76
ANALISIS PENGARUH IKLAN EDUKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT (VERSI JKT48)
ALBERT Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia
[email protected]
Abstract The purpose of the research to see whether this ad is an ad that is effective in marketing by using EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication), while also using multiple regression analysis to see if this ad is able to convey an educational message (Transfer Knowledge) to their customers. Types of research conducted by distributing questionnaires to a sample of 50 respondents. Sampling technique with purposive sampling. The results of the EPIC model of stating that the variable Impact is the most dominant factor of 4.16. Hypothesis testing using multiple regression analysis with SPSS vers . 17.0. This study qualifies the validity, reliability, normality, multicollinearity, and regression analysis of test results obtained heterokedasitas R value of 0.568, indicating that the relationship between the decision to purchase a fifth independent variable is high, and from the ANOVA test (t test) of the five variables states that education variable has a appropriate level of significance and can influence purchasing decisions. Keywords : Purchase Decision , Advertising , EPIC , Education
1. PENDAHULUAN Kategori makanan dan minuman tergolong paling banyak mengeluarkan anggaran besar dalam iklan, khusus minuman isotonik nilai pasarnya bertumbuh sebesar 15-20 persen. Saat ini, sektor bisnis minuman diramaikan oleh persaingan kategori minuman isotonik. Pocari Sweat merupakan pioneer dalam sector minuman isotonik ini. Namun ketika pasar mulai besar, satu persatu pemain masuk ke dalam pasar. Dalam situasi tersebut iklan mempunyai peranan yang sangat penting ditambah lagi penggunaan endorser artis/band terkenal. Namun belakangan ini kebanyakan produsen-produsen produk consumer goods melakukan transfer knowledge atau yang sering kita kenal adalah Edukasi Pasar (SWA 25, 2005, p.16). Seperti yang dilakukan oleh Pocari Sweat selain beriklan dengan penggunaan girlband JKT 48 tetapi juga melakukan edukasi melalui
77
pesan-pesan dan kegiatan yang mendidik konsumennya. Berdasarkan keterangan diatas maka selain strategi iklan dengan penggunaan endorser yang tepat diperlukan juga edukasi agar konsumen sendiri dapat terdidik menjadi konsumen yang pintar (smarter buyer), oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Iklan Edukasi Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocari Sweat versi JKT 48. 1.1 PERMASALAHAN Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana efektifitas iklan Pocari Sweat versi JKT 48 dengan menggunakan EPIC Model ? 2. Bagaimana pengaruh edukasi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat versi JKT 48 ? 3. Bagaimana pengaruh empathy, persuasion, impact, dan communication terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat versi JKT 48 ? 1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini : 1. Untuk mengetahui efektifitas iklan dari minuman isotonik Pocari Sweat versi JKT 48 terhadap keputusan pembelian. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari edukasi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat versi JKT 48. 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai empathy, persuasion, impact, dan communication terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat versi JKT 48. 2. LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Periklanan Periklanan adalah penggunaan media untuk memberitahukan kepada konsumen tentang sesuatu dan mengajak mereka melakukan sesuatu. Dari mata seorang konsumen, iklan merupakan suatu sumber informasi atau hanya suatu bentuk hiburan. Sedangkan pandangan sosial iklan adalah suatu bentuk jasa suatu kelompok masyarakat. Secara umum iklan membantu menjelaskan akan suatu
78
produk, sedangkan bagi perusahaan itu sendiri iklan merupakan suatu alat pemasar yang sangat penting bagi perusahaan.\ 2.2 Tujuan Periklanan Tujuan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Iklan Informatif (InformatifAdvertising) Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. 2. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising) Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa. 3. Iklan Pengingat (Reminding Advertising) Iklan yang dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasakembali. 4. Iklan Penguatan (Reinforcement Advertising) Iklan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 2.3 Jenis-Jenis Periklanan Djaslim Saladin (2002:133) menggolongkan jenis-jenis periklanan menjadi 2 kriteria, yaitu : a. Berdasarkan Manfaat 1. Intitutional Advertising, yaitu periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang 2. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merek tertentu dalam jangka panjang. 3. Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan jasa dan peristiwa. 4. Sales Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus b. Berdasarkan Klasifikasi 1. National Advertising, yaitu periklanan yang dilaksanakan oleh produsen dari suatu barang industri maupun barang konsumsi yang disebarkan secara nasional maupun regional. 2. Local Advertising, yaitu periklanan yang dibatasi oleh lingkungan geografis. 3. Consumers Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mencapai manufacture lain yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan..
