ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA)
DISUSUN OLEH: AGUS PRIADI M
3109 106 048
DOSEN PEMBIMBING:
I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012
LATAR BELAKANG Latar Belakang : • Proyek Apartemen Gunawangsa merupakan suatu proyek konstruksi pembangunan gedung tinggi yang terletak dilokasi yang padat penduduk. Proyek ini menggunakan tiang pancang sebagai pondasinya. • Untuk mengerjakan pekerjaan pondasi pada proyek yang menggunakan tiang pancang sebagai pondasinya diperlukan suatu alat yang disebut alat pancang. • Pemilihan alternatif alat pancang pada suatu proyek konstruksi membutuhkan suatu analisa. Karena pada dasarnya setiap jenis alternatif alat pancang mempunyai karakteristik yang berbeda.
LATAR BELAKANG (Lanjutan) •Pemilihan alternatif alat pancang merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. Sehingga untuk melakukan pemilihan alternatif diperlukan suatu metode yang bisa menyertakan keduanya dalam pengukuran.
PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah : • Apa saja kriteria-kriteria pada pemilihan alternatif alat pancang. • Apa saja alternatif alat pancang yang dapat digunakan pada Proyek Apartemen Gunawangsa. • Alternatif alat pancang apa yang paling tepat pada Proyek Apartemen Gunawangsa.
BATASAN MASALAH Batasan masalah : • Objek yang dijadikan objek penelitian adalah Proyek Apartemen Gunawangsa. • Analisa pemilihan alternatif alat pancang pada Tugas Akhir ini tidak membahas tentang teknis pelaksanaan masingmasing alternatif. • Penilaiaan Skala perbandingan pada kuesioner AHP pada Tugas Akhir ini berdasarkan presepsi responden dengan panduan yang telah disediakan.
TUJUAN
1. Menentukan kriteria-kriteria yang mempengaruhi analisa pemilihan alternatif alat pancang. 2. Menentukan alternatif-alternatif alat pancang yang dapat digunakan pada Proyek Apartemen Gunawangsa. 3. Menentukan alternatif alat pancang yang paling tepat digunakan pada Proyek Apartemen Gunawangsa.
METODOLOGI
A
METODOLOGI (Lanjutan) A
Identifikasi Kriteria Pemilihan Alternatif Alat Pancang 1. Kriteria Lingkungan Kriteria ini berkaitan dengan dampak alat terhadap lingkungan sekitarnya, seperti besarnya getaran yang dihasilkan, tingkat kebisingan yang dihasilkan alat dan tingkat polusi udara yang dihasilkan alat. Kriteria ini juga mencakup tentang tingkat kepadatan pemukiman penduduk, dimana lokasi pemancangan akan dilakukan. 2. Kriteria Biaya Kriteria ini berkaitan dengan besarnya biaya dalam penggunaan suatu jenis alat tertentu, mulai dari mobilisasi alat sampai dengan biaya pemancangan tiang pancang. 3. Kriteria Daya Dukung Tiang Kriteria ini berkaitan dengan besarnya daya dukung yang dibutuhkan tiang sehingga dapat digunakan alat yang sesuai untuk mencapai daya dukung tersebut.
4. Kriteria Pengoperasian Alat Kriteria ini berkaitan dengan kemudahan dalam mengontrol penggunaan alat, resiko penggunaan alat, kemudahan dalam mobilisasi dan pengoperasian alat, kemudahan alat untuk diperbaiki ketika mengalami masalah teknis, dan kemampuan alat untuk menghadapi medan yang berat.
