffe break dan sholat ashar Psikologi komunikasi Ishoma Problematiak penyelenggaraan ibadah haji (diskusi kelompok)
Dr. Sunandar, MA Peserta Kelompok peserta
Panitia Dra. Mastanah, MA
Dra. Mastanah, MA
Drs. H. Cepy Supriatna
Pimpinan FK KBIH Drs. H. Ahmad Kartono
Prof. Dr. Murrodi, MA
Prof. Dr. Murrodi, MA
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA
Prof. Dr.Andi Faisal Bhakti, MA KBIH
65
Sabtu, 17 Mei
20.30-04.30 04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-12.30 12.30-15.30 15.30-16.00 16.00-18.15 18.15-19.00 19.00-20.30
Minggu, Mei
20.30-04.30 18 04.50-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30
09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-12.30 12.30-15.30 15.30-16.00 16.00-17.30 17.30-19.00 19.00-20.30
Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Metodologi pembimbing manasik haji Coffee break Metodologi pembimbing manasik haji Ishoma Psikologi kepribadian pembimbing haji Coffe break dan sholat ashar Psikologi kepribadian pembimbing haji Ishoma Percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Startegi pembimbingan manasik haji di Tanah Air dan Arab Saudi Cofee berak Pembuatan rencana kerja operasional Ishoma Pembuatan rencana kerja operasional Coffee berak dan sholat ashar Outbound Ishoma Problematika penyelnggaraan ibadah haji (diskusi kelompok)
Peserta Kelompok peserta Kelompok peserta
Dr. Arief Subhan, MA
Dr. Arief Subhan, MA
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si Fauzun, LC.MA
Peserta Kelompok peserta Kelompok peserta
Dra. Jundah Sulaiman, MA
H. Herman Syukri, M.Si
Dr. Arief Subhan, MA
Abdurrahman, M.Si KBIH
66
Senin, 19 Mei
20.30-04.30 04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-12.30 12.30-15.30 15.30-16.00 16.00-18.15 18.15-19.00 19.00-20.30 20.30-04.30
Selasa, 20 Mei
04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.30 11.30-13.00 13.00-14.30 14.30-16.00 16.00-17.30
Rabu, 21 Mei
17.30-19.00 19.00-20.30 20.30-04.30 04.30-05.00 05.00-05.30 05.30-07.30 07.30-08.00 08.00-09.30 09.30-10.00
Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Praktek manasik haji Coffee break Praktek manasik haji Ishoma Praktek manasik haji Coffe break dan sholat ashar Praktek manasik haji Ishoma Praktek manasik haji Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Micro guiding Coffee break Micro guiding Ishoma Evaluasi (rencana tindak lanjut dan refleksi) Coffe break dan sholat ashar Evaluasi (rencana tindak lanjut dan refleksi) Ishoma Post test dan wawancara Coffee break dan istirahat Sholat shubuh berjamaah Kuliah shubuh Olahraga, sarapan, dan persiapan acara Overview Penyelesaian tugas-tugas Coffee break
Peserta Kelompok peserta Kelompok peserta
FK KBIH 1 FK KBIH 2 FK KBIH 3
FK KBIH 4 FK KBIH 5
Peserta Kelompok peserta Kelompok peserta
Asessor Asessor Panitia
Panitia
Peserta Kelompok peserta Kelompok peserta
Panitia
67
10.00-11.30 11.30-13.00 13.00-14.00
Penutupan Ishoma Check out
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari Bapak Fudhloli melalui wawancara langsung mengenai penjadwalan tersebut, dalam pelaksanaanya jadwal tersebut dari segi waktu terealisasi dengan semestinya dan tidak ada perubahan, namun yang berubah hanya pada susunan materi yang disampaikan kepada peserta yang tidak sesuai dengan urutan yang sebelumnya sudah ditentukan, yang dikarenakan sebagaian besar Narasumber yang diberikan kewajiban untuk menyampaikan materi tersebut belum ada kecocokan waktu dalam memberikan materi pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut. d) Penganggaran Dalam setiapa kegiatan, anggaran merupakan hal yang tidak boleh dilupakan Bapak Fudhloli selaku ketua panita pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing manasik yang penulis wawancarai, beliau menuturkan bahwa penyusunan anggaran harus dilakukan pada saat perencanaan, agar dalam pelaksanaanya seorang manajer (pelaksana) sudah mengetahui pos-pos pemasukan dan pos-pos pengeluaran yang nantinya akan terjadi, sehingga apabila anggaran yang nantinya diterima atau dikeluarkan tidak kurang atau melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.6
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta
68
Menurut penuturan Bapak Fudhloli, kegiatan ini di biayai dari DIPA Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 5 Desember 2013 Revisi I Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014. Sementara alokasi pengeluaranya adalah sebagai berikut : 1) Fee Narasumber 2) Fee Asesor 3) Fee Panitia 4) Adminstrasi 5) Akomodasi 6) Konsumsi 7) Transportasi peserta.7 Mengenai laporan anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, penulis tidak memuat laporan tersebut, hal ini dikarenakan pihak Kanwil (Ketua Pelaksana) tidak memebahas lebih rinci mengenai anggaran ini, mereka menuturkan bahwa hal ini tidak untuk di Publish karena beberapa alasan yang tidak dapat disampaikan di halayak umum.
