Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR Novi Wahyuni1 Siska Fitrianti2 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri di Bogor. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses budidaya, besarnya biaya dan pendapatan serta kelayakan usaha pada budidaya jamur tiram putih di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri yang beralamat di Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan PKPM dilakukan mulai tanggal 14 April 2016 – 21 Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung ke lapangan (observasi), wawancara dengan pihak yang terkait dan studi kepustakaan. Budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Produk jamur tiram putih yang dihasilkan oleh P4S Cijulang Asri dipasarkan ke pedagang pengumpul dan langsung dengan persentase 60 % banding 40 %. Kapasitas kubung jamur tiram di P4S Cijulang Asri adalah 5000 baglog. Hasil penulisan menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp. 22.450.994,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 30.000.000,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp. 7.549.006,- dan R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. Kata Kunci : Jamur tiram putih, biaya, pendapatan
1
2
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pertanian BP 1301361023. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Analisis Biaya dan pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Biaya merupakan semua pengorbanan yang dilakukan untuk suatu proses produksi. Biaya yang dikeluarkan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan diperoleh. Sedangkan pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk kepada pelanggan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Komoditi jamur tiram ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Sebagai produsen penghasil jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri mempunyai gambaran yang jelas mengenai kegiatan usahanya, terutama biaya yang dikeluarkan yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterima dari penjualan jamur tiram. Sehingga untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram maka dilakukanlah analisa biaya dan pendapatan budidaya jamur tiram.
PENDAHULUAN a. Latar belakang Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pada awalnya jamur diperoleh dengan cara mengambil langsung dari alam. Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan terhadap komoditas jamur semakin meningkat. Hal ini yang menyebabkan penyediaan jamur secara alami tidak dapat lagi memenuhi permintaan. Pilihan untuk membudidayakan jamur merupakan solusi yang dapat memenuhi permintaan komoditas jamur. Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat berkhasiat sebagai antitumor serta bertindak sebagai antioksidan, antiviral, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan (Hendritomo, 2010). Peluang untuk membudidayakan jamur tiram di Indonesia masih sangat terbuka. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Diperkirakan pada tahun 2015, dengan asumsi kenaikan pasar 5% per tahun maka kebutuhan jamur untuk wilayah Indonesia akan naik menjadi 21.900 ton/tahun. Padahal kemampuan petani untuk menyediakannya baru sekitar 10.000 – 12.500 ton/tahun. Peluang ini belum termasuk permintaan terhadap produk olahan jamur tiram itu sendiri. Seperti yang diketahui, jamur tiram memiliki banyak bentuk olahan yang nilai jualnya tinggi (Piryadi, 2013).
b. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui proses budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri. 2. Menganalisis besar biaya dan pendapatan pada P4S Cijulang Asri dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. 3. Mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri ditinjau dari analisa pendapatan atas biaya.
2
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
METODE PELAKSANAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa pada Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Periode pelaksanaan PKPM dimulai pada tanggal 14 April – 21 Mei 2016. b. Ruang lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup teknik budidaya jamur tiram putih, serta jumlah biaya yang dikeluarkan, pendapatan yang diterima, tingkat keuntungan yang diperoleh dan kelayakan usaha jamur tiram putih segar pada P4S Cijulang Asri. c. Metode pengumpulan data Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yaitu dengan cara melakukan kegiatan budidaya jamur tiram putih, pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. 2. Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing lapang, ketua kelompok tani, tenaga kerja dan masyarakat sekitar tentang P4S, teknik budidaya jamur tiram putih serta pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya jamur tiram putih tersebut. 3. Studi kepustakaan yaitu mepelajari teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan budidaya jamur tiram serta aspek finansial.
