Jurnal ilmiah Solusi Vol. 1 No. 4 Desember 2014 – Februari 2015: 30-39
EFEKTIFITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI BAGI JAMAAH CALON HAJI KARAWANG Drs. H. SYA’RONI MA’SHUM, MM,DR. Drs. H. MASYKUR H MANSUR, MM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG TAHUN 2014
ABSTRAK Peneliti, penelitian tentang Efektifitas Bimbingan Manasik Haji Bagi Jamaah Calon Haji Karawang yang dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang, Kantor Urusan Agama Kecamatan, Kelompok Bimbingan Manasik Haji, dan beberapa jamaah calon haji Karawang. Penduduk Kabupaten Karawang yang jumlahnya mendekati angka 2.500.000 jiwa pada saat ini telah terdaftar untuk menunaikan ibadah haji sejumlah 22.500 orang, sehingga harus sabar menunggu keberangkatannya nanti sampai pada tahun 2027 jika kuota untuk Kabupaten Karawang masih tetap 1.714 porsi. Hal tersebut merupakan sebagian dari Indicator meningkatnya implementasi iman dan taqwa serta semakin makmurnya masyarakat Karawang. Dengan menggunakan metode deskriptif peliti mengetahui faktor penghambat dan pendukung serta signifikansinya dalam efektifitas bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang. Ekses dari ketidak seriusan dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji, para peserta yang kurang peduli terhadap perlunya pembekalan manasik haji, dan pembimbing yang kurang professional, serta terbatasnya waktu bimbingan akan menjadi kendala bagi jamaah calon haji itu sendiri dalam pelaksanaan ibadah hajinya. Kebijakan yang proporsional agar bimbingan manasik haji dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan keseriusan semua pihak, tersedianya waktu yang cukup, dan sumber daya manusia/pembimbing yang professional dan penuh tanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya. Sehingga penyelenggara dan penyelenggaraan sukses serta jamaah calon haji Karawang dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan sempurna dan memperoleh haji mabrur. Hasil penelitian efektifitas bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang sesuai dengan Undang Undang Nomor 13 tahun 2008 yo Undang Undang nomor 34 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji serta Keputusan Menteri Agama RI nomor 396 tahun 2003 yo Kep Menag RI nomor 371 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Peneliti menyarankan, dalam bimbingan manasik haji yang efektif di Karawang, institusi agar tetap konsisten terhadap tertib administrasi sesuai dengan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga terhindar dari fitnah dan musibah serta memenuhi harapan semua pihak.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah kami dapat menyusun Laporan Penelitian ini yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Manasik Haji Bagi Jamaah Calon Haji Karawang”. Penelitian dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang, Kantor Urusan Agama Kecamatan, Kelompok Bimbingan Manasik Haji, dan calon haji Karawang. Dan perlu dimaklumi, bahwa judul tersebut telah diseminarkan pada tanggal 3 Pebruari 2014 di ruang rapat rektorat UNSIKA Karawang. Setelah adanya pengukuhan dalam seminar dan mendapat persetujuan dari Dekan FAI serta Ketua LPPM, sambil menunggu terbitnya surat izin, selanjutnya peneliti mengadakan penelitian sesui focus di lokus tersebut. Adapun sistematika laporan penelitian ini adalah halaman judul, kata pengantar, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup.
