PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Diajukan Oleh: Ofik fikrurosyadi (1110053100010)
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Agustus 2014
Ofik fikrurosyadi
ABSTRAK
Ofik Fikrurosyadi (1110053100010) Analisis Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH Nurul Hikmah Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan para pelaksana membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan pada kegiatan bimbingan manasik haji perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun sebelumnya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang tahap-tahap pengawasan kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan di KBIH Nurul Hikmah, hal itu bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui apakah pengawasan kegiatan pada KBIH Nurul Hikmah Hikmah sesuai apa yang telah direncanakan sehingga secara praktis dan akademis dapat menjadi pengetahuan dan sebagai bahan masukan dalam perbaikan pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji kedepanya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa, wawancara,dokumentasi, dan observasi Dari hasil penelitian dengan menganalisis kegitan bimbingan manasik haji dengan mengimplementasiknya ke dalam tahapan-tahapan pengawasan seperti Penatapan Standar, Penentuan Pengukuran Suatu Kegiatan dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang dapat digunakan seperti ( berapakali, dalam bentuk apa, siapa), tahapan selanjutnya merupakan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, dan tahapan terakhir adalah Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan, dengan menggunakan tahapan tadi pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji cukup baik walaupun kurang begitu optimal dan juga dijumpai penyimpangan walaupun begitu, KBIH Nurul Hikmah bisa di jadikan contoh dari KBIH-KBIH lainya, karena KBIH Nurul Hikmah sendiri setiap tahunya memberangkatkan lebih banyak jamaah, bisa di bilang KBIH Nurul Hikmah menjadi KBIH yang terbaik di Kota Tangerang Kata Kunci : Pengawasan Bimbingan Manasik Haji
i
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri tetapi dukungan dari berbagai pihak. Khususnya para pembimbing yang telah mendorong penulis untuk terus semangat menyelsaikan skripsi ini. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya: 1. Bapak Dr, Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberi dukungan dalam penyelsaian skripsi ini. 3. Bapak Drs. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu menasihati dan memberikan semangat dalam penyelsaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan penulis dan selalu memberikan semangat, saran, bimbingan, dan konsultasi terhadap skripsi ini sehingga akhirnya bisa sampai ke meja Munaqasyah. 5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen Haji dan Umrah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis. ii
Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu dibalas dengan pahala yang tidak terhingga. 6. Bapak H. Bakhri SE., selaku Pimpinan KBIH Nurul Hikmah yang telah mengizinkan penulis meneliti, dan memberikan banyak bantuan. 7. H. Ahmad Damanhuri S,Pd selaku sekretaris pada KBIH Nurul Hikmah yang selalu membantu dan memberikan pengarahan, izin, juga mengikut sertakan penulis dalam kegiatan bimbingan manasik haji. 8. Dosen Penguji sidang Munaqasyah Bapak Drs. H. Ade Marpudin, MM dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA yang telah banyak memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 9. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil. Terutama doa Ibu yang tidak pernah putus Hj. Umi Muhibatun Nufus dan Bapak H. Ison basuni serta kakak-kakak. 10. Saudari Wita Widyaningsih yang dari awal penulisan skripsi ini tidak pernah berhenti dan tidak lelah-lelahnya mengingatkan, menyemangati dan mengarahkan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Insya Allah dalam 2 tahun ini saya akan meminangnya, rahmati kami Ya Allah, Amin. 11. Sahabat Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2010 dan khususnya sahabat-sahabat saya yaitu Fauzi pahlevi, Aceng Ahmad, Ary Falwan, Miftahul Ulum, M. Dinul Arsyi dan Whisnu Mardiansyah yang tidak pernah lelah menyemangati penulis dalam keadaan sulit dan menjadi
iii
kawan yang selalu setia. Semangat Ranger, kita mungkin nanti akan jauh namun kalian kawan yang terbaik bagi saya. Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dan dukungan dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Haji dan Umrah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta,
2014
Ofik Fikrurosyadi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................................ 8 C. Tujuandan Manfaat Penelitian.................................................................... 8 D. Metodologi Penelitian................................................................................ 9 E. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan............................................................................... 14 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan...................................................................... 15 2. Tahap-Tahap dalam Pengawasan....................................................... 17 3. Tujuan Pengawasan............................................................................ 20 4. Macam-Macam Pengawasan.............................................................. 21 v
5. Pentingnya Pengawasan..................................................................... 22 6. Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif..................................................... 23 B. Program Bimbingan Manasik Haji 1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji................................................. 25 2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji.................................... 30 a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji.................................................... 31 b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji................................................... 31 3. Bentuk dan metode Bimbingan Manasik Haji................................... 32 BAB III
GAMBARAN KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah.................................................. 41 B. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan......................................................... 43 1. Dasar hukum...................................................................................... 43 2. Tujuan ............................................................................................... 44 C. Visi dan Misi............................................................................................ 45 D. Sarana dan Prasarana................................................................................ 45 1. Sarana................................................................................................... 45 2.prasarana................................................................................................ 45 E. Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah.................................... 46 1. Struktur kepengurusan....................................................................... 46 2. Data jumlah jamaah............................................................................ 48 F. Pelayanan KBIH Nurul Hikmah.............................................................. 49
vi
BAB IV
ANALISIS
PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH A. Penetapan Standar.................................................................................... 50 B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan......................................... 57 C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan.......................................................... 67 D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan 69 E. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan..................................... 75 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 77 B. Saran-saran............................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 81 LAMPIRAN........................................................................................................ 84
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 : Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah........................... 46
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah............................................... 48 2. Tabel 4.2 : Jadwal Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah ................................. 58 3. Tabel 4.3 : Anggaran Bimbingan Manasik Haji............................................. 69 4. Tabel 4.4 : Anggaran Perlengkapan Manasik.................................................. 72
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan dalam sebuah kegiatan bimbingan manasik haji harus ada dan diperlukan agar sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, Semua kegiatan memerlukan pengawasan sebagai jaminan dalam setiap kegiatan, termasuk juga dalam kegiatan manasik haji. Didalam banyak perusahaan atau organisasi masalah dalam pencapaian tujuan di mana implementasi dari setiap rencana tidak berjalan dengan semestinya, dengan demikian perlu adanya fungsi manajemen yang di arahkan untuk memastikan rencana dan implementasinya berjalan dengan lancar1. oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam kegiatan manasik haji juga akan terjadi, dan tidak sesuai yang telah di rencanakan sebelumnya. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Dengan kasus yang diatas penulis memilih pengawasan di antara manajemen lainya
di karenakan didalam manajemen perlu adanya fungsi
manajemen yang diarahkan untuk memastikan apakah rencana yang di implementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang ditetapkan atau tidak. Seperti yang diketahui dalam proses pengorganisasian keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat, 1
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005) h.316
1
2
dan dengan adanya pengawasan ini maka rencana yang telah dibuat tadi akan mencapai tujuannya. Bukan berarti manajemen yang lain tidak penting namun dari semua manajemen, pengawasan merupakan proses yang menentukan tercapainya rencana atau tujuan. Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan2. Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua kegiatan, pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, yang secara langsung
2
Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 2001) hal. 159
3
mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua tugas operasional3. Membahas pengawasan sebagai fungsi organik manajerial sesungguhnya berarti
berusaha
menemukan
jawaban
terhadap
pertanyaan
mengapa
pengawasan mutlak perlu dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang sangat mendasar tersebut tidak selalu mudah atau sederhana untuk menemukannya karena manajemen merupakan hal yang sangat kompleks 4. Pengawasan pertama kali orang harus menentukan standar pengawasan pada pusat-pusat yang strategis, karena orang tidak dapat mengecek segalanya. Harus dibedakan hal apa yang dapat di awasi, hal apa yang tidak dapat di awasi5.
Kata
pengawasan
sering
mempunyai
konotasi
yang
tidak
menyenangkan. Karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi pribadi. Padahal oganisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Sehingga manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan6.
3
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004)
h.125-126 4
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, h.125-126 .Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE) h. 63 6 T. Hani Handoko,Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367 5
4
Dengan demikian pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji diperlukan mengingat pentingnya menunaikan ibadah haji, yang memiliki aturan-aturan atupun tata cara dalam pelaksanaanya. Haji merupakan hijrah kepada ALLAH SWT, memenuhi panggilannya, merupakan musim yang terus bergulir, tempat kaum muslimin bertemu setiap tahun dalam hubungan paling murni paling suci. Menjadi sarana setiap jamaah untuk menikmati berbagai manfaat yang dapat di peroleh di tempat yang telah di muliakan ALLAH SWT. Haji merupakan manifestasi praktis dari persaudaraan seiman dan persatuan bagi umat islam, perbedaan ras, warna kulit, bahasa, tanah air, dan tingkatan mencair dalam haji. Hakikat penghambaan dan persaudaraan tercipta jelas di sana. Semuanya menggunakan satu jenis pakaian, menghadap kepada satu kiblat, dan menyembah ALLAH yang maha esa, tiada sekutu baginya7. Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam. Sebagaimana ibadah – ibadah lain seperti : shalat, puasa dan dzakat. Haji merupakan ibadah mahdah yang tata cara pelaksanaannya sudah di tentukan oleh syari’at melalui firman ALLAH SWT, dan sunnah Rasullah SAW8. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 97
... 7
Sami Bin Abdullah Al-Maghlout. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. 4 8 Usman Suparman. “Manasik Haji Dalam Pandangan Madzhab”. (Serang : Sehati Grafika, 2008) h. 12
5
“….Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali-Imran[3]: 97) Sehubungan
dengan
uraian
tadi,
maka
mereka
yang
akan
melaksananakan atau menunaikan ibadah haji, harus terlebih dahulu benar – benar memahami dan menguasai manasik haji terlebih dahulu, di samping memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi juga memerlukan kesiapan fisik dan mental serta pengetahuan tentang manasik haji9. Bukan hanya perjalanan suci namun bisa di katakan perjalanan kematian karena di dalam perjalanan haji banyak sekali rintangan yang akan menghabiskan stamina dan faktor cuaca yang tidak biasa.Adapun tata cara (kaffiyah) pelaksanaanya telah di atur dalam fikih dan di jelaskan secara rinci dalam kitab manasik haji yang memuat keterangan mengenai syarat sah dan rukun haji. Di samping itu juga di lengkapi pula dengan do’a-do’a yang harus di baca selama perjalanan melaksanakan ibadah haji10. Alangkah nikmatnya jika perpaduan antara kesulitan dan kerinduan itu di barengi dengan pengetahuan yang cukup tentang ibadah ini dengan semua syarat, rukun, dan ketentuan- ketentuan lainya. Di sertai pengenalan tempattempat pelaksanaan haji, seperti arafah, mudzalifah, multazam, hajar aswad,
9
Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunan Praktis Manasik Haji Dan Umroh, 2011 10 Mulyadhi Kartanegara. Filosofi Haji Dinamikadan Frespektif Haji Indonesia. (Jakarta :Cv Duta Veraga ,2010), h. 3
6
maqam Ibrahim, ka’bah, hijir, jamarat, mina, masya’ir muqaddas dan berbagai simbol haji lainya11. Masih banyak kaum muslimin indonesia, khususnya para calon jemaah haji belum dapat informasi dan penjelasan yang cukup untuk memahami dan mengenali penjelasan tentang hal – hal tersebut seperti simbol, rambu yang akan mereka temui di tanah suci. Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan lembaga sosial keagamaan
islam.
bimbingan,pembinaan
Konsentrasi dan
aktivitasnya
penyuluhan.
KBIH
bergerak tidak
di
bidang
hanya
sekedar
membimbing calon jama’ah haji yang akan berangkat menunaikan rukun islam yang ke lima, akan tetapi berperan sebagai wadah edukasi secara de jure. KBIH yang berada dan tersebar di seluruh nusantara memiliki izin operasional dari kementrian agama. Jumlah relatif banyak, lebih dari 1500 kelompok bimbingan12. Di dalam KBIH pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda ada yang pendidikan ada pula yang sosial agama. Di dalam penulisan skripsi ini penulis menentukan pilihan kepada KBIH Nurul Hikmah , KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) Nurul Hikmah sendiri berdiri sejak tahun 1984, KBIH Nurul hikmah memiliki jamaah terbanyak di
kota tangerang di antara KBIH lainya, jamaah tahun 2012
mencapai 274 jamaah, di tahun 2013 KBIH Nurul Hikmah memiliki total jamaah haji mencapai 248 jamaah, dan di tahun 2014 jumlah jamaah haji
11
Sami bin Abdullah Al-Maghlout.Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah, (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. vii 12 ShalehQasim. Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji Mandiri. Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010) h. 248
7
KBIH Nurul Hikmah mencapai 183 jamaah. KBIH Nurul Hikmah memiliki jadwal bimbingan manasik haji mencapai 24 kali pertemuan belum termasuk bimbingan tingkat kecamatan dan kabupaten. Sebagai mana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2008 dalam pembinaan pasal 30 bahwa (1) dalam rangka pembinaan ibadah haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk kelompok bimbingan. (2) ketententuan lebih lanjut mengenai bimbingan ibadah haji oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan menteri. KBIH Nurul Hikmah Memiliki nomor izin oprasional yaitu: SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999.KBIH Nurul Hikmah merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi para calon tamu-tamu Allah
dengan menyelenggarakan
bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di tanah air maupun di tanah suci, dengan prinsip tolong menolong dalam rangka tercapainya haji mabrur. Untuk mengetaui dan menganalisis lebih jauh terhadap pengawasan yang dilakukan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Nurul Hikmah, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah penelitaian sebuah karya ilmiah “skripsi” yang berjudul : PENGAWASAN
KEGIATAN
PADA KBIH NURUL HIKMAH
BIMBINGAN
MANASIK
HAJI
8
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak melebar dan terarah, maka peneliti membatasi masalah hanya menitik beratkan pada “ Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH Nurul Hikmah Tahun 2014”. 2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini tentang tahapan-tahapan dalam pengawasan yang dilakukan pada kegiatan manasik haji oleh KBIH Nurul hikmah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana tahapan-tahapan pengawasan kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada tujuan yang ingin di capai oleh peniliti yaitu : a.