79
4. Industrial Advertising, yaitu periklanan untuk mencapai manufaktur lain yang dapat digunakan produk yang telah di iklankan. 5. Primary Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mempromosikan produk, tanpa menonjolkan merek penjualannya. 6. Selective Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk membangkitkan selektif secara jelas, menyebutkan dan mengulangi nama merek dari produk tersebut. 2.4 Ciri-Ciri Khas Periklanan Menurut Djaslim Saladin (2003:133), terdapat 4 ciri-ciri khas Periklanan (Advertising), yaitu: 1. Penyajian Dimuka Umum (Public Presentation) Iklan merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat bersifat umum. 2. Penyerapan Menyeluruh (Pervasiveness) Iklan merupakan medium yang diserap secara menyeluruh dan memungkinkan pihak perusahaan untuk menanggulangi pesaingnya. 3. Daya Ungkap Yang Kuat (Expresivenes) Iklan memberikan peluang untuk menampilkan perusahaan serta produknya dengan cara yang mengesankan dengan penggunaan secukupnya, bunyi dan warna secara cerdas. 4. Kurang Kepribadian (Impresonality) Iklan senantiasa bersifat umum, daya meyakinkan dan mengungkapkan masih kurang. 2.5 Strategi Periklanan Menurut Kotler (2005:277) dalam membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut 5 M. 1. Apa tujuan periklanan ? (Mission) 2. Berapa dana yang digunakan ? (Money) 3. Apakah pesan yang ingin disampaikan ? (Message) 4. Apakah media yang akan digunakan ? (Media) 5. Bagaimanakah mengevaluasi hasilnya ? (Measurement) 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Iklan Kelebihan dari periklanan adalah adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain pesan yang kreatif dan daya tarik. Kekurangan periklanan adalah tidak terjadinya
80
interaksi secara langsung dengan pembeli, pengiklan tidak melihat langsung keadaan dan kondisi dari konsumen. Disamping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi tertentu. 2.7 Hubungan Pelaksanaan Periklanan Dengan Keputusan Pembelian Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan pemasaran adalah bagaimana perusahaan tersebut mampu menarik perhatian konsumen dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai produk yang ditawarkan agar konsumen menjadi tertarik. Salah satu cara untuk memberikan informasi tersebut adalah melalui iklan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kotler (2005:235). “Untuk
menampilkan
suatu
pesan
yang
mampu
membujuk,
mampu
membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan memerlukan daya tarik bagi konsumen sasaran. Daya tarik advertising sangatlah penting agar sasaran tersebut memiliki minat untuk membeli”. 2.8 Pengukuran Efektifitas Iklan (EPIC Model) Untuk mengukur efektivitas sebuah iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model. EPIC model sendiri dikembangkan oleh AC. Nielsen. Berikut dimensi EPIC model : Dimensi Empati (Empathy) Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik dari suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi Persuasi (Persuasion) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi Dampak (Impact) Dimensi dampak (Impact) menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak
81
(impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Dimensi Komunikasi (Communication) Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. 2.9 Pengertian Edukasi Pasar (Transfer Knowledge) Suatu strategi pemasaran yang kuat, yang membangun kepercayaan dan kredibilitas menggunakan pesan edukasi. Strategi pemasaran tersebut adalah kebalikan dari pemasaran tradisional, yang menggunakan pesan berbasis penjualan. Edukasi pasar semakin banyak dipraktekkan dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan konsumen akan iklan. Keuntungan dari edukasi pasar ini adalah kosumen tidak hanya melihatnya sebagai usaha pemasaran, tetapi konsumen secara langsung juga akan merasakan nilai yang nyata untuk menjadi seorang pembeli yang lebih pintar (smarter buyer). Sekarang masyarakat lebih tertarik pada fakta-fakta dan informasi penting yang membantu mereka dalam mengambil keputusan membeli yang lebih baik daripada mendengarkan rayuan penjualan. Edukasi pasar berarti disamping menjual, seorang pemasar juga mendidik. Pemasar dapat berperan sebagai konsultan yang mendidik konsumen aktual atau konsumen potensial mengenai masalah yang mereka hadapi dan menyediakan solusi untuk mengatasinya (Ryder, 2005). 2.10 Konsep Hirarki Efek (Hierarchy Of Effects) Hierarki Model Efek diciptakan pada tahun 1961 oleh Robert J Lavidge dan Gary A Steiner. Kesadaran (Awareness) Pelanggan menjadi sadar akan produk melalui iklan. Ini adalah langkah yang menantang, tidak ada jaminan bahwa pelanggan akan menyadari merek produk setelah mereka melihat iklan tersebut.
