ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR SPARE PARTS INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN
LITA RUDOTURAHMAN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015 Lita Rudoturahman NIM H14110003
ABSTRAK LITA RUDOTURAHMAN. Analisis Daya Saing dan Faktor – faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin. Dibimbing oleh SRI MULATSIH. Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi, dan berpotensi di Indonesia. Kawasan Amerika Latin merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang memiliki potensi menjadi tujuan ekspor Indonesia, khususnya untuk produk spare parts. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin tahun 2009 sampai 2013. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Constant Market Share Analysis (CMSA) dan gravity model dengan metode data panel. Hasil CMSA menunjukkan bahwa rata-rata daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin periode 2009 sampai 2013 dipengaruhi oleh efek daya saing. Hasil estimasi gravity model, faktor-faktor yang memengaruhi secara signifikan nilai ekspor spare parts Indonesia adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir, nilai tukar terhadap Dollar, dan harga ekspor. Sementara itu, jarak ekonomi dan tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia. Kata kunci: CMSA, data panel, daya saing, gravity model, spare parts
ABSTRACT LITA RUDOTURAHMAN. Analysis of Competitiveness and the Factors Affecting Indonesia’s Spare Parts Exports to the Latin America Region. Supervised by SRI MULATSIH. Spare parts industry is one of growing value chain industries, it also has high value, and potency in Indonesia. Latin America region is one of nontraditional export market that has potency for Indonesia’s diversification of export destinations especially for spare parts products. This study aims to analyze the competitiveness and the factors affect Indonesia’s spare parts export to Latin American region from 2009 to 2013. The methods used in this paper are the Constant Market Share Analysis (CMSA) and gravity model with panel data methods. The CMSA results indicate that the average of competitiveness Indonesia’s spare parts export to Latin American period 2009 to 2013 influenced by the competitiveness effect. The gravity model results indicate factors that have significant impact to the value of Indonesia’s spare parts export are real GDP interaction of exporters and importers country, exchange rate importers country to Dollar, and export prices. Meanwhile, economic distance and import tariff have no significant impact on the value of Indonesia’s spare parts export. Key words: CMSA, competitiveness, gravity model, panel data, spare parts
ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR SPARE PARTS INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN
LITA RUDOTURAHMAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah perdagangan, dengan judul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia di Kawasan Amerika Latin. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, antara lain kepada: 1. Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini. 2. Dr Muhammad Findi A, ME selaku dosen penguji utama yang telah memberi kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. 3. Widyastutik, SE MSi selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberi kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. 4. Para dosen, staff, dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi. 5. Orang tua penulis (U. Soepurahman dan Leha Julaeha) serta kakak dan adik (Rista Novita dan Fahmi Ramdhani Rachman) atas doa, motivasi, dan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-Teman satu bimbingan Mas Ayu Faradiah, R Ayu Anindhia, Siska Nurwulan, dan Marsella atas kerjasama, motivasi dan doa selama proses penyelesaian skripsi. 7. Sahabat-sahabat penulis (Widya, Cahyaning, Sami, Pristi, Putu Gayatri, Maya, Claudia, Rabbani, dan Khairunnisa) serta teman-teman ESP 48 atas kebersamaan, semangat, bantuan dan motivasi selama menjalankan studi. 8. Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, April 2015 Lita Rudoturahman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Landasan Teori
5
Penelitian Terdahulu
8
Hipotesis
9
Kerangka Pemikiran
10
METODE PENELITIAN
11
Jenis dan Sumber Data
11
Metode Analisis dan Pengolahan Data
12
Metode Constant Market Share Analysis (CMSA)
12
Metode Data Panel
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
Gambaran Umum Spare Parts Indonesia
17
Daya Saing Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin
19
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin SIMPULAN DAN SARAN
26 30
Simpulan
30
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32
RIWAYAT HIDUP
38
DAFTAR TABEL 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005 sampai 2013 (dalam USD) Kerangka identifikasi autokorelasi Produk ekspor spare parts Indonesia kategori HS 8708 Lima provinsi industri spare parts di Indonesia Klasifikasi produk ekspor spare parts Indonesia Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Argentina Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Brazil Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Chili Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Kosta Rika Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Guatemala Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Meksiko Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Nikaragua Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Panama Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Peru Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia
3 17 18 18 19 19 20 21 22 23 23 24 25 26 27
DAFTAR GAMBAR 1 2 3
Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke pasar internasional tahun periode 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD) Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD) Kerangka Pikir Konseptual
1 2 11
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil perhitungan CMSA Data untuk gravity model Hasil Uji Chow Hasil Uji Hausman Hasil FEM Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Normalitas
32 34 35 35 35 36 36 37
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembuatan produk otomotif saat ini dibedakan dalam dua kategori, yaitu fokus pada pembuatan kendaraan bermotor dan fokus pada pembuatan komponen kendaraan bermotor atau spare parts. Pabrik pembuatan kendaraan bermotor umumnya berada di negara maju seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Italia. Pabrik pembuatan produk spare parts tersebar di berbagai negara terutama di negara-negara berkembang, contohnya Indonesia. Industri spare parts atau biasa disebut industri komponen otomotif merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi, dan berpotensi di Indonesia. Hal ini didukung produksi spare parts Indonesia yang berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya. Data ekspor produk spare parts Indonesia ke pasar internasional disajikan pada Gambar 1.
Tahun Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)
Gambar 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke pasar internasional periode tahun 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD) Gambar 1 menunjukkan kondisi ekspor spare parts khususnya komoditas komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia, selama satu dekade terakhir rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan. Nilai ekspor terbesar berada pada tahun 2012 mencapai US$ 1.5 milyar. Akan tetapi, terjadi penurunan nilai ekspor yang signifikan pada tahun 2009 dan tahun 2011 akibat terjadinya krisis yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008 dan krisis hutang yang melanda Eropa pada tahun 2010. Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar ekspor tradisional bagi Indonesia, sehingga terjadinya krisis di kedua negara dapat memengaruhi kegiatan ekspor Indonesia. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan diversifikasi tujuan ekspor. Diversifikasi tujuan ekspor dibutuhkan Indonesia sebagai pengganti pasar tradisional yang relatif terkena krisis. Amerika Latin merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki potensi menjadi tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia, khususnya produk spare parts. Selain itu, pertumbuhan penduduk di Amerika Latin cukup besar sekitar 81% pada tahun
2 2014, total GDP tahun 2013 sebesar US$ 5.57 triliun, serta GDP per kapita tahun 2013 mencapai sekitar US$ 6 ribu. Peluang hubungan perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin juga ditunjang oleh karakter masyarakat yang mayoritas konsumtif, sarana dan prasarana perdagangan yang cukup memadai, serta free zone di Chili dan Panama yang menjadi entry point bagi Indonesia untuk memasuki seluruh kawasan Amerika Latin. Selain itu, adanya keinginan yang kuat dari beberapa negara di kawasan Amerika Latin untuk dapat meningkatkan hubungan kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang memiliki potensi dan peluang sebagai mitra dagang ekspor spare parts Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Peluang ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin salah satunya didukung dengan peningkatan jumlah permintaan impor kendaraan bermotor khususnya mobil di masing-masing negara. Data permintaan impor mobil di sembilan negara mitra dagang disajikan pada Gambar 2.
Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)
Gambar 2 Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD) Gambar 2 menunjukkan bahwa permintaan impor mobil di sembilan negara selama lima tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan setiap tahun. Permintaan impor mobil terbesar berada di Negara Meksiko dengan rata-rata mencapai US$ 6.9 milyar per tahun. Perubahan yang terjadi pada industri kendaraan bermotor dapat memberikan dampak terhadap perkembangan industri komponennya, sehingga peningkatan permintaan impor mobil akan berdampak positif terhadap permintaan impor spare partsnya. Peningkatan permintaan spare parts di sembilan negara kawasan Amerika Latin akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor spare parts ke sembilan negara tersebut. Oleh sebab itu, Indonesia dituntut untuk mampu menghasilkan spare parts dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin. Hal ini diharapkan Indonesia mampu memiliki daya saing ekspor spare parts, khususnya komponen dan aksesoris kendaraan bermotor di kawasan Amerika Latin.