a. Hasil Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cijulang Asri merupakan lembaga pelatihan petani dalam bidang pertanian khususnya budidaya jamur tiram. Saat ini P4S Cijulang Asri mewadahi 5 kelompok tani yang berada di Desa Kopo yaitu Kelompok Tani Cijulang Asri, Kelompok Tani Cijulang Asri II, Kelompok Tani Krisantum, Kelompok Tani Lamelang Bada dan Kelompok Tani Berkah Alam dengan total luas lahan kelompok 67 ha. P4S Cijulang Asri didirikan oleh Bapak Basir Baesuni, S.Pd yang saat ini juga menjabat sebagai ketua P4S. Saat ini yang menjabat sebagai sekretaris P4S adalah Bapak Wahyu Wibisana dan Bapak Zainal Arifin sebagai bendahara. P4S Cijulang Asri terdiri dari enam seksi yaitu seksi pelatihan dan magang dengan penanggung jawab Bapak Busairi Muslih, seksi wanita tani dengan penanggung jawab ibu Yaneu Ariani, seksi akomodasi dan konsumsi dengan penanggung jawab Dayat Hidayat, seksi HUTBUN dan pertanian dengan penanggung jawab Uyeh, seksi taruna tani dengan penanggung jawab Muhammad Umar dan seksi HUMAS dan promosi dengan penanggung jawab Tanjudin Sumintapura. P4S Cijulang Asri membina 5 kelompok tani yang anggotanya terdiri dari 50 orang. Kelompok Tani Cijulang Asri melakukan budidaya jamur tiram putih, Kelompok Tani Krisantum melakukan budidaya krisan, Kelompok Tani Cijulang Asri II melakukan budidaya jagung manis, ubi jalar, mentimun, wortel, dan sawi. Sedangkan Kelompok Tani Lamelang Bada melakukan budidaya ubi jalar, padi dan pisang. Selanjutnya Kelompok Tani Berkah Alam melakukan budidaya kambing. Rata-rata penerimaan P4S Cijulang Asri untuk sepuluh komoditi yang dibudidayakan adalah Rp. 425.062.000,- per tahun. Selain itu, P4S 3
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Cijulang Asri juga memiliki banyak asset.
berasal dari pohon albasiah. Serbuk gergaji tersebut tidak bergetah dan keras, sehingga cocok untuk menjadi media tanam bagi pertumbuhan jamur tiram putih yang akan dibudidayakan. Sebelum serbuk gergaji digunakan, maka dilakukan pengayakan terlebih dahulu. Kegiatan pengayakan ini bertujuan untuk mendapatkan serbuk gergaji yang halus. Pengayakan dilakukan dengan cara memasukkan serbuk gergaji pada alat pengayak yang kemudian diayak. Sisa serbuk gergaji yang kasar dibuang beserta sampahnya. b. Pencampuran bahan Komposisi campuran media tanam yang digunakan pada budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dalam satu kali proses produksi adalah sebagai berikut : Tabel 5. Komposisi media tanam
b. Pembahasan Kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih yang menjadi fokus utama di P4S Cijulang Asri meliputi persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. a). Proses Produksi Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri Proses produksi di P4S Cijulang Asri pada budidaya jamur tiram dilakukan secara bertahap. Dimana satu kali proses produksi dapat menghasilkan 500 baglog. Sehingga untuk mengisi satu kubung dilakukan sebanyak 10 kali proses produksi dengan kapasitas kubung 5000 baglog. Tujuan dilakukan proses produksi bertahap ini adalah supaya panen kontinue dan panen tidak berlimpah. Jarak antara proses produksi pertama dengan proses produksi kedua adalah 4 hari. Proses produksi pembuatan jamur tiram putih terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Proses yang dilakukan terdiri dari tahap persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Uraian kegiatan yang dilakukan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut: 1. Persiapan bibit Bibit jamur tiram putih yang digunakan pada P4S Cijulang Asri merupakan bibit F3 yang berasal dari pedagang bibit yang berada di Cijulang. Bibit jamur tiram putih yang dibeli maksimal F3, belum ditumbuhi jamur, tidak terkontaminasi, tidak ditumbuhi bakal buah, berasal dari varietas unggul, miselium merata, umur optimal diatara 45 sampai 65 hari dan bibit tidak boleh terlalu tua. 2. Persiapan media tanam jamur tiram a. Pengayakan serbuk gergaji Serbuk gergaji yang digunakan untuk budidaya jamur tiram pada P4S Cijulang Asri adalah serbuk gergaji yang