7
Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta
69
2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Pengorganisasian
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
proses
penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang di setiap aktivitas ini, menyiapkan alatalat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sehingga pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sangat penting dilakukan, supaya pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. Sebab dengan adanya pengorganisasian maka rencana kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik akan berjalan dengan baik. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai aktifitas menyusun suatu kerangka lembaga yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan menyusun jalinan hubungan kerja antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya. Adapun pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini adalah mencakup semua lini yang terlibat. Berikut struktur organisasi penyelanggara sertfikasi pembimbing manasik haji yang tercantum dalam SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing manasik adalah sebagai berikut :
70
Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tabel 4.3 Pengarah Dirjen PHU / Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Koordinator Direktur Pembinaan Haji dan Umroh
Narasumber
Penanggung jawab Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Panitia pelaksana
Pelaksana Sertifikasi Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta
Asesor
Peserta Jadi, setelah perencanaan telah tersusun atau terprogram, para pengelola pelatihan tersebut mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tersebut dengan tata kerja sebagai berikut : a. Koordinator (Direktur Pembinaan Haji dan Umroh), yaitu memberikan masukan dan arahan pelaksanaan program sertfikasi pembimbing manasik haji. Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator memiliki kewenangan mengusulkan perubahan materi dan narasumber. b. Panitia Pelaksana (berasal dari Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta), yaitu merencanakan, melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan calon peserta, dan melaporkan kegiatan sertifikasi kepada Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Panitia pelaksana
71
memiliki kewenangan mengatur proses pelaksanaan kegiatan sertifikasi dan penggunaan anggaran. Berikut adalah susunan Panitia Pelaksana Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sesuai dengan SK Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 365 Tahun 2014 tentang Penetapan Panitia dan Pengawas Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Angkatan 1 Tahun Anggaran 2014. 1. Penanggung Jawab : H. Saiful Mujab, MA 2. Ketua
: H. Fudloli
3. Sekertaris
: Drs. Study Rizal, LK, MA
4. Anggota
: H. Lasino H. Ahmad Syukri H. Uung Kurni H. Titin Kurniagus M. U. Asep S.A Nur Triono Muchlas Noorhidayat 8
c. Asesor (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), yaitu melakukan verifikasi data dan persyaratan peserta, menilai tugas, dan merekomendasikan kelulusan peserta. Asesor memilki kewenangan menilai keabsahan data dan merekomendasikan
8
Surat Keputusan Kanwil Kemenag DKI Jakarta tentang Penetapan Panitia dan Pengawas Sertifikasi Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji angKatan 1 Tahun Anggaran 2014
72
calon peserta yang memenuhi kualifikasi yang di syaratkan, serta rekomendasi atas kelulusan peserta sertifikasi. Berikut adalah daftar Asesor yang terlibat dalam pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji sesuai dengan SK Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5 Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Daftar Asesor pada Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tabel 4.4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Dr. Suhaimi, M.Si Drs. M. Luthfi, M.Ag Mulkanasir, BA, SPd, MM Drs. Rini Laili Prihatini, M.Si Nurul Hidayawati, S.Ag, M.Pd Wati Nilamsari, M.Si Noor Bekti Negoro, SE Drs. Cecep Castrawijaya, MA Drs. Sugiharto, MA Ade Rina Farida, M.Si
d. Narasumber (Para praktisi Haji baik dari UIN Syarif Hidayatulllah maupun dari Dirjen PHU RI) yaitu memberikan materi pembelajaran kepada peserta sesuai jadwal yang disusun oleh panitia pelaksana. Narasumber memilki kewenangan menyusun dan menyajikan materi
73
sesuai dengan kurikulum dan silabi dengan metodologi pembelajaran orang dewasa.9 Berikut adalah daftar Narasumber yang terlibat dalam Pelatihan Sertifikasi Pembimbing manasik Haji yang sesuai dengan SK Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5 Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Daftar Narasumber pada Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tabel 4.5 No Nama 1 H. Saiful Mujab, MA 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
9
Haji
Materi Kebijakan Pelayanan dan Perlindungan Haji H. Purwanto, SE,MM Tugas dan Fungsi Pembimbing Manasik Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia Tasman, MA Pemantapan Karakter Drs. H. Ahda Barori Kebijakan Penyelenggaraan Haji Arab Saudi Dra. Mastanah, MA Bimbingan Manasik bagi wanita dr. Thafsin Al Farizi, M.Sc Kebijakan Pelayanan Kesehatan Prof. Dr. Murodi, MA Perjalanan Haji, Pengenalan Situs Islam dan Siarah Nabawiyah Drs. H. Hasanudin, MA Teori Bimbingan Manasik Haji dan Zaiarah Drs. H. Cepy Supriyatna Manajemen Perhajian Indonesia Prof. Dr. Hj. Huzaemah TY, Fiqih Haji MA Dr. Sunandar, MA Teori Bimbingan Manasik dan Ziarah
Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik
74
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Drs. H. Ahmad Kartono Manajemen Manasik Haji Prof. Dr. Azyumardi Azra, Tradisi dan Kultur Sosial Budaya MA Arab Dr. Hj. Raudhonah,MA Psikologi Komunikasi Dr. Arif Subhan, MA Metodologi Pembimbing Manasik Haji Prof. Dr. Komuarudin Hidayat Psikologi Kepribadian Pembimbing Haji Fauzun Jamal, Lc, MA Percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Drs. H. Herman Syukri, M.Si Pembuatan Rencana Kerja Operasional H. Purwanto, SE,MM Pembuatan Rencana Kerja Operasional Dra. Hj. Jundah Sulaiman, Strategi Pembimbingan Manasik MA Haji di Tanah Air dan Arab Saudi Tasman,MA Outbound Drs. H. M Mahdun, MA Hikmah Haji Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Pembinaan Haji Dr. Arief Subhan, MA Pembulatan dan Kesimpulan Hasil Pelatihan Sertfikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji
Daftar nama-nama diatas berdasarkan penuturan bapak Fudhloli adalah mereka yang sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014 tantang Pedoman Pelaksanana Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, sebagai bagian dari pihak yang terlibat langsung dalam rangkaian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dari awal sampai akhir pelaksanaan, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing pun mereka menjalankan dengan baik sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli juga, dalam melakukan aktifitas pengorganisasian seluruh penyelenggara kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang terlibat dalam program ini selalu berkoordinasi satu sama lain
75
dengan baik antar divisi lainya, mereka menerapkan sistem dan peraturan yang berlaku kepada seluruh pihak yang terlibat, seluruh unsur-unsur pengorganisasian seperti pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang berdasarkan struktur organisasi, dijalankan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Penggerakan adalah suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi penggerakan ini bertujuan untuk menggerakan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Penggerakan merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana, dengan berbagai arahan memotivasi setiap anggota untuk melaksankan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, penggerakan tidak lepas dari peranan kemampuan leadership. Penggerakana dibutuhkan sikap yang pro-aktif dalam mengelola sebuah organisasi ataupun lembaga, adapun yang terjadi di dalam Struktur Kepanitiaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dalam menjalankan program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Seluruh panitia yang terlibat,
diberikan kepercayaan penuh oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI
76
Jakarta dalam mengelola rangkaian kegiatan program tersebut yang bekerjasama dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10 Penulis mengutip teorinya Maringan Masri Simbolon dalam bukunya Dasardasar Adminstrasi dan Manajeman, Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari seluruh pihak yang terlibat, memberi penghargaan, memimpin mengembangkan dan memberi kompensasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam hal ini pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, namun hal yang terjadi pada kepanitiaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik dan seluruh pihak lain yang terlibat dalam program ini, berdasarkan data yang diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan Bapak Fudhloli menerangkan bahwa untuk masalah pemberian penghargaan, kompensasi dalam bentuk materi tidak berlaku pada pelaksanaan ini, semua pihak yang terlibat mendapatkan haknya berupa materi tersebut sesuai dengan tingkat golongan masing-masing tanpa membedabedakan kontribusi lebih yang mereka berikan dalam pelaksanaan pelatihan tersebut. Pada dasarnya menggerakan rencana-rencana ataupun program tersebut butuh kemampuan atau seni menggerakan orang lain atau disebut sebagai kepemimpinan. Dalam prakteknya penggerakan memiliki beberapa fungsi manajemen yang penulis kutip dari pandanganya Maringan Masri Simbolon yaitu :
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani pada tanggal 20 Januari 2015
77
Gambar 4.2
Pembimbing
Pemberi dan Pelaksana Pembina
Penjalin Hubungan
Penggerakan
Motivator
Komunikasi
Namun dalam penelitian ini penulis hanya membahas pada dua point yaitu pada Pembimbingan dan Penjalin Hubungan. 1) Pembimbingan Dalam hal ini agar suatu kegiatan berjalan dengan baik, maka Ketua Pelaksana Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta yaitu Bapak Fudhloli, dalam hal ini bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan, menuturkan bahwa, beliau memberikan arahan atau bimbingan secara langsung kepada seluruh anggota panita yang telibat, dan hal ini biasanya dilaksanakan setiap 2 malam sekali selama acara tersebut berlangsung, dalam bimbingan tersebut beliau memberikan arahan mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi dalam kinerja seluruh panitia, saling sharing antar panitia mengenai permasalahan peserta yang ditemukan selama
78
proses pelatihan tersebut, dan tentunya memberikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi selama acara tersebut berjalan, sehingga dengan adanya pembimbingan tersebut dapat memberikan semangat baru kepada seluruh panitia yang terlibat sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terwujud dengan maksimal. 2) Penjalin Hubungan Demi terwujudnya harmonisasi dan sinkronisai pelatihan dan pembinaan tersebut, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau komunikasi, keakraban antar seluruh pihak yang terlibat. Dalam hal ini seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, terus berupaya sebaik mungkin untuk mengompakan seluruh barisanya dalam mewujudkan kesuskesan kegiatan ini. Dalam hal ini ketua pelakasana kegiatan terus berhubungan baik dengan seluruh pihak yang terlibat melalui komunikasi yang intens sejak awal perenacanaan sampai akhir pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini selesai.11 Pada proses penggerakan ini, Ketua Panitia Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji selaku pelaksana dan penanggung jawab pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tidak bisa bekerja sendiri, karena pada fungsi ini semua yang telah dilakukan pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan sehingga pelaksana membutuhkan cukup banyak orang terutama untuk mencapai tujuan yang di harapkan setelah pelaksanaan pelatihan pembimbing manasik haji ini. Karena ini program berupa pelatihan, maka pada penggerakanya bukan hanya pada 11
Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2014
79