3 Perumusan Masalah Pasar ekspor tradisional bagi Indonesia merupakan negara-negara mitra dagang yang menjadi tujuan utama ekspor produk Indonesia. Goncangan krisis yang terjadi di pasar tradisional ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat pada tahun 2008 dan Eropa pada tahun 2010 berdampak negatif bagi perkembangan ekspor Indonesia, khususnya komponen dan aksesoris kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan pasar baru yang relatif tidak terkena krisis sebagai tujuan ekspor. Salah satu pasar ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki peluang bagi perkembangan ekspor spare parts adalah kawasan Amerika Latin. Hal ini didukung oleh hubungan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin yang baik dengan sarana prasarana perdagangan yang memadai. Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpotensi sebagai negara tujuan ekspor spare parts Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Perkembangan ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005 sampai 2013 (dalam USD) Negara 2009 2010 2011 2012 2013 Argentina 3,514,123 3,417,736 4,432,368 18,222,109 16,703,433 67,775,630 69,722,833 58,516,361 103,273,609 113,822,731 Brazil 113,66 211,843 247,62 270,783 206,817 Chili Kosta Rika 43,624 62,203 72,977 106,474 68,64 40,019 110,897 32,553 68,278 59,591 Guatemala 43,485 54,633 66,314 83,852 66,574 Meksiko 5,401,340 11,566,539 17,506,582 23,867,051 27,297,753 Nikaragua Panama 139,669 207,376 82,730 91,569 209,328 62,519 112,707 123,490 249,498 912,467 Peru Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)
Tabel 1 menunjukkan bahwa ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara selama lima tahun terakhir mengalami fluktuatif dengan tren meningkat. Peningkatan ekspor spare parts Indonesia terbesar berada di Brazil dengan ratarata mencapai US$ 82 juta per tahun. Peningkatan ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor spare partsnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produk spare parts Indonesia harus memiliki daya saing agar mampu bersaing dengan produk spare parts dari negara pesaing. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang daya saing spare parts Indonesia yang terkait dengan masalah ini. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1. Bagaimana gambaran umum spare parts Indonesia?
4 2. 3.
Bagaimana daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin? Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui gambaran umum spare parts Indonesia. 2. Menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin. 3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin.
Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat menambah wawasan serta pemahaman tentang ekspor spare parts Indonesia. 2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau informasi tambahan serta bukti terhadap daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan industri dan perdagangan. 3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin terutama pada komoditas ekspor spare parts, sehingga pemerintah dapat menjadikannya sebagai bahan masukan untuk merumuskan berbagai kebijakan sebagai usaha meningkatkan daya saing spare parts Indonesia ke depannya.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia dan faktor-faktor yang memengaruhinya ke kawasan Amerika Latin. Mitra dagang pada penelitian ini terdiri dari sembilan negara, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Penelitian ini menggunakan data periode 2009 sampai 2013 karena keterbatasan data. Klasifikasi produk yang digunakan termasuk dalam kategori Harmonized System (HS) 87 yang merupakan komoditas ekspor nonmigas pada sektor bidang industri kendaraan dan bagian lainnya. Sesuai dengan ketentuan kode HS, penelitian hanya difokuskan pada produk ekspor spare parts pada HS 8708 (parts & access of motor vehicles) atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor.
5
TINJAUAN PUSTAKA Teori Constant Market Share Analysis (CMSA) Constant Market Share Analysis (CMSA) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing ekspor suatu negara. Pada CMSA adanya kegagalan ekspor di suatu negara berupa pertumbuhan ekspor negara tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekspor dunia yang disebabkan oleh terfokusnya komoditas ekspor pada pertumbuhan yang relatif rendah. Hal itu terjadi karena ekspor lebih ditujukan ke wilayah yang belum mampu bersaing dengan negara-negara pengekspor lainnya. Nilai intrinsik dari CMSA adalah pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia harus tetap dari waktu ke waktu. Kenyataannya perdagangan secara dinamis pada pangsa pasar terus berubah. Perbedaan antara pertumbuhan ekspor aktual dari suatu negara ke pasar tertentu untuk dapat mempertahankan pangsa pasar tetap konstan merupakan efek daya saing. Jika nilai daya saing negatif, artinya negara tersebut gagal dalam mempertahankan pangsa pasar. Sebaliknya, jika nilai daya saing negara tersebut positif, artinya negara berhasil dalam mempertahankan pangsa pasar. Menurut Aswicahyono dan Pangestu (2000) dalam Oktaviani, Widyastutik, dan Novianti (2008) terdapat tiga faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya laju pertumbuhan ekspor suatu negara terhadap laju pertumbuhan rata-rata dunia, antara lain efek pertumbuhan impor, efek komposisi komoditi ekspor, dan efek daya saing. Hal tersebut dijelaskan dengan rumus di bawah ini (1) Efek Pertumbuhan impor: mXij1………………………………………(1) Dimana: m = Persentase peningkatan impor umum di negara k 1 Xij = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1) (2) Efek Komposisi komoditi ekspor: {(mi - m)Xij1} …………………………….(2) Dimana: m = Persentase peningkatan impor umum di negara j mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k Xij1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1) (3) Efek daya saing : {Xij2 – Xij1 – mi Xij1} …………………….(3) Dimana: m = Persentase peningkatan impor komoditi I di negara j Xij1 = Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1) Xij2 = Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke- (t)
6 Konsep Gravity Model Analisis faktor penentu perdagangan antar dua negara dapat menggunakan sebuah model yang telah digunakan secara luas, yakni gravity model. Yuniarti (2007) gravity model didasarkan pada hukum gravitasi Newton bahwa gaya gravitasi antara dua benda dipengaruhi secara proporsional oleh massa dari kedua benda dan jarak kuadrat antara keduanya. Pada perdagangan, model ini menyatakan intensitas perdagangan antara negara-negara yang akan berhubungan positif dengan pendapatan nasional masing-masing negara dan berhubungan negatif dengan jarak antara dua negara. Berdasarkan konsep gravity model ini, maka nilai ekspor dari negara i ke negara j dapat dijelaskan menggunakan GDP masing-masing negara, populasi masing-masing negara, dan jarak antar negara. Secara matematis model ini dapat dirumuskan seperti di bawah ini Xij = b0 + b1 Yj + b2 Popj + b3 Dij + eij Keterangan: Xij = Ekspor komoditas yang diperdagangkan dari negara i ke negara j Yj = Gross Domestic Product (GDP) negara j Popj = Populasi negara j Dij = Jarak dari negara i ke negara j Kesimpulan konsep gravity model ini, terdapat variabel utama berupa Gross Domestic Product (GDP) dan jarak ekonomi, serta beberapa variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengekspor dan negara pengimpor. Variabel-variabel tersebut dapat berupa variabel nilai tukar (exchange rate), harga ekspor, dan tarif. Jarak Eknonomi Jarak merupakan proksi untuk biaya transportasi. Krugman (1991) dalam Yuniarti (2007) jarak antara dua negara menjadi determinan penting dalam pola perdagangan secara geografis. Hal ini karena jarak akan meningkatkan biaya transportasi, meskipun jarak bukanlah satu-satunya biaya yang harus ditanggung. Jarak diperkirakan memiliki hubungan negatif dengan perdagangan antara dua negara. Pada konsep gravity model, salah satu yang menjadi variabel utama adalah jarak. Jarak yang digunakan dalam gravity model adalah jarak ekonomi karena jarak geografis antar ibu kota negara tidak berubah (konstan). Menurut Li, Song, dan Zhao (2008) variabel jarak digantikan dengan menggunakan jarak ekonomi rata-rata yang telah dibobotkan untuk menunjukkan biaya perdagangan. Secara matematis dapat dirumuskan di bawah ini Jarak Ekonomi = Jarak Geografis ×
7 Gross Domestic Product (GDP) Menurut Mankiw (2007) GDP merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. GDP dibagi menjadi dua, yaitu GDP nominal dan GDP riil. GDP nominal adalah nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga berlaku. GDP riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. GDP riil digunakan dalam permodelan gravity model karena ukuran kemakmuran ekonomi dari suatu negara lebih baik dihitung menggunakan nilai output barang dan jasa yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Kalbasi (2001) dalam Yuniarti (2007) GDP dari negara eksportir mengukur kapasitas produksi negara tersebut, sementara GDP negara importir untuk mengukur kapasitas absorsi. Dua variabel tersebut diperkirakan memiliki hubungan positif dengan perdagangan. Oleh sebab itu, apabila digunakan perhitungan terhadap interaksi GDP riil negara eksportir dan importir akan mampu memberikan dampak positif terhadap perdagangan. Nilai Tukar Mankiw (2007) exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Nilai tukar dibagi menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang kedua negara. Nilai tukar riil adalah harga relatif dari barang-barang antara dua negara atau nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif. Rumus perhitungan nilai tukar riil dapat dirumuskan seperti di bawah ini Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal × Nilai tukar yang digunakan pada permodelan gravity model adalah nilai tukar riil dari negara tujuan terhadap Dollar. Apabila nilai tukar riil negara tujuan tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah. Sementara itu, barangbarang domestik di negara tujuan relatif lebih mahal sehingga permintaan negara tujuan terhadap barang luar negeri akan meningkat. Selanjutnya, jika nilai tukar riil negara tujuan rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal. Sementara itu, barang-barang domestik di negara tujuan relatif lebih murah sehingga permintaan negara tujuan terhadap barang luar negeri akan menurun. Jadi, terdapat hubungan yang positif antara nilai tukar riil negara tujuan dengan ekspor dari negara lain. Harga Harga suatu komoditi merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam kegiatan ekspor. Harga diperkirakan berhubungan positif dengan jumlah ekspor yang ditawarkan. Pada sisi penawaran, semakin tinggi harga suatu komoditi maka akan semakin banyak komoditi yang ditawarkan. Akan tetapi, hal ini bertolak belakang apabila dilihat dari sisi permintaan. Sisi permintaan memperlihatkan bahwa jumlah barang yang diminta negara tujuan akan semakin sedikit jika harga semakin tinggi. Secara matematis perhitungan harga dapat dirumuskan seperti di bawah ini
8 Harga = Tarif Tarif merupakan pajak yang dibebankan secara tidak langsung kepada barang-barang perdagangan. Tarif yang dibebankan kepada komoditi-komoditi yang diperdagangkan dapat dibagi menjadi dua jenis tarif, yaitu tarif impor dan tarif ekspor. Dua tarif tersebut dapat dikategorikan menjadi tarif spesifik atau tarif ad valorem dan tarif single-stage atau multi-stage. Tarif spesifik adalah pajak yang dikenakan untuk unit barang impor, sedangkan tarif ad valorem adalah pajak dalam persentase dari nilai barang impor. Ketika tarif spesifik dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini PD = Pm + ts Dimana : PD = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif Pm = Harga impor dunia Ts = tarif spesifik Ketika tarif ad valorem dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini PD = Pm (l + ta) Dimana : PD = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif Pm = Harga impor dunia Ta = tingkat pajak Keuntungan dari penggunaan tarif ad valorem adalah dapat menyesuaikan dengan sendirinya dalam periode inflasi, karena ketika mengenakan tarif pada tingkat yang telah ditentukan maka nilai rill dari tarif tersebut akan tetap.