Mempelajari secara seksama tentang tahapan-tahapan dalam pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah
9
b. Mengatahui faktor pendorong dan penghambat pada kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah 2. Manfaat Penelitian a. Akademik Dapat
menjadi
tambahan
wawasan
khazanah
ilmu
pengetahuan, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan umroh,Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai pencipta mahasiswa yang memiliki kompeten dalam bidang haji dan umroh. b. Praktis Diharapkan menjadi masukan,tambahan, gagasan untuk lembaga
penyelenggara ibadah haji seperti KBIH, travel dan
lembaga haji dan umroh, tentang peningnya pengawasan terhadap setiap kegiatan. D. Metodelogi Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitain ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu melakukan penelitian yang mendapatkan data deskriftip yang di dalamnya berupa kata-kata atau lisan yang tertulis dan perilaku yang di amanati. Menggunakan pendeketaan ini karena di anggap paling cocok dan
10
praktis dalam penelitian ini, dengan pendekatan kualitatif ini data akan bersifat faktual. 2. Subjek Dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Nurul Hikmah sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengawasan bimbingan manasik haji. 3. Tempat Penelitian Jl. KH. Amsir kel. Kenanga Rt. 005/04 kec. Cipondoh Kota Tangerang, Telp, (021) 5548970/ 081280817779 / 085693657045 / 94528327. Email :
[email protected] 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari peneliti secara langsung (Data Primer) dengan cara: a. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek peneliti.13Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara kepada subjek yang berkaitan kepada pengelola KBIH Nurul Hikmah, pembimbing, mantan jamaah dan para calon jamaah yang mengikuti KBIH Nurul Hikmah, penulis memberikan pertanyaan langsung dengan melakukan 2 cara : melalui tatap muka dan melalui alat elektronik seperti telepon dan email. 13
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010) h.171
11
b. Observasi Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung agar data yang di dapatkan lebih akurat dan
bebas
terhadap objek yaitu KBIH Nurul Hikmah tentang pengawasan kegiatan bimbingan manasik haji. Observasi merupakan proses pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi atau komunikasi dengan individu-individu yang di teliti.14 c. Dokumentasi Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa : jurnal, surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.15 dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di KBIH Nurul Hikmah sendiri. 5. Teknik Pengolaan Data Setelah data sudah diperoleh dan terkumpul kemudian langkah selanjutnya di lanjutkan dengan cara editing, yaitu melakukan dengan cara mempelajari berkas yang sudah terkumpul dan dapat di simpulkan bahwa berkas yang di terima bisa di gunakan dan juga dalam keadaan baik.
14
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian”, h.171 15 Sangadji Etta Memang dan Sopiah,” metodelogi penelitian pendekatan praktis dalam penelitian”hal. 176
12
6. Analisis Data Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisi deskriftif yaitu
mengkaji
gambaran
secara
faktual,realitas
atau
apa
adanya.Setelah melakukan pengkajian data-data yang di peroleh kemudian di gambarkan atau dijabarkan apa adanya dan didapatkan kesimpulan. 7. Pedoman Penulisan Adapun teknik penulisan dari penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)” yang telah diterbitkan CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cet 1 tahun 2007, E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan penelitian ini penulis banyak membaca skripsi yang telah di buat sebelumnya, agar mendapat pengetahuan dan sebagai perbandingan. Di dalam proses pencarian data penulis menemukan skripsi yang memiliki juduljudul hampir sama dengan yang di teliti. Judul tersebut ada di dalam karya : 1. Nama : Isti’anah, Nim : 0053019951Jurusan : Manajemen dakwah, Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, 2004, Judul Skripsi : Aplikasi Pengawasan Program Dakwah Yayasan Amal Muslim Muhajirin Dan Anshor (AMMA) Dalam Meningkatkan Pemahaman Amalan Muallaf, di dalam penelitianya tentang bagaimana yayasan
13
amma mengaflikasi fungsi pengawasan pada aktivitas programprogram dakwah. Persamaan Di dalam penelitian ini baik penulis dan saudari isti’anah menjelaskan tentang, bagaimana pengawasan terhadap program-program yang telah direncanakan agar kegiatan tersebut mempengaruhi dan menjadi lebih baik kedepanya. Perbedaan Perbedaan yang ada di skripsi ini bisa di lihat dengan jelas antara penulis dengan saudari Isti’anah perbedaan itu terdapat dari fokus penelitian dan objeknya. Penulis memfokuskan penelitian terhadap pengawasan kegiatan KBIH tentang bimbimbing manasik haji dan di dalam skripsi isti’anah memfokuskan terhadapyayasan amma tentang pengawasan program dakwah terhadap pemahaman tentang agama muallaf. 2. Nama :Dedi Surahman , Nim : 106046101559 Jurusan : Perbankan Syariah, Fakultas : Syariah Dan Hukum, 2013, Judul Skripsi : Strategi Monitoring Pengolaan Dana Zakat Bazda Kota Tangerang. Skripsi ini menjelaskan
tentang
bagaimana
strategi
pengelolaan dana zakat di kota tangerang. Persamaan
monitoring
terhadap
14
Di
dalam
skripsi
ini
persamaan
penulis
dan
saudaraDedi
Surahmanadalah tentang bagaimana memonitoring dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan. Perbedaan Skripsi yang telah di buat oleh saudaraDedi Surahmanmenjelaskan tentang monitoring terhadap pengelolaan dana zakat bazda di kota tagerangnamun penulis memfokuskan terhadap pengawasan program bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah. F. Sistematika Penulisan Di dalam sistematiaka penulisan penulis menjadikanya terdiri dari lima BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Pengertian pengawasan, tahap-tahap dalam pengawasan, tujuan
pengawasan,
macam-macam
pengawasan,
pentingnya pengawasan, ciri-ciri pengawasan yang efektif, pengertian bimbingan manasik haji, fungsi dan tujuan
15
bimbingan manasik haji, bentuk dan metode bimbingan manasik haji. BAB III
:TINJAUAN
UMUM
TENTANG
KBIH
NURUL
HIKMAH Sejarah singkat, dasar dan tujuan berdiri, visi dan misi, sarana dan prasarana,
struktur kepengurusan dan data
jumlah jemaah, pelayanan jamaah haji. BAB IV
:PENGAWASAN
KEGIATAN
BIMBIMBING
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH Tentang analisis penelitian yang sudah di kaji, dalam bab ini berisikan hasil dari penelitian mengenai tahap-tahap pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah. BAB V
: PENUTUP Kesimpulan dan saran-saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan Menurut kamus besar bahasa indonesia kata pengawasan secara bahasa berasal dari kata awas yang artinya dapat melihat baik-baik, tajam tilikanya, memperhatikan dengan baik, hati-hati. Kemudian mendapat imbuhan peng- pada awal kata dan mendapat akhiran –an menjadi pengawasan yang artinya penilikan (pemeriksaan) dan penjagaan, penilikan dan pengarahan kebijakan jalanya perusahaan1. Kemudian menurut istilah yang di kemukakan oleh Ibrahim LubisPengawasan adalah kegiatan
yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang betapapun baiknya akan gagal sama sekali bilamana manajer tidak melakukan pengawasan, agar pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana atau maksud yang telah ditetapkan maka ia harus melakukan kegiatan pengawasan2. Pengawasan dapat di artikan sebagai proses untuk “ Menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian ini
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT (Persero) Balai Pustaka, 2007) h. 79 2 Ibrahim Lubis, Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985) h. 154
15
16
menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan3. Setelah
Ibrahim
Lubis
memberikan
pandanganya
tentang
pengawasan,kemudian para ahli yang lain juga memberikan pandanganya tentang pengawasan seperti Robert J. Mockler bahwa pengawasan adalah “Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan
ditetapkansebelumnya,
nyata
menentukan
dengan dan
standar
mengukur
yang
telah
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”4. pandangan Robert J. Mockler tentang pengawasan juga sama dengan Schermorhorn bahwa menyatakan pengawasan merupakan “sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut5”. Kemudian Stoner mempersingkat definisi pengawasan namun tidak merubah apa yang telah di sampaikan sebelumnya
3
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367 Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs, 1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 592 5 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317 4
17
oleh para ahli di atas dan hanya memperjelas dengan mendefinisikan bahwa “pengawasan sesuai dengan apa yang telah direncanakan”6. Kemudian menurut Harold koontz dan Cyril O’donnel mereka berpandangan
lebih mengedepankan koreksi yang di lakukan ketika
pelaksan kegiatan dengan maksud untuk
mendapatkan keyakinan atau
menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana-rencana yang digunakan untuk mencapainya dilaksanakan7. Jika pengawasan menurut pandangan para ahli merupakan sebuah proses, menjamin, perencanaan, koreksi, tepat, efektif dan efesien, serta di perlukan koreksi maka dapat disimpulakan bahwa pengertian pengawasan adalah proses untuk menjamin sebuah kegiatan yang telah di rencanakan agar tepat efektif dan efisien yang dilakukan dengan cara melalui tahapantahapan yang dilakukan yaitu dengan cara penentuan standar yang telah ditetapkansebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. 2. Tahap-tahap dalam Pengawasan Didalam
pengawasan
juga
adanya
tahapan-tahapan
untuk
memudahkan proses dalam pengawasan, menurut T. Hani Handoko tahaptahap dalam pengawasan terbagi menjadi 5 tahapan yaitu:
6
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, “Pengantar Manajemen”, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317-318 7 Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen, ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985) h. 155-156
18
a. Tahap I : Penetapan Standar Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Tiga bentuk standar yang umum adalah : 1) Standar-standar
fisik,
meliputi
kuantitas
jasa,
jumlah
langganan. 2) Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja dan sejenisnya 3) Standar-standar waktu meliputi kecepatan atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan8. b. Tahap II: Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat digunakan: berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? dalam bentuk apa (what from) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis, inspeksi visual, 8
T. Hani handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.363-365
19
melalui telephone ? siapa (who) yang akan terlibat? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan para karyawan. c. Tahap III: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan, baik lisan dan tertulis, metode-metode otomatis dan inpeksi, pengujian, atau dengan pengambilan sample. d. Tahap IV: Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasikan adanya penyimpangan (deviasi) Penyimpangan-penyimpangan
harus
menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
dianalisa
untuk
20
e. Tahap V: Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. 1) Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah) 2) Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inpeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri). 3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan9.
3. Tujuan Pengawasan Pengawasan juga memiliki tujuan menurut Griffin menjelasakan bahwa terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Keempat tujuan tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, meminimumkan
biaya,
dan
mengantisipasi
organisasi.
9
T. Hani handoko, “Manajemen”(Yogyakarta: BPFE), h. 365
kompleksitas
dari
21
a. Adaptasi Lingkungan Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik linggkungan yang bersifat internal maupun eksternal. b. Meminimumkan Kegagalan Tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan kegagalan. c. Meminimumkan Biaya Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan biaya, melalui penetapan standar-standarr tertentu dalam meminimumkan kegagalan. d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks10. 4. Macam-Macam Pengawasan Disamping memiliki tujuan pengawasan juga memiliki berbagai macam-macam proses pengawasan, menurut Ibrahim lubis macammacam pengawasan dapat dibedakan dalam beberapa macam sesuai dengan segi yang di jadikan pangkal bertolaknya yaitu:
10
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 318-120
22
a. Dilihat dari segi bidang kerja atau objek yang di awasi. b. Pengawasan-pengawasan
di
bidang
penjualan
,
produksi,
pembiayaan, perbekalan, kualita, anggaran belanja, pemasaran, dan sebagainya. c. Dilihat dari segi subjek atau petugas pengawasan: pengawasan intern, ekstern, formal, informal, dan sebagainya d. Dilihat dari segi waktu pengawasan: pengawasan-pengawasan preventif,
represif,
tengah
prosesnya
penyimpangan
dan
sebagainya. e. Dilihat dari segi-segi lainya: pengawasan-pengawasan umum, khusus langsung, tak langsung, mendadak, teratur, terus- menerus, dan sebagainya11. 5. Pentingnya Pengawasan Sebagai fungsi dari manajemen bahwa pengawasan memiliki faktor penting dalam sebuah manajemen, ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi, faktor-faktor itu adalah : a. Perubahan
lingkungan
organisasi.
Berbagai
perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
11
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan ProyekDalam Manajemen, ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985) h. 159
23
diketemukannya
bahan
baku
baru,
adanya
peraturan
pemerintah baru, dan sebagainya. b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hatihati. c. Kesalahan-kesalahan. membuat
kesalahan,
Bila
para
manajer
bawahan dapat
tidak
secara
pernah
sederhana
melakukan fungsi pengawasan. d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila manajer
mendelegasikan
wewenang kepada
bawahanya,
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satusatunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan ttugas-tugas yang
telah dilimpahkan kepadanya
adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan. Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan12.
6. Ciri- Ciri Pengawasan yang Efektif Pelaksanaan Pengawasan yang efektif merupakan salah satu refleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri yang dibahas berikut ini. Pertama, pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. menemukan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran pengawasan tersebut. 12
Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs, 1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 594-595
24
Kedua, harus mampu mendeteksi deviasi atau penyimpangan yang mungkin terjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataaan. Ketiga, pengawasan harus menunjukan pengecualian pada titiktitik strategis tertentu dan harus mampu menentukan kegiatan apa yang perlu dilakukan dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikan ke orang lain. Keempat, objektivitas dalam melakukan pengawasan. Harus ada standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana kegiatan oprasional. Kelima, keluwesan pengawasan. diharapkan mempunyai contingency plan yang digunakan sebagai pengganti rencana utama yang telah ditetapkan apabila situasi menghendakinya. Dan jika terjadi pengawasan harus harus bersifat fleksibel pula. Keenam, pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi. seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, pola pertanggung jawaban, jalur komunikasi dan jaringan informasi. Kesemuanya ini harus diperhatikan dalam melakukan pengawasan. Ketujuh, efisiensi pelaksanaan pengawasan. Pengawasan dilakukan supaya keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efesiensi yang semakin tinggi. Oleh karena itu, pengawasan sendiri harus diselenggarakan dengan tingkat efisiensi yang setinggi mungkin pula. Kedelapan, pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. Dengan mengatasnamakan kecanggihan sistem pengawasan dewasa ini banyak digunakan dan dikembangkan berbagai teknik untuk memebantu para manajer melakukan pengawasan secara efektif seperti berbagai rumus matematika, bagan-bagan yang rumit, analisis yang terinci, dan data-data statistik. Di samping itu, tidak semua teknik tersebut cocok digunakan untuk setiap bentuk pengawasan yang perlu dilakukan. Kesembilan, pengawasan mencari apa yang tidak beres. Yaitu usaha mencari dan menemukan apa yang tidak beres alam organisasi apalagi kalau terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya padahal tidak terjadi peristiwa-peristiwa yang membenarkan penyimpangan tersebut.
25
Kesepuluh, pengawasan harus bersifat membimbing. maka harus berani melakukan tindakan yang diapandang paling tepat sehingga kesalahan yang telah diperbuat tidak terulang kembali13.
