MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI) ULUL ALBAAB-TANGERANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Disusun Oleh : Tirta Wijaya NIM: 107053002743
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 / 2011 M
MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI) ULUL ALBAAB-TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh: Tirta Wijaya NIM: 107053002743
Pembimbing
Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA NIP. 19481212 1978 1 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yan saya gunakan sesuai dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dai orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Tirta Wijaya
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Ulul Albaab-Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, Tanggal 20 juni 2011, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom, I) pada jurusan Manajemen Dakwah. Jakarta, 20 Juni 2011 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, MM
NIP. 19670818 199803 1 002
NIP. 19550101 198302 1 001 Anggota
Penguji I
Penguji II
Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA
Drs. Studi Rizal, LK, MA
NIP. 19620303 199203 2 001
NIP. 19640428 199303 1 002 Pembimbing
Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA NIP. 19481212 1978 1 001
Kata Pengantar
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga tangan ini masih mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada para Nabi dan Rasul, Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan terbaik bagi seluruh manusia dan alam semesta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Drs. Cecep Castrawijaya , MA dan H. Mulkanasir, BA., Spd, MM selaku Ketua Jurusan dan sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah iv
membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah. 3. Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan perlindungannya. 4. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA dan Drs. Study Rizal, LK, MA selaku penguji I dan penguji II penulis dalam sidang Munaqosyah, sehingga penulis mendapatkan masukkan dan saran demi kebaikan skripsi penulis. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis dan penulispun dapat mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan. 6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Ayahanda H. Eddy Sofyan dan Ibunda Hj. Satriani yang terus mendidik, menyayangi, dan membimbing penulis sehingga penulis bersemangat untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Ayah dan mamahku tersayang terima kasih untuk semua yang kalian berikan padaku baik dukungan materil, do’a dan semangat, semoga Allah SWT membalas dengan limpahan kasih
iii
sayang, Ridho, kebarokahan dan kebaikan hidup di dunia maupun akherat, aa sayang banget sama ayah dan mama, dan pasti terus berjuang untuk menjadi kebanggan keluarga. 8. Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah (Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji / KBIH Ulul Albaab), Bapak Ir. H. Yudi (bagian umum KBIH Ulul Albaab), Ibu Hj. Soleha Lukman SAG (pembimbing jama’ah haji KBIH Ulul Albaab), dan Ibu Pipit (Sekertaris KBIH Ulul Albaab) yang telah mengijinkan, meluangkan waktu, dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan penelitian, sehingga penelitian yang penulis lakukan berjalan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan banyak kebarokahan dan kebaikan bagi seluruh pihak yang terdapat di dalam KBIH Ulul Albaab. 9. Adik-adikku yang terbaik (Taufan Maulana dan Teguh Hutomo), kedua nenekku dan alamarhum kakekku yang telah memberikan berbagai dukungan dan memberikan banyak kebaikan bagi penulis. Semoga Allah SWT senantiasa menyayangi kalian semua. 10. Selly Anggraeni H yang telah memberikan dukungan, do’a, dan semangat yang membuat penulis mantap untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT mencurahkan kasih sayang yang melimpah. 11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2007 yang
penulis
banggakan,
khususnya
Agus
supriyadi,
iin
irnawati,
Abdurrahman, Junaidi salam, Ahmad Sibghotulloh, Ali hasan trisatya, dan Juniardi Kautsar. Terima kasih untuk kenangannya, seru-seruannya, iv
diskusinya, dan kebersamaannya. Semoga silaturahim ini dapat berlangsung hingga akhir hayat dan di akherat nanti,amin. Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, do’a dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya.
Jakarta, Juni 2011
Tirta Wijaya
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Semua agama menjunjung tinggi kebebasan komunikasi dan informasi diantara umat manusia. Bahkan Tuhan memerintahkan manusia selalu berkomunikasi dengan-Nya, memohon ampunan-Nya, Ridho-Nya atau restuNya, perlindungan-Nya, dan petunjuk-Nya adalah merupakan sebuah informasi dari manusia kepada Tuhan-Nya.1 Salah satu bentuk komunikasi manusia kepada Tuhannya adalah dengan melakukan ritual ibadah haji. Dengan melakukan ritual ibadah haji merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada manusia. Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji.2 Asal makna kata “haji” adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud menurut syara’ adalah sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan
1
. A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h. 180 . A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h. 21
2
1
2
beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji diwajibkan atas orangorang yang kuasa, satu kali seumur hidupnya.3 Firman Allah SWT : Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh, maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS : Ali Imran : 97) Menurut Ibrahim Muhammad Al jamal dalam bukunya “Fiqh AL Mar’at Al Muslimah” arti haji menurut bahasa adalah menuju suatu tempat yang suci. Sedang menurut syara’ haji berarti berziarah ke Bait Allah al haram, melakukan wukuf di Arafah, dan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwah, dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu pula.4 Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh ummat Islam yang telah mencapai (istitho’ah) mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik-material maupun spiritual.5 Bagi setiap muslim, termasuk muslim di Indonesia, ibadah haji memiliki makna sangat penting. Dalam konteks Indonesia, ibadah haji tidak hanya dilihat 3
.Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung : Sinar baru Algensindo, 2002), cet.ke 1, hal.35 Ibrahim Muhammad al jamal, Fiqih Wanita, penerjemah anshori umar sitanggal, (Semarang : CV. Asy-Syifa, 1986), h. 286 5 Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1 4
3
sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kaum Muslimin bagi mereka yang mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis dan historis sangat berarti. Secara sosiologis dan historis, dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah haji.6 Oleh karena haji merupakan ibadah rutin tahunan yang melibatkan banyak orang dan unsur, maka perlu dilakukan pembinaan bagi jama’ah haji guna memberikan pengetahuan dan informasi yang penting serta berguna bagi calon jama’ah agar proses pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan baik. Yayasan / KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ULUL ALBAAB berdiri sejak tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan umroh pada tahun 2003. Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan tahun 2010 berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang lebih sebanyak 680 jama’ah, shingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah. Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh mengalami perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta perlindungannya. Yayasan Ulul Albaab selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran. Pembinaan yang berkualitas
6
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008)
4
menjadi salah satu fasilitas yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji agar kegiatan haji dapat berjalan dengan baik. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manajemen dan [rogram-program pembinaan jama’ah haji di KBIH ulul Albaab, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah “skripsi” yang berjudul, MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI) ULUL ALBAAB TANGERANG.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam pembatasan masalah penulis hanya membatasi pada manajemen dan program-program pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab 2. Perumusan Masalah Agar perumusan masalah lebih terarah dan fokus, maka dalam penulisan skripsi ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul AlbaabTangerang ? b. Apa saja program – program pembinaan yang diberikan KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah:
5
a. Untuk mengetahui manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH ulul Albaab. b. Untuk mengetahui program-program pembinaan yang diberikan KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: a. Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah dibidang manajemen haji, khususnya dalam manajemen pembinaan jamaah haji. b. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan dapat menambah wawasan khasanah keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa manajemen dakwah, serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang. c. Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para praktis yang konkret terhadap perkembangan ilmu manajemen haji dan umroh serta dapat memberikan motivasi pada KBIH yang ada di seluruh Indonesia dalam
6
upaya meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pembinaan bagi jamaah haji. D. Metodologi Penelitian 1) Metode Penelitian Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukan teori menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang perilaku yang dapat diamati.7 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.8
7
Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2000), cet. Ke 11, h. 3 8 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh Analisis Statistik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24
7
2) Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari Pimpinan yaitu Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan staff yang di wakili oleh Ir. H Yudi pada KBIH Ulul Albaab Tangerang. Melalui pembinaan terhadap jama’ah haji yang diberikan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah manajemen yang digunakan dan program-program dalam pembinaan jama’ah haji. 3) Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KBIH Ulul Albaab JL. Gerbang Sinai Raya Depan SMP PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua Tangerang 15830, telf (021) 709 00 878. Waktu Penelitian dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei 2011. 4) Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Maka penulis menggunakan jenis penelitian diantaranya yaitu field research (penelitian lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke lapangan (objek) penelitian di KBIH Ulul Albaab, Tangerang, sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama) penelitian.
8
Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya sebagai berikut: a) Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah manjemen pembinaan jamaah calon haji yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab dimulai sejak bulan februari dan berakhir pada bulan mei. b) Wawancara Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis dengan Pimpinan (Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah) dan Staff (Ir. H Yudi) di KBIH Ulul Albaab. Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan kepada Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan Bapak Ir. H. Yudi yang telah penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.
9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53
9
c) Dokumentasi Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.10 Penulis menggunakan data-data dan sumbersumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile company, arsip-arsip, foto-foto maupun diktat-diktat pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab dan lain sebagainya yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai kecenderungan dan frame of thinking. d) Teknik analisis data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan., kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
10
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 73
10
e) Teknik Penulisan Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN Jakarta pada tahun 2007. E. Tinjauan Pustaka Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah haji, dan judul-judul skripsi tersebut adalah: 1. Dzul Kifli “Manajemen Pelayanan jamaah haji dan umroh PT. PATUNA TOUR DAN TRAVEL”, dalam skripsi ini pembahasan yang dilakukan adalah manajemen pelayanan haji dan umroh oleh PT. PATUNA TOUR DAN TRAVEL kepada jama’ah dengan memberikan berbagai fasilitas kepada jama’ah. Persamaan Dalam skripsi ini sama-sama membahas tentang fasilitas yang diberikan oleh penyelenggara kegiatan Ibadah Haji dan Umroh kepada jama’ah yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada jama’ah haji. Perbedaan
11
Dalam skripsi ini saudara Dzulkifli melakukan peneliatian terhadap manajemen pelayanan sedangkan penulis melakukan penelitian terhadap manajemen pembinaan yang diberikan kepada jama’ah haji. 2. Iwan “ Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009” Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah 2010 yang berisi tentang strategi Kementrian Agama Kota Jakarta Barat dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan pelayanan bagi jama’ah haji. Persamaan Dalam skripsi ini antara penulis dan saudara Iwan sama-sama membahas tentang kegiatan perhajian yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada jama’ah. Perbedaan Dalam skripsi ini terdapat perbedaan yang jelas antara penulis dengan saudara Iwan, dimana letak perbedaannya adalah tentang apa yang menjadi focus peneliatian. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen pembinaan sedangkan saudara Iwan melakukan penelitian terhadap strategi pelayanan haji kepada jama’ah. 3. Siti Nur Alfisyah,”Manajemen Pembinaan calon Jama’ah Haji pada KBIH AlMujahidin, Pamulang ”, skripsi ini berisikan tentang manajemen pembinaan calon jama’ah haji yang dolakukan oleh KBIH Al-Mujahidin, pamulang. Proses pembinaan yang dilakukan, selain melalui bimbingan manasik haji, terdapat pula pengajian rutin mingguan.