82
Pengetahuan (Knowledge) Pelanggan mulai mendapatkan pengetahuan tentang produk misalnya melalui penasihat internet, ritel dan kemasan produk. Konsumen akan cepat pindah ke merek pesaing jika mereka tidak mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Kesukaan (Liking) Sebagai judul menyatakan, langkah ini adalah untuk memastikan bahwa pelanggan menyukai produk Anda. Sebagai pengiklan fitur apa yang dapat Anda mempromosikan untuk mendorong pelanggan untuk menyukai produk Anda? Preferensi (Preference) Konsumen mungkin ingin lebih dari satu merek produk dan bisa berakhir membeli salah satu dari mereka. Pada tahap ini akan pengiklan ingin konsumen untuk memutuskan sambungan dari produk saingan dan fokus pada produk tertentu mereka. Keyakinan (Conviction) Tahap ini adalah tentang menciptakan keinginan pelanggan untuk membeli produk. Pengiklan dapat mendorong keyakinan dengan memungkinkan konsumen untuk menguji atau sampel produk. Membeli (Purchase) Setelah berjalan melalui tahapan di atas, pengiklan ingin pelanggan untuk membeli produk mereka. Tahap ini harus sederhana dan mudah, jika pelanggan akan mendapatkan muak dan pergi tanpa pembelian. 2.11 Penelitian Terdahulu Menurut Angelia Sumampouw (2010) yang berjudul “Efektivitas Iklan Televisi Produk Aqua dengan Menggunakan Metode EPIC model dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua di Kota Manado” menyimpulkan bahwa 70,2% keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh variable emphaty, persuasion, impact, dan communicatin sedangkan 29,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi lapangan. Menurut Dr. Sugiyono (2008), studi lapangan adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
83
maupun kecil, tapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. 3.2 Variabel Penelitian Tindakan digunakan dalam analisis dimana efektivitas iklan diukur dengan tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dan indikator-indikator yang dipakai dalam penelitian ini adalah empati, persuasi, dampak, dan komunikasi dengan parameter riset EPIC, kemudian variabel edukasi sebagai variabel yang digunakan untuk melihat pengaruhnya pada variabel dependen. 3.3 Ukuran Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi yang dipakai adalah masyarakat di kota Palembang karena ukuran populasinya tidak terbatas dan tidak diketahui kondisi riil dari jumlah penduduk di kota Palembang. Menurut Likert sampel diambil paling sedikit 30, 50,75, 100 atau kelipatannya (Ridwan, 2008 ; 45), maka dalam penelitian ini diambil sebanyak 50 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n = 30). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sampling). 3.4 Jenis Data Penelitian a. Data primer, yaitu data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden. b. Data sekunder, berkaitan dengan penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah mengambil data dan informasi yang telah diolah oleh pihak lain melalui internet, buku referensi, dan jurnal sebagai panduan untuk menunjang kegiatan penelitian ini. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang sesuai dengan klasifikasi sampel penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data Alat bantu analisis yang digunakan adalah program aplikasi statistik yaitu software SPSS (Statistic For Products and Services Solution) for Windows ver 17. Beberapa uji dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
84
3.7 Uji Validitas Uji reliabilitas yaitu suatu pengujian yang dilakukan untuk meneliti sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan untuk menguji keandalan variabel tersebut dengan menghasilkan nilai Realibility Coefisien (Alpha) > 0,6 berarti tingkat kesalahan pengukuran rendah sehingga dapat dikatakan reliabel atau handal. 3.8 Uji Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dengan metode grafik adalah dengan cara melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual, kemudian menggunakan Nonparametric Test dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig, bila nilai Asymp. Sig tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut berdistribusi normal. 3.8.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel (Ghozali, 2005). Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta menganalisis matrix korelasi variabel-variabel bebas. 3.8.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2005). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardiized (Ghozali,2000). 3.8.4 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui atau menganalisa pengaruh hubungan variabel tak bebas dengan satu atau lebih variabel bebas. Model hubungan variabel yang akan dianalisa sesuai dengan persamaan regresi :
85
Y = a + bX1+ bX2 + bX3 + bX4 + bX5 Dimana : Y = Keputusan Pembelian
X2 = Empathy
a = Konstanta
X3 = Persuasion
b = Koefisien regresi
X4 = Impact
X1 = Edukasi
X5 = Communication
3.8.5 Tabulasi sederhana Data yang diperoleh diolah kebentuk persentase. Analisis ini digunakan untuk mengolah data kuesioner bagian I, yaitu kuesioner identitas diri.