B. Bimbingan Manasik Haji 1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji Bimbingan manasik haji terbagi menjadi 3 kata yaitu bimbingan, manasik dan haji Untuk mengetahui pengertian bimbingan manasik haji diperlukan penjelesan lebih terperinci, karena setiap kata memiliki arti yang berbeda.Dengan demikian akan di dapatkan pengertian tentang bimbingan manasik haji tersebut. Jika ditelaah berbagai sumber pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut14. Perbedaaan tersebut disebabkan kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaaan itu hanyalah perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan 13
Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), h. 130-135 14 Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 93
26
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial15. Pandangan Menurut para ahli mengenai bimbingan seperti Frank Parson menyatakan bahwa “ Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu16”. Begitu juga menurut Smith hampir sama dengan Frank Parson dengan menyatakan “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada
individu-individu
guna
membantu
mereka
memperoleh
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik17”. Kemudian menurut Crow dan Crow menjelaskan dengan lebih terperinci dengan menyatakan “ Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang laki-laki ataupun perempuan, yang memeiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap 15
. Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” , h. 94 Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: Pt Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 94 17 Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94 16
27
manusia untuk membantuanya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebanya sendiri18. Dan terakhir menurut Moh. Surya menyatakan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan
diri
dan
perwujudan
diri
dalam
mencapai
tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan19. Jika pengertian bimbingan menurut pandangan para ahli yang telah di kemukakan di atas maka bimbingan adalah sebagai proses, bantuan, untuk memperoleh pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi mandiri. Setelah mendapatkan definisi tentang bimbingan maka selanjutnya mengenai definisi manasik, menurut Harahap Sumuran menerangkan bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Atau hal – hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di
18
Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
19
1995) h.2
28
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya20. Manasik merupakan kewajiban bagi setiap jamaah
yang akan menunaikan ibadah haji,
sebagaimana firman Allah SWT surat An-nahl ayat 43
“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (QS.An-Nahl: 43) Setelah mengetahui pengertian tentang bimbingan dan manasik maka selanjutnya adalah haji.Menurut bahasa, haji berarti menyengaja. Dalam bahasa arab, haji bisa dibaca dengan hajj atau hijj, meskipun pada dasarnya kata haji sering dibaca hijj. Jika dibaca hajj, haji berarti keterikatan atau kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus. Jika dibaca hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi rajul mahjuj berarti laki-laki menyengaja. Hanya saja kata hajj atau hijj kemudian biasa diartikan sebagai sengaja pergi ke Makkah untuk melangsungkan manasik haji.21Selanjutnya, kata hajj biasa digandengkan dengan kata lillah (semata-mata untuk Allah) sehingga membentuk kalimat al-hajj lillah, penambahan kata lillah ini didasari fakta bahwa haji sering disalahgunakan untuk bersikap sombong dan pamer. Oleh karena itu, kata hajj digandeng
20
Harahap Sumuran., Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008)
h. 362 21
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
29
dengan kata lillah sebagai bukti bahwa haji itu semata-mata dikerjakan hanya demi menggapai keridhaan Allah SWT, bukan demi status sosial. Ibadah haji mengandung arti keikhlasan dan ketaatan penuh kepadanya tanpa dibumbui maksud-maksud duniawi22. Sedangkan Menurut istilah, haji bermakna menyengaja pergi kebaitullah pada waktu-waktu tertentu untuk memuliakan dan mengagungkanya. Ibadah haji mempunyai sejumlah amalan yang harus dilakukan juga pada waktu tertentu, yang semuanya tidak akan sah apabila tidak dibarengi dengan niat atau keinginan yang kuat dan perjalanan jauh23. Ibadah haji mempunyai manasik dan amalan tersendiri. Manasik adalah setiap gerak dan perbuatan yang sengaja dilakukan untuk mendekatkan diri kepada allah SWT. Dari sini, seorang hamba (‘abid) juga disebut dengan nasik. Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun islam yang harus diyakini sekaligus ditunaikan oleh setiap muslim. Barang siapa yang mengingkarinya maka telah kafir 24. Dari pengertian di atas maka haji adalah ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi baitullah (ka’bah) pada waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu. Waktu pelaksanaanya dimulai dari bulan syawal, 22
Al-Kharsyi, “ala mukhtashar sayyidi khalil”, Jilid II, di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105 23
Al-Syarkhasi, “al-mabsuth”, jilid IV, Hal. 2 di kutip oleh ‘Ablah muhammad alkahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105 24
Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
30
zulqaidah dan sampai puncaknya pada bulan zulhijjjah. Sebagai salah satu rukun islam, ibadah haji diwajibkan 1 kali sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat utamanya yaitu memiliki kemampuan
ekonomi
maupun
fisik.
Faktor-faktor
lain
yang
berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan, transportasi dan akomodasi selam pelaksanaan haji. Seorang muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan serangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, sa’i, wukuf dan lain sebagainya25. Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi tentang
bimbingan manasik haji yaitu : sederetan
rencana kegiatan yang di rencanakan dan dibuat oleh sebuah kelompok, organisasi atau lembaga dalam memberikan bantuan seperti pelatihan, pembelajaran, baik bersifat teori, praktek dan visual, guna membantu memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam tata cara pelaksanaan ibadah haji atau hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji. 2. Fungsi dan TujuanBimbingan Manasik Haji Bimbingan manasik haji juga memiliki fungsi dan tujuan, Latif Hasan dan Nidjam Ahmad mengemukakan bahwa fungsi manasik adalah:
25
Abdul Halim,dan Ikhwan, Ensikklopedi haji & umroh, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2002) h. 84
31
a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji 1) Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu mengamalkanya pada saat pelaksanaan ibah haji di tanah suci 2) Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri regu atau rombongan 3) Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang lain26. b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji Setelah mengetahui fungsi manasik maka selanjutnya mengetahui tujuan manasik haji, Kementrian agama RI telah menjelaskan fungsi bimbingan manasik haji kedalam buku desain pola bimbingan manasik haji, didalam bukunya tujuan manasik haji ini untuk meningkatkan pengetahuan manasik haji dan dapat melaksanakan tata cara ibadah haji dengan benar sesuai tuntunan ajaran agama islam27. Tujuan Selanjutnya adalah untuk membentuk sosok calon jamaah haji yang memiliki pengetahuan manasik haji dan tata cara pelaksanaannya dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban
26
Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2003) cet
ke-2 h.17
27
Departemen Agama RIDirektorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2007)h. 26
32
sehingga dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketenuan ajaran agama islam28. Tujuan terakhir adalah supaya jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai dengan tuntutan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik29. 3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji Bimbingan manasik haji memiliki bentuk dan metode, didalam bentuk bimbingan manasik haji, terbagi dalam dua sistem yaitu bentuk kelompok dan bentuk massal30. Sedangkan metode bimbingan manasik haji ada 7 metode yang dapat di gunakan. Sebelumnya penulis akan menjelaskan tentang bentuk bimbingan manasik terlebih dahulu, bentuk bimbingan manasik haji yang pertama : a. Bentuk Kelompok Bimbingan kelompok pada dasarnya sifat dan masalahnya sama dengan bimbingan perorangan hanya saja di sampaikan kepada kelompok baik dalam kelompok kecil maupun kelompok yang lebih besar yang beranggotakan kelompok bimbingan yang 28
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2006), h. 35 29 Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Jakarta : Zikrul Hakim,2003) h.19 30 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta 2011, Tuntunan Praktis Manasik Haji Dan Umroh, (2011), h.7
33
berjumlah 45 orang (rombongan). Setiap kelompok dibagi menjdi 4 regu, dan masing-masing beranggotakan 11 orang termasuk ketua regunya. Dilaksanakan oleh KUA atau kecamatan, dilaksnakan di tempat yang cukup memadai seperti masjid berkoordinasi
dengan
kantor
departemen
agama
kab/kota.
Dilakukan sebanyak 7 kali, dengan tujuan membimbing calon haji secara lebih efektif, terutama pengetahuan tentang manasik haji31. Metode yang digunakan dalam bentuk kelompok ini bermacam-macam seperti metode ceramah, metode tutorial, metode simulasi, metode bermain peran, metode study kasus, metode peragaan dan terakhir metode diskusi. Untuk memperjelas metode ini maka akan di jelaskan satu persatu. 1. Metode Ceramah, metode ceramah dapat digunakan pada pembelajaran bimbingan secara massal dan materi bersifat informatif. Yang dimaksud metode ceramah adalah metode pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing
dihadapkan
peserta
pelatihan.
Dalam
pelaksanaanya pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu pembelajaran seperti proyektor, film side. Jenis , tempat dan
31
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007)h. 39
34
proses pembelajaran secara metode pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif32. Metode ceramah ini dapat digunakan apabila : 1) Pesertanya berjumlah banyak 2) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi yang telah tersedia, dan telah dipersiapkan sebelumnya 3) Digunakan apabila meetode lain tidak mungkin dilakukan mengingat materi dan peserta yang banyak33. 2. Metode Tutorial, metode tutorial merupakan istilah teknis pembelajaran yang diartikan sebagai bimbingan dan bantuan belajar. Metode tutorial merupakan kerangka prosedural pembelajaran
yang
menitik
beratkan
pada
pemberian
bimbingan dan bantuan belajar oleh pembimbing atau peserta sendiri agar satu sama lain saling memberi rangsangan belajar, sehingga pembelajaran menjadi dinamis dan demokratis. Tutor bukanlah sebagai guru tetapi sebagai teman belajar. Topik bahasan, seyogyanya bersifat problematik, di ambil dari materi pelaksanaan ibadah haji dan umrah, agar mengundang pemikiran dan diskusi yang digali dari buku-buku bimbingan manasik haji. Didalam pelaksanaanya yaitu: 32
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006) h. 11-12 33 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji, h 12
35
1) Pendahuluan skenario 2) Kegitan inti yaitu tanya jawab untuk menggali pendapat peserta, diskusi, simulasi dan kerja kelompok 3) Penutup, menyimpulkan pokok-pokok masalah34. 3. Metode Simulasi, metode simulasi digunakan apabila situasi sebenarnya tidak bisa dihadirkan. Maka diciptakan situasi tiruan yang dapat mendekati keadaan sebenarnya. Peserta berada pada situasi tiruan tersebut dan diharapkan dapat memahami situasi secara lebih baik sehingga pada giliranya nanti apabila melaksanakan dalam situasi sebenarnya calon haji dapat melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan baik. Alasan menggunakan metode simulasi yaitu35 : 1) Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi pesertab dalam pembelajaran. 2) Memberi kesempatan untuk mempelajari masalah dengan metode yang sistematik. 3) Menyajikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu dalam konteks kenyataan yang sebenarnya atau yang disimulasikan.
34
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006) h.24 35 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h.25-26
36
4) Melibatkan peserta untuk membuat berbagai keputusan dan melibatkan dirinya pada sederetan kegiatan. 5) Peserta mempunyai kesempatan untuk mengembangkan rasa empati, rasa tangging jawab dan keberanian dan keberanian untuk mengambil resiko. 4. Metode Bermain Peran, bermain peran berarti pembelajaran berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain itu harus berbuat, bertindak dan berbicara seperti peran yang dimainkanya, misalnya yang diperankan calon haji sedang melakukan thawaf, sa’i atau lontar jumrah. Bermain peran sangat mirip dengan simulasi, dengan demikian bahwa mmain peran adalah simulasi tiruan dari perilaku orang yang diperankan36.Tujuan bermain peran menumbuhkan kesadaran dan kepekaan serta positif, sehingga mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan manasik haji di arab saudi. 5. Metode Study Kasus, study kasus bukan untuk menjawab masalah secara cepat dan tepat, akan tetapi lebih bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dan menggambarkan penerapan konsep dan teknik pemecahan masalah serta pengambilan keputusan, yang mungkin timbul
36
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,
Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h. 27
37
dalam proses perjalanan calon haji. Pemecahan masalah dalam study kasus ini lebih menekankan pada alasan logika yang dipergunakan dalam pemecahan masalah, misalanya tentang penggunaan toilet di pesawat terbang, jamaah yang tersesat jalan, kehilangan uang atau barang, jamaah yang sakit dan wafat, kebakaran di pondokan37. 6.
Metode Peragaan, metode peragaan atau pagelaran dalam bimbingan calon haji dilaksanakan melalui: spanduk, poster, panel, maket ka’bah mini, mas’a dan jamrah yang ditempatkan pada tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh calon haji. Metode peragaan/pagelaran dalam bimbingan calon haji dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan dan pengetahuan, yang bersifat “tontonan sebagai tuntunan”38.
7. Metode Praktek, merupakan tindak lanjut metode sebelumnya sekaligus sebagai alat ukur sejauh mana calon haji memahami materi bimbingan yyang telah di sampaikan, praktek dilakukan dengan cara pembimbing menunjukan beberapa calon haji untuk berperan melakukan amalan-amalan ibadah tertentu,
37
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h. 40 38 Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, (2007) h. 66
38
calon haji melihat sambil mendengarkan petunjuk-petunjuk pembimbing39. 8. Metode Diskusi, dengan diskusi diharapkan peserta mampu mengungkapkan
pikiran-pikiranya
dan
menumbuhkan
kebersamaan. Bentuk diskusi ada 2 (dua) macam40. 1) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan materi yang disajikan oleh panelis 2) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ketua yang ditunjukndari peserta dan didampingi oleh narasumber. b. Bentuk Massal Setelah bentuk kelompok selanjutnya adalah bentuk massal dan metode yang di pakai. Bentuk massal yaitu bimbingan kepada jamaah secara umum, dapat dilaksanakan khusus intern kelompok terbang sendiri, maupun bersama-sama dengan kelompok yang lebih luas dan lebih besar dan juga bisa di artikan seluruh calon haji yang terdaftar di kantor Departemen Agama kabupaten/kota, dilaksanakan di tempat yang cukup memadai yaitu dilakukan di masjid yang telah ditunjuk 39
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, (2007) h. 67 40 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, h. 68
39
sebagai tempat pelaksanaanya, dilakukan sebanyak 3 kali dan sebagai pelaksana adalah kantor departemen agama kabupaten/kota yang dilaksanakan sekitar 3 bulan sebelum pemberangkaan calon haji ketanah air dengan bertujuan memberikan bekal akhir tentang praktek manasik haji dan penentuan kloter41. Metode yang digunakan dalam bentuk massal ini tidak berbeda dengan bentuk kelompok yang di dalamnya terdapat metode ceramah dan diskusi atau tanya jawab 1. Metode Ceramah, dalam bentuk massal ini di gunakan pada bimbingan manasik haji, akhlakul karimah, kesehatan dan penerbangan. Diharapkan pesan-pesan ataupun materi pelajaran yang di susun dan disiapkan dengan cara lebih mudah mencapai sasaran, dapat mendukung adanya jam pelajaran yang sangat singkat, hendaknya penceramah menggunakan alat bantu yang tersedia, karena penceramah yang mengandalkan penyampaian secara lisan saja akan mengakibatkan kebosanan bagi calon haji, untuk itu perlu umpan balik mengenai penjelasan isi ceramah42.