12
Persamaan Persamaan yang penulis dan Saudari Siti Nur Alfisyah adalah tentang manajemen pembinaan yang dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Perbedaan Perbedaan penelitian antara penulis dan saudari Siti Nur Alfisyah terdapat pada manejemn pembinaan yang dilakukan, yakni penulis melakukan penelitian tentang pembinaan mulai sejak sebelum berangkat, pada saat menunaikan ibadah haji, dan pasca pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan saudari Siti Nur Alfisyah melakukan fokus penelitiannya pada saat sebelum pelaksanaan ibadah Haji
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Pengertian
Manajemen,
Fungsi
Manajemen,
Unsur-unsur
Manajemen, Pengertian Haji, Hukum Haji, Syarat Haji, Rukun Haji, dan Macam-macam Haji, Pembinaan Jamaah,
Pengertian
13
Pembinaan Jamaah, Tujuan Pembinaan Jamaah, Pengertian Jamaah Haji, Klasifikasi Jamaah Haji BAB III
: TINJAUAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAB, TANGERANG. Profil, visi dan misi, maksud dan tujuan, perkembangan jumlah jama’ah,
pembimbing
ibadah,
organisasi,program-program
fasilitas
pembinaan
pelayanan, jama’ah
struktur
KBIH
Ulul
Albaab,kegiatan dan pembinaan jama‘ah selama di Makkah dan Madinah, pembinaan jama’ah setelah pelaksanaan ibadah Haji. BAB IV
: ANALISIS TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN JAMAAH HAJI
PADA KBIH ULUL ALBAB, TANGERANG
Manajemen
Pembinaan
Jamaah
Pengorganisasian, Penggerakan,
Haji
:
Perencanaan,
Pengawasan. Program-program
Pembinaan jamaah pada KBIH Ulul Albab : Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama, Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa. BAB V
: PENUTUP Kesimpulan dan saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris “to manage” yang berarti mengatur.1 selain itu, kata “to manage” mempunyai sinonim antara lain; To hand (mengurus), to control (memeriksa/mengawasi), to guide (menuntun/mengemudikan). Jadi, manajemen berarti mengurus, memeriksa, mengawasi, pengendalian, mengemudikan, membimbing. 2 Secara etimologis Abdul Sani mengatakan bahwa manajemen berasal dari kata “manage” yang berarti mengemudikan, memerintah, memimpin atau dapat juga diartikan sebagai “pengurusan”. Dalam hal ini pengurusan, memimpin, atau membimbing terhadap orang lain dlam upaya mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3 Sedangkan secara terminologis, dikatakan bahwa manajemen merupakan proses kerja untuk menentukan , mengimpertrasikan dan hal senada juga diungkapkan oleh Miftah Thoha yang mengatakan bahwa manajemen merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi dengan tertib. dengan kata lain, manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip
1
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar : pengertian dan masalah, (Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986) cet.II, h. 2 2 Jhon M, Echols, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h.375 3 Abdul Sani, Manajemen Organisasi, (jakarta : Bina Aksara, 1987 ), h.1
14
15
perencanaan, pengaturan, motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan roda organisasi.4 Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses, dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan menurut G.R Terry dan Leslie W. Rue mengatakan bahwa manajemen ialah : “suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional yang nyata.”5 Sedangkan menurut Joseph L. massie manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin.6 Dalam mencapai suatu tujuan, tercapai atau tidaknya tergantung kepada manajer dalam menerapkan system manajemen dan menggerakan orang-orang sserta memberdayakan sumber-sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tersebut diatas dapat saya simpulkan bahwa manajemen adalah : a. Manajemen adalah aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mengatur kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
4
Miftah Thoha , Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet. ke - 5,h.10 5 G.R Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), h.14 6 Joseph L.Massie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1999), h. 9
16
b. Manajemen mempunyai tujuan organisasional dari suatu kelompok orang-orang. c. Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran dan tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan d. Manajemen adalah system kerjasama yang melibatkan orang lain agar tercapai tujuan bersama e. Manajemen adalah integrasi dari banyak disiplin ilmu. Sifat yang khas dari manajemen adalah beberapa keterpaduan (integrasi) dan penerapan dari ilmu-ilmu pengetahuan bersama analitiknya. Dari seorang manajer pun di harapkan dimilikinya kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah melalui tehnik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi. 2
. Fungsi manajemen 2.1 Planning (perencanaan) Fungsi perencanaan merupakan suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan danmerumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendakinya. Dengan demikian perencanaan merupakan suatu proses pemikiran, baik secara garis besar maupun ssecara mendetail dari suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik
17
Didalam
buku
pengantar
ilmu
manajemen,
bahwa
perencanaan
mempunyai empat tujuan penting, yaitu : 1). Mengurangi dan mengimbangi ketidak pastian dan perubahanperubahan diwaktu yang akan datang. 2). Memusatkan perhatian kepada sasaran. 3). Mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan. 4). Memudahkan pengawasan.7 Semua fungsi lainnya sangat bergantung pada fungsi ini, dimana fungsi ini tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung dari pelaksanaan efektif tehadap fungsi-fungsi ini.8 Louis Allen didalam buku Manullang mengatakan bahwa kegiatankegiatan pada fungsi perencanaan tediri dari : 1.
Prakiraan (forecasting) Prakiraan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memperkirakan waktu yang akan datang. Dalam forecasting ini manajer melihat keadaan yang keadaan yang akan datang atas dasar sistematis dan kontinyu serta berdasarkan bagaimana ia bekerja
2. Tujuan (Goals, Objectives, Target) Tujuan adalah suatu hal yang merupakan arah yang dituju oleh suatu kegiatan yang hendak dicapai atau diingini oleh suatui organisasi atau
7
AM. Kadarman & Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen(buku panduan mahasiswa),(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,1994), cet IV,h.47 8 T. Handoko, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta : BPPE, 1991)cet V, h.24
18
badan usaha. Dengan adanya tujuan kita dapat mengetahui apakah program kita berhasil atau tidak.
3. Kebijakan (policies) Kebijakan merupakan suatu pernyataan umum yang memberikan pedoman atau saluran pemikiran dan tindakan dalam setiap pengambilan keputusan.9 4. Program (Programimng). Program adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan kebijakan dalam mencapai suatu tujuan.10 5. Jadwal (Schedule) Schedule merupakan daftar sat dimulainya suatu pekerjaan dan saat selesainya pekerjaan tersebut.11 Karena itu biasanya schedule merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program. Oleh karena itu manajer harus dapat menentukan waktu yang tepat, karena schedule merupakan suatu ciri dari suatu tindakan-tindakan yang akan berhasil baik. 6. Prosedur (Procedure) Prosedur ialah rencana yang merupakan metode yang biasa dpakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Perbedaannya
9
Djati julitriarsa & John Suprianto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:BPPE, 1998), cet. I, h.34 10 EK, Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara , 1986), h.9 11 Julitriarsa & Suprianto, Manajemen Umum h.35
19
dengan program yaitu jika program menyatakan apa yang harus dikerjakan, maka prosedur berbicara bagaimana melaksanakannya. 7. Anggaran (Budget) Anggaran merupakan suatu perkiraan dan taksiran yang harus dikeluarkan di satu pihak dan pendapatan (income) yang diharapkan diperoleh pada masa mendatang di pihak lain. Dalam sebuah perencanaan, hal yang harus dilakukan oleh seorang manajer antara lain : 1. Menetapkan tujuan organisasi atau lembaga 2. Menentukan strategi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan 3. Mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.12 Dalam hal ini seorang manajer perlu untuk memandang kedepan menetapkan dan merumuskan kebijakan dan tindakan dakwah yang akan dilaksanakan dengan kondisi yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.13 2.2
Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian berasal dari kata dasar yaitu organisasi yang
berarti alat atau badan. Ada ciri khusus dari orgnisasi yaitu adanya sekelompok manusia yang bekerja secara harmonis dan bekerjasama atas hak, kewajiban, serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan.
12
Stephen P. Robin, Prilaku Organisasi, (ter : Hediyana Pujaatmika), (jsksrts : Prenhallindo, 2000), cet.ke-8 jilid ke-1, h.3 13
ke-3, h.46
Abdul rasyid Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : bulan bintang, 1993), cet
20
Ahmad fadli HS. Memberikan definisi pengorganisasian yaitu “keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugastugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan.” 14 Pengorganisasian ini menjadi penting bagi proses kegiatan suatu organisasi sebab dengan adanya oengorganisasian maka rencana menjadi lebih mudah dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh karena denga dibaginya tindakan atau kegiatan dalam tugas akan lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang untuk mencegah timbulnya kumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaku saja. Akhirnya
dengan
pengorganisasian,
dimana
masing-masing
pelaksana menjalankan tugasnya pada kesatuan kerja yang ditentukan dan dengan wewenang yang ditentukan pula, akan memudahkan pimpinan dalam mengendalikan dan mengevaluir penyelenggaraan kegiatan. 2.3
Actuating (penggerakan). Menurut Ahmad Fadli HS penggerakan adalah keseluruhan proses
pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa
14
Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta : Manhalun Nasayiin Press, 2002) cet. 3, h.30
21
sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dan ekonomis.15 Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana untuk
segera
nelaksanakan
rencana.
Didalam
penggerakan
mengandung kegiatan member motivasi, directing, koordinasi, komunikasi dan mengembangkan para pelaksana. 2.4
Controlling (Pengawasan) Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana-rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.16 Bila terjadi deviasi (penyimpangan), maka manajer segera memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah yang telah ditentukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang direncanakan.17 Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan. Jadi, pengawasan dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan,
ketidaksesuaian,
penyelewengan
dan
lainnyayang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. 15
Fadli HS , Organisasi dan Administrasi, h.30 Handoko, Manajemen Edisi II, h.25 17 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press, 1996), cet .I, h.35 16
22
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 3 unsur, yaitu : 1. Penetapan standar pelaksana 2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan 3. Pengambilan
tindakan
koreksi
yang
diperlukan
bila
pelaksanaan menyimpang dari standar. 3. Unsur-Unsur Manajemen Unsur atau komponen merupakan bagian terpenting yang harus tersedia dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini Abdul syani membagi unsur alat manajemen (tool of manajemen) kedalam enam bagian di antaranya : a. Man, yakni tenaga kerja manusia, sumber daya manusia (SDM) yang ada pada sebuah
lembaga, SDM yang ada akan berpengaruh pada lancer
atau tidaknya manajemen lembaga dalam melaksanakan tujuan yang dilaksanakan. b. Money, yakni pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemerintah setempat atau dari donator yang secara sukarela memberikan sumbangan demi kemajuan sebuah proses dakwah. Disamping itu, dana juga dapat diperoleh dari lembaga usaha yang dikembangkan. c. Methods, yakni cara atau sistem untuk mencapai tujuan. Dalam penentuan metode ini harus direncanakan secara matang sehingga tidak terjadi kevakuman di tengah jalan.