30
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... Besar harapan kami dari hasil penelitian ini dapat membantu pemikiran dalam upaya peningkatan kinerja bagi lembaga yang memberikan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh khususnya dalam bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang . Peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, sehingga laporan penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dalam menyempurnakan laporan ini. Kemudian peneliti menyampaikan terima kasih kepada Ketua LPPM – UNSIKA, Dekan FAIUNSIKA, Ka Kantor Kemenag Kabupaten Karawang beserta Kasubbag TU, Kasi PHU dan para staf/pelaksana dilingkungannya, para Ka KUA Kecamatan, para pimpinan KBIH, para jamaah calon haji, para pimpinan BPS-BPIH, anngota peneliti, dan semua pihak yang berperan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Semoga bermanfaat, aamiiin….. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Efektifitas, Bimbingan Manasik Haji dan Jamaah Calon Haji Karawang 1. Efektifitas a. John M.Echols dan Hassan Shadily dalam Kamus Inggris Indonesia, kata effective berarti berhasil, ditaati. Kemudian dalam kata kerja effectively berarti dengan berhasil baik, efektif. b. Muhibin Syah dalam Psikologi Pendidikan, efektif berarti berhasil guna. c. E. Mulyasa dalam Manajemen Berbasis Sekolah, bahwa efektifitas berkaitan denganterlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan , ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota. 2. Bimbingan manasik haji a. Nana Syaodah Sukmadinata dalam Landasan Psikologi proses Pendidikan; 1) Bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan individu secara optimal 2) Bimbingan diberikan dalam situasi yang bersifat demokratis, bukan situasi otoriter 3) Bimbingan yang diberikan terutama dalam penentuan tujuan-tujuan perkembangan yang ingin dicapai oleh individu serta keputusan tentang mengapa dan bagaimana cara mencapainya 4) Bimbingan diberikan dengan cara meningkatkan kemampuan individu agar dia sendiri dapat menentukan keputusan dan memecahkan masalahnya sendiri. b. Kementerian Agama RI; 1) Bimbingan jamaah haji merupakan bagian dari pembinaan, pelayanan haji dan umroh yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI sesuai dengan Undang Undang nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh; dan Keputusan Menteri Agama RI nomor 398 tahun 2003 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh 2) Dirjen Penyelengggaraan Haji dan Umroh dalam buku bimbingan ibadah haji ‘tuntunan praktis perjalanan ibadah’ disebutkan bahwa pemerintah sebagai regulator dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji senantiasa berupaya menyempurnakan dan meningkatkan manajemen perhajian Indonesia meliputi dasar hokum dan system penyelenggaraannya 3) Khusus dalam bimbingan manasik haji pemerintah memberikan buku tuntunan praktis perjalanan ibadah haji dengan maksud;
31
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... a) Untuk menjadi pedoman bagi jamaah haji Indonesia dalam melaksanakan haji sesuai dengan alur dan tempat kegiatan ibadah b) Jamaah haji dapat memahami penatalaksanaan ibadah hajinya secara benar dan sempurna sehingga mendapat haji mabrur
3.
B.
Calon Haji Karawang a. Setiap jamaah calon haji yang terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang b. Calon haji yang mengikuti bimbingan manasik haji adalah setiap jamaah calon haji yang telah mendapatkan porsi kuota pada keberangkatan tahun berjalan c. Allah SWT mewajibkan setiap muslim yang telah memenuhi syarat istithoah untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah (QS Ali Imran 97) d. Dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda; hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari sesuatu halangan yang akan merintanginya (HR Ahmad) Ruang Lingkup Efektifitas Bimbingan Manasik Haji 1. Bimbingan manasik haji diikuti oleh para calon jamaah haji yang akan berangkat pada tahun berjalan. Bimbingan manasik haji dibimbing oleh para nara sumber yang profesional yang memiliki kompetensi dibidang manasik haji. Kondisi calon haji yang sangat majemuk dalam tingkatan pendidikan, usia dan tingkat pemahaman terhadap ilmu manasik haji, sehingga perlu diberika Input yang akan mengikuti proses bimbingan menjadi sangat penting artinya, sehingga out putnya akan terukur sebagai hasil bimbingan manasik haji, sehingga jamaah haji dapat memahami dan melaksanakan ibadah haji secara mandiri dengan benar dan baik serta sempurna untuk mencapai haji mabrur. Dengan demikian input, proses dan output merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pelayanan bimbingan manasik haji. 2. Materi bimbingan manasik haji; a. Prosedur perjalanan ibadah haji meliputi persiapan, pemberangkatan/embarkasi, di bandara udara Saudi Arabia, di pemondokan, di armina/arafah musdalifah mina, di hotel transit, pemulangan/debarkasi, di asrama haji dan di kampung halaman b. Ketentuan manasik haji dan umroh meliputi umroh dan haji, serta hikmah haji dan umroh c. Pelaksanaan manasik haji dan umroh 3. Bimbingan dalam perjalanan pemberangkatan dan pemulangan; Jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Indonesia diatur oleh pusat langsung oleh Menteri Agama RI. Jadwal tersebut sebagai pedoman bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi maupun Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan semua lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji baik yang ada didalam negeri/Indonesia maupun diluar negeri/Saudi Arabia. Pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji di Karawang terbatas kewenangannya yaitu pemberangkatan dari Kota Karawang menuju ke Embarkasi Haji Bekasi Jawa Barat dan pemulangan dari debarkasi Bekasi Jawa Barat ke kota Karawang. Dalam pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji tersebut ditangani khusus oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) daerah Kabupaten Karawang.
