Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
ANALISIS BRAND EQUITY DELI TV DALAM INDUSTRI PENYIARAN TELEVISI SWASTA Okky Putra Barus¹, A. Rahim Matondang², Saib Suwilo³ ¹Alumni Magister Manajemen SPs USU ²Dosen Magister Manajemen SPs USU ³Dosen Magister Manajemen SPs USU
Abstract Competition in the highly competitive television industry today as if it requires the actors to improve competitiveness in order to gain audience share and advertising great. One way to achieve this is to have the brand equity (brand equity) is strong, because the quality of the program is very easy and quickly imitated by competitors. The study aims to measure brand equity elements comprising Deli TV brand awareness (brand awareness), brand association (brand associations) that make up the brand image (brand image), perceived quality (perceived quality), and brand loyalty (loyalty brand). The research methodology was qualitative and descriptive, which describes research on the public perception of the brand equity Medan Deli TV. The sampling method used is probality sampling with the proportionate stratified random sampling technique. Data obtained by distributing questionnaires to 150 respondents. The data used in this study is primary data derived from questionnaires to respondents and interviews with the company, as well as secondary data obtained from the company profiles, library research, and the Internet. The results showed that brand awareness results Deli brand TV to get the position of top of mind, from the brand association then formed the brand image of the young boy tv, tv station that helps indie bands, the songs are in the present is always up to date, event on water packaged in attractive, multi-segment television stations, and TV stations which gives up to date information (local and national), from the analysis of perceived quality in the can that the attributes that exist on TV Deli located on both range and very good, and from the analysis of brand loyalty note that indicates the level of committed buyer loyalty that bad, but, only up to the switcher group showed a range of scales poorly. While the group liking the brand, satisfied buyers and habitual buyers have a range of scales up well enough. Keywords : Brand Equity, Brand Awareness, Brand Associations, Brand Image, Perceived Quality, Loyalty Brand.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
Pendahuluan Latar Belakang Masalah Stasiun televisi adalah stasiun penyiaran yang menyebarkan siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama ke televisi penerima di wilayah tertentu. Stasiun televisi terbagi kedalam beberapa jenis yaitu stasiun televise komersial dan stasiun televisi non komersial, stasiun televisi publik, lokal dan nasional. Sebagai media komunikasi, televisi memiliki beberapa kekuatan karena dapat menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan, cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi yang paling mutakhir dan mudah dimengerti, juga memberikan bentuk hiburan yang murah dan mudah diperoleh. Persaingan stasiun televisi saat ini semakin ketat, sehingga pengelola media televisi itu harus benar-benar memahami dan mengenali ekspektasi atau apa yang diinginkan para pemirsa. Para pengelola stasiun televisi harus berusaha melakukan berbagai perbaikan yang terus berkembang baik dari segi teknologi audio ataupun kualitas tayangan. Persaingan yang semakin ketat akan menimbulkan suatu kompetisi untuk meraih simpati dari para pemirsa. Oleh karena itu para pengelola stasiun televisi mulai melancarkan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian dari para pendengarnya terlebih dari sisi pemasaran yang akan memberikan dampak bagi kelancaran merebut perhatian pemirsa. Menurut Kasali (2005), pemasaran merupakan salah satu kegiatan operasional yang penting dalam suatu perusahaan. Pemasaran diartikan sebagai sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pelanggan atau pembeli. Kegiatan pemasaran mencakup suatu proses dari pencarian informasi kebutuhan konsumen sampai pada jalinan hubungan pertukaran barang atau jasa yang pada akhirnya diharapkan pencapaian kepuasan baik dipihak konsumen maupun di pihak produsen. Seiring persaingan yang ketat menuntut organisasi atau perusahaan untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif, disinilah peran sebuah brand atau merek karena dalam kondisi yang sangat kompetitif merek akan membantu pihak eksternal perusahaan dalam membedakan antara produk dan jasa antara satu dan lainnya. Terdapat beberapa manfaat dari merek yang kuat yaitu dapat membangun loyalitas yang akan mendorong bisnis berulang kembali, merek yang kuat akan memungkinkan tercapainya harga premium dan akhirnya memberikan laba yang tinggi. Kesadaran merek menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau pembuka untuk masuk kedalam elemen lainnya, jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa equitas mereknya juga rendah. Menurut Kasali (2005) sebuah merek yang mapan akan memberikan kredibilitas untuk sebuah produk baru. Merek yang kuat akan membantu perusahaan dalam melakukan perluasan pangsa pasar dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Merek yang berkesinambungan menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu bagi strategi pemasaran. Secara internal, merek yang kuat akan memberikan kejernihan fokus internal dan eksekusi