Dimana :
=
100%
∑
P
= Presentase responden yang memilih kategori tertentu
Fi
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑
= Banyaknya jumlah responden
3.8.6 Analisis Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobot dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus :
Dimana : x
= Rata-rata berbobot
fi
= Frekuensi
wi
= Bobot
=
∑
∑
.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Yang Dikumpulkan Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk menilai korelasi yang menunjukkan nilai r hitung > r tabel untuk semua variabel dan item dapat dikatakan valid.
86
Tabel 4.1 Uji Validitas R tabel
Pernyataan R hitung Empathy E1 0,618 E2 0,538 E3 0,590 Persuasion P1 0,689 P2 0,693 P3 0,762 Impact IM 1 0,518 IM 2 0,433 IM 3 0,789 Communication C1 0,631 C2 0,705 Sumber : Data primer yang telah diolah
Keterangan
0,351 0,351 0,351
Valid Valid Valid
0,351 0,351 0,351
Valid Valid Valid
0,351 0,351 0,351
Valid Valid Valid
0,351 0,351
Valid Valid
Berdasarkan hasil 11 pernyataan dari EPIC masing-masing R hitung > R tabel dan dapat dikatakan bahwa alat ukur valid. Uji Reliabilitas
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Data Kuesioner Nilai Cronbach Alpha Nilai Cronbach Alpha Hitung Standard E1 0,621 0,6 E2 0,697 0,6 E3 0,622 0,6 P1 0,699 0,6 P2 0,613 0,6 P3 0,620 0,6 IM1 0,606 0,6 IM2 0,615 0,6 IM3 0,612 0,6 C1 0,603 0,6 C2 0,708 0,6 Sumber : Data primer yang diolah
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
87
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Data Nilai Cronbach Alpha Total Nilai Cronbach Alpha Standard 0,652 0,6 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa r alpha bertanda postiif dan lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,652 dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,6. Dengan demikian setiap pernyataan untuk semua kategori yang sudah valid adalah reliabel atau handal. 4.2 Deskripsi Responden Tabel 4.4 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Pria 23 46 % Wanita 27 54 % Total 50 100 % Sumber : Data primer yang telah diolah
Usia
Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Usia Jumlah Persentase (%) 17-25 tahun 29 58% 26-35 tahun
17
34%
36-45 tahun
4
8%
50
100%
Total Sumber : data primer yang telah diolah
Tabel 4.6 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
SMA
25
50%
Diploma
4
8%
Sarjana
9
18%
Lainnya
12
24%
Total
50
100%
Sumber ; Data primer yang telah diolah
88
4.3 Analisis Data Dari sejumlah kuesioner yang telah dijawab dan diuji maka diperoleh data, setiap data diuraikan dalam bentuk tabel yang mencerimkan setiap variabel. 1. Empathy (Empati) Tabel 4.7 Faktor Empathy terhadap iklan Pocari Sweat versi “JKT 48” Atribut
Bobot
Empathy 1
Empathy 2
Empathy 3
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
1
Tidak Setuju
2
5
6
10
Netral
3
2
12
24
Setuju
4
24
22
15
Sangat Setuju
5
18
9
-
50
50
50
Total
Sumber : data primer yang telah diolah 2. Persuasion (Persuasi) Tabel 4.8 Faktor Persuasion terhadap iklan Pocari Sweat versi “JKT 48” Atribut
Bobot
Persuasion 1
Persuasion 2
Persuasion 3
Sangat Tidak Setuju
1
-
-
-
Tidak Setuju
2
6
-
7
Netral
3
16
7
5
Setuju
4
21
27
24
Sangat Setuju
5
7
16
14
50
50
50
Total
Sumber : data primer yang telah diolah 3. Impact (Dampak)
89
Tabel 4.9 Faktor Impact terhadap iklan Pocari Sweat versi “JKT 48” Atribut
Bobot
Impact 1
Impact 2
Impact 3
Sangat Tidak Setuju
1
-
-
-
Tidak Setuju
2
-
1
-
Netral
3
7
7
10
Setuju
4
21
29
25
Sangat Setuju
5
22
13
15
50
50
50
Total
Sumber : data primer yang telah diolah 4. Communication (Komunikasi) Tabel 4.10 Faktor Communication terhadap iklan Pocari Sweat versi “JKT 48” Atribut
Bobot
Communication 1
Communication 2
Sangat Tidak Setuju
1
-
13
Tidak Setuju
2
-
25
Netral
3
8
12
Setuju
4
29
-
Sangat Setuju
5
13
-
50
50
Total
Sumber : data primer yang telah diolah Berdasarkan analisis dengan metode EPIC model didapatkan bahwa efektifitas iklan Pocari Sweat Versi JKT 48 termasuk dalam kategori iklan yang efektif, hal ini terlihat dari hasil analisis masing-masing variabel yaitu sebesar 3,58, 3,88, 4,16, dan 3,04 seperti yang terlihat di gambar 1.3(Terlampir). Ternyata faktor Impact yang paling dominan diantara faktor lainnya. Perusahaan sudah berhasil memberikan dampak yang positif bagi konsumen dan dapat mempertahankan atau meningkatkan faktor yang dominan ini dalam upaya mempertahankan efektifitas iklan.