32
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... Adapun pemberangkatan dari Embarkasi Bekasi Jawa Barat ke Saudi Arabia dan pemulangan dari Saudi Arabia ke debarkasi Bekasi Jawa Barat menjadi tanggung jawab PPIH pusat. Dan selama musim haji di Saudi Arabia menjadi tanggung jawab PPIH Saudi Arabia. Dan pemberangkatan dari rumah tinggal masing masing desa/kelurahan kecamatan-kota Karawang dan sebaliknya pada saat kepulangan menjadi tanggung jawab masing-masing jamaah haji ybs. Dalam pemberangkatan dan pemulangan Jamaah haji tersebut akan dibimbing, agar mereka secara pribadi masing-masing dapat melaksanakan ibadahnya secara mandiri, dan memelihara kemabrurannya dalam kehidupan sehari-hari. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari hasil wawancara dengan Kepala Kantor Kemenag Kab Karawang, Kasubag TU, Kasi PUH beserta 4 staf/pelaksana, 3 Ka KUA Kecamatan, 3 pimpinan BPS-BPIH, 4 pimpinan KBIH, 6 pembimbing manasik haji, 31 orang jamaah calon haji tahun 2014, dan PPIH, serta pengumpulan data dari beberapa sumber, bahwa ; 1. Karawang yang luas wilayahnya 1.753,27 km2 sebagi salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat, dengan batas sibelah utara Laut Jawa, sebelah timur Subang dan Purwakarta, sebelah selatan Purwakarta dan Bogor/Cianjur, dan sebelah barat Bekasi. Jumlah penduduk saat ini 2.232.972 orang yang tersebar di 30 kecamatan dalam 309 kelurahan/desa. Dari jumalah penduduk tersebut yang menganut agama Islam 2.200.571 orang, Kristen 20.760 orang, katholik 4.826 orang, hindu 977 orang, budha 5.838 orang, dan kong hu cu 1.125 orang. Mata pencaharian penduduknya bervariasi, antara lain sebagai petani, pedagang, pegawai/karyawan, wira usaha, dsb. Karawang sebagai daerah agraris salah satu pemasok hasil bumi/beras terbesar untuk stok nasional, yang pada tahun 1980-an berkembang menjadi/menuju daerah industri terbesar di Asia Tenggara. 2. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang yang antara lain mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan pelayanan haji dan umroh di daerahnya. Secara teknis tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan oleh seksi penyelenggaraan haji dan umroh (seksi PHU). Untuk membantu pelaksaannya secara sektoral seorang kepala seksi dibantu oleh 8 staf pelaksana.Di daerah kecamatan dibantu oleh 30 KUA dan 16 mitra kerja BPS-BPIH, KBIH, PPIH (panitia penyelenggaraan ibadah haji) dan kordinasi dengan beberapa instasi, pemda, polres, dinas perhubungan, dinkes, kantor imigrasi dan lembaga terkait lainnya. Penyelenggara ibadah haji dan umroh Karawang 5 tahun kebelakang (2008-2013) telah memberangkatkan 11.074 orang. Dan saat ini sudah terdaftar sebagai calon jamaah haji berjumlah 22.500 orang. Bila kuota Kabupaten Karawang masih tetap berjumlah 1.714 maka mereka harus sabar menunggu 13 tahun keberangkatannya hingga sampai pada tahun 2027. 1. Pendaftaran calon haji melalui mekanisme konsultasi ke seksi PHU dengan membawa identitas diri untuk mengisi formulir berkehendak berangkat menunaikan ibadah haji. Kemudian mereka ke BPS- BPIH menyetor BPIH awal uang sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Selanjutnya mereka kembali ke seksi PHU untuk memperoleh porsi sebagai calon haji Indonesia melalui SISKOHAT (system komputerisasi haji terpadu), melakukan foto dan sidik jari. Bagi yang terdaftar dan lunas BPIH masuk dalam batas kuota haji tahun 2014 mereka berhak mengikuti bimbingan manasik haji.