No 1 2 3 4 5
Nama bahan Serbuk gergaji Dedak Tepung jagung Kapur (CaC03) Gypsun (CaS04)
Jumlah (Kg) 300 25 3 3 3
*). Menghasilkan 500 baglog
Bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan komposisi yang tepat. Setelah itu, semua bahan tersebut dicampurkan dan kemudian diberi air hingga mencapai kadar air 55 % dapat ditandai bila dikepal tidak mengeluarkan air dan bila dibuka gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah. Proses pencampuran dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seperti sekop. c. Pengomposan Setelah semua bahan pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) dicampur, kemudian bahan dikomposkan selama satu hari. Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk campuran media tanam dan menutupnya secara rapat dengan menggunakan terpal. Hal ini bertujuan untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana sehingga campuran media tanam mudah dicerna jamur tiram.
4
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
d. Pembuatan baglog Campuran media tanam yang sudah dikomposkan selama satu hari, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik polipropile (PP) ukuran 20 x 35 x 0,05 cm. Sebelum dimasukkan campuran media tanam tersebut diaduk terlebih dahulu karena bagian luarnya sedikit lembab sedangkan bagian dalamnya basah. Media tanam yang telah dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian ditimbang dengan berat 1,5 kg per baglog. Media yang dimasukkan dipadatkan dengan menggunakan tangan. e. Sterilisasi Media tanam yang telah dibuat kemudian disterilkan dengan cara memasukkan baglog ke dalam alat pengukus (steamer). Langkah pertama yang dilakukan dalam sterilisasi ini yaitu penyusunan baglog ke dalam alat pengukus (steamer) dengan rapi. Kegiatan ini dilakukan pada suhu 800C selama 8 jam. Suhu tidak boleh lebih dari 1000C karena dapat merusak plastik baglog, namun apabila suhu dibawah 500C baglog tidak matang dengan sempurna akabitnya baglog mudah terkontaminasi. 3. Inokulasi Tahap selanjutnya yang dilakukan dalam budidaya jamur tiram adalah inokulasi. Kegiatan inokulasi dilakukan dengan cara taburan. Dimana bibit yang dibeli pada pedangang ditaburkan secara langsung pada media yang telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan inokulasi ruangan pembibitan harus disemprot terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol termasuk kaki dan tangan pelaksana untuk mematikan bibit penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jamur. Selanjutnya, persiapkan alat dan bahan seperti mengisi spritus dan menghidupkannya. Lalu semprot alkohol pada ujung botol bibit dan spatula. Setelah itu bakar spatula dan ujung botol bibit. Kemudian buka baglog dan masukkan bibit dengan menggunakan spatula. Usahakan bibit dalam baglog tersebar secara. merata. Selanjutnya,
tutup baglog dengan menggunakan cincin dan kertas koran serta ikat dengan karet. Sebelum menutup baglog panaskan kertas koran dan cincin terlebih dahulu. Susun baglog yang telah diberi bibit dengan rapi. 4. Inkubasi Baglog yang sudah diinokulasi dipindahkan dari ruangan pembibitan ke rak kubung. Untuk memudahkan pengangkutan maka baglog tersebut dimasukkan dalam keranjang yang dijadikan sebagai wadah pengangkutan. Usahakan baglog tersebut tetap berdiri, supaya miselianya cepat tumbuh. Kegiatan inkubasi ini dilakukan selama satu bulan. 5. Pemeliharaan jamur tiram Pemeliharaan jamur tiram setelah inkubasi adalah pembukaan tutup baglog yang telah berumur atau bulan, penyiraman yang dilakukan setiap hari dan pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman jamur. 6. Panen dan Pasca panen Ciri-ciri jamur yang siap panen adalah memiliki tudung yang tipis dan terbuka. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut semua rumpun jamur tiram kemudian dimasukkan dalam keranjang dan dilakukan pembersihan dan pengemasan.