pihak penyelenggara saja yang terlibat, akan tetapi para Peserta pelatihan, Asesor dan Narasumber. Dimana Peserta pada pelatihan ini sebagai penerima transferan ilmu yang diberikan pada saat pelatihan berlangsung dengan materi-materi yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara sebelumnya, materi tersebut dalam pelatihan ini telah tercantum dalam pedoman SK Dirjen PHU No. D/134/2014 Tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. Penggerakan yang dilakukan terhadap peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini meliputi : a) Pelaksanaan sertifikasi meliputi : 1) Pre test Pre test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan, kepribadian, pengalaman sebagai pembimbing manasik, penyamaan presepsi, pemahaman terhadap proses penguatan kompetensi pembimbing manasik. 2) Kegiatan proses pembelajaran Proses pelaksanaan pembelajaran sertifikasi pembimbing manasik sesuai kurikulum dan silabi yang ditetapkan. Dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini kurikulum yang diberikan adalah sebagai berikut : a) Materi dasar, sebanyak 20 %, meliputi : 1)
Penjelasan program sertifikasi
2)
Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji dan Ta’limatul hajj
3)
Kebijakan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan haji
80
4)
Kebijakan pelayanan kesehatan haji
5)
Tugas dan fungsi pembimbing haji
b) Materi inti, sebanyak 60 %, meliputi : 1) Fiqih haji 2) Bimbingan manasik haji serta ziarah 3) Bimbingan manasik bagi wanita 4) Praktek manasik haji 5) Problematika penyelenggaraan ibadah haji (studi kasus manasik haji) 6) Perjalanan haji, pengenalan situs islam dan sirah Nabawiyah 7) Tradisi dan kultur social budaya Arab 8) Manajemen perhajian Indonesia 9) Manajemen manasik haji 10) Hikmah haji 11) Psikologi kepribadian pembimbing haji 12) Strategi pembimbingan manasik haji di Tanah Air dan Arab Saudi 13) Metodelogi pembimbing manasik haji 14) Psikologi komunikasi 15) Percakapan bahasa Arab dan bahasa Inggris. c) Materi penunjang, sebanyak 20 %, meliputi : 1) Pembuatan rencana kerja operasional 2) Micro guiding 3) Out bound 4) Evaluasi
81
5) Pemantapan karakter 6) Post test dan wawancara 7) Penutupan. 3) Post test Pelaksanaan akhir sertifikasi dilakukan post test untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran meliputi tes tertulis, lisan, dan micro guiding. 4) Penilaian Penilian dalam sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan penilaian kelulusan dengan ketentuan : a) Tidak mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8 JPL, b) Format penilian menggunakan bobot pre test 15 %, partisipan 25%, post test 20 %, dan micro guiding 40 %, c) Standar kualifikasi kelulusan rata-rata nilai tertimbang 70-100. 5) Penetapan kelulusan Dalam penetapan kelulusan sertifikasi, ditetapkan sebagai berikut : a) Penyelenggara sertifikasi melakukan pengujian dan pengolahan hasil ujian peserta sertifikasi b) Hasil ujian peserta sertifikasi disamapaikan kepada Dirjen PHU c) Kriteria dan penetapan kelulusan dibuat oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
82
d) Kelulusan sertifikasi manasik haji ditetapkan oleh Dirjen sesuai usul penyelenggara sertifikasi.12 Selanjutnya adalah Narasumber, Narasumber disini dilibatkan sebagai pihak pengisi acara dalam proses pentransferan ilmu atau materi yang diberikan untuk para peserta (pembimbing manasik), sedangkan Asesor dilibatkan dalam proses penilaian, mulai dari pemberkasan yang harus dilengkapi oleh calon peserta sertifikasi pembimbing mansik haji, menentukan calon peserta yang berhak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan, serta pihak yang menentukan apakah peserta setelah menjalankan rangkaian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji berhak atau tidak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.
4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil kegaiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan perbaikan, atau dengan kata lain pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak yang terlibat sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli, pengawasan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan oleh beberapa pihak yang terlibat langsung yaitu mulai dari Ketua Panitia Pelaksana, dalam hal ini Bapak Fudhloli
12
Keputusan Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Dirjen PHU
83
yaitu melakukan Pengawasan terhadap seluruh panitia yang terlibat, seluruh rangkaian kegiatan acara pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, serta hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program tersebut, dalam pengawasan yang dilakukan oleh ketua panitia, beliau menuturkan bahwa pengawasan dalam pelatihan ini dilakukan sejak awal sertifikasi pembimbing manasik haji ini dimulai, hal ini dilakukan supaya seluruh rangkaian kegiatan tersebut dapat secara maksimal di laksanakan sehingga tujuan dari sertifikasi pembimbing manasik ini bisa terwujud. Pengawasan dilaksanakan oleh beliau secara langsung dengan ikut serta dalam rangkaian pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, sehingga hal ini memudahkan beliau dalam melakukan pengawasan, selain itu beliau juga melakukan koreksi pada setiap kegiatan yang memang kurang sesuai dengan konsep awal yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dengan koreksian tersebut dapat dicarikan solusinya dan hambatan dalam pelatihan tersebut dapat dikendalikan. Pengawasan selanjutnya dilakukan oleh pihak panitia dan tim asesor, pengawasan ini dilakukan oleh mereka terhadap seluruh peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sejak awal peserta tersebut ditetapkan sebagai pihak yang berhak mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sampai akhir pelaksanaan pelatihan tersebut, hal ini dilakukan untuk menilai peserta yang benarbenar mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dengan baik sehingga mereka berhak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji. Dari 100 orang peserta yang ditetapkan sejak awal oleh Pihak Kanwil Kemenag DKI Jakarta berdasarkan SK. Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 392 Tahun 2014 tanggal 2 Mei 2014 tentang Penentapan Peserta Sertifikasi Pembimbing dan
84