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
merek. Merek yang kuat umumnya memberikan pemahaman pada karyawan tentang posisi merek tersebut dan apa yang dibutuhkan untuk menopang reputasi atau janji yang diberikan merek tersebut. Merek yang kuat juga memberikan kejelasan arah strategi karena setiap anggota organisasi mengtahui posisinya dan bagaimana cara menghidupkanya dimata pelanggan. Manfaat lain yang diperoleh dari merek yang kuat yaitu memungkinkan perusahaan untuk menarik calon karyawan yang terbaik dan memberikan kepuasan bagi para karyawannya. PT. Deli Media Televisi merupakan TV lokal pertama yang ada di Medan. Kepemilikan saham dari Deli TV yang dulunya dimiliki oleh pengusaha lokal, kini telah diakusisi oleh MNC Media dan berafiliasi dengan Sindo TV yang merupakan TV jaringan yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Oleh karena memiliki konten lokal yang kuat, maka Deli TV mengambil positioning sebagai TV sumber referensi Sumatera Utara. Keberadaan TV nasional yang memonopoli industri televisi mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara TV lokal dan TV nasional. Oleh karena itu berdasarkan UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, maka setiap stasiun TV wajib menerapkan sistim TV jaringan. Dengan diterapkannya peraturan tersebut, maka seluruh TV nasional harus mempersiapkan diri untuk memasuki pasar-pasar daerah dan membangun TV jaringan di daerah tersebut. Selain itu, persaingan akan semakin dipadati oleh pengusaha industri TV lokal di masing masing daerah. Deli TV selaku TV jaringan di Medan-Sumatera Utara perlu untuk mengevaluasi ulang kekuatan Brand, sebagai persiapan untuk menghadapi masuknya brand TV jaringan lain ke kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian dari
lembaga survei media dan pemasaran terkemuka di dunia yakni AC Nielsen pada tahun 2013 menyampaikan bahwa Deli TV memiliki channel share sebesar 1.788.000 juta jiwa yang artinya 21,99% dari channel share yang berjumlah 8.127.709. Sebagai informasi tambahan, bahwa Deli TV memiliki coverage area meliputi Medan, Binjai, Deli Serdang, Asahan, Langkat, Sibolangit, Tebing Tinggi, Simalungun, dan Tanjung Balai. Dengan bantuan online survey tools yang disediakan oleh https://www.surveytools.com, penulis mensurvei kepada 150 responden yang tersebar di Medan untuk mengetahui tanggapan mereka mengena i brand Deli TV. Dalam survey tersebut ternyata RCTI terpilih sebagai merk yang paling melekat di benak responden ( top of mind) ketika mereka berpikir mengenai saluran televisi. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat bahwa channel share deli TV masih sangat rendah, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk : a. Menemukan dan Menganalisis faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya channel share Deli TV. b. Merencanakan kebijakan peningkatan brand equity yang harus dilakukan Deli TV untuk meningkatkan channel share dan menaikkan rating TV.
Tujuan Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan tercapai tujuan penelitian sebagai berikut : a. Mengetahui awareness,
posisi menganalisis
brand brand
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
association, perceived quality dan brand loyalty yang menyebabkan rendahnya channel share Deli TV. b. Merumuskan strategi yang dapat ditempuh oleh Deli TV guna meningkatkan channel share. c. Mengusulkan strategi yang dapat diterapkan.
Manfaat Penelitian a. Memberi masukan pada pihak manajemen Deli TV dalam merumuskan strategi agar perusahaan dapat menentukan kebijakan yang harus diambil guna meningkatkan channel share. b. Bagi penulis, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan. c. Bagi program studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Fokus penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup : a. Faktor-faktor yang mempengaruhi brand equity Deli TV, terdiri dari :(a) brand awareness, (b) brand association, (c) perceived quality, (d) brand loyalty. b. Wilayah penelitian yang akan dikaji yaitu Medan.
Tinjauan Teoritis Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan satu merek nama dan simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan ataupun pada pelanggan. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Brand awareness menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Peran brand awareness terhadap brand equity yang dapat dipahami dengan membahas bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai. Asosiasi Merek (Brand Association) Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesankesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya. Kesan Kualitas (Perceived Quality) Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Kesetiaan Merek (Brand Loyalty) Brand loyalty merupakan suatu ukuran keterikatan pelanggan kepada sebuah merek. Loyalitas merek akan memberikan gambaran mengenai mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut didapati
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
adanya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain. Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan yang berarti pula jaminan perolelan laba perusahaan dimasa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walau dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek yang masuk dalam kategori ini berarti merek me reka memiliki brand equity yang kuat.