23
d. Materials, yakni bahan-bahan yang diperlukan dalam mencapai tujuan atau misi lembaga. Bahan ini harus mendukung proses pencapaian tujuan yang direncanakan oleh sebuah lembaga. e. Machines, yakni alat-alat yang diperlukan, dalam hal ini alat-alat yang digunakan bertujuan untuk memaksimalkan bahan-bahan yang tersedia. f. Market, yakni tempat untuk menawarkan hasil produksi dalam hal ini, misi lembaga dapat diterima oleh masyarakat yang pada gilirannya mereka dapat menerima produk yang telah diciptakan.18 Faktor manusia dalam manajemen merupakan unsur terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung pada kemampuan manajer untuk mendorong dan menggerakkan orang-orang kearah tujuan yang akan dicapai. Karena begitu pentingnya unsur manusia dalam manajemen, melebihi unsure lainnya, maka boleh dikatakan bahwa manajemen itu merupakan proses social yang mengatasi segala-galanya.19
B. Pembinaan jamaah. 1. Pengertian Pembinaan Jamaah. Pembinaan berasal dari kata “bina” yang artinya bangun. Apabila diberi awalan me- maka membina, yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan agar lebih baik. Sehingga pembinaan mengandung arti
18
Abdul syani, Manajemen Organisasi. H. 28 H. Zaini Muchtarom, M.A. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta : Al-amin Press,1996), h.43 19
24
proses, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.20 Badan Penasehat Pembinaan dan pelestarian Perkawinan (BP4) memberikan pengertian pembinaan yaitu segala upaya pengelolaan atau penangana
berupa
merintis,
mengarahkan,
serta
mengembangkan
kemampuan untuk mencapai tujuan denan mengadakan dan menggunakan dengan segala dana dan daya yang dimiliki.21 Sedangkan menurut Majdi Hilali, pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai zikir, serta memompa dan menguatkan lewat introspeksi diri.22 Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu. Apa yang dimaksud dengan jama’ah? Secara bahasa kata ‘jama’ah’ memiliki beberapa pengertian antara lain : berkumpul, berkelompok, bersama-sama dan berserikat. Menurut Drs. E. Ayub, dkk yang dimaksud jama’ah adalah “sejumlah besar manusia” atau “sekelompok manusia yang 20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia,( jakarta : Balai Pustaka, 1997), h.134 21 BP4 DKI Jakarta, Membina keluarga Saqinah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h.138 22 Majdi Hilali, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h. 138
25
berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.”23 Jadi jama’ah adalah kelompok yang terorganisir dan terstruktur dengan baik.24 Menurut Drs. Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan criteria jamaah ada empat, yakni : a. Orang-orang yang berkumpul. b. Tidak terpecah belah. c. Manhaj atau konsep yang diikuti. d. Qudwah atau teladan.25 Dengan berdasarkan pengertian pembinaan jama’ah maka pengertian pembinaan jama’ah adalah membangun, mengusahakan, mengembangkan kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji untuk mencapai tujuan haji yang diinginkan dan dicita-citakan. Dengan demikian pengertian manajemen pembinaan jamaah haji adalah
mengkoordinasi,
mengarahkan
dengan
mengembangkan
kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji. 2. Tujuan Pembinaan Jamaah. Mengamati profil jama’ah haji Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum berpengalaman bepergian jauh, hidup dalam kultur lokal, tidak dapat membaca dan tidak dapat berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan 23
Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta ; Gema Insani press, 1996), h. 128 Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman, (Jakarta : prisma Creative, 2007) 25 Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta : Robbani Press, 1998 ), cet I, h. 114 24
26
ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan ysng bahkan tidak pernah di bayangkan. Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan
kekagetan budaya
tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jama’ah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.26 Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan kesejahteraan jama’ah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa dikenakan biaya tambahan diluar BPIH yang telah ditetapkan.
3. Strategi Pembinaan Jama’ah Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode : tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon, dan penerbitan buku-buku dan leaflet sejak sebelum masa pendaftaran haji, periode pendaftaran, sampai saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air.27 Materi pembinaan jama’ah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok, yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan,
26
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.71-72 27 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73
27
pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiyah dan ibadah social.28 Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas inisiatif jama’ah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah dan dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan perjalanan ibadah haji.29 C. Pengertian, Hukum, Syarat, Rukun, dan Macam-macam Haji 1. Pengertian Haji Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu pula, karena semata-mata memenuhi panggilan Allah dan mengharap keridhan-NYa. Anatara lain, wukuf di arafah, thawaf di Ka’bah, sa’I antara Shafa dan Marwah dan lain sebagainya.30 2. Hukum Haji 28
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73 29
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73 30
KH. Nuruddin Shiddiq, LC . Tuntunan Manasik Haji, Jakarta. 1993, h.2
28
Ibadah haji diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.31 Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27 yang berbunyi :
Artinya : “ Dan berserulah kepada manusia yang mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.
dan dikatakan pula dalam Firman Allah SWT yang lain dalam Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 96-97 yang berbunyi :
31
Buku panduan manasik Haji, Departemen Agama RI, 2007, h. 14
29
Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitulloh yang Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia, padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (dianataranya makam Ibrahim), barang siapa yang memasukinya (Baitullooh itu menjadi amanlah dia), mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang mampu dan sanggup mengadakan pekerjaan ke Baitulloh, barang siapa yang mengingkari(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.” Dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib hukumnya. Menunaikan ibadah Haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat, rukun, dan sunnahnya 3. Syarat Haji Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, adapun syarat-syarat tersebut adalah : a. Islam b. Baligh (dewasa) c. Aqil (berakal sehat) d. Merdeka (bukan hamba sahaya)
30
e. Istitho’ah (mampu) artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi jasmani dan rohani, ekonomi, dan keamanan -
Jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melakanakan ibadah haji
-
Rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh
-
Ilmu, yakni memahami pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk melaksanakan seluruh rangkain kegiatan ibadah haji.
-
Ekonomi, mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila dijual menimbulkan kemudharatan bagi diri dan keluarganya. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tetap memiliki biaya hidup
-
Keamanan, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi keluarg dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan. Kemudian tidak terhalang permasalahan seperti pencekalan/mendapat kesempatan atau izin perjalanan ibadah haj
4. Rukun Haji Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah. Adapun rukun-rukun haji adalah :
31
a. Ihram (niat) b. Wukuf di Arafah c. Tawaf ifadah d. Sa’i e. Cukur f. Tertib 5. Wajib Haji Wajib Haji meliputi : a. Niat Ihram dari Miqot b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah c. Mabit (bermalam) di Mina d. Melontar Jumroh ila, wustha dan aqabah e. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah Haji f. Tawaf wada. 6. Macam-macam Haji a. Ifrad’ yaitu melaksanakan secara terpisah antara haji dan umroh, dimana masing-masing dikerjakan sendiri, dalam waktu berbeda tetapi dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya melakukan umroh dalam satu musim haji. Pelaksanaan Haji Ifrad terbebas dari Dam (denda atas kesalahan yang dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji)
32
b. Tamattu’ yaitu mengerjakan umroh terlebih dahulu, kemudian baru mengerjakan Haji. Cara ini diwajibkan untuk membayar Dam dengan menyembelih seekor kambing atau berpuasa selama 10 hari dengan rincian 3 hari di tanah suci dan 7 hari di tanah air. c. Qiran’ yaitu mengerjakan ibadah Haji dan umroh secara bersamaan. Cara ini diwajibkan juga untuk membayar Dam dengan menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu berpuasa selama 10 hari.
D. Jamaah Haji 1. Pengertian Jama’ah Haji Jama’ah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kompak” atau “bersama-sama”, ungkapan shalat berjama’ah berarti shalat yang dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam. Jama’ah juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan prinsip “ta’awun” (tolong-menolong) dan (kerja sama) untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan yang sama.32 Secara substansial haji merupakan bagian dari ritual keagamaan kaum Muslim yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang 32
h. 486-487
Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992),
33
sejarahnya pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian negara.33 Dalam buku Fiqih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji, kurban), Abdurrahman al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “Haji” secara bahasa menuju kemuliaan, sedangkan pengertian haji secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.34 Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat utamanya yaitu memiliki kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktorfaktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan, transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan haji. Seorang muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya, berikut laranganlarangan yang berkaitan dengan ibadah.35 Sedangkan pengertian jama’ah haji yaitu Warga Negara Indonesia beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 36 2. Klasifikasi Jama’ah Haji
33
45
34
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal.
Abdurrahman al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), (Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177 35 Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 84 36 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9
34
Adapun ruang lingkup jamaah haji adalah sebagai berikut : 1. Jama’ah haji mandiri adalah jama’ah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan alat/obat dan orang lain. 2. Jama’ah haji observasi adalah jamaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat. 3. Jama’ah haji pengawasan adalah jama’ah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat dan orang lain. 4. Jama’ah haji tunda adalah jama’ah haji yang kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji. 5. Jama’ah haji resiko tinggi adalah jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati selama perjalanan ibadah haji, meliputi: a. Jama’ah haji lanjut usia b. Jama’ah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peratutan kesehatan yang berlaku. c. Jama’ah haji wanita hamil
35
d. Jama’ah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.37
37
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9-10
BAB lll GAMBARAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAAB A. Profil Yayasan / KBIH ULUL ALBAAB adalah sebuah yayasan yang bergerak pada bidang jasa pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Berdiri sejak tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan umroh pada tahun 2003. Yayasan Ulul Albaab beralamat di JL. Gerbang Sinai Raya Depan SMP PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua, Tangerang 15830. Dengan memiliki izin dari keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003
(SK. DEPAG. R.I
:KW.28/I/HJ.01/KPTS/225/2003) dan akte perusahaan untuk mendirikan Yayasan Ulul Albaab.1 Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan tahun 2010 berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang lebih sebanyak 680 jama’ah, sehingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah. Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh mengalami banyak perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta
1
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
36
37
perlindungan terhadap jamaa’ah. Yayasan ulul Albaab selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran sebagai komitmen dalam memberikan pelayanan yang optimal. B. VISI DAN MISI Visi : “ Pelayanan tamu ALLAH SWT yang amanah dan professional dengan memberikan makna lebih bagi para jama’ahnya sehingga terbina dan terpeliharanya jama’ah haji yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi lingkungannya. ” Misi : -
Melayani bimbingan pelaksanaan ibadah haji
-
Menggalang persaudaraan haji Ulul Albaab dan Ukhuwah Islamiyah
-
Menyelenggarakan ta’limul Islam
-
Menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah melalui kegiatan baitul maal.
C. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan didirikannya KBIH Yayasan Ulul Albaab ini adalah : 1. Merealisasikan komitmen yaitu dalam bentuk kejujuran.
38
2. Terselenggaranya pelayanan bimbingan haji dan umroh sesuai dengan tuntunan agama Islam. 3. Membekali para calon jamaah haji dengan manasik haji secara optimal, sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik. 4. Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir D. Perkembangan Jumlah Jamaah Pada awal Yayasan Ulul Albaab berdiri di tahun 2003, Jumlah Jama’ah Haji yang diberangkatkan sebanyak 13 orang, kemudian di tahun 2004 jamaah yang diberangkatkan berjumlah 21 orang. Di tahun 2005 jumlah jama’ah yang berhasil diberangkatkan melonjak hingga mencapai 90 orang. Lambat laun jama’ah pun terus mengalami penambahan jumlah, bahkan di tahun 2007 jama’ah haji yang berhasil di berangkatkan mencapai 172 orang. Namun di tahun 2008 jumlah jama’ah haji yang diberangkatkan mengalami penurunan menjadi 162 jama’ah. Siklus naik turun jumlah jama’ah yang diberangkatkan oleh KBIH Ulul Albaab memang sangat lumrah terjadi, namun dengan kerja sama tim dan manajemen yang baik, jumlah jama’ah yang siap diberangkatkan pun relatif stabil dan menjurus meningkat, bahkan jumlah calon jamaah haji sudah mencapai 540 orang yang siap diberangkatan hingga tahun 2015.
39
E. Pembimbing Ibadah
KH. Lukman Halim
H. Yana Hadiansyah
H. Irvan Hilmy
Hj. Soleha Lukman SAG
F. Fasilitas Pelayanan -
Bimbingan
Sebelum keberangkatan untuk pelaksanaan ibadah haji dan umroh calon jamaah haji akan mendapatkan bimbingan manasik haji baik secara teori maupun praktek dari petugas yang berpengalaman dan professional, serta praktek manasik haji ke asrama haji Pondok Gede Jakarta.2 Memberikan bimbingan dan panduan pada saat melaksanakan ibadah haji dan umroh oleh petugas yang berpengalaman dan profesional. -
2
Pendampingan Ziarah
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
40
Mengantarkan jamaah berziarah ketempat-tempat bersejarah di Mekkah, Madinah, Arafah, Mina dan Lain-lain. -
Transportasi
Menyediakan transportasi khusus untuk rombongan jama’ah haji dan khusus untuk barang. -
Pakaian dan Kesehatan
Menyediakan pakaian seragam dan memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kondisi di Arab Saudi. -
Umroh
Dilaksankan dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 3x keberangkatan. Dengan program umroh maulid Nabi Muhammad SAW, program umroh liburan, dan program umroh ramadhan. G. Struktur Organisasi Penasehat
: Drs. H. Saleh Asnawi Dra. Hj. Lutfiah Faqih
Ketua
: Drs. H. Yana Hadiansyah
Sekretaris
: Hj. Soleha Lukman SAG
Bendahara
; Hj. Saribanun Pipit Sri Fitriani
41
Umum
: Ir. H. Yudi
Bidang Dakwah
: H. Irfan Hilmy
Bidang Pendidikan
: Hj. Maya Hendriyani
Bidang Sosial
: Solahudin
H. Program-program Pembinaan jama’ah KBIH Ulul Albaab Pembinaan terhadap para pengurus KBIH dilaksanakan cukup intensif oleh pihak Departemen Agama. KBIH menyadari sebagai mitra pemerintah, KBIH harus dapat menyerap sebanyak mungkin masukan dan informasi terutama berbagai kebijakan penyelenggaraan haji yang telah dilakukan pemerintah. Evaluasi Penyelenggaraan haji selalu dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama setiap tahunnya agar mampu meningkatkan mutu pelayanan bimbingan ibadah haji terhadap jama’ah dari tahun ke tahun. KBIH Ulul Albaab berupaya memberikan pelayanan dan program-program pembinaan terbaik kepada seluruh jama’ah dalam seluruh proses, mulai dari pendaftaran, bimbingan manasik haji, bimbingan pada saat pelaksanaan ibadah Haji di Arab Saudi, pemulangan, hingga pembinaan setelah pelaksanaan Ibadah Haji.
42
1.
Pembinaan jama’ah di tanah air Program pembinaan jama’ah haji pada KBIH(Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji) di tanah air berupa bimbingan manasik haji baik teori maupun praktek. Bimbingan manasik haji ini dilakukan langsung di kantor Yayasan, di Masjid Islamic Village dan untuk prakteknya di asrama Pondok Gede Jakarta. Bimbingan manasik haji diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 18x pertemuan, 8 kali pembahasan fiqih, dan 10 kali pertemuan manasik yang meliputi pra manasik dan manasik / teori. Pra manasik merupakan kegiatan yang menjelaskan fiqih ibadah yaitu tentang cara ibadah yang biasa dilakukan di Tanah Suci tetapi jarang dilakukan di Tanah Air, misalnya : Tayamum, Shalat jenazah, shalat jamak, Qashar dan ibadah lainnya. Tatacara ibadah ini langsung dipraktekkan sampai jama’ah memahami dan dapat melakukannya Manasik teori merupakan kegiatan yang berisi tentang cara memakai pakaian Ihrom, larangan ketika Ihrom, Thawaf, sa’I, wukuf, lontar jumroh, dan amalanamalan lain yang menyangkut pelaksanaan ibadah Haji. Penjelasan teori ini mengambil dari berbagai sumber dan dipimpin langsung oleh pembimbing KBIH yaitu tim pembimbing Ulul Albaab, yang bertempat di aula haji Islamic Village kelapa dua, Tangerang. Setelah mendapatkan bimbingan manasik haji dalam bentuk teori, jama’ah pun mendapatkan bimbingan dalam bentuk Praktek lapangan, kegiatan ini mengacu
43
pada keadaan sebenarnya yaitu dengan membuat miniatur Ka’bah, maqom Ibrohim. Tempat sa’i, jamarot, dan atribut lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan dilapangan sekitar sekretariat KBIH dan dibimbing langsung oleh : Tim pembimbing Ulul Albaab. Selain penjelasan teori dan praktek, dilakukan juga diskusi interaktif seputar kegiatan ibadah haji dan berbagai informasi yang dibutuhkan.3 KBIH Ulul Albaab juga menyediakan buku panduan haji yang dibagikan kepada calon jamaah sebagai bentuk pelayanan untuk para jama’ah dan mempermudah para jama’ah dalam memahami pelaksanaan ibadah haji. Pemberangkatan KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik, mental, maupun kesiapan perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH Ulul Albaab memberikan informasi kepada jama’ah mengenai : Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat. Kemudian jamaah berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede, Jakarta untuk memperoleh kebutuhan dan kelengkapan persyaratan lain sebelum menuju Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian menuju Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi.
3
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji, KBIH Ulul Albaab tahun 2000 / 2011
44
2.
Pembinaan Selama di Makkah dan Madinah Setelah sampai di Arab Saudi baik di Mekkah ataupun Madinah tidak ada
satupun kegiatan jama’ah yang terlepas dari pengawasan, bimbingan dan pembinaan oleh pembimbing rombongan dari Ulul Albaab. Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah haji selama di Mekkah antara lain : Thawaf Qudum dan umroh, ibadah di masjidil haram, pemotongan hewan qurban, Ziarah ke jabal tsur, Jabal Nur, jabal Rahmah, dan ARMINA (ARAFAH-MINA), Umroh sunnah Miqot dan Tan’im, membayar DAM karena melakukan Haji Tamattu, Tausiyah, Wukuf, melontar Jumroh Ula, Wustho, dan Aqobah, ceramah agama tentang fathul Mekkah (penakulukan kota Mekkah), belanja oleh-oleh, Thawaf Wada, dan Tahallul.4 Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah selama di Madinah antara lain : Sholat Arba’in, Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, pemakaman baqi’, ziarah ke masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, Taushiah Agama, berkunjung ke percetakan Al-Qur’an, dan belanja oleh-oleh. Kemudian apabila seluruh rangkaian kegiatan Haji telah selesai maka jama’ah akan pulang ke Tanah Air sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh Pemerintah melalui Kementrian Agama.
4
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji KBIH Ulul Albaab pada tahun 2000 / 2011
45
3.