90
4.4 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Gambar 1.4 :
Gambar 1.5
Grafik Normal Probability
Histogram
Sumber : data yang telah diolah Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tabel 4.11 Uji Kolmogorov Smirnov Test
Dari uji Kolmogorov Smirnov Test menunjukkan nilai Asymp. Sig dari masingmasing variabel > 0,05, dengan demikian bahwa dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
91
2. Uji Multikolinearitas Tabel 4.12 Collinearity Statistics
Tabel 4.12 terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10%, yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%.
3. Uji Heteroskedastisitas Gambar 1.6 Grafik Scatterplot
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
92
4. Analisis Regresi Berganda Hasil SPSS untuk regresi berganda yang menganalisis pengaruh iklan edukasi terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat versi “JKT 48” adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Persamaan Regresi Berganda dan Uji t
Berikut ini merupakan persamaan regresi berganda yang berdasarkan pada tabel 4.14 adalah sebagai berikut : Y = 10,467 + 0,197X1 + 0,126X2 – 0,168X3 + 0,71X4 - 0,74X5 Dimana : Y : Keputusan Pembelian X3 : Persuasion X1 : Edukasi Pasar X4 : Impact X2 : Empathy X5: Communication Pernyataan dari hasil analisis regresi : X1 mendapatkan nilai sebesar 0,197 yang berarti koefisien variabel X1 dari edukasi apabila ditingkatkan dalam satu-satuan, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,197 dengan catatan variabel lain tetap (Ceteris Paribus). X2 mendapatkan nilai sebesar 0,126 yang berarti koefisien variabel X2 dari empathy apabila ditingkatkan dalam satu-satuan, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,126 dengan catatan variabel lain tetap (Ceteris Paribus). X3 mendapatkan nilai sebesar -0,168 yang berarti koefisien variabel X3 dari persuasion apabila ditingkatkan dalam satu-satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami penurunan sebesar 0,168 dengan catatan variabel lain tetap (Ceteris Paribus).
93
X4 mendapatkan nilai sebesar 0,71 yang berarti koefisien variabel X4 dari impact apabila ditingkatkan dalam satu-satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,71 dengan catatan variabel lain tetap (Ceteris Paribus). X5 mendapatkan nilai sebesar -0,74 yang berarti koefisien variabel X5 dari communication apabila ditingkatkan dalam satu-satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami penurunan sebesar 0,74 dengan catatan variabel lain tetap (Ceteris Paribus). Uji t : Berdasarkan dari uji t, didapatkan : a.) T hitung Edukasi pasar 2,659 dengan tingkat signifikansi 0,009, dapat dikatakan edukasi pasar signifikan mempengaruhi keputusan pembelian (0,009 < 0,050), dan nilai t hitung > t tabel ( 2,659 > 2,008) ini berarti menjawab H2 yang menyatakan adanya pengaruh signifikan edukasi terhadap keputusan pembelian. b.) T hitung empathy sebesar 0,941 dengan tingkat signifikansi 0,352, dapat dikatakan empathy tidak signifikan mempengaruhi keputusan pembelian (0,352 > 0,050). c.) T hitung persuasion sebesar -1,350 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,184, dapat dikatakan tidak signifikan mempenaruhi keputusan pembelian. (0,184 > 0,050). d.) T hitung impact sebesar 0,429 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,670, dapat dikatakan tidak signifikan mempengaruhi keputusan pembelian. (0,670 > 0,050). e.) T hitung variabel communication sebesar -0,335 dengan tingkat signifikansi 0,740, dapat dikatakan tidak signifikan mempengaruhi keputusan pembelian (0,740 > 0,050). f.) Nilai konstanta pada akhir sebesar 10,467 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model akan menaikkan keputusan pembelian.