Penyuluh Haji Angkatan 1 tahun Anggaran 2014 kemudian daftar tersebut dikirim untuk di verifikasi berkas oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka ditetapkanlah calon peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sebanyak 85 orang untuk mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, dan kemudian hanya 79 orang saja yang berhasil lulus dan mendapatkan sertifikat, jumlah kelulusan peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dipengaruhi oleh kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang belum taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara. Berikut adalah hasil penilaian terhadap peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, data tersebut penulis dapatkan dari Bapak Lasino, beliau merupakan salah satu panitia pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dan pejabat di Kanwil Kemenag DKI Jakarta pada Bidang Pelayanan Haji dan Umroh, yaitu : Hasil Penilaian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kementerian Agama RI Kantor Wilayah DKI Jakarta Angkatan 1 Tahun 2014 Tabel 4.6 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NAMA PESERTA Drs. Taufik MM Hj. Fatimah Assuroh, S. Pd H. Hadi Rosyadi, S. Ag H. Amar Hasan, MA H. Saiful Bahri Guru H. Muhammad Sofwatullah Drs. H. M. Shohib Murtani H. Dedi Supriyadi Drs. H. Hasan Yaubun H. Mugiyono, S. Ag, M.Pd.i
UTUSAN Subag Hukum dan KUB KBIH Al Ikhwan Kemenag Jak-Pus Kepala KUA Setiabudi MTSN 1 KBIH Miftahul Huda KBIH Al Bin KUA Pulo Gadung MAN 9 Jakarta Bidang PAKIS
NILAI 97 80 92 92 82 83 92 86 86 76
PREDIKAT Sangat memuaskan Baik Sangat memuaskan Sangat memuaskan Memuaskan Memuaskan Sangat Memuaskan Memuaskan Memuaskan Baik
85
11 12
Drs. Daloh Abdaloh, M. Kom.I Drs. H. Beben Mubarok
13 14 15
H. Jubaedi, SH H. Ahmad Sulaeman H. Nur Syawaluddin, S.I. Kom
16 17 18 19 20 21
Amir Ma'mun, LC Drs. H. Mastur, MM H. Hasbi Yatim, M. Pdi H. Mursalih, MA H. Anis Fuad, S. Ag Drs. H. Wahyudin
22 23 24
Hj. Riadi Jannah Siregar Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag Drs. H. M.Chozin Machmud, MM
25 26 27 28 29
Drs. Sulaiman Drs. H. Khayatun H. Sugito, M.Pd.I Surya Indrianti Abu Zahid Mahfudz
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Hj. Neneng Kamalia, S.Ag Drs. H. Muta'alim, MM Drs. H. Mulyadi Hj. Nurjanah, S.Pd.I Drs. Muhammad Yusuf H. Anasti, M.Pdi Hj. Soimah, M.Pd.i H. Murdimin ,MA Lukmanul Hakim, LC Hj. Saidah, MA H. Zaini, MA Drs. H. Noer Achpas A, MM H. Dany Rachmany Gani, SH Dra. Hj. Yayah Yahroni H. Endang Munawar, S.Ag Drs. H. Lukman HT, Msi H. Itik Purwanto, MA Drs. H. Syaefullah Nasir
Kemenag Jakarta Utara PW.Persatuan Islam DKI Penghulu Madya Kemenag Jakarta selatan KBIH Safienatuna Najah KBIH Al Bin Pulo Gadung MTs Jauharotul Huda Bidang Pakis Kemanag Jakarta Utara PW Persatuan Islam DKI Guru MAS POKJAWAS KBIH Ar-Risalah
84 12
Memuaskan Tidak lulus
84 84 92
Memuaskan Memuaskan Sangat Memuaskan
86 91 92 87 84 79
Memuaskan Sangat Memuaskan Sangat Memuaskan Memuaskan Memuaskan Baik
91 86 11
Sangat Memuaskan Memuaskan Tidak lulus
Pengawas Jaksel MTS Al Wathoniyah Penais KBIH Ar Raudhah KBIH Al Muddasyiriyah KBIH Ar Raudhah MM. KBIH Al Maka MUI KBIH Ar Risalah KUA Matraman Mts. Alhamidiyah Bidang PAKIS Kemenag Jakarta Utara Masjid Jami Yarsi Penyuluh Agama KUA Palmerah MTsN 12 KBIH Aziziyah KUA Cakung KUA Cakung Bidang URAIS Kemenag Jakarta Utara Masjid Jami Yarsi
84 82 79 78 79
Memuaskan Memuaskan Baik Baik Baik
78 79 84 73 73 78 85 77 80 81 77 80 12 74 80 87 81 81
Baik Baik Memuaskan Baik Baik Baik Memuaskan Baik Baik Memuaskan Baik Baik Tidak lulus Baik Baik Memuaskan Memuaskan Memuaskan
86
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Drs. H. Shadiqin, MPd H. Syarif Hidayat, S.Ag Saifulloh, S.Ag, MM M. Mujtahid Hj. Lili Kholilah, S,Ag H. Anwar Rusli Drs. H. Ramelan IS, MM Laut Amal Seto Wiguno, SE H. Syaipulloh, S. Ag, M.Pd Hj. Masripah S. Pd.I Drs. HM. Yunus, M. Pd Muhammad Yusuf, SE Khairul Amri Hj. Marliana Agustin, SS H. Jaelani H. Dadi Suryadi, M. Pdi Drs. H. Sinur Drs. H. Abdul Choliq, MM H. Arsudin Dra. Hj. Apiyah, MA H. Ahmad Taufik Ahmad Fauzi, S. Ag Nasrullah Jamaluddin H. Wirta S.Ag. M. Si Drs. H. Sulaiman H. Muhammad Zuhri
74 75 76 77 78
H. Jaenudin, S. Pd.I Hj. Mulyati H. M. Ridwan Yahya, Lc., M.A Drs. H. Ahmad Rafiuddin H. Edi Suaedi, S.Sos.I
79 80
H. Asmar, S. Ag Drs. H. Moh. Amin, M. Ag
81
Dra. Hj. Siti Pahriyah
82
H. Sofwan
83 84
Irfan Budiman H. M. Mujib
Guru MTSN 19 KUA Gropet KBIH Miftahul Jannah KBIH Azziziyah KUA Cakung BPAH Bidang URAIS Kemenag Jakarta Utara KUA Johar Baru Pelaksana KUA MP POKJAWAS KBIH Gobel KBIH Gobel KUA Ciracas BPAH Kemenag Jakarta Utara KUA Kemayoran Guru MAN 13 Penghulu KBIH Al Ihrom KBIH Al Bana KBIH Ummahatul Huda KUA Kemenag Jakut KUA Pulo gadung Ka. KUA Kebayoran Lama Pokjawas Jakarta Barat KBIH Al Bana KBIH Nawaitu
80 82 83 81 80 79 85 84 85 80 80 84 80 83 83 82 79 82 83 0 83 82 78 85 82 82
Baik Memuaskan Memuaskan Memuaskan Baik Baik Memuaskan Memuaskan Memuaskan Baik Baik Memuaskan Baik Memuaskan Memuaskan Memuaskan Baik Memuaskan Memuaskan Tidak lulus Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
78 81 13
Baik Memuaskan Tidak lulus
KUA Durensawit KBIH Ekalima Nur abadi Kandepag Jakpus Kemenag Jaksel/P. Madya Penyuluh KUA Keb. Lama KBIH Shirathu al Rohim KBIH Al Wafa KA. KUA Durensawit
83 81
Memuaskan Memuaskan
84 84
Memuaskan Memuaskan
80
Baik
82
Memuaskan
10 92
Tidak lulus Sangat memuaskan
87
85
H. Pahlawan Jurangga Daulay, S.Ag, M.Pd
KUA Matraman
88
Ketentuan kriteria kelulusan : a. Lulus Sangat memuaskan 91-100 Memuaskan 81-90 Baik 70-80 b. Remedial 65-69 *Diberi kesempatan mengikuti untk Micro Guiding hingga 2 x c. Tidak lulus < 64
Persentasi Kelulusan Sertifikasi Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji Kementerian Agama RI Kanwil DKI Jakarta Tahun 2014 Tabel 4.7 Kategori Nilai Sangat memuaskan Memuaskan Baik Lulus bersyarat Tidak lulus Total
Jumlah 9 45 25 0 6 85
% 10.6 52.9 29.4 0.0 7.1 100.0
Sangat memuaskan Memuaskan Baik Lulus Bersyarat Tidak Lulus
Memuaskan
88