Gambar 1. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung
Gambar 2. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung 5
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 di bawah ini :
b). Analisis Biaya dan Pendapatan Budidaya Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri 1. Biaya 1). Biaya Investasi Biaya invetasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala
Tabel 6. Biaya investasi atas tanah dan bangunan budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No 1 2 3 4 5
Komponen Biaya Investasi Ruang budidaya Ruang inokulasi Ruang pengomposan Ruang sterilisasi Tanah TOTAL
Luas 35 m 6m 8m 16 m 65 m
Biaya (Rp) 69.000.000 5.000.000 15.000.000 10.000.000 3.250.000 102.250.000
Tabel 7. Biaya investasi alat budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jenis Alat Sekop Terpal Pengayak Ember Selang air Timbangan 50 kg Timbangan 10 kg Pisau Box plastik Steamer Tabung gas 3 kg Keranjang Cincin bambu Spatula Hand sprayer Lampu busen Mesin vacum Rak budidaya
Satuan unit M unit unit M unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit M
Jumlah Alat 1 30 1 3 6 1 1 3 1 1 4 4 5.000 3 1 2 1 120
Jumlah
Dari Tabel 6 dan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa, Total biaya investasi untuk budidaya jamur tiram putih adalah sebesar Rp. 116.845.500,-.
Harga (Rp) 50.000 9.000 50.000 20.000 10.000 225.000 90.000 1.000 125.000 3.500.000 150.000 300.000 100 30.000 112.500 30.000 1.600.000 50.000
Pembelian Alat 50.000 270.000 50.000 60.000 60.000 225.000 90.000 3.000 125.000 3.500.000 600.000 1.200.000 500.000 90.000 112.500 60.000 1.600.000 6.000.000 14.595. 500
2). Biaya Budidaya Jamur Tiram Putih Menurut Widyatama (2013), Biaya adalah nilai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang untuk memperoleh barang atau jasa yang telah terjadi dan berguna untuk masa yang akan datang untuk 6
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba. Biaya dibedakan menjadi 2, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), Biaya tetap adalah biaya yang sebagai keseluruhan tidak berubah dengan perubahan volume produksi. Komponen biaya tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri adalah penyusutan aktiva
tetap terjadi karena berkurangnya nilai keuangan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut, biaya tenaga kerja dan sewa tanah. 1. Biaya penyusutan Berikut adalah biaya penyusutan yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) :
Tabel 8. Biaya penyusutan bangunan
1.
Ruang budidaya
69.000.000
Umur ekonomis (Tahun) 30
2.
Ruang inokulasi Ruang pengomposan Ruang sterilisasi
5.000.000
30
500.000
150.000
50.000
15.000.000
30
1.500.000
45.000
150.000
10.000.000
30
300.000
100.000
N o
3. 4.