41
Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007) h. 40 42 Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji h. 66
40
2. Metode Diskusi seperti halnya dalam kelompok
metode
diskusi ini di harapkan para calon haji mampumengungkapkan pikiran-pikiranya dan menumbuhkan ke arah kebersamaan43.
43
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007) h. 60
BAB III
PROFIL KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah
Sejarah awal KBIH Nurul Hikmah yang diceritakan oleh H. Ahmad Damanhuri “Dimulai dariseorang guru ngaji yang bernama Kiayi Haji Bakri bin Haji Sari bin Haji Karung, beliau menceritakan bahwa dimana pada masa tahun 1965 orang tua dari ayah beliau telah memberikan kesempatan untuk berangkat berhaji ke tanah suci”1. H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa “Mulanya ayah sebagai guru ngaji beliau mengajar dari kampung ke kampung pada berbagai majlis, musholla dan masjid, daerah jangkauan beliau meliputi kecamatan Cipondoh, yang sebelum pemekaran meliputi wilayah Pinang dan beberapa lain hingga Ciledug dan daerah Tangerang lainnya”2. Karena tak hanya sebagai guru ngaji, beliau pun cukup dikenal sebagai penceramah dan aktifis organisasi keislaman seperti MUI. Kemudian H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa “Di wilayah pinang itu lah ayahhanda mengajar ngaji pada satu keluarga besar, yaitu keluarga Haji Djirun saudara Haji Djiran, orang tua dari Walikota Tangerang
1
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 18 mei 2014 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 18 mei 2014
2
41
42
Bapak H. Wahidin Halim. Dari sana sejarah bermula, merupakan Cikal bakal KBIH Nurul Hikmah sebagai lembaga bimbingan haji dimulai”3. Dengan berjalanya waktu, pada tahun 1984, ada beberapa orang dari keluarga Haji Djirun yang hendak melaksanakan ibadah haji, yaitu Almarhum Haji Aswadi Wirayudha. Namun, beliau menjelaskan bahwa karena tak satu pun dari mereka memiliki pengalaman untuk berangkat kesana dan belum ada KBIH seperti saat ini. Maka tercetus ide untuk meminta bantuan ke sang guru ngaji untuk membimbing mereka dari mulai tanah air hingga tanah suci4. Sementara sang guru tak siap keuangan untuk ikut hingga ke tanah suci. Penjelasan H. Ahmad Damanhuri menceritakan bahwa “Pada waktu itu Muncul ide dari keluarga Bapak Almarhum Aswadi Wirayudha untuk membiayai keberangkatan guru ngaji dengan cara urunan atau patungan”5. Mendengar itu, Bapak E Esdia Noor (almarhum) pun turut memberikan dukungan dan bantuan yang kala itu menjadi Camat Cipondoh. Sementara dari pihak K.H. Bakri pun mendapat restu dan dukungan dari guru beliau, Assegaf Usman dan tentunya dukungan dari keluarga besar beliau 6. Sejak saat itu, mulai tahun 1984 dan seterusnya hingga sekarang kepercayaan itu terus terjaga. “Bermula dari mulut ke mulut hingga saat ini
3
Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 2014 Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Tangerang, (2013) 5 Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 2014 6 Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Tangerang, (2013) 4
Seksi Kota
Seksi Kota
43
menjadi Yayasan Pendidikan Islam yang menaungi KBIH dan Sekolah dari tingkat RA, MI, SMP dan SMK7. B. Dasar Dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH Nurul Hikmah KBIH
Nurul
Hikmah
memiliki
dasar
dan
tujuan
sebagai
penyelenggara bimbingan manasik haji sebagai mana yang tercantum dalam Undang-undang
Republik
Indonesia
No.13
tahun
2008
tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, BAB VII Pembinaan pasal 30 bahwa “ Dalam rangka pembinaan Ibadah Haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk kelompok bimbingan8. dan juga pasal 17 PMA NO. 14 tahun 2012 bahwa “ Selain bimbingan yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat baik secara perseorang
maupun
kelompok
bimbingan
dapat
menyelenggarakan
bimbingan jamaah haji”9. Bimbingan tersebut harus memiliki ataupun mendapat izin dari kepala kanwil kemenag Prov. Banten. Dan di dalam akreditas KBIH Nurul Hikmah telah tercantum dasar penyelenggaraan bimbingan manasik sebagai berikut:
1. Dasar a.
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji, BAB VII Pembinaan pasal 30
b.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 371 Bab XI tahun 2002 tentang Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
7
Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 2014
8
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji. h. 19 9
Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kota Tangerang,Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh tentang Pembinaan KBIH 2013
44
b.
Keputusan
Ka.
Kanwi
W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999
Departemen tentang
Agama
penetapan
Nomor ijin
:
SK.
Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sebagai pembimbing ibadah haji.
c. SK Yayasan Dengan notaris Nanny Wahyudi, SH. No. 200 Tanggal 17 September 1995 dan terdaftar di Pengadilan Negeri No. HT.Dd1 04.14/1995/PN Tangerang d. Surat Keputusan Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nurul Hikmah Nomor : 03.157/YPI.KBIH/II/2012 e. Surat perjanjian / kesepakatan peserta dengan pengurus KBIH Nurul Hikmah Tangerang10.
2. Tujuan
Setelah memiliki dasar maka berdirinya KBIH Nurul Hikmah memiliki tujuan, tujuan berdirinya KBIH Nurul Hikmah yaitu merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi para calon tamu-tamu Allah dengan menyelenggarakan bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di tanah air maupun
di tanah suci, dengan prinsip tolong menolong
dalam rangka tercapainya haji mabrur11.
10
Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah, Cipondoh 18 Mei 2014 Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013) 11
45
C. Visi dan Misi Sebagaimana sebuah organisasai KBIH Nurul Hikmah juga memiliki visi dan misi, H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa visi KBIH Nurul Hikmah yaitu “membimbing dan melayani tamu Allah SWT sedangkan misi nya adalah Memberikan pelayanan bimbingan manasik haji sesuai syariat islam dengan tujuan mencapai haji yang mabrur12” D. Sarana Dan Prasarana 1. Sarana Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara resmi ibadah haji yang menempati sebuah kantor beralamatkan di Jl. K.H. Amsir No. 99 Rt/Rw 05/04 Kenanga, Kota Tangerang, Banten 15146. Untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar serta menunjang kinerja maka harus didukung dengan adannya sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KBIH Nurul Hikmah Tangerang, memiliki Majlis. Kantor , lapangan yang luas, Tempat parkir, toilet 2. Prasarana Dalam menunjang kegiatan para jamaah dalam memberikan pelayanan KBIH Nurul Hikmah memiliki prasarana yaitu Pengeras suara. Komputer, printer, Miniatur ka’bah, Ac, Telefon,Alat peraga, Kursi kerja dan tamu, Almari dokumen
12
Wawancara Pribdi dengan Ahmad damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 2014
46
D . Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah KBIH Nurul Hikmah 1. Struktur Kepengurusan Struktur organisasi sangat penting dan sangat berperan. Hal ini agar suatu kegiatan dengan kegiatan yang lainya lebih terarah dan tidak saling berbenturan. Selain itu, struktur organisasi juga diperlukan agar terjadi pembagian tugas yang seimbang dan objektif yaitu memberikan tugas sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing anggotanya. Strukturorganisasi yang baik yaitu menempatkan petugas yang tepat dan memiliki kompetensi. Hal ini dilakukan agar semua kegiatan lebih terarah, teratur dan terkontrol sehingga apabila terjadi persoalan dapat diselesaikan sedini mungkin. Adapun struktur organisasi KBIH Nurul Hikmah adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah (lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 201213)
Ketua
sekretaris
Humas
Bendahara
Pembinaan manasik
perlengkapan
Secara terperinci tugas-tugas atau fungsi-fungsi dari struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
13
Lihat dariPermohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 2012
47
1. Nama KBIH
: Nurul Hikmah
2. Tahun Berdiri
: 1984
3. Nomor ijin operasional
: SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999
4. Alamat
: Jl. K.H. Amsir No. 99 Rt 05/04 Kenanga, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten
5. Struktur Pengurus Ketua KBIH
: K.H. Bakri HS
Sekretaris
: 1. H. Ahmad Damanhuri, S.Pd 2. Abdul Majid, SHI
Bendahara
: 1. Hj. Siti Nur’aini 2. Vina Paniati, SE
Humas
: 1. H. Ahmad Baijuri, S.Pd 2. H. Mulyadi
Perlengkapan
: 1. Hj. Siti Rohmah, S.Pd 2. Hj. Siti Ummu Atiah
Pembinaan Manasik
: 1. K.H. Bakri HS 2. Ust. H. Ahmad Ghozali 3. Ust. H. Andi Lala, Lc 4. Ustz. Hj. Siti Munawwaroh, S.Ag14
14
Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 2012
48
2. Data Jumlah Jamaah Haji KBIH Nurul Hikmah Data jamaah meningkat dari tahun ketahun, setelah mengawali pemberangkatan tahun 1996 dengan jamaah 76 orang dan terbanyak pada tahun 2012 dengan jumlah jamaah yang berangkat adalah 275 orang, maka jumlah jamaah yang telah diberangkatkan dari tahun 1999 sampai 2014 berjumlah 2.944 orang, hal ini dapat di lihat dari data berikut: Tabel 3.1 Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah (Lihat dari profil Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013)15) No Tahun
Jamaah
No. Izin
1
1999
76
SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999
2
2000
88
3
2001
90
4
2002
134
5
2003
140
6
2004
173
1
2005
225
2
2006
190
3
2007
220
4
2008
225
5
2009
223
6
2010
225
7
2011
230
8
2012
274
9
2013
248
10
2014
183
Jumlah
2.944
15
Berlaku
Kw.28/I/HJ.01/KPTS/81/2002
Kw.28/I/HJ.01/KPTS/375/2004
Kw.28/I/HJ.01/KPTS/930/2006
Kw.28.3/3/HJ.09/3086/2009
Kw.28.3/3/HJ.09/4993/2012
Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013)
49
E. Pelayanan Jamaah Haji Pelayanan yang diberikan KBIH Nurul Hikmah Tangerang yaitu, meliputi dari transportasi, pelayanan kesehatan dan konsumsi yang dilakukan di tanah air dalam kegiatan bimbingan manasik haji . 1. Transportasi Pelayanan transportasi yang diberikan oleh KBIH Nurul Hikmah dalam menjalankan kegiatan bimbingan manasik haji, yaitu ketika melakukan kunjungan ke suatu tempat seperti mengunjungi pusat informasi Kementrian Agama Provinsi Banten dengan menggunakan bus Aerowisata yang dilengkapi dengan pengeras suara dan ac. 2. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang di berikan oleh KBIH Nurul Hikmah ketika berada di tanah air yaitu ketika dalam kegiatan bimbingan manasik haji, dengan cara melakukan pemeriksaan, dan pemeliharaan kesehatan jamaah, dengan memanggil dinas kesehatan setempat. Jamaah dapat memeriksakan diri seperti tensi darah, pengecekan gula darah, periksaan jantung dan lainlain. 3. Konsumsi dan Akomodasi Dalam kegiatan bimbingan manasik haji, konsumsi diberikan kepada jamaah pada jam istrahat ataupun jam makan siang, konsumsi ini di atur dan dikelola oleh KBIH Nurul Hikmah dari pengumpulan dana yang diberikan oleh jamaah, yang sebelumnya telah ada kesepakatan antara jamaah dan KBIH Nurul Hikmah.
50
Akomodasi merupakan tempat penginapan atas pengasramaan sebagai penampungan sementara pada waktu jama’ah haji di tempat embarkasi, debarkasi dan pemondokan selama berada di Arab Saudi. Untuk hotel dan konsumsi diatur oleh PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) atau pemerintah. Dalam pelaksanaan pelayanannya, KBIH Nurul Hikmah Tangerang berusaha untuk memberikan pelayanan dengan baik. Proses pelayanan dilakukan dengan terencana agar semua proses kegiatan manasik haji menjadi lebih efektif dan efisien.
BAB IV ANALISIS PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
Didalam bab ini menjelaskan tentang analisis tahapan-tahapan dalam pengawasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, tahapan ini terbagi menjadi 5 tahapan yaitu : Penetapan Standar, Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan terakhir Pengambilan Tindakan Koreksi bila Diperlukan, tahapan-tahapan ini dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah pada kegiatan bimbingan manasik haji. A. Penetapan Standar Bimbingan Manasik Haji Pada tahapan yang pertama ini yaitu penetapan standar, setiap organisasi ataupun perusahaan harus menerapkan penetapan standar dalam kegiatanya, termasuk juga sebuah KBIH. KBIH Nurul Hikmah sendiri memiliki penetapan standar dalam bimbingan manasik haji. Penting bagi sebuah kegiatan manasik memiliki penetapan standar karena akan mengatur dan mengarahkan jalannya setiap kegiatan agar tidak melenceng kemanamana dalam memberikan bimbingan manasik haji, dan juga harus sesuai kebutuhan yang diperlukan jamaah yang ingin berangkat ke tanah suci. Sebenarnya penetapan standar dalam bimbingan manasik telah ada dan telah ditetapkan oleh kementrian agama.