33
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik .....
2. Bimbingan calon jamaah haji a. Di tingkat kabupaten sebanyak 2 kali pertemuan yang dilaksanakan oleh Kemenag Kabupaten Karawang, pada tahap pertama tentang beberapa hal yang sangat penting berkaitan dengan bekal bagi calon jamaah haji antara lain masalah manasik haji,kesehatan,penerbangan,selama bermukim di Saudi Arabia, dalam perjalanan dan di embarkasi/debarkasi, dsb. Adapun pada tahap kedua tentang pemantapan dan praktek manasik haji antara lain ihrom di miqot makani baik tamattu, ifrod dan qiron, towaf, sai,balang jamarot, mabit, wukuf dan tahalul, agar menjadi calon jamaah haji yang dapat melaksanakan haji dengan sempurna, mandiri, sehat dan mabrur. Para pembimbingnya dari Kemenag, Dinas Kesehatan, MUI, IPHI, dan nara sumber lainnya yang berkompeten. b. Di tingkat kecamatan sebanyak 6 kali pertemuan yang dilaksanakan oleh KUA Kecamatan . Materi bimbingan tidak berbeda dengan di tingkat kabupaten, namun diperdalam pembahasannya. Para pembimbing dari KUA, Dinas kesehatan, kemenag, MUI, IPHI dan nara sumber yang berkompentens. Dan biaya binsik Rp 20.000,- per-orang yang dianggarkan dari BPIH masing-masing calon jamaah haji.(wanca-kua). c. Di KBIH sebanyak 10 kali pertemuan. Materi bimbingan sama dengan di tingkat kabupaten dan kecamatan. Dibimbing oleh para pembimbing KBIH, Kemenag, Dinas Kesehatan, KUA, MUI dan IPHI serta nara sumber lainnya yang berkompentens. Biaya mengikuti binsik haji di KBIH bervariasi yang maximal mencapai Rp 2.500.000,- per-orang. d. Selain mengikuti binsik di tingkat kabupaten, kecamatan dan KBIH mereka juga belajar manasik haji secara mandiri dan berkelompok dibawah bimbingan para ulama/ustadz. 3. Pemberangkatan dan Pemulangan Yang berangkat adalah calon jamaah haji yang telah mendapat porsi sesuai dengan jumlah kuota dari nomor urut 0001 sampai dengan 1.714 tahun berjalan dan telah memenuhi syarat administrasi, kesehatan, lunas BPIH serta pemegang PASPOR umum dan DAPIH (dokumen administrasi perjalanan ibadah haji) atas nama ybs. Keberangkatan/kepulangan jamaah haji diatur dengan jadwal kolter (kelompok terbang). Masing-masing kloter berjumlah 450 orang, yang terdiri dari 1 orang TPHI (ketua klotar), 1 orang TPIHI, 1 orang dokter, 2 orang para medis, 10 orang ketua rombongan, 40 ketua regu, dan selebihnya jamaah haji biasa/anggota. a. Pemberangkatan Masing-masing calon jamaah haji berangkat dari rumah menuju ke plaza Pemda Kab Karawang sesuai dengan jadwal pemberangkatan kelompok terbang (kolter), masing masing kloter sejumlah 450 orang, terdiri dari 1 orang TPHI, 1 orang TPIHI, 1 orang dokter, 2 orang para medis, 10 ketua rombongan, 50 ketua regu, dan selebihnya jamaah biasa. Dari plaza pemda kloter jamaah haji tersebut diberangkatkan oleh PPIH panitia local karawang menuju ke embarkasi bekasi dan diterima oleh panitia regional jawa barat. Dari embarkasi bekasi diberangkatkan oleh panitia pusat ke bandara soekarno Hatta cengkareng Jakarta di terminal haji. Untuk gelombang pertama dari Jakarta menuju madinah (air port amir Muhammad bin abdul aziz)dan untuk gelombang dua dari Jakarta ke jedah (air port king abdul aziz). Selama berada di Saudi Arabia seluruh jamaah haji menjadi tanggung jawab PPIH panitia haji di Saudi Arabia.