Pembinaan Jama’ah Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji Setelah seluruh rangkaian kegiatan jama’ah selesai di laksanakan dan
jama’ah pun sudah kembali kepada keluarga masing-masing. KBIH Ulul Albaab pun merancang berbagai program bagi para alumni untuk merekatkan silaturahmi antara jama’ah dan pengurus KBIH Ulul Albaab. Dan program-program tersebut adalah : -
Program alumni haji yang mencakup:
1. Pertemuan rutin alumni tergantung alumni tahun pada setiap tahunnya. 2. Kegiatan bakti sosial. 3. Pertemuan alumni akbar setiap tahun pada saat halal bihalal. -
Program Dakwah mencakup :
1. Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam. 2. Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama bagi masing-masing alumni. -
Program Sosial mencakup :
1. Mengadakan kegiatan sunatan massal. 2. Santunan anak yatim sekaligus periksa kesehatan. 3. Mengadakan bazaar murah. 4. Bantuan bencana alam
46
5. Mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) gratis bagi kaum dhuafa -
Program pemberdayaan dana zakat dan wakaf dari para jamaah mencakup:
1. Mengadakan koperasi Ulul Albaab. 2. Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa. 3. Membuka wirausaha bagi masyarakat dalam bidang peternakan ikan. 5 Berbagai program yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada alumni jama’ah haji, merupakan upaya untuk dapat terus menjalin silaturahim yang baik. Dari program-program yang diberikan pun dapat dilihat bahwa KBIH Ulul Albaab memiliki program-program alumni yang variatif di banding KBIH lainnya. Seluruh dana untuk merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari infaq, zakat, shodaqoh, dan wakaf dari jama’ah dan alumni jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab. 6
5 6
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIH Ulul Albaab
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH ULUL ALBAAB TANGERANG
A. Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji pada KBIH Ulul Albaab 1. Perencanaan (Planning) Setiap usaha apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. KBIH Ulul Albaab dalam melakukan aktivitas perencanaannya terhadap pembinaan jama’ah haji menggunakan langkah-langkah kegiatan, seperti : forecasting, objective, policies, programmes, schedule, procedurs, budget .1 a. Perkiraan (Forecasting) Forecasting merupakan suatu prediksi atau peramalan usaha yang sistematis, yang diharapkan memperoleh sesuatu di masa yang akan datang, dengan dasar perkiraan dan menggunakan perhitungan yang rasional dan fakta yang ada. Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidakpastian kondisi 1
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v, h.50
47
48
internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi keadaan organisasi, tenaga pelaksana, serta persediaan fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan. Sedangkan kondisi eksternal meliputi lingkungan social (lingkungan pergaulan), pendidikan (sekolah), keluarga, ekonomi, dan sebagainya. Dari kondisi internal misalnya tentang tenaga pelaksana : ketika akan mengadakan pembinaan jama’ah melalui Bimbingan manasik haji. Apabila pada saat kegiatan pembinaan ternyata Pembina tersebut sibuk dikarenakan suatu hal yang akhirnya ia tidak dapat melakukan tugas, maka dengan perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting), Pembina jama’ah di KBIH Ulul Albaab dapat memberikan alternatif dengan menugaskan petugas lain agar kegiatan bimbingan manasik haji tersebut dapat dilaksanakan. Sedangkan kondisi eksternal, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa jama’ah haji berasal dari latar belakang yang berbeda seperti kondisi lingkungan sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Melalui forecasting ini
diharapakan kondisi tersebut dapat di antisipasi. b. Penentuan dan penetapan tujuan (objectives) Tujuan manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab adalah : -
Untuk membekali jamaah haji dengan manasik haji secara optimal, sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.
49
-
Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir
c. Penentuan Perumusan Sasaran Penentuan dan perumusan sasaran merupakan hal yang sangat penting, karena rencana pembinaan jama’ah akan berjalan dengan baik, apabila terlebih dahulu diketahui apa yang menjadi sasaran dari pembinaan tersebut. Dan yang menjadi sasaran dari perencanan pembinaan adalah seluruh jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab. d. Penetapan Kebijakan (policies) Penetapan kebijakan ini merupakan kebijakan pimpinan dalam rangka menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi kesempurnaan ibadah yang dilakukan oleh jama’ah haji. Adapun kebijakan tersebut adalah. d.1 Fiqih Haji Merupakan ilmu yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji baik berupa rukun maupun wajib haji. -
Adapun rukun-rukun haji adalah :
a. Ihram (berniat mulai mengerjakan haji atau umroh)
50
b. Wukuf di Arafah (hadir di padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijah sampai terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijah) c. Tawaf ifadah (mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah)2 d. Sa’i, yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah sebanyak 7 kali e. Tahalul (mencukur rambut paling sedikit 3 helai) f. Tertib, yakni mengikuti seluruh rangkaian rukun haji sesuai dengan aturan yang ditentukan Al-Qur’an dan Hadits. -
Wajib Haji Wajib Haji adalah ketentuan atau pekerjaan/perbuatan yang bilamana
dilangar ibadah Hajinya tetap syah, tetapi wajib membayar dendam atau Dam.3 Wajib Haji meliputi : a. Niat Ihram dari Miqot (tempat yang ditentukan pada masa tertentu) b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah sesudah tengah malam, di malam hari raya haji sesudah hadir di padang Arafah. c. Melontar Jumroh Aqobah pada hari raya haji.
2 3
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet.ke-3, h 252-253 Buku Tuntunan Praktis Ibadah Haji (KBIH Ulul Albaab, Tangerang) h,4
51
d. Melontar tiga jumroh ula, wustha dan aqabah dimana tiap jumroh dilempar dengan 7 batu kecil. Dan waktu melontar adalah sesudah tergelincir matahari. e. Mabit (bermalam) di Mina f. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah Haji g. Tawaf wada. a. Perjalanan haji dan umroh. 1. Persiapan Keberangkatan a). Persiapan Mental : bertaubat, banyak dzikir, mohon petunjuk, bimbingan dan perlindungan Allah SWT, menyelesaikan masalah yang ada sebelum berangkat, silaturahmi dengan keluarga dan lingkungan sekitar. b).Persiapan material : menyiapkan seluruh barang bawaan dan keperluan secukupnya selama di tanah suci, kemudian menyiapkan bekal dalam bentuk materi atau uang baik untuk bekal selama di tanah suci dan juga untuk keluarga yang ditinggalkan 2.
Pemberangkatan. KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik, mental, maupun kesiapan perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH Ulul Albaab memberikan informasi kepada jama’ah mengenai :
52
Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat. Contoh informasi yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah sebelum keberangkatan pada tahun 2010 : Tanggal keberangkatan : 5 November 2010 Tanggal kepulangan
: 17 Desember 2010
Kloter
:
41
Maktab
:
Aziziah Syimaliah
Nomor rumah
:
82, 83
Pesawat
:
GA. 7111
Kemudian pada kesempatan tersebut KBIH Ulul Albaab juga memberikan informasi lainnya kepada jama’ah, yaitu : - Koper jama’ah akan dikumpulkan di sekertariat 2 (dua) hari sebelum keberangkatan - Jama’ah berkumpul di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village untuk acara pelepasan sebelum berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede. - Pakaian seragam nasional dan atribut atau kelengkapan lainnya - Transportasi dari Masjid “Al-Istighna” Islamic Village menuju asrama Haji di Pondok Gede dan penjemputan dari cengkareng disediakan oleh yayasan atau KBIH Ulul Albaab dengan tidak menambah biaya dari jama’ah.
53
Sebelum menuju Pondok gede, KBIH Ulul Albaab mengadakan acara pelepasan di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village yang disaksikan oleh keluarga dan seluruh pihak yang mengantar jama’ah, beserta petugas Kementrian Agama Kabupaten tangerang (Bpk. H. Heri dan kawan-kawan). Calon jama’ah cukup diantar oleh keluarga ke tempat pelepasan. Kemudian pada pukul 14.00 WIB jama’ah dan seluruh pembimbing berangkat menuju Asrama haji di pondok gede dan sampai pada pukul 16.30 WIB, selanjutnya jamaah akan melakukan registrasi yang meliputi : -
Surat panggilan masuk asrama haji (SPMA)
-
Menunjukkan buku kesehatan
-
Menerima kupon konsumsi
-
Pembagian kamar pemondokan
-
Jama’ah menerima Living Cost SR. 1500
-
paspor, dan gelang identitas
Di Bandara kedatangan Tanah Suci Setelah seluruh jama’ah dan rombongan tiba di terminal kedatangan Bandara King Abdul Aziz. Jama’ah pria dan wanita berbris dengan terpisah, kemudian dilakukan pemeriksaan paspor, buku kesehatan, dan koper besrta barang bawaan jama’ah yang dilakukan oleh imigrasi Arab Saudi dan koper besar jama’ah diurus porter airport / Karom . Setelah pemeriksaan Imigrasi, badan dan barang bawaan selesai, jama’ah keluar
54
terminal untuk naik bus sesuai nomor rombongan menuju Maktab (pemondokkan) di Makkah. Sebelum meninggalkan bandara jama’ah beserta rombongan mengambil miqot (niat untuk melaksanakan umroh) di bandara King Abdul Aziz, sekaligus berihram. Kemudian jama’ah menuju maktab yang sesuai dengan nomor yang telah ditentukan untuk beristirahat. Selepas beristirahat jama’ah melakukan orientasi linkungan di sekitar Masjidil Haram. Pada hari berikutnya jama’ah dipersilahkan untuk beribadah di masjidil Haram dan selama itu jama’ah tetap berkewajiban untuk berihram dan menaati peraturan selama berihram. Ibadah yang dilakukan oleh jama’ah sebelum kegiatan haji dilakukan adalah : umroh, pembayaran DAM karena menggunakan Haji Tamattu (Umroh terlebih dahulu baru kemudian Berhaji), pemotongan hewan Qurban, ziarah ke jabal Tsur, jabal Nur, Jabal Rahmah, Orientasi ARMINA (Arafah-Mina), dan ceramah agama. b. Tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umroh KBIH Ulul Albaab dalam pelaksanaanya memiliih untuk melakukan ibadah Haji Tamattu, yaitu melaksanakan Umroh terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah haji. -
Tata cara ibadah Umroh :
a. Bersuci, dengan melakukan mandi sunnah dan berwudhu
55
b. Ihram, bagi laki-laki, memakai dua helai kain yang tidak berjahit, dan bagi wanita memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan c. Melaksanakan sholat sunnah ihram 2 rakaat, dianjurkan surat sunnah yang dibaca pada rokaat pertama adalah surat Al-kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al-ikhlas d. Memasuki Masjidil haram dari pintu mana saja sambil membaca do’a e. Pada saat melihat ka’bah di sunnahkan untuk terus berdo’a f. Melakukan Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah yang dimulai dan di akhiri dari sudut Hajar Aswad atau Garis Coklat yang terdapat di wilayah sekitar Ka’bah. g. Berdo’a di Multadzam (tempat antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah), tempat ini merupakan tempat yang makbul untuk berd’oa h. Sholat sunnah Thawaf 2 rokaat di Maqam Ibrahim i. Sholat sunnah 2 rakaat di Hijir Ismail j. Minum air zam-zam k. Melaksanakan Sa’I yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah sebanyak 7 kali yang berakhir di bukit Marwah
56
l. Bercukur atau memotong rambut paling sedikit tiga helai, dan berarti pula kita telah tahallul, sehingga selesai seluruh rangkaian ibadah Umroh4 Tata cara ibadah haji : 1. Bersuci, dengan mndi dan berwudhu 2. Berihram 3. Membaca Talbiyah, shalawat dan do’a. 4. Berangkat menuju Arafah sambil terus berdo’a 5. Di arafah pada tanggal 8 Dzulhijah sore sampai tanggal 9 Dzulhijah pagi, sambil menunggu waktu wukuf dianjurkan untuk terus berdo’a dan berdzikir 6. Wukuf di Arafah a. Tanggal 8
Dzulhijah seluruh jama’ah
bersiap-siap untuk
diberangkatkan ke padang Arafah b. Tanggal 9 Dzulhijah sebelum dzuhur seluruh jama’ah sudah berkumpul kembali ke kemah. c. Waktu dzuhur, Wukuf di Arafah dimulai. d. Shalat jama’ qashar (dzuhur dan ashar) e. Mendengarkan khutbah Wukuf
44
Buku Tuntunan Praktis Ibadah Umroh (KBIH Ulul Albaab) h.6-22
57
f. Berdo’a,
berdzikir,
mohon
ampunan
sebanyak-banyaknya
(bersama-sama dan sendiri-sendiri) Menjelang maghrib kegiatan Wukuf berakhir g. Shalat jama’ qashar (maghrib dan isya) h. bersiap-siap menuju Muzdalifah. 7. Mabit di Muzdalifah a. Seluruh jama’ah berangkat menuju Muzdalifah dengan bus. b. Sesampainya di Muzdalifah langsung masuk area yang telah ditetapkan sesuai dengan nomor maktab. c. Selama di Muzdalifah tetaplah berada dalam rombingan masingmasing d. Mabit (bermalam) di Muzdalifah sampai lewat tengah malam e. Berdo’a dan berdzikir f. Mengambil batu kerikil untuk melontar jumroh g. Antri menunggu jemputan untuk menuju Mina 8. Melempar jumroh di Mina a. Setiba di Mina masuk ke tenda-tenda yang telah disediakan. b. Pada tanggal 10 Dzulhijah suluruh jama’ah bersiap-siap menuju jamarat untuk meelempar jumroh Aqobah c. Bercukur / gunting rambut paling sedikit tiga helai “Tahallul Awal”, dengan itu semua larangan gugur, kecuali bersetubuh, Niksh, menikahkan dan meminang.