Penelitian Terdahulu Oktaviani, Widyastutik, dan Novianti (2008) menganalisis integrasi perdagangan dan dinamika ekspor Indonesia ke Timur Tengah menggunakan metode Intra Industry Trade (IIT) dan Constant Market Share Analysis (CMSA). Hasil penelitian dari IIT menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia dengan Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, hasil CMSA menunjukkan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia. Secara keseluruhan, dinamika ekspor Indonesia ke Maroko lebih banyak ditentukan oleh efek pertumbuhan impor walaupun untuk beberapa komoditas diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekspor. Oleh sebab itu, kombinasi penguatan market intelligence (sisi permintaan) dan diferensiasi produk ekspor
9 (sisi penawaran) merupakan rekomendasi komprehensif bagi tahap inisiasi FTA Indonesia dengan Timur Tengah. Lestari (2011) menganalisis daya saing ekspor produk alas kaki indonesia di pasar Amerika Serikat periode 2000 sampai 2009. Metode yang digunakan adalah metode RCA dan CMSA. Hasil penelitian menggunakan RCA adalah produk alas kaki Indonesia terlihat lebih unggul secara komparatif jika dibandingkan dengan Cina. Sementara itu, berdasarkan perkembangan indeks RCA menunjukkan bahwa pangsa pasar Indonesia dan Cina di Amerika Serikat untuk komoditi HS 640319 dan HS 640219 cenderung fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hasil metode CMSA menyebutkan bahwa efek daya saing dan efek komposisi komoditi merupakan efek yang paling menentukan dalam peningkatan atau penurunan ekspor alas kaki Indonesia dan Cina di pasar Amerika Serikat. Di samping itu efek daya saing alas kaki Indonesia lebih rendah dari Cina dalam memberikan kontribusi ekspor. Yuniarti (2007) menganalisis determinan perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan gravity model menggunakan data panel. Data cross section yang digunakan sebanyak sepuluh mitra dagang Indonesia dan periode waktu yang digunakan dari tahun 1970 sampai tahun 2000. Variabel-variabel yang digunakan adalah perdagangan bilateral, GDP negara eksportir, GDP negara importir, perbedaan faktor endowmen, populasi negara eksportir, populasi negara importir, kesamaan ukuran perekonomian, jarak mitra dagang, dan keanggotaan dalam RTAs. Hasil dari penelitian ini adalah GDP negara eksportir dan importir memiliki hubungan yang positif terhadap perdagangan bilateral, sedangkan jarak mitra dagang memiliki hubungan negatif dengan perdagangan bilateral. Populasi mitra dagang memiliki pengaruh yang positif terhadap perdagangan bilateral dan kesamaan ukuran pereknomian yang memiliki pengaruh positif terhadap perdagangan bilateral. Zahro (2013) menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor alas kaki Indonesia di kawassan ASEAN dan China dengan menggunakan metode RCA dan pendekatan gravity model. Variabelvariabel yang digunakan untuk data panel ialah GDP nominal negara tujuan, GDP riil Indonesia, nilai tukar rupiah, dan jarak ekonomi. Hasil dari penelitian ini adalah GDP nominal negara tujuan, GDP riil Indonesia, dan nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap nilai ekspor alas kaki Indonesia. Sebaiknya jarak ekonomi tidak berpengaruh signifikan dan memiliki pengaruh negaitif terhadap nilai ekspor alas kaki Indonesia.
Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berupa dugaan dari variabel-variabel yang memengaruhi ekspor produk spare parts Indonesia, antara lain 1. Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika terjadi kenaikan interaksi GDP riil antara kedua negara maka akan meningkatkan ekspor spare parts Indonesia.
10 2.
3.
4.
5.
Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia. Peningkatan nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar membuat harga domestik negara tujuan menjadi mahal sedangkan harga barang luar negeri menjadi murah. Oleh sebab itu, permintaan terhadap barang luar negeri akan meningkat. Kesimpulanya, ketika nilai tukar riil terhadap Dollar meningkat maka nilai ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan akan meningkat. Harga ekspor memilki pengaruh negatif terhadap nilai ekpsor spare parts Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga, maka semakin sedikit permintaan ekspor spare parts Indonesia. Jarak ekonomi memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak antara negara eksportir dengan negara importir, maka semakin besar biaya transportasi atau biaya transaksi yang harus dikeluarkan. Tarif impor negara tujuan memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tarif impor negara tujuan, maka semakin mahal harga produk ekspor spare parts Indonesia yang berdampak akan menurunkan ekspo spare parts Indonesia.
Kerangka Pemikiran Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi dan berpotensi di Indonesia. Produksi spare parts Indonesia terus berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen domestik maupun internasional yang menjadi peluang cukup besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya. Terjadinya goncangan krisis Amerika Serikat dan Eropa akan membuat Indonesia memerlukan diversifikasi tujuan ekspor. Kawasan Amerika Latin merupakan salah satu pasar non tradisional yang memiliki potensi dan menjanjikan untuk menjadi tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia, khususnya produk spare parts atau komponen otomotif. Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpeluang menjadi negara tujuan ekspor spare parts Indonesia, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Peluang ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin juga didukung dengan peningkatan jumlah permintaan impor kendaraan bermotor di masing-masing negara. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin dengan menggunakan Constant Market Share Analysis (CMSA). Selanjutnya, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia meggunakan metode gravity model. Variabel yang akan diteliti antara lain adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir, nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar, harga ekspor, jarak ekonomi, serta tarif impor di negara tujuan. Hasil analisis ini diharapkan dapat mengetahui potensi daya saing ekspor spare parts Indonesia di kawasan Amerika Latin. Kerangka pikir konseptual disajikan pada Gambar 4.
11 Potensi industri spare parts Indonesia
Goncangan krisis di pasar ekspor tradisional Indonesia
Diversifikasi tujuan ekspor Kawasan Amerika Latin Daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin
Faktor-faktor yang memengaruhi daya saing ekspor spare parts Indonesia Gravity Model
Constant Market Share Analysis (CMSA)
Variabel-variabel yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia Strategi dan Rekomendasi kebijakan ekspor spare parts Indonesia
Gambar 4 Kerangka Pikir Konseptual
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, berupa jenis data deret waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data time series meliputi data lima tahun terakhir dari periode 2009 sampai 2013 sesuai dengan ketersediaan data. Data cross section menggunakan sembilan negara di kawasan Amerika Latin, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Objek penelitian ini menggunakan komoditas spare parts dengan kode Harmonized System (HS) 8708. Data-data yang diperlukan antara lain nilai ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan, volume ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan, nilai ekspor spare parts dunia ke negara tujuan, nilai impor spare parts dari dunia ke negara tujuan, nilai impor total dari ke negara tujuan, GDP
12 negara Indonesia, GDP negara tujuan ekspor, nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar, jarak geografis antara kedua negara dan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung jarak ekonomi, serta tarif impor negara tujuan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti UN COMTRADE, World Bank, UNCTADSTAT, serta CEPII.
Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum spare parts Indonesia. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin menggunakan metode Constant Market Share Analysis (CMSA). Selanjutnya, untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin menggunakan gravity model dengan metode data panel. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews. Metode Constant Market Share Analysis (CMSA) Metode pangsa pasar konstan (Constant Market Share) digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif suatu negara. Perhitungan CMSA ditujukan untuk mengetahui penyebabkan kenaikan dan penurunan nilai ekspor yang menentukan daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin. Sisi permintaan dari variabel- variabel dibagi menjadi efek pangsa makro yang merupakan pertumbuhan impor dan juga efek pangsa mikro yang merupakan efek komposisi komoditi. Selanjutnya dari sisi penawaran yang menerangkan efek persaingan atau efek daya saing. Rumusnya adalah Xij2 – Xij1 = mXij1 + {(mi - m)Xij1} + {Xij2 – Xij1 – mi Xij1} (1) (2) (3) Keterangan: Xij1 = Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t-1) (US$) Xij2 = Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t) (US$) m = Peningkatan impor umum di negara tujuan (%) mi = Peningkatan impor spare parts di negara tujuan (%) (1) = Efek pertumbuhan impor; (2) = Efek komposisi; (3) = Efek daya saing Efek pertumbuhan impor menjelaskan besarnya kenaikan atau penurunan ekspor produk suatu negara yang disebabkan pertumbuhan yang lebih cepat dari impor dunia untuk komoditi tertentu yang dibandingkan dengan impor komoditi lainnya. Nilai yang positif menunjukkan bahwa ekspor suatu negara meningkat karena terjadi peningkatan permintaan terhadap komoditi yang diekspor tersebut. Efek komposisi komoditas menjelaskan besarnya perbandingan antara besarnya persentase kenaikan permintaan negara tujuan ekspor untuk komoditi tertentu terhadap persentase kenaikan permintaan keseluruhan komoditi total di negara tujuan ekspor yang kemudian nilai ini dikalikan dengan keseluruhan total
13 ekspor untuk komoditi tertentu pada tahun dasar negara pengekspor. Nilai yang positif menunjukkan pertumbuhan ekspor untuk negara tertentu sebagian disebabkan oleh pilihan pasar yang benar. Sebaliknya nilai yang negatif menunjukkan bahwa ekspor suatu negara ditujukan ke negara-negara yang besarnya permintaan tidak secepat pertumbuhan dunia. Efek daya saing merupakan perhitungan dari perbedaan besarnya pertumbuhan ekspor suatu negara untuk komoditi tertentu menuju negara tujuan ekspor atau pasar tujuan utama dan tingkat pertumbuhan total impor dari komoditi tersebut. Pertumbuhan ekspor suatu negara dikatakan memiliki daya saing di negara tujuan ekspor atau pasar tujuan utama apabila ekspor tersebut tumbuh lebih cepat dari impor negara tujuan untuk komoditi tersebut. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan pangsa pasar pada negara tujuan utama ekspor meningkat.
Metode Data Panel Model Penelitian Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan gravity model. Gravity model merupakan suatu model yang digunakan untuk mengukur laju perdagangan antar daerah maupun negara secara makroekonomi. Model tersebut dapat melihat hubungan permintaan ekspor spare parts dengan varibel yang menjadi penyusunnya. Beberapa variabel independen yang digunakan dalam model antara lain variabel GDP riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil setiap negara terhadap dollar, harga ekspor, serta jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan ekspor. Variabel dependennya adalah nilai ekspor komoditas spare parts HS 8708 antara Indonesia dengan negara mitra dagang. Negara yang masuk dalam kategori mitra dagang yang digunakan dalam model antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Berikut model yang dirumuskan: NXit = α + β1 GDPRINTit + β2 RERit + β3 PEit + β4 DISTit + β5 TARIFFit + eit Keterangan: NX = Nilai ekspor spare parts Indonesia (US$) GDPR = Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (US$) RER = Nilai tukar riil negara importir (LCU/US$) PE = Harga ekspor spare parts Indonesia (US$/Kg) DIST = Jarak ekonomi TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%) eit = Random error α = Konstanta βn = Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3, 4) i = Negara t = Periode waktu Selanjutnya, untuk mengurangi kendala heteroskedastisitas maka model tersebut harus ditransformasikan ke dalam bentuk ln (logaritma natural). Transformasi dalam bentuk logaritma natural agar model memenuhi uji asumsi
14 klasik dan menghindari model dari bias. Berikut hasil dugaan persamaan permintaan ekspor spare parts Indonesia yang telah ditransformasikan: LnNXit = α + β1 LnGDPRINTit + β2 LnRERit + β3 LnPEit + β4 Ln DISTit + β5 TARIFFit + eit Keterangan: LnNX LnGDPRINT LnRER LnPE LnDIST TARIFF eit α βn i t
= Nilai ekspor spare parts Indonesia (%) = GDP riil negara eksportir dan importir (%) = Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%) = Harga ekspor spare parts Indonesia (%) = Jarak ekonomi (%) = Tarif impor negara tujuan (%) = Random error = Konstanta = Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3,4) = Negara = Periode waktu
Estimasi Model Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square) PLS merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana, dimana pada metode ini hanya mengkombinasikan semua data cross section dan time series lalu dilakukan pendugaan (pooling). Model ini tidak memperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga dapat diasumsikan bahwa perilaku individu tidak berbeda untuk berbagai kurun waktu. Persamaan regresinya dapat dituliskan seperti di bawah ini Yit = β0 + β1 Xit + uit Keterangan: Yit = Variabel terikat Xit = Variabel bebas β0 = Intersep β1 = Slope u = Eror Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa nilai intersep masingmasing variabel adalah sama, lalu model ini juga mengasumsikan bahwa slope koefisien identik untuk semua unit cross section. Ini merupakan asumsi yang harus dipenuhi, sehingga walaupun metode Pooled Least Square (PLS) cenderung lebih mudah, model ini mungkin mendistorsi gambaran yang sebenarnya dari hubungan antara Y dengan X antar unit cross section. Kelemahan pada pendekatan ini adalah dugaan parameter β akan bias, karena tidak dapat membedakan observasi yang berbeda dalam waktu yang sama, atau tidak dapat membedakan observasi yang sama dalam waktu yang berbeda (Firdaus, 2011). Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model) Model efek tetap merupakan model yang dapat digunakan dengan mempertimbangkan bahwa variabel-variabel yang dihilangkan dapat
15 mengakibatkan perubahan dalam intersep-intersep cross section dan time series. Untuk memungkinkan perubahan-perubahan intersep ini, dapat ditambahkan variabel dummy ke dalam model yang selanjutnya akan diduga dengan model OLS (Ordinary Least Square) sehingga pendekatan ini dapat dikenal pula dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV). Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model) Random Effect Model muncul ketika antara efek individu dan regresor tidak ada korelasi (Firdaus, 2011). Model ini dapat disebut juga dengan error component model karena pada model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam eror. Pemilihan Model Pada data panel terdapat tiga jenis pengujian statistik untuk menentukan model mana yang paling baik untuk digunakan. Pemilihan model bertujuan untuk memperoleh dugaan yang efisien. 1.
Chow test Chow test atau uji F statistics merupakan pengujian statistik yang bertujuan memilih model fixed effect atau pooled least square untuk pengujian. Hipotesis dari Chow test yaitu H0 : Model pooled least square H1 : Model fixed effect Jika Chow test signifikan (probability dari Chow < α) berarti tolak H0, artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Chow test tidak signifikan (probability dari Chow > α) berarti tidak tolak H0, artinya yang digunakan adalah model pooled least square yang digunakan. Hausman Test Hausman test merupakan sebuah uji yang digunakan untuk membandingkan model apa yang akan digunakan, model fixed effect atau model random effect. Model fixed effect adalah suatu model yang mengandung unsur trade off, yaitu hilangnya unsur derajat bebas dengan memasukkan variabel dummy. Selanjutnya, model random effect adalah suatu model yang memperhatikan ketiadaan pelanggaran asumsi dari setiap komponen galat. Hipotesis dari Hausman test yaitu H0: Model random effect H1: Model fixed effect Jika Hausman test signifikan (probability dari Hausman < α) berarti tolak H0, artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Hausman test tidak signifikan (probability dari Hausman > α) berarti tidak tolak H0, artinya yang digunakan adalah model random effect yang digunakan. 2.
3.
LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test merupakan suatu uji statistik yang digunakan sebagai pertimbangan statistik untuk memilih model Random Effect Model atau Pooled Least Square. Hipotesis dari The Breusch – Pagan LM test yaitu H0: Pooled Least Square
16 H1: Random Effect Model The Breusch – Pagan merumuskan dasar penolakan terhadap H0 dengan menggunakan statistik LM yang mengikuti distribusi Chi-Squared. Jika nilai statistik LM hasil perhitungan lebih besar dari X2-tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang digunakan adalah model random effect, begitu pula sebaliknya. Uji Kesesuaian Model a. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi penting dalam model ekonomi klasik adalah nilai varian dari variabel bebas yang konstan disebut homoskedastisitas. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka nilai varian dari variabel bebas tidak lagi bersifat konstan disebut heteroskedastisitas. Pengujian masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity Test. Sebelum dilakukan pengujian dibuat hipotesis sebagai berikut: H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas Pengujian dilakukan dengan melihat Probability Obs* R-squared.Apabila nilai Probability Obs* R-squared lebih kecil dari taraf nyata berarti terdapat heteroskedastisitas pada model atau menolak hipotesis H0. Apabila nilai Probability Obs* R-squared lebih besar dari taraf nyata berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model atau menerima hipotesis H0. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas merupakan hubungan linier yang kuat antar variabel independen dalam persamaan regresi berganda. Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel independen. Menurut Gujarati (1999) adanya multikolinieritas ditandai dengan beberapa hal berikut ini: 1. Tanda koefisien tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2. Nilai R2 tinggi, tetapi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. 3. Matrix korelasi antar variabel tinggi (rij > 0,8). 4. R2 < rij menunjukkan bahwa terjadi multikoliniearitas. Dampak adanya multikolinieritas adalah koefisien kuadrat terkecil tidak dapat ditentukan serta varian dan kovarian dari koefisien tidak terhingga. Multikolinearitas dapat diatasi dengan cara menghilangkan variabel yang tidak signifikan, mentransformasikan data, dan menambah variabel. b.
c.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Penggunaan uji normalitas error term menggunakan uji Jarque Bera dengan hipotesis H0 : α = 0, error term terdistribusi normal H1 : α ≠ 0, error term tidak terdistribusi normal Hasil hipotesis dikatakan tolak H0 apabila nilai Jarque Bera < α atau probabilitas (pvalue) < α. Sebaliknya, hasil hipotesis dikatakan tidak tolak H0 apabila Jarque Bera < α atau probabilitas (p-value) > α. Kenormalan data diperlukan dalam analisis regresi berganda karena metode ini merupakan salah satu metode analisis parametrik. Normalitas diketahui melalui sebaran regresi
17 yang merata disetiap nilai. Tidak tolak H0 mengindikasikan bahwa data yang dianalisis tersebar normal. d.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang (Gujarati, 1999). Masalah autokorelasi umumnya tejadi pada data time series. Dampak dari adanya autokorelasi yaitu meskipun estimatornya tidak bias dan masih konsisten hasil pendugaan atau peramalan tidak efisien. Selain itu uji pada hipotesis menjadi tidak valid karena standar eror menjadi bias dan tidak konsisten. Kerangka identifikasi autokorelasi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kerangka Identifikasi Autokorelasi Nilai DW Hasil 4-dl < DW < 4 Tolak H0, autokorelasi negatif 4-dl < DW < 4-dl Hasil tidak dapat ditentukan 2 < DW < 4-du Terima H0, tidak ada autokorelasi du < DW < 2 Terima H0, tidak ada autokorelasi dl < DW < du Hasil tidak dapat ditentukan 0 < DW < dl Autokorelasi positif Sumber: Gujarati, 1999
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Spare Parts Indonesia Pada tahun 2013, menurut data UN COMTRADE, nilai ekspor komoditi spare parts yang tergolong dalam kelompok HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mencapai US$ 1.42 milyar. Ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor berkontribusi sebesar 31.04% dari total ekspor produk otomotif. Menurut Kementerian Perdagangan, produk spare part Indonesia yang diekspor dalam kategori HS 8708 berdasarkan klasifikasi dari UN COMTRADE disajikan pada Tabel 3. Pemerintah Indonesia terus berupaya mengembangkan industri komponen otomotif (spare parts) melalui kebijakan dan investasi karena Indonesia merupakan salah satu negara berpotensi bagi pengembangan industri spare parts. Salah satu kebijakan langsung yang mendukung perkembangan industri spare parts Indonesia adalah peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK/011/2011 tentang pengecualian tarif impor barang dan bahan baku untuk memproduksi spare parts kendaraan bermotor tahun anggaran 2011. Selanjutnya, investasi untuk industri spare parts kendaraan bermotor Indonesia tersebar di lima provinsi Indonesia seperti ditampilkan pada Tabel 4.
18 Tabel 3 Produk ekspor spare part Indonesia kategori HS 8708 Kode HS
Nama Produk
Kode HS
Nama Produk
870810
Bumpers and parts for motor vehicles
870860
Nondriving axles and parts for motor vehicles
870821
Other parts and accessories of bodies : Safety seat belts
870870
Road wheels including parts and accessories for motor vehicles
870880
Suspension shock absorbers for motor vehicles
870891
Radiators for motor vehicles Silencers and exhaust pipes for motor vehicles
870829 870831
Parts and accessories of bodies nes for motor vehicles Mounted brake linings for motor vehicles
870839
Brakes and servo-brakes and parts for motor vehicles
870892
870840
Tansmissions for motor vehicles (Gear boxes)
870893
870850
Drive axles with differential for motor vehicles
870894
Clutches and parts for motor vehicles Steering wheels,steering columns and steering boxes for motor vehicles
Sumber: UN COMTRADE, 2015
Secara umum, industri spare parts Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori. Berdasarkan pangsa pasarnya industri spare parts Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu industri yang memasok Original Equipment Market (OEM) dan industri yang memasok Replacement Market (REM). Industri yang memasok Replacement Market dikelompokkan dalam dua kategori, yakni genuine parts dan non genuine parts. Penjualan spare parts dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun permintaan dari luar negeri. Provinsi
Tabel 4 Lima provinsi industri spare parts di Indonesia Batam DKI Jawa Barat Jawa Jawa Jakarta Tengah Timur
PMA PMDN Total
16 9 25
20 23 43
45 16 61
0 2 2
5 8 13
Sumber: BKPM Indonesia, GAIKINDO, AISI, GIAMM
Selanjutnya berdasarkan kegunaanya, produk spare parts Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu universal atau general, functional part, dan original equipment. Komponen universal atau general merupakan komponen-komponen yang dapat digunakan untuk beberapa merk kendaraan, sedangkan komponenkomponen yang termasuk dalam komponen original equipment hanya dapat digunakan untuk kendaraan merk tertentu. Terakhir berdasarkan masa pemakaiannya, produk spare parts Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu fast moving component, slow moving component, dan consumable component. Fast moving component merupakan komponenkomponen yang usia pemakaiannya antara satu sampai dengan tiga tahun, slow
19 moving component merupakan komponen-komponen yang usia pemakaiannya lebih dari tiga tahun, sedangkan consumable component merupakan komponenkomponen yang usia pemakaiannya kurang dari satu tahun. Produk spare parts kategori HS 8708 sebagian besar termasuk kedalam kategori slow moving component. Pengelompokan kategori spare parts berdasarkan masa pemakaianya ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5 Klasifikasi produk ekspor spare parts Indonesia Kode HS F S C Kode HS F S 870810 870860 870821 870870 870829 870880 870831 870891 870839 870892 870840 870893 870850 870894 Keterangan: F = fast moving component S = slow moving component C = consumable component
C
Daya Saing Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin Analisis daya saing spare parts Indonesia menggunakan Constant Market Share Analysis (CMSA). Metode CMSA digunakan untuk untuk menentukan aspek-aspek yang paling signifikan dalam memengaruhi pertumbuhan ekspor komoditi spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Komoditi spare parts yang digunakan dalam penelitian ini adalah komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Analisis daya saing penelitian ini dibagi berdasarkan dua periode yaitu periode 2009 sampai 2011 dan periode 2011 sampai 2013. Hal ini dilakukan agar memudahkan melihat perkembangan determinan yang memengaruhi pertumbuhan ekspor spare parts Indonesia. 1. Argentina Pada Tabel 6, hasil CMSA menujukkan bahwa laju pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Argentina periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing dan efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Argentina. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor spare parts Indonesia ke Argentina. Tabel 6 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Argentina (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 3221.96 -13.90 -2289.82 918.25 2011 – 2013 -39.45 7.65 12302.87 12271.07
20 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 26.1% atau sebesar US$ 918.25 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 3221.96 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti memberikan efek positif juga terhadap efek komposisi komoditi dan efek daya saing. Efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 2289.82 ribu dan efek komposisi komoditi mengalami penurunan sebesar US$ 13.90 ribu. Besarnya jumlah penurunan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai lebih dari 200% atau sebesar US$ 12271.07 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 12302.87 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 7.65 ribu. Akan tetapi efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro justru mengalami penurunan sebesar US$ 39.45 ribu. Besarnya penurunan yang terjadi tidak membawa dampak yang cukup besar terhadap besarnya pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positf. Brazil Pada Tabel 7, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Brazil periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.
2.
Tabel 7 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Brazil (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 52146.76 -2548.77 -58857.25 -9259.27 2011 – 2013 3664.57 14687.34 36954.47 55306.37 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 13.6% atau sebesar US$ 9259.27 ribu. Penurunan nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari penurunan efek daya saing sebesar US$ 58857.25 ribu. Selain itu, penuruan nilai ekspor juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro sebesar US$ 2548.77 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak negatif terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil yang meningkat sebesar US$ 52146.76 ribu. Akan tetapi, besarnya peningkatan efek pertumbuhan impor ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya
21 penurunan dari efek daya saing dan efek komposisi komoditi. Oleh sebab itu, pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia bernilai negatif. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 94.5% atau sebesar US$ 55306.37 ribu. Peningkatan nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 36954.47 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 14687.34 ribu dan efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 3664.57 ribu. 3.