34
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik .....
b. Pemulangan Setelah jamaah haji selesai menuaikan ibadah haji, mereka pulang dari Saudi Arab ke Indonesia melalui Dari jedah/madinah ke Jakarta oleh panitia haji Saudi Arabia, sampai di debarkasi Jakarta kembali menjadi tanggung jawab panitia pusat, Dari Jakarta ke debarkasi Bekasi menjadi tanggung jawab panitia Jawa Barat. Dari Bekasi ke Karawang menjadi tanggung jawab panitia daerah. Dari Karawang ke rumah masingmasing menjadi tanggung jawab jamaah haji sendiri.
B. Pembahasan 1. Pendaftaran Calon Haji Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Q Ali Imran 97).Bagi setiap warga Negara Indonesia penduduk Karawang yang beragama Islam yang berkehendak menuaikan ibadah haji dan telah memenuhi syarat istitoah; akil balighsehat jasmani rohani, perjalanan aman, dan mampu membayar BPIH bergegas konsultasi/mendaftar ke Kantor Kementerian Aganma pada Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh, BPS-BPIH, Puskesmas/Dianas Kesehatan/RSU, dan Kantor Imigrasi. a. Sistim Tabung Haji Penabung calon jamaah haji datang ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang-seksi PHU untuk mengambil dan mengisi formulir SPPH sesuai dengan identitas KTP tempat domisili, kemudian ditandatangani yang bersangkutan dan diketahui oleh Ka Kemenag. Setelah itu mereka datang ke BPS-BPIH dengan sisitim tabungan haji dengan jumlah setoran awal Rp 25.000.000,- (duapuluhlima juta rupiah). BPS-BPIH melakumpai dengakan entry dan mencetak lembar bukti setoran tabungan untuk yang bersangkutan sebagai tanda bukti memperoleh porsi yang tersambung dengan SISKOHAT. Selanjutnya penabung kembali mendaftarkan diri pada Kantor Kemenag-pada seksi PHU. (PMA RI nomor 14 tahun 2012 dan PMA RI nomor 6 Tahun 2010). Dalam sisim tabung haji tersebut ada 2 BPS-BPIH yang menyiapkan dana talangan untuk setoran awal yaitu Bank BSM dan Bank BTN. Bagi calon mahasiswa yang menghendaki dana talangan. Maka mereka diwajibkan sudah punya tabung haji antara Rp 5 juta – Rp 8 juta, sehingga kekurangannya untuk memenuhi jumlah minimal tabung haji Rp 25 juta akan ditutup bank tersebut. Tentu saja dengan akad bank yang terbatas dengan waktu, maka disetiap bulannya yang bersangkutan menyetor sampai jumlah talangan tersebut lunas plus bila mendapat kuota harus melunasi BPIH sesuai dengan kategori embarkasi Jakarta 3.211,9 dolar AS. b. Sistim setoran Lunas Proses sama dengan sistim tabung haji, hanya calon haji menyetor BPIH melalui BPS-BPIH membayar lunas 3.211,9 dolar AS/dirupiahkan menyesuaikan dengan krus dolar yang berlaku pada saat pelunasan (Perpres RI no 49 Tahun 2014 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1435 H/2014 sebesar 3.211,9 dolar). Bagi calon jamaah haji yang telah terdaftar menunggu kapan yang bersangkutan berangkat ibadah haji sesuai dengan
35
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... kuota, porsi dan tahun musim haji yang ditentukan. Tentu saja bagi calon jamaah haji yang termasuk dalam daftar tunggu harus sabar dan tawakal dalam masa penantian giliran keberangkatannya, karena terdaftar tertentu harus menunggu sampai 13 tahun/ tahun 2027. 