Komponen Biaya
Biaya Investasi
Nilai Sisa (10%)
Penyusutan / Tahun
Penyusutan / Periode
6.900.000
2.070.000
690.000
1.000.000
990.000
Total Penyusutan Bangunan
Tabel 9. Biaya penyusutan alat N o 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11
Komponen Biaya Sekop Terpal Pengayak Ember Selang air Timbangan 50 kg Timbangan 10 kg Pisau Box plastik Steamer
12
Tabung gas 3 kg Keranjang
13
Cincin bambu
14
Spatula
15
Hand sprayer
16
Lampu busen
Biaya Investasi
Umur Ekonomis (Tahun)
Nilai Sisa
50.000 270.000 50.000 60.000 60.000 225.000 90.000 3.000 125.000
5 5 5 5 5 10 10 2 5
3.500.000
15
600.000
10
0 13.500 0 0 0 11.250 0 0 6.250 350.00 0 30.000
1.200.000
10
500.000
1.5
90.000
10.000 51.300 10.000 12.000 12.000 21.375 9.000 1.500 23.750
3.333 17.100 3.333 4.000 4.000 7.125 3.000 500 7.917
210.000
70.000 19.000
60.000
114.000
38.000
333.333
111.111
5
0 0
18.000
6.000
112.500
5
5.625
21.375
7.125
60.000
5
0 160.00 0 600.00 0
12.000
4.000
1.600.000 Rak budidaya
18
Penyusutan / Periode
57.000
Mesin vacum 17
Penyusutan / Tahun
6.000.000
10 10
Total Penyusutan Peralatan
144.000 540.000
48.000 180.000 533.544
7
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 Keterangan : *) alat dengan harga beli lebih dari Rp 100.000 diasumsikan memiliki nilai sisa 5% dari harga beli, sedangkan alat dengan harga beli lebih dari Rp 1.000.000 diasumsikan memiliki nilai sisa 10 % dari harga beli.
jumlah totalnya selalu berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Sesuai dengan penjelasan tersebut, yang termasuk kedalam biaya tidak tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih ini antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan). 1. Biaya Bahan Baku Dalam budidaya jamur tiram putih yang dilakukan pada P4S Cijulang Asri ini, biaya pembelian bahan yang digunakan untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah sebagai berikut :
2. Biaya Tenaga Kerja Tabel 10. Biaya tenaga kerja No Tenaga kerja (TK) 1. TK pria tetap 2. TK wanita tetap 3. TK wanita tidak tetap Total
Total (Rp) 852.000 1.425.000 150.0000 2.427.000
a. Biaya Variabel (Variable Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), biaya variabel adalah biaya yang Tabel 11. Biaya bahan baku No 1 2 3 4 5 6
Nama Bahan Serbuk gergaji Dedak Tepung jagung Kapur (CaCo3) Gypsum (CaSo4) Bibit Total Biaya
Satuan Kg Kg Kg Kg Kg Botol
Jumlah 3.000 250 30 30 30 500
Harga (Rp) 4.000 3.000 6.000 200 1.250 2.500
Biaya (Rp) 12.000.000 750.000 180.000 6.000 37.500 1.250.000 14.223.500
2. Biaya overhead pabrik Tabel 12. Biaya overhead pabrik No
Jenis Pembiayaan
Satuan
1
Plastik PP ukuran 20 x 35 x 0,05 cm Karet Tali rafia Kertas koran 7 x 12 cm Bahan bakar (gas) Alkohol 70 % Spritus Plastik kemasan PP 45 X 65 Plastik Vacum Listrik dan Air Transportasi Obat pengendalian hama dan penyakit Total Biaya
Lbr
5.000
Harga (Rp) 183
Buah M Lbr tabung L L Lbr Lbr
5.000 500 5.000 40 5 2.5 150 2.000
46 60 3.5 20.000 25.000 22.000 563 800
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
8
Jumlah
Biaya (Rp) 915.000 230.000 30.000 17.500 800.000 125.000 55.000 84.450 1.600.000 400.000 15.000 5.000 4.276.950
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
3. Total Biaya (Total Cost) Total biaya adalah hasil penjumlahan dari total biaya tidak tetap (variable cost) ditambah dengan total biaya tetap (fixed cost). Gambaran mengenai total biaya usaha budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini: Tabel 13. Total Biaya No Jenis Biaya 1 Biaya Tetap - Biaya Penyusutan Alat - Biaya Tenaga Kerja 2 Biaya Variabel - Biaya Bahan - Biaya Overhead Pabrik Jumlah
periode 5000 baglog akan menghasilkan 2500 kg jamur tiram putih. Namun tidak semua baglog menghasilkan jamur tiram putih dalam satu hari. Rata-rata jamur tiram putih yang dipanen setiap hari adalah 5 -7 kg. Jamur tiram putih hasil panen dijual secara langsung dan melalui pedagang pengumpul. Harga penjualan jamur tiram putih secara langsung yaitu Rp. 15.000,- / kg. Sedangkan jamur tiram putih yang dijual pada pedagang pengumpul harganya yaitu Rp 10.000,- / kg. Harga yang ditawarkan pedagang pengumpul tetap, meskipun harga dipasar berubah. Perbandingan penjualan jamur tiram putih secara langsung dan melalui pedagang pengumpul adalah 60 % banding 40 %. Sehingga jamur tiram putih yang dipasarkan secara tidak langsung adalah : 60% x 2.500 kg = 1.500 kg. Dan jamur tiram putih yang dipasarkan secara langsung adalah : 40 % x 2.500 kg = 1.000 kg.