Chili Pada Tabel 8, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Chili periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Chili dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro. Sebaliknya, efek daya saing kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 8 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Chili (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 86.13 45.45 2.38 133.96 2011 – 2013 14.41 -79.02 23.80 -40.80 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 117.8% atau sebesar US$ 133.96 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 86.13 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang mengalami peningkatan sebesar US$ 45.45 ribu dan efek pertumbuhan daya saing sebesar US$ 2.38 ribu. Kesimpulanya, efek daya saing masih kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 16.4% atau sebesar US$ 40.80 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari penurunan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro sebesar US$ 79.02 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak negatif terhadap efek pertumbuhan impor atau pangsa makro dari Chili dan efek daya saing. Kedua efek ini mengalami peningkatan masingmasing sebesar US$ 14.41 ribu dan sebesar US$ 23.80 ribu. Jumlah peningkatan kedua efek tersebut tidak membawa dampak yang cukup besar terhadap besarnya
22 pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia sehingga tetap bernilai negatif. 4.
Kosta Rika Pada Tabel 9, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Kosta Rika periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Kosta Rika dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 9 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Kosta Rika (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 25.36 24.31 -20.31 29.35 2011 – 2013 -0.56 2.38 -6.16 -4.34
Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 67.2% atau sebesar US$ 29.35 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 25.36 ribu. Selain itu, pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh peningkatan efek komposisi komoditi sebesar US$ 24.31 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek positif juga terhadap efek daya saing. Efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 20.31 ribu, besarnya penurunan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan sebesar 5.9% atau sebesar US$ 4.34 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 6.16 ribu. Selain itu, penurunan pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh penurunan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 0.56 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek komposisi komoditi yang justru mengalami peningkatan sebesar US$ 2.38 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing. 5.
Guatemala Pada Tabel 10, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Guatemala periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau pangsa makro di Guatemala dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang
23 signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 10 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Guatemala (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 17.68 -5.98 -19.16 -7.47 2011 – 2013 1.75 -0.76 26.05 27.04 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 18.6% atau sebesar US$ 7.47 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari penurunan efek daya saing sebesar US$ 19.16 ribu. Selain itu penurunan pertumbuhan ekspor juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 5.98 ribu. Hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro di Guatemala yang mengalami peningkatan sebesar US$ 17.68 ribu. Akan tetapi, besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek daya saing dan efek komposisi komoditi. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 83% atau sebesar US$ 27.04 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 26.05 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1.75 ribu. Sebaliknya efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro justru mengalami penurunan senilai US$ 0.76 ribu, namun hal tersebut tidak membawa dampak yang besar terhadap besarnya pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positf. 6.
Meksiko Pada Tabel 11, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Meksiko periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 11 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Meksiko (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 2683.75 723.24 8698.26 12105.24 2011 – 2013 1515.31 78.75 6797.11 9791.17 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor
24 mengalami peningkatan mencapai lebih dari 200% atau sebesar US$ 12105.24 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 8698.26 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 2683.75 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 723.34 ribu. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 55.9% atau sebesar US$ 9791.17 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 6797.11 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 1515.31 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1478.75 ribu. 7.
Nikaragua Pada Tabel 12, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Nikaragua periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Nikaragua dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 12 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Nikaragua (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 19.61 -1.54 4.76 22.83 2011 – 2013 5.93 8.42 -14.09 0.26
Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 52.5% atau sebesar US$ 22.83 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 19.61 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek daya saing sebesar US$ 4.76 ribu. Akan tetapi efek komposisi komoditi justru mengalami penurunan sebesar US$1.54 ribu, besarnya penurunan itu tidak membawa dampak terhadap pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positif. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan sebesar 3.9% atau sebesar US$ 0.26 ribu. Peningkatan nilai ekspor yang kecil lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 14.09 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak negatif pula terhadap efek pertumbuhan impor yang meningkat sebesar US$ 5.93 ribu dan efek komposisi komoditi sebesar US$ 8.42
25 ribu. Besarnya penurunan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya jumlah peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi yang menghasilkan pertumbuhan ekspor tetap bernilai positif. 8.
Panama Pada Tabel 13, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Panama periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Tabel 13 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Panama (Ribu USD) Efek Efek Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komposisi Saing Ekspor Impor Komoditi 2009 – 2011 79.77 -18.60 -118.11 -56.94 2011 – 2013 -42.04 -6.76 175.40 126.60 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 40.7% atau sebesar US$ 56.94 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 118.11 ribu. Selain itu, perkembangan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Panama juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 18.6 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek negatif terhadap efek pertumbuhan impor yang mengalami peningkatan cukup besar yakni US$ 79.77 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan jumlah penurunan yang terjadi dari kedua efek lainya, sehingga pertumbuhan ekspor bernilai negatif. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 153% atau sebesar US$ 126.6 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 175.4 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti memberikan efek positif juga terhadap efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi. Kedua efek ini mengalami penurunan maing-masing efek pertumbuhan impor sebeesar US$ 42.4 ribu dan efek komposisi komoditi sebesar US$ 6.76 ribu. Besarnya jumlah penurunan kedua efek ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek daya saing. 9.
Peru Pada Tabel 14, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Peru periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor dan efek daya saing. Sebaliknya efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.
26 Tabel 14 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Peru (Ribu USD) Efek Efek Komposisi Efek Daya Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Komoditi Saing Ekspor Impor 2009 – 2011 45.67 -24.57 39.87 60.97 2011 – 2013 18.35 8.76 761.87 788.98 Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 97.5% atau sebesar US$ 60.97 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek pertumbuhan impor sebesar US$ 45.67 ribu. Selain itu, peningkatan nilai ekspor juga dipengaruhi oleh peningkatan efek daya saing sebesar US$ 39.87 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak postif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang menurun sebesar US$ 24.57 ribu. Akan tetapi, besarnya penurunan efek pertumbuhan komposisi komoditi ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing. Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai lebih dari 600% atau sebesar US$ 788.98 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 761.87 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Peru sebesar US$ 18.35 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 8.76 ribu. Kesimpulanya, ketiga efek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang positif.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin Nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dijelaskan menggunakan Gravity Model. Variabel independen yang digunakan adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (GDPRINTit), nilai tukar riil negara tujuan (RERit), harga ekspor (PEit), jarak ekonomi Indonesia terhadap negara tujuan (DISTit), dan tarif impor negara tujuan. Variabel dependennya adalah nilai ekspor (NXit) spare parts Indonesia. Data yang dianalisis adalah data panel yang merupakan gabungan antara data time series dan cross section. Estimasi model dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji Hausman dan uji Chow (lampiran) tujuannya untuk memilih metode pendekatan yang terbaik antara random effect, fixed effect ataupun PLS. Hasil uji Chow menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000, dimana angka tersebut lebih kecil dari taraf nyata (α) 5%. Probabilitas (0.0000) < α (0.05), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan adalah fixed effect. Kemudian, untuk lebih menguatkan bukti penggunaan fixed effect model