2. Bimbingan Calon Jamaah Haji Calon jamaah haji yang telah terdaftar dan akan berangkat pada tahun berjalan akan memperoleh bimbingan manasik ibadah haji dan kesehatan serta materi lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Dari sejumlah sampel 31 orang jamaah calon haji Karawang menyatakan puas dan hasilnya baik; 10%=3 orang=cukup, 80%=25 orang=baik, dan 10%=3 orang=sangat baik. Demikian jawaban mereka yang telah mengikuti bimbingan manasik haji di Tingkat Kemenag Kabupaten Karawang, KUA Kecamatan, KBIH Al-Madinah pimpinan H. Karya, KBIH Al-Munawaroh pimpinan Drs. H. Abdul Kodir, KBIH At-Attubah pimpinnan H. Rd. sep Hamidy, dan KBIH Al-Kholiliyah pimpinan Drs. KH. Adji Mubarak Rachmat/alm dan H. Ricky Fauzie Rachman, S.Sos. a. Bimbingan manasik haji Semua calon jamaah haji akan memperoleh buku paket bimbingan manasik haji berupa ;1). Panduan perjalanan ibadah haji, 2) Bimbingan manasik haji, 3) Hikmah ibadah haji, dan 4) Doa dan dzikir ibadah haji. Bentuk bimbingan diberikan dalam 2 sistim, yaitu kelompok dan massal. Bimbingan kelompok dilakukan di KUA Kecamatan sebanyak 6 kali pertemuan. Bimbingan kelompok juga dapat dilakukan oleh KBIH bagi calon jamaah haji yang terdaftar di KBIH tersebut sebanyak 10 kali pertemuan. Bimbingan massal diselenggarakan di Kemenag Kab Karawang sebanyak 2 kali pertemuan. Disamping sistim kelompok dan massal ada juga calon jamaah haji yang akan berangkat pada tahun berjalan dan yang termasuk daftar tunggu secara pribadi perorangan/keluarga meminta dibimbing manasik haji oleh ustadz/ulama dirumah/tempat yang ditentukan masing-masing. Bimbingan teori dan latihan praktek memakai pakaian ihrom, niat haji/umroh (tamattu, ifrod atau qiron) di mikot makani jedah/bir ali/ tempat pondokan/hotel masing-masing,towaf, sai, tahalul, mabit, wukuf, balang jamarot, shalat safar, tayamum, dsb. b. Bimbingan kesehatan Dokter dari Dinas Kesehatan dan Puskemas serta para medis mengarahkan kepada para calon jamaah haji harus memelihara kesehatnnya, karena ibadah haji lebih banyak dengan kegiatan/aktifitas fisik. Sehingga para calon jamaah haji harus betul-betul mempersiapkan diri istitoah dalam kesehatan fisiknya selain istitoah dalam bidang lainnya.Pemeriksaan kesehatan pertama dilakukan di Puskesmas, dimaksudkan untuk mengetahui status kesehetan yang bersangkutan dan sebagai penyaringan awal. Pemeriksaan kesehatan kedua dilakukan di Dinas Kesehatan/Rumah Sakit Umum. Dimaksudkan untuk recek kesehatan yang bersangkutan apakah memenuhi syarat dapat berangkat ibadah haji. Dalam pemesiksaan yang kedua ini juga dilakukan cek tekanan darah, laboratorium jantung dan paru-paru, test kehamilan bagi PUS, serta suntik menginitis bagi seluruh calon jamaah haji kecuali bagi wanita yang sedang hamil. Dari hasil pemeriksaan tersebut setiap calon jamaah haji memproleh buku kesehatan. Bimbingan lainnya yang berkaitan dengan ibadah haji antara
36
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... lain Proses memperoleh paspor umum, barang bawaan, mukim dipondokan/hotel selama di Saudi Arabia, bahasa arab praktis harian, perjalanan haji pada umumnya, selama di pesawat, ziarah, etika/akhlak sebagai tamu Allah dan tamu Pemerintah Saudi Arabia dan pergaulan global dengan suku bangsa lain yang berada di Saudi Arabia. 3. Pemberangkatan dan Pemulangan a. Pemberangakatan dan pemulangan haji dibagi 2 gelombang; Gelombang pemberangkatan dan pemulangan dalam ibadah haji dan umroh akan berkaitan dengan menentuan dimana mikot makani/tempat berihrom niat haji/umroh. 1)gelombang pertama; ---qiron (niat haji dan umroh disatukan) mikot di bir ali,--- ifrod niat haji mikot di bir ali dan setelah selesai ibadah haji niat umrohnya dipondokan/hotel, --- tamattu niat umroh mikot di bir ali dan pada waktu mau melaksanakan ibadah haji/wukuf niat haji di pondokan/hotel yang ditempati. 