50
51
Sebagaimana sesuai dengan keputusan pemerintah Kementrian Agama Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh, dalam menetapkan standar bimbingan manasik haji ke dalam sebuah buku paket bimbingan
manasik haji dan
umroh yang di berikan kepada para calon jemaah haji. Didalam nya menjelaskan keseluruhan petunjuk manasik haji dan umrah, tata cara pelaksanaan ibadah haji meliputi ketentuan hukum dan hikmah tasyri’nya dilengkapi dengan tanya jawab manasik haji dan umrah, penjelasan beberapa tempat bersejarah serta syiar-syiar perhajian yang dianggap perlu. Keberadaan buku standar bimbingan manasik haji dari kementrian agama di antara buku-buku pedoman dan panduan ibadah haji yang lainya saling berhubungan. KBIH Nurul hikmah sendiri menetapkan standar dalam bimbingan manasik haji, menurut H. Ahmad Damanhuri sebagai sekretaris KBIH Nurul Hikmah penetapan standar bimbingan manasik meliputi “dua unsur, yang pertama yaitu standar dalam materi bimbingan manasik haji, yang kedua standar pembimbing manasik haji”1. 1. Materi Bimbingan Manasik Haji Beliau menjelaskan dalam bimbingan manasik haji yang dilakukan KBIH Nurul Hikmah materi yang digunakan adalah “standar materi yang dilihat dari buku panduan bimbingan manasik haji yang di terbitkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia”2, yang di dalamnya mencakup tuntunan praktis manasik haji, do’a dan dzikir manasik haji dan umroh. Bukan hanya itu saja namun ada tambahan-tambahan materi di lihat dari 1
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
2
52
berbagai kitab di antaranya buku tentang fiqih haji dan juga kitab karangan KH. Abdurahman Bin H. Nawi yang telah di terjamahkan kedalam bahasa melayu, yang kemudian dibagikan kepada jamaah, dengan jamaah mendapatkan buku pegangan ataupun buku panduan manasik haji, diharapkan adanya keinginan untuk selalu belajar selain ketika bimbingan manasik haji sebagaimna penyataan dari H. Ahmad Damanhuri menginginkan “para jamaah agar selalu bersemangat untuk mempelajari materi-materi manasik haji dimanapun dan kapanpun jika ada waktu senggang”3. Setelah melakukan observasi mengenai materi yang digunakan ternyata sesuai apa yang telah dibicarakan sebelumnya, buku dan kitabkitab itu ada serta jamaah pun memilikinya sebagai buku panduan ataupun pegangan mereka, selain mengecek ada ataupun tidak nya buku dan kitab itu, penulis juga mengecek langsung isi terhadap buku dan kitab yang telah disebutkan di atas yang dijadikan sebagai buku panduan . Dengan adanya buku dan kitab-kitab itu bisa dipastikan kebenaran sumber dari materimateri tersebut. Materi- materi yang sudah ada digabungkan dalam sebuah silabus menjadi jadwal bimbingan manasik haji. Sebagaimana yang telah disampaikan H. Ahmad Damanhuri bahwa “Dengan materi yang cukup baik, dan diatur serta dibentuk silabus yang tepat maka diharapkan para jemaah lebih dapat memahami secara keseluruhan materi-materi yang di
3
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
53
jelaskan sebagai bekal ilmu pengetahuan tentang ibadah haji”4, dengan demikian perjalanan ibadah haji akan lebih memudahkan para jemaah untuk menjadi haji yang mabrur. Serta jamaah tidak kecewa terhadap pemberian materi yang telah diberikan oleh para pembimbing manasik setelah adanya materi yang telah dirancang dan dibentuk menjadi jadwal bimbingan manasik haji. Hal serupa juga dikatakan oleh mantan jamaah salah satunya bapak H. Abdul Rahman yang berangkat pada tahun 2011 dengan mengatakan “Materi- materi yang ada dan di pelajari di KBIH Nurul Hikmah cukup baik dan tidak melebar kemana-mana, dan sesuai jadwal manasik yang telah diberi sebelumnya”5. Begitu juga seperti yang di katakan oleh bapak H. Ade Muktiar yang merupakan mantan jamaah yang selama 5 tahun terakhir berada dan di perbantukan namun bukan pengurus pada KBIH Nurul Hikmah dan juga sebagai jamaah yang berangkat tahun ini, mendapat bimbingan dan materi langsung, beliau mengatakan bahwa “Materi yang didapat cukup baik dan maksimal, dengan adanya buku panduan yang diberikan oleh KBIH Nurul Hikmah jamah dapat belajar sendiri, dan juga dengan materi do’a, hafalan-hafalan dan informasi haji yang di berikan sesuai yang dibutuhkan jamaah”6.
4
Wawancara Pribadi dengan. Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 2014 Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 2014 6 Wawancara Pribadi dengan Ade Muktiar, Cipondoh, 26 Agustus 2014 5
54
2. Pembimbing Manasik Haji Faktor pembimbing merupakan hal yang penting di karenakan sampai tidaknya sebuah materi tergantung pembawaan dan penyampaian yang dilakukan oleh pembimbing manasik haji, maka hal tersebut memiliki makna bahwa pembimbing manasik haji harus dilaksankan oleh orang-orang yang profesional yaitu memiliki keahlian dan ketrampilan teknik dibidangnnya mengejar hasil berkualitas dilandasi dengan kejujuran, keikhlasan, dedikasi dan rasa tanggung jawab, memperhatikan hal tersebut diatas maka pembimbing haji merupakan kunci keberhasilan jamaah haji menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama islam dengan lancar. Dengan tantangan jumlah jemaah haji yang besar dengan keragaman menjadikan jemaah haji makin kritis dan sensitif maka di butuhkan standar pembimbing yang sesuai, KBIH Nurul Hikmah memilih pembimbing yang memiliki standar yang harus ada di pembimbing tersebut. Tentang standar menjadi pembimbing, KBIH Nurul Hikmah menetapkan standar yaitu: a. Yang di tokohkan dalam musyawarah yayasan dan pengurus b. Berpengalaman, memiliki pengalaman terhadap perhajian (pernah haji), karena setiap tahunya keadaan di arab saudi selalu berubah khususnya di Mekkah dan di Madinah sebagai tempat beribadah haji. c. Menguasai keilmuan, maksudnya adalah memahami dan mengetahui informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, baik mengenai manasik,
55
panduan perjalanan ibadah haji, petunjuk kesehatan dan kemampuan mengamalkannya. d. Kompetensi di bidangnya, memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bimbingan manasik haji7. . Pemilihan pembimbing manasik haji bukan hal sepele, karena pembimbing merupakan penyambung lidah antara pengurus terhadap jamaah. Pembimbing yang ada di KBIH Nurul Hikmah menurut H. Ahmad Damanhuri “Kebanyakan merupakan anggota keluarga yang sudah memiliki standar yang telah ditentukan oleh KBIH, yang setiap tahunnya berangkat secara bergilirilan,
dalam upaya selalu mengetahui kondisi
yang ada di arab saudi”8. Namun beliau menambahkan
bukan hanya
pembimbing dari kalangan keluarga saja, KBIH Nurul Hikmah juga mengundang dari Kementrian Agama Kota Tangerang Penyelenggara Ibadah Haji Dan Umroh, untuk menjadi pembimbing manasik haji. Pada KBIH Nurul Hikmah sendiri, pembimbing manasik juga mempergunakan pembimbing wanita yang membatu terhadap kegiatan manasik haji, dan memudahkan bagi jamaah perempuan untuk saling berkomunikasi jika merasa segan terhadap pembimbing lawan jenis, karena biasanya masalahmasalah wanita lebih kompleks.
7
Wawancara pribadi dengan Ahmad damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 21 juli 2014
8
56
Setelah melakukan penelitian penulis mumbuktikan sendiri dengan melihat langsung bahwa pembimbingan manasik bukan hanya dari pria saja tetapi memiliki pembimbing wanita dan KBIH Nurul Hikmah mengundang dari kementrian agama kota tangerang, pembimbing dari Kementrian Agama Kota Tangerang lebih memfokuskan memberikan tentang informasi-informasi seperti kebijakan-kebijakan pemerintah tentang perhajian, seperti memberikan penjelasan waktu pelunasan dan informasi tentang perhajian. Menurut H. Ahmad Damanhuri “ Pembimbing harus menjadi sosok yang dekat dengan jamaah”9, bagi jamaah sendiri pembimbing merupakan sosok sebagai teman, atau tempat curhatan, dan diskusi tentang haji, pernyataan beliau sepadan dengan tindakan para pembimbing yang cukup baik dalam memberikan materi dan cukup dekat dengan jamaah, dilihat dari setiap pertemuan pada jadwal manasik haji terlihat masih adanya jalinan komunikasi ketika waktu istirahat ataupun pada waktu berakhirnya bimbingan, antara jamaah dengan pembimbing. Hal ini juga dirasakan oleh jamaah yang berangkat pada tahuntahun sebelumnya sebagaimana yang dikatakan oleh H. Abdul Rahman mengenai
pembimbing
manasik
haji
beliau
memiliki
pendapat
bahwa“pembimbing yang ada di KBIH Nurul hikmah sudah cukup baik, mereka memiliki kemampuan untuk membimbing serta pengetahuan dalam perhajian, dan dekat dengan jamaah, memberikan materi dengan 9
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 2014
57
cukup baik dan mudah di pahami. Serta adanya informasi-informasi yang diberikan oleh kementrian agama kota tangerang yang diwakili oleh orang-orang yang profesional”10, begitu juga dengan Hj. Sofiah yang berangkat berbarengan dengan H. Abdul Rahman menilai terhadap pembimbing yang ada di KBIH Nurul Hikmah “Sebenarnya cukup bagus, memiliki pembimbing perempuan yang memudahkan untuk saling diskusi cuman ada beberapa hal yang membuat materi tidak sampai dengan jelas, dikarenakan kesalah penetapan tempat duduk bagi wanita diberlakukan dibelakang namun suara dari pembimbing tidak terdengar walaupun sudah memakai pengeras suara”11. B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Pada tahap ke dua ini di dalam pengawasan yaitu penentuan pengukuran
pelaksanaan
kegiatan
oleh
KBIH,
memiliki
penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan sendiri. Menurut T. Hani Handoko menjelaskan pada tahap ini dapat digunakan beberapa pertanyaan yang dapat di tanyakan seperti, berapa kali? (how often), dalam bentuk apa? (how from), siapa? (how)12. Dengan pertanyaan-pertanyaan di atas maka akan didapati pengukuran pelaksanaan kegiatan sesuai tidak yang telah direncanakan sebelumnya, jika ditanya berapa kali, berarti dapat diartikan berapa kali KBIH Nurul Hikmah melakukan bimbingan manasik? Menurut Ahmad Damanhuri didalam KBIH 10
Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 2014 Wawancara Pribadi dengan Sofiah, Mauk, 25 Agustus 2014 12 T. Hani Handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.364 11
58
Nurul Hikmah sendiri memiliki jadwal bimbingan manasik haji tahun 2014 ini yang telah direncanaka dan“Dimulai dari hari minggu tanggal 12 januari 2014 sampai dengan 10 agustus 2014 dengan demikian jumlah bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul hikmah sebanyak 24 kali sampai pertemuan kepulangan dari tanah suci”13. Bimbingan sebanyak 24 kali ini dapat dilihat dan dapat diketahui apa saja materi yang akan di dapat karena jadwal manasik ini diberikan kepada seluruh jamaah, jadwal manasik KBIH Nurul Hikmah yaitu: Tabel 4.2 Jadwal Bimbingan Manasik KBIH Nurul Hikmah (Sumber dari : Jadwal Pengajian Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah 201414)
NO HARI/TANGGAL
MATERI
1
Pembukaan
Minggu 12/01/2014
PENGISI bimbingan
manasik haji 2
Minggu 19/01/2014
Dalil haji dan umroh
3
Minggu 26/01/2014
Keutamaan ibadah haji
4
Minggu 02/02/2014
Keutamaan
tanah
suci
makkah 5
Minggu 09/02/2014
Hikmah ibadah haji
6
Minggu 16/02/2014
Adab-adab
dalam
perjalanan ibadah haji
13
7
Minggu 23/02/2014
Sholat di dalam perjalanan
8
Minggu 02/03/2014
a. Qoshor
9
Minggu 09/03/2014
b. Jama
10
Minggu 16/03/2014
c. Jama’taqdim
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 2014 Lihat dari Jadwal Pengajian Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah 2014
14
KET
59
11
Minggu 23/03/2014
12
Minggu 30/03/2014
d. Jama’ takhir Tempat-tempat
mustajab
di makkah dan sekitarnya 13
Minggu 06/04/2014
Fadilah
madinah
almunawaroh 14
Minggu 13/04/2014
Keutamaan mesjid nabawi
15
Minggu 20/04/2014
Ziarah kemaqom rasullah
16
Minggu 27/04/2014
Adab-adab
dalam
berziarah 17
Minggu 04/05/2014
Doa rowdhoh
18
Minggu 11/05/2014
Kunjungan
ke
pusat
informasi haji banten 19
Minggu 18/05/2014
Praktek umroh
20
Minggu 25/05/2014
Prktek haji
21
Minggu 01/06/2014
Penutupan manasik haji
22
Minggu 13/07/2014
Buka puasa bersama (15 ramadhan 1434)
23
Minggu 10/08/2014
Halal bi halal / pelepasan jamaa’ah haji
24
Minggu
Syukuran
kepulangan
jamaah haji 2014
Setelah peneliti melakukan observasi dan mengikuti bimbimbingan manasik pada KBIH Nurul hikmah maka penjelasan dari bapak Ahmad Damanhuri dengan mengatakan bimbingan pada KBIH Nurul Hikmah sebanyak 24 kali maka apa yang dikatakan oleh beliau benar namun sekarang masih 23 kali karena untuk manasik yang terakhir yang ke 24 kali belum
60
ditentukan waktunya, karena manasik yang ke 24 ditentukan oleh pemulangan jamaah terlebih dahulu. Hal ini juga dibenarkan oleh mantan jamaah bapak H. Rahman yang telah berangkat pada tahun 2011, beliau mengungkapkan ketika ikut pada KBIH Nurul Hikmah “Kegiatan bimbingan manasik haji sebanyak 24 kali dengan ketentuan bimbingan pada ke 24 kalinya setelah pulang dari tanah suci”15. Banyaknya manasik haji yang dilakukan KBIH Nurul Hikmah menurut
H.