58
d. Mabit (menginap) di Mina samapai dengan tanggal 12 atau 13 Dzulhijah e. Pada tanggal 11 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah f. Pada tanggal 12 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah, bagi yang menginginkan pulang ke Makkah hari ini dibolehkan, hal ini dinamakan “Naffar Awal”, gabi yang belum pulang diwajibkan Mabit kembali g. Pada tanggal 13 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah, kemudian pulang ke Makkah , hal ini dinamakan “Naffar Tsani”, bagi yang belum membayar DAM TAMATTU dapat melaksanakannya disini, dan bagi yang mampu di anjurkan untuk berqurban. h. Kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf ifadah dan sa’i 9. Thawaf ifadah dan sa’i a. Kegiatan ini merupakan rukun haji b. Boleh dilaksanakan sebelum atau sesudah melempar jumroh, namun bagi yang ingin melakukan sebelum melempar jumroh sebelum maghrib harus kembali ke Mina untuk Mabit. Apabila tidak
memungkinkan
sebaiknya
thawaf
ifadah
dilaksanakan setelah mabit di Mina. c. Thawaf ifadah dan sa’i ditutup dengan “Tahallul Tsani”
dan
sa’I
59
d.
Thawaf wada’ atau thawaf pamitan, thawaf ini dilakukan pada saat akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air atau melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Karena KBIH Ulul Albaab menggunakan pelaksanaan Haji Tamattu, maka selepas bertahallul seluruh jama’ah beserta rombongan bersiap menuju Madinah. Selama di Madinah seluruh rombongan akan melakukan berbagai kegiatan, Berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh jama’ah dan pembimbing selama di Madinah, antara lain : ibadah sholat Arba’in, berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan pemakaman Baqi’, berziarah ke Masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, ceramah Agama, berkunjung ke percetakan Al-Qur’an, dan jama’ah memiliki waktu untuk berbelanja kurma. Selepas itu seluruh jama’ah dan pembimbing bersiap untuk kembali ke tanah air berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementrian Agama. 2. Pengorganisasian (Organizing) Adapun
langkah-langkah
yang
diterapkan
oleh
pimpinan
pembinaan jama’ah haji bagi pelaksana bimbingan di KBIH Ulul Albaab adalah sebagai berikut : a. Adanya pembagian kerja, dimana kegitan-kegiatan yang akan dilakukan oleh para pengurus pembinaan jama’ah ditentukan dan
60
dikelompokkan dalam beberapa Pembina, yang merupakan kesatuan organisasi. Sebagai sebuah lembaga yang dikelola secara professional, masing-masing pengurus memiliki tanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas dan kerjanya. b. Adanya kebijakan wewenang kepada pimpinan (ketua) untuk mengambil keputusan. Setelah KBIH menyusun pembagian kerja, masing-masing pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adapun
pengambilan
keputusan
dilakukan
berdasarkan
kesepakatan pengurus. Kesepakatan bisa diartikan sebagai mufakat bulat ataupun melalui voting yang hasilnya merupakan tanggung jawab bersama. c. Adanya tugas dan tanggung jawab yang ditekankan pada kejelasan tugas dan wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh para pelaksana. Berdasarkan kesanggupan dan kemampuan masing-masing sesuai dengan jenis pekerjaan Setiap tahun / akhir tahun anggaran, KBIH Ulul Albaab melakkan evaluasi internal untuk menilai kinerja masing-masing pengurus, staff dan kinerja KBIH Ulul Albaab secara keseluruhan. Agar tujuan KBIH Ulul Albaab dapat tercapai, maka dibentuk organisasi untuk mengelompokkan dan membagi tugas sesuai dengan
61
kemampuan masing-masing. Maka dalam rangka mencapai tujuan, KBIH Ulul Albaab membentuk struktur organisasi untuk menjalankan seluruh kegiatan yang tekah direncanakan. 3. Penggerakan (Actuating) Setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi-posisi / jabatan-jabatan dalam struktur organisasi telah diisi, maka langkah berikutnya adalah menggerakkan para pelaksana pembinaan kepada jama’ah Haji. Menurut Djati Julitiarsa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain dapat bekerja.pada dasarnya menggerakan
orang
lain
bukanlah
pekerjaan
mudah,
untuk
menggerakan rencana-rencana yang akan dilaksanakan pimpinan harus memiliki kemampuan untuk menggerakan orang lain. Kemampuan atau seni untuk menggerakan orang lain itu disebut dengan kepemimpinan (leadership). a. Pembimbingan Agar suatu kegiatan pembinaan berjalan secara efektif dan efisien maka ketua regu/rombongan memberikan bimbingan kepada jama’ah dengan memberikan saran, penjelasan, dan pengalaman b. Penjalinan hubungan
62
Demi
terwujudnya
harmonisasi
dan
sinkronisasi
pembinaan itu, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau koordinasi yang baik antara seluruh pengurus KBIH Ulul Albaab dengan jama’ah. Dalam hal ini KBIH Ulul Albaab telah berupaya sebaik mungkin, misalnya dengan melalui pertemuan-pertemuan pada rapat koordinasi antar anggota sehingga tujuan awal dapat tercapai. c. Pengembangan dan peningkatan pelaksana bimbingan Dengan adanya kegiatan pengembangan dan pelaksana bimbingan diharapkan proses kegiatan pembinaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga mengalami perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksana bimbingan (pembimbingan) di setiap tahunnya 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan, baik dari kelebihan maupun kekurangan, yang kemudian diteruskan sambil dikembangkan apa yang menjadi kelebihan dan berusaha melakukan perbaikkan serta mencegah
terulangnya
kembali
kesalahan
akibat
kekurangan-
kekurangan, agar kegiatan tidak keluar dari apa yang telah direncanakan dan ditetapkan.
63
Pengawasan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. a. Pengawasan langsung, yaitu apabila organisasi melakukan pengawasan
dan
pemeriksaan
langsung
pada
tempat
pelaksanaan pembinaan b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan melalui laporan-laporan yang diterima.5 Dalam kegiatan pengawasan, KBIH menggunakan pengawasan langsung dengan peninjauan pribadi yaitu ketua organisasi datang langsung dan melihat sendiri proses pembinaan kepada jama’ah. Dengan cara demikian pimpinan mengharapkan keterbukaan dan kebenaran dalam menerima informasi
sekaligus
pendapat
tentang perbaikkan
dan
penyempurnaan dari pembimbing atau Pembina dan jama’ah. 6 Pada tahap pemberkasan dokumen, pengawasan oleh ketua dilakukan secara tak langsung. Akan tetapi pada tahap pembinaan jama’ah haji, ketua ikut terjun langsung bukan saja dalam mengawasi proses pembinaan, melainkan juga ikut aktif membina jama’ah. Bahkan Ketua
5
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ketua KBIH Ulul Albaab) pada tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab 6 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ketua KBIH Ulul Albaab) pada tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
64
juga ikut mengawal dan memberikan pembinaan secara langsung kepada jama’ah di tanah suci. B. ANALISIS MANAJEMEN Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data yang lengkap melalui wawancara, arsip-arsip dan laporan kegiatan, dan data-data primer maupun sekunder lainnya, penulis pun melakukan analisis atas kegiatan manajemen dan program-program pembinaan jama’ah yang telah dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab. Kegiatan manajemen yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab merupakan aplikasi atau penerapan dari fungsi manajemen yang terdiri dari Planning
(perencanaan),
Organizing
(pengorganisasian),
(penggerakkan), dan controlling (pengawasan).
Actuating
Menurut penulis secara
umum KBIH Ulul Albaab telah melakukan kegiatan manajemen dengan baik Dimulai dari Planning (perencanaan), menurut penulis, dalam melakukan perencanaan seluruh pimpinan dan staff betul-betul memikirkan dan
membahas
secara
detail
tentang
kebutuhan,
jadwal
kegiatan,
pendampingan dalam penyelesaian urusan administrasi dan pelaksanaan bimbingan manasik haji bagi jama’ah haji sehingga seluruh hal wajib dan sunnah yang harus dilaksanakan dan dibutuhkan oleh jama’ah dapat terpenuhi.