94
Tabel 4.15 Anova dan Uji F
Dari uji Anova atau uji F, didapatkan F hitung adalah 2,585 dengan tingkat signifikansi 0,004 dimana tingkat signifikansi tersebut jauh lebih rendah dari 0,5, maka model regresi ini juga dapat dipakai untuk memprediksi variabel keputusan pembelian. Tabel 4.16 Model Summary
a.) Angka R sebesar 0,568 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara keputusan pembelian dengan kelima variabel independen adalah tinggi (>0,5). b.) Angka R2 (R Square) adalah 0,371 atau 37,1% menunjukkan variabel dependent (keputusan pembelian) dapat dijelaskan oleh variasi kelima variabel bebas. Sedangkan sisanya sebesar 62,9% dijelaskan oleh sebab lainnya.
5. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Adapun kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini, beberapa kelemahan sebagai berikut : 1. Beberapa item pernyataan dalam kuesioner penelitian terutama pada variabel empathy dan keputusan pembelian belum tepat dan belum menjelaskan nilai dari variabel itu sendiri.
95
2. Dalam penyebaran kuesioner belum menggunakan media atau sarana (seperti laptop) untuk menampilkan iklannya sehingga membuat konsumen harus mengingat-ingat iklan Pocari Sweat versi JKT 48 itu sendiri. 3. Jumlah responden belum bisa menggambarkan kondisi riil yang sesungguhnya. Setelah melihat kelemahan dalam penelitian ini, maka ditarik simpulan dan saran yang digunakan
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut : 5.1 Simpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya didapatkan 2 (dua) simpulan, adalah sebagai berikut : 1. Dari EPIC Model Dari hasil analisis dengan menggunakan EPIC Model berdasarkan keempat variabel EPIC yaitu Empathy, Persuasion, Impact dan Communication, maka efektifitas iklan dari keempat variabel didapatkan hasil bahwa variabel Impact menjadi variabel yang paling dominan diantara variabel lainnya. Perusahaan dapat mempertahankan faktor yang dominan ini dalam upaya mempertahankan efektifitas iklannya. 2. Dari Analisis Regresi Berganda Analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel edukasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian produk minuman isotonik Pocari Sweat dengan versi “JKT 48”. Sedangkan variabel dari empathy, persuasion, impact dan communication tidak berpengaruh secara signifikan dan positif. Kemudian berdasarkan pada pengujian dengan melakukan uji t dan uji F menyatakan bahwa variabel edukasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan dan dari kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka adapun beberapa saran-saran yang sekiranya bermanfaat untuk penelitian dimasa yang akan datang, yaitu : 1. Beberapa indikator dalam penelitian yang kurang lengkap sehingga untuk penelitian yang selanjutnya untuk diperhatikan indikator-indikator dalam penelitian pada saat penyebaran kuesioner.
96
2. Sebagai peneliti sebaiknya lebih menjelaskan kaitan yang lebih lengkap antara hubungan iklan dan edukasi agar pembaca lebih mengetahui dan dapat memahami lebih jelas mengenai penelitian ini dan pembaca mendapatkan pengetahuan baru. 3. Komunikasi (communication) merupakan variabel yang sangat penting dalam proses periklanan dengan menggunakan pesan edukasi, maka dari itu komunikasi yang baik dapat membantu agar pesan yang ingin disampaikan dalam iklan dapat tepat sasaran pada konsumen yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA Bram Farola Yudi. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan dan Penerbitan PT Rambang dengan Menggunakan metode EPIC model. Jurnal dan Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Palembang Charles W. Lamb dan Joseph F. Hair dan Carl Mc Daniel. 2001. Pemasaran Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakrta Durianto Darmadi. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Djaslim Saladin. 2003. Intisari Pemasaran Dan Unsur-Unsur Pemasaran (3rd ed). Linda Karya. Bandung. Effendy. 2003. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung Frey David. 2003. Education-Based Marketing. Kotler Philip 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2. Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Lee Monle dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global Edisi Pertama. Penerbit Prenada. Jakarta. Majalah SWA. 2005 Ridwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Penerbit Alfa Beta. Bandung Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfa Beta. Bandung Suhandang Kustadi. 2005. Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi. Cetakan Perdana. Penerbit Nuansa. Bandung. Tjiptono Fandy. 2008 Strategi Pemasaran. PT ANDI Offset. Yogyakarta.
97
LAMPIRAN