Ahmad
Damanhuri
mengungkapkan“Dengan
banyaknya
pertemuan akan menciptakan intensitas dan ke akraban terhadap sesama jamaah untuk saling mengenal, karena mereka akan hidup bersama-sama ketika melaksanakan ibadah haji di tanah suci”16. Dengan banyaknya manasik haji melalui penerapan tersebut maka para calon jamaah diharapkan lebih memahami materi-materi yang akan disampaikan karena dengan bimbingan yang memiliki pertemuan cukup banyak ini, maka banyak materi yang akan di sampaikan tentang ilmu-ilmu perjalanan ibadah haji cukup mendetail, di dalam jadwal bimbingan manasik haji. Kegiatan manasik haji setiap pertemuannya dilakukan kurang lebih selama 4 jam di mulai dengan pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 12:00 WIB, dilakukan 2 sesi, sesi pertama menjelaskan materi yang telah terjadwal, sesi kedua menjelaskan tentang informasi haji, seperti pelunasan haji dan info umum lainya. Pada sesi pertama biasanya sebagai pemberi materi oleh 15
Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 2014 Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
16
61
pembimbing yang telah di tunjuk sebelumnya namun pada sesi kedua pengisi materi dilakukan oleh orang dari Kementrian Agama Kota Tangerang Setelah melakukan observasi dengan mengikuti kegiatan manasik haji, kegiatan manasik dimulai pada pukul 08:00 WIB tanpa adanya saling menunggu antara para pengurus dengan jamaah dan selesai pada waktu 12:00 WIB, dan juga pada sesi kedua peneliti menemukan bahwa memang benar pembimbing dari kementrian agama hanya memberikan informasi-informasi walaupun kadang-kadang kembali mengulas materi pada sesi pertama. Setelah pertanyaan pertama telah dijawab mengetahui maka selanjutnya adalah
pertanyaan dalam bentuk apa (how from)? didalam
pertanyaan ini maka dapat diartikan bahwa pertanyaan ini menjelaskan dalam bentuk apa bimbingan yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah? Ahmad damanhuri menjelaskan bahwa
dalam bimbingan manasik haji yang
dilakukan KBIH Nurul Hikmah“Bimbingan dilakukan dalam bentuk kelompok, dengan bentuk kelompok ini dengan maksud agar lebih memudahkan dalam penyampaian materi, dan juga agar lebih efektif dan efisien”dalam pelaksanaanya jamaah juga dikelompokan lebih kecil lagi seperti 1 kelompok di isi oleh 10-20 orang dengan maksud pembimbing memberikan arahan ataupun materi agar jamaah cepat menangkap arahan itu. Didalam sebuah bentuk manasik haji biasanya akan diiringi dengen metode-metode untuk mendukung penyampaian materi, seperti yang dikatakan oleh Ahmad Damanhuri “KBIH Nurul Hikmah menerapkan bentuk
62
bimbingan dengan bentuk berkelompok dan mengggunakan 3 metode yaitu metode ceramah, metode praktek, dan memberikan video visual”17, Metode ini diterapkan dari tahun-tahun sebelumnya seperti yang dikatakan oleh Hj. Sofiah beliau mengatakan “Ketika melakukan manasik haji, pembimbing memberikan materi dengan cara-cara yang berbeda yaitu ceramah, praktek dan video visual”18. Bapak H. Ade muktiar pun memberikan tanggapanya“Dengan 3 metode ini diharapkan jamaah tidak akan merasa bosan, jika hanya menerapkan metode-metode yang sama akan adanya kebosanan dari jamaah, seperti yang di ketahui ada hal-hal ketika dalam manasik haji diperlukan metode lain seperti praktek maupun dengan melihat pengalaman yang sudahsudah lewat video visual”19. Pada metode ceramah ini digunakan saat penyampaian materi manasik haji, bisa digunakan dalam pengetahuan tentang kesehatan dan pada waktu penerbangan, pesan-pesan dan penjelasan dari penceramah atau pembimbing yang menyampaikan materi tersebut, diharapkan ketika akan melakukan metode ceramah bahan yang akan disampaikan disusun dan disiapkan dengan cara yang lebih mudah dipahami agar dapat mencapai sasaran guna mendukung pencapaian jam pelajaran yang sangat minim, dan juga harus dilengkapi dengan tanya jawab agar tidak monoton dan juga memberi
17
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 2014 Wawancara Pribadi dengan Sofiah, Mauk, 25 Agustus 2014 19 Wawancara Pribadi dengan Ade Muktiar, Cipondoh, 26 Agustus 2014 18
63
kesempatan untuk terciptanya interaksi antara pembimbing atau penceramah dengan jamaah. Pada metode ceramah yang dilakukan KBIH Nurul Hikmah adalah dengan menempatkan para jamaah masuk ke dalam majlis dan diatur sedemikian dengan jamaah pria ditempatkan di depan dan jamaah wanita di tempatkan dibelakang, pembimbing ditempatkan di depan dengan dibantu alat pengeras suara yang sudah di sediakan, dan selanjutnya diserahkan kepada pembimbing.untuk pengarahan dan penjelasan materi sesuai jadwal yang tercantum dalam pertemuan bimbingan manasik haji. Setelah selesai memberikan ceramah selanjutnya dilakukan uji tes dengan cara acak menunjuk jamaah dan menjelaskan apa yang telah di sampaikan serta mengulang lagi hafalan-hafalan yang telah diberikan sebelumnya. Dengan metode ini di harapkan jamaah terus memperhatikan dan lebih memahami. Dalam metode ceramah ini digunakan pada waktu pertemuan ke 1 sampai ke pertemuan ke 17, karena pertemuan pertama sampai ke tujuh belas ini materi lebih mengarahkan ke jamaah mengerti dan memahami pengertian, hafalan serta do’a-do’a ketika jamaah berada disuatu tempat ketika melaksankana ibdah haji. Berbeda dengan metode ceramah metode praktek dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) bentuk, yang pertama dapat dilakukan sebagaimana lazimnya pelajaran praktek yang selama ini digunakan dalam bimbingan manasik, dengan jamaah berpakaian ihram, kemudian melakukan thawaf, sa’i, wukuf, melontar jamrah yang seluruh gerakanya diikuti oleh jamaah, selain itu
64
pembimbing
memberi
penjelasan-penjelasan
seperlunya
agar
tidak
mengganggu proses praktek yang menjadi pusat perhatian. Yang kedua dapat dengan cara pembimbing menunjukan kepada calon haji untuk berperan melakukan amalan-amalan ibadah tertentu, seperti memberikan materi praktek dengan cara calon haji melihat sambil mendengarkan petunjukpetunjuk pembimbing dan kemudian untuk calon haji pembimbing memberikan pengarahan terlebih dahulu kemudian memperaktekkan dan selanjutnya semua jamaah mengikuti apa yang telah di praktekan, metode praktek ini digunakan pada pertemuan ke 18 sampai ke 21 karena dalam pertemuan ke 18 sampai 21 tidak bisa digunakan dengan metode ceramah saja namun dibutuhkan metode praktek seperti bagaimana menggunakan ikhram, thawaf, sai, lempar jumrah. Selanjutnya memberikan pelayanan video visual yang harus di dukung dengan media yang memungkinkan seperti proyektor dan media lainya, pada pertemuan ke 18, KBIH Nurul Hikmah pada tahun ini mengajak
para
jamaahnya berkunjung ke Kementrian Agama Provinsi Banten yang di mana di sana memiliki gedung infomasi yang dilengkapi dengan media-media yang mendukung seperti ruangan yang luas yang dapat menampung orang sekitar 200 dan dilengkapi dengan layar dan proyektor . Jamaah hanya tinggal duduk dan mengikuti arahan dan menonton video yang telah di siapkan biasanya video tentang perjalan ibadah haji. Bukan hanya itu saja fasilitas yang ada di kementrian agama provinsi banten namun ada miniatur ka’bah dan kesempatan itu digunakan untuk pertama kalinya melakukan praktek
65
menggunakan ihram yang sudah disiapkan sebelumnya oleh jamaah dan pembimbing mengarahkan untuk melakukan thawaf, sa’i. Pertanyaan terakhir , yaitu untuk menjawab pertanyaan siapa (who)? Dapat diartikan, bahwasiapa saja yang terlibat dalam bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? Ahmad Damanhuri mengatakan “Ada 3 unsur yang berperan dalam bimbingan manasik ini yang pertama adalah adalah pengurus KBIH itu sendiri, yang kedua adalah jamaah dan terakhir adalah Kementrian Agama Kota Tangerang”20. Pengurus KBIH Nurul Hikmah merupakan di ambil dari keluarga dan letak tinggalnya pun berdekatan dengan hal seperti itu memudahkan dalam menjalankan tugas dari masingmasing bidang yang telah di tentukan sebelumnya namun biasanya tugas itu pun di kerjakan secara fleksibel semua bekerja sesuai kemampunya, pembimbing juga termasuk kedalam kepengurusan karena KBIH ini dengan menggunakan sistem keluarga jadi pembimbingnya pun dari keluarga. Dengan melakukan observasi dan melihat langsung, semua yang ada dalam pengurusan merupakan keluarga, baik itu suami istri ataupun kakak beradik. Tentang hal ini H. Rahman memberikan tanggapan bahwa kebanyakan KBIH mengunakan keluarga sendiri sebagai pengurusnya, begitu juga dengan KBIH Nurul Hikmah, mungkin dengan memiliki kepengurusan yang dikelola oleh keluarga sendiri lebih mudah berinteraksi tidak adanya jarak dan jika terjadi kesalahan maupun masalah dapat dibicarakan dengan cepat. 20
Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
66
Kemudian yang berperan dalam bimbingan manasik haji berikutnya adalah jamaah, jamaah yang ada di KBIH Nurul Hikmah merupakan dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda dilihat dari pendidikan, bahasa, pekerjaan dan letak tempat tinggal, perbedaan latar belakang tersebut berperan dalam bimbingan manasik haji seperti halnya terhadap latar belakang pendidikan, pendidikan merupakan hal yang paling penting dengan memiliki pendidikan pola pikirnya pun dalam menangkap materi-materi yang disampaikan akan mudah ditangkap namun jika pendidikan jamaah rendah maka penyerapan materi cukup sulit hal itu yang di kemukakan oleh sekretaris KBIH Nurul Hikmah Ahmad Damanhuri mengatakan “Tingkat penyerapan materi ditentukan oleh pendidikan para jamaahnya kemudian di lanjutkan dengan faktor bahasa yang kadang kala para jamaah tidak menggunakan bahasa indonesia melainkan bahasa daerah yang sudah kebiasaan setiap harinya kemudian faktor selanjutnya adalah faktor usia yang dimana para jamaah yang ada di KBIH Nurul Hikmah beragam usianya”21. Unsur terakhir ialah Kementrian agama, khususunya Kementrian Agama
Kota
Tangerang
sebagai
lembaga
yang
mengkoordinir
penyelenggaraan haji di kota Tangerang, serta mengontrol atau mengawasi tindakan-tindakan yang diambil oleh KBIH dengan cara ikut serta dalam bimbingan manasik, yang di dalam bimbingannya bertugas dalam menjelaskan informasi-informasi terkait haji, Seperti tentang pelunasan pembayaran BPIH ( biaya perjalanan ibadah haji). 21
Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 21 juli 2014
67
C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Pada tahapan yang ke tiga ini merupakan tahapan yang berguna untuk mengatahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan. Jadi sejauh mana KBIH Nurul Hikmah melakukan bimbingan manasik haji. untuk mengetahui hal tersebut, KBIH Nurul Hikmah melakukan dengan cara pengawasan langsung, dengan para pengurus KBIH Nurul Hikmah terjun langsung dalam setiap kegiatan bimbingan manasik haji sesuai dengan tugasnya, dan juga melakukan tinjauan pribadi dengan cara pimpinan KBIH Nurul hikmah yang di jabat oleh K.H. Bakri HS yang di bantu oleh putranya sebagai sekretaris selalu mengikuti jalanya kegiatan bimbingan manasik haji, dengan semuanya terjun langsung termasuk ketua KBIH Nurul Hikmah maka pimpinan dapat mengetahui sejauh mana kegiatan para jamaah dan para anggota penyelenggara bimbingan manasik haji, dalam melaksanakan tugas kegiatan bimbingan manasik haji. Hampir dalam setiap kesempatan kegiatan manasik haji di KBIH Nurul Hikmah pimpinan secara langsung selalu memberikan materi, ataupun pengarahan. Seperti yang dikatakan H. Ahmad Damanhuri “Semua pengurus di KBIH Nurul Hikmah selalu mengikuti kegiatan bimbingan manasik sesuai dengan bidangnya walaupun sering juga adanya fleksibel (adanya rangkap tugas) dalam kegiatan manasik haji”22. Dengan semuaya pengurus ikut serta dalam kegiatan manasik, jika terjadi kendala-kendala atau masalah-masalah dalam bimbingan manasik haji akan langsung diselesaikan. Berarti bisa 22
Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
68
dikatakan adanya keterbukaan antara jamaah dengan kepengurusan KBIH Nurul Hikmah. Namun jika tidak ikut dalam bimbingan manasik biasanya pimpinan KBIH Nurul Hikmah melakukan tinjauan secara tidak langsung dengan meminta siapa yang mengambil alih manasik atau siapa yang memberikan materi manasik untuk melaporkan kegiatan yang sudah dilaksanakan ataupun melihat dari data-data, melihat hasil dokumentasi, dan juga dari pertanyaan kepada jamaah. Namun tidak jarang pula adanya data laporan tertulis yang di laporkan kepada pimpinan ataupun komunikasi secara langsung maupun tidak langsung antara pimpinan terhadap para pembimbing manasik
haji saling berdiskusi memberikan pendapatnya masing-masing
terhadap perkembangan jamaah dalam bimbingan manasik haji. Dengan hal seperti itu akan menimbulkan kekompakan dalam kepengurusan dan dalam kegiatan bimbingan manasik haji, Setelah melakukan penelitan pada kegiatan bimbingan manasik di KBIH Nurrul Hikmah, pelaksanaan kegiatan manasik haji dilakukan bukan hanya pembimbing yang mengatur namun seluruh kepengurusan KBIH Nurul Hikmah termasuk pimpinan sering memberikan arahan dan materi sesuai dengan jadwal pertemuan saat itu. Hal serupa juga ditegaskan oleh H. Ade Muktiar memberikan tanggapan bahwa di KBIH Nurul Hikmah melaksanakan bimbingan manasik dilakukan oleh semua pengurus dan juga selalu adanya diskusi antar pengurus, saling adanya tukar pikiran jika terjadi kesalahan-kesalahan, bisa dibilang segala sesuatunya dibicarakan secara kekeluargaan.
69
D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji, setiap kegiatan harus sesuai yang telah ditetapkan dan menjadi standar yang telah ditentukan seperti: 1. Penentuan Penetapan Biaya Bimbingan Manasik Haji, KBIH tidak dibenarkan memungut biaya kecuali kecuali biaya bimbingan atas dasar kesepakatan dengan ketentuan sebagaimana yang telah disampaikan pada acara pembinaan KBIH dilingkungan kemenag Kota Tangerang pada tahun 2013 , didalam penentuanya penetapan biaya bimbingan manasik dengan ketentuan tidak memberatkan calon jamaah, penggunaanya harus jelas sesuai dengan program bimbingan di tanah air dan di arab saudi, diketahui dan disetujui oleh Kepala Kantor Kemenag setempat. H. Ahmad Damanhuri menjelaskan biaya bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah sebesar Rp. 3.500.000 (Tiga Juta Lima Ratus) dengan jumlah nominal tadi akan mendapatkan ilmu manasik haji dan umroh sebanyak 24 kali pertemuan, praktek haji dan umroh serta ziarah. Rincian anggaran pembinaan manasik pada KBIH Nurul Hikmah yaitu : Tabel 4.3 Anggaran Bimbingan Manasik Haji (Lihat dari : Data Anggaran Pembinaan Manasik 201423) 1.