Dari jumlah peserta yang berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji ini, Bapak Fudhloli menutukan bahwa jumlah diatas masih belum mencapai target yang diharapkan sebelumnya, penyelenggara khususnya Kanwil berharap dari awal jumlah peserta yang lulus yaitu 100 orang berdasarkan penetapan jumlah peserta yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak Kanwil, namun setelah menjalankan verifikasi berkas yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari jumlah tersebut, ditetapkanlah yang berhak mengikuti pelatihan hanya 85 peserta saja, dan dari jumlah tersebut hanya 79 peserta saja yang berhasil lulus dan mendapatkan sertifikat, hal yang menyebabkan peserta tidak lulus adalah karena ketidaksiplinan peserta dalam menjalankan pelatihan ini, diantara kesalahan yang dilakukan oleh peserta adalah tidak patuhnya pada peraturan pihak penyelanggara yang telah ditetapkan, adanya peserta yang menggunakan jasa joki ketika pelatihan berlangsung, dan masih banyak lagi yang lainya yang menyebabkan para peserta tidak lulus. Dengan adanya kejadinan ini, dimana penyelenggara tidak bisa mencapai target tersebut, diharapkan ini menjadi bahan perbaikan pelatihan selanjutnya dalam meningatkan dan menegaskan kembali aturan main kepada seluruh peserta pelatihan untuk bisa mengindahkan dan menerapkan kedisiplinan sejak awal pelatihan ini berlangsung.
89
B. Analisis Penelitian Secara garis besar manajemen pelatihan ini telah berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa kekurangan yang belum tercapai, berikut ini uraninya : 1. Perencanaan Fungsi perencanaan dalam manajemen diantaranya adalah Penetepan Tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran. Penetapan Tujuan, analisis penulis tentang fungsi perencanaan dalam manajemen yaitu penetapan tujuan, Berdasarkan data diatas, penulis menganalisis bahwa dengan ditetapkan tujuan tersebut, maka langkah Pemerintah dalam hal ini Dirjen PHU sudah sangat baik dan patut di apresiasi dalam upaya memberikan pelayanan terbaiknya dalam penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam layanan mansik haji, sehingga diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat terwujud dengan baik, sehingga penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam hal bimbingan manasik bagi para jamaah haji dapat secara maksimal dilaksanakan sehingga jamaah dapat lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah haji, dan tentunya penyelenggaraan ibadah haji kedepanya dengan adanya pembimbing manasik yang profesional dapat berjalan lebih baik lagi. Programing, Analisis penulis tentang programing berdasarkan temuan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dengan ditetapkanya tahapan-tahapan kegiatan dan ketentuan yang sudah direncanakan diatas, maka akan memudahkan penyelenggara mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, hal-hal yang perlu dilibatkan, sampai dengan pelaksanaan hingga pelaporanya kegiatan tersebut harus seperti apa, sehingga perencanaan diatas menjadi acuan untuk program yang akan
90
dijalankan selanjutnya, dengan demikian penyelenggara bisa lebih makasimal dan fokus pada agenda yang akan dijalankan selanjutnya karena kerangka kegiatanya sudah ada. Penjadwalan, dengan informasi diatas tersebut, maka analisis penulis dengan keadaan jadwal tersebut, khususnya dalam hal perubahan urutan materi yang seharusnya disampaikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan yang ada dimanual acara, maka hal tersebut akan mempengaruhi kurang maksimalnya pemahaman dan menambah kebingungan peserta pelatihan. Karena susunan materi diatas sebelumnya sudah diatur oleh pihak Pusat yaitu Dirjen PHU yang dimuat dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014, dan sudah melalui pertimbangan dengan sangat matang sebelumnya sehingga yang dimuat dalam SK Dirjen PHU tersebut dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik yang seharusnya dalam pelaksanaanpun harus dilaksanakan. Namun kenyataanya belum sesuai dengan yang ditelah ditetapkan dalam SK Dirjen PHU tersebut. Penganggaran, anggaran yang di gunakan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji diperoleh dari dana DIPA dan dimanfaatkan dengan baik pada pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Berdasarkan beberapa temuan mengenai perencanaan diatas, maka analisis penulis tentang perencanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari menetukan tujuan, programing, penjadwalan sampai dengan penganggaran, maka
91
kesimpulanya adalah bahwa Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik sudah menjalankan fungsi manajemen dengan baik yang sesuai dengan teori perencanaan. Seluruh penyelenggara yang terlibat merencanakan semuanya secara detail dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, sehingga hal wajib yang dibutuhkan dalam rangkaian acara tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar. 2. Pengorganisasian Dalam pengorganisaian pelatihan ini, berdasarkan temuan penulis, dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih terperinci, hal ini menurut analisis penulis dilakukan untuk mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan memberatkan dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang dalam pengorganisasian ini pun sudah cukup sangat baik dan diisi oleh orang-orang yang sangat berkompeten dibidangnya masing-masing, sehingga dalam penetapan orangorang yang terlibat dalam struktur organisasi ini sudah cukup tepat sesuai dengan hal yang direncanakan sejak awal. 3. Penggerakan Dalam penggerakan pelatihan ini, berdasarkan temuan lapangan yang penulis telah paparkan diatas, salah satunya penggerakan yang dilakukan oleh ketua pelaksana khususnya dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai leadership pada pelatihan tersebut untuk menggerakan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini sudah cukup baik, hal ini menunjukan bahwa
92