27 dilakukan uji Hausman. Hasil uji Hausman menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0805, dimana angka tersebut lebih kecil dari taraf nyata (α) 10%. Probabilitas (0.0805) < α (0.1), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0, sehingga model yang digunakan pada penelitian adalah fixed effect. Model yang digunakan dalam ekspor spare parts Indonesia adalah LnNXit = -89.25790 + 2.040317 LnGDPRINTit + 1.273138 LnRERit – 0.489000 LnPEit – 0.890054 Ln DISTit – 0.038657 TARIFFit + eit Keterangan: LnNX LnGDPR LnRER LnPE LnDIST TARIFF eit α βn i t
= Nilai ekspor spare parts Indonesia (%) = GDP riil negara eksportir dan importir (%) = Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%) = Harga ekspor spare parts Indonesia (%) = Jarak ekonomi (%) = Tarif impor negara tujuan (%) = Random error = Konstanta = Parameter yang diduga (n = 1, 2, 3,4) = Negara = Periode waktu
Tabel 15 Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNGDPRINT 2.040317 0.620240 3.289562 0.0025* LNRER 1.273138 0.703912 1.808660 0.0802** LNPE -0.489000 0.216736 -2.256205 0.0313* LNDIST -0.890054 2.852043 -0.312076 0.7571 TARIFF -0.038657 0.092562 -0.417635 0.6791 C -89.25790 24.08691 -3.705660 0.0008 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981999 Durbin-Watson stat 2.067765 Catatan : *) Signifikan pada taraf nyata 5% **) Signifikan pada taraf nyata 10%
Berdasarkan hasil estimasi diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.981999, yang berarti sekitar 98.2% keragaman faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan 1.8% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model. Setelah fixed effect terpilih sebagai model terbaik, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk mendapatkan model persamaan yang terbebas dari masalah dalam analisis regresi seperti heteroskedastisitas, multikolinearitas, normalitas, dan autokorelasi. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari hasil Standardized Residual Graph. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa grafik standar residual berfluktuatif secara teratur seperti grafik detak jantung (Lampiran 6). Oleh sebab itu, dapat
28 disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai probabilitas dan matriks korelasi antar variabel (Lampiran 7). Multikolinearitas disebabkan oleh nilai R2 (Rsquared) yang tinggi namun variabel-variabel independennya hanya sedikit yang signifikan. Pada model nilai ekspor spare parts Indonesia R-squared sebesar 98.2% terdapat empat variabel yang signifikan dan satu variabel yang tidak signifikan atau saling berkorelasi. Apabila terdapat satu variabel yang tidak signifikan, model masih dianggap terbebas dari multikolinearitas (Evasari, 2014). Pada data panel, uji normalitas perlu dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya error terms yang dapat dilihat dari nilai probabilitas pada histogramnormality test. Apabila nilai Jarque-Bera dan nilai probabilitas lebih besar dari α, maka error terms menyebar normal. Hasil pengujian model nilai ekspor spare parts Indonesia menunjukkan bahwa nilai Jarque-Bera lebih besar dari pada α (2.307092 > 0.05) dan nilai probabilitas yang juga lebih besar dari α (0.315516 > 0.05). Kesimpulanya, model nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin ini sudah memiliki error terms yang menyebar dengan normal. Uji autokorelasi dapat dilihat dari hasil nilai statistik Durbin-Watson. Pada model nilai ekspor spare parts Indonesia diperoleh nilai statistik Durbin-Watson sebesar 2.067765. Nilai tersebut mendekati nilai 2.000000 yang berada di wilayah nonautokorelasi yang mengindikasikan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Kesimpulanya model estimasi nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin ini terbebas dari autokorelasi. GDP Riil Hasil estimasi model menunjukkan bahwa tanda koefisien variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir positif terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir memiliki nilai probabilitas 0.0025, hal ini menunjukkan bahwa dengan taraf nyata lima persen variabel interaksi GDP riil kedua negara berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia. Nilai koefisien variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir adalah 2.040317, artinya setiap kenaikan interaksi GDP riil negara eksportir dan importir sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 2.040317% (ceteris paribus). Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir menunjukkan kemampuan kedua negara melakukan perdagangan serta tingkat dayabeli masyarakat, sehingga dengan meningkatnya dayabeli masyarakat di negara tujuan akan meningkatkan ekspor spare parts Indonesia ke negara tersebut. Nilai Tukar Riil Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar positif terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar memiliki nilai probabilitas
29 sebesar 0.0802. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar riil berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia dengan taraf nyata sepuluh persen. Nilai koefisien variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar sebesar 1.273138, artinya setiap kenaikan nilai tukar riil sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 1.273138%, begitu pula sebaliknya (ceteris paribus). Nilai tukar riil yang tinggi akan membuat harga produk dalam negeri di negara tujuan menjadi lebih mahal, sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap barang dari luar negeri yang berarti dapat meningkatkan ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan. Harga Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel harga ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel harga ekspor memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0313. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga ekspor berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia dengan taraf nyata lima persen. Nilai koefisien variabel harga ekspor sebesar -0.489000, artinya setiap kenaikan harga ekspor naik sebesar 1% maka akan menurunkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 0.489000, begitu pula sebaliknya (ceteris paribus). Jarak Ekonomi Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel jarak ekonomi Indonesia ke negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi, variabel jarak ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0.7571 > α (5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jarak ekonomi tidak berpengaruh nyata atau tidak signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Tidak signifikannya pengaruh jarak ekonomi diduga karena semakin canggih dan modernnya alat transportasi, serta pendapatan perdagangan yang cukup tinggi membuat jarak ekonomi tidak menjadi suatu masalah (Zahro 2013). Tarif Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel tarif impor negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi, variabel tarif impor negara tujuan memiliki nilai probabilitas sebesar 0.6791 > α (5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh nyata atau tidak signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Tidak signifikannya pengaruh tarif impor negara tujuan diduga bukan merupakan hal yang krusial bagi Indonesia dan sembilan negara kawasan Amerika Latin.
30
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan spare parts Indonesia khususnya komoditas komponen dan aksesoris kendaraan bermotor yang di ekspor ke Amerika Latin sebagian besar masih termasuk dalam kategori slow moving component. 2. Hasil analisis daya saing ekspor spare parts Indonesia menggunakan CMSA menunjukkan bahwa rata-rata daya saing ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode 2009 sampai 2011 dan periode 2011 sampai 2013 dipengaruhi oleh efek daya saing. Kecuali pada negara Chili, pertumbuhan ekspor spare parts Indonesia periode 2009 sampai 2011 dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor dan periode 2011 sampai 2013 dipengaruhi oleh efek komposisi komoditi. Selanjutnya, periode 2009 sampai 2011 di Argentina, Kosta Rika, dan Nikaragua dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor. 3. Hasil estimasi gravity model, diketahui faktor-faktor yang berpengaruh positif adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir serta nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar. Sebaliknya, faktor yang memiliki hubungan negatif adalah harga ekspor, jarak ekonomi, dan tarif negara tujuan. Faktorfaktor yang berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir, nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar, dan harga ekspor. Sementara itu, jarak ekonomi dan tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia.
Saran Berdasarkan kesimpulan yaang telah dijelaskan, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Berdasarkani hasil CMSA yang menunjukkan bahwa negara Chili dan Kosta Rika masih mengalami pertumbuhan ekspor spare parts negatif pada periode 2011 sampai 2013, diharapkan pemerintah Indonesia dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan daya saing ekspor spare parts ke negara tersebut. 2. Faktor GDP merupakan faktor eksternal namun berpengaruh terhadap permintaan ekspor spare parts Indonesia, maka pemerintah harus mampu memanfaatkan peningkatan GDP setiap tahun untuk meningkatkan ekspor spare parts. 3. Indonesia diharapkan menambah produk ekspor spare parts di kawasan Amerika Latin dengan menambah value added pada produk yang tergolong fast moving component agar dapat meningkatkan daya saing serta nilai ekspor produk spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin.
31
DAFTAR PUSTAKA [CEPII] Centre d’Etudes Prospectives et d’Informations Internationales. Geodesic Distances [Internet]. [diunduh Februari 2015]. Tersedia pada: http://www.cepii.fr/distance/dist_cepii.zip Evasari UT. 2014. Dampak Fasilitasi Perdagangan terhadap Ekspor Elektronika Indonesia ke Negara-Negara Angggota APEC [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Press. Gujarati D. 1999. Ekonometrika Dasar. Zain, Sumarno, penerjemah; Hutauruk Gunawan, kordinator editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Basic Ecometrics. [KEMENDAG] Kementerian Perdagangan. 2014. Perkembangan Komponen Otomotif di Indonesia [Buletin]. Jakarta (ID): [diunduh Februari 2015]. Tersedia pada: http://www.kemendag.org. Lestari UH. 2011. Analisis Daya saing Ekspor Alas Kaki Indonesia di Pasar Amerika Serikat Periode 2000-2009 [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Li K, Song L, Zhao X. 2008. Component Trade and China’s Global Economic Integration. UNU-WIDER Reasearch Paper 101: 1-23. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Liza F, Imam N, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke-6. Oktaviani R, Widyastutik, Novianti T. 2008. Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur Tengah. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 28 No. 2, Oktober 2008, hal 167-189. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [UN COMTRADE] United Nations Commodity Trade. [diunduh Januari 2014 – Februari 2015]. Tersedia pada: http://www.unctadstat.unctad.org. [UNCTADSTAT] United Nations Conference On Trade and Development. [diunduh September 2014 – Februari 2015]. Tersedia pada: http:// www.uncomtrade.org. [WITS] World Integrated Trade Solution. [diunduh September 2014 – Januari 2015]. Tersedia pada: http://wits.worldbank.org. World Bank. [diunduh Desember 2014 – Januari 2015]. Tersedia pada: http://www.worldbank.org. Yuniarti D. 2007. Analisis Determinan Perdagangan Bilateral Indonesia Pendekatan Gravity Model. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007, hal 99-109. Yogyakarta (ID): Universitas Ahmad Dahlan. Zahro BA. 2013. Analisis Dayasaing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Alas Kaki Indonesia di Kawasan ASEAN dan China [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
32
32
Lampiran 1 Hasil perhitungan CMSA Efek Komposisi komoditi ekspor {(mi m)Xij1}
Impor Umum (Total) Negara Tujuan dari Dunia
3514.123
2132207.845
38752131.848
2011
4432.368
4078713.650
74282469.034
0.91290622
0.916861486
3221.964035
-13.8992891
-2289.81975
918.245
2013
16703.433
4049444.925
73621244.010
-0.00717597
-0.00890149
-39.45470143
7.648163579
12302.87154
12271.065
BRAZIL 2009
67775.63
3647027.737
127443629.065
2011
58516.361
6315910.547
225499107.794
0.731796686
0.76940275
52146.75613
-2548.774741
-58857.2504
-9259.269
2013
113822.731
8296706.324
239620904.905
0.313619986
0.062624625
3664.565176
14687.33514
36954.46969
55306.37
CHILE 2009
11..66
602119.051
42796917.069
2011
247.62
1299164.026
75228420.942
1.157653082
0.757800003
86.13154831
45.44730096
2.381150723
133.96
2013
206.817
960195.969
79607101.134
-0.260912441
0.058205132
14.41275485
-79.01989344
23.80413859
-40.803
ARGENTINA 2009
COSTA RICA 2009
Persentase Impor HS 8708 Negara Tujuan (mi)
Persentase Impor Umum Negara Tujuan (m)
Impor HS 8708 Negara Tujuan dari Dunia
Periode
Ekspor Indonesia ke Negara Tujuan (Xijk)
Efek Pertumbuhan impor (mXij1)
Efek daya saing {Xij2 – Xij1 – mi Xij1}
Pertumbuh an Ekspor
43.624
33163.550
11550460.954
2011
72.977
70921.829
18263804.971
1.138547562
0.58121871
25.35508501
24.31291383
-20.3149988
29.353
2013
68.64
72693.933
18124469.250
0.024986722
-0.00762906
-0.55674614
2.380202125
-6.16045599
-4.337
GUATEMALA 2009
40.019
75349.569
11521363.090
2011
32.553
97370.751
16610813.629
0.292253589
0.441740313
17.67800559
-5.982309197
-19.1616964
-7.466
2013
59.591
100339.498
17503977.537
0.030489104
0.053770028
1.75037571
-0.757863892
26.04548818
27.038
33
MEKSIKO 2009
5401.34
10793009.784
234384531.886
2011
17506.582
17600876.194
350842385.890
0.630766259
0.496866636
2683.745638
723.2373896
8698.258972
12105.242
2013
27297.753
20611064.731
381210149.461
0.171024925
0.086556713
1515.312187
1478.749692
6797.10912
9791.171
NICARAGUA 2009
43.485
16518.973
3478610.703
2011
66.314
23382.064
5047259.701
0.415467172
0.450941233
19.6091795
-1.542589515
4.762410017
22.829
2013
66.574
28443.245
5498843.855
0.216455699
0.089471155
5.933190159
8.420853044
-14.0940432
0.26
PANAMA 2009
139.669
155082.849
13876550.265
2011
82.73
223002.492
21801598.457
0.437957153
0.571110834
79.76647904
-18.59744147
-118.108038
-56.939
2013
209.328
91459.231
10722975.708
-0.589873502
-0.50815644
-42.03978263
-6.760452228
175.3982349
126.598
PERU 2009
62.519
150865.107
21813514.041
2011
123.49
201780.752
37747091.790
0.337491193
0.730445251
45.66670668
-24.56709476
39.87138808
60.971
2013
912.467
246078.739
43357294.760
0.219535246
0.148626098
18.35383686
8.756570648
761.8665925
788.977
33
34 Lampiran 2 Data untuk gravity model Negara Argentina Argentina Argentina Argentina Argentina Brazil Brazil Brazil Brazil Brazil Chili Chili Chili Chili Chili Kosta Rika Kosta Rika Kosta Rika Kosta Rika Kosta Rika Guatemala Guatemala Guatemala Guatemala Guatemala Meksiko Meksiko Meksiko Meksiko Meksiko Nikaragua Nikaragua Nikaragua Nikaragua Nikaragua Panama
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
LNNX 15.072 15.044 15.304 16.718 16.631 18.032 18.060 17.885 18.453 18.550 11.641 12.264 12.420 12.509 12.240
2009
LNGDP INT 52.916 53.064 53.209 53.279 53.364 54.248 54.381 54.471 54.542 54.623 52.260 52.376 52.496 52.609 52.705
LNRER 1.548 1.680 1.796 1.970 2.242 0.779 0.683 0.666 0.853 0.998 6.399 6.302 6.251 6.265 6.287
LNPE 2.350 2.472 2.541 2.353 2.266 2.631 2.664 2.713 2.751 2.667 2.243 2.244 2.423 2.310 2.100
LNDIST 7.396 7.419 7.460 7.443 7.448 8.798 8.806 8.791 8.775 8.777 6.765 6.756 6.771 6.797 6.814
TARIFF 14.720 14.900 14.900 15.010 15.530 14.460 15.030 15.720 15.530 15.680 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
10.683 50.492
6.657
2.308
5.181
8.390
2010
11.038 50.601
6.609
2.217
5.165
8.570
2011
11.198 50.708
6.587
2.188
5.167
8.020
2012
11.576 50.819
6.605
2.314
5.191
8.270
2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009
11.137 10.597 11.616 10.391 11.131 10.995 10.680 10.908 11.102 11.337 11.106 15.502 16.264 16.678 16.988 17.122 11.847
6.635 2.261 2.270 2.265 2.287 2.318 2.686 2.643 2.629 2.707 2.699 3.329 3.414 3.510 3.608 3.711 0.075
2.201 2.577 2.177 2.355 2.507 2.469 2.260 2.405 2.458 2.494 2.468 2.292 2.774 3.056 3.122 3.071 0.231
5.202 5.418 5.382 5.381 5.384 5.397 8.712 8.698 8.696 8.709 8.696 3.929 3.897 3.911 3.933 3.955 5.098
7.520 9.700 9.700 9.720 9.670 9.670 6.130 1.300 1.000 1.000 1.000 5.560 5.450 5.500 5.450 5.450 3.790
50.909 50.775 50.864 50.968 51.058 51.150 54.131 54.241 54.343 54.443 54.510 49.257 49.350 49.468 49.577 49.679 50.382
35 Panama Panama Panama Panama Peru Peru Peru Peru Peru
2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
12.242 11.323 11.425 12.252 11.043 11.633 11.724 12.427 13.724
50.499 50.664 50.823 50.959 51.890 52.032 52.157 52.275 52.388
0.093 0.119 0.154 0.179 1.131 1.066 1.043 1.015 1.052
1.932 2.482 2.375 2.027 2.770 2.826 2.433 2.768 2.212
5.090 5.151 5.222 5.279 6.535 6.552 6.572 6.604 6.637
3.950 4.320 5.540 4.160 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Statistic 98.326919 147.258216
d.f. (8.31) 8
Prob. 0.0000 0.0000
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Cross-section random 9.819025
Chi-Sq. d.f. 5
Prob. 0.0805
Lampiran 3 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEM Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Lampiran 4 Hasil Uji Hausman
Lampiran 5 Hasil FEM Dependent Variable: LNEX Method: Panel Least Squares Date: 04/26/15 Time: 12:58 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 9 Total panel (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error LNGDPINT 2.040317 0.620240 LNERR 1.273138 0.703912 LNPREX -0.489000 0.216736 LNDIST -0.890054 2.852043 TARIFF -0.038657 0.092562 C -89.25790 24.08691 Effects Specification
t-Statistic 3.289562 1.808660 -2.256205 -0.312076 -0.417635 -3.705660
Prob. 0.0025 0.0802 0.0313 0.7571 0.6791 0.0008
36 Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981999 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.974450 S.D. dependent var S,E, of regression 0.427382 Akaike info criterion Sum squared resid 5.662312 Schwarz criterion Log likelihood -17.21355 Hannan-Quinn criter. F-statistic 130.0882 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000
13.30027 2.673774 1.387269 1.949342 1.596804 2.067765
Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 5
10
15
20
25
30
35
40
45
Standardized Residuals
Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinearitas
LNEX LNGDPINT LNERR LNPREX LNDIST TARIFF
LNEX LNGDPINT LNERR 1.000000 0.215350 -0.273101 0.215350 1.000000 -0.231051 -0.273101 -0.231051 1.000000 0.377953 0.100263 -0.004829 0.194970 0.995819 -0.246754 0.589021 0.262337 -0.058987
LNPREX LNDIST TARIFF 0.377953 0.194970 0.589021 0.100263 0.995819 0.262337 -0.004829 -0.246754 -0.058987 1.000000 0.079320 0.093740 0.079320 1.000000 0.250489 0.093740 0.250489 1.000000
37 Lampiran 8 Hasil Eviews Uji Normalitas 9
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2013 Observations 45
8 7 6 5 4 3
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-4.93e-17 0.045372 0.997028 -0.618569 0.358732 0.516207 3.405672
Jarque-Bera Probability
2.307092 0.315516
2 1 0 -0.6
-0.4
-0.2
-0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
38
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Lita Rudoturahman lahir di Tasikmalaya, 2 November 1993. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dengan nama ayah U. Soepurahman dan ibu Leha Julaeha. Pada tahun 2005, penulis terdaftar sebagai siswi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Mojokerto. Kemudian pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sooko Kabupaten Mojokerto. Pada tahun 2011, penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Undangan di IPB sebagai mahasiswi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif bergabung dalam Himpunan Profesi Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) periode 2012 sampai 2013 sebagai bendahara divisi Research and Development (Re-D) dan periode 2013 sampai 2014 sebagai staff divisi Research and Development (Re-D). Selain itu, penulis pernah bergabung dalam UKM Gentra Kaheman periode 2011 sampai 2012 serta bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Surabaya dan Sekitarnya (HIMASURYA IPB) periode 2011 sampai sekarang. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan setingkat Departemen, Fakultas, dan IPB. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin.”