23
Komponen Administrasi
Lihat dari data anggaran pembinaan manasik 2014
70
2
1.1 Kitab manasik
Rp 35,000
1.2 Administrasi kegiatan pembinaan
Rp 35,000
1.3 Administrasi IT dan komunikasi
Rp 25,000
Komponen Pembinaan Pembinaan 2.1 Kegiatan manasik haji
Rp 650,000
2.1.1 Honor pembimbing
Rp 30,000
2.1.2 Transport pembimbing
Rp 25,000
2.2Kegiatan Praktek PIH Banten 2.2.1 Honor pembimbing
Rp 25,000
2.2.2 Trasport pembimbing
Rp 25,000
2.2.3 Transport
dan
konsumsi Rp 100,000
praktek di pusat informasi haji prov. Banten
3
Akomodasi 3.1 Konsumsi pembinaan manasik pada: pembukaan, penutupan bimbingan, buka puasa bersama, halal bil halal sebelum berangkat dan syukuran setelah kembali dari tanah suci berikut transport penceramah
Rp 350,000
3.2 kebersihan dan pemeliharaan gedung
Rp 25,000
3.3 Transport/konsumsi kegiatan praktek Rp 25,000 lapangan
71
4
Bantuan dan Infak 4.1 Sosial, kemitraan, FKKBIH
Rp 400,000
4.2 Iuran IPHI (Ikatan Persaudaraan haji Rp 100,000 Kota Tangerang) 4.3 Operasional kegiatan sekretariat
Rp 150,000
4.4 Membantu biaya BPIH pembimbing
Rp 1,500,00
Jumlah
RP 3,500,000
Setelah dilakukan observasi biaya bimbingan memang sebesar Rp. 3.500,000 dan rincianya pun jelas dan rincian anggaran diberikan kepada seluruh jamaah kemudian adanya surat perjanjian antara KBIH dengan jamaah, bahwa jamaah telah menyetujui tentang biaya bimbingan manasik haji dan jamaah pun menyetujinya dengan berpikiran bahwa biaya untuk manasik haji sudah jelas digunakan untuk apa saja dan juga dalam surat perjanjian itu di tanda tangani oleh Kepala Kantor Kementrin Agama Kota Tangerang Drs. H. Nawawi. Msi. Hal ini pun sama dengan jamaah haji sebelumnya, adanya biaya untuk bimbingan manasik haji, diutarakan oleh mantan jamaah H. Rahman, beliau “Mengatakan pada waktu mengikuti pada KBIH Nurul Hikmah bahwa adanya anggaran bimbingan manasik haji, pada waktu 2011 biaya diminta sebesar Rp. 5.000,00 (lima juta)an dan juga memiliki rincian-rinacian untuk digunakan apa saja”24.
24
Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 2014
72
Dengan penjelasan yang dikemukakan oleh H. Rahma maka adanya kejanggalan yang membuat penulis menanyakan kembali soal anggaran bimbingan manasik, karena jumlah biaya bimbingan manasik pada tahun 2011 lebih besar di bandingkan dengan jamaah yang sekarang, kemudian penulis menanyakan kembali tentang perbedaan anggaran biaya bimbingan manasik haji, H. Ahmad Damanhuri menjelaskan bahwa “ Pada tahun 2011 biaya tersebut bukan hanya bimbingan manasik haji tetapi termasuk biaya anggran perlengkapan manasik”25. beliau juga menambahkan di tahun ini juga ada biaya tambahan terhadap jamaah untuk anggaran perlengkapan manasik dalam dengan rincian: Table 4. 4 Anggaran Perlengkapan Manasik haji (Lihat dari : Dokumen Anggaran Perlengkapan Manasik 201426)
Rincian anggaran perlengkapan manasik KBIH Nurul Hikmah 1
Biaya pakaian saragam jamaah Laki-laki 1 stel kain ihram 1 ikat pinggang 2 bahan celana panjang Bahan seragam yayas 2 kunci koper 10 liter air zam-zam
25
Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014 Lihat dari Dokumen Anggaran Perlengkapan Manasik 2014
26
73
Wanita 1 stel mukena 1 jilbab Bahan seragam yayasan Bahan celana panjan 4 stel kaos kaki 2 stel sarung tangan 2 anak kunci 1 buah slayer Tanda koper Tambang jaring koper 10 liter air zam-zam
Rp. 1.000,000 2
Infak pengembangan YPI. Nurul Hikmah
Rp
250,000
Jumlah
Rp 1.250,000
Dengan demikian jumlah biaya yang di mintai untuk menunjang kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah sejumlah Rp 4.750.000 (Empat Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu) dengan ketentuan untuk biaya bimbingan manasik haji dan perlengkapan bimbinganan manasik haji, dilihat dari rincian anggaran perlenggapan bimbingan manasik haji adanya
74
penyimpanagan (deviasi) karena kurang jelasnya rincian pada harga perlengkapan baik untuk laki-laki maupun wanita, terlihat biaya perlengkapan untuk laki-laki dan wanita di bulatkan sebesar Rp. 1.000,000 ( Satu juta) tanpa adanya rincian harga perbarangnya. Kemudian jika diperhatikan lebih terperinci lagi maka anggaran perlengkapan bimbingan manasik haji di peruntukan
untuk laki-laki dan
wanita jika jamaah berangkat sendri bagaimana dengan anggaran perlengkapan manasik haji, H. Ahmad Damanhuri menjelaskan bahwa “Anggaran perlengkapan bimbingan manasik haji harus dibayarkan setiap jamaah, baik itu jamaah yang pergi sendiri maupun jamaah yang pergi berdua atau suami istri”27. Dengan demikian pembayaran jamaah yang berangkat sendiri sama dengan jamaah yang berangkat berdua tentang anggaran perlengkapan bimbingan manasik haji. Tentang anggaran perlengkapan bimbingan manasik haji, H. Ade Muktiar memberikan pandangan, menurut beliau dengan biaya tersebut maka masih standar dengan fasilitas yang didapatkan oleh jamaah, dengan manasik sebanyak itu dan belum lagi snac yang diberikan dalam setiap pertemuanya, dan untuk perlengkapan bimbingan manasik ini termasuk pelayanan yang diberikan oleh KBIH Nurul Hikmah kepada jamaah, yang penting adanya kesepakatan antara jamaah dengan KBIH.
27
Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
75
E. Pengambilan Tindakan Koreksi bila Diperlukan Bimbingan manasik haji di KBIH Nurul Hikmah sudah cukup bagus dengan banyaknya bimbingan yang di lakukan tercatat sampai 24 kali bimbingan belum ditambah dengan bimbingan di KUA atau Kecamatan yang sebanyak 7 kali maupun bimbingan manasik secara masal yang dilakukan di kota maupun kabupaten setempat yang dilakukan 3 kali jadi jika di total jamaah melakukan bimbingan manasik 34 kali. Namun bimbingan yang dilakukan pada tingkat KUA atau Kecamatan kurang begitu maksimal dikarenakan jamaah lebih banyak tidak mengikuti bimbingan manasik tersebut. Padahal bimbingan manasik di KUA merupakan hak dari jamaah yang telah disia-siakan. Sebagai mana yang telah diutarakan oleh H. Ahmad Damanhuri pada bimbingan manasik pada tingkat KUA atau Kecamatan jamaah yang hadir khususnya jamaah dari KBIH Nurul Hikmah tidak seperti biasanya, jamaah beranggapan bahwa materi yang ada pada bimbingan manasik haji tingkat KUA hampir sama dengan materi yang sudah meraka dapatkan di KBIH. Hal ini dijadikan koreksi
dan selalu mengarahkan agar kedepanya para jemaah juga lebih
bersemangat untuk mengikuti manasik yang diselenggarakan pada tingkat KUA atau Kecamatan. Begitu juga menurut H. Abdul Rahman dengan mengatakan tidak pernah mengikuti bimbingan manasik haji karena materi yang ada tidak terlalu jauh dari manasik di KBIH, dan juga pada waktu itu dilakukan masih masuk pada hari kerja.
76
Begitu juga dilihat dari kurangnya proaktif yang dilakukan jamaah maksudnya adalah kurangnya komunikasi antara jamaah dengan KBIH karena adakalnya jamaah tidak menginformasikan dan sulit dihubungi dengan beberapa faktor seperti tidak adanya alat komunikasi seperti handpone dan email dan juga biasanya dari jamaahnya sendiri tidak memberikan kabar28. Kemudian koreksi dilakukan terhadap penetapan syarat-syarat untuk mendaftar ibadah haji yaitu dari pengumpulan data jamaah, banyak sekali jamaah yang kurang paham tentang pesyaratan data jamaah yang harus ada, dan dikumpulkan untuk melakukan pendaftaran dan pendataan jamaah. Namun kebanyakan jamaah yang sudah tua biasanya tidak memiliki akte lahir, surat nikah karena pada zaman dulu kurang begitu penting dan inilah menyulitkan dalam pengumpulan data dengan berbagai macam alasan dari para jamaah baik itu menghilangkanya atau lebih tidak memilikinya sedangkan itu penting dalam pemberkasan untuk perjalan ibadah haji.
28
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis penulis,
pengawasan pada kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah sudah cukup baik terlihat dari dari penerapan tahapan-tahapan pengawasan pada kegiatan manasik hajinya, tahapan itu terdiri dari penetapan standar, Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan, sudah dilaksanakan walaupun belum sepenuhnya optimal dalam penerapanya. Penetapan standar bimbingan manasik haji sudah cukup baik terlihat dari standar yang telah digunakan dalam standar bimbingan manasik haji, KBIH Nurul hikmah menitik beratkan kepada materi dan pembing sebagai penetapan standar dalam bimbingn manasik haji, dalam materi KBIH Nurul Hikmah menggunakan materi dari standar bimbingan manasik haji dalam buku paket panduan manasik haji yang telah dikeluarkan oleh kementrian agama penyelenggara ibadah haji dan umroh kemudian ditambah dengan buku fiqih haji serta buku dari KH. Abdurahman Bin H. Nawi yang telah di terjamahkan kedalam bahasa melayu. Kemudian untuk pembimbing manasik KBIH Nurul Hikmah 77
78
menetapkan ketentuan yang menjadi standar yang akan menjadi pembimbing dan juga menerapkan pembing dari wanita agar memudahkan para jamaah berkonsultasi terhadap masalah-masalah wanita jika melakukan ibadah haji Kemudian pada tahapan selanjutnya yaitu penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, KBIH Nurul Hikmah menerapkan pertemuan bimbingan manasik haji sebanyak 24 kali dengan menggunakan bentuk bimbingan
kelompok
agar
bimbingan
efektif
dan
efisien
serta
menggunakan metode yang memudahkan para jamaah menerima materi yang diberikan, didalam aktivitas bimbingan manasik haji KBIH Nurul Hikmah menetapkan 3 unsur yang berperan yang pertama para pengurus KBIH nurul hikmah sendiri sebagai pengatur jalanya bimbingan manasik, kemudian jamaah yang merupakan peserta manasik serta dari kementrian agama Kota Tangerang pengawas terhadap KBIH-KBIH dan juga memberikan informasi-informasi tentang perhajian. Tahapan ketiga yaitu Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan dalam tahap ini dilakukan pengawasan langsung yang dilakukan pengurus dan pelaksana bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah, serta menggunakan tinjauan pribadi yang dilakukan pimpinan dalam setiap kegiatan bimbingan manasik haji dan juga melakukan tinjauan secara tidak langsung dengan cara pembimbing melaporkan kegiatan yang sudah dilaksanakan ataupun melihat dari data-data, melihat hasil dokumentasi.
79
Tahapan selanjutnya adalah Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan
Analisa Penyimpangan, pada KBIH Nurul Hikmah
menerapkan biaya untuk bimbingan manasik haji sesuai dengan edaran surat dirjen haji nomor D/799 Pasal 9 Ayat 4 dan juga menerapkan biaya untuk perlengkapan bimbingan manasik haji dalam penerapanya kurang terperinci namun adanya kesepakatan dari kedua belah pihak. Yang
terakhir
adalah
Pengambilan
Tindakan
KoreksiBila
Diperlukan, koreksi yang dilakukan adalah tentang penetapan persyaratan pendaftaran serta pengumpulan data jamaah yang akan berangkat beribadah ketanah suci, karena kurang pahamnya jamaah tentang persyaratan yang harus di kumpulkan seperti akte kelahiran, surat nikah dll. Namun dalam keseluruhan tahapan ini KBIH Nurul Hikmah sudah menerapkan kepada kegiatan bimbingan manasik. 1. Faktor penghambat a. Bahasa, jamaah sering menggunakan bahasa daerah dan kurang memahami bahasa indonesia. b. Pendidikan,tingkat pemahaman tergantung dari pendidikan jika pendidikanya tinggi maka tidak terlalu sulit dalam menerima materi namun sebaliknya jika pendidikanya rendah maka akan sulit menerima materi.
80
c. Umur, jika semakin tua jamaah maka dalam melakukan aktivitas bimbingan manasik haji akan terkendala, serta dalam mengikuti praktek-praktek bimbingan akan sulit. 2. Faktor pendukung a. Memiliki fasilitas yang mendukung dalam manasik haji seperti miniatur ka’bah, pengeras suara dan materi yang cukup lengkap. b. Adanya kerja sama yang baik antara pengurus dengan jamaah. c. Adanya kerja sama yang baik antara KBIH Nurul Hikmah dengan kementrian agama kota tangerang. B. Saran 1. Untuk KBIH Nurul Hikmah lebih banyak menggunakan pembimbing dan pengurus dari luar, maksudnya dari luar yaitu bukan dari lingkungan keluarga. 2. selalu memberikan bimbingan yang maksimal dan pelayanan yang harus semakin baik untuk tahun-tahun berikutnya. 3. karena semakin lama KBIH bermunculan maka KBIH Nurul Hikmah harus meningkatkan program-program serta mencari program-program baru.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maghlout, Sami Bin Abdullah. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekah dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (Jakarta Timur : Almahira, 2010) Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad AlKahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) Al-Kharsyi, “Ala mukhtashar sayyidi khalil”, Jilid II, di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) Al-Syarkhasi, “Al-mabsuth”, jilid IV, Hal. 2 di kutip oleh ‘Ablah muhammad alkahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT (Persero) Balai Pustaka, 2007)
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta, Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007) Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006) Harahap, Sumuran. Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008) Halim, Abdul,dan Ikhwan.Ensikklopedi haji & umroh, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2002) Hasan, Latif Dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikrul Hakim,2003) cet ke-2
81
82
Handoko, T. Hani.Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) Kadarman dan Jusuf Udaya.Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 2001) Kartanegara, Mulyadhi. Filosofi haji Dinamika dan frespektif Haji Indonesia. (Jakarta :Cv Duta Veraga ,2010) Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunan praktis manasik haji dan umroh, 2011 Kementrian Agama RIDirektorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2007) LubisIbrahim , Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985) Memang,Sangadji Etta dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010)
Mockler, Robert J. The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs, 1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, Prayitno dan Erman Amti.“Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008) cet ke-2 Qasim, Shaleh. Peran kelompok bimbingan haji dalam perspektif haji mandiri. Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga, 2010) Reksohadiprodjo, Sukanto.Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE) Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) Sukardi, Dewa Ketut.Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1995) Sule, Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah.Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005)
83
Suparman, Usman. “Manasik haji dalam pandangan madzhab”. (Serang : Sehati Grafika, 2008)
PEDOMAN PERTANYAAN PENELITIAN PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkap
: ……………………………
Jabatan/Sebagai
: ……………………………
TanggalWawancara
: …………………………....