fungsi penggerakan pada pelatihan tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada yang telah penulis kemukakan dalam tinjauan teori walupun belum maksimal dijalankan. Begitupun penggerakan yang telah dilakukan oleh pihak yang terlibat lainya (Panitia, Narasumber, Peserta, Asesor) semuanya telah menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. 4. Pengawasan Analisis penulis tentang pengawasan yang dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat (Ketua Panitia, Panitia, dan Asesor) pada dasarnya telah dijalankan dengan baik, namun disisi lain dengan tidak tercapainya target peserta yang seharusnya lulus yaitu target awal sebanyak 100 orang, namun kenyataanya hanya 79 orang yang berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji, dan hal ini tentunya dalam pengawasan yang dilakukan harus lebih ditingkatkan lagi sejak dari awal peserta memulai pelatihan. Walupun faktanya hal yang mempengaruhi jumlah peserta yang lulus adalah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang belum maksimal, diharapkan untuk penyelenggaraan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji kedepanya bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga target yang ingin di capai dapat terwujud.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari
pembahasan
penerapan
fungsi
manajemen,
maka
penulis
menyimpulkan bahwa : 1. Perencanaan Setiap program acara dan kegiatan yang diadakan oleh kanwil (panitia) telah direncanakan terlebih dahulu. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan telah di sesuaikan dengan perencanaan yang telah ditetapkan, meliputi : Penetapan tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran. 2. Pengorganisasian Setelah
perencanaan
program
pelatihan
tersusun,
para
pengelola
mengkoordinasikan semua tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan pelaksanaan pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat. Sehingga tujuan dari pelatihan tersebut dapat terwujud dengan baik dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik. 3. Penggerakan Dalam proses penggerakan pelatihan sertifkasi pembimbing manasik haji yang telah direncankan kemudian dalam rangka pencapaian tujuan itu maka seluruh pihak yang terlibat digerakan dalam upaya merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini ketua panita pelaksana
93
94
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji menggerakan program pelatihan ini dengan beberapa tahap, diantaranya : Pembimbingan dan Penjalin Hubungan
yang diberikan kepada seluruh panita yang terlibat,
sehingga hasil maksimal yang diharapkan dapat terwujud. 4. Pengawasan Pengawasan yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dilakukan oleh beberapa pihak yaitu mulai dari Ketua Panitia pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang mengawasi seluruh kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dari awal sampai akhir, selanjutnya pengawasan yang dilakukan oleh tim Asesor dan Panitia terhadap seluruh Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, hal ini dilakukan untuk menilai seluruh peserta yang berhak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.
B. Saran Untuk mengembangkan dan meningkatkan sertifikasi pembimbing mansik ini dalam mencapai tujuanya, saran penulis antara lain adalah : 1. Perlunya transparansi anggaran yang digunakan, agar masyarakat tahu pos-pos pengeluaran apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelatihan sertfikasi pembimbing manasik. 2. Kepada pihak penyelenggara sertifikasi ini, penulis menyarankan untuk sosialiasai yang dilakukan agar lebih ditingkatkan lagi. Agar
95
lebih banyak masyarakat atau mengetahui program ini, sehingga bukan hanya dari jajaran kemenag dan tokoh agama saja yang mengetahui program ini, melainkan kami dari pihak mahasiswa jurusan manajemen haji dan umroh juga bisa memperisapkan diri untuk bisa mengikuti sertifikasi pembimbing kelak ketika sudah mumpuni. 3. Melihat dari banyaknya jumlah peserta yang lolos dalam rangkaian pemberkasan dan pelatihan ini, hal ini tentu saja mempengaruhi terhadap keberhasilan pelatihan sertifikasi ini pada tahun 2014. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada Kanwil Kemenag DKI Jakarta agar dapat melakukan hal : Meningkatkan kerjasama dengan kampuskampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji dan umroh sejak dini dalam rangka penyediaan SDM yang sesuai dengan kriteria, agar para mahsiswa bisa mempersiapkan dirinya yang kelak jadi pembimbing ibadah haji sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinari. Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. Bandung :Simbiosa Rekatama Media. 2010. Arifin, Gus. Fiqih Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2014. Arifin,Gus. Peta Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta Bulan Bintang. 2003. Basyuni, Muhammad . Reformasi Manajemen Haji. Jakarta : FDK Press. 2008. Efendi, Muchtar. Psikologi Manajemen dan Adminstrasi. Jakarta : Bandung Maju. 1983. Efendi Tua, Marihot. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo. 2002. Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. 2000. Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1996. Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Marbun, BN. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2003. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Nasrudin ,Indo Yaman. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006. Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2004. Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
96
97
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI. 1983. Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung : PT. Rosdakarya. 2002. Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. 2004. R Terry, George. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 1993. Siagian, Dergibson,dkk. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2000. Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial . Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005. Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung : Mandar Maju. 2002. Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009. Suroso. Jurnal Haji Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang Berkualitas. 2014. Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : Media Press. 2009. Trisnawati Sule , Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Pernada Media Group. 2005. Usman , Husaini,dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2003.