Brand Loyalty (X4)
Hipotesis Penelitian 1. Secara simultan hubungan yang signifikan antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty dengan variabel keputusan pemilihan channel Deli TV. 2. Secara parsiala da hubungan yang signifikan antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty dengan variabel keputusan pemilihan channel Deli TV. METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian Merek Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Kerangka Konseptual Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana telah diuraikan serta kajian terhadap berbagai literatur sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat dalam kerangka konseptual pada Gambar 1 Brand Awareness (X1)
Brand Association (X2)
Brand Equity Deli TV (Y)
Perceived Quality (X3)
Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang meneliti ada atau tidak yang meneliti ada atau tidaknya hubungan antara variable -variabel independen, yaitu produk, harga, distribusi, promosi, dan pelayanan terhadap variable dependen dalam hal ini keputusan pemilihan Deli TV oleh pemirsa sehingga dapat dipergunakan sebagai salah satu faktor dalam keputusan menjalankan strategi branding. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Medan. Waktu penelitian direncanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari bulan Mei hingga Juli 2013. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemirsa Deli TV yang dipilih secara acak yang berada di kota Medan. Ukuran sampel pada dasarnya ditentukan oleh derajat keseragaman populasi, tingkat
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
presisi yang diinginkan serta jumlah variabel yang diteliti, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden . Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, kuisioner dan studi literature. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi berganda, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan uji simultan dan uji parsial.
Coefficients (Constant)
-8.985
.000
X1
.672
12.958
.000
X2
.106
1.324
.189
X3
.094
1.182
.240
X4
.132
1.950
.054
Sumber : Data diolah (2014) Berdasarkan tabel tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan regresi bentuk Standardized Coefficients diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 0.672X1 + 0.106X2 + 0.094X3 + 0.132X4 Dimana :
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
X1 = Brand awareness
ANALISIS
X2 = Brand association
Hasil Pengujian Analisis Deskriptif
X3 = Perceived quality
Hasil pengujian analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel brand awareness cukup tinggi, dengan nilai indeks rata-rata sebesar 78,2, brand association berada di level menengah dengan nilai indeks rata-rata sebesar 43,67, perceived quality berada pada level menengah dengan nilai indeks rata-rata sebesar 50,2, brand loyalty berada dalam kategori menengah dengan nilai indeks rata-rata sebesar 64,067, brand equity berada di level menengah dengan indeks rata-rata sebesar 57.
X4 = Brand loyalty
Hasil Pengujian Analisis Multivariat Tabel 1. Hasil Uji Regresi Berganda Model
Standardized
t
Sig
Y = Brand equity
Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel.2 Koefisien Determinasi (R²) Model R R Square Adjusted Std Error of R Square the estimate Dubin-Watson 1 .983 .966 .964 .45109 .704
Sumber : Data diolah (2014) Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,964. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 96, 4% brand equity dipengaruhi oleh variasi dari keempat variabel independen, yaitu brand awareness (X1), brand association (X2), perceived quality
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
(X3), dan brand loyalty (X4) Sedangkam sisanya sebesar 3,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti. Pengujian Hipotesis Tabel .4 Hasil Uji t Model
unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients 1(Constant) -3.684 .410 -8.985 X1 .803 .062 -.672 12.958 X2 .125 .095 .106 1.324 X3 .132 .112 .094 1.182 X4 .106 .054 .132 1.950
Sig .000 .000 .189 .240 .054
Sumber : Data diolah (2014) Dari tabel uji t diatas dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut : Brand Awareness Hasil pengujian regresi untuk variabel brand awareness terhadap brand equity menunjukkan nilai t hitung = 12,958 dengan nilai signifikansi 0. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis dapat diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel brand awareness terhadap brand equity. Brand Association Hasil pengujian regresi untuk variabel brand association terhadap brand equity menunjukkan nilai t hitung = 1,324 dengan nilai signifikansi 0.189. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Dengan demikian tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel brand association terhadap brand equity. Perceived Quality
Hasil pengujian regresi untuk variabel perceived quality terhadap brand equity menunjukkan nilai t hitung = 1,182 dengan nilai signifikansi 0.240. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Dengan demikian tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel perceived quality terhadap brand equity. Brand Loyalty Hasil pengujian regresi untuk variabel brand loyalty terhadap brand equity menunjukkan nilai t hitung = 1,950 dengan nilai signifikansi 0.054. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Dengan demikian tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel brand loyalty terhadap brand equity. Analisis Brand Awareness Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu ketegori produk tertentu. Dalam analisis brand awareness terbagi menjadi berdasarkan tingkatan yaitu top of mind, brand recall, brand recognition, dan unware brand. Dalam penelitian ini merek atau brand Deli TV mendapat penilaian yang baik dari para pemirsa Deli TV. Analisis Brand Association Brand association adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Setelah ke 10 asosiasi tersebut terbukti keandalanya, asosiasi tersebut kemudian di uji dengan menggunakan uji cochran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
asosiasi - asosiasi tersebut yang terdapat pada merek Deli TV menunjukan bahwa dari 10 asosiasi yang ada pada kuesioner terbentuk menjadi 6 asosiasi ini terjadi karena kesan yang pertama kali atau melekat pada benak konsumen tentang gambaran Deli TV dan menjadikan brand image pada Deli TV. Analisis Perceived Quality Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat empat atribut yang memiliki rentang skala sangat baik (4,205,00) yaitu atribut pencarian frekuensi Deli TV, atribut mendukung band-band indie untuk maju, atribut Memberikan sugesti yang positif terhadap pemirsa dan atribut ketepatan waktu penyajian acara. Selain memiliki empat atribut sangat baik dapat disimpulkan Deli TV juga memiliki delapan atribut yang tergolong baik, delapan atribut tersebut yaitu atribut acara yang disajikan, atribut kualitas suara saat siaran, atribut kualitas presenter saat membawakan acara, atribut kualitas siaran pada saat perubahan cuaca, atribut kreativitas yang saat membawakan acara, atribut pelayanan presenter terhadap pemirsa pada saat acara on air, atribut pengunaan tata bahasa pada saat acara on air dan atribut jangkauan pemancar. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rataan tertinggi berada pada atribut memberikan sugesti yang positif terhadap pemirsa dengan rataan (4,42) sedangkan nilai rataan terendah berada pada atribut acara yang di sajikan dengan rataan (3,85). Analisis Brand Loyalty
Analisis brand loyalty dilakukan berdasarkan tingkat brand loyalty, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer. Analisis brand loyalty dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui loyalitas merek Deli TV. Analisis brand loyalty ini untuk mengukur para pemirsa yaitu swither, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer. Piramida Brand Loyalty Piramida brand loyalty merupakan piramida yang disusun berdasarkan hasil perhitungan analisis switcher, analisis habitual buyer, analisis satisfied buyer, analisis liking the brand dan analisis commitedd buyer dan piramida brand loyalty. tingkat loyalitas committed buyer yang buruk yaitu sebesar 17 persen tapi hanya sampai dengan kelompok switcher yang menunjukan rentang skala buruk yaitu sebesar 32 persen, hal ini dikarenakan para pendengar biasanya memindahkan frekuensi stasiun televisi atau acara yang sedang didengarkan telah selesai atau mencari acara pada stasiun televisi lainnya yang menurut mereka lebih menarik. Sedangkan pada kelompok liking the brand sebesar 46 persen, satisfied buyer 56 persen dan habitual buyer 21 persen memiliki rentang skala cukup hingga baik, pada satisfied buyer termasuk dalam skala baik ini dikarenakan tidak adanya keluhan pada acara dan kualitas yang diberikan stasiun Deli TV pada pemirsanya sehingga rasa kepuasan yang di dapatkan para pemirsa terpenuhi. Implikasi Manajerial Dari pembahasan yang telah dikemukakan maka diperoleh beberapa informasi yang berguna bagi PT. Deli Media Televisi dalam memperbaiki elemen-
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
elemen brand equity PT. Deli Media Televisi yang terdiri dari analisis brand awareness, analisis brand association, analisis perceived quality dan analisis brand loyalty. Dan setelah adanya analisis tersebut maka diharapkan agar PT. Deli Media Televisi dapat mempertahankan ataupun memberikan yang lebih agar brand image PT. Deli Media Televisi dapat selalu terjaga dengan baik di benak pendengarnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian terhadap PT. Deli Media Televisi dan hasil analisis kuesioner terhadap 100 responden pemirsa Deli TV, mengenai brand equity PT. Deli Media Televisi dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap brand equity adalah variabel brand awareness dengan koefisien sebesar 0,672. Selanjutnya variabel kedua adalah brand loyalty dengan koefisien variabel sebesar 0,132. Sedangkan yang ketiga adalah variabel brand association dengan koefisien variabel sebesar 0,106. Yang keempat adalah perceived quality dengan koefisien sebesar 0,094. Dengan demikian secara dominan brand awareness berpengaruh pada brand equity. b. Pada analisis brand awareness PT. Deli Media Televisi yang mencakup top of mind, brand recall, brand recognition dan brand unaware.