WaktuWawancara : …………………………… B. Pertanyaan Dan Jawaban: A:……………………………………………………… B: ………………………………………………………
HASIL PENELITIAN WAWANCARA PENGAWAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkapPetugas
: H. Ahmad Damanhuri S.Pd
Jabatan
: Sekretaris KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara
: 18 Mei 2014
WaktuWawancara
: 12.32 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian: 1. A: Bagaiamana sejarah berdirinya KBIH Nurul Hikmah? B: Dimulai dari seorang guru ngaji yang bernama Kiayi Haji Bakri bin Haji Sari bin Haji Karung, beliau mengajar sampai diwilayah pinang waktu itu ayahanda mengajar ngaji pada satu keluarga besar, yaitu keluarga Haji Djirun saudara Haji Djiran, orang tua dari Wali kota Tangerang Bapak H. WahidinHalim. Dari sana sejarah bermula, merupakan Cikal bakal KBIH Nurul Hikmah sebagai lembaga bimbingan haji dimulai, pada tahun1984, ada beberapa orang dari keluarga Haji Djirun yang hendak melaksanakan ibadah haji, yaitu Almarhum Haji Aswadi Wirayudha. Namun,beliau menjelaskan bahwa karena tak satu pun dari mereka memiliki pengalaman untuk berangkat kesana dan belum ada kelompok bimbingan sepertisaat ini.Maka tercetus ide untuk meminta bantuan ke sang guru ngaji untuk membimbing mereka dari mulai tanah air hingga tanah suci Pada
waktu itu, karena ayahanda tidak memiliki biaya makamuncul ide dari keluarga Bapak Almarhum Aswa di Wirayudha untuk membiayai keberangkatan guru ngaji dengan cara urunan atau patungan, setelah saat itu Bermula darimulut kemulut hingga saat ini menjadi Yayasan Pendidikan Islam yang menaungi KBIH dan Sekolah dari tingkat RA, MI, SMP dan SMK 2. A: Dasar dan tujuan penyelenggara KBIH Nurul Hikmah? B: Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah, Cipondoh 18 Mei 2014
3. A: Apa visi dan misi KBIH Nurul Hikmah? B:Visi KBIH Nurul Hikmah yaitu membimbing dan melayani tamu Allah SWT sedangkan misi nya adalah Memberikan pelayanan bimbingan manasik haji sesuai syariat islam dengan tujuan mencapai haji yang mabrur. 4. A: Bagaimana struktur kepengurusan KBIH Nurul Hikmah? B: Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013) 5. A: Berapa jumlah jamaah di KBIH Nurul Hikmah? B: Lihatdari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013)
2. A: Seperti apa pelayanan yang diberikan pada KBIH Nurul Hikmah? B: Untuk
transportasi
udara
menggunakan
menggunakan
Garuda
Indonesia Air Line karena tidak melakukan transit dan keramahan dari
pramugarinya. Kalau menggunakan pesawat lain parajama’ah haji sulit untuk berkomunikasidan untuk Transportasi selama di Arab Saudi menggunakan Bus Mercy karena apabila tidak menggunakan bus yang berkualitas bagus akan dikhawatirkanakan mogok Untuk kesehatan, Tenagamedis yang digunakan untuk jamaah haji adalah perawat dan dokter. Jamaah dengan jumlah 45 sampai 100 orang rata-rata akan ditangani oleh dua orang dokter dan tiga orang perawat Untuk kosumsi dan akomodasi Untuk hotel/konsumsidiaturoleh PPIH (PanitiaPenyelenggaraIbadah Haji)/pemerintah. Dalam pelaksanaan pelayanannya KBIH Nurul HikmahTangerang berusaha untuk memberikan pelayanan dengan baik. “Proses pelayanan dilakukan dengan terencana agar semua proses pelayanan menjadi lebih mudah dan penyelesaiannyar elatif lebih cepat sehingga sangat memudahkan calon jamaah haji Interviewee
H. Ahmad Damanhuri S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARA PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkap
: H. Ahmad Damanhuri S.Pd
Jabatan
: Sekretaris KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara
: 21 Juli 2014
WaktuWawancara
: 13.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian: 1. A: Bagaimana penetapan satandar bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B: Penetapan standar bimbingan manasik meliputi dua unsur yang pertama, yaitu standar dalam materibimbingan manasik haji, yang kedua standar pembimbing manasik haji 2. A: Materi apa yang
yang digunanakan agar sesuai dengan standar
manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B: Standar materi yang dilihat dari buku panduan bimbingan manasik haji yang di terbitkan oleh kementrian agama republic Indonesia, fiqih haji dan kitab karanagn K.H.Abdurahman Bin H.Nawi. 3. A: Bagaimana standar pada pembimbing manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah ? B: Pembimbing harus memiliki persyaratan tertentu yaitu, Yang di tokohkan dalam musyawarah yayasan dan pengurus. Berpengalaman,
memiliki pengalaman terhadap perhajian (pernah haji), karena setiap tahunya keadaan di arab saudi selalu berubah khususnya di mekkah dan di madina sebagai tempat beribadah haji. Menguasai keilmuan, maksudnya adalah memahi dan mengetahui informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, baik mengenai manasik, panduan perjalanan ibadah haji, petunjuk kesehatan dan kemampuan mengamalkannya. Kompetensi
di
bidangnya,
memilikikemampuandanketerampilandalambimbinganmanasik
haji
dan pembimbingharusmenjadisosok yang dekatdenganjamaah A: Berapa kali KBIH Nurul Hikmah melakukan bimbingan manasik haji? B: Bimbinganmanasik
haji
tahun
2014
ini
yang
telahdirencanakadandimulaidarihariminggutanggal 12 januari 2014 sampai
dengan10
dengandemikianjumlahbimbinganmanasik
april haji
2014 pada
KBIH
Nurulhikmahsebanyak 24 kali 4. A: Kenapa bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul hikmah sampai 24 kali? B: Denganbanyaknyapertemuanakanmenciptakanintensitasdankeakrab anterhadapsesamajamaahuntuksalingmengenal, karenamerekaakanhidupbersama-samaketikamelaksanakanibadah haji di tanahsuci, dan juga diharapkanlebihmemahamimateri-materi yang akandisampaikan. Sistem pelatihan petugas haji yang diberikan
pemerintah sudah sistematis, sudah sesuai dengan kebutuhan pelatihan petugas haji. 5. A: Dalambentukapabimbingan yang dilakukanoleh KBIH NurulHikmah? B: Bimbingandilakukandalambentukkelompok, 6. A: Bagaimana dengen metode bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B:
KBIH NurulHikmahmenerapkanbentukbimbingandenganbentukberkelompok danmengggunakan
3
metodeyaitumetodeceramah,metodepraktek,
danmemberikan video visual. 7. A: Siapa saja yang berperan dalam kegiatan bimbingan manasik haji B:
Ada 3 unsur yang berperandalambimbinganmanasikini yang pertamaadalahadalahpengurus
KBIH
keduaadalahjamaahdanterakhiradalahKementrian
itusendiri, Agama
yang Kota
Tangerang 8. A: Bagaimana cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B: Dengan carapengawasanlangsung, tinjauan pribadi tinjauan tidak langsung 9. A: Apa ada yang ingin di koreksi dari kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah?
B:
Kurangnya pemahaman tentang hak mendapatkan manasik serta mungkin lebih ke pengumpulan berkas seperi pemahaman terhadap syarat-syarat yang harus dimiliki seperti akte, buku nikah dll.
10. A: Apa faktor pendukung kegiatan bimbingan manasik haji? B:
.Memilikifasilitas
yang
sepertiminiaturka’bah,
mendukungdalammanasik pengerassuaradanmateri
cukuplengkap.Adanyakerjasama
haji yang yang
baikantarapengurusdenganjamaah 11. A: Apa faktor penghambat bimbingan manasik haji? B: Bahasa,pendidikan dan usia
Interviewee
H. Ahmad Damanhuri S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARA PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkap
: H. AbdulRahman S.Pd
Sebagai
: Mantan jamaah KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara
: 24 Agustus 2014
WaktuWawancara
: 11.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian: 1. A: Kapanmenunaikan ibadah haji? B: Pada tahun 2011. 2. A: Bagaiman tentang materi pada bimbingan manasik haji di KBIH Nurul Hikmah? B: Materi-
materi
yang
adadan
di
pelajari
di
KBIH
NurulHikmahcukupbaikdantidakmelebarkemana-mana, dansesuaijadwalmanasik yang telahdiberisebelumnya. 3. A: Bagaimana menurut bapak pembimbing manasik yang ada pada KBIH Nurul Hikmah ? B: pembimbing yang ada di KBIH Nurulhikmahsudahcukupbaik, merekamemilikikemampuanuntukmembimbingsertapengetahuandalam perhajian,
dandekatdenganjamaah,
memberikanmateridengancukupbaikdanmudah di pahami
4. A: Berapa jumlah pertemuan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B: Kegiatanbimbinganmanasik
haji
sebanyak
24
kali
denganketentuanbimbinganpadake
24
kalinyasetelahpulangdaritanahsuci 5. A: Apakah dapat buku panduan ataupun buku pegangan saat bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah? B: Dapat buku pegangan dari yayasan dan juga buku paket dari kementrian agama 6. A: Siapa saja yang menjadi pembimbing dan pemberi materi ketika manasik haji? B: H. Bakri, H. Gozali dan dari Kementrian Agama Kota Tangerang juga ada 7. A: Apakah dipungut biaya bimbingan manasik dan berapa nominalnya? B: Sekitar 5 Jutaan per orang dan dapat rincianya untuk digunakan apa saja 8. A: Apa pesan untuk KBIH Nurul Hikmah B: Lebih ditingkatkan lagi bimbinganya, diperluas lagi tempat praktinya.
Interviewee
H. Abdul Rahman S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARA PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkap
: Hj. Sofiah Amd.Keb
Sebagai
: Mantan jamaah KBIH Nurul Hikmah 2011
TanggalWawancara
: 25 Agustus 2014
WaktuWawancara
: 19.35 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian: 1. A: Kepan pertama kali berangkat ibadah haji? B: Pada tahun 2011. 2. A: Berapa kali ikut manasik haji pada Kbih Nurul Hikmah dan bagaimana materi yg di sampaikan? B: Jadwal manasik pada KBIH Nurul Hikmah sebanyak 24 kali namun saya mengikuti manasik hanya 22 kali, materi yang digunakan cukup bagus dari tadinya tidak tahu menjadi tahu. 3. A: Begaimana pendapatnya tentang pembimbing manasik haji? B: Sebenarnyacukupbagus, memilikipembimbingperempuan yang memudahkanuntuksalingdiskusicumanadabeberapahal yang membuatmateritidaksampaidenganjelas, dikarenakankesalahpenetapantempatdudukbagiwanitadiberlakukandibela kangnamunsuaradaripembimbingtidakterdengarwalaupunsudahmemakai pengerassuara.
4. A: Metode apa saja yang digunakan pembimbing dalam menyampaikan materi? B: ceramah, praktek tanya jawab 5. A: Apakah dapat buku pegangan atau buku panduan manasik haji? B: dari kementrian dapat buku paket bimbingan manasik dan dari KBIH juga dapat 6. A: Siapa saja yang menjadi pembimbing dan pemberi materi? B: kebanyakan dari KBIH Nurul Hikmah dan ada juga dari Kementrian Agama kota tangerang 7. A: Bagaimana dengan biaya bimbingan manasik? B: Dikenakan biaya sampai 5 juta an namun fasilatas yang diberikan sesuai dengan harga tersebut 8. A: Apa pesan untuk KBIH Nurul Hikmah? B: Tingkatkan terus pelayan kepada jamaah, dan kegiatan manasik lebih di perbanyak lahi Interviewee
Hj. Sofiah Amd.Keb
HASIL PENELITIAN WAWANCARA PENGAWSAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara NamaLengkap
: H. AdeMuktiar
Sebagai
: Mantan jamaah dan sebagai yang diperbantukan dalam bimbingan manasik haji
TanggalWawancara
: 26 Agustus 2014
WaktuWawancara
: 12.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian 1. A: Kapan menunaikan ibadah haji? B: Berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 2009 2.A: Apa alasan ikut KBIH Nurul Hikmah? B: Karena memang KBIH Nurul Hikmah menurut orang-orang bagus dan juga saran dari keluarga 3. A: Apakah di KBIH sebagai pengurus, karena setiap kegiatan bimbingan manasik haji selalu ada dan memberikan pengarahan B: Bukan pengurus, cuman diperbantukan karena saya kenal dekat dengan KH. Bakri dan juga sebagai mantan jamaah dan sekarang menjadi jamaah
4. A:Bagaimana tentang materi dan pembimbing pada KBIH Nurul Hikmah? B: Materi diberikan cukup maximal apalagi dengan pertemuan sebanyak 24 kali dan dengan materi yang bersumber dari kementrian agama, fiqih haji dan dari di cari dari hadits serta kitab yang dikarang oleh K.H. Abdurrahman Bin H.Nawi, pembimbing sangat baik karena mempunyai pengalaman, berpengetahuan dan jebolan mesir. 5. A: Metode apa yang digunakan dalam bimbingan manasik haji? B: Metode yang digunakan dalam bimbingan manasik haji berupa wawancara, praktek dan sekarang adanya video visula dengan 3 metodeinidiharapkanjamaahtidakakanmerasabosan, jikahanyamenerapkanmetode-metode
yang
samaakanadanyakebosanandarijamaah, seperti yang di ketahuiadahalhalketikadalammanasik
haji
diperlukanmetode
sepertipraktekmaupundenganmelihatpengalaman
yang
lain sudah-
sudahlewat video visual 6. A: Bagaimana tanggapanya dengan adanya biaya manasik haji? B: Biaya bimbingan manasik haji tidak jadi masalah jika adanya kesepakatan dan memang sudah menjadi aturan dari pemerintahan asalkan jelas apa saja uang itu digunakan apalagi jika untuk kepantingan jamaah sendiri. Apalagi kegiatan manasik haji pasti adanya kosumsi yang harus tersedia atau hal lainya yang membutuhkan biaya.
7. A: Bagaiman pendapatnya tentang KBIH Nurul Hikmah? B: KBIH Nurul Hikmah merupakan KBIH yang memiliki jamaah terbanyak setiap tahunya dari KBIH-KBIH lainya bisa dibilang ranking, dan juga memiliki materi dan pembimbing yang cukup baik walaupun kepengurusan KBIH dipegang oleh keluarga namun profesional.
Interviewee
H. Ade Muktiar