Identifikasi Alternatif Alat Pancang 1.Differential Acting Steam Hammer Differential Acting Steam Hammer adalah sebuah modifikasi dari Double Acting Steam Hammer. Yaitu memodifikasi tekanan uap yang digunakan untuk mengangkat dan untuk mempercepat jatuh dan turunnya ram. Ram dioperasikan dengan dua piston yaitu piston kecil dan piston besar. Piston besar beroperasi dalam silinder atas, dan piston kecil beroperasi pada piston bawah, ram diangkat dengan perbedaaan tekanan gaya gerak pada kedua piston. 2.Hydraulic Hammer Hydraulic Hammer tidak jauh berbeda dengan Double Acting Hammer dan Differential Hammer. Hydraulic Hammer beroperasi dengan menggunakan fluida hidrolik, tidak seperti hammer lain yang menggunakan uap atau kompresor udara yang masih konvensional. 3.Diesel Hammer Pemancangan pondasi Diesel Hammer adalah pemancangan dengan ram yang bergerak sendiri dengan mesin diesel tanpa diperlukan sumber daya dari luar seperti kompresor dan boiler. 4.Hydraulic Pile Driving Hydraulic Pile Driving adalah alat yang menggunakan tekanan statik yang tinggi untuk memancang tiang dalam dengan perlahan dan tanpa mengeluarkan suara. Mekanisme kerja alat ini adalah dengan memindahkan atau menarik tiang pancang, menjepitnya agar tegak, dan memberikan tekanan pada tiang tersebut sampai mencapai tanah keras.
ANALISA DATA Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dimana langkah langkahnya adalah sebagai berikut : 1.Menyusun struktur hirarki masalah Alat utama dari model Analitycal hierarchy process (AHP) adalah hierarkhi dari masalah yang diselesaikan. Pada Tugas Akhir ini akan disusun kedalam 3 level hierarki yaitu level 0 adalah tujuan, level 1 merupakan kriteria dan level 2 merupakan alternatif. 2.Membuat matriks perbandingan berpasangan. 3.Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel. 4.Setelah mengetahui bobot dari masing-masing variabel. Nilai keseluruhan dari masing-masing variabel yaitu jumlah keseluruhan dari perkalian bobot .
Perhitungan AHP a. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria b. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam sebuah matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison). c. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai jumlah kolom tersebut d. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan vector eigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris. e. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut: a.Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot b.Kalikan jumlah baris dengan bobot c.Menghitung λmaks dengan menjumlahkan hasil perkalian dibagi dengan n. d.Menghitung Indeks konsistensi e.Menghitung Rasio Konsistensi
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.Berdasarkan hasil analisa, urutan prioritas kriteria pemilihan alternatif alat pancang adalah sebagai berikut: kriteria Daya Dukung Tiang (46,74 %), kriteria Lingkungan (39,43%) , kriteria Biaya (9.25%), dan yang paling rendah adalah kriteria Pengoperasian Alat (4.58%). Sedangkan urutan prioritas alternatif alat pancang dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah Hydraulic Pile Driving (41.8%), Hydraulic Hammer (25.86%), Diffrential Acting Steam Hammer (20,08%) dan yang paling rendah adalah Diesel Hammer (12,26%). Sehingga alternatif yang paling tepat pada Proyek Apartemen Gunawangsa adalah Hydraulic Pile Driving dengan bobot sebesar 41.8%.
2.Berdasarkan analisa sensitivitas yang telah dilakukan maka penambahan dan pengurangan bobot terhadap bobot kriteria tidak mengubah jenis alternatif yang terpilih yaitu Hydraulic pile driving.
KESIMPULAN (lanjutan)
KESIMPULAN (Lanjutan)
Performance Sensitivity for nodes below: Goal: Alternatif Alat Pancang > Konsultan Pengawas (Lanjutan) (L: .500) KESIMPULAN Obj%
Alt%.60
.90 .50
.80 .70
.40
Hydraulic Pile Driving
.60 .50
.30 Hydraulic Hammer
.40
.20 Diffrential Acting Ham
.30 .20
.10
.10 .00 Lingkungan
Biaya
Pengoperasia
Daya Dukung
OVERALL
.00
Diesel Hammer
SARAN
Dari hasil pelaksanaan Tugas Akhir ini terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, antara lain yaitu: 1.Untuk lebih mudah dalam hal penerapan metode Analytical Hierarchy Process, skala penilaian sebaiknya dinilai bersama-sama oleh pihak pengambil keputusan dalam suatu rapat koordinasi. 2.Metode ini sebaiknya digunakan apabila responden merupakan orang-orang yang ahli dibidangnya sehingga tidak menghasilkan penilaian yang salah. 3.Pengambil keputusan sebaiknya didampingi dan dipandu dalam mengisi penilaian pada kuisioner, untuk menghindari terjadinya kesalahan presepsi pengambil keputusan terhadap kuesioner yang dibuat.
TERIMA KASIH