Total (Rp) 1.523.544 2.427.000
14.223.500 4.276.950 22.450.994
3). Pendapatan Pendapatan diperoleh dari hasil perkalian panen jamur tiram putih dengan harga jual per kg. Satu baglog jamur tiram akan menghasilkan rata-rata 0,5 kg jamur tiram selama satu periode atau selama 4 bulan. Sehingga dalam satu
Tabel 14. Pendapatan untuk budidaya jamur tiram putih No Keterangan Penjualan Jumlah Produksi Harga per per periode (Kg) Kg (Rp) 1. Langsung 1.000 15.000 2. Pedangang pengumpul 1.500 10.000 Jumlah 2.500
15.000.000 15.000.000 30.000.000
2. Revenue/Cost Ratio :
c). Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio)
R/C ratio
1. Keuntungan : Pendapatan Biaya Keuntungan
Pendapatan (Rp)
= = =
= Rp. 30.000.000 = Rp. 22.450.994 = Rp. 7.549.006
Pendapatan/ periode Total Biaya/ periode 30.000.000 22.450.994
1,34
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh R/C ratio sebesar 1,34. R/C ratio 1,34 ini menggambarkan bahwa dengan mengeluarkan Rp. 1 akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 1,34 berarti keuntungan adalah Rp. 0,34 atau 34 %. Dari nilai R/C ratio yang diperoleh yaitu sebesar 1,34 menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih yang dilakukan P4S
Pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah Rp.30.000.000,biaya untuk satu periode adalah Rp. 22.450.994,- dan keuntungan Rp. 7.549.006,-.
9
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Cijulang Asri menguntungkan. Usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dapat dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio pendapatan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio > 1) sehingga kegiatan usaha jamur tiram putih layak karena memberikan pendapatan lebih besar dari pada pengeluarannya.
Piryadi. T. U. 2013. Bisnis Jamur Tiram. Agromedia Pustaka, Jakarta. 122 hal. Widyatama.2014. http://repository. widyatama. ac.id / xmlui/ bitstream/handle/123456789/3041/ Bab%202.pdf?sequence=7Diakses pada tanggal 21 Juli 2016.
KESIMPULAN Berdasarkan Laporan Tugas Akhir yang dibuat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Proses budidaya jamur tiram putih yang dilakukan di P4S Cijulang Asri terdiri dari beberapa tahap mulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. 2. Biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp. 22.450.994,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 30.000.000,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp. 7.549.006,3. Hasil dari analisa kelayakan usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri, maka usaha ini layak untuk dijalankan karena R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. DAFTAR PUSTAKA Hendritomo, H. I. 2010. Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat. Lily Publisher. Yogyakarta. Patarianto. P. dan Lartik. 2012. Penggunaan Analisis Biaya Variabel Dalam Pengambilan Keputusan Produksi Pada Pt. Ptj Kantor Wilayah Sidoarjo. http://www.stiemahardhika.ac.id/w p-content/uploads/2013/05 /vol10no3-2012-Pierre.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juni 2016.
10