65
Berikutnya adalah Organizing (pengorganisasian), menurut penulis dalam melakukan pengorganisasian KBIH Ulul Albaab menerapkan sistem dan peraturan yang ketat bagi seluruh staf yang terlibat dan termasuk dalam struktur organisasi. Penentuan pihak-pihak berikut jabatannya tidak dilakukan secara sembarangan, karena setiap pihak yang telah diberikan amanah merupakan pihak-pihak yang telah lulus tes dan memang memiliki kemampuan yang sesuai dengan jabatannya serta mampu bersikap amanah atas tanggung jawabnya. Menurut penulis tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seluruh pejabat, dimulai dari pejabat tertinggi sampai terbawah dalam KBIH Ulul Albaab telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Selanjutnya adalah Actuating (penggerakkan) Setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi-posisi / jabatan-jabatan dalam struktur organisasi telah diisi, maka langkah berikutnya adalah menggerakkan para pelaksana pembinaan kepada jama’ah Haji. Menurut penulis dalam pelaksanaan penggerakkan di dalam KBIH Ulul Albaab, ketua memiliki peran yang sangat penting agar kegiatan penggerakkan ini dapat terlaksana. Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah selaku ketua ataupun pimpinan pada KBIH Ulul Albaab dituntut memiliki kemampuan atau senidalam melakukan kepemimpinan (leadership). Penulis melihat sendiri bagaimana beliau memberikan arahan dan nasihat kepada selurh staf dengan cara yang sopan dan santun, bahasa sederhana yang mudah
66
dimengerti dan rendah hati, meskipun dengan suara yang tidak terlalu lantang, namun nasihat yang beliau berikan kepada bawahannya dapat tersampaikan dengan baik, sehingga efenya dalah seluruh pengurus mampu bekerja secara maximal, professional,dan amanah. Setelah pemimpin dan staf berkerja secara maximal, professional dan amanah maka kegiatn pembinaan bagi jama’ah pun dapat berjalan dengan baik. Fungsi manajemen yang keempat yang diterapkan oleh KBIH Ulul Albaab adalah controlling (pengawasan), kegiatan pengawasan ini pun menjadi tanggung jawab wajib pemimpin KBIH Ulul Albaab yaitu bapak Drs. H. yana Hadiansyah dengan dibantu seluruh staff, karena tidak mungkin ketua mampu mengawsi setiap detil yang terjadi pada saat kegiatan pembinaan berlangsung. Menurut apa yang penulis teliti dan amati, pada saat melakukan pengawasan, ketua mengguanakan 2 sistem yaitu, pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung beliau lakukan pada seluruh rangkaian kegiatan pembinaan mulai dari manasik, pendampingan pada saat prosesi ibadah haji berlangsung, dan penerapan program-program pembinaan jama’ah paska pelaksanaan ibadah haji dengan dibantu staff yang telah diberikan amanah. Ketuapun melakukan pengawasan tidak langsung dengan cara memeriksa laporan-laporan yang diberikan oleh bawahannya, seperti laporan keuangan, data jama’ah dan lain-lainnya.
67
Penulis pun melakukan analisis terhadap program-program pembinaan jama’ah yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah. Dimulai dari program pembinaan sebelum pemberangkatan ibadah haji, yaitu melalui bimbingan manasik haji baik secara teori dan praktek. Pada saat melaksanakan bimbingan manasik haji KBIH Ulul Albaab menerapkan standar bimbingan yang telah di tentukan oleh pemerintah, sehingga jama’ah mendapatkan informasi yang jelas dan akurat untuk melaksanakan ibadah Haji dengan baik dan maximal, dalam aplikasinya KBIH Ulul Albaab menghadirkan pembimbing yang berpengalaman dan professioanal, baik pembimbing dari kantor wilayah Kementerian Agama kabupaten Tangerang maupun pembimbing dari Ulul Albaab tim. Sehingga penulis memberikan penilaian yang baik kepada KBIH Ulul Albaab dalam melaksanakan bimbingan manasik haji bagi jama’ah haji. Berikutnya adalah program dan kegiatan pembinaan jama’ah yang diberikan pada saat kegiatn ibadah haji berlangsung. Dalam hal ini program ataupun fasilitas yang diberikan berupa pendampingan atas seluruh rangkaian kegiatan haji dan umroh, beserta kegiatan wajib ataupun sunnah sejak awal tiba di Arab Saudi hingga kembali ke Indonesia. Menurut penulis pembinaan yang dilakukan berlangsung dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dari komentar alumni jama’ah haji yang mengaku sangat puas dengan program dan kegiatan pembinaan jama’ah yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab,
68
sehingga jama’aah haji pada KBIH Ulul Albaab mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Program pembinaan jama’ah yang terakhir penulis analisis adalah program pembinaan yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji paska atau setelah pelaksanaan prosesi ibadah haji selesai dilaksanakan. Berbeda dengan KBIH lainnya, KBIH Ulul Albaab memiliki programprogram yang variatif, produktif dan bermanfaat besar bagi masyarakat luas. Program-program pembinaan alumni jama’ah haji terbagi dalam beberapa macam, seperti pengajian rutin yang dilakukan di minggu pertama di setiap bulannya bagi masing-masing angkatan alumni jama’ah haji, kegiatan bakti sosial bagi masyarakat yang kurang mampu, dan penerapan dengan pengelolaan beserta penyaluran dana zakat, infaq, dan shodaqoh bagi masyarakat yang kurang mampu melalui pendirian Sekolah Dasar dengan tidak memungut biaya apapun dari orang tua, karena sekolah ini memang betul-betul sekolah bagi masyarakat
yang kurang mampu. Penulis
memberikan penilaian yang sangat baik atas program-proram ini, karena menurut penulis, kemabruran haji seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia bersikap dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.semoga Allah SWT memberikan kebarokahan dan kebaikan bagi seluruh pengurus, calon jama’ah, dan alumni jama’ah KBIH Ulul Albaab, amin ya robbal’alamin.
69
Demikian analisis yang penulis dapat lakukan.atas manajemen dan program-program pembinaan jama’ah yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul Albaab-Tangerang” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Manajemen pembinaan jama’ah merupakan proses mengkoordinasi, mengarahkan, kemudian mengembangkan
kemampuan secara
bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji demi terlaksananya cita-cita ibadah haji. Manajemen pembinaan jama’ah haji pada KBIH Ulul Albaab dilakukan untuk membantu para jama’ah secara baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits dalam melaksanakan ibadah haji. Dimulai dengan proses bimbingan manasik haji baik teori mapun praktek, pembinaan jama’ah selama prosesi ibadah Haji dan Umroh berlangsung, hingga pemberian program-program pembinaan alumni dan program-program lainnya. KBIH ulul Albaab menggunakan 4 fungsi manajemen dalam melakukan kegiatan manajemen dan pembinaan terhadap jama’ah, yang
terdiri
dari
Perencanaan
(Planning),
Pengorganisasian
(Organizing), Penggerakkan (Actuating), Pengawasan (Controlling).
70
71
Dalam pelaksanaanya kegiatan pembinaan yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji dapat berjalan dengan maximal.
2. KBIH Ulul Albaab memberikan berbagai program pembinaan kepada jama’ah Haji. Program-program pembinaan jama’ah haji yang diberikan oleh KBIH KBIH ulul Albaab terbagi dalam 3 bagian, yaitu program pembinaan selama di tanah air yang terdiri dari bimbingan Manasik Haji baik berupa teori dan praktek, pengecekkan dan informasi kesehatan. Selanjutnya, program pembinaan pada saat pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh, yaitu pendampingan dan pembinaan jama’ah selama kegiatan ibadah haji dan Umroh berlangsung hingga seluruh rangkaian kegiatan wajib dan sunnah selesai dilaksanakan kemudian kembali ke Tanah Air. Program Pembinaan jama’ah yang terakhir adalah program pembinaan jama’ah setelah pelaksanaan ibadah haji selesai dilaksanakan dimana program pembinaan tersebut dilaksanakan di tanah air. Kegiatan dalam program ini sebagian besar dirancang oleh KBIH Ulul Albaab, namun jama’ah pun dapat mengusulkan program-program tambahan lainnya yang mendapat persetujuan dari yayasan atau KBIH Ulul Albaab, dan program-program tersebut antara lain : Pengajian bulanan pada minggu pertama bagi tiap angkatan alumni jama’ah haji, mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa, mengadakan TPA (Taman
72
Pendidikan Al-Qur’an) bagi masyarakat miskin gratis bagi yatim dan dhu’afa B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul AlbaabTangerang” penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Koordinasi antar pengurus dengan jama’ah lebih diintensifkan, agar timbul semangat kekeluargaan sehingga proses pembinaan dapat berjalan dengan baik dan silaturahimpun dapat terus terjalin dan mampu menghasilkan hasil kerja yang maximal. 2. Kegiatan ataupun program-program pembinaan jama’ah bisa lebih di variasikan lagi, agar semakin banyak banyak manfaat yang bisa di ambil oleh pengurus, jama’ah, dan masyarakat luas, sehingga misi untuk menebarkan bahwa islam adalah agama Rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi alam semesta) dapat tersampaikan.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Al- Jaziri Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), (Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177 Arsip Kegiatan Program-Program pembinaan pada KBIH Ulul Albaab Ayub, Moh e, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta ; Gema Insani press, 1996), h. 128 Buku Panduan Manasik Haji, Departemen Agama RI, 2007, h. 14 Buku Tuntunan Praktis Ibadah Haji (KBIH Ulul Albaab, Tangerang) h,4 Buku Tuntunan praktis ibadah umroh (KBIH Ulul Albaab) h.6-22 BP4 DKI Jakarta, Membina keluarga Saqinah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h.138 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia,( jakarta : Balai Pustaka, 1997), h.134 Echols, Jhon M, Kamus Inggris-indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h.375 Fadli, Ahmad HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta : Manhalun Nasayiin Press, 2002) cet. 3, h.30 Halim,Abdul Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 84 Handoko, Manajemen Edisi II, h.25 Handoko, T, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta : BPPE, 1991)cet V, h.24 Hasibuan, Melayu SP.. Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986) cet.II, h. 2
Hilali, Majdi, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h. 138
HS, Fadli, Organisasi dan Administrasi, h.30
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta, Pengantar Studi Aqidah Islam, (Jakarta : Robbani Press, 1998 ), cet I, h. 114 Ibrahim Muhammad al jamal, Fiqih Wanita, penerjemah anshori umar sitanggal, (Semarang : CV. Asy-Syifa, 1986), h. 286 Julitriarsa, Djati & John Suprianto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:BPPE, 1998), cet. I, h.34 KH. Nuruddin Shiddiq, LC . Tuntunan Manasik Haji, Jakarta. 1993, h.2 Leslie W dan G.R Terry,. Rue, Dasar-dasar manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), h.14 Maftuh Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal. 45 Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v,h.50 Massie, Joseph L, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1999), h. 9
Mleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2000), cet. Ke 11, h. 3 Mochtar Effendy, EK, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara , 1986), h.9 Muchtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press, 1996), cet .I, h.35 Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press, 1996), cet .I,h, 43 Muis, A, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h. 180 Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.7173 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9-10 Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman, (Jakarta : prisma Creative, 2007) Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992), h. 486-487 Rahmat,Jalalludin Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh Analisis Statistik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24
Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, (bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet.ke-3, h 252-253 Robin, Stephen P, Prilaku Organisasi, (ter : Hediyana Pujaatmika), (jsksrts : Prenhallindo, 2000), cet.ke-8 jilid ke-1, h.3 Sani, Abdul, Manajemen Organisasi, (Jakarta : Bina Aksara, 1987 ), h.1 Sani, Abdul Manajemen Organisasi. (Jakarta : Bina Aksara, 1987 ) H. 28 Sholeh, Abdul rasyid, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : bulan bintang, 1993), cet ke-3, h.46 Syari’ati, Ali Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1 Thoha, Miftah Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet. ke - 5,h.10 Udaya, yusuf dan AM. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen (buku panduan mahasiswa), (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,1994), cet IV,h.47 Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53 dan h.73 Suprianto & Julitriarsa, Manajemen Umum h.35
JAMAAH PADA SAAT BERADA DI TEROWONGAN MINA
JAMAAH PADA SAAT PERSIAPAN PEMBERANGKATAN DI MASJID AL-ISTIGHNA, ISLAMIC VILLAGE
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/ tanggal : Selasa, 31 mei 2011 Narasumber : Drs. H. Yana Hadiansyah Jabatan
: Ketua KBIH Ulul Albaab
1. Bagaimana sejarah berdirinya yayasan atau KBIH Ulul Albaab ? Jawab: “Yayasan atau KBIH Ulul Albaab saya dirikan atas ide ataupun inisiatif sendiri yang terbangun karena seringnya mendengar jama’ah yang sering mengeluh atas pelayanan,fasilitas dan seringnya dipungut biaya-biaya tambahan lain yang tidak jama’ah tau rincian jelasnya kemana saja uang tersebut mengarah. Berawal dari hal tersebut saya berinisiatif untuk mendirikan sebuah yayasan atau KBIH yang kemudian diberi nama Ulul Albaab artinya orang-orang yang berfikir. Kendala awal pun muncul ketika saya harus menebus akte yayasan, karena saya tak punya uang, jadinya saya membayar akte tersebut dengan kacamata yang saya jual secara berkeliling. Akhirnya pada tahun 2003 KBIH Ulul Albaab. Akhirnya 11 jama’ah berhasil kami berangkatkan dan selamat sampai kembali ke tanah air. Namuan pada
tahun 2003 saya belum menjadi pembimbing jama’ah melainkan bapak H. Irvan Hilmy. Pada tahun 2004 baru saya diberi oleh Allah SWT untuk menjadi
pembimbing
sebanyak
20
jamaa’h.