Daftar Pertanyaan Penelitian Skripsi Hari/ Tanggal
: Senin, 20 April 2015
Tempat
: Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Narasumber
: Bapak Fudhloli
1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh Kanwil Kememnag DKI Jakarta khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji? Jawab : Perencanaan awal dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini bermulai setelah SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang pedoman pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian Kanwil berkoordinasi dengan Kanwil kemenag tingkat kota untuk membahas tentang sosialisasi penerimaan atau perekrutan pada program sertifikasi pembimbing manasik tersebut. Dalam tahapan ini, Kanwil menentukan waktu dan tempat, penetapan persyaratan dan kriteria, hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program tersebut, penetapan tujuan, kemudian setelah semuanya telah ditetapkan dan disepakati barulah diterbitkan surat edaran baik dalam bentuk online maupun manual dalam proses sosialisasi program pelatihan. Setelah itu kanwil mengadakan rapat koordinasi dengan pihak UIN sebagai
penyelenggara di bidang akademik, sebagai penanggung jawab tehadap pelaksanaan dalam bidang akademiknya. 2. Apa tujuan dari diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini? Jawab : Tujuan jangka pendek dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah tidak terlepas dari latar belakang yang dalam penyelanggaraan ibadah haji tidak bisa lepas dari peran pembimbing manasik haji, tujanya adalah untuk menciptakan pembimbing manasik haji yang satu visi dan misi dengan pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan pemerintah Arab Saudi atau Ta’limatul Hajj dan kebijakan Pemerintah RI yang setiap tahunya selalu update. Sementara untuk tujuan jangka panjangny bisa dilihat dalam SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik. 3. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan pada pelaksanaan program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji? Jawab : Anggaran yang digunakan dalam sertifikasi pembimbing manasik haji ini berasal dari dana DIPA Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014, dan alokasi anggaran tersebut disalurkan untuk fee Narasumber, Panitia, Asesor, Akomodasi, Konsumsi dan Transport.
4. Bagaimana programing dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini? Jawab : Dalam prgraming ini, semua hal yang dilakukan oleh Kanwil merujuk pada SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. Tahapan-tahapan dalam programing ini adalah : a. Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag tingkat Provinisi untuk membahas program sertifikasi pembimbing manasik haji b. Menentukan waktu dan tempat c. Penetapan persyaratan dan kriteria calon peserta d. Membuat surat edaran perihal perekrutan sertifikasi pembimbing manasik haji ini baik dalam bentuk online maupun manual e. Rapat koordinasi dengan pihak UIN selaku penyelenggra bidang akademik, penanggung jawab terhadap hal akademik f. Melakukan seleksi berkas yang kemudian dikirim ke UIN untuk di verifikasi g. Setelah semuanya ditetapkan, teknis pelaksaan langsung diatur oleh pihak panitia. 5. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini? Jawab : Untuk membagi-bagi tugas dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Kanwil menentukan panitia pada pelaksanaan pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini yang berasal dari Kanwil DKI dan UIN, menetapkan asesor yang telah direkomendasikan oleh UIN, dimana mereka mempunyai tugas masing-masing dan jobdesnya sudah tecantum dalam SK. 6. Bagaimana Penggerakan yang dilakukan oleh panita pelaksana pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, adakah penghargaan lebih yang diberikan kepada panita? Jawab : Penggerakan yang dilakukan oleh saya (bapak Fudhloli) terhadap seluruh pihak yang terlibat khususnya panitia, hal yang dilakukan adalah memberikan bimbingan dan arahan, melakukan komunikasi dengan seluruh panitia, namun dalam praktek penggerakan
ini saya (bapak Fudhloli) tidak memberikan
pemuasan kebutuhan berupa pemberian pengahargaan berupa materi (bonus) khusus untuk panita, mereka melakukan tugasnya atas tanggung jawabanya sendiri walaupun tidak diembel-embeli dengan bonus dalam melaksanakan tugasnya namun mereka menjalankan tugasnya dengan sangat profesional. Penggerakan dalam palatihan ini juga dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat mulai dari panitia, asesor dan peserta. 7. Bagaimana dengan Pengawasan yang dilakukan pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji? Jawab : Pengawasan yang dilakukan dalam hal ini adalah mencakup semuanya yang terlibat. Pengawasan terhadap peserta dilakukan oleh panitia dan asesor dalam hal ini untuk menilai apakah peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sudah
mengikuti dengan baik atau belum. Sedangkan pengawasan terhadap panitia diawasi langsung oleh ketua panitia, pengawasan terhadap panitia dilakukan untuk meninjau sejauh mana program yang telah dilakukan berjalan sesuai dengan rencana awal apa tidak.
Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Haji Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Tahun Pelaksanaan 2014 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta