ANALISIS BRAND EQUITY POCARI SWEAT DALAM PERSAINGAN INDUSTRI MINUMAN (Studi Kasus : Mahasiswa di Bogor)
Oleh FERDIE PRATAMA H24102089
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK
Ferdie Pratama H24102089. Analisis Brand Equity Pocari Sweat dalam Persaingan Industri Minuman (Studi kasus pada mahasiswa di Bogor) dibawah bimbingan Jono M. Munandar. Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan wajar karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan manusia sehari-hari. Industri minuman secara keseluruhan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu minuman beralkohol dan non alkohol. Dalam kelompok minuman non alkohol, dibagi beberapa kelas lagi, yaitu minuman kesehatan (health drink), minuman ringan (soft drink) dan lain-lain. Salah satu jenis minuman yang terdapat pada minuman kesehatan adalah minuman isotonik (isotonic drink). Minuman isotonik sebenarnya merupakan salah satu ”barang baru” dalam jajaran consumer good di Indonesia. Produk ini masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 80-an. Namun secara diam-diam pasar minuman isotonik semakin berkembang seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tubuh. Salah satu minuman isotonik yang beredar di Indonesia adalah Pocari Sweat yang diproduksi oleh PT Amerta Indah Otsuka (AIO) yang sampai saat ini masih menjadi market leader di industri minuman isotonik Indonesia. Adanya tingkat persaingan yang cukup tinggi di dalam industri ini membuat PT AIO harus dapat mengelola merek Pocari Sweat agar memiliki posisi yang kuat dalam benak konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis brand equity Pocari Sweat pada elemen brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. Untuk melihat adanya tingkat persaingan dalam industri minuman secara keseluruhan, maka dalam penelitian ini melibatkan beberapa merek minuman lainnya yaitu, ProSweat, Mizone, Aqua dan Coca-Cola. Penelitian ini dilakukan pada tiga perguruan tinggi yang ada di Bogor yaitu, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pakuan Bogor dan Universitas Ibn Khaldun Bogor. Pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling berdasarkan proporsi dalam populasi jumlah mahasiswa ketiga perguruan tinggi tersebut. Sedangkan untuk alat analisis, digunakan metode Spearman-Brown, Product Moment, Alfa Cronbach, Skala Likert, Skala Semantic Differential, Uji Cochran, analisis biplot dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elemen brand awareness merek Pocari Sweat merupakan merek yang paling diingat oleh konsumen. Asosiasi pembentuk brand image pada elemen brand association menunjukkan bahwa merek Pocari Sweat mendapatkan dua brand image, yaitu aman bagi kesehatan dan rasa yang segar pelepas dahaga. Penilaian konsumen pada perceived quality menunjukkan bahwa merek Pocari Sweat lebih unggul dibandingkan merek lainnya dalam atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi, rasa, dan memulihkan stamina. Hasil analisa perceived quality dengan metode biplot menunjukkan bahwa Pocari Sweat memiliki beberapa karakteristrik atribut yang melekat pada mereknya yaitu atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi dan memulihkan stamina. Analisa pada elemen brand loyalty menunjukkan bahwa merek Pocari Sweat belum memiliki brand loyalty yang kuat. Hal ini tercermin dari bentuk piramida brand loyalty yang mengecil pada tingkatan liking the brand dan committed buyer.
ANALISIS BRAND EQUITY POCARI SWEAT DALAM PERSAINGAN INDUSTRI MINUMAN (Studi Kasus : Mahasiswa di Bogor)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh FERDIE PRATAMA H24102089
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS BRAND EQUITY POCARI SWEAT DALAM PERSAINGAN INDUSTRI MINUMAN (Studi Kasus : Mahasiswa di Bogor) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh FERDIE PRATAMA H24102089 Menyetujui, Mei 2006
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 12 Mei 2006
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Brand Equity Pocari Sweat dalam Persaingan Industri Minuman (Studi Kasus pada Mahasiswa di Bogor) dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama penelitian. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Beatrice Lucia Mantoroadi, SE.Ak, MM sebagai dosen penguji pada sidang skripsi. 3. Bapak Refrinal dari PT Amerta Indah Otsuka yang telah banyak memberi kemudahan kepada penulis untuk memperoleh data-data yang diperlukan. 4. Papa, Mama dan Teteh atas segenap daya upaya yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang, dorongan, dan kesabarannya dalam menghadapi penulis. 5. Almarhumah R.A. Sri Martinah, eyangku tersayang yang selalu sabar dalam menasihati penulis semenjak kecil. 6. Keluarga besar H. Malian Djaman dan R. Hartoyo, terimakasih atas doa dan bimbingannya. 7. Mellyana Ramadhani yang selalu memberikan motivasi, nasihat-nasihat dan sikap kesabarannya merupakan anugerah yang tak ternilai bagi penulis. 8. Teman-teman satu tim pembimbing Firsta, Desi, Manal, Evi, Rahmadini atas kerjasama, dukungan, dan keakraban yang kita jalin selama menyelesaikan skripsi. 9. Misha, Demmy, Aldi, Darma dan Fikry, terima kasih untuk tenaga, usaha dan kerjasamanya di Graha Computer.
iv
10. Hannanto, Denden, Obie, Arya, Hendra, Eko, Arry dan Kindergarten Family yang selalu memberikan masukkan berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Rekan-rekan manajemen 39, terimakasih atas motivasi dan dukungannya. 12. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Manajemen, khususnya Departemen
Manajemen
yang
telah
membimbing
penulis
selama
menyelesaikan studi di FEM IPB. 13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah seminar ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2006
Penulis
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1984 di kota Bogor, propinsi Jawa Barat. Penulis yang bernama lengkap Ferdie Pratama adalah anak bungsu pasangan ayahanda A. Husni Malian dan ibunda Triwening Handayani. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti tahun 1989, lulus tahun 1990. Kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 3 Bogor tahun 1990 dan lulus tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor, tamat pada tahun 1999. Dan penulis menamatkan pendidikan menengah atas pada Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor, pada tahun 2002, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajeman. Selama belajar di Depatemen Manajemen, penulis aktif di dalam organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa FEM IPB periode 2003-2004 sebagai Staf Departemen Hubungan Masyarakat dan pada periode selanjutnya yaitu 2004-2005 penulis dipercaya untuk memimpin Centre Of M@nagement (COM@) yang merupakan Himpunan Profesi Departemen Manajemen.
iii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
iii
KATA PENGANTAR..............................................................................
iv
DAFTAR ISI.............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah Penelitian ..................................................... 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 1.4. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 1.5. Manfaat Penelitian..........................................................................
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Merek .......................................................................... . 2.2. Pengertian Brand Equity ............................................................... . 2.3. Pengertian Brand Awareness.......................................................... 2.4. Pengertian Brand Association......................................................... 2.5. Pengertian Perceived Quality......................................................... 2.6. Pengertian Brand Loyalty............................................................... 2.7. Hasil Penelitian yang Relevan........................................................
5 7 10 13 16 18 21
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 3.3. Metode Penelitian.......................................................................... 3.3.1. Pengumpulan Data ............................................................. 3.3.2. Penentuan Sampel .............................................................. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 3.4.1. Uji Validitas ....................................................................... 3.4.2. Uji Reliabilitas ................................................................... 3.4.3. Skala Likert, Rataan dan Simpangan Baku........................ 3.4.4. Skala Semantic Differential................................................ 3.4.5. Analisis Biplot.................................................................... 3.4.6. Uji Cochran ........................................................................ 3.4.7. Analisis Deskriptif .............................................................
27 27 28 28 28 29 29 30 32 33 34 34 36
vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Amerta Indah Otsuka................................ 4.1.1. Produk PT Amerta Indah Otsuka ....................................... 4.1.2. Visi dan Misi PT Amerta Indah Otsuka............................. 4.2. Hasil Uji Awal ............................................................................. 4.2.1. Uji Awal Brand Association............................................... 4.2.2. Uji Awal Perceived Quality ............................................... 4.3. Karakteristik Responden ............................................................. 4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia.......................................... 4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Total Pengeluaran.................... 4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Total Pengeluaran Konsumsi .. 4.4. Analisis Brand Awareness .......................................................... 4.4.1. Analisis Top of Mind.......................................................... 4.4.2. Analisis Brand Recall ........................................................ 4.4.3. Analisis Brand Recognition ............................................... 4.4.4. Analisis Unaware of Brand................................................ 4.5. Analisis Brand Association ......................................................... 4.5.1. Uji Asosiasi Pocari Sweat .................................................. 4.5.2. Uji Asosiasi ProSweat........................................................ 4.5.3. Uji Asosiasi Mizone........................................................... 4.5.4. Uji Asosiasi Aqua .............................................................. 4.5.5. Uji Asosiasi Coca-Cola ...................................................... 4.5.6. Kesimpulan Uji Asosiasi.................................................... 4.6. Analisis Perceived Quality .......................................................... 4.6.1. Skala Semantic Differential................................................ 4.6.2. Analisis Biplot.................................................................... 4.7. Analisis Brand Loyalty................................................................. 4.7.1. Analisis Switcher................................................................ 4.7.2. Analisis Habitual Buyer..................................................... 4.7.3. Analisis Satisfied Buyer ..................................................... 4.7.4. Analisis Liking the Brand .................................................. 4.7.5. Analisis Committed Buyer ................................................. 4.7.6. Piramida Brand Loyalty .....................................................
37 39 40 42 42 44 48 49 49 49 50 50 50 51 52 53 53 54 54 55 56 57 57 58 59 62 65 65 66 67 68 68 69
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
73
LAMPIRAN..............................................................................................
75
vii
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Perkembangan Suplai Minuman Isotonik di Indonesia (dalam liter)....
2
2. Pangsa Pasar Minuman Isotonik tahun 2004.........................................
2
3. Produk Minuman Isotonik dalam Pasar Domestik tahun 2004 ............
3
4. Jumlah Sampel Tiap Perguruan Tinggi ................................................
29
5. Ringkasan Sejarah PT Amerta Indah Otsuka .......................................
38
6. Nilai Reliabilitas uji awal brand association .......................................
43
7. Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen didalam Memilih Minuman Isotonik.......................... ......................................................................
44
8. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Pocari Sweat ............
45
9. Nilai validitas uji awal perceived quality merek ProSweat..................
46
10. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Mizone.....................
46
11. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Aqua ........................
47
12. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Coca-Cola............. ...
47
13. Klasifikasi Nilai Alpha .........................................................................
48
14. Hasil pengujian reliabilitas perceived quality semua merek ................
48
15. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................
49
16. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .........................................
49
17. Karakteristik Responden Berdasarkan Total Pengeluaran....................
50
18. Karakteristik Responden Berdasarkan Total Pengeluaran Konsumsi ..
50
19. Top of Mind merek minuman isotonik .................................................
51
20. Brand Recall merek minuman isotonik................................................
52
21. Brand Recognition merek minuman isotonik.......................................
52
22. Unaware of Brand merek minuman isotonik........................................
53
23. Hasil uji cochran asosiasi merek Pocari Sweat ....................................
54
24. Hasil uji cochran asosiasi merek ProSweat ..........................................
55
25. Hasil uji cochran asosiasi merek Mizone .............................................
55
26. Hasil uji cochran asosiasi merek Aqua.................................................
56
27. Hasil uji cochran asosiasi merek Coca-Cola......................... ...............
57
28. Asosiasi yang menjadi brand image masing-masing merek ................
58
29. Rataan nilai atribut perceived quality merek-merek minuman ............
59
viii
30. Hasil penghitungan switcher merek Pocari Sweat ...............................
66
31. Hasil penghitungan habitual buyer merek Pocari Sweat .....................
67
32. Hasil penghitungan satisfied buyer merek Pocari Sweat......................
67
33. Hasil penghitungan liking the brand merek Pocari Sweat ...................
68
34. Hasil penghitungan committed buyer merek Pocari Sweat ..................
69
ix
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Konsep Brand Equity ...........................................................................
8
2. Piramida Brand Awareness ..................................................................
11
3. Piramida Brand Loyalty........................................................................
20
4. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................
27
5. Grafik Semantic Differential merek minuman .....................................
60
6. Analisis Biplot untuk atribut merek-merek minuman ..........................
63
7. Piramida Brand Loyalty minuman isotonik Pocari Sweat....................
69
x
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner Penelitian.............................................................................
75
2. Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)...........................................
81
3. Validitas Uji Awal (Perceived Quality) ..............................................
86
4. Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) ...........................................
91
5. Uji Cochran asosiasi-asosiasi Pocari Sweat .........................................
96
6. Uji Cochran asosiasi-asosiasi ProSweat............................................... 100 7. Uji Cochran asosiasi-asosiasi Mizone .................................................. 102 8. Uji Cochran asosiasi-asosiasi Aqua...................................................... 105 9. Uji Cochran asosiasi-asosiasi Coca-Cola ............................................. 109
xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan wajar karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan manusia sehari-hari. Menurut CIC1, industri minuman secara keseluruhan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu minuman beralkohol dan non alkohol. Dalam kelompok minuman non alkohol, dibagi beberapa kelas lagi, yaitu minuman kesehatan (health drink), minuman ringan (soft drink) dan lain-lain. Untuk kelas minuman kesehatan, dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis yang terdapat pada minuman kesehatan antara lain isotonik drink, energy drink, milk fermentation dan yang lainnya. Minuman isotonik yang masuk ke dalam kategori minuman tidak beralkohol sebenarnya merupakan salah satu barang baru dalam jajaran consumer good di Indonesia. Produk ini baru masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 80-an. Namun secara diam-diam pasar minuman isotonik semakin berkembang seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tubuh. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, promosi dalam usaha peningkatan pasar pun bertambah marak terutama melalui iklan-iklan di televisi. Dengan berbagai teknik, para produsen saling berlomba-lomba untuk mencari, mempengaruhi dan merebut konsumen masing-masing. Fenomena ini tampaknya berdampak positif terhadap perkembangan produk minuman isotonik, sehingga dalam tempo yang relatif cepat produk minuman isotonik sudah menjadi komoditi yang tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup masyarakat.
1
CIC Consulting Group adalah suatu lembaga independent yang bergerak di bidang riset pemasaran.
2
Tabel 1. Perkembangan Suplai Minuman Isotonik di Indonesia (dalam liter) Tahun Produksi Impor Ekspor Suplai 2000 29.626.903 1.009.900 1.682.119 28.954.684 2001 34.055.894 2.040.300 2.550.953 33.545.240 2002 38.420.309 2.120.000 2.640.466 37.899.842 2003 42.784.723 3.833.500 3.672.123 42.946.100 2004 47.149.138 5.388.550 4.458.448 48.079.240 Rataan Sumber : Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka Selama
lima
tahun
terakhir
tampak
pasar
minuman
isotonik
menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produsen-produsen besar yang masuk ke dalam industri ini, kendati hingga akhir tahun 2004 PT Amerta Indah Otsuka (AIO) yang merupakan produsen dan pemasar merek Pocari Sweat masih menjadi pemimpin pasar dalam industri minuman isotonik di Indonesia. (Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka, 2004). Tabel 2. Pangsa Pasar Minuman Isotonik tahun 2004 Merek Pangsa Pasar (%) Pocari Sweat 76 % Gatorade 11 % Superade 7% 100 Plus 1% Lainnya 5% Sumber : Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka Merek-merek minuman isotonik lokal yang beredar di pasar domestik sebagian besar dikemas dalam kaleng atau botol plastik dengan isi yang bervariasi. Sebagian lainnya ada yang menggunakan kemasan sachet, botol dan alumunium foil. Selain kemasan, harga jual yang berbeda antara merek minuman yang satu dengan merek minuman yang lain memberikan pengaruh yang cukup tinggi pada konsumen, karena hal ini pula yang menjadi faktor utama dalam alasan pembelian suatu produk. Adapun merek-merek minuman isotonik yang beredar di pasaran domestik (Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka, 2004), yaitu :
3
Tabel 3. Produk Minuman Isotonik dalam Pasar Domestik, tahun 2004 Produsen Merek PT Bali Hai Brewery Indonesia Michi PT Bernofarm Ionix PT Bintang Toedjoe Ionic Vion PT Buana Tirta Utama Superade PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling Aquarius PT Henson Makmur California PT Hexpharm Djaja Laboratory Cooling Plus PT Kino Sentra Industrindo Kino Sweat PT Nala Vini Eka (Navika) Beverages Qolbu PT Amerta Indah Otsuka Pocari Sweat PT Polari Limunusa Inti 100 Plus PT Sinde Budi Sentosa Delipo PT Tang Mas 2 Tang (minuman isotonik) PT Tempo Scan Pacific Tbk Viton PT Triyasa Nagamas Farma Elite PT Ulam Tiba Halim Marimas PT Ultra Jaya Milk Industry Lytren Sumber : Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka Pengelolaan suatu merek merupakan faktor utama dalam menghadapi persaingan dikarenakan merek merupakan aset penting perusahaan untuk menghadapi pesaing. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mengenai brand equity minuman isotonik Pocari Sweat yang dilihat dari empat elemen utama, yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana brand awareness merek Pocari Sweat ? 2. Bagaimana brand association merek Pocari Sweat ? 3. Bagaimana perceived quality merek Pocari Sweat ? 4. Bagaimana brand loyalty merek Pocari Sweat ?
4
1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui posisi brand awareness di benak konsumen terhadap merek Pocari Sweat. 2. Menganalisis brand association di benak konsumen terhadap merek Pocari Sweat. 3. Menganalisis perceived quality di benak konsumen terhadap merek Pocari Sweat. 4. Menganalisis brand loyalty pada konsumen terhadap merek Pocari Sweat.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis merek Pocari Sweat dari elemen brand equity. Untuk melihat adanya tingkat persaingan, beberapa merek minuman dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu merek ProSweat dan Mizone yang merupakan merek dari industri minuman isotonik. Selain melihat adanya tingkat persaingan diindustri yang sama, dilakukan juga analisis tingkat persaingan dari industri minuman yang lain. Merek Aqua (kemasan gelas dan botol) dan Coca-Cola (kemasan kaleng) dianalisis untuk melihat tingkat persaingan antara industri minuman isotonik dengan industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan juga industri minuman berkarbonasi. Pemilihan kedua industri tersebut didasarkan pada persepsi konsumen yang masih menyamakan minuman isotonik dengan minuman air mineral atau minuman berkarbonasi.
1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai penerapan konsep brand equity pada suatu merek produk (barang atau jasa), khususnya pada merek minuman isotonik Pocari Sweat. 2. Sebagai bahan masukan bagi PT Amerta Indah Otsuka (AIO) untuk menginformasikan brand equity Pocari Sweat. 3. Sebagai sumber referensi dan pengembangan lebih lanjut bagi penelitian mengenai merek, dan penelitian mengenai industri minuman isotonik pada khususnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Merek Menurut Aaker (1997), merek diartikan sebagai nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau
sebuah
kelompok
penjual
tertentu,
dengan
demikian
membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor. Peraturan tersendiri mengenai merek saat ini telah ada di Negara Indonesia. Undang-undang tentang merek yang terbaru di Indonesia adalah UU No.15 tahun 2001. Dalam UU No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat l, disebutkan bahwa pengertian merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam
kegiatan
perdagangan
barang
atau
jasa.
(http://www.dgip.go. id/article/archive18). Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2002) dikatakan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut Stanton dalam Rangkuti (2002), merek adalah nama, istilah, simbol, atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
6
Menurut Rangkuti (2002), merek juga dapat dibagi dalam pengertian lainnya, seperti : a. Brand name (nama merek) Nama merek merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan. Misalnya, Pepsodent, BMW, Toyota, dan sebagainya. b. Brand mark (tanda merek) Tanda merek merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus. Misalnya : simbol Toyota, gambar tiga berlian Mitsubishi c. Trade mark (tanda merek dagang) Tanda merek dagang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda merek dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek). d. Copyright (hak cipta) Hak cipta merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. Engel, et al (1994) mengemukakan bahwa merek memiliki tiga dimensi. Dimensi pertama adalah atribut fisik (physical attribute), seperti warna, harga dan bahan. Dimensi kedua adalah atribut fungsional (functional attribute), atau konsekuensi pemakaian suatu
merek. Dimensi ketiga adalah
karakterisasi dan kepribadian merek sebagaimana dirasakan oleh konsumen. Elemen-elemen ini, dijembatani oleh pengolahan informasi dari individu yang berinteraksi dengan merek dan diubah bentuknya ke benak konsumen sehingga konsumen berpendapat bahwa merek itu cocok atau tidak cocok dengannya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai merek dari beberapa sumber pustaka, dapat disimpulkan mengenai pengertian merek. Merek adalah suatu tanda, simbol, atau logo berupa gambar, tulisan baik huruf maupun angka, warna, atau kombinasinya sesuai dengan peraturan yang berlaku, sebagai identitas dari produk dan pembeda dari produk lainnya,
7
berupa barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan (produsen), merupakan barang yang dijual oleh penjual, dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan jasa yang memberikan atribut, manfaat dan juga nilai yang spesifik, serta mewakili budaya dan kepribadian tertentu kepada konsumen.
2.2. Pengertian Brand Equity Menurut Aaker (1997), brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek nama dan simbol mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, maka aset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau sebuah simbol. Dengan demikian, jika dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek, maka beberapa atau semua aset dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek akan berubah pula. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barwise pada tahun 1993, pada saat itu banyak praktisi periklanan menggunakan istilah brand equity. Sejak saat itu sampai sekarang, terdapat tiga teori yang banyak dipakai mengenai istilah brand equity, yaitu brand equity yang dikaitkan dengan nilai uang (financial value), brand equity yang dikaitkan dengan perluasan merek (brand extension) dan brand equity yang diukur dari perspektif pelanggan (Rangkuti, 2002). Menurut
Aaker
(1997),
brand
equity
(Gambar
1)
dapat
dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu : a. Brand awareness Brand awareness menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek, sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. b. Brand association Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.
8
c. Perceived quality Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. d. Brand loyalty Brand loyalty merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. e. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya) Aset-aset merek lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi dan mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset merek lainnya seperti paten, cap dagang dan saluran hubungan.
Perceived Quality
Brand Awareness
Brand Association
Brand Equity Other proprietary brand assets
Brand Loyalty
Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat : • Intrepetasi / proses informasi • Rasa percaya diri dalam pembelian • Pencapaian kepuasan dari pelanggan
Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat : • Efisiensi dan efektivitas program pemasaran • Brand loyalty • Harga / laba • Perluasan merek • Peningkatan perdagangan • Keuntungan kompetitif
Gambar 1. Konsep brand equity (Aaker, 1997)
9
Menurut Durianto, dkk (2001), disamping memberi nilai bagi konsumen, brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk: 1. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal. Brand equity yang kuat tidak dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek. 2. Empat dimensi brand equity yaitu : brand awareness, perceived quality, asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian konsumen. Bahkan seandainya brand awareness, perceived quality, dan asosiasi-asosiasi tidak begitu penting dalam proses pemilihan merek, ketiganya tetap dapat mengurangi keinginan atau rangsangan konsumen untuk mencoba merek-merek lain. 3. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespons inovasi yang dilakukan para pesaing. Brand loyalty adalah salah satu kategori brand equity yang dipengaruhi oleh kategori brand equity lannya. Kategori-kategori brand equity lainnya juga berhubungan satu sama lain. Perceived quality dapat dipengaruhi oleh brand awareness. Nama merek dapat memberikan kesan bahwa produk dibuat dengan baik, diyakinkan oleh asosiasi dan loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak akan menyukai produk yang kualitasnya rendah). 4. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk. Suatu analisa terhadap portfolio merek sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari perluasan merek yang telah dilakukan. 5. Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya besar. Brand equity yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih tinggi dengan menetapkan premium price (harga premium), dan mengurangi ketergantungan pada promosi sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi.
10
6. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan peluang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity tersebut. 7. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket, dan tempattempat penjualan lainnya tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan brand equity yang kuat dan sudah terkenal untuk dijual kepada konsumen. Produk dengan brand equity yang kuat akan dicari oleh pedagang karena mereka yakin bahwa produk dengan merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan brand equity yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat penjualan yang pada akhirnya akan memperbesar volume penjualan produk tersebut. 8. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari brand equity yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty sudah sangat kuat, secara otomatis aset brand equity lainnya juga akan kuat. Sebagai contoh kesetiaan perantara maupun pemasar (dealer, grosir, dll) sangat tergantung pada kekuatan empat elemen utama dari brand equity. Pada umumnya, mereka tidak ragu lagi terhadap perusahaan yang memiliki brand equity yang kuat, sehingga kepercayaan untuk memasarkan produknya semakin meningkat. Oleh karenanya penekanan riset brand equity diberikan pada keempat elemen utama dari brand equity, sedangkan aset brand equity lainnya akan secara otomatis terimbas oleh kekuatan dari keempat elemen utama tersebut.
2.3. Pengertian Brand Awareness Aaker (1997) menjelaskan bahwa pengertian brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
11
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Penjelasan mengenai piramida brand awareness (Gambar 2) dari tingkatan terendah sampai tingkat tertinggi (Aaker,1997) adalah sebagai berikut : a. Unaware of brand (tidak menyadari merek) Tingkatan ini merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. b. Brand recognition (pengenalan merek) Tingkatan ini merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. c. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) Tingkatan ini merupakan pengingatan kembali konsumen terhadap merek
yang
didasarkan
pada
permintaan
seseorang
untuk
menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. d. Top of mind (puncak pikiran) Tingkatan
yang
terdapat
dalam
merek
yang
paling
banyak
disebutkan pertama kali apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan.
Top of Mind Brand Recall Brand Recognition
Unaware Brand
Gambar 2. Piramida brand awareness (Aaker, 1997)
12
Durianto, dkk (2001) mengemukakan bahwa peran brand awareness terhadap brand equity dapat dipahami dengan membahas bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai. Penciptaan nilai ini dapat dilakukan paling sedikit dengan 4 cara, yaitu : 1. Anchor to which other association can be attached Suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai menggambarkan asosasi dari merek tersebut. 2. Familiarity – Liking Dengan mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tissue, dan lain-lain. Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan. 3. Substance/Commitment Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas, ekstensif yang sudah lama dalam industri, dan lain-lain. Jika kualitas dua merek sama, brand awarness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. 4. Brand to consider Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki top of mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek yang dibenci.
13
Agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh dengan cara berikut (Durianto, dkk, 2001) : 1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya. 2. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek. 3. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya. 4. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan. 5. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk, merek atau keduanya. 6. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
2.4. Pengertian Brand Association Aaker (1997), menjelaskan bahwa pengertian brand association adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi
pada
banyak
pengalaman
atau
penampakkan
untuk
mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai, sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Menurut Rangkuti (2002), terdapat lima keuntungan brand association, yaitu :
14
a. Membantu proses penyusunan informasi Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan. b. Perbedaan Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan satu merek dari merek yang lain. c. Alasan untuk membeli Pada umumnya, asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak. d. Penciptaan sikap atau perasaan positif Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya
akan
berdampak
positif
terhadap
produk
yang
bersangkutan. e. Landasan untuk perluasan Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perusahaan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru. Menurut Durianto, dkk (2001) terdapat beberapa acuan dalam penentuan brand association, yaitu : 1.
Product attributes (atribut produk) Mengasosiasikan
atribut
atau
karakteristik
suatu
produk
merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.
15
2.
Intangibles attributes (atribut tak berwujud) Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3.
Customer’s benefits (manfaat bagi pelanggan) Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat rasional) dan psychological benefits (manfaat psikologis). Manfaat rasional berkaitan dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.
4.
Relative price (harga relatif) Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
5.
Application (penggunaan) Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6.
User/customer (pengguna/pelanggan) Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
7.
Celebrity/person (orang terkenal/khalayak) Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.
8.
Life style/personality (gaya hidup/kepribadian) Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9.
Product class (kelas produk) Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.
16
10. Competitors (para pesaing) Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing. 11. Country/geographic area (negara/wilayah geografis) Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh, negara Perancis diasosiasikan dengan mode pakaian dan parfum. Asosasi tersebut dapat dieksploitasi dengan mengaitkan merek pada sebuah negara.
2.5. Pengertian Perceived Quality Aaker
(1997),
pengertian
perceived quality adalah
persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Garvin dalam Durianto, dkk (2001) mengemukakan bahwa dimensi perceived quality dibagi menjadi tujuh, yaitu : 1. Kinerja Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini. Kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun dianggap tidak relevan atau dinilai rendah oleh sebagian pelanggan lain yang lebih mementingkan atribut kenyamanan. 2. Pelayanan Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24 jam di seluruh dunia.
17
3. Ketahanan Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. Misal mobil merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil tahan lama walau telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. 4. Keandalan Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. 5. Karakteristik produk Bagian-bagian tambahan dari produk (feature), seperti remote control sebuah video, tape deck, sistem WAP untuk telepon genggam. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagianbagian
tambahan
memahami
ini
kebutuhan
memberi
penekanan
pelanggannya
bahwa
yang
perusahaan
dinamis
sesuai
perkembangan. 6. Kesesuaian dengan spesifikasi Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Misalnya sebuah mobil pada kelas tertentu dengan spesifikasi yang telah ditentukan seperti jenis dan kekuatan mesin, pintu, material untuk pintu mobil, ban, sistem pengapian dan lainnya. 7. Hasil Mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan hasil akhir produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting. Berbagai hal yang harus diperhatikan dalam membangun perceived quality (Aaker, 1997) : 1. Komitmen terhadap kualitas Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara
18
kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi. 2. Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai-nilai. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan. 3. Informasi masukan dari pelanggan Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam
memperkirakan
apa
yang
dianggap
penting
oleh
pelanggannya. 4. Sasaran/standar yang jelas Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri. 5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.
2.6. Pengertian Brand Loyalty Menurut Rangkuti (2002), brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity, yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila brand loyalty meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan
19
perolehan laba di masa yang akan datang, karena brand loyalty secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan. Menurut Aaker (1997), tingkatan brand loyalty (Gambar 3) terdiri dari: a. Switcher (berpindah-pindah) Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain, mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah. b. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli
yang
puas
dengan
merek
produk
yang
dikonsumsinya atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila dapat mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. d. Liking the brand (menyukai merek) Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
20
e. Committed buyer (pembeli yang komit) Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia, yaitu memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting, dipandang dari segi fungsinya maupun sebagi suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya pembeli. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.
Committed buyer Liking the brand Satisfied buyer Habitual buyer Switcher
Gambar 3. Piramida brand loyalty (Aaker, 1997) Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar konsumennya berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, hingga porsi terkecil ditempati oleh committed buyer. Meskipun demikian, bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat, tingkatan dalam brand loyalty diharapkan membentuk segitiga terbalik, yaitu makin ke atas makin melebar, sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar daripada switcher. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan (Durianto, dkk, 2001) :
21
1. Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran) Dalam
kaitannya
mempertahankan
dengan
biaya
pelanggan
pemasaran,
dibandingkan
akan
dengan
lebih
murah
upaya
untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah. 2. Trade leverage (meningkatkan perdagangan) Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. 3. Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru) Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebur terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di samping itu, pelanggan yang puas pada umumnya akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru. 4. Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk merespons ancaman persaingan) Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespons gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.
2.7. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini cukup banyak. Maka hanya beberapa penelitian yang dicantumkan disini. Mantoroadi (2004) melakukan analisis ekuitas merek bumbu kaldu royco di Kota Bogor. Dalam penelitian ini dipelajari posisi kekuatan merek bumbu
22
kaldu royco ditengah persaingan merek industri bumbu kaldu dari perspektif konsumen. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Spearman-Brown, analisis deskriptif, uji Cochran, analisis Markov, Semantic Differential, Customer Price Performance, tabulasi silang, metode CHAD, analisis Thrustone, dan analisis biplot. Hasil analisis brand awareness pada tingkatan top of mind terlihat bahwa merek royco menempati peringkat pertama (63%), pada tingkatan brand recall merek masako berada pada urutan tertinggi sebesar 64 persen. Pada tingkatan brand recognition, merek indofood yang berada pada tingkatan pertama sebesar 37 persen, sedangkan pada tingkatan yang paling rendah yaitu unaware of brand, merek lezza berada pada posisi tertinggi sebesar 60 persen. Pada elemen brand association, merek royco mendapatkan brand image yaitu tersedia di mana saja, merek terkenal, halal, praktis, harga terjangkau, disukai anggota keluarga, kualitas terjamin, hemat, iklan menarik, kejelasan batas kadaluarsa, kemasan menarik dan variatif. Elemen yang ketiga yaitu perceived quality, dimana konsumen memandang kesan kualitas produk royco lebih baik dibandingkan dengan merek yang lainnya kecuali pada atribut harga. Pada elemen brand loyalty, merek royco memiliki pelanggan yang switcher sebesar 3,03 persen, habitual buyer sebesar 56,1 persen, satisfied buyer sebesar 84,85 persen, liking the brand sebesar 87,88 persen dan committed buyer sebesar 69,7 persen. Enyta (2004) melakukan analisis ekuitas merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor. Dalam penelitian ini dipelajari persepsi konsumen dalam memilih berbagai merek air minum dalam kemasan dengan cara menguji berbagai elemen brand equity, yaitu : brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty. Teknik pengambilan contoh dilakukan secara convenient sampling pada populasi kalangan remaja (15-24 tahun) yang berdomisili di Kota Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji reliabilitas, uji Cochran, Importance Performance Analysis (IPA), dan Brand Switching Pattern Matrix. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa merek Aqua mendapatkan posisi yang lebih baik pada elemen brand awareness, disusul Ades, 2Tang
23
dan peringkat terakhir ditempati oleh Vit. Merek Aqua juga mendapat peringkat pertama pada tingkatan top of mind sedangkan untuk brand recall ditempati oleh merek Ades. Pada elemen brand association, asosiasi-asosiasi pembentuk brand image Aqua yaitu, harganya terjangkau, kemudahan mendapat dan aman bagi kesehatan. Untuk merek 2Tang, asosiasi pembentuk brand image hampir seluruhnya dimiliki oleh merek tersebut kecuali asosiasi promosi atau iklan yang menarik. Untuk asosiasi-asosiasi pada merek Ades dan Vit, seluruh asosiasi membentuk brand image. Pada umumnya, asosiasiasosiasi yang terbentuk pada setiap merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah harganya terjangkau, kemudahan mendapat, dan aman bagi kesehatan, karena sepertinya asosiasi-asosiasi tersebut sudah melekat dibenak konsumen. Pada elemen perceived quality, merek Aqua juga lebih baik dibandingkan merek lainnya, karena sebagai acuan pada persepsi kualitas yaitu jumlah atribut dengan nilai rata-rata tertinggi. Atribut-atributnya yaitu, kejernihan air, kemudahan mendapat, khasiat atau manfaat, promosi atau iklan dan aman bagi kesehatan. Sedangkan pada elemen brand loyalty Aqua memiliki kondisi yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase switcher yang paling kecil dibandingkan dengan merek lain. Konsumen yang loyal pada merek 2Tang lebih banyak pada tingkat satisfied buyer, dan konsumen yang loyal untuk merek Ades pada tingkatan satisfied buyer dan liking the brand memiliki persentase yang sama. Pada merek Vit, tiga tingkatan loyalitas merek dengan jumlah persentase yang sama yaitu switcher, satisfied buyer, dan liking the brand. Dalam
penelitiannya,
Solistiowati
(2005)
melakukan
analisis
perbandingan elemen-elemen ekuitas merek pada produk detergen merek Rinso, So Klin dan Attack. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji reliabilitas, uji Cochran, skala Likert dengan rataan dan simpangan baku, diagram Performance Importance, skala Semantic Differential dan Brand Switching Pattern Matrix. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa merek Rinso mendapat posisi yang lebih baik pada elemen brand awareness, disusul So Klin dan Attack. Merek Rinso juga
24
mendapat peringkat pertama pada tingkatan top of mind, sedangkan untuk merek So Klin dan Attack mendapat peringkat ideal pada unaided brand recall (pengingatan merek tanpa bantuan). Pada elemen brand association asosiasi-asosiasi pembentuk brand image merek So Klin lebih banyak dibandingkan yang lainnya, yaitu kualitas yang diperoleh sesuai harga, harga yang murah, iklan yang bagus dan menarik, bintang iklannya terkenal dan detergen yang terkenal. Merek Attack mendapat asosiasi-asosiasi yaitu, detergen penghilang noda, pemakaian irit, kualitas yang diperoleh sesuai dengan harga dan detergen yang terkenal, sedangkan untuk merek Rinso tidak ada butir-butir asosiasi yang secara langsung melekat pada merek tersebut. Pada elemen perceived quality, hampir semua merek memiliki persepsi yang sama dari konsumen yaitu, aman bagi kesehatan, ampuh menghilangkan noda, hasilnya memuaskan, lembut di tangan dan mudah di dapat. Sedangkan pada elemen brand loyalty untuk tahapan switcher, hampir semua merek berada dalam kondisi yang tidak berbeda yaitu rata-rata perpindahan merek diakibatkan oleh harga. Untuk tahapan habitual buyer, rata-rata responden tidak setuju apabila membeli detergen diakibatkan karena kebiasaan. Pada tahapan satisfied buyer, hampir semua merasa puas dengan ketiga merek tersebut. Dalam tahapan liking the brand, merek Attack mendapatkan posisi paling atas yaitu sebesar 90 persen disusul merek So Klin dan Rinso sebesar 66,67 persen dan 56,45 persen. Sedangkan untuk tahapan yang terakhir yaitu commited buyer, posisi paling atas ditempati oleh merek Attack (75%) disusul So Klin (50%) dan Rinso (48,39%). Diah (2005), menganalisis ekuitas merek Kartu Pra Bayar IM3 Smart berdasarkan persepsi mahasiswa sebagai pengguna dan non-pengguna. Teknik pengambilan contoh menggunakan judgement sampling dengan responden mahasiswa Strata-1 Universitas Indonesia sebesar 100 orang yang diambil secara purposive (sengaja). Untuk melakukan analisis dalam penelitian ini, digunakan alat analisis yaitu uji reliabilitas, uji Cochran, Semantic Differential, dan Brand Switching Pattern Matrix. Hasil penelitian brand awareness menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengetahui
25
merek IM3, dan dari semuanya rata-rata mengetahui merek IM3 melalui iklan di televisi. Namun IM3 tidak mendapatkan posisi sebagai top of mind dalam kategori merek kartu pra bayar. Posisi ini ditempati oleh merek Simpati disusul Mentari dan kemudian IM3. Untuk elemen brand association, terdapat sembilan asosiasi yang membentuk brand image merek IM3 yaitu, trendi, inovatif, kartu perdana murah, kartu anak muda, pulsa per pemakaian murah, pilihan nominal isi ulang beragam, fasilitas lengkap, SMS murah ke sesama IM3, dan teknologi canggih. Dari hasil analisa pada elemen perceived quality, ternyata terdapat perbedaan antara persepsi dari pengguna dan nonpengguna. Walaupun begitu ada butir-butir asosiasi yang sama-sama dipersepsikan yaitu kinerja yang rendah untuk daya jangkau yang diterima dan kekuatan sinyal. Sedangkan untuk elemen brand loyalty pada tahapan switcher memiliki persentase sebesar 9,26 persen, tahapan habitual buyer memiliki persentse sebesar 31,48 persen, tahapan satisfied buyer memiliki persentase sebesar 57,41 persen, tahapan liking the brand memiliki persentase sebesar 61,11 persen dan yang terakhir untuk tahapan commited buyer memiliki persentase sebesar 20,37 persen. Saidah (2005), melakukan analisis ekuitas merek berbagai produk ikan kaleng, hubungan demografi konsumen dengan ekuitas merek ikan kaleng serta merumuskan strategi bauran pemasaran berdasarkan elemen-elemen ekuitas merek. Alat analisis yang digunakan adalah analisis dari masingmasing brand equity, analisis Fishbein, analisis biplot dan analisa deskriptif. Hasil penelitian brand equity menunjukkan bahwa merek ikan kaleng yang paling banyak diingat konsumen pada brand awareness adalah merek Botan yang kemudian diikuti oleh merek Gaga dan ABC. Asosiasi pembentuk brand image dari merek Gaga lebih banyak daripada yang dimiliki oleh merek Botan dan ABC. Sementara pada brand loyalty ketiga merek ikan kaleng berada pada posisi yang tidak jauh berbeda, hampir semua merek pada tiap tahapan brand loyalty menguntungkan pihak perusahaan kecuali pada tahapan commited buyer pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi yang lebih besar karena masih banyak konsumen yang tidak mengenal merek ikan kaleng. Secara umum ekuitas merek terkuat dipegang
26
oleh merek Botan, yang diikuti oleh merek Gaga sedangkan ABC belum memiliki ekuitas merek, karena merek ABC termasuk merek ikan kaleng baru yang beredar di pasar. Dari hasil segmentasi didapatkan bahwa produk ikan kaleng lebih difokuskan pada jenis kelamin perempuan dengan usia antara 25 hingga 34 tahun dengan tingkat pendapatan menengah ke atas yang memiliki kegiatan yang cukup sibuk di luar rumah, sedangkan berdasarkan segmen lokasi dapat disimpulkan bahwa lokasi tempat tinggal konsumen akan mempengaruhi pola konsumsinya. Hal tersebut berguna agar produsen ikan kaleng dapat memfokuskan ke mana produknya akan dijual.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen utama brand equity, yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty pada beberapa merek minuman namun berfokus pada merek Pocari Sweat. Hasil akhir analisis adalah brand equity yang dimiliki oleh merek Pocari Sweat.
Merek-merek minuman
Analisis Brand Awareness
Analisis Brand Association
Analisis Perceived Quality
Analisis Brand Loyalty
Merek Pocari Sweat Merek ProSweat Merek Mizone
Merek Pocari Sweat Merek ProSweat Merek Mizone Merek Aqua Merek Coca-Cola
Merek Pocari Sweat Merek ProSweat Merek Mizone Merek Aqua Merek Coca-Cola
Merek Pocari Sweat
Posisi Tingkat Kesadaran Merek : - Pocari Sweat - ProSweat - Mizone
Citra Merek : - Pocari Sweat - ProSweat - Mizone - Aqua - Coca-Cola
Persepsi Mutu Merek : - Pocari Sweat - ProSweat - Mizone - Aqua - Coca-Cola
Tingkat Loyalitas Merek Pocari Sweat
Brand Equity Merek Pocari Sweat Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga Perguruan Tinggi yang ada di wilayah kota Bogor yaitu, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Ibn Khaldun
28
Bogor (UIKA) dan Universitas Pakuan (UNPAK). Ketiga Perguruan Tinggi dipilih secara sengaja sedangkan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2006 sampai bulan April 2006.
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak manajemen PT Amerta Indah Otsuka. Selain dengan wawancara, data juga diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner disusun untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspekaspek demografi responden dan elemen-elemen brand equity. Sedangkan
untuk
data
sekunder,
diperoleh
melalui
data-data
perusahaan dan data-data eksternal yang mendukung penelitian ini.
3.3.2. Penentuan Sampel Pengambilan contoh dilakukan dengan metode judgment sampling dalam populasi mahasiswa Program Sarjana dan Program Diploma di Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) dan Universitas Pakuan Bogor (UNPAK). Pengambilan contoh dari masing-masing Perguruan Tinggi dilakukan berdasarkan proporsi dari jumlah mahasiswa di dalam masing-masing Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus Slovin (Umar, 2003) yaitu :
n=
N ....................................................................................(1) 2 1 + N (e )
Keterangan : n = jumlah contoh N = jumlah populasi e = nilai kritis yang digunakan yaitu 7,5%
29
Dengan nilai kritis 7,5 persen didapatkan responden sebanyak 178 orang, namun untuk memenuhi kebutuhan data di lapangan maka pengambilan sampel digenapkan menjadi 200 orang responden. Menurut Singarimbun (1995) bahwa jumlah sampel minimum yang digunakan untuk penelitian adalah 30 orang, maka penarikan sampel sebanyak 200 orang telah memenuhi kriteria yang minimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub. Dit. Registrasi & Statistik DAJMP-IPB, jumlah mahasiswa Program Sarjana dan Diploma Institut Pertanian Bogor adalah sebanyak 15.819 orang. Untuk total jumlah mahasiswa Program Sarjana dan Diploma Universitas Pakuan Bogor berdasarkan data dari Sub. Bidang Kemahasiswaan adalah sebanyak 8.191 orang. Sedangkan untuk jumlah mahasiswa Program Sarjana dan Diploma di Universitas Ibn Khaldun Bogor berdasarkan data yang diperoleh dari Sub. Registrasi dan Statistik adalah sebanyak 2.899 orang. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil pada masingmasing perguruan tinggi, maka dilakukan penghitungan proporsi sampel dari total keseluruhan jumlah mahasiswa (Tabel 4). Tabel 4. Jumlah Sampel Tiap Perguruan Tinggi Perguruan Jumlah Proporsi Tinggi Mahasiswa IPB 15.819 0,59 UNPAK 8.191 0,30 UIKA 2.899 0,11 TOTAL 26.909 1,00 Sumber : diolah dari berbagai sumber
Jumlah Sampel 118 61 21 200
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2003), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan hasil penelitian yang valid adalah bila
30
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik korelasi Product Moment digunakan pada pengujian elemen perceived quality. Rumus dari teknik ini adalah sebagai berikut :
rxy =
∑ xy (∑ x y 2
2
.............................................................................(2) )
Keterangan : antara variabel x dengan y rxy = Korelasi _ x = ( xi − x_) y = ( yi − y ) Kemudian rxy di bandingkan dengan rtabel dengan taraf kesalahan tertentu. Jika rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan terima H1.
3.4.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sangat penting dalam suatu penelitian. Menurut Supranto (2001), ada dua manfaat dalam memiliki skala dengan keandalan tinggi (high reliability) yaitu : 1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik daripada skala dengan keandalan rendah. 2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan (sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain (berkorelasi). Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan Alfa Cronbach dan metode Spearman-Brown. Metode Alfa Cronbach digunakan pada pengujian elemen perceived quality. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
ri =
2 k ⎧ ∑ si ⎫ ⎨1 − 2 ⎬ .....................................................................(3) (k − 1) ⎩ st ⎭
31
Keterangan : k = mean kuadrat antara subyek 2 ∑ st = mean kuadrat kesalahan st2
= varians total
Rumus untuk varians total dan varians item adalah :
2 t
s
x =∑
si2 =
2 t
n
( x) − ∑
2
i
n2
........................................................................(4)
Jki Jks − 2 n n
Keterangan : Jki = Jumlah kuadrat seluruh skor item Jks = Jumlah kuadrat subyek Sedangkan untuk elemen brand association digunakan metode Spearman-Brown. Dalam metode ini, skor yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua belahan bagian. Teknik pembelahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pembelahan ganjil-genap. Dengan teknik pembelahan ganjil-genap, nilai butir bernomor ganjil dikelompokkan menjadi belahan pertama dan nilai butir bernomor genap dikelompokkan menjadi belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan nilai belahan pertama dengan nilai belahan kedua sehingga diperoleh korelasi antara dua belahan instrumen (rxy). Rumus selengkapnya (Durianto, dkk, 2001) adalah :
rXY =
NΣXY − ΣXΣY NΣX − (ΣX ) 2
2
NΣY 2 − (ΣY )
2
........................................(5)
Keterangan : ΣX = total skor belahan ganjil ΣY = total skor belahan genap ΣXY = total skor hasil kali belahan ganjil dan genap rXY = korelasi antara dua belahan instrumen
32
Nilai yang diperoleh dengan formula yang disebutkan sebelumnya, dimasukkan dalam rumus Spearman-Brown :
r11 =
2rXY .....................................................................................(6) (1 + rXY )
Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen rXY = korelasi antara dua belahan instrumen Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r product moment. Jika r11 < r product moment, maka instrumen yang digunakan tidak terandalkan. Sebaliknya jika r11 > r product moment, maka instrumen yang digunakan dapat terandalkan dan penelitian
dengan
menggunakan
instrumen
yang
sama
dapat
dilanjutkan.
3.4.3. Skala Likert, Rataan dan Simpangan Baku
Skala Likert adalah skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menunjukkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Skala
Likert
merupakan
skala
pengukuran
ordinal.
Hasil
pengukurannya hanya dapat dibuat peringkat tanpa diketahui besar selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan lain. Misalnya, sangat baik = 5, baik = 4, cukup = 3, buruk = 2, sangat buruk = 1. Setelah data diperoleh, data digolongkan ke dalam kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk ke dalam kategori yang sama. Dari data yang diperoleh, dicari nilai rataannya dan simpangan baku untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden dengan menggunakan rumus (Durianto, dkk, 2001) berikut :
( )
Rataan Χ =
Σxi.Fi .........................................................................(7) n
33
Σfi.xi 2 − Simpangan baku (S) =
(Σfi.xi )2
n −1
n
...................................(8)
Keterangan : xi = nilai pengukuran ke-i fi = frekuensi kelas ke-i n = banyaknya pengamatan Hasil dari rataan dan simpangan baku tersebut dipetakan ke rentang skala dengan mempertimbangkan informasi interval berikut :
Interval = =
nilai tertinggi − nilai terendah ........................................(9) banyaknya kelas 5 −1 = 0,8 5
Setelah besarnya skala diketahui, kemudian dibuat rentang skala agar dapat diketahui dimana letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya.
Rentang skala tersebut adalah : 1,00 – 1,80 = sangat buruk 1,80 – 2,60 = buruk 2,60 – 3,40 = cukup 3,40 – 4,20 = baik 4,20 – 5,00 = sangat baik
Skala Likert, rataan dan simpangan baku digunakan untuk menganalisis elemen perceived quality dan brand loyalty.
3.4.4. Skala Semantic Differential Alat analisis lainnya digunakan dalam penelitian ini adalah skala
semantic differential. Skala ini digunakan untuk menganalisis salah satu elemen dari brand equity, yaitu perceived quality. Skala ini
34
merupakan salah satu skala faktor yang dikembangkan untuk menganalisis dua masalah (Durianto, dkk, 2001), yaitu : 1. Pengukuran populasi yang multidimensi 2. Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui Metode skala ini dikembangkan khususnya untuk mengukur arti psikologis dari suatu objek di mata seseorang. Metode ini didasarkan pada proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian kontatif yang berada dalam ruang ciri multidimensi yang disebut ruang semantik.
3.4.5. Analisis Biplot Analisis biplot digunakan pada elemen perceived quality dan dari hasil analisis akan terlihat persepsi dari masing-masing merek di industri minuman. Beberapa informasi yang dapat diperoleh melalui analisis biplot, yaitu : 1. Hubungan antar peubah 2. Kemiripan relatif antar objek pengamatan 3. Posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah 4. Nilai peubah pada suatu objek Di dalam penelitian ini, objek merupakan merek-merek minuman yang diteliti, sedangkan atribut-atribut dalam elemen perceived quality disebut sebagai peubah. Analisis biplot pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows, Version 11.5.
3.4.6. Uji Cochran Uji Cochran dilakukan untuk menguji nyata hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Uji ini dilakukan untuk menganalisis hubungan asosiasi antar berbagai atribut dalam elemen
brand association. Asosiasi yang saling berhubungan akan membentuk suatu brand image dari merek tersebut. Uji Cochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal dikotomi, yaitu ”ya” atau ”tidak”.
35
Hipotesis pengujian : H0 = Kemungkinan jawaban ”ya” adalah sama untuk semua asosiasi. H1 = Kemungkinan jawaban ”ya” adalah beda untuk semua asosiasi.
Langkah-langkah pengujiannya adalah : a. Hitung Nilai Q (Cochran) dengan rumus :
C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
................................................(10)
Keterangan : C = banyaknya asosiasi (atribut) Ri = jumlah baris jawaban “ya”
C j = jumlah kolom jawaban “ya” N = total besar b. Tolak H0 bila Q > χ 2 (α , db )
db = C – 1
Uji Cochran digunakan untuk mengetahui nyatanya setiap asosiasi (atribut) yang ada dalam suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan χ 2 (α , db ) . Jika diperoleh nilai Q < χ 2 (α , db ) , maka H0 diterima, yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan dan membentuk brand image dari suatu merek. Jika diperoleh nilai Q > χ 2 (α , db ) , dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menerima H0. Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan ke tahap ke dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek. Jika nilai Q > χ 2 (α , db ) , maka pengujian dilanjutkan ke tahap tiga dengan menggunakan teknik yang sama sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya. Jika nilai Q < χ 2 (α , db ) , maka pengujian dihentikan, yang berarti brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan asosiasi terakhir diuji.
36
3.4.7. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis profil responden dan juga elemen brand awareness. Profil responden dibagi berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu jenis kelamin, usia, total pengeluaran per bulan, dan total pengeluaran konsumsi per bulan. Sedangkan pada elemen brand awareness, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya masing-masing tingkatan di dalam elemen brand awareness, yaitu top of mind, brand recall, brand
recognition dan unaware brand.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT Amerta Indah Otsuka PT Amerta Indah Otsuka (AIO) didirikan secara resmi pada tahun 1975 sebagai perusahaan patungan dibidang industri farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co. Ltd. Jepang. PT AIO memproduksi empat kelompok produk, diantaranya produk nutrisi klinis, obat-obatan dengan resep dokter, peralatan medis dan makanan suplemen medis. Bahan dasar produk pada awalnya diimpor dari Otsuka Jepang, namun menanggapi kebijakan pemerintah Indonesia tentang pentingnya memproduksi sendiri produk obatobatan di dalam negeri, PT AIO memutuskan untuk memproduksi semua produk di dalam negeri. Pabrik pertama PT AIO terletak di Lawang MalangJawa Timur yang saat ini digunakan untuk memproduksi Pocari Sweat kemasan sachet. Menurut survey, di tempat inilah ditemukan sumber air bersih yang mengandung komponen-komponen sebagai bahan dasar cairan nutrisi klinis di Gunung Arjuna, Jawa Timur. Seiring perkembangan industri, produk-produk PT AIO dengan mengandalkan cairan dasar semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia karena mutu dan kualitasnya. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh PT AIO untuk masuk di bidang industri farmasi di Indonesia dengan memproduksi enam jenis obat resep (salah satunya sirup). Diversifikasi produk PT AIO tidak berhenti sampai disini. Keberhasilan PT AIO di bidang farmasi dan peralatan medis telah mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan pasarnya. Salah satunya adalah dengan memasuki usaha di bidang produk konsumen yaitu dengan meluncurkan Pocari Sweat sebagai minuman pengganti cairan tubuh atau yang lebih dikenal dengan minuman isotonik. Pocari Sweat pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1989. Awalnya Pocari Sweat masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk konsumsi warga
Jepang
yang
bekerja
di
Bali,
Indonesia.
Namun
seiring
perkembangannya tidak hanya warga Jepang saja yang mengkonsumsi Pocari Sweat, banyak pula warga Indonesia yang mengkonsumsinya. Melihat
38
peluang tersebut PT AIO Jepang memutuskan untuk membuka cabang di Indonesia. Semua produk Pocari Sweat didatangkan dari Jepang dan cabang di Indonesia hanya difungsikan untuk distribusi saja. Pada awal tahun 1990 angka penjualan Pocari Sweat hanya mampu mencapai sekitar 30.000 kaleng. Kenyataan ini lebih disebabkan oleh kurang optimalnya PT AIO Jepang dalam menggarap pasar di Indonesia, khususnya dalam membangun saluran distribusi. Untuk lebih memfokuskan diri dalam mengembangkan pasar di Indonesia, maka sejak tahun 1997 PT Amerta Indah Otsuka Indonesia resmi menjadi badan hukum. Artinya dengan status barunya
ini,
PT
AIO
Indonesia
dapat
memfokuskan
diri
dalam
mengembangkan pasarnya di Indonesia dengan lebih optimal, baik penerapan strategi pemasaran, manajemen maupun produksinya. Namun untuk mutu minuman isotonik yang diproduksi tetap di bawah kendali perusahaan induk di Jepang. Bahkan demi menjaga mutu dan kualitas produk, perusahaan induk khusus mendatangkan pakar minuman isotoniknya untuk mengontrol rasa Pocari Sweat agar tetap terjaga. Seiring perkembangannya dengan strategi marketing yang mengena dan ditunjang dengan jaringan disribusi yang kuat di seluruh Indonesia, penjualan Pocari Sweat meningkat dengan signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2004 PT Amerta Indah Otsuka berhasil menjual lebih dari 100 juta kaleng Pocari Sweat. Tabel 5. Ringkasan Sejarah PT Amerta Indah Otsuka Tahun Keterangan 1989 Mulai produksi Pocari Sweat kaleng 1990 Mulai kontrak packing (tool manufacturing) di pabrik PT Otsuka Indonesia sebelum tahun 1999 1997 PT Amerta Indah Otsuka secara resmi berdiri menjadi badan hukum 1999 Mulai penjualan sebagai PT Amerta Indah Otsuka 2001 Mulai produksi Pocari Sweat powder 2004 Mulai produksi di Sukabumi-Jawa Barat dengan pabrik sendiri Sumber : Planning & Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka, 2004 Saat ini PT Amerta Indah Otsuka dipimpin oleh seorang presiden direktur yakni Yoshihiro Bando dengan jenis perseroan PMA (Penanaman Modal Asing). Kantor pusat PT AIO berada di wilayah Jakarta Selatan
39
tepatnya di Wisma Pondok Indah Lt. 7 Jl. Sultan Iskandar Muda Kav V-TA Jakarta Selatan.
4.1.1. Produk PT Amerta Indah Otsuka PT AIO memproduksi minuman jenis isotonik dengan dua macam bentuk yakni dalam bentuk cairan dan powder. Minuman isotonik dengan bentuk cairan dikemas dalam kaleng 330 ml dan bentuk powder isi 15 gram dikemas dalam sachet. Minuman isotonik PT AIO telah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia dengan merek dagang Pocari Sweat. Pocari Sweat adalah minuman isotonik yang memiliki fungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya. Komposisi Pocari Sweat mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan elektrolit yang seimbang, sehingga dapat diserap lebih cepat dan lebih baik dibandingkan
dengan
air
minum
biasa.
Selain
itu,
dengan
mengkonsumsi Pocari Sweat juga dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat. Manfaat lain yang ditawarkan oleh Pocari Sweat adalah rendah kalori (26 kal/100 ml) yakni 50% lebih rendah dibandingkan minuman ringan lainnya, termasuk minuman jus. Artinya dengan tingkat kalori yang rendah tidak menyebabkan kegemukan. Pocari Sweat juga aman karena tidak mengandung pemanis buatan, pengawet, pewarna maupun soda. Salah satu kelebihan Pocari Sweat adalah walaupun tidak mengandung bahan pengawet, Pocari Sweat mampu bertahan hingga satu tahun. Hal ini disebabkan karena bakteri pembusuk sudah dimatikan lewat proses sterilisasi dan oksigen sebagai tempat hidup bakteri telah dilenyapkan dengan gas nitrogen. Itulah sebabnya jika kaleng dibuka akan timbul bunyi seperti gas. Gas nitrogen ini jugalah yang membuat kaleng menjadi kuat dan kokoh. Gas ini tidak berbahaya karena udara yang biasa dihirup manusia setiap saat pun mengandung ± 74 persen gas nitrogen. Selain itu kelebihan yang dimiliki oleh Pocari Sweat adalah pada kaleng yang digunakan sebagai kemasan produk. Kaleng Pocari Sweat didesain dengan kualitas
40
yang tinggi, ramah lingkungan sehingga dapat didaur ulang dan penutup kalengnya tidak menggunakan bahan perekat lem karena dirancang dapat dengan mudah direkatkan. Penggunaan material lain dalam kemasan produk seperti lem tersebut dapat berdampak pada terjadinya pencampuran material dengan lem. Hal ini tentunya akan berdampak pada tidak terjaminnya mutu produk minuman. Kelebihan lainnya dari kaleng kemasan Pocari Sweat adalah lapisannya tidak menyerap panas dan memantulkan cahaya sehingga dapat dijajakan di pinggir jalan pada siang hari. Dengan kelebihan dan manfaat tersebutlah Pocari Sweat dapat diterima dan disukai oleh konsumennya.
4.1.2. Visi dan Misi PT Amerta Indah Otsuka Keberhasilan suatu perusahaan menjadi berkembang dan maju tidak terlepas dari pandangan dan panduan yang dianut perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Begitu juga halnya dengan PT AIO dengan
visi
“Menjadi
perusahaan
yang
brilliant,
dengan
memberikan kontribusi yang signifikan dan terpercaya bagi konsumen serta masyarakat” menjadikan perusahaan mampu menciptakan strategi manajemen yang handal dengan tetap menjaga kepercayaan konsumen sebagai panduannya. Menjadi perusahaan brilliant memerlukan kecakapan dan kematangan perusahaan dalam mewujudkannya. Ukuran menjadi perusahaan brilliant sangat relatif dan sulit diukur dengan hitungan matematis. Namun dengan panduan visi yang jauh ke depan tersebut memacu PT AIO untuk terus melakukan perbaikan, pengembangan, kreatifitas dan inovasi dalam upaya untuk merebut kepercayaan pelanggannya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PT AIO mencoba merumuskan langkah-langkah strategis yang tertuang dalam misi perusahaan, yaitu : 1. Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.
41
2. Menjadikan
kebutuhan
dan
kesejahteraan
konsumen
dan
masyarakat sebagai prioritas utama. 3. Menangkap peluang di semua aspek secara cepat dan inovatif untuk kesejahteraan dan kepuasan konsumen serta perkembangan perusahaan. 4. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan rekan bisnis. 5. Menjadi perusahaan yang terpercaya Berdasarkan komponen strategis yang dirumuskan oleh PT AIO menandakan bahwa perusahaan sangat menjaga kualitas, tidak hanya kualitas produk namun kualitas karyawan pun menjadi satu prioritas yang penting bagi perusahaan. Kualitas karyawan yang baik merupakan aset bagi perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Kualitas dalam hal ini tidak hanya pada sisi kinerja yakni kehandalan dalam menerapkan strategi bersaing dan pandangan yang luas terhadap pasar serta pesaing, namun termasuk di dalamnya adalah kualitas moral yang baik. Jadi tidak hanya kecerdasan IQ saja yang harus dimiliki karyawan, namun perlu ditunjang juga dengan kecerdasan EQ. Hal ini penting karena dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik akan berdampak pula pada keberhasilan dalam menciptakan produk-produk yang berkualitas tinggi. Langkah yang dilakukan untuk memupuk dan membina kualitas SDM yang baik dengan menerapkan nilai-nilai penting yang menjadi landasan bagi seluruh karyawannya, yaitu : a. Integritas Mengembangkan dan mempertahankan etos kerja dan suasana kerja yang jujur, adil dan terbuka untuk memperoleh karyawan yang berkomitmen kuat serta berkualitas tinggi b. Passion / semangat yang berapi-api Memiliki semangat kerja yang tinggi serta komitmen yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam apapun yang dilakukan
42
termasuk melakukan pengembangan diri untuk mencapai tujuan perusahaan c. Kerjasama Memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala informasi maupun perkembangan terutama yang terkait dengan bidang usaha perusahaan serta tanggung jawabnya. d. Keberanian Memiliki keberanian untuk melakukan trial dan error untuk membuat perbaikan dan inovasi e. Perbaikan dan inovasi Selalu mencoba untuk melakukan perbaikan dan inovasi dalam rangka menciptakan proses kerja yang efektif dan efisien maupun mengembangkan perusahaan f. Changes / perubahan Bersedia untuk menerima dan menciptakan segala perubahan yang dibutuhkan yang akan membawa perusahaan menjadi brilliant company.
4.2. Hasil Uji Awal Uji awal dalam penelitian ini melibatkan 30 responden yang merupakan mahasiswa IPB. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keterandalan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Merek-merek yang dilakukan pengujian yaitu, Pocari Sweat, ProSweat, Mizone, Aqua, dan Coca-Cola.
4.2.1. Uji Awal Brand Association Brand association adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau
penampakkan
untuk
mengkomunikasikannya.
asosiasi-asosiasi yang diuji adalah :
Adapun
43
1. Kemasannya menarik 2. Aromanya enak 3. Terasa manfaatnya 4. Aman bagi kesehatan 5. Harga yang murah 6. Rasa yang segar pelepas dahaga 7. Identik dengan berolahraga 8. Bintang iklannya terkenal 9. Mencerminkan gaya hidup aktif 10. Merupakan produk mewah Asosiasi-asosiasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada dasar brand association (Durianto, dkkk, 2001). Asosiasi 5 (harga yang murah) diuji dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana benefit (manfaat) yang diperoleh seorang konsumen dibandingkan dengan cost (biaya) yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut dalam membeli suatu produk walaupun asosiasi tersebut bertolak belakang dengan asosiasi 10 (merupakan produk mewah). Asosiasi-asosiasi tersebut akan diuji dengan menggunakan metode Spearman-Brown. Jika diperoleh nilai r 11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil penghitungan uji reliabilitas, diperoleh nilai r 11 untuk masing-masing merek yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai reliabilitas uji awal brand association r 11 Merek Responden r tabel Kesimpulan Pocari Sweat 30 orang 0,381 0,361 Reliabel ProSweat 16 orang 0,777 0,497 Reliabel Mizone 21 orang 0,764 0,433 Reliabel AQUA 30 orang 0,411 0,361 Reliabel Coca-Cola 30 orang 0,701 0,361 Reliabel Berdasarkan Tabel 6 di atas, terlihat bahwa semua merek memiliki nilai r 11 > r tabel dan dapat disimpulkan bahwa seluruh asosiasi-asosiasi
yang
akan
diteliti
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
dapat
diandalkan.
Hasil
44
4.2.2. Uji Awal Perceived Quality
Perceived
quality
adalah
persepsi
pelanggan
terhadap
keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan
maksud
yang
diharapkan.
Pada
elemen
perceived quality ini dilakukan dua macam pengujian awal. Pengujian yang pertama dimaksudkan untuk mengetahui dasar pertimbangan seorang konsumen didalam memilih merek minuman isotonik. Analisis dilakukan terhadap 20 atribut minuman isotonik yang nantinya akan diketahui tingkat kepentingan seorang konsumen dalam memilih minuman isotonik. Analisis atribut dalam pengujian ini menggunakan skala evaluasi 5 angka yang berjajar dari 1 sampai dengan 5. Gambaran selengkapnya mengenai tingkat kepentingan atribut dalam memilih merek minuman isotonik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Analisis Tingkat Kepentingan konsumen didalam memilih minuman isotonik No. Atribut Jumlah Nilai (%) 1 Terasa manfaatnya 144 5,57 2 Aman bagi kesehatan 144 5,57 3 Aroma yang enak 141 5,45 4 Menghilangkan dehidrasi 139 5,37 5 Harga yang murah 137 5,30 6 Kemudahan mendapat 136 5,26 7 Kemasannya menarik 134 5,18 8 Rasa yang segar 133 5,14 9 Volume atau isinya banyak 133 5,14 10 Memulihkan stamina 130 5,03 11 Kualitas terjamin 126 4,87 12 Memenuhi standar mutu internasional 125 4,83 13 Pelepas dahaga 124 4,80 14 Kemasan yang praktis 123 4,76 15 Iklan yang menarik 123 4,76 16 Dapat diminum kapan saja 123 4,76 17 Menambah tenaga 121 4,68 18 Warna kemasan 119 4,60 19 Tidak ada efek samping 117 4,52 20 Promosi yang gencar 114 4,41 TOTAL 2586 100,00
45
Dari hasil penelitian mengenai tingkat kepentingan responden di dalam memilih merek minuman isotonik, maka diambil 10 atribut yang memiliki nilai kepentingan terbesar diantara atribut-atribut lainnya. Atribut-atribut yang dipilih
akan digunakan dalam penelitian
selanjutnya. Adapun atribut-atribut tersebut adalah : 1. Terasa manfaatnya 2. Aman bagi kesehatan 3. Aroma yang enak 4. Menghilangkan dehidrasi 5. Harga yang murah 6. Kemudahan mendapat 7. Kemasannya menarik 8. Rasa yang segar 9. Volume / isinya banyak 10. Memulihkan stamina Pengujian pada elemen perceived quality dilanjutkan kepada tahap
pengujian
validitas
dan
reliabilitas
atribut-atribut
yang
digunakan. Metode korelasi Product Moment dipilih untuk menguji validitas dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan untuk uji reliabilitas digunakan metode Alfa Cronbach. Tabel 8. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Pocari Sweat r tabel Kesimpulan Atribut r hitung Atribut 1 0,501 0,361 rhitung > rtabel Atribut 2 0,635 0,361 rhitung > rtabel Atribut 3 0.675 0,361 rhitung > rtabel Atribut 4 0,508 0,361 rhitung > rtabel Atribut 5 0,546 0,361 rhitung > rtabel Atribut 6 0,453 0,361 rhitung > rtabel Atribut 7 0,386 0,361 rhitung > rtabel Atribut 8 0,587 0,361 rhitung > rtabel Atribut 9 0,617 0,361 rhitung > rtabel Atribut 10 0,613 0,361 rhitung > rtabel Tabel 8 menunjukkan hasil pengujian validitas merek Pocari Sweat yang melibatkan 30 responden. Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa semua atribut memiliki nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan
46
metode korelasi Product Moment, jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka instrumen penelitian tersebut dikatakan valid. Tabel 9. Nilai validitas uji awal perceived quality merek ProSweat Atribut r hitung r tabel Kesimpulan Atribut 1 0,701 0,497 rhitung > rtabel Atribut 2 0,842 0,497 rhitung > rtabel Atribut 3 0,802 0,497 rhitung > rtabel Atribut 4 0,792 0,497 rhitung > rtabel Atribut 5 0,512 0,497 rhitung > rtabel Atribut 6 0,574 0,497 rhitung > rtabel Atribut 7 0,499 0,497 rhitung > rtabel Atribut 8 0,791 0,497 rhitung > rtabel Atribut 9 0,716 0,497 rhitung > rtabel Atribut 10 0,723 0,497 rhitung > rtabel Tabel 9 menggambarkan hasil pengujian validitas merek ProSweat. Di dalam pengujian ini tidak melibatkan semua responden dikarenakan hanya 16 responden yang pernah mengkonsumsi merek tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan metode korelasi Product Moment, jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka instrumen penelitian tersebut dikatakan valid. Tabel 10. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Mizone r tabel Kesimpulan Atribut r hitung Atribut 1 0,791 0,433 rhitung > rtabel Atribut 2 0,840 0,433 rhitung > rtabel Atribut 3 0,903 0,433 rhitung > rtabel Atribut 4 0,874 0,433 rhitung > rtabel Atribut 5 0,707 0,433 rhitung > rtabel Atribut 6 0,543 0,433 rhitung > rtabel Atribut 7 0,591 0,433 rhitung > rtabel Atribut 8 0,869 0,433 rhitung > rtabel Atribut 9 0,830 0,433 rhitung > rtabel Atribut 10 0,875 0,433 rhitung > rtabel Tabel 10 menunjukkan hasil pengujian validitas merek Mizone yang hanya melibatkan 21 responden. Dari hasil pengujian terlihat bahwa semua atribut memiliki nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan metode korelasi Product Moment, jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka suatu instrumen penelitian dapat dikatakan valid.
47
Tabel 11. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Aqua r tabel Kesimpulan Atribut r hitung Atribut 1 0,642 0,361 rhitung > rtabel Atribut 2 0,841 0,361 rhitung > rtabel Atribut 3 0,834 0,361 rhitung > rtabel Atribut 4 0,780 0,361 rhitung > rtabel Atribut 5 0,849 0,361 rhitung > rtabel Atribut 6 0.837 0,361 rhitung > rtabel Atribut 7 0,474 0,361 rhitung > rtabel Atribut 8 0,704 0,361 rhitung > rtabel Atribut 9 0,661 0,361 rhitung > rtabel Atribut 10 0,738 0,361 rhitung > rtabel Tabel 11 menunjukkan hasil pengujian validitas merek Aqua yang melibatkan 30 responden. Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa semua atribut memiliki nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan metode korelasi
Product Moment, jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka instrumen penelitian tersebut dikatakan valid. Tabel 12. Nilai validitas uji awal perceived quality merek Coca-Cola r tabel Kesimpulan Atribut r hitung Atribut 1 0,739 0,361 rhitung > rtabel Atribut 2 0,707 0,361 rhitung > rtabel Atribut 3 0,656 0,361 rhitung > rtabel Atribut 4 0,704 0,361 rhitung > rtabel Atribut 5 0,550 0,361 rhitung > rtabel Atribut 6 0,547 0,361 rhitung > rtabel Atribut 7 0,482 0,361 rhitung > rtabel Atribut 8 0,733 0,361 rhitung > rtabel Atribut 9 0,515 0,361 rhitung > rtabel Atribut 10 0,760 0,361 rhitung > rtabel Tabel 12 menunjukkan hasil pengujian validitas merek Coca-Cola yang melibatkan 30 responden. Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa semua atribut memiliki nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan metode korelasi Product Moment, jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka instrumen penelitian tersebut dikatakan valid. Hasil selengkapnya tentang pengujian validitas semua merek dapat dilihat pada lampiran 3. Selain dilakukan pengujian validitas, atribut-atribut pada elemen
perceived quality juga diuji reliabilitasnya. Metode Alfa Cronbach dipilih untuk melakukan pengujian reliabilitas. Menurut George dan Mallery (2003) nilai alpha yang dihasilkan dari pengujian reliabilitas
48
suatu instrumen penelitian dapat dibagi berdasarkan beberapa klasifikasi (Tabel 13). Tabel 13. Klasifikasi nilai alpha (George dan Mallery, 2003) Klasifikasi Nilai alpha Kesimpulan Sempurna (excellent) α > 0,9 Baik (good) α > 0,8 Dapat diterima (acceptable) α > 0,7 Diragukan (questionable) α > 0,6 Lemah (poor) α > 0,5 Tidak dapat diterima (unacceptable) α < 0,5 Berdasarkan klasifikasi di atas, maka peneliti menggunakan standar klasifikasi nilai α > 0,7 untuk menyimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel. Adapun hasil pengujian reliabilitas atribut-atribut pada elemen perceived quality untuk merek Pocari Sweat, ProSweat, Mizone, Aqua dan Coca-Cola disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil pengujian reliabilitas perceived quality semua merek Responden Kesimpulan Merek Nilai (α) Pocari Sweat 30 orang 0,7226 Dapat diterima ProSweat 16 orang 0,8535 Baik Mizone 21 orang 0,9277 Sempurna Aqua 30 orang 0,9035 Sempurna Coca-Cola 30 orang 0,8388 Baik Pada Tabel 14 terlihat bahwa semua merek mempunyai nilai α > 0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa atribut-atribut yang digunakan reliabel
dan
istrumen
penelitian
ini
dapat
digunakan.
Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
4.3. Karakteristik Responden Variabel menggambarkan
demografi
yang
dianalisis
dalam
pengelompokkan
responden
dalam
penelitian
ini
kategori-kategori
berdasarkan jenis kelamin, usia, total pengeluaran dan total pengeluaran konsumsi.
49
4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 113 orang (56,5%) dan sisanya sebesar 87 orang (43,5%) berjenis kelamin lakilaki. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Perempuan 113 56,50 Laki-laki 87 43,50 TOTAL 200 100,00
4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia Berdasarkan usia, responden terbanyak berada pada usia 20 tahun (35,5%) dan yang terkecil pada usia 25 tahun (0,5%). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Jumlah (orang) Persentase (%) 18 tahun 3 1,50 19 tahun 28 14,00 20 tahun 71 35,50 21 tahun 57 28,50 22 tahun 30 15,00 23 tahun 8 4,00 24 tahun 2 1,00 25 tahun 1 0,50 TOTAL 200 100,00
4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Total Pengeluaran Berdasarkan total pengeluaran per bulan, responden terbanyak berada pada kelompok pengeluaran di bawah Rp. 500.000 (43%) dan yang terkecil pada kelompok pengeluaran Rp. 800.001 – Rp. 900.000 (3,5%). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17.
50
Tabel 17. Karakteristik responden berdasarkan total pengeluaran Kelompok Pengeluaran Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp. 500.000 86 43,00 Rp. 500.001 – Rp. 600.000 54 27,00 Rp. 600.001 – Rp. 700.000 24 12,00 Rp. 700.001 – Rp. 800.000 16 8,00 Rp. 800.001 – Rp. 900.000 7 3,50 > Rp. 900.000 13 6,50 TOTAL 200 100,00
4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Total Pengeluaran Konsumsi Berdasarkan total pengeluaran konsumsi per bulan, responden terbanyak berada pada kelompok pengeluaran Rp. 200.001 – Rp. 300.000 (27,5%) dan yang terkecil pada kelompok pengeluaran di atas Rp. 500.001 (5,5%). Untuk gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Karakteristik responden berdasarkan total pengeluaran konsumsi Kelompok Pengeluaran Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp. 100.000 20 10,00 Rp. 100.001 – Rp. 200.000 26 13,00 Rp. 200.001 – Rp. 300.000 55 27,50 Rp. 300.001 – Rp. 400.000 53 26,50 Rp. 400.001 – Rp. 500.000 35 17,50 > Rp. 500.000 11 5,50 TOTAL 200 100,00
4.4. Analisis Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Dalam analisis brand awareness terbagi berdasarkan beberapa tingkatan yaitu top of mind, brand recall, brand
recognition, dan unaware brand.
4.4.1. Analisis Top of Mind
Top of mind merupakan merek yang pertama kali diingat konsumen atau yang pertama kali ketika responden ditanya tentang
51
suatu kategori produk. Top of Mind juga merupakan tingkatan tertinggi dalam brand awareness dan juga merupakan pimpinan dari berbagai merek yang terdapat dalam produk yang serupa yang ada dalam benak konsumen. Berdasarkan survei terhadap 200 orang responden, sebagian besar (94%) responden menyebutkan merek Pocari Sweat sebagai merek minuman isotonik yang paling diingat. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Top of Mind merek minuman isotonik Merek Pocari Sweat Mizone Powerade Isotonik TOTAL
Jumlah (orang) 188 10 2 200
Persentase (%) 94,00 5,00 1,00 100,00
Berdasarkan Tabel 19, ternyata merek Pocari Sweat menempati posisi puncak dalam top of mind minuman isotonik yang berarti bahwa merek tersebut merupakan merek yang paling banyak diingat oleh konsumen. Merek Mizone dan Powerade Isotonik juga masuk ke dalam penyebutan top of mind minuman isotonik walaupun perbedaan persentasenya masih sangat signifikan dibandingkan dengan merek Pocari Sweat, hal ini dapat dikatakan wajar karena merek Mizone dan Powerade Isotonik baru masuk ke dalam industri minuman isotonik.
4.4.2. Analisis Brand Recall
Brand recall menggambarkan pengingatan kembali merek yang mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand recall merupakan multi response questions yang mnghasilkan jawaban tanpa dibantu (unaided question). Hasil penelitian menunjukkan dari 200 responden sebanyak 132 orang (66%) menyebutkan merek Mizone sebagai merek minuman isotonik kedua yang mereka ingat setelah menyebutkan merek pertama. Setelah itu diikuti merek ProSweat 89 orang (44,5%) dan Powerade
52
Isotonik 61 orang (30,5%). Responden dapat memberikan lebih dari satu jawaban sesuai dengan ingatannya terhadap merek-merek minuman isotonik selain yang telah disebutkan pada elemen top of
mind. Tabel 20. Brand Recall merek minuman isotonik Merek Jumlah (orang) Persentase (%) Mizone 132 66,00 ProSweat 89 44,50 Powerade Isotonik 61 30,50 Pocari Sweat 11 5,50 Gatorade 5 2,50 X-ion 4 2,00 Kino Sweat 4 2,00 Vita Zone 4 2,00 Caxon 1 0,50 Hexagonal 1 0,50 Pokap 1 0,50
4.4.3. Analisis Brand Recognition Tingkat kesadaran terhadap merek yang paling rendah disebut
brand recognition (pengenalan merek) atau disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided recall). Dalam penelitian ini, brand recognition ditujukan kepada 3 merek minuman isotonik yang diteliti yaitu merek Pocari Sweat, ProSweat dan Mizone. Berdasarkan survei, jumlah responden yang perlu dingatkan kembali akan keberadaan merek ProSweat sebanyak 44 orang (22%) kemudian untuk merek Mizone 42 orang (21%) sedangkan untuk merek Pocari Sweat, hanya satu responden saja yang perlu diingatkan (0,5%). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Brand Recognition merek minuman isotonik Merek Jumlah (orang) Persentase (%) ProSweat 44 22,00 Mizone 42 21,00 Pocari Sweat 1 0,50
53
4.4.4. Analisis Unaware of Brand Analisis unaware of brand dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tidak adanya pengenalan terhadap merek Pocari Sweat, ProSweat dan Mizone. Dari 200 orang responden, sebanyak 67 orang (33,5%) tidak mengenal merek ProSweat, kemudian merek Mizone 16 orang (8%) sedangkan untuk merek Pocari Sweat, tidak ada satu responden pun yang tidak mengenal merek tersebut (Tabel 22). Tabel 22. Unaware of Brand merek minuman isotonik Merek Jumlah (orang) Persentase (%) ProSweat 67 33,50 Mizone 16 8,00 Pocari Sweat 0 0,00 4.5. Analisis Brand Association Komponen kedua dari ekuitas merek yang dianalisis adalah brand
association. Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand
image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh produk tersebut. Untuk menguji asosiasi-asosiasi tersebut, maka digunakan metode uji Cochran. Pengujian terhadap asosiasi dilakukan terhadap masing-masing merek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu, merek Pocari Sweat, ProSweat dan Mizone. Selain ketiga merek tersebut, merek Aqua dan Coca-Cola juga ikut diuji untuk melihat tingkat persaingan di dalam industri minuman dari segi asosiasi. Asosiasi-asosiasi yang diuji, yaitu : - Asosiasi No. 1 = Kemasannya menarik - Asosiasi No. 2 = Aromanya enak - Asosiasi No. 3 = Terasa manfaatnya - Asosiasi No. 4 = Aman bagi kesehatan - Asosiasi No. 5 = Harga yang murah - Asosiasi No. 6 = Rasa yang segar pelepas dahaga
54
- Asosiasi No. 7 = Identik dengan berolahraga - Asosiasi No. 8 = Bintang iklannya terkenal - Asosiasi No. 9 = Mencerminkan gaya hidup aktif - Asosiasi No. 10 = Merupakan produk mewah
4.5.1. Uji Asosiasi Pocari Sweat Pengujian asosiasi-asosiasi merek Pocari Sweat melibatkan seluruh responden yaitu sebanyak 200 orang. Tabel 23. Hasil uji cochran asosiasi merek Pocari Sweat Uji
Asosiasi
db
X 2 tabel
Q
Hasil
1
Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 6, 7. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 6. Asosiasi No. 1, 3, 4, 6. Asosiasi No. 3, 4, 6. Asosiasi No. 4 dan 6.
9
16,919
585,139
Q > X 2 tabel
8
15,507
415,293
Q > X 2 tabel
7
14,067
290,559
Q > X 2 tabel
6
12,592
141,749
Q > X 2 tabel
5
11,070
77,878
Q > X 2 tabel
4
9,488
37,287
Q > X 2 tabel
3
7,815
24,526
Q > X 2 tabel
2 1
5,991 3,841
6,873 0.243
Q > X 2 tabel Q < X 2 tabel
2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan Tabel 23, dapat dilihat bahwa pada tahap ke sembilan proses pengujian dihentikan karena nilai Q < X2 yang artinya Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand
image dari merek Pocari Sweat adalah asosiasi aman bagi kesehatan dan asosiasi rasa yang segar pelepas dahaga. Hasil selengkapnya tentang pengujian asosiasi merek Pocari Sweat dapat dilihat pada lampiran 5.
4.5.2. Uji Asosiasi ProSweat Pengujian asosiasi-asosiasi merek ProSweat tidak melibatkan keseluruhan responden karena hanya sebanyak 53 orang responden saja yang pernah mengkonsumsi merek tersebut.
55
Tabel 24. Hasil uji cochran asosiasi merek ProSweat Uji
Asosiasi
db
X 2 tabel
Q
Hasil
1
Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4. Asosiasi No. 1 dan 4.
9
16,919
101,299
Q > X 2 tabel
8
15,507
80,016
Q > X 2 tabel
7
14,067
64,021
Q > X 2 tabel
6
12,592
48,875
Q > X 2 tabel
5
11,070
32,887
Q > X 2 tabel
4
9,488
19,902
Q > X 2 tabel
3
7,815
16,087
Q > X 2 tabel
2 1
5,991 3,841
12,452 4,765
Q > X 2 tabel Q > X 2 tabel
2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa sampai dengan tahap ke sembilan nilai Q > X2 yang artinya Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada asosiasi yang menjadi brand image dari merek ProSweat. Hasil selengkapnya tentang pengujian asosiasi merek ProSweat dapat dilihat pada lampiran 6.
4.5.3. Uji Asosiasi Mizone Dari 200 responden, hanya 134 responden yang pernah mengkonsumsi merek Mizone dan dari jumlah responden tersebut yang akan dilakukan pengujian. Tabel 25. Hasil uji cochran asosiasi merek Mizone Uji 1 2 3 4 5 6
db
X 2 tabel
Q
Hasil
3,
9
16,919
472,361
Q > X 2 tabel
3,
8
15,507
358,126
Q > X 2 tabel
3,
7
14,067
247,013
Q > X 2 tabel
3,
6
12,592
153,585
Q > X 2 tabel
3,
5
11,070
37,559
Q > X 2 tabel
4,
4
9,488
20,509
Q > X 2 tabel
Asosiasi Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 6, 9. Asosiasi No. 1, 2, 4, 5, 6. Asosiasi No. 1, 2, 5, 6.
56
Lanjutan Tabel 25 Uji
Asosiasi
db
X 2 tabel
Q
Hasil
7
Asosiasi No. 1, 2, 4, 6.
3
7,815
4,829
Q < X 2 tabel
Berdasarkan Tabel 25, dapat dilihat bahwa pada tahap ke tujuh proses pengujian dihentikan karena nilai Q < X2 yang artinya Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand
image dari merek Mizone adalah asosiasi kemasannya menarik, aromanya enak, aman bagi kesehatan dan asosiasi rasa yang segar pelepas dahaga. Hasil selengkapnya tentang pengujian asosiasi merek Mizone dapat dilihat pada lampiran 7.
4.5.4. Uji Asosiasi Aqua Pengujian asosiasi-asosiasi merek Aqua melibatkan seluruh responden yaitu sebanyak 200 orang. Tabel 26. Hasil uji cochran asosiasi merek Aqua Uji
Asosiasi
db
X 2 tabel
Q
Hasil
1
Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6. Asosiasi No. 1, 3, 4, 5, 6. Asosiasi No. 3, 4, 5, 6. Asosiasi No. 3, 4, 5. Asosiasi No. 4 dan 5.
9
16,919
576,622
Q > X 2 tabel
8
15,507
437,495
Q > X 2 tabel
7
14,067
263,716
Q > X 2 tabel
6
12,592
211,463
Q > X 2 tabel
5
11,070
159,359
Q > X 2 tabel
4
9,488
89,313
Q > X 2 tabel
3
7,815
63,766
Q > X 2 tabel
2 1
5,991 3,841
8,469 2,500
Q > X 2 tabel Q < X 2 tabel
2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan Tabel 26, dapat dilihat bahwa pada tahap ke sembilan proses pengujian dihentikan karena nilai Q < X2 yang artinya Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand
image dari merek Aqua adalah asosiasi aman bagi kesehatan dan
57
asosiasi harga yang murah. Hasil selengkapnya tentang pengujian asosiasi merek Aqua dapat dilihat pada lampiran 8.
4.5.5. Uji Asosiasi Coca-Cola Pengujian
asosiasi-asosiasi
merek
Coca-Cola
melibatkan
keseluruhan responden yaitu sebanyak 200 orang. Tabel 27. Hasil uji cochran asosiasi merek Coca-Cola Uji
Asosiasi
db
X 2 tabel
Q
Hasil
1
Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 5, 6, 8, 10. Asosiasi No. 1, 2, 3, 5, 6, 8. Asosiasi No. 1, 2, 3, 6, 8. Asosiasi No. 1, 2, 6, 8. Asosiasi No. 1, 2, 6. Asosiasi No. 1 dan 2.
9
16,919
427,341
Q > X 2 tabel
8
15,507
354,275
Q > X 2 tabel
7
14,067
302,344
Q > X 2 tabel
6
12,592
249,781
Q > X 2 tabel
5
11,070
198,355
Q > X 2 tabel
4
9,488
161,200
Q > X 2 tabel
3
7,815
106,585
Q > X 2 tabel
2 1
5,991 3,841
27,056 1,600
Q > X 2 tabel Q < X 2 tabel
2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan Tabel 27, dapat dilihat bahwa pada tahap ke sembilan proses pengujian dihentikan karena nilai Q < X2 yang artinya Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand
image dari merek Coca-Cola adalah asosiasi kemasannya menarik, dan aromanya enak. Hasil selengkapnya tentang pengujian asosiasi merek Coca-Cola dapat dilihat pada lampiran 9.
4.5.6. Kesimpulan Uji Asosiasi Dari pengujian asosiasi-asosiasi terhadap keseluruhan merek yaitu, Pocari Sweat, ProSweat, Mizone, Aqua dan Coca-Cola ternyata hanya ada beberapa asosiasi saja yang dapat menjadi brand image dari masing-masing merek, kecuali merek ProSweat yang tidak memiliki asosiasi yang dapat menjadi brand image dari merek tersebut. Adapun
58
asosiasi yang menjadi brand image dari masing-masing merek dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Asosiasi yang menjadi brand image masing-masing merek Merek Pocari Sweat ProSweat Mizone
Aqua Coca-Cola
Asosiasi yang menjadi brand image Aman bagi kesehatan Rasa yang segar pelepas dahaga Kemasannya menarik Aromanya enak Aman bagi kesehatan Rasa yang segar pelepas dahaga Aman bagi kesehatan Harga yang murah Kemasannya menarik Aromanya enak
Pada Tabel 28 terlihat bahwa masing-masing merek mempunyai perbedaan dalam asosiasi yang menjadi brand image. Pada umumnya semua merek memiliki brand image aman bagi kesehatan kecuali merek ProSweat dan Coca-Cola. Sedangkan untuk asosiasi harga yang murah hanya menjadi brand image dari merek Aqua. Merek Pocari Sweat yang selama ini menjadi market leader di industri minuman isotonik mendapatkan dua brand image, yaitu aman bagi kesehatan dan rasa yang segar pelepas dahaga. PT Amerta Indah Otsuka harus dapat lebih mengkomunikasikan manfaat dari minuman isotonik Pocari Sweat karena asosiasi ini belum melekat pada benak konsumen. Hal ini harus segera diperbaiki agar dasar positioning yang ingin disampaikan oleh Pocari Sweat dapat menjadi kesan di benak konsumen.
4.6. Analisis Perceived Quality Persepsi kualitas secara umum berhubungan dengan prestise dan penghargaan terhadap suatu merek yang nantinya akan membentuk persepsi kualitas di mata pelanggan. Perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh
59
pelanggan. Dalam penelitian ini, perceived quality akan diukur dengan skala
Semantic Differensial dan juga analisis biplot yang melibatkan semua merek.
4.6.1. Skala Semantic Differensial Metode skala ini digunakan untuk mengukur arti psikologis dari suatu objek di mata seorang konsumen dengan cara menempatkan dua skala penilaian dalam titik-titik ekstrim yang berlawanan, yang sering disebut bipolar. Dalam penelitian ini menggunakan 5 titik-titik butir di antara dua kutub ekstrim. Tabel 29. Rataan nilai atribut perceived quality merek-merek minuman Atribut Merek 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pocari Sweat 4,07 3,79 3,46 3,90 2,66 3,89 3,42 4,20 3,42 3,67 ProSweat
3,43 3,51 3,09 3,58 2,68 3,30 3,28 3,58 3,13 3,47
Mizone
3,47 3,68 3,72 3,69 3,54 3,84 3,86 3,82 3,90 3,46
AQUA
3,32 3,75 3,28 3,89 3,77 4,30 3,36 3,71 3,60 3,59
Coca-Cola
2,84 2,56 3,56 3,09 2,91 3,93 3,69 3,59 3,24 2,84
Keterangan : Atribut 1 = Manfaat Atribut 2 = Aman Atribut 3 = Aroma Atribut 4 = Fungsi (menghilangkan dehidrasi) Atribut 5 = Harga Atribut 6 = Kemudahan mendapat Atribut 7 = Kemasan Atribut 8 = Rasa Atribut 9 = Volume / isi Atribut 10 = Fungsi (memulihkan stamina) Dari hasil nilai rataan atribut pada masing-masing merek (Tabel. 29) akan disajikan dalam bentuk skala semantic differential. Skala
60
tersebut menggunakan rentang skala 1 sampai dengan 5 yang nantinya akan diperoleh gambaran keadaan merek yang dianalisis.
Gambar 5. Grafik semantic differensial merek minuman Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa grafik semantic differential masing-masing merek mempunyai pola yang berbeda, penjelasan selengkapnya untuk masing-masing atribut adalah sebagai berikut : 1. Dalam analisa atribut manfaat, konsumen menilai bahwa merek Pocari Sweat lebih baik dibandingkan merek lainnya. Pocari Sweat memiliki nilai rataan 4,07. 2. Dalam analisa atribut aman bagi kesehatan, konsumen menilai bahwa merek Pocari Sweat memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan merek lainnya. Pocari Sweat memiliki nilai rataan 3,79. 3. Analisa atribut ketiga yaitu analisa atribut aroma. Di dalam atribut ini konsumen menilai merek Mizone yang mempunyai aroma paling enak dengan nilai rataan sebesar 3,72.
61
4. Analisa atribut keempat yaitu atribut fungsi (menghilangkan dehidrasi). Pada atribut ini, konsumen menilai bahwa merek Pocari Sweat memiliki fungsi yang paling baik untuk menghilangkan dehidrasi dibandingkan merek-merek lain yang diteliti dengan nilai rataan sebesar 3,90. 5. Dalam analisa atribut kelima yaitu atribut harga, konsumen menilai merek Aqua yang mempunyai harga yang murah dibandingkan dengan merek-merek yang lain. Aqua memiliki nilai rataan sebesar 3,77. 6. Analisa atribut keenam yaitu analisa atribut kemudahan mendapat. Pada atribut ini, konsumen menilai merek Aqua yang merupakan merek yang paling mudah untuk didapatkan dibandingkan dengan merek lainnya yang memiliki nilai rataan sebesar 4,30. 7. Dalam analisa atribut kemasan, konsumen menilai merek Mizone sebagai merek dengan kemasan yang paling menarik. Ini tercermin dengan nilai rataan tertinggi dibandingkan dengan merek-merek yang lain yaitu sebesar 3,86. 8. Analisa atribut kedelapan adalah analisa atribut rasa. Pada atribut ini, konsumen menilai merek Pocari Sweat memiliki rasa yang segar dibandingkan dengan merek yang lain. Pocari memiliki nilai rataan sebesar 4,20. 9. Dalam analisis atribut volume / isi, konsumen menilai merek Mizone sebagai merek yang memiliki volume paling banyak dengan nilai rataan sebesar 3,90. 10. Analisa terakhir adalah analisa atribut fungsi (memulihkan stamina). Dalam atribut ini, konsumen menilai bahwa merek Pocari Sweat memiliki fungsi sebagai minuman yang paling dapat memulihkan stamina. Hal ini tercermin dari nilai rataannya yaitu sebesar 3,67. Dari keseluruhan analisa, terlihat bahwa merek Pocari Sweat dipandang oleh konsumen lebih unggul dari atribut manfaat, atribut aman bagi kesehatan, atribut fungsi (menghilangkan dehidrasi), atribut
62
rasa, dan atribut fungsi (memulihkan stamina). Pocari Sweat berhasil meraih setengahnya dari keseluruhan atribut yang dianalisis. Merek Mizone berhasil meraih nilai rataan tertinggi pada atribut aroma, atribut kemasan dan atribut volume atau isi. Hal ini menunjukkan bahwa merek Mizone dapat menjadi pesaing yang cukup serius di industri minuman isotonik. Sedangkan untuk persaingan di dalam industri minuman, Pocari Sweat patut mewaspadai merek Aqua untuk atribut harga dan atribut kemudahan mendapat. Oleh karena itu perbaikan dari segi harga dan distribusi perlu dilakukan oleh merek Pocari Sweat agar dapat menandingi Aqua pada kedua atribut tersebut.
4.6.2. Analisis Biplot Metode ini tergolong dalam analisis eksplorasi peubah ganda yang ditujukan untuk menyajikan data peubah ganda dalam peta dua dimensi, sehingga perilaku data mudah dilihat dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, yang menjadi peubah adalah atribut-atribut
perceived quality sedangkan yang menjadi objek adalah merek-merek yang diteliti. Nilai rataan masing-masing atribut dari keseluruhan merek (Tabel 29) dipetakan ke dalam dua dimensi yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 6.
63
1.5 Mizone
1.0
7
3
9 5 6
.5
AQUA
Coca-Col
8 24 10 1
0.0
Pocari -.5
-1.0
ProSweat
-1.5 -2.0
-1.5
-1.0
-.5
Keterangan : - Atribut 1 = Manfaat - Atribut 2 = Aman - Atribut 3 = Aroma - Atribut 4 = Menghilangkan dehidrasi - Atribut 5 = Harga
0.0
.5
1.0
1.5
- Atribut 6 = Kemudahaan mendapat - Atribut 7 = Kemasan - Atribut 8 = Rasa - Atribut 9 = Volume / isi - Atribut 10= Memulihkan stamina
Gambar 6. Analisis Biplot untuk atribut merek-merek minuman Berdasarkan tampilan analisis biplot pada Gambar 6, terlihat bahwa antar objek (merek) memiliki posisi yang berbeda. Aqua dan Mizone terletak pada Kuadran I, Coca-Cola terletak pada Kuadran II,
64
ProSweat terletak pada Kuadran III, dan Pocari Sweat terletak pada Kuadran IV. Merek Aqua dan Mizone yang memiliki posisi pada Kuadran yang sama yaitu Kuadran I menggambarkan bahwa kedua merek tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama. Hal ini dapat dikatakan wajar dikarenakan kedua merek tersebut diproduksi oleh produsen yang sama. Analisis lain yang dapat diambil dari biplot yaitu tentang keragaman atribut. Semakin panjang garis suatu atribut, maka tingkat keragamannya semakin besar begitu pula sebaliknya. Dari Gambar 6 terlihat bahwa untuk atribut 2 (aman), atribut 4 (menghilangkan dehidrasi), atribut 9 (volume atau isi) dan atribut 10 (memulihkan stamina) memiliki garis atribut yang lebih panjang dibandingkan dengan garis atribut yang lainnya yang menggambarkan bahwa atribut-atribut tersebut memiliki nilai keragaman yang lebih besar dibandingkan dengan atribut lainnya. Nilai keragaman ini mencerminkan bahwa persepsi konsumen terhadap atribut tersebut lebih beragam dibandingkan dengan atribut yang lainnya. Hubungan antar atribut dapat dijelaskan pula melalui analisis ini. Semakin sempit sudut yang diciptakan oleh dua buah garis atribut (<90º) maka nilai korelasi antar atributnya semakin besar (korelasi positif), sedangkan apabila semakin besar sudut yang diciptakan oleh dua buah garis atribut (>90º) maka nilai korelasi antar atributnya semakin kecil (korelasi negatif). Pada Gambar 6 terlihat bahwa masingmasing atribut memiliki korelasi yang berbeda dengan atribut yang lainnya. Korelasi positif terjadi antara atribut 2 (aman) dan atribut 4 (menghilangkan dehidrasi), antara atribut 5 (harga) dan atribut 6 (kemudahan mendapat), antara atribut 1 (manfaat) dan atribut 10 (memulihkan stamina), antara atribut 9 (volume/isi) dan atribut 8 (rasa), dan yang lainnya. Atribut yang memiliki korelasi positif dengan atribut yang lainnya dapat dijelaskan bahwa atribut tersebut akan mengalami perubahan jika atribut yang satunya berubah, begitu juga sebaliknya. Misalkan antara atribut 2 (aman) dan atribut 4 (menghilangkan
65
dehidrasi), jika konsumen memandang bahwa produk tersebut tidak menghilangkan dehidrasi, maka konsumen juga akan memandang bahwa produk tersebut tidak aman bagi kesehatan. Informasi terakhir yang dapat diperoleh dari metode analisa ini yaitu nilai peubah (atribut) pada suatu objek (merek). Suatu karakteristik merek, dapat disimpulkan melalui kedekatan posisi relatifnya dengan suatu atribut. Dari Gambar 6 terlihat bahwa posisi relatif merek Pocari Sweat dekat dengan atribut 1 (manfaat), atribut 2 (aman),
atribut
4
(menghilangkan
dehidrasi)
dan
atribut
10
(memulihkan stamina). Hal ini menggambarkan bahwa Pocari Sweat memiliki karakteristik dari keempat atribut tersebut. Keempat atribut tersebut dapat dikelompokkan kepada atribut yang berkaitan dengan aspek kesehatan. Merek Mizone dekat posisinya dengan atribut 5 (harga), atribut 6 (kemudahan mendapat) dan atribut 9 (volume/isi). Ketiga atribut tersebut merupakan keunggulan dari merek Mizone, dengan harga jual yang murah dibandingkan dengan produk minuman isotonik yang lain namun memiliki volume yang banyak, maka kedua atribut tersebut melekat pada merek Mizone. Keunggulan lainnya yaitu dengan memanfaatkan saluran distribusi dari produsen Aqua, maka merek Mizone mudah diperoleh dimana saja. Ketiga atribut yang melekat pada merek Mizone juga melekat pada merek Aqua, namun terdapat satu atribut lagi yang melekat pada merek Aqua, yaitu atribut 8 (rasa). Atribut ini melekat kepada merek Aqua, karena merek ini dipandang sebagai minuman yang dapat memberikan rasa segar pelepas dahaga. Atribut 3 (aroma) dan atribut 7 (kemasan) terletak pada Kuadran yang sama dengan merek Coca-Cola, namun posisi atributnya masih jauh dengan posisi relatif merek Coca-Cola. Merek ProSweat yang terletak pada Kuadran III, tidak memiliki kedekatan dengan atribut apapun, karena tidak ada satu atribut pun yang berada pada Kuadran III.
4.7. Analisis Brand Loyalty
66
Brand loyalty merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Analisis brand loyalty dilakukan berdasarkan tingkatan brand
loyalty, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer. Dalam penelitian ini, analisis brand loyalty dilakukan untuk mengetahui loyalitas dari pelanggan minuman isotonik merek Pocari Sweat yang melibatkan 144 responden.
4.7.1. Analisis Switcher Analisis
switcher
dalam
penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui berapa banyak pelanggan merek Pocari Sweat yang termasuk ke dalam switcher. Konteks switcher dalam penelitian ini adalah pelanggan Pocari Sweat yang berpindah-pindah merek minuman isotonik karena faktor harga. Switcher adalah pelanggan yang menjawab ”sering” dan ”selalu” apabila ditanyakan ”Seberapa sering Anda berpindah merek minuman isotonik karena faktor harga?”. Dari 144 pelanggan Pocari Sweat, jumlah pelanggan yang sensitif terhadap harga dengan sering dan selalu berpindah-pindah merek minuman isotonik hanya 6,94 persen. Hasil penghitungan switcher merek Pocari Sweat dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil penghitungan switcher merek Pocari Sweat f.x2 % Jawaban f x f.x x2 Tidak Pernah 39 1 39 1 39 27,08 Jarang 49 2 98 4 196 34,03 Kadang-kadang 46 3 138 9 414 31,94 Sering 9 4 36 16 144 6,25 Selalu 1 5 5 25 25 0,69 144 316 818 100,00 TOTAL 2,19 Rataan 0,93 Standar Deviasi 6,94 % Switcher
4.7.2. Analisis Habitual Buyer Analisis habitual buyer dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pelanggan Pocari Sweat yang termasuk ke
67
dalam habitual buyer. Konteks habitual buyer dalam penelitian ini adalah pelanggan Pocari Sweat yang melakukan pembelian karena alasan kebiasaan. Habitual buyer adalah pelanggan yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” apabila ditanyakan ”Apakah Anda setuju bahwa alasan Anda membeli minuman isotonik merek Pocari Sweat hanya karena kebiasaan?”. Dari 144 pelanggan Pocari Sweat, jumlah pelanggan yang mengkonsumsi minuman tersebut karena kebiasaan sebesar 20,14 persen. Hasil penghitungan habitual buyer dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Hasil penghitungan habitual buyer merek Pocari Sweat f.x2 % Jawaban f x f.x X2 Sangat tidak setuju 4 1 4 1 4 2,78 Tidak setuju 89 2 178 4 356 61,81 Ragu-ragu 22 3 66 9 198 15,28 Setuju 25 4 100 16 400 17,36 Sangat setuju 4 5 20 25 100 2,78 144 368 1058 100,00 TOTAL 2,56 Rataan 0,91 Standar Deviasi 20,14 % Habitual Buyer
4.7.3. Analisis Satisfied Buyer Analisis satisfied buyer dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pelanggan Pocari Sweat yang termasuk ke dalam satisfied buyer. Konteks satisfied buyer dalam penelitian ini adalah pelanggan Pocari Sweat yang mendapatkan kepuasan dalam melakukan pembelian.. Satisfied buyer adalah pelanggan yang menjawab “puas” dan “sangat puas” apabila ditanyakan “Apakah Anda menemukan kepuasan dalam mengkonsumsi minuman isotonik merek Pocari Sweat?”.
68
Dari 144 pelanggan Pocari Sweat, jumlah pelanggan yang menemukan kepuasan dalam mengkonsumsi minuman tersebut sebesar 63,19 persen. Hasil penghitungan satisfied buyer dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Hasil penghitungan satisfied buyer merek Pocari Sweat Jawaban f x f.x x2 f.x2 % Sangat tidak puas 0 1 0 1 0 0,00 Tidak puas 0 2 0 4 0 0,00 Biasa saja 53 3 159 9 477 36,81 Puas 78 4 312 16 1248 54,17 Sangat puas 13 5 65 25 325 9,03 144 536 2050 100,00 TOTAL 3,72 Rataan 0,62 Standar Deviasi 63,19% Satisfied Buyer
4.7.4. Analisis Liking the Brand Analisis liking the brand dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pelanggan Pocari Sweat yang termasuk ke dalam liking the brand. Konteks liking the brand dalam penelitian ini adalah pelanggan Pocari Sweat yang menyukai merek tersebut. Liking
the brand adalah pelanggan yang menjawab “suka” dan “sangat suka” apabila ditanyakan “Apakah Anda benar-benar menyukai minuman isotonik merek Pocari Sweat?”. Dari 144 pelanggan Pocari Sweat, jumlah pelanggan yang benarbenar menyukai merek tersebut sebesar 61,81 persen. Hasil penghitungan liking the brand dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Hasil penghitungan liking the brand merek Pocari Sweat f.x2 % Jawaban f x f.x x2 Sangat tidak suka 0 1 0 1 0 0,00 Tidak suka 1 2 2 4 4 0,69 Biasa saja 54 3 162 9 486 37,50 Suka 74 4 296 16 1184 51,39 Sangat suka 15 5 75 25 375 10,42 144 535 2049 100,00 TOTAL 3,72 Rataan
69
0,65 61,81%
Standar Deviasi Liking the Brand
4.7.5. Analisis Committed Buyer Analisis committed buyer dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pelanggan Pocari Sweat yang termasuk ke dalam committed buyer. Konteks committed buyer dalam penelitian ini adalah pelanggan Pocari Sweat yang merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut ke pihak lain. Committed buyer adalah pelanggan yang menjawab “sering” dan “selalu” apabila ditanyakan “Apakah Anda menyarankan dan mempromosikan ke orang lain untuk mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat ?”. Dari 144 pelanggan Pocari Sweat, jumlah pelanggan yang mempromosikan dan menyarankan merek tersebut ke pihak lain sebesar 7,64 persen. Hasil penghitungan committed buyer dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Hasil penghitungan committed buyer merek Pocari Sweat f.x2 % Jawaban f x f.x x2 Tidak Pernah 48 1 48 1 48 33,33 Jarang 42 2 84 4 168 29,17 Kadang-kadang 43 3 129 9 387 29,86 Sering 11 4 44 16 176 7,64 Selalu 0 5 0 25 0 0,00 144 305 779 100,00 TOTAL 2,12 Rataan 0,96 Standar Deviasi 7,64% Committed Buyer
4.7.5. Piramida Brand Loyalty Piramida brand loyalty merupakan gambar susunan tingkatan
brand
loyalty.
Piramida
tersebut
disusun
berdasarkan
hasil
penghitungan analisis switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking
the brand dan committed buyer. Piramida brand loyalty minuman isotonik merek Pocari Sweat dapat dilihat pada Gambar 7.
70
Gambar 7. Piramida brand loyalty minuman isotonik Pocari Sweat Suatu
gambar
piramida
brand
loyalty
yang
baik
akan
memperlihatkan bentuk piramida yang terbalik yang semakin atas semakin melebar (Durianto, dkk, 2001). Bentuk piramida brand loyalty minuman isotonik Pocari Sweat (Gambar 7) tidak menunjukkan bentuk piramida yang terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa brand loyalty yang dimiliki oleh Pocari Sweat belum kuat. Dari gambar di atas terlihat bahwa bentuk piramida mengecil pada tingkatan liking the brand dan
committed buyer, oleh karena itu kedua tingkatan tersebut harus segera diperbaiki oleh Pocari Sweat. Pocari Sweat harus dapat menunjukkan keunggulan kualitas mutu untuk dapat menghindari semakin banyaknya pembeli yang berpindahpindah karena faktor harga (switcher). Peningkatan dari segi brand
awareness merek Pocari Sweat akan berpengaruh positif kepada pelanggan, yaitu akan meningkatkan liking the brand. Menurut Durianto, dkk (2001), rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
perceived quality dengan meningkatkan mutu atribut-atributnya sehingga para pelanggan ataupun para konsumen yang bukan pelanggan Pocari Sweat dapat merasakan pengalaman emosional dalam mengkonsumsi minuman isotonik tersebut. Pengalaman inilah yang nantinya diharapkan dapat diceritakan kepada orang lain.
71
Dengan demikan, adanya peningkatan perceived quality yang dilakukan oleh Pocari Sweat akan berdampak positif didalam peningkatan jumlah satisfied buyer, liking the brand, dan juga
committed buyer.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan : 1. Di dalam elemen brand awareness, merek Pocari Sweat memiliki posisi tertinggi pada tingkatan top of mind. Sedangkan pada brand recall posisi tertinggi ditempati oleh merek Mizone. 2. Asosiasi yang membentuk brand image merek Pocari Sweat yaitu, aman bagi kesehatan, dan rasa yang segar pelepas dahaga. Merek Mizone mendapatkan empat brand image, yaitu kemasannya menarik, aromanya enak, aman bagi kesehatan dan rasa yang segar pelepas dahaga. Sedangkan merek ProSweat tidak memiliki asosiasi yang dapat menjadi brand image. 3. Pada elemen perceived quality, konsumen menilai bahwa merek Pocari Sweat memiliki keunggulan yang lebih banyak dibandingkan merek lainnya, yaitu dari atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi, rasa dan memulihkan stamina. Keunggulan dari atribut aroma, kemasan dan volume diraih oleh merek Mizone. Sedangkan Aqua dipandang oleh konsumen memiliki keunggulan dari atribut harga dan kemudahan mendapat. 4. Merek Pocari Sweat memiliki karakteristik dari atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi dan memulihkan stamina yang tercermin dari kedekatan antara posisi relatif merek dengan atribut. 5. Brand loyalty merek Pocari Sweat memiliki nilai 6,94 persen pada tingkatan switcher. Tingkatan habitual buyer memliki nilai sebesar 20,14 persen, tingkatan satisfied buyer memiliki nilai sebesar 63,19 persen, tingkatan liking the brand memiliki nilai sebesar 61,81 persen dan yang terakhir tingkatan committed buyer memiliki nilai 7,64 persen. Sementara itu, bentuk piramida brand loyalty Pocari Sweat belum memperlihatkan bentuk piramida terbalik yang menunjukkan bahwa brand loyalty Pocari Sweat belum kuat.
72
Saran : 1. Peneliti menyarankan kepada pihak PT Amerta Indah Otsuka untuk dapat mempertahankan tingkatan top of mind pada elemen brand awareness yang telah diraih oleh Pocari Sweat, karena merek yang terkenal akan menjadi salah satu pertimbangan konsumen didalam proses pembelian suatu produk. Kegiatan promosi yang intensif baik secara above the line maupun below the line dapat meningkatkan awareness pada konsumen akan merek Pocari Sweat. 2. PT Amerta Indah Otsuka harus dapat mengkomunikasikan manfaat dari minuman isotonik Pocari Sweat karena hal tersebut belum menjadi image merek Pocari Sweat, sehingga rumusan positioning yang dibangun akan sesuai dengan image yang terbentuk pada benak konsumen. 3. Keunggulan kualitas mutu dari atribut manfaat, kemasan dan lainnya harus dapat ditunjukkan oleh PT Amerta Indah Otsuka, sehingga timbul keyakinan pada konsumen untuk membeli produk Pocari Sweat. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menyampaikannya baik melalui media promosi ataupun melalui seminar-seminar kesehatan. 4. PT Amerta Indah Otsuka harus menciptakan ikatan emosional dengan pelanggannya untuk dapat meningkatkan tingkatan liking the brand dan committed buyer pada elemen brand loyalty. Cara yang dapat ditempuh yaitu dengan menyampaikannya melalui promosi above the line seperti iklan di televisi. Penyampaian pada media ini berkaitan dengan materi iklan yang digunakan. Iklan Pocari Sweat yang terdapat pada media televisi saat ini dipandang sudah cukup untuk dapat membentuk ikatan emosional antara pelanggan dengan produk tersebut. Cara lainnya yang dapat ditempuh yaitu dengan menjadikan merek Pocari Sweat sebagai minuman resmi suatu event-event olahraga, jika hal tersebut dapat tersampaikan dengan baik maka tidak ada lagi keraguan pada konsumen untuk mengkonsumsi minuman Pocari Sweat. 5. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih fokus dalam meneliti merek Pocari Sweat di industri minuman isotonik dan lebih memperluas ruang lingkup konsumen yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. 1997. Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek. Mitra Utama, Jakarta. Diah, M. 2005. Analisis Ekuitas Merek Kartu Pra Bayar IM3 SMART berdasarkan Persepsi Mahasiswa. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Durianto, D., dkk. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Engel, J. F., dan R. D. Blackwell. 1994. Consumer Behavior. Eight edition. The Dryden Press. Orlando Enyta, M., 2004. Analisis Ekuitas Merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor. Skripsi pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. George, D., Mallery, P. 2003. SPSS for Windows step by step : A simple guide and reference.11,0 update. Allyn and Bacon. Boston. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 2). PT. Prenhallindo, Jakarta. Mantoroadi, B.L. 2004. Analisis Ekuitas Merek Bumbu Kaldu Royco di Kota Bogor. Tesis pada Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Planning and Analysis Division PT Amerta Indah Otsuka. 2004. Gambaran Bisnis Industri Minuman Dalam Kemasan Indonesia 2000-2004 dan Prospek Bisnis 2005-2009. Rangkuti, F. 2002. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus dengan SPSS. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saidah, Z. 2005. Kajian Ekuitas Merek Ikan Kaleng dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Tesis pada Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survei. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.
74
Solistiowati, A. 2005. Analisis Perbandingan Elemen-Elemen Ekuitas Merek pada Produk Deterjen Merek Rinso, So Klin dan Attack di Jakarta. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Meningkatkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta. Jakarta
Pelanggan
Untuk
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. UU No. 15 Tahun 2001. http://www.dgip.go.id/article/archive18. [27 September 2005]
LAMPIRAN
75 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian No. Kuesioner :
KUESIONER PENELITIAN Terima kasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden den secara sukarela mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang dilakukan oleh : Peneliti NRP Departemen Fakultas Perguruan Tinggi
: : : : :
Ferdie Pratama H24102089 Manajemen Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
untuk memenuhi tugas penyelesaian Skripsi Program Sarjana. Saya sangat menghargai kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini dan menjamin kerahasiaan Anda. Atas kerjasama dan bantuan Anda, saya ucapkan terima kasih. Penelitian ini berjudul ”Analisis Brand Equity Minuman Isotonik dalam Persaingan Industri Minuman (Studi Kasus Mahasiswa di Bogor)”. DEFINISI Minuman Isotonik : Merupakan minuman yang mengandung ion yang dapat diserap oleh tubuh dan memiliki manfaat untuk menggantikan ion-ion yang hilang akibat beraktifitas. Screening 1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi minuman isotonik ? (lihat definisi di atas) (1) Ya (Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
(2) Tidak (Stop)
2. Sebutkan merek minuman isotonik apa yang paling Anda Ingat ? (sebutkan satu saja) .......................................................................................................................................... 3. Sebutkan merek minuman isotonik lainnya selain merek yang telah Anda sebutkan di atas ? a. …………………………………………..
d. …………………………………………..
b. …………………………………………..
e. …………………………………………..
c. …………………………………………..
f. …………………………………………..
IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden
: .…………………………………………………
Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
Perguruan Tinggi (pilih yang sesuai)
:
Umur
Institut Pertanian Bogor (IPB) Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) Universitas Pakuan (UNPAK) : …………………………………………………
Alamat
: …………………………………………………
Tlp / HP
: …………………… / ……………..…………..
Total pengeluaran /bln
: (1) < Rp. 500.000
(pilih yang sesuai)
Pengeluaran Konsumsi /bln (pilih yang sesuai)
(4) Rp. 700.001 – Rp. 800.000
(2) Rp. 500.001 – Rp. 600.000
(5) Rp. 800.001 – Rp. 900.000
(3) Rp. 600.001 – Rp. 700.000
(6) > Rp. 900.000
: (1) < Rp. 100.000
(4) Rp. 300.001 – Rp. 400.000
(2) Rp. 100.001 – Rp. 200.000
(5) Rp. 400.001 – Rp. 500.000
(3) Rp. 200.001 – Rp. 300.000
(6) > Rp. 500.000
76 DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda 1.
Apakah Anda mengenal merek (nama) Pocari Sweat ? (1) Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (2) Ya, tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (3) Tidak mengenal sama sekali (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 6)
2.
Di mana Anda mengenal merek Pocari Sweat ? (jawaban boleh lebih dari satu) (1) Iklan di Radio (2) Iklan di Surat Kabar (3) Iklan di Televisi (4) Billboard (papan reklame) (5) Teman (6) Lainnya, sebutkan………………………..
3.
Apakah Anda pernah mengkonsumsi minuman isotonik merek Pocari Sweat ? (1) Ya (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 4)
4.
(2) Tidak (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 6)
Apakah asosiasi / kesan Anda terhadap merek minuman isotonik Pocari Sweat ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi / kesan Jawaban No Asosiasi Ya Tidak 1 Kemasannya menarik 2 Aromanya enak 3 Terasa manfaatnya 4 Aman bagi kesehatan 5 Harga yang murah 6 Rasa yang segar pelepas dahaga 7 Identik dengan berolahraga 8 Bintang iklannya terkenal 9 Mencerminkan gaya hidup aktif 10 Merupakan produk mewah
5.
Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut-atribut Pocari Sweat ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada kolom di bawah ini dengan skala evaluasi 5 angka, berjajar dari satu sampai lima, berdasarkan atribut (sifat) produk. Atribut
Tidak Terasa Manfaatnya Tidak Aman Bagi Kesehatan Aromanya Tidak Enak Tidak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Tidak Murah Tidak Mudah Mendapatkannya Kemasannya Tidak Menarik Rasanya Tidak Segar Volume / Isinya Sedikit Tidak Memulihkan Stamina
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
1
2
3
4
5
Atribut Sangat Terasa Manfaatnya Aman Bagi Kesehatan Aromanya Enak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Murah Mudah Mendapatkannya Kemasannya Menarik Rasanya Segar Volume / Isinya Banyak Memulihkan Stamina
77 6.
Apakah Anda mengenal merek (nama) ProSweat ? (1) Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (2) Ya, tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (3) Tidak mengenal sama sekali (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 11)
7.
Di mana Anda mengenal merek ProSweat ? (jawaban boleh lebih dari satu) (1) Iklan di Radio (2) Iklan di Surat Kabar (3) Iklan di Televisi (4) Billboard (papan reklame) (5) Teman (6) Lainnya, sebutkan………………………..
8.
Apakah Anda pernah mengkonsumsi minuman isotonik merek ProSweat ? (1) Ya (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 9)
9.
(2) Tidak (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 11)
Apakah asosiasi / kesan Anda terhadap merek minuman isotonik ProSweat ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi / kesan Jawaban No Asosiasi Ya Tidak 1 Kemasannya menarik 2 Aromanya enak 3 Terasa manfaatnya 4 Aman bagi kesehatan 5 Harga yang murah 6 Rasa yang segar pelepas dahaga 7 Identik dengan berolahraga 8 Bintang iklannya terkenal 9 Mencerminkan gaya hidup aktif 10 Merupakan produk mewah
10. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut-atribut ProSweat ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada kolom di bawah ini dengan skala evaluasi 5 angka, berjajar dari satu sampai lima, berdasarkan atribut (sifat) produk. Atribut Tidak Terasa Manfaatnya Tidak Aman Bagi Kesehatan Aromanya Tidak Enak Tidak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Tidak Murah Tidak Mudah Mendapatkannya Kemasannya Tidak Menarik Rasanya Tidak Segar Volume / Isinya Sedikit Tidak Memulihkan Stamina
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
1
2
3
4
5
Atribut Sangat Terasa Manfaatnya Aman Bagi Kesehatan Aromanya Enak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Murah Mudah Mendapatkannya Kemasannya Menarik Rasanya Segar Volume / Isinya Banyak Memulihkan Stamina
78 11. Apakah Anda mengenal merek (nama) Mizone ? (1) Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (2) Ya, tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya (3) Tidak mengenal sama sekali (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 16) 12. Di mana Anda mengenal merek Mizone ? (jawaban boleh lebih dari satu) (1) Iklan di Radio (2) Iklan di Surat Kabar (3) Iklan di Televisi (4) Billboard (papan reklame) (5) Teman (6) Lainnya, sebutkan……………………….. 13. Apakah Anda pernah mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone ? (1) Ya (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 14)
(2) Tidak (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 16)
14. Apakah asosiasi / kesan Anda terhadap merek minuman isotonik Mizone ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi / kesan Jawaban No Asosiasi Ya Tidak 1 Kemasannya menarik 2 Aromanya enak 3 Terasa manfaatnya 4 Aman bagi kesehatan 5 Harga yang murah 6 Rasa yang segar pelepas dahaga 7 Identik dengan berolahraga 8 Bintang iklannya terkenal 9 Mencerminkan gaya hidup aktif 10 Merupakan produk mewah 15. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut-atribut Mizone ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada kolom di bawah ini dengan skala evaluasi 5 angka, berjajar dari satu sampai lima, berdasarkan atribut (sifat) produk. Atribut Tidak Terasa Manfaatnya Tidak Aman Bagi Kesehatan Aromanya Tidak Enak Tidak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Tidak Murah Tidak Mudah Mendapatkannya Kemasannya Tidak Menarik Rasanya Tidak Segar Volume / Isinya Sedikit Tidak Memulihkan Stamina
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
1
2
3
4
5
Atribut Sangat Terasa Manfaatnya Aman Bagi Kesehatan Aromanya Enak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Murah Mudah Mendapatkannya Kemasannya Menarik Rasanya Segar Volume / Isinya Banyak Memulihkan Stamina
79 Brand Loyalty minuman isotonik merek Pocari Sweat 16. Apakah saat ini Anda merupakan pelanggan minuman isotonik merek Pocari Sweat ? (1) Ya (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 17)
(2) Tidak (Lanjutkan ke Pertanyaan No. 23)
17. Seberapa sering Anda berpindah merek minuman isotonik karena faktor harga ? (1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Jarang
(5) Selalu
(3) Kadang-kadang 18. Apakah Anda setuju bahwa alasan Anda membeli minuman isotonik hanya karena kebiasaan? (1) Sangat tidak setuju
(4) Setuju
(2) Tidak setuju
(5) Sangat setuju
(3) Ragu-ragu 19. Apakah Anda menemukan kepuasan dalam mengkonsumsi minuman isotonik merek Pocari Sweat ? (1) Sangat tidak puas
(4) Puas
(2) Tidak puas
(5) Sangat Puas
(3) Biasa saja 20. Apakah Anda benar-benar menyukai minuman isotonik merek Pocari Sweat ? (1) Sangat tidak suka
(4) Suka
(2) Tidak suka
(5) Sangat suka
(3) Biasa saja 21. Apakah Anda menyarankan dan mempromosikan ke orang lain untuk mengkonsumsi minuman isotonik merek Pocari Sweat ? (1) Tidak pernah
(4) Sering
(2) Jarang
(5) Selalu
(3) Kadang-kadang 22. Apakah Anda berencana untuk berpindah ke merek minuman isotonik yang lain ? (1) Ya, sebutkan……………… (2) Tidak
Persaingan dalam Industri Minuman 23. Apakah Anda mengenal Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) merek AQUA (kemasan gelas/botol) dan juga minuman berkarbonasi merek Coca-Cola ? (1) Ya (Lanjutkan)
(2) Tidak (STOP ... terima kasih)
24. Apakah Anda pernah mengkonsumsi Air Mineral dalam Kemasan (AMDK) merek AQUA (kemasan gelas/botol) dan juga minuman berkarbonasi merek Coca-Cola ? (1) Ya (Lanjutkan)
(2) Tidak (STOP ... terima kasih)
80 25. Apakah asosiasi / kesan Anda terhadap AMDK merek AQUA dan juga minuman berkarbonasi merek Coca-Cola ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi / kesan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AQUA
Asosiasi
Ya
Tidak
Coca-Cola Ya Tidak
Kemasannya menarik Aromanya enak Terasa manfaatnya Aman bagi kesehatan Harga yang murah Rasa yang segar pelepas dahaga Identik dengan berolahraga Bintang iklannya terkenal Mencerminkan gaya hidup aktif Merupakan produk mewah
26. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut (sifat) AMDK merek AQUA dan juga minuman berkarbonasi merek Coca-Cola ? Petunjuk Pengisian : ♦ Berilah tanda ( √ ) pada kolom di bawah ini dengan skala evaluasi 5 angka, berjajar dari satu sampai lima, berdasarkan atribut (sifat) produk. Menurut Anda, atribut (sifat) produk minuman merek AQUA (kemasan gelas/botol) adalah : Atribut
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
1
2
3
4
5
Tidak Terasa Manfaatnya Tidak Aman Bagi Kesehatan Aromanya Tidak Enak Tidak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Tidak Murah Tidak Mudah Mendapatkannya Kemasannya Tidak Menarik Rasanya Tidak Segar Volume / Isinya Sedikit Tidak Memulihkan Stamina
Atribut Sangat Terasa Manfaatnya Aman Bagi Kesehatan Aromanya Enak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Murah Mudah Mendapatkannya Kemasannya Menarik Rasanya Segar Volume / Isinya Banyak Memulihkan Stamina
Menurut Anda, atribut (sifat) produk minuman merek Coca-Cola adalah : Atribut Tidak Terasa Manfaatnya Tidak Aman Bagi Kesehatan Aromanya Tidak Enak Tidak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Tidak Murah Tidak Mudah Mendapatkannya Kemasannya Tidak Menarik Rasanya Tidak Segar Volume / Isinya Sedikit Tidak Memulihkan Stamina
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
1
2
3
4
5
Atribut Sangat Terasa Manfaatnya Aman Bagi Kesehatan Aromanya Enak Menghilangkan Dehidrasi Harganya Murah Mudah Mendapatkannya Kemasannya Menarik Rasanya Segar Volume / Isinya Banyak Memulihkan Stamina
- Terima Kasih Atas Bantuan dan Kerjasama Anda -
81 Lampiran 2 : Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)
Merek Pocari Sweat Asosiasi
Responden 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
TOTAL
rxy =
NΣXY − ΣXΣY NΣX 2 − (ΣX )
2
NΣY 2 − (ΣY )
= 0,24
r11 =
2rXY 2(0,24) = = 0,381 (1 + rXY ) (1 + 0,24)
r(0,05) = 0,361
r 11 > r(0,05)
(reliabel)
2
=
8 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
Total
X
Y
X2
Y2
XY
9 7 9 8 8 6 7 7 9 8 7 8 7 8 6 7 9 5 8 9 4 5 7 5 7 8 9 8 8 5
5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 1 2 4 2 4 3 4 3 4 2
4 3 4 5 4 3 3 3 5 4 3 4 3 4 4 4 5 2 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 4 3
25 16 25 9 16 9 16 16 16 16 16 16 16 16 4 9 16 9 16 16 1 4 16 4 16 9 16 9 16 4
16 9 16 25 16 9 9 9 25 16 9 16 9 16 16 16 25 4 16 25 9 9 9 9 9 25 25 25 16 9
20 12 20 15 16 9 12 12 20 16 12 16 12 16 8 12 20 6 16 20 3 6 12 6 12 15 20 15 16 6
105
113
393
447
401
12030 − 11865 11790 − 11025 13410 − 12769
82 Lanjutan Lampiran 2 : Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)
Merek ProSweat Asosiasi
Responden 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
3 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
6 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
7 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Total
X
Y
X2
Y2
XY
8 2 7 6 5 5 7 2 5 4 2 8 1 1 7 6
4 1 4 3 4 4 4 1 3 3 1 4 0 0 4 3
4 1 3 3 1 1 3 1 2 1 1 4 1 1 3 3
16 1 16 9 16 16 16 1 9 9 1 16 0 0 16 9
16 1 9 9 1 1 9 1 4 1 1 16 1 1 9 9
16 1 12 9 4 4 12 1 6 3 1 16 0 0 12 9
43
33
151
89
106
TOTAL
rxy =
NΣXY − ΣXΣY NΣX − (ΣX ) 2
2
NΣY − (ΣY ) 2
= 0,64
r11 =
2rXY 2(0,64) = = 0,777 (1 + rXY ) (1 + 0,64)
r(0,05) = 0,497 r 11 > r(0,05)
(reliabel)
2
=
1696 − 1419 2416 − 1849 1424 − 1089
83 Lanjutan Lampiran 2 : Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)
Merek Mizone Asosiasi
Responden 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
TOTAL
rxy =
NΣXY − ΣXΣY NΣX − (ΣX ) 2
2
NΣY − (ΣY ) 2
= 0,62
r11 =
2rXY 2(0,62) = = 0,764 (1 + rXY ) (1 + 0,62)
r(0,05) = 0,433 r 11 > r(0,05)
(reliabel)
2
=
8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
X
Y
X2
Y2
XY
4 6 5 8 7 6 7 7 5 6 5 5 2 3 7 8 6 6 6 8 3
1 3 2 5 4 2 3 4 3 3 2 2 1 2 4 5 3 3 3 5 1
3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2
1 9 4 25 16 4 9 16 9 9 4 4 1 4 16 25 9 9 9 25 1
9 9 9 9 9 16 16 9 4 9 9 9 1 1 9 9 9 9 9 9 4
3 9 6 15 12 8 12 12 6 9 6 6 1 2 12 15 9 9 9 15 2
61
59
209
177
178
4094 − 3599 4807 − 3721 4071 − 3481
84 Lanjutan Lampiran 2 : Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)
Merek Aqua Asosiasi
Responden 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
7 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
TOTAL
rxy =
NΣXY − ΣXΣY NΣX − (ΣX ) 2
2
NΣY − (ΣY ) 2
= 0,26
r11 =
2rXY 2(0,26) = = 0,411 (1 + rXY ) (1 + 0,26)
r(0,05) = 0,361 r 11 > r(0,05)
(reliabel)
2
=
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
9 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
10 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
Total
X
Y
X2
Y2
XY
6 6 5 5 7 5 8 5 7 7 5 9 7 5 3 7 6 5 9 8 8 4 4 6 7 6 5 5 8 6
4 3 2 2 3 2 5 2 3 3 2 5 4 2 1 3 3 3 5 5 4 2 1 3 4 2 3 2 5 3
2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3
16 9 4 4 9 4 25 4 9 9 4 25 16 4 1 9 9 9 25 25 16 4 1 9 16 4 9 4 25 9
4 9 9 9 16 9 9 9 16 16 9 16 9 9 4 16 9 4 16 9 16 4 9 9 9 16 4 9 9 9
8 9 6 6 12 6 15 6 12 12 6 20 12 6 2 12 9 6 20 15 16 4 3 9 12 8 6 6 15 9
91
93
317
301
288
8640 − 8463 9510 − 8281 9030 − 8649
85 Lanjutan Lampiran 2 : Reliabilitas Uji Awal (Brand Association)
Merek Coca-Cola Asosiasi
Responden 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
4 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
7 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
TOTAL
rxy =
NΣXY − ΣXΣY NΣX − (ΣX ) 2
2
NΣY − (ΣY ) 2
= 0,54
r11 =
2rXY 2(0,54) = = 0,701 (1 + rXY ) (1 + 0,54)
r(0,05) = 0,361 r 11 > r(0,05)
(reliabel)
2
=
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
9 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1
10 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
Total
X
Y
X2
Y2
XY
10 5 9 9 4 5 8 5 8 7 5 7 7 4 3 3 4 4 8 8 5 5 3 5 2 4 7 6 3 7
5 2 5 4 1 2 4 2 3 3 2 3 4 1 1 2 1 3 3 3 2 2 1 2 1 1 3 2 0 4
5 3 4 5 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 2 1 3 1 5 5 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3
25 4 25 16 1 4 16 4 9 9 4 9 16 1 1 4 1 9 9 9 4 4 1 4 1 1 9 4 0 16
25 9 16 25 9 9 16 9 25 16 9 16 9 9 4 1 9 1 25 25 9 9 4 9 1 9 16 16 9 9
25 6 20 20 3 6 16 6 15 12 6 12 12 3 2 2 3 3 15 15 6 6 2 6 1 3 12 8 0 12
72
98
220
358
258
7740 − 7056 6600 − 5184 10740 − 9604
86 Lampiran 3 : Validitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Pocari Sweat Atribut
Responden
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
4
3
4
3
4
1
4
3
4
34
2
4
5
4
4
3
4
4
4
3
3
38
3
3
5
5
4
4
5
3
4
4
3
40
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
39
5
4
4
4
4
2
4
1
3
2
4
32
6
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
32
7
5
5
5
5
3
5
2
5
3
5
43
8
5
5
5
5
4
5
3
4
4
5
45
9
3
5
5
5
5
5
2
3
4
4
41
10
5
5
5
5
3
4
2
3
2
4
38
11
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
34
12
4
4
5
4
3
4
4
5
5
4
42
13
5
4
4
5
3
4
5
4
4
5
43
14
5
4
5
4
3
4
5
5
4
5
44
15
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
36
16
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
37
17
4
2
2
3
3
4
4
4
3
3
32
18
5
4
4
5
3
2
5
2
4
3
37
19
5
4
3
4
2
4
4
4
4
4
38
20
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
37
21
4
4
3
3
3
5
3
4
3
5
37
22
4
5
5
5
4
4
3
5
4
4
43
23
3
5
3
4
3
5
5
4
4
3
39
24
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
39
25
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
37
26
4
4
4
5
2
3
4
4
4
4
38
27
4
4
4
5
3
3
2
4
4
4
37
28
4
4
4
5
2
3
2
4
4
4
36
29
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
30
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
45
JUMLAH
124
127
124
128
97
119
100
119
108
116
rxy
0.501
0.635
0.675
0.508
0.546
0.453
0.386
0.587
0.617
0.613
rtabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Kesimpulan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
87 Lanjutan Lampiran 3 : Validitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek ProSweat Atribut
Responden
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
40
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
26
3
3
4
4
4
4
5
3
4
3
3
37
4
3
4
4
5
4
4
3
3
4
4
38
5
4
4
3
4
3
3
4
2
2
3
32
6
4
4
3
4
1
3
4
2
2
3
30
7
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
33
8
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
28
9
3
4
4
2
3
3
4
2
4
2
31
10
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
35
11
1
3
2
1
5
4
1
1
2
1
21
12
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
28
13
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
25
14
3
3
3
2
1
2
3
3
3
3
26
15
3
5
3
4
2
5
3
4
4
3
36
16
4
5
4
5
5
4
3
4
5
4
43
JUMLAH
48
60
54
53
47
54
48
45
52
48
rxy
0.701
0.842
0.802
0.792
0.512
0.574
0.499
0.791
0.716
0.723
rtabel
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
Kesimpulan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
88 Lanjutan Lampiran 3 : Validitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Mizone Atribut
Responden
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
4
4
3
3
4
2
3
4
3
33
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
32
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
47
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
46
6
4
5
5
5
5
3
5
5
5
5
47
7
5
5
4
4
4
3
5
4
5
4
43
8
3
3
3
3
4
2
3
4
3
2
30
9
3
4
4
3
3
4
2
3
4
3
33
10
3
4
4
3
4
4
4
3
5
3
37
11
4
4
5
5
5
5
3
4
4
5
44
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
13
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
34
14
1
3
2
1
4
4
5
1
2
1
24
15
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
41
16
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
45
17
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
26
18
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
45
19
3
5
4
4
5
4
5
4
5
3
42
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
21
2
3
3
2
5
5
3
4
4
3
34
JUMLAH
74
83
82
77
87
82
82
79
83
74
rxy
0.791
0.840
0.903
0.874
0.707
0.543
0.591
0.869
0.830
0.875
rtabel
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
Kesimpulan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
89 Lanjutan Lampiran 3 : Validitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Aqua Atribut
Responden
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
45
2
4
4
4
3
3
4
3
3
3
2
33
3
4
5
5
4
5
5
3
4
4
3
42
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
5
4
4
4
4
3
4
3
3
2
2
33
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
7
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
49
8
4
4
5
5
5
5
3
4
4
3
42
9
4
5
5
5
5
5
3
3
4
4
43
10
4
5
5
5
5
5
4
3
4
4
44
11
5
5
5
5
5
5
3
4
4
3
44
12
3
4
5
5
4
5
4
4
4
4
42
13
4
5
5
5
5
5
4
4
5
4
46
14
4
5
5
5
5
5
3
5
4
4
45
15
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
33
16
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
34
17
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
36
18
3
5
5
5
5
5
2
4
3
3
40
19
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
40
20
4
5
5
4
5
5
4
4
5
3
44
21
4
4
5
4
4
5
3
4
4
2
39
22
4
5
5
4
4
5
3
3
3
3
39
23
3
5
5
4
4
5
5
4
5
3
43
24
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
38
25
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
38
26
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
34
27
4
4
4
4
4
5
4
3
4
3
39
28
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
34
29
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
49
30
4
5
5
4
5
5
3
4
4
4
43
JUMLAH
113
129
134
128
129
138
105
112
116
96
rxy
0.642
0.841
0.834
0.780
0.849
0.837
0.474
0.704
0.661
0.738
rtabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Kesimpulan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
90 Lanjutan Lampiran 3 : Validitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Coca-Cola Atribut
Responden
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
3
4
3
3
5
5
4
3
4
38
2
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
35
3
4
5
5
4
3
5
4
4
3
3
40
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
5
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
22
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
7
4
2
3
4
4
5
4
4
3
3
36
8
3
2
4
4
4
4
3
3
4
3
34
9
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
41
10
4
2
4
4
3
4
4
5
2
4
36
11
3
3
4
4
3
5
3
3
3
2
33
12
4
2
5
2
3
5
5
4
4
2
36
13
4
5
5
4
4
5
5
4
4
4
44
14
3
2
4
3
4
5
5
3
3
3
35
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
16
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
33
17
2
2
3
3
3
4
4
3
3
2
29
18
1
1
4
2
3
5
4
3
3
1
27
19
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
37
20
3
3
4
3
3
5
3
4
4
2
34
21
3
2
4
3
4
5
3
3
4
2
33
22
3
4
4
4
5
5
3
4
4
4
40
23
2
1
4
2
2
5
5
4
4
1
30
24
2
2
3
3
3
3
3
3
3
1
26
25
2
2
4
3
4
4
3
2
3
2
29
26
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
37
27
3
2
4
3
4
4
4
4
4
3
35
28
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
37
29
3
3
5
4
4
5
4
5
4
3
40
30
4
2
4
3
3
4
5
4
2
2
33
JUMLAH
94
81
117
100
102
130
115
108
101
82
rxy
0.739
0.707
0.656
0.704
0.550
0.547
0.482
0.733
0.515
0.760
rtabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Kesimpulan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
91 Lampiran 4 : Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Pocari Sweat
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT
Statistics for SCALE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean 38.7333
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Mean
Std Dev
Cases
4.1333 4.2333 4.1333 4.2667 3.2333 3.9667 3.3333 3.9667 3.6000 3.8667
0.6814 0.6789 0.7761 0.6397 0.7739 0.7649 1.1547 0.7184 0.7240 0.7303
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Variance 17.2368
Std Dev 4.1517
N of Variables 10
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
(A L P H A)
30.0
0.7226
Kesimpulan : α > 0,7 ( acceptable )
N of Items = 10
92 Lanjutan Lampiran 4 : Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek ProSweat
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT
Statistics for SCALE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean 31.9375
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Mean
Std Dev
Cases
3.0000 3.7500 3.3750 3.3125 3.0625 3.3750 3.0000 2.8125 3.2500 3.0000
0.8165 0.6831 0.6191 1.1383 1.2894 0.8851 0.8165 0.9106 0.8563 0.7303
16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0
Variance 34.5958
Std Dev 5.8818
N of Variables 10
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
16.0
0.8535
Kesimpulan : α > 0,8 ( good )
(A L P H A)
N of Items = 10
93 Lanjutan Lampiran 4 : Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Mizone
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT
Statistics for SCALE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean 38.2381
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Mean
Std Dev
Cases
3.5238 3.9524 3.9048 3.6667 4.1429 3.9048 3.9048 3.7619 3.9524 3.5238
0.9808 0.8047 0.8891 1.0646 0.8536 0.9437 1.0911 1.0443 0.9735 1.0305
21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0
Variance 57.1905
Std Dev 7.5624
N of Variables 10
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
(A L P H A)
21.0
0.9277
Kesimpulan : α > 0,9 ( excellent )
N of Items = 10
94 Lanjutan Lampiran 4 : Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Aqua
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT
Statistics for SCALE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean 40.0000
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Mean
Std Dev
Cases
3.7667 4.3000 4.4667 4.2667 4.3000 4.6000 3.5000 3.7333 3.8667 3.2000
0.6261 0.7497 0.6814 0.6397 0.7022 0.5632 0.7311 0.6397 0.6814 0.7611
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Variance 24.7586
Std Dev 4.9758
N of Variables 10
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
(A L P H A)
30.0
0.9035
Kesimpulan : α > 0,9 ( excellent )
N of Items = 10
95 Lanjutan Lampiran 4 : Reliabilitas Uji Awal (Perceived Quality) Merek Coca-Cola
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT ATRIBUT
Statistics for SCALE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean 34.3333
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Mean
Std Dev
Cases
3.1333 2.7000 3.9000 3.3333 3.4000 4.3333 3.8333 3.6000 3.3667 2.7333
0.8193 0.9879 0.6074 0.7112 0.7240 0.7112 0.7915 0.7240 0.6687 0.9072
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Variance 24.3678
Std Dev 4.9364
N of Variables 10
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
0.8388
Kesimpulan : α > 0,8 ( good )
(A L P H A)
N of Items = 10
96 Lampiran 5 : Uji Cochran asosiasi-asosiasi Pocari Sweat Tahap 9 : Semua asosiasi, kecuali asosiasi 8, 5, 10, 9, 7, 2, 1 dan 3 Asosiasi
Responden 1
2
3
4
5
Total 6
7
8
9
10
Kuadrat Total
1
1
1
2
2
1
1
2
4 4
3
1
1
2
4
4
1
1
2
4
5
1
1
2
4
6
1
1
2
4
7
1
1
2
4
8
0
1
1
1
9
0
1
1
1
10
1
1
2
4
11
1
1
2
4
12
1
1
2
4
13
1
1
2
4
14
0
1
1
1
15
1
1
2
4
16
0
1
1
1
17
0
1
1
1
18
1
1
2
4
19
1
1
2
4
20
1
1
2
4
21
1
1
2
4
22
1
1
2
4
23
1
1
2
4
24
1
1
2
4
25
1
1
2
4
26
1
1
2
4
27
1
1
2
4
28
1
1
2
4
29
1
1
2
4
30
0
1
1
1
31
1
1
2
4
32
1
1
2
4
33
1
1
2
4
34
1
0
1
1
35
1
1
2
4
36
1
1
2
4
37
1
1
2
4
38
1
1
2
4
39
1
1
2
4
40
1
1
2
4
41
1
1
2
4
42
1
0
1
1
43
1
0
1
1
44
1
1
2
4
45
1
1
2
4
46
1
1
2
4
47
1
1
2
4
48
1
1
2
4
49
1
1
2
4
50
1
1
2
4
51
0
0
0
0
52
1
0
1
1
53
1
1
2
4
54
0
1
1
1
55
1
0
1
1
97 56
1
1
2
4
57
1
1
2
4
58
0
1
1
1
59
1
1
2
4
60
0
1
1
1
61
1
1
2
4
62
1
1
2
4
63
1
1
2
4
64
1
1
2
4
65
1
0
1
1
66
1
1
2
4
67
1
1
2
4
68
1
1
2
4
69
1
1
2
4
70
1
1
2
4
71
1
0
1
1
72
1
1
2
4
73
1
1
2
4
74
1
1
2
4
75
1
1
2
4
76
0
1
1
1
77
1
1
2
4
78
1
1
2
4
79
0
1
1
1
80
1
1
2
4
81
1
1
2
4
82
1
1
2
4
83
1
1
2
4
84
1
1
2
4
85
1
1
2
4
86
1
0
1
1
87
1
1
2
4
88
1
1
2
4
89
1
1
2
4
90
0
1
1
1
91
0
1
1
1
92
1
1
2
4
93
1
1
2
4
94
1
1
2
4
95
1
1
2
4
96
1
1
2
4
97
1
1
2
4
98
1
1
2
4
99
1
1
2
4
100
1
0
1
1
101
1
1
2
4
102
1
1
2
4
103
1
1
2
4
104
1
1
2
4
105
1
1
2
4
106
1
1
2
4
107
1
1
2
4
108
1
1
2
4
109
1
1
2
4
110
1
1
2
4
111
1
1
2
4
112
1
1
2
4
113
1
1
2
4
114
1
1
2
4
115
0
1
1
1
98 116
1
1
2
4
117
1
0
1
1
118
1
0
1
1
119
0
1
1
1
120
1
0
1
1
121
1
1
2
4
122
1
0
1
1
123
1
1
2
4
124
1
0
1
1
125
1
1
2
4
126
1
1
2
4
127
1
1
2
4
128
1
1
2
4
129
1
1
2
4
130
1
1
2
4
131
1
1
2
4
132
1
1
2
4
133
1
1
2
4
134
1
1
2
4
135
1
1
2
4
136
1
1
2
4
137
1
1
2
4
138
1
1
2
4
139
1
0
1
1
140
1
1
2
4
141
1
1
2
4
142
1
1
2
4
143
1
1
2
4
144
1
1
2
4
145
1
1
2
4
146
1
1
2
4
147
0
0
0
0
148
1
1
2
4
149
1
1
2
4
150
1
1
2
4
151
1
1
2
4
152
1
1
2
4
153
1
1
2
4
154
1
1
2
4
155
1
1
2
4
156
1
0
1
1
157
1
1
2
4
158
1
1
2
4
159
1
1
2
4
160
1
1
2
4
161
1
1
2
4
162
1
1
2
4
163
1
1
2
4
164
1
0
1
1
165
1
1
2
4
166
1
1
2
4
167
1
1
2
4
168
0
1
1
1
169
1
1
2
4
170
1
1
2
4
171
1
1
2
4
172
1
1
2
4
173
1
1
2
4
174
1
1
2
4
175
1
1
2
4
99 176
0
1
1
1
177
1
1
2
4
178
1
1
2
4
179
1
1
2
4
180
1
1
2
4
181
1
0
1
1
182
1
1
2
4
183
1
1
2
4
184
1
0
1
1
185
1
1
2
4
186
1
1
2
4
187
1
1
2
4
188
1
1
2
4
189
1
0
1
1
190
1
1
2
4
191
1
1
2
4
192
1
1
2
4
193
1
1
2
4
194
1
1
2
4
195
1
1
2
4
196
1
1
2
4
197
1
1
2
4
198
1
1
2
4
199
1
1
2
4
200 Jumlah Kuadrat Jumlah
1 181
1 178
2
4
359
681
32761
31684
64445
Nilai Cochran : C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
db = 1 ; α = 0,05
χ 2 tabel = 3,841 Q < χ 2 tabel (terima Ho)
=
2 (1) (64445) − (1) (128881) = 0,243 718 − 681
100 Lampiran 6 : Uji Cochran asosiasi-asosiasi ProSweat Tahap 9 : Semua asosiasi, kecuali asosiasi 8, 6, 10, 3, 5, 7, 9 dan 2 Asosiasi
Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
Kuadrat Total
10
1
0
1
1
1
2
1
1
2
4
3
0
1
1
1
4
0
1
1
1
5
1
1
2
4
6
1
1
2
4
7
1
1
2
4
8
0
0
0
0
9
1
1
2
4
10
1
0
1
1
11
0
1
1
1
12
1
1
2
4
13
0
1
1
1
14
1
1
2
4
15
1
1
2
4
16
0
0
0
0
17
1
0
1
1
18
0
1
1
1
19
1
1
2
4
20
0
1
1
1
21
0
1
1
1
22
1
1
2
4
23
1
1
2
4
24
1
1
2
4
25
1
1
2
4
26
1
0
1
1
27
1
1
2
4
28
1
1
2
4
29
1
1
2
4
30
1
1
2
4
31
1
1
2
4
32
1
1
2
4
33
1
1
2
4
34
0
1
1
1
35
1
1
2
4
36
1
1
2
4
37
1
1
2
4
38
1
1
2
4
39
0
1
1
1
40
1
1
2
4
41
0
1
1
1
42
1
1
2
4
43
0
1
1
1
44
0
1
1
1
45
1
0
1
1
46
1
1
2
4
47
1
1
2
4
48
1
1
2
4
49
1
1
2
4
50
1
1
2
4
51
1
1
2
4
52
1
1
2
4
53 Jumlah
1 38
1 47
2
4 153
Kuadrat Jumlah
1444
2209
85 3653
101 Nilai Cochran :
C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
db = 1 ; α = 0,05
χ 2 tabel = 3,841 Q > χ 2 tabel (tolak Ho)
=
2 (1) (3653) − (1) (7225) = 4,765 170 − 153
102 Lampiran 7 : Uji Cochran asosiasi-asosiasi Mizone Tahap 7 : Semua asosiasi, kecuali asosiasi 8, 10, 7, 9, 3 dan 5 Asosiasi
Responden 3
4
5
Total 6
7
8
9
10
Kuadrat Total
1
2
1
1
1
0
1
3
9
2
1
1
1
1
4
16
3
1
1
0
1
3
9
4
0
1
1
1
3
9
5
1
1
0
0
2
4
6
1
1
1
1
4
16
7
1
1
0
1
3
9
8
1
1
1
1
4
16
9
1
1
0
1
3
9
10
1
1
1
1
4
16
11
1
1
0
1
3
9
12
1
1
0
1
3
9
13
1
1
1
1
4
16
14
1
1
1
1
4
16
15
1
1
1
1
4
16
16
1
0
1
1
3
9
17
1
1
1
1
4
16
18
0
1
1
1
3
9
19
1
1
1
1
4
16
20
1
1
1
1
4
16
21
1
0
1
1
3
9
22
1
1
1
1
4
16
23
1
1
1
1
4
16
24
1
1
1
0
3
9
25
1
1
1
1
4
16
26
1
1
1
1
4
16
27
1
1
1
1
4
16
28
1
1
1
1
4
16
29
1
1
1
1
4
16
30
1
1
1
1
4
16
31
1
1
1
1
4
16
32
1
1
1
1
4
16
33
1
1
1
1
4
16
34
1
1
1
0
3
9
35
1
1
1
1
4
16
36
1
1
1
1
4
16
37
1
0
0
0
1
1
38
0
0
1
1
2
4
39
1
1
1
1
4
16
40
1
0
1
1
3
9
41
0
0
1
0
1
1
42
1
0
1
0
2
4
43
1
1
1
0
3
9
44
0
1
1
1
3
9
45
1
1
1
1
4
16
46
1
0
1
1
3
9
47
1
1
1
1
4
16
48
1
1
1
1
4
16
49
1
1
1
1
4
16
50
1
1
0
0
2
4
51
1
0
1
1
3
9
52
1
1
1
0
3
9
53
1
1
1
1
4
16
54
1
1
1
1
4
16
103 55
0
0
1
1
2
4
56
1
1
1
1
4
16
57
1
0
1
0
2
4
58
1
1
0
1
3
9
59
1
1
1
0
3
9
60
1
1
1
1
4
16
61
1
1
1
1
4
16
62
1
1
1
1
4
16
63
1
1
1
1
4
16
64
1
1
1
1
4
16
65
1
1
1
1
4
16
66
1
1
1
1
4
16
67
1
0
1
0
2
4
68
1
1
1
1
4
16
69
1
0
1
0
2
4
70
1
1
1
1
4
16
71
1
1
1
1
4
16
72
0
1
1
1
3
9
73
1
1
1
1
4
16
74
1
1
1
1
4
16
75
1
1
1
1
4
16
76
1
1
0
1
3
9
77
1
1
1
1
4
16
78
1
1
1
1
4
16
79
1
1
1
1
4
16
80
1
1
1
1
4
16
81
1
0
0
0
1
1
82
1
1
1
0
3
9
83
1
0
1
0
2
4
84
1
1
1
1
4
16
85
1
1
1
1
4
16
86
1
1
1
1
4
16
87
1
1
1
1
4
16
88
1
1
1
1
4
16
89
1
1
1
1
4
16
90
1
1
1
1
4
16
91
1
1
1
1
4
16
92
1
1
0
0
2
4
93
1
0
1
1
3
9
94
1
1
1
1
4
16
95
1
1
1
1
4
16
96
1
1
1
0
3
9
97
1
1
1
1
4
16
98
1
1
0
1
3
9
99
0
1
1
1
3
9
100
1
1
1
1
4
16
101
1
1
1
0
3
9
102
1
1
1
1
4
16
103
0
1
1
1
3
9
104
1
1
1
1
4
16
105
1
1
1
0
3
9
106
1
1
1
1
4
16
107
1
1
1
1
4
16
108
1
1
0
1
3
9
109
1
1
1
1
4
16
110
1
1
1
1
4
16
111
1
1
1
0
3
9
112
1
0
1
1
3
9
113
1
1
1
1
4
16
114
1
0
1
1
3
9
104 115
1
1
1
1
4
16
116
1
1
1
1
4
16
117
1
1
1
1
4
16
118
1
1
1
1
4
16
119
1
1
0
0
2
4
120
1
1
1
1
4
16
121
1
1
1
1
4
16
122
1
0
1
1
3
9
123
0
1
1
1
3
9
124
1
1
1
1
4
16
125
1
1
1
1
4
16
126
1
1
1
1
4
16
127
1
1
1
1
4
16
128
1
1
1
1
4
16
129
1
1
1
1
4
16
130
1
1
1
1
4
16
131
0
1
1
1
3
9
132
1
1
1
1
4
16
133
1
1
1
1
4
16
134 Jumlah Kuadrat Jumlah
1 123
1 115
1 118
1 112
4
16
468
1708
15129
13225
13924
12544
54822
Nilai Cochran :
C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
db = 3 ; α = 0,05
χ 2 tabel = 7,815 Q < χ 2 tabel (terima Ho)
=
4 (3) (54822) − (3) (219024) = 4,829 1872 − 1708
105
Lampiran 8 : Uji Cochran asosiasi-asosiasi Aqua Tahap 9 : Semua asosiasi, kecuali asosiasi 10, 8, 9, 7, 2, 1, 6 dan 3 Total
Kuadrat Total
1
2
4
1
2
4
1
1
2
4
4
1
1
2
4
5
1
1
2
4
6
1
1
2
4
7
1
1
2
4
8
1
1
2
4
9
1
1
2
4
10
1
1
2
4
11
1
1
2
4
12
1
1
2
4
13
1
1
2
4
14
1
1
2
4
15
1
1
2
4
16
1
1
2
4
17
1
1
2
4
18
1
1
2
4
19
1
1
2
4
20
1
1
2
4
21
1
1
2
4
22
1
1
2
4
23
1
1
2
4
24
1
1
2
4
25
1
1
2
4
26
1
1
2
4
27
1
1
2
4
28
1
1
2
4
29
1
1
2
4
30
1
1
2
4
31
1
1
2
4
32
1
1
2
4
33
1
0
1
1
34
1
1
2
4
35
1
0
1
1
36
1
1
2
4
37
1
1
2
4
38
1
1
2
4
39
1
1
2
4
40
1
1
2
4
41
1
1
2
4
42
1
1
2
4
43
1
1
2
4
44
1
1
2
4
45
1
1
2
4
46
1
1
2
4
47
1
0
1
1
48
1
1
2
4
49
1
1
2
4
50
1
1
2
4
51
1
1
2
4
52
1
0
1
1
53
1
0
1
1
54
0
1
1
1
Asosiasi
Responden 1
2
3
4
5
1
1
2
1
3
6
7
8
9
10
106 55
1
1
2
4
56
1
1
2
4
57
1
1
2
4
58
1
0
1
1
59
1
1
2
4
60
1
1
2
4
61
1
1
2
4
62
1
1
2
4
63
1
1
2
4
64
1
0
1
1
65
1
0
1
1
66
1
1
2
4
67
1
0
1
1
68
1
1
2
4
69
1
0
1
1
70
1
1
2
4
71
1
1
2
4
72
1
1
2
4
73
1
1
2
4
74
1
1
2
4
75
1
1
2
4
76
1
1
2
4
77
1
1
2
4
78
1
1
2
4
79
1
1
2
4
80
1
1
2
4
81
1
1
2
4
82
1
1
2
4
83
1
1
2
4
84
1
1
2
4
85
1
1
2
4
86
1
1
2
4
87
1
1
2
4
88
1
0
1
1
89
1
1
2
4
90
1
1
2
4
91
1
1
2
4
92
1
1
2
4
93
1
1
2
4
94
1
1
2
4
95
1
1
2
4
96
1
1
2
4
97
1
1
2
4
98
1
1
2
4
99
1
1
2
4
100
1
0
1
1
101
1
1
2
4
102
1
1
2
4
103
1
1
2
4
104
1
1
2
4
105
1
1
2
4
106
1
1
2
4
107
1
1
2
4
108
1
1
2
4
109
1
1
2
4
110
1
1
2
4
111
1
1
2
4
112
1
1
2
4
113
1
1
2
4
114
0
1
1
1
107 115
1
1
2
4
116
1
1
2
4
117
1
0
1
1
118
1
1
2
4
119
0
1
1
1
120
1
1
2
4
121
1
1
2
4
122
1
1
2
4
123
1
1
2
4
124
1
1
2
4
125
1
1
2
4
126
0
1
1
1
127
1
1
2
4
128
1
1
2
4
129
1
1
2
4
130
1
1
2
4
131
1
1
2
4
132
1
1
2
4
133
1
1
2
4
134
1
1
2
4
135
1
1
2
4
136
1
1
2
4
137
1
1
2
4
138
1
1
2
4
139
1
1
2
4
140
1
1
2
4
141
1
1
2
4
142
1
1
2
4
143
1
1
2
4
144
1
1
2
4
145
1
0
1
1
146
1
1
2
4
147
0
1
1
1
148
0
1
1
1
149
0
1
1
1
150
1
1
2
4
151
1
1
2
4
152
1
1
2
4
153
0
1
1
1
154
0
1
1
1
155
1
1
2
4
156
0
1
1
1
157
1
1
2
4
158
0
1
1
1
159
1
1
2
4
160
1
1
2
4
161
0
1
1
1
162
1
1
2
4
163
1
1
2
4
164
1
1
2
4
165
1
1
2
4
166
1
1
2
4
167
1
1
2
4
168
1
1
2
4
169
0
1
1
1
170
1
1
2
4
171
1
1
2
4
172
1
1
2
4
173
0
1
1
1
174
0
1
1
1
108 175
0
1
1
1
176
1
1
2
4
177
1
1
2
4
178
1
1
2
4
179
0
1
1
1
180
1
1
2
4
181
1
1
2
4
182
0
1
1
1
183
1
1
2
4
184
0
1
1
1
185
0
1
1
1
186
0
1
1
1
187
1
1
2
4
188
1
1
2
4
189
1
1
2
4
190
1
1
2
4
191
1
1
2
4
192
1
1
2
4
193
1
1
2
4
194
1
1
2
4
195
1
1
2
4
196
1
0
1
1
197
0
1
1
1
198
0
1
1
1
199
0
1
1
1
200 Jumlah
0 175
1 185
1
1 680
Kuadrat Jumlah
30625
34225
360 64850
Nilai Cochran :
C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
db = 1 ; α = 0,05
χ 2 tabel = 3,841 Q < χ 2 tabel (terima Ho)
=
2 (1) (64850) − (1) (129600) = 2,500 720 − 680
109 Lampiran 9 : Uji Cochran asosiasi-asosiasi Coca-Cola Tahap 9 : Semua asosiasi, kecuali asosiasi 7, 9, 4, 10, 5, 3, 8 dan 6 Asosiasi
Responden
Total
Kuadrat Total
1
2
4
1
2
4
1
1
2
4
4
1
1
2
4
5
1
1
2
4
6
1
1
2
4
7
1
1
2
4
8
1
1
2
4
9
1
1
2
4
10
0
0
0
0
11
1
1
2
4
12
1
1
2
4
13
0
0
0
0
14
0
1
1
1
15
1
1
2
4
16
0
1
1
1
17
1
1
2
4
18
0
0
0
0
19
1
1
2
4
20
0
1
1
1
21
1
1
2
4
22
1
1
2
4
23
1
1
2
4
24
1
1
2
4
25
1
1
2
4
26
0
1
1
1
27
1
1
2
4
28
1
1
2
4
29
1
1
2
4
30
1
1
2
4
31
1
0
1
1
32
1
1
2
4
33
1
0
1
1
34
1
1
2
4
35
0
1
1
1
36
1
1
2
4
37
1
1
2
4
38
1
1
2
4
39
0
1
1
1
40
0
1
1
1
41
1
1
2
4
42
0
0
0
0
43
1
1
2
4
44
1
0
1
1
45
1
1
2
4
46
1
1
2
4
47
1
1
2
4
48
1
1
2
4
49
1
1
2
4
50
1
1
2
4
51
0
1
1
1
52
1
1
2
4
53
1
0
1
1
54
1
1
2
4
55
0
1
1
1
1
2
1
1
2
1
3
3
4
5
6
7
8
9
10
110 56
1
1
2
4
57
1
1
2
4
58
0
0
0
0
59
1
1
2
4
60
1
1
2
4
61
1
0
1
1
62
1
1
2
4
63
1
1
2
4
64
1
1
2
4
65
1
1
2
4
66
1
1
2
4
67
1
1
2
4
68
1
1
2
4
69
1
1
2
4
70
1
1
2
4
71
0
1
1
1
72
1
1
2
4
73
0
1
1
1
74
1
1
2
4
75
1
1
2
4
76
1
1
2
4
77
1
1
2
4
78
1
1
2
4
79
1
1
2
4
80
1
1
2
4
81
1
0
1
1
82
0
0
0
0
83
1
1
2
4
84
1
1
2
4
85
1
1
2
4
86
1
1
2
4
87
1
1
2
4
88
1
1
2
4
89
1
1
2
4
90
1
1
2
4
91
1
1
2
4
92
1
1
2
4
93
1
1
2
4
94
1
1
2
4
95
1
1
2
4
96
1
1
2
4
97
1
1
2
4
98
1
1
2
4
99
1
1
2
4
100
1
1
2
4
101
1
0
1
1
102
1
1
2
4
103
0
1
1
1
104
1
1
2
4
105
1
1
2
4
106
1
1
2
4
107
1
1
2
4
108
1
1
2
4
109
1
1
2
4
110
0
1
1
1
111
0
1
1
1
112
0
1
1
1
113
1
1
2
4
114
0
0
0
0
115
1
1
2
4
111 116
1
1
2
4
117
1
1
2
4
118
1
1
2
4
119
1
1
2
4
120
1
1
2
4
121
1
1
2
4
122
1
0
1
1
123
1
1
2
4
124
0
1
1
1
125
1
1
2
4
126
1
0
1
1
127
1
1
2
4
128
1
0
1
1
129
0
1
1
1
130
1
1
2
4
131
1
1
2
4
132
1
1
2
4
133
1
1
2
4
134
0
1
1
1
135
1
1
2
4
136
1
1
2
4
137
1
1
2
4
138
1
1
2
4
139
1
1
2
4
140
1
1
2
4
141
1
1
2
4
142
1
1
2
4
143
1
1
2
4
144
1
0
1
1
145
1
1
2
4
146
1
1
2
4
147
1
1
2
4
148
0
1
1
1
149
1
1
2
4
150
0
1
1
1
151
1
0
1
1
152
1
1
2
4
153
1
0
1
1
154
1
1
2
4
155
1
1
2
4
156
1
1
2
4
157
1
1
2
4
158
1
1
2
4
159
0
1
1
1
160
1
1
2
4
161
1
1
2
4
162
1
1
2
4
163
1
0
1
1
164
0
1
1
1
165
1
1
2
4
166
1
1
2
4
167
1
1
2
4
168
1
1
2
4
169
1
0
1
1
170
1
1
2
4
171
1
1
2
4
172
1
1
2
4
173
1
1
2
4
174
1
1
2
4
175
1
1
2
4
112 176
1
1
2
4
177
1
1
2
4
178
0
1
1
1
179
1
1
2
4
180
1
1
2
4
181
1
1
2
4
182
1
1
2
4
183
0
1
1
1
184
1
1
2
4
185
1
1
2
4
186
1
1
2
4
187
1
1
2
4
188
1
1
2
4
189
1
1
2
4
190
1
1
2
4
191
1
1
2
4
192
1
1
2
4
193
1
1
2
4
194
1
1
2
4
195
1
1
2
4
196
1
1
2
4
197
1
1
2
4
198
1
1
2
4
199
1
0
1
1
200 Jumlah
1 169
1 177
2
4
346
652
Kuadrat Jumlah
28561
31329
59890
Nilai Cochran :
C (C − 1)ΣC j − (C − 1) N 2 2
Q=
CN − ΣRi
2
db = 1 ; α = 0,05
χ 2 tabel = 3,841 Q < χ 2 tabel (terima Ho)
=
2 (1) (59890) − (1) (119716) = 1,600 692 − 652