Untuk analisis top of mind dapat diketahui merek PT. Deli Media Televisi menempati urutan rendah dengan presentase 1%, untuk analisis brand recall diperoleh merek kisi yang dengan presentase 5% setelah merek pertama kali disebut. Untuk analisis brand recognition diketahui tidak ada yang perlu diberi bantuan dalam mengenal merek Deli TV, dan untuk analisis brand unaware, diketahui bahwa tidak ada seorangpn yang tidak mengenal merek PT. Deli Media Televisi atau lebih sering di sebut Deli TV. c. Pada analisis brand association diketahui brand imege PT. Deli Media Televisi yang terbentuk yaitu tv anak muda, tv yang membantu band -band indie, berita yang disajikan selalu up date, acara on air dikemas secara menarik, tv multi segment dan tv yang memberikan informasi yang update (lokal dan nasional). d. Pada analisis perceived quality dapat diketahui atribut-atribut PT. Deli Media Televisi berada pada rentan baik dan sangat baik. Nilai rataan tertinggi berada pada atribut Memberikan sugesti yang positif terhadap pemirsa dengan nilai 4,42 dengan rentang skala (4,20-5,00). Sedangkan rataan terendah berada pada atribut acara yang disajikan dengan nilai 3,85 dengan rentang skala (3,40-4,20). e. Pada analisis brand loyalty yang mencakup switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer, PT. Deli Media Televisi menunjukan pada
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
piramida brand loyalty tingkatan loyalitas committed buyer yang buruk. Hanya sampai dengan kelompok swither yang menunjukan rentang skala buruk, ini dikarenakan para pemirsa biasanya memindahkan chanel tv atau acara yang sedang didengarkan telah selesai atau mencari acara pada stasiun tv lainya yang menurut mereka lebih menarik. Sedangkan pada kelompok liking the brand, satisfied buyer dan habitual buyer memiliki rentang skala cukup hingga baik, pada satisfied buyer termasuk dalam skala baik ini dikarenakan tidak adanya keluhan pada acara dan kualitas yang diberikan Deli tv pada pemirsanya sehingga rasa kepuasan yang didapatkan para pendengar terpenuhi. Liking the brand juga masuk dalam skala baik, yang harus menjadi perhatian adalah pada habitual buyer yang memasuki skala cukup ini perlu ditingkatkan karena dengan meningkatnya habitual buyer maka akan meningkatkan secara otomatis commited buyer. Saran
merasa puas atas acara yang di sajikan PT. Deli Media Televisi. c. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat menyempurnakan apa yang telah diteliti pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, D.A. 1997. Manajemen BrandEquity. Mitra Utama, Jakarta. Durianto, D., Sugiarto dan T. Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Prilaku Merek. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Farra, P. 2007. Peran Penyiar Dalam Membangun Image Pada Program Acara “COOL DAY Gumilar, Y. 2005. Analisis Elemen-Elemen Brand Equity Supermarket Matahatri Market Place Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor
a. Pihak PT. Deli Media Televisi sebaiknya mempertahankan dan mengembangkan brand image yang telah dimiliki, karena hal tersebut merupakan pembeda atau ciri yang dapat menjadi keunggulan PT. Deli Media Televisi dibandingkan dengan stasiun tv lainnya.
Hermawan, Y. 2002. Ekuitas Merek The Celup dan Implikasinya Terhadap Strategi Bauran
b. Atribut-atribut yang pada rentang skala baik hendaknya dipertahankan atau bahkan ditingkatkan sehingga para pemirsa
Pratama, F. 2006. Analisis Brand Equity Pocary Sweet dalam persaingan Industri Minuman (Studi Kasus Mahasiswa di Bogor). Skripsi pada
Kasali, R. 2005. Membidik Pasar Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi 2. PT. Prenhallindo, Jakarta.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 2 Mei 2015
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rangkuti, F. 2004. The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus demgan SPSS. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono, 1999. Metode Pemnelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung Sejarah
Televisi. 2010, http//id.wikipedia.org/wiki/televisi. (15/7/2010, 20.30 WIB).
Wiryanto 2000. Teori Komunikasi Masa, Grasindo, Jakarta