2)gelombang kedua; ---qiron (niat haji dan umroh disatukan) mikot di bandara KAA Jeddah,--- ifrod niat haji mikot di bandara KAA Jeddah dan setelah selesai ibadah haji niat umrohnya dipondokan/hotel,--- tamattu niat umroh mikot di bandara KAA Jeddah dan pada waktu mau melaksanakan ibadah haji/wukuf niat haji di di pondokan/hotel yang ditempati. Gelombang pertama ; rumah masingmasing calon jamaah haji-plaza pemda karawang-embarkasi bekasi-terminal haji bandara soekarno hatta Jakartabandara amir Muhammad bin king abdul aziz madinah-madinah-bir alimekkah-arafah-musdalifah-minna-mekah-jeddah-jakarta-debarkasi bekasiplaza pemda karawang-rumah masingmasing jamaah haji. Gelombang kedua ; rumah masingmasing calon jamaah haji-plaza pemda karawang-embarkasi bekasi-terminal haji bandara soekarno hatta Jakartabandara king abdul aziz Jeddah-mekah-arafah-musdalifah-minna-mekahbandara amir Muhammad bin king abdul aziz madinah-bandara soekarno hatta Jakarta-debarkasi bekasi-plaza pemda karawang-rumah masingmasing jamaah haji.
b. Pemberangkatan Calon jamaah haji yang telah memiliki nomor porsi dan masuk dalam kuota tahun 2014 tahun berjalan berjumlah 1.714 orang.Telah memenuhi persyaratan administrasi, lunas BPIH, sehat jasmani-rohani, memiliki paspor umum dan DAPIH atas nama yang bersangkutan, dan mendapat SPMA (surat panggilan masuk asrama). Membawa perbekalan secukupnya untuk selama musim haji di Saudi Arabia sesuai dengan ketenmtuan dari maskapai penerbangan baik Garuda maupun Sudia Airline, 1 tas koper, 1 tas tentengan dan 1 tas kecil untuk paspor/dapih/buku kesehatan/obat-obatan dan uang.Semua calon jamaah haji Karawang diberangkatkan dalam 6 kloter terbagi pada gelombang pertama 3 kloter dan gelombang kedua 3 kloter. Diberangkatkan sesuai dengan jadwal kloter. Masing-masing kloter 450 terdiri dari 1 orang ketua kloter/TPHI, 1 orang TPIHI, 1 orang dokter, 2 orang para medis, 10 orang ketua rombongan, 40 orang ketua regu, dan selebihnya jamaah haji sebagai anggota.
37
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... Route perjalanan ibadah haji bagi mereka juga sesuai dengan jadwal gelombang pemberangkatan ibadah haji. Pemberangkatannya dari Karawang ke embarkasi Bekasi ditekel oleh PPIH daerah Karawang. Selanjutnya Bekasi-jakarta oleh PPIH Prov Jabar, dan dari Jakarta-Saudi Arabia oleh PPIH puisat serta selama di Saudi Arabia oleh PPIH Saudi Arabia. c. Pemulangan Setelah selesai menunaikan ibadah haji, mereka pulang dari Saudi Arabia ke Indonesia sesuai dengan jadwal kepulangan gelombang dan kloter semula. Dari Saudi Arabia Madinah/Jeddah-ke Indonesia-Jakarta-Bekasi-Karawangditekel oleh PPIH yang bersangkutan-ke rumah masingmasing Jamaah haji ditanggung oleh jamaah haji sendiri/keluarganya. Bila ada jamaah haji yang masih harus tinggal di Saudi Arabia karena sesuatu hal masih menjadi tanggung jawab PPIH Saudi Arabia, dan bila ada yang berhalangan tetap selama di Saudi Arabia dan dalam perjalanan ibadah haji maka akan diurus penyelesaiannya oleh keluarganya bersama dokter kloter, TPHI, Seksi PHU Karawang dan kordinasi dengan instansi/lembaga terkait. Dan bila ada barang milik jamaah haji yang tercecer (barcer) akan diupayakan ketemu/terkumpul kembali oleh PPIH pada levelnya. Alur perjalanan dan ibadah haji/umroh dilakukan sesuai dengan manasik haji, syarat dan rukunnya terpenuhi, wajib dan sunahnya dilakukan, niat ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT sehingga sempurna ibadahnya, insya-Allah akan memperoleh predikat haji mabrur yang pahala tiada tara kecuali sorga (alhajju mabrurun laisa lahul jazaa illal jannah). Selanjutnya para hujjaj melihara kemabruran dalam hidup dan kehidupannya.
KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan 1. bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang terlaksana secara efektif karena dilakukan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku, dan sinergi dengan dinamika kehidupan masyarakat yang agamis. 2. Efektifitas bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang tersebut, karena didukung oleh factor sdm para pembimbing yang mumpuni professional dan kompentensif pada bidangnya. Dan mendapat dukungan yang penuh baik dari pimpinan maupun staf/pelaksana, peralatan dan perlengkapan yang memadai, dan kordinasi yang baik dengan i Dan nyaris tidak ada hambatan yang tak dapat diatasi oleh perangkat yang ada, karena adanya factor pendukung yang kuat tersebut. 3. Significant sekali antara efektifitas dengan bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang, karena calon jamaah haji sangat mengharapkan terhadap bimbingan manasik haji tersebut dapat diikuti, difahami, dihayati dan diamalkan dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrohnya, sehingga dapat meraih gelar sebagai ‘haji mabrur’ Saran 1. Kepada Kemenag Seksi PHU dan seluruh jajarannya agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam efektifitas bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji
38
H. Sya’roni Ma’shum Dkk, Efektifitas Bimbingan manasik ..... Karawang. Dan kordinasi yang selama ini terjalin baik dengan instansi/lembaga terkait juga dapat dipelihara dan ditingkatkan. 2. Kepada pimpinan KBIH beserta para Pembimbing untuk selalu mengikuti perkembngan, berupaya dalam meningkatkan kualitas serta keprofesionalannya dalam bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji Karawang. 3. Kepada jamaah calon haji yang telah berpengalaman memperoleh pelayanan yang efektif dalam bimbingan manasik haji perlu disosialisasikan kepada para calon haji lainnya. Dan tidak perlu ragu memberikan umpan balik kepada Kemenag Kab Karawang seksi PHU, Ka KUA Kecamatan, KBIH dan para pembimbing dalam melaksanakan tugas serta fungsinya sehingga semakin efektif dalam memberikan pelayanan bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji. PUSTAKA Departeman Agama RI, 1984/1985,Alqur’an dan Terjemahannya, Jakarta, PT. Intermas --------, 2009, Tuntunan Praktis Perjalanan Ibadah HaJI, Jakarta, Dirjen PHU --------, 2003, Panduan perjalan Haji, Jakarta, Dirjen PHU E.Mulyana, 2005, Manajremen Berbasis Sekolah, Bandung, Rosada John M.Echols dan Hassan Shadily, 2000, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Gramedia Kemenag Kabupaten Karawang, 2012, Laporan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh, Karawang, Seksi PHU Keputusan Menteri Agama RI nomor 396 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan ibadah Haji dan Umroh Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji nomor D/163 Tahun 2004 ttg system Pendaftaran haji Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji nomor D/277 tahun 2005 ttg Petunjuk Teknis pembekalan Haji Perpres RI no 67 Tahun 2012 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2012 Peratuaran Pemerintah RI no 79 tahun 2012 ttg pelaksanaan UU no 13 tahun 2008 ttg Penyelenggaraan ibadah haji Peraturan Bersama nomor 2 Tahun tentang Penerbitan Paspor Biasa bagi Jamaah haji PMA RI nomor 14 Tahun 2012 tt Penyelenggaraan Haji Reguler PMA RI nomor 6 Tahun 2010 ttg Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Jemaah Haji PMA RI nomor 15 tahun 2012 ttg Penyelenggaraan Haji Khusus PMA RI nomor 13 Tahun 2012 ttg Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertical Kementerian Agama Undang Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yo UU no 34 tahun 2009 ttg penyelenggaraan ibadah haji Wawan cara dan data, Ka Kemenag Kab Karawang, Kasubbag TU, Kasi PHU, Staf/pelaksanaSeksi PHU, Ka KUA, Pimp KBIH, Pimp BPS-BPIH, dan Jamaah Haji tahun 2012
39