Saya
pun
melakukan
pembimbingan sejak berada di Tanah Air melalui manasik , di Arab Saudi, sampai akhirnya pulang. Pada tahun 2004 ini KBIH Ulul Albaab mengalami transisi menuju KBIH yang professional dengan bapak Ir. H. Yudi yang mengelola seluruh kegiatan manajemen didalamnya sampai dengan saat ini”
2. Siapakah tokoh-tokoh pendiri KBIH Ulul Albaab ? Jawab : “Pendiri pertama KBIH Ulul Albaab adalah saya sendiri, yang kemudian di bantu dengan istri saya (Ibu Hj. Soleha Lukman SAG).”
3. Bagaimana cara ketua membimbing seluruh pengurus di KBIH Ulul Albaab ? Jawab : “saya selalu melakukan breafing atau pertemun rutin beserta seluruh pengurus KBIH Ulul Albaab. Dalam breafing yang saya lakukan, saya menciptakan nuansa dakwah yang kuat. Dengan memberikan motivasi kepada seluruh pengurus agar mampu bekerja dengan jujur, penuh etika, sopan santun dan amanah, sehingga keberkahan insya Allah akan mendekati. Evaluasi pun rutin dilakukan untuk mengetahui kekurangan atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan. Dengan sasaran utama dari breafing itu adalah timbulnya semangat ruh kebaikan dalam nurani seluruh pengurus”
4. Dalam melakukan pengawasan, ketua melakukan pengawasan secara langsung atau tidak langsung ? Jawab : “saya melakukan pengawasan dengan kedua metode tersebut. Pada saat kegiatan pembimbingan dan pembinaan jama’ah berlangsung saya selalu ikut terjun langsung. Misalnya pada saaat pelaksanaan bimbingan manasik haji, semenjak manasik pertama hingga terakhir saya selalu mendampingi jama’ah, karena jama’ah mengingkan saya dan Bapak H. Yudi untuk selalu ada di setiap manasik, sehingga semangat jama’ah pun bertambah. Pengawasan tidak langsung saya lakukan pada saat memeriksa laporan-laporan yang diberikan oleh staff, seperti laporan keuangan, operasional dan absensi jama’ah pada saat melakukan menasik. Dan pengawasan yang menurut saya penting dan wajib dilakukan adalah pengawasan asset yaitu jama’ah itu sendiri”
5. Strategi pemasaran seperti apa yang dilakukan untuk menarik jama’ah oleh KBIH ulul Albaab ? Jawab : “strategi yang saya lakukan adalah memakmurkan alumni, karena peningkatan pasar terbaik untuk sebuah KBIH adalah bagaimana alumni mampu
menceritakan pengalaman yang memuaskan kepada saudara, tetangga dan tetangganya. Saya tidak menggunakan banyak spanduk karena menurut saya itu mubadzir, hanya 1 spanduk yang kami punya dan itu berada d base camp. Daripada dana pemasaran saya gunakan untuk membuat spanduk lebih baik saya undang anak-anak yatim untuk makan kemudian mereka diminta untuk mendo’akan agar KBIH Ulul Albaab memperoleh keberkahan”
(Drs. H. Yana Hadiansyah)
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal
: Kamis, 26 Mei 2011
Narasumber
: Ir. H. Yudi
Jabatan
: Umum
1. Bagaimana Manajemen pembinaan jama’ah yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab ? Jawab : “pada dasarnya kami mengunakan 4 pokok fungsi manajemen, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Penggerakkan), dan Controlling (Pengawasan)” “planning (perencanaan) dalam proses perencanaan, kami (seluruh pengurus KBIH Ulul Albaab) melakukan rancangan program dan kegiatan yang harus dilakukan dan dibutuhkan oleh jama’ah, dalam perencanaan yang pertama, kami mengupayakan secara maximal untuk membantu jama’ah dalam urusan administrasi sampai selesai BPIH (bukti pendaftaran), paspor, Pemeriksaan kesehatan, sampai persiapan manasik, dengan juga melakukan perkiraan atas apa yang kita lakukan, hal lain yang dilakukan adalah penentuan dan
penetapan tujuan, penentuan perumusan, dan penetapan kebijakan, dimana seluruhnya berisikan tentang seluruh aktivitas dan kebutuhan jama’ah selama bimbingan pra dan manasik, pada saat melaksanakan prosesi ibadah haji dan umroh, serta pasca melaksanakan ibadah haji.” “dalam pengorganisasian kami menyusun struktur organisasi agar terdapat kejelasan dan ketepatan pembagian kerja yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dengan telah tersusun pula Standar Operasional Prosedur (SOP)” “penggerakkan merupakan aplikasi atas seluruh rangkaian program yang telah direncanakan di awal dan ini dilakukan oleh seluruh pengurus yang telah di tentukan tanggung jawab dan tugasnya masing-masing” “pengawasan dilakukan oleh ketua dalam kegiatan pembinaan, dan ketua pada KBIH Ulul Albaab yaitu Bapak H. Yana Hadiansyah,, namun tidak semua kegiatan pengawasannya dilakukan oleh ketua, melainkan seluruh pengurus juga membantu mengatasi selama kegiatan pembinaan berlangsung”
2. Apa saja program pembinaan jama’aah yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah pada saat sebelum, pelaksanaan, dan paska menyelesaikan ibadah Haji dan Umroh ? Jawab : “program program yang kami berikan kepada jama’ah pra atau sebelum pelaksanaan ibadah haji adalah, bimbingan manasik haji yang dilakukan sebanyak 18 pertemuan yang terbagi dalam 8 kali pembahasan Fiqih, dan 10 kali pertemuan yang meliputi pra manasik, manasik teori, dan praktek” “kemudian, program pembinaan jama’ah pada saat pelaksanaan prosesi ibadah haji adalah, pendampingan secara menyeluruh oleh tim Pembina dan pembimbing KBIH Ulul Albaab kepada jama’a sejak pemberangkatan menuju Arab Saudi hingga pemulangan kembali ke Tanah Air” “kami (KBIH Ulul ALbaab) juga program-program pembinaan kepada jama’ah setelah selesai melaksanakan prosesi ibadah haji, dimana mayoritas program pembinaan, merupakan rancangan dari pengurus Ulul Albaab, namuan setiap alumni jama’ah bisa mengusulkan program-program baru yang tetap diawasi oleh KBIH atau yayasan Ulul Albaab, program-program yang disusun oleh KBIH ull Albaab diantaranya : pertemuan rutin tahunan seluruh alumni jama’ah haji pada saat halal bihalal, pengajia bulanan yang rutin dilakukan oleh masing-masing angkatan alumni jama’ah, Peringaatan Hari Besar Islam (PHBI), koperasi Ulul Albaab, mengadakan sekolah gratis khusus untuk anak yatim dan dhuafa, serta membuka kegiatan wirausaha yang
dilakukan bersama masyarakat sekitar. Seluruh kegiatan pembinaan jama’ah ini didanai oleh jama’ah haji dan alumni jama’ah haji Ulul Albaab”
3. Apa peranan KBIH Ulul Albaab dalam kegiatan perhajian Indonesia ? Jawab : “kegiatan atau tugas utama KBIH Ulul albaab pada awalnya adalah membantu pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan manasik baik haji ataupun umroh dan mengantar jama’ah sampai bandara saja, namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jumlah jama’ah haji Indonesia, KBIH ulul Albaab melakukan pembinaan langsung juga selama di Tanah suci sampai kembali ke Tanah Air”
(Ir. H. Yudi)